MAKALAH PENGKAJIAN DAN KONSEP ASKEP PADA LANSIA
OLEH KELOMPOK 4
NI LUH KOMANG TRY WIDYANTARI (15.322.2163)
NI LUH PUTU ARDINI (15.322.2164
NI LUH YULIANI (15.322.2165)
NI KOMANG PIARSI (15.322.2166)
NI PUTU LIA PRANSISKA (15.322.2167)
NI PUTU NATALIA (15.322.2168)
NI PUTU RANI WIDIARI (15.322.2169)
NI WAYAN DESI ORIENTARI (15.322.2170)
NI WAYAN RATNA ADI LISTYARINI (15.322.2171)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANJUT USIA
A. KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR BAGI LANJUT USIA
Kegiatan ini menurut Depkes (1993 1b), dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah/lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas, yang di berikan perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau panti. (Depkes, 1993 1b).
Adapun asuhan keperawatan dasar yang di berikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain :
1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal hygine, kebersihan lingkungan serta makanan yang sesuai dan kesegaran jasmani.
2. Untuk lanjut usia yang telah mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus.
Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain :
1. Berkurangnya jaringan lemak subkutan. 2. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas.
3. Menurunnya efisiensi kolateral kapital pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh.
4. Ada kecendrungan lansia imobisasi sehingga potensi terjadinya dekubitus.
Disamping itu, faktor intrinsik (tubuh sendiri) juga berperan untuk terjadinya dekubitus, yakni :
3. Adanya hipoalbunemia
4. Adanya penyakit-penyakit neurologic 5. Adanya penyakit-penyakit pembuluh darah 6. Adanya dehidrasi
Faktor ekstrinsik, yakni :
1. Kurang kebersihan tempat tidur 2. Alat-alat tenun yang kusut dan kotor
3. Kurangnya perawaatan yang baik dari perawatan
B. PENDEKATAN KEPERAWATAN LANJUT USIA 1. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresivitasnya.
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yakni :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih mampu melakukan sendiri.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini terutama tentang hal-hal yang berhubunga dengan keberhasilan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya. kebersihan perorangan (personal hygiene) sanga penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberihan kurang mendapat perhatian.
2. Pendekatan psikis
sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar, simpatik, dan service.
Bila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka kea rah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar dimasa lanjut usia ini mereka dapat merasa pua dan bahagia.
3. Pendekatan social
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah satu upaya perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesame klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalh mahluk social yang membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat dapat menciptakan hubungan social antara lanjut usia dan lanjut usia maupun lanjut usia dan perawat sendiri.
Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lajut usia untuk mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi, menonton film, atau hiburan-hiburan lain.
Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti menonton tv, mendengar radio, atau membaca majalah dan surat kabar. Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia. 4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang di anutnya, terutamabila klien lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.
tidakpastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit / penderitaan yang sering menyertainya, kegelisahan untuk tidak kumpul lagi dengan keluarga / lingkungan sekitarnya.
C. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri dengan : a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
b. Pencegahan penyakit c. Pemeliharaan kesehatan.
Sehingga memiliki ketenengan hidup dan produktif sapai akhir hidup.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.
3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangathidup klien lanjut usia (Life Support ).
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit / mengalami gangguan tertentu ( kronis maupun akut ).
5. Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat )untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertent.
6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (Memelihara kemandirian secara maksimal ).
D. FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA 1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
2. Oencegahan penyakit (preventif) 3. Mengoptimalkan fungsi mental.
4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum. E. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN Tujuan :
c. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien. d. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
Meliputi aspek : 1) Fisik
Wawancara
a) Pandangan lanjut usia tentang kesehatan. b) Kegiatan yang mampu di lakukan lanjut usia. c) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri.
d) Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan pndengaran. e) Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK.
f) Kebiasaan gerak badan / olahraga /senam lanjut usia.
g) Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan. h) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan
dalam minum obat.
i) Masalah-masalah seksual yang telah di rasakan.
Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksanaan di lakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh.
b) Pendekatan yang di gunakan dalam pemeriksanaan fisik,yaitu : Head to tea
Sistem tubuh
b. Psikologis
1) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
2) Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak.
3) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan.
4) Bagaimana mengatasi stress yang di alami.
5) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.
6) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan.
7) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.
c. Sosial ekonomi
1) Darimana sumber keuangan lanjut usia
2) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.
3) Dengan siapa dia tinggal.
4) Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.
5) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.
6) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
7) Siapa saja yang bisa mengunjungi.
8) Seberapa besar ketergantungannya.
9) Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.
d. Spiritual
1) Apakah secara teratur malakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya.
2) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin.
3) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa.
4) Apakah lanjut usia terlihat tabah dan tawakal.
PENGKAJIAN DASAR 1. Temperatur
a. Mungkn serendah 95° F(hipotermi) ±35°C. b. Lebih teliti di periksa di sublingual.
2. Pulse (denyut nadi)
a. Kecepata, irama, volume. b. Apikal, radial, pedal.
3. Respirasi (pernapasan)
a. Kecepatan, irama, dan kedalaman. b. Tidak teratutnya pernapasan.
a. Saat baring, duduk, berdiri. b. Hipotensi akibat posisi tubuh.
5. Berat badan perlahan – lahan hilang pada tahun-tahun terakhir.
6. Tingkat orientasi.
7. Memori (ingatan).
8. Pola tidur.
9. Penyesuaian psikososial.
10. Sistem persyarafan
a. Kesemetrisan raut wajah
b. Tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak 1) Tidak semua orang mnjadi snile
2) Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah
c. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
d. Pupil : kesamaan, dilatasi
e. Ketajaman penglihatan menurun karena menua : 1) Jangan di tes depan jendela
2) Pergunakan tangan atau gambar 3) Cek kondisi mata
f. Sensory deprivation ( gangguan ssensorik )
g. Ketajaman pendengaran
1) Apakajh menggunakan alat bantu dengar 2) Tinutis
3) Serumen telinga bagian luar, jangan di bersihkan 4) Adanya rasa sakit atau nyeri.
11. Sistem kardiovaskuler
a. Sirkulasi periper, warna, dan kehangatan b. Auskultasi denyut nadi apical
c. Periksa adanya pembengkakan veba jugularis d. Pusing
12.Sistem Gastrointestinal a. Status gizi
b. Pemasukan diet
c. Anoreksia, tidak di cerna, mual, dan muntah
d. Mengunyah dan menelan
e. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
f. Auskultasi bising usus
g. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon
h. Apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi 13.Sistem Genitourinarius
a. Warna dan bau urine
b. Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk BAK )
c. Frekwensi, tekanan, desakan
d. Pemasukan dan pengeluaran cairan
e. Disuria
f. Seksualitas
1) Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks
2) Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual 14.Sistem Kulit / Integumen
a. Kulit
1) Temperatur, tingkat kelembaban 2) Keutuhan luka, luka terbuka, robekan 3) Perubahan pigmen
b. Adanya jaringan parut
c. Keadaan kuku
d. Keadaan rambut
e. Adanya gangguan-gangguan umum 15.Sistem Muskuloskeletal
a. Kontraktur 1) Atrofi otot
3) Ketidakadekuatannya gerakan sendi
b. Tingkat mobilisasi
1) Ambulasi dengan atau tanpa bantuan / peralatan 2) Keterbatasan gerak
3) Kekuatan otot
4) Kemampuan melangkah atau berjalan
c. Gerakan sendi
d. Paralisis
e. Kifosis 16.Psikososial
a. Menjauhkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan
b. Fokus-fokus pada diri bertambah
c. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
d. Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Fisik / Biologi
1) Gangguan nutrisi : kurang / berlebihan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan yang tidak adekuat.
2) Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan sehubungan dengan hambatan penerimaan dan pengiriman rangsangan.
3) Kurangnya perawatan diri sehubungan dengan penurunan minat dalam merawat diri.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
5) Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penyempitan jalan nafas atau adanya sekret pada jalan nafas.
1) Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga.
2) Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu. 3) Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
4) Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.
5) Coping tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan mengemukakan pendapat secara tepat.
6) Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas. c. Spiritual
1) Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.
2) Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi kematian.
3) Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.
4) Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat.
3. RENCANA KEPERAWATAN Meliputi :
a. Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan. b. Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya.
c. Tentukan prioritas :
- Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan.
- Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan. d. Cegah timbulnya masalah-masalah.
e. Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan. f. Tulis semua rencana dan jadwal.
Perencanaan :
Tujuan tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain :
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Peningkatan keamanan dan keselamatan.
c. Memelihara kebersihan diri.
d. Memelihara keseimbangan istirahat/tidur.
e. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif.
1. Pemenuhan Kebutuhan Nutris.
Penyebab gangguan nutrisi pada lanjut usia : a. Penurunan alat penciuman dan pengecapan.
b. Pengunyahan kurang sempurna.
c. Gigi yang tidak lengkap.
d. Rasa penuh pada perut dan susah buang air besar.
e. Melemah otot-otot lambung dan usus.
Masalah gizi yang timbul pada lanjut usia :
c. Kekurangan vitamin d. Kelebihan vitamin
Kebutuhan nutrisi pada lanjut usia :
a. Kalori pada lansia : laki-laki = 2.100 Kal sedangkan perempuan : 1.700 kalori. Dapat dimodivikasi tergantung keadaan lansia. Misalnya gemuk / kurus atau disertai penyakit demam.
b. Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan.
c. Lemak, tidak dianjukan karena menyebabkan hambatan pencernaan dan terjadi penyakit. 15%-20% dari total kalori yang dibutuhkan.
d. Protein, untuk mengganti sel-sel yang rusak, 20%-25% dari total kalori yang dibutuhkan.
e. Vitamin dan mineral sama dengan usia muda kebutuhannya. f. Air, 6-8 gelas perhari.
Rencana makanan untuk lansia :
a. Berikan makanan porsi kecil tapi sering
b. Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin. c. Berikan makanan yang mengandung serat.
d. Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori. e. Batasi minum kopi dan teh.
2. Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia : Penyebab kecelakaan pada lansia :
a. Fleksibilitas kaki yang berkurang.
b. Fungsi pengindraan dan pendengaran menurun. c. Pencahayaan yang berkurang.
d. Lantai licin dan tidak rata. e. Tangga tidak ada pengaman.
f. Kursi atau tempat tidur yang mudah bergerak. Tindakan mencegah kecelakaan :
a. Klien (lansia)
- Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur.
- Bila mengalami masalah fisik misalnya reumatik latih klien untuk menggunakan alat bantu berjalan.
- Bantu klien kekamar mandi terutama untuk lansia yang mrnggunakan obat penenang / deuretik.
- Meggunakan kaca mata jika berjalan atau melakukan sesuatu. - Usahakan ada yang menemani jika berpergian.
b. Lingkungan
- Tempatkan lansia diruangan yang mudah dijangkaui.
- Letakkan bel didekat klien dan aja rkan cara penggunaannya. - Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi.
- Letakkan meja kcil didekat tempat tidur agar lansia menempatkan alat-alat yang biasa digunakannya.
- Upayakan lantai bersih, rata dan tidak licin/basah. - Pasang pegangan dikamar mandi / WC
- Hindari lampu yang redup / menyilaukan, sebaiknya gunakan lampu 70-100 watt.
- Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk memejamkan mata sesaat.
c. Memelihara Kebersihan Diri
- Penyebab kurangnya perawatan diri pada lansia adalah : - Penurunan daya ingat
- Kurangnya motivasi
- Kelemahan dan ketidak mampuan fisik
- Upaya yang dilakukan untuk kebersihan diri, antara lain :
Mengingatkan / membantu lansia untuk melakukan upaya kebersihan diri
Menganjurkan lansia untuk menggunakan sabun lunak yang mengandung minyak atau berikan skin lotion
Mengingatkan lansia untuk membersihkan telinga, mata, dan gunting kuku d. Memelihara Keseimbangan Istirahat Tidur
- Menyediakan tempat / waktu tidur yang nyaman
- Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari bau-bauan
- Melatih lansia untuk latihan fisik ringan untuk memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot (dapat disesuaikan dengan hobi)
- Memberikan minum hangat sebelum tidur, misalnya susu hangat e. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi
- Masalah umum yang dikemukakan pada lansia adalah daya ingat menurun, depresi, lekas marah, mudah tersinggung dan curiga. Hal ini disebabkan hubungan interpersonal yang tidak adekuat
- Upaya yang dilakukan antara lain :
Berkomunikasi dengan lansia dengan kontak mata
Member stimulus / mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan
Menggunakan Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang pada lansia
Memberikan kesempatan pada lansia untuk menekspresikan atau tanggap terhadap respond an verbal lansia
Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan lansia
Menghargai pendapat lansia 3. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Meliputi :
- Tumbuhkan dan bina rasa saling percaya - Sediakan cukup penerangan
- Penerangan alam lebih baik
- Hindarkan cahaya yang menyilaukan
- Penerangan malam sepanjang waktu dikamar mandi dan ruangan - Tingkatkan rangsangan panca indra melalui :
Buku-buku yang dicetak besar
Perubahan lingkungan
Berikan warna-warna yang dapat dilihat klien
Kalender atau penanggalan
Jam
Saling mengunjungi
Berikan perawatan sirkulasi
Hindarkan pakaian yang menekan yang mengikat atau sempit
Ubah posisi
Berikan kehangatan dengan selimut pakaian
Berikan dorongan dalam melakukan aktivitas untuk meningkatkan sirkulasi
Berikan bantuan, dukungan dan gunakan tindakan yang aman selama perpindahan
Lakukan penggosokan pada waktu mandi - Berikan perawatan pernapasan
Bersihkan nostril atau kotoran hidung
Lindungi dari angin
Tingkatkan aktivitas pernapasan dengan latihan-latihan seperti
Bernapas dalam (deep breathing)
Latihan batuk
Latihan menghembuskan napas
Hati hati dengan terapi O2, cek terjdinya CO2 narkosis, yang biasanya ditandai dengan :
Gelisah
Keringat berlebihan
Gangguan pengelihatan
Kejang otot
Tekanan darah renda (hipotensi)
Kerja otot menurun
- Berikan perawatan pada alat pencernaan Ransangan nafsu makan
Berikan makanan yang menarik
Bisa minum anggur bila dibolehkan
Sediakan makanan yang hangat-hangat
Sediakan makanan jika mungkin yang sesuai dengan pilihannya
Cegah terjadinya gangguan pencernaan
Berikan sikap fowler waktu makan
Pertahankan keasamn lmbung
Berikan makanan yang tidak membentuk gas
Cukup cairan
Cegah konstipasi / sembelit
Jamin kecukupan cairan dalam diet
Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
Fasilitas gerakan usus dalam mencerna
Berikan kebebasan dan posisi tubuh normal
Berikan laksatif atau supositorial , jika hal hal diatas tak efektif - Berikan perawatan genitorinaria
Cukup cairan masuk 2000-3000 ml per hari
Cegah ankontinensia
Jelaskan dan berikan dorongan pada klien untuk BAK tiap 2 jam
Pertahankan penerangan dikamar mandi un tuk mencegah jatuh
Observasi jumlah urine untuk hasil maksimum selama siang hari
Batasi cairan terutama mendekati waktu tidur
Seksualitas
Sediakan waktu untuk diskusi atau konsultasi
Berikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaanya terhadap keinginan seksual
Berikan dorongan untuk menumbuhkan rasa persahabatan - Berikan perawatan kulit
Jelaskan dan berikan dorongan pada klien untuk mandi bersih hanya 2x seminggu untuk mencegah kekeringan kulit
Gunakan sabun superfot atau lotion yang mengandung lemak untuk menambah kesehatan kulit
Potong kuku kaki jika tidak ada kontra indikasi, missal : ada jamur dikuku atau adanya gangguan medic atau bedah
- Berikan perawatan muskuluskeletal Bergerak dengan keterbatasan
Ganti posisi tiap 2 jam, luruskan dan hati-hati
Cegah osteoporosis dari tulang panjang dengan menberikan latihan
Lakukan latihan aktif dan pasif misalnya waktu istirahat atau pada waktu waktu tertentu
Berikan arah dan latihan gerak pada sendi 3x.
Anjurkan dan berikan dorongan pada keluarga untuk memandirikan klien contohnya membiarkan klien duduk tanpa dibantu
- Berikan perawatan psikososial
Jelaskan dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas psikososial agar tercipta suasana normal
Bantu dalam memilih dan mengikuti aktivitas
Fasilitas pembicaraan
Pertahankan sentuhan yang merupakan suatu alat yang sangat berguna dalam menetapkan atau memelihara kepercayaan.
Berikan penghargaan dan rasa empathi - Pelihara Keselamatan
Berikan penyangga sewaktu berdiri bila diperlukan
Klien diberikan pegangan di kamar mandi / WC
Tempat tidur dalam posisi rendah
Usahakan ada pagar tempat tidur jika tempat tidur dalam posisi tinggi
PENUTUP A. KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang kami buat, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Fokus asuhan keperawatan lanjut usia terdiri dari :
a. Peningkatan kesehatan (health promotion) b. Oencegahan penyakit (preventif)
c. Mengoptimalkan fungsi mental.
d. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum. 2. Konsep asuhan keperawatan, yaitu :
a. Pengkajian Tujuan :
1) Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri. 2) Melengkapi dasar – dasar rencana perawatan individu.
3) Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien. 4) Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
b. Diagnosa keperawatan, terdiri dari : 1) Diagnosa Fisik / Biologi
2) Diagnosa Psikososial 3) Diagnosa Spiritual c. Perencanaan
Tujuan tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain :
1) emenuhan kebutuhan nutrisi
2) Peningkatan keamanan dan keselaamatan. 3) Memelihara kebersihan diri.
4) Memelihara keseimbangan istirahat/tidur.
5) Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif. d. Implementasi keperawatan, terdiri dari :
1) Tumbuhkan dan bina rasa saling percaya 2) Sediakan cukup penerangan
4) Pertahankan dan latih daya orientasi nyata 5) Berikan perawatan sirkulasi
6) Berikan perawatan pernapasan
7) Berikan perawatan pada alat pencernaan 8) Berikan perawatan genitorinaria
9) Berikan perawatan kulit
10) Berikan perawatan muskuluskeletal 11) Berikan perawatan psikososial 12) Pelihara Keselamatan
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta : EGC