• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular)."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

INTISARI

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang menyebabkan kematian utama di negara-negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah arteri secara persisten yaitu tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari sama dengan 90mmHg. Penelitian ini berdasarkan the rule of halves yaitu hanya seperdelapan orang dari seluruh populasi hipertensi yang mempunyai tekanan terkendali. Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi kejadian hipertensi, kesadaran hipertensi, terapi hipertensi dan pengendalian tekanan darah di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik bentuk survei farmakoepidemiologi dengan rancangan cross sectional. Analisis data menggunakan uji Chi-square dengan taraf kepercayaan 95%. Penelitian ini menggunakan responden 255 orang, responden yang menderita hipertensi sebanyak 119 orang (46,67%), sadar menderita hipertensi 91 orang (35,69%), melakukan terapi hipertensi 68 orang (26,67%), dan tekanan darah terkendali 10 orang (3,92%). Usia memiliki perbedaan bermakna terhadap prevalensi hipertensi p=0,00 OR 6,19 (95%CI=3,01-12,76). BMI memiliki perbedaan bermakna terhadap pengendalian tekanan darah dengan nilai p=0,03 OR 1,26 (95% CI= 1,09-1,45). Risiko kardiovaskular memiliki perbedaan bermakna dengan prevalensi dan terapi hipertensi, pada prevalensi hipertensi nilai p=0,01 OR 3,49 (95%CI=1,22-10,1) dan pada terapi hipertensi dengan nilai p=0,03 OR 1,40 (95%CI=1,22-1,69). Terdapat perbedaan tekanan darah sistolik terhadap jenis kelamin yaitu p<0,05.

(2)

ABSTRACT

Hypertension is a global health problem that causes of death in developed countries and developing countries. Hypertension is increase an arterial blood pressure persistently like systolic blood pressure more than equal to 140mmHg and diastolic blood pressure more than equal to 90mmHg. This study is based on the rule of halves that only one-eighth of the whole hypertension population of people who have pressure controlled. The purpose of this study was to evaluate the incidence of hypertension, hypertension awareness, treatment of hypertension and blood pressure control in Wedomartani Village, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

This study is an observational analytic form of pharmacoepidemiology survey with cross sectional design. Data analysis using Chi-square test with 95% confidence level. This study used the respondents many as 255 people (100%), as many as 119 people had hypertension (46,7%), aware of 91 people suffering from hypertension (35,7%), antihypertensive therapy 68 (26,7%), and blood pressure under control 10 people (3,9%). The results showed age had a significant difference in the prevalence of hypertension p=0,00 OR 6,19 (95% CI=3,01 to 12,76). BMI had a significant difference to the control of blood pressure is evidenced by the value of p=0,03 OR 1,26 (95% CI=1,09 to 1,45). Cardiovascular risk had significant differences in the prevalence and treatment of hypertension. On the prevalence of hypertension p=0,01 OR 3,49 (95% CI=1,22 to 10,1) and in the treatment of hypertension with a value of p=0,03 OR 1,40 (95% CI=1,22 to 1,69). On the gender, differences in systolic blood pressure is p<0,05.

(3)

i

PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI DAN PENGENDALIAN TEKANAN DARAH RESPONDEN HIPERTENSI DI DESA WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

(KAJIAN USIA, JENIS KELAMIN, BMI, DAN RISIKO KARDIOVASKULAR)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh: Dian Kurnia Sari NIM: 118114089

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI DAN PENGENDALIAN TEKANAN DARAH RESPONDEN HIPERTENSI DI DESA WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

(KAJIAN USIA, JENIS KELAMIN, BMI, DAN RISIKO KARDIOVASKULAR)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh: Dian Kurnia Sari NIM: 118114089

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan t et ap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perint ah Tuhan Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kau lakukan dengan set ia (U langan 28:13).

Seberat apapun harimu, jangan pernah biarkan orang membuat mu t idak pant as mendapat kan apa yang kamu inginkan.

PERSEM BAHAN

U nt uk:

Bapak-I bu, Sat ria, Gemilang, Anson, Jovit a,

(8)
(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Prevalensi, Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah Responden Hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (Kajian Usia, Jenis Kelamin, BMI, dan Risiko Kardiovaskular). Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan dan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung penelitian.

2. Dosen Pembimbing Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan, semangat, selama menyusun skripsi.

3. Dosen penguji yang telah bersedia menguji dan membimbing hingga terselesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Bupati dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Yogyakarta yang memberikan izin penelitian.

(11)

viii

6. Camat Kecamatan Ngemplak, yang memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan pengambilan data.

7. Kepala Padukuhan dan masyarakat Sanggrahan dan Malang Rejo, yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan pengambilan data serta yang bersedia menjadi responden.

8. Bapak, Ibu terkasih yang selalu mendukung segala kebutuhanku, doa, perhatian dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

9. Teman-teman penelitian, Fajar Risda Astuti dan Monika Oktavia yang telah bekerja sama serta saling membantu dari awal sampai selesainya penyusunan skripsi.

10. Sahabat-sahabatku Ardanareswari, Mikaela Galuh, Rahmaniati Kurnia Sari, Chatarina Danik, Lusia Shinta yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan kritik, saran dan semangat.

11. Ehud Budi Santoso yang selalu memberikan semangat dan doa.

12. Teman-teman FKK B dan seluruh mahasiswa Farmasi Angkatan 2011 yang menemani dalam proses perkuliahan selama ini.

13. Sahabat PM GKSBS yang selalu memberikan semangat dan berbagai pihak yang telah membantu, namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

(12)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

INTISARI ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I. PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Rumusan masalah ... 3

2. Keaslian penelitian ... 3

3. Manfaat penelitian ... 5

B. Tujuan Penelitian ... 5

BAB II. PENELAAH PUSTAKA ... 6

A. Hipertensi ... 6

B. Prevalensi Hipertensi ... 7

C. Kesadaran Hipertensi ... 7

D. Terapi Hipertensi ... 8

E. Pengendalian Tekanan Darah ... 8

(13)

x

G. Faktor Risiko Hipertensi ... 9

1. Usia ... 9

2. Jenis kelamin ... 10

3. BMI (Body Mass Index) ... 11

4. Risiko kardiovaskular ... 12

H. Pengukuran Tekanan Darah ... 14

I. Profil Tempat Penelitian ... 15

J. Landasan Teori ... 15

K. Hipotesis ... 16

BAB III. METODE PENELITIAN ... 17

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 17

B. Variabel Penelitian ... 17

1. Variabel bebas ... 17

2. Variabel tergantung ... 18

3. Variabel pengacau ... 18

C. Definisi Operasional ... 18

D. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

E. Responden Penelitian ... 20

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 20

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 21

H. Instrumen Penelitian ... 22

I. Tata Cara Penelitian ... 22

J. Perumusan Hipotesis ... 25

K. Analisis Data Penelitian... 25

L. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian ... 27

(14)

xi

Responden Hipertensi di Padukuhan Sanggrahan dan Malang

Rejo, Desa Wedomartani ... 31

B. Perbedaan Antara Faktor Usia, Jenis Kelamin, BMI dan Risiko Kardiovaskular terhadap Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah ... 33

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

LAMPIRAN ... 47

(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak,

Kabupaten Sleman, Yogyakarta ... 4 Tabel II. Klasifikasi tingkat tekanan darah (mmHg) menurut

ESH and ESC 2013 ... 6 Tabel III . Definisi operasional ... 18 Tabel IV. Kesulitan dan kelemahan penelitian ... 27 Tabel V. Profil rata-rata usia, BMI, tekanan darah sistolik dan

diastolik ... 28 Tabel VI. Profil umumresponden penelitian di DesaWedomartani,

Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ... 28 Tabel VII. Profil tekanan darah terhadap faktor usia, jenis kelamin,

BMI, dan risiko kardiovaskular di padukuhan Sanggrahan dan Malang Rejo, Desa Wedomartani ... 30 Tabel VIII. Profil obat antihipertensi yang digunakan responden terapi .... 33 Tabel IX. Hubungan perbedaan prevalensi hipertensi terhadap faktor

usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular ... 34 Tabel X. Hubungan perbedaan kesadaran hipertensi terhadap faktor

usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular ... 36 Tabel XI. Hubungan perbedaan terapi hipertensi terhadap faktor usia,

jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular ... 38 Tabel XII. Hubungan perbedaan pengendalian tekanan darah terhadap

(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. The Rule of Halves ... 9 Gambar 2. Teknik pengambilan sampel ... 21 Gambar 3. Ruang lingkup prevalensi, kesadaran, terapi, dan

pengendalian tekanan darah responden hipertensi

di Kabupaten Sleman Yogyakarta ... 22 Gambar 4. Hubungan perbedaan antara faktor usia, jenis kelamin,

BMI, dan risiko kardiovaskular dengan prevalensi,

kesadaran, terapi, dan tekanan darah terkendali ... 25 Gambar 5. Bagan profil responden berdasarkan

(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian di Dukuh Sanggrahan dan Malang Rejo, Desa Wedomartani, Kecamatan

Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ... 47

Lampiran 2. Ethical Clearence ... 50

Lampiran 3. Surat Keterangan Latihan Pengukuran Tekanan Darah... 51

Lampiran 4. Validitas dan Realibititas Instrumen ... 52

Lampiran 5. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengukuran Tekanan Darah ... 54

Lampiran 6. Informed Consent Penelitian di Dukuh Sanggrahan dan Malang Rejo, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman Yogyakarta... 55

Lampiran 7. Pedoman Wawancara ... 58

Lampiran 8. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian ... 61

Lampiran 9. Leafleat Prevalensi, Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah Responden Hipertensi ... 62

(18)

xv INTISARI

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang menyebabkan kematian utama di negara-negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah arteri secara persisten yaitu tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari sama dengan 90mmHg. Penelitian ini berdasarkan the rule of halves yaitu hanya seperdelapan orang dari seluruh populasi hipertensi yang mempunyai tekanan terkendali. Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi kejadian hipertensi, kesadaran hipertensi, terapi hipertensi dan pengendalian tekanan darah di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik bentuk survei farmakoepidemiologi dengan rancangan cross sectional. Analisis data menggunakan uji Chi-square dengan taraf kepercayaan 95%. Penelitian ini menggunakan responden 255 orang, responden yang menderita hipertensi sebanyak 119 orang (46,67%), sadar menderita hipertensi 91 orang (35,69%), melakukan terapi hipertensi 68 orang (26,67%), dan tekanan darah terkendali 10 orang (3,92%). Usia memiliki perbedaan bermakna terhadap prevalensi hipertensi p=0,00 OR 6,19 (95%CI=3,01-12,76). BMI memiliki perbedaan bermakna terhadap pengendalian tekanan darah dengan nilai p=0,03 OR 1,26 (95% CI= 1,09-1,45). Risiko kardiovaskular memiliki perbedaan bermakna dengan prevalensi dan terapi hipertensi, pada prevalensi hipertensi nilai p=0,01 OR 3,49 (95%CI=1,22-10,1) dan pada terapi hipertensi dengan nilai p=0,03 OR 1,40 (95%CI=1,22-1,69). Terdapat perbedaan tekanan darah sistolik terhadap jenis kelamin yaitu p<0,05.

(19)

xvi ABSTRACT

Hypertension is a global health problem that causes of death in developed countries and developing countries. Hypertension is increase an arterial blood pressure persistently like systolic blood pressure more than equal to 140mmHg and diastolic blood pressure more than equal to 90mmHg. This study is based on the rule of halves that only one-eighth of the whole hypertension population of people who have pressure controlled. The purpose of this study was to evaluate the incidence of hypertension, hypertension awareness, treatment of hypertension and blood pressure control in Wedomartani Village, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

This study is an observational analytic form of pharmacoepidemiology survey with cross sectional design.Data analysis using Chi-square test with 95% confidence level. This study used the respondents many as 255 people (100%), as many as 119 people had hypertension (46,7%), aware of 91 people suffering from hypertension (35,7%), antihypertensive therapy 68 (26,7%), and blood pressure under control 10 people (3,9%). The results showed age had a significant difference in the prevalence of hypertension p=0,00 OR 6,19 (95% CI=3,01 to 12,76). BMI had a significant difference to the control of blood pressure is evidenced by the value of p=0,03 OR 1,26 (95% CI=1,09 to 1,45). Cardiovascular risk had significant differences in the prevalence and treatment of hypertension. On the prevalence of hypertension p=0,01 OR 3,49 (95% CI=1,22 to 10,1) and in the treatment of hypertension with a value of p=0,03 OR 1,40 (95% CI=1,22 to 1,69). On the gender, differences in systolic blood pressure is p<0,05.

(20)

1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang menyebabkan kematian utama di negara maju maupun negara berkembang (Kearney, Whelton, Megan, Reynolds, Kristi, Muntner, et al., 2005). Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari sama dengan 90mmHg. Peningkatan tekanan darah merupakan faktor risiko yang signifikan untuk penyakit kardiovaskular (Dipiro, Talbert, Yee, Matzke, Wells and Posey, 2014). Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga di Indonesia setelah stroke dan tuberkolosis yaitu mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur. Hipertensi merupakan penyakit dalam kategori the silent disease karena penyakit ini tidak menunjukkan adanya gejala pada penderita hipertensi awal (Departemen Kesehatan RI, 2007).

(21)

Salah satu penyebab meningkatnya prevalensi hipertensi yaitu kurangnya kesadaran masyarakat terhadap risiko penyakit hipertensi. Kesadaran dan terapi hipertensi merupakan faktor penting untuk mencapai tekanan darah yang terkendali, namun masyarakat belum menyadari pentingnya melakukan pengendalian tekanan darah (Alexander, 2013). Berdasarkan the rule of halves

hanya seperdelapan orang dari seluruh populasi hipertensi yang mempunyai tekanan darah terkendali (Deepa, Shanthirani, Pradeepa and Mohan, 2003).

Faktor risiko hipertensi dapat disebabkan oleh faktor usia, jenis kelamin, obesitas, dan risiko kardiovaskular (Wahdah, 2011). Hipertensi memiliki korelasi yang signifikan dengan usia, semakin meningkatnya usia responden semakin tinggi risiko hipertensi. Pria lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita karena pria memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah. Orang dengan obesitas atau yang mempunyai BMI ≥25kg/m2 mempunyai risiko lebih tinggi menderita hipertensi. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan salah satu penyebab kematian tersebut adalah hipertensi (Departemen Kesehatan RI, 2012).

(22)

Berdasarkan alasan di atas, peneliti tertarik melakukan evaluasi terhadap adanya perbedaan faktor usia, jenis kelamin, BMI, dan risiko kardiovaskular dengan prevalensi hipertensi, kesadaran hipertensi, terapi hipertensi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

1. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian yang tercantum dalam latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah:

a. Berapakahproporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta?

b. Apakah ada perbedaan faktor usia, jenis kelamin, BMI, dan risiko kardiovaskular mempengaruhi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta?

2. Keaslian penelitian

(23)

Tabel I. Persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman,

Yogyakarta.

Penelitian Hasil Perbedaan Persamaan

Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia(Rahajeng dan Tuminah, 2009).

Prevalensi

hipertensi 32,2%, yang melakukan terapi 24,2%. Risiko hipertensi

meningkat sejalan dengan

bertambahnya usia. Proporsi hipertensi pada laki-laki lebih tinggi dan secara bermakna berisiko 1,25 kali dari pada perempuan.

Penelitian ini menggunakan analisis case control

untuk mengetahui faktor yang berisiko terhadap hipertensi. Subyek penelitian 567.530 orang usia lebih dari 18 tahun.

Penelitian ini untuk mengetahui proporsi prevalensi hipertensi dengan menggunakan desain analisis potong lintang (cross sectional) Prevalence of cardiovascular disease risk factor in the Chinese population: the 2007–2008 China National Diabetes and Metabolic Disorders Study

(Zhao, Jie, Jia, Chen, Zhi and Wen, 2011)

Prevalensi subyek obesitas 30,76%, prevalensi

hipertensi 30,09% pada laki-laki dan 24,79%

perempuan.Proporsi pasien yang

merokok yang memiliki faktor risiko CVD pada laki-laki sebesar 58,16% dan perempuan 3.44%. Penelitian ini menggunakan multistage stratified random sampling dengan subyek 46.239 orang usia lebih dari 20 tahun.

Penelitian ini untuk mengetahui jumlah proporsi hipertensi dan faktor risiko kardiovaskular . Prevalence of hypertension, its correlates and awareness among adult tribal population of Kerala state(Meshram, Arlappa, Balkrishna, Rao, Laxmaiah, Brahman, et al.,

(24)

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tentangkorelasi kajian faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular terhadap prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi.

b. Manfaat praktis hasil penelitian prevalensi, kesadaran, terapi hipertensi dan pengendalian tekanan darah dengan faktor usia, jenis kelamin, BMI, dan risiko kardiovaskular terhadap penderita hipertensi di Desa Wedomartani dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang mempunyai tekanan darah tinggi untuk melakukan pengontrolan tekanan darah secara rutin.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kejadian hipertensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah di Desa Wedomartani Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan analisis proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran hipertensi, terapi hipertensi dan pengendalian tekanan darah di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

(25)

6 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Hipertensi

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah arteri secara persisten yaitu tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari sama dengan 90mmHg. Tekanan darah yang tinggi di dalam arteri menyebabkan peningkatan risiko terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, dan kerusakan ginjal. Pengontrolan tekanan darah secara rutin dapat mengurangi terjadinya komplikasi pada penderita hipertensi, sehingga dapat menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh hipertensi (Dipiro, et al., 2014). Klasifikasi pasien dikategorikan hipertensi berdasarkan tingkat tekanan darah (mmHg) menurut European Society of Hypertention (ESH) dan European of Cardiology

(ESC) tahun 2013 dipaparkan dalam tabel II berikut:

Tabel II. Klasifikasi tingkat tekanan darah (mmHg) menurut ESH dan ESC 2013 (Mancia, Fagard, Narkiewicz, Redon, Zanchaetti, Bohm, et al., 2013). Katagori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal <120 dan <80 Normal 120-129 dan/atau 80-84 Normal Kategori Tinggi 130-139 dan/atau 85-89

Hipertensi Kelas 1 140-159 dan/atau 90-99 Hipertensi Kelas 2 160-179 dan/atau 100-109 Hipertensi Kelas 3 ≥180 dan/atau ≥110 Hipertensi Isolasi Sistolik ≥140 dan <90

(26)

dengan kenaikan tahanan perifer yang menyebabkan kenaikan tekanan darah (Departemen Kesehatan RI, 2007).

B. Prevalensi Hipertensi

Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang menderita suatupenyakit atau kondisi pada waktu tertentu dengan pembilang dari angka jumlah kasus yang ada dengan kondisi pada waktu tertentu dan penyebutnya adalah populasi total (Brian and Stephen, 2006). Prevalensi hipertensi di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001 hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) penduduk yang menderita hipertensi adalah 8,3%, pada tahun 2004 meningkat menjadi 27,5% dan pada tahun 2007 peningkatannya menjadi sebesar 31,7% dan pada tahun 2013 prevalensi hipertensi sebesar 25,8% (Riset Kesehatan Dasar, 2013).

C. Kesadaran Hipertensi

(27)

D. Terapi Hipertensi

Tujuan terapi antihipertensi adalah mengurangi morbiditas dan kematian. Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan melakukan pola hidup sehat dan melakukan pengobatan secara bersamaan. Perbaikan pola hidup sehat sangat diperlukan penderita prehipertensi dan hipertensi (Dipiro, et al., 2014).

Terapi non farmakologi hipertensi dapat dilakukan dengan cara melakukan pola hidup sehat antara lain, mengurangi konsumsi garam, olahraga teratur, dan pengendalian berat badan. Terapi Farmakologi untuk hipertensi yaitu

golongan diuretik (Thiazides, Chlorthalidone dan Indapamide), Beta Blocker,

Antagonis Kalsium, Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), dan

Angiotensin Reseptor Blocker (ARB) merupakan terapi antihipertensi yang tepat untuk inisiasi dan pemeliharaan, baik sebagai monoterapi atau dalam beberapa kombinasi (Dipiro, et al., 2014).

E. Pengendalian Tekanan Darah

(28)

F. The Rule of Halves

Penelitian ini berdasarkan the rule of halves yang menyatakan bahwa setengah dari populasi penelitian menderita hipertensi, setengah dari penderita hipertensi tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi, dan hanya setengah dari penderita hipertensi yang sadar yang melakukan terapi hipertensi, dan dari yang melakukan terapi hanya setengah yang tekanan darahnya terkendali (Deepa, et al., 2003).

Gambar 1. The Rule of Halves (Deepa, et al., 2003).

G. Faktor Risiko Hipertensi 1. Faktor usia

Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan survei pada tahun 2002 sebesar 37,32% dan terjadi lebih tinggi terutama pada usia lebih dari 40 tahun (Setiati and Sutrisna, 2005). Berdasarkan hasil survei prevalensi hipertensi pada usia 25-44 tahun sebesar 29%, pada usia 45-64 tahun sebesar 51% dan pada usia >65 tahun sebesar 65% (Rahajeng dan Tuminah 2009). Tekanan darah dapat meningkat seiring bertambahnya usia dan rentang usia lanjut

Populasi 100%

Tidak Hipertensi 50%

Hipertensi 50%

Tidak Sadar Hipertensi 25%

Sadar Hipertensi 25%

Tidak Terapi 12,5%

Terapi 12,5%

Tekanan Darah Tidak Terkendali 6,25%

(29)

adalah ≥60 tahun. Pada pasien yang memiliki usia lebih dari sama dengan 60 tahun memiliki tekanan darah ≥140/90mmHg (Madhu and Sreedevi, 2012). Proses pertambahan usia menyebabkan penurunan fungsi fisiologis dan elastisitas sehingga dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku dan menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat. Penurunan elastisitas pada arteri (pembuluh darah menjadi kaku) dapat menyebabkan aliran darah keseluruh tubuh (jaringan) kurang lancar, sehingga kebutuhan darah tidak tercukupi dan memaksa jantung bekerja lebih keras sehingga tekanan darah meningkat (Departemen Kesehatan RI, 2012).

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi, pria lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan wanita. Prevalensi hipertensi pada wanita meningkat setelah memasuki manopause. Setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada wanita lebih meningkat dibandingkan dengan pria yang diakibatkan faktor hormon (Departemen Kesehatan RI, 2012).

(30)

wanita usia 55-74 tahun lebih tinggi dibandingkan laki-laki (Departemen Kesehatan RI, 2009).

3. BMI (Body Mass Index)

Hipertensi memiliki hubungan dengan obesitas dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular yaitu kurang lebih 75%. Body Mass Index merupakan indikator untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih atau obesitas pada orang dewasa (Kumar, Abbas and Fausto, 2005). Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih. Orang dengan obesitas cenderung memiliki banyak lemak di dalam tubuh. Lemak yang berlebihan di dalam pembuluh darah menghalangi aliran darah yang berupa plak sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah (Departemen Kesehatan RI, 2009).

Prevalensi obesitas pada hipertensi mulai meningkat pada nilai BMI ≥25kg/m2 dan terus meningkat pada nilai yang lebih tinggi (Kumar,et al.,

2005). Nilai normal Body Mass Index adalah 18,5-25kg/m2 dan dikatakan obesitas apabila memiliki Body Mass Index ≥25kg/m2. Perhitungan indeks massa tubuh adalah sebagai berikut:

Body Mass Index= ( )

( ) ( )(Chataut, 2011).

4. Risiko kardiovaskular

(31)

stroke, diabetes mellitus, kolesterol, dan jantung. Hipertensi merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular dengan komplikasi seperti stroke, diabetes mellitus, kolesterol dan jantung. Pasien hipertensi memiliki risiko terkena serangan jantung 10 tahun kemudian setelah dinyatakan menderita hipertensi. Penderita hipertensi seharusnya meningkatkan kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah untuk meminimalkan risiko kardiovaskular (Departemen Kesehatan RI, 2012).

a. Stroke

Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Akibat penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak tertentu akan mengalami pengurangan pasokan oksigen bahkan sampai suplai oksigen terhenti sehingga rusak bahkan sampai pada kematian. Ada dua jenis stroke

yaitu stroke iskemik yang disebabkan karena aliran darah ke otak tersumbat oleh gumpalan darah atau timbunan lemak yang disebut plak di lapisan pembuluh darah dan stroke hemoragik yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan darah akan menumpuk dan menekan jaringan otak di sekitarnya. Stroke hemoragik sendiri digolongkan menjadi dua yaitu pendarahan intraserebral terjadi ketika arteri pecah di otak pecah dan masuk ke dalam jaringan di sekitarnya dan pendarahan

(32)

pecahnya pembuluh darah otak dan membuat jaringan otak rusak dan dapat menimbulkan gejala-gejala stroke (Pujiastuti, 2011).

b. Kolesterol

Kadar kolesterol dalam tubuh merupakan faktor penting untuk menentukan risiko seseorang dapat menderita penyakit pembuluh darah jantung. Kadar kolesterol (sejenis lemak) yang tinggi dalam darah akan meningkatkan pembentukan plak dalam arteri (arteriosklerosis). Plak di dalam pembuluh darah dapat menyebabkan arteri menyempit dan aliran darah ke seluruh tubuh kurang lancar, sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah (Sheps and Sheldon, 2005).

c. Diabetes mellitus

(33)

semakin meningkat sekitar 2-4 kali lebih besar dibandingkan pada pria atau wanita bukan penderita diabetes (Farkouh, Fuster and Rayfield, 2011).

d. Jantung

Jantung adalah organ kompleks yang memiliki fungsi utama untuk memompa darah melalui sirkulasi paru-paru dan sistemik. Pada umumnya hipertensi terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah yang diakibatkan oleh banyaknya endapan kalsium dan kolesterol pada pembuluh darah. Konsentrasi darah yang kental dan tingginya natrium menyebabkan aliran darah kurang lancar sehingga suplai makanan dan oksigen ke dalam sel dan jaringan tidak terpenuhi. Pada kondisi ini dapat memicu jantung untuk bekerja lebih keras dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah, pada jangka waktu tertentu dapat menyebabkan terjadinya serangan jantung (Dany, 2010).

H. Pengukuran Tekanan Darah

(34)

Pengukuran tekanan darah diukur menggunakan Sphygmomanometer, pada penelitian ini peneliti menggunakan Sphygmomanometer digital (Junaidi, 2010).

I. Profil Tempat Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua dukuh di desa Wedomartani Sleman Yogyakarta, yaitu dukuh Sanggrahan dan Malang Rejo. Berdasarkan Data Kabupaten Sleman, Kecamatan Ngemplak tahun 2013 Dukuh Sanggrahan memiliki 5 Rukun Tetangga (RT) dan 261 Kepala Keluarga (KK). Jumlah penduduk Dukuh Sanggrahan 827 orang dengan laki-laki 384 dan perempuan 443 dan usia lebih dari 40 tahun adalah 269 orang. Penduduk Dukuh Sangrahan berdasarkan Rekapitulasi Pendataan Desa Wedomartani Tahun 2014. Dukuh Malang Rejo memiliki 6 Rukun Tetangga (RT) dengan 302 Kepala keluarga (KK). Jumlah total penduduk 1341 orang, laki-laki 689 orang dan perempuan 652 orang dengan penduduk usia lebih dari 40 tahun kurang lebih 326 orang. Dari kedua dukuh Sanggrahan dan Malang Rejo, total penduduk usia lebih dari 40 adalah 595 orang.

J. Landasan Teori

(35)

yang paling signifikan untuk risiko penyakit kardiovaskular. Faktor risiko hipertensi adalah usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular. Tekanan darah meningkat seiring bertambahnya usia (Junaidi, 2010). Prevalensi hipertensi lebih tinggi terjadi terutama pada usia lebih dari 40 tahun (Setiati and Sutrisna, 2005). Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi yaitu pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan wanita. Pria memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan wanita. Prevalensi hipertensi pada wanita meningkat setelah memasuki manopause (Departemen Kesehatan RI, 2012). Prevalensi obesitas pada hipertensi mulai meningkat pada nilai BMI ≥25kg/m2 dan terus meningkat pada nilai yang lebih tinggi (Kumar, et al., 2005). Faktor risiko kardiovaskular dapat meningkatkan prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah. Beberapa penyakit merupakan faktor risiko spesifik untuk terjadinya penyakit kardiovaskular yaitu

stroke, diabetes mellitus, kolesterol, dan jantung (Departemen Kesehatan RI, 2012). Masyarakat yang diteliti pada penelitian ini adalah masyarakat desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, tepatnya di padukuhan Sanggrahan dan Malang Rejo.

K. Hipotesis

(36)

17 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik bentuk survei farmakoepidemiologi dengan rancangan cross sectional (potong lintang). Survei farmakoepidemiologi merupakan studi tentang penggunaan dan efek obat dalam suatu populasi. Observasional analitik digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel secara observasional dalam bentuk hubungan perbedaan atau hubungan pengaruh (Nazir, 2003).

Pengumpulan datadalam penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara terstuktur menggunakan panduan pertanyaan dalam Case Report Form (CRF) dan dilakukan pengukuran tekanan darah, pengukuran berat badan dan pengukuran tinggi badan dengan menggunakan rancangan cross sectional. Wawancara dilakukan secara langsung dengan subyek penelitian untuk menggali informasi terkait variabel-variabel yang akan dianalisis. Rancangan pada penelitian ini termasuk rancangan cross sectional karena variabel bebas dan variabel tergantung diukur dalam satu titik dan tidak perlu dilakukan pengukuran berulang pada waktu yang berbeda cukup pada waktu yang sama (Budiarto, 2003).

B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas

(37)

2. Variabel tergantung

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu tekanan darah (mmHg), prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi.

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: pendidikan, pekerjaan, penghasilan, gaya hidup (pola makan, aktivitas fisik/olahraga, konsumsi alkohol, merokok).

b. Variabel pengacau tak terkendali: interaksi dengan sumber informasi kesehatan, dan terapi non farmakologi.

C. Definisi Operasional

[image:37.595.102.514.221.750.2]

Definisi operasional merupakan suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati (Nazir, 2003).

Tabel III. Definisi operasional.

Variabel Definisi Operasional

Cara Pengukuran Kategori Skala

Hipertensi Responden yang memiliki tekanan darah ≥140/90mmHgdan atau mendapat terapi antihipertensi Melakukan pengukuran tekanan darah menggunakan Spygmomanometer digital dan wawancara. 1. Hipertensi 2. Tidak hipertensi Kategorikal

Kesadaran Responden yang sadar dan mengetaui bahwa dirinya menderita hipertensi Wawancara terstruktur dengan responden 1. Sadar hipertensi 2. Tidak Sadar hipertensi Kategorikal

Terapi Responden yang menderita

(38)
[image:38.595.101.513.114.601.2]

Tabel III. Lanjutan Variabel Definisi

Operasional

Cara Pengukuran Kategori Skala

Pengendalian tekanan darah Responden yang mengalami hipertensi dan melakukan terapi dan tekanan darah <140/90 mmHg Wawancara terstruktur dengan responden 1. Tekanan darah terkendali (<140/<90m mHg) 2. Tekanan darah tidak terkendali (≥140/≥90m mHg) Kategorikal

Usia Responden

penelitian adalah penduduk berusia

≥40 tahun.

Wawancara terstruktur dengan responden

1. ≥60 tahun 2. <60 tahun

Kategorikal Jenis kelamin Pada penelitian ini responden laki-laki lebih berisiko menderita hipertensi.

Dapat dilihat secara langsung

1. Laki-laki 2.Perempuan

Kategorikal

BMI BMI ≥ 25kg/m2

yaitu obesitas

Mengukur tinggi badan

menggunakan meteran dan berat badan dengan timbangan badan

1. ≥25kg/m2 2. <25kg/m2

Kategorikal Risiko kardiovaskul ar Responden yang menderita penyakit kolesterol, atau diabetes mellitus, atau stroke dan atau penyakit jantung.

Wawancara terstruktur dan berdasarkan pengakuan responden

1. Ada

2. Tidak ada

Kategorikal

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

(39)

tersebut diperoleh Kecamatan Ngemplak. Kecamatan Ngemplak memiliki 5 Desa, dan berdasarkan hasil random diperoleh Desa Wedomartani. Desa Wedomartani memiliki 25 Padukuhan dan dipilih secara random diperolehpadukuhan untuk penelitian yaitu Sanggrahan dan Malang Rejo.

E. Responden Penelitian

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah penduduk yang berusia ≥40 tahun di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta tepatnya di padukuhan Sanggrahan dan Malang Rejo. Sampel pada penelitian ini yaitu 259 orang dan tereksklusi 4 orang sehingga responden yang digunakan dalam penelitian ini 255 orang, dari total populasi usia ≥40 tahun 595 orang. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kriteria inklusi

dan eksklusi : 1. Kriteria Inklusi

Responden mengisi informed consent dan dapat menyelesaikan seluruh tahapan penelitian.

2. Kriteria Eksklusi

Calon responden yang tidak dapat menyelesaikan seluruh tahapan penelitian.

F. Teknik Pengambilan Sampel

(40)
[image:40.595.101.521.192.590.2]

sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009). Pertimbangan khusus untuk analisis data pada penelitian ini adalah responden yang melakukan terapi lebih dari 30 responden. Data lebih dari 30 diasumsikan berdistribusi normal (Arifin, 2008).

Gambar 2. Teknik pengambilan sampel

G. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden Hipertensi di Desa WedomartaniNgemplak, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan berkelompok dengan jumlah anggota sebanyak 3 orang dengan kajian berbeda.

Kabupaten Sleman

Kecamatan Ngemplak

Desa Wedomartani

Padukuhan Sanggrahan & Padukuhan Malang Rejo

Populasi Total Padukuhan Sanggrahan dan Malang Rejo 2168 orang

Populasi total usia ≥40 tahun

595 orang

Responden Penelitian 255 orang

Responden Terapi 68 orang

Simple Random Sampling

(41)
[image:41.595.99.513.173.580.2]

Kajian pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, BMI, dan risiko kardiovaskular.

Gambar 3. Ruang lingkup penelitian prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah alat pengukur tinggi badan, timbangan badan, Sphygmomanometer digital, leaflet, Case Report Form

(CRF) dan informed consent. Alat pengukur tinggi badan dan timbangan berfungsi untuk mengukur Body Mass Index (BMI).Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan Sphygmomanometer digital.

I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan menentukan dua dukuh di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Kabupaten Sleman

Kecamatan Ngemplak

Desa Wedomartani (25 Padukuhan)

1. Padukuhan Sanggrahan 2. Padukuhan Malang Rejo

Faktor Sosio- Ekonomi Faktor Gaya Hidup

Sehat

Faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko

(42)

2. Permohonan ijin

Permohonan ijin ditujukan kepada kepala padukuhan Sanggrahan dan Malang Rejo Kabupaten Sleman. Permohonan ijin selanjutnya ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance

dengan No KE/FK/253/EC. Permohonan ijin dilakukan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan tekanan darah manusia dan hasil penelitian dapat dipublikasikan.

3. Pembuatan informed consent dan leaflet

Informed consent yang dibuat dengan memenuhi standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Leaflet berupa selembaran kertas berukuran A4 yang berisi informasi mengenai penjelasan tentang penelitian. 4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Ketepatan suatu alat ukur memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Tujuan reabilitas adalah untuk mengetahui hasil pengukuran yang dilakukan tetap konsisten apabila dilakukan pada orang yang sama di waktu berbeda, reabilitas dinyatakan dengan nilai CV (coefficient of variation) 5%. Validitas

alat dilakukan dengan cara membandingkan dengan Sphygmomanometer

(43)

yang memiliki tekanan darah normal. Hasil valid jika tidak terdapat perbedaan bermakna atau nilai p ≥0,05 (Departemen Kesehatan RI, 2012).

5. Seleksi dan penetapan calon responden

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga April 2015. Pencarian responden dilakukan secara door to door. Peneliti memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan dari penelitian kepada calon responden. Setiap responden yang bersedia mengikuti penelitian mengisi dan menandatangani

informed consent.

6. Pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan pada responden yang bersedia mengikuti dan telah menandatangani informed consent dengan menggunakan

Sphygmomanometer digital. Pengukuran tekanan darah menggunakan

Sphygmomanometer digital dapat menghindari subyektivitas peneliti dan responden dapat melihat sendiri hasil pengukurannya. Pengukuran tekanan darah responden dilakukan berdasarkan SOP (Lampiran 5).

7. Penjelasan hasil pemeriksaan

(44)

8. Pengelompokan data

Pengelompokan data dilakukan dengan kategori data sejenis, yaitu dengan menyusun dan menggolongkannya dalam kategori-kategori kemudian dilakukan interpretasi data dan data dikumpulkan didalam CRF.

[image:44.595.99.501.213.600.2]

J. Perumusan Hipotesis

Gambar 4. Hubungan perbedaan antara fakto usia, jenis kelamin, BMI, dan risiko kardiovaskular dengan prevalensi, kesadaran, terapi, dan tekanan darah

terkendali.

Hipotesis

Ho = P1 = P2

H1,2,3,4 = P1 ≠ P2 ; α<0,05

Keterangan:

P1 = Proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah terhadap responden usia ≥60 tahun, jenis kelamin laki-laki, BMI

≥25kg/m2, dan ada risiko kardiovaskular.

P2 = Proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah terhadap responden usia <60 tahun, jenis kelamin perempuan, BMI <25kg/m2, dan tidak ada risiko kardiovaskular.

K. Analisis Data Penelitian

Analisis data adalah tahapan untuk mengolah data menjadi bentuk yang dapat memberikan informasi yang mudah dimengerti dengan menggunakan metode statistik. Pada penelitian ini setelah data terkumpul, di pindahkan ke

Microsoft Excel. Pengolahan data pertama yaitu editing dari data yang diperoleh berdasarkan wawancara. Pemilihan dan pemisahan responden yang masuk kriteria

Faktor Risiko

Prevalensi Hipertensi (H1)

Kesadaran Hipertensi (H2)

Terapi Hipertensi (H3)

(45)

inklusi dan yang tereksklusi. Data yang tereksklusi tidak digunakan dalam pengolahan data. Data yang sudah dipisahkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, BMI, dan risiko kardiovaskular diolah dengan program komputer. Pada penelitian ini menggunakan subyek ≥30, dan berdasarkan Central Limit Theorem

untuk ukuran sampel 30 atau lebih akan berpusat pada nilai parameter populasi dan akan memiliki semua sifat-sifat distribusi normal.

Data profil terkait dengan kategori usia, jenis kelamin, BMI, dan risiko kardiovaskular menggunakan uji t. Uji t yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua mean sampel dari dua variabel yang dikomparatifkan. Uji t yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji t independent test yaitu uji komparatif untuk mengetahui adakah perbedaan rerata yang bermakna antara dua kelompok bebas berskala data interval atau rasio. Uji t digunakan untuk mengetahui profil tekanan darah masing-masing faktor usia, jenis kelamin, BMI, dan risiko kardiovaskular (Riduwan, et al., 2013).

(46)
[image:46.595.100.514.142.610.2]

L. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian Tabel IV. Kesulitan dan kelemahan penelitian

Kesulitan penelitian Kelemahan penelitian

a. Waktu pengambilan responden bertepatan dengan jam kerja sehingga sulit mendapatkan responden.

a.Pengukuran tekanan darah hanya dilakukan satu waktu.

b. Beberapa responden tidak mengikuti prosedur penelitian sampai selesai.

(47)

28 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

[image:47.595.99.512.223.591.2]

Desa Wedomartani terletak di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Wedomartani memiliki 25 padukuhan dan pada penelitian ini digunakan dua padukuhan yaitu Sanggrahan dan Malang Rejo. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata responden di Desa Wedomartani berusia 51 tahun, BMI 23,1kg/m2, tekanan darah sistolik 138 mmHg, dan tekanan darah diastolik 81mmHg. Profil rata-rata usia, BMI, tekanan darah sistolik dan diastolik dipaparkan pada tabel V berikut:

Tabel V. Profil rata-rata usia, BMI, tekanan darah sistolik dan diastolik

Variabel Mean±SD Median

Usia 51,0±10,5 48 tahun

BMI (kg/m2) 23,1±3,9 22,4 kg/m2

Tekanan Darah

Sistolik (mmHg) 138,4±25,1 133 mmHg

Tekanan Darah

Diastolik (mmHg) 81,7±12,0 80 mmHg

*Digunakan median karena data tidak terdistribusi normal

Berdasarkan hasil penelitian, selain rata-rata responden didapatkan profil umum responden penelitian di Desa Wedomartani. Profil umum responden penelitian di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dipaparkan pada tabel VI berikut:

Tabel VI. Profil umum responden penelitian di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Variabel Jumlah (orang) %

[image:47.595.128.501.640.742.2]
(48)
[image:48.595.102.498.114.568.2]

Tabel VI. Lanjutan

Variabel Jumlah (orang) %

BMI ≥25kg/m2 <25kg/m2 70 185 27,5 72,5 Risiko kardiovaskular Ada Tidak Ada 19 236 7,5 92,5 Pendidikan ≤SMP >SMP 171 84 67,1 32,9 Pekerjaan Indoor Outdoor 142 113 55,7 44,3 Penghasilan UMR >UMR 203 52 79,6 20,4 Merokok Ya Tidak 138 117 54,1 45,9 Konsumsi alkohol Ya Tidak 2 253 0,8 99,2 Melakukan pola makan

Ya Tidak 223 32 87,5 12,5 Melakukan aktivitas fisik Ya Tidak 47 208 18,4 81,6

Total subyek 255 100

(49)
[image:49.595.104.512.276.591.2]

mengonsumsi alkohol, dan 47 orang yang melakukan aktifitas fisik atau olahraga. Banyak responden yang memiliki BMI <25kg/m2, karena banyak masyarakat di Desa Wedomartani melakukan pengaturan pola makan yang baik (mengonsumsi sayuran hijau, mengonsumsi buah, menghindari makan berlemak seperti gorengan, jeroan, dan konsumsi makanan instan) yaitu sebanyak 223 orang. Pada faktor risiko kardiovaskular terdapat 19 orang yang mempunyai risiko kardiovaskular seperti stroke, diabetes mellitus, jantung dan kolesterol.

Tabel VII. Profil tekanan darah terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI, dan risiko kardiovaskular di Padukuhan Sanggrahan dan Malang

Rejo Desa Wedomartani.

Variabel n TDS TDD Nilai p

Total 255 138,4±25,1 81,7±12,0

Usia

≥60 tahun 53 159,4±25,5 83,6±12,3 TDS=0,10

<60 tahun 202 132,9±22,1 81,2±11,9 TDD=0,76 Jenis kelamin

Laki-laki 72 142,0±22,3 84,8±10,6 TDS=0,02* Perempuan 183 137,0±26,1 80,5±12,4 TDD=0,35 BMI

≥25kg/m2

70 140,5±26,6 84,3±12,3 TDS=0,22 <25kg/m2 185 137,7±24,6 80,8±11,8 TDD=0,82 Risiko

Kardiovaskular

Ada 19 145,8±21,9 86,2±11,7 TDS=0,50 Tidak ada 236 137,9±25,3 81,4±12,0 TDD=0,85 *Nilai p menggunakan uji t, TDS=Tekanan Darah Sistolik, TDD= Tekanan Darah Diastolik

(50)

pada perempuan dengan rasio sekitar 2,29, karena laki-laki memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah seperti merokok, mengonsumsi alkohol dan makan tidak teratur (Departemen Kesehatan RI, 2007).

A. Prevalensi, Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah Responden Hipertensi di Padukuhan Sanggrahan dan Malang Rejo,

Desa Wedomartani

[image:50.595.103.508.306.643.2]

Desa Wedomartani merupakan salah satu desa yang mempunyai prevalensi hipertensi cukup tinggi. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 255 orang. Hasil penelitian berdasarkan The Rule of Halves dipaparkan pada gambar 5 berikut :

Gambar 5. Bagan profil responden berdasarkan The Rule of halves

Berdasarkan pada gambar 5 hasil yang diperoleh peneliti lebih baik jika dibandingkan dengan The Rule of halves karena lebih dari setengah populasi tidak terkena hipertensi yaitu sebanyak 136 orang (53,33%) dan yang terkena hipertensi

Populasi Usia ≥40 tahun

255(100%)

Tidak Hipertensi 136 (53,33%)

Hipertensi 119 (46,67%)

Tidak Sadar Hipertensi 28

(10,98%)

Sadar Hipertensi 91 (35,69%)

Tidak Terapi 23 (9,02%)

Terapi 68(26,67%)

Tekanan Darah Tidak Terkendali 58

(22,75%)

Tekanan Darah Terkendali 10

(51)

sebanyak 119 orang (46,67%). Hasil penelitian terkait prevalensi hipertensi lebih baik bila dibandingkan dengan The Rule of halves yaitu lebih banyak masyarakat yang menjaga kesehatan, dibuktikan dengan hasil penelitian yang tidak menderita hipertensi lebih banyak. Populasi masyarakat yang sadar akan hipertensi lebih banyak dari pada yang tidak sadar yaitu populasi yang sadar sebanyak 91 orang (35,69%) dan yang tidak sadar hipertensi sebanyak 28 orang (10,98%). Terkait dengan hasil penelitian kesadaran hipertensi, kesadaran masyarakat lebih baik dibanding teori, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan kesadaran masyarakat lebih tinggi dibanding dengan yang tidak sadar hipertensi.

Populasi masyarakat yang melakukan terapi juga menunjukkan hasil yang lebih baik yaitu 68 orang (26,67%) dan yang tidak terapi sebanyak 23 orang (9,02%). Terkait dengan hasil penelitian terapi hipertensi, menunjukkan hasil penelitian lebih baik dibanding teori karena masyarakat lebih banyak yang melakukan terapi dibanding dengan masyarakat yang tidak melakukan terapi. Populasi masyarakat hipertensi dengan tekanan darah terkendali masih kurang baik dibandingkan dengan teori, karena yang tekanan darahnya terkendali hanya sebanyak 10 orang (3,92%) dan masyarakat yang tekanan darah tidak terkendali sebanyak 58 orang (22,75%).

(52)
[image:52.595.102.516.152.606.2]

dikonsumsi. Peneliti menanyakan langsung pada keluarga responden untuk memastikan bahwa obat yang digunakan adalah obat antihipertensi, responden yang lupa nama obat sebanyak 59 orang. Sebanyak 27 responden selain melakukan terapi antihipertensi juga melakukan terapi non obat yaitu menggunakan mentimun, semangka, melon, belimbing, ekstrak manggis, ciplukan dan daun sirsak.

Tabel VIII. Profil obat antihipertensi yang digunakan responden terapi

Jenis obat Jumlah

Amlodipin 5

Captopril 4

Lupa nama obat 59

B. Perbedaan Antara Faktor Usia, Jenis Kelamin, BMI dan Risiko Kardiovaskular terhadap Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan

Pengendalian Tekanan Darah.

Tujuan penelitian ini yaitu mengkorelasiakan perbedaan prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular. Analisis hipotesis yang digunakan adalah uji statistik Chi-Square. Tujuannya untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Nilai p yang digunakan yaitu p<0,05 dengan taraf kepercayaan 95%.

1. Analisis hubungan perbedaan prevalensi hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.

(53)
[image:53.595.101.516.129.579.2]

Tabel IX. Hubungan perbedaan prevalensi hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.

Variabel Hipertensi Tidak

Hipertensi

P OR(95%CI)

n % n %

Usia

≥60 tahun 42 35,3 11 8,1

0,00* 6,19 (3,01-12,76) <60 tahun 77 64,7 125 91,9

Jenis kelamin

Laki-laki 39 32,8 33 24,3

0,09 1,52 (0,88-2,63) Perempuan 80 67,2 103 75,7

BMI ≥25kg/m2

34 28,6 36 26,5

0,41 1,11 (0,64-1,93) <25kg/m2 85 71,4 100 73,5

Risiko kardiovaskular

0,01* 3,49 (1,22-10,01)

Ada 14 11,8 5 3,7

Tidak ada 105 88,2 131 96,3

Nilai p>0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian ditolak). Nilai p<0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian diterima).

a. Usia

Analisis perbedaan faktor usia dengan prevalensi hipertensi pada tabel IX, diperoleh 42 responden (35,3%) dengan usia ≥60 tahun menderita hipertensi, dan pada usia <60 tahun 77 responden (64,7%) yang menderita hipertensi. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara usia dengan prevalensi hipertensi dengan nilai p<0,01 OR 6,19 (95% CI=3,01-12,76) artinya responden dengan usia ≥60 tahun berisiko 6,19 kali menderita hipertensi dibandingan dengan responden dengan usia <60 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa tekanan darah dapat meningkat seiring dengan bertambahnya usia dengan rentang usia lanjut ≥60 tahun (Madhu and Sreedevi, 2012).

b. Jenis kelamin

(54)

dan 80 responden perempuan (67,2%) yang menderita hipertensi. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,09 OR 1,52 (95%CI=0,88-2,63).

c. BMI

Analisis perbedaan faktor BMI dengan prevalensi hipertensi pada tabel IX, diperoleh 34 responden (28,6%) dengan BMI ≥25kg/m2 yang menderita hipertensi dan 85 responden (71,4%) dengan BMI <25kg/m2 yang menderita hipertensi. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna dengan nilai p=0,41 OR 1,11(95%CI=0,64-1,93).Hasil penelitian tidak sesuai teoribahwa risiko hipertensi 5 kali lipat lebih tinggi pada orang obesitas dibandingkan dengan orang yang badannya normal (Departemen Kesehatan RI, 2006).

d. Risiko kardiovaskular

(55)

menderita hipertensi. Penelitian ini perlu dilakukan studi lebih lanjut karena jumlah responden yang memiliki risiko kardiovaskular dan tidak memiliki risiko kardiovaskular tidak seimbang (Departemen Kesehatan RI, 2012).

2. Analisis hubungan perbedaan kesadaran hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.

[image:55.595.103.508.275.610.2]

Analisis perbedaan kesadaran hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan nilai p dari faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular sebagai variabel bebas dengan kesadaran hipertensi sebagai variabel tergantung.

Tabel X. Hubungan perbedaan kesadaran hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular

Variabel Sadar

Hipertensi

Tidak Sadar Hipertensi

p OR (95%CI)

n % n %

Usia

≥60 tahun 30 33 12 42,9

0,23 0,66 (0,28-1,56) <60 tahun 61 67 16 57,1

Jenis kelamin

Laki-laki 29 31,9 10 35,7

0,44 0,84 (0,35-2,05) Perempuan 62 68,1 18 64,3

BMI ≥25kg/m2

24 26,4 9 32,1

0,36 0,76 (0,30-1,89) <25kg/m2 67 73,6 19 67,9

Risiko

kardiovaskular

Ada 11 12,1 3 10,7

0,25 1,15 (0,29-4,44) Tidak ada 80 87,9 25 89,3

Nilai p>0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian ditolak). Nilai p<0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian diterima).

a. Usia

(56)

statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan antara usia dengan kesadaran hipertensi dengan nilai p=0,23 OR0,66 (95% CI=0,28-1,56).

b. Jenis Kelamin

Analisis perbedaan faktor jenis kelamin dengan kesadaran hipertensi pada tabel X, diperoleh 29 responden laki-laki (31,9%) yang sadar hipertensi dan 62 responden perempuan (68,1%) yang sadar hipertensi. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,44OR 0,84 (95%CI=0,35-2,05).

c. BMI

Analisis perbedaan faktor BMI dengan kesadaran hipertensi pada tabel X, diperoleh 24 responden (26,4%) dengan BMI ≥25kg/m2 yang sadar hipertensi dan 67 responden (73,6%) yang sadar hipertensi dengan BMI <25kg/m2. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,36 OR 0,76 (95% CI=0,30-1,89).

d. Risiko kardiovaskular

(57)

3. Analisis hubungan perbedaan terapi hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.

Analisis perbedaan terapi hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan nilai p dari faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular sebagai variabel bebas dengan terapi hipertensi sebagai variabel tergantung.

TabelXI. Hubungan perbedaan terapi hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.

Variabel Terapi

Hipertensi

Tidak terapi hipertensi

p OR (95%CI)

n % n %

Usia

≥60 tahun 20 29,4 10 43,5

0,16 0,54

(0,20-1,44) <60 tahun 48 70,6 13 56,5

Jenis kelamin

Laki-laki 21 30,9 8 34,8

0,46 0,84

(0,31-2,28) Perempuan 47 69,1 15 65,2

BMI ≥25kg/m2

19 27,9 5 21,7

0,39 1,39

(0,45-4,29) <25kg/m2 49 72,1 18 76,3

Risiko

kardiovaskular

Ada 11 16,2 0 0

0,03* 1,40 (1,22-1,69) Tidak 57 83,8 23 100

Nilai p>0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian ditolak). Nilai p<0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian diterima).

a. Usia

(58)

b. Jenis kelamin

Analisis perbedaan faktor jenis kelamin dengan terapi hipertensi pada tabel XI, diperoleh 21 responden laki-laki (30,9%) yang melakukan terapi hipertensi dan 47 responden perempuan (69,1%) yang melakukan terapi hipertensi. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,46 OR 0,84 (95% CI=0,31-2,28).

c. BMI

Analisis perbedaan faktor BMI dengan terapi hipertensi pada tabel XI, diperoleh 19 responden (27,9%) dengan BMI ≥25kg/m2 yang melakukan terapi hipertensi dan 49 responden (72,1%) dengan BMI <25kg/m2yang melakukan terapi hipertensi. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,39OR 1,39 (95% CI=0,45-4,29).

d. Risiko kardiovaskular

(59)

Penelitian ini perlu dilakukan studi lebih lanjut karena jumlah responden yang memiliki risiko kardiovaskular dan tidak memiliki risiko kardiovaskular tidak seimbang (Departemen Kesehatan RI, 2012).

4. Analisis hubungan perbedaan pengendalian tekanan darah terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.

[image:59.595.101.517.291.633.2]

Analisis perbedaan pengendalian tekanan darah terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan nilai p dari faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular sebagai variabel bebas dengan pengendalian tekanan darah sebagai variabel tergantung.

Tabel XII. Hubungan perbedaan pengendalian tekanan darah terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.

Variabel TD

Terkendali

TD Tidak Terkendali

p OR (95%CI)

n % n %

Usia

≥60 tahun 2 20 18 31

0,38 0,56 (0,11-2,88) <60 tahun 8 80 40 69

Jenis kelamin

Laki-laki 2 20 19 32,8

0,34 0,51 (0,09-2,66) Perempuan 8 80 39 67,2

BMI ≥25kg/m2

0 0 19 32,8

0,03* 1,26

(1,09-1,45) <25kg/m2 10 100 39 67,2

Risiko

kardiovaskular

Ada 2 20 9 15,5

0,51 1,36

(0,25-7,49) Tidak ada 8 80 49 84,5

Nilai p>0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian ditolak). Nilai p<0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian diterima).

a. Usia

(60)

darah terkendali, dan pada usia <60 tahun 8 responden (80,0%) yang tekanan darahnya tidak terkendali. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antara usia dengan prevalensi hipertensi dengan nilai p=0,38 OR 0,56 (95% CI=0,11-2,88).

b. Jenis Kelamin

Analisis perbedaan faktor jenis kelamin dengan pengendalian tekanan darah pada tabel XII, diperoleh 2 responden laki-laki (20,0%) yang tekanan darahnya terkendali dan 8 responden perempuan (80,0%) yang tekanan darahnya terkendali. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,34OR 0,51 (95% CI=0,09-2,66).

c. BMI

[image:60.595.98.514.174.572.2]
(61)

d. Risiko kardiovaskular

(62)

43 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Responden pada penelitian ini sebanyak 255 orang. Prevalensi hipertensi sebesar 46,67% (119 responden), jumlah responden yang sadar hipertensi 35,69% (91 responden), responden yang melakukan terapi hipertensi sebesar 26,67% (68 responden), dan responden yang memiliki tekanan darah terkendali sebesar 3,92% (10 responden).

2. Faktor risiko usia memiliki perbedaan bermakna terhadap prevalensi hipertensi p<0,01 OR 6,19 (95%CI=3,01-12,76). Pada jenis kelamin terdapat perbedaan dengan tekanan darah sistolik yaitu p<0,05. Faktor BMI memiliki perbedaan bermakna terhadap pengendalian tekanan darah dengan nilai p=0,03OR 1,26 (95%CI=1,09-1,45). Faktor risiko kardiovaskular memiliki perbedaan bermakna dengan prevalensi hipertensi p=0,01 OR 3,49 (95%CI=1,22-10,1) dan terapi hipertensi dengan nilaip=0,03 OR 1,40 (95%CI= 1,22-1,69).

B. Saran

1. Dilakukan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hipertensi dengan melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin untuk mendeteksi secara dini penyakit hipertensi.

(63)

44

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M., 2013, Patien Knowlegde and Awareness of Hypertension is Suboptimal: Result From a Large Health Maintenance Organization,

Http://ncbi.nml.nih.gov/pubmed/12939565, diakses pada tanggal 12 Januari 2015.

Ambardini, R. L., 2008, Simulasi Pengelolaan Mandiri Penyakit Kronik Degeneratif Bagi Kader Yandu Lansia Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Negri Yogyakarta.

Arifin, J., 2008, Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Exel 2007., PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, p.70.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI., Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.p.10.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI., 2013, Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, p.5.

Brian, L.S., and Stephen, E.K., 2006, Textbook of Pharcoepidemiology, Wiley, University of Pennsylvania, USA, pp.1-63.

Budiarto, E., 2003, Metodologi Penelitian Kedokteran, EGC, Jakarta, p.30. Chandra, B., 1995, Pengantar Statistik Kesehatan, EGC, Jakarta, p.9.

Chataut, J., Adhikari, R.K., and Shinha, N.P., 2011, Prevalence and Risk Factor for Hypertention Adult Living in Central Development Region of Nepal,

Kathmandu Univ Med J., 33(1), 13-18.

Dany, F., 2010, Pathofisiologi Penyakit : Pengantar Menuju Klinis, EGC, Jakarta, pp.279-285.

Deepa, R., Shanthirani, C. H., Pradeepa, R., and Mohan, V., 2003, Is the ‘Rule of Halves’ in Hipertention Still Valid-Evidence from Chennai Urban Population Study, JAPI, Http://www.ncbi.nml.gov/pubmed/12725257, diakses pada tanggal 28 Januari 2015.

Departemen Kesehatan RI, 2012, Makalah Hipertensi di Indonesia, Departemen Kesehatan RI, Http://www.depkes.go.id/index.php?vw=1909, di akses pada tanggal 8 Maret 2015.

Departemen Kesehatan, 2004, Survei Kesehatan Nasional, Laporan Kesehatan RI.

(64)

Departemen Kesehatan RI., 2007, Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan,

Depkes RI, Jakarta, pp. 2-6.

Departemen Kesehatan RI., 2009, Kendalikan Stress dan Hipertensi,

Http://www.depkes.go.id, diakses tanggal 26 November 2014.

Dipiro, J.T., Talbert,R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., 2014, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 9th ed., The McGraw-Hill Companies, New York, pp.185-200.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2008, Profil Kesehatan DIY tahun 2008, Pemerintahan Kota Yogyakarta,p. 39.

Farkouh, M.E., Fuster, V., and Rayfield, E.J., 2011, Diabetes and cardiovascular Disease, Husrt's The Heart, 13th ed, Mc Graw-Hill, New York, p.67. Junaidi, I., 2010, Pengena

Gambar

Gambar 1. The Rule of Halves ...........................................................
Tabel I. Persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta
Tabel II. Klasifikasi tingkat tekanan darah (mmHg) menurut ESH dan ESC 2013
Gambar 1. The Rule of Halves (Deepa, et al., 2003).
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk

nr rltdi kDdN eii,3riiL,rn3!. \rniorl!hhaDsqe,L

This research is also aimed at analyzing how equivalent the culturally-bound expressions in Pramoedya Ananta Toer ’s Rumah Kaca are compared to their translated expressions

rsdnun dhhLlri Fdr r Ge)

Sebuah laporan untuk manajemen yang menunjukkan harga pokok barang yang dibuat selama periode tersebut; persediaa awal barang dalam proses ditambah biaya pembuatan

Senyawa organik yang dapat digunakan adalah senyawa organik dengan gugus fungsional terion seperti asam humat dan senyawa organik y'ang mempunyai gugus fungsional tidak terion

satu minggu. Modul-modul itu adalah modul kelainan kongenital, infeksi, trauma, inflamasi, kelaianan metabolik endokrin, neoplasma dan penyakit degeneratif dengan

dalam banyak ayat dan tersebar di berbagai surat, baik secara inplisit