• Tidak ada hasil yang ditemukan

Blok 03 - Laporan Pemicu III IKGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Blok 03 - Laporan Pemicu III IKGA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK

BLOK 3 PERILAKU DAN KOMUNIKASI

PEMICU 3 DIANA YANG PENYEDIH

Oleh:

Kelompok 3

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Surya Husada, Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013/2014

(2)

Ketua

:

Yudi Setiawan

130600155

Sekretaris :

Bayu Panca Nugraha

130600146

Nama Anggota Kelompok

:

Riri Harliani Sihotang

130600061

Wulandari Gultom

130600062

Amalia Khoiri Silalahi

130600063

Intan Permata Sari

130600064

Maulida Zhalwa Asfia Br. Sebayang

130600065

Hera Ismayani Sugianto

130600066

Ahmad Idris Harahap

130600067

Alfan Dani Siagian

130600068

Tri Rizki

130600069

Dewi Chaidhita

130600070

Bella Purnama Thea

130600143

M Rizki Fauzi Lubis

130600142

Iis Rahayu

130600144

Rizky Azizil Zabar Lubis

130600145

Rintan Permata Sari

130600147

Karina Hypatia Nurcahaya S Pakpahan

130600148

Gilang Dewa Brata

130600149

Chrisnawati Sinaga

130600150

Vivian Nora

130600151

Agnese Putri Pratiwi

130600152

Muhammad Isra Reskitama

130600153

Nurul Amalia Anggraini

130600154

Kasturri A/p Chellappah

130600156

Aiyishwariya A/p Sivapalan

130600157

Claire Renuha Pellai Manoharan

130600158

Venosha Rajen

130600159

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya , kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Laporan ini berisi hasil diskusi pemicu lima dengan topik “Diana yang penyedih” . Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari dosen pembimbing dan begitu pula dengan fasilitator yang sudah membantu kami dalam diskusi dan memberikan kami masukan-masukan yang berarti.

Untuk kesempurnaan makalah ini di masa mendatang, saran dan pendapat yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan. Kami berharap laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa selaku peserta didik serta pihak-pihak lain. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2013

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan dan mempengaruhi seluruh kehidupan dan fungsi kehidupan seseorang. Alam perasaan merujuk pada perpanjangan eadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Alam perasaan ini meliputi perlakuan dan penyerapan emosi seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan efek. Keadaan perasaan dan emosi sama halnya dengan aspek lain. Dari kepribadian, emosi atau alam perasaan memberikan suatu peran adaptif terhadap individu. Alam perasaan merupakan keadaan emosional yang berkepanjangan dan mempengaruhi seluruh kehidupan dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam perasaan adalah gangguan aspek atau suasana hati dengan manifestasi gejala mania atau depresi.

Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling sering terjadi. Prevalensi gangguan depresif pada populasi dunia adalah 3-8 % dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun. World Health Organization menyatakan bahwa gangguan depresif berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Gangguan depresif mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki pada suatu waktu dalam kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan depresif semakin meningkat dan akan

menempati urutan kedua penyakit di dunia.9

Gangguan depresif dapat diobati dan dipulihkan melalui konseling/psikoterapi dan

beberapa diantaranya memerlukan tambahan terapi fisik maupun kombinasi keduanya.1

Karena ada beberapa faktor yang saling berinteraksi untuk timbulnya gangguan depresif, penatalaksanaan yang komprehensif sangat diperlukan. Jenis terapi bergantung dari diagnosis, berat penyakit, umur penderita dan respon terhadap terapi sebelumnya. Terapi gangguan depresif memerlukan peran serta individu yang bersangkutan, keluarga maupun praktisi medis dan paramedis yang profesional.

Dengan mengetahui dan memahami etiologi, proses interaksi biologik, psikologik, dan sosial, serta terapi gangguan depresif diharapkan agar dapat berperan aktif dalam proses penyembuhan penderita.

(5)

1.2.Deskripsi Topik

Seorang pasien bernama Diana, wanita, usia 20 tahun, datang ke praktek dokter gigi bersama dengan abang kandungnya dengan keluhan sakit gigi pada gigi belakang kanan atas. Pasien sedikit bicara, suaranya lemah, lambat dengan nada yang monoton, terkadang menjawab pertanyaan dokter, terkadang tidak. Diana juga tampak sedih, matanya terlihat berkaca-kaca seperti ingin menangis dan mukanya sering tertunduk ke bawah, sering tidak memperhatikan pertanyaan yang diberikan oleh dokter. Sewaktu ditanyakan pada abangnya, ia mengatakan kalau Diana dalam 2 minggu belakangan ini memang suka menangis sendiri, suka melamun dan mengurung diri dalam kamar, malas keluar rumah sehingga selalu absen kuliahnya, dan selera makannya pun menurun. Selain itu Diana juga sering terbangun-bangun dari tidurnya di tengah malam dan setelah itu susah untuk tidur kembali. Hal ini terjadi sejak Diana putus dengan pacarnya sekitar sebulan yang lalu.

BAB II PEMBAHASAN 2.1.Etiologi Gangguan-Gangguan Suasana Alam Perasaan

Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh keperibadiaan dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai oleh syndrom depresif sebagian atau penuh, selain itu juga ditandai oleh kehilangan minat

atau kesenangan dalam aktifitas sehari-hari dan rekreasi (Gibbson Towsend , M C, 1995).8

Gangguan alam perasaan adalah gangguan afek ( suasana hati) dengan manifestasi gejala-gejala mania dan depresi. seseorang dengan gangguan alam perasaan biasanya akan didapat suatu keadaan sedih, ketakutan, putus asa, gembira berlebihan dan khawatir (Keliat B.A.

1999).6 Keadaan emosional yang berkepanjangan dan mempengaruhi seluruh seluruh

kehidupan dan fungsi kehidupan seseorang.

Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan kegembiraan yang berlebihan, arus berpikir yang cepat, mudah tersinggung dan kegiatan motorik meningkat, sehingga menyebabkan energi banyak yang keluar (Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, DEPKES).

(6)

Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasan yang meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang. Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku yang berlebihan berupa peningkatan kegiatan, banyak bicara, ide-ide yang meloncat, senda gurau, tertawa berlebihan, penyimpangan seksual.

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, keindahan, rasa putus asa dan tidak ber daya, serta gagasan bunuh

diri (Kaplan, Sadock, 1998).4,5

Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kekecewaan pada alam perasaan, (affective atau mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup,

perasaan tidak berguna, putus asa (Dadang Hawari, 2001)3

Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung tidak bersemangat, merasa tak berguna, merasa tak berharga, merasa kosong dan tak ada harapan berpusat pada kegagalan dan bunuh diri, sering disertai ide dan pikiran bunuh diri klien tidak berniat pada pemeliharaan diam dan aktivitas sehari-hari (Budi Anna Kaliat, 1996).

Pada kasus ini Diana mengalami gangguan suasana alam perasaan depresi yang disebabkan putus dengan pacarnya.

Berikut adalah etiologi dari gangguan suasana alam perasaan depresi, yaitu : 1. Kekecewaan

2. Kurang Rasa Harga Diri 3. Perbandingan yang tidak adil 4. Penyakit

5. Aktivitas Mental yang Berlebihan 6. Penolakan

Selain itu, depresi juga dapat timbul karena adanya faktor predisposisi dan faktor presipitasi, yaitu:

a. Faktor Predisposisi

1) Faktor Genetik

Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar monozigote.

(7)

Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan objek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan dengan perilaku mania (sebagai suatu mekanisme kompensasi)

3) Teori Kehilangan

Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan orangtua yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.

4) Teori Kepribadian

Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang mengalami mania.

5) Teori Kognitif

Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang dipengaruhi oleh penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.

6) Model Belajar Ketidakberdayaan

Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu menjadi aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu timbul keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang adaptif.

7) Model Perilaku

Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya reinforcemant positif selama berinteraksi dengan lingkungan.

8) Model Biologis

Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi perubahan kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan hipersekresi kortisol.

b. Faktor Presipitasi

Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi faktor biologis, psikologis dan sosial budaya.

1) Faktor Biologis

Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan atau

berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma, dan

(8)

2) Faktor Psikologis

Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang dan kehilangan harga diri.

3) Faktor Sosial Budaya

Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.

2.2.Gejala-Gejala Klinis Gangguan-Gangguan Suasana Alam Perasaan

Pada gangguan depresi, berikut adalah gejala-gejala klinis yang ditimbulkan oleh depresi, yaitu :

1. Gejala Fisik :

a. Gangguan tidur, b. Kelesuan fisik,

c. Hilangnya nafsu makan dan d. Penyakit fisik yang ringan. 2. Gejala Emosional yaitu:

a. Kehilangan kasih sayang, b. Kesedihan, c. Hilangnya kekuatan, d. Hilangnya konsentrasi, e. Rasa bersalah, f. Permusuhan dan g. Hilangnya harapan

Menurut Stuart & Sundenn (1995), gejala-gejala depresi dibagi atas 4 bagian, yaitu :

Afektif Sedih, cemas apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah,

perasaan ditolak, perasaan bersalah, meras tidak berdaya, putus asa, merasa sendirian, merasa rendah diri, merasa tak berharga.

Kognitif Ambivalence, bingung, ragu-ragu, tidak mampu konsentrasi,

hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis.

(9)

Fisik Sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi, lemah, lesu, nyeri kepal, pusing, insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan, gangguan selera makan, gangguan menstruasi, impoten, tidak berespon terhadap seksual.

Tingkah laku Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktivitas, kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi social, irritable, berkesan menyedihkan, kurang spontan, gangguan kebersihan.

Pada kasus ini, Diana menunjukkan gejala-gejala klinis berupa sedikit berbicara, tampak sedih, matanya terlihat berkaca-kaca seperti ingin menangis dan mukanya sering tertunduk ke bawah, dan sering tidak memperhatikan pertanyaan yang diberikan oleh dokter.

2.3.Kriteria Diagnostik Gangguan Depresif

Deskripsi gangguan depresi dan gejala utama mereka diambil dari DSM-IV-TR., yaitu: a. Mayor Depressive Disorder

Mayor Depressive Disorder membutuhkan dua atau lebih episode depresi utama.

Kriteria diagnostik:2

Suasana hati depresi dan/ atau kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas kehidupan selama minimal 2 minggu dan setidaknya lima dari gejala berikut yang menyebabkan gangguan klinis yang signifikan dalam sosial, pekerjaan, atau bidang-bidang penting lainnya berfungsi hampir setiap hari.

1. Mood depresi hampir sepanjang hari.

2. Hilangnya minat atau kesenangan dalam semua atau sebagian besar kegiatan. 3. Signifikan penurunan berat badan atau keuntungan.

4. Insomnia atau tidur terlalu banyak.

5. Agitasi atau retardasi psikomotor diperhatikan oleh orang lain. 6. Kelelahan atau kehilangan energi.

7. Perasaan tidak berharga atau bersalah yang berlebihan.

8. Hilangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau keraguan.

(10)

b. Dysthymic Disorder Kriteria diagnostik:

Perasaan depresi hampir sepanjang hari untuk beberapa hari daripada tidak, selama paling sedikit 2 tahun, dan adanya dua atau lebih dari gejala berikut yang menyebabkan gangguan klinis yang signifikan dalam sosial, pekerjaan, atau daerah fungsi penting lainnya:

1. Kurang nafsu makan atau makan berlebihan. 2. Insomnia atau tidur terlalu banyak.

3. Energi rendah atau kelelahan. 4. Harga diri yang rendah.

5. Kurang konsentrasi atau kesulitan membuat keputusan.

6. Perasaan putus asa.7

2.4.Tindakan Terapi

Banyak jenis terapi, efektivitas akan berbeda dari orang ke orang dari waktu ke waktu. Psikiater memberikan medikasi dengan antidepresan dan medikasi lainnya untuk

membuat keseimbangan kimiawi otak penderita.1 Pilihan terapi sangat bergantung pada

hasil evaluasi riwayat kesehatan fisik dan mental penderita. Setiap individu mempunyai kebutuhan dan latar belakang yang berbeda, sehingga terapinya disesuaikan dengan kebutuhannya. Terapi juga dipengaruhi oleh masalah pribadi kehidupan penderita. Jika mereka juga menggunakan napza atau mempunyai ketergantungan pada hal lain, seringkali tanda dan gejala gangguan depresif mengalami distorsi, atau menjadi diperbesar dan nampak tidak dapat dipulihkan. Rujukan penderita ke layanan terapi profesional sangatlah diperlukan. Terapi yang dapat dipercaya oleh penderita memberikan dorongan kuat untuk pemulihan. Terapi diarahkan pada pemikiran positif penderita untuk membalikkan pikiran dan perasaan negatifnya. Pengobatan gangguan depresif tersedia dan gangguan depresif dapat diobati.

1. Psikoterapi

Psikoterapi merupakan terapi yang digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan-keluhan dan mencegah kambuhnya gangguan psikologik atau pola perilaku maladaptif. Terapi dilakukan dengan jalan pembentukan hubungan profesional antara terapis dengan penderita. Psikoterapi pada penderita gangguan depresif dapat diberikan secara individu, kelompok, atau pasangan disesuaikan dengan gangguan psikologik yang mendasarinya. Psikoterapi

(11)

dilakukan dengan memberikan kehangatan, empati, pengertian dan optimisme. Dalam pengambilan keputusan untuk melakukan psikoterapi sangat dipengaruhi oleh penilaian dari dokter atau penderitanya.

2. Terapi Fisik dan Terapi Perubahan Perilaku ELECTRO CONVULSIVE THERAPY ( ECT )

ECT adalah terapi dengan melewatkan arus listrik ke otak. Metode terapi semacam ini sering digunakan pada kasus depresif berat atau mempunyai risiko bunuh diri yang besar dan respon terapi dengan obat antidepresan kurang baik. Pada penderita dengan risiko bunuh diri, ECT menjadi sangat penting karena ECT akan menurunkan risiko bunuh diri dan dengan ECT lama rawat di rumah sakit menjadi lebih pendek. Pada keadaan tertentu tidak dianjurkan ECT, bahkan pada beberapa kondisi tindakan ECT merupakan kontra indikasi. ECT tidak dianjurkan pada keadaan :

 Usia yang masih terlalu muda ( kurang dari 15 tahun )

 Masih sekolah atau kuliah

 Mempunyai riwayat kejang

 Psikosis kronik

 Kondisi fisik kurang baik

 Wanita hamil dan menyusui

Selain itu, ECT dikontraindikasikan pada : penderita yang menderita epilepsi, TBC milier, tekanan tinggi intra kracial dan kelainan infark jantung.

Depresif berisiko kambuh manakala penderita tidak patuh, ketidaktahuan, pengaruh tradisi yang tidak percaya dokter, dan tidak nyaman dengan efek samping obat. Terapi ECT dapat menjadi pilihan yang paling efektif dan efek samping kecil. Terapi perubahan perilaku meliputi penghapusan perilaku yang mendorong terjadinya depresi dan pembiasaan perilaku baru yang lebih sehat. Berbagai metode dapat dilakukan seperti CBT (Cognitive Behaviour Therapy) yang biasanya dilakukan oleh konselor, psikolog dan psikiater.

(12)

BAB III PENUTUP KESIMPULAN

Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh kepribadiaan dan fungsi kehidupan seseorang ( Stuart 2006).

Gangguan alam perasaan adalah kelainan psikologis yang ditandai meluasnya irama emosional seseorang, mulai dari rentang depresi sampai gembira yang berlebihan (euphoria) dan gerak yang berlebihan (agitation). Depresi dapat terjadi secara tunggal dalam bentuk mayor depresi atau dalam bentuk lain seperti mania sebagai gangguan tipe bipolar. Depresi terdapat klasifikasi dan tingkatan nya. Tanda dan gejala yang timbul pada depresi bisa bermacam-macam karena tiap individu itu unik.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya depresi. Bisa karena faktor prepitasi maupun faktor prediposisi. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien berbeda-beda. Hal ini dikarenakan pasien dengan gangguan alam perasaan menunjukkan pribadi yang unik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Amir Nurmiati. Gangguan depresif Aspek Neurobiologi dan Tatalaksana. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2005. hal1-140

2. Hasin D, Liu X, Nunes E, McCloud S, Samet S, Endicott J. Effects of major depression on remission and relapse of substance dependence. Archives of General Psychiatry. 2002;59:375–380.

3. Hawari Dadang.(2001). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: FIK-UI

4. Kaplan H.I, Sadok B.J. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta, 1998 : 227-229

5. Kaplan H.I, Sadok B.J. Comprensive Textbook Of Psychiatry, William & Walkins. 5th

Edition, USA, 1998 : 1285

6. Keliat, B.A. (1999). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa. Jakarta: FIK-UI

7. Schmaling KB, Dimidjian S, Katon W, Sullivan M. Response styles among patients with minor depression and dysthymia in primary care. Journal of Abnormal Psychology. 2002;111:350–356.

8. Towsend Gibbson, M C, 1995. “Kumpulan Keperawatan Jiwa”. Jakarta : Buku Kedokteran

Referensi

Dokumen terkait

Seperti filter sebelumnya, pengujian Band Stop Filter dilakukan dengan memberi sinyal masukkan sinyal sinus dengan amplitudo yang sama pada frekuensi berbeda

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

Pollutants that enter the body Kijing Taiwan can affect the hae- mocyte profile, and thus by analyzing Total Hae- mocyte Count (THC) and Differential Haemocyte Count (DHC)

Pada hari ini Rabu tanggal Dua belas Bulan Desember Tahun Dua Ribu Dua Belas , mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB, kami Pokja/ULP Kemensos Bekasi telah

This paper can be downloaded without charge from the Social Science Research Network Electronic Library. at:

tata letak yng berorientasi pada produk disusun dikeliling produk atau kelompok produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan variasi rendah... dua jenis tata letak

Peserta %i%ik %an guru men%iskusikan sistem oerasi berbasis GI. Peserta %i%ik men$imak enjelasan guru mengenai kemu%ahan&kemu%ahan %alam sistem oerasi berbasis

Salah satu penyebab utama dari ini semua adalah, karena kurangnya perencanaan dan tanpa memikirkan kunci utama dalam proses pengembangan sistem informasi yaitu perancangan,