• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sikap Dan Norma Subyektif Terhadap Niat Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Honda Vario Techno 123 CBS Di PT. Astra Honda Motor Denpasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sikap Dan Norma Subyektif Terhadap Niat Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Honda Vario Techno 123 CBS Di PT. Astra Honda Motor Denpasar."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF TERHADAP

NIAT KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR

HONDA VARIO TECHNO 125 CBS

DI PT ASTRA HONDA MOTOR

DENPASAR

Oleh:

I WAYAN BHAKTA PRADNYANA NIM : 0915251102

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF TERHADAP

NIAT KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR

HONDA VARIO TECHNO 125 CBS

DI PT ASTRA HONDA MOTOR

DENPASAR

Oleh:

I WAYAN BHAKTA PRADNYANA NIM : 0915251102

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Program Ekstensi

di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji pada Tanggal 26 April 2016

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE, MP ..……..………….

2. Sekretaris : Dr. Tjok Gede Raka Sukawati, SE, MM .……….

3. Anggota : Dra. I Gusti A. Kt. Sri Ardani, MM .……….

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

(Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, SE, MSi) NIP. 19610601 198503 2 003

Pembimbing

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang diajukan oleh orang

lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Naskah skripsi ini apabila ternyata didalamnya dapat dibuktikan

unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 26 April 2016

Mahasiswa,

Nama : I Wayan Bhakta Pradnyana

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang

Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-Nya, dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Sikap dan Norma Subyektif Terhadap Niat Konsumen dalam

Membeli Sepeda Motor Honda Vario Techno 125 CBS di PT Astra Honda Motor

Denpasar”. Skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari

berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat yaitu sebagai berikut.

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE, MSi, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE, MS, selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

3. Ibu Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, SE, MSi, selaku Ketua Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dan Ibu

Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE, MS, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Bapak Drs. I Ketut Suardhika Natha, MSi, selaku Ketua Program Ekstensi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Ibu Dra. I Gusti A. Kt. Sri Ardani, MM, selaku Pembimbing Akademik yang

telah banyak memberikan tuntutan dan pengarahan selama perkuliahan di

(6)

6. Bapak Dr. Tjok Gede Raka Sukawati, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing

atas waktu, bimbingan, serta motivasinya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

7. Bapak Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE, MP, selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran-saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik penulis selama ini sehingga

mampu menyelesaikan studi pada Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Udayana Denpasar.

9. Bapak Rahmat Darmawan selaku Branch Manager PT Astra Honda Motor di

Denpasar beserta staf yang telah banyak membantu penulis dalam

pengumpulan data guna menyelesaikan skripsi ini.

10. Kedua orang tua saya, istri saya, anak yang tersayang, seluruh keluarga

tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan doanya yang tulus dan

tiada hentinya untuk memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa dan sahabat-sahabat lainnya yang tidak dapat

disebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan, bantuan dan

perhatiannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis dengan kerendahan hati mengharapkan bimbingan dan saran-saran

yang sifatnya membangun demi penyempurnaan dari materi skripsi ini. Akhir

kata, skripsi ini dipersembahkan kepada almamater tercinta, semoga dapat

bermanfaat.

Denpasar, 26 April 2016

(7)

Judul: Pengaruh Sikap dan Norma Subyektif Terhadap Niat Konsumen dalam Membeli Sepeda Motor Honda Vario Techno 125 CBS di PT Astra Honda Motor Denpasar

Nama: I Wayan Bhakta Pradnyana NIM: 0915251102

ABSTRAK

Menurut Theory of Reasoned Action dari Fishbein dan Ajzen, menyatakan bahwa tindakan seseorang adalah realisasi dari keinginan atau niat seseorang untuk bertindak. Faktor yang mempengaruhi niat adalah sikap pada tindakan, dan norma subyektif menyangkut persepsi seseorang, apakah orang lain yang dianggap penting akan mempengaruhi perilakunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan maupun parsial sikap dan norma subyektif terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS di PT Astra Honda Motor Denpasar.

Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan rumus Slovin sebanyak 92 orang konsumen. Data dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, studi dokumentasi dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, F-test dan t-test.

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa: sikap dan norma subyektif secara simultan berpengaruh positif terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS. Norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS.

Berdasarkan simpulan, maka saran yang dapat diajukan adalah: meningkatkan komunikasi pemasaran melalui tenaga-tenaga pemasaran dalam usaha meyakinkan konsumen untuk lebih menjelaskan sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS adalah produk terbaik dari sisi kualitas dibandingkan dengan merek sepeda motor yang sejenis. Saran berikutnya adalah mengundang konsumen beserta keluarga atau koleganya dalam berbagai kegiatan sosial ataupun mengadakan acara atau event sebagai media mempromosikan sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS bagi kelompok referensi.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

2.2.1 Pengaruh sikap dan norma subyektif terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS ... 28

2.2.2 Pengaruh sikap terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS ... 29

(9)

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 36

3.6.1 Jenis data ... 36

3.6.2 Sumber data ... 36

3.7 Populasi dan Sampel ... 37

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 39

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 40

3.10 Teknik Analisis Data ... 41

4.1.2 Struktur organisasi perusahaan dan deskripsi jabatan ... 49

4.1.3 Personalia perusahaan ... 60

4.1.4 Pemasaran ... 61

4.2 Karakteristik Responden ... 65

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 68

4.4 Deskripsi Variabel ... 70

4.10.1 Pengaruh sikap dan norma subyektif terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS ... 84

4.10.2 Pengaruh sikap terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS ... 85

(10)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 88

5.1 Simpulan ... 88

5.2 Saran ... 88

DAFTAR RUJUKAN ... 90

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Jumlah Konsumen Masing-masing Jenis Sepeda Motor Honda di

PT Astra Honda Motor Denpasar Tahun 2015 ... 9

3.1 Identifikasi dan indikator-indikator Variabel ... 33

4.1 Karakteristik Responden di PT Astra Honda Motor Denpasar ... 66

4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 69

4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Indikator Keyakinan dari 92 Orang Responden di PT Astra Honda Motor Denpasar ... 71

4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Indikator Evaluasi dari 92 Orang Responden di PT Astra Honda Motor Denpasar ... 73

4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Indikator Keyakinan Normatif dari 92 Orang ... 75

4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Indikator Motivasi Menuruti Pendapat Referen dari 92 Orang Responden di PT Astra Honda Motor Denpasar ... 76

4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 78

4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ... 79

4.9 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 81

4.10 Hasil F-test pada Tabel Anova ... 82

4.11 Hasil Statistik t-test ... 83

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Model Perilaku Pembeli ... 17

2.2 Model Reasoned Action (Modifikasi dari Fishbein dan Ajzen) ... 19

3.1 Kerangka Konseptual ... 31

4.1 Struktur Organisasi PT Astra Honda Motor Denpasar ... 50

4.2 Saluran Pemasaran Langsung di PT Astra Honda Motor Denpasar .... 65

4.3 Saluran Pemasaran Tidak Langsung di PT Astra Honda Motor Denpasar ... 65

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Kuesioner Penelitian: Pengaruh Sikap dan Norma Subyektif Terhadap Niat Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Honda Vario Techno

125 CBS di PT Astra Honda Motor Denpasar ... 93

2. Perhitungan Kriteria dan Kategori Penilaian Keyakinan (b), Evaluasi (e), Keyakinan Normatif (NB), Motivasi Menuruti Pendapat Referen (MC), Sikap (Ab), Norma Subyektif (MC) dan Niat Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Honda Vario Techno 125 CBS di PT Astra

5. Skor Jawaban Masing-masing Indikator dan Jumlah Skor Variabel Sikap dan Norma Subyektif pada PT Astra Honda Motor Denpasar .... 105

6. Bobot Variabel Sikap dan Norma Subyektif Sebagai Penentu Skor Variabel Niat Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Honda Vario Techno 125 CBS di PT Astra Honda Motor Denpasar ... 111

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi persaingan bisnis menjadi sangat tajam pada semua

bidang usaha, baik usaha di pasar domestik maupun di pasar internasional.

Perkembangan dunia bisnis yang sangat cepat membuat pihak-pihak di dalamnya

harus bekerja lebih keras agar keberadaannya tetap diakui oleh pelanggan mereka.

Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya berdiri perusahaan baru dan semakin

berkembangnya perusahaan yang ada. Bervariasinya merek dan jenis produk yang

ditawarkan di pasaran menunjukan bahwa perusahaan tidak dapat hanya berdiam

diri dalam melakukan bisnisnya.keadaan seperti ini tentu saja menimbulkan

banyak persaingan di antara perusahaan yang menghasilkan produk sejenis

maupun perusahaan yang menghasilkan produk yang berbeda dalam merebut

pasar.

Saat ini diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan

adalah dengan memahami serta memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

melalui penyampaian produk atau jasa yang berkualitas serta harga yang bersaing,

hal ini bertujuan agar konsumen tidak beralih ke perusahaan lain sehingga akan

menciptakan loyalitas konsumen. Untuk itu, perusahaan harus mengerahkan

segala upaya dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen agar

memperoleh laba yang merupakan tujuan dari setiap perusahaan. Bila perusahaan

mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen maka akan tercipta

(15)

Bali sebagai daerah tujuan wisata yang terletak di kawasan Asia dan

banyak diminati oleh wisatawan mancanegara maupun domestik sehingga tidak

dapat menjauhkan diri dari arus globalisasi. Pariwisata merupakan kegiatan

ekonomi yang kompleks karena gabungan dari suatu aktivitas, fasilitas, dan jasa

sehingga menggerakkan perekonomian di segala sektor. Pelaksanaan kegiatan

ekonomi ini telah menyebabkan perubahan struktur perekonomian masyarakat

Bali dari agraris menjadi perekonomian industri, perdagangan, dan jasa.

Tingginya mobilitas masyarakat Bali saat ini menyebabkan permintaan akan

kendaraan semakin meningkat sehingga terjadi kemacetan kendaraan di

mana-mana. Untuk menghindari kemacetan, masyarakat Bali lebih senang

menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi karena sepeda motor

merupakan alat transportasi yang praktis.

Sepeda motor adalah kendaraan roda dua yang sangat dibutuhkan dan

digunakan masyarakat Bali, khususnya sebagai sarana transportasi yang praktis.

Kendaraan bermotor roda dua sebagai salah satu sarana transportasi darat, dewasa

ini semakin meningkat pemakaiannya. Jumlah penduduk Bali sampai tahun 2014

yaitu sebanyak 4.104.900 orang (http://bali.bps.go.id, 2015) menjadi potensi

pangsa pasar yang menjanjikan bagi industri sepeda motor, dengan jumlah

terbesar ada di Kota Denpasar yaitu 708.454 orang.

Saat ini para produsen motor masih menganggap Bali khususnya Kota

Denpasar sebagai salah satu pasar yang paling prospektif karena permintaan

konsumen masih tetap tinggi. Ini artinya peluang mengisi pasar otomotif terutama

(16)

kalangan konsumen Bali juga merupakan fenomena tersendiri yang tidak terjadi di

daerah-daerah lain (Bali Post Online, 2 Januari 2012). Untuk memenuhi

kebutuhan konsumen, produsen motor saling berlomba menciptakan sepeda motor

matic baru sehingga menimbulkan persaingan antar produsen dalam

memperebutkan pasar. Persaingan di dunia usaha ini membuat perusahaan

dituntut untuk peka terhadap kemajuan teknologi, kemajuan zaman, serta

perubahan kebutuhan atau selera konsumennya. Dalam memahami kebutuhan dan

keinginan konsumen yang berbeda-beda, produsen harus mempelajari perilaku

konsumen.

Menurut Sumarwan (2011:58) perilaku konsumen adalah

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan serta

mempergunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan

keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan. Menurut Kumar

(2011) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu membuat

keputusan untuk menghabiskan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, dan

usaha) pada item terkait konsumsi (apa yang mereka beli, mengapa mereka

membeli, di mana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli dan

menggunakan produk atau jasa). Dapat dikatakan perilaku konsumen dalam

mengambil keputusan untuk membeli menjadi sangat penting, karena pasar

sasaran digerakkan oleh kekuatan-kekuatan yang ada pada konsumen dan

merupakan faktor eksternal kemampuan suatu industri memperkenalkan

produknya melalui media-media promosi dan informasi. Kotler (2008:202)

(17)

diperhatikan konsep pemasaran di mana kunci untuk mewujudkan tujuan

organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam menciptakan, memberikan,

dan mengkomunikasikan nilai pelanggan (customer value) kepada pasar

sasarannya secara lebih efektif dibandingkan pada pesaing. Perusahaan yang

kreatif dan inovatif yang menganut konsep pemasaran akan selalu mengamati apa

yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen yang berubah.

Menurut Nurtantiono (2011) analisis perilaku konsumen yang realistik

tidak hanya mengamati kegiatan yang nampak saja, melainkan hendaknya

menganalisis juga proses-proses yang tidak dapat diamati yang selalu menyertai

pembelian. Ilmu sosial kadang-kadang mengartikan behavior hanyalah

kegiatan-kegiatan yang tampak jelas (mudah diamati). Tetapi, perkembangan sekarang

mengakui bahwa kegiatan yang jelas terlihat hanyalah merupakan suatu bagian

dari proses pengambilan keputusan (decisioun process). Menurut Pradipta dan

Suprapti (2013), keputusan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu

umumnya didahului oleh niat untuk melakukan tindakan tersebut. Niat yang kuat

akan mendorong terjadinya suatu tindakan termasuk tindakan membeli produk.

Niat konsumen untuk membeli produk tertentu tidak terjadi begitu saja, melainkan

ditentukan oleh berbagai hal, di antaranya adalah sikap dan norma subyektif.

Menurut Theory of Reasoned Action dari Fishbein dan Ajzen (Sigit, 2011:82)

menyatakan bahwa tindakan seseorang adalah realisasi dari keinginan atau niat

seseorang untuk bertindak. Faktor yang mempengaruhi niat adalah sikap pada

tindakan, dan norma subyektif menyangkut persepsi seseorang, apakah orang lain

(18)

Menurut Mas’ud (2012) studi tentang sikap merupakan kunci untuk dapat

memahami mengapa seseorang berperilaku. Disamping itu, sikap merupakan hasil

evaluasi yang mencerminkan rasa suka atau tidak suka terhadap objek, sehingga

dengan mengetahui hasil evaluasi tersebut, kita dapat menduga seberapa besar

potensi pembelian seseorang. Pernyataan ini dipertegas oleh Fausiah dan Wahyu

(2010) yang menyatakan bahwa sikap terhadap perilaku adalah derajat penilaian

atau kepercayaan-kepercayaan (beliefs) positif atau negatif seseorang terhadap

suatu perilaku. Sikap ini ditentukan oleh beliefs seseorang mengenai konsekuensi

positif atau negatif dari melakukan suatu perilaku (behavioral beliefs), ditimbang

berdasarkan hasil evaluasi dari konsekuensi berperilaku tersebut (outcome

evaluation).

Menurut Solomon (2009) dalam Fredereca dan Chairy (2010) sikap adalah

evaluasi menyeluruh seseorang terhadap suatu objek yang dilihat atau yang

dirasakan, yang kemudian memberikan sebuah kesimpulan mengenai objek

tersebut. Menurut Lamb (2008:233), sikap (attitude) adalah suatu kecenderungan

yang dipelajari untuk memberikan respon secara konsisten terhadap suatu obyek

yang diberikan. Schiffman dan Kanuk (2008) dalam Ramdhani (2012)

menyatakan sikap adalah kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan

cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk objek tertentu. Ada

kesepakatan umum bahwa sikap dipelajari, sikap semacam itu berkaitan dengan

perilaku pembelian terbentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai

(19)

memasang iklan di media massa, internet, dan berbagai bentuk pemasaran

langsung.

Peter dan Olson (2000) dalam Mas’ud (2012) menyatakan sikap

merupakan kombinasi reaksi afektif, perilaku, dan kognitif terhadap suatu objek.

Reaksi afektif terhadap objek bisa positif atau negatif. Sikap konsumen selalu

ditujukan kepada dua konsep, yaitu objek atau perilaku. Konsumen dapat

memiliki sikap terhadap berbagai objek fisik dan sosial termasuk di dalamnya

produk, merek, model, toko, orang, dan berbagai aspek strategi pemasaran.

Konsumen juga memiliki sikap terhadap objek imajiner seperti konsep dan ide. Di

samping itu, konsumen dapat memiliki sikap terhadap perilaku atau tindakan

mereka termasuk di dalamnya tindakan masa lalu dan perilaku masa depan.

Menurut Rivai (2010:1789) pengukuran sikap merupakan masalah pokok dalam

pelbagai situasi pemasaran. Menentukan sikap dari perlbagai segmen pasar yang

berbeda-beda terhadap perilaku konsumen merupakan hal yang penting sekali

untuk pengembangan strategi penempatan (positioning strategy).

Hasil penelitian Pradipta dan Suprapti (tahun 2013) menemukan sikap

berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berperilaku. Penelitian lain yang

sejenis juga menunjukkan hasil yang sama, Bumm Kim (2009) dalam

penelitiannya menemukan sikap berpengaruh positif terhadap niat menggunakan

kembali jasa penerbangan. Penelitian Alsughayir (2010) menemukan bahwa sikap

berpengaruh positif terhadap perilaku aktual konsumen dalam menggunakan

(20)

Menurut Moon (2012) dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti mulai

menyelidiki norma dalam konteks perilaku, dan pendekatan ini diakui sebagai

yang baru. Norma subyektif mengacu pada keyakinan yang menyatakan bahwa

referen adalah signifikan dalam menentukan perilaku. Norma subyektif menilai

tekanan sosial pada individu untuk melakukan atau tidak melakukan suatu

perilaku tertentu. Menurut Rivai (2010:1792) norma subjektif terbetuk karena

adanya keyakinan normatif dan motivasi dari referen yang dipercayai oleh

konsumen. Penilaian terhadap norma subjektif dimaksudkan untuk mengetahui

apakah lingkungan sosial mempengaruhi perilaku konsumen.

Menurut Roring (2011:3), norma subjektif sebagai faktor sosial yang

menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak

melakukan perilaku tertentu. Pengaruh sosial yang dipersepsikan konsumen

sehingga membentuk perilaku tertentu. Baron dan Byrne (2003) dalam Andika

dan Madjid (2012:3) menyatakan norma subyektif adalah persepsi individu

tentang apakah orang lain akan mendukung atau tidak terwujudnya tindakan

tersebut. Menurut Huda (2012) norma subyektif adalah persepsi seseorang atau

asumsi tentang harapan orang lain, perilaku tertentu bahwa seseorang akan atau

tidak akan melakukan. Karena persepsi ini sangat subyektif sifatnya, dimensi ini

disebut sebagai norma subyektif. Norma subyektif sama halnya dengan sikap juga

dipengaruhi oleh keyakinan. Keduanya berbeda namun sikap terhadap perilaku

adalah fungsi dari keyakinan perilaku (behavioral keyakinan) yang akan

dilakukan, sedangkan norma subyektif adalah fungsi dari keyakinan seseorang

(21)

Penelitian tentang pengaruh norma subyektif terhadap niat berperilaku

sebelumnya sudah pernah dilakukan. Penelitian oleh Mas’ud (2012) norma

subyektif berpengaruh positif dan signifikan dalam menentukan keinginan

konsumen untuk berperilaku. Nurtantiono (2011) dalam penelitiannya

menemukan bahwa norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap

niat calon nasabah untuk menjadi nasabah. Hasil penelitian Pradipta dan Suprapti

(2013) menunjukkan norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap

niat memilih, di mana norma subyektif berpengaruh lebih kuat dari pada sikap

pemilih.

PT Astra Honda Motor adalah salah satu main dealer resmi sepeda motor

merek Honda yang bergerak dalam bidang penjualan dan perawatan kendaraan.

Banyaknya jumlah dealer sepeda motor Denpasar, baik antar sesama dealer

Honda maupun dealer-dealer seperti Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki

menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat. Dengan menjual berbagai

macam produk sepeda motor yang menarik, fitur yang beragam dan berkualitas

maka akan dengan mudah menarik minat konsumen untuk membeli produk yang

ditawarkan. Adapun jumlah konsumen untuk masing-masing jenis sepeda motor

Honda di PT Astra Honda Motor Denpasar tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel

(22)

Tabel 1.1 Jumlah Konsumen Masing-masing Jenis Sepeda Motor Honda di PT Astra Honda Motor Denpasar Tahun 2015

No. Jenis Sepeda Motor Merek Honda Jumlah Konsumen Orang Persen

Sumber: PT Astra Honda Motor Denpasar, tahun 2014.

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa PT Astra Honda Motor

Denpasar menjual berbagai jenis sepeda motor merek Honda untuk memenuhi

kebutuhan konsumen. Adapun jumlah konsumen sepeda motor Honda di PT Astra

Honda Motor Denpasar tahun 2014 adalah sebanyak 5.114 orang, secara

berturut-turut didominasi tipe Vario sebanyak 2.321 orang, selanjutnya adalah Supra: 497

(23)

orang, Tiger: 237 orang, Megapro: 220 orang, Fit X: 164 orang, Blade: 162 orang,

dan CB: 13 orang.

PT Astra Honda Motor Denpasar menjual berbagai jenis sepeda motor

merek Honda untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Jenis sepeda motor merek

Honda dengan jumlah konsumen terbanyak tahun 2015 adalah sepeda motor

Honda Vario, yaitu sebanyak 2.321 orang konsumen atau sebesar 45,12%, terdiri

tas jumlah konsumen Vario Fi sebanyak 450 orang (8,75%), New Vario 125

sebanyak 247 orang (4,80%), Vario Techno 125 CBS sebanyak 1.202 orang

(23,37%), Vario 150 Exclusive sebanyak 255 orang (4,96%), dan Vario 150

Sporty sebanyak 167 orang (3,25%). Data ini menunjukkan bahwa Honda Vario

Techno 125 CBS mempunyai jumlah penjualan tertinggi dari berbagai jenis varian

Honda Vario yang ditawarkan.

Sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS memiliki keunggulan dari

segi desain eksterior, kenyamanan berkendara, kualitas, dan keamanan serta

berbagai macam warna menarik yang di tawarkan, dengan harga jual kembali

yang tinggi jika dibandingkan dengan varian lainnya. PT Astra Honda Motor

Denpasar juga menjamin adanya ketersediaan bengkel resmi serta suku cadang

sehingga konsumen tidak perlu khawatir apabila ingin melakukan service dan

penggantian suku cadang. Dengan adanya suatu pengalaman baik menggunakan

sepeda motor Honda, maka konsumen lebih yakin untuk memilih Honda Vario

Techno 125 CBS sebagai alat trasportasinya.

Walaupun mempunyai jumlah konsumen terbanyak, namun berkaitan

(24)

adanya keluhan sehingga dapat mengurangi niat konsumen dalam membeli sepeda

motor Honda Vario Techno 125 CBS. Beberapa keluhan tersebut adalah:

karyawan kurang dapat memberikan perhatian pribadi kepada konsumen pada

saat diperlukan karena banyaknya kesibukan dan banyaknya konsumen yang

dilayani, disamping masih memandang status konsumen, kurangnya tanggung

jawab karyawan terhadap proses transaksi yang mengalami error koneksi dan

konsumen sering kesulitan jika melakukan pelaporan pengaduan berkaitan dengan

proses pelayanan.

Tercapainya tujuan pemasaran melalui pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen harus didukung oleh pemahaman perilaku konsumen dalam

sasaran pasar itu sendiri. Kegiatan karyawan yang sebagian besar adalah melayani

konsumen, maka penting bagi manajemen PT Astra Honda Motor Denpasar

sebagai rekomendasi untuk mengetahui pengaruh sikap dan norma subyektif

terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno

125 CBS.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok

masalah adalah:

1) Apakah sikap dan norma subyektif berpengaruh terhadap niat konsumen

dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS di PT Astra

(25)

2) Apakah sikap berpengaruh terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda

motor Honda Vario Techno 125 CBS di PT Astra Honda Motor Denpasar?

3) Apakah norma subyektif berpengaruh terhadap niat konsumen dalam

membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS di PT Astra Honda

Motor Denpasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui pengaruh sikap dan norma subyektif terhadap niat

konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS di

PT Astra Honda Motor Denpasar.

2) Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap niat konsumen dalam membeli

sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS di PT Astra Honda Motor

Denpasar.

3) Untuk mengetahui pengaruh norma subyektif terhadap niat konsumen dalam

membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS di PT Astra Honda

Motor Denpasar.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1) Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat dijadikan referensi

(26)

berhubungan dengan variabel-variabel yang menentukan perilaku konsumen

dalam membeli produk.

2) Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan memberikan manfaat bagi

manajemen perusahaan sebagai informasi tentang variabel-variabel yang

berkontribusi terhadap perilaku konsumen dalam membeli sepeda motor

Honda Vario Techno 125 CBS sebagai dasar untuk menentukan strategi

pemasarannya.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab sebagai berikut.

Bab I. PENDAHULUAN

Bab I merupakan pendahuluan, diuraikan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II. KAJIAN PUSTAKA

Bab II merupakan kajian pustaka terdiri dari landasan teori dan

konsep, diuraikan teori tentang: perilaku konsumen, model reasoned

action, sikap konsumen, norma subyektif dan minat/niat berperilaku.

Selanjutnya berdasarkan kajian penelitian terdahulu, maka

dirumuskan hipotesis penelitian tentang pengaruh sikap dan norma

subyektif terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor

(27)

Bab III. METODE PENELITIAN

Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari desain

penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel,

definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan

sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab IV membahas tentang gambaran umum perusahaan, karakteristik

responden, deskripsi variabel dan pembahasan hasil penelitian, terdiri

dari: uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, analisis regresi

linier berganda, uji asumsi klasik, uji hipotesis dengan F-test, t-test,

dan standardized coefficients beta.

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

Bab V merupakan penutup yang berisi simpulan dari hasil penelitian

dan kemudian saran kepada manajemen PT Astra Honda Motor

Denpasar berkaitan dengan pengaruh sikap dan norma subyektif

terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Perilaku konsumen

1) Pengertian perilaku konsumen

Menurut Kotler (2008:182) tujuan pemasaran adalah memenuhi dan

memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan sasaran. Bidang ilmu

perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan

organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa,

gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat

mereka. Menurut Assauri (2011:123) perilaku konsumen merupakan tindakan

seseorang atau individu yang langsung menyangkut pencapaian dan

penggunaan produk termasuk proses keputusan yang mendahului dan

menentukan tindakan tersebut.

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang

berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta

pengevaluasian produk atau jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk

membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (

low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah,

sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses

pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang

(29)

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Suprapti (2010:2) perilaku

konsumen didefinisikan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen

dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang

produk atau jasa yang diharapkan akan memenuhi kebutuhannya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan perilaku

konsumen merupakan kegiatan-kegiatan konsumen yang secara langsung

terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa, termasuk

didalamnya proses pengambilan keputusan untuk membeli dan memakai

suatu produk.

2) Model perilaku pembeli

Menurut Kotler dan Armstrong (2010:158) pada tahap permulaan,

para pemasar dapat memperoleh suatu pengertian yang jelas mengenai

konsumen, melalui pengalaman sehari-hari pada waktu menjual sesuatu

kepada konsumen. Setelah perusahaan dan pasar semakin besar, hilanglah

peluang para pembuat keputusan pemasaran untuk dapat berhubungan

langsung dengan para pelanggan. Dalam tahap selanjutnya, para manajer

berpaling pada penelitian konsumen, untuk mempelajari konsumen.

Pertanyaan inti untuk pemasar adalah Inti: “Bagaimana konsumen

merespons berbagai usaha pemasaran yang mungkin digunakan perusahaan?

Titik awalnya adalah model perilaku pembelian berupa rangsangan-tanggapan

yang diperlihatkan pada gambar model perilaku pembeli seperti Gambar 2.1

(30)

Gambar 2.1 Model Perilaku Pembeli

Bauran Pemasaran

Rangsangan Lain Kotak Hitam Pembeli Respon Pembeli

Pemasaran

Gambar 2.1 memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain

memasuki kotak hitam konsumen dan menghasilkan respons tertentu.

Pemasar harus menemukan apa yang ada di dalam kotak hitam pembeli.

Rangsangan pemasaran terdiri dari empat P, product (produk), price (harga),

place (tempat), dan promotion (promosi). Rangsangan lain meliputi kekuatan

dan faktor utama dalam lingkungan pembeli: ekonomi, teknologi, politik, dan

budaya. Semua masukan ini memasuki kotak hitam pembeli, di mana

masukan ini diubah menjadi sekumpulan respons pembeli yang dapat

diobservasi: pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu

pembelian, dan jumlah pembelian.

Pemasar ingin memahami bagaimana rangsangan itu diubah menjadi

respons di dalam kotak hitam konsumen, yang mempunyai dua bagian.

Pertama, karakteristik pembeli mempengaruhi bagaimana pembeli menerima

dan bereaksi terhadap rangsangan itu. Kedua, proses keputusan pembeli itu

sendiri mempengaruhi perilaku pembeli. Pertama dapat dilihat karakteristik

pembeli ketika karakteristik itu mempengaruhi perilaku pembeli dan

(31)

2.1.2 Model reasoned action

Dalam penelitian ini, pendekatan yang akan dipergunakan adalah model

yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein (Pradipta dan Suprapti, 2013) yang

dikenal dengan Theory of Reasoned Action yaitu suatu model yang membahas

kaitan antara sikap, minat/niat, dan perilaku, disamping faktor lain seperti norma

subyektif.

Teori Reasoned Action menyatakan bahwa perilaku (behavior) seseorang

sangat tergantung pada minat/niatnya (intention), sedangkan niat untuk

berperilaku sangat bergantung pada sikap (attitude) dan norma subyektif atas

perilaku. Disisi lain, keyakinan terhadap akibat dan evaluasi akibat akan

menentukan sikap seseorang. Keyakinan normatif dan motivasi untuk menuruti

pendapat orang lain akan menentukan norma subyektifnya. Secara garis besar

dapat disimpulkan bahwa minat/niat berperilaku dan perilaku konsumen

dipengaruhi oleh faktor internal individual dan faktor eksternal (lingkungan

sosial). Faktor internal individual tercermin dari sikap seseorang, sedangkan

faktor eksternal (lingkungan sosial) tercermin dari pengaruh orang lain (norma

subyektif) terhadap perilaku atau keputusan yang diambilnya. Ajzen dan Fishbein

(Suprapti, 2010:147) menunjukkan secara skematis model Reasoned Action dalam

(32)

x

x + x

Gambar 2.2 Model Reasoned Action (Modifikasi dari Fishbein dan Ajzen)

Sumber: Suprapti (2010:147).

Berdasarkan skema model di atas dapat dijelaskan bahwa dalam teori

reasoned action dikatakan bahwa perilaku pembelian seseorang dapat terprediksi

dari apa yang mereka katakan tentang minat/niatnya untuk membeli pada saat ini.

Minat/niat perilaku merupakan determinan antara dari perilaku atau pembelian

aktual. Minat/niat (intention) dapat dipergunakan sebagai wakil dari perilaku

aktual. Pengukuran perilaku di dalam pasar memerlukan biaya yang mahal, oleh

karena itu kepercayaan terhadap minat/niat membeli merupakan alternatif biaya

yang lebih murah. Dimensi-dimensi pasar seperti kesukaan konsumen terhadap

merek, kemauan membeli ulang, sering diestimasi dengan teknik-teknik yang

didasarkan pada asumsi tersebut. Lebih lanjut dikatakan oleh Mowen dan Minor

(33)

bahwa peramalan tentang perilaku dan pilihan konsumen di masa mendatang

dapat dilakukan berdasarkan apa yang telah mereka katakan tentang minat/niat

mereka untuk mengambil pilihan atau membeli. Semua ini berasal dari tinjauan

bahwa ukuran affect (berperasaan) dan cognition (berpikir) itu dapat

dikombinasikan ke dalam suatu indeks minat/niat membeli yang kemudian dapat

memprediksi secara akurat pilihan-pilihan konsumen (pada umumnya untuk satu

merek tertentu saja).

Berdasarkan teori reasoned action dapat dilihat bahwa perilaku pembelian

konsumen dapat diprediksi dari minat/niat mereka untuk membeli. Persamaan

matematis yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (Pradipta dan Suprapti,

2013) yaitu:

B  BI = W1 (Ab) + W2 (SN)

n

Ab =

bi . ei

i=1

m

SN =

NBj . MCj

j=1

Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa pada persamaan

(1) terdapat tanda () yang menunjukkan bahwa kedua variabel yaitu variabel

minat/niat perilaku dan perilaku dapat berhubungan. Persamaan ini juga

menyatakan bahwa minat perilaku merupakan fungsi dari evaluasi keseluruhan

tentang sikap terhadap perilaku (Ab), ditambah dengan keyakinan tentang

pengharapan-pengharapan dari orang lain (referen) terhadap perilaku itu, yang

(34)

tersebut (norma subyektif), dan minat/niat perilaku itu sendiri akan menentukan

perilakunya.

Persamaan (2) menggambarkan kombinasi antara keyakinan terhadap

akibat (bi) dan evaluasi yang diberikan terhadap tiap-tiap akibat/konsekuensi

tersebut (ei) akan membentuk sikap terhadap perilaku seseorang (Ab). Persamaan

(3) menunjukkan, bahwa norma subyektif konsumen (SN) adalah produk dari

keyakinan konsumen bahwa orang lain (referen) berpendapat bahwa ia sebaiknya

atau tidak sebaiknya melaksanakan perilaku tertentu (NBj) dengan motivasi

konsumen untuk mengikuti pengharapan-pengharapan sosial itu (MCj).

Analisis agregat bertujuan untuk mencari W1 dan W2 yang mewakili

semua populasi. Analisis agregat bisa dilakukan dengan menggunakan regresi

berganda.

2.1.3 Sikap konsumen

1) Pengertian sikap konsumen

Semakin disadari bahwa pemahaman sikap konsumen terhadap

produk yang akan ditawarkan di pasar merupakan aspek penting untuk

menciptakan kepuasan konsumen untuk dapat bertahan dalam bisnis dan

memenangkan persaingan. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan

emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau

gagasan (Kotler, 2008:200). Sikap (attitude) adalah suatu kecenderungan

yang dipelajari untuk memberikan respon secara konsisten terhadap suatu

(35)

Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) dalam Peslak (2011:6)

menegemukakan bahwa sikap menunjukan apa yang konsumen sukai dan

yang tidak disukai. Defenisi tersebut menggambarkan pandangan kognitif

dari psikolog sosial, di mana sikap dianggap memiliki 3 unsur (1) kognitif

(pengetahuan), (2) afektif (perasaan), (3) konatif (tindakan).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat dikatakan

bahwa sikap konsumen adalah tanggapan konsumen berupa perasaan

emosional dan reaksinya secara positif atau negatif untuk bertindak terhadap

penawaran produk yang dilakukan oleh perusahaan.

2) Model sikap

(1) Model 3 (tiga) komponen (tricomponent model)

Menurut tricomponent attitude model (Schiffman dan Kanuk, 1994; dan

Engel, Blackwell, dan Miniard, 1993), sikap terdiri atas 3 (tiga)

komponen: kognitif, afektif, dan konatif. Sumarwan (2011:56) mengutip

secara lebih rinci tiga komponen tersebut adalah:

a) Komponen kognitif

Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan

persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi

tersebut diperoleh melalui pengalaman langsung dari sikap objek,

sikap tersebut, dan informasi dari berbagai sumber lainnya.

Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya berbentuk kepercayaan

(36)

memiliki berbagai atribut dan perilaku yang spesifik akan

mengarahkan kepada hasil yang spesifik.

b) Komponen afektif

Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap

suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan

evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap (produk atau merek). Afek

mengungkapkan penilaian konsumen kepada suatu produk apakah baik atau buruk, “disukai” atau “tidak disukai”. Perasaan dan emosi

seseorang tersebut terutama ditujukan kepada produk secara

keseluruhan, bukan perasaan, dan emosi kepada atribut-atribut yang

dimiliki produk. Perasaan dan emosi digambarkan dengan ungkapan

dua kata sifat yang berbeda untuk mengevaluasi suatu produk.

c) Komponen konatif

Konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan

kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu

yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau merek tertentu).

Konatif juga bisa meliputi perilaku yang sesungguhnya terjadi.

Komponen konatif dalam riset konsumen biasanya mengungkapkan

keinginan membeli dari seseorang konsumen (intention to buy).

(2) Model sikap multiatribut Fishbein

Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang konsumen

terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai

(37)

untuk mengukur sikap konsumen terhadap berbagai merek dari suatu

produk. Komponen ini mengukur evaluasi kepentingan (ei) atribut-atribut

yang dimiliki oleh objek tersebut. Konsumen belum memperhatikan

merek dari suatu produk ketika mengevaluasi tingkat kepentingan atribut

tersebut. Sedangkan mengukur kepercayaan konsumen (bi) terhadap

atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Konsumen harus

memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi atribut

yang dimiliki oleh masing-masing merek tersebut. Fishbein dalam

Sumarwan (2011:60) mengemukakan 3 (tiga) konsep utama, terdiri atas:

a) Atribut/salient belief (A0)

Atribut adalah karakteristik dari objek sikap (Ao). Salient Belief

adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai

atribut, sering disebut sebagai attribute-object beliefs. Para peneliti

sikap harus mengidentifikasi berbagai atribut yang akan

dipertimbangkan konsumen ketika mengevaluasi suatu objek sikap

(Ao, suatu produk).

b) Kepercayaan/belief (bi)

Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk

memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan

kepercayaan terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan

produk yang dievaluasi. Kepercayaan tersebut sering disebut sebagai

(38)

kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan

atributnya yang relevan.

c) Evaluasi atribut (ei)

Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut

(evaluation of the goodness or badness of attribute I atau importance

weigh, yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi

konsumen secara konsisten. Konsumen akan mengidentifikasi

atribut-atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan

dievaluasi. Konsumen akan menganggap atribut produk memiliki

tingkat kepentingan yang berbeda. Kemudian konsumen akan

mengevaluasi kepentingan atribut tersebut. Komponen mengukur

evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek

tersebut. Konsumen belum memperhatikan merek dari suatu produk

ketika mengevaluasi tingkat kepentingan atribut tersebut.

2.1.4 Norma subyektif

Menurut Rivis dan Sheeran (2003) dalam Numraktrakul (2012) norma

subyektif merupakan fungsi dari keyakinan normatif. Ini adalah keyakinan

individu yang dipengaruhi oleh orang lain seperti anggota keluarga yang berpikir

bahwa seseorang harus atau tidak harus melakukan perilaku tertentu.

Menurut Schofield (1975) dalam Bumm Kim (2009) menyatakan bahwa

norma subyektif adalah tekanan yang dirasakan pada seseorang untuk melakukan

(39)

tersebut. Norma subyektif mencerminkan bagaimana pelanggan dipengaruhi oleh

persepsi beberapa referen signifikan (misalnya, keluarga, teman, dan rekannya).

Suprapti (2010:147) menyebutkan norma subyektif sebagai komponen

yang berisikan keputusan yang dibuat oleh si individu setelah mempertimbangkan

pandangan orang-orang yang mempengaruhi perilaku tertentu. Norma subyektif

seseorang merupakan produk dari keyakinan bahwa orang lain (referen)

berpendapat sebaiknya ia melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dan

motivasi dia untuk menuruti pendapat tersebut. Seseorang dapat terpengaruh oleh

pandangan orang lain dan dapat pula tidak terpengaruh. Sejauh mana seseorang

akan terpengaruh atau tidak terpengaruh, sangatlah bergantung pada kepribadian

seseorang yang bersangkutan di dalam menghadapi kehendak orang lain (referen).

Secara sistematis, pradipta dan Suprapti (2013) menuliskan sebagai berikut:

m

SN =

NBj . MCj

j=1

Keterangan:

SN = norma subyektif konsumen

NBj = keyakinan normatif terhadap orang lain (referen)

MCj = motivasi untuk menuruti pendapat orang lain (referen)

m = banyaknya orang lain (referen) yang relevan.

Norma subyektif seseorang akan positif bilamana keyakinan normatif

adalah positif, demikian pula norma subyektif akan positif bilamana ada motivasi

untuk menuruti pendapat orang lain (referen). Dapat pula dikatakan, bahwa norma

subyektif seseorang akan positif bilamana ia yakin bahwa orang lain berpendapat

(40)

lain (referen). Norma subyektif berkaitan dengan sejauh mana orang lain (referen)

menghendaki konsumen untuk melakukan perilaku tertentu.

2.1.5 Minat/niat berperilaku

Ancok (2009:110) menterjemahkannya niat berperilaku sebagai minat/niat

untuk melakukan perilaku tertentu. Misalkan dihubungkan dengan berbelanja,

maka pada bagian ini telah terbentuk minat/niat konsumen untuk berbelanja.

Secara teoritis terbentuknya minat/niat tersebut ditentukan oleh interaksi antara

kedua komponen yang mendahuluinya yaitu sikap terhadap perilaku dan norma

subyektif tentang perilaku tersebut. Ancok (2009:111) berpendapat bahwa ketidak

serasian antara komponen sikap dan komponen norma subyektif dapat saja terjadi.

Misalnya, si individu memiliki sikap positif terhadap pasar swalayan, tetapi orang

lain yang berpengaruh (referen) seperti orang tua, saudara/keluarga, teman, dan

lainnya kurang menyetujui untuk berbelanja pada pasar swalayan. Dalam keadaan

seperti ini, si individu berminat/berniat untuk berbelanja pada pasar swalayan,

sangat tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan, dikutip oleh

Pradipta dan Suprapti (2013) menuliskan sebagai berikut:

B  BI = W1 (Ab) + W2 (SN)

Keterangan:

B = perilaku

BI = minat/niat perilaku tertentu Ab = sikap terhadap perilaku tertentu

(41)

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh sikap dan norma subyektif terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS

Menurut Sumarwan (2011:58) perilaku konsumen adalah

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan

keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan. Penelitian oleh Moon

(2012) diperoleh bahwa sikap norma subyektif memberikan efek positif terhadap

niat pembelian.

Pernyataan ini dipertegas oleh hasil penelitian Cheng, dkk (2011) yang

menemukan bahwa secara simultan sikap dan norma subyektif mengarahkan

dampak positif terbesar pada niat pelanggan untuk membeli produk. Penelitian

oleh Pradnyana (2011) menemukan bahwa sikap dan norma subyektif

mempengaruhi niat untuk membeli perumahan. Norma subyektif memiliki

pengaruh terbesar dan perilaku sadar lingkungan memiliki efek sedikit.

Penelitian Pradipta dan Suprapti (2013) menunjukkan bahwa sikap dan

norma subyektif berpengaruh positif signifikan terhadap niat memilih, di mana

norma subyektif berpengaruh lebih kuat dari pada sikap pemilih. Hal ini

mengindikasikan pengaruh eksternal (lingkungan sosial) lebih kuat dari faktor

internal. Penelitian Crespo, et.al (2010:562) diperoleh bahwa sikap terhadap

e-commerce dan subjektif merupakan faktor utama yang mempengaruhi

keputusan untuk membeli produk elektronik.

Berdasarkan telaah landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat

(42)

H1: Sikap dan norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat

konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS.

2.2.2 Pengaruh sikap terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) dalam Ramdhani (2012), sikap

adalah kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan cara yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk objek tertentu. Hasil penelitian

Bumm Kim (2009) menemukan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap niat

menggunakan kembali jasa penerbangan. Penelitian oleh Alsughayir (2010)

menunjukkan bahwa ditemukan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku

internet banking yang sebenarnya di kalangan konsumen Saudi di Riyadh. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sikap berpengaruh langsung terhadap perilaku

aktual konsumen dalam menggunakan internet banking yang telah ditetapkan.

Penelitian oleh Raj (2012) diperoleh bahwa sikap konsumen berpengaruh positif

terhadap niat berperilaku konsumen secara terencana.

Berdasarkan telaah landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat

disusun hipotesis sebagai berikut:

H2: Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat konsumen dalam

membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS.

2.2.3 Pengaruh norma subyektif terhadap niat konsumen dalam membeli sepeda motor Honda Vario Techno 125 CBS

Menurut Huda (2012) norma subyektif adalah persepsi seseorang atau

(43)

tidak akan melakukan. Karena persepsi ini sangat subyektif sifatnya, dimensi ini

disebut sebagai norma subyektif. Hasil penelitian Titah dan Barki (2009) yang

menemukan bahwa norma subyektif adalah sebagai penentu untuk memprediksi

niat untuk menggunakan produk. Penelitian oleh Hirunpattarasilp dan Udomkit

(2011) menemukan bahwa norma subyektif adalah salah satu faktor penting yang

mempengaruhi niat pelanggan untuk membeli produk. Penelitian oleh Mas’ud

(2012) diperoleh bahwa norma-norma subyektif yang dipersepsikan nasabah Bank

terhadap keinginan untuk menggunakan Automatic Teller Machine (ATM) Bank

BCA. Istiana (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa norma subyektif

berpengaruh positif terhadap niat dan perilaku pembelian konsumen.

Berdasarkan telaah landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat

disusun hipotesis sebagai berikut:

H3: Norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat konsumen

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Konsumen Masing-masing Jenis Sepeda Motor Honda di
Gambar 2.1 Model Perilaku Pembeli
Gambar 2.2 Model Reasoned Action (Modifikasi dari Fishbein dan Ajzen)

Referensi

Dokumen terkait

Strategi SO ini dapat dilakukan dengan meningkatkan produksi dodo singkong untuk memanfaatkan peluang yang ada yaitu adanya permintaan yang terus meningkat dari waktu ke

dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar. Model pembelajaran snowball throwing mengajak siswa untuk mengeluarkan pendapat-

Peningkatan hasil belajar mata pelajaran Bioloagi siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 2 Tasikmalaya melalui penggunaan model pembelajaran discovery learning dengan praktik

Membuka pelajaran (set induction) adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra- kondisi bagi siswa agar mental

1.Modal sosial yang ada pada Paguyuban Persaudaraan Jawa Kuantan Singingi dapat dilihat dari aktifitas didalam komunitas (intra komunitas), yaitu masih aktifnya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui spesies jeruk dari penelitian ini yang paling efektif sebagai biolarvasida Aedes aegypti.. Penelitian eksperimen menggunakan

Pada perjalanan sistem ketatanegaraan Indonesia, tentang penyelenggaraan pemerintahan melalui beberapa undang- undang yang mengalami pergantian dan/atau perubahan, dimana sumber

Analisa Perbandingan Nilai Tahanan Pentanahan Dengan Menggunakan Elektroda Batang Pada Beberapa Jenis Tanah.. Pentanahan merupakan salah satu faktor kunci dalam usaha