• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surat-Surat Paulus Nama Murid:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Surat-Surat Paulus Nama Murid:"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Tahun 3 Buku 4

REMAJA

Buku Aktivitas Murid

Nama Murid: ______________________

Surat-Surat Paulus

(2)

Renungan Bagi Para Murid –

Berjaga-jaga dan Berdoa

“Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari

pada yang jahat.” (Matius 6:13)

“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh

memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41)

“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”

(2 Timotius 4:7)

Berjaga-jaga dan berdoa!

Sungguh sebuah gagasan yang luar biasa!

Kita perlu memulai setiap hari dengan memohon Allah

menolong kita untuk melihat taktik tipu muslihat Iblis,

sekaligus dapat melihat jelas akibat-akibat dari dosa.

Kita perlu memohon Allah untuk membuat kita peka

terhadap dosa dan membencinya,

sehingga akan menemukan jalan untuk menjauhinya.

(3)

Daftar Isi

llllllllllllllllll

Tahun 3 Buku 4

Bacaan Kitab untuk Minggu ini

1. Roma 1-16

2. 1 Korintus 1-16

3. 2 Korintus 1-13

4. Galatia 1-6

5. Efesus 1-6

6. Filipi 1-4

7. Kolose 1-4

8. 1 Tesalonika 1-5

9. 2 Tesalonika 1-3

10. 1 Timotius 1-6

11. 2 Timotius 1-4

12. Titus dan Filemon

1. Surat Roma

1

2. Surat 1 Korintus

5

3. Surat 2 Korintus

11

4. Surat Galatia

15

5. Surat Efesus

18

6. Surat Filipi

23

7 Surat Kolose

26

8. Surat 1 Tesalonika

28

9. Surat 2 Tesalonika

32

10. Surat 1 Timotius

36

11. Surat 2 Timotius

39

12 Surat Titus dan Filemon

42

13. Ulasan

45

Surat-Surat Paulus

(4)

Topik Bagian

Surat-Surat Paulus

Surat-surat Paulus memainkan peranan yang sangat penting dalam menguatkan iman dari banyak

gereja dan jemaat mula-mula. Ketiga belas surat ini dapat dibagi menjadi tiga kategori:

A. Enam surat perjalanan penginjilan

Surat Galatia (perjalanan penginjilan yang pertama, tahun 40-49 M);

surat 1 dan 2 Tesalonika (perjalanan penginjilan yang kedua, tahun 50-59 M); surat 1 dan 2 Korintus,

surat Roma (perjalanan penginjilan yang ketiga, tahun 50-59 M)

B. Empat surat penjara (ditulis di Roma, tahun 60-62 M)

Surat Efesus

Surat Filipi

Surat Kolose

Surat Filemon

C. Tiga surat penggembalaan

Surat 1 Timotius (ditulis di Makedonia, tahun 63-66 M)

Surat 2 Timotius (ditulis di Roma, tahun 67 M)

Surat Titus (ditulis di Makedonia, tahun 63-66 M)

Di Alkitab, surat-surat itu tidaklah disusun menurut aturan kronologis, tetapi menurut panjang

suratnya. Surat yang lebih panjang ditujukan kepada gereja-gereja dan yang lebih pendek ditujukan

kepada perorangan. Surat-surat awal Paulus ditulis kira-kira 25 tahun setelah kematian Tuhan Yesus,

sementara surat-surat terakhir Paulus mungkin ditulis sebelum penulisan keempat kitab Injil.

Profil pribadi:

Paulus adalah seorang rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi.

Dikenal pula dengan Saulus, nama Yahudinya. Keluarga Paulus dan dirinya berasal dari

suku Benyamin, tetapi setelah bertobat, dia dikenal dengan nama Paulus.

Tempat tinggal:

Paulus tinggal di Antiokhia, Siria (Kis. 13:1), tetapi menempuh perjalanan ke seluruh Kerajaan Romawi

dan menetap paling lama di Korintus dan Efesus.

Pekerjaan:

Pekerjaan Paulus adalah tukang kemah

(Kis. 18:1-3)

Pengalaman perubahan hidup:

Melihat sebuah penglihatan di jalan menuju Damsyik, yang membawanya kepada pertobatan dan

dipanggil menjadi seorang rasul (Kis. 9:1-32; Gal. 1:1-24).

Pada mulanya, Paulus memandang dirinya sebagai seorang pemimpin Kristen yang penting,

tetapi kemudian, memandang dirinya sebagai seorang “yang paling hina dari semua rasul”

(1 Kor. 15:9). Lalu, Paulus menyadari bahwa “di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang

baik” (Rm. 7:18) dan dirinya adalah seorang “yang paling hina di antara segala orang kudus” (Ef. 3:8).

Akhirnya, Paulus menempatkan dirinya sebagai seorang “yang paling berdosa” (1 Tim. 1:15).

(5)

Ayat Hafalan

(April/Mei/Juni)

C

1. “Hal itu akan nampak pada hari, bilamana

Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan,

akan menghakimi segala sesuatu yang

tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus

Yesus. Tetapi, jika kamu menyebut dirimu

orang Yahudi dan bersandar kepada hukum

Taurat, bermegah dalam Allah.”

(Rm. 2:16-17)

2. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu

adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam

kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari

Allah dan bahwa kamu bukan milik kamu

sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan

harganya telah lunas dibayar: Karena itu

muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”

(1 Kor. 6:19-20)

3. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia

adalah ciptaan baru: Yang lama sudah

berlalu, sesungguhnya yang baru sudah

datang.”

(2 Kor. 5:17)

4. “…bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan

oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi

hanya oleh karena iman dalam Kristus

Yesus…”

(Gal. 2:16)

5. “Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana

kamu telah dipanggil kepada satu

pengharapan yang terkandung dalam

panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu

baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua,

Allah yang di atas semua dan oleh semua

dan di dalam semua.”

(Ef. 4:4-6)

6. “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi,

karena pengenalan akan Kristus Yesus,

Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya.

Oleh karena Dialah, aku telah melepaskan

semuanya itu dan menganggapnya sampah,

supaya aku memperoleh Kristus”

(Flp. 3:8)

7. “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan

kita. Karena itu, hendaklah hidupmu tetap

di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar

di dalam Dia dan dibangun di atas Dia,

hendaklah kamu bertambah teguh dalam

iman yang telah diajarkan kepadamu dan

hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

(Kol. 2:6-7)

8. “Semoga Allah damai sejahtera

menguduskan kamu seluruhnya dan semoga

roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna

dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus

Kristus, Tuhan kita.”

(1 Tes. 5:23)

9. “Karena itu kami senantiasa berdoa juga

untuk kamu, supaya Allah kita menganggap

kamu layak bagi panggilan-Nya dan

dengan kekuatan-Nya menyempurnakan

kehendakmu untuk berbuat baik dan

menyempurnakan segala pekerjaan

imanmu.”

(2 Tes. 1:11)

10. “Jangan seorangpun menganggap engkau

rendah karena engkau muda. Jadilah

teladan bagi orang-orang percaya, dalam

perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam

kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam

kesucianmu.”

(1 Tim. 4:12)

11. “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda,

kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai

bersama-sama dengan mereka yang berseru

kepada Tuhan dengan hati yang murni.”

(2 Tim. 2:22)

12. “Perkataan ini benar dan aku mau supaya

engkau dengan yakin menguatkannya, agar

mereka yang sudah percaya kepada Allah

sungguh-sungguh berusaha melakukan

pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan

berguna bagi manusia.”

(Tit. 3:8)

(6)

1

1

pelajaran

Surat Roma

Latar Belakang

Alkitab

lllllllllllllllllllllllllllll

LATAR BELAKANG

Surat-surat Paulus memainkan peranan yang begitu penting dalam menguatkan beberapa gereja mula-mula maupun iman jemaat mula-mula-mula-mula. Ketiga belas surat ini dapat dibagi menjadi tiga kategori:

A. Surat-surat Perjalanan

Surat Galatia (perjalanan penginjilan pertama, tahun 40-49 M)

Surat 1 dan 2 Tesalonika (perjalanan penginjilan kedua, tahun 50-59 M)

Surat 1 dan 2 Korintus, surat Roma (perjalanan penginjilan ketiga, tahun 50-59 M)

B. Empat Surat Penjara (ditulis di Roma, tahun 60-62 M)

Surat Efesus Surat Filipi Surat Kolose Surat Filemon

C. Tiga Surat Penggembalaan

Surat 1 Timotius (ditulis di Makedonia, tahun 63-66 M)

Surat 2 Timotius (ditulis di Roma, tahun 67 M) Surat Titus (ditulis di Makedonia, tahun 63-66 M) Di Alkitab, surat-surat itu tidaklah disusun menurut aturan kronologis, tetapi menurut panjang suratnya. Surat yang lebih panjang ditujukan kepada gereja-gereja dan yang lebih pendek ditujukan kepada perorangan. Surat-surat awal Paulus ditulis kira-kira 25 tahun setelah kematian Tuhan Yesus, sementara surat-surat terakhir Paulus mungkin ditulis sebelum penulisan keempat kitab Injil.

Latar Belakang Surat Roma

A. Setelah Kerajaan Selatan, Yehuda, dihancurkan (tahun 586 Sebelum Masehi), orang-orang Yahudi menjadi pengembara. Dari cerita mengenai kehidupan Akwila dan Priskila, kita mengetahui bahwa orang-orang Kristen Yahudi tinggal di Roma pada awal tahun 49 M ketika Klaudius mengeluarkan maklumat untuk mengusir orang-orang Yahudi dari kota itu (Kis. 18:2).

B. Surat kepada jemaat Roma ditulis di Korintus saat-saat akhir dari perjalanan penginjilan Paulus yang ketiga pada tahun 57-58 M (Kis. 19:21; 20:2; 18:1,11). Paulus tidak menulis surat ini seorang diri, tetapi dia mendiktekannya kepada Tertius (Rm. 16:22).

C. Paulus tidak mendirikan gereja di Roma. Sesungguhnya, dia belum pernah melihat bangunan gereja di Roma saat surat itu ditulis. D. Saat surat itu ditulis, jemaat Roma berada dalam

konflik seorang dengan yang lainnya mengenai persoalan sunat dan apakah itu penting untuk keselamatan atau tidak sama sekali.

IKHTISAR UMUM

Surat Roma secara sistematis menjelaskan mengenai Injil Keselamatan dengan konsep ‘pembenaran oleh iman.’ Konsep ini dapat ditemukan dalam 1:16-17, “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: Orang benar akan hidup oleh iman.” Untuk mempertahankan konsep ini, Paulus membuktikan bahwa semua orang adalah berdosa, baik orang Yahudi maupun orang non-Yahudi. Orang-orang non-Yahudi berbuat dosa kepada Allah setiap harinya dalam hidup mereka; orang-orang Yahudi berbuat dosa kepada Tuhan, karena mereka tidak memegang hukum Taurat. Oleh karena itu, semua orang dihukum. Satu-satunya pilihan untuk menanggung penghukuman itu adalah Yesus Kristus, yang telah mati bagi dosa-dosa kita, melalui penumpahan darah-Nya. Ketika menerima Kristus melalui iman, kita dibenarkan atau dijadikan benar di hadapan Allah. Dalam baptisan air, kita mati dan bangkit bersama dengan Yesus Kristus dan dikuduskan oleh darah-Nya. Kemudian, barulah kita dapat hidup berkemenangan oleh kuasa Roh Kudus dan berjalan bersama dengan-Nya. Struktur surat Roma dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Pendahuluan (1:1-17) B. Pengajaran (1:18-15:13)

1. Dosa/Penghukuman (1:18-3:20) 2. Pembenaran (3:21-5:21) 3. Pengudusan (6:1-8:39)

4. Keselamatan umat pilihan Allah (9-11) 5. Penerapan kehidupan dari Iman Kristen (12:1-15:13)

C. Penutup (15:14-16:29) Kata-kata Kunci

A. Injil berarti kabar baik, berkaitan dengan hidup, mati dan kebangkitan Yesus Kristus.

B. Pembenaran berarti membebaskan atau menunjukkan keadilan. Dalam bahasa Yunani, istilah ini resmi dipakai untuk keputusan yang menguntungkan di ruang pengadilan dan Allahlah sebagai Hakim yang memimpin penghakiman itu. C. Pengudusan berarti menjadi kudus, suci dan

(7)

2

1

pelajaran

Surat Roma

Latar Belakang

Alkitab

lllllllllllllllllllllllllllll

Setelah memberi salam kepada orang-orang percaya, Paulus mengemukakan alasannya menulis surat Roma, yaitu:

a. Memenuhi kerinduannya secara rohani untuk bergabung dengan orang-orang percaya itu (1:8-10)

b. Membagikan karunia rohaninya (1:11-12)

c. Menghasilkan buah di antara orang-orang percaya (1:13)

d. Membayar hutangnya terhadap Injil (1:14-15) Lalu, dia memperkenalkan tema dari surat Roma, yang disampaikan dengan kata-katanya sendiri sebagai Injil adalah Kebenaran Allah. Kebenaran ini dimulai dengan iman dan diakhiri pula dengan iman, “seperti ada tertulis: Orang benar akan hidup oleh iman” (1:17).

A. Pendahuluan (1:1-17)

1. Dosa/Penghukuman

Pada mulanya, Injil keselamatan menolong banyak orang dalam mengendalikan dosa mereka.

a. Dosa orang-orang non-Yahudi (1:18-32) b. Dosa orang-orang Yahudi (2:1-29) c. Dosa semua umat manusia (3:1-20)

2. Pembenaran (3:21-5:21)

Pembenaran (Rm. 4:2,5; 5:1) berarti membebaskan atau menunjukkan keadilan. Dalam bahasa Yunani, istilah ini resmi dipakai untuk keputusan yang menguntungkan di ruang pengadilan dan Allahlah sebagai Hakim yang memimpin penghakiman itu. Sekalipun kita semua adalah orang-orang yang berdosa, Allah telah memberikan kita kesempatan untuk dibenarkan, sehingga dapat luput dari penghukuman yang seharusnya kita terima. Keselamatan kita diberikan melalui anugerah Allah dan penebusan dari kematian Kristus.

a. Pembenaran hanya melalui iman (3:21-31) i. Manusia tidak dapat dibenarkan melalui perbuatan baik (3:27), melakukan hukum Taurat (3:28) atau tradisi sunat (4:11). Pembenaran ini adalah melalui anugerah Allah, darah Kristus dan iman dari seseorang, yang membuat dirinya dibenarkan di hadapan Allah (3:24-25; 4:25; 5:9). ii. Pembenaran oleh Allah bukanlah sebuah izin untuk bebas berbuat dosa lagi. Ketika percaya Kristus, kita dibenarkan dari dosa-dosa yang telah diperbuat dahulu (3:25). Ketika menerima anugerah ini, kita seharusnya secara sadar berusaha untuk berjalan di jalan Tuhan. b. Contoh dari pembenaran oleh iman, yaitu

B. Pengajaran (1:18-15:13)

Abraham (4:1-25)

Ciri khas dari iman Abraham: – Dia percaya kepada janji Allah (4:13-16).

– Dia percaya bahwa kuasa Allah dapat membangkitkan orang mati

(Ibr. 11:17-19)

– Dia percaya bahwa Allah dapat mengubah yang tidak ada menjadi ada (Rm. 4:17).

c. Keuntungan orang yang dibenarkan oleh sebab iman (5:1-21):

i. Hidup dalam damai sejahtera dengan Allah melalui Tuhan kita, Yesus Kristus (5:1).

ii. Beroleh jalan masuk kepada kasih karunia Allah (5:2).

iii. Bermegah dalam kesengsaraan (5:3). iv. Dipenuhi dengan kasih Kristus (5:5). v. Beroleh hidup (5:18). Pada mulanya, kita terbelenggu oleh dosa yang masuk ke dalam dunia melalui Adam dan dikutuk untuk mati (5:12). Karena dibenarkan melalui rencana keselamatan Kristus, kita dapat menerima hidup.

3. Jalan Menuju Pengudusan (6:1-8:39)

a. Melalui baptisan air, kita memakukan diri yang lama di kayu salib (6:1-9).

b. Pergumulan kita terhadap dosa belumlah berakhir dengan baptisan air

c. Kita harus mengandalkan Roh Kudus untuk ‘mati terhadap dosa’ dan menemukan kebebasan di dalam Kristus (6:4)

4. Keselamatan umat pilihan Allah (9:1-11:36)

a. Memahami hak pilih dari Allah yang berdaulat b. Status pilihan dari keturunan Yahudi

5. Pembaruan – Penerapan Hidup dari Iman Kristen (12:1-15:13)

Bagian akhir dari menerima Injil Keselamatan adalah menjalankannya. Kita membalas kasih Allah dengan memelihara diri tetap kudus dan menyatakan Kristus kepada orang-orang di sekitar kita.

a. Terhadap Allah, kita... (12:1-2):

– ...mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Allah (12:1).

– ...janganlah menjadi serupa dengan dunia, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi kita (12:2)

b. Di gereja, kita bertujuan untuk... (12:3-8):

– ...menjadi rendah hati dan berpikirlah dengan tenang (12:3).

– ...tetap bersatu dan bekerja sama untuk membangun tubuh Kristus (4-8; Ef. 4:11-16; 1 Kor. 12).

(8)

1

3

pelajaran

Surat Roma

Penerapan

Kehidupan

lllllllllllllllllllllllllllll

1. Apakah pesan penting dari surat Roma?

2. Apakah lima hal utama yang Paulus gunakan untuk menjelaskan Injil Keselamatan?

3. Menurut surat Roma, mengapa orang-orang non-Yahudi dihukum? Mengapa orang-orang non-Yahudi dihukum? Mengapa semua manusia dihukum?

4. Apakah makna dari pembenaran? Mengapa kita harus dibenarkan?

5. Mengapa penting bagi kita untuk dibaptis? Apakah setelah dibaptis, kita bebas dari dosa?

6. Apakah yang diajarkan surat Roma kepada kita mengenai hak pilih dari Allah yang berdaulat mengenai keselamatan?

7. Bagaimana kita membalas kemurahan Allah?

MENGUJI PEMAHAMAN

“Apakah yang Kalian Akan Perbuat?”

Kadang, sangatlah sulit untuk menjalani sebuah kehidupan yang berkorban. Bacalah skenario dan saran berikut berdasarkan pengajaran dari surat Roma.

Skenario 1

Johnny adalah seorang siswa tingkat 10 (setara dengan SMU kelas 1 di Indonesia), sekaligus merupakan jemaat Gereja Yesus Sejati dari angkatan kedua, yang dibaptis ketika dia masih bayi. Sekalipun menjadi dewasa di gereja, tetapi tidak pernah ada anak yang sebaya dengannya. Sebagai akibatnya, kebanyakan dari teman-temannya adalah bukanlah jemaat. Suatu hari, Johnny dan James sedang berdiri dekat lockers (lemari penyimpan barang untuk murid) di sekolah. Segerombolan gadis sedang lewat dan salah seorang dari antara mereka tersenyum kepada Johnny. Setelah mereka lewat, Jamespun memberi sikutan kepada Johnny.

James: “Hei, menurutku dia menyukaimu. Apakah kamu akan mengajaknya pergi?”

Johnny: “Tidak, aku rasa aku belum siap untuk berpacaran.”

James: “Apakah kamu bercanda? Kamu sungguh pemalu. Kamu adalah satu-satunya pria di kelas kita yang tidak pernah memiliki kekasih. Apakah ada masalah denganmu?”

Johnny (dengan muka merah padam): “Tidak, hentikanlah!”

Pertanyaan – pergumulan apakah menurut kalian yang sedang dihadapi Johnny? Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Johnny berdasarkan

Roma 12:1-2?

Skenario 2

Keluarga Sasha percaya kepada Tuhan ketika dia bersekolah pada tingkat 4 (setara dengan SD kelas 4 di Indonesia). Dia menjadi dewasa di gereja dengan sukacita dan tidak pernah melewatkan hari Sabat sejak saat itu. Saat remaja, Koordinator Guru Pendidikan Agama merekomendasikan dirinya untuk mengikuti Persekutuan Guru Pendidikan Agama dan menjadi guru bantu di kelas Madya. Dengan sukacita, Sasha menerima tanggung jawab itu.

Bagaimanapun, ketika mulai membantu di kelas Madya, dia menyadari bahwa guru-guru Pendidikan Agama di kelas itu tidaklah mempersiapkan diri seperti yang seharusnya diperkirakannya. Beberapa di antara mereka adalah ibu-ibu yang tidak dapat berbicara

PENERAPAN KEHIDUPAN

c. Di masyarakat, kita... (13:1-14):

– ...tunduk terhadap otoritas pemerintah (13:1-14).

– ...melakukan kewajiban kita sebagai warga negara (13:6-7).

d. Terhadap sesama, kita... (14:1-22):

– ...menerima kelemahan sesama dengan iman dan tidak menghakiminya (14:1-13).

– ...melakukan segala sesuatu berdasarkan kasih (14:5-12).

– ...berhati-hati, agar tidak menyebabkan saudara-saudara seiman jatuh tersandung, bahkan jika itu berarti mengabaikan

kebebasan kita (14:13-18).

– ...mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun (14:19).

(9)

4

1

pelajaran

Surat Roma

Penerapan

Kehidupan

lllllllllllllllllllllllllllll

dalam bahasa Inggris dengan fasih. Yang lainnya, mengajar dengan kaku dari buku tanpa alat bantu visual apapun. Sesungguhnya, dia pun menduga bahwa mereka hanyalah membaca pelajaran sesaat sebelum pelajaran dimulai.

“Sungguh mengecewakan,” pikir Sasha. “Aku yakin bahwa diriku dapat berbuat lebih baik, sekiranya mereka mengizinkanku mengajarkan pelajaran itu daripada hanya menjadikanku seorang guru bantu.” Pertanyaan – Apakah ada yang salah dengan sikap Sasha? Saran apakah yang kalian akan berikan kepadanya dari Roma 12:3?

Skenario 3

Jennifer adalah putri seorang diaken. Seumur hidupnya, dia merasa bahwa dirinya seolah-olah berada di dalam akuarium; orang-orang selalu memperhatikan dan mengevaluasi tindakannya.

Pada suatu hari Sabat, saat makan siang, Jane menemukan Jennifer sedang menangis di kamar mandi. “Apakah yang terjadi?” tanya Jane. “Aku tidak tahan lagi! Sungguh tidak adil! Mengapa orang-orang selalu mengatakan hal yang menakutkan mengenai diriku?” isak Jennifer. “Aku tidak dapat melakukan apa-apa!”

Dia memberitahu Jane bahwa ibunya telah memarahinya, karena mengenakan pakaian berwarna merah muda yang agak transparan ke gereja. Beberapa ibu merasa bahwa pakaian itu terlalu ketat dan terbuka, terutama untuk putri seorang diaken. “Aku benci itu! Aku ingin mereka mati!” tangis Jennifer. Pertanyaan – Apakah ada yang salah dengan sikap atau perbuatan Jennifer? Bila kalian adalah Jane, apakah yang kalian akan katakan kepada Jennifer berdasarkan Roma 12:17-18; 14:13 dan 14:21?

(10)

2

pelajaran

Surat 1 Korintus

Pemahaman

Alkitab

lllllllllllllllllllllllllllll

5

PERSOALAN UTAMA

Surat 1 Korintus memuat serangkaian persoalan utama seputar jemaat Korintus. Persoalan-persoalan utama itu meliputi:

A. Perpecahan gereja (pasal 1-4) B. Persoalan-persoalan moral (pasal 5-6) C. Perkawinan (pasal 7)

D. Makanan yang dipersembahkan kepada berhala (pasal 8-10)

E. Ketidaktertiban dalam gereja (pasal 11) F. Karunia-karunia rohani (pasal 12-14) G. Kebangkitan (pasal 15)

A. Perpecahan Gereja (pasal 1-4)

Sekalipun gereja Korintus diberkati dengan karunia-karunia dengan limpahnya (1:7), banyak perpecahan dan perselisihan yang terjadi di kalangan jemaat:

a. Salah mengira hikmat rohani sebagai hikmat duniawi (pasal 1-2)

Kebudayaan Yunani yang dominan pada saat itu menyebabkan pengejaran akan pengetahuan dan sering dimasukkan ke dalam diskusi-diskusi filsafat (Kis. 17:21). Beberapa jemaat menganggap Injil sebagai hikmat duniawi yang harus dikejar, dibanggakan dan diperdebatkan. Di sini, Paulus mengingatkan mereka bahwa “supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah” (1 Kor. 2:5). Hanya orang-orang yang mengejar hikmat rohanilah yang dapat memahami rahasia dan anugerah Allah.

b. Mengikuti pemimpin palsu (pasal 3)

Jemaat Korintus menyalahpahami peran dari para pembawa pesan Injil seperti Paulus, Apolos dan Petrus. Mereka menyetarakan diri dengan para hamba Allah itu dan memperdebatkan di antara mereka sendiri mengenai siapa ‘pemimpin rohani’ yang terbaik. Sebagai rekan sekerja Allah, seharusnya tidak ada yang harus diperdebatkan atau dimegahkan. Siapapun yang menanam atau menyiram, Allahlah yang memberi pertumbuhan. Yesus Kristus, Tuhan kita adalah satu-satunya Pemimpin kita. Kita hanya bekerja sama dengan Dia untuk mencapai tujuan yang sama (3:7). c. Yang berhikmat menurut pandangan mereka

(pasal 4)

Beberapa jemaat menganggap diri mereka berhikmat dan memegahkan talenta dan karunia rohani yang mereka miliki (4:7-8). Bahkan kekayaan rohani dari jemaat Korintus menyebabkan mereka menjadi sombong dan memandang rendah orang lain. Untuk mengingatkan keparahan kekeliruan mereka ini, Paulus menggunakan banyak perbandingan untuk menunjukkan bagaimana hamba-hamba Allah

yang benar tidak akan mengejar kehormatan atau kemuliaan duniawi. Mereka bekerja, berjerih lelah, memberkati dan bertahan demi Kristus, tetapi dipandang sebagai orang bodoh dan menjadi tontonan (4:9-10). Oleh karena itu, kita seharusnya meneladani para hamba Allah dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat.

B. Persoalan-Persoalan Moral (pasal 5-6)

a. Percabulan – inses/berhubungan seks antar saudara (pasal 5-6)

1. Membuang kecemaran demi kemurnian Gereja adalah sebuah lembaga kudus yang tidak dapat mentolerir percabulan, ketamakan, penyembahan berhala, fitnah, kemabukan dan penipuan (5:9-11). Ketika dikatakan bahwa ada seorang jemaat sedang berzinah dengan ibu tirinya, Paulus menggunakan perumpamaan ragi. Untuk mencegah gereja menjadi cemar dan sombong, para jemaat disarankan untuk ‘membuang ragi yang lama’ (5:7) dan ‘orang itu harus diserahkan kepada Iblis, agar tubuhnya binasa’ (5:5).

2. Memuliakan Allah dengan tubuh kita (6:12-20) Beberapa jemaat Korintus memandang tubuh mereka sebatas tubuh jasmani saja bahwa seks diciptakan untuk tubuh dan tubuh diciptakan untuk seks. Kaum Hedonis (sekelompok orang yang hanya mencari kesenangan dunia) pada masa itu, bahkan meyakini bahwa untuk melenyapkan keinginan daging, seseorang haruslah berusaha dengan berbagai cara untuk memuaskannya. Untuk mengoreksi pandangan keliru ini, Paulus mengatakan bahwa perbuatan-perbuatan jasmani pun dapat mempengaruhi kehidupan rohani seseorang. Setelah rohani seseorang bersatu dengan Allah, tubuh kita menjadi Bait Roh Kudus. Tubuh jasmani bukan lagi milik kita, karena diri kita telah dibeli dengan suatu harga. Oleh karena itu, kita haruslah memuliakan Allah, baik dengan tubuh maupun roh kita (6:19-20).

Catatan untuk Guru Pendidikan Agama: “Sesuatu yang benar di tempat yang salah dan waktu yang salah merupakan sesuatu yang salah.“ Seks adalah hal baik yang diciptakan Allah untuk kenikmatan suami isteri di dalam ikatan pernikahan. Namun, ketika sesuatu yang baik digunakan di luar tujuan sebenarnya dan dipergunakan secara tidak sah, seks menjadi tidak bermoral dan keliru. Istilah ‘percabulan’ (5:1) berasal dari kata Yunani ‘porneia’ yang berarti perilaku seksual yang tidak sah, yaitu dari seks pranikah sampai perzinahan. Kata ini merupakan akar kata Yunani yang kita serap dari kata bahasa Inggris – pornografi. Cara terbaik untuk menghindari ketidakbenaran seperti ini adalah menjauhkan diri dari percabulan (6:18).

(11)

2

pelajaran

Surat 1 Korintus

Pemahaman

Alkitab

lllllllllllllllllllllllllllll

6

PERSOALAN UTAMA

(lanjutan)

b. Perkara hukum dalam gereja (6:1-8) 1. Menyelesaikan perselisihan di dalam gereja

Para jemaat Korintus tidak dapat saling

mengampuni, bahkan menyeret saudara-saudara seiman mereka ke pengadilan untuk dihakimi di hadapan orang-orang yang tidak percaya. Perbuatan seperti ini bukan hanya melukai jemaat, tetapi mempermalukan pula nama Allah. Paulus menyarankan di 1 Korintus 6:1-6 bahwa orang-orang Kristen seharusnya jangan menuntut saudara-saudara mereka, tetapi kembali ke gereja untuk menyelesaikan perkara-perkara kecil yang ada.

2. Pengampunan adalah kuncinya

Sebagai jemaat Kristus, kita harus memperlakukan seorang dengan yang lainnya dengan kasih dan pengampunan. Perpecahan dan perselisihan dapat dihindari, bila setiap orang mau saling mengampuni ketika melakukan kesalahan (6:7). Bila Allah dapat membersihkan dan mengampuni orang-orang berdosa – orang cabul, penyembah berhala, pezinah, banci, pemburit, pencuri, orang kikir, pembauk, pemfitnah dan penipu (6:9-10) – dan menguduskan mereka melalui baptisan air, bukankah betapa kita harus lebih lagi mengampuni pelanggaran seorang saudara?

C. Perkawinan (pasal 7)

a. Suami dan istri (7:1-5)

Sementara percabulan mendominasi latar belakang suatu kebudayaan, ada beberapa jemaat yang beranggapan bahwa hubungan intim itu menjijikkan, bahkan di dalam perkawinan sekalipun. Paulus menanggapi hal ini dengan pengajaran bahwa perkawinan merupakan lembaga suci yang didirikan oleh Allah. Hubungan intim dalam perkawinan merupakan hal yang berkenan kepada Allah, sekaligus merupakan berkat bagi pria dan wanita yang dipersatukan di dalam Tuhan. Setiap pasangan di dalam perkawinan haruslah memperlakukan pasangannya dengan rasa hormat. Setelah menikah, seseorang haruslah memberikan dirinya bagi pasangannya, kecuali untuk berdoa dan untuk waktu yang singkat.

b. Hidup Melajang (7:6-9)

Para pria dan wanita lajang dapat berkonsentrasi dalam melayani Tuhan, sementara itu, orang-orang yang menikah sibuk dengan tanggung jawab keluarga. Bagaimanapun, Paulus tidak menuntut orang lain mengikuti teladannya untuk hidup melajang dan justru menekankan bahwa karunia hidup melajang itu pastilah diberikan oleh Allah (bandingkan dengan Mat. 19:10-11).

c. Perceraian (7:10-24)

Bila seseorang memiliki pasangan yang bukan orang percaya, jemaat itu tidak boleh meninggalkannya. Sebaliknya, dia justru harus dengan kasih membawa pasangannya kepada Tuhan. Jemaat hanya dapat menceraikan pasangannya, bila dia berbuat zinah. Tetapi, adalah lebih baik untuk hidup bersama demi anak-anak. Bila terjadi perceraian, wanita tidak dapat menikah lagi sampai mantan suaminya meninggal. d. Menikah Lagi (7:25-40)

Menurut Paulus, adalah sah bagi para janda untuk menikah lagi selama mereka menikah di dalam Tuhan. Tetapi, lebih berbahagia, apabila tetap menjadi seorang janda.

D. Makanan yang Dipersembahkan kepada Berhala (pasal 8-10)

a. Tidak mengambil bagian dengan roh-roh jahat Penyembahan berhala merajalela di kota Korintus dan banyak binatang dipersembahkan sebagai korban di dalam kuil-kuil berhala. Bagian yang tidak terpakai dari daging binatang itu dijual ke pasar atau dihidangkan pada perayaan umum atau di restoran yang letaknya dekat dengan kuil. Beberapa jemaat Korintus yang memegahkan diri karena memiliki pengetahuan (8:1), mengira bahwa itu tidaklah berdosa untuk memakan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala, karena: 1) mereka tidak percaya kepada berhala dan 2) Paulus pun menyetujui bahwa berhala bukanlah Allah yang sesungguhnya (8:4). Bagaimanapun, menyantap makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala dapat menyebabkan kita bersekutu dengan roh-roh jahat (10:20), kita haruslah menghindarinya, apapun resikonya.

b. Mempertimbangkan jemaat yang lebih lemah imannya

Gereja mula-mula telah memerintahkan orang-orang percaya untuk menahan diri terhadap hal-hal yang telah dipersembahkan kepada berhal-hala (Kis. 15:29). Bila jemaat yang lebih lemah imannya melihat orang percaya yang lebih kuat imannya makan di kuil-kuil berhala, jemaat yang imannya lebih lemah dapat menodai hati nurani mereka. Oleh karena itu, Paulus meminta jemaat Korintus untuk tetap belajar mengasihi dalam pengejaran mereka akan hak dan kebebasan.

E. Ketidaktertiban di dalam gereja (pasal 11)

a. Penutup kepala (11:1-16)

Etika seorang wanita pada masa surat 1 Korintus ditulis adalah kebiasaan orang Yunani, yaitu seorang

(12)

2

pelajaran

Surat 1 Korintus

Pemahaman

Alkitab

lllllllllllllllllllllllllllll

7

PERSOALAN UTAMA

(lanjutan)

E. Ketidaktertiban di dalam gereja (pasal 11)

a. Penutup kepala (11:1-16)

Etika seorang wanita pada masa surat 1 Korintus ditulis adalah kebiasaan orang Yunani, yaitu seorang wanita terhormat haruslah menutup kepala mereka (perempuan sundal ditandai dengan penggundulan rambutnya). Oleh karena itu, Paulus menyarankan kepada para wanita untuk memelihara rambut panjang sebagai kemuliaan mereka. Sekalipun saat sekarang ini tidak perlu memelihara rambut panjang secara literal, tetapi saudari-saudari seiman masih harus memegang semangat kesetiaan, kerendahan hati dan ketaatan yang sama, baik di gereja maupun di rumah.

b. Perjamuan Tuhan – pembagian dan penghormatan (pasal 11:17-34)

i. Berbicara pada waktu makan

Pada masa gereja mula-mula, orang-orang Kristen berkumpul untuk bersekutu dalam perjamuan malam yang akan diakhiri dengan Perjamuan Kudus. Persoalan yang terjadi di Korintus adalah tidak meratanya pembagian makanan selama perjamuan malam. Beberapa orang makan dengan rakusnya, sementara yang lain kelaparan (21). Tidak ada orang yang mau menantikan jemaat lainnya (22). Paulus tidak suka dengan perbuatan seperti itu dan mengingatkan mereka bahwa tujuan dari perjamuan malam adalah untuk menunjukkan kasih persaudaraan.

ii. Ketidakkhidmatan selama Perjamuan Kudus Perjamuan Kudus pun dilaksanakan dengan tidak khidmat dan kacau. Oleh karena itu, Paulus memperingatkan orang-orang percaya untuk memperhatikan keberadaan tiap-tiap jemaat selama perjamuan malam dan dengan hormat, mengambil bagian dari tubuh dan darah Kristus. Bila tidak demikian, mereka sesungguhnya, makan dan minum dosa sendiri.

Catatan untuk Guru Pendidikan Agama: Lebih dari sekedar yang dikenakan orang-orang pada zaman para rasul, para wanita akan memelihara rambut panjang mereka dan menutupinya sebagai tanda kehormatan. Bahkan bila seorang wanita melakukan perbuatan yang membangun seperti berdoa dan bernubuat (berkhotbah) dengan kepala yang tidak ditutup akan membuat dia merasa malu (11:6). Ini mengajarkan kepada kita pentingnya berdandan yang benar ketika beribadah di Rumah Allah. Sekalipun rasa

hormat yang berasal dari dalam hati paling penting, tetapi kita pun haruslah menjaga penampilan luar kita. Kita tidak ingin rambut/pakaian/aksesoris menarik perhatian dan menyebabkan orang melirik kita untuk kedua kalinya. Sebaliknya, kita haruslah menjaga, agar pakaian tetap rapi, bersih dan pantas, sehingga dapat memuliakan Allah dari dalam hati maupun penampilan luar.

F. Karunia-karunia Rohani (pasal 12-14)

a. Banyak karunia untuk satu tubuh (pasal 12) b. Karunia yang terbesar adalah kasih (pasal 13) c. Membangun dengan karunia-karunia rohani

(pasal 14)

G. Kebangkitan (pasal 15)

Dalam gereja Korintus, ada banyak ajaran bidat dan kultur kepercayaan yang bertentangan dengan kebenaran kebangkitan Kristus.

Pembelaan Paulus:

a. Kebangkitan Yesus Kristus merupakan suatu kejadian yang dapat dibuktikan dan disaksikan. b. Kematian dan kebangkitan Kristus merupakan dasar dari iman kita, pengajaran utama dari Injil dan dasar dari keselamatan kita.

c. Bila menyangkal realita mengenai kebangkitan Kristus, kita akan menjadi sia-sia.

Setelah menyampaikan tujuh kategori utamanya, Paulus memberikan nasihat dan perintahnya yang akhir. Dia mendesak orang-orang percaya di Korintus untuk terikat dalam persekutuan, saling mengasihi dan peduli terhadap para hamba Allah. Akhirnya, dia menasihati, agar mereka senantiasa “berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!” (16:13) dan melakukan segala sesuatu dalam kasih.

(13)

2

pelajaran

Surat 1 Korintus

Penerapan

Kehidupan

lllllllllllllllllllllllllllll

8

1. Dua hal apakah yang memotivasi Paulus untuk menulis suratnya yang pertama kepada gereja Korintus?

2. Tujuh hal apakah yang Paulus tuliskan di dalam suratnya itu?

3. Mengapa gereja Korintus terpecah-pecah? 4. Dua persoalan moral besar apakah yang terjadi di

gereja Korintus? Apakah yang Paulus sarankan untuk dilakukan berkenaan dengan persoalan itu? 5. Menurut 1 Korintus 5-7, kapankah hubungan intim

itu merupakan hal yang baik? Kapankah hal itu merupakan hal yang buruk?

6. Bila berhala adalah Allah yang palsu, mengapa kita tidak boleh menyantap makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala?

7. Ketidaktertiban apakah yang terjadi selama kebaktian di Korintus? Apakah sumber penyebab dari ketidaktertiban ini?

8. Menurut 1 Korintus 12, mengapa jemaat di suatu gereja menerima karunia rohani yang berbeda-beda?

9. Mengapa penting bahwa kita percaya terhadap kebangkitan Kristus?

MENGUJI PEMAHAMAN

A. Persoalan Gereja Korintus pada Masa Kini

Masing-masing skenario berikut ini menggambarkan persoalan utama yang dihadapi oleh gereja Korintus. a. Bacalah skenario yang ada dan kaitkan dengan

persoalan gereja Korintus.

b. Rangkumlah secara singkat apa yang telah terjadi dalam gereja Korintus dan nasihat Paulus. c. Berikan solusi pada masa kalian sekarang ini

untuk persoalan yang serupa berdasarkan pengajaran surat 1 Korintus.

Skenario 1

“Saya suka spaghetti!” kata Jerry. Mark dan dia mengetahui bahwa hari itu adalah minggu keempat di gereja mereka dan selalu akan ada spaghetti. Mereka memastikan bahwa diri mereka berada di barisan depan pada saat makan siang. Ketika tiba giliran mereka, masing-masing mengambil piring yang penuh dengan spaghetti dan piring tambahan

PENERAPAN KEHIDUPAN

yang berisi bakso daging. Dengan gembira, mereka pergi ke ruang kelas untuk makan. Dua puluh menit kemudian, Larissa masuk dengan membawa sepiring kecil spaghetti dan saus. “Apakah kamu sedang diet?” ejek Jerry. “Tidak,” jawab Larissa. “Tidak banyak lagi spaghetti yang tersisa ketika aku mengambilnya.”

Skenario 2

Danny telah menjadi seorang jemaat di Gereja Yesus Sejati dan di dalam hatinya, dia mengetahui bahwa Allah telah menciptakan dunia ini. Bagaimanapun, ketika belajar fisiologi manusia di kelas biologi, dia mulai bertanya-tanya apakah orang yang telah meninggal selama ribuan tahun, tulangnya dapat berubah menjadi tubuh rohani atau tidak.

Skenario 3

Shannon dan Karen adalah sepasang sahabat, baik di gereja maupun di sekolah. Mereka pun bersahabat dengan Trisha. Trisha bukan seorang percaya, tetapi dia telah berkali-kali diajak ke gereja. Suatu hari, Shannon dan Karen berdebat. Karena ingin membenarkan diri, Shannon menelepon Trisha dan mulai membicarakan kepribadian Karen yang keras kepala. Segera, mereka menyebutkan kesalahan Karena dan membicarakan sifat-sifatnya.

Skenario 4

Itu adalah minggu pertama bulan November dan Debby pergi ke rumah temannya, Grace, untuk menyelesaikan pekerjaan kelompok mereka. Ketika mereka sedang bekerja, tiba-tiba Grace mengeluarkan sekantong besar permen. “Apakah kamu mau?” tawar Grace. “Aku telah membohongi adikku yang masih kecil setahun ini.”

Skenario 5

Pendeta Terrance adalah salah seorang pendeta kesukaan David. Khotbah-khotbahnya menyentuh dan penuh dengan pengetahuan alkitabiah. Setelah menghabiskan sepanjang minggu bersama dengan pendeta itu pada saat Retreat Pemuda, David

bertekad untuk mulai mengumpulkan khotbah-khotbah pendeta Terrance secara pribadi. Dengan gembira, dia menceritakan idenya ini kepada sahabatnya, Sean. Bagaimanapun, Sean tidak merasa antusias. “Apakah kamu bercanda?” balasnya. “Menurutku, dia itu membosankan. Seharusnya kamu lebih banyak mendengarkan khotbah dari Pendeta Leonard. Menurut pendapatku, dia jauh lebih baik.”

Skenario 6

Berbagai hal mulai berubah pada kehidupan Megan, ketika tiba-tiba semua temannya mulai berpacaran. Mereka tidak memiliki banyak waktu lagi untuk dirinya dan berkomunikasi kepadanya di telepon. Ketika mereka menceritakan betapa dahsyatnya perasaan jatuh cinta itu, Megan mulai kehilangan ketetapan hatinya untuk melayani Tuhan. Sebaliknya, dia justru makin lama semakin ingin memiliki pula seseorang yang istimewa di dalam hidupnya.

(14)

2

pelajaran

Surat 1 Korintus

Penerapan

Kehidupan

lllllllllllllllllllllllllllll

9

Skenario 7

Itu adalah minggu yang ketiga, saat Kevin mendapat giliran untuk bermain piano pada hari Jumat dan hari Sabtu. “Mengapa tidak ada seorangpun yang dapat naik panggung mimbar dan melakukan sesuatu di sini?” pikirnya. “Mengapa selalu harus diriku? Orang-orang seusiaku hanya duduk saja di sana.”

Pertanyaan untuk direnungkan:

1. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Jerry dan Mark?

2. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Danny?

3. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Shannon?

4. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Debby?

5. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada David dan Sean?

6. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Megan?

7. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Kevin?

PENERAPAN KEHIDUPAN

B. Apakah Kasih yang Sejati?

Sepanjang sejarah manusia, orang-orang telah berusaha untuk menjelaskan pengertian dari kasih. Banyak puitisi, penulis, musisi dan ahli filsafat telah berusaha untuk mengungkapkan pikiran mereka mengenai cinta dalam segala macam media. Kasih telah dibandingkan dengan gunung, lautan, desau angin, pengorbanan diri dan lain sebagainya. Apakah sebenarnya penjelasan Allah mengenai kasih? Paulus memberitahukan jawabannya dalam 1 Korintus 13. Dalam aktivitas berikut, marilah kita memikirkan penjelasan Allah mengenai kasih dan renungkan bagaimana kita pun dapat membagikan kasih ini kepada orang-orang yang berada dalam kehidupan kita.

(15)

2

pelajaran

Surat 1 Korintus

Penerapan

Kehidupan

lllllllllllllllllllllllllllll

10

Menurut

1 Korintus

13:4-8

...bagai-mana

Allah

telah

kasihiku?

...bagai-mana

dapat

kasihi

keluarga-ku?

...bagai-mana

dapat

kasihi

temanku?

...bagai-mana

dapat

kasihi

gerejaku?

...bagai-mana

dapat

kasihi

musuh-ku?

...bagai-mana

dapat

kasihi

pasangan

hidupku?

Kasih itu sabar;

kasih itu murah

hati.

Ia tidak

cemburu.

Ia tidak

memegahkan

diri dan tidak

sombong.

Ia tidak

melakukan

yang tidak

sopan dan

tidak mencari

keuntungan

diri sendiri. Ia

tidak pemarah

dan tidak

menyimpan

kesalahan

orang lain.

Ia tidak

bersukacita

karena

ketidakadilan,

tetapi karena

kebenaran.

Ia menutupi

segala

sesuatu,

percaya segala

sesuatu,

mengharap-kan segala

sesuatu, sabar

menanggung

segala

sesuatu.

Kasih tidak

berkesudahan.

(16)

3

pelajaran

Surat 2 Korintus

Pemahaman

Alkitab

lllllllllllllllllllllllllllll

11

IKHTISAR UMUM

Surat 2 Korintus merupakan pendahuluan dan pembelaan Paulus atas kerasulannya. Ada tiga tujuan utama dari surat itu, yaitu: 1) menjawab tuduhan dari rasul-rasul palsu tentang karakter Paulus, 2) memotivasi jemaat berjuang bagi pertumbuhan rohani mereka dan berpartisipasi dalam pekerjaan Allah, 3) membela otoritas Paulus sebagai seorang rasul, sehingga pelayanannya tidak dipermalukan. Melalui surat 2 Korintus, kita dapat melihat sukacita dan keputusasaan Paulus sebagai seorang rasul pemberita Injil, yang dengan giat menyelesaikan tugas kerasulannya, dan hatinya yang sungguh-sungguh untuk melayani dan membantu jemaat Korintus. Struktur isi dari surat 2 Korintus:

1. Hati Seorang Rasul (pasal 1-5) A. Karakter Paulus (pasal 1-2) B. Pelayanan Paulus (pasal 3-4) C. Motivasi Paulus (pasal 5) 2. Harapan Seorang Rasul (pasal 6-9)

A. Berharap agar orang-orang percaya

memisahkan diri dari segala kecemaran dosa dan hidup kudus (pasal 6).

B. Berharap agar orang-orang percaya bertumbuh dalam roh (pasal 7).

C. Berharap agar orang-orang percaya dapat memberi dengan sukacita (pasal 8-9). 3. Otoritas Seorang Pemberita Injil (pasal 10-13)

A. Tujuan dari Otoritas Paulus (pasal 10) B. Pembelaan terhadap Otoritas Paulus (pasal 11)

C. Rencana Kunjungan Paulus yang ketiga (pasal 12:14-13:14)

Hati Seorang Rasul (pasal 1-5) A. Karakter Paulus (pasal 1-2)

a. Penuh ucapan syukur (1:1-11) b. Hati yang suci (1:12-24) c. Mengampuni (2:1-11) d. Perbuatan (2:12-17)

Catatan untuk Guru Pendidikan Agama: Keharuman dari kehidupan dan kematian (2:16)

Di sini, Paulus menggunakan gambaran dari arak-arakan kemenangan pasukan Romawi untuk menggambarkan keharuman Kristus. Pada arak-arakan seperti ini, para imam akan berjalan di

belakang para tawanan, mengikuti pedupaan yang diisi penuh dengan kemenyan. Bagi para pemenang, bau harum yang berasal dari pendupaan akan menjadi bau harum sukacita, kemenangan dan kehidupan. Bagi para tawanan yang berjalan agak jauh di depan, itu merupakan bau harum kematian, yang ditandai dengan datangnya hukuman. Di sini, Paulus membandingkan

diri dan rekan-rekan sekerjanya bagaikan berjalan di dalam arak-arakan itu, memberitakan Injil kemenangan Yesus Kristus (Jenderal Pemenang). Bagi orang-orang yang menerima Injil, bau harum itu merupakan aroma kehidupan, sama seperti para pemenang dalam arak-arakan itu, tetapi bagi orang-orang yang menolaknya, itu merupakan aroma kematian, sama seperti bagi para tawanan.

B. Pelayanan Paulus (pasal 3-4)

a. Diberikan oleh Allah (3:1-11) b. Kejujuran (4:1-6)

c. Pengorbanan diri (4:7-12) d. Seumur hidup (4:13-18)

C. Motivasi Paulus (pasal 5)

a. Menaruh keyakinan pada pengharapan kekal (5:1-10)

b. Digerakkan oleh kasih Kristus (5:11-21)

Pengharapan Seorang Rasul (pasal 6-9) A. Berharap agar orang-orang percaya

memisahkan diri dari segala kecemaran dosa dan hidup kudus (pasal 6).

a. Orang-orang percaya adalah hamba-hamba Allah (6:1-10)

b. Orang-orang percaya adalah anak-anak Allah (6:11-18)

B. Berharap agar orang-orang percaya bertumbuh di dalam roh (pasal 7)

a. Menyatakan kebenaran dengan kasih (7:1-4) b. Penghiburan seorang pelayan (7:5-16)

C. Berharap agar orang-orang percaya dapat memberi dengan sukacita (pasal 8-9)

a. Teladan dari jemaat Makedonia (8:1-15)

b. Bersikap ramah terhadap para hamba Allah (8:16-24)

c. Buah-buah dari persembahan (9:1-15) Kadang, belumlah cukup hanya berpikir mempersembahakan harta, waktu atau talenta kita. Di sini, Paulus memuji kerelaan hati jemaat dalam memberi, sekaligus memotivasi mereka untuk mempersiapkannya jangan sampai tidak berbuat sesuai dengan janji mereka. Dia pun mengingatkan bahwa orang-orang yang memberi dengan murah hati akan menerima kemurahan dari Tuhan. Mereka akan membuat orang lain merasakan kehangatan saudara-saudari seiman, termotivasi oleh iman dan memuliakan Allah.

(17)

412

3

pelajaran

Surat 2 Korintus

Penerapan

Kehidupan

lllllllllllllllllllllllllllll

IKHTISAR UMUM

(lanjutan)

Otoritas Seorang Pemberita Injil (pasal 10-13) A. Tujuan dari Otoritas Paulus (pasal 10)

a. Membangun kerohanian orang-orang percaya (10:1-11)

b. Menerima pujian dari Allah (10:12-18)

B. Pembelaan atas Otoritas (Kemegahan) Paulus (pasal 11)

Kemegahan itu meliputi:

a. Pengetahuan akan Allah (11:1-6) b. Kemandirian dalam keuangan (11:7-15) c. Pengalaman-pengalaman dari seorang rasul

(11:16-12:13)

Sekilas, tampaknya Paulus berusaha untuk membuktikan kesetaraan dirinya dengan kemegahan dari ‘rasul-rasul yang luar biasa’ itu. Bagaimanapun, dia hanya bermegah di dalam kelemahannya, agar kuasa Kristus dapat dinyatakan. Kemegahan Paulus meliputi: i. Menderita bagi Kristus (11:16-12:13) ii. Pengalaman-pengalaman rohani mengenai surga (12:1-4)

iii. Kelemahan jasmani (12:5-10)

iv. Tanda, mujizat dan perbuatan ajaib (12:11-13)

C. Rencana Kunjungan Paulus yang Ketiga (12:14-13:14)

a. Pengharapan dan keyakinan (12:19-21) i. Demi orang-orang percaya, Paulus berjanji tidak akan menjadi beban dalam hal

keuangan (12:14-15). Sama seperti orangtua, dia rela mengorbankan tenaga dan uangnya untuk memelihara jiwa-jiwa orang percaya. ii. Selama kunjungan, Paulus berharap menemukan orang-orang percaya yang

menjalani hidup mereka dengan damai dan merdeka dari dosa-dosa yang lama – ketidakkudusan, perzinahan dan percabulan (12:19-21). Sama seperti orangtua, dia pun mengancam akan bereaksi sebaliknya, bila mereka terus melanggarnya.

iii. Paulus berharap, agar orang-orang percaya menguji iman mereka sendiri (13:1-10). b. Perkataan penutup (13:11-14)

Terakhir, Paulus memotivasi orang-orang percaya untuk menjadi sempurna, penghibur yang baik, yang memiliki satu pikiran, hidup dalam damai dan diam dalam hadirat Allah.

1. Apakah tiga alasan utama mengapa Paulus menulis surat 2 Korintus?

2. Apakah empat ciri khas (masing-masing) dari karakter dan pelayanan Paulus?

3. Menurut pasal 5, apa dua motivasi Paulus di balik pelayanannya? Bagaimana dia menggunakan perumpamaan mengenai kemah?

4. Apakah tiga pengharapan Paulus terhadap orang-orang percaya Korintus?

5. Mengapa kita harus memisahkan diri dari segala kecemaran dosa dan hidup kudus?

6. Mengapa Paulus ‘bermegah’? Apakah yang dia ‘megahkan’?

MENGUJI PEMAHAMAN

Bagian A – Mengadopsi Hamba Tuhan

Kadang, memang tidak mudah untuk menjadi seorang pemberita Injil. Seperti Paulus, seorang hamba Tuhan penuh waktu yang harus pergi jauh, memimpin seminar-seminar pelatihan dengan baik dan menyediakan makanan rohani untuk banyak gereja dan jemaat. Karena sifat dari pekerjaan mereka, para hamba Tuhan lebih banyak mengalami pencobaan dan keputusanasaan dibandingkan dengan banyak jemaat lainnya. Oleh karena itu, adalah penting bagi kita untuk mendoakan para hamba Tuhan dalam pelayanan mereka secara rutin.

Dalam aktivitas ini, marilah kita

mengembangkan kebiasaan untuk memasukkan para hamba Tuhan dalam doa-doa kita. Marilah kita mengadopsi satu atau dua hamba Tuhan dari gereja kita – memberi perhatian lebih seperti halnya orangtua yang mengadopsi anak – dan mendoakannya bagi mereka mulai dari sekarang sampai pada akhir kwartal. Kita perlu beberapa menit lamanya dalam satu hari untuk berpartisipasi dalam pekerjaan kudus ini!

Pilihan Catatan Doa: Para Guru Pendidikan Agama boleh hamba Tuhan manakah yang akan dimasukkan ke dalam ‘catatan doa bagi hamba Tuhan’ dan ditempelkan di dalam ruang kelas. Di akhir setiap minggunya, murid-murid dapat menuliskan doa-doa mereka atau ayat-ayat Alkitab yang memotivasi di lembar catatan itu. Lembar catatan itu boleh pula dikirim sebagai hadiah bagi hamba Tuhan ‘yang teradopsi’ pada akhir kwartal.

(18)

13

3

pelajaran

Surat 2 Korintus

Penerapan

Kehidupan

lllllllllllllllllllllllllllll

Tanggal akhir mendoakan hamba Tuhan:

Nama hamba Tuhan yang aku akan ‘adopsi’:

Saat terakhir aku mendoakan untuknya:

Tanggung jawab hamba Tuhan di gereja:

Hal-hal yang dapat mencobai/mencemaskan/

membuat hamba Tuhan merasa putus asa:

Tiga hal yang aku dapat bantu doakan untuk

hamba Tuhan:

Bagaimana caraku berpartisipasi dalam

pekerjaan kudus dengan mendoakan hal-hal

ini:

Seberapa seringkah aku membuat rencana

untuk mendoakan hamba Tuhan:

Berapa lamakah aku mendoakan hamba Tuhan

setiap kalinya:

Tanggal mulai mendoakan hamba Tuhan:

Minggu dari...

Permohonan doa bagi hamba

Tuhanku

Tanggal rampung doanya

Pelajaran 3

Pelajaran 4

Pelajaran 5

Pelajaran 6

Pelajaran 7

Pelajaran 8

Pelajaran 9

Pelajaran 10

Pelajaran 11

Pelajaran 12

Pelajaran 13

(19)

14

3

pelajaran

Surat 2 Korintus

Penerapan

Kehidupan

lllllllllllllllllllllllllllll

Bagian B –

Memberi dengan Sukacita: Itu adalah Sebuah Rencana!

Paulus memberitahu kita dalam 2 Korintus 9:6-7, “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” Dalam aktivitas ini, marilah kita membuat rencana mengenai apa yang kita akan berikan untuk Tuhan dan bagaimana kita dapat mewujudkannya.

Bagian 1:

Kenalilah lingkup bantuan pekerjaan kudus

a. Pendidikan Agama b. Pelayanan Literatur c. Pelayanan Internet d. Seminar Pelatihan e. Penginjilan f. Administrasi Gereja g. Pelayanan Musik h. Kelompok Doa i. Persekutuan Pemuda j. Lain-lain

1. Lingkup pekerjaan kudus manakah yang masih kosong dan diperlukan di gerejaku?

2. Dari lingkup-lingkup ini, manakah yang aku paling sukai untuk berpartisipasi di dalamnya?

3. Apakah tugas khusus dalam lingkup ini yang aku akan suka lakukan?

4. Apakah aku dapat melakukan tugas ini dengan benar?

Bagian 2:

Evaluasi aset kita dalam usaha membantu pekerjaan kudus a. Waktu b. Tenaga c. Talenta d. Doa e. Kekayaan f. Keahlian g. Pengetahuan h. Lain-lain

1. Apakah aset yang kuperlukan untuk lakukan pekerjaan kudus pada bagian 1?

2. Apakah aset yang telah kumiliki?

3. Apakah aset yang harus kuperoleh untuk melayani Tuhan di lingkup ini?

4. Bagaimana aku membuat rencana untuk

memperoleh asset-aset ini? Tujuan harian apakah yang aku dapat buat?

PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan)

Tujuan mingguan apakah yang aku dapat buat? Tujuan tahunan apakah yang aku dapat buat?

Bagian 3: Tujuan jangka panjang

1. Bagaimana aku melihat diriku berpartisipasi dalam melakukan pekerjaan kudus di universitas? 2. Bagaimana aku melihat diriku berpartisipasi dalam

melakukan pekerjaan kudus selama 10 tahun ke depan?

(20)

4

pelajaran

Surat Galatia

Pemahaman

Alkitab

lllllllllllllllllllllllllllll

915

IKHTISAR UMUM

Di Galatia, Paulus mengawali suratnya dengan menyampaikan pesan mengenai ketidakyakinan orang-orang percaya di Galatia ketika para pendukung Yudaisme mencemarkan pikiran mereka. Lalu, Paulus mengajarkan jemaat Galatia suatu doktrin mengenai pembenaran oleh iman dan bagaimana mereka dapat hidup dengan iman. Surat itu dibagi sebagai berikut: A. Pendahuluan (1:1-5)

B. Mempertahankan satu Injil yang tidak akan pernah berubah (1:6-10)

C. Bukti kerasulan Paulus (1:11-2:21)

i. Asal mula dari kerasulan Paulus (1:11-17) ii. Hubungan Paulus dengan rasul lainnya (1:18-2:21)

D. Pembenaran oleh iman (3:1-4:31) i. Tidak seorangpun dapat dibenarkan karena melakukan hukum Taurat (3:1-10) ii. Hanya hidup oleh iman (3:11-29)

iii. Hukum Taurat dan Anugerah (4:1-31) E. Hidup oleh iman (5:1-6:18)

i. Kemerdekaan di dalam Kristus (5:1-15) ii. Kemenangan atas keinginan daging melalui Roh Kudus (5:16-26)

iii. Saling berbagi beban (6:1-10) iv. Bermegah atas salib (6:11-18)

Surat Galatia

A. Mempertahankan Satu Injil yang Tidak Akan Pernah Berubah (1:6-10)

Jemaat Galatia tidak memegang teguh terhadap Injil Kristus. Setelah menerimanya, mereka diusik oleh pendukung-pendukung Yudaisme, mereka segera mengikuti Injil lainnya. Oleh karena itu, Paulus dengan keras memberitahukan bahwa “sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu; terkutuklah dia.”

B. Bukti Kerasulan Paulus (1:11-2:21)

a. Asal mula Kerasulan Paulus (1:11-17) Paulus menekankan sebuah fakta bahwa kerasulannya bukanlah berasal dari manusia, tetapi melalui kehendak Yesus Kristus dan Bapa Surgawi; dia telah dikhususkan ketika masih berada di dalam kandungan ibunya. Sekalipun dahulu dia taat kepada Yudaisme dan telah menganiaya orang Kristen secara luar biasa, Allah tetap memanggilnya dan menyatakan keselamatan dari Kristus dalam hatinya. Oleh karena itulah, Paulus dipanggil untuk memberitakan Injil kepada orang-orang non-Yahudi (Kis. 9:1-16; 22:3-21; 2 Tes. 2:13; Ibr. 5:4; Yoh. 15:16; Bil. 16:3; Mrk. 10:40).

b. Hubungan Paulus dengan rasul lainnya (1:18-2:21)

i. Saat Paulus dipanggil Allah, dia sebelumnya pergi ke Arab, lalu kembali ke Damsyik

selama sekitar tiga tahun. Setelah itu,

dia mengunjungi Petrus di Yerusalem (tempat tinggalnya selama 15 hari) dan bertemu dengan Yakobus. Dari urutan kejadian ini, kita dapat ketahui bahwa bukan hanya kerasulan Paulus tidak diberikan oleh manusia, tetapi dia pun ternyata bukan belajar dari perkataan manusia mengenai apa yang dia katakan.

ii. Empat belas tahun kemudian, Paulus pergi lagi ke Yerusalem, karena wahyu. Kali ini, dia pergi untuk membahas persoalan orang-orang non-Yahudi yang percaya kepada Tuhan. Paulus bersaksi kepada tua-tua dan rasul lainnya mengenai bagaimana dia memberitakan Injil kepada orang-orang non-Yahudi. Setelah mendengar hal ini, para rasul memberikan suatu tanda persekutuan kepada Paulus dan

menerimanya sebagai salah seorang dari antara mereka. Para rasul mengakui bahwa sama seperti mereka merupakan para rasul untuk orang-orang Yahudi, demikian pula Paulus merupakan rasul untuk orang-orang non-Yahudi (2:9; Kis. 15).

iii. Lalu, saat Petrus pergi ke Antiokhia, dia makan bersama dengan orang-orang percaya non-Yahudi. Tetapi, saat orang-orang yang memegang hukum sunat datang, Petrus segera mundur dan menarik diri dari orang non-Yahudi itu. Melihat hal ini, orang-orang Yahudi yang datang bersama dengan Petrus ke Antiokhia pun mengikuti kemunafikannya. Pada saat itu, Paulus melihat bahwa apa yang mereka sedang perbuat itu tidaklah sesuai dengan kebenaran Injil. Oleh karena itu, Paulus menegur Petrus saat itu pula, sekaligus menunjukkan kesalahan mereka. Kita melihat dari antusiasme Paulus dalam memegang kebenaran bahwa kerasulannya tidak kurang sedikitpun daripada rasul lainnya (2:11-14).

C. Pembenaran oleh Iman (3:1-4:31)

a. Tidak seorangpun dapat dibenarkan karena b. Hanya hidup oleh iman (3:11-29)

(21)

4

pelajaran

Surat Galatia

Penerapan

Kehidupan

lllllllllllllllllllllllllllll

416

Surat Galatia (lanjutan)

D. Hidup oleh iman (5:1-6:18)

a. Kemerdekaan dalam Kristus (5:1-15)

b. Menang atas keinginan daging melalui Roh Kudus (5:16-26)

c. Saling berbagi beban (6:1-10) d. Bermegah pada salib (6:11-18)

E. Penutup

Dalam Galatia 6:15, Paulus mengakhiri suratnya dengan menulis, “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” Dalam seluruh suratnya, Paulus menekankan bahwa menjalankan hukum Taurat dan peraturan-peraturannya tidaklah penting. Yang penting adalah apakah kita memperbarui kehidupan kita, seperti yang dicatatkan dalam Titus 3:5, “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.”

1. Mengapa Paulus menulis surat ini kepada gereja-gereja di propinsi Galatia?

2. Apakah tujuan dari pada hukum Taurat? (Bila keselamatan hanya datang melalui Kristus, lalu mengapa Allah memberikan hukum Taurat kepada umat Israel?

3. Mengapa kita harus ‘hidup oleh Roh’ dan tidak menuruti keinginan daging kita?

4. Tuliskan ‘perbuatan-perbuatan daging dan ‘buah Roh Kudus.’

5. Tuliskan ayat-ayat dari surat Galatia, yang kalian sukai atau yang penting menurut kalian dan jelaskan alasannya.

MENGUJI PEMAHAMAN

Bagian A – Memetik Buah

Galatia 5:22-23 mencatatkan buah Roh. Sebagai orang Kristen, kita senantiasa berusaha untuk menghasilkan buah Roh. Seringkali, kita melihat buah Roh yang ada pada kehidupan saudara-saudari seiman dan kita merasa rindu pula untuk memilikinya. Selama Youth Theological Training Course (setara dengan Kursus Alkitab Lanjutan di Indonesia) di suatu musim panas, sembilan orang pemuda bertekad untuk saling memetik buah roh dari kehidupan mereka. Buah ini adalah sesuatu yang dimiliki oleh mereka masing-masing atau buah yang seharusnya mereka kejar untuk hasilkan. Setiap pemuda memiliki satu buah dan bertekad bahwa pada tahun depan, mereka akan berkumpul kembali untuk melihat apa yang telah diperbuat dengan buah mereka itu dan akan memilih buah lainnya untuk dikejar.

Kalian pun dapat melakukan hal yang sama! Dalam daftar berikut, tuliskan nama seseorang yang ada di kelas, yang paling menunjukkan pengejaran dari buah (Roh) tertentu dalam kehidupannya, selain yang telah ada. Sebagai contoh, mungkin kalian meletakkan nama Joe dengan ‘buah damai sejahtera’ di samping namanya, karena dia jarang menyebabkan terjadinya perpecahan dalam kelompok atau di ‘buah sukacita’ di samping namanya, karena dia tampak selalu ceria.

Ketika kalian telah selesai menuliskan nama-nama dalam daftar itu, bagikan kepada yang lainnya, daftar yang kalian tuliskan berikut buah Roh di samping tiap-tiap nama yang ada. Ketika setiap orang telah terlibat dalam aktivitas ini, tanyakan kepada setiap orang, buah manakah yang menurut dia tidak ada dalam hidupnya dan apa sebabnya. Kelilingi kelompok itu sampai setiap orang memiliki kesempatan untuk mengatakannya. Kasih _____________________ Sukacita _____________________ Damai sejahtera _____________________ Kesabaran _____________________ Keramahan _____________________ Kebaikan _____________________ Kesetiaan _____________________ Kelemahlembutan _____________________ Pengendalian diri _____________________

PENERAPAN KEHIDUPAN

(22)

4

pelajaran

Surat Galatia

Penerapan

Kehidupan

lllllllllllllllllllllllllllll

917

Bagian B – Ucapkanlah Syukur!

Kita telah belajar melalui pelajaran ini untuk bersikap menghargai dan bersyukur atas anugerah Allah. Ini adalah lirik lagu ‘Give Thanks.’

Give thanks with a grateful heart Give thanks unto the Holy One Give thanks because He’s given Jesus Christ, His Son.

And now let the weak say, “I am strong” Let the poor say, “I am rich

Because of what the Lord Has done for us.”

1. Kapankah kita merasa sangat bersyukur kepada Tuhan? Mengapa?

2. Bagaimana kita belajar untuk bersyukur kepada Tuhan setiap waktu?

Memang tidak mudah untuk bersyukur atau bersukcaita itu, terutama ketika kita mengalami pencobaan, tetapi seperti yang disarankan oleh pujian tadi, kita perlu untuk mengucap syukur kepada Tuhan dengan sepenuh hati, karena Dia telah memberikan Yesus Kristus kepada kita. Nyanyikan pujian ini bersama-sama dan mintalah semua siswa untuk memberikan pendapat mereka mengenai pujian ini.

(23)

5

pelajaran

Surat Efesus

Pemahaman

Alkitab

lllllllllllllllllllllllllllll

918

IKHTISAR UMUM

Efesus pernah menjadi pusat Kerajaan Romawi dalam bidang kebudayaan, politik dan perdagangan. Karena terletak di pantai barat Asia Kecil (sekarang Turki), Efesus memberikan kemudahan akses ke Sungai Cayster dan Laut Tengah. Iklimnya yang sejuk dan lembah-lembah yang subur menyebabkan daerah itu memiliki reputasi kemewahan dan kesenangan. Bagaimanapun, kota Efesus dikenal terutama sebagai pusat keagamaan.

Sekalipun terletak di Asia dan sangat dipengaruhi oleh bangsa Yunani dan Romawi, tetapi Efesus merupakan kota perlindungan dari salah satu tujuh Keajaiban Dunia zaman kuno – Kuil Artemis, kuil untuk dewa bangsa Yunani, Artemis (bangsa Romawi menyebutnya Diana), yang dibangun dengan menggunakan 127 tiang raksasa. Dengan tinggi hampir 25 meter dan pada masing-masing tiang dibuatkan patung raja-raja yang berdiri di atasnya. Sekalipun bangunan raksasa ini telah dihancurkan sebelum kunjungan Paulus, tetapi kelompok orang yang setia kepada Artemis masih ada. Paulus melakukan kunjungan singkat di sini saat dia kembali dari Antiokhia dari perjalanan penginjilannya yang kedua (Kis. 18:19-22). Selama perjalanan penginjilannya yang ketiga, Paulus tinggal selama tiga tahun di Efesus (Kis. 20:31).

Selama kunjungan Paulus yang pertama, kerusuhan besar terjadi saat seorang pandai perak yang bernama Demetrius menyebabkan keributan yang menimbulkan kerugian dalam usaha (Kis. 19:23-41), karena orang-orang yang telah kembali kepada Kristus tidak lagi menyembah dewi Artemis orang Efesus. Di kota inilah sejumlah besar tukang sihir bertobat (Kis. 19:17-20) dan banyak mujizat yang terjadi (Kis. 19:11-12). Di sinilah, dua belas pengikut Yohanes Pembaptis dibaptis. Setelah itu, Paulus menumpangkan tangan ke atas mereka dan mereka menerima Roh Kudus.

Tidak seperti surat Roma dan 1 dan 2 Korintus, surat kepada jemaat Efesuspun tidak mengangkat persoalan serius di dalam gereja. Tetapi, Paulus memperingatkan para pemimpin gereja untuk mewaspadai penyusupan ajaran-ajaran palsu. Pada akhir perjalanan penginjilannya yang ketiga (Kis. 20:13-35), Paulus bertemu dengan para tua-tua Efesus di kota pesisir, Miletus. Paulus memberitahu mereka untuk mewaspadai ‘serigala-serigala dari luar’ dan kejatuhan jemaat dari dalam; semua faktor ini akan berusaha untuk menghalau jemaat dengan mengajarkan hal-hal yang jahat. Beberapa perkiraan bahwa ini pasti merupakan salah satu alasan utama yang memotivasi Paulus untuk menulis surat ini.

Dalam surat Wahyu, jemaat Efesus dipuji karena tekadnya dalam mencegah guru-guru dan ajaran-ajaran palsu merayap masuk ke dalam gereja (Why. 2:2). Bagaimanapun, satu hal yang menentang mereka adalah bahwa mereka gagal dalam mempertahankan kasih yang mula-mula kepada

PEMAHAMAN ALKITAB

A. Salam dan Pemberian Hormat (1:1-3) B. Anugerah dalam Kristus

a. Berkat-berkat Kekal b. Hikmat rohani (1:15-23) c. Anugerah Keselamatan

d. Berbagi rahasia dan kasih Kristus

C. Perbuatan yang Saleh

a. Hidup Bersama (4:1-16) b. Kehidupan Pribadi c. Kehidupan Keluarga

i. Antara suami dan Istri (5:22-33) ii. Anak-anak dan orangtua (6:1-4) iii. Tuan-tuan dan hamba-hamba (6:5-9)

D. Bagian Akhir

a. Peperangan Rohani i. Musuh (6:10-12)

ii. Perlengkapan Rohani (6:13-18) Paulus memotivasi jemaat di Efesus untuk

memperlengkapi diri mereka dengan perlengkapan rohani Allah, sehingga mereka dapat bertahan terhadap serangan Iblis. Pada saat yang sama, Paulus pun meminta jemaat untuk mendoakan dirinya, Yesus Kristus (Why. 2:4). Dalam 1 Timotius 1:5, Paulus memotivasi Timotius (yang kemudian berada di Efesus) bahwa “tujuan nasihat itu adalah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.” Tema dan pesan kasih haruslah ditekankan berkali-kali pada orang-orang percaya di Efesus. Salah satu catatan tambahan yang menarik adalah bahwa dari 107 kali Paulus menggunakan kata ‘kasih’ dalam seluruh suratnya, 19 di antaranya terdapat dalam surat kepada jemaat Efesus ini. Surat ini diawali dengan kasih (1:5-6) dan diakhiri dengan kasih (6:23-24).

Isi dari surat Efesus sama dengan isi dari surat Kolose, yang menyebutkan bahwa surat-surat itu ditulis selama masa penjara yang sama di Roma. Keduanya menekankan pada pembenaran oleh iman (2:8). Setengah pertama dari surat Efesus (pasal 1-3) ditujukan pada doktrin-doktrin utama dari iman Kristen dan bagaimana membawa kebenaran-kebenaran ini dan menerapkannya dalam kehidupan Kristen. Tidak peduli betapa berbedanya latar belakang kita, kita semua perlulah bergabung bersama-sama di dalam Kristus. Setengah kedua dari surat itu diikuti dengan pembahasan mengenai peperangan rohani yang dapat dialami oleh tiap-tiap orang ketika menjalani hidup serupa dengan Kristus.

Referensi

Dokumen terkait

Routing protocol LEACH bertujuan untuk mengurangi konsumsi energi pada jaringan dengan cara membagi node ke dalam klaster-klaster kecil dengan masing—masing klaster memiliki

Latihan ini bertujuan untuk memberi pendedahan dan menyediakan guru mata pelajaran KHB-ERT dengan pengetahuan dan kemahiran berkaitan pelaksanaan Ujian bertulis PT3 yang

Bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan

Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung tidak bersemangat, merasa tak berguna, merasa tak berharga, merasa kosong dan tak ada harapan berpusat pada

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hipotesis penelitian ini ditolak yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dalam

Pendekatan historis dijadikan penulis untuk mengungkapkan apa yang melatarbelakangi pemerintah memberlakukan asas tunggal Pancasila bagi semua organisasi sosial

Pada laporan proyek akhir ini membahas tentang proses perancangan dan pembuatan Sistem Informasi Arus Dana Studi Kasus Stikom Surabaya yang dapat membantu dalam pembuatan

RPP dibuat untuk satu kali pertemuan (dua jam pelajaran) atau disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai