DALAM MEMBINA KESEHATAN MENTAL
Oleh
ALIUSMAN
NIM: 9911000093
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana IImu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh
Ali
Usman
NIM: 9911000093
DiBawah bingan
セ
Prof. Dr. Rusmin Tumanggor,
M.A
NIP : 150060949
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi yang berjudul l'ERANAN TOBAT DALAM MEMBINA
KESEHATAN MENTAL tdah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UlN SyarifHidayatullah Jakarta pada tangga: 5 Januari 2004,
skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana
Program Strata I (S I) pada Jurtlsan Pendidikan Agam3 Islam.
Jakarta, 5 Januari 2004
Sidang Munaqasyah
\
Pengu'i I
Suru 'in, M.Ag NIP. 150289483
Anggota:
Pembantll DekanII
Sekretaris Merangkap Anggota
n,.
iIセG[Z[セB
WIANIP.
セセQSUV
PengujiII /1
Oセケ
;/"':
Puji syukur senantiasa penulis sampaikan kepada Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, Allah SWT, atas Iimpahan taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi inL Dan salam sejahtera semoga selalu tercurah kepada Nabi
Allah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya.
Dalam penulisan skripsi ini banyak kesan yang penulis dapatkan berupa
hambatan dan tantangan yang membuat penulis semakin tertantang untuk terus
memperbaiki skripsi yang akan diajukan hingga pada titik maksimal usaha.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :
I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA., Pembimbing skripsi, yang telah sudi
menyisihkan waktunya dalam membantu penulis di tengah kesibukannya.
3. Para Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat berharga.
4. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Perpustakaan Utama DIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Imall lama'.
5. Babeh Janill Adzhar, Nyak Alussaniyah (Almh) dan Ibunda Nasih Rohimah, yang
kakak-Sintar) serta keponakan-keponakan tersayang (Moch. Taris, Ancih, Fu'anih,
Sidik, A'A Amad, Beti dan Ayif) terimakasih atas kasih sayang, do'a dan
perhatiannya sehingga penulis Iebih semangat dalam mencapai cita-cita.
6. Wahibatul Mas'ulah, Om Sanusi Herianto, Bang Yusroni, Mas Yono dan Sugino,
lis Susanto, Marlini (May), Mukhlis Mulyadi, Hendri, Muhammad Tohar,
Muslim, Sulaiman Daud BR, Elih Sasono, Ust. Suparman, ternan-ternan PAl
angkatan 99, terima kasih untuk support dan persahabatannya. Dan teruntuk
semuanya, yang menjadi sumber kreatifitas dan inspirasi yang sering membakar
semangat penulis yang terkadang dingin. Syukran atas segala canda, saran, kritik
dan perhatiannya selama ini. Tanpa kalian semua, barangkali bait-bait skripsi ini,
tak teramu dengan baik.
7. Mama Ety Sekeluarga, Erwandi, dkk (di Cirebon) dan tidak Iupa juga penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam membantu
penyelesaian skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Dengan mengharap ridha dari Allah SWT, semoga segala kebaikan-kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan Allah AWT. Amin.
Jakarta, September 2003
DAFTAR lSI , '" , iii
BABI. PENDAHULUAN 1
BAB II.
A. Latar Belakang Masalah " 1
B. Permasalahan 8
C. Hipotesis... 10
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian '" .,. 11
E. Metode Penelitian '" , '" , ,. ... 13
F. Sistematika Penulisan ." 14
KAJIAN TEORITIS TENTANG TOBAT DAN
KESEHATANMENTAL 16
A. Tobat... 16
I. Pengertian Tobat , 16
2. Latar Belakang Urgensi Tobat , 18
a. Dosa Landasan Tobat 19
b. Macam-macam Dosa ... .. . ... ... .. . ... ... ... .. . .. . ... ... 21
3. Hukum Bertobat 24
4. Syarat-syarat Bertobat 28
5. Manfaat Bertobat " '" '" 31
BABIII.
BABIV.
2. Tanda-tanda Mental Sehat , , , 39
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental... 45
3. Aspek-aspek yang Dipengarnhi Kesehatan Mental... 48
4. Ajaran Agama Tentang Kesehatan Mental ... '" .. , 50
FUNGSI TOBAT BAGI KESEHATAN MENTAL .. , ,. 59
A. Fungsi Tobat dalam Membangun Kesehatan Mental '" 59
B. Fungsi Tobat dalam Pencegahan Gangguan Mental , 62
C. Fungsi Tobat dalam Penyembuhan Gangguan dan
Penyakit Mental , , '" .. . ... . 65
D. Kerangka Konseptual Tentang Fungsi Tobat Bagi
Kesehatan Mental , , ,. ... . 69
ANALISIS TEORITIS , , 71
A. Ketepatan Hipotesis , , ,. 71
B. Teori Hubungan Tobat dan Kesehatan Mental... 73
C. Prediksi Tentang Kehidupan Orang-orang Bertobat 75
BllB V. PENUTUP .
A. Kesimpulan .
B. Rekomendasi .
])llFTllR PUSTllKll .
LllMPIRAN
78
78
80
A. Latar Belakang Masalah
Karya iman di dalam jiwa seseorang laksana karya seorang pengetik atau pengumpul huruf-huruf di pereetakan sesuai dengan bahan aslinya. Huruf-huruf itu tadinya berupa eampuran yang bereerai berai, tidak menunjukan suatu makna apapun, kemudian ia menjadi sebuah tulisan yang memiliki tujuan tertentu yang dipahami isinya serta sasarannya. Begitu pula jiwa manusia sebelmn disusun oleh agama atau dibentuk sesuai dengan aturan yang dimaksudkan.'
Dari ungkapan Muhammad AI-Ghazali di atas, terlihat bahwa jiwa itu
merupakan nilai lebih bagi setiap orang, tetapi jiwa yang belum "mempribadi" hanya
sekedar bernilai pelengkap. Baru setelah jiwa itu membentuk kepribadian, integritas
seseorang menjadi tinggi. Kepribadian seorang berkaitan erat dengan pandangan
hidup yang dianutnya. Mengenai tujuan hidup, fungsi, tugas, teladan, lawan dan
kawan hidup. Kepribadian seorang juga berhubungan dengan tingkat hubungannya
dengan Tuhannya, oleh karena itu upaya untuk membentuk kepribadian antara lain
dengan eara selalu berusaha mendekati diri ォ・ー。、セイnケ。N
Langkah awal untuk mendekati Tuhan ia!llll ejengan pertobaf. pada dasarnya
tobat adalah sesuatu hal yang tidak begitll sulit urt\lk 、ゥャ。ォオォセGQL セゥォ。イ・ョャャォ。Lェャ ego
manusia yang terkadang mendominasi telah ャQI・ューセセセ mllnllsia tidak mau jujur pada
dirinya sendiri dan pada akhirnya terasa berat \Ulftl]c rnelll]c\lkan tobat itu. Selain itu
banyak juga yang memang kurang mengetahui bahwa tobat adalah meqia untuk dapat
menuju Allah.
Padahal Allah telah meniupkan ruh-Nya pada jasad manrsitl, dengan bekal
ruh Bahi itu pula kelak manusia seharusnya memilki kemampuan untuk dapat
berhubungan dengan Allah,,' Atau dengan istilah lain memiliki rasa kerinduan untuk
"berpulang" ke rahmatullah. Dalam pada itu AI-Qur'an mengisyaratkan bahwa
sebelum turun ke alam jasmani ruh peruah mengadakan peIjanjian primordial dengan
Tuhan untuk selalu mengingat dan mencintai-Nya dan sekali-kali tidak akan
menyembah kecuali pada-Nya.'
Masalah tobat adalah masalah yang terdapat di dalam semua agama, baik
dalam agama Islam, Kristen maupun Hindu dan agama lainnya. "Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa tobat adalah masalah penting dalam semua agama, karena ia
merupakan kebutuhan kejiwaan manusia.,,4Sungguhpun demikian pemba,hasan
masalah tobat dalam hubungan dan peranannya dengan セ・ウ・ィ。エ。ョ mental pada
umumnya belum banyak diketahui orang, kendatipun hubungan antara tobat 、セョァ。ョ
kesehatan mental sangat era!. Dalam tobat banyak terdapflt masalah-masalah
kesehatan mental, misalnya masalah rasa berdosa. dan ras!\ persalah, pengakufln dan
penyesalan !\tas dosa dan kesalahan, merasa diampuni oleh Allah, dan lain-lain.
'Lihat, Komarudin Hidayat, Tuhan Begitll Dekat, (Jakarta: Paramadina, 2002), c・ャNセ・MャL h.
10
'Ibid.,h. 25
Kata tobat secara etimologi (harfiah) berarti kembali, yajtu femblJ:li dari
berbuat dosa dan maksiat kepada berbuat baik dan ketaatan, sesudah menyadari buruk
dan bahayanya perbuatan dosa dan maksiat. Sedangkan kan tobat l11enurut
tenninology (istilah) adalah "meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat karena
menyesal dengan niat untuk tidak mengulanginya."5
Islam adalah agama risalah dan dakwah. Kepada manusia disampaikanberita
yang menggambarkan niIai-niiai kejadian atau penciptaan serta martabatnya 、ゥセョエ。イ。
seluruh makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Manusia makhluk paling
sempurna susunan jasmaninya serta ruhaninya dibanding makhluk lain. 1v:\\lnusia
mempunyai panca indera untuk menghubungkannya dengan alam sekitamya,
mempunyai nafsu sebagai pendorong untuk melengkapi kebutuhan hidup dan
memelihara populasinya, mempunyai akal untuk berpikir, mempunyai hati untuk
merasa. Akan tetapi semua yang bagus-bagus itu akan menjadi sesuatu yang tidak
karuan jadinya bila tidak diatur oleh sebuah aturan yang bagus pula. Islam sebagai
agama dalam hal ini memposisikan sebagai aturan yang dimaksud. Bangsa Arab pul'\
dahulunya adalah "tumpukan" yang belum dikenal, setelah mereka memeluk agama
Allah SWT. Berubahlah "tumpukan" itu menjadi bentuk lain yang indah. Semisal
bakat-bakat mereka yang tadinya tidak terarah, lalu diatur rapi; mandul menjadi
berbuah; saling bertentangan, lalu berdekatan dan saling bertolong-tolongan6
'Ibid, h. 9
Meskipun pada hakikatnya manusia sejak lahir berada dalam keadaan suci dan
tak berdosa, dari perjalanan hidupnyalah yang menyebabkan manusia tidak luput dari
dosa karena perbuatan manusiaitu sendiri yang selalu berbuat zalim pada セゥイゥョケ。
sendiri dengan mengikuti langkah-Iangkah syetan. Lain haInya istilah yang
diungkapan Jean Jacques Rousseau (1712-1778) yang dikutip oleh Marsana Windhu,
bahwa, "Pada dasarnya manusia itu polos, rantai peradabanlah yang membuatllya jadi
buas."7
Dengan demikian Pada akhirnya mereka akan terjerumus kepada
perbuatan-perbuatan keji dan mungkar, yaitu perbuatan-perbuatan-perbuatan-perbuatan dosa. Adapun yang m\:lnja9i
motor atau penggerak dari itu semua adalah nafsu. "Sebab nafsu adalah mus1J4 ymW
sangat menceIakakan dan bahayanya sangat besar, penanganannya sangat sukl/r
penyakitnya sangat berat, obatnya sangat suli!.,,8
Setelah manusia menyadari akan adanya bahaya-bahaya dan 。ォゥ「。ィ。ォゥ「セエ
yang akan timbuI dari perbuatan dosa tersebut, maka timbuI dalam dirinya ー・イ。ウセョ
berdosa atas perbuatan-perbuatannya itu. Perasaan berdosa ini juga dapat 、ゥエゥpQーオャォセョ , ,
oleh adanya kelalaian pada diri akan adanya perintah dari Tuhan yang 、ゥエゥ|ャァセ。ャォセョ
atau diabaikan dan adanya perbuatan yang melanggar yang sudah menjadi ォ・エ・ョエセョ
Tuhan.
7r.
Marsana Windhu, Kelmasaan & Kekerasal1 me(lW"( Johal1 Galll1l1f{, (Ypp.a/<:arta :Kanisius, 1992), Cet.ke·6, h. 63 .
Perasaan sadar terhadap adanya dosa ini akan menimbulakan penyesalan, rasa rendah did, dan rasa tidak diperhatikan oleh Tuhan karena telah melakukan perbuatan dosa. Orang biasanya jikalau memiliki kesalahan akan mengalami gangguan perasaan dan konflik jiwanya, karena rasa berdosa dapat mengakibatkan ketidakserasian atau ketidakseimbangan pribadi yang mengalaminya. Disatu pihak hati nurani menolak untuk berbuat dosa, "inHah rub Hahi di dalam did manusia yang memiliki kekuatan cahaya (nur) kebenaran yang tidak mampu berdusta, disebut nurani.,,9Di lain pihak dorongan bawah sadar (hawa nafsu) mendorong untuk berbuat pelanggaran. Maka terjadilah gejolak, ketidaksimbangan antara perasaan pikiran dan hati nurani,lOyang menjadikan terganggunya mental seseorang.Kejadian ini pada akhirnya akan berakibat buruk bagi kehidupan manusia. Orang yang mengidap gangguan ini lambat laun akan menimbulkan penyakit barn padajasmaninya.
Dalam agama Islam yang berkenanaan dengan kesehatan mental sudah dikenal sejak manusia pertama (Adam AS). Adam pernah merasa berdosa dan menyebabkan jiwanya sedih. Untuk menghHangkan kegelisahan dan kesedihftnnya tersebut ia bertobat kepada Allah dan tobatnYIl qiterijna ke/ur/dia9 ia GャQ・イヲエsセ lega kembaIi, sebagaimana yang diungkap dalm}} al-gur:lln.: .
\ ' . セNB セ / .セ
9Achmad Mubarok.,PendakibiiMe(lI'iI/4
/{rr'
|ヲ。セLセセ : ratamliaina, :1002),h.
169'10 , I " , . . , ., .d •. , ,.
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat Iagi Maha Penyayang. (QS : AI-Baqarah/2 : 37)11
Dalam agama Kristen juga masalah yang berkenaan dengan kesehatan mental
sudah dikenal ketika Yesus mendapat berita bahwa ia akan ditangkap dan diadili.
Yesus merasakan sedih, takut dan gentar serta merasa seperti mau mati. Dalam
keadaan demikianlah Yesus berdoa kepada Bapak-Nya, agar saat-saat seperti itu
cepat berialu dan diberi ketegaran dalam menghadapinya. Sampai tiga kali Yesus
berdoa dan akhimya hatinya merasa tenang dan tegar dalam menerima cobaan itu,
seperti yang telah diungkap dalam AI-Kitab :
32Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya kesuatu tempat yang bemama
Getsemani. Kata Yesus kepada murod-murid-Nya : "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa". 33 Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes. Ia sangat takut dan gentar, 34 lalu kata-Nya kepada mereka : "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah. Lalu Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin saat itu Ialu dari padanya. (Markus. 14:32,33 dan 34)12
Kemudian setelah Yesus berdoa tiga kali lamanya lalu la merasa tenang
seperti yang tertulis dalam ayat berikutnya :
41 Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka : "Tidurlah sekarang istirahatlah. Cukuplah, saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa (Matius. 26: 45)13
"Depag R I,AI-Qur 'an dan Terjemahnya,(Surabaya : Mahkota, 1989), h. 15
"Lembaga Alkitab Indonesia, Alkilab, (Jakarta : Perc. Lembaga Alkitab Indonesia, 1996), CeLke-1, h. 68
Dalam agama terdapat petunjuk-petunjuk dan ketentuan-ketentuan yang
membawa manusia kepada ketenteraman hidup, kesejahteraan dan kebahagiaan dunia
dan akhirat. Agama dapat menunjukkan jalan terbaik kepada manusia guna
membebaskan diri dari penyebab gangguan mental. Setelah bertobat biasanya
seseorang akan merasa tenang, hal ini karena orang yang beriman merasa yakin
bahwa Tuhan Maha penerima tobat.
Bertobat adalah sebuah kewajiban bagi manusia yang beriman seperti yang
digambarkan dalam AI-Qur'an sebagai berikut :
(), p/ /t#/.PI.U"";. "P 9"",,..., l ... R t J , / ; / P / , ,. f1'09 ()P./...Oッセ /,..9""'; /"
" C t:.t-
v / . . .
セcBG「
01 "
c
V
セ
セセ
::...; .i!ll
. ,
Jl
/"'
\,>; 1,,:.-1 0'.>JI \fl
.. /
セ
..
セO " , ./ pJ/P9 1 /
(" :i i \ セBLBZi
v-·
I) . . .
,.;k«:?
CJ.;...N
.P f.-:;;t...
-7 '" .. ,.. -;...
Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahamnu dan memasukakan kamu ke dalam surga ... (QS. At-Tahrim/66: 8)14
Begitu juga di dalam Agama Kristen kiranya tobat menjadi keniscayaan
dalam melaksanakannya. Seperti bunyi dalam AI-Kitab sebagai berikut :
3 Lalu berkata : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak keeil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga. (Matius. 18:3)15
Dalam skripsi ini penulis akan membahas mengenai tobat sebagai upaya
untuk menebus kesalahan dan dosa seseorang kepada Tuhannya untuk kembali
14Depag RI, Op.cil.,h. 951
kepada fitrahnya dan memperoleh ketenangan dalam jiwanya untuk tidak merasa
bersalah dan berdosa maka skripsi ini dirumuskan dalamjudul"PERANAN TOBAT
DALAM MEMBINA KESEHATAN MENTAL".
B. Permasalahan
Sepanjang bacaan penulis, menurut para ahli sebahagian masyarakat
beragama dewasa ini mudah sering mangalami frustasi., depresi (stress), konflik,
kecemasan yang berlebihan. Padahal mereka memiliki harta yang banyak, berpangkat
tinggi, kekuasaan besar dan pengetahuan CukUp.16 Gejala-gejala semacam ini bisa
bermuara pada ketidakmampuan diri lantas menyalahgunakan NAZA (narkotika,
Alkohol, dan zat adaktif lain).17Dan dapat pula menjadikan manusia kurang memiliki
semangat hidup yang diteruskan dengan bunuh diri seperti kejadian yang menimpah
banyak orang.IS
Dalam upaya penyembuhan gejala-gejala tersebut, yang telah dituangkan
diatas, sebenaruya di dalam agama menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi
''Lihat Zakiah Daradjat,JIm" Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), CcLke-15, h. 2. Lihatjuga Zakiah Daradjat,Kesehatan Mell/al, (Jakarta: Toko Gunung Agung, 1995), CeLke-21, h. 7 dan 10
17Lihat Dadang Hawari, Terapi dan Rehabililasi Mlltakhir Pasien "NAZA", (Jakarta :
ill-Press,1999), h. 96 dan 9 8
18Marimutu Manimarell (46),pada hari selasa tangga! , 5 Agustus, 2003, pukul 05. 15 WlB. Usahawan yang pemah aktif scbagai bendahara Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar itu diduga kuat terjun mela!ui jendela karnar 5607 atan lantai 56 Hotel Aston Jakarta, Kampas, (Jakarta), 6 Agustus 2003, h.1. Dan sebelumnya senin, 4 Agustus di Korea Selatan, kejadian serupa juga menimpa Chung Mong-hun (53) yang menjabat sebagai Ketua Hyundai Asan Corporation dan eksekntif senior Gmp Hyundai. Ia melompat dari lantai 12 di gedung yang menjadi markas Hyundai di tengah Kota Seoul.
Kampas, (Jakarta), 5 agustus 2003, h.11. Lihat juga pemyataan Kctua Umum Perhimpunan Dokter
masalah tersebut. Sebagaimana firman Allah didalam beberapa surat AI-Qur'an
sebagai berikut :
Artinya : Dan Kami turunkan dari AI-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan AI-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. AI-Israa/ 17: 82)19
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh dari penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada (rohani), seba¥<ai petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus/l 0: 57)0
Diantara solusi yang ditawarkan oleh agama yaitu dengan cara bertobat untuk
dapat memberi ketenangan jiwa, sebab lewat tobat manusia melakukan perlawanan
dengan menjungkirbalikkan bangunan rutinitas hidup dan kemudian berusaha
kembali ke pusat gravitasi dan pusat orientasi hidup yang paling otentik melalui
pendakian spiritual memasuki atmosfer Bahi. Sungguhpun demikian masyarakat pada
umumnya kurang banyak mengetahui bahwa antara tobat dengan kesehatan mental
memiliki hubungan erato
19DepagRI,op.cit.,h. 437
Adapun Karena penelitian ini bukan penelitian lapangan melainkan ke
perpustakaan, maka pertanyaan yang umum menurut para ahli adalah, "mengapa
sebahagian masyarakat beragama kurang memahami tentang peranan tobat dalam
membina kesehatan mental"? Adapun pertanyaan penelitian selanjutnya adalah,
"mengapa penulis kesehatan mental masih banyak yang tidak mengkaitkan tobat
dalam agama sebagai salah satu upaya penyembuhan" ?
Adapwl pertanyaan-pertanyaan khusus untuk mendukWlg
pertanyaan-pertanyaan wnum itu adalah :
a. Apa yang dimaksud para ahli tentang dosa ?
b. Apa yang dimaksud para ahii tentang tobat ?
c. Apa yang dimaksud para ahli tentang kesehatan mental dan menurut ajaran
agama?
d. Bagaimana kriteria mental yang sehat menurut para ahIi?
e. Bagaimana pengaruh tobat dalam kesehatan mental menurut para ahIi?
f. Bagaimana teori hubungan keduanya menurut para ahIi?
C.Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara berupa kaitan sebab akibat antara
satu faktor dengan faktor lainnya. Melalui prediksi yang dianggap besar
kemungkinannya untuk menjawab yang benar. Adapun hipotesis penulis dirumuskan
a. Dari tulisan para ahli, rendahnya pemahaman masyarakat tentang peranan
tobat da1am membina kesehatan mental, menyebabkan masyarakat mudah
mengalami gangguan jiwa.
b. Para penulis kesehatan mental tidak mengikutsertakan peranan tobat
da1am proses penyembuhannya, menyebabkan rendahnya pemahaman
masyarakat dalam penyembuhan gangguan mental
c. Para penulis tentang kesehatan mental yang tidak memasukan tobat dalam
kajiannya, dikarenakan kurang memahami fungsi tobat secara menda1am,
selain itu juga karena dipengaruhi oleh kedokteran Barat yang tidak
mengkaitkan agama dengan keilmuan.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dan kegunaan dad penelitian ini dapat penulis sebutkan sebagai
berikiut:
I. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Akademis
I) Penulis ingin menyajikan lebih da1am 1agi kepada masyarakat ilmuan dan
biasa, tentang peranan taubat dalam membina kesehatan mental.
2) Untuk menambah perbendaharaan karya ilmiah dalam bidang teori
3) Dengan terumuskannya konsepsi tobat dalam peranannya membina
kesehatan mental, diharapkan dapat memperkaya khasanah pemikiran dan
karya-karya tentang pendidikan Islam, menyangkut pembinan mental.
b. Tujuan Terapan
I) Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam merumuskan dan
mengembangkan misi dan visi dalam peraturan pemerintah sebagai
penjabaran sistem pendidikan Nasional yang sesuai dengan aspirasi dan
tuntutan umat Islam.
2) Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi instansi-instansi
terkait dalam menentukan materi tentang kesehatan mental.
3) Diharapkan dapat membantu para pendidik dalam menjelaskan pengertian
tobat di sekolah-sekolah negeri ataupun swasta.
2. Kegunaan
a. Kegunaan Akademis
I) Dengan menjelaskan peranan tobat dalam membina kesehatan mental,
berarti bertambah lagi pengertian ajaran agama mengenai tobat, yang terkait
dengan upaya pembinaan mental.
2) Sebagai manusia yang selalu berusaha untuk lebih baik, penulis
menganggap hal ini perlu dan berguna untuk diketahui agar dapat
mengetahui arah untuk mencapai insan kamil.
3) Diharapkall berguna bagi para penulis dikemudian hari dalam mengkaji
b. Kegunaan Terapan
I) Suatu teori dari disiplin ihnu tertentu, yang diharapkan dapat berguna,
khususnya bagi adik-adik mahasiswaJi ditahun-tahun berikutnya dan
umumnya bagi manusia tanpa terkecuali apapun agamanya.
2) Diharapkan berguna bagi para penderita gangguan kejiwaan dalam proses
penyembuhannya.
3) Diharapkan berguna bagi para pemeluk agama dalam mengaplikasikan
agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa agama memiliki peran
ganda selain sebagai pedoman hidup juga dapat dijadikan sebagai langkah
antisipatif dalam rangka menanggulangi konsekwensi dari setiap tindakan
hidup.
E. Metotle Penelitian
Untuk memperoleh bahan yang brkaitan dengan judul tersebut, penulis
mempergunakan penelitian kepustakaan (library research), yakni membedah dan
mengkaji beberapa buku yang erat kaitannya dengan masalah yang dibahas.
Untuk mempermudah penulisan dalam penelitian kepustakaan ini, penulis
mempergunakan metode :
a. Seleksi sumber (source selection), yaitu dengan menyeleksi buku-buku
yang menjadi inti dalam penelitian ini. Artinya, penulis tidak hanya
mengambil buku-buku kesehatan mental yang memiliki hubungan dengan
tobat pun dilibatkan dalam penelitian. Selain itu ajaran beberapa agama
seperti Islam, Kristen, Hindu akan mewarnai dalam pembahasan skripsi
ini
b. Analisis isi (content analysis), yakni dengan membaca dan menyelidiki
atau mencermati isi buku-buku yang akan diteIiti, sehingga dapat
mempennudah pe:lUIis dalam menuangkan statemen ataupun persepsi
c. Studi komparatif (comparative study), yakni dengan membandingkan
buku-buku kesehatan mental yang memiliki hubungan dengan tobat
dengan buku-buku kesehatan mental yang tidak memuat tobat dalam
kajiannya. Supaya dapat membantu penulis dalam meneliti dan mencari
bukti persamaan dan perbedaan dari isi buku-buku tersebut.
Mengenai pedoman yang digunakan untuk penulisan skripsi ini adalah
"Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi"yang diterbitkan oleh UIN Jakarta
Press tahun 2002 cetakan ke-2.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi beberapa bahagian,
masing-masing bahagian berisi sebagai berikut :
Bahagian pendahuluan, memuat : latar belakang masalah, pennasalahan,
hipotesis, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika
Sahagian kajian teoritis tentang tobat dan kesehatan mental, yang berisikan
tentang : Pengertian tobat, latar belakang urgensi tobat, hukum bertobat, syarat-syarat
bertobat, manfaat bertobat, pengertian kesehatan mental, tanda-tanda mental yang
sehat, faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, aspek-aspek yang
dipengaruhi kesehatan mental, ajaran agama tentang kesehatan mental.
Sahagian fungsi taubat bagi kesehatan mental, meliputi : Fungsi tobat dalam
membang kesehatan mental, fungsi tobat dalam pencegahan gangguan mental, fungsi
tobat dalam penyembuhan gangguan dan penyakit mental, serta kerangka konseptual
tentang fungsi tobat bagi kesehatan mental.
Sahagian analisa teoritis meJiputi : Ketepatan hipotesis, teori hubungan tobat
dan lcesehatan mental, prediksi tentang kehidupan orang-orang bertobat.
Sahagian penutup dengan memaparkan kesimpulan dan rekomendasi.
Daftar Pustaka.
Lampiran, mengenai beberapa ayat AI-Qur'an yang membahas tentang
KAJIAN TEORITIS TENTANG TOBAT DAN KESEHATAN MENTAL
A. Tobat
1.Pengertian Tobat
Tobat dalam bahasa Arab diucapkan dengan kata taubat.l " tobat itu sendiri di
dalam AI-Qur'an mnneul dalam beberapa surat dan tersebar dalam 365 ayat, dengan
berbagai isytiqaq (kata jadian)nya, seperti"tauball, a/a, kaffaradanglla/ara.,,2
Adapun secara etimologi menurut Ensiklopedi Islam, arti "taubat berasal dari
kata kerja taba, ya tubu yang artinya rujuk, kembali. Kembali dari kemaksiatan
kepada ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh kepada jalan yang lebih dekat
kepada AllahSWT.',3
Adapun arti tobat menurut terminologi adalah sebagai berikut :
a. Imam Ghazali dalam bukunya " Taubat Nasuha Penebus Dosa" merumuskan,
"tobat adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbaiki niat untuk
melakukan amal kebaikan.,,4
ILihat, Imam Al-Ghazali, Rahasia Taubat, TeIj. Muhammad Baqir, (Bandung : Karisma,
2003), Cet.ke-l, h. 19
2Lihat, Burhan Djamaluddin,Konsepsi Taubat,(Surabaya : Dunia Ilmu, 1996), Cet.ke-I, h. 1
'Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Lvlam, (Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve, 1999), Jilid.S, h. 110
4Imam Ghazali, Taubat Nasuha Penebus Dosa, TeIj. MaIjuki Aqmal, (Jawa Timur : Putra
b. Imam Haramain ( Abul Ma'ali AI-Juwani), mengatakan bahwa "'fobat adalah
meninggalkan keinginan untuk kembali melakukan kejahatan seperti yang
pernah dilakukannya, karena membesarkan Allah SWT. Dan menjauhkan diri dari kemurkaan-Nya.,,5
c. Ahmad Mubarok dalam bukunya '" Pendakian Menuju Allah" mengatakan,
'"tobat artinya adalah manusia kembali kepada Allah melalui jalan yang lurus
dan menjauhi jalan yang dimurkai juga jalan yang sesat.,,6
d. Komaruddin Hidayat Dalam bukunya "'Tuhan Begitu Dekat" mengatakan,
bahwa '"tobat yaitu kembali kepada jati diri yang sejati dan primordial yang
bersifat hanif,,7
e. Sahl bin Abdullah At-Tustariy mengatakan bahwa '"tobat adalah penggantian
perbuatan-perbuatan tercela dengan perbuatan-perbuatan terpuji."8
Dari beberapa pendapat diatas, penulis kira tidak berlebihan bila
menyimpulkan bahwa tobat adalah upaya melupakan keinginan untuk berjalan jauh
meninggalkan Allah, seraya mengingat dan berbuat untuk berjalan menuju Allah.
Interpretasi dan pendapat mengenai tobat bisa beraneka ragam kata, tetapi
makna yang ada di dalam interpretsi dan pendapat tersebut, masih dalam titik tolak
'Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam,Op.cit., h. 111
•Ahmad Mubarok,Pendakian Menu)u Allah,(Jakarta: Paramadina, 2002), h. 179
'Komaruddin Hidayat, Tuhan Begi/lI Dekat,(Jakarta: Paramadina, 2002), Cel.ke-2, h. 40
yang tidak berbeda, yaitu : I) Pengetahuan dan kesadaran, 2) Penyesalan dan 3)
Timbulnya kehendak untuk meninggalkan suatu perbuatan dosa.9
2. Latar Belalrnng Urgensi Tobat
Sebelum manusia lahir ke alam dunia, Allah meniupkan ruh-Nya pada jasad
manusia itu, sehingga manusia memiliki kemampuan kontak langsung dengan Allah.
"Ibarat gelombang televisi, jika ruh manusia selalu dihadapkan dan dihubungkan
dengan Allah maka kepribadiannya memancarkan sifat-sifat terpuji."IOManusia pada
dasarnya adalah suci dalam arti memiliki fitrah untuk dapat berhubungan dengan
Allah. Ungkapan ini memiliki benang merah dengan ungkapan Jean Jacques
Rousseau yang dikutip oleh Marsana Windhu, yang mengatakan bahwa "manusia
dalam keadaan alamiahnya sebagai ciptaan yang polos, bersih, mencintai diri secara
spontan dan tidak egois, hanya rantai peradabanlah yang membentuk manusia
menjadi buas bahkan lebih kejam dari binatang".II Benang merahnya terletak pada
pol os, bersih akan tetapi proses perjalanan di dalam populasi manusia itu sendiri
membuatnya kadang kala tidak lagi bersih apalagi suci. Dari sinilah tobat menjadi
urgen adanya, sebab dalam agama untuk membersihkan kotoran hati dari perbuatan
tercela yakni dengan bertobat.
9Lih.t, AI-Gh02'Ii,Rahasia Taubat, Lac.cit.
10Kom.ruddin hid.yat, Op.cit., h. 39
"l. Marsana Windu,Kelmasaall dall Kekerasall, (Yogyakart.: Kanisius, 2001), Cet.ke-6, h.
Menjadi tepat sekali ungkapan yang mengatakan, "kamu adalah apa yang
kamu pikirkan" (you are what you t/link). Mengapa jadi tepat? sebab "apabila orang
sedang berzikir dan melakukan perenungan tentang Allah dengan segala kebesaran
dan kasih-Nya, maka secara psikologis tengah melakukan proses internalisasi
sifat-sifat Allah ke dalam dirinya.,,12
Adalah karena berdosa, jawaban umum dari pertanyaan mengapa bertobat ?
Sebenarnya tidak juga demikian, sebab tobat memiliki pemahaman yang lebih dalam
dari hanya sekedar sebagai penghapus dosa. Artinya tobat tidak hanya sebagai
penghapus dosa, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Oleh karena itu sekalipun manusia merasa tidak memiliki dosa, tetapi sebaiknya
untuk tetap bertobat kepada Allah, sebab produksi perasaan oleh intepretasi
subyektifitas diri manusia, akan sulit sekali untuk dapat mengena obyektifitas
ketentuan-ketentuan yang sudah Allah SWT programkan. Maka dari itu manusia
selalu dituntut oIeh statusnya sendiri (sebagai hamba Allah) untuk mendekatkan dan
meminta petunjuk kepada Allah, agar dapat mengikuti ketentuan-ketentuan-Nya
secara obyektif dan dengan baikjuga benar.
a. Dosa Landasan Tobat
AI-Ghazali dalam bukunya "Minhajul 'Abidin" menuliskan bahwa "apabila
seseorang terus-terusan mengerjakan dosa hatinya akan menjadi hitam, atau dengan
istiJah Jain, hatinya tidak bersih dan bening". IJDari urman di atas penuJis
berkesimpuJan bahwa AI-GhazaJi memandang dosa itu seperti kotoran yang akan
membuat kotor hati bahkan hati menjadi najis. Pada akhirnya bagaimana hati yang
kotor dan najis itu akan menghadap Allah?14 BiJa demikian, hati pun harus selalu
dijaga, dibersihkan sehingga benar-benar suci bersill, agar dapat merasakan
nikmatnya berhadapan dengan Allah. Kemudian media untuk memenuhi hajat itu
adalah dengan bertobat.
Dosa dan kesaJahan merupakan masalah penting dalam Islam, juga disemua
agama, karena keduanya menyangkut hubungan baik antara manusia dengan Allah,
dengan masyarakat dan lingkungannya sendiri. "Ketentraman, kesejahteraan dan
kebahagiaan manusia banyak ditentukan oleh seberapa jauh ia terhindar dan bersih
dari dosa dan kesalahan, ataupun seberapa banyak ketaatan dan kebaikan yang
diperbuatnya."15Maka dari itu, orang-orang yang berbuat dosa diancam oleh Allah
dengan hukuman berat, baik di dunia maupun di akhirat. "Sebaliknya orang-orang
yang berbuat taat dan kebaikan dijanjikan dan diberikan oleh Allah pahala yang
besar, baik di dunia juga kelak di akhimt."16Warning Allah ini sebenarnya bentuk
13Uhat, Imam Ghazali, Minhqjl/I 'Abidin, TeIj, Abdullah bin Nuh, (Bogor : Yayasan Islamic Center AI-Ghazaly, 2000), Cel.ke-7, h.55
"Ibid
"Yahya Jaya, Peranan Tal/bat dan Maai dalam Membina Kesehatall Mental, (Jakarta : Ruhama, 1995), Cet.ke-3, h,30
pengaplikasian dari Maha Kasih-Nya. Agar manusia dapat hidup bahagia dan mulia di dunia dan akhirat.
Jalan yang baik untuk membebaskan seseorang dari rasa berdosa dan bersalah adalah usaha manusia itu sendiri. Di dalanl agama Islam perintah danjuran bertobat bersumber kepada tirman Allah, Surat At-Tahrim ayat delapan. Begitujuga di dalam agama Kristen bersumber kepada Al-Kitab, Matius. 18: 3 Yang masing-masing telah penulis paparkan di bab sebelumnya.
b. Macam-macam Dosa
Menurut pandangan Islam dosa terbagi menjadi dua bahagian,"pertama dosa besar dan kedua dosa keci1.,,17 Adanya dosa besar dan dosa kecil, mengacu kepada adanya firm an Allah yang berbunyi :
Artinya : Jiwa kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakam1ya, niscaya kami hapus kesalahan-kesalahalunu (dosa-dosaケ。ョセ kecil) dan kami masukan ke tempat yang mulia (syurga). (QS. An-Nisal4: 31)8
Mengenai definisi dosa besar dan dosa kecil telah ditulis dalam EnsikIopedi Indonesia sebagai berikut :
Dosa besar adalah kesalahan besar terhadap Allah, karena melanggar aturan pokok yang diancam dengan siksaan berat di akhirat, ada pula yang diancam
17Ibid,h. 31
dengan hukuman eli dunia dan di akhirat. Contoh dosa besar : syirik, sumpah palsu, zina, dan durhaka kepada ibu-bapak. Sedangkan dosa keeil adalah kesalahan ringan terhadap Allah berupa pelanggaran ringan mengenai hal-hal yang bukan pokok, yang hanya dianeam dengan siksaan ringan semisal, ueapan yang kurang baik dan meneela orang lain.19
Sedangkan Muhammad bin Ahmad Sayyid Ahmad mengatakan :
Dosa besar adalah setiap dosa yang ketika menyebutnya Allah mengakhirinya dengan kata neraka, kemurkaan, laknat atau adzab. Sedangkan dosa keeil adalah dosa yang tidak sampai pada ukuran dosa besar, atau dosa yang pelakunya tidak dikenai hukuman dunia (hadd) dan aneaman siksaan akhirat (wa'id) atau dosa yang larangannya tidak disertai dengan aneaman neraka, laknat, kemurkaan Allah, siksa neraka atau e1ihilangkannya predikat sebagai orang beriman dati diri pelakunya tersebut.20
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat penulis simpulkan
bahwadosa-dosa besar mengandung bahaya dan mudharat yang lebih besar, sedangkan bahwadosa-dosa-bahwadosa-dosa
kecil mengandung bahaya dan mudharat yang lebih keeil. Kendatipun demikian
keeilnya dosa itu clapat saja dengan segera menjadi dosa besar. Adapun penyebabnya
adalah sebagai berikut :
a) Karena ia dilakukan seeara terus-menerus
b) Karena memandang kecil perbuatan dosa. Sebab, dosa jtu apabila
dipandang kecil, maka ia dipandang besar oleh Allah dan apabila kita
pandang besar, maka niscaya dipandang kecil oleh Allah.
e) Karena gembira berbuat dosa keeil itu dan tidak merasakan bahwa dosa
dapat menjadi sebab keeelakaannya.
"Hasan Shdily,Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: PT. Ikhtiar Barn - Van Hoeve, 1997), Jilid
2, h.858
d) Merasa aman dari tipu daya Allah.21
Dengan demikian, jadi, pengertian keeil dan besarnya dosa itu sangat relatit: seperti dosa keeil yang dilakukan seeara terus·terusan maka akan berubah statusnya menjadi dosa besar.
Adapun mengenai jumlah dosa besar, Abu Thalib AI-Makki berpendapat bahwajumlah dosa besar ada 17 dengan rineian sebagai berikut :
Empat terdapat di hati, yaitu : 1. Syirik
2. Senantiasa berbuat maksiat kepada Allah
3. Merasa selamat dari genggaman Allah atau merasa bebas dari balasan Allah.
4. Merasa putus asa dari rahmat Allah Empat di !idah, yaitu :
5. Memberikan saksi palsu
6. Membuat tuduhan zina terhadap perempuan yang beriman. 7. Membuat sumpah palsu
8. Berkata sombong Tiga di perut, yaitu :
9. Minum khamar dan minuman keras juga narkotika, obat dan bahan berbahaya (Narkoba)
10. Memakan harta anak yatim 11. Memakan harta riba
Dua di kemaluan, yaitu : 12. Berzina
13. Homoseks
Dua di badan khususnya pada tangan, yaitu : 14. Melakukan pembunuhan
15. Melakukan pencurian Satu di kaki, yaitu :
16. Lari dari peperangan
Satu lagi letaknya di seIuruh badan
i yaitu :
17. Tidak menghonnati ibu-bapak. 2
"Lihat, Yahya Jaya,Op.cil.,h. 34
Adapula sebahagian orang yang berpendapat bahwa "setiap perbuatan dosa yang dilakukan dengan sengaja adalah tennasuk dosa besar. Dan semua perbuatan yang dilarang oleh Allah, adalah tennasuk dosa besar:.zJ
3. Hukum Bertobat
Menurut ajaran Islam, kelak di akhirat manusia akan mempertanggung-jawabkan segala amal perbuatannya di dnnia. Ini adalah salah satu prinsip pokok ajaran Islam. seperti yang ditegaskan dalam finnan Allah swt :
/
/' HQOOOOセLNL。 () / 7 / ' / ,,/Pp /' , / ' ' / WI / ( ) / / pfJ Bセ P P / p /
4;J.J
セ セェjGZャj
" ..
?'
L[NN|Lセ
Js-
dl
セャ
i.?)
Nウェjセ
セャA
/" " / - : : f - " " " -:? /' /' / , . / .. /:,.../
//),9{."" /'" ( 1 / /
(
セ セM セ
f:セ
f \.•.Jv>-
vi\)
jJ
L:; -.,:,,,,....
.J
Artinya : Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah wahyukan kepada mu, Ses\lngguhnya kamu berada di atas jalan yang Jurus, Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan yang besar bagi mu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab, (Az-Zukhruf/43: 43_44).24
Penegasan AJ-Qur' an mengenai prinsip kcmandirian l11anusia dalal11 bidang amal dan usaha akan mcnimbulkan rasa tanggung jawab moral yang besar bagi setiap Muslim, Tanggung jawab moral ini akan dapat memacu orang-orang Islam untuk berlomba-Iomba meraih kebaikan dan menjaubi kejahatan, Hanya saja, nafsu jahat terkadang lebih kuat pengaruhnya dari pada rub suci. Dalam keadaandemikian
23A1-Ghazali,Op,cit" h,68
seorang Muslim terseret ke dalam dosa-dosa dan kemaksiatan.25 Disinilah muneul
konflik antara, katakanlah masa putih dan hitam. Atau dengan kalimat lain, disatu
pihak hati nurani atau super ego manusia menolak untuk berbuat yang tidak sesuai
dengan kata hatinya, namun dilain pihak desakkan dari ego manusia mendorongnya
berbuat apa saja yang disukainya, meskipun hal tersebut bertentangan dengan hati
nuraninya. Dalam hal ini ego manusia berorientasikan pleasure principle, yaitu
menitik beratkan pada unsur kesenangan belaka tanpa mengindahkan nonna-norma
yang beriaku(normative principle)meskipun agama melarangnya.
Menjaga kebersihan jiwa sarna juga dengan rnetUaga kebersihan badan.
Seperti, kerneja yang telah basah oleh keringat dan telah hitarn oleh debu
ditanggalkan dan mandi dengan sabun, kemudian mengganti kemeja tam dengan yang
bersih. Begitulah eara untuk membersihkan badan agar selalu bersih dan segar. Maka
terhadapjiwa pun demikian pula. Sebanyak usia yang dilewati dalarn hidup rnaka
daki-daki (dosa-dosa), akan berpengamh kepada jiwa, oleh sebab itu, jiwa selalu
hams diberihkan?6Sepertifirman Allah:
. " , .//Pt>9 ) ...
/0:,"'"
J 9 ./('I'
'<'1':GiG|Z[セQINNイセ|セGセNjセ|NLs|セNセNQ|SQ
....
. , . / '- / " セ / ".."
Artinya : '" Sesungguhnya Allah suka kepada orang yang bertobat dan suka kepada orang yang rnernbersihkan badannya. (QS. AI-Baqarahl2:222i7
2lLihat. Burhan Djamaluddin,Op.cif.,h. 120
''iihat, Hamka,Pelajaral1 Agallla Islam,(Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cct.ke-12, h.390
Dari ayat di atas tersirat Allah mensejajarkan jiwa dan badan agar keduanya
selalu di jaga. Sebab, bila untuk membersihkan badan yang kotorannya dapat dilihat
dijadikan kebutuban manusia, apalagi jiwa yang kotorannya tidak kelihatan ! Tidak
berlebihan kiranya bila menjadi wajib hukumnya. Hanya saja istilah yang diginakan
berbeda. Kalau untuk badan dinarnakan kebutuhan, kalau untuk jiwa dikatakan
kewajiban.
MenurutImam Ghazali bahwa kewajiban bertobat itu sangatjelas berdasarkan
nash AI-Qur'an dan Hadits Nabi. Semua ularna pun telah sepakat, baik ulama
Zhahiriyah, Bathiniyah, fiqih maupun pemerhati perilaku telah menyepakati hal inL
Sampai-sampai Sahl bin Abdullah berkata : "siapa yang mengatakan bahwa tobat
bukan wajib, maka dia adalah orang kafir, dan siapa yang setuju dengan pendapat ini
juga orang kafir. Tidak ada suatu yang lebih wajib bagi manusia selain dari tobat,
tidak ada hukuman yang lebih keras dari pada hukuman karena tidak ingin
mengetahui masalah tobat.,,28
Rasulullah sendiri mengajarkan kita agar selalu bertobat. Bahkan beliau
sendiri memohonkan ampunan, tidak kurang dari 70 kali sehari semalam. Dengan
senantiasa tobat dan istighfar kepada Allah, artinya kita selalu melengkapkan diri,
tidak mau terlepas dari penjagaan Tuhan. Bahkan memohonkan agar Tuhan menjadi
pelindung, seperti firman-Nya :
p9w ,; ' ; " " ' ; '99 P j " 7 / / " / }_ .... (oj/01" /
Hセov
Zセ|セiI
....
HOGNヲNi|jlBZG^ャNNャャ。ャ|lイGセ_MZ
lLZNN|PGセ|jjNゥAャ|
.... ; . ' / , / , /
..
/..
/Artinya :. Allah-Iah pelindung orang yang beriaman, yang mengeluarkan mereka dari gelap gulita kepada cahaya...(QS. Al-Baqarah/2: 257)29
Selanjutnya, apabila melihat kemudharatan yang dihasilkan oleh orang yang
tidak bertobat dapat mempengaruhi bukan hanya kepada pelakunya sendiri, bahkan
lebih luas lagi bagi masyarakat umum, maka wajib untuk bertobat, sebab untuk
menghilangkan kemudharatan itu harus dihilangkan seperti diungkap dalam kaidah
ilmu fiqih sebagai berikut :
P /$1 OOOセO
.
ji_HOGセ|
"Kemudharatan itu harus dihilangkan."
kaidah fiqih di atas bersandarkan Hadits Nabi"30:
/ ' " / / " , /
'"
HvBセPZ|jpBBLZLャNPZ|j
.u--Io\J(/')
HOGセ
yNjHOGセ
y
"Tidak boleh membuat kemudharatan pada diri sendiri dan membuat kemudharatan pada orang lain." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbasil
Dari ungkapan kaidah fiqh, AI-Qur'an serta Hadits Nabi di atas
mengisyaratkan bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan,
maka dari itu kerusakan harus dihilangkan. Sedangkan untuk menghilangkan
kerusakan yaitu dengan bertobat, sebab tobat adalah media untuk menghilangkan
"Hamka,op.cit.,h. 391
30Abdul Mudjib,Kaidah-kaidahJ1mllFiqh,(Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet.ke-4, h. 34
dosa-dosa, sedangkan dosa-dosa itu sendiri adalah sumber dari kernsakan atau
kemudharatan.
Kemudian apabila melihat kata tobat dalam surat An-Nur ayat 31 :
/pp "f pp ""r"Pp,t>/,/-{>"",..., / l1'OJ""
en
ZhNセ^ャ|Iセ⦅N
,..
ヲM]NqセNIャ|BZZ|ォNHゥ|u|セ[jᄋ
...
",
....
セLNN " . .Artinya : " ... Dan bertobat kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur/24:31i2
Pada kalimat lubu di dalam ayat tersebut di atas mengandung pengertian
wajib, karena kalimat tersebut mernpakanjl'if
amr
yang artinya perintah sebagaimanajuga tertera dalam kaidah fiqih sebagai berikut :
"Pada dasamya perintah itu (menunjukkan) wajib:.J3
Dengan demikian bertobat hukumnya wajib bagi setiap Mukmin, agar
manusia dapat kembali ke jalan Allah dari perbuatan tidak baik serta dosa dan
maksiat yang memberikan kemudharatan.
4. Syarat-syarat Bertobat
Tobat barn dianggap sah dan dapat menghapus dosa apabila telah mencukupi
syarat-syarat yang ditentukan. Oleh karena itu imam Qusyairi menerangkan bahwa
32Depag R I,Op.cil.,h. 548
J3A. Djazuli dan I. Nurol Aen, Ushlll Fiqh Melodologi HlIkllm Islam, (Jakarta: PT. Raja
ahli tauhid dari golongan ahlussunah wal jamaah mengatakan, bahwa syarat tobat ada
tiga:
a. menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah dilakukannya. Menyesal
merupakan syarat utama bagi munculnya keinginan untuk bertobat.
b. Meninggalkan perbuatan maksiat (dosa). Sebab mustahil seseorang bertobat
bila perbuatan dosa tetap dilakukan.
c. Tekad untuk tidak mengulangi perbuatan itll. Tekad merupakan sebuah janji
orang yang tobat kepada Allah dengan mengisi kehidupan sehari-harinya
dengan perbuatan baik.34
Mengenai syarat-syarat tobat di atas senada dengan syarat-syarat tobat
menurut AI-Ghazali, hanya saja ditambah dengan meninggalkan dosa harus karena
mengagungkan Allah. Seperti pemaparannya berikut ini :
a. Menyesal atas perbuatan dosa yang pemah dilakukan.
b. Mensucikan diril mencabut perbuatan maksiat yang sudah dilakukan. Tidak
ada artinya ia bertobat, padahal ia terus melakukn dosa yang sama.
c. Bertekad bulat tidak akan mengulangi lagi akan perbuatan maksiat, selagi
hayat masih dikandung badan.35
d. Harus meninggalkan dosa karena mengagungkan Allah. Bukan takut karena
selain Allah. Juga karena takut akan murka Allah.36
34Jamilah a1-Masbriy,Meraih Ampullall 1Iahi, TeIj. Fauzi Faisal Bahreisy, (Jakarta: Searmbi Dmu Semesta, 2000), h. 20
Keempat syarat ini yang selalu mengiringi setiap tobat dari perbuatan dosa
yang berhubungan antara manusia dengan Tuhannya saja. Akan tetapi jika perbuatan
dosa itu berhubungan dengan manusia, atau dengan istilah Komaruddin Hidayat
adalah dosa sosiaI. 37Maka syarat-syarat tersebut ditambah lagi dengan syarat yang
kelima yaitu melakukan penyesalan orang yang bersangkutan .
Menyesali dosa yang telah diperbuat adalah syarat mutlak bagi realisasi tobat,
sebab orang yang tidak menyesali perbiatan dosanya berarti senang terhadapnya dan
terhadap kesinambungannya.
Mengenai pelaksanaan tobat dapat dilakukan kapan saja, namun yang terbaik
adalah secepatnya, sebab manusia tidak pemah tahu kapan !\ial akan tiba. Sedangkan
yang mula-mula harus dilakukan dalam bertobat adalah dengan meninggalkan
perbuatan dosa yang biasa kita lakukan secara total kemudian bertekad dalam hati
untuk tidak mengulangi lagi dan menyesali terhadap perbuatan dosa yang telah
dilakukan. "Sangat baik sekali pada saat seseorang ingin bertobat, ia mulai dengan
berwudhu secara sempuma kemudian mengerjakan shalat dua rakaat.,,38
Mengenai pelaksanaan tobat, Ibnu Qudamah dalam bukunya Minhajul
Qashidin mengatakan :
"Tobat wajib dilakukan secara terus menerus. Sebab manusia tidak terbebas dari kedurhakaan. Kalaupun ia terbebas dari kedurhakaan fisik, belum tentu ia
'"Lihat, Imam Al-Ghaza!i,Millhajlll 'Abidill,Op.cit.,h. 57
"Lihat, Komaruddin Hidayat, Op.cit.,h. 44
terbebas dari hasrat dosa dengan hatinya. Kalaupun ia terbebas dari dosa ini, belum tentu ia terbebas dari bisikan syetan yang menyusupkan perasaan untuk tidak mengingat Allah. Kalaupun dia terbebas dari hal ini, belum tentu ia terbebas dari kelalaian dan keterbatasan mengethui Allah, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya, yang semua itu cermin kekurangan. Tentu saja setiap manusia tidak terlepas dari kekurangan semacam ini. Hanya saja setiap manusia berbeda-beda peringkatnya".39
Pelaksanaan tobat dilakukan langsung setelah seseorang sadar bahwa dirinya
telah melakukan perbuatan dosa. Jadi melakukan tobat tidak dapat ditunda-tunda
waktunya, karena kita sama-sama mengetahui bahwa kemaksiatan merusak pusat
keimanan. Maka membiarkan sesuatu yang merusak pusat keimanan terlalu lama
sama artinya dengan menghancurkan hidupnya sendiri. Sehingga "seseorang yang
tidak dapat meninggalkan kemaksiatan, maka berada dalam kehancuran, karena telah
kehilangan satu bagian yang sangat penting dari keimanannya.,,40
5. Manfaat Bertobat
Pada hakikatnya tobat merupakan usaha manusia untuk membebaskan dirinya
yang telah terpenjara akibat pengaruh dosa dan usaha manusia untuk menata kembali
kehidupannya yang telah rusak kepada yang lebih baik.
Bila dikaji dari aspek psikologis, tobat merupakan suatu kombinasi dari
fungsi-fungsi kejiwaan yang terdiri atas kesalahan, yaitu pengetahuan mengenai
pengaruh negatif dari perbuatan dosa, diiringi dengan penyesalan sepenuh hati untuk
39lbnu Qudamah,op.cit.• h. 320
memohon ampun kepada Allah, disertai motivasi yang kuat unuk meninggalkan
perbuatan dosa dengan segera, dan menebus dosa dengan mengisi kehidupannya
dengan amalan saleh, serta keinginan untuk memperbaiki diri dan menata kembali
kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Apabila unsur·unsur tobat di atas dapat teIjalin dalam satu kesatuan
kepribadian orang yang bertobat, maka dapat dibayangkan betapa besar manfaat tobat
bagi manusia.
Selanjutnya "ketika seorang hamba bertobat, memohon ampunan dan
mensucikan jiwa, maka cinta Ilahiyah itu melimpahi seluruh jiwa hambanya, dan
kelak sosok seorang hamba mengalami reproduksi spiritual yang luar biasa.,,41
Pertama sekali manfaat yang dapat diperoleh dari bertobat adalah pengapusan
dosa, sehingga menjadi seperti orang yang tidak berdosa42"Juga kepada mereka
dijanjikan surga.'.43
Selain itu menurnt Afif Abdul Fattah Thabbarah manfaat tobat di bagi
menjadi beberapa bahagian, di antanya :
1. Memberi harapan barn bagi jiwa yang telah mengalami kehancuran akibat perbuatan dosa untuk dapat dibersihkannya kembali. Harapan ini akan membuat
41Lukman Hakim, Makalah disampaikan pada seminar Nasional : Psikotrapi Melalui Zikir dall Fikir,Jakarta,5Januari,h. 5
4'Lihat, A1-Ghazati,Op.cil.,h. 170
jiwanya tenang dan memandang kehidupan dengan gairah baru yang dipenuhi
dengan keoptimisan, serta tidak pernah gentar mengahdapi tantangan.
2. dengan melakukan tobat, seseorang akan menghargai dirinya. Perasaan hormat ini
akan tumbuh dari dirinya sendiri. Atau dengan kata lain, tobat akan membuat
seseorang akan lebih mempercayai dirinya sendiri. Kenyataan seperti ini
merupakan modal pertama bagi pembentukan suatu kepribadian yang lebih
utama.
3. Tobat akan menjadikan jiwa pelaku dosa akan menajdi stabil dan tentralll.
Sebelum itu, jiwanya penuh dengan pertarungan sengit akibat perbuatan dosa
yang pernah dilakukannya. Seseorang yang telah stabil jiwanya akan sulit
tergoyahkan di dalalll lllenghadapi segala bentuk tantangan. Bahkan sellluanya itu
akan dihadapi dengan penuh keberanian secara realistis.
4. Tobat juga dapat lllelllbebaskan seseorang dari tekanan perasaan berdosa dan
lllerasa takut. Sebab, seseorang yeng telah lllelakukan dosa, lllaka akan lllerasakan
dirinya celaka dan terganggu oleh tegangan-tegangan dari dalalll jiwanya sendiri.
Hal ini terjadi lantaran lllerasa takut yang luar biasa terhadap lllalapetaka yang
akan lllenilllpanya akibat perbuatan dosa.44
Dengan melihat beberapa manfaat dari tobat, lllaka jelaslah bahwa tobat dapat
mendorong seseorang untuk kembali lllelllperbaiki dirinya.
Walaupun Allah memberi peluang terhadap orang-orang yang berdosa untuk
bertobat, namun ada hal-hal yang perIu dikelahui yakni mengenai tobat mana yang
diterima, alau sebaliknya. Adapun tanda-tanda/ciri-ciri diterimanya tobat seseorang
yaitu sebagai berikut :
a. Orang yang bertobat itu melihat dirinya benar-benar terpelihara dari perbuatan maksiat.
b. Orang tersebut melihat dan merasakan telah hilang rasa cemas dari hatinya, malah dirasakannya bahwa Tuhan memperhatikannya.
c. Bahwa dirinya lebih suka mendekati orang-orang yang baik dan menjahui orang-orang yang fasik.
d. Ia mampu merasakan bahwa harta yang sedikit terasa banyak (qana'ah) sedangkan amal akhirat yang banyak dirasakan sedikit.
e. Ia merasa, hatinya lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang diwajibkan alau difardhukan Allah kepadanya.
f. Ia lebih berhati-hati dalam berbicara (menjaga pembicaraan) dan selalu berfikir dalam hal-hal positif.
g. Senantiasa .menyesali segala perbuatan dosa dan maksiat yang pemah dilakukan.4'
Oleh karena itu, ketika orang sudah bertobat paling tidak dalam mengisi
hari-harinya selalu dengan hal-hal yang positif. baik itu bentuk mengadakan perkumpulan
zikir, MajIis Ta'Iim atau sejenisnya, seperti yang dilakukan oleh H. M. Ramadhan
Effendi (Anton Medan) dengan "menampung para bekas narapidana dalam satu
wadall yang diberi nama Majlis Ta'lim At-Ta'ibin. Tugas Majlis Ta'lim ini adalall
untuk membina mantan narapidana agar kembali kepada fitrahnya, dalam menganut
agama Islam dengan baik.,,46
4lRifat Syauqi Nawawi, Taubal Diti/yau dari Sisi Kaidah Fiqih, (Jakarta : P3M IAIN
Jakarta, 1991), Mimbar Agama dan Budaya, No. 17, Th.VlII, h. 64
Dengan demikian, maka yang tidak atau belum diterima ialah tobat yang
pelakunya belum mampu menampakkan tanda-tanda atau ciri-ciri yang telah
dipaparkan. Namun yang dapat mengetahui secara pasti hanyalah Allah sendiri,
apakah tobat seseorang itu diIakukan dengan tulus ikhlas atau dengan pura-pura.
B. Kesehatan Mental
1.Pengertian Kesehatan Mental
IImu kesehatan mental (mental hygiene) merupakan salah satu cabang
termuda dari iImu jiwa yang tumbuh "pada akhir abad ke-I9 M dan sudah ada di
Jerman sejak tahun 1875M.',47. Baru pada abad ke-20, Hmu ini berkembang dengan
pesatnya sejalan dengan kemajuan iltnu modern. Kesehatan mental dipandang
sebagai i1mu praktis yang banyak dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, baik
dalam bentuk bimbingan dan penyuluhan yang dilaksanakan di rurnah tangga,
sekolah, kantor dan lembaga-Jembaga maupun dalam kehidupan masyarakat48•namun
demikian sebenarnya sejak Nabi Adam as. Telah terJebih dahulu berbicara tentang
penyakit jiwa dan kesehatan mental yang terkandung dalam ajaran agama yang
diwahyukan Allah swt.
47A. F. Jaelani, PenYllcian Jiwa (Tazkiyat Al-Najs)& Kesehatan Mental, (Jakarta; Amzah, 2000), Cet.ke-l, h. 75
Kata "sehat: berasal dati bahasa Arab yang sudah dijadikan bahasa Indonesia
yang berarti, tidak sakit, sembuh, benar, selamat, betul, selamat dan aib,',49
Adapun arti "kesehatan" menurut Kitab Undang·undang RI 1992, dikatakan
bahwa "kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.,,50
Sedangkan kata "mental" itu sendiri sudah tidak asing lagi di kalangan
masyarakat dewasa ini. Dalam bahasa Inggris mental artinya "jiwa, roham dan
batin."SIMenurut Hamzah Ya'kub, "kata mental dalam bahasa Indonesia sering
disinonimkan dengan hati, kalbu, rohani, jiwa dan pikiran. Yang menunjukkan unsure
pribadi yang paling dalam.,,52
Kata mental mempunyai pengertian yang sarna dengan jiwa, nyawa ataupun
mh."Jadi kesehatan mental merupakan ilmu kesehatanjiwa yang mempermasalahkan
kehidupan roham yang sehat, dengan memandang ptibadi manusia sebagai satu
totalitas psiko fisik yang kompleks.,,53
49Mahmud Yunus,KamlisArab·Indonesia,(Jakarta: Hidakarya, 1990), Cet.ke.8, h. 212
'OK.Wantjik Saleh (ed), Kitab Undffllg Undang RI1992, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993), Cet.ke-I, h. 742
"John M. Echols, Hassan Shadily,Kamlls Inggris Indonesia,(Jakarta: PT. Gramedia, 1992), Cet.ke-20, h. 378
"Hamzah Ya'kub, Tingkat Ketenangan dan Kebahagiaan Mukmin (Tasawu! dan Taqamb),
(Jakarta: Pustaka Atista, 1992), cet.ke-4, h. III
Dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental menurut bahasa dapat diartikan
batin, pikiran dan perasaan yang sehat, tidak sakit, sertajiwa yang selamat dari aib.
Sedangkan mengenai definisi kesehatan mental itu sendiri adalah merupakan
pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin,
sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindamya dari
gejala-gejala gangguan jiwa (neul'ose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa
(psychose/4
Secara luas Zakiah Daradjat, memberi batasan tentang, kesehatan mental
yaitu, terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit kejiwaan, dan sanggup
menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan biasa, dilanjutkan dengan adanya
keserasian antara fungsi-fungsi kejiwaan (tidak ada konflik) serta mampu
menyesuaikan diri dan merasa dirinya berharga, serta dapat menggunakan potensi
yang ada padanya seoptimal mungkin, Dengan berlandaskan keimanan dan
ketaqwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di
dunia dan di akhirat.55
Lain halnya dengan Marie lahoda, ia terkesan memberikan batasan yang agak
luas terhadap kesehatan mental, meskipun sebenarnya masih tergolong sempit
pengertiannya itu. Ia mengatakan bahwa kesehatan mental tidak hanya terbatas pada
'''Lihat, Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1995), Cet.ke.21,h.12
"Lihat, Djalaluddin,Pengantar llmu Jiwa Agama,(Jakarta: Kalam Mulia, 1998), Cet.ke-4, h.
absennya seseorang dari gangguan kejiwaan dan penyakitnya, akan tetapi, orang yang
sehat mentalnya memiliki karakter utama sebagai berikut :
a. Sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri dalam arti dapat mengenal
diri sendiri dengan baik.
b. Perturnbuhan, perkembangan, dan perwujudan diri yang baik.
c. Integrasi diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan, dan
tahan terhadap tekanan yang terjadi.
d. Otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam atau
kelakuan-kelakuan bebas.
e. Persepsi mengenai realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan, serta
memiliki empati dan kepekaan sosial.
f. Kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengannya secara
baik56
Selanjutnya menurut Schultz demikian pula lagi-Iagi ketika memberikan
pengertian tentang kesehatan mental tidak mengikut-sertakan agama. Menurutnya,
bahwa beberapa ahli teori psikologi kesehatan berpandangan, bahwa orang tidak
dapat menjadi sehat secara psikologis tanpa sungguh-sungguh melibatkan dari suatu
bentuk pekerjaan. Dan ada titik-titik kesamaan pendapat dari beberapa ahli psikologi
kesehatan yang dibicarakan dalam model-model kepribadian sehat yaitu bahwa
orang-orang yang sehat secara psikologis mengontrol kehidupan mereka secara sadar.
Orang-orang yang sehat mampu secara sadar mengatur tingkah laku mereka dan
bertanggung jawab terhadap nasib mereka sendiri. Selanjutnya menyatakan bahwa
orang-orang yang sehat seeara psikologis mengetahui diri mereka dan menyadari
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan, kebaikan-kebaikan dan
keburukan-keburukan mereka, dan umumnya mereka seeara sabar menerima terhadap hal-hal
tersebut.57
Kemudian menjadi jelas adanya perbedaan antara ketiga tokoh di atas dalam
hal tidak atau terlibatnya agama di dalam kajian kesehatan mental. Sedangkan
persamaan di antara ketiganya adalah sama-sama beranggapan bahwa masalah
kesehatan mental diposisikan pada masalah yang muneul dari dalam diri manusia,
yang dihubungan dengan alam sekitamya dalam bentuk prilaku yang sesuai dengan
populasinya disertai kesadaran akan kekurangan dan kelebihan dalam diri, sehingga
membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, dan yang terakhir terhidar dari
gangguan-gangguan dan penyakitjiwa.
2. Tanda-tanda Mental Sehat
Dalam konteks kesehatan mental, batasan antara sehat atau tidaknya mental
seseorang adalah relatif. Sebagaimana tidak terdapatnya batasan yang tegas antara
wajar dan menyimpang, maka tidak ada pula batasan yang tegas aritara kesehatan
mental dan gangguan kejiwaan. Menurut Elquussiy, "kesehatan mental sarna saja
dengan kesehatan jasmani, dimana keserasiall yang sempurna alltam
bermacam-macam fungsi jasmani hampir tidak ada. Hanya derajat kesemsian itulah yang
menunjukkall keadaan sehat atau sakit. Demikian juga dengan fungsi-fungsi
kejiwaan, hampir tidak ada yang betul-betul serasi. Hanya demjat keserasian yang
dapat membedakan antara sehat dan tidaknya seseorang.',58
Kendatipun demikian, Word Health Organization (WHO) pada tahun 1984
telah menyempurnakan batasan sehat dengan menambahkan satu elemen spiritual
(agama) sehingga sekarang ini yang dimaksud dengan sehat adalah tidak hanya sehat
dalam arti fisik, psikologis dan sosial, akall tetapi juga sehat dalam arti spiritual,
(empat dimensi sehat itu antara lain: bio-psiko-sosio-spirituali9
Dengan ditambahnya aspek agama, maka semakin luaslah pengertian
kesehatan mental, karena sudah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Karena
agama merupakan salah satu kebutuhan psikis manusia yang perlu dipenuhi oleh
setiap orang yang merindukan ketentraman dan kebahagiaan.
Sebelumnya tanda-tanda jiwa atau mental yang sehat WHO (1959) adalah
sebagai berikut :
a. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pacta kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya.
b. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya atau perjuangan hidupnya.
c. Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.
"Abdul Aziz EI-Quussy, Polrok-polrok Kesehalill' JiwaIMenlal, Tery. Zakiab Daradjat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), Cet.ke-2, b.14
"Lihal, Dadang Hawari, Al-QlIr 'an IImll Kedokteran Jiwa dan Kesehalan MenIal,
d. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas. untuk dipakainya sebagai pelajaran untuk
e. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan saling memuaskan.
f. Menerima kekecewaan dikemudian harL
g. Meluruskan rasa permusuhan kepada penyesalan yang kreatif dan konstruktif
h. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.60
Dengan masuknya aspek agama, maka dengan demikian bertambah pula
kriteria mental sehat satu elemen lagi yakni: memiliki kepribadian jiwa
keberagamaan yang baik.
Selanjutnya Abraham Maslow menambahkan bahwa, kesehatan mental akan
dapat teljadi bila adanya keseimbangan (equilibrium) antara kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohaninya. Lebih lanjut Maslow mengemkakan bahwa kriteria mental
yang sehat adalah :
a. Mempunyai harga diri yang wajar, yaitu seseorang yang mempunyai harga diri yang wajar akan mempunyai keinginan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan orang yang kurang mempunyai harga diri yang wajar (terlalu rendah/tinggi diri) akan sering merasa tidak puas, sering kecewa terhadap kenyataan yang dihadapi, juga suka melemparkan kritik yang sifatnya mencela atas kecewaannya.
b. Mempunyai rasa aman, yaitu perasaan aman pada diri seseorang sangat penting dan mempunyai kaitan yang cukup luas yang banyak ditentukan oleh pengalaman hidupnya, baik berupa kebahagiaan ataupun tantangan penderitaan.
c. Mempunyai spontanitas yang baik, yaitu mudah dan leluasa menampilkan emosinya secara rasional dan spontan, tanpa dibuat-buat.
d. Mempunyai pandangan realistik, cakrawala luas dan sikap wajar. Yaitu oaring yang berpandangan relistik tidak akan berkhayal secara berlebihan dan tidak wajar. la menghadapi kenyataan sebagaimana mestinya dengan penuh keberanian dan keyakinan diri dari sikap berpura-pura atau menutupi wajahnya dengan topeng.
6fJ
w.
F. Maramis. Calalan 11m" Kedokteran Jiwa. (Surabaya : Airlangga University Press,e. Sanggup melihat dirinya seeara terbuka, yaitu melihat diri sendiri seeara eermat, lalu mengetahui baik kelebihan ataupun kekurangan yang dipunyainya, mengenal siapa dirinya yang sebenarnya tanpa berusaha menutup-nutupi dengan maksud agar orang lain hanya meliahat kelebihannya saja.
f. Memiliki pribadi yang konsisten dan terintegrasi, yaitu orang yang dinilai eukup sehat mentalnya memiliki pribadi yang konsisten, tidak eepat terombang-ambing oleh berbagai masalah, sikapnya tegas dan memenuhi segala yang dibebankan kepadanya dengan baik
Begitu juga dengan Atkinson, berpendapat bahwa ada beberapa indikator
normalitas kejiwaan seseorang yaitu :
a. Persepsi realitas yang efisien. Individu dalam hal ini eukup realistis dalam menilai kemampuannya dan dalam meninterpretasikan terhadap dinia sekitarnya dan tidak selalu berfikir negatif.
b. Mengenali diri sendiri. Individu dalam hal ini dapat menyesuaikan diri dengan mempunyai motif dari perasaanya sendiri.
e. Kemampuan untuk mengendalikan prilaku seeara sadar. Individu yang normal memiliki kepereayaan yang kuat, akan kemampuannya sehingga mampu mengendalikannya.
d. Harga diri dan penerimaan, yaitu penyesuaian diri seseorang sangat ditentukan oleh pelinaian terhadap harga diri dan merasa diterima oleh lingkungan sekitarnya.
e. Kemampuan untuk membentuk ikatan einta kasih. Individu yang normal dapat membentuk jalinan kasih yang erat serta mampu memuaskan orang lain, ia akan peka terhadap orang lain serta tidak menuntut yang berlebihan kepada orang lain.
f. Produktivitas. Individu yang baik adalah individu yang menyadari kemampuannya dan dapat diarahkan pada aktivitas produktif.61
Adapun menurut Rusmin Tumanggor em-em mental yang sehat adalah
sebagai berikut :
a. Penyesuaian diri (Adsjustment), yaitu seseorang haws mampu menyesuaikan diri terhadap dirinya sendiri, sosial budaya, dan agama yang dianutnya. (QS.AI-Ashr/I03: 1-3)
b. Kepribadian utuh!kokoh (Integrated), yaitu semua aspek jiwa (perasaan, pikiran, pemahaman, pengenalan, dasar!isi agama, penampilan dan sikap), itu semuanya dapat berkerjasama setiap akan melahirkan tingkah laku (dalam mewujudkan prilaku keluar ).(QS.Al-Israa/17:82).
c. Growth and development in causality (bertumbuh dan berkembang dalam hukum sebab-akibat), selalu bertumbuh dan berkembang hidupnya baik fisik maupun mental, yang dilandasi oleh pengalaman ataU kejadian yang berwujud sebab akibat.(QS.Yunus/l0:44).
d. Free ofthe senses ofFrustration, conflict, anxiety, and depression (bebas dari rasa gagal, pertentangan batin, kecemasan dan tekanan), yaitu bebas dari ketidakmampuan dalam mengatasi situasi pertentangan batin atau sumber yang mencemaskan dengan tetap melahirkan pikiran yang baik (QS.YunusIlO:57).
e. Nilai(Normatif), setiap pemunculan sikap dan tingkah laku tidak ada yang lepas darijaringan nilai adat, agama, budaya,dII.(QS.An-Nisa/4:59).
f Bertanggung jawab(Responsibility), selalu menunjukkan tanggung jawab atas segala pilihan yang dilakukan, apapun akibatnya. (QS.Az-Zukhruf/43:43-44).
g. Maturity (kematangan), memiliki kematangan dalam melakukan sesuatu sikap dan tingkah laku, atau mampu memberikan pertimbangan secara penuh terhadap prilaku yang akan dimunculkan. (QS.Al-Israa/17: 11). h. Dtonam (berdiri sendiri), maksudnya adalah selalu bersifat mandiri atas
segala tugas-tugas yang menjadi bebannya, tidak memikulkan bebannya kepada orang lain, kecuali terpaksa.(QS.An-Nijm/53:38-39).
I. Well Decision making (pengambil keputusan yang baik), yaitu selalu baik
dalam mengambil keputusan, paling sedikit menggambarkan tiga ciri: pertama, demokratis (musyawarah), kedua, sesuai menurut kebutuhan (human basic needs), dan ketiga, memenuhi kebutuhan yang paling mendesak(physical quality aflifeindex).62(QS.Al-Baqarah/2:257)
Dengan demikian, penulis berkesimpulan bahwa tanda-tanda mental sehat
diantaranya :
a. Setiap prilaku yang muncul tidak bebas dari nilai
b. Bebas dari tegang dan cemas
c. Memiliki filterisasi dalam diri
d. Dalam setiap tindakan penuh pertimbangan
e. Mengimani keberadaan Tuhan Alam Semesta
f. Mempunyai rasa aman
g. Memperoleh kepuasan
h. Dapat berdiri sendiri
i. Sanggup melihat diri secara terbuka
j. Memiliki sifat sosial yang baik
k. Bertanggung jawab
I. Memiliki rasa kasih sayang
m. Memiliki kepribadian yang konsisten
Menurut penulis sesehat apapun mental seseorang, masih belum sempurua
apabila tidak meiliki jiwa keberagamaan yang baik dan proporsional. Dalam arti
dapat mengaplikasikan ajaran agamanya dengan keimanan yang mantap serta selalu
memperbaiki secara gradual hablumminannas-nya sebagai representasi dari
hablumminallah, bukan malah sebaliknya meperbaiki hablumminallah dengan tanpa
membenahi hablumminannas, bahkan menjadi benalu dalam populasinya. Sebab
penulis berpandangan dengan ber-hablumminannas secara egoistis tidak dapa