• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis jenis Line Fishing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jenis jenis Line Fishing"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jenis-jenis Line Fishing

Berbeda dengan ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka berbeda pula pancing yang digunakan. Dengan demikian struktur pancing juga akan berbeda sehingga akan terlihat banyak sekali variasi dari alat pancing ini. Sehubungan dengan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka fishing ground dimana ikan itu berada akan berbeda pula kondisinya, dengan demikian maka cara yang dilakukan akan berbeda pula. Secara garis besar line fishing banyak jenisnya, diantaranya adalah sebagai berikut;1. Hand Lines Hand lines adalah alat pancing yang sangat paling sederhana. Biasanya terdiri dari pancing, tali pancing dan pemberat serta dioperasikan oleh satu orang dan tali pancing langsung ketangan. Dari semua kelompok alat tangkap maka hand lines merupakan pancing yang sederhana. Alat ini hanya terdiri dari tali pancing, pancing dan umpan. Kemudian operasionalnya sangat sederhana karena bisa dilakukan oleh seorang pemancing. Jumlah mata pancing bisa satu buah, juga lebih, dan dapat menggunakan umpan hidup maupun umpan palsu. Pemancingan dapat dilakukan di rumpon dan perairan lainnya. Ukuran pancing dan besarnya tali disesuaikan dengan besarnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Jika hand lines yang digunakan untuk menangkap ikan tuna tentu ukurannya lebih besar. Biasanya digunakan tali monofilament dengan diameter 1,5-2,5 mm dengan pancing nomor 5-1 dan ditambahkan pemberat timah. Jenis pancing ini ada yang dioperasikan dari suatu tebing di pantai, dari bebatuan yang ada di pantai, dari perahu maupun kapal. Beberapa jenis pancing dari kelompok ini yang ada di tanah air antara lain : pancing usep, pancing jegog, pancing mungsing, pancing gambur serta sejumlah penamaan lainnya. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain bambangan (kakap merah, snapper) ekor kuning (Caesio sp.), Caranx sp. Dan lain sebagainya2. Huhate ( Pole and Line ) Pole and line yaitu pancing yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan cankalang, tuna, tongkol, pancing ini terdiri dari joran, tali pancing dan umpan. Dioperasikan secara bersama diatas kapal. Pole and line biasa disebut dengan ?huhate? sebagai penangkap ikan alat ini sangat sederhana desainnya, hanya terdiri dari joran, tali, dan mata pancing. Tetapi sesungguhnya cukup kompleks karena dalam pengoperasiannya memerlukan umpan hidup untuk merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada ikan. Sebelum pemancingan, dilakukan penyomprotan air untuk mempengaruhi visibility ikan terhapap kapal atau para pemancing. Adanya faktor umpan hidup inilah yang membuat cara penangkapan ini menjadi agak rumit. Hal ini disebabkan karena umpan hidup harus sesuai dalam ukuran dan jenis tertentu, disimpan, dipindahkan, dan dibawa dalam keadaan hidup. Ini berarti diperlukan sistem penangkapan umpan hidup dan disain kapal yang sesuai untuk penyimpanan umpan supaya umpan hidup dapat tahan sampai waktu penggunaannya. Secara umum alat tangkap pole and line terdiri atas joran (bambu atau lainnya) untuk tangkai pancing, polyethylene untuk tali pancing dan mata pancing yang tidak berkait terbalik.Diskripsi alat tangkap pole and line ini adalah sebagi berikut:? Joran (galah). Bagian ini terbuat dari bambu yang cukup tua dan mempunyai tingkat elastisitas yang baik. Yang umum digunakan adalah bambu yang berwarna kuning. Panjang joran berkisar 2 - 2,5 m dengan diameter pada bagian pangkal 3 ? 4 cm dan bagian unjuk sekitar 1 ? 1,5 cm. Sebagaimana telah banyak digunakan joran dari bahan sintesis seperti plastik atau fibres. ? Tali utama (main line). Terbuat dari bahan sintesis polyethylene dengan panjang sekitar 1,5 - 2 m yang disesuaikan dengan panjang joran yang digunakan, cara

pemancingan, tinggi haluan kapal dan jarak penyemprotan air. Diameter tali 0,5 cm dan nomor tali adalah No 7. ? Tali sekunder. Terbuat dari bahan monopilament berupa tasi berwarna putih sebagai pengganti kawat baja (wire leader) dengan panjang berkisar 20 cm. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terputusnya tali utama dengan mata pancing sebagai akibat gigitan ikan cangkalang. ? Mata pancing (hook) yang tidak berkait balik. Nomor mata pancing yang digunakan adalah 2,5 ? 2,8. Pada bagian atas mata pancing terdapat timah berbentuk slinder dengan panjang sekitar 2 cm dan berdiameter 8 mm dan dilapisi nikel sehingga berwarna

(2)

harus dari sisi kiri atau kanan dan bukan dari arah belakang. Pelemparan umpan dilakukan oleh bouy-bouy setelah diperkirakan ikan telah berada dalam jarak jangkauan pelemparan, kemudian ikan dituntun kearah haluan kapal. Pelemparan umpan ini diusahakan secepat mungkin sehingga gerakan ikan dapat mengikuti gerakan umpan menuju haluan kapal. Pada saat pelemparan umpan tersebut, mesin penyomprot sudah difungsikan agar ikan tetap berada didekat kapal. Pada saat gerombolan ikan berada dekat haluan kapal, maka mesin kapal dimatikan. Sementara jumlah umpan yang dilemparkan kelaut dikurangi, mengingat terbatasnya umpan hidup. Selanjutnya, pemancingan dilakukan dan diupayakan secepat mungkin mengingat kadang-kadang gerombolan ikan tiba-tiba menghilang terutama jika ada ikan yang berdarah atau ada ikan yang lepas dari mata pancing dan jumlah umpan yang sangat terbatas. Pemancingan biasanya berlangsung 15 ? 30 menit. Waktu pemancingan tidak perlu dilakukan pelepasan ikan dari mata pancing disebabkan pada saat joran disentuhkan ikan akan jatuh keatas kapal dan terlepas sendiri dari mata pancing yang tidak berkait. Berdasarkan pengalaman atau keahlian memancing nelayan, pemancing kadang dikelompokkan kedalam pemancing kelas I, II, dan III. Pemancing kelas I (lebih berpengalaman) ditempatkan dihaluan kapal, pemancing kelas II ditempatkan disamping kapal, dekat kehaluan, sedangkan pemancing kelas III ke samping kapal agak jauh dari haluan. Untuk memudahkan pemancingan, maka pada kapal Pole and Line dikenal adanya ?flying deck? atau tempat pemancingan. Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat pemancingan adalah menghindari ikan yang telah terpancing, jatuh kembali kelaut. Hal ini akan mengakibatkan gerombolan ikan yang ada akan melarikan diri ke kedalaman yang lebih dalam dan meninggalkan kapal, sehingga mencari lagi gerombolan ikan yang baru tentu akan mengambil waktu. Disamping itu, banyaknya ikan-ikan kecil diperairan sebagai natural bait akan menyebabkan kurangnya hasil tangkapan. Jenis-jenis ikan tuna, cakalang, dan tongkol merupakan hasil tangkapan utama dari alat tangkap Pole and Line.3. Rawai (long line) Rawai (long line) terdiri dari rangkaian tali utama, tali pelampung dimana pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan lebih kecil diameternya, dan diujung tali cabang ini diikatkan pancing yang berumpan. Ada beberapa jenis alat tangkap long line. Ada yang dipasang didasar perairan secara tetap pada jangka waktu tertentu dikenal dengan nama rawai tetap atau bottom long line atau set long line yang biasa digunakan untuk menangkap ikan-ikan demersal. Ada juga yang hanyut yang biasa disebut dengan Dript long line, biasanya untuk menangkap ikan-ikan pelagis. Yang paling terkenal adalah tuna long line atau disebut juga dengan rawai tuna. Sehubungan dengan jenis alat tangkap ini, ternyata terdapat sejumlah variasi baik dalam hal ukuran, struktur maupun besar-kecil serta jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapannya.

Berdasarkan besar-kecilnya alat tangkap long-line ini, Anonimous (1971) Membedakannya menjadi :a. Onawa (long line besar). Long line besar ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis tuna berukuran besar dengan kisaran bobot 30-100 kg seperti jenis bluefin tuna, tuna mata besar (Bigeye tuna), Madidihang (Yellowfin Tuna) serta lainnya ;b. Tombonawa (Albacore long line)

yang sesuai dengan namanya, lebih banyak dikhususkan untuk menangkap jenis ikan albakora. Jenis ikan albakora yang menjadi sasaran penangkapan umunya dengan kisaran bobot tubuh 10-20 Kg.c. Meijinawa (Meiji Long line). Sasaran penangkapan adalah jenis-jenis tuna berukuran bobot tubuh lebih kecil daripada kedua jenis long line terdahulu, yaitu yang berbobot antara 3-10 Kg. jenis long line ini pada dasarnya hamper tidak berbeda dengan jenis tombonawa (Albacore long line), bahkan dikarenakan banyak memperoleh perbaikan maka umum juga dikenal sebagai ?improved long line?. Selain berbeda dalam hal ikan yang menjadi tujuan utamanya, juga berbeda dalam hal jumlah branch line atau tali cabang yang digunakan.Pengklasifikasian long line lainnya ada yang mendasarkannya pada faktor kedalaman perairan tempat mengoperasikannya.Sehubungan dengan hal ini, maka dikenal :a. jenis long line yang dioperasikan pada lapisan di bawah permukaan (sub-surface layer) ataupun pada perairan dangkal. Jenis long line ini diduga biasa dikenal sebagai ?Albacore type long line? ;b. jenis long line yang dioperasikan pad perairan dalam. Jenis ini dikenal sebagai ?Black tuna type long line?. ( Shapiro, 1950 dalam tambunan 1964).Pembagian jenis long line lainnya, adapula yang mendasarkan pada cara bagaimana long line tersebut dioperasikan, apakah perentangannya ditetapkan dengan adanya pelampung dan jangkar ataukah jenis long line tersebut dibiarkan terhanyut di ayun dan dihanyutkan oleh adanya arus. Berdasarkan hal ini maka pembagiannya adalah :a. Jenis long line yang ditetapkan (Set long line) ;b. Jenis long line hanyut (Drift long line) (Ayodhyoa, 1972 ; Sainsbury, 1968 ; von Brandt, 1972 ; Nedelec and Prado, 1990).Walau dikatakan bahwa jenis long line sangatlah berfariasi baik dalam hal ukurannya, cara pengoperasiannya, daerah penangkapannya, jenis ikan yang menjadi tujuan maupun tradisi lokal, sainbury (1968) membedakan long line utamanya pada lapisan kedalaman tempat alat tersebut dioperasikan. Beliau

(3)

factor biologi ikan sasaran, teknis pemakaian dan pengoperasian alat, komponen alat bantu kapal yang tersedia, maka dilakukan berbagai penyesuaian. Bahan tali pancing dapat terbuat dari bahan monofilament (biasanya PA) atau multifilament (biasanya PES seperti terylene, PVA seperti kuralon PA seperti nylon). Perbedaan pemakian bahan ini akan mempengaruhi jenis line hauler yang diperlukan. Beberapa perbedaan dari kedua jenis bahan tersebut dipandang dari segi teknis adalah sebagai berikut; ? Bahan

multifilament lebih berat dan mahal dibanding monofilament, lebih mudah dirakit, dan lebih sesuai untuk kapal-kapal kecil. ? Bahan multifilament lebih tahan dan mudah ditangani. Karena itu, dalam jangka panjang rawai multifilament harganya relative lebih rendah. ? Karena lebih kecil, halus, dan transparan maka pemakaian monofilament dinilai akan memberi hasil tangkapan lebih baik dari multifilament. Dilihat dari segi kedalaman operasi (fishing depth) rawai tuna dibagi dua yaitu yang bersifat dangkal

(subsurfase), dan yang bersifat dalam (deep) yang pancingan berada pada kedalaman 100 ? 300 meter. Perbedaan kedua jenis ini disebabkan pada tipe dangkal satu basket rawai diberi sekitar 5 pancingan sedangkan pada tipe dalam diberi 11 ? 13 pancing sehingga lengkungan tali utama menjadi lebih dalam. Dalam beberapa sifat dari kedua tipe ini adalah; ? Rawai tipe dalam

(4)

Biasanya diberikan tiang (dari bambu atau bahan lain) yang panjangnya bervariasi sekitar 7 m dan diberi pelampung. Supaya tiang ini berdiri tegak maka diberi pemberat. c. Pelampung Lampu Pelampung lampu ini biasanya menggunakan balon 5 watt yang sumber listriknya berasal dari baterai yang terletak pada bagian ujung atas pipa atau bawah ruang yang kedap air. Pelampung ini dipasang pada setiap 15 basket yang diperkirakan hauling pada malam hari. Fungsinya adalah untuk penerangan pada malam hari dan memudahkan pencarian basket bila putus. d. Radio Bouy Sebuah radio bouy dilengkapi dengan transmitter dengan transmitter yang mempunyai frekuensi tertentu. Daerah transmisinya bisa mencapai 30 mil. Jika dalam pengoperasiannya long line

menggunakan radio bouy, maka kapal harus dilengkapi dengan Radio Direction Finder ( RDF ). Peralatan ini berfungsi untuk menunjukkan arah lokasi radio bouy dengan tepat pada waktu basket putus. 2) Tali Pelampung Tali pelampung berfungsi untuk mengatur kedalaman dari alat tangkap sesuai dengan yang dikehendaki. Tali pelampung ini biasanya terbuat dari bahan kuralon.3) Tali Utama ( Main Line ) Tali utama atau main line adalah bagian dari potongan-potongan tali yang disambung-sambung antara satu dengan yang lain sehingga membentuk rangkaian tali yang sangat panjang. Tali utama ini harus cukup kuat karena menanggung beban dari tali cabang dan tarikan dari ikan yang terkait pada mata pancing. Pada kedua ujung dari tiap main line dibuat simpul mata. Main line biasanya terbuat dari bahan kuralon yang diameternya 0,25 inci atau lebih. 4) Tali Cabang ( Branch Line ) Bahan dari tali cabang biasanya sama dengan tali utama, perbedaannya hanya pada ukurannya saja, dimana ukuran tali cabang lebih kecil dari tali utama. Satu set tali cabang ini terdiri dari tali pangkal, tali cabang utama, wire leader yang berfungsi agar dapat menahan gesekan pada saat ikan terkait pada pancing, dan pancing yang terbuat dari bahan baja. Umpan merupakan bagian yang sangat penting untuk diperhatikan dalam penangkapan ikan dengan tuna long line. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi umpan pada alat tangkap ini antara lain adalah jenis ikan yang mempunyai sisik mengkilat dengan warna yang menarik sehingga dengan mudah dilihat pada jarak yang jauh, kemudian tidak cepat membusuk, rangka tulangnya kuat sehingga tidak mudah lepas dari pancing bila tidak di sambar ikan, mempunyai bau yang cukup tajam dan merangsang serta disukai oleh ikan yang di pancing, tersedia dalam jumlah yang besar, dan murah harganya. Ikan bandeng, ikan kembung, ikan layang, dan cumi-cumi merupakan jenis umpan yang banyak digunakan. 5) Alat-Alat Bantu Alat Bantu yang dimaksud adalah alat-alat yang dipergunakan untuk

mempermudah dan memperlancar kegiatan operasi penangkapan di kapal, antara lain: radar, RDF, Line hauler, Marlin spike, catut potong, ganco, sikat baja, jarum pembunuh, pisau, dll. Teknik Operasi Penangkapan ikan menggunakan rawai ( long line ), yaitu;Setelah semua persiapan telah selesai dan telah tiba pada suatu fishing ground yang telah ditentukan. Setting diawali dengan waktu yang dipergunakan untuk melepas pancing 0,6 menit/ pancing. Pelepasan pancing dilakukan menurut garis yang menyerong atau tegak lurus pada arus. Waktu melepas pancing biasanya tengah malam, sehingga pancing telah terpasang waktu pagi pada saat ikan sedang giat mencari mangsa. Akan tetapi, pengoperasian pada siang hari dapat pula dilakukan. Penarikan alat tangkap dilakukan jika telah berada pada dalam air selama 3-6 jam. Penarikan dilakukan dengan menggunakan line hauler yang diatur kecepatannya. Masing-masing anak buah kapal ( ABK ) telah mengetahui tugasnya sehingga alat tangkap dapat di atur dengan rapi. Lamanya penarikan alat tangkap sangat ditentukan oleh banyaknya hasil tangkapan dan faktor cuaca. Penarikan biasanya memakan waktu 3 menit/ pancing. 4. Pancing Tonda ( Troling Line ) Pancing Tonda adalah pancing yang diberi tali panjang dan di tarik oleh perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar atau buatan yang karena pengaruh tarikan bergerak di dalam air sehingga merangsang ikan buas menyambarnya. Namun, untuk penangkapan tuna besar alat ini belum umum dipakai karena swimming layer ikan ini jauh lebih dalam dari operation depth dari tonda yang ada. Dengan menggunakan sistem pemberat, papan selam, atau tabung selam dan dikombinasikan dengan perhitungan kecepatan kapal, maka operation depth dari pancing dapat diatur mendekati

swimming layer tuna. Dengan demikian alat ini memungkinkan menangkap tuna. Pengoperasian tonda memerlukan perahu atau kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan sasaran. Biasanya pancing di tarik dengan kecepatan 2-6 knott tergantung jenisnya. Ukuran perahu atau kapal yang dipakai berkisar antara 0,5-10 GT. Utuk sub surface trolling ukuran kapal dan kekuatannya harus lebih besar dan dapat dilengkapi dengan berbagai peralatan bantu terutama untuk menggulung tali.Alat tangkap ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis ikan palagis yang biasa hidup dekat permukaan, mempunyai nilai ekonomis tinggi dan mempunyai kualitas daging setengah mutu tinggi. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain jenis ikan bonito (

Scomberomerous sp. ), tuna, salmon, cakalang, tengiri dan lainnya. Melalui bagian belakang maupun samping kapal yang bergerak tidak terlalu cepat, dilakukan penarikan sejumlah tali pancing dengan mata-mata pancing yang umumnya tersembunyi dalam umpan buatan. Ikan-ikan akan memburu dan menangkap umpan-umpan buatan tersebut, hal ini tentu saja memungkinkan mereka

tertangkap. Sainsbury ( 1986 ) menegaskan bahwa kunci keberhasilan penangkapan umumnya banyak ditentukan oleh

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan-pendekatan al-Quran yang soft tersebut bukan hanya terkait dengan relasi laki-laki dan perempuan tetapi juga dalam banyak kasus yang lain, seperti masalah

Sikap ini dipertegas dengan pernyataan menyukai penggunaan teknologi informasi dalam mendukung kelancaran pekerjaan; bahwa suatu ide yang baik apabila menggunakan

Dalam peristiwa kebangkitan yang berlaku di Terengganu ini, penulis berpendapat bahawa Haji Abdul Rahman Limbong bukan sahaja seorang ketua yang berperanan sebagai

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pembiayaaan Murabahah sektor UMKM di Bank Rakyat Indonesia Syariah cabang Tasikmalaya selama 3 tahun terakhir (2013-2015),

Guru memberikan soal pre test tentang materi system pengapian sepeda motor, Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan pengetahuan mereka sendiri tentang system

Pengguna hak pilih dalam Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb)/pengguna KTP dan KK/Nama sejenis

Kata Kunci : Teknik Guru, Pengajaran Bahasa Inggris, Siswa Tuna Rungu Penelitian ini menggambarkan teknik yang digunakan guru dalam mengajar bahasa Inggris terhadap anak

Berdasarkan analisis struktur batin haiku dan shi , kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa haiku dan shi dalam penelitian ini selain menggambarkan keadaan