• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hadis-hadis perlindungan hak-hak perempuan: telaah kebijakan Nabi SAW atas fenomena kekerasan terhadap perempuan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hadis-hadis perlindungan hak-hak perempuan: telaah kebijakan Nabi SAW atas fenomena kekerasan terhadap perempuan."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

HADIS-HADIS PERLINDUNGAN HAK-HAK PEREMPUAN

(Telaah Kebijakan Nabi SAW atas Fenomen aKekerasan Terhadap

Perempuan)

`

Skripsi:

Disusun untuk memenuhi tugas akhir guna

Memperoleh Gelar Sarajana Strata Satu (S1) dalam Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Oleh: NAHDIYAH NIM: E03213066

JURUSAN TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : NAHDIYAH

NIM : E03213066

Fakultas/Jurusan : USHULUDDIN DAN FILSAFAT

E-mail address : putritunggalnadia@gmail.com

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :

Skripsi Tesis Desertasi Lain-lain (………)

yang berjudul :

HADIS-HADIS PERLINDUNGAN HAK-HAK PEREMPUAN

(Telaah Kebijakan Nabi SAW atas Fenomen aKekerasan Terhadap Perempuan)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan

menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya,

Penulis

( NAHDIYAH )

nama terang dan tanda tangan

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

PERPUSTAKAAN

(6)

ABSTRAK

Hadis-hadis Perlindungan Hak-Hak Perempuan

(Telaah Kebijakan Nabi SAW atas Fenomena Kekerasan Terhadap Perempuan)

Nahdiyah E03213066

Pada Abad ke 21 ini kedudukan laki-laki dan perempuan sudah tidak jauh berbeda, jika seorang laki-laki bisa menjadi pemimpin maka seorang perempuanpun juga bisa, akan tetapi tidak semua kedudukan bisa di ambil alih kaum perempuan, misalnya: ketika mengimami sholat. Perempuan sudah mulai memiliki ruang gerak yang lebih, serta mendapatkan kembali hak-hak yang sebelumnya dirampas secara terang-terangan, karena sebelum itu perempuan hanyalah makhluk lemah dan juga tidak memiliki pengetahuan yang luas mengenai jati dirinya. Tidak ada kesempatan untuk mengenyam pendidikan bahkan hanya berjalan di sekitar rumah, kaum perempuan haruslah menunggu izin dari ayah atau suaminya.

Dalam hadispun dijelaskan tentang kewajiban melindungi perempuan dari kekerasan, akan tetapi bagi seseorang yang masih awam akan sulit untuk menemukan dan memahaminya. Oleh karenannya dalam hal ini akan dijelaskan secara menyeluruh mengenai tema ini, maka dibutuhkan metode yang tepat untuk memahaminya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tematik.

Rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah hadis-hadis yang membahas perlindungan terhadap perempuan ? 2. Bagaimana kebijakan Nabi terhadap kejadian kekerasan terhadap perempuan? 3. apakah implikasi dari hadis tersebut? Tujuannya adalah menjelaskan seperti apakah hadis perlindungan terhadap perempuan. Serta Mengetahui kebijakan Nabi ketika berhadapan dengan pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan.

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan dan menggunakan metode penelitian tematik.

Hasil penelitian ini adalah: 1. metodologi yang digunakan dengan beberapa langkah yaitu pengenalan teks terhadap dunianya, analisis kritis terhadap teks, pembahasan teks danpemahaman terhadap konteks saat ini; 2.Beberapa hadis yang menjelaskan eksistensi dan hak dari kaum perempuan yang sudah di teliti kesahihan matan hadisnya. 3. Sikap dan kebijakan Rasulullah Ketika berhadapan dengan perempuan ialah selalu berlaku lemah lembut, ketika kaum perempuan sedang dalam keadaan marah atau tidak, bahkan dalam riwayat Aisyah ra, dikatakan ”seumur hidupnya, Rasulullah tidak pernah memukul perempuan”

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xiii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 7

C. RumusanMasalah ... 8

D. TujuanPenelitian ... 8

E. Kegunaan Penelitian ... 9

F. Telaah Pustaka ... 9

G. MetodePenelitian ... 11

H. SistematikaPembahasan ... 17

BAB II: DEFINISI HAM, SEJARAH DAN MACAM-MACAM HAM ... 19

A. Definisi HAM ... 19

B. Sejarah Hak Asasi Manusia ... 22

C. Macam-macam HAM ... 28

D. HAM Bagi Perempuan ... 31

BAB III: PERLINDUNGAN PEREMPUAN ... 39

A. Data Hadis ... 39

(8)

3. Sunan Abi Daud... 41

B. Syarah Hadis ... 42

1. Syarah Hadis Sahih Bukhari ... 42

2. Syarah Hadis Sunan Abi Daud ... 46

3. Syarah Sunan Abi Daud ... 47

C. Ayat-ayat Terkait Perlindungan...47

1. Perlindungan Terhadap Kehormatan...47

2. Perlindungan Jiwa...49

3. Perlindungan Orang yang Tidak Bersalah...51

D. Buruk Sangka dan Peremehan Terhadap Perempuan...52

BAB IV: ANALISA SYARAH HADIS DAN HIKMAH DALAM HAK PERLINDUNGAN ... 54

A. Analisa Syarah ... 54

B. Hikmah Dari Keseluruhan Hadis ... 63

C. Implikasi Hadis...64

BAB V: PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang telah dianugerahi hak sejak dilahirkan ke dunia. Bukan dari orang tua, organisasi, atau bahkan negara, melainkan hak yang di anugerahkan oleh Tuhan kepada hambanya.

Banyak pelecehan yang dilakukan terhadap perempuan, dan sering kali mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengambil haknya membela diri, dan pada akhirnya kisah hidup mereka berakhir tragis. Miris sekali jika generasi agama, negara, dan dunia mulai rusak karena sikap rakus terhadap sesuatu yang bukan haknya.

Belakangan ini, di negara Indonesia sedang marak terjadinya aksi pelecehan seksual terhadap perempuan. Pada awal tahun 2016 setidaknya lebih dari 5 kasus besar pelecehan seksual terhadap perempuan yang menjadi sorotan utama masyarakat Indonesia khususnya.

(10)

2

Berikut beberapa kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan:

Pertama: Seorang gadis muda berinisial IN (22) warga Sawoendah, Kelurahan Margasari, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, disiram air keras oleh orang tidak dikenal pada 26 Oktober 2016 sekitar pukul 18.30 WIB, korban tengah mengendarai mobilnya melewati Jalan Ciwastra, Kelurahan Margasari, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, tepatnya depan Toko Sihomibnug.1

Kedua: Pada akhir Januari 2016 tepatnya di Bolangitan, kabupaten Bolang, Mongondow Utara, profinsi Sulawesi Utara, seorang gadis berusia 19 tahun dicekoki narkoba , kemudian ketika setengah sadar gadis itu dibawa ke sebuah penginapan dan dipakasa melepaskan pakaiannya. Dia mengaku di dalam kamar penginapannya ada sekitar 15 laki-laki secara bergantian memperkosanya. Pasalnya setelah di Bolangitan dia dibawa ke provinsi Gorontalo san kembali diperkosa.2

Ketiga: Manado - Empat pria diduga tega menusuk kemaluan gadis Manado, Ag (15), dengan sebatang kayu besar hingga sobek dan harus dioperasi. Kejadian itu terjadi di kawasan pameran Kayuwatu, Kecamatan Mapanget, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (1/6/2016) Pukul 20.30 Wita. Penuturan korban kepada

1

https://nasional.tempo.co/read/news/2016/11/01/058816822/biduan-cantik-disiram-air-keras-polisi-sulit-buru-pelaku dikutip pada hari Selasa tanggal 29 November. 2016 jam 14:37

2

(11)

3

pihak kepolisian, dari empat orang pelaku, satu di antaranya berinisial N (19) adalah mantan pacar korban.3

Di atas telah dipaparkan beberapa contoh kasus pelecehan seksual yang dilakukan terhadap perempuan. Masih ada puluhan bahkan ratusan kasus di Indonesia yang menyangkut pelecehan terhadap perempuan. Ada kasus seorang gadis yang dicangkul (eno), ada pula gadis yang digilir 14 pemuda hingga tewas (yuyun). Bagaimana dengan kebijakan hukum di Indonesia terhadap hal yang menimpa perempuan-perempuan yang tidak bersalah itu.

Tidak dapat dipungkiri bahwa mengabaikan perempuan berarti mengabaikan setengah dari potensi masyarakat, dan melecehkan mereka berarti melecehkan seluruh manusia karena tidak seorang manusia pun kecuali Adam dan Hawa yang tidak lahir melalui seorang perempuan.4

Dalam agama Islam sendiri sangat memuliakan kaum perempuan. Hal ini tergambar dari hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:

ْنَع

َِِأ

َةَرْ يَرُ

َيِضَر

ُهَللا

ُهْنَع

َلاَق

:

َءاَج

ٌلُجَر

ََِإ

ِلوُسَر

ِهَللا

يًلَص

ُها

ِهيَلَع

ْمّلَسَو

َلاَقَ ف

:

اَي

َلوُسَر

،ِهَللا

ْنَم

قَحَأ

ِساَنلا

ِنْسُِِ

؟ َِِباَحَص

َلاَق

« :

َك مُأ

»

َلاَق

:

َُْ

؟ْنَم

َلاَق

« :

َُْ

َك مُأ

»

َلاَق

:

َُْ

؟ْنَم

َلاَق

« :

َُْ

مُأ

َك

»

َلاَق

:

َُْ

؟ْنَم

َلاَق

« :

َُْ

َك مُأَأ

»

َلاَق

:

َُْ

؟ْنَم

َلاَق

« :

َُْ

َكوُبَأ

»

5

“Abu Hurairah radhiallahu ‘anh berkata: Seorang lelaki datang menemui

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya: Siapakah manusia yang paling

berhak untuk aku layani dengan sebaik-baiknya? Baginda menjawab: Ibu kamu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Baginda menjawab: Ibu kamu. Dia bertanya lagi:

3

http://daerah.sindonews.com/read/1113876/193/empat-pria-ini-diduga-tusuk-kemaluan-gadis-manado-1464963523 di kutip pada hari Jumat tanggal 02 Desember 2016 jam 16:56.

4

M. Quraish Shihab, Perempuan (Tangerang: Lentera Hati, 2 005), 33.

5

(12)

4

Kemudian siapa? Baginda menjawab: Ibu kamu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Baginda menjawab: Ayah kamu”

Hadis di atas kata Ummuka disebutkan sebanyak tiga kali, sedangkan sebutan

Abu>ka hanya terdapat satu kali, dan berada di akhir kalimat. Jelas sekali bahwa kedudukan seorang perempuan jauh lebih tinggi derajatnya dari pada seorang laki-laki. Hal ini dibuktikan dengan penelitian bahwa 75% gen ibu kepada anak, sedangkan gen bapak hanya 25% turun ke anak. Selain itu Al-Quran juga menguatkan dalam surat al-Luqma>n ayat 14-15 menjelaskan:

ِلَو ِِ ْرُكْشا ِنَأ َِْْماَع ِِ ُهُلاَصِفَو ٍنَْو ىَلَع اًنَْو ُه مُأ ُهْتَلََم ِهْيَدِلاَوِب َناَسْنْا اَنْ يَصَوَو

ََِِإ َكْيَدِلاَو

ُرِصَمْلا

.

اَيْ ن دلا ِِ اَمُهْ بِحاَصَو اَمُهْعِطُت اَف ٌمْلِع ِهِب َكَل َسْيَل اَم ِِ َكِرْشُت ْنَأ ىلَع َكاَدَاَج ْنِإَو

َنوُلَمْعَ ت ْمُتْنُك اَِِ ْمُكُئِبَ نُأَف ْمُكُعِجْرَم ََِِإ َُْ ََِِإ َباَنَأ ْنَم َليِبَس ْعِبَتاَو اًفوُرْعَم

6

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku tempat kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau mentaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”

Dalam pandangan Islam perempuan bukanlah musuh atau lawan bagi laki-laki.7 Akan tetapi perempuan sebagai pendamping yang suci dan indah bahkan harmonis dalam kehidupan. Namun pada kenyataannya, masih saja diperlakukan dengan tidak sewajarnya. Terkadang perempuan tanpa mengetahui apa yang salah dari dirinya, perempuan harus rela menerima pelecehan dan kekerasan yang semakin membuat hilang dan runtuh derajatnya.

6

Al-Quran. al-Luqma>n 31:14-15.

7

Abdul Alim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita, terj. Chairul Halim (Jakarta: Gema Insani Press

(13)

5

Kezaliman-kezaliman ala jahiliyah yang kerap menimpa perempuan di antaranya, adalah orang tua akan menyesal dan senantiasa murung jika yang dilahirkan adalah bayi perempuan. Mereka beranggapan bahwa pemeliharaan perempuan sebagai makhluk yang hina, sehingga mereka mengubur hidup-hidup bayi perempuan karena merasa malu dan takut miskin.8

Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

ىَثْ نُْْاِب ْمُ ُدَحَأ َرِشُب اَذِإَو

ٌميِظَك َوَُو اًدَوْسُم ُهُهْجَو َلَظ

.

ِهِب َرِشُب اَم ِءوُس ْنِم ِمْوَقْلا َنِم ىَراَوَ تَ ي

نوُمُكََْ اَم َءاَس َاَأ ِباَر تلا ِِ ُه سُدَي ْمَأ ٍنوُ ىَلَع ُهُكِسُْمَأ

9

“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan Dia sangat marah. Ia Menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah Dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ?. ketahuilah, Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu”

Masa kini moral telah dilepaskan dari segalanya, bermula dari politik, kemudian ekonomi, dan terakhir seks. Kesalahan besar dalam sejarah kemanusiaan adalah ketika akhlak dipisahkan dari politik, ekonomi, dan seks.10

Dahulu, lelaki tidak segan menyatakan bahwa mereka lebih unggul dari perempuan sambil melecehkannya. Kini, banyak di antara lelaki yang secara terang-terangan menyatakan diri mendukung hak-hak perempuan, akan tetapi secara terselubung mereka melecehkannya. Dikala bertemu, mereka menjabat tangan sambil mencium tangannya sebagai tanda sopan santun dan penghormatan

8

Abdul., Kebebasan., 60

9

al-Qur’a>n 16:58-59

10

(14)

6

sambil memuja keluwesan dan kecantikannya. Namun, pada saat yang sama, sebagian lelaki berkata antara sesama mereka “segalanya harus ada permulaan

untuk mencapai tujuan akhirnya”11

Sekilas penjelasan yang di tuliskan M. Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul perempuan menegaskan bahwa memang di zaman modern ini hakekat dan identitas seorang perempuan mulai runtuh dan dipertanyakan. Bagaimana tidak jika sudah tak ada lagi kaum lelaki yang bersikap baik dan menghormati kaum perempuan.

Berikut salah satu hadis yang Ra>sulullah sabdakan kepada para pemuda saat mengenai hak-hak perempuan:

َح

َمَلْسَم ُنْب ِهَللا ُدْبَع اَنَ ثَد

ِءاَطَع ْنَع ،َمَلْسَأ َنْبا ِِْعَ ي ٍدْيَز ْنَع ،ٍدَمَُ َنْبا ِِْعَ ي ِزيِزَعْلا ُدْبَع اَنَ ثَدَح ،َة

ِهَللا َلوُسَر َنَأ ،ِيِرْدُْْا ٍديِعَس َِِأ ْنَع ،ٍراَسَي ِنْب

ْمّلَسَو ِهيَلَع ُها يًلَص

: َلاَق ،

«

َسوُلُْجاَو ْمُكاَيِإ

ِتاَقُر طلاِب

»

ِهْيَلَع ُها ِهَللا ُلوُسَر َلاَقَ ف ،اَهيِف ُثَدَحَتَ ن اَنِسِلاََ ْنِم اَنَل َدُب اَم ،ِهَللا َلوُسَر اَي :اوُلاَق

:َمَلَسَو

«

ُهَقَح َقيِرَطلا اوُطْعَأَف ْمُتْيَ بَأ ْنِإ

»

: َلاَق ؟ِهَللا َلوُسَر اَي ِقيِرَطلا قَح اَمَو :اوُلاَق

«

َصَبْلا ضَغ

،ِر

ِرَكْنُما ِنَع ُيْهَ نلاَو ،ِفوُرْعَمْلاِب ُرْمَْْاَو ،ِم َاَسلا دَرَو ،ىَذَْْا فَكَو

»

“Di ceritakan Abdullah Ibnu Maslamah, dari Abdul Aziz ialah Ibnu

Muhammad, dari Zaid Ibnu Aslam, dari A’tha’ Ibnu Yasar, dari Abi Sa’id Al-Khudri, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Hati-hatilah kalian ketika duduk-duduk di jalan, namun jika kalian tetap ingin menjadikan jalan sebagai tempat duduk-duduk maka berilah jalan haknya: menahan pandangan, menghindari pelecehan, menjawab salam, mengajak kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar ( Muttafaqun

‘Alaihi)”

Hadis di atas cukup menjelaskan keadaan pada zaman dahulu, dimana para pemuda menjadikan pinggir jalan sebagai tempat mereka duduk sedang kaum

11

(15)

7

perempuan juga menggunakannya untuk berjalan ke suatu tempat. Melihat keadaan itu Rasu>lullah pun menyampaikan sabdanya kepada para pemuda agar kaum perempuan bisa mengambil haknya.

Dari sedikit ulasan di atas yang mulai bertabrakan antara norma dan agama, bagaimana jika umat manusia hidup sezaman dengan Rasul-Nya? Apakah hal itu masih akan tetap terjadi? Bukankah Rasu>lullah yang telah mengajarkan kepada seluruh kaum adam bahwa kaum perempuan haruslah dihormati? Kaum perempuan haruslah di muliakan?

Oleh karena itu penulis akan membahas hadis-hadis dan teladan Rasul berkenaan tentang hak perlindungan terhadap perempuan yang diterapkan ketika zamannya.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka dapat ditemukan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Pelecehan terhadap perempuan sudah tidak mengenal batas usia.

2. Moral dan Agama sudah tidak lagi menjadi satu kesatuan. Bahkan mereka yang memiliki pengetahuan agamapun bisa berbuat zina dan kekerasan.

3. Banyak kasus pelecehan yang menimpa kaum perempuan akan tetapi belum ada solusi yang tepat untuk membuat pelaku jera.

(16)

8

Melihat begitu banyak permasalahan yang teridentifikasi serta keterbatsan waktu dan tenaga penulis, maka permasalahan di atas perlu dibatasi agar pembahasan dapat mencapai target dan hasil yang maksimal. Pembatasan masalah memprioritaskan pada kebijakan Rasulullah dalam hadis yang pas untuk saat ini, guna untuk pengukuhan keyakinan agar berkurangnya kekerasan dan kembalinya eksistensi pada kaum perempuan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini dapat dirumuskan pada beberapa permasalahan untuk menfokuskan pembahasan. Adapun rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana hadis-hadis tentang perlindungan terhadap perempuan? 2. Bagaimana kebijakan Rasulullah Muhammad dalam menghadapi

persoalan kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan?

3. Bagaimana Implikasi dari hadis perlindungan terhadap perempuan dalam kehidupan manusia?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang disesuaikan dengan rumusan masalah, yaitu:

(17)

9

2. Untuk meneladani seperti apa kebijakan yang dlakukan Rasulullah Muhammad ketika berhadapan dengan persoalan kekerasan terhadap perempuan.

3. Untuk mengetahui Implikasi dari hadis perlindungan terhadap perempuan dalam kehidupan manusia.

E. Kegunaan Penelitian.

Beberapa hasil yang didapatkan dari studi ini diharapkan bermanfaat sekurang-kurangnya sebagai berikut:

1. Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi keilmuwan dalam kajian ilmu hadis mengenai hadis yang setema HAM (perlindungan kekerasan terhadap perempuan) pada zaman Rasulullah. Selain itu penelitian ini mencoba menformulasikan hadis mengenai HAM dan korelasinya dengan kejadian masa kini.

2. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan serta saran-saran dan masukan untuk menyempurnakan kajian HAM dalam bidang kajian hadis.

F. Telaah Pustaka

(18)

10

1. Artikel yang ditulis Zulfa Ahmad “Perlindungan Anak dalam Perspektif Islam” dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan utama

untuk anak ialah keluarganya. Terdapat beberapa peran setiap anggota keluarga serta dalil-dalil al-Quran yang menjelaskan tentang moral-moral yang harus di ajarkan kepada anak.

2. Artikel yang ditulis Suyatno “Perempuan dalam Syariat Islam dan Hak Asasi Manusia” dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pemahaman

dan interpretasi yang salah dari sebagian kalangan dalam mendiskripsikan hak-hak perempuan dan kewajibannya, adalah sisi lain dari rentannya penidasan dan klaim Islam biang keladi dan legetimator tindakan diskriminasi terhadap perempuan.

Permasalahan-permasalahan di atas lebih cenderung kepada peran suatu keluarga atau agama tentang perlindungan dan penegakan hak-hak yang dikaji secara global. Pada artikel pertama terfokus kepada struktur perlindungan dalam satu keluarga. Perlindungan utama seorang anak terdapat pada keluarganya sendiri. Dan merupakan hak seorang anak dilindungi oleh keluarganya.

(19)

11

Sementara itu, penelitian yang akan penulis angkat mengenai teladan Nabi yang dilakukan ketika dihadapkan dengan kekerasan terhadap perempuan, perenggutan hak paten dari perempuan itu sendiri melalui hadis-hadis yang ada, kemudian di korelasikan dengan keadaan saat ini guna untuk mendapatkan sebuah kesimpulan dari sekian argumen yang ada dengan menggunakan metode hadis mawd}u>’i>.

G. Metodolgi penelitian

1. Model Penelitian

Sesuai dengan tema yang diangkat yaitu tentang hadis hak perlindungan terhadap perempuan, yang objeknya tidak dapat diteliti secara statistik atau cara kuantifikasi, maka penelitian ini dikategorikan pada penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini biasa digunakan untuk meneliti peristiwa sosial, gejala ruhani dan proses tanda berdasarkan pendekatan nonpositivis. Misalnya kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, keagamaan, atau hubungan kekerabatan.12

Metode penelitain kualitatif dinamankan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode potpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut sebagai

12M. Djunaidi Ghony, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2012), 13.

(20)

12

metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang berpola)13

Data pada penelitian kualitatif pada umumnya diperoleh dari sumber manusia atau human resources melalui observasi dan wawancara. Namun di samping itu ada juga sumber bukan manusia atau nonhuman resources, antara lain berupa dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen juga terdiri dari tulisan pribadi, buku harian, surat-surat, dan dokumen resmi.14

2. Jenis Penelitian

Setelah melihat tema di atas, data yang didapat bukan dari manusia melainkan nonmanusia yang berupa dokumen, baik buku atau catatan sejarah, maka penelitian ini termasuk pada jenis penelitian kepustakaan atau library research. Jenis penelitian ini merupakan salah satu penelitian kualitatif yang lokasi dan tempat penelitiannya dilakukan di perpustakaan dengan meneliti dokumen, arsip, dan sejenisnya

Library research (penelitian kepustakaan) yaitu penelitian yang memanfaatkan sumber kepustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Dengan cara mencari data dan meneliti hadis yang dimaksud, kemudian mengolahnya dengan menggunakan keilmuan hadis.15

13

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitati Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2012), 7.

14Djunaidi, Metodologi, 200.

15

(21)

13

3. Metode Penelitian.

Dalam rangka untuk memperoleh wacana tentang pemaknaan hadis sebagai tindakan kebijakan dalam kekerasan terhadap perempuan, dalam penelitian ini, hadis yang dikaji dengan menggunakan metode mawd}u>’i> (tematik), yaitu membahas hadis-hadis sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Hal-hal yang menjadi ciri utamanya adalah menonjolkan tema, judul, atau topik pembahasan, sehingga metode ini dapat juga disebut dengan metode topikal.16

Dalam hubungannya dengan hadis, maka metode mawd}u>’i> diartikan sebagai sebuah metode memahami hadis dengan menghimpun hadis-hadis yang terjalin dalam sebuah tema tertentu, yang kemudian dibahas dan dianalisis sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Misalnya, menghimpun hadis-hadis yang berbicara tentang puasa ramadhan, ihsan (berbuat baik) dan lain sebagainya.

Menurut Yusuf Qardhawi untuk dapat memahami Al-Sunnah dengan benar, kita harus menghimpun semua hadis s}ahih yang berkaitan dengan suatu tema tertentu. Selanjutnya mengembalikan kandungannya yang mutasyabih kepada yang muhkam, yang muthlaq dengan yang muqayyad, yang ‘am dan yang khas. Sehingga dengan ini tidak ada hadis yang

bertentangan dan dapat diperoleh makna yang lebih jelas.17

16

Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 152.

17

Yusuf Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis, terj. Muhammad al-Baqir (Bandung-Penerbit

(22)

14

Dalam penerapan metode ini, ada beberapa langkah yang harus ditempuh. Antara lain sebagai berikut:

a. Menentukan sebuah tema yang akan dibahas.

b. Menghimpun hadis-hadis yang terjalin dalam tema yang telah ditentukan.

c. Menyusun kerangka pembahasan (out line) dan mengklasifikasikan hadis-hadis yang telah terhimpun sesuai dengan spesifik pembahasannya.

d. Mengumpulkan hadis-hadis semakna yang satu peristiwa (tempat dan waktu terjadinya hadis sama)

e. Meneliti hadis dari tiap klasifikasi, jika salah satu hadisnya shahih, maka keseluruhan hadis-hadis dalam klasifikasi yang sama tidak perlu diteliti lagi kesahihannya. (dalam hal ini penulis fokus pada kualitas matan hadis, terlepas dari kritik sanad)

f. Menganalisis hadis-hadis tersebut, dengan mengembalikan kandungannya yang mutasyabih kepada yang muhkam, muthlaq dengan muqayyad, ‘am dan khas. Dengan menggunakan berbagai

teknik dan pendekatan.

(23)

15

pengertian kosa kata, ungkapan, asbab wurud dan hal-hal lain yang biasa dilakukan dalam metode tahlily.18

h. Menarik kesimpulan makna yang utuh dari hasil analisis terhadap hadis-hadis tersebut.

Metode mawd}u>’i> dapat diandalkan untuk memecahkan permasalahan yang terdapat dalam masyarakat, karena metode ini memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berusaha memberikan jawaban bagi permasalahan tersebut yang diambil dari petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan Hadis, disamping memperhatikan penemuan manusia. Sebagai hasilnya, banyak bermunculan karya ilmiah yang membahas topik tertentu menurut prespektif al-Qur’an dan Hadis. Contohnya, perempuan dalam pandangan al-Qur’an dan hadis dan lain sebagainya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan bahan penelitian dalam penelitian library research adalah teknik dokumenter, yaitu dikumpulkan dari telaah arsip atau studi pustaka seperti, buku-buku, makalah, artikel, jurnal, koran atau karya para pakar.

Teknik dokumenter dalam penelitian hadis ini yaitu menggunakan metode tematik (mawd}u>’i>), oleh karena itu, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menghimpun hadis-hadis dalam tema yang sama. Yaitu dengan cara pertama, mengumpulkan hadis-hadis

18

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an : Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Ummat

(24)

16

yang mengandung kebijakan atau ketegasan Rasulullah dalam hal kekerasan terhadap perempuan, baik sejalan maupun bertolak belakang, yang kedua yaitu mengumpulkan hadis yang periwayatannya memiliki indikasi pembelaan.19

5. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini digunakan bahan penelitian dengan cara editing, yaitu pemeriksaan kembali bahan berupa data hadis yang diperoleh terutama dari kelengkapan, kejelasan makna, kesesuaian serta relevansinya dengan kelompok hadis yang lain.20 Setelah editing, langkah selanjutnya adalah coding yaitu memberi catatan dan tanda pada hadis yang menyatakan jenis sumber bahan. Selanjutnya adalah rekonstruksi bahan yaitu menyusun ulang bahan berupa hadis secara teratur, berurutan, logis, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasi.21

6. Teknis Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka data penelitian tersebut dianalisis untuk mendapatkan konklusi. Teknik analisis data berarti menjelaskan data-data yang telah terkumpul dan diperoleh oleh peneliti melalui penelitian. Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Oleh karenanya, peneliti harus dipastikan dengan benar pola analisis mana yang akan digunakan.

19

Bustamin dan M. Isa H. A. Salam, Metodologi Kritik Hadis (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2004), 64-65.

20

Saifullah, Konsep Dasar Penelitian dalam Proposal Skripsi (Hand Out, Fakultas Syarian UIN

Malang, 2004), 51.

21

Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004),

(25)

17

Bentuk teknik analisis bahan penelitian pada penelitian ini adalah content analysis.22 Dalam analisis bahan penelitian ini dokumen atau arsip yang dianalisis disebut dengan istilah teks. Semua data yang terkumpul, baik primer maupun sekunder diklasifikasi dan dianalisis sesuai dengan sub bahasan masing-masing. Selanjutnya dilakukan telaah mendalam atas karya-karya yang memuat objek penelitian dengan menggunakan analisis isi pesan dan mengolahnya dengan tujuan menangkap pesan yang tersirat dari satu atau beberapa pernyataan dengan melibatkan beberapa pendapat para Muhaddis.

7. Sumber Data.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari dokumen perpustakaan yang terdiri dari dua jenis sumber, yaitu primer dan skunder:

Sumber-sumber primer yang akan digunakan diantaranya adalah:

a. S}ah}ih} Bukhari. b. Suna>n Abu> Dawud. c. Fath} al-Bari’.

d. ‘Aun al-Ma’bud.

Sedangkan sumber sekunder sebagai rujukan pelengkap bagi penelitian ini antara lain:

a. Al-Quran dan Terjemahnya.

22

(26)

18

b. Tahri>r al-Mar’ah karya Abdul H{ali>m Abu> Syu>qah. c. Perempuan karya M Quraish Shihab.

d. Tafsir Tematik Departemen Agama.

e. Al-Quran dan Perempuan karya Zaitunah Subhan. f. Hak-hak Asasi Manusia karya Scott Davidson. H. Sistematika Pembahasan.

Penulis menyusun sistemanika pembahasan dalam skripsi ini menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, lalu kemudian dilanjutkan dngan sistematika pembahasan.

Bab II Definisi HAM, macam-macam HAM, sejarah HAM, sebab dan dampak adanya HAM.

Bab III Pemaparan tentang hadis-hadis tentang HAM, serta penjelasannya.

Bab IV Analisa terhadap hadis-hadis yang diteliti yang kemudian dikorelasikan dengan realita masa kini.

(27)

BAB II

DEFINISI, SEJARAH DAN MACAM-MACAM HAM

A. Definisi Ham

1. Hak Asasi Manusia

Menurut Kamus Besar Indonesia, kata hak berarti benar, milik, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu dan kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu. Di samping itu, kata hak juga mengandung makna derajat atau martabat manusia. Sedangkan kata hak asasi berarti hak yang dasar atau pokok, seperti hak hidup dan hak mendapatkan perlindungan . 1

Setiap manusia memiliki hak asasi yang setara dengan manusia lain, karena dirinya adalah manusia. Hak asasi manusia melekat pada manusia, individual dan otonom, hak asasi manusia ada dalam setiap pribadi manusia tanpa perantara hubungan-hubungan sosial. Oleh karena itu hak asasi manusia bersifat individual: (Seorang manusia yang terisolasi pada prinsipnya mempunyai hak asasi manusia)2

Dalam bahasa Arab, kata hak asasi berasal dari lafal ٍقح dan ٍساسأ. Kata kata hak, diartikan dengan ketetapan, kewajiban, yakin, yang patut, dan yang benar. Sedangkan asas berarti dasar atau pondasi sesuatu.3 Dalam termonologi fiqih, hak berarti sesuatu kekhususan yang ditetapkan oleh syara’ dalam bentuk kekuasaan

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet-1, 292.

2

Rhoda E, Howard HAM Penjelajahan Dalih Relativisme Budaya, terj. Nugraha Katjasungkana

(Jakarta: Pustaka Utama Grafiti 2000), 124.

3Jala>l al-Di>n Muhammad Ibn Mukrin Ibnu manthu>r, Lisa>n al-‘Arab, Vol: 11(Mesir: Da>r

(28)

20

atau tanggung jawab. Dengan demikian, menurut bahasa asalnya, kata hak tidak hanya bermakna sesuatu yang bisa diambil, tetapi juga mengandung arti sesuatu yang harus diberikan.4

Istilah hak asasi manusia sebenarnya adalah istilah khas yang berkembang di dalam ranah keilmuan Indonesia. Di dunia barat dikenal dengan istilah human right yang secara harfiah berarti hak-hak manusia, bukan hak asasi manusia. Dalam khasanah keilmuan Islam juga ditemukan istilah huqu>q al-insa>n, hak-hak manusia bukan hak asasi manusia. Pemakaian kata “asasi” dalam ranah Indonesia mungkin dimaksudkan untuk menekankan pentingnya fungsi hak-hak tersebut bagi hidup dan kehidupan manusia.5

Para Ulama, terutama pakar Islam kontemporer, juga telah berupaya memberikan definisi tentang hak asasi manusia. Salah satu definisi yang dianggap paling lengkap dan relatif dapat mewakili perspektif Islam tentang hak asasi manusia adalah yang dikemukakan oleh Abul A’la al-Mawdu>di>. Beliau menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak pokok yang diberikan Tuhan kepada setiap manusia tanpa melihat perbedaan-perbedaan yang ada di antara sesama manusia seperti perbedaan warga Negara, agama, dan lain-lainnya, hak tersebut tidak dapat dicabut oleh siapapun atau lembaga apapun, karena hak-hak tersebut merupaka pemberian Tuhan, maka tidak ada yang berhak-hak untuk

4

Ikhwan, Pengadilan HAM di Indonesia Dalam Prespektif Hukum Islam, (Jakarta: Badan Litbang

(29)

21

mencabutnya selain Tuhan. Hak asasi manusia juga merupakan bagian integral dari kepercayaan Islam.6

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang secara inheren melekat dalam diri manusia,yang tepatnya manusia tidak dapat hidup sebagai manusia. Ham didasarkan pada primsip fundamental bahwa semua manusia memiliki martabat yang inheren tanpa memandang jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa, asal usul bangsa, umur, kelas, keyakinan politik dan agama. 7

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Rhoda E, Horward dalam mengartikan hak asasi manusia sebagai alat egilater untuk memberikan keanggotaan kepada semua pribadi dalam suatu kesatuan kolektif. Menurutnya semua orang memiliki hak asasi manusia baik anak-anak, narapidana, orang yang sakit mental, orang yang cacat intelektual, orang asing, dan semua kategori yang selalu diingkari hak asasi manusianya, bagaimanapun mereka jugalah seorang manusia.8

Hak asasi manusia dilindungi secara institusional, ia bukan hanya sehimpunan nilai-nilai yang dinyatakan dalam budaya keagamaan atau sekuler, melainkan juga sehimpunan hak-hak yang oleh hukum, pemerintah, dan semua bentuk lembaga sosial diatur perlindungannya.9

Dalam Islam sendiri hak asasi manusia telah diperjuangkan, dan tergolong agama yang pertama kali mendeklarasikannnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan ungkapan yang sangat populer dari khalifah kedua dalam Islam yakni Umar Ibnu

6Abul A’la al-Maudu>di, “Human Right, The West and Islam”. Dalam Tahir Mahmood (Ed),

human Right in Islamic Law, (New Delhi: Institute of Objective Studies, 1993), 2-4. 7

M. Yasir Alimi, dkk advokasi hak-hak perempuan, membela hak mewujudkan perubahan,

(Yogyakarta: LKiS 1999), 13.

8

Rhoda E., HAM Penjelajahan.,124.

9

(30)

22

Khattab menegaskan keberpihakannya terhadap hak-hak asasi manusia melalui pernyataan ironinya, “kapankah kalian pernah diperkenankan memperbudak manusia, padahal mereka dilahirkan dari rahim ibu-ibu mereka dalam keadaan

merdeka”10

Hak-hak asasi dalam Islam dibangun di atas dua prinsip utama, yaitu: prinsip persamaan manusia, dan prinsip kebebasan individu. Prinsip persamaan bertumpu pada dua pilar kokok dalam ajaran agma Islam yakni: Kesatuan asal muasal umat manusia dan kehormatan kemanusiaan universal. Sedangkan prinsip kebebasan individu dalam perspektif Islam adalah makhluk yang diberikan amanah untuk memakmurkan bumi dan membangun peradaban yang manusiawi.11

B. Sejarah Hak Asasi Manusia

Meskipun beberapa pakar menyatakan konsep hak asasi manusia secara sederhana sampai kepada filsafat stoika di zaman kuno lewat yurisprudensi hukum kodrati (natural law) Grotius dan Ius naturale dari undang-undang romawi. Tampak jelas bahwa asal usul konsep hak asasi manusia yang modern dapat dijumpai dalam revolusi inggris, amerika serikat dan prancis pada abad ke-17 dan ke-18.12

1. Pengalaman Inggris

Magna Carta tahun 1215 sering keliru dianggap cikal bakal kebebasan warganegara Inggris, piagam PBB ini hanyalah sebuah program kompromi

10

Tim Penyusun Departemen Agama, Tafsir al-Quran Tematik: Hukum, Keadilan dan Hak Asasi

Manusia, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Quran 2012), 12.

11

Ibid., 13.

12

Scott Davidson., Hak Asasi Manusia,terj. A. hadyana pudjaatmaka (Jakarta: pustaka utama

(31)

23

untuk pembagian kekuasaan antara Raja Jhon dan para bangsawannya. Baru belakangan kata-kata dalam piagam PBB memperoleh makna yang lebih luas. seperti sekarang ini sebenarnya baru dalam Bill of Rights tahun 1689 muncul ketentuan-ketentuan untuk melindungi hak-hak atau kebebasan individu.

2. Pengalaman Amerika Serikat.

Para pemimpin koloni-koloni Inggris di Amerika Utara yang memberontak pada paruh kedua abad 18 tidak melupakan pengalaman revolusi Inggris dan berbagai upaya filosofis dan teoretis untuk membenarkan revolusi itu. Dalam upaya melepaskan koloni-koloni dari kekuasaan Inggris, menyusul ketidak puasan akan tingginya pajak dan tidak adanya wakil parlemen Inggris. Para pendiri Amerika Serikat mencari pembenaran dalam teori kontrak sosial dan hak-hak kodrati dari Locke dan para filsuf Prancis. Deklarasi Hak Asasi Virginia yang disusun oleh George Mason sebulan sebelum Deklarasi Kemerdekaan, mencantumkan kebebasan-kebebasan yang spesifik yang harus dilindungi dari campur tangan negara.13

3. Pengalaman Prancis.

Penyelesaian yang terjadi meyusul revolusi prancis juga mencerminkan teori kontrak sosial serta hak-hak kodrati dari Locke dan para filsuf Prancis, Monstesquieu dan Rousseau. Deklarasi Hak Asasi Manusia dan warganegara prancis yang terjadi pada tahun 1789 memperlihatkan dengan jelas sekali pemerintah adalah suatu hal yang tidak menyenangkan yang diperlukan, dan diinginkan sedikit mungkin. Menurut Deklarasi tersebut, kebahagiaan sejati

13

(32)

24

haruslah dicari dalam kebebasan individu yang merupakan produk dari “hak -hak manusia yang suci, dalam hal ini tidak dapat dicabut, dan merupakan suatu kodrat”.

Kepedulian interasional terhadap hak asasi manusia merupakan gejala yang relatif baru. Meskipun dapat menunjuk pada sejumlah traktat atau perjanjian internasional yang mempengaruhi isu kemanusiaan sebelum perang dunia II, baru setelah dimasukkan kedalam piagam PBB pada tahun 1945, dapat berbicara mengenai adanya perlindungan hak asasi manusia yang sistematis di dalam sistem internasional. Namun, jelas bahwa upaya domestic semacam itu mempunyai sejarah yang panjang dan terhormat, yang berkaitan erat dengan kegiatan revolusioner yang bertujuan menegakkan sistem konstitusional yang berdasarkan pada legimitasi demokratis dan rule of law (pemerintahan berdasarkan hukum).14

Awal dari perhatian internasional kepada hak-hak asasi manusia, setidak -tidaknyaٍ dapat dipandang dari sudut hukum internasional, serta dapat pula ditelusuri baik dari perbudakan ataupun peperangan. Jika perjanjian multilateral pertama atau konfensi bukan hanya suatu pertemuan melainkan sebuah instrument hukum yang dianggap suatu patokan, maka kepedulian internasional kepada hak-hak asasi manusia sudah mulai sejak kira-kira seratus dua puluh lima tahun yang lalu. Ironisnya, perjanjian multilateral pertama mengenai hak-hak asasi manusia timbul dari peperangan, dan cabang tertua

14

(33)

25

dari undang undang hak asasi manusia dalam pertikaian bersenjata.15 Berikut penjelasan tentang hak asasi dalam pertikaian bersenjata dan perbudakan:

a. Hak-hak asasi manusia dalam pertikaian bersenjata

Pada tahun 1864 negara-negara besar pada saat itu kebanyakan negara barat menulis konvensi gevena pertama untuk korban-korban pertikaian bersenjata. Perjanjian ini mencantumkan asas sentral bahwa petugas kesehatan harus dianggap netral sehingga mereka dapat merawat prajurit-prajurit yang sakit dan terluka.

b. Hak-hak asasi manusia dan perbudakan.

Palang merah untuk melindungi hak-hak manusia dalam pertikaian bersenjata dan secara bebas mungkin bisa disebut upaya-upaya liga bangsa untuk melindungi berbagai hak, kecenderungan sejarah utama ketiga timbul setelah ada dua kecenderungan utama sebelum tahun 1945 dari usaha yang memakan waktu lama untuk melindungi hak-hak mereka yang tersekap dalam perbudakan. Yang menaungi hal ini bukanlah salah satu organisasi dunia melainkan gabungan-gabungan dari pimpinan organisasi nonpemerintah. Akhirnya membujuk Negaranegara untuk juga menyetujui Konvensi tahun 1926 yang menyatakan bahwa perbudakan tidaklah sah.

Ada dua pendekatan yang menjelaskan asal muasal hak asasi manusia yaitu:

15

DavidP. forsythe, Hak-Hak Asasi Manusia dan Politik Dunia terj. Tom Gunadi (bandung:

(34)

26

Pertama: Pemikiran yang berdasarkan pandangan atau ajaran agama atau merujuk pada nilai-nilai Ilahiah (wahyu Allah) adalah sebagai kekuatan yang mengatasi manusia dan keberadannya, hal tersebut tidak bergantung pada manusia. Karena Agama-agama memberikan argument yang sangat jelas bahwa manusia berawal dan berakhir dari Sang Pencipta. Tidak ada satu pun yang berharap menguasai atau bertindak sewenang-wenang terhadap manusia. Oleh karena hak asasi adalah anugerah Tuhan, maka perlindungan atas manusia merupakan bagian tanggung jawab manusia terhadap Tuhan.16

Semua instrumen internasional mewajibkan sistem konstitusional domestic, setiap negara memberikan kopensasi yang memadai kepada orang-orang yang haknya dilanggar. mekanisme internasional untuk mejalin hak asasi manusia baru akan melakukan perannya apabila sistem perlindungan di dalam negara itu sendiri goyah atau, pada kasus yang ekstrem, malahan tidak ada. Dengan demikian mekanisme internasional sedikit benyak berfungsi memperkuat perlindungan domestik terhadap hak asasi manusia dan menyediakan pengganti jika sistem domestic gagal atau ternyata tidak memadai.

Di Indonesia sendiri, kebangkitan kepedulian terhadap perlindungan hak-hak asasi manusia di kalangan khalayak, kaum intelektual, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, dan pemerintah merupakan suatu gejala yang wajar sehubungan dengan faktor-faktor yang sangat berpengaruh

16

(35)

27

pada persepsi dan realisasi hak-hak manusia, yaitu tingkat perkembangan sosial, ekonomi, politik dan budayanya.

Dari sudut sejarah faktor pengaruh kepedulian terhadap hak-hak asasi manusia justru merupakan arus dasar dari perjuangannya untuk merdeka, dan kemudian upaya-upaya mengisi kemerdekaan itu melalui pembangunan untuk mengentas martabat manusia dan hak-hak asasinya.17

Agama menempatkan manusia pada posisi yang sangat tinggi. Dalam islam misalnya dapat kita temukan penjelasan Al-Quran sebagai berikut:

ْمُاَنْلَضَفَو ِتاَبِيَطلا َنِم ْمُاَنْ قَزَرَو ِرْحَبْلاَو ِرَ بْلا ِِ ْمُاَنْلََمَو َمَدآ َِِب اَنْمَرَك ْدَقَلَو

اَنْقَلَخ ْنَِِ ٍرِثَك ىَلَع

ًايِضْفَ ت

ٍ

18

ٍ

“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna."

Kedua: pemikiran yang tidak secara langsung mendasarkan diri pada agama. Pemikiran ini sangat beragam. Ada yang didasarkan pada suatu prinsip bahwa agama manusia bisa hidup di bawah nilai kemanusiaan

17

David P Hak-Hak Asasi.,., ix

18

(36)

28

memerlukan syarat objektif, yang bila syarat tersebut tidak terpenuhi maka nilai kemanusiaan akan musnah.19

Dari berbagai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa keberadaan hak asasi tidak tergantung pada dan bukan berasal dari manusia, melainkan berasal dari instansi yang lebih tinggi dari manusia. Oleh karena itu, ham tidak bisa dicabut dan tidak bisa dibatalkan oleh hukum positif manapun. Hukum positif harus diarahkan untuk mengadopsi dan tunduk pada ham. Dan bila ada yang bertentangan, maka hak asasi yang harus dimenangkan.20

C. Macam-macam HAM

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Berikut ada beberapa macam hak asasi manusia.

Meskipun dalam Islam, ham tidak secara khusus memiliki piagam, akan tetapi Al-Quran dan Sunnah memusatkan perhatian pada hak-hak yang di abaikan pada bangsa lain. Secara garis besar, hak asasi manusia dapat digolongkan menjadi beberapa macam yaitu:21

19

M. Yasir., Advokasi Hak., 14.

20

Ibid.,15.

21

(37)

29

1. Hak Hidup

Hidup adalah karunia yang diberikan oleh Allah SWT yang Maha Tinggi dan Suci kepada setiap manusia. Seseorang tidak berkuasa untuk melenyapkan tanpa kehendak Allah, sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Hijr ayat 23 yang artinya: “Dan sungguh kamilah yang menghidupkan dan mematikan dan kami (pulalah) yang mewaris.”

Dalam sebuah negara hak untuk melenyapkan hidup seseorang itu hanya diberikan kepada kekuasaan negara (pemerintah saja), sesuai dengan hukum tindak pidana. Kepentingannya ialah semata-mata untuk kemaslahatan masyarakat yang melindungi setiap jiwa yang ada.

2. Hak Kemerdekaan.

Kemerdekaan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dapat menentukan harga kehidupan manusia. Kemerdekaan ialah terhindar atau terlepas dari perbudakan, dengan kata lain memiliki kemuliaan. Tidak mungkin kemuliaan diperoleh tanpa kemerdekaan oleh karena itu kemerdekaan adalah aspek penting dalam hidup manusia.22 Di dalam ajaran Islam kemerdekaan mencakup beberapa aspek yaitu:

a. Kemerdekaan kemanusiaan. b. Kemerdekaan beragama.

c. Kemerdekaan bidang Ilmu pengetahuan. d. Kemerdekaan politik

22

(38)

30

e. Kemerdekaan sosial dan masih banyak yang lainnya. 3. Hak Berilmu.

Manusia adalah makhluk yang memiliki akal fikiran dan potensi untuk berilmu. Quraish Shihab mengatakan:

Manusia menurut Al-Quran, memiliki potensi untuk meraih ilmu dan

mengembangkannya seizin Allah. Karena itu, bertebaran ayat yang

memerintahkan manusia menempuh berbagai cara untuk mewujudkannya.

menurut pandangan Al-Quran seperti diisyaratkan pada wahyu pertama ilmu

terdiri dari dua macam, yang pertama: ilmu yang diperoleh tanpa upaya

manusia, yang kedua ilmua yang diperoleh karena usaha manusia.23

4. Hak Kehormatan Diri.

Secara Asasi setiap manusia mempunyai kehormatan diri. Kehormatan juga merupaka anugerah terbesar yang Allah berikan kepada umat manusia. Bisa jadi tingkat kebesarannya sama seperti Allah memberikan kesehatan pada setiap jasad manusia.

Memang hak asasi kehormatan diri tidak berdiri sendiri tetapi kemuliaan sangatlah berkaitan erat dengan masayarakat. Setiap individu hidup dalam jenis dan kelompok manusia yang selalu dinamis. Hubungan-hubungan kemanusiaan terjadi sebagai bagian dari kodrat manusia selaku makhluk sosial, dan dalam komunitas kelompok itu kehormatan diri harus terjamin dan tidak boleh dilanggar.24

23

Shihab, Wawasan., 435

24

(39)

31

5. Hak Memiliki.

Di saat Islam menetapkan bahwa setiap orang harus mempunyai hak hidup, hak kemerdekaan, hak berilmu dan hak kehormatan diri, Islam menetapkan disamping semuanya segala sesuatu yang ada di alam semesta ini diperuntukkan terhadap kepentingan seluruh umat Islam.25

Untuk kepentingan itu kemudian dalam Islam timbul undang-undang pidana dan kesehatan mengatur dan menertibkan hak hidup, undang-undang hukum dan bimbingan sosial serta undang-undang internasional untuk mengatur hak kemerdekaan, undang-undang pengajaran dan pendidikan untuk mengatur hak berilmu, juga bermacam undang-undang untuk melindungi hak kehormatan diri.

D. HAM Bagi Perempuan.

Perempuan adalah manusia. Kalimat sederhana ini sering diremehkan maknanya. Memang tidak ada yang menolak bahwa perempuan adalah manusia, tapi apakah pengakuan ini tercermin dalam kesamaan sikap laki-laki dan perempuan? Perempuan memiliki nasib tidak menguntungkan dibanding laki-laki.

Kalau laki-laki boleh menjadi presiden, mengapa ketika perempuan ingin menjadi presiden, semuanya ribut seperti riutnya kota yang dimasuki “dinosaurus” atau terancam ledakan bom. Mengapa perempuan sering mendapat

perlakuan yang berbeda,? Mengapa ia sering tidak bebas menentukan nasib seksualitasnya sendiri?, misalnya memilih pasangan, menolak atau menerima

25

(40)

32

hubungan seks dalam rumah tangga, Pertanyaan pertanyaan ini menggugat kembali pengakuan setengah hati itu.

Tuhan menciptakan perempuan dan laki-laki dalam posisi setara. Dalam Islam banyak ditemukan ayat ayat yang menegaskan gagasan ini salah satunya adalah: Misalnya penegasan ayat bahwa sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah ialah mereka yang paling bertakwa. Oleh karena itu, hak-hak perempuan adalah hak-hak fundamental manusia yang merupakan karunia Tuhan dan perlindungan terhadapnya adalah tanggung jawab terhadap Tuhan.26

Berikut beberapa penjelasan megenai perempuan dan hak asasi manusia.

1. Perempuan dan hak asasi manusia internasional

Pada konferensi hak asasi manusia di Wina pada tahun 1993, pemerintah pemerintah dunia dalam konferensi itu menegaskan kembali bahwa HAM adalah hak-hak yang dibawa sejak lahir dan melekat dalam diri manusia (birth right) dan bahwa perlindungan terhadap ham adalah tanggung jawab terhadap pemerintah sepenuhnya

Konferensi dunia tahun 1993 itu juga mengakui secara khusus hak-hak perempuan dan kewajiban Negara untuk melindungi dan menegakkan hak-hak itu, termasuk hak-hak beban dari kekerasan. Kebanyakan sistem dan mekanisme nasional, regional dan internasional untuk penegakan ham dikembangkan dan diimplementasikan secara mendasar dengan model laki-laki, sehingga tidak memadai untuk mengakomodasi pengalaman dan

26

(41)

33

lingkungan perempuan. Kendati demikian skenario ini sedang berubah. Advokat hak-hak perempuan dari waktu kewaktu semakin menggunakan ham untuk menyerang ketidak adilan yang terjadi dalam kehiduapan perempuan.

Konsep HAM dan undang undang ham bersifat dinamik. Walaupun serangkaian hak-hak fundamental telah diakui secara hukum. Dinamisme seperti inilah yang membuat ham sebagai alat yang sangat kuat untuk meningkatkan keadilan sosial dan harkat martabat manusia. Ham oleh karena itu membutuhkan makna dan dimensi baru dengan poin poin berbeda seiring dengan kelompok kelompok tertindas menuntut pengakuan atas hak-haknya dan kondisi kondisi bau yang memfasilitasi kebutuhan kebutuhan perlindungan baru.

2. Aspek ekonomi sosial dan politik dalam penindasan.

Menurut Beauvior, situasi, ekonomi, sosial, dan politik seseoramg turut menentukan keluasan gerak transendensinya. Dalam budaya ptariarkat, sebagai jenis kelamin kedua, kehidupan ekonomi, sosial, dan perempuan bukan hanya dibatasi, melainkan tidak diakui. Yang terjadi adalah laki-laki. Melalui instiuisi ekonomi, sosial, politik, budata patriarkat mencetak citra diri perempuan sesuai dengan citar diri ideal perempuan sebagai jenis kelamin kedua.27

Setidaknya ada empat institusi budaya patriarkat yang diulas beauvoir. Keempat institusi ini menguasai hidup perempuan dengan intensitas yang

27

(42)

34

berbeda-beda sesuai dengan fase hidup perempuan yaitu: fase balita, fase sekolah, fase remaja, perkawinan, dan hari tuanya. Keempat institusi ini saling melengkapi dalam menciptakan dunia buatan yang tidak bisa di ubah.28

Sebagai suatu istilah HAM diterima masyarakat umum sekitar 200-an tahun yang lalu. Jadi sebetulnya usianya masih belia. Dan hak asasi perempuan baru menjadi perhatian umum sejak 1970. Sebenarnya banyak peristiwa yang tidak tercatat, yang menunjukkan kegiatan tentang penegakan hak asasi perempuan. Misalnya di Garut pada tahun 1991, beberapa ibu-ibu melakukan hal luar biasa. Mereka membangun sendiri masjid yang dikhususkan untuk perempuan. Sebab di sebuah desa, selama awal tahun 1960an perempuan hanya boleh ikut beribadah di emperan masjid. Jika hujan turun timbulah masalah.karna tidak ada atap untu menaunginya ketikah hujan turu. Kaum lelaki menganggap bahwa masjid adalah wilayah mereka, sementara perempuan kalaupun mau ke masjid bukanlah suatu kewajiban. Pada saat hari raya, sholat idul id (idhul adha atau idhul fitri), kalau hujan mereka tak bisa masuk ke dalam.29

Hak asasi perempuan tidak secara otomatis dikenali ketika diproklamasikan. Sebetulnya, usianya yang baru 200 tahun dirujuk pada fenomena dan asal pemahaman atau pengetahuan. Istilah ham atau human right itu beranjak dari kenyataan di Eropa (Perancis) dan Amerika. Revolusi Perancis itu menghentikan kekuasaan absolut para monarki para bangsawan.

28

M. Yasir., Advokasi Hak.,., 48

29

Zumrotin K Susilo dkk Perempuan Bergerak (Makassar: Yayasan Lembaga Konsumen Sulawesi

(43)

35

Di Amerika terjadi perang saudara antara warga di utara dan selatan, Amerika Selatan menghilangkan perbudakan, mereka menekankan equality, liberty, dan franternity. Slogan itu memunculkan harapan bagi perempuan sebagai warga negara, tetapi juga menjadi penanda buramnya harapan. Sebab ideologi yang disebut-sebut ideologi peran antara laki-laki dan perempuan porak poranda, pada kenyataannya kepemimpinan pasca revolusi dikuasai kaum laki-laki dan ketika mereka menyuarakan ham acuannya adalah hak asasi laki-laki.30

3. Hak-Hak Perempuan Dalam Islam.

Ada banyak kaum Muslim laki-laki terkemuka seperti Maulana Mumtaz Khan dan Maulvi Chiragh Ali, yang telah melakukan advokasi secara \konsisten terhadap hak-hak perempuan dalam Islam. Maulana Umar Ahmad Ustmani dari karachi pakistan adalah salah satu di antara mereka. Dia adalah ilmuan tradisional Islam yang belajar di Madzahir al-Ulum Saharanpur, India. Tetapi pandangan-pandangannya dalam hukum Islam secara umum dan hak-hak perempuan secara khusus sangat liberal, progresif, menakjubkan dan mencengangkan. Keilmuannya dalam hukum Islam tidak diragukan lagi.31

Kaum Perempuan Muslim mendapatkan advokasi hak-hak mereka dari salah seorang yang sangat luar biasa, seorang maulvi di perempatan abad ke 19. Di abad ke 19 kaum Muslimin perempuan hidup dalam cadar yang ketat

30

Zumrotin., Perempuan., 23.

31

Agus nuryanto pembebasan wanita terjemah dari the quran women and modern soecityoleh

(44)

36

dan hampir tunduk kepada ayah atau suami mereka. Tidak ada pertanyaan tentang eksistensi mereka yang independen, kecuali dalam kasus-kasus yang khusus. Sebagai sebuah peraturan yang umum, perempuan dikeluarkan dari kehidupan publik dan diisolasi bagian dari rumah tangga.32

Pada saat itu para ulama kemudian lebih condong untuk memelihara tradisi-tradisi feodal dari pada menegakkan perintah-perintah al-Quran. Prasangka buruk mereka terhadap perempuan begitu kuat, sehingga mereka tidak memperdulikan hadis-hadis Rasulullah yang outentitasnya tidak diragukan..

Ulama-ulama ini diam ketika orang-orang inggris mencabut hak kaum perempuan Muslim atas harta kekayaan tanah yang ditempati karena desakan para tuan rumah.

Islam adalah damai, dari pemahaman maknanya dapat diambil pengertian bahwa agama Islam adalah agama yang menghendaki dan menuju kepada niali-nilai keadilan dan kedamian. Agama Islam anti terhadap kekerasan apalagi kekerasan terhadap perempuan. Islam mengajarkan sebagaimana agama-agama lain mengajarkan kepada pemeluknya untuk tidak berbuat kasar dan kejam tidak terkecuali terhadap insan laki-laki maupun perempuan.33

Demikian pula pada umumnya dunia dikenal sebagai pelaku-pelaku sistem patriarki, lebih mengutamakan kaum laki-laki. Hal ini menjadikan segala aspek

32

Agus.,Pembebasan Wanita., 221.

33

Muhammad Dawud Ali, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta:

(45)

37

kehidupan perempuan tergantung terhadap kaum laki-laki. Dapat disaksikan misalnya Sahabat yang mengungkapkan dalam sebuah kalimat yang tegas dan realita atas pengamalaman yang dialaminya:

Sahabat itu adalah Umar Ibnu al-Khattab menjadi saksi atas sistem tersebut. Beliau berkata: “sejak lama kami bangsa arab tidak pernah mengakui hak-hak kaum perempuan. Ketika Islam datang dan menyebut nama mereka,

aku baru sadar bahwa mereka (kaum perempuan) memiliki hak-haknya secara

otonom”. Lebih dari itu, perempuan bukan hanya dihina, diremehkan tapi juga

ditindas dalam arti selalu mendapatkan tindak kekerasan. Bahkan sebagian dari masyarakat pada saat itu, perempuan dianggap sebagai pembawa bahaya, malapetaka, dan memalukan.34

Laki-laki dan perempuan memiliki kesamaan penuh baik dari amal maupun hak, sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 124 yang berbunyi:

َلوُأَف ٌنِمْؤُم َوَُو ىَثْ نُأ ْوَأ ٍرَكَذ ْنِم ِتاََِاَصلا َنِم ْلَمْعَ ي ْنَمَو

اًرِقَن َنوُمَلْظُي َاَو َةَنَْجا َنوُلُخْدَي َكِئ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.”

34

(46)

38

Jelas sekali bahwa dalam keduanya tidak ada perbedaan antara kaum laki-laki dan perempuan. Jika laki-laki-laki-laki bisa dengan mudah mendapatkan haknya, begitu pula yang harus terjadi untuk kaum perempuan.

Menurut Marianne Haslegrave hak-hak asasi perempuan dan laki-laki telah diakui dalam dokumen-dokumen utama hak asasi manusia sejak berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa. Memang piagam PBB itu sendiri menegaskan keyakinan akan hak-hak asasi manusia yang fundamental.35

Pengertian ini sudah dijelaskan di awal mengenai makna hak asasi itu sendiri bagi manusia, dan merupakan anugerah yang Tuhan berikan sejak lahir.

35

Petter Davies, Hak-Hak Asasi Manusia, terj. A. Rahmad Zainuddin (Jakarta: Yayasan Obor

(47)

BAB III

PERLINDUNGAN PEREMPUAN

A. Data Hadis

Berikut beberapa hadis yang berhasil dihimpun dan setema: 1. S}ah}ih} Al-Bukhari

Dalam hadis ini menjelaskan bahwa seorang perempuan haruslah diperlakukan dengan sebaik mungkin. Karena mereka tercipta dari tulang rusuk yang bengkok, apabila dibiarkan akan semakin bengkok, apabila dipaksakan maka dia akan patah. Bersabar dan ikhlas dalam menghadapi segala hal yang berkaitan dengan perempuan. Berikut matan hadisnya:

ْنَع ،ٍمِزاَح َِِأ ْنَع ،َةَرَسْيَم ْنَع ،َةَدِئاَز ْنَع ، يِفْعُجا ٌَْْسُح اَنَ ثَدَح ،ٍرْصَن ُنْب ُقاَحْسِإ اَنَ ثَدَح

َِِأ

َلَسَو ِهْيَلَع ُها ىَلَص َِِِنلا ِنَع ،َةَرْ يَرُ

: َلاَق َم

«

يِذْؤُ ي َاَف ِرِخآا ِمْوَ يلاَو ِهَللاِب ُنِمْؤُ ي َناَك ْنَم

َُاْعَأ ِعَلِضلا ِِ ٍءْيَش َجَوْعَأ َنِإَو ،ٍعَلِض ْنِم َنْقِلُخ َنُهَ نِإَف ،اًرْ يَخ ِءاَسِنلاِب اوُصْوَ تْساَو،َُراَج

ْنِإَف ،

َتْكَرَ ت ْنِإَو ،ُهَتْرَسَك ُهُميِقُت َتْبََذ

اًرْ يَخ ِءاَسِنلاِب اوُصْوَ تْساَف ،َجَوْعَأ ْلَزَ ي ََْ ُه

َيراخبلا اورُ

ٍ

ٍ

ٍ

“Menceritakan I<s}h}a>k bi>n Na>s}h}r dari H{u>s}a>i>n A<l-Ju>’fi> dari Za>i>d}a>h} dari Ma>i>s}a>ra>h}, dari A<bi> H{a>zi>m, dari A<bi> H{u>ra>i>ra>h} berkata: Rasulullah} SAW. bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada perempuan. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian ٍ atasnya. Jika engkau meluruskannya. Maka engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berbuatlah baik kepada perempuan.” (HR. Bukhari)1

1Abi> A<bd}u>lla>h Mu>h}a>mma>d} Ibnu I<s}ma>i>l Al-Bu>kh}ori>, S<h}oh}i>h} Bu>kh}ori>, Vol 7, bab Penyempurna

(48)

40

Banyak yang berpendapat bahwa hadis ini berstatus Sahih, seperti yang dikemukakan

oleh Abdur Rahman Ibnu Abi Bakar jalaluddin ASuyuthi dalam kitabnya S{ahih wad}a’i>f

al-Ja>mi’ al-S{aghi>r waziya>datuhu.2 Kemudian Abu Muhammad al-Husain Ibnu Mas’ud

Ibnu Muhammad Ibnu al-Fara’ al-Bahgawi al-Syafi’I juga mengatakan dalam kitabnya

Syathu as-Sunnah bahwasanya mayoritas ulama hadis sepakat bahwa hadis ini sahih.3

2. Suna>n Abu> Dawud

Hadis ini menjelaskan kisah terdahulu dimana Sayyidina Umar berkata kepada Rasulullah bahwa pada saat itu banyak sekali perempuan yang membangkang terhadap suaminya, kemudian Rasulullah memberikan keringanan terhadap para suami dengan memperbolehkan memukulnya, selang beberapa waktu kemudian kediaman Rasulullah banyak dikelilingi perempuan yang mengadukan praktik pemukulan terhadap mereka. Kemudian Rasulpun mengatakan bahwa laki-laki yang seperti mereka bukanlah orang yang baik. Berikut matan hadisnya:

ِهَللا ُلوُسَر َلاَق :َلاَق ٍباَبُذ َِِأ ِنْب ِهَللا ِدْبَع ِنْب ِساَيِإ ْنَع

-ملسو هيلع ها ىلص

«

َءاَمِإ اوُبِرْضَت َا

ِهَللا

ِهَللا ِلوُسَر ََِإ ُرَمُع َءاَجَف

-ها ىلص

ملسو هيلع

صّخَرَ ف .َنِهِجاَوْزَأ ىَلَع ُءاَسِنلا َنْرِئَذ َلاَقَ ف

ِهَللا ِلوُسَر ِلآِب َفاَطَأَف َنِِِْرَض ِِ

-ملسو هيلع ها ىلص

َِِنلا َلاَقَ ف َنُهَجاَوْزَأ َنوُكْشَي ٌرِثَك ٌءاَسِن

-ملسو هيلع ها ىلص

«

اَسِن ٍدَمَُ ِلآِب َفاَط ْدَقَل

ْمُكِراَيِِِ َكِئَلوُأ َسْيَل َنُهَجاَوْزَأ َنوُكْشَي ٌرِثَك ٌء

دواد وبأ اور

“Dari Iyas Ibnu Abdillah Ibnu Abdi Dzubab, Rasulullah SAW memberi

perintah: “Janganlah memukul perempuan”. Kemudian datanglah Umar kepada

2

Abdur Rahman Ibnu Abi Bakar jalaluddin Asuyuthi, S{ahih wad}a’i>f al-Ja>mi’ al-S{aghi>r

waziya>datuhu, (tp, tt), 11450.

3Abu Muhammad al-Husain Ibnu Mas’ud Ibnu Muhammad Ibnu al-Fara’ al-Bahgawi al-Syafi’

(49)

41

Rasulullah SAW melaporkan bahwa banyak perempuan yang membangkang terhadap suami-suami mereka. Maka Rasulullah SAW memberi keringanan dengan membolehkan pemukulan itu. Kemudian (akibat dari keringanan itu) banyak perempuan yang datang mengitari keluarga Rasulullah SAW mengeluhkan suami-suami mereka. Maka Rasululah SAW kembali menegaskan: “Telah datang mengitari keluarga Muhammad banyak perempuan mengadukan (praktik pemukulan) para suami, mereka itu bukan orang-orang yang baik di antara kamu” (HR. Sunan Abu Dawud)4

Hadis ini dinyatakan sahih oleh Abu> Abdullah al-H{aki>m Muh}ammad ibnu Abdillah Ibnu Muh}ammad Ibnu H{amdawi>yah Ibnu Nu’im Ibnu al-H{aki>m

al-Dhabi al-T{ahmani al-Naisaburi> dalam kitabnya al-Mustadrak a’la> al-S{ahihaini.5

Abu Abdur Rahman Muhammad Nashruddin, Ibnu al-Ha>j Nuh Ibnu Naja>ti Ibnu

A<dam al-Alba>ni> dalam kitabnya S{ahih Abi> Dawud al-A<m mengatakan sahih,

seperti yang dikatakan al-Ha>fiz} : Ibnu Hib}a>n, al-H{a>kim dan al-Dhahabi.6

3. Suna>n Abu> Dawud

Hadis yang ketiga juga diriwayatkan Abi Dawud, akan tetapi hadis ini menjelaskan secara langsung mengenai hak-hak perempuan, disini Rasulullah menegur beberapa pemuda yang duduk dipinggir jalan, kemudian beliau menjelaskan beberapa hak yang perempuan miliki. Hal ini bertujuan agar perempuan memiliki ruang gerak yang lebih bebas tanpa takut akan perampasan hak-hak yang telah diberikan kepadanya. Berikut matan hadisnya:

4

A<bu> D{a>u>d} S{u>la>i>ma>n Ibnu Al-A<s}y’ab Ibnu I<s}h}a>k Ibnu Ba>s}yi>r Ibnu S{ya&g

Referensi

Dokumen terkait

Lingkungan kelas yang kondusif sangat mendukung bagi kenyamanan dan kelangsungan proses pembelajaran. Siswa yang nyaman akan memiliki motivasi yang tinggi untuk

Kami menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa progam studi keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Sebanyak 400 sampel tanaman kentang yang menunjukkan gejala busuk lunak dan layu diambil dari beberapa daerah di Pangalengan dan Garut (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah),

Hal ini didasarkan pada perancangan jasa cucian kendaraan yang sesuai dengan standar operation prosedur , perencanaan fasilitas berupa fasilitas penunjang yang meliputi mesin

Pemetaan dilakukan terhadap semua proses bisnis yang ada pada bidang fungsional bisnis human capital , terhadap ketiga jenis software ERP, dengan hasil pada Tabel

Indikator kinerja me rupakan suatu indikator yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas, guru untuk menunjang keberhasilan suatu penelitian dan indikator yang

subkriteria yang paling mempengaruhi pemilihan lokasi pemindahan pusat perkantoran Kota Pekanbaru di Jalan Badak, Kelurahan Sail Kecamatan Tenayanraya yaitu:

salinan naskah asli (hardcopy) LPSDK kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a angka 2,