• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 232009045 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 232009045 Full text"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

1.

PENDAHULUAN

Perkembangan pasar obligasi di Indonesia mengakibatkan semakin pentingnya ketersediaan informasi bagi investor atau kreditor untuk mengukur risiko investasi obligasi (Christina et al, 2010).Tujuan utama dari investor atau kreditor mengetahui resiko investasi obligasi yaitu untuk melihat para emiten obligasi atau debitur dapat membayar pinjaman pokok beserta bunganya atau tidak. Jika emiten obligasi atau debitur tidak dapat membayar pinjaman pokok beserta bunga mereka dapat dikatakan bahwa resiko investasi yang dipegang oleh para investor atau kreditor sangat besar. Adanya risiko emiten obligasi/debitor tidak mampu membayar pinjaman pokok beserta bunganya (risiko default) menyebabkan keberadaan lembaga pemeringkat obligasi seperti Moody’s dan Standard & Poor’s (di Amerika Serikat), atau PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan PT Moody’s Indonesia (di Indonesia) semakin dibutuhkan untuk membantu investor dalam melakukan estimasi atas risiko tidak terbayarnya pokok pinjaman dan bunga obligasi (Christina et al, 2010). Hal tersebut menyebabkan semakin bertambah pentingnya peringkat kredit yang diberikan untuk setiap penerbitan obligasi oleh suatu perusahaan (Frost, 2007).

(2)

Manajemen laba adalah salah satu faktor yang menentukan kualitas laporan keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Mills dan Newberry (2001), Manzon dan Plesko (2002), serta Ayers et al (2008) menemukan bahwa taxable income dapat menjadi indikator atas kualitas laba yang lebih informatif dibandingkan dengan book income untuk perusahaan-perusahaan yang melakukan manajemen laba.

Menurut Crabtree dan Maher (2009), book-tax differences dalam jumlah besar dapat menjadi pertanda kualitas laba perusahaan yang rendah. Apabila laba yang dilaporkan perusahaan telah menjadi objek manipulasi dan manajemen laba, laba perusahaan akan menunjukkan persistensi yang rendah di masa depan, maka hal ini akan semakin meningkatkan risiko perusahaan tidak mampu membayar pokok obligasi dan bunganya di masa depan (risiko default). Untuk itu Crabtree dan Maher (2009) dalam Christina et al (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh book-tax differences

terhadap penentuan peringkat obligasi oleh analis kredit atau lembaga pemeringkat.

Penelitian Crabtree dan Maher (2009) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki book-tax differences yang besar akan menghasilkan penurunan pada peringkat obligasi perusahaan tersebut dan large(small) tax-to-book ratios akan menghasilkan penurunan pada peringkat obligasi perusahaan tersebut. Hasil Penelitian tersebut berbeda dengan hasil dari penelitian serupa yang juga dilakukan oleh Christina et al (2010) pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan hasilnya menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki book-tax differences yang semakin besar akan menghasilkan peningkatan pada peringkat obligasi perusahaan tersebut demikian juga large(small) tax-to-book ratios.

(3)

Differences) terhadap peringkat obligasi pada Pasar Kredit Obligasi selama tahun 2003-2008 dengan sampel perusahaan manufaktur dan non-manufaktur. Akan tetapi, yang akan membedakan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu menggunakan data sampel perusahaan jasa keuangan dengan memperpanjang periode tahun 2003-2010 untuk menambah jumlah observasi penelitian sehingga dengan data yang semakin banyak dapat memperoleh sampel yang konsisten setiap periode dalam jumlah banyak. Penelitian ini menggunakan dua komponen book-tax differences yang diduga mempengaruhi peringkat obligasi di Indonesia yaitu, pajak tangguhan (deffered tax) dan rasio pajak (tax-to-book ratios).

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak investor untuk meminimalkan risiko investasinya yakni dengan mempertimbangakan nilai book-tax differences dan tax-to-book ratios. Juga diharapkan menjadi referensi bagi penelitian terkait.

2.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENYUSUNAN HIPOTESIS

(4)

Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU) dianggap memberikan diskresi yang lebih besar kepada pihak manajemen perusahaan dibandingkan dengan Undang-Undang perpajakan sehingga manajemen menggunakan diskresi tersebut untuk melakukan manajemen laba. Akibatnya dapat terjadi perbedaan yang besar antara book income dan

taxable income (book-tax differences) yang kemudian berdampak pada jumlah beban pajak tangguhan (deffered tax expense) yang meningkat. Phillips et al. (2003) mengemukakan bahwa book-tax differences yang bersifat temporer yang tercermin dalam deferred tax expense akan membantu memisahkan tindakan diskresi manajer dari pilihan-pilihan non-diskresi. Deferred tax expense lebih akurat dibandingkan dengan ukuran-ukuran akrual lainnya dalam mengklasifikasikan perusahaan yang melakukan manajemen laba untuk menghindari kerugian dan penurunan laba. Oleh karena itu Phillips et al. (2003) berpendapat bahwa informasi yang terkandung dalam deferred tax expense lebih berguna untuk mendeteksi manajemen laba daripada model akrual yang dikembangkan oleh Healy (1985), Jones (1991), dan Dechow et al. (1995).

(5)

Penelitian Crabtree dan Maher (2009) menggunakan kerangka pemikiran Phillips

et al. (2003) dan hasil penelitian Hanlon (2005) tersebut untuk melanjutkan penelitian mengenai pengaruh book-tax differences terhadap penentuan peringkat obligasi oleh analis kredit atau lembaga pemeringkat. Penelitian yang dilakukan oleh Crabtree dan Maher (2009) menemukan bahwa large positive deferred taxes dan large negative deferred taxes

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap RATING, artinya perusahaan-perusahaan yang memiliki large positive deferred taxes dan large negative deferred taxes akan mengalami penurunan peringkat obligasi. Large positive deferred taxes (pajak tangguhan yang harus dibayar perusahaan)adalah pajak tangguhan bernilai positif dan besar yang harus dibayar perusahaan.

Hal ini berlawanan dengan penelitian Christina et al(2010) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang menemukan bahwa large positive deferred taxes

berpengaruh positif namun tidak signifikan dan large negative deferred taxes berpengaruh positif dan siginifikan terhadap RATING. Artinya perusahaan-perusahaan yang memiliki

book-tax differences yang besar akan menghasilkan peningkatan pada peringkat obligasi perusahaan tersebut.

Crabtree dan Maher (2009) menyimpulkan bahwa book-tax differences dalam jumlah besar dapat menjadi pertanda kualitas laba perusahaan yang rendah. Selain itu,

book-tax differences yang sangat besar juga menunjukkan adanya kemungkinan perusahaan melakukan off-balance sheet financing, misalnya dengan tidak mengakui hutang atau kewajiban perusahaan dalam laporan keuangan. Hal tersebut dapat menjadi peringatan dini bagi analis kredit atau lembaga pemeringkat bahwa mereka tidak dapat lagi bergantung pada laba yang dilaporkan untuk menilai kinerja perusahaan di masa depan.

(6)

pembayaran pajak tangguhan dan bernilai positif sehingga akan semakin besar kemungkinan manajemen melakukan manajemen laba. Hal ini menyebabkan laba akuntansi (book income) yang dilaporkan menjadi terdistorsi dan meningkatkan ketidakpastian bagi analis kredit dan lembaga pemeringkat dalam menilai kinerja perusahaan di masa depan. Hal ini meningkatkan risiko kredit dan sehingga menurunkan peringkat obligasi perusahaan tersebut. Jadi perusahaan yang memiliki pajak tangguhan besar bernilai positif tentunya akan memperoleh peringkat obligasi lebih rendah. Oleh karena itu, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1a: Perusahaan-perusahaan yang memiliki pajak tangguhan besar yang bernilai

positif (large positive deferred taxes) akan memperoleh peringkat (rating)

obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat (rating) obligasi.

Semakin besar deferred taxes bernilai negatif mengindikasikan kinerja perusahaan dalam kondisi buruk karena kurang bayar sehingga akan semakin menurunkan kemungkinan perusahaan untuk melakukan manajemen laba sehingga semakin besar risiko

default perusahaan sehingga berpotensi tidak mampu membayar kewajiban jangka panjangnya di masa depan. Lembaga pemeringkat memberikan peringkat rendah karena adanya penghasilan sebelum pajak yang diperoleh lebih kecil daripada penghasilan setelah pajak yang dibayarkan sehingga menunjukkan kinerja perusahaan yang kurang baik. Jadi karena menunjukkan kinerja yang kurang baik maka perusahaan dengan pajak tangguhan besar negatif tentunya akan memperoleh peringkat obligasi lebih rendah. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan selanjutnya adalah:

H1b: Perusahaan-perusahaan yang memiliki pajak tangguhan besar yang bernilai

negatif (large negative deferred taxes) akan memperoleh peringkat (rating)

(7)

Large tax-to-book ratios merupakan rasio perbandingan penghasilan kena pajak dengan laba sebelum pajak menurut pembukuan perusahaan yang lebih besar sedangkan

small tax-to-book ratios merupakan perbandingan antara laba pajak dengan laba buku perusahaan yang kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Crabtree dan Maher (2009) menyimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki large tax-to-book ratios mengindikasikan perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perencanaan pajak (tax planning) untuk meminimalkan beban pajaknya dibandingkan dengan industri yang sejenis. Ketidakmampuan melakukan manajemen pajak menyebabkan penilaian yang negatif dari analis kredit bahwa perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan sumber daya yang tersedia untuk meminimalkan pembayaran pajak dan meningkatkan jumlah arus kas perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya. Oleh karena itu, analis kredit atau lembaga pemeringkat diduga akan memberikan peringkat obligasi yang lebih rendah kepada perusahaan yang memiliki large tax-to-book ratios.

Penelitian yang dilakukan oleh Crabtree dan Maher (2009) menemukan bahwa

large tax-to-book ratios dan small tax-to-book ratios berpengaruh negatif dan signifikan terhadap RATING. Artinya perusahaan-perusahaan yang memiliki large tax-to-book ratios dan small tax-to-book ratios akan memperoleh penurunan peringkat obligasi. Hal ini disebabkan karena perusahaan dengan pajak tangguhan besar menunjukkan kinerja kurang baik sehingga memiliki peringkat obligasi lebih rendah. Maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2a: Perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio penghasilan kena pajak (taxable

income) terhadap laba akuntansi (book income) yang besar (large tax-to-book

ratios) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada

(8)

Crabtree dan Maher (2009) juga mengeksplorasi kemungkinan perusahaan yang memiliki small tax-to-book ratios untuk memperoleh peringkat yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat obligasi perusahaan tersebut. Argumen yang mendasari kerangka berpikir tersebut adalah small tax-to-book ratios yang dimiliki perusahaan dapat mengindikasikan bahwa manajemen berusaha melakukan manajemen laba dan off-balance sheet financing untuk meningkatkan book income pada periode saat ini sehingga mengakibatkan menurunnya book income di masa mendatang. Dengan adanya manajemen laba yang dilakukan ini berarti kinerja kurang baik sehingga perusahaan akan memiliki peringkat obligasi lebih rendah. Berdasarkan kerangka pemikiran ini, maka hipotesis selanjutnya yang diajukan adalah:

H2b: Perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio penghasilan kena pajak (taxable

income) terhadap laba akuntansi (book income) yang kecil (small tax-to-book

ratios) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada

saat penentuan peringkat (rating) obligasi.

3.

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan keuangan yang terdaftar

di BEI pada tahun 2003-2011yakni sebanyak 15 perusahaan. Alasan digunakannya

perusahaan jasa keuangan karena perusahaan keuangan memiliki karakteristik yang

berbeda dan harus lebih memiliki reputasi yang baik dimata nasabahnya sehingga

(9)

Tabel 1. Kriteria Sampel

Keterangan Jumlah

Jumlah Perusahaan Jasa Keuangan yang terdaftar di BEI

23

Datanya tidak lengkap (8)

Sampel terpilih 15

4.

MODEL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode pengujian ordinal logit regression. Ordered logit model yang biasa disingkat dengan nama ologit juga dikenal dengan sebutan

proportional odds model adalah regresi model untuk ordinal variabel dependen yang digunakan untuk prediksi probabilitas terjadinya suatu peristiwa oleh data yang cocok untuk fungsi logit kurva logistik. Ini adalah model linier umum yang digunakan untuk regresi binominal. Seperti banyak bentuk analisis regresi, model ini juga menggunakan beberapa variabel prediktor yang mungkin, baik numeric atau kategoris (Hair et al, 1998).

LANGKAH ANALISIS:

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi logistik karena variabel dependennya berbentuk ranking atau rating (Ghozali, 2005). Sebelum dilakukan analisis regresi logistik, terlebih dahulu diuji pemenuhan asumsi kelayakan sebagai berikut:

1. Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan pertama model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Leweshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Leweshow’s Goodness of Fit Test

(10)

observasinya atau dapat dikatakan model diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2005, h. 219).

2. Uji Model Fit

Dalam menilai model fit, digunakan Likelihood L. Ghozali (2005, h. 218-219) mendefinisikan Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Statistik -2LogL kadang-kadang disebut likelihood rasio x2 statistics, dimana x2 distribusi dengan degree of freedom

n-q, q adalah jumlah parameter dalam model.

Statistik -2LogL dapat juga digunakan untuk menentukan jika variabel bebas ditambahkan ke dalam model apakah secara signifikan memperbaiki model fit. Selisih -2LogL untuk model dengan konstanta saja dan -2LogL untuk model dengan konstanta dan variabel bebas didistribusikan sebagai x2 dengan df (selisih df kedua model).

3. Koefisien Determinasi

Nilai Nagelkerke’s R square dapat diintepretasikan seperti R2 pada multiple regression (Ghozali, 2005, h.219). Nilai Nagelkerke’s R square menunjukkan seberapa besar variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.

4. Menilai Ketepatan Prediksi (Matriks Klasifikasi)

(11)

mempengaruhi variabel dependen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi (bond ratings) yang dikeluarkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel dependen ini diproksikan dengan variabel RATING.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data laporan keuangan perusahaan.Variabel independen ini terdiri dari variabel utama dan variabel kontrol. Variabel utama merupakan dua buah proksi dari book-tax differences yaitu large positive deferred taxes (LPOSDefTax) dan large negative deferred taxes (LNEGDefTax) serta large tax-to-book ratios (LargeTB) dan small tax-to-book-ratios (SmallTB). Model yang diteliti juga terdiri dari delapan variabel independen yang secara garis besar merepresentasikan karakteristik perusahaan yang berhubungan dengan peringkat (RATING) obligasi perusahaan yang direpresentasikan oleh: (1) ASSETS, (2) DEBT, (3) INCOME, (4) BETA, (5) CASHFLOWS, (6) TACC, dan (7) PPE. Model penelitian ini menggunakan variabel

dummy tahun (DUM_YEAR2004-2010) untuk membedakan sampel berdasarkan tahun diumumkannya peringkat dengan tahun 2003 sebagai tahun dasar (base year).

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data peringkat obligasi dari PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) yakni peringkat pada akhir tahun yang dibservasi. Data sekunder lainnya adalah berupa laporan keuangan perusahaan

(12)

Model I

RATINGj = β0 + β1 LPOSDefTax j + β2 LNEGDefTax j + β3 ASSETSj + β4 DEBT j + β5 BETA j + β6

INCOME j + β7 CASHFLOWS j + β8 TACC j + β9 PPE j + β10

DUM_YEAR2004-2010 j + εj

Model II

RATINGj = β0 + β1 LargeTB j + β2 SmallTB j + β3 ASSETSj + β4 DEBT j + β5 BETA j + β6 INCOME

j + β7 CASHFLOWS j + β8 TACC j + β9 PPE j + β10 DUM_YEAR2004-2010 j + εj

Dimana :

LPOSDefTax : Pajak tangguhan yang besar dan bernilai positif (Large Positive Deferred Tax).

Menggunakan variabel dummy bernilai 1 jika nilai 25% teratas dan sebaliknya.

LNEGDefTax : Pajak tangguhan yang besar dan bernilai negatif (Large Negative Deferred Tax).

Menggunakan variabel dummy bernilai 1 jika nilai 25% terbawah dan sebaliknya.

LargeTB : Rasio pajak yang besar (Large Tax to Book Ratio).

Ukuran besar adalah jika diatas nilai rata-rata adalah besar, menggunakan dummy

1 dan sebaliknya.

SmallTB : Rasio pajak yang kecil (Small Tax to Book Ratio).

Ukuran kecil adalah jika dibawah nilai rata-rata adalah kecil, menggunakan

dummy 1 dan sebaliknya.

ASSET : Log dari total aset.

DEBT : Jumlah hutang jangka panjang yang dibagi oleh total aset.

BETA : Jumlah obligasi yang beredar pada perusahaan.

INCOME : Jumlah laba operasional yang dibagi oleh total aset.

CASHFLOWS : Jumlah total arus kas dari kegiatan operasi.

TACC : Total Accruals.

PPE : Jumlah aset tetap (Plant, Property, and Equipment).

DUM_YEAR : Variabel dummy pada tahun laporan keuangan dimana laporan

keuangan perusahaan yang berada pada tahun kedelapanakan bernilai

1 dan akan bernilai 0 untuk yang berada pada tahun kesatu sampai

dengan tahun ketujuh.

(13)

Klasifikasi Peringkat Obligasi

Peringkat obligasi Klasifikasi peringkat Kategori peringkat

AAA 7 Investment

AA+ 6 Investment

AA 6 Investment

AA- 6 Investment

A+ 5 Investment

A 5 Investment

A- 5 Investment

BBB+ 4 Investment

BBB 4 Investment

BBB- 4 Investment

BB+ 3 Speculative

BB 3 Speculative

BB- 3 Speculative

B+ 2 Speculative

B 2 Speculative

B- 2 Speculative

CCC+ 1 Speculative

CCC 1 Speculative

D 1 Speculative

Sumber: Setyaningrum (2005) dalam Ashbaugh (2004)

Kriteria penerimaan hipotesis:

(14)

5.

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Statistik Deskriptif

Sampel penelitian ini adalah 15 perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2003-2011 sehingga total data observasi adalah 15 x 9 tahun = 135 data.

Berikut ini adalah tabel statistik deskriptif data penelitian ini yang mencakup nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasinya:

Tabel 5.1. Statistik Deskriptif

    

Sumber: Data Sekunder yang Diolah 

Berdasarkan pada tabel diatas diketahui rata-rata nilai LPOSDefTax adalah 0.6667 dan rata-rata nilai LNEGDefTax sebesar -0.3185 artinya lebih banyak perusahaan yang memiliki pajak tangguhan bernilai positif. Nilai standar deviasi LPOSDefTax sebesar 0.47316 dengan varians sebesar 0.02774% dan nilai standar deviasi LNEGDefTax sebesar 0.46764 dengan varians 0.01647% yang menunjukkan nilai yang lebih kecil daripada mean artinya sebaran kedua data tidak terlalu bervariasi.

Descriptive Statistics

135  ,00 1,00 ,6667  ,47316

135  ,00 1,00 -,3185  ,46764

135  858,00 1234568794 44502835.489  124409890.3 135  153,00 411725990,00 33899168.822  65536004.32 135  99,00 265727954,00 23508471.304  46923260.42 135  21,00 18337123,00 333411,1615  1700622.487 135  674,00 355447901,00 32626249.941  62094285.75 135  -337110778 25513,00 -31460416.74  59960338.96 135  3,00 44965282,00 1176005,0000  5702486.880

135  ,00 1,00 ,7407  ,43986 Valid N (listwise) 

(15)

Nilai aset memperoleh rata-rata atau mean yang lebih besar daripada standar deviasinya menunjukkan sebaran datanya tidak terlalu bervariasi. Untuk variabel debt, beta, income, cash flow memperoleh nilai mean yang lebih besar daripada standar deviasinya menunjukkan sebaran datanya kurang bervariasi.

Sedangkan untuk variabel TACC nilai mean lebih kecil daripada standar deviasi menunjukkan sebaran datanya lebih bervariasi. Begitu pula untuk variabel PPE. Nilai mean untuk dummy year sebesar 0.7407 dan lebih besar daripada standar deviasi 0.43986 yang menunjukkan sebaran datanya kurang bervariasi.

Nilai mean Large TB sebesar 0.6370 sedangkan Small TB sebesar 0.3630 yang menunjukkan bahwa perusahaan dengan pajak tangguhan bernilai positif lebih banyak. Nilai standar deviasinya Large TB sebesar 0.48265 berarti sebaran datanya bervariasi. Sedangkan nilai standar deviasi Small TB sebesar 0.48265 berarti sebaran datanya tidak terlalu bervariasi.

5.2.Pengujian Model Fit untuk Model 1

(16)

Tabel 5.2.Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Sumber: Data Sekunder yang Diolah

Untuk memperjelas gambaran penjelasan ketepatan model regresi logistic dapat dilihat pada tabel klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 5.3.Tabel KlasifikasiModel 1

Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 135 observasi terdapat 83,1% yang dapat diprediksikan dengan tepat oleh model logistik ini. Tingginya persentase ketepatan tabel klasifikasi tersebut menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara data hasil prediksi dan data observasinya sehingga model regresi dikategorikan baik.

Kemudian langkah selanjutnya adalah menilai model fit dengan menggunakan -2log likehood. Berikut ini adalah hasilnya:

4,761 8 ,054

Step 1

Chi-square df Sig.

Classification Tablea

76 9 90,4

15 35 70,2

83,1 Observed

,00 1,00 RATING

Overall Percentage Step 1

,00 1,00

RATING Percentage

Correct Predicted

The cut value is ,500 a.

(17)

Tabel 5.4.Tabel Iteration History -2 Log Likehood Model 1

Iteration -2 Log Likehood

1 111.986 2 108.290 3 107.588

Dst Menurun

20 106.444 Sumber: Data Sekunder yang Diolah

Menilai model fit dapat dilihat dari nilai statistik -2LogL yaitu tanpa variabel hanya konstanta saja sebesar 111,986 setelah dimasukkannya 3 variabel baru maka nilai -2LogL turun menjadi 107,588 dan setelah dilakukan 20 penyaringan  menjadi 106,444 atau dengan kata lain terjadi penurunan sebesar 5,542 dan penurunan ini signifikan dibandingkan dengan tabel yaitu 1,98. Hal ini berarti penambahan variabel independen dapat digunakan.

Tabel 5.5. Nagelkerke R SquareModel 1

Sumber: Data Sekunder yang Diolah

Untuk mengetahui besarnya variasi prediksi dari variable independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Hal ini berarti diketahui bahwa dengan ukuran Nagelkerke R Square diperoleh 53,1% variasi rating dapat diprediksi dari variabel independen.

Model Summary

106,444a ,387 ,531

Step 1

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

(18)

5.3. Pengujian Hipotesis Model 1

Pengujian hipotesis penelitian selanjutnya akan diuji dengan program SPSS (Stastistical Package for Social Science), dengan menggunakan alat analisis regresi logistik. Hasil pengujian regresi logistik tersebut dapat terlihat sebagai berikut :

Tabel 5.6. Hasil Pengujian Hipotesis Model 1

Sumber : Data Sekunder yang Diolah

Hipotesis 1A dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki pajak tangguhan yang besar dan bernilai positif (large positive deferred taxes) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat (rating) obligasi. Nilai p-value sebesar 0,050 dan memiliki beta dengan koefisien yang negatif sebesar -19,720, maka signifikan pada level 5% dan H1A diterima. Hal ini menunjukkan perusahaan yang yang memiliki pajak tangguhan yang besar dan bernilai positif (large positive deferred taxes) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat (rating) obligasi.

-19,720 19241,695 ,000 1 ,050 4E+008

-22,971 19241,695 ,000 1 ,042 9E+009

2,327 1,856 1,571 1 ,008 1,556

-2,015 1,283 ,054 1 ,017 2,044

3,213 1,264 ,065 1 ,028 1,223

2,194 2,662 ,680 1 ,041 ,992

-2,817 2,085 1,825 1 ,018 1,003

-3,420 2,478 1,905 1 ,017 1,034

2,633 4,828 ,297 1 ,046 1,263

-1,078 ,554 3,789 1 ,024 ,340

-20,781 19241,695 ,000 1 ,999 ,000

LPOSDefTax

Variable(s) entered on step 1: LPOSDefTax, LNEGDefTax, ASSETS, DEBT, BETA, INCOME, CASHFLOW, TACC, PPE, DUM_YEAR.

(19)

Hipotesis 1B dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki pajak tangguhan yang besar dan bernilai negatif (large negative deferred taxes) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat (rating) obligasi. Nilai p-value sebesar 0,042 dan memiliki beta dengan koefisien yang negative sebesar -22,971 maka signifikan pada level 5% dan H1B diterima. Hal ini menunjukkan perusahaan-perusahaan yang memiliki pajak tangguhan yang besar dan bernilai negatif (large negative deferred taxes) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat (rating) obligasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Crabtree dan Maher (2009).

Untuk variabel kontrol yaitu Assets, Debt, Beta, Income, Cash flow, Tacc, PPR, dan Dummy year terbukti dapat menjadi variabel kontrol karena nilai signifikansinya lebih kecil daripada 0.05. Artinya Assets, Debt, Beta, Income, Cash flow, Tacc, PPR, dan Dummy year juga menjadi faktor yang menentukan peringkat obligasi.

5.4. Pengujian Model Fit Model 2

Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit sebesar 13,808 dengan probabilitas signifikansi 0,087 yang nilainya lebih besar daripada (0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model fit dan dapat diterima.

Tabel 5.7.Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Sumber: Data Sekunder yang Diolah

13,808 8 ,087

Step 1

(20)

Untuk memperjelas gambaran penjelasan ketepatan model regresi logistic dapat dilihat pada tabel klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 5.8.Tabel Klasifikasi Model 2

Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 135 observasi yang dapat diprediksi dengan tepat ratingnya 70%. Dengan demikian secara keseluruhan dari 135 observasi terdapat 70% yang dapat diprediksikan dengan tepat oleh model logistik ini. Tingginya persentase ketepatan tabel klasifikasi tersebut menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara data hasil prediksi dan data observasinya sehingga model regresi dikategorikan baik.

Kemudian langkah selanjutnya adalah menilai model fit dengan menggunakan -2log likehood. Berikut ini adalah hasilnya:

Tabel 5.9.Tabel Iteration History -2 Log LikehoodModel 2

Iteration -2 Log Likehood

1 170.118 2 156.866 3 156.291

Dst Menurun

6 156.189 Sumber: Data Sekunder yang Diolah

Menilai model fit dapat dilihat dari nilai statistik -2LogL yaitu tanpa variabel hanya konstanta saja sebesar 170,118 setelah dimasukkannya 3 variabel baru maka nilai -2LogL turun menjadi 156,291 dan setelah semua penyaringan dilakukan menjadi

Classification Tablea

The cut value is ,500 a.

(21)

Model Summary

156,189a ,210 ,392

Step

Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001. a.

156,189 atau dengan kata lain terjadi penurunan sebesar 13,929 dan penurunan ini signifikan dibandingkan dengan tabel yaitu 1,98. Hal ini berarti penambahan variabel independen dapat digunakan.

Tabel 5.10. Nagelkerke R SquareModel 2

Sumber: Data Sekunder yang Diolah

Nilai Nagelkerke R Square sebesar 39,2% artinya variasi rating dapat diprediksi dari variabel independen.

5.5. Pengujian Hipotesis Model 2

Pengujian hipotesis penelitian selanjutnya akan diuji dengan program SPSS (Stastistical Package for Social Science), dengan menggunakan alat analisis regresi logistik. Hasil pengujian regresi logistik tersebut dapat terlihat sebagai berikut :

Tabel 5.11. Hasil Pengujian Hipotesis Model 2

Sumber : Data Sekunder yang Diolah

-,628 ,706 ,791 1 ,037 1,874

-,056 ,713 ,006 1 ,024 1,057

,227 ,472 ,082 1 ,040 1,423

-,618 ,026 1,949 1 ,016 1,002

,391 ,099 ,009 1 ,023 1,039

,237 ,129 ,050 1 ,082 1,046

,558 ,009 ,253 1 ,153 1,086

,210 ,882 ,340 1 ,006 1,018

,095 ,310 1,583 1 ,084 1,064

-,795 ,428 3,447 1 ,063 ,452

Variable(s) entered on step 1: Large_TB, Small_TB, ASSETS, DEBT, BETA, INCOME, CASHFLOW, TACC, PPE, DUM_YEAR.

(22)

Hipotesis 2a dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio penghasilan kena pajak (taxable income) terhadap laba akuntansi (book income) yang besar (large tax-to-book ratios) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat (rating) obligasi. Nilai p-value sebesar 0,037 dan memiliki beta dengan koefisien yang negatif sebesar -0.628, maka signifikan pada level 5% dan H2a diterima. Hal ini menunjukkan perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio penghasilan kena pajak (taxable income) terhadap laba akuntansi (book income) yang besar (large tax-to-book ratios) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat (rating) obligasi.

Hipotesis 2b dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio penghasilan kena pajak (taxable income) terhadap laba akuntansi (book income) yang kecil (small tax-to-book ratios) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat (rating) obligasi. Nilai p-value sebesar 0,024 dan memiliki beta dengan koefisien yang negative sebesar -0,056 maka signifikan pada level 5% dan H2b diterima. Hal ini menunjukkan perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio penghasilan kena pajak (taxable income) terhadap laba akuntansi (book income) yang kecil (small tax-to-book ratios) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat (rating) obligasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Crabtree dan Maher (2009).

(23)

yang dimiliki sebuah perusahaan sehingga hal tersebut tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

6.

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perusahaan-perusahaan yang memiliki pajak tangguhan yang besar dan bernilai positif (large positive deferred taxes) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat (rating) obligasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Crabtree dan Maher (2009).

2. Perusahaan-perusahaan yang memiliki pajak tangguhan yang besar dan bernilai negatif (large negative deferred taxes) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat (rating) obligasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Crabtree dan Maher (2009).

3. Perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio penghasilan kena pajak (taxable income) terhadap laba akuntansi (book income) yang besar (large tax-to-book ratios) akan memperoleh peringkat (rating) obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat (rating) obligasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Christina et al (2010).

(24)

penentuan peringkat (rating) obligasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Christina et al (2010).

6.2.Implikasi

Penelitian ini memiliki implikasi sebagai berikut: sesuai dengan signaling teori dimana adanya peningkatan peringkat obligasi menjadi good news bagi investor sehingga perusahaan yang mengalami penurunan peringkat akan menjadi bad news.

Maka sebaiknya investor dalam menanamkan sahamnya di pasar modal dapat memperhatikan nilai pajak tangguhan yang dimiliki perusahaan karena terbukti berpengaruh terhadap peringkat obligasinya.

6.3.Saran dan Keterbatasan

Keterbatasan pada penelitian ini antara lain adalah karena perbedaan sampel dan tahun pengamatan maka untuk hipotesis kedua, variabel control invome, cashflow dan PPE tidak terbukti signifikan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Maka

berdasarkan pada keterbatasan tersebut, saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini adalah:

1. Pada penelitian mendatang dapat ditambahkan variabel kontrol lain dan menggunakan sampel perusahaan diluar sektor keuangan.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Ayers, B., J.Jiang, dan S. K. Laplante. (2008). Taxable Income as A Performance Measure : The Effects of Tax Planning and Earnings Quality. Available at SSRN: http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id= 930406.

Christina, V., Yulianti, Christine.(2010). Pengaruh Book-Tax Differences terhadap Peringkat Obligasi di Pasar Kredit Indonesia.Simposium Nasional Akuntansi XIII. Crabtree, A., dan J. J. Maher. (2005). Earnings Predictability, Bond Ratings, and Bond

Yields. Review of Quantitative Finance and Accounting 25: 233-253.

Frost, C. A. (2007). Credit Rating Agencies in Capital Market: A Review of Research

Evidence on Selected Criticisms of The Agencies. Journal of Accounting, Auditing,

and Finance 22 (3): 469-492.

Ghozali, Imam. (2005). AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang :

Universitas Diponegoro.

Hanlon, M. (2005).The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash Flows when

Firms Have Large Book-Tax Differences.The Accounting Review 80 (1): 137-166.

Lev, B., dan D. Nissim.(2004). Taxable Income, Future Earnings, and Equity Values.The

Accounting Review 79 (4): 1039-1074.

Manzon, G. B., dan G. A. Plesko. (2002). The Relation between Financial and Tax Reporting

Measures of Income.Tax Law Review 55: 175-214.

Mills, L. F., dan K. Newberry. (2001). The Influence of Tax and Non-Tax Costs on Book-Tax

Reporting Differences: Public and Private Firms. The Journal of the American

Taxation Association 23 (1): 1-19.

Phillips, J., M. Pincus, and S. Rego. (2003). Earnings Management: New Evidence based on

(26)

LAMPIRAN 1

Logistic Regression

Block 0: Beginning Block

Case Processing Summary

The variable DUM_IND is constant for all selected cases. Since a constant was requested in the model, it will be removed from the analysis.

a.

If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Constant is included in the model. a.

Initial -2 Log Likelihood: 170,118 b.

(27)

Block 1: Method = Enter

Constant is included in the model. a.

The cut value is ,500 b.

Variables in the Equation

-,569 ,183 9,705 1 ,002 ,566

Constant Step 0

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variables not in the Equationa

43,481 1 ,000

(28)

Iteration Historya,b,c,d

111,986 -1,664 ,692 3,205 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -,556 108,290 -2,653 1,615 4,655 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -,920 107,588 -3,687 2,655 5,799 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,022 106,534 -4,770 3,711 6,931 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,057 106,462 -5,777 4,716 7,966 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,451 -6,779 5,719 8,969 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,447 -7,780 6,720 9,970 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,445 -8,781 7,720 10,970 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,445 -9,781 8,720 11,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,444 -10,781 9,720 12,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,444 -11,781 10,720 13,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,444 -12,781 11,720 14,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,444 -13,781 12,720 15,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,444 -14,781 13,720 16,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,444 -15,781 14,720 17,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,444 -16,781 15,720 18,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,444 -17,781 16,720 19,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,444 -18,781 17,720 20,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,444 -19,781 18,720 21,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 106,444 -20,781 19,720 22,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -1,078 Iteration

likelihood ConstantLPOSDefTaxLNEGDefTaxASSETS DEBT BETA INCOMECASHFLOW TACC PPE DUM_YEAR Coefficients

Method: Enter a.

Constant is included in the model. b.

Initial -2 Log Likelihood: 170,118 c.

Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found. d.

Omnibus Tests of Model Coefficients

63,673 10 ,000

106,444a ,387 ,531

Step

Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found. a.

Hosmer and Lemeshow Test

4,761 8 ,054

Step 1

(29)

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

12 12,212 1 ,788 13

The cut value is ,500 a.

Variables in the Equation

-19,720 19241,695 ,000 1 ,050 4E+008

-22,971 19241,695 ,000 1 ,042 9E+009

2,327 1,856 1,571 1 ,008 1,556

-2,015 1,283 ,054 1 ,017 2,044

3,213 1,264 ,065 1 ,028 1,223

2,194 2,662 ,680 1 ,041 ,992

-2,817 2,085 1,825 1 ,018 1,003

-3,420 2,478 1,905 1 ,017 1,034

2,633 4,828 ,297 1 ,046 1,263

-1,078 ,554 3,789 1 ,024 ,340

-20,781 19241,695 ,000 1 ,999 ,000

LPOSDefTax

Variable(s) entered on step 1: LPOSDefTax, LNEGDefTax, ASSETS, DEBT, BETA, INCOME, CASHFLOW, TACC, PPE, DUM_YEAR.

(30)

Step number: 1 Group: 000000000000000000000000000000111111111111111111111111111111

Predicted Probability is of Membership for 1,00

Block 0: Beginning Block

Case Processing Summary

(31)

Block 1: Method = Enter

Constant is included in the model. a.

Initial -2 Log Likelihood: 170,118 b.

Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than ,001. c.

Constant is included in the model. a.

The cut value is ,500 b.

Variables in the Equation

-,569 ,183 9,705 1 ,002 ,566

Constant Step 0

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variables not in the Equationa

2,301 1 ,129

(32)

Iteration Historya,b,c,d

156,866 -,477 ,512 ,042 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -,692

156,291 -,535 ,622 ,048 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -,782

156,220 -,537 ,628 ,050 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -,790

156,195 -,537 ,628 ,053 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -,792

156,189 -,537 ,628 ,055 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -,794

156,189 -,537 ,628 ,056 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -,795

Iteration

likelihood ConstantLarge_TBSmall_TB ASSETS DEBT BETA INCOMECASHFLOW TACC PPE DUM_YEAR

Coefficients

Method: Enter a.

Constant is included in the model. b.

Initial -2 Log Likelihood: 170,118 c.

Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001. d.

Omnibus Tests of Model Coefficients

13,929 10 ,176

156,189a ,210 ,392

Step

Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001. a.

Hosmer and Lemeshow Test

13,808 8 ,087

Step 1

Chi-square df Sig.

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

(33)

Group: 000000000000000000000000000000111111111111111111111111111111

Classification Tablea

The cut value is ,500 a.

Variables in the Equation

-,628 ,706 ,791 1 ,037 1,874

-,056 ,713 ,006 1 ,024 1,057

,227 ,472 ,082 1 ,040 1,423

-,618 ,026 1,949 1 ,016 1,002

,391 ,099 ,009 1 ,023 1,039

,237 ,129 ,050 1 ,082 1,046

,558 ,009 ,253 1 ,153 1,086

,210 ,882 ,340 1 ,006 1,018

,095 ,310 1,583 1 ,084 1,064

-,795 ,428 3,447 1 ,063 ,452

Variable(s) entered on step 1: Large_TB, Small_TB, ASSETS, DEBT, BETA, INCOME, CASHFLOW, TACC, PPE, DUM_YEAR.

(34)

Predicted Probability is of Membership for 1,00 The Cut Value is ,50

Symbols: 0 - ,00 1 - 1,00

Each Symbol Represents 2 Cases.

Descriptives

 

Descriptive Statistics

135  ,00 1,00 ,6667  ,47316

135  ,00 1,00 -,3185  ,46764

135  858,00 1234568794 44502835.489  124409890.3 135  153,00 411725990,00 33899168.822  65536004.32 135  99,00 265727954,00 23508471.304  46923260.42 135  21,00 18337123,00 333411,1615  1700622.487 135  674,00 355447901,00 32626249.941  62094285.75 135  -337110778 25513,00 -31460416.74  59960338.96 135  3,00 44965282,00 1176005,0000  5702486.880

135  ,00 1,00 ,7407  ,43986

135  ,00 1,00 ,6370  ,48265

135  ,00 1,00 ,3630  ,48265

135  LPOSDefTax

LNEGDefTax ASSETS DEBT BETA INCOME CASHFLOW TACC PPE

DUM_YEAR  Large_TB Small_TB Valid N (listwise) 

Gambar

Tabel 1. Kriteria Sampel
Tabel 5.1. Statistik Deskriptif
Tabel 5.3.Tabel KlasifikasiModel 1
Tabel 5.5. Nagelkerke R SquareModel 1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Australia sebagai negara tetangga Indonesia yang juga memiliki hubungan bilateral yang baik dengan Indonesia sudah seharusnya mematuhi kedaulatan Indonesia, termasuk

Untuk melaksanakan pemilihan kepala daerah Kota Padang Tahun 2008 secara langsung akan memerlukan dana yang relatif cukup besar, jika dibebankan pada satu tahun

[r]

Untuk melihat nilai tambah pendapatan yang diperoleh dari pengusaha gula kelapa, maka dalam analisa ini akan dibandingkan dengan pendapatan apabila kelapa tersebut dipanen

Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan di dalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih

Pada Tabel 1 kelompok kontrol negatif dengan kelompok yang diberi perlakuan (kelompok preventif, kelompok taurin dosis 15,6 mg/BB/hari, dan kelompok yang diberi ekstrak

Jadi, dengan hasrat untuk melahirkan modal insan yang kreatif, inovatif dan berkemahiran tinggi, m-pembelajaran adalah kaedah pengajaran dan pembelajaran yang digunakan dalam

Berdasarkan hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian “Analisis Sikap Pengguna Spotify Pada Iklan Spotify Premium Berdasarkan Model Hierrarchy of Effect” dapat