• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pesan Strategi Komunikasi Pemasaran Coolant dalam Membentuk Positioning T1 362009021 BAB VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pesan Strategi Komunikasi Pemasaran Coolant dalam Membentuk Positioning T1 362009021 BAB VI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Sebagaimana hasil penelitian mengenai strategi komunikasi pemasaran

Coolant periode 2011-2012 yang terlah dikemukakan di bab 5 dimana peneliti

melakukan pendeskripsian dan pemaknaan pesan iklan Coolant melalui media

iklan televisi dan juga akivitas melalui media sosial, maka peneliti menemukan

beberapa kesimpulan mengenai penelitian ini.

Dalam membangun positioningnya kepada masyarakat, Coolant bersama

Dwi Sapta IMC membuat beberapa strategi komunikasi yang masing-masing

membawa pesan yang tujuannya membangun positioning Coolant dalam benak

masyarakat, baik melalui iklan televisi maupun melalui kegiatan di media sosial.

Melalui sistem penandaan secara denotatif, dalam membangun positioningnya

sebagai “body cooling drink” melalui iklan televisinya dapat kita lihat bahwa

pesan positioning Coolant sudah tergambar dengan jelas melalui penggunaan

setting pada siang hari, dimana siang hari merupakan waktu dimana orang-orang

berativitas dan sering merasa kegerahan dan juga dengan penggunaan teks-teks

seperti “panas” dan “gerah” yang diucapkan secara berulang-ulang.

Sistem penandaan secara denotatif ini juga diperkuat dengan pembahasan

yang lebih mendalam pada sistem penandaan secara konotatif. Melalui sistem

penandaan secara konotatif, bisa kita lihat bahwa Coolant membangun

positioningnya kepada masyarakat melalui teknik-teknik visualnya, seperti

dengan penggunaan setting siang hari, dalam berbagai versi iklan televisinya juga

talent-talentnya selalu mengkespresikan stuasi kegerahaan dalam berbagai pose,

seperti mengusap keringat di dahi, mengerutkan dahi, melihat ke matahari sambil

mengibaskan kerah baju atau pun pose-pose seperti melompat, mengangkat

tangan dan pose mengigil untuk menggambarkan kesegaran yang mereka rasakan

(2)

digunakan untuk memberikan kesan deramatisasi situasi panas yang melanda.

Teknik pencahayaan kemerah-merahan pada frame digunakan untuk memberikan

kesan panas dan gerah, sedangkan teknik pencahayaan putih kebiru-biruan

digunakan untuk memberikan kesan sejuk dan kesegaran yang dibawakan oleh

Coolant. Penggunaan kata seperti “panas”, “gerah”, “aktivitas terganggu” juga

masih terus digunakan dalam setiap versi iklan untuk juga membangun

positioning Coolant dalam benak konsumennya.

Selian itu, untuk lebih menekankan positioningnya sebagai “body cooling

drink”, Coolant dalam setiap iklannya selalu memberikan pengenalan merek yang

berfokus kepada kealamiahannya, seperti dengan menjelaskan komposisi bahan

pembuatan Coolant. Hal ini digunakan untuk menjauh dari isu kesehatan yang

merebak di kalangan masyarakat.

Dalam membangun positioningnya melalui kegiatan di sosial media,

Coolant menggunakan berbagai fitur yang terdapat di dalam Facebook untuk bisa

lebih banyak berinteraksi dengan konsumennya. Selain menampilkan kemasan

produk secara utuh, nama merek dan juga tagline, nuansa putih kebiru-biruan

tetap hadir dalam halaman profil dari akun Coolant. Hal ini tetap bertujuan untuk

menanamkan kesejukan yang dibawakan oleh Coolant kepada konsumennya.

Untuk lebih banyak berinteraksi dengan konsumennya dan mendorong terjadinya

word of mouth, Coolant lebih banyak membuat kegiatan-kegiatan seperti kuis dan

kontes dan memanfaatkan fitur comment, like, dan share untuk berkomunikasi

dengan konsumennya.

Dari berbagai penanda pesan yang terdapat dalam seangkaian ikan televisi

dan kegiatan Coolant, secara keseluruhan bertujuan untuk menyampaikan bahwa

Coolant merupakan minuman anti gerah atau body cooling drink yang cocok

dikonsumsi saat gerah dan panas seperti siang hari oleh orang-orang yang

(3)

Selain itu, melalui deskripsi periklanan televisi dan juga aktivitas di media

sosial bisa kita lihat bahwa, untuk iklan televisi pada periode 2011, lebih

ditujukan untuk memperkenalkan merek Coolant kepada pasar sebagai produk

baru dalam ranah minuman ready to drink yang terlihat dengan penggunaan

kalimat “terobosan baru”, sedangkan untuk iklan televisi pada periode 2012 lebih

ditujukan untuk membentuk kesadaran merek Coolant kepada konsumen dengan

cara melakukan edukasi kepada audiens mengenai apa itu Coolant dan

manfaatnya. Untuk kegiatan dalam media sosial lebih digunakan sebagai

pelengkap yang tujuannya untuk bisa langsung berinteraksi dengan target audiens

terutama dalam kontes-kontes yang dilaksanakan yang juga bisa mendorong

terjadinya WOM (word of mouth) yang bisa juga membentuk pengenalan merek

Coolant dan possitioningnya dalam target market dan target audiensnya.

Dalam membangun positioning melalui bentuk strategi komunikasi

pemasarannya Coolant lebih melakukan penekanan kepada penonjolan

karakteristik produk yang dapat terlihat pada pesan yang disampaikan melalui

iklan televisi Coolant baik untuk periode 2011 maupun periode 2012 dan juga

dalam kalimat-kalimat yang digunakan dalam social media activation. Dalam

setiap iklannya, setiap scene menampilkan fisik produk dengan detail, meliputi

sifat-sifat fisik produk seperti tampilan kemasan Coolant yang sangat jelas

divisualisasikan dalam iklan serta komposisi yang terdapat dalam Coolant yang

berbeda dengan minuman jenis serupa di pasaran yang dilengkapi dengan

penekanan pada kata-kata seperti “panas” dan “gerah”. Hal tersebut berpengaruh

pada positioning Coolant bahwa Coolant adalah minuman pereda panas dan gerah

(body cooling drink) dan bukan isotonic drink seperti yang sudah dibangun para

pesaingnya sebelumnya.

Dari apa yang telah penulis jabarkan di atas bisa kita simpulkan bahwa

tidak ada masalah pada pesan yang disampaikan melalui strategi komunikasi

pemasaran Coolant yang dapat berpotensi menyebabkan kebingungan pada

(4)

penelitian penulis dimana 12 dari 17 responden masih mengenal Coolant sebagai

minuman isotonic, bisa kita simpulkan juga bahwa pesan yang dibawa melalui

strategi komunikasi Coolant sendiri belum berhasil memperkenalkan positioning

Coolant kepada konsumennya. Selain juga adanya pengaruh dari faktor-faktor lain

di luar komunikasi pemasaran yang ikut andil dalam membangun pengenalan

konsumen terhadap produk Coolant, seperti keadaan barang di pasar yang dimana

produk Coolant masih sering disejajarkan penempatannya dengan sederet merek

minuman isotonic ataupun dari atribut produk sendiri seperti bentuk kemasan dan

rasa (tabel 1.2 hasil pra penelitian), dan juga faktor waktu untuk membangun

kesadaran merek dengan positioningnya kepada konsumen, mengingat bahwa

Coolant baru 2 (dua) tahun aktif di pasaran Indonesia yang masih sangat jauh

disbanding dengan pemain-pemain lama yang sudah puluhan tahun menjadi

market leader.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Coolant dan Dwi Sapta IMC :

Dengan semakin berkembangnya industri beverage dalam kategori

RTD (ready to drink) – Sport Drink yang termasuk di dalamnya isotonic

drink dewasa ini dan di tengah himpitan dari para pemimpin pasar,

Coolant mampu membuktikan eksistensinya selama kurang lebih kurun

waktu 2 tahun semenjak hadir di pasaran pada Mei 2011 dengan

menerapkan berbagai strategi komunikasi pemasaran yang cukup baik

untuk memperkenalkan produk dan positioning Coolant kepada target

marketnya. Diharapkan strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan

oleh Coolant melalui Dwi Sapta IMC dapat terus dikembangkan namun

tetap menjaga konsistensi pesan pada situasi panas dan manfaat kesegaran

Coolant agar pesan mengenai positioning Coolant dapat tersampaikan

kepada konsumennya. Sehingga lambat laun Coolant dapat mulai merebut

perhatian pasar yang sudah sesak dengan para market leader yang sudah

lama memimpin pasar dan dapat menumbuhkan pengenalan merek dengan

(5)

Selain dari terus mengembangkan kegiatan strategi komunikasi

yang telah dijalankan selama ini, Coolant dan Dwi Sapta IMC sebaiknya

juga berkonsentrasi pada faktor-faktor lain di luar strategi komunikasi

pemasaran seperti penempatan produk karena hal tersebut juga

berpengaruh terhadap proses pengenalan positioning merek oleh

konsumen.

6.2.2 Bagi Penelitian Selanjutnya

Pada penelitian kali ini, penulis hanya melakukan pendeskripsian

dan analisis terhadap pesan yang dibawa dalam strategi komunikasi

Coolant dalam bentuk TVC dan kegiatan di media sosial dan penulis

menemukan bahwa pesan yang dibawa dalam kedua media tersebut sudah

konsisten dan sejalan dengan tujuan untuk memperkenalkan merek dan

positioning Coolant. Namun diharapkan ada penelitian lanjutan yang

memeliti secara mendalam mengenai efektivitas strategi komunikasi

pemasaran Coolant dan faktor-faktor lain diluar dari strategi komunikasi

dan media yang turut andil dalam membentuk pengenalan positioning

merek yang belum terungkap.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, teknis dan harga serta kualifikasi nomor : 05/43/91.04/PPBJ-I/DJB/2012 untuk pekerjaan Pengadaan Perangkat Lunak Sistem GIS

•• ---- ---- à à pertanyaan : seberapa cocok model yang pertanyaan : seberapa cocok model yang disusun terhadap data yang diperoleh ??. disusun terhadap data yang

bawa data-data asli yang berhubungan dengan p ng saudara upload di http://lpse.acehselatankab.go ah dikirim melalui e-mail masing-masing calon pe ai dengan batas waktu

•• Rancangan Rancangan percobaan percobaan secara secara faktorial faktorial dengan.. dengan tujuan

Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah 1

DAFTAR

[r]

Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Koba, 31