• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Sakralitas Tradisi Ma'papangngan dalam Pelaksanaan Ritual Rambu Solo' di Toraja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Sakralitas Tradisi Ma'papangngan dalam Pelaksanaan Ritual Rambu Solo' di Toraja"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

i

Universitas Kristen Satya Wacana Fakultas Teologi

Program Studi Magister Sosiologi Agama

TESIS

Diajukan kepada Program Studi Magister Sosiologi Agama untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si)

SAKRALITAS TRADISI MA’PAPANGNGAN DALAM PELAKSANAAN RITUAL RAMBU SOLO’ DI TORAJA

Theofilus Welem 752021013

Salatiga, Desember 2023

(2)

ii

(3)

iii

MOTTO

Diberkatilah Orang Yang Mengandalkan TUHAN! Yang Menaruh Harapannya Pada TUHAN!” (Yeremia 17:7)

Hanya Ada Satu Hal Yang Membuat Impian Mustahil Tercapai, Yaitu Ketakutan Akan Kegagalan

-“Paulo Coelho”-

Di Tanah Kita, Agama Dan Tradisi Saling Memberi Arti, Membuka Peluang Untuk Saling Menghargai

-“Najwa Shihab”-

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Sang Pemilik Kehidupan dan Sumber Hikmat yang telah menuntun dan menolong penulis sepanjang proses perjalanan studi dan diakhiri dengan penulisan karya akademik yang berjudul: “Sakralitas Tradisi Ma’papangngan dalam Pelaksanaan Ritual Rambu Solo’ di Toraja” ini dapat diselesaikan. Segala hikmat dan tuntunannya membuat penulis telah menyelesaikan proses perjalanan intelektual sebagai mahasiswa untuk menggumuli Iman dan Ilmu pengetahuan dalam Program Studi Magister Sosiologi Agama, Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana. Dimulainya hingga berakhirnya proses studi ini tidak terlepas juga dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menuliskan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tuaku, Matius Rampun (ayah) dan Weltim Alang (ibu), beserta adik-adikku Rensi dan Gerald. Terima kasih untuk setiap doa dan berbagi bentuk dukungan yang selama ini diberikan baik itu secara materi maupun non-materi. Kurre sumanga’ buda.

Puang Matua tontong umpassakke komi.

2. Kedua dosen pembimbing yaitu, Pdt. Izak Y. M. Lattu (Kak Chaken) dan Dr. Pdt. Rama Tulus Pilakoannu yang telah berbagi ilmu baik di dalam maupun di luar ruang-ruang kelas dari awal penulis menjalani proses peziarahan intelektual di kampus UKSW hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Kurre Sumanga’, Puang Matua tontong umpassakke komi lan mintu passanan tengko tu na pa’ben lako kalemi.

3. Bapak Dr. Warto sebagai dosen penguji yang telah mendukung penulis dengan memberikan berbagai saran untuk pengembangan tesis ini.

4. Terima kasih kepada para pegawai Fakultas Teologi UKSW yang selalu melayani setiap kebutuhan administrasi akademik penulis selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Teologi UKSW.

(5)

v

5. Semua narasumber atau partisipan yang telah membantu penulis dengan memberikan berbagai informasi yang penulis butuhkan dalam rangka mengerjakan dan menyelesaikan karya tulis ini.

6. MSA Angkatan 2021 untuk setiap hal-hal berharga yang boleh dibagikan selama peziarahan intelektual di kampus UKSW, baik itu berupa pengalaman, pengetahuan dan lain sebagainya. “Hiduplah Garba Ilmiah Kita”.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas berbagai dukungan yang telah diberikan.

Kiranya tulisan ini dapat memberi manfaat dalam pengembangan Ilmu pengetahuan, secara khusus bagi segenap masyarakat Toraja agar dapat terus melestarikan dan memberi perhatian pada setiap tradisi dan budaya yang mereka miliki. Kurre Sumanga’.

Salatiga, Desember 2023

Penulis

(6)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

MOTTO ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

Abstrak ... viii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.5. Metode Penelitian ... 9

1.5.1 Jenis Penelitian... 9

1.5.2 Partisipan Penelitian ... 10

1.5.3 Lokasi Penelitian ... 11

1.5.4 Teknik Pengumpulan Data ... 11

1.5.5 Teknik Analisis Data... 12

1.6. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II ... 14

SAKRALITAS DAN RITUAL ... 14

2.1. Yang Sakral dan Yang Profan... 14

2.2. Ritual ... 23

2.3. Kesimpulan ... 30

BAB III ... 32

MASYARAKAT TORAJA DAN TRADISI MA’PAPANGNGAN DALAM RITUAL RAMBU SOLO’ DI TORAJA ... 32

(7)

vii

3.1. Pengantar... 32

3.2. Gambaran Umum Tana Toraja ... 32

3.3. Ritual Rambu Solo’ di Tana Toraja ... 35

3.3.1 Stratifikasi Sosial dalam Konteks Masyarakat Toraja ... 35

3.3.2 Tingkatan Ritual Rambu Solo’ ... 36

3.4. Tradisi Ma’papangngan dalam Pelaksanaan Ritual Rambu Solo’ ... 38

3.4.1 Munculnya Tradisi Ma’papangngan dalam Mitologi Orang Toraja ... 38

3.4.2 Simbol-simbol dalam Tradisi Ma’papangngan ... 43

3.4.3 Makna dari Setiap Materi atau Simbol Pangngan bagi Masyarakat Toraja ... 48

3.4.4 Proses Pelaksanaan Tradisi Ma’papangngan dalam Ritual Rambu Solo’ ... 49

3.5. Ma’papangngan bagi Masyarakat Toraja dalam Ritual Rambu Solo’... 52

3.5.1 Tradisi Ma’papangngan dalam Kekristenan ... 52

3.5.2 Tradisi Ma’papangngan dalam Aluk Todolo ... 55

3.6. Kesimpulan ... 57

BAB IV ... 59

SAKRALITAS TRADISI MA’PAPANGNGAN DALAM RITUAL RAMBU SOLO’ ... 59

4.1. Pendahuluan ... 59

4.2. Eksistensi Tradisi Ma’papangngan dalam Ritual Rambu Solo’ ... 59

4.3. Sakralitas Tradisi Ma’papangngan dalam Konteks Ritual Rambu Solo’ ... 67

4.1. Kesimpulan ... 77

BAB V ... 78

PENUTUP ... 78

5.1. Kesimpulan ... 78

5.2. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(8)

viii Abstrak

Tulisan ini menganalisis mengenai sakralitas tradisi ma’papangngan dalam konteks ritual Rambu Solo’ atau ritual kematian di Toraja. Ma’papangngan merupakan salah satu tradisi warisan dalam masyarakat Toraja yang berhubungan dengan pemberian simbol sirih-pinang.

Tradisi ini dianggap penting untuk dilakukan oleh masyarakat Toraja pada saat mengadakan ritual kematian. Meskipun dianggap penting, akan tetapi beberapa anggota keluarga, tidak terkecuali para pemuda dalam keluarga pelaksana ritual yang lebih tertarik untuk meyaksikan tradisi mengadu kerbau (ma’pasilaga tedong), yang belakangan ini mulai merambat atau tergeser praktiknya sebagai ajang perjudian. Sehingga itu perlunya menelusuri kembali pengetahuan dan pemahaman mengenai pelaksanaan tradisi ma’papangngan sebagai salah satu tradisi sakral dalam pelaksanaan ritual rambu solo’. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan juga studi pustaka. Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pelaksanaan tradisi ma’papangngan dalam ritual rambu solo’ bermula dari mitologi masyarakat Toraja. Ma’papangngan dilakukan sebagai sebuah bentuk ketaatan kepada Puang Matua, selain itu ma’papangngan juga dilakukan sebagai tindakan penghormatan, penghargaan, dan tanda kasih serta penghubung masyarakat dengan roh leluhur dan para dewa dalam pelaksanaan ritual rambu solo’. Melalui ma’papangngan dipercayai bahwa roh leluhur dan para dewa akan hadir untuk memberkati serta menolong keluarga dan masyarakat.

Kata Kunci: Ma’papangngan, Rambu Solo’, Ritual, Sakralitas.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui rambu solo, leluhur orang Toraja ( Aluk Todolo ) mengelola secara kreatif kedukaan yang mereka alami dalam penataan ritus yang tersusun sedemikian rupa

Salah satu makna yang dapat dipetik oleh gereja dari rambu solo adalah.. penerimaan orang Toraja terhadap realitas kematian sebagai kebahagian

Dari hasil wawancara dengan ke dua subjek dan ketiga informan dapat disimpulkan bahwa, menurut persepsi mereka dalam pelaksanaan upacara Rambu Solo’, masyarakat Toraja

Dari hasil penelitian dan perancangan film dokumenter upacara Rambu Solo’ , nantinya dapat mengubah pola pikir masyarakat Toraja akan pentingnya menjaga sebuah

Rambu solo adalah suatu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat suku Toraja untuk mengadakan upacara terakhir bagi orang yang telah meninggal.. Jenis penelitian ini yaitu

Penelitian ini mengkaji tentang tradisi Rambu Solo yang ada di Tana Toraja dalam novel Puya ke Puya karya Faisal Oddang dengan teori Clifford Geertz yang terdiri

Secara harafiah bahwa budaya rambu solo’ di Tana Toraja banyak menyinggung tentang stratifikasi sosial atau lapisan masyarakat seperti di jelaskan di atas bahwa pelaksanaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari beberapa persepsi, masyarakat toraja melaksanakan upacara Rambu solo’ sebagai bakti penghormatan terakhir serta wujud kasih sayang pada