• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINANCIAL STATEMENT JUNE 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FINANCIAL STATEMENT JUNE 2014"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN POSISI KEUANGAN

PER 30 JUNI 2014 DAN PER 31 DESEMBER 2013 i

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG

BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 DAN 2013 iv

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG

BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 DAN 2013 v

LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG

BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 DAN 2013 vi

(3)
(4)

Catatan 2 0 1 4 2 0 1 3

(Tidak Diaudit) (Auditan)

Rp Rp

ASET LANCAR

2c,e,n,

Kas dan Setara Kas 3,33,34 46.705.567.579 50.006.905.442

Piutang Usaha - setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar

Rp 1.516.492.764 dan Rp 1.523.501.250 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2014

dan 31 Desember 2013 2d,e,n,4,33,34 29.383.507.923 18.579.762.739 Piutang Lain-lain 2d,e,5,33,34 1.061.739.279 46.367.670 Persediaan - setelah dikurangi Cadangan

Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 204.572.599 dan Rp 204.572.599 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2014

dan 31 Desember 2013 2f,6 31.779.344.141 27.619.612.311 Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual 2e,9,33 272.012.500 252.335.000

Pajak Dibayar di Muka 20 2.499.167.710 1.316.485.712

Uang Muka dan Beban Dibayar di Muka 7 1.132.937.624 694.037.209

Jumlah Aset Lancar 112.834.276.756 98.515.506.083

ASET TIDAK LANCAR

Aset Pertambangan - Bersih 1d, 2j, 8 4.450.562.681 4.900.117.314 Aset Pajak Tangguhan 2q,20 3.015.329.188 2.288.831.798 Properti Investasi 2g,10 2.213.000.000 2.213.000.000 Aset Tetap - setelah dikurangi Akumulasi

Penyusutan sebesar Rp 49.918.936.178 dan Rp 46.196.412.035 masing-masing pada tanggal

30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 2h,i,11 31.313.160.387 35.024.014.530 Dana yang Dibatasi Penggunaannya 2k,12 12.354.050.520 11.121.149.754 Aset Tidak Lancar Lainnya 13 2.930.750.000 2.930.750.000

Jumlah Aset Tidak Lancar 56.276.852.776 58.477.863.396

JUMLAH ASET 156.993.369.479169.111.129.532

(5)

(Tidak Diaudit) (Auditan)

Rp Rp

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Pinjaman Bank 2e,m,14,31,33 10.000.000.000 10.000.000.000 Utang Usaha 2e,n,15,33,34 10.041.590.759 6.406.561.811

Utang Pajak 20 713.875.578 2.287.914.310

Utang Lain-lain 2e,m,16,33,34 1.187.250.950 2.484.004.684 Beban Yang Masih Harus Dibayar 2e,n,19,33,34 6.943.300.879 847.660.464

Uang Muka Penjualan 21 600.076.922 535.462.522

Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun

- Utang Pembiayaan Konsumen 2e,17,33,34 117.327.772 201.133.332 - Utang Sewa Pembiayaan 2i,18,33,34 2.629.033.655 2.458.038.143 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 32.232.456.515 25.220.775.266

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas Jangka Panjang - setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun:

- Utang Pembiayaan Konsumen 2e,17,33,34 - 16.761.093 - Utang Sewa Pembiayaan 2i,18,33,34 3.360.923.546 4.719.626.203 Cadangan Jaminan Pengelolaan Lingkungan

dan Kewajiban Kepedulian Terhadap

Masyarakat 2k,22 12.354.050.520 11.121.149.754

Cadangan Imbalan Pasca-Kerja 2r,23 4.896.509.225 4.351.370.412 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 20.611.483.291 20.208.907.462

Jumlah Liabilitas 52.843.939.806 45.429.682.728

(6)

Catatan 2 0 1 4 2 0 1 3 (Tidak Diaudit) (Auditan)

Rp Rp

E K U I T A S

Modal Saham

Modal Dasar 27.600.000.000 saham terdiri dari - 1.200.000.000 saham kelas A

dengan nilai nominal Rp 50 per saham - 26.400.000.000 saham kelas B dengan nilai nominal Rp 5 per saham Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : - 1.200.000.000 saham Kelas A dan

1.366.456.000 saham Kelas B 24 66.832.280.000

Modal Saham (setelah reverse stock)

Modal Dasar 6.900.000.000 saham terdiri dari - 300.000.000 saham kelas A

dengan nilai nominal Rp 200 per saham - 6.600.000.000 saham kelas B

dengan nilai nominal Rp 20 per saham Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : - 300.000.000 saham Kelas A dan

341.614.000 saham Kelas B 24 66.832.280.000

Tambahan Modal Disetor - Bersih 2o,25 9.853.143.050 9.853.143.050

Rugi yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar Aset Keuangan yang Tersedia

untuk Dijual - Bersih 2e (174.782.500) (194.460.000)

Saldo Laba 2t,v 39.756.549.176 35.072.723.701

Ekuitas - Bersih 116.267.189.726 111.563.686.751

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS - BERSIH 169.111.129.532 156.993.369.479

(7)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini

(Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit)

Rp Rp

P E N J U A L A N 2p,27,32 68.745.211.884 76.107.976.266

BEBAN POKOK PENJUALAN 2p,28 52.531.782.953 51.070.739.740

LABA BRUTO 16.213.428.931 25.037.236.526

BEBAN USAHA 2p,29

Beban Pemasaran 550.810.491 869.780.074

Beban Umum dan Administrasi 11.555.185.542 8.415.089.621

J u m l a h 12.105.996.033 9.284.869.695

LABA USAHA 4.107.432.898 15.752.366.831

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2p

Pendapatan Keuangan - Bersih 2e 1.378.392.641 820.859.885

Keuntungan (Kerugian) Selisih Kurs - Bersih 2o 533.751.914 (134.039.968)

Beban Keuangan 2e (269.605.603) (324.198.530)

Rupa-rupa - Bersih 156.672.135 366.781.281

Penghasilan Lain-lain 1.799.211.087 729.402.668

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 5.906.643.985 16.481.769.499

PAJAK PENGHASILAN 20

Kini (1.949.315.900) (4.003.648.600)

Tangguhan 726.497.390 541.000.711

Jumlah Pajak Penghasilan - Bersih (1.222.818.510) (3.462.647.889)

LABA PERIODE BERJALAN 4.683.825.475 13.019.121.610

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN:

Rugi yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar Aset Keuangan

yang Tersedia untuk Dijual 2e (19.677.500) (168.995.000)

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

PERIODE BERJALAN 4.664.147.975 12.850.126.610

(8)

Atas Perubahan Nilai Selisih Nilai Wajar

Tambahan Aset Keuangan Atas Penilaian Saldo Laba

Modal Modal Disetor Tersedia Untuk Kembali Aset (Akumulasi

Saham - Bersih Dijual - Bersih dan Liabilitas Kerugian) Ekuitas - Bersih

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo pada tanggal 1 Januari 2013 66.832.280.000 9.853.143.050 (78.710.000) - 18.203.020.168 94.809.733.218

Jumlah Laba Komprehensif Periode Enam Bulan

- Laba Periode Berjalan - - - - 13.019.121.610 13.019.121.610 - Rugi yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar

Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual - Bersih - - (168.995.000) - - (168.995.000) Dividen (Catatan 26) - - - - (5.132.912.000) (5.132.912.000)

Saldo pada tanggal 30 Juni 2013 66.832.280.000 9.853.143.050 (247.705.000) - 26.089.229.778 102.526.947.828

Jumlah Laba Komprehensif periode Enam Bulan

- Laba Periode Berjalan - - - - 8.983.493.923 8.983.493.923 - Rugi yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar

Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual - Bersih - - 53.245.000 - - 53.245.000

Saldo pada tanggal 31 Desember 2013 66.832.280.000 9.853.143.050 (194.460.000) - 35.072.723.701 111.563.686.751

Saldo pada tanggal 1 Januari 2014 66.832.280.000 9.853.143.050 (194.460.000) - 35.072.723.701 111.563.686.751

Jumlah Laba Komprehensif Periode Enam Bulan

- Laba Periode Berjalan - - - - 4.683.825.475 4.683.825.475 - Rugi yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar

Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual - Bersih - - 19.677.500 - - 19.677.500 Saldo pada tanggal 30 Juni 2014 66.832.280.000 9.853.143.050 (174.782.500) - 39.756.549.176 116.267.189.726

(9)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari Pelanggan 58.006.081.100 78.357.596.793

Pembayaran kepada Pemasok (42.470.542.907) (43.633.602.401)

Pembayaran kepada Karyawan (10.238.034.924) (9.429.641.030)

Pembayaran kepada Pihak Ketiga dan untuk

Beban Operasional (5.161.758.783) (5.849.013.714)

Arus Kas dari Operasi - Bersih 135.744.486 19.445.339.648

Penerimaan atas Pendapatan Keuangan 1.378.392.641 820.859.885

Pembayaran atas Beban Keuangan (269.605.603) (324.198.530)

Pembayaran Pajak Penghasilan (3.245.925.589) (2.645.069.346)

Arus Kas Bersih (untuk) dari Aktivitas Operasi (2.001.394.065) 17.296.931.657

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan Aset Tetap (11.670.000) (63.676.700)

Arus Kas Bersih untuk Aktivitas Investasi (11.670.000) (63.676.700)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran atas Utang Sewa Pembiayaan (1.187.707.145) (1.064.959.465)

Pembayaran atas Utang Pembiayaan Konsumen (100.566.653) (100.566.672)

Arus Kas Bersih untuk Aktivitas Pendanaan (1.288.273.798) (1.165.526.137)

(PENURUNAN) KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS

- BERSIH (3.301.337.863) 16.067.728.820

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE 50.006.905.442 33.277.276.437

(10)

1. U M U M

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Mitra Investindo Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta notaris No. 280 tanggal 16 September 1993 dari Misahardi Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta, dengan nama PT Minsuco International Finance. Akta Pendirian Perusahaan tersebut telah memperoleh

pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) melalui Surat Keputusan No. C2-12711.HT.01.01.Th.93

tanggal 30 November 1993 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 25 tanggal 29 Maret 1994,Tambahan No. 1737.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, salah satunya berdasarkan akta notaris No. 10 tanggal 15 Maret 2006 dari Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penggabungan usaha PT Siwani Trimitra Tbk dengan PT Caraka Berkat Sarana menjadi PT Mitra Investindo Tbk. Akta perubahan tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.C-07805.HT.01.04. Th.2006 tanggal17 Maret 2006 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 41 tanggal 23 Mei 2006, Tambahan No. 5504.

Perubahan anggaran dasar Perusahaan terakhir dilakukan berdasarkan akta notaris No. 34 tanggal 30 April 2014 dari Ashoya Ratam, S.H., M.kn., Notaris di Jakarta, mengenai penggabungan nilai nominal saham yang dilakukan melalui pengurangan jumlah saham terhadap saham Perseroan yang telah dikeluarkan atau disetor dan saham yang masih dalam simpanan dengan ketentuan setiap 4 (empat) saham (lama) Perseroan kelas A dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp 50 per saham menjadi 1 (satu) saham (baru) dengan nilai nominal Rp 200 dan 4 (empat) saham (lama) kelas B dengan nilai nominal Rp 5 per saham menjadi 1 (satu) saham (baru) dengan nilai nominal Rp 20. Akta tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah diterima berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-02173.40.21.2014 tanggal 20 Mei 2014. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, akta tersebut belum diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan berdasarkan akta notaris No. 63 tanggal 30 Juni 2014 dari Ashoya Ratam, S.H., M.kn., Notaris di Jakarta, mengenai persetujuan pengeluaran saham melalui Penawaran Umum Terbatas (“PUT-I”) dan perubahan pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan PUT-I, persetujuan atas rencana pengambilalihan atas 90% saham dalam Goldwater LS Pte Ltd (“Rencana Akuisisi”) dan persetujuan perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan Rencana Akuisisi dan perubahan kegiatan usaha Perseroan. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, akta tersebut sedang dalam proses pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusatnya terletak di Gedung Menara Karya Lt. 7 Unit A, Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 1-2, Jakarta. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1994.

(11)

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Ringkasan aksi korporasi Perusahaan (corporate actions) yang mempengaruhi efek yang diterbitkan Perusahaan sejak tanggal penawaran umum saham perdana sampai dengan tanggal 30 Juni 2014 adalah sebagai berikut:

Jumlah Saham Beredar setelah

Kegiatan Perusahaan Transaksi Tanggal Efektif

Penawaran umum perdana dan pencatatan

sebagian saham Perusahaan 58.800.000 20 Juni 1997

Pencatatan seluruh saham Perusahaan 120.000.000 16 Juli 1997

Perubahan nilai nominal saham dari Rp 500

per saham menjadi Rp 250 per saham 240.000.000 22 Mei 2000

(stock split)

Peningkatan modal ditempatkan dan disetor tanpa hak memesan efek terlebih dahulu kepada L&M Group Investment Limited sebesar

720.000.000 saham 960.000.000 2 September 2002

Peningkatan modal ditempatkan dan disetor tanpa hak memesan efek terlebih dahulu kepada Money Around International Limited (MAIL) sebagai kompensasi pelunasan hutang dengan

saham sebesar 240.000.000 saham 1.200.000.000 27 Juli 2005

Penempatan saham kelas B dengan nilai nominal Rp 25 per saham sehubungan dengan penggabungan usaha, sehingga saham yang beredar menjadi:

Kelas A, nominal Rp 250 1.200.000.000

Kelas B, nominal Rp 25 1.366.456.000 24 April 2006

Perubahan nilai nominal saham kelas A dan B dari masing-masing nilai nominal Rp 250 dan Rp 25 per saham menjadi masing-masing

Rp 50 dan Rp 5 per saham sehubungan dengan 60.000.000.000

kuasi-reorganisasi 6.832.280.000 31 Maret 2012

Perubahan nilai nominal saham kelas A dan B dari masing-masing nilai nominal Rp 50 dan Rp 5 per saham menjadi masing-masing Rp 200 dan Rp 20 per saham sehubungan dengan

penggabungan nilai nominal saham 60.000.000.000

(12)

1. U M U M (Lanjutan)

c. Dewan Komisaris dan Direksi serta Karyawan

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris

(Merangkap Komisaris Independen) : Mohammad Noer

Komisaris : Andreas Tjahjadi

Komisaris : Marcel Tjia Han Liong

Komisaris : Say Tain Foo

Komisaris Independen : Iin Arifin Takhyan

Direksi

Presiden Direktur : Sugi Handoko

Direktur : Pradopo

Direktur : Diah Pertiwi Gandhi

Direktur : Yoyong

Direktur Independen : Suryana Tochmi

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Andreas Tjahjadi

Komisaris : Herman Setya Budi

Komisaris Independen : Mustofa Simon Halim

Direksi

Presiden Direktur : Kumari

Direktur : Diah Pertiwi Gandhi

Direktur Tidak Terafiliasi : Ka Nen

Susunan anggota Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Ketua : Simon Halim

Anggota : Sandi Rahaju

Eko Santo

Perusahaan memberikan remunerasi kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan berupa gaji dan tunjangan dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 1.885.500.418 untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan sebesar Rp 5.671.781.280 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013.

Kepala Audit Internal dan Sekretaris Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing adalah Beatrice Kartika dan Diah Pertiwi Gandhi.

(13)

d. Area Eksploitasi

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan kecuali untuk penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) baru dan yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2013 adalah sebagai berikut:

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada tanggal dan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan perubahannya, Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.

Laporan keuangan disusun dengan menggunakan konsep biaya historis dan atas dasar akrual, kecuali untuk akun-akun tertentu yang disusun dengan menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi akun tersebut.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengklasifikasikan arus kas sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Seluruh angka dalam laporan keuangan, kecuali dinyatakan secara khusus, disajikan dalam mata uang Rupiah.

Standar akuntansi baru dan revisi

Sejak tanggal 1 Januari 2013, Perusahaan menerapkan PSAK dan ISAK baru dan revisi yang efektif sejak tanggal tersebut. Perubahan kebijakan akuntansi telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi. Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2013, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan:

- PSAK No. 38 (Revisi 2012), "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali" - PSAK No. 60 (Revisi 2012), "Instrumen Keuangan: Penyajian”

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

b. Transaksi Dengan Pihak–pihak Berelasi

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor:

(1) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

(a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (b) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

(c) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. (2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

(a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). (b) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas

asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

(c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

(d) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

(e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

(f) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (1).

(g) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (1)(a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

c. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan deposito berjangka yang akan jatuh empo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang, dan tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.

Kas dan setara kas diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

d. Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain

(15)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan

(1) Aset Keuangan

Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan aset keuangan tersedia untuk dijual.

Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi tersebut tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai “Pendapatan keuangan”.

Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.

Termasuk dalam kategori ini adalah kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain milik Perusahaan.

Aset keuangan tersedia untuk dijual

Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

(2) Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari pinjaman bank, utang usaha, utang obligasi kepada pihak ketiga, utang lain-lain, beban yang masih harus dibayar, utang pembiayaan konsumen dan utang sewa pembiayaan.

Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangannya dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Pada saat pengakuan awal, liabilitas yang diukur pada biaya perolehan amortisasi diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pengakuan suatu liabilitas yang diperoleh, dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila liabilitas yang diperoleh tidak diakui. Beban atas kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dibebankan dalam laporan laba rugi dan dicatat sebagai bagian dari ‘beban keuangan’.

(3) Penentuan Nilai Wajar

PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang mensyaratkan klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan di dalam melakukan pengukuran nilai wajar. Hirarki nilai wajar memiliki tingkatan sebagai berikut: a. Kuotasi pasar (belum disesuaikan) di dalam pasar aktif bagi aset maupun liabilitas yang

identikal (tingkat 1);

b. Input selain kuotasi pasar yang termasuk di dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi bagi aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, derivatif harga) (tingkat 2); dan

c. Input bagi aset dan liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3).

Tingkatan di dalam hirarki nilai wajar di mana aset keuangan maupun liabilitas keuangan dikategorisasi, ditetapkan pada basis tingkatan paling rendah input yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar. Aset keuangan dan liabilitas keuangan diklasifikasikan di dalam keseluruhan hanya ke dalam salah satu dari ketiga tingkatan tersebut.

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan Perusahaan untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (ask price). Instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 1.

(17)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

(3) Penentuan Nilai Wajar

Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia, dan seminimal mungkin mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 2.

Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut masuk ke dalam tingkat 3.

Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan mencakup:

- penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen

sejenis dan;

- teknik lain seperti analisis arus kas yang didiskonto digunakan untuk menentukan nilai

instrumen keuangan lainnya.

(4) Penghentian Pengakuan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

Dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.

(5) Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan liabilitas secara simultan.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

(6) Penurunan Nilai Aset Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. (a) Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan kelompok usaha menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika suatu aset keuangan yang dikelompokkan sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang” memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.

Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui sebagai laba rugi.

(b) Aset keuangan tersedia untuk dijual

Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut.

(19)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

(6) Penurunan Nilai Aset Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi (Lanjutan)

(b) Aset keuangan tersedia untuk dijual (Lanjutan)

dihapuskan melalui laba rugi; sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam pendapatan komprehensif lain.

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa mendatang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Penghasilan bunga yang masih harus dibayar tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Pendapatan Keuangan” dalam laba rugi.

Jika pada tahun berikutnya, nilai wajar atas instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dapat dikaitkan dengan peristiwa yang timbul setelah pengakuan kerugian penurunan nilai diakui sebagai laba rugi, kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laba rugi.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat disajikan secara handal, maka jumlah kerugian penurunan nilai

disajikan berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai kini estimasi arus kas masa mendatang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan pada periode-periode berikutnya.

f. P e r s e d i a a n

Persediaan batu granit dinilai berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan basis metode rata-rata tertimbang biaya yang terjadi selama tahun berjalan dan mencakup alokasi bagian biaya tidak langsung yang bersifat variabel dan tetap. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi biaya penyelesaian dan penjualan.

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

g. Properti Investasi

Perusahaan menerapkan PSAK No. 13 (revisi 2011), “Properti Investasi”.

Properti investasi merupakan bangunan yang dikuasai Perusahaan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan maupun dijual dalam kegiatan operasi.

Properti investasi diukur pada nilai wajar. Nilai wajar properti investasi diakui berdasarkan penilaian dari penilai independen yang memenuhi kualifikasi dan telah diakui, serta didukung oleh bukti pasar. Perubahan nilai wajar properti investasi diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

h. Aset Tetap

Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”.

Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.

Aset tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.

Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.

Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:

Masa Manfaat

Jenis Aset Persentase (Tahun)

Sarana dan prasarana 5% 20

Mesin 12,5% dan 6,25% 8 dan 16

Peralatan dan Perlengkapan Kantor 50%, 25% dan 12,5% 2, 4 dan 8

Kendaraan 25%, 20% dan 12,5% 4, 5 dan 8

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.

(21)

i. Sewa

Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”.

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa, atau perjanjian yang mengandung sewa, didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.

Dalam sewa pembiayaan, dari sudut pandang Perusahaan sebagai lessee, Perusahaan mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan, atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas yang tersisa. Beban keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Aset sewaan yang dimiliki oleh Perusahaan dengan dasar sewa pembiayaan disusutkan konsisten dengan metode yang sama yang digunakan untuk aset yang dimiliki sendiri, atau disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat aset sewaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Suatu sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

Keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi jual dan sewa kembali ( sale-and-leaseback) yang merupakan sewa pembiayaan, ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.

j. Pengeluaran Eksplorasi, Evaluasi dan Pengembangan Sumber Daya Mineral

Perusahaan menerapkan PSAK No. 64, “Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral”, yang mengatur pelaporan keuangan atas aktivitas eksplorasi dan evaluasi pada pertambangan sumber daya mineral, terutama mengenai identifikasi dan pengungkapan atas aset yang timbul dari aktivitas tersebut untuk memberi pemahaman atas jumlah, waktu dan kepastian atas arus kas masa depan terkait.

Pengeluaran untuk Eksplorasi dan Evaluasi

(22)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

j. Pengeluaran Eksplorasi, Evaluasi dan Pengembangan Sumber Daya Mineral (Lanjutan)

Pengeluaran untuk Eksplorasi dan Evaluasi (Lanjutan)

pengeboran dan pengupasan tanah sebelum dimulainya tahap produksi dan pembayaran kepada kontraktor. Setelah pengakuan awal, aset eksplorasi dan evaluasi dicatat menggunakan model biaya dan diklasifikasikan sebagai aset berwujud, kecuali memenuhi syarat untuk diakui sebagai aset tak berwujud.

Pemulihan aset eksplorasi dan evaluasi tergantung pada keberhasilan pengembangan dan eksploitasi komersial daerah pengembangan (area of interest) tersebut. Aset eksplorasi dan evaluasi diuji untuk penurunan nilai bila fakta dan kondisi mengindikasikan bahwa jumlah terpulihkannya. Dalam keadaan tersebut, maka entitas harus mengukur, menyajikan

dan mengungkapkan rugi penurunan nilai terkait sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009) (Catatan 2l).

Aset eksplorasi dan evaluasi ditransfer ke “tambang dalam pengembangan“ pada akun “aset pertambangan” setelah ditetapkan bahwa tambang memiliki nilai ekonomis untuk dikembangkan.

Aset Pertambangan

Pengeluaran untuk Pengembangan Tambang

Pengeluaran untuk Pengembangan Tambang dan biaya–biaya lain yang terkait dengan pengembangan (area of interest) setelah transfer dari aset eksplorasi dan evaluasi namun sebelum dimulainya tahap produksi, sepanjang memenuhi kriteria pengakuan dikapitalisasi ke tambang dalam pengembangan.

Tambang Produktif.

Pada saat pengembangan tambang diselesaikan dan tahap produksi dimulai, aset tersebut ditransfer ke “tambang produktif” pada akun “aset pertambangan”, yang dicatat pada nilai perolehan, dikurangi deplesi dan akumulasi penurunan nilai.

Deplesi tambang produktif adalah berdasarkan metode unit produksi sejak daerah pengembangan (area of interest) tersebut telah berproduksi secara komersial, selama periode waktu yang lebih pendek antara umur tambang dan sisa berlakunya izin tambang.

k. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Perusahaan menerapkan PSAK No. 33 (Revisi 2011), “Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum”. PSAK ini mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan atas aktivitas pengupasan lapisan tanah dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan perusahaan pertambangan secara umum.

Umum

(23)

k. Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lanjutan)

Umum (Lanjutan)

Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.

Provisi untuk Rehabilitasi

Pengeluaran yang terkait dengan pemulihan, rehabilitasi dan lingkungan hidup yang terjadi pada tahap produksi dibebankan sebagai biaya produksi.

Perusahaan memiliki kewajiban tertentu untuk memulihkan dan merehabilitasi daerah pertambangan serta penarikan aset sesudah produksi selesai. Dalam menentukan keberadaan liabilitas tersebut, Perusahaan mengacu kepada kriteria pengakuan liabilitas sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Besarnya kewajiban tersebut dihitung dengan menggunakan metode unit produksi sepanjang masa penambangannya sehingga diperoleh jumlah yang cukup untuk memenuhi kewajiban tersebut ketika produksi sudah selesai. Perubahan taksiran biaya pemulihan dan lingkungan hidup yang akan terjadi dihitung secara prospektif berdasarkan sisa umur tambang.

l. Penurunan Nilai dari Aset Non-Keuangan (selain persediaan, properti investasi dicatat

pada nilai wajar dan aset pajak tangguhan)

Perusahaan menilai pada tiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi penurunan nilai pada aset. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai, atau ketika penilaian penurunan nilai bagi aset secara tahunan disyaratkan, Perusahaan membuat estimasi nilai terpulihkan aset.

Suatu nilai terpulihkan aset lebih tinggi dibandingkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset atau unit penghasil kas dan nilai pakainya dan ditentukan sebagai suatu aset individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset lain. Di dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas yang diharapkan diperoleh dari aset didiskontokan terhadap nilai kininya dengan menggunakan suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. Di dalam menilai nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, dibutuhkan model penilaian yang tepat.

Ketika nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dicatat sebesar nilai terpulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif kecuali aset yang relevan dinilai pada jumlah yang direvaluasi, yang dalam hal ini kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.

(24)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

m. Pinjaman

Pinjaman merupakan dana yang diterima dari bank atau entitas lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.

Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

n. Penjabaran Mata Uang Asing

Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing”, yang menggambarkan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. Perusahaan mempertimbangkan indikator utama dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang fungsionalnya. Jika ada indikator yang tercampur dan mata uang fungsional tidak jelas, manajemen menggunakan penilaian untuk menentukan mata uang fungsional yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasarinya.

Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan mata uang penyajian Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam rupiah berdasarkan rata-rata kurs jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal terakhir transaksi perbankan pada periode yang bersangkutan. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode berjalan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (Rupiah penuh):

2014 (Jun) 2013 (Des) 2013 (Jun)

Rp Rp Rp

1 USD (Dolar Amerika Serikat) 11.969,00 12.189,00 9.929,00 1 SGD (Dolar Singapura) 9.582,50 9.628,00 7.841,27

o. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.

p. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan dengan menggunakan Tongkang diakui pada saat pengiriman barang kepada pelanggan sesuai dengan persyaratan penjualan yang telah disepakati. Pendapatan dari penjualan dengan menggunakan Truk diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan.

(25)

q. Pajak Penghasilan

Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), yang mensyaratkan Perusahaan untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan.

PSAK No. 46 (Revisi 2010) juga mensyaratkan Perusahaan mencatat tambahan pajak penghasilan yang berasal dari periode lalu yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP), jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Penghasilan - Neto” dalam laporan laba rugi komprehensif.

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan.

Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan atau dikreditkan pada operasi berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah bersih oleh Perusahaan.

r. Cadangan Imbalan Pasca-Kerja

Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010) yang memberikan panduan dalam perhitungan dan pengungkapan imbalan kerja. PSAK No. 24 (Revisi 2010) memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan/kerugian aktuarial imbalan pasca kerja dimana keuntungan/kerugian aktuarial dapat diakui seluruhnya melalui pendapatan komprehensif lainnya. Perusahaan telah memilih untuk tetap mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diperkirakan ikut dalam program.

Imbalan pasca-kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (”UU No. 13/2003”). Sesuai dengan UU No. 13/2003, Perusahaan berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran pensiun bila program yang ada sekarang belum cukup untuk menutupi kewajiban sesuai UU No. 13/2003.

(26)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

r. Cadangan Imbalan Pasca-Kerja (Lanjutan)

Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan dengan menggunakan tingkat bunga Obligasi Pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk Obligasi korporasi berkualitas tinggi) dalam mata uang Rupiah, sama dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang mendekati jangka waktu liabilitas imbalan pensiun yang bersangkutan.

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian, perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan dalam program pensiun yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi komprehensif selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan tersebut.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut mengharuskan karyawan tersebut tetap bekerja selama periode waktu tertentu untuk mendapatkan hak tersebut (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.

Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan.

Kurtailmen terjadi apabila salah satu dari kondisi berikut terpenuhi:

- Menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program; atau,

- Mengubah ketentuan dalam program imbalan pasti yang menyebabkan bagian yang material dari jasa masa depan pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah.

Penyelesaian program terjadi ketika Perusahaan melakukan transaksi yang menghapuskan semua kewajiban hukum atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan dalam program imbalan pasti.

s. Laba Bersih per Saham Dasar

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

t. Informasi Segmen

Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

Untuk tujuan pelaporan manajemen, Perusahaan hanya menyajikan satu segmen operasi, yaitu pengoperasian tambang granit, karena Perusahaan hanya bergerak dalam satu bidang usaha saja yaitu pertambangan granit.

u. Kontinjensi

(27)

u. Kontinjensi (Lanjutan)

Aset kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan, namun diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan jika terdapat kemungkinan suatu arus masuk manfaat ekonomis mengalir ke dalam entitas.

v. Peristiwa setelah periode pelaporan

Peristiwa setelah periode pelaporan menyajikan bukti kondisi yang terjadi pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuai) yang dicerminkan di dalam laporan keuangan.

Peristiwa setelah periode pelaporan yang bukan merupakan peristiwa penyesuai, diungkapkan di dalam catatan laporan keuangan bila material.

w. Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang Signifikan

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, mengharuskan manajemen membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi aset, liabilitas, komitmen dan kontinjensi yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian melekat dalam melakukan estimasi sehingga dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya yang dilaporkan pada periode yang akan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.

(a) Estimasi dan asumsi akuntansi yang signifikan

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan dibawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Estimasi cadangan

Cadangan terbukti merupakan estimasi jumlah hasil yang dapat diekspoitasi secara ekonomis dan legal dari aset pertambangan Perusahaan. Dalam memperkirakan cadangan batu granit diperlukan beberapa asumsi seperti faktor geologi, teknis dan ekonomi, termasuk jumlah, teknik produksi, biaya produksi, biaya transportasi, permintaan komoditas, harga komoditas dan nilai tukar mata uang.

Karena asumsi-asumsi ekonomi yang digunakan untuk membuat estimasi atas jumlah cadangan berubah dari waktu ke waktu dan karena data geologi tambahan yang dihasilkan selama periode operasi, maka jumlah estimasi cadangan dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan cadangan yang dilaporkan dapat mempengaruhi hasil dan posisi keuangan Perusahaan dalam berbagai bentuk, diantaranya:

- Nilai aset tercatat dapat terpengaruh akibat perubahan estimasi arus kas masa depan. - Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif

(28)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

w. Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang Signifikan (Lanjutan)

(a) Estimasi dan asumsi akuntansi yang signifikan (Lanjutan)

Cadangan kerugian penurunan nilai persediaan

Cadangan kerugian penurunan nilai persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi.

Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 6.

Estimasi umur manfaat aset tetap

Perusahaan melakukan penelaahan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas.

Lihat Catatan 11 untuk nilai tercatat aset tetap.

Nilai wajar properti investasi

Nilai wajar diukur berdasarkan pada nilai pasar, dimana nilai tersebut diasumsikan dari jumlah nilai properti yang dapat dipertukarkan pada tanggal penilaian antara pihak pembeli dan penjual yang berkeinginan melalui transaksi yang wajar (arm’s length transaction) setelah kegiatan pemasaran yang layak dimana kedua belah pihak tersebut memiliki pengetahuan yang memadai. Apabila tidak tersedia harga terkini dalam pasar aktif, penilaian dibuat dengan mempertimbangkan teknik penilaian lainnya.

Lihat Catatan 10 untuk nilai tercatat properti investasi.

Imbalan pasca-kerja

Nilai kini imbalan pasca-kerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pasca-kerja.

(29)

w. Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang Signifikan (Lanjutan)

(a) Estimasi dan asumsi akuntansi yang signifikan (Lanjutan)

Penurunan nilai aset keuangan

Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dievaluasi penurunan nilainya sesuai dengan Catatan 2e.

Kondisi spesifik counterparty penurunan nilai dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima disetujui secara independen oleh Manajemen.

Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit dan jenis produk. Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan, manajemen membuat asumsi untuk menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratan cadangan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty tertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif (Catatan 4).

Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan

Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas yang tidak mempunyai harga pasar, Perusahaan menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2e untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar yang kurang obyektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.

Pajak penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

(30)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

w. Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang Signifikan (Lanjutan)

(b) Pertimbangan akuntansi yang signifikan

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:

Penentuan mata uang fungsional

Mata uang fungsional dari Perusahaan adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana Perusahaan beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban.

Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan

Perusahaan menetapkan kategori atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2e.

3. KAS DAN SETARA KAS

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

K a s 83.597.100 317.726.500

B a n k Rupiah

PT Bank Permata Tbk 27.420.633.390 1.797.523.899

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 7.746.716.384 8.383.535.387

PT Bank Central Asia Tbk 132.048.503 599.802.509

PT Bank CIMB Niaga Tbk 19.962.070 20.180.570

Jumlah 35.319.360.347 10.801.042.365

Dolar Amerika Serikat

PT Bank Permata Tbk 10.838.424.298 51.274.613

PT Bank DBS Indonesia 128.271.170 130.788.453

Jumlah 10.966.695.468 182.063.066

Dolar Singapura

PT Bank DBS Indonesia 335.914.664 910.390.548

Jumlah 335.914.664 910.390.548

Deposito Berjangka Rupiah

PT Bank Permata Tbk - 37.795.682.963

Jumlah - 37.795.682.963

(31)

Kas dan setara kas dalam mata uang asing sebesar USD 916.258,29 dan SGD 35.055,01 pada tanggal 30 Juni 2014 dan USD 14.936,67 dan SGD 94.556,56 pada tanggal 31 Desember 2013. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, Perusahaan tidak memiliki kas dan setara kas yang ditempatkan pada pihak berelasi.

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat kas dan setara kas yang digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya.

Suku bunga tahunan deposito berjangka dalam mata uang Rupiah periode Januari - Juni 2014 dan tahun 2013 sebesar 9,75% - 10,00%.

4. PIUTANG USAHA

Akun ini merupakan tagihan kepada pelanggan sehubungan dengan penjualan batu granit, dengan rincian sebagai berikut:

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Pihak Ketiga 30.900.000.687 20.103.263.989

Dikurangi:

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (1.516.492.764) (1.523.501.250)

Bersih 29.383.507.923 18.579.762.739

Pengelompokan piutang usaha menurut jumlah hari tunggakan adalah sebagai berikut:

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Belum Jatuh Tempo 9.365.705.182 7.123.190.411

Telah Jatuh Tempo:

1 -30 Hari 9.574.383.597 8.639.972.435

31-60 Hari 8.240.686.189 2.339.691.372

61-90 Hari 1.604.928.446 291.394.602

91-120 Hari 225.229.500

Lebih dari 120 Hari 1.889.067.773 1.709.015.169

Jumlah 30.900.000.687 20.103.263.989

Pengelompokan piutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

R u p i a h 29.423.333.604 18.619.588.410

Dolar Singapura 1.476.667.083 1.483.675.579

Jumlah 30.900.000.687 20.103.263.989

(32)

4. PIUTANG USAHA (Lanjutan)

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha adalah sebagai berikut:

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Saldo Awal 1.523.501.250 1.240.139.791

Penambahan Tahun Berjalan - 39.825.671

Pemulihan Tahun Berjalan - (21.662.233)

Dampak Perubahan Selisih Kurs (7.008.486) 265.198.021

Saldo Akhir 1.516.492.764 1.523.501.250

Rincian cadangan kerugian penurunan nilai berdasarkan evaluasi secara individual dan kolektif adalah sebagai berikut:

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Penilaian Kolektif 39.825.671 39.825.671

Penilaian Individu -

-Jumlah 39.825.671 39.825.671

Penurunan nilai piutang usaha secara individu dan kolektif terdiri atas beberapa rekening yang dianggap oleh manajemen tidak terpulihkan berdasarkan penilaian atas kualitas kredit dari pelanggan tersebut. Perusahaan tidak memiliki jaminan atas saldo tersebut.

Berdasarkan telaah atas status dari masing-masing akun piutang usaha pada akhir periode, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk piutang usaha telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang tersebut. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat piutang usaha yang digunakan sebagai jaminan.

5. PIUTANG LAIN-LAIN

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Sub-kontraktor 1.020.839.279

-Piutang Karyawan 40.900.000 46.367.670

Jumlah 1.061.739.279 46.367.670

(33)

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Batu Granit 17.815.619.396 15.543.711.802

Suku Cadang 12.753.988.215 11.261.710.560

Lain-lain 1.414.309.129 1.018.762.548

Jumlah 31.983.916.740 27.824.184.910

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (204.572.599) (204.572.599)

Jumlah - Bersih 31.779.344.141 27.619.612.311

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut:

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Saldo Awal 204.572.599 220.715.670

Penambahan Tahun Berjalan -

-Pemulihan Tahun Berjalan - (16.143.071)

Saldo Akhir 204.572.599 204.572.599

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, Perusahaan belum mengasuransikan persediaannya.

Biaya persediaan yang diakui sebagai beban dan termasuk dalam “Beban Pokok Penjualan” sebesar Rp 43.650.204.582 dan Rp 78.863.000.626 masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan tahun 2013.

Perusahaan memulihkan cadangan kerugian penurunan nilai persediaan sebesar Rp 16.143.071 yang sebelumnya telah dicadangkan pada tahun 2012. Perusahaan telah menggunakan persediaan yang dicadangkan tersebut sebagai beban suku cadang.

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk persediaan telah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul akibat dari penurunan nilai tersebut.

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat persediaan yang digunakan sebagai jaminan.

7. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Uang Muka

Pembelian Suku Cadang 681.067.517 205.131.245

Lain-lain - 268.608.909

Jumlah Uang Muka 681.067.517 473.740.154

(34)

8. ASET PERTAMBANGAN - BERSIH

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Biaya Perolehan 9.137.504.925 9.137.504.925

Akumulasi Amortisasi

Saldo Awal 4.237.387.611 3.251.278.435

Penambahan Periode Berjalan 449.554.633 986.109.176

Jumlah Akumulasi Amortisasi 4.686.942.244 4.237.387.611

Bersih 4.450.562.681 4.900.117.314

Berdasarkan Perjanjian Pengalihan Ijin Penambangan Tambang Batu Granit Bukit Piatu No. 63.a/2519/OAT/2009 tanggal 6 April 2009, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sepakat untuk

mengalihkan Ijin Penambangan atas tambang batu granit yang terletak di Bukit Piatu, Kijang, kepada Perusahaan dengan biaya perolehan sebesar SGD 1.290.212,59 (Catatan 36).

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat kondisi atau peristiwa yang menimbulkan indikasi penurunan nilai atas jumlah tercatat aset pertambangan, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk aset pertambangan.

9. ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL

Akun ini merupakan investasi pada efek ekuitas PT Adaro Energy Tbk sebanyak 231.500 saham dengan nilai wajar keseluruhan sebesar Rp 272.012.500 dan Rp 252.335.000 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013.

10. PROPERTI INVESTASI

Rincian properti investasi adalah sebagai berikut:

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Tanah dan Bangunan di Pacet 1.070.000.000 1.070.000.000

Ruko di Pasar Kemis, Tangerang 708.000.000 708.000.000

Kios di ITC Kuningan 435.000.000 435.000.000

Jumlah 2.213.000.000 2.213.000.000

Dikurangi:

Akumulasi Kenaikan (Penurunan)

Nilai Wajar -

-Jumlah 2.213.000.000 2.213.000.000

(35)

Elemen-elemen yang digunakan dalam perbandingan data untuk menentukan nilai wajar properti investasi, antara lain:

1. Jenis hak yang melekat pada properti; 2. Kondisi pasar;

3. Lokasi;

4. Karakteristik fisik;

5. Karakteristik dalam menghasilkan pendapatan; dan 6. Karakteristik tanah.

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas properti investasi, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk properti investasi.

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat properti investasi yang digunakan sebagai jaminan atau terdapat pembatasan atas penerimaan realisasi dari properti investasi tersebut jika dijual.

11. ASET TETAP

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Rp Rp Rp Rp

Biaya Perolehan Kepemilikan Langsung

Sarana dan Prasarana 2.991.459.605 - - 2.991.459.605 Mesin 64.727.296.023 - - 64.727.296.023 Peralatan dan Perlengkapan

Kantor 1.151.473.766 11.670.000 - 1.163.143.766 Kendaraan 2.295.197.171 - - 2.295.197.171 Jumlah Kepemilikan Langsung 71.165.426.565 11.670.000 - 71.177.096.565

Aset Sewa Pembiayaan

Mesin 10.055.000.000 - - 10.055.000.000

Jumlah Biaya Perolehan 81.220.426.565 11.670.000 - 81.232.096.565

Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Langsung

Sarana dan Prasarana 794.112.382 66.472.222 - 860.584.604 Mesin 42.076.659.676 3.155.476.556 - 45.232.136.232 Peralatan dan Perlengkapan

Kantor 911.547.317 58.861.476 - 970.408.793 Kendaraan 1.523.806.201 127.495.139 - 1.651.301.340 Jumlah Kepemilikan Langsung 45.306.125.576 3.408.305.393 - 48.714.430.969

Aset Sewa Pembiayaan

Mesin 890.286.459 314.218.750 - 1.204.505.209

Jumlah Akumulasi Penyusutan 46.196.412.035 3.722.524.143 - 49.918.936.178

Gambar

Tabel dibawah ini mempresentasikan aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang diukur pada nilai wajarnya pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013:
Tabel di bawah ini menggambarkan eksposur maksimum risiko kredit dan konsentrasi risiko yang dimiliki Perusahaan:
Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan Perusahaan yang penilaian penurunan nilainya  dibedakan antara yang dinilai secara individual dan kolektif
Tabel berikut menjelaskan eksposur Perusahaan atas risiko nilai tukar mata uang asing pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari pengerjaan tugas akhir ini adalah untuk membangun sebuah program aplikasi penjadwalan mata kuliah yang berjalan pada PC / Laptop dan Sistem Operasi Berbasis

Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan utama semua umur no.1 diantara pasien yang dirawat di rumah sakit di Indonesia. Hampir sebagian besar

71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan “Basis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau peristiwa akuntansi diakui,

cc Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal mulai dari mulut sampai anus adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi

Entertainment, food, nonstop activities and people willing to talk your ear off were on the menu del dia, and the waitstaff just kept coming.. This year´s showcase, hosted by

Berhubung pentingnya acara ini maka Saudara diharapkan hadir dan tidak dapat diwakilkan kecuali orang yang ditugaskan yang namanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahan

3. tepi bawah paruh atas.. Untuk menggantikan sel tubuh yang rusak, tubuh memerlukan protein yang berasal dari makanan seperti terlihat pada gambar di atas.

Distribusi: di alam ada yang berasal dari tumbuhan (mis. Minyak wijen, minyak kacang) atau hewan (lernak sapi); sedangkan malam berasal dari tumbuhan dan hewan juga..