• Tidak ada hasil yang ditemukan

Home Film

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Home Film"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Fotografi I

(2)

Film

Film merupakan media visualisasi. Melalui film,

sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm

sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa

dilihat dan dinikmati.

Sbg alat rekam, film mengalami proses

pencucian, dan atau pencetakan utk melihat hasil

akhir pemotretan.

Melalui proses ini, rekaman gambar yg

tersembunyi tadi muncul sbg bentuk nyata

(3)

Film Negatif

Untuk foto dokumentasi keluarga biasanya

digunakan film cetak (print film), atau film

negatif. Utk melihat hasil pemotretan, kita harus

melalui proses pencucian dan pencetakan. Hasil

cuci film ini juga bisa dicetak berulang kali dgn

berbagai ukuran.

(4)

Warna

 Film cetak warna memiliki toleransi terhadap

pencahayaan objek yg kurang (under-exposure) atau kelebihan (over-exposure)

 Bila pemotretan atau hasil cuci filmnya menunjukan kurang atau kelebihan cahaya dalam kadar tertentu masih bisa dikoreksi pd proses pencetakan film.

 Emulsi warna gambar yg terekam dlm film cetak warna dpt bertahan sampai 2 tahun. Ttp emulsi film cetak

warna sangat rentan thd fluktuasi suhu udara. Oleh karena itu, utk penyimpanan film negatif warna

(5)

Hitam Putih

 Kelebihan jenis film ini terletak pd kemampuanya dlm memunculkan gambar yg scr visual tampak lebih

ekspresif dan dramatik.

 Oleh krn itu, jenis film ini menjadi andalan utk foto jurnalistik, atau foto seni, seperti foto profil, dan

arsitektur. Kelebihan lainnya adl ketahannya dlm menyimpan citra gambar dlm tempo yg relatif lama dibandingkan dgn film cetak warna.

 Bila proses cuci atau cetak dilakukan secara manual

(dgn enlager), film hitam putih dpt memberikan foto yg lebih artistik krn menonjolkan sisi tertentu dr objek

(6)

Film Positif

 Utk melihat hasil pemotretan film positif kita harus

memproyeksikannya ke layar menggunakan proyektor, lampu neon, atau dgn dicetak (slide to Print).

 Berdasarkan hasil emulsinya, film slide mampu merekam obyek lebih baik ketimbang film negatif.

 Film slide hanya melalui satu kali proses pengolahan film, yaitu pencucian film, shg kualitas fotonya dapat dipertahankan. Oleh karena itu, film slide lebih banyak digunakan utk kepentingan bisnis.

 Dpt dicetak di atas kertas foto dlm ukuran besar tanpa ada penurunan warna yg signifikan.

(7)

Film Instan

Menggunakan kamera khusus.

Praktis dan efisien.

Tdk memberikan klise, harganya juga mahal, dan

tdk bisa dicetak berulang kali dan diperbesar.

Dipergunakan utk foto cepat jadi yg digunakan

sbg uji pencahayaan dan komposisi, sebelum

memotret sampul majalah, atau buku, dan

(8)

Ukuran film

 Format ukuran film ini, selain menentuan jenis kamera yg akan digunakan, juga berhubungan dgn kualitas hasil pembesaran cetak film yg diinginkan. Semakin besar

format ukuran filmnya, semakin baik kualitas

pembesarannya. Hal ini berlaku utk film negatif dan positif.

 Beberapa ukran film yg kita kenal : 35 mm atau 24 X 36, dan 36 frame (kamera SLR dan saku). Format

(9)

Tentang ISO

Internasional Standards Organization (ISO)

American Standards Association) atau DIN

(Deutsche Industrie Normenausschuss)

merupakan standar yg digunakan utk kepekaan

film.

ISO sebenarnya merupakan petunjuk kepekaan

film terhadap pencahayaan suatu objek foto.

Beberapa ukuran ISO : 25, 50, 64, 100, 200, 400,

800, 1600, dan 3200.

(10)

Film Berkecepatan Lambat

Yg termasuk film berkecepatan lambat: ISO 25,

50, dan 64.

ISO lambat ini baik digunakan pd saat matahari

bersinar cerah atau menggunakan lampu kilat.

(11)

Film Berkecepatan Sedang

 ISO 100 dan 200 tergolong pd film yg berkecepatan sedang.

 ISO 100: Bisa diggunakan pd pemotretan luar ruangan pd hari-hari yg cerah, utk foto profil yg diperbesar, juga utk pemotretan lambat yg harus memakai tripod atau pemotretan dgn tambahan blits.

 ISO 200: pemotretan luar ruangan pd hari mendung, senja hari, memotret profil di dlm ruangan dgn hanya memanfaatkan sinar matahari yg masuk melalui jendela, menangkap objek bergerak, dpt memadukan dengan

(12)

Film Berkecepatan Cepat

Pd situasi dgn pencahayaan yg sangat terbatas.

Mis: pd pertunjukan tarian atau teater/konser.

Yg termasuk film berkecepatan cepat : ISO 400

ke atas.

Mampu merekam obyek bergerak krn dpt

menghentikan gerak.

(13)

Semakin Tinggi ISO, Semakin Besar Butirannya

 Ukuran ISO menentukan besar buturan (grain) lapisan emulsi film. Butiran dlm film akan tampak sebagai titik2 dlm hasil cetak foto.

 Semakin tinggi ISO, semakin kuat butiran lapisan emulsi filmnya.

 Butiran yg nampak jelas oleh mata biasanya pd film ISO 400 ke atas. Jika ukuran cetak film ini lebih dibesarkan, maka butirannya semakin nampak jelas.

 Foto semakin semakinsedikit berkurang kekontrasannya dan saturasi warnanya tdk jenuh

 ISO 200 dan 100 memiliki butiran lebih halus, saturasi dan warnanya lebih sempurna.

(14)

Format Laporan

 Cover Depan

 Prakata

 Daftar Isi

 BAB I Pendahuluan

 1.1 Latar Belakang.

 1.2 Permasalahan yg diangkat

 1.3 Tujuan.

 BAB II Skrip dan Storybord

(15)

Sinar Atas

Objek/Model Matahari

(16)

Sinar Samping

Objek/Model Matahari

(17)

Sinar Depan

Objek/Model

(18)

Matahari

Sinar Bawah

Objek/Model

(19)

Matahari

Sinar Belakang

Objek/Model

(20)
(21)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

1. Hasil belajar matematika siswa rendah, terlihat pada hasil penurunan nilai UN dan peringkat Indonesia dalam ajang PISA yang disebabkan oleh beberapa faktor

Untuk menentukan perbandingan agregat halus dan agregar kasar yang diolah, terlebih dahulu agregat dipisahkan, fraksi agregat kasar antara diameter 5 mm sampai absis titik patah P

Hal ini sejalan dengan pendapat Polya (dalam Aisyah, 2008:5), bahwa “dalam penyelesaian soal cerita langkah pertama yang harus dilakukan yaitu memahami masalah”. Korelasi yang

Sampel penelitian ditentukan melalui rumus slovin sehingga menghasilkan jumlah sampel sebesar 100 UMKM.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Genus Enterobacter memiliki karakteristik koloni berbentuk bulat dengan tepian rata, berwana putih dengan permukaan rata dan tebal, sel bakteri berbentuk batang gram negatif

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Ginting dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah peneliti tidak hanya melihat pada tindakan responden tetapi mengukur

bahwa dalam rangka melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Maros, telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan laba per lembar saham tidak berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham, yang dibuktikan dengan melihat nilai probabilitas