• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Efektivitas dan Daya Tahan Pencuci Tangan Tanpa Air dan Sabun Berbahan Aktif Irgasan dan Klorheksidin Glukonat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Efektivitas dan Daya Tahan Pencuci Tangan Tanpa Air dan Sabun Berbahan Aktif Irgasan dan Klorheksidin Glukonat."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS DAN DAYA TAHAN PENCUCI TANG A N

TANPA AIR DAN SABUN BERBAHAN AKTIF IRGASAN DAN KLORHEKSIDIN GLUKONAT

Nila Farahdiba Daulay, 2003; Pembimbing : Philips Onggowidjaja, S.Si., M.Si

Latar belakang: Tangan merupakan mediator penularan infeksi, sehingga

memelihara kebersihan tangan merupakan hal yang sangat penting

.

Kehidupan

yang modern dan serba praktis menuntut kita untuk lebih inovatif pada bidang

kesehatan. Pada saat ini dapat kita temukan pencuci tangan tanpa air dan sabun

dengan bahan aktif yang berbeda-beda, diantaranya irgasan dan klorheksidin glukonat. Penelitian dilakukan untuk menguji dua produk, berturut-turut mengandung irgasan dan klorheksidin glukonat.

Tujuan: Untuk membandingkan efektivitas dan daya tahan penggunaan pencuci tangan tanpa air dan sabun antara produk yang berbahan aktif irgasan

(merk “E’) dan klorheksidin glukonat ( merk “H”) sehingga kita dapat

mengetahui bahan aktif mana yang lebih baik untuk digunakan.

Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Pada orang percobaan yang sama dilakukan penelitian terhadap masing-masing pencuci

tangan. Pemeriksaan bakteriologik dilakukan dengan metode “finger print” di atas

lempeng agar nutrien. Jumlah kuman (CFU) dihitung pada sampel sebelum

mencuci tangan, sesudah mencuci tangan (To), dan setelah tangan dibiarkan

selama 60 menit (T60). Jumlah koloni kuman ditabulasi dan dianalisis secara

statistik dengan “student t test”.

Hasil: Analisis statistik menunjukkan: tidak ada perbedaan yang nyata

dalam pengujian efektivitas (sebelum mencuci tangan vs sesudah mencuci tangan

(To)) antara produk “E’ dan produk “H” (t= -1.7104); terdapat perbedaan yang

nyata dalam pengujian daya tahan (sesudah mencuci tangan vs T60) an tara

produk “E” dan produk “H’ (t= 4.0319).

Keterangan : t tabel = 2,552

Kesimpulan: Produk pencuci tangan “H” dan produk pencuci tangan “E”

mempunyai efektivitas yang sama, namun produk pencuci tangan “H”

mempunyai daya tahan yang lebih baik daripada produk pencuci tangan “E’.

Saran: Masyarakat, terutama yang bergelut pada dunia kesehatun (puskesmas, klinik, dan rumah sakit) perlu mempertahankan higiene tangan. misalnya dengan menggunakan produk pencuci tangan yang efektivitas dan daya tahannya lebih baik.

Kata kunci : “finger print”, irgasan, klorheksidin glukonat

(2)

ABSTRACT

A COMPARATION OF EFFECTIVITY & ITS DURABILITY B E T W E E N

HANDCLEANER WITH CHLORHEXIDIN GLUCONATE

NO- WATER-NO-SOAP-NEEDED HANDCLEANER WITH IRGASAN &

Nila Farahdiba Daulay, 2003, Tutor : Philips Onggowidjaja, S S i , M.Si

Background: Hands are mediator of infection spreading, so it is

important to keep them clean. Modern and practical life demands from us

innovation in health. Recently there are some no-water-and-no-soap-needed

handcleaners with various active substances; irgasan and chlorhexidin gluconate. are among them. Research were performed to test two products containing either irgasan or chlorhexidin gluconate.

Purpose : to compare the eflectivities and its durabilities of no-wate-and-

no-soap-needed handcleaners branded “E” (with Irgasan) and “H” (with

chlorhexidin gluconate).

Methods: This was laboratorical experimental research. Both products

were used by the same volunteers ( I 0). Bacteriological tests were performed

using finger print method on Nutrient Agar Plates. Numbers of germs ( C F U )

were counted before handcleaning, right after handcleaning (To), and 60 minutes

after

T0

(T60). All result were tabulated and analyzed using student t test.

Results: The stastitical analysis showed : there was not significant

difference in effectivity ( before hand cleaning-after hand cleaning (TO)) betwen “E” & “H” ( t= -1.7104); there was signijicant difference of effectivity durability between “E” & “H” (t= 4.0319)

Note : t table = 2,552

Conclusions: “E” and “H” handcleaners had equal effectivity, hut H

had longer durability than “ E ”

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

SURAT PERNYATAAN ... ii I ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... .vi

DAFTAR ISI

...

viii

DAFTAR TABEL

...

x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK..

...

x I I DAFTAR BAGAN ... x I I I DAFTAR LAMPIRAN.. ... xi v .. ... ... .. ... BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... I 1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan ... ..2

1.4. Kegunaan Penelitian

...

2

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

...

3

1.6. Metode Penelitian

...

4

1.7. Lokasi dan Waktu

...

4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 . Flora Normal pada Kulit Manusia ... 5

2.2. Berbagai Metode Pencuci Tangan ... 8

2.4. Disinfektan dan Antiseptik Tangan ... I I 2.5. Pencucian Tangan Tanpa Sabun dan Air MengaIir

...

14

2.6. Beberapa Bahan Aktif Khusus yang Digunakan dalam Penelitian ... IS 2.6.2. Klorheksidin Glukonat ... I 7 2.6.3. Alkohol ... 18

2.3. Pengukuran Tingkat Pencucian Tangan ... 10

2.6.1 . Irgasan ... 1 5 BAB III. BAHAN, PERALATAN DAN TATA KERJA 3.1 . Bahan dan Peralatan ... 2 I 3.1 . 1 . Bahan ... 2 I 3.1.2. Peralatan ... 22

3.2. Tata Kerja ... 23

3.2.1. Persiapan Kerja ... 25

3.2.2. Uji Bahan ... 26

3.2.3. Uji Pendahuluan I ... 26

3.2.4. Uji Pendahuluan II ... 27

(4)

3.2.5. Penelitian ... 28

BAB

.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pendahuluan ... 29

4.1.1.1. Hasil Uji Bahan ... 29

4.1.1.2. Pembahasan Uji Bahan ... 29

4.1.2. UJI Pendahuluan I ... 29

4.1.2.1. Hasil Uji Pendahuluan I ... 29

4.1.3.1. Hasil Uji Pendahuluan II ... 31

4.2. Penelitian Perbandingan Pencuci Tangan “E’ dan “H” ... 32

4.2.1. Hasil Penelitian Perbandingan Pencuci Tangan “E’ dan “ H ’ ... 32

4.1 . I

.

Uji Bahan ... 29

.. 4.1.2.2. Pembahasan Uji Pendahuluan I ... 30

4.1.3. Uji Pendahuluan

II

... 30

4.1.3.2. Pembahasan Uji Pendahuluan

II

...

31

4.2.2. Pembahasan Hasil Penelitian Perbandingan Pencuci Tangan “E’ dan “H’

...

33

4.2.2.1. Pembahasan Perbandingan Efektivitas Pencuci Tangan E ’ dan “H” ... 33

4.2.2.1.1. Pembahasan Efektivitas Masing-masing Pencuci Tangan ... 34

4.2.2.1.2. Pembahasan Efektivitas Antara Produk Pencuci Tangan “E’ dan “ H ’ ... 36

4.2.2.2. Pembahasan Perbandingan Daya Tahan Pencuci Tangan 4.2.2.2.1. Pembahasan Daya Tahan Masing-masing 4.2.2.2.2. Pembahasan Daya Tahan Antara Produk “E’ dan “ H ’ ... 36

Pencuci Tangan ... 36

Pencuci Tangan “E” dan “ H ” ... 38

BAB

.

V KESIMPULAN DAN SARAN 5.2. Saran ... 40

... 5.1 . Kesimpulan 40 DAFTAR PUSTAKA ... 41

RIWAYAT HIDUP ... 44

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Persentase Kehadiran Flora Normal yang Dominan Pada Kulit ... 6

Tabel 2.2. Berbagai Macam Produk Berantiseptik dan Bahan Aktif yang Dikandungnya ... 13

Tabel 4.1. Hasil Uji Bahan Pencuci Tangan “E’ dan “H” ... 29

Tabel 4.2. Hasil Uji Pendahuluan I ... 30

Tabel 4.3. HasiI Uji Pendahuluan

II

... 31

Tabel 4.4. Perbandingan Hasil Pencuci Tangan “E” pada T0, T60, dan AT ... 32

Tabel 4.5. Perbandingan Hasil Pencuci Tangan “H” pada T0, T60, dan AT ... 33

Tabel 4.6. Persentase Pengurangan Jumlah Kuman (CFU) Menggunakan Produk “ E ‘. ... 34

Tabel 4.7. Persentase Pengurangan Jumlah Kuman (CFU) Menggunakan Produk “H’ ... 35

Tabel 4.8. Perbandingan AT*) Pencuci Tangan “E” dan Pencuci Tangan “H”

...

39
(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Gambar 2.4

Gambar 2.5. Gambar 3.1.

Gambar 3.2.

Gambar 4 . I

.

Gambar 4.2.

Gambaran Mikroorganisme yang Dominan pada Kulit Manusia 7

Gugus Irgasan

DP

300. Zat Akif pada Beberapa Formula

Antiseptik ... 15

Gugus Irgasan DP 300. Zat Akif pada Beberapa Formula Antiseptik ... 17

Gugus Etil Alkohol ... 19

Gugus Isopropil Alkohol ... 19

Pencuci Tangan “E’ dan “H” ... 22

Metode Cap Jari (”finger print”)

...

27

Hasil Percobaan dengan Mempergunakan Produk “E” ... 37

(7)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1. Persentase Rata-rata Pengurangan Jumlah Bakteri dengan Metode

Mencuci Tangan Menggunakan Desinfektan Kulit ... I2

(8)

DAFTAR BAGAN

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

..

Lampiran A

.

Uji Statistik ... 45

Lampiran A . l . Perbandingan T0 & T 60 Produk “E’ (Pendahuluan 2) ... 45

Lampiran A.2. Perbandingan Sebelum dan

T0

Pencuci Tangan “E” ... 46

Lampiran A.3. Perbandingan Sebelum dan

T0

Pencuci Tangan “H’ ... 46

Lampiran A.4. Perbandingan Efektivitas Produk “E’ & “H” ... 46

Lampiran A.5

.

Perbandingan T0 & T 60 Pencuci Tangan “E’ ... 47

Lampiran A.6. Perbandingan

T0

& T 60 Pencuci Tangan “H” ... 47

Lampiran A.7. Perbandingan Selisih “E’ dan “H” ... 47

Lampiran B . Surat Persetujuan ... 48

(10)

I

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikroorganisme banyak dijumpai pada kulit serta udara di sekitar kita dan

dapat menimbulkan suatu penyakit. Dalam bidang kedokteran, seorang dokter

mempunyai risiko yang cukup tinggi untuk terkena infeksi tersebut dan dapat pula

menularkan infeksi kepada pasiennya

.

(Kuscher, et al., 1982; Indrajanti, dkk.,

1990)

Infeksi dapat disebabkan, antara lain oleh benda-benda yang

terkontaminasi dan tangan operator. Keduanya merupakan sum ber

mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi bagi pasien berikutnya. Dalam

dunia kedokteran upaya untuk mencegah terjadinya infeksi adalah dengan bekerja

secara aseptik, di antaranya dengan menggunakan masker, jas kerja, serta

melakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah perawatan atau bekerja.

Dengan demikian, diharapkan bakteri dapat tersapu dari permukaan k u l i t ,

meskipun tidak mungkin diperoleh keadaan steril yang mutlak (Kutscher e t al.,

1982; Indrajanti, dkk., 1980)

Selain di dunia kedokteran, dalam kehidupan sehari-hari pun kita harus

memperhatikan kebersihan tangan, karena tangan memegang peranan pen ting

(11)

2

Sekarang ini sudah banyak beredar cairan pencuci tangan berbentuk gel

maupun cairan yang dalam penggunaannya tidak menggunakan pembasuh (air)

karena inasyarakat sudah cukup menyadari pentingnya menjaga kebersihan tangan

dan mengantisipasi keadaan ketika tidak ada air mengalir dan sabun. Di klinik-

klinik, ruangan praktek dokter dan di kalangan masyarakat sudah beredar produk

pencuci tangan tanpa air ini, antara lain yang mempunyai bahan aktif:

-

-

alkohol 62 %

+

irgasan (merk “E”) dan

isopropil alkohol 70 %

+

klorheksidin glukonat 0,5 % (merk “H”).

Kedua bahan aktif campuran ini merupakan zat antiseptik kulit yang sangat efektif

dan dapat menjadi alternatif apabila tidak tersedia air mengalir dan sabun u n t u k

pencucian tangan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas perlu dilakukan penelitian u n t u k

mengetahui efektivitas dan daya tahan dari kedua macam produk tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah

Apakah terdapat perbedaan nyata efektifitas dan daya tahan pencuci

tangan tanpa air dan sabun antara produk “E’ dan produk “H” ?

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk membandingkan efektifitas dan d a y a

tahan produk pencuci tangan, antara produk “E” dan produk “H”. ujuan

percobaan ini adalah untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan efektivitas clan

daya tahan kedua produk pencuci tangan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat

(12)

maupun untuk penggunaan sehari-hari dalam upaya mencegah atau mengurangi

terjadinya pen yakit infeksi dan penyebarannya.

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Tangan merupakan mediator yang sangat berpengaruh sebagai penyebab

dan agen penularan infeksi, sehingga menjaga serta memelihara kebersihan tangan

adalah hal yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Cara yang sering kita

gunakan untuk menjaga sanitasi tangan adalah mencuci tangan dengan air hangat

dan mengalir, menggunakan sabun dan digosok sekitar 20 detik, namun

kehidupan yang modern dan serba praktis di jaman sekarang ini menuntut kita

untuk lebih inovatif

.

Hal ini juga berdampak pada bidang kesehatan, yaitu

semakin meluasnya penggunaan pencuci tangan tanpa air dan sabun dengan bahan

aktif yang berbeda-beda.. Menurut penelitian Pittet dkk.( 1997), disebutkan bahwa

penggunaan salah satu bahan aktif pencuci tangan tanpa air dan sabun ini telah

menaikkan kepatuhan untuk mencuci tangan.

Bahan aktif yang terkandung dalam pencuci tangan tanpa sabun ada

bermacam-macam, di antaranya campuran dari bahan aktif alkohol 62 %

+

irgasan dan isopropil alkohol

+

klorheksidin glukonat 0,5 %. Kedua campuran

bahan aktif tersebut mempunyai sifat bakteriostatik dan bakterisidal, terhadap

bakteri gram (+), bakteri gram (-) ( Fox,1998; Healt dan Rock, 2000; Sjamsudin

& Sinto, 1987; Kolstad & White, 1991; Reynolds, 1993) . Menurut penelitian DI-.

H. A. Lilly dan Dr. E. J. Lowbury disebutkan bahwa persentase rata-rata

(13)

4

produk pencucian tangan tanpa air dan sabun dengan bahan aktif alkohol

+

klorheksidin glukonat 0,5 % lebih baik (efektivitas dan daya tahannya) dari pada

produk yang berbahan aktif alkohol 62 %

+

irgasan 0,5 %

.

1.6. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik, dengan melakukan

pembandingan terhadap dua macam produk yang berturut-turut mengandung

bahan aktif alkohol 62 %

+

irgasan (“E”) dan isopropil alkohol

+

klorheksidin

glukonat 0,5 % ( “ H )

.

Pemeriksaan bakteriologik terhadap kulit tangan

rnahasiswa dilakukan dengan menggunakan metode “finger print” (Johnson &

Case, 2001)

.

Jumlah kuman (CFU, Colony Forming Unit) dihitung. Data

dianalisis dengan “Student-t test ”(microstat copyright

fC

1978-1 985 by

Ecoso), Inc.).

1.7. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha Bandung dari Maret 2002 sampai dengan Juni

(14)

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat dapat ditatik kesimpulan :

1. Mencuci tangan merupakan hal yang sangat penting dalam

memelihara higiene tangan

Efektivitas (presentase pengurangan jumlah kuman sebelum

dan sesudah mencuci tangan) yang dimiliki oleh produk “ E ’

maupun “H’ adalah sama.

Daya tahan (setelah 60 menit pencucian tangan) produk “ H ’ lebih baik daripada produk “E”.

2.

3.

5.2. Saran

Masyarakat, terutama yang bergelut dalam dunia kesehatan (puskesmas,

klinik dan rumah sakit) harus menyadari pentingnya mencuci tangan dan harus

lebih selektif dalam memilih pencuci tangan, yaitu dengan mempergunakan

(15)

41

DAFTAR PUSTAJSA

Alcamo,

IE.

1994. Chemical control of microorganism. Dalam : Fundamentals

of

microbiology. 4th edition. Farmingdale. New York: the Benjamin/cummings

publishing Co., Inc; 5 12-5 14,666-670.

Ansari, SA.dkk. 199 1. Potential role of hands in the spread of respiratory, viral

infection : Studies with human Parainfluenza virus 3 and Rhinovirus 14.

J

Clinical Microbiology; 2 1 15-2 1 19.

Block, B.C. & J. Ducas. 1975. Man, microbes, and mutter. New York: McGraw- Hill; 188-191.

Boyd, RF dan Marr, JJ. 1980. Medical Microbiology. Boston : Little, brown and company; 155- 160.

Butz, AM. dkk. 1990. Alcohol impregnated wipes as an alternative in hand hygiene wipes as an alternative in hand hygiene. A m J infection control; 70- 76.

Cahtim, A. & Suharto. 1993. Sterilisasi dan disinfeksi. Dalam staf pengajar

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Eds.), Buku ajar mikrobiologi

kedokteran

.

Jakarta: Bina Rupa Aksara; 78-85.

Calmes, R.Jr. &

T.

Lillich. 1978. Disinfection and sterilization in dental

practice. Toronto: McGraw-Hill Book Company; 98- 103.

Charbonneau, N. 2000. Antimicrobial agent may not kill all germs : Triclosan

doesn't always do the trick, study shows. Healtscout. http://www.sonic.net.

1-3.

Cruickshank, R., J.P. Duguid, B.P. Marmion, dan R.H.A. Swan. 1973,

Medical microbiology: A guide to laboratory diagnosis and control of

infection.

12th

edition. Vol. 1. microbial infection. London: Churchill

Livingstone; 189-192.

Fox, M. 1998. Feature-common disinfectant could breed superbugs.

http://www.nutriteam.com/triclo.htm; 1 -2.

Gordon, S. 2000. Too Clean is no good: Antibacterials may lead to resistant bugs

and weak immune systems. Healthscout. http://www.sonic.net; 1 -3.

Heath, R. dan Rock, CO. 2000. New insight for antibacterial drug development:

(16)

42

bacteria. St. Jude children 's research hospital forums.

http://www.kidsource.com/health/enzvme.html; 1 -3.

Hellinghausen, MA. 1998. Wash out: Could bacterial soap create new bacterial

strain ? http://www.nurseweek.com; 1-4.

Indrajanti,

R.,

S. Njotosiswojo, dan

H.

Ruslijanto. 1990. Upaya pencegahan

penyebaran penyakit pada praktek dokter gigi dan laboratorium gigi. Forum

ilnziah kedokteraiz gigi IX Universitas Trisakti; 226-239.

J. B

Wilkinson & R.J. Moore. 1982. Harry's cosmeticology. 7th edition. London: George Godwin, 82-91,653-672; 886-887.

Jawetz., Melnick., Edward A. Adelberg's, Geo F.Brooks, Janet S. Butel, Stephen A. Morse. 200 1. Mikrobiologi Kedokteraiz. Penerjemah & Editor

Bagian Mikrobiologi FK Airlangga. Edisi XXII. Jakarta : Salemba Medika;

279-280.

Joklik, W.K., H.P. Willett, dan D.B. Amos. 1980. Zinsser microbiology.

17th

edition. New York: Appleton-Century-Crofts; 1 12- 1 18.

Johnson & Case. 2001. Laboratory Experiments in Microbiology. 6th edition. San

Fransisco , California. Benjamin Cummings;Addison Wesley Longman,Inc. ;

189- 192.

Kolstad, R. & R.R. White. 1991. Disinfection and sterilization. Dalam N.P. Willet, R.R. White, & S . Rosen (Eds.), Essential dental microhiology. New Jersey: Prentice-Hall International Inc. ; 255-259.

Kutscher, A.,

P.

McLean, M.R. Goldberg, G.A. Hyman, dan R. De Bellis

1982. Pharmacology f o r the dental Hygienist. 2nd edition. Philadelphia: Lea &

Febiger; 278-280.

Larson, EL. 1995. APIC guidelines for hand washing and hand antisepsis i n

(17)

Pelczar,M.S. & E.C.S. Chan. 198 I . Element of microbiology. Tokyo: McGraw- Hill International Book Company; 545-548.

Prentice, P. 1998. Bacteria on the hands. MadSci Network : Microbiology. http://www.madsci.org; 1.

Reynolds, J.E.F. 1993. Martindale the extra Parnzacopoeia. 38th edition. London: The Pharmaceutical Press; 189- 190.

Richter, E. 1999. What is triclosan and what does it do ? MadSci Network:

Microbiology. http://www.madsci.org; 1 -3.

Rifai, M.A., R.S. Hadioetomo, dan I. Ganjar. 1992. Kamus biologi

nzikrobiologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Depdikbud; 56.

Sjamsudin,

U.

& A. Sinto. 1987. Obat local. Dalam Bagian Farmakologi

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Eds.), Farmakologi dun terapi.

Edisi ke-3. Jakarta: Gaya Baru; 134-138.

Suharto. 1993. Flora normal serta hubungan kuman dengan hospes dan lingkungannya. Dalam staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia (Eds.), Buku ajar mikrobiologi kedokteran. Jakarrta: Binarupa

Aksara; 95-99.

Snyder 0. P., Ph.D., 2000. A “safe hands” hand wash program for retail food

operation http://www.hi-tm.com.

Tortora. 1997. Microbial disease of the skin and eyes. Dalam: Funke case,

microbiology an introduction. 6th edition. New York: an imprint of Addison

Wesley longman, Inc.; 558-560.

Wilson, G.S & A. Miles. 1975. Topley and Wilson’s principles of bacteriology virology, and immunization 6th edition. Volume 1-2. Baltimore: The Williams & Wilkins Company.278-280.

http://www.college-optometrists.org/profesional/hand washing.htm

http://www.proteque.com/research/ciba.htm

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat bakteri endofit dalam meningkatkan hasil pertanian telah banyak mendapat penghargaan, seperti meningkatkan hasil tanaman kentang, tomat dan padi dan juga dapat

singkatnya, tujuan mengalokasi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke akun-akun neraca, adalah membantu auditor memutuskan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan

Dari sini dapat terlihat juga bahwa fungsi yang dimiliki kaomoji dalam kalimat ini adalah sebagai pelengkap dimana kaomoji yang melengkapi pesan verbal dengan

pembelajaran yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa [ 11 ]. Salah satu kegiatan administrasi yang menyertai kegiatan akademik adalah pencatatan kehadiran mahasiswa. Sistem

Ukuran populasi (pop_size). Ukuran populasi mempengaruhi unjuk kerja yang baik dan keefektifan Algoritma Genetika. Algoritma Genetika dengan populasi yang kecil,

Ekspresiemosi ditunjukkan anggota keluarga dengan menyatakan komentar positif, kehangatan, permusushan, keterlibatan emosi yang berlebihan, dan komentar kritis,

Sebagian dari mereka ternyata memiliki kaitan, baik langsung atau tidak langsung hubungan kesejarahan dengan saudara atau anggota keluarga lain yang telah terlibat dalam

Untuk menghitung indeks toleransi terhadap kekeringan dilakukan dengan memban- dingkan parameter pengamatan untuk komponen produksi (jumlah buah, berat buah, dan