PENERAPAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS V MI DARUL HIDAYAH TULANGAN SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
NUR LATIFAH NIM. D77212086
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI PGMI
ABSTRAK
Nur Latifah, Penerapan Strategi Quick On The Draw Untuk Meningkatkan
Minat Belajar Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo
Minat belajar siswa sangat rendah. Dibuktikan dengan hasil angket minat belajar siswa yang tergolong rendah dan sangat rendah 26 siswa dengan prosentase 57,78% dan siswa tergolong minat belajar tinggi dan sangat tinggi hanya 19 siswa dengan prosentase 42,22%. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran Aqidah Akhlak hanya menggunakan metode ceramah. Salah satu solusi untuk mengatasinya yaitu melalui penerapan strategi quick on the draw.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana minat belajar siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo sebelum diterapkan strategi quick on the draw? 2) Bagaimana penerapan strategi quick on the draw di kelas V MI Darul Hidayah? 3) Bagaimana peningkatan minat belajar siswa kelas V MI Darul Hidayah setelah diterapkan strategi quick on the draw?
Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui minat belajar siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo sebelum diterapkan strategi quick on the draw. 2) Mengetahui penerapan strategi quick on the draw di kelas V MI Darul Hidayah. 3) Mengetahui peningkatan minat belajar siswa kelas V MI Darul Hidayah setelah diterapkan strategi quick on the draw.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model Kurt Lewin yang tiap siklusnya terdiri dari empat komponen pokok, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Pengamatan, dan 4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes pemahaman siswa, penilaian sikap, observasi, wawancara, serta dokumentasi.
Hasil penelitian sebagai berikut: 1) Minat belajar siswa rendah. 2) Penerapan strategi Quick on The Draw dilakukan melalui tahapan siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk memainkan sebuah permainan. Dalam permainan tersebut siswa akan mendapatkan kartu soal untuk didiskusikan dengan anggota kelompok. Siswa secara bergantian menjawab pertanyaan dari soal. Dalam penerapannya diperoleh hasil observasi aktivitas guru pada siklus I mendapat nilai akhir 59 (baik) dan meningkat pada siklus II menjadi 88 (sangat baik) serta hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 65 (baik) dan meningkat pada siklus II menjadi 90 (sangat baik). 3) Minat belajar siswa setelah diterapkan strategi mengalami peningkatan dengan hasil angket minat belajar dan nilai hasil belajar pada pra siklus sebesar 42,22% dengan hasil belajar 46,67%. Siklus I diperoleh hasil minat belajar 66,67%, hasil belajar 68,89%. Pada siklus II meningkat menjadi 91,11% dan hasil belajar 88,89% dengan kategori sangat baik dan telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR GRAFIK ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tindakan yang Dipilih ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Lingkup Penilitian ... 8
G. Devinisi Operasional ... 10
BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Bealajar ... 14
1. Pengertian Minat Belajar ... 14
2. Fungsi Minat Belajar ... 17
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 18
4. Indikator Minat Belajar ... 19
B. Pembelajaran Aqidah Akhlak ... 20
1. Pengertian Aqidah Akhlak ... 20
2. SKL dan SK/KD Pelajaran Aqidah akhlak ... 22
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ... 24
C. Materi Akhlak Terpuji ... 27
1. Teguh Pendirian ... 27
2. Dermawan ... 28
D. Strategi Quick on the Draw ... 29
1. Pengertian Strategi ... 29
2. Strategi Quick on the Draw ... 32
a. ... Pengert ian Strategi Quick on the Draw ... 32
c. ... Kelebi
han Strategi Quick on The Draw ... 35
d. ... Kekura ngan Strategi Quick on the Draw ... 36
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 37
B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian ... 39
C. Variabel yang Diselidiki ... 40
D. Rencana Tindakan ... 40
E. Data dan Cara Pengumpulan ... 51
F. Analisis Data ... 61
G. Indikator Kinerja ... 65
H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 67
1. Pra Siklus ... 67
2. Siklus I ... 69
B. Pembahasan ... 89
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 98
B. Saran ... 100
DAFTAR PUSTAKA ... 101
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 103
RIWAYAT HIDUP ... 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 105
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
a. Pengertian Minat
Pengertian minat menurut beberapa ahli yaitu:
1) Alisuf Sabri menjelaskan minat (interest) adalah kecenderungan
untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus
menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama
perasaan senang karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi
karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada
sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu.16
2) Muhibbin Syah menerangkan bahwa minat adalah kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu.17
3) H. Djaali menerangkan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan
ketertarikan pada satu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), 84.
hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri, semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besarnya.18
4) Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab mengatakan
bahwa minat juga diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk
memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas
atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan
disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung
suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian
subjek, ada usaha (untuk mendekati, mengetahui, memiliki,
menguasai dan berhubungan) dari subjek yang dilakukan dengan
perasaan senang, ada daya penarik dari objek.19
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat
adalah kecenderungan perasaan individu yang berkaitan dengan
perasaan senang (positif) terhadap sesuatu yang dianggap penting atau
sesuai dengan kebutuhan dan memberi kepuasan. Sesuatu yang
dianggap penting dapat berupa aktivitas, pengalaman, benda atau
situasi.
H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 121.
b. Pengertian Belajar
Banyak sekali definisi belajar yang dikemukakan para ahli
tentang masalah belajar ini, antara lain:20
1) Menurut O. Whittaker, belajar adalah sebagai proses di mana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
2) Menurut Cronbach, belajar adalah sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.
3) Menurut Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan
pemahaman.
4) Menurut Drs. Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang beru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
5) Menurut Ernest R. Hilgard, belajar merupakan proses perbuatan
yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang
ditimbulkan oleh lainnya.
6) Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow, belajar adalah perolehan
kebiasaan, pengetahuan dan sikap termasuk cara baru untuk
melakukan sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalam mengatasi
kendala atau menyesuaikan situasi yang baru.
Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah semua akivitas mental atau psikis yang
dilakukan oleh seseorang sehingga menimbukan perubahan tingkah
laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. Dalam
arti dengan belajar seseorang dapat mengetahui sesuatu itu dengan
belajar.
Jadi, dari uraian di atas pengertian minat belajar adalah
kecenderungan seseorang yang melibatkan perasaan senang untuk
melakukan kegiatan belajar sehingga menimbukan perubahan tingkah
laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
2. Fungsi Minat Belajar
Minat dalam belajar memiliki fungsi sebagai berikut:21
a. Sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang
berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun
belajar.
b. Pendorong siswa untuk berbuat dalam mencapai tujuan
c. Penentu arah perbuatan siswa yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai.
d. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan siswa yang mempunyai
motivasi senantiasa selaktif dan tetap terarah kepada tujuan yang
ingin dicapai.
Dari beberapa fungsi dalam belajar, disimpulkan bahwa minat bisa
mendorong siswa untuk mengoptimalkan dan tekun belajar, karena
proses pencapaian keberhasilan belajar tergantung pada minat. Proses
belajar akan terhambat jika kurangnya minat belajar siswa.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat dalam belajar secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:22
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan diri siswa,
meliputi kondisi fisik dan psikisnya, kondisi fisik yang dimaksud
adalah kondisi yang berkaitan dengan keadaan jasmani seperti
kelengkapan anggota tubuh, kenormalan fungsi organ tubuh serta
kesehatan fisik dari berbagai penyakit.
Faktor psikis yaitu kondisi kejiwaan yang berkaitan dengan
perasaan atau emosi, motivasi, bakat, inteligensi, dan kemampuan
dasar dalam suatu bidang yang akan dipelajari.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah segala segala sesuatu yang
mempengaruhi tumbuhnya minat belajar siswa yang berada di luar
diri siswa. Faktor eksternal terbagi atas lingkungan sosial dan
lingkungan nonsosial.
Lingkungan sosial yang dimaksud adalah meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah
tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan
cuaca dan waktu yang digunakan siswa.
Faktor internal dan faktor eksternal keduanya sama-sama
mempengaruhi minat belajar siswa. Oleh karena itu, untuk mencapai
minat belajar yang optimal maka diperlukan peran serta keduanya.
4. Indikator Minat Belajar
Menurut Slameto siswa yang berminat belajar mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:23
a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan terhadap sesuatu yang
diminati.
d. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
Ketertarikan pada suatu objek untuk melakukan atau mengerjakan
kegiatan dari objek.
e. Partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
B. Pembelajaran Aqidah Akhlak 1. Pengertian Aqidah Akhlak
a. Pengertian Aqidah
Aqidah dilihat dari segi bahasa (etimologi) berarti “ikatan”.
Aqidah seseorang, artinya “ikatan seseorang dengan sesuatu”. Kata
aqidah berasal dari Bahasa Arab yaitu aqoda-ya’qudu-aqidatan.24
Sedangkan meneurut istilah aqidah yaitu keyakinan atau
kepercayaan terhadap sesuatu yang dalam setiap hati seseorang yang
membuat hati tenang. 25
b. Pengertian Akhlak
Para ulama memberikan definisi-definisi akhlak, yaitu:
1) Imam al-Ghazali mendefinisikan akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa (manusia) yang melahirkan tindakan-tindakan mudah
dan gampang tanpa memerlukan pemikiran ataupun
pertimbangan.
2) Ibnu Miskawaih definisi akhlak ialah keadaan jiwa yang
mendorong ke arah melakukan perbuatan-perbuatan dengan tanpa
pemikirkan dan pertimbangan.
3) Ahmad Amin menyatakan akhlak sebagai kehendak yang
dibiasakan, maksudnya, apabila kehendak itu sudah menjadi suatu
kebiasaan maka itulah yang dinamakan akhlak.26
Jadi, akhlak adalah tindakan yang dilakukan manusia tanpa
melalui pertimbangan tertentu sebelumnya, dan muncul menjadi suatu
kebiasaan.
Menurut uraian di atas Aqidah Akhlak adalah mata pelajaran yang
mempelajari tentang keimanan serta pembiasaan akhlak terpuji dan
pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Standar Kompetensi Lulusan dan SK/KD Pelajaran Aqidah Akhlak
a. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan yang
harus dicapai peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang digunakan sebagai penilaian dalam penilaian kelulusan
peserta didik dalam satu mata pelajaran tertentu.27
Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah
memahami kalimat thayyibah (tarji’) dan al-asma’ al-husna
(al-Muhyii, al-Mumiit), membiasakan akhlak terpuji, serta menghindari
akhlak tercela.
b. SK/KD Pelajaran Aqidah Akhlak kelas V
Tabel 2.1
SK/KD Aqidah Akhlak kelas 5
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Semester I
1. Memahami kalimat
thayyibah Alhamdulillaah
dan Allahu Akbar),
al-asma’ al-husna
(Wahhaab, ar-Rozzaaq,
al-Fattaah, asy-Syakuur, dan
1.1 Mengenal Allah melalui
kalimat thayyibah
(Alhamdulillaah dan Allahu
Akbar).
1.2 Mengenal Allah melalui
al-Mughni). sifat-sifat Allah yang
terkandung dalam al-asma’
al-husna (al-Wahhaab,
ar-Rozzaaq, al-Fattaah,
asy-Syakuur, dan al-Mughni).
2. Beriman kepada hari akhir
(kiamat).
2.1 Mengenal adanya hari akhir
(kiamat).
3. Membiasakan akhlak
terpuji.
3.1 Membiasakan sikap optimis,
qanaah, dan tawakkal dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2 Membiasakan akhlak yang
baik ketika di tempat ibadah
dan tempat umum.
4. Menghindari akhlak tercela. 4.1 Menghindari sifat pesimis,
bergantung, serakah, dan
putus asa dalam kehidupan
sehari-hari.
Semester 2
1. Memahami kalimat
thayyibah (tarji’) dan
al-asma’ al-husna (al-Muhyii,
1.1 Mengenal Allah melalui
kalimat thayyibah (tarji’).
al-Mumiit). sifat-sifat Allah yang
terkandung dalam al-asma’
husna (Muhyii,
al-Mumiit dan al-Baaqii).
2. Membiasakan akhlak
terpuji.
2.1 Membiasakan sikap teguh
pendirian dan dermawan
dalam kehidupan sehari-hari,
2.2Membiasakan akhlak yang
baik dalam hidup bertetangga
dan bermasyarakat.
3. Menghindari akhlak tercela. 3.1 Membiasakan diri untuk
menghindari sifat kikir dan
serakah melalui kisah Qarun.
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi
pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar
peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta
pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula,
bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya. Ruang lingkup mata pelajaran
Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:28
a. Aspek akidah (keimanan) meliputi:
1) Kalimat thayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Laa ilaaha
illallaah, basmalah, alhamdulillah, subhanallah, Allahu Akbar,
ta’awudz, maasya Allah, assalamu’alaikum, salawat, tarji’, laa
haula walaa quwwata illa billah, dan istighfar.
2) Al-asma’ al-husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Ahad,
Khaliq, ar-Rahman, ar-Rahiim, as-Sami’, ar- Razzaaq,
Mughnii, Hamid, asy-Sakuur, Qudduus, ash-Shamad,
al-Muhaimin, al-‘Azhiim, al-Kariim, al-Kabiir, al-Malik, al-Bathiin,
al-Walii, al-Mujiib, al-Wahhab, al-‘Aliim, ash-Zhaahir,
ar-Rasyiid, Haadi, as-Salaam, Mu’min, Latiif, Baaqi,
Bashiir, Muhyi, Mumiit, Qawii, Hakiim, Jabbaar,
al-Mushawwir, al- Qadiir, al-Ghafuur, al-Afuww, ash-Shabuur, dan
al-Haliim.
3) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat
tayyibah, al-asma’ al-husna dan pengenalan terhadap shalat lima
waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.
4) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikatmalaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan Hari akhir serta Qada dan
Qadar Allah).
b. Aspek akhlak meliputi:
1) Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan
disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin,
hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup
sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat,
rukun, tolong menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig,
fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian,
dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal.
2) Mengindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan
disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor,
berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat,
iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah,
pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.
c. Aspek adab Islami, meliputi:
1) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air
besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum,
bersin, belajar, dan bermain.
2) Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan
3) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru,
teman, dan tetangga.
4) Adab terhadap lingkungan, yaitu: kepada binatang dan tumbuhan,
di tempat umum, dan di jalan.
d. Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan,
Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad
SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan’an,
kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf AS, Tsa’labah, Masithah, Ulul
Azmi, Abu Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul
Kahfi, Nabi Yunus, dan Nabi Ayub.
C. Materi Akhlak Terpuji 1. Teguh Pendirian
a. Pegertian Teguh Pendirian
Teguh pendirian artinya berpegang teguh pada pendapat yang
benar. Orang yang teguh pendirian tidak mudah dipengaruhi oleh
orang lain. Ia tetap meyakini pendapatnya yang benar dan tidak mau
mengubah pendirian, meskipun keselamatan dirinya terancam.
Meskipun banyak orang yang memiliki pendapat berbeda, ia tidak
mau mengikuti pendapat orang lain.29
b. Contoh Teguh Pendirian
Besok kelas 5 akan melaksanakan ulangan matematika. Ahmad
belajar dengan giat meski tidak disuruh orang tuanya. Ketika
mendengar adzan ashar Ahmad menghentikan belajarnya. Ia bergegas
mengambil air wudlu untuk sholat berjama’ah. Ahmad selalu
melaksanakan sholat tepat waktu. Selesai berjama’ah Ahmad bersiap
berangkat mengaji. Di tengah perjalanan berangkat mengaji, ada
beberapa anak menghampirinya. Mereka adalah Hasan dan Mustafa,
mereka teman sekelas Ahmad. Hasan dan Mustafa mengajak Ahmad
bermain. Namun Ahmad menolak dengan sopan, karena dia harus
berangkat mengaji. Ahmad adalah anak yang memiliki sikap teguh
pendirian. Dia tidak mudah terpengaruh dan dibujuk oleh orang lain.
2. Dermawan
a. Pengertian Dermawan
Dermawan artinya suka memberikan sesuatu kepada orang lain
karena didorong oleh kemurahan hati terhadap sesame makhluk Allah
SWT. Dermawan termasuk akhlak yang terpuji. Orang yang
dermawan selalu bersifat pemurah, suka memberi, dan tidak bakhil
atau kikir. Orang yang dermawan mempunyai hati yang halus,
perasaan yang peka dan jiwa yang tenang.30
b. Contoh Dermawan
Hari ini hari Minggu, Fatimah libur sekolah. Dia berada di rumah
bersama Ayah dan Ibunya. Fatimah berbagi kue dengan Ayah dan Ibu.
Kue itu didapat dari neneknya kemarin. Tiba-tiba sada suara
mengetuk pintu rumah Fatimah. Terlihat seorang pengemis tua sedang
berdiri di depan pintu rumahnya. Fatima segera mengambil sebagian
uang jajannya untuk diberikan kepada pengemis tua itu. Fatimah
bukanlah anak yang pelit atau kikir. Karena dia selalu membantu atau
menolong orang yang kekurangan.
D. Strategi Quick on The Draw
1. Pengertian Strategi
Strategi pada awalnya digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
suatu peperangan. Sekarang istilah strategi banyak digunakan dalam
berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Hal ini juga dilakukan oleh guru
yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran, maka akan
menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi
yang baik.31
Istilah strategi berasal dari kata benda dan kata kerja dari bahasa
Yunani. Sebagai kata benda strategos merupakan gabungan kata stratus
(militer) dengan ago (memimpin). Sebagai kata kerja stratego berarti
merencanakan (to plan). Dalam kamus The American Herritage
Dictionary (dalam Strategi Pembelajaran) dikemukakan bahwa, Strategy
is the science or art of military command as applied to overall planning and conduct of large-scale combat operations. Selanjutnya dikemukakan
juga bahwa strategi adalah the art or skill of using stratagems (a military
manuvre design to deceive or surprise an enemy) in politic, business,
courtship, or the like.32
Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan
dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Di
bawah ini beberapa definisi tentang strategi menurut para ahli:33
a. Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
b. Kozma, secra umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap kegiata yang dipilih, yaitu yang dapat
Abdul Majid, Strategi , .3.
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
c. Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran
dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan
oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat,
lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik.
d. Dick dan Carey menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas
seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan
kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut
mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur
atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga
pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik.
e. Cropper mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan
pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa
tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam
2. Strategi Quick on The Draw a. Pengertian Quick on The Draw
Quick on the draw adalah sauatu strategi pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas dan kerja sama siwa dalam mencari,
menjawab dan melaporkan informasi dari berbagai sumber dalam
sebuah suasana permainan yang mengarah pada pacuan kelompok
melalui aktivitas kerja tim dan kecepatannya.34
Quick on the draw pertama kali dikenalkan oleh Paul Ginnis yang menginginkan agar siswa beerja sama secara kooperatif pada
kelompok-kelompok kecil dengan tujuan untuk menjadi kelompok
pertama yang menyelesaikan satu set pertanyaan. Dalam tipe ini siswa
dirancang untuk melakukan aktivitas berpikir, kemandirian, fun,
saling ketergantungan, multi sensasi, artikuasi dan kecendrungan
emosional. Elemen yang ada dalam aktivias ini adalah keja kelmpok,
membaca, bergerak, berbicara, menulis, mendngarkan, melihat dan
kerja individu.35
b. Langkah-Langkah Quick on The draw
Sintak pembelajaran quck on the draw ada 7, yaitu:36
34 Paul Ginnis, Trik, 164.
1) Menyiapkan satu tumpukan kartu soal, misalnya delapan soal
sesuai dengan tjuuan pembelajaran yang akan dibahas. Tiap kartu
memiliki satu soal. Tiap kelompok memiliki satu tumpukan kart
soal yang sama, tiap tumpukan katu soal memiliki warna berbeda.
Misalnya, kelompok satu warna merah, kelompok dua warna biru
dan seterusnya. Letakkan set kartu tersebut di atas meja, angka
menghadap atas, nomor satu diatas.
2) Membagi siswa kedalam kelopok, tiap kelompok terdiri dari
sembilan orang, masing-masing kelompok memiliki nomor
berbeda dari satu sampai sembilan. Menentukan warna tumpukan
kartu pada tiap kelompok sehingga mereka dapat mengenali
tupukan kartu soal mereka di meja guru.
3) Memberi tiap kelompok bahan materi yang sudah disesuaikan
dengan tujuan pembeajaran untuk tiap siswa dalam tiap kelompok.
4) Menyampakan aturan permainan.
Adapun aturan permainan, yaitu:
a) Pada kata “mulai” anggota bernomor satu dari tiap kelompok
lari ke meja guru mengambil pertanyaan pertama menurut
warna mereka dan kembali membawanya ke kelompok.
b) Dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut
c) Jawaban dibawa ke gurunya oleh anggota bernomor dua. Guru
memeriksa jawaban, jika ada jawaban yang tidak akurat atau
tidak lengkap maka guru menyuruh siswa kembali ke
kelompok dan mencoba lagi. Jika jawaban akurat dan lengkap,
anggota bernomor satu kembali ke kelompok dan menyatakan
bahwa dia telah berhasil menyelesaikan satu soal.
d) Pertanyaan kedua dari tumpukan warna kembali diambil oleh
anggota bernomor dua dan seterusnya. Tiap anggota dari
kelompok harus berlari bergantian.
e) Saat satu siswa dari kelompok sedang “berlari” anggota
lainnya membaca dan memahami sumber bacaan, sehingga
mereka dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih
efisien.
f) Kelompok pertama yang menjawab semua pertanyaan
dinyatakan sebagai pemenang.
5) Guru kemudian membahas semua pertanyaan dengan cara
menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan jawaban dari
kartu soal bernomor satu yang elah mereka jawab saat permainan,
kemudian menunjuk salah satu kelompok lainnya untuk
menyampaikan jawaban dari kartu soal bernomor dua dan
seterusnya.
7) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang dinyatakan
menang dalam permainan.
c. Kelebihan Quick on The Draw
Quick on The Draw memiliki beberapa keunggulan, antara lain:37 1) Aktivitas ini mendorong kerja kelompok, semakin efisien kerja
kelompok, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar
bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi
tugas.
2) Memberikan pengalaman mengenai macam-macam keterampilan
membaca yang di dorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah
belajar mandiri, membaca pertanyaan dengan hati-hati, menjawab
pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan
tidak.
3) Membantu siswa membiasakan diri untuk belajar pada sumber,
tidak hanya pada guru.
4) Sesuai bagi siswa dengan karakteristik yang tidak dapat duduk
diam.
d. Kekurangan Quick on The Draw
Ada beberapa kelemahan dari pembelajaran dengan strategi Quick
on The Draw, yaitu: 38
1) Dalam kerja kelompok, siswa akan mengalami keributan jika
pengelolaan kelas kurang baik.
2) Guru sulit untuk memantau aktivitas siswa dalam kelompok.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK).
PTK dipilih dalam penelitian ini sebab penulis ingin meningkatkan kualitas
pembelajaran secara khusus dalam hal meningkatkan minat belajar siswa di
MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo. Penelitian ini didesain untuk
membantu guru mengetahui apa yang terjadi di dalam kelasnya. Informasi
yang didapatkan oleh guru ini kemudian dijadikan pertimbangan dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan strategi yang akan diterapkan.
PTK ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru, minat belajar
siswa, kelas, sekolah secara keseluruhan.
Penelitian tindakan kelas ini memadukan antara penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan.
Penelitian kualitatif mengkaji perpektif partisipan degan berbgai strategi,
strategi yang digunakan bersifat interaktif, seperti observasi langsung,
observasi partisipan, wawancara, dokumen-dokumen, serta teknik-teknik
menggunakan data berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan
keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.39
Dalam pelaksanaannya penelitian tindakan kelas ini menggunakan Model
Kurt Lewin. Menurut Kurt Lewin konsep pokok action research terdiri dari
empat komponen, yaitu:
1.Perencanaan (planning),
2.Tindakan (acting),
3.Pengamatan (observing), dan
[image:35.612.148.503.221.606.2]4.Refleksi (reflecting).
Gambar 3.1 Prosedur PTK model Kurt Lewin
Nana Syaodih S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus40. Untuk
mengatasi permasalahan di dalam kelas mungkin diperlukan lebih dari satu
siklus. Siklus-siklus tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan. Apabila pada
siklus pertama belum berhasi, maka dilakukan siklus kedua.
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V MI Darul Hidayah Tulangan
Sidoarjo pada mata pelajaran Aqidah Akhlak khususnya materi akhlak
terpuji.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap yaitu tanggal
30 April, 02 Mei dan 01 Juni 2016.
c. Subyek Penelitian
Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Darul
Hidayah Tulangan Sidoarjo tahun ajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa
sebanyak 45 yang terdiri dari 22 siswa perempuan dan 23 siswa laki-laki.
Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa minat belajar
siswa di kelas masih perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi
yang dilakukan peneliti. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan
strategi quick on the draw belum diterapkan pada sekolah tersebut.
C. Variabel yang Diselidiki
Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel-variabel yang akan diselidiki
adalah sebagai berikut:
1. Variabel input : Siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo.
2. Variabel proses : Penerapan strategi quick on the draw.
3. Variabel output : Minat belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak
materi akhlak terpuji.
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan model siklus, dan
dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus tersebut terdiri atas beberapa tahap,
yaitu dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi merupakan
dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan.
Adapun rencana tindakan pada siklus akan diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Perencanaan (Planning)
Kegiatan awal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan
ini yaitu menganalisis masalah yang terjadi dalam proses
Sehingga dari hasil kegiatan tersebut peneliti akan dapat melakukan
kegiatan selanjutnya sebagai berikut:
1)Menganalisis kurikulum dalam rangka mengetahui standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan
disampaikan dengan menggunakan strategi quick on the draw.
2)Merancang bagian materi akhlak terpuji untuk siswa kelas V MI
Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo.
3)Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar Aqidah Akhlak
dengan mengacu pada stadar kompetensi dan kompetensi dasar.
4)Membuat dan merancang silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan strategi quick on the draw.
5)Menyiapkan bahan ajar, membuat lembar materi dan lembar kerja
siswa serta menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat
mendukung dalam proses pembelajaran.
6)Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian tindakan kelas, sebagai berikut:
a) Lembar obsevasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan strategi quick on the draw.
b) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelolah proses
pembelajaran di dalam kelas sesuai yang telah direncanakan
dalam RPP dengan menggunakan strategi quick on the draw.
d) Menyususn lembar evaluasi pembelajaran dan panduan
wawancara.
b. Tindakan (acting)
Tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan materi
akhlak terpuji. Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan
sebagai berikut:
1)Kegiatan Awal (pendahuluan)
a) Guru mengucapkan salam kemudian berdo’a bersama-sama
untuk mengawali pelajaran.
b) Guru menanyakan kabar siswa.
c) Guru memeriksa kehadiran siswa.
d) Guru mereview kembali pelajaran sebelumnya dengan
mengajukan pertanyaan “Apakah yang dimaksud dengan
teguh pendirian dan dermawan?”
e) Guru memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yakni “siapa
yang pernah melakukan sikap teguh pendirian atau dermawan
di rumah?”
f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g) Guru menyampaikan bahwa materi yang akan dipelajari hari
2)Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Siswa mendengarkan sedikit penjelasan dari guru tentang
contoh sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan
sehari-hari.
b) Guru mengaitkan sikap teguh pendirian dan dermawan
dengan pengalaman siswa.
c) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 9 siswa.
Elaborasi
a) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru aturan permainan
yang akan dimainkan bersama.
b) Setiap kelompok diberi lembar kerja kelompok “Akhlak
Terpuji” beserta perintahnya untuk didiskusikan bersama
kelompoknya.
c) Siswa melakukan permainan sesuai intruksi dari guru.
d) Siswa bersama guru kemudian membahas semua pertanyaan
dengan cara menunjuk salah satu kelompok untuk
menyampaikan jawaban dari kartu soal bernomor satu yang
salah satu kelompok lainnya untuk menyampaikan jawaban
dari kartu soal bernomor dua dan seterusnya.
Elaborasi
a) Siswa mendapat penguatan dari guru hasil kegiatan yang
telah dilakukan.
b) Siswa mendengar penjelasan dari guru mengenai materi
akhlak terpuji (teguh pendirian dan dermawan).
c) Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi yang
baru didiskusikan.
3)Kegiatan Penutup
a) Siswa bersama guru menyimpulkan materi tentang sikap
teguh pendirian dan dermawan.
b) Siswa mendapat umpan balik dari guru melalui kegitan tanya
jawab dan mendapatkan penguatan materi.
c) Siswa mendapat refleksi dengan memperoleh pertanyaan
“Bagaiamana perasaan kalian setelah belajar hari ini?”.
d) Siswa mendapat tugas rumah sebagai tugas individu siswa.
e) Siswa mendapat informasi tentang rencana pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
f) Siswa merapikan tempat duduk dan membersihkan sampah di
g) Siswa berdo’a bersama, dipimpin oleh siswa yang bertugas
pada hari tersebut.
h) Guru mengucap salam untuk mengkhiri pembelajaran.
c. Pengamatan (observing)
Dalam kegiatan pengamatan peneliti mengumpulkan serta
menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. fokus
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :
1) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang telah disusun
oleh peneliti dalam proses pembelajaran berlangsung.
2)Aktivitas guru dalam proses pembelajaran
Kegiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengelolah
proses pembelajaran dalam kelas dengan menggunakan strategi
quick on the draw pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji dengan menggunakan lembar observasi aktivitas
guru yang telah disusun dalam proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi (Reflecting)
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan
dianalisis serta dari hasil tersebut, guru akan mempertimbangkan
dengan melihat dan hasil observasi apakah kegiatan yang telah
materi akhlak terpuji pada siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan
Sidoarjo.
2.Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan pada
siklus II yaitu membuat rencana pembelajaran berdasarkan refleksi
dan hasil analisis yang telah dilaksanakan pada siklus I. Dari hasil
tersebut peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
siklus II dengan memperhatikan kekurangan dan
kendala-kendala yang terjadi pada siklus I.
2) Menyiapkan bahan ajar serta sarana dan prasarana yang dapat
mendukung dalam proses pembelajaran.
3) Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :
a) Lembar obsevasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan strategi quick on the draw.
b) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelolah proses
pembelajaran di dalam kelas sesuai yang telah direncanakan
dalam RPP dengan menggunakan strategi quick on the draw.
d) Menyususn lembar evaluasi pembelajaran dan panduan
wawancara.
b. Tindakan (acting)
Guru melaksanakan RPP sesuai dengan strategi quick on the
draw berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
1) Kegiatan Awal (pendahuluan)
a) Guru mengucapkan salam kemudian berdo’a bersama-sama
untuk mengawali pelajaran.
b) Guru menanyakan kabar siswa.
c) Guru memeriksa kehadiran siswa.
d) Guru mereview kembali pelajaran sebelumnya dengan
mengajukan pertanyaan “Apakah yang dimaksud dengan
teguh pendirian dan dermawan?”.
e) Guru memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan
yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yakni
“siapa yang pernah melakukan sikap teguh pendirian atau
dermawan di rumah?”.
f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g) Guru menyampaikan bahwa materi yang akan dipelajari hari
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Siswa memperhatikan gambar dari guru tentang contoh
sikap teguh pendirian dan dermawan.
b) Guru mengaitkan gambar sikap teguh pendirian dan
dermawan dengan pengalaman siswa.Siswa mendengarkan
sedikit penjelasan dari guru tentang contoh sikap teguh
pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari.
d) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 9 siswa.
Elaborasi
a) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru aturan permainan
yang akan dimainkan bersama.
b) Setiap kelompok diberi lembar kerja kelompok “Akhlak
Terpuji” beserta perintahnya untuk didiskusikan bersama
kelompoknya.
c) Siswa melakukan permainan sesuai intruksi dari guru.
Siswa bersama guru kemudian membahas semua pertanyaan
dengan cara menunjuk salah satu kelompok untuk
menyampaikan jawaban dari kartu soal bernomor satu yang
salah satu kelompok lainnya untuk menyampaikan jawaban
dari kartu soal bernomor dua dan seterusnya.
Elaborasi
a) Siswa mendapat penguatan dari guru hasil kegiatan yang telah
dilakukan.
b) Siswa mendengar penjelasan dari guru mengenai materi
akhlak terpuji (teguh pendirian dan dermawan).
c) Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi yang
baru didiskusikan.
3) Kegiatan Penutup
a) Siswa bersama guru menyimpulkan materi tentang sikap
teguh pendirian dan dermawan.
b) Siswa mendapat umpan balik dari guru melalui kegitan
tanya jawab dan mendapatkan penguatan materi.
c) Siswa mendapat refleksi dengan memperoleh pertanyaan
“Bagaiamana perasaan kalian setelah belajar hari ini?”
d) Siswa mendapat tugas rumah sebagai tugas individu siswa.
e) Siswa mendapat informasi tentang rencana pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
f) Siswa merapikan tempat duduk dan membersihkan sampah
g) Siswa berdo’a bersama, dipimpin oleh siswa yang bertugas
pada hari tersebut.
h) Guru mengucap salam untuk mengkhiri pembelajaran.
c. Pengamatan (observing)
Dalam kegiatan pengamatan peneliti mengumpulkan serta
menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. fokus
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :
1)Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang telah disusun
oleh peneliti dalam proses pembelajaran berlangsung.
2)Aktivitas guru dalam proses pembelajaran
Kegiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengelolah
proses pembelajaran dalam kelas dengan menggunakan strategi
quick on the draw pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji dengan menggunakan lembar observasi aktivitas
guru yang telah disusun dalam proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi (reflecting)
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan
siklus II. Serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas
minat belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak
terpuji pada siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Sumber Data
a. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa mata
pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji selama proses kegiatan
pembelajaran.
b. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi strategi quick
on the draw dalam proses pembelajaran.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa
mendapatkan data yang benar-benar valid, maka peneliti melaukan
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran dan penerapan strategi quick on the
draw yang dilaksanakan guru. Observasi yang dilakukan yakni pengamatan aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan II.
Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang
kendala siswa dalam proses pembelajaran, prestasi belajara siswa,
strategi yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Wawancara
diberikan untuk guru dan siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II.
c. Angket
Angket merupakan daftar pernyataan yang dijawab oleh siswa
yang berkenaan dengan sikap dan suasana pembelajaran. dalam hal ini
angket digunakan untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa
[image:49.612.156.524.201.686.2]sebelum dan sesudah diterapkan strategi quick on the draw.
Tabel 3.1
Indikator Butir Angket
NO INDIKATOR MINAT
BELAJAR
INDIKATOR BUTIR
ANGKET
1. Mempunyai
kecenderungan yang
tetap untuk
memperhatikan dan
mengenang sesuatu
yang dipelajari secara
terus menerus.
Senantiasa memperhatikan
ketika proses pembelajaran
berlangsung.
Senantiasa mengikuti
NO INDIKATOR MINAT
BELAJAR
INDIKATOR BUTIR
ANGKET
2. Ada rasa suka dan
senang pada sesuatu
yang diminati.
Merasa senang dengan mata
pelajaran Aqidah Akhlak materi
Akhlak Terpuji.
Merasa suka dengan mata
pelajaran Aqidah Akhlak materi
Akhlak Terpuji.
3. Memperoleh suatu
kebanggaan dan
kepuasan terhadap
sesuatu yang diminati.
Mendapat kepuasan ketika
mempelajari mata pelajaran
Aqidah Akhlak materi Akhlak
Terpuji.
Mendapat kebanggaan setelah
mempelajari mata pelajaran
Aqidah Akhlak materi Akhlak
NO INDIKATOR MINAT
BELAJAR
INDIKATOR BUTIR
ANGKET
4. Ada rasa keterikatan
pada sesuatu
aktivitas-aktivitas yang diminati.
Ketertarikan pada suatu
objek untuk melakukan
atau mengerjakan
kegiatan dari objek
Tertarik dengan mata pelajaran
Aqidah Akhlak materi Akhlak
Terpuji.
Merasa terikat dengan kegiatan
pembelajaran Aqidah Akhlak.
5. Partisipasi pada
aktivitas dan kegiatan.
Ikut berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Butir Angket Minat Belajar
INDIKATOR BUTIR ANGKET
PERNYATAAN NO
BUTIR ANGKET
POSITIF NEGATIF
Senantiasa
memperhatika
n ketika proses
[image:51.612.157.522.102.709.2]INDIKATOR BUTIR ANGKET
PERNYATAAN NO
BUTIR ANGKET
POSITIF NEGATIF
Akhlak materi Akhlak Terpuji. Saya berharap tidak bertemu dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak. 8 Senantiasa mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Saya mengikuti proses pembelajaran Aqidah Akhlak dengan tenang. 2 Saya mengikuti proses pembelajaran Aqidah Akhlak dengan perasaan tertekan. 11
INDIKATOR BUTIR ANGKET
PERNYATAAN NO
BUTIR ANGKET
POSITIF NEGATIF
dengan mata
pelajaran
Aqidah Akhlak
materi Akhlak
Terpuji.
nyaman pada saat
pembelajaran Aqidah Akhlak. Saya tidak senang bila belajar Aqidah Akhlak dengan berkelompok. 18 Merasa suka dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.
Saya suka dengan
INDIKATOR BUTIR ANGKET
PERNYATAAN NO
BUTIR ANGKET
POSITIF NEGATIF
ketika pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji. Mendapat kepuasan ketika mempelajari mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.
Saya yakin akan
mendapat nilai
bagus pada mata
pelajaran Aqidah
Akhlak mata
pelajaran Akhlak
Terpuji.
9
Saya tidak ingin
memperoleh
nilai 100 dari
mata pelajaran
Aqidah Akhlak
materi Akhlak
Terpuji.
16
INDIKATOR BUTIR ANGKET
PERNYATAAN NO
BUTIR ANGKET
POSITIF NEGATIF
kebanggaan setelah mempelajari mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji. mendapat nilai 100 membuat saya semangat belajar. Saya tidak peduli dengan hadiah yang diberikan guru Aqidah Akhlak. 19 Tertarik dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.
Saya tertarik jika
belajar dengan
teman dari pada
INDIKATOR BUTIR ANGKET
PERNYATAAN NO
BUTIR ANGKET
POSITIF NEGATIF
materi Akhlak Terpuji. Merasa terikat dengan kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak. Saya ingin berhasil pada setiap pembelajaran di kelas. 15 Saya tidak mendapat pelajaran berharga dari materi Akhlak Terpuji. 20 Ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Saya berusaha aktif mencatat berbagai penjelasan dari guru. 4
INDIKATOR BUTIR ANGKET
PERNYATAAN NO
BUTIR ANGKET
POSITIF NEGATIF
tugas tindak
lanjut dengan
senang.
Saya tidak
menjawab
pertanyaan dari
guru.
14
Saya tidak suka
ketika guru
meminta saya
untuk berdiskusi
dengan teman
dalam
mengerjakan
soal tentang
materi Akhlak
Terpuji.
d. Dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data yang ada di sekolah sebagai penunjang. Teknik
dokumen ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa jumlah
siswa, keadaan sarana dan prasarana, jumlah guru dan karyawan serta
foto-foto selama proses penelitian tindakan kelas.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan langkah yang sangat penting, sebab dari hasil
ini dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang digunakan untuk
menjawab rumusan masalah yang diajukan peneliti.
Untuk menganalisis data-data tentang penerapan strategi quick on the
draw yang dilakukan dengan cara mengobservasi aktivitas guru dan aktivitas siswa digunakan rumus sebagai berikut.
Dengan menggunakan rumus di atas, penulis menggunakan kriteria
sebagai berikut:
0 – 25 = Sangat Tidak Baik
51 – 75 = Baik
76 – 100 = Sangat Baik
Adapun untuk memberikan prosentase pada angket tentang penerapan
strategi quick on the draw untuk mengetahui minat belajar. Penulis
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Prosentase
F = Frekuensi
X = Jumlah Siswa
Dengan menggunakan rumus di atas, penulis menggunakan kriteria
sebagai berikut:
0 – 50 = Minat belajar siswa sangat rendah
51-70 = Minat belajar siswa rendah
71 – 85 = Minat belajar siswa tinggi
Adapun pemberian skor pada angket tentang penerapan strategi quick on
the draw dalam minat belajar, penulis menggunakan ketentuan sebagai berikut:
1. Pernyataan positif : Sangat Setuju = 4; Setuju = 3; Tidak Setuju = 2;
Sangat Tidak Setuju = 1
2. Pernyataan negatif : Sangat Setuju = 1; Setuju = 2; Tidak Setuju = 3;
Sangat Tidak Setuju = 4
Sedangkan untuk kriteria minat belajar siswa menggunakan pedoman
sebagai berkut:41
1. Skor batas bawah kategori sangat tinggi/sangat baik adalah 0,80 X 80 =
64.
2. Skor batas bawah kategori tinggi/baik adalah 0,70 X 80 = 56.
3. Skor batas bawah kategori rendah/kurang adalah 0,50 X 80 = 40.
[image:60.612.135.525.214.676.2]4. Skor batas bawah kategori sangat rendah/sangat kurang adalah < 40.
Tabel 3.7 Kategori Minat
NO SKOR PESERTA DIDIK KATEGORI MINAT
1. > 64 Sangat Tinggi / Sangat Baik
2. 57 sampai 64 Tinggi/Baik
3. 40 sampai 56 Rendah/Kurang
4. < 40 Sangat Rendah / Sangat Kurang
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, seorang siswa
dikatakan mencapai ketuntasan atau berhasil apabila telah mencapai taraf
petugasan minimal dengan nilai 75. Sedangkan, kelas dapat dikatakan tuntas
belajar apabila di dalam kelas tersebut terdapat 80% peserta didik yang telah
[image:61.612.154.526.223.490.2]mencapai nilai lebih dari sama dengan 75.42
Table 3.8
Kriteria Tingkat Keberhasilan Kelas
Tingkat Keberhasilan (%) Kriteria
81%-100%
61%-80%
41%-60%
21%-40%
≤20%
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
Persentase = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar x 100% Jumlah peserta didik
Data hasil analisis tersebut selanjutnya dapat disajikan melalui
tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median,
mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui
42 Tim guru MI Darul Hidayah Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo, Modul Pembelajaran
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase, dan
diberikan pembahasan.
G. Indikator Kinerja
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang akan dilihat adalah indikator
kinerjanya, maka diperlukan indikator sebagai berikut:
1. Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji meningkat
sekurang-kurangnya 20% pada setiap siklus. Diukur dari prosentase peningkatan
minat belajar sebelum dan sesudah menggunakan strategi quick ov the
draw.
2. Minimal 80% dari jumlah siswa mempunyai minat belajar Aqidah Akhlak
materi akhlak terpuji dalam kategori tinggi dan sangat tinggi.
3. Minimal 80% dari jumlah peserta didik mencapai KKM 75.
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan secara kolaboratif, antara
guru kelas sebagai guru pendamping dan mahasiswa sebagai peneliti. Tugas
guru mendampingi peneliti dalam menerapkan strategi gallery quick on the
1. Guru
a. Nama : Anas Sururi, S.Pd. I
b. Jabatan : Guru Aqidah Akhlak
c. Tugas :
1) Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran.
2) Mengamati pelaksanaan penelitian.
3) Pelaksana kegiatan pembelajaran.
4) Terlibat dalam perencanaan, observasi, dan merefleksi pada
tiap-tiap siklus.
2. Peneliti
a. Nama : Nur Latifah
b. NIM : D77212086
c. Status : Mahasiswa
d. Tugas :
1) Menyusun perencanaan pembelajaran, menyusun instrumen
penelitian, dan membuat lembar observasi.
2) Menyebarkan dan menilai instrumen penilaian peserta didik.
3) Menilai hasil tugas dan evaluasi akhir materi.
4) Melakukan diskusi dengan guru kolaborator.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pra Tindakan
Tahap pra tindakan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata
yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian.
Pengamatan ini dilakukan dengan cara megamati kegiatan proses
pembelajaran secara langsung di kelas V, wawancara terhadap guru
Aqidah Akhlak dan siswa serta penyebaran angket pada siswa.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara langsung di dalam
kelas, peneliti menemukan beberapa kendala selama kegiatan proses
pembelajaran Aqidah Akhlak. Diataranya adalah sebagai berikut:
a. Pada awal pembelajaran banyak siswa yang belum siap untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa bermain dengan teman atau
alat tulisnya.
b. Selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode atau
strategi ceramah. Siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan.
c. Posisi saat guru mengajar lebih banyak di depan dan kurang
Dalam pengamatan peneliti juga melakukan wawancara kepada guru
Aqidah Akhlak kelas V yaitu Bapak Anas Sururi, S.Pd.I. Wawancara
dilakukan pada saat istirahat berlangsung. Menurut guru, pembelajaran
dilakukan seperti biasa, yaitu guru menerangkan dan siswa
mendengarkan, mengerjakan soal, mengoreksi bersama, dan memberikan
pekerjaan rumah. Untuk kegiatan tanya jawab jarang dilakukan karena
siswa juga jarang bertanya.
Dari angket yang dibagikan ke siswa, menunjukkan bahwa minat
belajar siswa terhadap mata pelajran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji
dalam kategori sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan prosentase
siswa yang mempunyai minat belajar tinggi tercatat sebesar 42,22%
dengan jumlah 19 siswa. Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa
tidak antusias dalam mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak yang hanya
menggunakan metode ceramah. Selain itu nilai hasil belajar siswa dalam
kategori rendah. Hal ini terlihat pada jumlah peserta didik yang tuntas
belajar pada tes tulis sebesar 46,67% dengan jumlah 21 siswa. Dengan
perolehan hasil tersebut dikatakan belum berhasil karena belum
mencapai target yang dikehendaki yakni mencapai 80%.
Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, yaitu:
centered). Artinya guru menyampaikan materi dengan ceramah, sehingga inilah yang menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan ketika berada di
dalam kelas dan ramai sendiri dengan teman-temannya. Kedua, siswa
kurang terlibat dalam proses pembelajaran, dikarenakan belum mengerti
dan memahami materi yang diajarkan oleh guru sehingga siswa menjadi
pasif. Ketiga, kurangnya media pembelajaran dalam menyampaikan
materi Aqidah Akhlak. Sehingga membuat siswa rasa ketertarikannya
terhadap pelajaran sangat kurang.
Untuk mengatasi masalah di atas yang menjadi penyebab dari
rendahnya minat belajar siswa, selanjutnya peneliti menyusun rencana
tindakan dengan menggunakan strategi quick on the draw yang nantinya
dapat melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran dan
diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa.
2. Siklus I
Pada penelitian tindakan kelas ini, siklus I dilaksanakan pada tanggal
21 Mei 2016 dalam satu kali pertemuan dengan waktu 2x35 menit atau 2
jam pelajaran. Maka pada perencanaan tindakan siklus I peneliti
menerapkan strategi quick on the draw agar siswa bisa berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Adapun perencanaan pada siklus I ini terdiri
dari empat tahap yakni perencanaan (planning), tindakan (acting),
a. Perencanaan (plenning)
1)Menganalisis kurikulum dalam rangka mengetahui standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan
disampaikan dengan menggunakan strategi quick on the draw.
2)Merancang bagian materi akhlak terpuji untuk siswa kelas V MI
Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo.
3)Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar Aqidah Akhlak
dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.
4)Membuat dan merancang silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan strategi quick on the draw.
5)Menyiapkan bahan ajar, membuat lembar materi dan lembar kerja
siswa serta menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat
mendukung dalam proses pembelajaran.
6)Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :
a) Lembar obsevasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan strategi quick on the draw.
b) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelolah proses
pembelajaran di dalam kelas sesuai yang telah direncanakan
dalam RPP dengan menggunakan strategi quick on the draw.
d) Menyususn lembar evaluasi pembelajaran dan panduan
wawancara.
b. Tindakan (acting)
Pada kegiatan awal menghabiskan waktu 15 menit. Kegiatan
pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam, mengajak
siswa berdo’a bersama dan memeriksa kehadiran siswa, mereview
kembali pelajaran sebelumnya dengan megajukan pertanyaan “apakah
yang dimaksud dengan teguh pendirian dan dermawan?” kemudian
siswa menawab secara bersama-sama. Guru memberi motivas dengan
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yakni “siapa
yang pernah melakukan sikap teguh pendirian dan dermawan?”
beberapa siswa mengangkat tangannya sebagai tanda bahwa mereka
pernah melakukan sikap teguh pendirian dan dermawan. Selanjutnya
siswa mendengakan penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran
[image:69.612.157.517.111.524.2]
Gambar 4.1 Guru Menjelaskan Materi
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran, dengan
durasi waktu 40 menit. Pada kegiatan inti yang pertama dilakukan
yaitu siswa mendengarkan sedikit penjelasan dari guru tentang contoh
sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari dan
guru juga mengaitkan sikap teguh pendirian dan dermawan dengan
pengalaman siswa. Kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang
masing-masing kelompok beranggotakan 9 siswa. Pembagian
kelompok ini menggunakan metode sebut angka dengan bantuan
kertas lipat yang sudah diberi angka sesuai dengan jumlah kelompok
Gambar 4.2 Guru Menjelaskan Aturan Permainan Dalam Straegi Quick on the Draw
Kemudian guru menjelaskan aturan permainan yang ada pada
strategi quick on the draw. Setiap kelompok mendapatkan lembar
kerja kelompok beserta perintahnya untuk didiskusikan bersama
kelompoknya. Kemudian siswa melakukan permainan yang ada dalam
strategi quick on the draw sesuai intruksi guru. Setelah melakukan
permainan hingga selesai, siswa bersama guru membahas semua
pertanyaan dengan cara menunjuk salah satu kelompok untuk
menyampaikan jawaban dari kartu soal bernomor satu yang telah
mereka jawab saat permainan. Kemudian menunjuk salah satu
kelompok lainnya untuk menyampaikan jawaban dari kartu soal
[image:70.612.156.518.110.527.2][image:71.612.154.518.110.519.2]
Gambar 4.3 Siswa Melakukan Permainan yang ada dalam strategi Quick on the Draw
Pada kegiatan penutup menghabiskan waktu selama 20 menit.
Kegiatan pembelajaran terakhir yaitu siswa bersama guru
menyimpulkan materi ten