SISTEM LAYANAN JEMPUT BOLA DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI MENABUNG NASABAH PADA BMT MUDA (Mandiri
Ukhuwah Persada) KEDINDING LOR SURABAYA
SKRIPSI
OLEH :
ERVINA LILIS SAADAH
C04212055
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
SISTEM LAYANAN JEMPUT BOLA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENABUNG NASABAH PADA BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada)
KEDINDING LOR SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu Ilmu Ekonomi Syariah
Oleh :
Ervina Lilis Saadah
C04212055
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul ―Sistem Layanan Jemput Bola Dalam Meningkatkan Motivasi Menabung Nasabah Pada BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada)
Kedinding Lor Surabaya‖, merupakan penelitian yang dilakukan di Jl. Kedinding
Lor Gang Tanjung No-47-49 Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana implementasi sistem layanan jemput bola pada BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya dan bagaimana motivasi menabung nasabah dengan adanya sistem layanan jemput bola yang diterapkan BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrumen kunci, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata atau kalimat yang tertulis mengarah pada tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa sistem layanan jemput bola merupakan sistem tabungan yang efektif untuk pemasaran, sistem tabungan yang memudahkan nasabah, sistem yang simpel atau sederhana, sistem yang tidak memaksa nasabah untuk selalu menabung, sistem yang menguntungkan, sistem yang aman, dan sistem yang mendidik. Motivasi menabung nasabah setelah adanya sistem layanan jemput bola adalah mengacu pada kebutuhan manusia pada umumnya yaitu sesuai dengan teori kebutuhan Maslow. Jika dikaitkan dengan teori tersebut kebutuhan nasabah akan menabung adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan cinta memiliki-dimiliki. Sementara untuk kebutuhan selanjutnya yaitu kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri nasabah belum sampai pada tahap tersebut karena notabene nasabah masih tergolong menengah ke bawah, jadi belum terpikirkan untuk motif lebih dari pelayanan yang mudah dalam menabung di BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) melalui sistem layanan jemput bola.
Berdasarkan uraian hasil penelitian, saran untuk penelitian ini adalah bagi pihak BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya diharapkan dapat mengembangkan strategi pemasaran, bukan hanya jemput bola saja. Bagi perbankan atau lembaga keuangan Syariah lainnya juga dapat menerapkan sistem layanan jemput bola sebagai salah satu strategi pemasaran. Dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengadakan penelitian yang mendalam dan lebih luas tentang layanan jemput bola, misalnya biaya operasional dari layanan jemput bola itu sendiri.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ... iii
PENGESAHAN ... iv
PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Kajian Pustaka ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 12
F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 12
G. Definisi Operasional ... 14
H. Metode Penelitian ... 16
I. Sistematika Pembahasan ... 22
BAB II STRATEGI PEMASARAN, MOTIVASI MENABUNG, DAN BAYT ’ALMĀL WATTAMWIL ... 24
B. Motivasi Menabung ... 31
C. Bayt ’Almāl Wattamwil ... 45
BAB III SISTEM LAYANAN JEMPUT BOLA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI MENABUNG NASABAH PADA BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) KEDINDING LOR SURABAYA ... 48
A. Profil Umum BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) ... 48
B. Sistem Layanan Jemput Bola BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) ... 58
C. Motif Nasabah Menabung Melalui Sistem Layanan Jemput Bola Yang Diterapkan BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) ... 67
BAB IV ANALISIS SISTEM LAYANAN JEMPUT BOLA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI MENABUNG NASABAH PADA BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) KEDINDING LOR SURABAYA ... 72
A. Sistem Layanan Jemput Bola Yang Diterapkan BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya ... 72
B. Motivasi Menabung Nasabah Dengan Adanya Sistem Layanan Jemput Bola Yang Diterapkan BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya ... 74
BAB V PENUTUP ... 79
A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
DAFTAR TABEL
Tabel hal.
1.1 Kategori Tujuan Menabung ... 3
3.1 Produk Simpanan BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) ... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar hal.
2.1 Proses Motivasi Dasar ... 33
3.1 Struktur dan Personalia BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada)
Kedinding Surabaya ... 57 3.2 Peningkatan Nasabah BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Dari
DAFTAR TRANSLITERASI
Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis
(technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah
sebagai berikut:
A. Konsonan
No. Arab Indonesia No. Arab Indonesia
1. ا ’ 16. ṭ
2. b 17. ظ ẓ
3. ت t 18. ع ‘
4. th 19. غ Gh
5. ج j 20. ف F
6. ح h 21. ق Q
7. خ kh 22. ك K
8. د d 23. ل L
9. ذ dh 24. م M
10. ر r 25. ن N
11. ز z 26. و W
12. س s 27. ه H
13. ش sh 28. ء ,
14. ص ṣ 29. Y
B. Vokal
1. Vokal Tunggal (monoftong)
Tanda dan Huruf
Arab
Nama Indonesia
__ fathah A
__ kasrah i
__ dammah U
Catatan: khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika hamzah berharakat sukun atau didahului oleh huruf yang berharakat sukun. Contoh: iqtidᾱ’
(
ء قا
)2. Vokal Rangkap (diftong)
Tanda dan
Huruf Arab
Nama Indonesia Ket.
ْيــــ Fathah danya’ ay a dan y
ْوـــــ Fathah dan
wawu
aw a dan w
Contoh: bayna (
نيب
), dan mawd}u>‘(عوضوم
)3. Vokal Panjang (mad)
Tanda dan
Huruf Arab
Nama indonesia Keterangan
ــــ Fathah dan aif ᾱ a dan garis di atas
يـــ Kasrah danya’ ῑ i dan garis di atas
وــــ Dammah dan
wawu
u> u dan garis di atas
C. Ta’ Marbutah
Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau kalimat yang ditulis dengan transliterasi Arab-Indonesia mengikuti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu produk BMT yang diminati oleh nasabah maupun calon
nasabah adalah produk penghimpunan dana yaitu tabungan. Menabung
adalah tindakan yang dianjurkan oleh agama Islam, karena dengan
menabung berarti seseorang mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal
yang tidak diinginkan.
Penghimpunan dana di lembaga keuangan syariah agak berbeda
dengan yang terdapat di lembaga keuangan konvensional. Jika dilembaga
keuangan konvensional dikenal dengan tiga jenis yaitu giro, tabungan, dan
deposito, maka di lembaga keuangan syariah produk pendanaan, terbagi
menjadi produk dana simpanan dan produk dana investasi. Perbedaan
keduanya terletak pada motif dasar nasabah untuk menabung. Maka dari
itu, BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya
harus dapat memahami perilaku nasabah memberikan wawasan dan
pengetahuan tentang apa yang menjadi kebutuhan dasar nasabah, mengapa
mereka menabung, dan faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah untuk
menabung. Perilaku seseorang memiliki kepentingan khusus karena
2 Pada dasarnya perilaku seseorang atau nasabah dipengaruhi oleh dua
faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Dengan pengertian bahwa
faktor internal merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan pribadi nasabah seperti motivasi, persepsi, pengetahuan,
kepercayaan dan sikap, usia dan tingkat kehidupan, keadaan ekonomi,
gaya hidup, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal merupakan
sesuatu yang berhubungan dengan keadaan di luar nasabah tersebut seperti
kelas sosial, keluarga, budaya, sub budaya, kelompok acuan dan lain-lain.
Menanggapi hal tersebut, maka salah satu cara atau strategi yang
dilakukan oleh BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor
Surabaya untuk meningkatkan motivasi menabung nasabah adalah dengan
cara sistem layanan jemput bola atau melalui pemasaran langsung. Sistem
layanan jemput bola merupakan salah satu fasilitas untuk memberikan
kemudahan kepada nasabah untuk menyimpan dana yang mereka miliki
setiap harinya sebagai investasi di masa depan secara rutin. Sistem layanan
jemput bola juga merupakan salah satu pelayanan langsung yang diberikan
oleh BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya
baik pelayanan pendanaan, maupun customer servise kepada nasabah. Dengan adanya sistem layanan jemput bola yang diterapkan oleh
BMT MUDA dapat menumbuhkan motivasi nasabah terhadap pentingnya
menabung untuk memikirkan kebutuhan di hari yang akan datang, seperti
nasabah yang pada awalnya merasa malu menabung di lembaga perbankan
3 jemput bola yang diterapkan BMT MUDA nasabah dapat menyimpan
dana sehari-harinya meskipun dengan nominal yang sedikit yakni minimal
Rp. 5.000,. maka dari itu nasabah bisa termotivasi untuk menabung.1
Pada umumnya motivasi nasabah BMT MUDA untuk menabung
menggunakan layanan jemput bola dapat dilihat dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya serta tujuan nasabah menabung.
Tabel 1.1 Kategori tujuan menabung
NO. Tujuan Keterangan
1. Edukasi Untuk mengajarkan anak tentang pentingnya
menabung sejak dini.
2. Keamanan Untuk mengembangkan rasa aman dan
ketenangan
3. Tindakan pencegahan Untuk menghadapi situasi yang tidak terduga
atau kejadian yang buruk
4. Masa depan Menabung dalam pandangan masa tua atau
pemeliharan kesehatan, dan pendidikan anak.
5. Rumah tangga Untuk mengelola pengeluaran rumah tangga
yang tidak terduga
Sumber : Nasabah BMT MUDA
Nasabah/anggota di BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada)
Kedinding Lor Surabaya memberikan respon positif terhadap adanya
sistem layanan jemput bola yang diterapkan BMT MUDA. Kemudahan
dalam mendapatkan pelayanan yang maksimal menumbuhkan sikap
kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh BMT MUDA.
1
4 Kemudahan untuk menyimpan dan mengambil dana yang dititipkan serta
kepercayaan yang tinggi nasabah terhadap BMT MUDA menjadi nilai
tambah bagi pelayanan secara langsung. Selain itu dampak dari layanan
jemput bola terhadap motivasi menabung nasabah yaitu, menumbuhkan
rasa semangat nasabah untuk menyisihkan dana (uang/pendapatan yang
dimiliki) sehari-harinya meskipun dengan nominal yang tidak banyak.2
Anjuran menabung itu sendiri bukan hanya himbauan untuk
memikirkan kepentingan di masa yang akan datang, tetapi arti penting
menabung bagi nasabah itu sendiri. Seperti yang telah dijelaskan dalam
ayat Al-Qur’an QS. Al-Israa’ ayat 29 tentang anjuran menabung:
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (boros) karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. Maksudnya: jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu Pemurah”.3
Ayat ini memberi pemahaman secara tersurat menganjurkan untuk
bersikap tidak pelit yang menyebabkan seseorang menjadi tercela karena
kepelitannya dan anjuran untuk tidak boros yang menyebabkan seseorang
menjadi menyesal karena keborosannya tersebut. Fokus pada tidak boros
2
Nasabah BMT MUDA..., 14 Mei 2016.
3
5 mempunyai pengertian sederhana sebagai anjuran untuk menyisihkan
sebagian harta untuk digunakan bagi keperluan masa depan (menabung).
Seiring dengan semakin banyaknya lembaga keuangan yang berdiri,
nama BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya
muncul sebagai salah satu lembaga jasa keuangan syariah yang
menjangkau usaha-usaha masyarakat kecil menengah. BMT MUDA
memiliki strategi tersendiri dalam mempertahankan eksistensinya di dunia
bisnis Islam, apalagi BMT tidak hanya bersaing dengan lembaga keuangan
mikro syariah lainnya namun juga bersaing dengan lembaga konvensional
yang juga menggerakkan pasarnya ke arah mikro. Oleh karenanya, BMT
MUDA sebagai lembaga yang bergerak untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dibidang jasa dimana manfaat yang dibeli oleh nasabah ini,
sebisa mungkin menarik dan meningkatkan kepuasan nasabah dengan
meningkatkan kualitas pelayanannya agar mampu memenuhi tingkat
ekspektasi nasabah dengan berlandaskan prinsip syariah yang disandang.
Karena kepuasan nasabah menjadi target tertinggi dalam suatu lembaga
keuangan (BMT MUDA) untuk menentukan keberhasilannya di tengah
ketatnya persaingan usaha.
BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) terletak di Jl. Kedinding
Lor Gang Tanjung No. 49 Surabaya. Letak BMT MUDA di rasa cukup
strategis karena dekat dengan pasar dan pedagang-pedagang kecil mikro
yang menjadi fokus utama dari BMT MUDA sendiri. Selain fokus pada
6 lembaga pendidikan sebagai target pasar yang harus dicapai. Dalam hal ini
salah satu produk yang ditawarkan dalam lembaga-lembaga pendidikan
adalah simpanan pendidikan fathanah yaitu simpanan yang khusus untuk
anak sekolah.
Sehubungan dengan tujuan BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada)
Kedinding Lor Surabaya yang ingin memberikan solusi kepada masyarakat
dan keinginan BMT MUDA untuk mendapatkan pasar, menguasai,
mempertahankan, bahkan menerapkan pasar, dan hal tersebut harus
direncanakan dengan baik. Dalam hal ini strategi yang digunakan BMT
MUDA untuk menggaet atau menarik perhatian calon nasabah dengan
menerapkan sistem layanan jemput bola tersebut. Dengan hal tersebut juga
dapat mempengaruhi nasabah untuk menabung.
Secara sederhana strategi marketing ini dijalankan berkebalikan
dengan sistem konvensional, dimana konsumen yang harus menuju
penjual untuk mendapatkan barang. Dengan sistem layanan jemput bola
ini, pihak BMT MUDA lah yang akan menghampiri dan menawarkan
secara langsung kepada calon nasabah. Keuntungan dari sistem ini adalah
nasabah atau calon nasabah akan semakin dimudahkan mendapatkan
informasi dan penawaran terkait produk yang mungkin mereka butuhkan.
Dalam perspektif Islam, sistem layanan jemput bola dapat dipahami
sebagai upaya BMT MUDA mengembangkan tradisi silaturahmi yang
7 serta menjauhkan manusia dari dendam dan kebencian. Bukan hanya
mengenai silaturahmi akan tetapi juga tolong menolong.
Pada kondisi persaingan usaha yang semakin ketat, metode pemasaran
dengan sistem layanan jemput bola ini sudah merupakan kebutuhan yang
tidak bisa dihindari. Bahkan pelayanan pemerintahanpun kini sudah mulai
menggunakan sistem layanan jemput bola terebut. Tujuannya tak lain dan
tak bukan memberikan kemudahan dan kenyamanan pelanggan atau
nasabah terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang analisis sistem layanan jemput bola yang diterapkan BMT
MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya yang
merupakan strategi untuk meningkatkan motivasi menabung nasabah.
Yang penulis tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “SISTEM
LAYANAN JEMPUT BOLA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENABUNG NASABAH PADA BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka timbul persoalan yang harus
dipelajari untuk dijadikan acuan peneliti nanti. Diantaranya yaitu :
1. Fungsi dan tujuan diadakannya sistem layanan jemput bola oleh BMT
8 2. Implementasi sistem layanan jemput bola yang diterapkan BMT
MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya.
3. Respon nasabah setelah diadakannya sistem layanan jemput bola.
4. Motivasi menabung nasabah setelah di adakannya sistem layanan
jemput bola di BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding
Lor Surabaya.
5. Dampak layanan jemput bola terhadap motivasi menabung nasabah
pada BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor
Surabaya.
Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas dan dengan keterbatasan
penulis, maka penulis hanya membatasi beberapa permasalahan saja,
diantara masalah yang akan di bahas oleh penulis adalah :
1. Implementasi sistem layanan jemput bola yang diterapkan BMT
MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya.
2. Motivasi menabung nasabah setelah diadakannya sistem layanan
jemput bola di BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding
Lor Surabaya.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka penulisan tugas akhir akan
dibahas mengenai sistem layanan jemput bola dalam meningkatkan
motivasi menabung nasabah pada BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah
9 1. Bagaimanakah implementasi sistem layanan jemput bola pada BMT
MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya?
2. Bagaimanakah motivasi menabung nasabah dengan adanya sistem
layanan jemput bola yang diterapkan BMT MUDA (Mandiri
Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian
yang sudah pernah dilakukan seputar masalah yang diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini bukan merupakan
pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada.4
Penulis menelusuri kajian pustaka yang memiliki objek penelitian yang
hampir sama dengan objek penelitian ini. Penelitian sebelumnya:
Pertama, Ulfa Hasanah (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Faktor-faktor Motivasi Yang Dipertimbangkan Nasabah Dalam Memilih
BMT Pahlawan Tulungagung”.5 Permasalahan dari penelitian tersebut
dikarenakan jumlah BMT di daerah Tulungagung sangat banyak. Oleh
karena itu persaingan antar BMT dalam mencari nasabah sangat ketat. Dan
dalam penelitian tersebut dicari faktor apa saja dan apa yang paling
dipertimbangkan nasabah dalam memilih BMT Pahlawan. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah objek
4
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya : Fakultas FEBI), 11.
5
10 penelitiannya adalah BMTPahlawan dan metode penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif.
Kedua, Muhammad Ali Tamrin (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Mahasiswa Tentang Perbankan Syariah
Terhadap Minat Menabung Di Perbankan Syariah Di Tulungagung (Studi
Kasus Mahasiswa Jurusan Syariah STAIN Tulungagung)”.6 Permasalahan
dari judul tersebut adalah pengetahuan masyarakat pada umumnya dan
mahasiswa pada khususnya tentang perbankan syariah sangat penting
karena masyarakat merupakan kunci sukses sebuah lembaga keuangan
sebagai nasabah. Jadi pengetahuan perbankan syariah terhadap masyarakat
sangat penting. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang
dilakukan adalah penelitian in menggunakan metode kuantitatif dan objek
penelitiannya yaitu Mahasiswa.
Ketiga,Fera Agustina (2008) dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Mudharabah di BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta”.7
Memaparkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi
pemasaran pada BMT BIF, selain itu untuk mengetahui metode promosi
yang digunakan oleh BMT BIF. Dari hasil pembahasan menyatakan
bahwa promosi yang digunakan untuk meningkatkan jumlah nasabah yaitu
dengan metode personal selling. Perbedaan penelitian ini dengan
6
Muhammad Ali Tamrin, “Pengaruh Pengetahuan Mahasiswa Tentang Perbankan Syariah Terhadap Minat Menabung di Perbankan Syariah di Tulungagung” (Skripsi— STAIN Tulungagung, Tulungagung , 2011)
7
11 penelitian yang sedang dilakukan adalah objek penelitiannya yaitu BMT
Bina Ihsanul Fikri dengan produk yang ditawarkan yaitu produk
mudharabah.
Keempat, Yayan Fauzi (2010)dalam skripsinya yang berjudul “Faktor
-faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menabung Di Perbankan Syariah
(studi kasus pada BNI Syariah Kancab Yogyakarta)”.8 Dalam penelitian
ini peneliti ingin menggali faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah
menabung di Perbankan Syariah, apakah pelayanan, kualitas produk,
religiuitas Bank atau faktor lain. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan adalah penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif dan objek penelitiannya yaitu BNI Syariah.
Kelima,Erna Dewi Kusumawati (2004) dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Pembiayaan Pada PT.
BPR Syariah Bumi Rinjani Batu”.9
Memaparkan bahwa penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerpana dan pengelolaan
strategi pemasaran untuk meningkatkan pembiayaan, serta strategi apa
yang lebih efektif dan efisien untuk menigkatkan pembiayaan pada PT.
BPR Syariah Bumi Rinjani Batu. Dari hasil pembahasan menyatakan
bahwa analisa SWOT merupakan strategi untuk mempertahankan dan
meningkatkan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada. Strategi
alternatif yang ditetapkan berdasarkan analisa SWOT adalah strategi
8
Yayan Fauzi, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menabung di Perbankan Syariah” (Skripsi— UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2010)
9
12 penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah objek
penelitiannya yaitu PT. BPR Syariah Bumi Rinjani Batu.
Dari hasil acuan penelitian terdahulu diatas, maka penulis dapat
mendeskripsikan posisi penelitian. Yang mana penelitian ini berbeda dari
yang sebelumnya, sebab titik tekan penelitian ini adalah Sistem Layanan
Jemput Bola dan bagaimana dampaknya terhadap motivasi menabug
nasabah pada BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada). Dalam menggali
penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif
dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak di capai dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Untuk mengetahui implementasi layanan jemput bola pada BMT
MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya.
2. Untuk mengetahui motivasi menabung nasabah dengan adanya sistem
layanan jemput bola yang diterapkan BMT MUDA (Mandiri
Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan di harapkan memberikan manfaat baik
13
1. Secara teoritis
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan untuk memperkaya khazanah yang berkaitan dengan
ilmu ekonomi Islam pada umumnya dan lembaga keuangan Islam
pada khususnya. Serta sebagai sumber informasi yang dapat
digunakan untuk referensi penelitian-penelitian berikutnya yang masih
berhubungan dengan topik penelitian ini.
2. Secara Praktis
a. Bagi penulis
Untuk memahami sejauh mana sistem layanan jemput bola
yang diterapkan BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada)
Kedinding Lor Surabaya dalam meningkatkan motivasi
menabung nasabah. Dan hasil penulisan tugas akhir ini akan
menambah pengetahuan sebagai bekal agar dapat menerapkan
ilmu yang diterima di bangku kuliah dengan praktik yang
sesungguhnya. Serta Diharapkan bisa berguna sebagai tambahan
dalam penyusunan rencana dan sebagai penentu
kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan lembaga keuangan
Islam/syariah.
b. Bagi BMT
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi BMT MUDA
14 mengembangkan strategi-strategi untuk mewujudkan tujuan BMT
yaitu mengayomi masyarakat kecil.
c. Bagi UIN Sunan Ampel Surabaya
Untuk dapat dijadikan tambahan referensi bagi mahasiswa
UIN Sunan Ampel Surabaya dalam mengerjakan tugas akhir.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah hasil dari operasionalisasi. “Menurut
Black dan Champion untuk membuat definisi operasional adalah dengan
memberi makna pada suatu konstruk atau variabel dengan menetapkan “operasi” atau kegiatan yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau
variabel tersebut”.10
Untuk lebih memperjelas dan mempermudah pemahaman dan
menghindari kesalahpahaman, maka peneliti akan menegaskan definisi
operasional variabel-variabel penelitian ini sebagai berikut :
1. Sistem Layanan Jemput bola
Dari perspektif syariah, jemput bola dapat dipahami sebagai
upaya BMT untuk mengembangkan tradisi silaturahmi yang meurut
Rasulullah SAW dapat menambah rezeki, memanjangkan umur, serta
menjauhkan manusia dari dendam dan kebencian. Selain itu jemput
bola juga merupakan strategi yang dilakukan BMT dengan cara
10
15 petugas langsung mendatangi nasabah atau calon nasabah dan petugas
leluasa menjelaskan mengenai konsep keuangan syariah serta sistem
dan prosedur operasional BMT.
2. Motivasi Menabung
Motivasi merupakan kondisi mental yang mendorong
dilakukannya suatu tindakan dan memberikan kekuatan yang
mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan atau
mengurangi ketidakpuasan. Dan dalam penelitian ini menggunakan
teori hierarki kebutuhan Maslow.11 Sedangkan menabung yaitu suatu
aktivitas dimana seseorang menyimpan uangnya di bank atau di
lembaga keuangan lainnya, atau menyisihkan sebagian uang yang kita
miliki untuk tujuan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Jadi
motivasi menabung yaitu kondisi mental yang mendorong seseorang
untuk melakukan tindakan menyimpan uang demi sebuah tujuan.
3. Nasabah
Merupakan seseorang ataupun badan usaha (korporasi) yang
mempunyai rekening simpanan dan pinjaman dan melakukan
transaksi simpanan dan pinjaman tersebut pada sebuah lembaga
keuangan.
11
16
4. BMT MUDA
Merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang jasa keuangan
syariah. Selain itu koperasi juga merupakan organisasi bisnis yang
juga berperan sosial, atau sekelompok orang yang menyatukan diri
untuk saling membantu dan bekerjasama membangun sumber
pelayanan keuangan guna mendorong dan mengembangkan usaha
produktif dan meningkatkan taraf hidup para anggota dan masyarakat
yang didirikan oleh BMT MUDA.
H. Metode Penelitian
1. Data yang dikumpulkan
a. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data tentang
layanan sistem jemput bola dalam meningkatkan motivasi
menabung nasabah pada BMT MUDA, dan data mengenai
sejarah berdirinya BMT MUDA dan yang terkait dengan objek
penelitian.
b. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data yang
tidak berkaitan langsung dengan sistem layanan jemput bola
dalam meningkatkan motivasi menabung nasabah pada BMT
MUDA, yaitu dari literatur seperti buku, jurnal, artikel, dan
17 2. Sumber Data
a. Sumber Primer
“Sumber primer yaitu sumber yang dapat memberikan
informasi secara langsung, serta sumber tersebut memiliki
hubungan dengan masalah pokok penelitian sebagai bahan
informasi yang dicari”.12Dengan demikian, sumber primer
dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber aslinya yaitu :
1) Pihak-pihak BMT MUDA : Manager, Account Officer,
Teller, dan karyawan-karyawan lain BMT MUDA.
2) Staf pemasaran, nasabah BMT MUDA, serta pihak-pihak
lain yang terkait dengan pelaksanaan sistem layanan
jemput bola.
Data yang diambil yaitu berupa kata-kata atau tindakan
seputar strategi peningkatan motivasi menabung nasabah pada
BMT MUDA, dan startegi pemasaran lainnya yang dilakukan
oleh BMT MUDA.Oleh karena itu nantinya dapat ditarik suatu
kesimpulan dari informan tersebut.
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder yaitu sumber data kedua sesudah sumber
data primer. Sumber data sekunder merupakan data pendukung
12
18 yang berasal dari seminar, buku-buku maupun literatur lain
meliputi :
1) Brosur BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada)
2) Company Profile BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah
Persada) Jatim
3) Dll.
3. Objek Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah nasabah BMT MUDA. Dan
teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik snowball sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. “Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang
sedikit itu belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka
mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data.
Dengan demikian jumlah sampel data akan semakin besar”.13 Unit
sampel yang dipilih makin lama makin terarah sejalan dengan makin
terarahnya fokus penelitian.
Jadi, penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan peneliti
saat memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya
yaitu, peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan
memberikan data yang diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau
13
19 informasi yang diperoleh peneliti dapat menetapkan sampel lainnya
yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data
yang berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data
penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
observasi pasif, yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan.
Penulis hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut serta
dalam kegiatan. Penulis melakukan observasi pada kegiatan
layanan jemput bola di BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah
Persada) Kedinding Lor Surabaya.14
b. Wawancara (interview)
Wawancara (interview) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dapat dilakukan
secara langsung berhadapan dengan responden mengenai hal
yang berkaitan dengan topik penelitian.15 Wawancara
dilakukan antara penulis dengan Manager dan Account Officer
14
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), 220.
15
20 seputar strategi yang digunakan dalam pemasaran dan strategi
untuk meningkatkan motivasi menabung nasabah. Serta
kepada nasabah BMT MUDA mengenai penyebab atau faktor
apa saja yang memotivasi nasabah menabung di BMT MUDA
dengan adanya layanan jemput bola tersebut.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu sumber data sekunder
yang diperlukan dalam sebuah penelitian yang berupa bahan
tertulis yang diterbitkan oleh lembaga yang dijadikan objek
penelitian ataupun film, gambar, dan foto-foto baik berupa
prosedur, peraturan, laporan hasil kerja dan lain sebagainya.16
Pengumpulan data secara dokumentasi ini yaitu teknik
pengumpulan data yang berkaitan dengan sistem layanan
jemput bola dalam meningkatkan motivasi menabung nasabah.
5. Teknik Pengolahan Data
Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan atau penulisan,
maka penulis menggunakan teknik pengolahan data dengan tahapan
sebagai berikut :
a. Editing, yaitu “pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna,
keselarasan antara data yang ada dan relevansi dengan
16
21 penelitian”.17 Dalam hal ini penulis akan mengambil data yang
akan dianalisis dengan rumusan masalah saja.
b. Organizing, yaitu “menyusun kembali data yang telah didapat dalam penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan
yang sudah direncanakan dengan rumusan masalah secara
sistematis”.18 Penulis melakukan pengelompokan data yang
dibutuhkan untuk dianalisis dan menyusun data tersebut
dengan sistematis untuk memudahkan penulis dalam
menganalisis data.
c. Penemuan data, yaitu dengan “menganalisis data yang telah
diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan
mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya
merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah”.19
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif berangkat dari
fenomena kemudian dihubungkan dengan teori dan kajian pustaka.20
Analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan pokok-pokok yang diteliti terkait dengan penerapan
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D...,243.
18
Ibid
19
Ibid
20
22 sisem layanan jemput bola di BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah
Persada) Kedinding Lor Surabaya.21
Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah:
a. Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan data mentah yang muncul dari catatan-catatan
tulisan di lapangan. Hal ini dilakukan secara terus menerus
selama penelitian ini berlangsung.
b. Penyajian data, merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan keputusan.
c. Verifikasi, yaitu proses penarikan kesimpulan dari keseluruhan
peneltian yang telah berlangsung.22
I. Sistematika Pembahasan
Untuk menghasilkan suatu tulisan yang teratur dan terarah, peneliti
menguraikan penelitian ini dalam lima bab, adapun sistematika
pembahasannya adalah sebagai berikut :
Bab pertama pendahuluan, yaitu: Latar Belakang Masalah,
Identifikasi dan Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Kajian Pustaka,
21
Ibid., 74.
22
23 Tujuan Penelitian, Kegunaan Hasil Penelitian, Definisi Operasional,
Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
Bab kedua Kerangka Teoritis, yaitu tentang teori-teori yang
menjadi dasar pedoman tema penelitian yang diangkat, meliputi strategi pemasaran, motivasi menabung, dan bayt ’almāl wattamwil.
Bab ketiga data penelitian, yaitu: meliputi gambaran mengenai
BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya secara
umum, sejarah berdirinya, visi dan misi, produk-produk yang ditawarkan,
dan penyajian data mengenai sistem layanan jemput bola, serta motivasi
menabung nasabah pada BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada)
Kedinding Lor Surabaya.
Bab keempat Analisis Data, berisi hasil penelitian yang dillakukan
oleh penelitiuntuk menjawab dari rumusan masalah penelitian. Pertama,
mengenai sistem layanan jemput bola. Kedua, motivasi nasabah menabung
di BMT MUDA (Mandiri Ukhuwah Persada) Kedinding Lor Surabaya.
Bab kelima penutup, bab terakhir yang berisi kesimpulan dari
BAB II
STRATEGI PEMASARAN, MOTIVASI MENABUNG, DAN BAYT
’ALM L WATTAMWIL
A. Strategi Pemasaran
Strategi didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu
(1) dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do) dan (2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does). Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan
mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini
adalah bahwa para manajer memainkan peranan yang aktif, sadar dan
rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Sedangkan berdasarkan
perspektif yang kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau
respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi
ini, setiap organisasi memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak
pernah dirumuskan secara eksplisit (gamblang). Pandangan ini diterapkan
bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan
menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala
dibutuhkan.1
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan nama
seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
1
25 inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.2
Pemasaran merupakan semua kegiatan manusia yang dilakukan dalam
hubungannya dengan pasar. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar guna
mewujudkan pertukaran potensial untuk kepentingan memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia.3
Tull dan Kahle (1990) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui
pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk
melayani pasar sasaran tersebut. Pada dasarnya strategi pemasaran
memberikan arah dalam kaitnya dengan variabel-variabel seperti
segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Strategi pemasaran merupakan
bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada semua
fungsi manajemen suatu organisasi.4
Searah dengan perubahan zaman, perubahan tata ekonomi dan
perdagangan, konsep Bayt ’Almāl yang dulunya sederhana pun berubah,
tidak sebatas menerima dan menyalurkan harta tetapi juga mengelolanya
secara lebih produktif untuk memberdayakan perekonomian masyarakat.
Selain itu dengan kehadiran BMT diharapkan mampu menjadi sarana
dalam menyalurkan dana untuk usaha bisnis kecil dengan mudah dan
2
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jaka Wasana), Jilid 1, (Jakarta : Erlangga, 1996), 4.
3
Ibid., 12
4
26 bersih, karena didasarkan pada kemudahan dan bebas riba/bunga,
memperbaiki/meningkatkan taraf hidup masyarakat bawah, lembaga
keuangan alternatif yang mudah diakses oleh masyarakat bawah dan bebas
riba/bunga, lembaga untuk memberdayakan ekonomi umat, mengentaskan
kemiskinan dan meningkatkan produktivitas.5 Dan untuk itu semua
diperlukan strategi yang pas dalam pemasarannya, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Meluruskan Niat
Langkah pertama yang harus dilalui pengelola BMT sebelum
memasarkan produknya adalah dengan meluruskan niat dengan
selalu menyebut nama Allah SWT. Bahwa apa yang hendak
dilakukan dalam kerangka pemasaran produk BMT tidak lain
semata-mata untuk mengharapkan ridha-Nya. Dan luruskan niat
dengan selalu mendekatkan tindakan dengan misi BMT yang telah
ditetapkan.6
2. Perhatikan Ulama
Perlu dipikirkan langkah-langkah strategis yang memungkinkan
BMT menjalin kerjasama dengan lembaga atau organisasi sosial
keagamaan yang berbeda di bawah pengaruh (naungan) ulama,
antara lain: Produk-produk simpanan berbagi hasil BMT, Simpanan
pendidikan untuk para santri, Simpanan Haji, Simpanan Qurban,
5
Ahmad Sumiyoto, BMT Menuju Koperasi Modern, (Yogyakarta : ISES Publishing PT. ISES Consulting Indonesia, 2008), 21.
6
27 Simpanan Idul Fitri dan simpanan lain yang dapat mengakses
kebutuhan umat. Sebagai imbangan BMT perlu mempertimbangkan
pemberian bagi santri berprestasi/kurang mampu atau sumbangan
sarana ibadah.7
3. Memperluas Jaringan Kerjasama
Hal yang harus diperhatikan dalam memasarkan produk adalah
dengan memperluas jaringan kerjasama saling menguntungkan
dengan berbagai pihak, sepanjang tidak mengingkari prinsip-prinsip
syariah yang sejak awal ditetapkan sebagai landasan utama usaha
BMT. Kerjasama ini dimungkinkan sebagai upaya BMT semakin
kukuh di masyarakat karena mengalirnya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, antara lain: Para Aghniya’, pengusaha muslim
yang jujur dam memiliki komitmen kuat terhadap pemberdayaan
ekonomi umat, Perbankan Syariah lokal maupun nasional,
Lembaga-lembaga mikro keuangan syariah lainnya, permodalan, serta semua
pihak yang memiliki komitmen sama dalam pemberdayaan ekonomi
komponen mayoritas bangsa yang hidup di wilayah akar rumput
(grass root).8 4. Jemput Bola
Sebagai lembaga keuangan yang belum lama lahir, BMT
membutuhkan promosi dan sosialisasi secara lebih optimal di
7
Ibid.
8
28 masyarakat. Keaktifan pengelola dalam memasarkan produk BMT
merupakan komponen terpenting diantara komponen-komponen
lainnya yang akan menentukan tingkat keberhasilan lembaga. Salah
satu cara efektif yang dapat dilakukan untuk mencapai target-terget
pemasaran produk BMT di awal operasionalnya adalah dengan melakukan pendekatan ―jemput bola‖ pendekatan ini dilakukan
dengan cara petugas langsung mendatangi calon nasabah, petugas
leluasa menjelaskan mengenai konsep keuangan syariah serta sistem
dan prosedur operasional BMT.9
Dari perspektif syariah, jemput bola dapat pula dipahami
sebagai upaya BMT mengembangkan tradisi silaturahmi yang
menurut Rasulullah SAW dapat menambah rezeki, memanjangkan
umur, serta menjauhkan manusia dari dendam dan kebencian.10
Sebagaimana dijelaskan di dalam ayat Al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat
36 mengenai silaturahmi:
9 Ibid. 10Safitri Nur Annisa, ―Persepsi Nasabah Tentang Sistem Jemput Bola Pada BMT ANDA Salatiga‖
29
―sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri‖.11
Sistem layanan jemput bola bukan hanya mengenai silaturahmi
akan tetapi juga tolong menolong.12 Dalam Al-Qur’an surat
at-Taubah ayat 71 menyebutkan ayat mengenai tolong menolong,
yakni:
―Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana‖.13
Selanjutnya hal yang perlu dikembangkan dalam strategi
pemasaran tersebut antara lain :
11
Departemen Agama RI Al-Hikmah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : CV. Penerbit Diponegoro, 2010), 84.
12
Safitri Nur Annisa, ―Persepsi Nasabah Tentang Sistem Jemput Bola Pada BMT ANDA Salatiga‖..., 30.
13
30 a. Pengelola BMT harus mampu bertindak jujur, amanah,
profesional dibidangnya dengan mewujudkan signifikasi
transparansi di bidang manajemen. Keikhlasan menerima kritik
dan saran, bijaksana dalam mengambil segala keputusan
penting, serta mampu memberikan pelayanan terbaik kepada
semua orang.14
b. Memilih produk penghimpunan dana yang tepat dengan ukuran
sederhana (mudah dalam pemasaran, pengelolaan, maupun
penerapannya sesuai prinsip-prinsip syariah), tidak terlalu
beresiko, artinya dana tersebut dipercayakan penyimpanannya
untuk jangka waktu relatif 1 samapi 2 tahun atau lebih dan
besaran beban bagi hasil usaha ditentukan berdasarkan
perhitungan yang wajar namun tetap kompetitif. Mempunyai
nilai jual yang tinggi, maksudnya adalah bahwa produk
penghimpunan dana yang ditawarkan benar-benar menjawab
kebutuhan konkret masyarakat kelas menengah kebawah
(defisit-units).15
14
Ahmad Sumiyoto, BMT Menuju Koperasi Modern..., 23.
15
31
B. Motivasi Menabung
1. Motivasi
a. Pengertian motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.16 Kata ―motif‖, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai daya
penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan
moti dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.17
Dalam pengertian sehari-hari, motivasi dapat diartikan
sebagai sesuatu yang mendorong seseorang untuk berperilaku
tertentu. Motivasi membuat seseorang memulai melaksanakan
dan mempertahankan kegiatan tertentu. Pemahaman mengenai
motivasi bukanlah hal yang mudah, motivasi merupakan sesuatu
yang ada dalam diri seseorang dan tidak tampak dari luar.
16
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013), 3.
17
32 Motivasi akan kelihatan atau akan tampak melalui perilaku
seseorang yang dapat dilihat atau diamati.18
Banyak teori motivasi yang didasarkan dari asas kebutuhan
(need). Kebutuhan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk dapat memenuhinya. Motivasi adalah proses psikologi yang dapat
menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku hakikatnya merupakan
orientasi pada satu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang
dirancang untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan proses interaksi dan beberapa unsur. Dengan
demikian, motivasi merupakan kekuatan untuk mendorng
seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai
macam kebutuhan, seperti 1) keinginan yang hendak dipenuhi, 2)
tingkah laku, 3) tujuan, dan 4) umpan balik.19
Proses interaksi ini disebut produk motivasi dasar (basic motivations process), dapat digambarkan dengan model proses seperti berikut :
18
Nugroho J. Setiadi, Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen, (Jakarta : Kencana Prenada Group, 2003), 26.
19
33 Gambar 2.1
Proses Motivasi Dasar
Sumber : Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya.
Berdasarkan teori-teori motivasi yang telah dikemukakan
dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan
yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar
sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan
tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan
sebelumnya.20
b. Ciri-ciri motivasi
Beberapa ciri motivasi individual diantaranya adalah :
1) Motif adalah majemuk, dalam suatu perbuatan individu tidak
hanya mempunyai satu tujuan, namun beberapa tujuan yang
berlangsung bersama-sama.
20
Ibid., 9.
Needs, desires,
or expectation behavior
[image:47.595.140.518.167.565.2]34 2) Motif dapat berubah, motif bagi seseorang seringkali
mengalami perubahan. Ini disebabkan karena keinginan
manusia selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan
maupun kepentingannya.Dalam hal ini motif individu sangat
dinamis dan geraknya mengikuti kepentingan-kepentingan
individu.
3) Motif berbeda-beda bagi individu, dua orang yang melakukan
pekerjaan sama, tetapi ternyata terdapat perbedaan motif.
Beberapa motif tidak didasari oleh individu. Banyak tingkah
laku manusia yang tidak didasari oleh pelakunya, sehingga
beberapa dorongan yang muncul seringkali karena
berhadapan dengan situasi-situasi yang kurang
menguntungkan lalu ditekankan di alam bawah sadarnya.
Dengan demikian seringkali jika ada dorongan dari dalam
yang kuat sekali menjadikan individu yang bersangkutan
tidak bisa memahami motifnya.21
c. Penggolongan motif
Motif-motif digolongkan sebagai ―motif untuk‖ (in order to motives) dan ―motif karena‖ (because motives). In order to motives merupakan tujuan yang digambarkan sebagai maksud, rencana, harapan, minat dan sebagainya yang diinginkan aktor
21
35 dan karena itu berorientasi ke masa depan. Sedangkan because motives merujuk kepada pengalaman masa lalu seseorang dan tertanam dalam pengetahuannya yang terendapkan, dan karena itu berorientasi masa lalu. Dalam interaksi ―motif untuk‖ tindakan
seseorang menjadi ―motif karena‖ disebabkan oleh reaksi orang.
Max Weber dalam memperkenalkan konsep pendekatan
verstehen untuk memahami makna tindakan seseorang, dimana seseorang dalam bertindak tidak hanya sekedar melaksanakan,
tetapi juga menempatkan diri dalam lingkungan berfikir dan
perilaku orang lain. Konsep ini lebih mengarah pada suatu
tindakan bermotif tujuan yang hendak dicapai (in order to motives), yang mana sebelum masuk pada tataran in order to motives, terdapat tahapan because motives yang mendahuluinya.
Terdapat dua realita yang berbeda dalam teori fenomenologi,
yaitu realitas objektif dan realitas subjektif. Realitas objektif
merupakan realitas dalam masyarakat sosial yang bersifat
seharusnya. Realitas subjektif adalah realitas yang bersifat
senyatanya, yang nantinya akan memunculkan dua konsep yaitu
because motif (sebab atau penyebab) serta in order to motif (tujuan) yang kemudian akan menghasilkan suatu tindakan.22
22
36 Dalam konteks sistem layanan jemput bola dalam penelitian
ini yaitu because motif (sebab atau penyebab) nasabah untuk menabung di BMT MUDA adalah sistem layanan jemput bola itu
sendiri. Dari adanya sistem layanan jemput bola, nasabah yang
enggan pergi ke Bank ataupun lembaga keuangan lainnya maka
akan bisa merasakan menabung di Bank atau BMT meskipun
dengan nominal uang yang sedikit. Sedangkan in order to motif (tujuan) dari menabung menggunakan layanan jemput bola adalah
untuk mengungkap tujuan nasabah menabung di BMT MUDA
menggunakan sistem layanan jemput bola. Apakah ada tujuan
tertentu seperti karena untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tertentu atau ada tujuan lain.
d. Teori motivasi
1) Hierarki Kebutuhan Maslow
Maslow berpendapat bahwa kebutuhan yang diinginkan
seseorang berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama
telah terpenuhi, kebutuhan tingkat terpenuhi akan muncul
menjadi yang utama. Selanjutnya, jika kebutuhan tingkat
kedua telah terpenuhi, maka muncul kebutuhan tingkat ketiga
dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan yang kelima.23
23
37 Maslow mengolongkan kebutuhan manusia itu pada lima
tingkat kebutuhan (five hierarchy of needs).24 Kelima tingkat kebutuhan itu sebagai berikut:
a) Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
kebutuhan fisiologis merupakan kebutuan yang
harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk
makanan, perumahan, pakaian, bebas dari rasa sakit,
udara untuk bernapas dan sebagainya.25 Kebutuhan ini
juga disebut dengan kebutuhan dasar atau kebutuhan
primer, karena kebutuhan ini berkaitan dengan
pertahanan eksistensi kehidupan.26
Dalam konteks tabungan, kebutuhan yang paling
mendasar adalah bagaimana tabungan tersebut
menanamkan motivasi untuk menabung. Dimana
tabungan tersebut digunakan untuk mendidik,
mengajarkan kepada manusia gemar menabung, apakah
dari fasilitas atau media yang digunakan untuk
menabung. Pendidikan yang diterapkan adalah
pengertian-pengertian tentang menabung, manfaat
menabung untuk kebutuhan hidup, mengajari bahwa
24
Alex Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2013), 273.
25
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya..., 41.
26
38 hidup bukan hanya hari ini. Jika hari ini mendapatkan
uang dan digunakan untuk kebutuhan sehingga uang
tersebut habis tanpa menyisihkan untuk hari esok, maka
dihari esok manusia tersebut akan hidup dalam
kekurangan. Jadi edukasi menabung untuk kehidupan
sangat penting. Jika kebutuhan fisiologis yang berupa
mental menabung sudah tertanam, maka akan timbul
kebutuhan lain yang mendorong manusia untuk
menabung.
b) Kebutuhan akan rasa aman (safety needs)
Pada dasarnya, kebutuhan akan rasa aman ini
mengarah pada dua bentuk, yaitu kebutuhan keamanan
jiwa dan kebutuhan keamanan harta. Kebutuhan rasa
aman muncul sebagai kebutuhan yang paling penting jika
kebutuhan psikologis telah terpenuhi. Ini meliputi
kebutuhan perlindungan, keamanan, hukum, kebebasan
dari rasa takut, dan kecemasan.27
Dalam kebutuhan rasa aman ini sudah jelas jika
menabung bertujuan untuk keamanan harta bendanya,
terutama uang. Masyarakat takut jika uangnya disimpan
di rumah akan berdampak buruk, misalkan uang diambil
pencuri atau hal-hal lain yang bisa merugikan. Akan
27
39 tetapi jika disimpan di lembaga keuangan misalnya
BMT, masyarakat akan merasa aman dan nyaman tanpa
khawatir uangnya hilang. Dalam hal ini masyarakat juga
selektif dalam memilih lembaga keuangan. Misalkan
kenal dengan pengelola atau karyawan di lembaga
keuangan tersebut, atau pengelolanya merupakan
tetangga.
c) Kebutuhan cinta dan memiliki-dimiliki (belongingness and love needs)
Kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari
kelompok dan cinta menjadi tujuan utama. Orang sangat
peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak
lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan
cinta, kebutuhan ini terus penting sepanjang hidup.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dimana masyarakat
ingin dihargai, dicintai dan di perhatikan.28
Maksudnya, nasabah diperhatikan dalam hal
menabung. Pegawai bank atau pegawai lembaga
keuangan syariah lainnya yang dekat dengan nasabah
akan merasa senang karena mereka merasa sangat
diperhatikan. Jika lembaga keuangan cuek atau tidak
memperhatikan terhadap nasabah, menabung atau tidak
28
40 menabung tidak menjadi urusan, maka masyarakat akan
malas menabung di lembaga keuangan tersebut.
Bandingkan jika nasabah lama tidak menabung,
kemudian pegawai lembaga keuangan datang
menanyakan. Tentu nasabah merasa seperti diperhatikan,
merasa bahwa nasabah dimiliki dan dibutuhkan oleh
lembaga keuangan atau bank. Biasanya yang demikian
itu adalah lembaga keuangan yang menerapkan sistem
layanan jemput simpanan atau biasanya dikenal dengan
istilah jemput bola. Jadi pegawai lembaga keuangan
selalu bersilaturahmi dengan nasabah.
d) Kebutuhan penghargaan (esteem needs)
Pemenuhan kebutuhan penghargaan menjurus pada
kepercayaan terhadap diri sendiri dan perasaan diri
berharga. Kebutuhan akan penghargaan sering kali
diliputi frustasi dan konflik pribadi, karena yang
diinginkan orang bukan saja perhatian dan pengakuan
dari kelompoknya. Melainkan juga kehormatan dan
status yang memerlukan standar moral, sosial dan
agama.29
Menabung karena penghargaan merupakan
kebutuhan tingkat 4 dari Hierarki Maslow. Dalam hal ini
29
41 nasabah menabung karena ingin selalu mendapat
penghargaan dari bank, misal mendapat hadiah. Dan ada
pula yang menabung ingin mendapat pujian dari
masyarakat bahwa nasabah tersebut memang menabung
di suatu lembaga keuangan dan ikut mengembangkan
lembaga keuangan tersebut.
e) Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs) Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh
kepuasan dengan dirinya sendiri (self full fillment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja
yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif
dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia
yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi
manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari
kebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada
kebutuhan semacam itu.30
Kebutuhan aktualisasi diri dalam konteks menabung
adalah dorongan yang datang dari diri sendiri. Misalkan
tabungan syariah, nasabah yang beragama islam
menyatakan menabung karena tabungan tersebut syariah,
islami dan sesuai dengan agama nasabah tersebut. Jadi
30
42 dorongan dari dalam dirinya mempengaruhinya untuk
menabung.31
2. Menabung
a. Pengertian Menabung
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, menabung
merupakan kata kerja yang memiliki arti yaitu menyimpan uang
(dicelengan, pos, bank, dsb.). Secara luas menabung dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan menyisihkan sebagian
pendapatannya untuk dikumpulkan sebagai cadangan dihari depan
atau dihari yang akan datang.
Dalam Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998
tabungan merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya
yang dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat penarikan tertentu
maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan
yang telah dibuat antara bank dengan si