• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Sosial dalam MBS Seminar Nasional 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dinamika Sosial dalam MBS Seminar Nasional 2009"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan

Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah

oleh

(2)

PENDAHULUAN

Desentralisasi

(3)

Desentralisasi Pendidikan

Desentralisasi Pendidikan

Mutu

Efisitensi Administrasi

Pemerataan Efisiensi

(4)

Manajemen Berbasis Sekolah

MBS

Otonomi

(5)

MBS

kewenangan sekolah untuk mengatur dan

mengurus kepentingan warga sekolah

menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi warga sekolah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan

pendidikan nasional yang berlaku.

Otonomi

Sekolah

melibatkan secara langsung semua warga

sekolah (guru, siswa, kepala sekolah,

karyawan, orang tua siswa, dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu

sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional.

(6)

Karakteristik MBS

(7)

Sentralistik Vs Desentralistik

Sentralistik

•Over-regulatif

•Individualistis (tidak kolaboratif)

•Subordinatif

•Formalistis-semu

•Cenderung otoriter

•Pengambilan keputusan top-down

•Kontrol dan arahan cenderung individual sangat ketat dan kaku

•Mengutamakan individu yang cerdas daripada team kerja yang cerdas

•Menekankan pada pendelegasian sangat terbatas

•Mengutamakan pengaturan eksternal-birokratis

Desentralistik

•Satu kesatuan dalam keragaman

•Deregulatif

•Kolaboratif-tim yang cerdas

•Koordinatif

•Demokratis

•Berbasis kualitas

•Pengambilan keputusan bottom-up

•Menekankan dimensi mempengaruhi dan menfasilitasi kegiatan pendidikan

•Mengutamakan tim kerja yang cerdas

•Berani dan piawai mengelola resiko

•Menekankan pemerintah dan pemberdayaan jajaran pendidikan

•Mengutamakan motivasi dan pengembangan potensi diri

•Mengutamakan informasi terbagi kepada semua pihak

•Mengunggulkan semboyan gunakan dana seefisien mungkin

(8)

Transformasi Kelembagaan

Aspek

Regulator

Aspek

Manajemen

Aspek

(9)

Internal

Eksternal

Otonomi

dan

(10)

Problem Sekolah

perbedaan program dan evaluasi antar sekolah

pengelolaan kurikulum KTSP belum didukung oleh buku yang relevan

keterbatasan tenaga kerja yang mampu mendukung visi sekolah yang

berkualitas .

belum memiliki media pendukung pembelajaran yang memadai

variasi penggalian dana pendukung dari orangtua

perbedaan kemampuan pelayanan khusus pada siswa

perbedaan kemampuan kepala sekolah sebagai leader dan kemampuan

membangun jaringan sosial dengan pemerintah daerah dan pusat

(11)

Kondisi Sekolah Dalam Perspektif MBS

Kemampuan

Sekolah

Partisipasi

Masyarakat

Pendapatan

Masyarakat

Anggaran

Sekolah

Kepala

(12)

STRATEGI MUTU

Progam

Sekolah

(13)

DAMPAK MBS BAGI

SEKOLAH

1.

sekolah lebih kreatif, inovatif,

2.

sekolah lebih dapat

mengembangkan

program-progam secara kontekstual,

3.

sekolah lebih nyaman untuk

belajar,

4.

sekolah lebih fleksibel dalam

merancang program

ekstrakuirkuler dan mulok,

5.

sekolah lebih bersemangat

dalam peningkatan mutu

pendidikan,

(14)

DUKUNGAN DALAM MBS

Peran masyarakat cukup,

pihak masyarakat mau

bermusyawarah dengan sekolah,

Pemerintah berusaha untuk

mempersiapkan sarana dan

prasarana,

Guru-guru relatif masih muda,

Letak sekolah cukup strategis,

Murid rajin bersekolah,

Komite Sekolah berpartisipasi aktif,

Memanfaatkan potensi yang ada,

Masyarakat memiliki sifat gotong

royong,

(15)

KEGAGALAN MBS

Sekolah belum sepenuhnya

memahami kebijakan yang

desentralistik

Anggaran pendidikan belum

mendukung kebutuhan sekolah

Tenaga kependidikan belum

bekerja secara profesional

Tenaga kependidikan belum

sepenuhnya belum paham MBS

Kurikulum belum dirancang

terprogam secara optimal

Pelaku pendidikan belum terbiasa

melakukan inovasi pembelajaran

Jumlah tenaga profesional belum

cukup

Orang tua tidak mendukung proses

belajar siswa

Komite sekolah belum

(16)

Referensi

Dokumen terkait

MUSTOFA HAKIM dan EKA MULYANA). Menganalisis perilaku petani dalam memasarkan hasil panen nanas di Desa Tanjung Atap Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir,

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memerlukan dukungan normatif agar dapat menjadi sarana peningkatan ekonomi kreatif, sehingga pencipta potensial memerlukan

initiate the teacher talk in the classroom during teaching learning process.. 1.4

Pada penelitian ini didapatkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa rata-rata morfologi spermatozoa wistar jantan ( Rattus norvegicus ) setelah diberi perlakuan dengan

TEKNIK HOT SEAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. 69

Jadi kesimpulan yang dapat dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang berarti antara motivasi belajar ekstrinsik siswa dengan prestasi belajar siswa kelas VIII

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui apakah persepsi nilai, emotional branding , dan kepercayaan merek berpengaruh kepada loyalitas pengguna sepeda

Nilai pendidikan moral yang terdapat dalam novel Pulang yaitu:(1) mengembangkan etos kerja dan belajar, yakni pantang menyerah, memiliki semangat dalam belajar,