III. METODE PENELITIAN
A. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah HCl 0,7 %, NaOH1 N, ZnSO4 5%, Ba(OH)2 0,3 N, Akuades, Pereaksi Cu, Alkohol 70%. Sedangkan alat yang digunakan adalah mortar, labu ukur 100 ml, pipet 1 ml, gelas kimia, spektrofotometer,oven, pocket scele dan plastik bening (lampiran 1).
B. Lokasi dan waktu penilitian
Penelitian dilakukan di 3 jalur hijau yaitu jalan Gerilya, jalan Dr. Angka dan jalan Kampus, penelitian ini dilakukan pada 3 bulan dari bulan Juli sampai September 2014.
Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto
Gambar 3.2 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Dr. Angka Kota Purwokerto
Gambar 3.3 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Kampus Kota Purwokerto
C. Metode Penelitian, Variabel dan Parameter
Penelitian menggunakan metode survei dengan pengamatan berbagai jenis pohon di jalur hijau kota Purwokerto yang meliputi jalan Gerilya mewakili jalan arteri, jalan Dr. Angka mewakili jalan kolektor, dan jalan Kampus mewakili jalan lokal. Pembagian jalan ini berdasarkan atas fungsi jalan yang menghubungkan antara kota yang satu dengan kota lain dan tingkat keramaian. Teknik pengambilan sampel menggunakan observasi dan perhitungan jumlah pohon menggunakan metode sensus. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi variabel tergantung dan variabel bebas. Variabel tergantung adalah daya serap karbon pohon pelindung jalan, sedangkan variabel bebas adalah jenis pohon pelindung. Parameter yang diukur dalam penelitian adalah jumlah individu pohon, diameter batang setinggi dada, jumlah daun per cabang, luas daun per pohon, massa karbohidrat, daya serap CO2 per
luas daun, daya serap CO2 per helai daun, daya serap CO2 per pohon, dan daya serap
CO2 per panjang jalan.
D. Cara kerja
1. Menghitung Komposisi
Jalur hijau memiliki berbagai jenis pohon, teknik yang digunakan dalam menghitung komposisi pohon adalah dengan metode sensus berdasarkan jenis, lalu dari jenis pohon tersebut dihitung jumlah individu setiap jenis pohon sepanjang jalan jalur hijau di kota Purwokerto.
2. Pengambilan Sampel Daun dan Penghitungan Jumlah Daun per pohon
Untuk menentukan pengambilan sampel daun menurut Purwaningsih (2007), mula-mula menentukan jenis pohon yang dijadikan sampel dilakukan dengan sensus
berdasarkan jenis dan tanaman harus bebas dari penyakit. Pengambilan sampel daun tanaman dapat dibantu dengan galah, kemudian timbang daun yang diambil ≥ 30 gram pada pukul 03.00-04.00 dan 10.00-11.00 WIB. dimasukkan sampel daun ke dalam kantong plastik, setelah itu rendam dengan alkohol 70% selama 15 menit. Perendaman dengan alkohol bertujuan untuk mencegah terjadinya fotosintesis dan respirasi lanjutan setelah dipetik dari pohon. Sampel daun kemudian dikeringkan. Selanjutnya untuk menentukan jumlah daun perpohon menurut Purwaningsih (2007), menghitung jumlah cabang yang ada di satu pohon dihitung dan kemudian dikelompokkan berdasarkan ukurannya. Hitung jumlah daun yang ada di dalam satu cabang dari setiap kelompok kemudian jumlah daun yang ada di dalam satu cabang pada setiap kelompok dikalikan dengan jumlah cabang yang terdapat pada tiap kelompoknya. Kemudian jumlah daun pada tiap kelompok digabungkan sehingga diperoleh jumlah daun perpohon. Setelah menentukan jumlah daun perpohon, maka kita dapat melakukan pengukuran massa karbohidrat, pengukuran luas daun , dan perhitungan daya serap .
3. Pengukuran Massa Karbohidrat ( Sinambela, 2006)
Menghitung kadar kandungan karbohidrat pada setiap jenis daun tanaman dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Sampel daun ditimbang sebanyak 30 gram dan dihancurkan dengan cara menggerus menggunakan mortar pada cawan porselin sampai halus. Kemudian sampel daun dikeringkan didalam oven dengan suhu ± 105⁰C selama 48 jam. Pengovenan bertujuan untuk mendapatkan bobot kering mutlak.
2. Dua gram sampel daun yang sudah kering ditimbang dan ditambahkan 20 ml HCl 0,7 N.
3. Kemudian dihidrolisis dilakukan selama 2,5 jam dalam penangas air lalu disaring ke dalam labu ukur 100 ml.
4. Larutan dinetralkan menggunakan NaOH 1N setelah diberikan beberapa tetes phenol merah (terjadi perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda).
5. Lima ml ZnSO4 5% dan Ba(OH)2 0,3N ditambahkan ke dalam larutan, lalu
diencerkan dengan akuades hingga volume 100 ml.
6. Larutan disaring kembali dan larutan supernatan yang sudah jernih diambil dengan pipet 1 ml.
7. Larutan supernatan yang berada di pipet 1 ml dipindah ke dalam gelas kimia. 8. Deret standar karbohidrat dibuat 0, 5, 10, 15, 20, 25 mg. Kemudian
ditambahkan pereaksi Cu sebanyak 2 ml lalu dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit lalu didinginkan.
9. Pereaksi Nelson dan 20 ml air ditambahkan pada setiap larutan standar karbohidrat lalu dikocok dan dibiarkan selama 20 menit.
10.Larutan diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 µm.
11.Persentase karbohidrat dihitung dengan cara:
Kadar Karbohidrat = ( - ): 1000000 ( 3-1) Keterangan :
A : Nilai rata-rata serapan larutan contoh S : Nilai rata-rata serapan larutan standar
Selanjutnya massa karbohidrat dihitung dari persentase karbohidrat basah dengan menggunakan rumus:
Massa C6H12O6 = % KH basah x bobot basah daun
Massa karbohidrat berbanding lurus dengan glukosa. Oleh karena itu, massa karbondioksida diperoleh dari konversi massa karbondioksida. Massa karbohidrat dapat dihitung dengan rumus:
Massa CO2 = Massa C6H12O6 x 1,467
Rumus tersebut diperoleh dari persamaan reaksi fotosintesis: 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Dari persamaan reaksi tersebut dapat dilihat bahwa 1 (satu) mol C6H12O6
setara dengan 6 (enan) CO2, sehingga perhitungannya sebagai berikut: Mol C6H12O6 = Massa C6H12O6 : Mr C6H12O6
Luas daun dapat diukur menggunakan metode gravimetri (Sitompul dan Guritno, 1995) dengan persamaan:
LD = Wr x LK /Wt ( 3-4 )
4. Prosedur Perhitungan Daya Serap Karbondioksida Per Satuan waktu
(Sinambela, 2006 dan Purwaningsih, 2007).
Untuk mengetahui besarnya daya serap tanaman terhadap karbondioksida maka data yang dihasilkan dari uji Laboratorium dimasukkan kedalam rumus perhitungan sebagai berikut:
) ( 3-5 )
Keterangan : D= Daya serap CO2 per luas daun
Penentuan Karbondioksida yang diserap bersih perluas daun perjam (Dt) 04.00 sampai dengan 10.00 WIB
Keterangan :
Dn = Daya serap bersih CO2 per pohon per jam
∑ d = Jumlah daun tiap pohon
Penentuan karbondioksida yang diserap bersih per hektar lahan (Dh)
( 3-9 )
Keterangan :
Dh = Daya serap bersih CO2 per hektar lahan per jam
Dn = Daya serap bersih CO2 per pohon per jam
K = Kerapatan pohon per hektar lahan.
Penentuan karbondioksida yang diserap bersih per hektar per tahun
( 3-10 )
Keterangan :
Dy = Daya serap CO2 per pohon per tahun Dn = Daya serap per pohon per jam
A = Nilai rata-rata lama penyinaran maksimum per hari (12,07 jam/hari), Sitompul dan Guritno,1995)
0,46= Perbandingan antara rata-rata per hari laju fotosintesis pada hari mendung dengan hari cerah (Sitompul dan Guritno, 1995)
365= Jumlah hari dalam satu tahun. E. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
Dh = Dn x K pohon/Ha
Dy = [ (Dn x t) + (Dn x(A – t) x 0,46) x 365
F. Diagram Alir Penelitian
Jalur Hijau
Komposisi pohon pelindung
Kerapatan pohon Jumlah Daun Luas Daun
Massa Karbohidrat
% Karbohidrat
Daya Serap CO2 Per Luas Daun, Daya serap CO2 Per
Helai Daun, Daya Serap CO2 Per Pohon
Daya Serap CO2 Jalur Hijau Kota
Purwokerto