TITIK-TITIK TAUT
TITIK-TITIK TAUT
KULIAH KE : 12
PENGERTIAN
PENGERTIAN
TITIK TAUT :
TITIK TAUT :
YAITU HAL-HAL YANG MENUNJUKKAN
YAITU HAL-HAL YANG MENUNJUKKAN
PERTAUTAN
PERTAUTAN
ISTILAH LAIN : TITIK PERTALIAN,
ISTILAH LAIN : TITIK PERTALIAN,
CONNECTING FACTORS,
CONNECTING FACTORS,
POINT OF CONTACT,
POINT OF CONTACT,
AANKNOPINGSPUNTEN,
AANKNOPINGSPUNTEN,
LANJUTAN
LANJUTAN
Setelah pokok masalah dalam perkara
Setelah pokok masalah dalam perkara
(subject matter) dapat ditetapkan
(subject matter) dapat ditetapkan
malalui kualifikasi, maka harus
malalui kualifikasi, maka harus
ditentukan hukum apa yang harus
ditentukan hukum apa yang harus
diberlakukan dalam penyelesaian
diberlakukan dalam penyelesaian
perkara yang bersangkutan.
perkara yang bersangkutan.
Untuk itu harus ditentukan titik – titik
Untuk itu harus ditentukan titik – titik
taut yang mengkaitkan pokok perkara
taut yang mengkaitkan pokok perkara
itu dengan sistim hukum atau kaidah
Contoh kasus
Contoh kasus
Seorang Warganegara Jerman
Seorang Warganegara Jerman
berdomisili di Inggris, meninggal
berdomisili di Inggris, meninggal
dunia di Prancis, dan meninggalkan
dunia di Prancis, dan meninggalkan
sejumlah warisan di Italia, dan
sejumlah warisan di Italia, dan
menetapkan proses pembagian
menetapkan proses pembagian
warisannya beradasarkan surat
warisannya beradasarkan surat
wasiat yang dibuat di Rusia. Perkara
wasiat yang dibuat di Rusia. Perkara
diajukan di Pengadilan Negeri
diajukan di Pengadilan Negeri
Indonesia.
Kaitan Fakta yang ada dalam perkara dengan
Kaitan Fakta yang ada dalam perkara dengan
suatu tempat dan suatu sistem hukum yang harus
suatu tempat dan suatu sistem hukum yang harus
atau mungkin digunakan :
atau mungkin digunakan :
Kewarganegaraan si Pewaris (Jerman)
Kewarganegaraan si Pewaris (Jerman)
Tempat kediaman tetap (domisili) si
Tempat kediaman tetap (domisili) si
pewaris (Inggris)
pewaris (Inggris)
Tempat letak benda (Italia)
Tempat letak benda (Italia)
Tempat penetapan surat wasiat (Rusia)
Tempat penetapan surat wasiat (Rusia)
Tempat pengajuan perkara (Indonesia)
Tempat pengajuan perkara (Indonesia)
Hal – hal tersebut di dalam HPI disebut
Hal – hal tersebut di dalam HPI disebut
dengan Titik – titik taut.
Lanjutan
Lanjutan
Faktor-faktor yang relevan itu akan
Faktor-faktor yang relevan itu akan
memberikan efek yang berbeda-beda
memberikan efek yang berbeda-beda
di berbagai sistem hukum, faktor
di berbagai sistem hukum, faktor
atau titik taut mana yang bersifat
atau titik taut mana yang bersifat
menentukan (
menentukan (
decisive
decisive
) akan
) akan
tergantung pada sistem HPI suatu
tergantung pada sistem HPI suatu
negara, yang akhirnya menjurus
negara, yang akhirnya menjurus
pada
Beberapa titik taut yang dianggap
Beberapa titik taut yang dianggap
penting menurut Prof. Cohn yaitu :
penting menurut Prof. Cohn yaitu :
Lex Patriae : Kewarganegaraan para pihak
Lex Patriae : Kewarganegaraan para pihak
Lex Loci Actus : hukum dari tempat
Lex Loci Actus : hukum dari tempat
perbuatan
perbuatan
Lex Rei Sitae : (hukum dari tempat benda
Lex Rei Sitae : (hukum dari tempat benda
berada)
berada)
Locus Contractus Locus solution : tempat
Locus Contractus Locus solution : tempat
perbuatan/tempat pelaksanaan kontrak.
Menurut Prof. R.H Graveson, di dalam
Menurut Prof. R.H Graveson, di dalam
menyelesaikan HPI perlu diperhatikan 3 hal,
menyelesaikan HPI perlu diperhatikan 3 hal,
sbb :
sbb :
1.
1. Titik –titik taut apa sajakah yang dipilih oleh Titik –titik taut apa sajakah yang dipilih oleh sistem HPI tertentu, yang dapat diterapkan
sistem HPI tertentu, yang dapat diterapkan
pada sekumpulan fakta ybs.
pada sekumpulan fakta ybs.
2.
2. Berdasarkan sistem hukum manakah Berdasarkan sistem hukum manakah diantara berbagai sistem hukum yamg
diantara berbagai sistem hukum yamg
relevan dengan perkara titik-titik taut itu
relevan dengan perkara titik-titik taut itu
akan ditentukan.
akan ditentukan.
3.
3. Setelah kedua masalah tadi ditetapkan, Setelah kedua masalah tadi ditetapkan,
barulah ditetapkan bagaimana pertautan itu
barulah ditetapkan bagaimana pertautan itu
dibatasi oleh sistem hukum yang akan
Dua macam titik taut :
Dua macam titik taut :
1. Titik-titik taut primer (1. Titik-titik taut primer (primary points of primary points of
contactcontact), yaitu unsur-unsur dalam ), yaitu unsur-unsur dalam
sekumpulan fakta yang menunjukkan sekumpulan fakta yang menunjukkan
bahwa suatu peristiwa hukum bahwa suatu peristiwa hukum
merupakan peristiwa hukum pertdata merupakan peristiwa hukum pertdata
internasional dan bukan peristiwa internasional dan bukan peristiwa
hukum intern/biasa.hukum intern/biasa.
2. Titik-titik taut sekunder 2. Titik-titik taut sekunder (secondary points of (secondary points of
contactcontact) yaitu unsur – unsur dalam ) yaitu unsur – unsur dalam
Jenis – jenis titik taut yang dikenal
Jenis – jenis titik taut yang dikenal
dalam HPI
dalam HPI
1.
1. Kewarganegaraan pihak-pihak ybsKewarganegaraan pihak-pihak ybs
2.
2. Domisili, tempat tinggal atau tempat asal orang Domisili, tempat tinggal atau tempat asal orang atau badan hukum
atau badan hukum
3.
3. Tempat (situs) suatu bendaTempat (situs) suatu benda
4.
4. Bendera kapalBendera kapal
5.
5. Tempat perbuatan hukum dilakukan (Tempat perbuatan hukum dilakukan (Locus ActusLocus Actus))
6.
6. Tempat timbulnya akibat perbuatan Tempat timbulnya akibat perbuatan
hukum/tempat pelaksanaan perjanjian (
hukum/tempat pelaksanaan perjanjian (Locus Locus Solutionis
Solutionis))
7.
7. Tempat pelaksanaan perbuatan-perbuatan Tempat pelaksanaan perbuatan-perbuatan hukum resmi dan tempat perkara/gugatan
hukum resmi dan tempat perkara/gugatan
diajukan (
Tahap-Tahap Penyelesaian Perkara
Tahap-Tahap Penyelesaian Perkara
HPI (titik taut Tradisional)
HPI (titik taut Tradisional)
Pertama-tama harus ditentukan dahulu titik-Pertama-tama harus ditentukan dahulu
titik-titik taut Primer dalam perkara dalam rangka
titik taut Primer dalam perkara dalam rangka
menentukan apakah peristiwa hukum yang
menentukan apakah peristiwa hukum yang
dihadapi merupakan suatu peristiwa HPI. Di
dihadapi merupakan suatu peristiwa HPI. Di
sini orang akan mencari unsur-unsur asing
sini orang akan mencari unsur-unsur asing
dari sekumpulan fakta yang dihadapi.
dari sekumpulan fakta yang dihadapi.
Setelah itu lakukan Kualifikasi Fakta yang Setelah itu lakukan Kualifikasi Fakta yang
dilakukan beradasrkan lex Fori dalam rangka
dilakukan beradasrkan lex Fori dalam rangka
penetapan kategori yuridik dari perkara
penetapan kategori yuridik dari perkara
yang sedang dihadapi.
Lanjutan
Lanjutan
Setelah kategori yuridik ditentukan, maka
Setelah kategori yuridik ditentukan, maka
langkah berikutnya adalah penentuan
langkah berikutnya adalah penentuan
kaidah HPI mana dari lex Fori yang harus
kaidah HPI mana dari lex Fori yang harus
digunakan untuk menentukan
digunakan untuk menentukan
Lex Causae.
Lex Causae.
Pada tahap ini ditentukan titik taut
Pada tahap ini ditentukan titik taut
sekunder apa yang bersifar menentukan
sekunder apa yang bersifar menentukan
(
(
decisive
decisive
) berdasarkan kaidah Lex fori.
) berdasarkan kaidah Lex fori.
Setelah lex Causae ditentukan, maka
Setelah lex Causae ditentukan, maka
dengan menggunakan titik-titik taut yang
dengan menggunakan titik-titik taut yang
dikenal di dalam lex Causae, hakim
dikenal di dalam lex Causae, hakim
berusahaa menetapkan kaidah-kaidah
berusahaa menetapkan kaidah-kaidah
hukum internal apa yang akan digunakan
Dengan tahap titik taut tradisional
Dengan tahap titik taut tradisional
di atas menimbulkan 2 masalah :
di atas menimbulkan 2 masalah :
1. titik-titik taut yang digunakan secara
1. titik-titik taut yang digunakan secara
tradisional tidak selalu menunjuk ke
tradisional tidak selalu menunjuk ke
arah pemilihan hukum yang tidak
arah pemilihan hukum yang tidak
rasional.
rasional.
2. titik taut yang dipilih seringkali
2. titik taut yang dipilih seringkali
didasarkan pada asumsi adanya
didasarkan pada asumsi adanya
kesetaraan konsep hukum, yang
kesetaraan konsep hukum, yang
Jalan keluarnya :
Jalan keluarnya :
Suatu titik tau tidak dapat digunakan, bila Suatu titik tau tidak dapat digunakan, bila
secara mekanis ia akan menunjuk ke arah
secara mekanis ia akan menunjuk ke arah
suatu tata hukum yang sama sekali tidak
suatu tata hukum yang sama sekali tidak
relevan .
relevan .
Substansi/isi dari suatu tata hukum asing Substansi/isi dari suatu tata hukum asing
yang ditunjuk harus menunjukkan relevansi
yang ditunjuk harus menunjukkan relevansi
tertentu, dalam arti bahwa kaidah hukum
tertentu, dalam arti bahwa kaidah hukum
asing yang ditunjuk adalah kaidah hukum
asing yang ditunjuk adalah kaidah hukum
yang juga akan diberlakukan dalam perkara
yang juga akan diberlakukan dalam perkara
domestik di negara asing yang bersangkutan.
Doktrin Amerika Serikat
Doktrin Amerika Serikat
Menganjurkan agar titik taut yang
Menganjurkan agar titik taut yang
terutama digunakan adalah titik-titik taut
terutama digunakan adalah titik-titik taut
yang menunjuk ke arah
yang menunjuk ke arah
the Law of the
the Law of the
place of the “most significant relationship
place of the “most significant relationship
”
”
Berdasarkan pendekatan Interest Analysis,
Berdasarkan pendekatan Interest Analysis,
penekanan terhadap kepentingan negara
penekanan terhadap kepentingan negara
untuk memberlakukan hukumnya dalam
untuk memberlakukan hukumnya dalam
penyelesaian suatu perkara, diangap
penyelesaian suatu perkara, diangap
sebagai titik taut yang dominan.
Lanjutan
Lanjutan
Teori lain yang berkembang di Eropa juga Teori lain yang berkembang di Eropa juga
berusaha melihat “kaitan yang paling
berusaha melihat “kaitan yang paling
signifikan”, khususnya dalam bidang hukum
signifikan”, khususnya dalam bidang hukum
kontrak, berpandangan bahwa penetapan
kontrak, berpandangan bahwa penetapan
“pertautan” antara suatu perkara hukum
“pertautan” antara suatu perkara hukum
dengan suatu tempat (dan sistem hukum)
dengan suatu tempat (dan sistem hukum)
tertentu lebih baik ditetapkan dengan melihat
tertentu lebih baik ditetapkan dengan melihat
ke negara yang merupakan tempat kediaman
ke negara yang merupakan tempat kediaman
tetap dari pihak yang harus melaksanakan
tetap dari pihak yang harus melaksanakan
prestasi yang paling karateristik dalam
prestasi yang paling karateristik dalam
kontrak yang bersangkutan.