• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan pemahaman materi gaya mata pelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode concept mapping siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan pemahaman materi gaya mata pelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode concept mapping siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI Oleh :

SYAFA’ATUR ROHMAH NIM. D97213124

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Metode Concept Mapping

Siswa Kelas IV SDI darul Hikmah Krian Sidoarjo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Dosen pembimbing I Drs. Nadlir, M.Pd.I dan dosen pembimbing II Drs. H. Munawir, M.Ag

Kata Kunci : Pemahaman, Ilmu Pengetahuan Alam, Metode Concept Mapping Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo tentang materi gaya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Guru masih menggunakan metode ceramah sehingga pemahamn siswa masih kurang karena siswanya kurang aktif ketika guru menggunakan metode tersebut. Oleh karena itu diperlukan metode yang lebih berinovasi lagi selain menggunakan metode ceramah yaitu dengan menggunkana metode concept mapping untuk meningktakan pemahaman siswa tentang materi gaya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana penerapan

metode Concept Mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk

meningkatkan pemahaman materi gaya siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo? (2) Bagaimana peningkatan pemahaman materi gaya melalui metode Concept Mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo?

Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus dengan empat tahapan yaitu, (1) Perencanaan,(2)Pelaksanaan,(3) Observasi, dan (4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, tes, dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Penerapan metode Concept

Mapping untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gaya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo berjalan dengan baik. (2) Ada peningkatan pemahaman siswa pada materi gaya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode Concept Mapping siswa kelas IV di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo. Dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada siklus I memperoleh 79,3 dengan prosentase ketuntasan hasil belajar 66,6%, kemudian nilai rata-rata kelas meningkat pada siklus II yaitu memperoleh 91,3 dengan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa memperoleh 81,8%.

(8)

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR RUMUS ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tindakan yang Dipilih ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Lingkup Penelitian... 9

(9)

1. Pengertian Pemahaman ... 12

2. Indikator Pemahaman ... 13

3. Tingkatan Pemahaman ... 14

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 15

B. Konsep Dasar Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1. Hakikat Pembelajaran Sanins ... 19

2. Pengertian IPA ... 20

3. Karakteristik Bidang Kajian IPA ... 20

4. Tujuan Pembelajaran IPA ... 21

5. Tinjauan Materi Gaya dalam Mata Pelajaran IPA ... 21

C. Metode Concept Mapping 1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 24

2. Pengertian Metode Concept Mapping ... 25

3. Langkah-langkah Metode Concept Mapping ... 25

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Concept Mapping ... 26

D.Hubungan Antara Pemahaman IPA dengan Metode Concept Mapping 1. Peningkatan Pemahaman IPA Materi Gaya Melalui Metode Concept Mapping ... 28

(10)

D.Rencana Tindakan ... 33

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 39

F. Indikator Kinerja ... 50

G.Teknik Analisis Data ... 51

H.Tim Peneliti dan Tugasnya ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 55

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

RIWAYAT HIDUP

(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya manusia untuk “memanusiakan manusia”.

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan

makhluk lain ciptaan-Nya disebabkan memiliki kemampuan berbahasa dan akal

pikiran/rasio, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia

yang berbudaya. Kemampuan mengembangkan diri dilakukan melalui interaksi

dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.1

Sains berasal dari kata science yaitu istilah yang mengacu pada

masalah-masalah kealaman (nature). secara sederhana sains didefinisikan sebagai ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. Sains juga merupakan

bagian dari ilmu pengetahuan yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep,

prinsip-prinsip, dan teori-teori yang merupakan produk dari proses ilmiah.

Namun demikian sebenarnya sains bukan hanya sebuah produk,

melainkan juga sebagai proses yang menghubungkan sistem, metode atau proses

pengamatan, pemahaman dan penjelasan tentang alam, seperti yang di tulis dalam

salah satu situs internet yang menyatakan bahwa sains merupakan suatu sistem

1 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung : Sinar Baru, 1989),

(12)

yang saling berhubungan dari metode-metode atau proses-proses yang digunakan

untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan alam semesta.2

Dinamika perubahan dan pengembangan teori-teori pembelajaran sangat

cepat dan sangat produktif, sehingga pembaharuan pendidikan sudah mengalami

percepatan siklus dari sepuluh tahunan, pada lima tahunan. Aspek-aspek yang

senantiasa menjadi perhatian para akademisi pendidikan antara lain kurikulum,

metode dan strategi pembelajaran, penilaian, dan pengolahan pendidikan.

Paradigma yang di usung dalam perubahan-perubahan tersebut adalah

demokratisasi penyelenggaraan pendidikan yang memperkuat pelibatan siswa,

guru, orang tua dan masyarakat dalam berbagai aspek penyelenggaraan

pendidikan.3

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi

atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran.

Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan

pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai

materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral

pembelajaran. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar,

gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.

Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga

menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa

2 Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta : Indeks, 2011), hlm 19

3 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press,

(13)

senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Mendidik

memerlukan cara dan metode yang dapat membantu peserta didik menyerap dan

memahami materi dan pengajaran yang disampaikan pendidik.4

Salah satu pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)

dewasa ini adalah rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari

rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.

Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat

konfensional yang tak menyentuh ranah demensi peserta didik itu sendiri, yaitu

bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial bahwa proses

pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominan guru dan tak

memberikan akses bagi anak diidk untuk berkembang secara mandiri melalui

penemuan dan proses berfikirnya.5

Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil yang pada

umumnya disebut hasil pengajaran, atau dikenal dengan istilah tujuan

pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi, agar memperoleh hasil yang optimal,

maka proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta

terorganisasi dengan baik.6

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua

jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

4 Abdul Fattah Abu Ghuddah, 40 Metode Pendidikan & Pengajaran Rasulullah SAW, (Bandung :

Irsyad Baitus Salam,2009) hlm 5

5 Trianto, Model-Model Inovatif Berorientasi Konstruktivis, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007) hal i

6 Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006),

(14)

diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas danpertanyaan-pertanyaan

serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu

peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan

bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.7

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang

dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada,

pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi.8

Peneliti melakukan wawancara pribadi kepada guru mata pelajaran IPA

yaitu ibu Sayidatul Munifah, S.Psi tentang apa sajakah masalah yang ada di dalam

kelas IV SDI Darul Hikmah. Dan ternyata setelah saya melakukan wawancara

kepada beliau masih ada siswa yang belum paham materi.

Berdasarkan observasi peneliti, diketahui bahwa proses pembelajaran

yang berlangsung di kelas IV Sekolah Dasar Islam (SDI) Darul Hikmah Krian

Sidoarjo saat ini masih dominan menggunakan metode ceramah dalam

penyampaian materi dan media yang sesuai, sehingga menyebabkan siswa pasif

dalam proses pembelajaran.9

Dalam Pembelajaran IPA yang berlangsung di SDI saat ini

menggunakan sistem yang monoton, yaitu sistem yang bertumpu pada aktivitas

7 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Belajar,

2009), hlm 54-55

8 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Yrama Widya, 2006), hlm 124

9 Sayidatul Munifah, Guru Kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo, wawancara Pribadi, 19

(15)

guru. Pada umumnya guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam

mengajar karena mudah dilakukan dan cepat. Dapat dilihat dari hasil belajar siswa

yaitu 51,5% hal ini belum mencapai indikator yang ditentukan oleh peneliti dan

juga belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu

75.

Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan

pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru

memiliki cara atau metode mengajar yang baik dan mampu memilih metode

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang

akan disampaiakan. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan

memilih metode atau cara dalam menyampaikan materipelajaran agar diperoleh

peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA.

Metode Concept Mapping atau peta konsep sebagai salah satu metode

dari pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu

pembelajaran yang efektif, yang mungkin bisa di persiapkan secara matang.

Metode ini merupakan suatu cara mengingat dan memahami apa yang telah siswa

pelajari. dalam metode Concept Mapping guru berperan sebagai fasilitator yang

membantu agar proses belajar bukan merupakan transfer pengetahuan dari guru

ke siswa.

Berdasarkan latar belakang diatas menunjukkan bahwa metode

(16)

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN

PEMAHAMAN MATERI GAYA MATA PELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE CONCEPT MAPPING SISWA

KELAS IV SDI DARUL HIKMAH KRIAN SIDOARJO”.

Berdasarkan penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti, adapun

penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yaitu sebagai

berikut:

Pertama, dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Atep Sujana

dari UPI Kampus Sumedang menyatakan bahwa dengan menggunakan peta

konsep, ternyata terdapat perbedaan yang signifikan antara. Dari 13 siswa yang

dijadikan sebagai subjek penelitian, diperoleh rata-rata tes awal (pretest) sebesar

65,00 dengan standar deviasi 8,66. Sedangkan hasil tes akhir (post test) diperoleh

nilai rata-rata 83,08 dengan standar deviasi 8,55.

Disamping hasil tes tertulis, dari hasil dari hasil rubric penilaian peta

konsep dan pembuatan peta konsep juga diperoleh hasil yang memuaskan.

Dari ke-13 subyek penelitian, diperoleh nilai rata-rata 73. Selian itu, dari hasil

wawancara diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar siswa merasa senang dan

merasa mudah belajar dengan menggunakan peta konsep.10

10

(17)

Kedua, dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Akhmad

Muhaimin dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta menyatakan bahwa hasil kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta

analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu penerapan metode concept

mapping dalam pembelajaran IPAmampu meningkatkan minat belajar siswa kelas

IV SD Negeri 3 Putatnganten. Hal ini terlihat adanya peningkatan jumlah siswa

yang berminat pada pelajaran IPA dari pra siklus hingga Siklus yaitu: 1) minat

belajar IPA siswa pada pra siklus siswa yang menyukai pelajaran IPA berjumlah

14 siswa atau dengan persentase hanya 30%. 2) Setelah dilaksanakannya

pembelajaran dengan menerapkan metode concept mappingpada siklus 1 siswa

yang berminat pada pelajaran IPA berjumlah 29 siswa dengan presentase 63%.3)

meningkat lagi pada siklus 2 siswa menyukai pelajaran IPA berjumlah 42 siswa

dengan presentase 91%.11

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan metode Concept Mapping dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam untuk meningkatkan pemahaman materi gaya siswa kelas

IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo?

11

(18)

2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi gaya melalui metode Concept

Mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SDI

Darul Hikmah Krian Sidoarjo?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah yang ada di dalam

kelas IV pada materi gaya yaitu dengan peningkatan pemahaman materi gaya

mata pelajaran IPA melalui metode Concept Mapping Disini siswa diharapkan

dapat meningkatkan pemahaman terkait dengan materi tersebut. Maka peneliti

dalam hal ini mengajak siswa agar lebih mudah memahami atau menjawab

pertanyaan yang sulit dengan menggunakan metode Concept Mapping.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat ditentukan tujuan Penelitian

Tindakan Kelas diantaranya sebagai berikut :

1. Mengetahui penerapan metode Concept Mapping dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam untuk meningkatkan pemahaman materi gaya siswa kelas

IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo.

2. Mengetahui peningkatan pemahaman materi gaya melalui metode Concept

Mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SDI

(19)

E. Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

kelas IV di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo dengan :

1. Subjek yang diteliti yaitu siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo

dengan jumlah 33 anak dalam satu kelas.

2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV

materi gaya dengan menggunakan metode Concept Mapping.

3. Langkah-Langkah menggunakan metode Concept Mapping adalah sebagai

berikut :

a. Menyiapkan potongan-potongan kartu yang bertuliskan konsep-konsep

utama.

b. Membagikan potongan-potongan kartu

c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik mencoba membuat suatu

peta yang menggambarkan hubungan antar konsep.

d. Memastikan peserta didik membuat garis penghubung antar

konsep-konsep tersebut.

e. Di setiap garis penghubung diharapkan peserta didik menulis kata atau

kalimat yang menjelaskan antar konsep.

f. Kalimat-kalimat itu menunjukkan asumsi yang dibangun peserta didik

(20)

g. Kumpulkan hasil pekerjaan peserta didik.

h. Sebagai bahan perbandingan tampilkan satu konsep yang Anda buat.

i. Hasil pekerjaan peserta didik yang telah dikumpulkan bahaslah satu

persatu.

j. Ajaklah seluruh kelas untuk melakukan koreksi atau evaluasi terhadap

peta-peta konsep yang di presentasikan.

k. Diakhir pembelajaran ajaklah seluruh kelas merumuskan beberapa

kesimpulan terhadap materi yang dipelajari melalui peta konsep tersebut.

4. Kompetensi Dasar

7.1.1 : Siswa dapat Siswa dapat menjelaskan bahwa gaya (dorongan dan

tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda dengan Concept

Mapping

7.1.2 : Siswa dapat menyebutkan contoh gaya (dorongan dan tarikan)

dapat mengubah bentuk suatu benda dengan Concept Mapping

7.2.1 : Siswa dapat menjelaskan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah bentuk suatu benda dengan Concept Mapping

(21)

dapat mengubah bentuk suatu benda dengan Concept Mapping.

F. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis :

Secara teoritik hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi

ilmu pengetahuan bagi lembaga pendidikan khususnya yang berhubungan dengan

metode pembelajaran.

Manfaat Praktis :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru di Sekolah

Dasar Islam untuk memperbaiki proses pembelajaran serta dapat berkembang dan

meningkatkan kinerjanya secara profesional, karena guru mampu menilai,

merefleksi diri, dan mampu memperbaiki pembelajaran, dan dapat menjadikannya

(22)

KAJIAN TEORI

A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian Pemahaman

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk

mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat

melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami

sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang

lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih

tinggi dari ingatan atau hafalan. Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada

jenjang pemahaman ini misalnya adalah : peserta didik atas pertanyaan Guru

Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang

terkandung dalam surat al-‘Ashr secara lancar dan jelas.1

Pembelajaran comprehension/pemahaman adalah pembelajaran yang

menghendaki peserta memahami hubungan antar faktor, antar konsep, dan

antar data, hubungan sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan setelah proses

(23)

mengetahui dan mengingat. Kegiatan belajar yang menunjukkan pemhaman

antara lain :2

a. Mengungkapkan gagasan/pendapat dengan kata-kata sendiri

b. Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri

c. Mendeskripsi dengan kata-kata sendiri

Siswa dapat dikatakan memahami suatu materi jika memenuhi

beberapa indikator. Indikator dari pemahaman itu sendiri yaitu mengartikan,

memberi contoh, mengklasifikasikan, menyimpulkan, menduga,

membandingkan dan menjelaskan.3

Indikator pemahaman dari kata kerja operasional kompetensi

kognitif yaitu, memperkirakan, mengkategorikan, mencirikan, merinci,

mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontrasikan,

mengubah, mempertahankan, menguraikan, menyalin, membedakan,

2

Supardi, penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor Konsep dan Aplikasi,

(Jakarta : Rajawali Pers, 2016) hlm 153

(24)

mendiskusikan, menggali, mencontohkan, menerangkan, mengemukakan,

mempolakan, memperluas, menyimpulkan, meramalkan, merangkum,

menjabarkan, menjelaskan, mengelompokkan, menggolongkan.4

Dari beberapa indikator pemahaman di atas sudah jelas jika seorang

siswa dapat dikatakan memahami suatu materi jika siswa tersebut dapat

mencapai indikator-indikator pemahaman tersebut dengan menggunakan

bahasa mereka sendiri.

Pemahaman meliputi perilaku menterjemahkan, menafsirkan,

menyimpulkan, mengekstrapolasi (memperhitungkan) konsep dengan

menggunakan kata-kata atau simbol-simbol lain yang dipilihnya sendiri.

Dengan kata lain, pemahaman meliputi perilaku yang menunjukkan

kemampuan pesertadidik dalam menangkap pengertian suatu konsep.5

3. Tingkatan-tingkatan Pemahaman

Pemahaman merupakan salah satu patokan kompetensi yang dicapai

setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran, setiap

individu siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami

apa yang dia pelajari. Ada yang mampu memahami materi secara menyeluruh

dan ada pula yang sama sekali tidak dapat mengambil makna dari apa yang

telah dia pelajari, sehingga yang dicapai hanya sebatas mengetahui. Untuk

4 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013),

(Jakarta : Rajawali Pers, 2014), hlm 171

(25)

itulah terdapat tingkatan-tingkatan dalam memahami. Pengetahuan

komprehensi dapat dibedakan dalam tiga tingkatan :6

1. Pengetahuan komprehensi terjemahan seperti dapat menjelaskan arti

Bhinneka Tunggal Ika dan dapat menjelaskanfungsi hijau daun pada

tumbuhan.

2. Pengetahuan komprehensi penafsiran seperti dapat menghubungkan

bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, dapat

menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, atau

membedakan yang pokok dari yang bukan pokok.

3. Pengetahuan komprehensi ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi seseorang

diharapkan mampu melihat dibalik yang tertulis, atau dapat membuat

ramalan tentang konsekuensi sesuatu, atau dapat memperluas persepsinya

dalam arti waktu, dimensi, kasus, atau masalah.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Pencapaian terhadap tujuan intruksional khusus (TIK) merupakan

tolak ukur awal dari keberhasilan suatu pembelajaran. Secara prosedural,siswa

dapat dikatakan berhasil dalam belajar ketika mereka dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang ditentukan, baik melalui tes-tes yang diberikan guru secara

langsung dengan tanya jawab atau melalui tes sumatif dan tes formatif yang

6 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

(26)

diadakan oleh lembaga pendidikan dengan baik. Kategori baik ini dilihat

dengan tingkat ketercapaian KKM. Untuk itu pasti terdapat hal-hal yang

melatarbelakangi keberhasilan belajar siswa.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus

keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan adalah

sebagai berikut:

a. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan

dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dan perjalanan proses

belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan

pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran.

Karena sebagai pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan

dicapai dalam kegiatan belajar mengajar, maka guru selalu diwajibkan

merumuskan tujuan pembelajarannya. Guru hanya merumuskan Tujuan

Pembelajaran Khusus (TPK) karena Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

sudah tersedia di dalam GBPP. Tujuan Pembelajaran Khusus ini harus

dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat tertentu,

yakni :

a) Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai

b) Membatasi dalam keadaan mana perubahan perilaku diharapkan dapat

(27)

c) Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti

menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai

hasil yang dicapai.

b. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan pada peserta didik disekolah. Guru adalah orang yang

berpengalaman dalam bidang profesinya. Di dalam satu kelas peserta

didik satu berbeda dengan lainya, untuk itu setiap individu berbeda pula

keberhasilan belajarnya. Dalam keadaan yang demikian ini seorang guru

dituntut untuk memberikan suatu pendekatan atau belajar yang sesuai

dengan keadaan peserta didik, sehingga semua peserta didik akan

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

c. Peserta didik

Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke

sekolah untuk belajar bersama guru dan teman sebayanya. Mereka

memiliki latar belakang yang berbeda, bakat, minat dan potensi yang

berbeda pula. Sehingga dalam satu kelas pasti terdiri dari peserta didik

yang bervariasi karakteristik dan kepribadiannya. Hal ini berakibat pada

berbeda pula cara penyerapan materi atau tingkat pemahaman setiap

(28)

adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar

sekaligus hasil belajar atau pemahaman peserta didik.

d. Kegiatan pengajaran

Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara

guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang

mengajar. Anak didik yang belajar. Maka guru adalah orang yang

menciptakan lingkungn belajar bahkan kepentingan belajar anak didik.

Anak didik adalah orang yang digiring ke dalam lingkungan belajar yang

telah diciptakan oleh guru.

e. Bahan dan alat evaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam

kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan

ulangan. Alat-alat evaluasi yang umumnya digunakan tidak hanya

benar-salah (true-false), pilihan ganda (multiple-choice), menjodohkan

(matching), melengkapi (completation), dan essay. Masing-masing alat

evaluasi itu mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Menyadari

akan hal itu, jarang ditemukan pembuatan item-item soal yang hanya

menggunakan satu alat evaluasi. Dalam penggunaannya, guru tidak harus

memilih hanya satu alat evaluasi tetapi bisa menggabungkan lebih dari

(29)

f. Suasana evaluasi

Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, serta

bahan dan alat evaluasi, faktor suasana evaluasi juga merupakan faktor

yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Pelaksanaan evaluasi

biasanya dilaksanakan didalam kelas. Besar kecilnya jumlah anak diidk

yang dikumpulkan didalam kelas akan mempengaruhi suasana kelas.

Sekaligus mempengaruhi suasana evaluasi yang dilaksanakan. Sistem

silang adalah teknik lain dari kegiatan mengelompokkan anak didik dalam

rangka evaluasi. Sistem ini dimaksudkan untuk mendapatkan data hasil

evaluasi yang benar-benar objektif.7

B. Konsep Dasar Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1. Hakikat Pembelajaran Sains

Hakikat sains adalah sebagai a way of thinking (cara berpikit), a way

of investigating (cara penyelidikan), dan a body of knowledge (sekumpulan

pengetahuan). Sebagai cara berpikir, sains merupakan aktivitas mental

(berpikir) orang-orang yang bergelut dalam bidang yang dikaji. Sebagai cara

penyelidikan, sains memberikan gambaran tentang pendekatan-pendekatan

dalam menyusun pengetahuan. Observasi dan prediksi merupakan dasar

sejumlah metode dalam menyelesaikan masalah pengetahuan. Sebagai

7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta,

(30)

sekumpulan pengetahuan, sains merupakan susunan sistematis hasil temuan

yang dilakukan para ilmuan. Hasil temuan tersebut berupa fakta, konsep,

prinsip, hukum, teori maupun model ke dalam kumpulan pengetahuan sesuai

dengan bidang kajiannya, misalnya biologi, kimia, fisika, dan sebagainya.8

2. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu

pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah,

dengan ciri : objektif, metodik, sistematis, universal dan tentatif. Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam

dan segala isinya. Trianto dalam bukunya “Model Pembelajaran Terpadu

dalam Teori dan Praktek”mendefinisikan IPA sebagai “ pengetahuan yang

sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa

kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.9

3. Karakteristik Bidang Kajian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang

diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan

deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang

8

Siti Fatonah, Zuhdan K. Prasetyo, Pembelajaran Sains, (Yogyakarta : Penerbit Ombak, 2014), hlm 6

9 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007),

(31)

dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu : (1) kemampuan

untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi

apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil

eksperimen, (3) dikembangkannya sikap ilmiah.10

4. Tujuan Pembelajaran IPA Terpadu

Pada dasarnya tujuan pembelajaran IPA sebagai suatu kerangka

model dalam proses pembelajaran tidak jauh berbeda dengan tujuan pokok

pembelajaran terpadu itu sendiri, yaitu (1) : meningktakan efisiensi dan

efektivitas pembelajaran; (2) : meningkatkan minat dan motivasi; (3)

Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus.11

5. Tinjauan Materi Gaya dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Gaya adalah tarikan atau dorongan yang terjadi terhadap suatu

benda. Gaya dapat menimbulkan perubahan posisi, gerak atau perubahan

bentuk pada benda. Di kelas III, kamu telah mengetahui berbagai gerak

benda. Tahukah kamu, gerak apakah yang terjadi pada benda yang ada

disekitarmu? Apakah yang menyebabkan benda bergerak? Sebelum

10 Ibid, hlm 102-103

(32)

mengetahui penyebab benda bergerak, buatlah daftar gerak benda yang telah

kamu ketahui.

1. Gerak Benda

Dalam ilmu pengetahuan alam, menggerakkan suatu benda berarti

memberi gaya pada benda tersebut. Ketika menendang bola, berarti kamu

memberi gaya pada bola itu. Ketika memukul bola tenis, berarti kamu

memberi gaya pada meja itu. Sukakah kamu bermain sepak bola? Bola yang

dilempar atau ditendang berarti dikenai gaya. Akibatnya, bola bergerak.

Namun, tidak selamanya gaya menyebabkan benda bergerak. Cobalah kamu

menggerakkan dinding. Bergerakkah dindidng itu?

Tarikan dan dorongan menyebabkan benda bergerak. Tarikan dan

dorongan seperti itu termasuk gaya. Gaya bukan hanya dilakukan oleh

manusia melainkan juga dilakukan oleh hewan dan mesin-mesin. Hal itu

dapat kita lihat pada saat kuda menarik kereta, mobil melaju dijalan raya,

dan traktor menarik bajak disawah.

2. Beberapa hal yang Memengaruhi Gerak Benda

Telah kamu pelajari bahwa dorongan dan tarikan dapat

menyebabkan benda bergerak. Gerak benda ada yang makin cepat, makin

lambat, dan berganti arah. hal itu berarti gerak benda dipengaruhi oleh

(33)

Bumi mempunyai gaya tarik bumi. Gaya gravitasi bumi

menyebabkan benda selalu jatuh kebawah. Benda yang berat mengalami

gaya gravitasi lebih besar. Akibatnya, benda yang berat lebih sulit

digerakkan. Dapatkah kamu membuktikannya? Angkatlah botol kosong.

angkatlahbotol yang penuh berisi air. Manakah yang lebih sulit diangkat?

Botol yang penuh berisi air tentu lebih sulit diangkat daripada botol kosong.

Hal itu terjadi karena pengaruh adanya gaya gravitasi bumi.

3. Bentuk Benda

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering memanfaatkan berbagai

macam benda. Setiap benda mempunyai bentuk dan fungsi tertentu.

Misalnya, pisau dibuat tipis karena berfungsi untuk memotong, wajan dibuat

lebar karena berfungsi untuk wadah (menggoreng), dan kabel dibuat

panjang karena berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Bagaimana

benda-benda itu dibentuk? Untuk memberi bentuk suatu benda, bahan baku

benda itu harus diberi gaya.

4. Arah Gerak

Selain dapat menyebabkan benda bergerak dan mengubah bentuk

benda, gaya juga dapat mengubah arah gerak benda. Gaya dapat

menyebabkan benda bergerak, mengubah arah gerak benda, dan

(34)

itu dipukul oleh temanmu, arah gerak bola menjadi berubah. Perubahan arah

gerak bola terjadi karena bola mendapatkan gaya. Demikian juga yang

terjadi pada saat bola dilemparkan, kemudian ditangkap. Ketika ditangkap,

bola berhenti. Hal itu terjadi karena bola mendapatkan gaya.12

C. Metode Concept Mapping

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Pupuh metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian

yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai

untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran,

metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada

peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan

demikian, salah satu keterampilan yangharus dimiliki oleh seorang guru

dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih metode.13

Metode merupakan salah satu “sub-system” dalam “sistem

pembelajaran”, yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Metode adalah cara

atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar

dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan.14

12 Sri Harmi, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas IV SD dan MI, (Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri, 2015), hlm 127-133

13 TIM LAPIS PGMI, Strategi Pembelajaran Paket 1, hlm 11

14 Triyo Supriyatno dkk, Strategi Pembelajaran Partisipasi di perguruan Tinggi, (UIN-Malang Press,

(35)

2. Pengertian Metode Concept Mapping

Konsep atau pengertian merupakan kondisi utama yang diperlukan

untuk menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental

sebelumnya berdasarkan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan

objek-objeknya. Carrol mendefinisikan konsep sebagai suatu abstraksi dari

serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek

atau kejadian. Abstraksi, berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang

padasituasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta

mengabaikan elemen yang lain.

Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret

yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke

konsep-konsep lain pada kategori yang sama. 15

3. Langkah-langkah Metode Concept Mapping

a. Siapkan potongan-potongan kartu yang bertuliskan konsep-konsep utama.

b. Guru membagikan potongan-potongan kartu yang telah bertuliskan

konsep-konsep utama kepada peserta didik.

c. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba beberapa kali

membuat suatu peta yang menggambarkan hubungan antar konsep.

(36)

d. Pastikan peserta didik membuat garis penghubung antar konsep-konsep

tersebut.

e. Disetiap garis penghubung diharapkan peserta didik menuis kata atau

kalimat yang menjelaskan antar konsep.

f. Kalimat-kalimat itu menunjukkan asumsi yang dibangun peserta didik

dalam menjelaskan hubungan antar konsep.

g. Kumpulkan hasil pekerjaan peserta didik.

h. Sebagai bahan perbandingan tampilkan satu konsep yang Anda buat.

i. Hasil pekerjaan peserta didik yang telah dikumpulkan bahaslah satu

persatu.

j. Ajaklah seluruh kelas untuk melakukan koreksi atau evaluasi terhadap

peta-peta konsep yang di presentasikan.

k. Diakhir pembelajaran ajaklah seluruh kelas merumuskan beberapa

kesimpulan terhadap materi yang dipelajari melalui peta konsep tersebut.

4. Kelebihan dan kekurangan Metode Concept Mapping

1. Keunggulan Peta Konsep

Bagi Guru:

a. Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat

pengalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan.

b. Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi

(37)

menimbulkan efek verbal bagi siswa, karena siswa dengan mudah

melihat, membaca dan mengerti makna yang diberikan.

c. Pemetaan konsep menolong guru memilih aturan pengajaran

berdasarkan kerangka kerja yang hierarki, hal ini mengingat banyak

materi pelajaran yang disajikan dalam urutan yang acak.

d. Membantu guru meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengajarannya.

Bagi Siswa:

a. Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan

proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman siswa

dan daya ingat belajarnya.

b. Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berpikir siwa, hal ini

menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada siswa.

c. Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik, yang

akan memudahkan belajar.

d. Dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih

komprehensif dalam setiap komponen konsep-konsep dan mengenali

hubungan antara konsep-konsep berikut.

2. Kelemahan Peta Konsep

a. Perlunya waktu yang cukup lama untuk menyusun peta konsep,

(38)

b. Sulit menentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang

dipelajari.

c. Sulit menentukan kata-kata untuk menghubungkan konsep yang satu

dengan konsep yang lain.16

D. Hubungan Antara Pemahaman IPA dengan Metode Concept Mapping

1. Peningkatan Pemahaman IPA Materi Gaya Melalui metode Concept

Mapping

Dengan menggunakan metode Concept Mapping ini siswa akan

lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Karena seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia

dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci

tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Ada beberapa

peserta didik kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo yang sudah

menguasai materi dan memahami isi materi dan ada juga yang belum

memahami isi materi tersebut. Disini peneliti akan melakukan penelitian

tindakan kelas dengan menggunakan metode Concept Mapping dan

harapan peneliti disini dapat meningkatkan pemahaman peserta didik

tersebut.

16

(39)

Dalam pembelajaran IPA tidak semua peserta didik itu mampu

memahami semua materi yang disampaikan oleh guru. Dalam hal ini

peneliti mengambil materi gaya untuk dijadikan sebuah penelitian

tindakan kelas yang mana masalah di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo

adalah tentang pemahaman.

Metode Concept Mapping adalah salah satu pembelajaran

kooperatif yang dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Karena

Metode Concept Mapping pada intinya meringkas sebuah konsep-konsep

(40)

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau

yang biasanya di singkat dengan PTK. Dalam bahasa Inggris PTK diartikan dengan

Classroom Action Research, disingkat CAR. Namanya sendiri sebetulnya sudah

menunjukkan isi yang terkandung didalamnya.Oleh karena itu ada tiga kata yang

membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat

diterangkan.

1. Penelitian – kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan

penting bagi peneliti.

2. Tindakan sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas – sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Bataasan yang ditulis untukpengertian tentang

kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang

salah dan diapahami secara luas oleh umum dengan “ruangan tempat guru

mengajar”. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang

sedang belajar, kelompok orang yang sedang belajar dapat kerja di lab, lapangan

(41)

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut segera dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.1

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan model Kurt Lewin yang

menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah, yaitu :2

a) Perencanaan (Planning),

b) Aksi atau tindakan (Acting),

c) Observasi (Observing), dan

d) Refelksi (Reflecting), (Lewin 1990)

Gambar 1 : Bentuk Spiral, terdiri dari beberapa siklus

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian, dan

siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

1 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas,... hlm 12-13

(42)

a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian atau lokasi penelitian tndakan kelas ini

dilaksanakan di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester genap di tahun

ajaran 2017/2018 yaitu pada bulan Februari dan Maret 2017. Penentuan waktu

penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena penelitian

tindakan kelas (PTK) memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses

belajar mengajar yang efektif di kelas.

c. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK ini dilakukan melalui 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan

mengikuti prosedur yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui edua siklus tersebut

dapat diamati peningkatan pemahaman siswa pada materi gaya mata pelajaran

IPA melalui metode Concept Mapping.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo tahun

pelajaran 2017-2018, dengan jumlah siswa 33 siswa dalam satu kelas, siswa

laki-laki berjumlah 12 dan siswa perempuan berjumlah 21 siswa. Kurikulum yang

digunakan adalah KTSP dengan kompetensi Dasar (KD) menyimpulkan hasil

(43)

benda, menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah bentuk suatu benda.

Objek yang diteliti adalah kemampuan memahami materi gaya pada siswa

kelas IV SDI Darul Hikmah yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). Pembelajaran dengan metode Concept Mapping yang belum digunakan

pada pembelajaran materi tersebut dan akan digunakan untuk meningkatkan

kemampuan memahami pada pembelajaran materi tersebut.

C. Variabel Yang Diteliti

Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel penerapan metode

pembelajaran Concept Mapping untuk meningkatkan pemahaman materi gaya kelas

IV di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo. Didalam variabel tersebut terdapat beberapa

varibel yaitu :

1. Varibel Input : Siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo

2. Variabel Proses : Penerapan metode Concept Mapping

3. Variabel Output : Peningkatan Pemahaman materi gaya

D. Rencana Tindakan

Pada rencana tindakan kelas ini peneliti memilih dan menggunakan model

Kurt Lewin. Dan pada setiap siklus meliputi empat komponen diantaranya : 1)

perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi. Model ini dipilih oleh

(44)

hingga melakukan pengulangan kembali dan melakukan perbaikan-perbaikanpada

siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang diinginkan peneliti tercapai. Jika pada

penerapan metode Concept Mapping pada siklus pertama dan siklus kedua belum

berhasil maka peneliti akan melanjutkan dengan siklus-siklus selanjutnya.

1. Siklus 1

Siklus 1 terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan

refleksi.

a. Perencanaan (Planning)

Tahap ini merupakan tahap pembuatan rancangan RPP, menyusun

fasilitas, sarana atau media yang dibutuhkan, mempersiapkan instrumen untuk

menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan yaitu : lembar kerja,

lembar observasi guru dan siswa.

Langkah-langkah menentukan perencanaan dalam siklus 1 sebagai

berikut :

1. Menentukan waktu untuk pelaksanaan perbaikan, sekaligus melakukan

kesepakatan bahwa peneliti akan mempratekkan RPP dan guru bertindak

sebagai observer.

2. Pembuatan instrumen penelitian yang berupa :

a. Instrumen observasi guru

b. Instrumen observasi aktivitas siswa

(45)

Alat/media yang digunakan adalah buku paket Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Materi Gaya mata

pelajaran IPA, menggunakan metode pembelajaran Concept Mapping.

5. Membuat instrumen penilaian untuk mengukur pemahaman siswa.

Instrumen evaluasi berupa Lembar Kerja (LK) individu.

6. Peneliti menentukan kriteria keberhasilan

Berdasarkan kriteria, peneliti ingin mengetahui seberapa efektif

tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus 1, jika tujuan tersebut telah

dicapai maka tindakan perbaikan dihentikan (siklus selesai). Namun apabila

belum tercapai, maka peneliti terus melakukan perbaikan-perbaikan pada

siklus berikutnya.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran

pada materi gaya dengan menerapkan metode Concept Mapping. Kegiatan

pelaksanaan yang dilakukan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang disusun untuk siklus 1. Adapun rincian rencana pelaksanaan

pembelajarannya, meliputi : kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup.

c. Pengamatan (observing)

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan

(46)

melakukan proses perbaikan pembelajaran dengan metode pembelajaran

Concept Mapping dikelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo. Pengamatan

yang dilakukan diantaranya sebagi berikut :

1) Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau

kekurangan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan

menggunakan metode pembelajaran Concept Mapping.

2) Meneliti dan menyeleksi data yang diperlukan dalam penelitian seperti

lembar observasi yang meliputi lembar pengamatan kegiatan siswa,

lembar pengamatan kegiatan guru, lembar kerja siswa.

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menganalisis hasil

observasi yang dilaksanakan pada siklus 1, Peneliti mengevaluasi hasil

observasi, mengenalisis hasil pembelajaran, yang mana dapat diketahui

apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 dapat meningkatkan

kemampuan memahami siswa dalam materi gaya. Peneliti juga dapat

mencatat kelemahan-kelemahan proses pembelajaran pada siklus 1 untuk

dijadikan bahan penyusunan perancangan siklus berikutnya sampai tujuan

PTK tercapai.

Setelah pelaksanaan siklus pertama dengan empat tahapan tersebut

diatas, apabila sudah diketahui keberhasilan atau hambatan dalam tindakan

yang dilakukan dalam siklus pertama, peneliti kemudian mengidentifikasi

(47)

Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan

kegiatan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi keberhasilan, untuk

meyakinkan, atau untuk menguatkan hasil. Tetapi pada umumnya kegiatan

yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan

dari tindakn sebelumnya yang belum berhasil dalam meningkatkan

kemampuan memahami.

2. Siklus 2

Apabila telah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan

yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, maka guru bersama

penelitimenentukan perancangan siklus berikutnya untukmenguatkan hasil.

a. Perencanaan (Planning)

Kegiatan utama yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap perencanaan

pada siklus 2 yaitu membuat rencana pembelajran berdasarkan refleksi dan

hasil analisis yang telah dilakukan pada siklus1. Dari hasil tersebut peneliti

melakukan beberapa hal-hal sebagai berikut :

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 dengan

memperhatikan kekurangan dan kendala-kendala yang terjadi pada siklus 1.

2) Menyiapkan lembar kerja sebagai penerapan dari metode Concept Mapping.

3) Menyiapkan soal lembar evaluasi siswa sebagai penilaian dari hasil

(48)

4) Membuat format penilaian serta menyiapkan sarana dan prasarana yang

dapat mendukung dalam proses pembelajaran.

5) Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian tindakan kelas.

Penyusunan instrumen pengumpulan data sebagai berikut :

1. Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran

didalam kelas sesuai yang telah direnacanakn didalam RPP dengan

menggunakan metode Concept Mapping pada mata pelajaran IPA.

2. Lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

menggunakan metode Concept Mapping.

6) Menentukan kriteria keberhasilan pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa

dikatakan berhasil apabila mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan

nilai 75).

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus 2 peneliti dibantu guru mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam melaksanakan skenario pembelajaran

seperti yang telah direncanakan dalam RPP seperti pada siklus 1, siklus 2 ini

guru kembali bertindak sebagai observer dan peneliti sebagai guru dalam

menerapkan tindakan pembelajaran.

c. Pengamatan (Observing)

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai

(49)

perbaikan pembelajaran dengan metode pembelajaran Concept Mapping di

kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo.

Pengamatan yang dilakukan diantaranya sebagai berikut :

1) Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau

kekurangan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan

menggunkana metode Concept Mapping.

2) Meneliti dan menyeleksi data yang diperlukan dalam penelitian seperti

lembar observasi yang meliputi lembar pengamatan kegiatan siswa, lembar

pengamatan kegiatan guru, lembar kerja siswa.

d. Refleksi (Reflecting)

Peneliti melakukanrefleksi terhadap pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2

serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan metode

Concept Mapping dalam upaya meningkatkan pemahaman pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam materi gaya pada siswa kelas IV SDI Darul Hikmah

Krian Sidoarjo.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Data ialah sekumpulan fakta tentang sesuatu fenomena, baik berupa

(50)

baik, buruk, berhasil, gagal, tinggi, rendah, yang dapat diolah menjadi

informasi.3

2. Sumber Data

Sumber data dalam PTK adalah sebagai berikut :

a. Siswa

Dari sumber data siswa, untuk mendapatkan data mengenai hasil

penerapan peningkatan pemahaman pada materi gaya.

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode

pembelajaran Concept Mapping terhadap kemampuan pemahaman siswa

materi gaya dalam proses pembelajaran.

c. Teman Sejawat/Kolaborator

Teman sejawat/kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk

melihat PTK secara komprehensif, baik dari siswa maupun guru.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti adalah

teknik observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. teknik pengumpulan data

tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan hasil yang valid,

maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan beberapa cara :

3 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung : PT Remaja

(51)

a. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang sering

digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Secara umum, batasan tentang

wawancara dapat diartikan sebagai proses bertemu muka antara para

guru-peneliti dan para siswa, yang direncanakan untuk mendapatkan informasi

yang diperlukan. Beberapa informasi yang mungkin dapat dikumpulkan,

ketika seorang peneliti bertatap muka dengan responden diantaranya

perspektif pendapat atau reaksi mereka terhadap treatment yang diberikan

oleh guru dikelas, sesuai dengan yang mereka alami. Dalam penelitian

tindakan kelas, wawancara yang baik adalah enggunakan wawancara

mendalam. Menurut Bogdan (1984), wawancara mendalam biasanya

mengarah kepada pernyataan, dan pendapat responden dalam situasi yang

spesifik dan relevan, dengan tujuan yang hendak diteliti.

Dalam kaitannya dengan wawancara, lebih jauh Bogdan juga

membedakan menjadi tiga macam, yaitu wawancara dengan mengacu

kepada sejarah hidup atau otobiografi responden; wawancara penyelidikan

tentang peristiwa dan aktivitas yang dipantau; serta wawancara yang

ditujukan untuk memilih gambaran secara luas mengenai latar belakang,

situasi, dan keadaan sekelompok responden. Masih dalam kaitannya dengan

wawancara secara prospektif, Dezin (2000 : 633) menyatakan bahwa bentuk

waancara mendlam biasanaya memiliki ciri-ciri melibatkan individual atau

(52)

menggunakan percakapan verbal; kadang menggunakan kuesioner sebagai

pedoman wawancara atau model terstruktur; dan menggunakan telepon

misalnya untuk survei.4

Berikut ini adalah lembar wawancara peneliti dengan guru kelas IV

yaitu ibu Sayidatul Munifah, S.Psi :

1. Apa sajakah permasalahan yang ada didalam kelas IV SDI Darul

Hikmah ini?

2. Adakah siswa yang belum faham dengan materi yang Anda sampaikan?

3. Ketika Anda mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam metode

apakah yang sering Anda gunakan?

4. Apakah Anda pernah menggunakan metode lain seperti membuat peta

konsep?

5. Berapakah jumlah siswa kelas IV SDI Darul Hikmah?

6. Dari 33 jumlah siswa, berapakah jumlah siswa laki-laki dan jumlah

siswa perempuan?

7. Dari 33 jumlah siswa yang ada didalam kelas ini, kira-kira berapa persen

siswa yang belum faham dengan materi yang Anda sampaikan?

4 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya,

(53)

b. Observasi

Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun

bahan-bahan keterangan (=data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhdap fenomena-fenomena yang sedang

dijadikan sasaran pengamatan.5

Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah

mencapai sasaran. pengamatan partisipasif dilakukan oleh orang yang

terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini

dapat dilakukan dengan pedoman pengamatan (format, daftar, cek), catatan

lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas dikelas, penggambaran interaksi

dalam kelas, alat perekam elektronik, atau pemetaan kelas. Pengamatan

sangat cocok untuk merekam data kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas,

dan proses lainnya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam observasi adalah :

1. Memerhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati, baik

yang umum maupun yang khusus. Kegiatan umum yang harus

diobservasi berarti segala sesuatu yang terjadi dikelas harus diamati dan

dikomentari serta dicatat dalam lapangan. Sementara itu, observasi

kegiatan khusus, hanya memfokuskan pada keadaan khusus yang

(54)

terjadi dikelas, seperti kegiatan tertentu atau praktik pembelajaran

tertentu yang sudah didiskusikan sebelumnya.

2. Menentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu

mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang digunakan dalam pengamatan.6

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu guru

sering menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi kepada

peserta didik. Oleh karena itu, peneliti berencana akan menggunakan

metode Concept Mapping untuk meningkatkan pemahaman pesera didik.

c. Tes

Secara Harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno :

testum dengan arti : “piring untuk menyisihkan logam-logam mulia”

(maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat

diperoleh jenis-jenis loga mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa

Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan

dengan “tes”, “ujian” atau “percobaan”. Dalam bahasa Arab : Imtihan.

Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan

dengan uaraian diatas, yaitu istilah test, testing, tester dan testee, yang

masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Test adalah alat atau

prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian;

6Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,.... hlm

(55)

testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya

pengukuran dan penilaian; tester artinya orang yang melakukan tes atau

pembuat tes, atau eksperimentor, yaitu orang yang sedang melakukan

percobaan (eksperimen); sedangkan testee (mufrad) dan testees (jama’)

adalah pihak yang dikenai tes (= peserta tes = peserta ujian), atau pihak

yang sedang dikenai percobaan (= tercoba).7

Tes sebagai instrumen sangat lazim digunakan dalam penelitian

tindakan kelas. Hal ini disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu

yang diukur adalah hasil belajar siswa dan hasil belajar siswa slah satunya

diukur dengan menggunakan instrumen tes.

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang

atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat

perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam dirinya.

Aspek psikologis dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat,

sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya.

8

Peneliti menggunakan instrumen tes berupa soal-soal tes. tes

tertulis dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1) Pre test

7 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), hlm 66

8 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,...

(56)

Pre test dilakukan sebelum siswa melakukan pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran Concept Mapping. Pre

test bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan awal

siswa tentang materi yang akan disampaikan.

2) Post test

Post test diberikan setelah melakukan pembelajaran dengan

menggunakan metode Concept Mapping. Bertujuan untuk mengetahui

pemahaman dan pengetahuan siswa mengenai materi yang telah

disampaikan.

Pedoman penskoran untuk melakukan tes tulis (uraian) yaitu

jika siswa dapat menjawab soal sesuai dengan kriteria penilaian

berikut :9

(57)
(58)
(59)
(60)

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah laporan tertulis tentang peristiwa yang terjadi

didalam kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan

data-data foto, serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang ada pada

proses pembelajaran kelas IV di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo dengan

menggunakan metode Concept Mapping yang bertujuan sebagai

penunjang data.

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat

keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu PBM

dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara mengukurnya).

tarikan) dapat

mengubah

bentuk suatu

benda dengan

Concept

(61)

Indikator yang ditentukan peneliti untuk ketuntasan hasil belajar siswa yaitu

minimal sebesar 80% sedangkan untuk nilai rata-rata kelas ≥ 75 setelah mendapat

tindakan dari guru/peneliti dalam penelitian tindakan kelas di bandingkan

sebelumnya.

G. Teknik Analisis Data

Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam penelitian

tindakan kelas, analisis dilakukan peneliti sejak awal, pada setiap aspek kegiatan

penelitian. Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya

PTK, sedangkan analisis data akan memberi kehidupan dalam kegiatan PTK. Dalam

pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan

oleh peneliti, yakni :

a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif.

Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya

mencari nilai rata-rata, persentase keberhasilan belajar, dan lain-lain.

b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang

memberi gamabarn tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat

pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap

siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti

pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi

(62)

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan

siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk

melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar :

dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam

klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Aktivitas siswa dalam PBM dengan

menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM tersebut. Kemudian dikategorikan

dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Implementasi pembelajaran dengan

menganalisis tingkat keberhasilannya, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi

berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.10

Ketuntasan Klasikal : . . . x100%

Rumus Menghitung Prosentase Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa11

10 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas,... hlm 127-129

11

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,……., hlm 43

No Nilai Kriteria

1. 75 – 100 Sangat Baik

2. 75 – 90 Baik

3. 10 – 75 Kurang Baik dan Perlu Bimbingan

Gambar

Gambar 1 : Bentuk Spiral, terdiri dari beberapa siklus
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Hasil Belajar Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

ratus lima puluh rupiah) Sebagai Pemenang Pengadaan langsung pekerjaan Perbaikan.. Saluran

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT 0.. TOTAL LABA

Gambaran tingkat kepercayaan diri subjek yang diberi layanan bimbingan.. kelompok berada pada kategori rendah pada semua

Dengan adanya komputerisasi, maka kemudahan dalam pencarian dan penambahan data dapat dirasakan sehingga setiap orang akan menggunakan waktu dengan efektif dan efisien.

Silahkan konsultasikan dengan guru anda apabila menemukan jawaban atau pembahasan yang kurang tepat pada latihan soal ujian nasional berikut... Dari 40 siswa di suatu kelas terdapat

272 Batang mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2014 seperti tersebut dibawah ini

70 Tahun 2012 beserta p€tunjuk teknisnya, maka dengan ini kami umumkan Perusahaan yang yang melaksanakan pekedaan tersebut adalah sebagai berikut l. Nama

~ Dengan usaha/tenaga kompetitif, singkat/pendek dan besar, serta tiap atlet melakukannya secara individu. besar, serta tiap atlet melakukannya