• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MARKETING DAN PENINGKATAN MINAT ORANGTUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI MA UNGGULAN PP AMANATUL UMMAH SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI MARKETING DAN PENINGKATAN MINAT ORANGTUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI MA UNGGULAN PP AMANATUL UMMAH SURABAYA."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI MARKETING DAN PENINGKATAN MINAT ORANGTUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI MA UNGGULAN PP AMANATUL UMMAH

SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Manajemen Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Masturoh D03212017

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Kata kunci: Strategi Marketing dan Minat Orang tua

Pemasaran adalah hal yang sangat mendasar sehingga tidak dapat di pandang sebagai fungsi yang terpisahkan. Pemasaran adalah keseluruhan bisnis yang dilihat dari hasil akhirnya, yaitu dari sudut pandang pelanggan. Keberhasilan usaha tidak ditentukan oleh produsen melainkan oleh pelanggan. Strategi marketing adalah suatu cara yang dilakukan untuk menarik minat pelanggan atau orang tua karna dengan adanya pemasaran yang baik maka akan semakin banyak respon dari masyarakat.

Untuk mengetahui strategi marketing dalam meningkatkan minat orang tua secara mendalam maka dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan cara penelitian wawancara dengan orang tua dan kepala sekolah karna disini saya lebih menekankan pada penyebab orangtua memasukkan anaknya ke madrasah. Subjek penelitian ini adalah siwa, orang tua dan kepala sekolah metode yang digunakan yaitu untuk mengetahui tentang strategi marketing dan minat orang tua.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I: PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 10

1.3Tujuan Penelitian ... 10

1.4Manfaat Penelitian ... 11

1.5Batasan Masalah ... 12

1.6Definisi Konseptual ... 12

1.7Penelitian Terdahulu ... 13

1.8Sistematika Pembahasan ... 14

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Strategi Marketing ... 17

1. Marketing Mix dalam pemasaran jasa ... 20

B. Minat Orang tua ... 23

a. Pembuatan Keputusan ... 24

b. Perilaku Konsumen ... 32

c. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 44

BAB III: METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 50

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 50

2. Lokasi Penelitian ... 55

3. Informasi Penelitian ... 55

4. Data dan Sumber Data ... 55

5. Desain Penelitian ... 59

6. tehnik Pengumpulan Data ... 60

7. Metode Pengumpulan Data ... 63

(7)

9. Pengecekan Keabsahan Data………...68

BAB IV: PENYAJIAN DATA DAN ANALISA A. Profil Madrasah ... 70

1. Perkembanga MA Unggulan PP Amanatul Ummah Surabaya ... 70

2. Kurikulum ... 71

3. Identitas Madrasah………..72

4. Rekapitulasi Siswa………..73

B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 74

1. Dokumentasi ... 74

2. Wawancara ... 77

3. Analisis Data ... 80

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas pendidikan di Indonesia ini telah menjadi perhatian dari berbagai

kalangan, baik kalangan pendidikan maupun masyarakat. Setiap lembaga

pendidikan memiliki keunggulan bagi lembaganya sehingga dapat memberikan

kepuasan yang terbaik untuk siswa, orangtua maupun masyarakatnya. Kepuasan

orang tua menjadi faktor dimana lembaga pendidikan bisa dikatakan berkualitas.

Untuk menjadi sekolah yang berkulitas maka sekolah harus mampu bersaing

dengan sekolah-sekolah yang lain. Maka dari itu sekolah harus mampu untuk

mengubah diri agar mudah untuk bersaing dengan cepat. Agar dapat bersaing

dengan cepat maka sekolah harus lebih meningkatkan strategi marketing yang di

gunakan di sekolah itu. Marketing terfokus pada kepuasan konsumen dengan

memakai dasar pemikiran yang logis. Jika konsumen tidak puas maka marketing

gagal.1

Kepuasan konsumen adalah merupakan faktor yang paling penting untuk

meningkatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap suatu produk atau

jasa yang ditawarkan oleh produsen. Orang tua merupakan konsumen di suatu

lembaga pendidikan.

1

(9)

Persaingan global pada era pasar bebas, menyebabkan adanya kompetisi yang

sangat ketat. Untuk dapat berpartisipsi dalam persaingan global tersebut

seseorang di tuntut untuk memiliki kemampuan yang lebih berkualitas.

Pemasaran adalah hal yang sangat mendasar sehingga tidak dapat di pandang

sebagai fungsi yang terpisahkan. Pemasaran adalah keseluruhan bisnis yang

dilihat dari hasil akhirnya, yaitu dari sudut pandang pelanggan. Keberhasilan

usaha tidak ditentukan oleh produsen melainkan oleh pelanggan.2

Menurut konsep Oliver dalam Darsono dan Junaedi (2006), kepuasan

pelanggan terhadap suatu produk akan tecipta apabila kebutuhan, keinginan,

harapan, dan tujuan pelanggan dapat dipenuhi melalui produk yang digunakan

tersebut. Dalam proses penyelenggara pendidikan pelanggan dapat

diklasifikasikan menjadi dua yaitu:3

a. Pelanggan internal

Adalah seluruh sumberdaya manusia yang terlibat dalam proses

penyelenggaraan pendidikan, seperti peserta didik, orang tua, staf

administrasi yang berada di dalam system pendidikan. Bagi mereka

masing-masing memberikan input dan output yang saling mempengaruhi

tercapainya mutu.

2Philip Kotler “manajemen pemasaran”(jakarta PT Prenhallindo,1997)hal 1 3

(10)

b. Pelanggan eksternal

Adalah masyarakat luar yang menggunakan produk dari hasil

penyelenggaraan pendidikan peroses pendidikan (output) seperti

masyarakat, dunia industry lembaga instansi yang berada di luar

organisasi.

Kepuasan juga merupakan suatu faktor yang dapat menyebabkan orang

tua untuk memilih pendidikan yang cocok untuk putra-putrinya karna kepuasan

sebagian besar orang tua memilih sekolah atau lembaga pendidikan yang cocok

untuk putra dan putrinya yaitu seperti lembaga pendidikan yang bagus dengan

fasiitas yang bagus pula sehingga anak-anaknya bisa merasa nyaman dan tidak

bosan dalam menempuh pendidikan sekolah.

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan

sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi kegenerasi berikutnya

melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi

dibawah bimbingan orang lain, tetapi juga mungkin secara otodidak.4 Setiap

pengalama yang memiliki efek formatif pada cara orang berfikir, merasa, atau

tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap

seperti Prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan kemudian perguruan

tinggi, Universitas atau magang.

4

(11)

Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh Pemerintah. Pada tingkal

Global, pasal 13 PBB 1966 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial

dan Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan.5 Meskipun pendidikan

adalah wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk Pendidikan

dengan hadir di Sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua

memilih untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang serupa untuk

anak-anak mereka. Bentuk pendidikan yang tidak dilakukan disekolah ini hanya

dilakukan oleh sebagian orang tua yang menginginkan anaknya selalu dalam

pengawasan.

Para orang tua memiliki sejumlah alasan yang membuat mereka memilih

model pendidikan home-schooling untuk anak-anak mereka.Tiga alasan

kebanyakan dipilih oleh orang tua. Di Amerika Serikat adalah masalah mengenai

lingkungan sekolah, untuk lebih menekankan pengajaran agama atau moral, dan

ketidak setujuan dengan pengajaran Akademik disekolah Negeri atau sekolah

Swasta. Saat ini, Home-schooling sangat populer di Amerika, dengan persentase

anak-anak 5-17 tahun yang diberikan home-schooling meningkat dari 1.7% pada

1999 menjadi 2.9% pada 2007

Beda hal nya dengan di indonesia home-schooling di Indonesi sendiri mulai

marak pada tahun 2005. Banyak orang tua yang mempertanyakan legalitas dari

proses pendidikan selain sekolah umum. Maka dari itu banyak orang tua yang

5

(12)

lebih memilih pendidikan anaknya di pendidikan umum. Ada banyak faktor

penyebab orang tua menyekolahkan anaknya kesekolah Swasta ataupun Negeri.

Banyak sekolah di seluruh Indonesia baik Swasta maupun Negeri yang baik

untuk orang tua memasukkan anaknya. Seiring dengan perkembangan teknologi

dan informasi yang semakin pesat banyak bermunculan sekolah-sekolah dengan

menghadirkan konsep-konsep pendidikan yang baru. Namun orang tua juga tidak

boleh asal pilih sekolah yang menurutnya bagus. Untuk memilih sekolah yang

baik orang tua menimbang-nimbang dulu apakah sekolah itu baik untuk anaknya,

serta orang tua harus mengetahui secara mendalam tentang sekolah yang akan di

masuki anaknya.

Misalnya seperti sekolah-sekolah yang unggul mempunyai fasilitas yang baik

sarana-prasarana yang lengkap seperti mempunyai gedung yang cukup untuk

menampung murid-muridnya setiap masing-masing ruangan sudah terpasang AC

dan LCD untuk memperlancar metode pembelajaran, Toilet sesuai dengan

standar mempunyai lapangan yang luas yang bisa digunakan untuk olah raga,

upacara, serta segala macam kegiatan exstra kulikuler. Memiliki Lab komputer,

Lab IPA, serta ruangan keseniang yang dapat digunakan siswa untuk

menampilkan bakat serta memiliki perpustakaan dan buku-buku pendidikan dan

buku pendukung untuk kreativitas anak.

Bukan hanya memiliki sarana prasarana yang baik namun orang tua perlu

mengetahui juga apakah disekolah itu memiliki pendidik serta tenga pendidikan

(13)

orang tua harus mengetahui juga seperti apa cara mendidik anak-anak di

disekolah itu sehingga orang tua dapat mengetahui perkembangan dari

anak-anaknya. Kemudia dalam memilih sekolah yang baik itu orang tua harus

mengetahui lulusan-lulusan dari sekolah itu misalnya lulusan dari sekolah itu

banyak yang mendapat nilai bagus serta di terima di perguruan tinggi yang

bagus, bahkan ada sebagian yang bisa menempuh perguruan tinggi di luar

Negeri. Karna dengan mengetahui lulusan dari sekolah itu maka orang tua akan

mengetahui bagus tidaknya sekolah itu.

Seperti misalnya di MA unggulan PP Amanatul Ummah Surabaya sekolah ini

adalah sekolah yang sudah memiliki predikat sekolah unggulan juga sudah

banyak memiliki prestasi akademik. MA unggulan PP Amanatul Ummah ini

sudah sesuai dengan 8 standar pendidikan lulusan dari MA Unggulan PP

Amanatul Ummah ada sebagian yang mendapat beasiswa ke universitas

Al-Azhar Mesir. Sejak tahun 2003 MA unggulan PP Amanatul Ummah selalu

memperoleh nilai rata-rata terbaik dalam tingkat Nasional. Fasilitas yang

ditawarkan di MA ini juga bagus sekolah ini sudah mempunyai laboratorium

bahasa, laboratorium komputer, laboratorium kimia, dan laboratorium IPS.

Program-programnya tidak kalah menarik dengan program yang di adakan di

sekolah-skolah lain. Namun apakah itu faktor penyebab orang tua memasukkan

anaknya ke MA unggulan PP Amanatul Ummah Surabaya. Apakah hanya karna

fasilitas yang baik sarana-prasarana yang bagus misalnya seperti memiliki

(14)

laboratorium, memiliki perpustakaan,dan memiliki lapangan serta memiliki

tempat perkir yang cukup. Apakah dengan sarana-prasarana yang baik saja sudah

cukup untuk mempengaruhi orang tua agar memasukkan anaknya ke MA

unggulan PP Amanatul Ummah Surabaya. Mungkin ada hal lain yang dapat

mempengaruhi orang tua untuk memasukkan anaknya ke MA unggulan PP

Amanatul Umah Surabaya misalnya seperti setiap lulusan MA unggulan PP

Amanatul Ummah dapat di terima di UGM, ITB, UI, ITS, UNAIR, UB, STAN,

dan perguruan tinggi dalam dan luar Negeri. Ada juga yang diterima di Maroko,

Rusia, Jepang, Turki, dan Australia.6 Apakah itu faktor penyebab orang tua

memasukkan anaknya ke MA unggulan PP Amanatul Ummah. Orang tua harus

selektif dalam memilih sekolah untuk putra dan putrinya memilih sekolah yang

tepat membutuhkan banyak pertimbangan, mulai dari lingkungan sekolah,

kurikulum yang digunakan, kondisi sarana dan prasarana yang ada sampai pada

kegiatan harian yang di laksanakan di sekolah.

Berkaitan dengan hal tersebut MA unggulan PP Amanatul Ummah

menawarkan berbagai fasilitas dan program unggulan yang berkualitas guna

mengatasi kehawatiran orang tua. Berikut gambaran umum tentang MA

unggulan PP Amanatul Ummah.

MA unggulan PP Amanatul Ummah Surabaya merupakan sekolah islam

yang mana sekolah ini berada di bawah naungan pondok pesantren berlokasi di

6

(15)

Jl.Siwalankerto utara 56-63 dengan bapak Dr. H. Masyhadi, M.Ag sebagai

kepala sekolah. Prestasi dan ke unggulan dari MA unggulan PP Amanatul

Ummah iyalah madrasah ini termasuk madrasah yang bertaraf Internasional

(MBI) Amanatul Ummah sebagai program khusus dari MA unggulan Amanatul

Ummah yang terakreditasi A selalu lulus 100% dalam UN dan hampir

seluruhnya (98%) melanjutkan ke perguruan tinggi Negeri dan banyak mendapat

beasiswa baik dalam Negeri (ITS, IPB, UGM, UNAIR, UIN Jakarta) maupun di

luar Negeri (Mesir, Tunisia, Yaman, Maruko). Hingga saat ini MBI telah

menunjukkan prestasi-prestasi gemilang yang diraih siswa-siswinya, baik

ditingkat lokal regional, Nasional, maupun Internasional. Pada tahun ajaran

2012-2013, MBI Amanatul Ummah kembali membuka pendaftaran murid baru

untuk 10 kelas yang memproses serta menyajikan sarana yang sebagaimana

mestinya, menyajikan kurikulum yang dapat merangkum kurikulum Nasional,

kurikulum Al-Azhar (Kairo-Mesir) dan kurikulum Cambrige Universitas

(London-Inggris). Sehingga ijazah kelulusan yang di dapat ijazah Nasional,

Ijazah dari Al Azhar (Kairo-Mesir), ijazah dari Cambrige Universitasity / ijazah

Toefl dari AMINEF. MBI Amanatul Ummah juga telah menjadi objek studi

banding bagi sekolah/ madrasah maju dari hampir seluruh Indonesia.7

Saat ini MA unggulan PP amanatul ummah sedang menjadi sorotan di

berbagai kalangan masyarakat sebagai sekolah yang berbasis agama dan

7

(16)

berkualitas .para orang tua semakin termotivasi untuk memasukkan

menyekolahkan putra-putrinya di sekolah tersebut. Setiap tahunya siswa-dan siwi

di MA unggulan PP Amanatul Umah selalu bertambah banyak Lantas apa faktor

yang paling dominan yang paling menyebabkan orangtua untuk memasukkan

anaknya ke MA ungulan PP Amanatul Ummah.

Di indonesia sekarang sudah ada bermacam-macam sekolah unggulan

khususnya di Surabaya. Di Surabaya sudah banyak sekali sekolah unggulan dan

sekolah faforit dan tidak sedikit orang tua yang menginginkan anaknya untuk

dapat bersekolah di sekolah-sekolah tersebut misalnya seperti di MA unggulan

PP Amanatul Ummah. Banyak orang tua yang menginginkan anaknya untuk

dapat bersekolah di MA unggulan PP Amanatul Ummah namun kita masih

belum mengetahui faktor penyebab mengapa orang tua banyak menginginkan

anaknya agar dapat bersekolah di MA unggulan PP Amanatul Ummah.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan orang tua ingin memasukkan

anaknya ke MA unggulan PP Amanatul Ummah seperti misalnya orang tua

menginginkan anaknya dapat bersekolah di MA unggulan PP Amanatul Ummah

dikarnakan lulusan dari sekolah ini banyak mendapatkan beasiswa ke luar

Negeri, sekolah ini sudah menyandang predikat sekolah unggulan, fasilitasnya

bagus, dan lain-lain. Atau mungkin orang tua ingin memasukkan anaknya ke MA

unggulan PP Amanatul Ummah karna tertarik dengan pemasaran yang di lakukan

oleh sekolah misalnya seperti iklan di internet, brosur, dan mungkin juga orang

(17)

Banyak faktor yang dapat menyebabkan orang tua memasukkan anaknya ke

MA unggulan PP Amanatul Umah namun kita masih belum mengetahui faktor

apa yang dapat menyebabkan orang tua memasukkan anaknya ke MA unggulan

PP Amanatul Ummah Surabaya. Maka disini saya sebagai peneliti akan mengkaji

secara mendalam tentang faktor apa saya yang dapat menyebabkan orang tua

memasukkan anaknya ke MA unggulan PP Amantul Ummah serta faktor yang

paling dominan yang dapat menyebabkan orang tua menginginkan anaknya

bersekolah di MA unggulan PP Amanatul Ummah.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melakukan penelitian tentang

faktor apa yang dapat mempengaruhi orang tua sehingga memasukkan anaknya

ke MA Unggulan PP Amanatul Ummah serta faktor apa yang paling dominan

yang menyebkan orang tua ingin anaknya dapat di terima di MA unggulan PP

Amanatul Ummah Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah, maka diperlukan suatu

perumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut.

1. Apa strategi marketing yang paling dominan yang diguankan oleh MA

unggulan PP Amanatul Ummah?

2. Apa faktor-faktor yang paling dominan bagi orang tua dalam pemilihan

(18)

3. Apa hubungan strategi marketing dengan pemilihan sekolah di MA

unggulan PP Amanatul Ummah?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui strategi marketing yang paling dominan yang

digunakan oleh MA unggulan PP Amanatul Ummah

2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam pemilihan sekolah

untuk anaknya di MA unggulan PP Amanatul Ummah

3. Untuk mengetahui hubungan strategi marketing dan pemilihan di MA

unggulan PP Amanatul Ummah

1.4Manfaat Penelitian

Pada prinsipnya penelitian ini diharapkan dapat berhasil mencapai tujuan

secara optimal, menghasilkan laporan yang sistematis dan dapat bermanfaat

secara umum. Adapun manfaat yang dapat diberikan oleh penelitian ini antara

lain:

1. Bagi Peneliti :

a. Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti serta tambahan pengetahuan

sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan penulis dengan

landasan dan kerangka teoritis yang ilmiah.

b. Untuk memenuhi beban SKS dan sebagai bahan penyusunan skripsi

(19)

memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada jurusan Kependidikan

Islam kosentrasi Manajemen Pendidikan Islam.

2. Bagi Obyek Penelitian

a. Sebagai sumbangan pemikiran ke dalam dunia pendidikan khususnya

di MA Unggulan PP Amanatul Ummah Surabaya

b. Sebagai sumbangan kepada UIN Sunan Ampel Surabaya khususnya

kepada perpustakaan sebagai bahan bacaan yang bersifat ilmiah.

3. Bagi pimpinan dan jajaran MA unggulan PP amanatul ummah.

Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi untuk

meningkatkan minat pelanggan agar mau memasukkan putra-putrinya ke

MA unggulan Amanatul ummah.

4. Bagi kepentingan umum

Sebagai bahan perbandingan (korelatif) dan sebagai refrensi untuk

para peneliti dengan topik yang sama. Hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam memilih sekolah yang berkualitas.

1.5Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian di MA Amanatul Ummah

diperlukan batasan masalah dengan maksut variable yang diteliti tidak meluas

dan tetap fokus pada permasalahan dalam penelitian ini penelitian hanya

fokus pada bagaimana strategi marketing dalam meningkatkan minat orang

tua di MA Amanatul Ummah

(20)

Agar pemahaman dalam penelitian ini tidak terjadi masalah penafsiran

dan supaya permasalahannya jelas.Maka perlu dilaksanakan definisi istilah.

Definisi dalam penelitian ini diupayakan agar tidak terjadi adanya kesalah

pahaman pengertian, yang nantinya mempunyai hubungan dan relevansi yang

kami ajukan dengan paparan judul di atas, penelitian perlu menjelaskan

beberapa kunci:

1. Strategi Marketing

Philip Kotler mendefinisikan Marketing (pemasaran) adalah

suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya terdiri dari

individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan, produk yang bernilai dengan pihak lain.

2. Minat Orang tua

Rasa kagum atau tertarik terhadap program sekolah juga terhadap

sistem pembelajaran yang mana natinya mampu memudahkan

anak-anaknya untu masuk ke jenjang yang lebi tinggi juga mampu

mendapatkan beasiswa baik dalam maupun luar Negeri

1.7Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan pembahasan strategi marketing dalam meningkatkan

minat orang tua secara spesifik masih belum dijumpai sehingga proposal

(21)

Penulis hanya menjumpai beberapa tulisan yang berkaitan dengan

tema penelitian ini, diantaranya:

Nilam, Murfidah. Pengembanagn budaya mutu dalam meningkatkan

minat masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di MA Unggulan

Amanatul Ummah Surabaya. …… Skripsi. Penelitian ini terfokus pada proses

pengembangan dan karakteristik budaya mutu disekolah untuk meningkatkan

minat masyarakat agar menyekolahkan anaknya di MA Amanatul Ummah

Surabaya.8 Dalam penelitian ini sama-sama membahas tentang minat orang

tua untuk menyekolahkan anaknya ke MA Amanatul Ummah, namun yang

membedakan skripsi ini iyalah dalam penelitian terdahulu lebih

mengfokuskan pada pengembangan mutu dalam meningkatkan minat

masyarakat sedangkan dalam penelitian ini lebih menitik beratkan pada

strategi marketing dalam meningkatkan minat orang tua menyekolahkan

anaknya ke MA Unggulan Amanatul Ummah.

Jadi yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu

iyalah penelitian ini lebih menitik beratkan pada strategi marketing sedangkan

penelitian terdahulu lebih menitik beratkan pada pengembangan budaya mutu.

1.8 Sistematika Pembahasan

8

Nilam, Murfidah NIM D31209037. Pengembangan Budaya Mutu dalam Meningkatkan minat masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di MA Unggulan Amanatul Ummah Surabaya. (Skripsi---IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2013).

(22)

Agar pembahasan dalam penelitian (skripsi) ini mengarah

kepada maksud yang sesuai dengan judul, maka pembahasan ini penulis

menyusun sistematika pembahasan dengan rincian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini meliputi langkah-langkah penelitian yang berkaitan dengan rancangan

pelaksanaan penelitian secara umum. Terdiri dari sub-subbab tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

definisi operasional, metode penelitian, penelitian terdahulu, dan sistematika

pembahasan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi pemaparan tentang faktor penyebab orang tua memasukkan anaknya ke

sekolah meliputi: strategi marketing dan minat orang tua dalam minat orang

tua ini meliputi pembuatan keputusan dan pengaruh konsumen. Kemudian

akan dijelaskan mengenai pembuatan keputusan dan pengaruh konsumen

dalam faktor penyebab orang tua memasukkan anaknya ke sekolah unggulan

yang meliputi: pengertian strategi marketing, minat orang tua , hakikat

pengambilan keputusan, teori pembuatan keputusan dan pengaruh konsumen.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini meliputi langkah-langkah penelitian yang berkaitan dengan metode

penelitian. Terdiri dari sub-subbab tentang pendekatan dan jenis penelitian,

(23)

penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan

keabsahan data.

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Bab ini berisi tentang paparan (deskripsi) sejumlah data empiris yang

diperoleh melalui studi lapangan. Mencakup gambaran umum obyek

penelitian di MA Unggulan PP Amanatul Ummah Surabaya, tentang sejarah

MA Unggulan PP Amanatul Ummah Surabaya, letak geografis, iklim sekolah,

keunikan-keunikan budaya sekolah, metode manajerial yang sesuai dengan

landasan teori dengan data-data yang ada di lapangan, struktur organisasi

sekolah, keadaan guru dan staf, keadaan siswa dan keadaan sarana dan

prasarana. Pada analisis data ini berisi tentang intrepretasi penulis, dengan

data-data yang berhasil dihimpun. Analisa ini berfungsi untuk menjawab

permasalahan yang dirumuskan berkaitan dengan faktor penyebab orang tua

memasukkan anaknya ke MA Unggulan PP Amanatul Ummah Surabaya

BAB V : PENUTUP

Pada bab terakhir berisi kesimpulan dan saran-saran yang diikuti dengan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Strategi Marketing

Manajemen pemasaran merupakan kegiatan menganalisis, merencanakan,

mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna

memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran

dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Menurut Tjiptono, manajemen

pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan

harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan

pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan

organisasi.1

Pengguna istilah pemasaran pada saat ini sudah sangat berkembang

disegala sektor. Demikian pula pengertian pemasaran sudah sangat luas.

Beberapa definisi pemasaran dapat dikemukakan di sini:

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha

untuk merencanakan menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang

ada maupun pembeli potensial.

Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang berhubungan langsung dengan

konsumen. Kesuksesan perusahaan banyak ditentukan oleh prestasi dibidang

1

(25)

pemasaran. Pemasaran merupakan proses mempelajari kebutuhan dan keinginan

konsumen, dan pada harga yang kompetitif. Penerapan pemasaran di

perusahaan satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

Pemasaran menurut Kotler,(1972) pemasaran terdiri atas aktivitas yang

dirancang untuk menghasilkan dan mengfasilitasi setiap pertukaran yang

dimaksut untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan/konsumen.

Tjiptono memberikan definisi pemasaran sebagai suatu proses sosoial dan

manajerial dimana individu atau kelompok untuk mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran

segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok.2

Konsep pemasaran adalah suatu konsep bisnis yang menekankan bahwa

strategi pemasaran yang berhasil adalah strategi pemasaran yang di bangun

berdasarkan kepada pemahaman yang lebih baik kepada perilaku konsumen

akan membantu para manajer pemasaran untuk melakukan hal-hal berikut:

a. Analisis lingkungan

b. Riset pasar

c. Positioning dan diferensiasi

d. Bauran pemasaran

Konsep pemasaran dalam jasa pendidikan ada beberapa tahap

perkembangan konsep marketing yang di gunakan oleh para pengusaha dalam

menghadapi persaingan yaitu:

2

(26)

a. Konsep produksi

Konsep ini berpandangan bahwa perusahaan membuat produksi

sebanyak-banyaknya. Dengan produksi masal ini akan doperoleh

efisiensi dalam pemakaian input dan efisiensi dalam pemakain produk.

b. Konsep produk

Konsep produk ini sudah sejak lama, pada saat produsen berada pada

posisi kuat produsen menghasilkan produk yang sangat baik menurut

ukuran atau selera produsen sendiri bukan menurut kehendak

konsumen demikian banyaknya hingga selera merekapun bervariasi.

c. Konsep penjualan

Pengusaha menganut konsep penjualan berpendapat bahwa yang

penting produsen menghasilkan produk kemudian produk itu dijual

kepasar dengan menggunakan promosi secara besar-besaran.

d. Konsep marketing

Konsep marketing ini menyatakan bahwa produsen jangan

memperhatikan diri sendiri, jangan melihat selera sendiri tapi lihatlah,

carilah apa dan bagaimana selera konsumen

e. Konsep responsibiliti

Konsep ini menyatakan bahwa dunia perusahaan harus bertanggung

(27)

Marketng Mix Dalam Pemasaran Jasa

Dalam pemasaran barang kita sudah mengenal istilah 4P tradisional :

P1 = Produk, P2 = Price, P3 = Place, P4 = Promotion. Dalam pemasaran jasa

oleh Boom dan Bitner (Kotler, 1997:88) menyarankan tambahan 3P yaitu P5

= People, P6 = Physical Evidence (bukti fisik), P7 = Process.

Secara singkat dapat di jelaskan:

P1 = product artinya produk yang di hasilakn dan di tawarkan ke konsumen

haruslah produk berkualitas, sebab konsumen tidak senang pada

produk kurang bermutu, apa lagi harganya mahal

P2 = Price- Produsen harus pandai menetapkan kebijaksanaan harga, tinggi

atau rendahnya harga yang ditetapkan harus berpedoman pada:

a. Keadaan/ kualitas barang

b. Konsumen yang dituju, berpenghasilan tinggi, sedang atau

rendah, konsumen pertokoan atau pedesaan.

c. Suasana pasar, apakah produknya baru di ini poduksi kepasar atau

produk menguasai pasar, produk sudah melekat dihati konsumen

atau banyak saingan.

P3 = Place berarti kaman tempat/lokasi yang dituju, bagaimana saluran

ditribusinya, berapa banyak saluran, kondisi para penyalur yang

(28)

P4 = Protion, merupakan daya tarik, teknik-teknik yang digunakan untuk

menarik langganan.

P5 = People berarti orang yang melayani maupun yang merencanakan

pelayanan terhadap para konsumen. Karena sebagian besar jasa

dilayani oleh orang maka orang tersebut perlu diseleksi, dilatih,

dimotivasi memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Setiap

karyawan harus berlomba-lomba berbuat kebaikan terhadap konsumen

dengan sikap perhatian responsif, inisiatif, kreatif, pandai

memecahkan masalah, sabar dan ikhlas.

P6 berupa bukti fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata

dari benda-benda yang menghasilkan jasa tersebut. Orang yang berkunjung ke

Bank akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan, perabot, bahkan

sanpai ke pakaian seragam karyawan. Demikian pula halnya pada jasa potong

rambut. Langganan akan memperhatikan kebersihan segala macam peralatan

yang dipakai oleh tukang cukur.

Lebih rinci contoh-contoh bukti fisik ialah untuk fasilitas eksternal,

konsumen akan memperhatiakan design eksterio, tempat parkir, taman-taman,

suasana lingkungan dan sebagiannya.

Untuk fasilitas interior konsumen akan memperhatikan interior desig,

(29)

lain untuk perusahaan-perusahaan tertentu konsumen akan memperhatikan

kartu nama, alat tulis menulis, penampilan, logo surat dan amplopnya, brosur,

pakaian seragam dan sebagainya.

Kemudian P7 berupa proses, proses ini terjadi diluar pandangan

konsumen, konsumen tidak mengetahui bagaimana proses yang terjadi yang

penting jasa yang ia terima harus memuaskan. Proses ini terjadi berkat

dukungan karyawan dan tim manajemen yang mengatur semua proses agar

berjalan dengan lancar. Misalnya proses pemberian jasa yang dilakukan oleh

Bank berupa jasa transfer, inkaso, tabungan pengambilan cektunai harus

berjalan lancar dan cepat. Pada Bank dulunya bila nasabah menguangkan cek,

harus menunggu lama karena cek tersebut harus dilihat oleh atasan sebelum

uangnya dibayarkan, pada hal pengesahan oleh atasan tersebut bisa dilakukan

belakangan yang penting cek tersebut ada dananya atau tidak, ceknya sah atau

tidak, setelah itu langsung dibayar yang penting semua proses oprasional

apalagi yang berhubungan dengan konsumen harus betu-betul memuaskan

semua rantai nilai, yang ikut dalam proses tersebut harus bekerja sama dengan

penampilan prima.3

Dalam pemasaran jasa sangat berbeda sekali denga pemasaran produk

banyak cara dalam pemasaran jasa misalnya dalam pemasaran jasaa

pendidikan kita bapat melakukan berbagai macam cara untuk menarik orang

3

(30)

tua untuk memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan yaitu dengan cara

internal dan eksternal

Biasanya cara-cara yang di gunakan oleh sekolah utuk menarik minat

orang tua agar menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut yaitu kebanyakan

sekolah menggunakan pemasaran sebar brosur yaitu dengan cara menyebar

brosur-brosur yang berisi tentang keunggulan sekolah, sekolah juga dapat

membuat papan iklan, majalah dinding, dan pemasaran-pemasaran melalui

internt,dan lain-lain.

Strategi marketing yang digunakan di MA Unggulan PP Amanatul

Ummah Surabaya sangat banyak di antaranya strategi markerting dengan

menggunakan strategi penyebaran brosur, penyebaran promosi melalui online,

menggunakan media cetak dan dari televisi. Namun strategi marketing yang

paling dominan yang dilakukan di MA Unggulan PP Amanatul Ummah

Surabaya iyalah dengan menggunakan strategi penyebaran brosur.

2. Minat Orang Tua

kata minat indentik dengan kata motivasi yang berasal dari kata

”motif” yaitu segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang

(31)

Menurut Soesilowindradini ” suatu kegiatan yang dilakukan tidak

sesuai minat akan menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan ”. Dapat

dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan

kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi.

Dalam definisi diatas tentang minat, bahwa minat merupakan suatu

perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh

kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan. Minat dapat dikatakan

sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam

mewujudkan pencapain tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.4

Dalam minat orang tua disini kita akan mebahas tentang minat orang

tua untuk memasukkan anaknya ke MA unggulan PP Amanatul Ummah

Surabaya. Dalam teori minat orang tua ini kita lebih menitik beratkan pada

toeri pembuatan keputusan dan perilaku konsumen. yaitu dimana kita akan

lebih memahami tentang keputusan yang di buat oleh orang tua yang ingin

memasukkan anaknya ke sekolah tertentu, dan tentunya dengan memasukkan

anaknya ke sekolah tentunya orang tua sudah mempunyai pertimbangan yang

matang. Misalnya seperti apabila kita membeli baju tentunya sebelum kita

memilih baju yang cocok untuk kita pastinya kita menimbang-nimbang dulu

apakah baju itu cocok atau tidak.

4

(32)

Sama halnya dengan memilih sekolah orang tua haru

menimbang-nimbang dulu apakah sekolah itu baik atau tidak untuk anaknya maka dari itu

orang tua harus membuat keputusan yang matang sehingga tidak terjadi

penyesalan di belakang.

a. Pembuatan keputusan

Sebagian besar pembuat keputusan merasa bahwa pertimbangan yang

digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan merupakan pertimbangan

yang baik. Oleh karena itu menarik untuk mengetahui seberapa baik manusia

secara umum dalam melakukan pertimbangan.

Awal perhatian dalam probablility judgment ditandai dengan tulisan

Ward Edwards yang berjudul ” Teori Pembuatan Keputusan” pada tahun

1954. Tulisan ini membahas pembuatan keputusan ekonomi dengan teori

ekonomi dan pendekatan subjektif. Teori ini membahas bahwa keputusan

normatif bergantung pada dua sumber informasi yang saling lepas, yaitu

probabilitas subjektif terhadap muncul atau tidaknya suatu kejadian di masa

depan, dan kepuasan atau nilai subjektif terhadap hasil-hasil yang mungkin

terjadi akibat interaksi tindakan manusia terhadap kejadian dimasa yang akan

datang.

Dalam sejumlah penelitian yang dilakukan Edward dan rekan-rekanya

ditemukan bahwa manusia tampa bantuan apapun cendrung berlaku

nonservatif, delam merevisi opininya hasil ini kemudian dinamakan

(33)

Tingakat konservatisme bervariasi bergantung kediagnotisan

(diagnoticiti) data. Sebagai ilustrasi, anda di tunjukkan sampel yang di ambil

dari dua buah kantong yang masing-masing kantong berisi seratus bola

berwarna. Kantong pertama berisi 49 bola merah dan 51 bola biru dan

kantong satunya 51 bila merah dan 49 bola biru. Dua kali pembuatan

berturut-turut adalah bola biru, hasil ini belumlah mencirikan dengan jelas dari

kantong mana bola-bola tadi berasal. Hasil percobaan menunjukkan bahwa

semakin diagnitis data, maka semakin konservatif sikap subjek penelitia

terhadap opininya, saat data sangat tidak mencirikan (diagnostik) seperti

dalam contoh di atas, revisi probabiliti menjadi sangat ekstrem.

Murpy dan Winkler menyatakan bahwa walaupun percobaan kantong

bola berwarna kelihatannya sangat sederhana, tetapi paling tidak terdapat

empat hal yang membedakannya dari keadaan dunia nyata. Pertama, jika

informasi itu disajikan sekaligus maka pengarunya akan lebih kecil dari

gabungan pengaruh tiap-tiap bagian informasi yang disajiakan satu persatu.

Kedua, penghasilan data dalam percobaan kantong bola berwana

bersifat stasioner, yaitu isi bila dalam kontong tidak berubah selama

percobaan sementara di dunia nyata, sumber datapun dapat berubah sehingga

dalam dunia nyata hipotesis yang kita miliki dapat berubah. Informasi yang

kita peroleh mungkin dapat mengubah hipotesis kita.

Ketiga, dalam dunia nyata data yang diperoleh memiliki kemunkinan

(34)

berwarna dalam kantong sangat dapat diandalkan. Keempat, subjek dalam

percobaan kantong berisi bola berwarna di berikan data yang sangat

diagnostik.

Penelitian-penelitian yang dibahas dalam lietatur pembuatan

keputusan biasanya di pusatkan pada pengukuran ”kepribadian” untuk situasi

perseorangan dari sampel individual. Dilakukan dalam upaya melihat

hubungan yang mungkin ada antara kepribadian dan pembuatan keputusan. 5

Menurut Davist, keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang

dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan pernyataan mengenai ’apa

yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan.6

Pengambilan keputusan adalah mengenai penciptaan kejadian-kejadian dan

pembentukan masa depan. Proses pengambilan keputusan menyangkut

peristiwa yang menjurus pada saat pemilihan dan sesudahnya, sementara

sebuah keputusan berti ”memutus” yaitu menentukan sebuah pilihan atau arah

tindakan tertentu. Pengambilan keputusan ialah proses pemecahan masalah

dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif untuk menetapkan suatu

tindakan dalam mencapai tujuan yang di inginkan.

Robins (1997:236) berpendapat bahawa ”decision making which on

chses between two or more alternative” Berdasarkan pendapat di ini, dapat di

pahami bahwa hakikat pengambilan keputusan ialah memilih dua alternatif

5Fahmi Basyaib “teori pengambilan keputusan” (jakarta, PT Grasindo,2006)

hlm 46

6Drs. Ibnu syamsi, S.U “Pengambilan keputusan dan sitem informasi”(jakarta,Bumi Aksara,1995)hal

(35)

atau lebih untuk melakukan suatu tindakan tertentu baik secara pribadi

maupun kelompok.7

Literatur akademik pada dasarnya membagi keputusan-keputusan

menjadi keputusan strategis dan keputusan oprasional. Keputusan-keputusan

strategis berkaitan dengan kebijakan dan arah organisasi keputusan-keputusan

oprasional menyangkut pengelolaan sehari-hari. Pengambilan keputusan

strategis menyita peling banyak perhatian karna pengaruh-pengaruhnya pada

pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisasi. Tetapi keputusan-keputusan

oprasional penting karna penerapan strategis secara efektif bergantug pada

pada pengambilan keputusan ditingakat oprasional apalagi masalah-masalah

oprasional kerap memiliki pengaruh strategis.8

Secara umum dapat dikatakan bahwa mengambil atau membuat

keputusan berarti memilih satu diantara sekian banyak alternatif. Pada

umumnya keputusan dibuat untuk memecahkan masalah atau persoalan

(problem solving) setiap keputusan yang di buat pasti ada tujuan yang di

capai. Didalam dunia yang moderen ini kehidupan menuntut banyak sekali

keputusan yang di buat. Beberapa keputusan bisa berulang kali dibuat secara

rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama sehingga mudah dilakukan.9

7Syafiruddun anzzihan “sistem pengambilan keputusan pendidikana”

https://books.google.co.id/books download 18-11-15 halm 45

8Helga Drummond “pengambilan keputusan yang efektif” (jakarta, PT. Gramedia Pustaka

Utama,1993)hlm 2

(36)

Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam perumusan

berbagai alternatif tindakan sesuai dengan yang sedang dalam perhatian dan

dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah suatu evaluasi (penilaian)

mengenai efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki

pengambilan keputusan. Salah satu komponen terpenting dari proses

pengambilan keputusan ialah kegiatan pengumpulan informasi dari mana

suatu apresiasi mengenai situasi keputusan dapat di buat. Apabila informasi

yang cukup dapat di kumpulkan guna memperoleh suatu spesifikasi yang

lengkap dari semua alternatif dan tingkat keefektifannya dalam situasi yang

sedang menjadi perhatian proses pembuatan atau pengambilan keputusan

relatif sangatlah mudah. Akan tetapi dalam prakteknya sangat tidak mungkin

untuk mengumpulkan informasi yang secara lengkap, mengungat terbatasnya

dana, waktu dan tenaga.

Misalnya untuk mengetahui seberapa bagus MA unggulan PP

Amanatul Ummah untuk menjadi tempat pendidikan yang baik untuk

anak-anak serta fasilitas serta sarana-prasarananya apakah sudah bagus. Tidak

mungkin kita menanyakan kepada semua orang yang bertempat tinggal di

daerah yang dekat dengan MA Amanatul Ummah, akan tetapi kita bisa

menanyakan kepada beberapa wali murid yang anaknya sekolah di MA

amanatul ummah sebagai sampel secara sampling yang hasilnya hanya data

perkiraan. Seandainya waktu dan tenaga cukup tersedia pengumpulan data

(37)

Kesimpulan yang di peroleh mengenai pengambilan keputusan adalah:

tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dengan arti bahwa sekali

diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. Kemungkinan

kedua adalah tujuan pengambilan keputusan dapat juga bersifat ganda

(multiple objectives) dengan arti bahwa satu keputusan yang di ambilnya itu

sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih) yang sifatnya kontradiktif

ataupun yang tidak kontradiktif.

Pada hakikatnya pengambilan keputusan itu diambil jika pimpinan

menghadapi masalah atau untuk mencegah timbulnya masalah dalam

organisasi. Pengertian masalah disini dapat diartikan dalam arti yang luas.

Misalnya pembuatan rencana kegiatan, mungkin ada beberapa cara yang dapat

di tempuh. Pimpinan harus mengambil keputusan untuk memilih cara mana

yang paling tepat yang akan dipergunakan.

Dasar pengambilan keputusan itu bermacam-macam tergantung dari

permasalahannya. Keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan

semata-mata. Dapat pula keputusan diambil berdasarkan rasio dalam praktiknya

pengambilan keputusan itu sangat bergantung dari macam permasalahan yang

dihadapinya, namun juga sangat bergantung pada individu yang membuat

keputusan mungkin suatu keputusan dipecahkan dengan menggunakan intuisi.

Ada kalanya keputusan lebih tepat jika didasarkan rasio.

Dasar umum teknik pengambilan keputusan:

(38)

2) Pengambilan keputusan rasional

3) Pengambilan keputusan berdasarkan fakta

4) Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman

5) pengambilan keputusan berdasarkan wewenang.10

Setiap pengambilan keputusan yang telah diambil itu merupakan

perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu analisis proses

pengambilan keputusan hakikatnya sama saja dengan analisis proses

kebijakan. Dunn menyatakan bahwa komponen-komponen proses kebijakan

(juga merupakan komponen pengambilan keputusan) meliputi:

1) masalah kebijakan

2) alternatif kebijakan

3) tindakan kebijakan

4) hasil kebijakan

5) pola pelaksanaan kebijakan.

Sejumlah penulis telah membuat perbedaan antara situasi pembuatan

keputusan. Herbert A. Simon termasuk kelompok awal dalam melakukan ini,

ia menyebutkan keputuan sebagai terprogram dan tidak terprogram. Ia

menjelaskan keputusan terprogram sebagai keputusan-keputusan yang sering

dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi hal rutin karna seringnya

10Drs. Ibnu syamsi, S.U “Pengambilan keputusan dan sitem informasi”(jakarta,Bumi Aksara,1995)hal

(39)

bertemu degnan situasi keputusan seperti ini. Keputusan ini dikatakan dapat

diprogram karena prosuder khusus dapat dibuat dan dilatih dalam mencari

langkah terbaik. Prosedur ini didasarkan pada pengalaman dalam meghadapi

sejumlah situasi yang serupa. Jika telah dimiliki prosedur termaksut maka

dalam seluruh situasi yang serupa dapat diterapkan prosedur standar.

Satu-satunya aktivitas yang dapat digolongkan inovatif dalam situasi seperti ini

adalah pengujian/ pemeriksaan terhadap kelayakan untuk menggunakan

prosedur tadi dalam situasi tersebut.

b. Perilaku konsumen

Memahami perilaku membeli (buying behavior) dari pasar sasaran

merupakan tugas penting dari manajemen pemasaran, berdasarkan konsep

pemasaran. Perilaku konsumen terdiri dari semua individu dan rumah tangga

yang membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk konsumsi peribadi. Pada

tahun 1984 pasar kosumen Amerika terdiri dari 238 juta orang. Setiap tahun

pasar ini tumbuh dengan beberapa juta orang dan mecapai nilai lebih dari 100

milyar dolar, yang menunjukkan salah satu pasar konsumen paling

menguntungkan di dunia. Para konsumen amat beraneka ragam menurut usia,

pendapatan tingkat pendidikan, pola perpindahan, dan selera.11

Perilaku konsumen adalah proses dan aktifitas ketika seseorang

berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta

11Philip Kotler “marketing manajemen, sixth Edition” (jakarta, PT. gelora aksara pratama, 1996) hlm

(40)

pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk

membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (

low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah.

Sedangkan untuk barang jual tinggi (high-involmvemet) proses pengambilan

keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.12

Menurut Tjiptono (1997) kelangsungan hidup perusahaan yang berusaha

memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat bergantung pada

perilaku komsumenya, maka dari itu pemahaman terhadap perilaku konsumen

merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh perusahaan. James F.

Engel, mendefinisikan bahwa ”perilaku konsumen adalah tindakan yang

langsung terlibat dalam mendapatkan, menkonsumsi, dan menghabiskan

produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan munyusuli

tindakan ini. 13 Sementara itu Dafit L. Loudon dan Albert J. Della Bitta lebih

menetapkan perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan.

Mereka mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses pengambilan

keputusan dan mengajak aktivitas individu dalam mengevaluasi, memperoleh,

menggunakan atau mengatur barang dan jasa.

12

Kincaid, Judith. 2003. Customer Relationship Management: Getting it Right.Prentice-Hall, Inc. Page 298.https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen#cite_note-Customer-2 ,09-11-1

13

(41)

Kotler dan Amstrong mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku

pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga yang membeli

produk untuk konsumsi personal.14

Perilaku konsumen jasa pendidikan dapat didefinisikan sebagai

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapat dan

mempergunakan jasa-jasa pendidikan, termasuk di dalam proses pengambilan

keputusan. Konsumen sekolah menurut Spanbauer (dalam hidayat, 2007:23)

adalah sebagai berikut:

Para konsumen aksternal primer sekolah adalah siswa yang

menghadiri kelas dan menggunakan layanan sekolah eksternal lainya

adalah mereka yang dekat dengan siswa, seperti oranmg tua,

keluargha, serta hak yang mempekerjakan sarjana dan wajib pajak

yang memberikan kontribusi untuk membiayai sekolah. Selain

pelanggan eksternal, sekolah memiliki konsumen internal yang

merupakan karyawan mereka instruktur, pembangunan guru, staf

pendukung, staf teknis, dan manajer.

Masing-masing konsumen sekolah memiliki peran masing-masing

peranan orang tua dalam keluarga pada proses pemilihan sekolah sangat

14

(42)

penting. Pendapat anak sebagai unsur dapat menjadi pertimbangan, akan

tetapi keputusan tetap pada orang tua sebagai penentu (decider).15

Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen akan mencakup

pertimbangan berbagai aspek. Pada umumnya konsentrasi pemasaran lebih

diarahkan pada keputusan tentang pemilihan alternatif terhadap merek

produk tertentu. Hal ini disebabkan strategi pemasaran sering kali

dikembangkan bagi pencapaian target untuk merek produk tertentu.

Walaupun demikian, ini bukan berarti bahwa keputusan pembelian akan di

tentukan oleh keputusan tentang merek individual saja.

Didalam proses penentuan alternatif keputusan pada setiap hirarki,

seorang konsumen juga akan menentukan sumber informasi yang akan

dijadikan dasar pengambilan keputusan. Beberapa sumber informasi yang dapat

dipergunakan oleh konsumen antara lain: dealer, keluarga, teman, dan media

masa. Memang pemahaman terhadap sumber informasi saja dirasakan belum

cukup. Bagi manajer fokus utama dari semua itu adalah pada aplikasi strategi

pemasaran yang akan diguanakan bagi kepentingan perusahaan.16

Ada dua model atau pendekatan dalam teori yang mau menjelaskan

perilaku konsumen, yaitu yang dikenal dengan nama Marginal Utility dan

indeferenci. Dua-duanya pada dasarnya mencoba menjelaskan hukum

15

http://e-journal.uajy.ac.id/6185/3/MM201751.pdf 16

(43)

permintaan dengan cara menelusuri apa yang ada di balik kurva permintaan itu

(yang tidak/belum dijelaskan dengan income-effect dan substitution effect).

Teori utility berpangkal dari ”hasil” yang diperoleh konsumen bila ia

membelanjakan uangnya untuk membeli barang dan jasa, yaitu terpenuhinya

kebutuhan karena utility atau manfaat barang yang di konsumsikan. Menurut

teori ini, seorang konsumen yang bertindak secara rasional akan

membagi-bagikan pengeluaranya atas bermacam ragam barang sedemikian rupa sehingga

tambahan keputusan yang diperoleh perupiah yang dibelanjakan itu sebesar

mungkin.

Seorang konsumen yang bertindak ekonomis mesti mempertimbangkan

pengorbanan, yaitu harga yang harus dibayar, dan hasil, yaitu mangfaat atau

keputusan yang timbul dari pengeluaran uang itu. Dalam pasal ini akan di tinjau

segi yang kedua, yaitu keputusan yang timbul oleh mangfaat (untily)

barang/jasa yang dikonsumsikan. Sebab ternyata ada hubungan tertentu antara

jumlah barang yang di konsumsikan dan mangfaat/keputusan yang di peroleh

dari padanya. Hal ini berpengaruh terhadap perilaku konsumen, khususnya

beberapa yang akan di belinya dari barang/jasa tertentu.17

Kebanyakan pakar ekonomi berasumsi konsumen adalah pembeli

ekonomi (economic buyers) orang yang mengetahui semua fakta dan secara

logis membandingkan pilihan-pilihan untuk mendapatkan keputusan dari waktu

dan uang yang mereka keluarkan. Kebutuhan ekonomi menyangkut

17

(44)

pemangfaatan terbaik dari waktu dan uang seorang konsumen sebagaimana

konsumen menilainya. Sebagian konsumen mencari harga terendah, sebagian

lain akan membayar lebih untuk mendapat kemudahan, serta sebagian lainya

mungkin mengutamakan harga dan kualitas untuk memperoleh nilai terbaik.

Lebih jelasnya para manajer pemasaran harus selalu waspada dan

mempersiapkan cara-cara baru untuk dapat memikat kebutuhan ekonomi.

Kebanyakan konsemen mengapresiasi perusahaan yang menawarkan

peningkatan nilai ekonomi atas uang yang mereka keluarkan. Akan tetapi nilai

tidak sekedar berarti menawarkan harga yang semakin rendah.18

Keputusan konsumen untuk membeli tidak dalam sebuah tempat yang

terisolasi dari lingkungan sekitar. Perilaku membeli mereka sangat dipengaruhi

oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis. Sebagian besar

faktor itu ”tak terkendalikan oleh pemasar, namun harus di perhitungkan. Kita

akan mengkajikan ciri-ciri tersebut dengan sebuah contoh hipotesis seorang

konsumen bernama Linda Brown:

Linda Brown berusia 35 tahun, telah kawin, dan seorang manajer merk

dalam sebuah perusahaan barang konsumen yang di kemas. Dia menerima gelar

sarjana untuk administrasi perusahaan (MBA) beberapa tahun yang lalu

sebelum komputer menjadi mata kuliah tetap dalam kurikulum fakultas

18

(45)

ekonomi. Linda berpendapat bahwa dia mungkin akan ketinggalan jika tidak

mempelajari bagaimana memakai sebuah komputer dalam pekerjaanya dikantor

dan dirumah. Sekarang dia sedang mempertimbangkan untuk membeli sebuah

komputer pribadi tetapi mengahadapi sejumlah besar pilihan merek: IBM,

Radio Shack, Apple, Texas Instrument, Compaq, dan lain-lain. Pilihannya akan

di pengaruhi oleh beberapa faktor.

Dari hipotesis konsumen bernama Linda Brown tersebut kita dapat

mengambil kesimpulan bahwasanya dalam pengambilan keputusan oleh

konsumen untuk membeli barang atau jasa itu di pengaruhi oleh beberapa

faktor sama halnya dengan memilih sekolah dalam memilih sekolah untuk

anak-anaknya orang tua harus mempertimbangkan segala macam hal yang baik

dan buruk untuk anak-anaknya. Misalnya untuk orang tua yang menginginkan

sekolah yang bagus untuk anaknya orang tua harus melihat apakah sekolah itu

tertip, kurikulumnya baik, fasilitasnya baik, sarana dan prasarana baik, dan

lain-lain. Kemudian faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan iyalah:

1. Faktor kebudayaan

Faktor-faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku

konsumen. Kita akan membahas peranan yang dimainkan oleh kebudayaan,

(46)

Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang

paling mendasar. Jika mahluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar

diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.

Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat mempelajari seperangkat nilai

dasar, persepsi, prefrensi, dan perilaku melalui sebuah proses sosial yang

melibatkan keluarga dan sebagai lembaga penting lainya.

Sub-budaya setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub-budaya

yang lebih kecil, yang merupakan indentifikasi dan sosialisasi yang khas untuk

perilaku anggotanya. Kita dapat membedakan empat macam sub-budaya

kelompok-kelompok kebangsaan seperti irlandia, polandia, dan puerto rico yang

di jumpai didalam kelompok-kelompok besar dan menunjukkan cita rasa dan

kecendrungan suku bangsa yang berbeda. Kelompok-kelompok keagamaan

seperti katolik, mormons, presbyterian, dan jahudi menampilkan

sub-kebudayaan yang prefrensi budaya dan langsung larangan-larangan yang khas.

Kelompok-kelompok ras seperti orang negro, dan orang asia yang mempunyai

gaya budaya dan sikap yang berbeda. Wilayah-wilayah geografis seperti Deep

South, California, New Egland merupaka sub-budaya yang berbeda dari ciri-ciri

gaya hidupnya.

Kelas Sosial Sebenarnya, semua lapisan masyarakat manusia menampilkan

lapisan-lapisan sosial. Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang berupa sebuah

(47)

dan mereka tak dapat merubah keanggotaan kastanya malah lebih sering lapisan

sosial itu berbentuk kelas soaial. Kelas sosial adalah kelas yang berbentuk

homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam

sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki

nilai, minat dan tingkah laku yang sama.

2. Faktor sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok referensi keluarga, status dan peranan sosial.

Kelompok referensi sebuah kelompok referensi bagi seseorang adalah

kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung

terhadap sikap dan prilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh

langsung kepada seseorang disebut kelopok keanggotaan, yakni kelompok

dimana seseorang menjadi anggota dan saling berinteraksi. Beberapa kelompok

adalah kelompok primer dima ada intraksi yang agak berkesinambungan,

seperti kelurga, sahabat karib, tetangga, rekan kelompok. Orang juga menjadi

anggota kelompok sekunder, yang cendrun lebih resmi dan kurang terjadi

interaksi yang kurang berkesinambungan: kelompok ini termasukorganisasi

keagamaan, himpunan profesi, dan serikat buruh.

Pengaruh kelompok adalah kuat baik atas pilihan produk maupun merek.

(48)

sangat di pengaruhi oleh orang lain. Para anggota keluarga dapat memberika

pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Kita dapat membedakan dua

macam keluarga dalam kehidupan pembeli. pertama keluarga sebagai sumber

orientasi, kedua kelurga sebagai sumber keturunan.

Peranan dan status sepanjang kehidupan, seseorang terlibat dalam beberapa

kelompok, yaitu kelompok keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang

dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status.

Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum

yang sesuai dengan itu oleh masyarakatnya.

3. Faktor pribadi

Keputusan seseorang membeli juga di pengaruhi oleh ciri-ciri pribadinya,

termasuk usia dan daur hidupnya, pekerjaanya, kondisi ekonomi, gaya hidup

kepribadian dan konsep diri. Usia dan daur hidup orang mebeli barang dan jasa

yang berubah-ubah selama hidupnya para pemasar perlu memperhatikan

perubahan minat konsumen yang mengkin berkaitan dengan tahap-tahap

kehidupan dewasa itu.

Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaanya.sebuah

perusahaan bahkan dapat menghususkan diri dalam memproduksi produk yang

dibutuhkan oleh sekelompok pekerjaan tertentu.karna itu beberapa perusahaan

(49)

komputer yang bermangfaat bagi para manajer merek, teknisi, ahli hukum dan

psikiater.

Keadaan ekonomi seseorang akan besar pengaruhnya terhadap pilihan

produk. Kedaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat

dibelanjakan, tabungan dan milik kekayaan, kemampuan meminjam, dan

sikapnya terhadap pengeluaran lawan menabung. Kemudian orang yang berasal

dari sub-budaya sosial bahkan dari pekerjaan yang sama, mungkin memiliki

gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang

dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan

pendapat (opini) yang bersangkutan. Gaya hidup melukiskan ”keseluruhan

pribadi” yang berinteraksi dengan lingkunganya.

Seseorang mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan mempengaruhi

perilaku mebeli. Yang kita maksut dengan kepribadian adalah ciri-ciri

psikologis yang membedakan sesorang yang menyebabkan terjadinya yang

secara relatif tetap dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian

seseorang biasanya digambarkan dalam istilah seperti: percaya diri, gampang

mempengaruhi, berdiri sendiri, mengadapi orang lain, bersifat sosial.

4. Faktor psikologis

Pilihan membeli seseorang juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis

(50)

mengakaji peranan setiap faktor itu didalam prose pembelian. Seseorang

mempunyai beberapa kebutuhan pada suatu waktu. Beberapa diantara

kebutuhan itu adalah biogenetic yakni muncul dari ketegangan fisiologis

seperti, lapar, dahaga, tidak nyaman.

Motivasi (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak

untuk mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap

kebutuhan itu. Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa orang

didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Mengapa seseorang

menghabiskan waktu dan banyak energi untuk keselamatan pribadi, sedangkan

yang lainnya memburu penghargaan dari pihak yang lain? Jawabanya adalah

bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam setiap jenjang, dari tingkatan yang

paling mendesak hingga kurang mendesak. Teori Maslow banyak membantu

pemasar memahami bagaimana produk mereka dapat mempengaruhi rencana,

sasaran, dan kehidupan para pelanggan potensil.

Seseorang termotivasi siap untuk melakukan perbuatan bagaimana seseorang

yang termotivasi berbuat sesuatu adalah pengaruh dari persepsinya terhadap

situasi yang dihadapinya. Orang dapat muncul dengan persepsi yang berbeda

terhadap objek rangsangan yang sama karena tiga faktor persepsi yaitu:

penerimaan rangsangan secara selektif, perubahan makna informasi secara

(51)

Ketiga faktor yang berkenaan dengan persepsi ini mempunyai makna bahwa

para pemasar perlu bekerja keras dalam menyampaikan pesan-pesan mereka

kepada pembeli. mereka harus menjelaskan mengapa para pemasar

mempergunakan banyak sekali drama dan pengulangan pengiriman pesaan pada

pesar mereka.

Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan

dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalama.

Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya. Para ahli teori

mangataka bahwa perubahan perilaku seseorang terjadi melalui keadaan saling

mempengaruhi antara dorongan (drive), rangsangan (stimuli),

petunjuk-petunjuk penting jawaban (clues), faktor penguat (reinforment), dan tanggapan

(responses).

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap.

Hal ini selanjutnya mempengaruhi tingkah laku membeli merek. Suatu

kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang

sesuatu. Perodusen sudah tentu sangat tertarik pada kepercyaan yan dianut

seseorang tentang produk dan jasa mereka. Kepercayaan ini membentuk citra

terhadap merek dan produk dan orang berbuat sesuai dengan kepercayaannya.

19

19Philip Kotler” marketing manajemen, sixth edition” (jakarta, PT. Gelora

(52)

c. Proses pengambilan keputusan konsumen

Proses pengambilan keputusan oleh konsumen sebelum membeli

sebuah produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

melakukan pemilihan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan

yang digunakan akan menghasilkan suatu keputusan, pengambilan keputusan

merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif sebelum pembelian,

evaluasi alternatif sesudah pembelian (Engel,1995)

Proses pengambilan keputusan membeli Engel et al (1995)

mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan membeli mengacu pada

tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

pengambilan.

Keputusan membeli adalah keputusan konsumen tentang apa yang

akan di beli, pengambilan keputusan menurut konsumen akan berbeda

menurut jenis keputusan pembeli. Assael, seperti di kutip Kotler (2000),

membedakan empat tipe perilaku pembelian berdasarkan pada tingkat

keterlibatan pembelian dan tingkat perbedaan diantara merek.20

Proses pengambilan keputusan membeli yang dipakai dalam penelitian

ini merujuk pada teori yang dikemukakan Engel (1995) yakni proses

pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten dan

20Bilson simamora “panduan risert perilaku konsumen (jakarta,PT Gramedia pustaka utama,2000) hlm

(53)

bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Selanjutnya akan di

bahas mengenai tahapan-tahapan dalam membeli.

Menurut Engel et al ada lima tahapan dalam pembelian :

1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian oleh konsumen diawali sejak pembeli mengenali

kebutuhan atau masalah. Kebutuhan tersebut dapat di timbulkan oleh

rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal terjadi pada salah

satu kebutuhan umum seseorang (seperti lapar dan haus) telah mencapai

ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong.

2. Pencarian informasi

Setelah konsumen yang terangsang kebutuhannya, konsumen akan

Gambar

  Table 1 Identitas MA Uunggulan PP Amanatul Ummah
Table 2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke

Banyaknya faktor yang mempengaruhi minat, maka dalam penelitian ini peneliti lebih menfokuskan pada minat orang tua menyekolahkan anaknya ke jenjang SMK, dari faktor intrinsik

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode diskusi qiroah dalam pembelajaran bahasa Arab terhadap minat belajar siswa di MA

Berkaitan dengan pendidikan tersebut, banyak faktor yang mempengaruhi minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi yaitu prestasi belajar siswa, status

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: terdapat hubungan yang positif Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Minat Orang Tua Menyekolahkan Anaknya ke Perguruan Tinggi Pada Orang

Dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas pemebelajaran, maka diperlukan tenaga pengajar yang berpotensi. Tenaga pengajar di SMA Unggulan Amanatul Ummah Surabaya adalah

59 Wawancara dengan Akwan, guru IPS Terpadu kelas VIII SMP Unggulan Amanatul Ummah Surabaya, tanggal 16 Mei 2018.. Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara di

Minat orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah masih ada karena alasan mereka madrasah merupakan pendidikan yang menerapkan antara ilmu agama dan ilmu umum yang seimbang,