DUKACITA
(GRIEF)
PADA ORANG TORAJA YANG
MELAKSANAKAN RITUAL PEMAKAMAN
RAMBU SOLO’
OLEH :
Novista Priscilia Anastasia Lawole
802007071
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi: Psikologi, Fakultas: Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar
Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Novista Priscilia Anastasia Lawole
NIM : 802007071
Program Studi : Psikologi
Fakultas : Fakultas Psikologi
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir dengan judul:
DUKACITA (GRIEF) PADA ORANG TORAJA YANG
MELAKSANAKAN RITUAL PEMAKAMAN RAMBU SOLO’
Yang dibimbing oleh:
1. Aloysius L.S.S. M.A.
2. Rudangta Arianti Sembiring, M.Psi.
Adalah benar hasil karya saya.
Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau
sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar
serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa
memberikan pengakuan pada penulis atau sumber aslinya.
Salatiga, 28 Mei 2012
Dukacita
(Grief)
Pada Orang Toraja yang Melaksanakan
Ritual Pemakaman
Rambu Solo’
Novista Priscilia Anastasia Lawole
Aloysius L.S.S.
Rudangta Arianti Sembiring
Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Abstrak
Kehilangan seseorang yang kita cintai akibat kematian merupakan hal yang tidak diinginkan oleh setiap orang. Setiap peristiwa kematian yang terjadi akan menimbulkan rasa kehilangan dan kesedihan dikarenakan kedekatan dengan orang yang telah meninggal, sehingga ketika peristiwa kehilangan itu terjadi akan berakibat timbulnya dukacita (grief). Dukacita adalah kekuatan emosi yang sangat besar yang sering dipicu oleh kematian, terlebih khusus kematian orang yang dicintai. Peristiwa kematian sendiri tidak terlepas dari aspek budaya dan salah satu aspek budaya dari kematian adalah adat dan ritual berkabung. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dukacita pada orang Toraja yang melaksanakan ritual pemakaman Rambu Solo’. Orang Toraja memiliki kebudayaan yang masih dilestarikan, salah satunya adalah ritual pemakaman Rambu Solo’. Orang Toraja melaksanakan Rambu Solo’ bagi jenazah orang yang dicintai dan sebelum Rambu Solo’ dilaksanakan, maka jenazah belum dianggap meninggal secara adat, namun masih dianggap sebagai orang yang sedang sakit (tomakula’). Jadi, keluarga yang ditinggalkan dilarang meratapi jenazah dan wajib memberi makan atau minum kepada jenazah seperti pada orang yang masih hidup. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dan partisipan penelitian adalah dua orang Toraja yang melaksanakan Rambu Solo’ selama satu tahun. Berdasarkan hasil penelitian, kedua partisipan mengalami reaksi internal (pikiran dan perasaan) berupa rasa sedih, rindu, rasa kehilangan, rindu sengsara, serta beban pikiran akibat hutang hewan dan reaksi eksternal (perilaku), seperti melayani jenazah selama lebih dari satu tahun atau sebelum Rambu Solo’ dilaksanakan. Proses dukacita yang dialami partisipan yaitu numbing, yearning and searching, disorganization and despair, dan reorganization. Yearning and searching adalah proses dukacita yang dirasakan paling dominan dan attachment behavior masih tetap dilakukan disebabkan ritual Rambu Solo’ yang mereka jalankan.