• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IIP ISTIRAHAYU 1202207

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN.,M.Pd. NIP 195206206201980021001

Pembimbing II

Dr. Ipah Saripah, M.Pd. NIP 19771014200112001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(2)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Iip Istirahayu (2014). Efektivitas Konseling Spiritual Teistik dalam Meningkatkan Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014). Program Studi Bimbingan dan Konseling, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Penelitian ditujukan untuk menguji efektivitas Konseling Spiritual Teistik dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal mahasiswa. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif melalui metode penelitian kuasi eksperimen non-equivalent control group design dengan cara pretest-posttes. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan studi pendahuluan, pretes, pemberian intervensi Konseling Spiritual Teistik sebanyak empat sesi, posttes, dan analisis data. Hasil studi pendahuluan tentang gambaran kompetensi intrapersonal terhadap 314 mahasiswa, menunjukkan sebanyak 214 mahasiswa termasuk ke dalam kategori sedang, 47 mahasiswa termasuk ke dalam kategori tinggi, dan 53 mahasiswa termasuk ke dalam kategori rendah. Konseling Spiritual Teistik efektif dalam meningkatkan semua aspek kompetensi intrapersonal mahasiswa, kecuali pada indikator menyadari perasaan yang sedang dialami, menciptakan situasi untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, menerima diri sebagai orang yang cakap, dan menerima diri sebagai orang yang penuh kebajikan.

(3)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Iip Istirahayu (2014). The Effectiveness of Theistic Spiritual Counseling in

Improving Students’ Intrapersonal Competency (Quasi Experiment Research on Students of STKIP Singkawang Year 2013/2014). Post Graduate Schools of Indonesia University of Education, Bandung

The research is aimed to examine the effectiveness of Theistic Spiritual Counseling in improving students’ intrapersonal competency. The approach used in the research is quantitative research through quasi experiment method with non-equivalent group design by using pretest-posttest. The research was conducted by doing preliminary study, pretest, giving intervention of theistic spiritual counseling in four times session, posttest, and analyzing the data. The result from preliminary study of intrapersonal competency toward 314 students shows that 214 of them are in average category. Then 47 students are in high category, the rest of them, 53 students, are in low category. Theistic spiritual counseling is effective in improving almost all of the aspect of intrapersonal competency student, except to the indicator of conscious of suffering feeling, create the situation for filling own need, own accepting as capable person, and own accepting as righteousness person.

(4)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Berdasarkan literatur, kompetensi intrapersonal didefenisikan sebagai kemampuan yang dipelajari, yang membantu individu untuk berhubungan secara baik dengan dirinya sendiri. Kompetensi intrapersonal bertujuan untuk memberikan keefektifan bagi individu dalam memenuhi kualitas dan kuantitas pemenuhan kebutuhan hidupnya. Perlu adanya intervensi konseling dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal, pada penelitian ini ditujukan terhadap mahasiswa. Di perguruan tinggi, mahasiswa dihadapkan dengan berbagai persoalan dan dituntut untuk mampu mengelola dirinya. Konseling spiritual teistik merupakan proses bantuan yang diberikan untuk mengembangkan pemahaman diri, pengarahan diri, dan penghargaan diri melalui pemahaman, keyakinan, dan ritual atau praktek agama yang diyakininya. Peneliti menguji efektivitas konseling spiritual teistik dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal mahasiswa.

Hasil penelitian dikemas menjadi tesis yang dipaparkan ke dalam lima bab, yaitu: (I) Pendahuluan; (II) Konsep Spiritual Teistik dan Kompetensi Intrapersonal; (III) Metodelogi Penelitian; (IV) Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan (V) Kesimpulan dan Rekomendasi.

Akhir kata, semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi maupun jenjang pendidikan lainnya (SD, SMP, SMA).

Bandung, 2014

(5)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji hanya milik Allah SWT, rasa syukur tak henti-hentinya dipanjatkan kehadirat-Nya atas segala karunia dan nikmat yang telah dianugerahkan. Telah banyak ilmu dan pengalaman yang telah didapatkan selama proses penulisan tesis ini baik dari para pembimbing maupun dari pihak-pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung telah membagi ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup kepada peneliti.

Pada kesempatan kali ini, dari hati terdalam, penulis menyapaikan rasa hormat yang setinggi-tingginya dan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu, mengarahkan, membimbing, dan memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini, terutama kepada yang Terhormat:

1. Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN,. M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang memberikan arahan, bimbingan, saran, dan semangat dalam penyusunan tesis ini.

2. Dr. Ipah Saripah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen Penasehat Akademik yang dengan kelembutan dan kesabaran senantiasa memberikan arahan, bimbingan, saran, dan semangat dalam penyusunan tesis ini.

3. Prof. Dr. Uman Suherman, M.Pd., selaku penguji I yang telah memberikan masukan berharga kepada penulis sehingga dapat memperbaiki tesis ini menjadi lebih baik.

(6)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan saran kepada penulis.

6. Drs. H. Andi Mursidi, M.Msi., selaku Ketua STKIP Sigkawang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu ke kota Bandung pada Universitas Pendidikan Indonesia, sehingga penulis meninggalkan tugas sementara waktu.

7. Teman-teman dosen seperjuangan di STKIP Singkawang Kak Umay, Pak Yudi, Ibu Fitri, Ibu Nindi, dan Pak Eka yang senantiasa saling mendoakan dan memberi motivasi.

8. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2012 program studi Bimbingan dan Konseling SPs UPI khususnya kelas B, Bunda Sofie, Mami Yuning, Pak Sudaryat, Fify, Mbak Lisa, Mas Ipul, Kang Gian, Akhi Astoni, Bu Wanti, Icha, Ikke, Ira, Syska, dan olive yang telah bersama-sama mengukir pengalaman dan kenangan indah.

9. Ayah dan Ibu tercinta H. Ismin Raja’ie (alm) dan Hj. Sariwa yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya kepada penulis, sehingga penulis merasa senantisa mendapatkan kekuatan dan kemudahan dalam setiap menjalankan aktivitas.

10.Teman-teman haji 2013 khususnya Kak Dian, Kak Vie, Bunda Yuli, dr. Risha, Bang Us, Mami dan semua ibu dan bapak yang telah menjadi orang tua angkatku. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan dan menjadi haji mabrur, Amin.

11.Kakak-kakak tercinta Along Tatik, Angah Evy, Bang De Yudi, Bang Ning Azom, dan adik-adik tersayangku Kak Ndah Tika, Kak Su Suci.

(7)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13.Kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dan mendukung penulis baik moril maupun materil, semoga Allah SWT membalaskannya sebagai amal ibadah.

Bandung, 2014

Iip Istirahayu DAFTAR ISI ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GRAFIK………. xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Penelitian ………….……… 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ……… 6

C. Tujuan Penelitian ………...……… 7

D. Manfaat Penelitian ……….……… 7

E. Sistematika Penulisan ……… 8

BAB II KONSEP KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL ………..……… 9

A. Konseling Spiritual Teistik ………... 9

B. Konsep Kompetensi Intrapersonal……….. 38

C. Penelitian Terdahulu……….. 47

D. Kerangka Pemikiran………... 48

E. Asumsi Penelitian………... 50

(8)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. 51

A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian……… 51

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian……… 52

C. Definisi Operasional………...………. 52

D. Instrumen Penelitian……… 54

E. Tahap-tahap Penelitian ……… 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 63

A. Hasil Penelitian……… 63

B. Pembahasan………...………... 95

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 103

A.Kesimpulan ………... 103

B.Rekomendasi……….. 103

DAFTAR PUSTAKA……….. 107

(9)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

2.1 Landasan Teologis Konseling Spiritual……… 15

2.2 Teknik Konseling Spiritual………... 31

3.1 Desain Penelitian Kuasi Eksperimen………. 46

3.2 Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Intrapersonal………. 49

3.3 Sebaran Pernyataan Angket Kompetensi Intrapersonal………… 50

3.4 Penjabaran Jawaban Bersakala1-5……….. 52

3.5 Kategorisasi Tingkat Kompetensi Intrapersonal……… Tabel Konversi Pengelompokan Tingkat Kompetensi Intrapersonal... 52 59 4.1 4.2 Gambaran Umum Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014……… Gambaran Umum Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014 setiap Aspek……….. 33 66 4.3 Gambaran Umum Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014 setiap Indikator…….. 68

4.4 Tanda Rank Skor Kompetensi Intrapersinal Mahasiswa antara Pretes dan Posttes Kelompok Eksperimen……… 90

(10)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.6 Uji Wilcoxon Pretes dan Posttes Kompetensi Intrapersonal

Mahasiswa setiap Indikator Kelompok Eksperimen ………….... 93

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1

4.2

Gambaran Umum Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014... Skor Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa antara Pretes dan Posttes Kelompok Eksperimen………

Hal.

63

(11)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

(12)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Dengan ini saya menyatakan tesis dengan judul “Efektivitas Konseling Spiritual Teistik dalam Meningkatkan Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014)” dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

(13)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(14)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Iip Istirahayu (2014). Efektivitas Konseling Spiritual Teistik dalam Meningkatkan Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014). Program Studi Bimbingan dan Konseling, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Penelitian ditujukan untuk menguji efektivitas Konseling Spiritual Teistik dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal mahasiswa. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif melalui metode penelitian kuasi eksperimen non-equivalent control group design dengan cara pretest-posttes. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan studi pendahuluan, pretes, pemberian intervensi Konseling Spiritual Teistik sebanyak empat sesi, posttes, dan analisis data. Hasil studi pendahuluan tentang gambaran kompetensi intrapersonal terhadap 314 mahasiswa, menunjukkan sebanyak 214 mahasiswa termasuk ke dalam kategori sedang, 47 mahasiswa termasuk ke dalam kategori tinggi, dan 53 mahasiswa termasuk ke dalam kategori rendah. Konseling Spiritual Teistik efektif dalam meningkatkan semua aspek kompetensi intrapersonal mahasiswa, kecuali pada indikator menyadari perasaan yang sedang dialami, menciptakan situasi untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, menerima diri sebagai orang yang cakap, dan menerima diri sebagai orang yang penuh kebajikan.

(15)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Iip Istirahayu (2014). The Effectiveness of Theistic Spiritual Counseling in

Improving Students’ Intrapersonal Competency (Quasi Experiment Research on Students of STKIP Singkawang Year 2013/2014). Post Graduate Schools of Indonesia University of Education, Bandung

The research is aimed to examine the effectiveness of Theistic Spiritual Counseling in improving students’ intrapersonal competency. The approach used in the research is quantitative research through quasi experiment method with non-equivalent group design by using pretest-posttest. The research was conducted by doing preliminary study, pretest, giving intervention of theistic spiritual counseling in four times session, posttest, and analyzing the data. The result from preliminary study of intrapersonal competency toward 314 students shows that 214 of them are in average category. Then 47 students are in high category, the rest of them, 53 students, are in low category. Theistic spiritual counseling is effective in improving almost all of the aspect of intrapersonal competency student, except to the indicator of conscious of suffering feeling, create the situation for filling own need, own accepting as capable person, and own accepting as righteousness person.

(16)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GRAFIK………. xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Penelitian ………….……… 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ……… 6

C. Tujuan Penelitian ………...……… 7

D. Manfaat Penelitian ……….……… 7

E. Sistematika Penulisan ……… 8

BAB II KONSEP KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL ………..……… 9

A. Konseling Spiritual Teistik ………... 9

B. Konsep Kompetensi Intrapersonal……….. 38

C. Penelitian Terdahulu……….. 47

D. Kerangka Pemikiran………... 48

E. Asumsi Penelitian………... 50

F. Hipotesis………. 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. 51

A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian……… 51

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian……… 52

(17)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian……… 54

E. Tahap-tahap Penelitian ……… 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 63

A. Hasil Penelitian……… 63

B. Pembahasan………...………... 95

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 103

A.Kesimpulan ………... 103

B.Rekomendasi……….. 103

DAFTAR PUSTAKA……….. 107

(18)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

2.1 Landasan Teologis Konseling Spiritual……… 15

2.2 Teknik Konseling Spiritual………... 31

3.1 Desain Penelitian Kuasi Eksperimen………. 46

3.2 Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Intrapersonal………. 49

3.3 Sebaran Pernyataan Angket Kompetensi Intrapersonal………… 50

3.4 Penjabaran Jawaban Bersakala1-5……….. 52

3.5 Kategorisasi Tingkat Kompetensi Intrapersonal……… Tabel Konversi Pengelompokan Tingkat Kompetensi Intrapersonal... 52 59 4.1 4.2 Gambaran Umum Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014……… Gambaran Umum Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014 setiap Aspek……….. 33 66 4.3 Gambaran Umum Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014 setiap Indikator…….. 68

4.4 Tanda Rank Skor Kompetensi Intrapersinal Mahasiswa antara Pretes dan Posttes Kelompok Eksperimen……… 90 4.5

4.6

Hasil Uji Wilcoxon Pretes dan Posttes Kompetensi

Intrapersonal setiap Aspek Kelompok Eksperimen……….. Uji Wilcoxon Pretes dan Posttes Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa setiap Indikator Kelompok Eksperimen …………....

92

(19)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1

4.2

Gambaran Umum Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014... Skor Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa antara Pretes dan Posttes Kelompok Eksperimen………

Hal.

63

(20)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

(21)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

(22)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi menjelaskan mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan di Perguruan Tinggi bertujuan mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.

Belajar di perguruan tinggi memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan. Karakteristik utama studi pada tingkat peguruan tinggi adalah kemandirian, baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pemilihan progam studi, maupun dalam pengelolaan dirinya sebagai mahasiswa. Seorang mahasiswa telah dipandang cukup dewasa untuk memilih dan menentukan program studi yang sesuai dengan bakat, minat, dan cita-citanya. Mahasiswa juga dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri, tanpa banyak diatur, diawasi, dan dikendalikan oleh dosen-dosennya (Nurihsan, 2006).

(23)

2

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guna menyelesaikan tugas perkembangannya, mahasiswa perlu memiliki kepribadian sehat, dengan daya tahan psikologis yang kuat. Salah satu daya psikologis yang perlu dimiliki adalah kompetensi intrapersonal, yaitu kemampuan untuk berhubungan baik dengan diri sendiri (Cavanagh, 1982: 203). Kemampuan individu berhubungan efektif dengan dirinya, akan efektif berhubungan dengan individu lain. Sebaliknya, individu dengan kompetensi intrapersonal rendah, akan memunculkan sikap mengasingkan diri, kurang percaya diri, kurang mampu mengendalikan diri, mengabaikan diri, dan perilaku menyimpang lainnya (Surya, 2009).

Dahlan (2011) mengungkapkan hasil temuannya pada Sekolah Tinggi

“X” sejak Tahun 2001, lebih dari 50% mahasiswa persemester bingung dan tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Data selanjutnya menunjukkan 25% mahasiswa persemester hanya mengetahui kelemahannya, dan di bawah 40% mahasiswa persemester yang mampu menetapkan tujuannya secara spesifik dan yakin akan pencapaian tujuan hidupnya. Permasalahan yang ada memicu mahasiswa tergelincir ke dalam praktik kegiatan penyalahgunaan narkoba, seks pranikah, penyimpangan seksual, minuman keras, dan aksi tawuran.

Pada tingkat remaja, rendahnya kompetensi intrapesonal ditunjukkan oleh penelitian Sunarya (1999) yang menjelaskan terdapat 67 orang remaja terisolir dari keseluruhan 294 remaja. Penelitian Suherlan (2005) menyatakan, terdapat 14,14% remaja terisolir, artinya terdapat 14 orang teisolir dari setiap seratus orang remaja. Penelitian Supiadi (2007) menyatakan, dari 278 terdapat 12,9% atau 36 orang remaja terisolir. Data tersebut bermakna di setiap sekolah, terdapat anak-anak yang secara teori mengalami gangguan dalam proses sosialisasi akibat statusnya sebagai remaja terisolir (Eliasa, 2010).

(24)

3

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menentukan program studi karena tidak mengetahui minat dan bakat yang dimilikinya. Beberapa orang lainnya merasa menyesal karena telah memilih program studi yang salah. Di samping itu, terdapat pula mahasiswa yang menitip absen dengan berbagai alasan seperti malas kuliah, tidak mengerjakan tugas, dan tidak semangat untuk datang ke kampus. Mahasiswa lainnya menunjukkan perilaku pasif dan melakukan aktivitas yang sama tanpa variasi setiap hari. Fenomena yang ada mengindikasikan rendahnya kompetensi intrapersonal.

Upaya untuk meningkatkan kompetensi intrapersonal mahasiswa, menjadi perhatian serius pihak-pihak yang terkait dengan lembaga STKIP Singkawang. Khusus program studi Bimbingan dan konseling sebagai penyelenggara pendidikan yang ikut bertanggung jawab dalam mengembangkan potensi mahasiswa, seyogyanya Prodi Bimbingan dan Konseling perlu menyelenggarakan layanan responsif. Yusuf & Nurihsan (2008: 28) menyatakan layanan responsif merupakan layanan bantuan bagi para mahasiswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan pertolongan dengan segera. Layanan ini lebih bersifat kuratif, sehingga strategi yang digunakan adalah konseling. Peneliti memilih strategi konseling dalam setting kelompok, dengan alasan untuk memberikan kesempatan bagi setiap anggota agar saling memberi umpan balik (feedback) dan pengalaman belajar bagi mahasiswa yang satu kepada mahasiswa lainnya. Konseling kelompok membantu mahasiswa untuk mampu mengelola dirinya. Artinya, mahasiswa dituntut untuk mampu berhubungan secara baik dengan dirinya dalam memahami, mengarahkan, dan menghargai dirinya sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi dan menyelesaikan persoalan yang ada.

(25)

4

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

theism yang mengasumsikan Tuhan maha kreatif, mengawasi alam dan kehidupan makhluknya, sehingga kekuatan dari konseling spiritual teistik adalah pandangan yang lebih positif terhadap dunia dan hakikat manusia (Yusuf, 2009: 20).

Beberapa media seperti buku populer, stasiun televisi, Web Site juga memberikan perhatian dan ruang untuk membahas atau menayangkan isu-isu spiritual dan keagamaan terkait dengan kecenderungan berkembangnya konseling yang berbasis spiritual. Stanard (Surya, 2003) mengusulkan agar konseling spiritual dijadikan sebagai angkatan kelima dalam konseling dan psikoterapi.

Organisasi Amnesti Internasional Inferfaith Network untuk Hak Azasi Manusia (HAM) menyatakan, perhatian terhadap spiritual dan religius merupakan perhatian internasional. Perkembangan di bidang spiritual dan agama ini membutuhkan persiapan bagi para konselor ketika dihadapkan pada klien yang menginginkan perhatian spiritual atau religius untuk mengembangkan ketahanan dan kesehatan mentalnya (Miller, 2003).

Pentingnya dimensi agama dalam kesehatan, menurut Clinebell (Hawari, 2004), pada tahun 1984 World Health Organization (WHO) telah menambahkan dimensi agama sebagai salah satu dari empat pilar kesehatan, yaitu kesehatan manusia seutuhnya meliputi: (a) sehat secara jasmani/fisik (biologik); (b) sehat secara kejiwaan (psikiatrik/psikologik); (c) sehat secara sosial; dan (d) sehat secara spiritual (kerohanian/agama). Dengan kata lain, manusia yang sehat seutuhnya adalah manusia yang beragama dan mampu membangkitkan kesadaran spiritual serta mampu memaknai perjalanan spiritual. Ketika manusia memiliki kesadaran spiritual sesuai dengan agama yang dianutnya, maka ia akan mampu memaknai perjalanan hidupnya.

(26)

5

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengaruh dan manfaat nilai-nilai yang berasal dari agama atau kepercayaan spiritual bagi kehidupan individu. Thoresen (2007:4) melaporkan:

“...40 percent of all Americans attend religious service weekly...a

clear majority report that their religious beliefs and practices provide a primary source of meaning and purpose in their lives...67 percent state that they find strength and comfort from their spiritual or religious

beliefs...”

Thoresen menjelaskan 40 persen orang Amerika mengikuti pelayanan agama mingguan, dan secara nyata orang Amerika memberitahukan keyakinan agama dan pengalamannya memberikan sumber utama kebermaknaan dan tujuan dalam hidupnya. Selanjutnya, 67 persen menyatakan menemukan kekuatan dan kenyamanan dari keyakinan spiritual atau agamanya.

Penelitian lainnya, Wallis (Yusuf, 2009) menyatakan, mayoritas penduduk Amerika menjadi anggota organisasi keagamaan (62%) dan menyatakan bahwa agama sangat dibutuhkan dalam kehidupan mereka (60%). Angka statistik ini menyatakan penduduk Amerika cenderung untuk memikirkan aspek religius dan spiritual dalam kehidupannya. Baker (1997) menemukan bahwa 95% orang Amerika mempercayai Tuhan, dan 85% percaya bahwa ada kekuatan pengobatan dalam do’a. Melibatkan Tuhan dalam setiap aktivitas menjadi penting. Maesaroh (2010) menjelaskan, dari hasil penelitiannya terhadap pecandu NAPZA, melalui hikmah ibadah dengan pendekatan konseling spiritual, para pecandu dapat memaknai hidupnya yaitu mampu mengelola dirinya dengan menunjukkan perilaku yang lebih baik.

(27)

6

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membentuk asumsi konseling spiritual teistik mampu meningkatkan kompetensi intrapersonal mahasiswa.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Permasalahan yang ditimbulkan akibat kondisi ketidakharmonisan intrapersonal adalah individu mengalami kebingungan jati diri, memiliki sifat mudah tersinggung, depresi, adanya konflik internal, dan tidak mampu menyesuaikan diri. Di samping itu, akibat lain yang terjadi adalah individu hidup terisolir karena tidak mampu memahami diri, tidak mampu menghargai diri, tidak mampu mengontrol diri, dan labil. Surya (2009) menjelaskan salah satu contoh, individu yang labil tidak akan mampu mengotrol dirinya sehingga akan terjerumus pada kegiatan negatif seperti tawuran, narkoba, perkelahian, bahkan pembunuhan. Mahasiswa dengan kompetensi intaperesonal yang rendah menunjukkan perilaku malas kuliah, besikap pasif, memanipulasi diri, dan mudah dimanipulasi oleh orang lain.

(28)

7

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, maka perumusan masalah dalam tesis ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014?

2. Seperti apa rancangan intervensi konseling spiritual teistik dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014?

3. Apakah konseling spiritual teistik efektif dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dijabarkan sebagai berikut.

1. Memperoleh gambaran umum kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014.

2. Memperoleh gambaran pelaksanaan konseling spiritual teistik dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal yang dilakukakan terhadap mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014.

3. Memperoleh gambaran teoritis dan empiris mengenai konseling spiritual teistik dalam meningkatkan kompetensi Intrapersonal Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

(29)

8

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi: (1) Lembaga, dalam penelitian adalah STKIP Singkawang Studi Bimbingan dan Konseling dapat meningkatkan mutu layanan terhadap mahasiswa; (2) Dosen, sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan layanan dan mengembangkan program Bimbingan dan Konseling di STKIP Singkawang; (3) Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan, yaitu mendiskripsikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Konsep Kompetensi Intrapersonal dan Konseling Spiritual Teistik yang berisi pemaparan tentang masing-masing varibel berdasarkan kajian pustaka dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan. Pada Bab II juga dipaparkan tentang kerangka pemikiran, asumsi-asumsi penelitian, dan hipotesis penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian, mendeskripsikan tentang pendekatan, metode, dan desain penelitian; lokasi, populasi dan sampel penelitian; difinisi operaioanal; instrument penelitian; tahap-tahap penelitian; dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, menjelaskan hasil uji empiris dan hasil uji efektifitas Konseling Spiritual Teistik dalam Meningkatkan Kompetensi Intrapersonal Mahasiswa, pembahasan dan keterbatasan penelitian.

(30)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas penggunaan konseling spiritual teistik dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisis pada data-data numerical (angka-angka yang diolah dengan metode statisitk. Selanjutnya, dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.

Metode pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen adalah desain yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat sepenuhnya berfungsi untuk mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen. Metode kuasi eksperimen digunakan untuk mengetahui efektivitas konseling spiritual dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal mahasiswa.

(31)

52

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

[image:31.595.130.478.90.343.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Desain Penelitian Kuasi Eksperimen

Keterangan :

0 : Pemberian tes awal (pretest) dan tes akhir (postest) X : Eksperimen/tindakan (treatment)

(Sugiono, 2010: 75)

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilaksanakan di STKIP Singkawang yang beralamat di Jalan STKIP Singkawang, Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Populasi penelitian adalah mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling (sampel acak), yaitu pengambilan sampel secara acak yang mewakili populasi yang menggambarkan kompetensi intrapersonal.

Sampel penelitian dipilih secara random sebanyak 20 orang mahasiwa dengan skor rendah. Selanjutnya sampel dibagi ke dalam 2 kelompok. Sebanyak 10 orang sebagai kelompok eksperimen dan 10 orang lainnya sebagai kelompok kontrol.

C. Defisinisi Operasional

Penelitian ini memiliki dua variabel utama yaitu variabel terikat dan variabel bebas, variabel terikat adalah faktor yang diobservasi dan diukur

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen O X O

(32)

53

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menentukan pengaruh variabel bebas. Sedangkan variabel bebas adalah faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh pelaksana eksperimen untuk menentukan hubungannya ke fenomena yang diobservasi.

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah: (1) variabel terikat yaitu kompetensi intrapersonal; dan (2) variabel bebas yaitu konseling spiritual teistik.

1. Konseling Spiritual Teistik

Konseling spiritual teistik adalah suatu proses pemberian bantuan dari peneliti yang bertindak sebagai konselor, kepada mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014 agar memiliki kecakapan dalam memahami, mengarahkan dan menghargai dirinya untuk menemukan makna kehidupan dengan merasakan adanya kekuatan Tuhan melalui intervensi-intervensi sebagai berikut.

a. Pemberian informasi tentang konsep-konsep spiritual (Teaching Spiritual Concepts), yaitu konselor (peneliti) memberikan informasi

kepada mahasiswa tentang konsep-konsep spiritual.

b. Pengungkapan spiritual diri (Spiritual Self Diclosure), yaitu mengungkapkan pengalaman spiritual diri konselor (peneliti) untuk memengaruhi mahasiswa.

c. Doa Klien (Client prayer), yaitu mendorong mahasiswa untuk berdoa agar memperoleh petunjuk dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

(33)

54

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kompetensi Intrapersonal

Kompetansi intrapersonal adalah kecakapan mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014, baik laki-laki maupun perempuan yang mampu untuk berhubungan secara baik dengan dirinya sendiri, yaitu terkait dengan aspek memahami diri (self-knowledge), aspek mengarahkan diri (self-direction), dan aspek menghargai diri (self-esteem). Aspek dan indikatornya adalah sebagai berikut.

a. Pemahaman diri (self-knowledge), yaitu mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan dengan cara-cara yang konstruktif dengan memahami kelebihan, kelemahan, kebutuhan, perasaan, dan motif diri.

b. Pengarahan diri (self-direction), yaitu mahasiswa yang mampu mengarahkan dirinya dan bertanggung jawab penuh terhadap konsekuensi dari perilakunya. Lebih lanjut, yaitu terdiri dari.

1) Kepercayaan diri, yaitu mahasiswa mampu mempercayai kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri.

2) Keandalan diri, yaitu mahasiswa mampu menciptakan situasi untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri.

3) Pengendalian diri, yaitu mahasiswa mampu memenyalurkan energi dan memungkinkannya untuk mengarahkan kehidupan.

c. Penghargaan diri (self-esteem), yaitu mahasiswa mampu menerima diri sebagai individu yang cakap, penuh kebajikan, dan berharga.

D. Instrumen Penelitian

(34)

55

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:34.595.134.522.226.573.2]

konstruksi tes dalam bidang BK; (3) Helli Ihsan, M.Si. yang juga merupakan pakar testing psikologis dan konstruksi tes.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Intrapersonal

No Aspek Indikator No. Item Jumlah

1

Pemahaman Diri (self knowledge)

1.1 Mengetahui kekuatan diri 1, 1

1.2 Mengetahui kelemahan diri 2, 1

1.3 Mengetahui kebutuhan yang

ingin dipenuhi 3, 1

1.4 Menyadari perasaan yang

sedang dialami diri sendiri 4, 1

1.5 Menyadari motif dari perilaku dan tindakan yang dilakukan

5,6,7,

8, 9, 10 6

2

Pengarahan Diri (self Direction)

2.1 Yakin akan kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri

11,12,13,

14 4

2.2 Mampu menciptakan situasi untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri

15 1

2.3 Mampu menyalurkan energi yang memungkinkan mereka untuk mengarahkan kehidupannya 16,17,18, 19,20,21, 22, 7 3 Penghargaan Diri (self

esteem)

3.1 Menerima diri sebagai orang

yang cakap 23, 1

3.2 Menerima diri sebagai orang

yang penuh kebajikan 24, 1

3.3 Menerima diri sebagai orang yang berharga

25,26,

(35)

56

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

[image:35.595.136.504.146.597.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Sebaran pernyataan Angket Kompetensi Intrapersonal

Aspek Indikator Pernyataan No.

Item

1.Pemahaman Diri (self knowledge

1.1 Mengetahui kekuatan diri

Saya mengetahui hal-hal positif dari diri saya.

1

1.2 Mengetahui kelemahan diri

Saya mengetahui kekurangan diri saya. 2 1.3 Mengetahui kebutuhan

yang ingin dipenuhi

Saya mengetahui kebutuhan apa saja yang ingin dipenuhi diri saya.

3

1.4 Menyadari perasaan yang sedang dialami diri sendiri

Saya menyadari perasaan yang saya rasakan.

4

1.5 Menyadari motif dari perilaku dan tindakan yang dilakukan

Saya mengetahui alasan mengapa saya melakukan suatu perilaku tertentu.

5

Saya tidak dapat mengandalkan diri sendiri disaat berupaya memenuhi kebutuhan saya.

6

Saya menyalahkan orang lain pada saat mengalami kegagalan.

7

Saya bingung untuk apa saya berkuliah. 8 Saya merasa asing terhadap diri sendiri. 9 Saya bingung mengapa

saya berkuliah. 10

(36)

57

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek Indikator Pernyataan No.

Item

2. Pengarahan Diri (self Direction)

2.1 Yakin akan kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri

Saya yakin dengan cara pandang saya tentang suatu hal. 12 Saya yakin akan motif di balik perilaku dan tindakan yang saya lakukan.

13

Saya yakin bahwa penilaian saya tentang suatu hal itu tepat. 14 Saya mampu menciptakan situasi yang konstruktif untuk memenuhi kebutuhan saya.

15 2.2 Mampu menciptakan situasi untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri

Saya mampu menyalurkan energi melalui kegiatan yang terarah dan terencana.

16 2.3 Mampu menyalurkan energi yang memungkinkan mereka untuk mengarahkan kehidupannya

Saya ragu untuk menampilkan

kemampuan saya. 17

Saya ragu dengan keputusan

yang saya ambil. 18

Saya ragu untuk membuat pilihan dalam hidup saya. 19 Saya merasa telah mengambil keputusan yang salah dan bodoh. 20 Saya enggan untuk mengambil

resiko. 21

Saya tidak mengetahui arah dan

tujuan hidup saya. 22

Saya adalah orang yang

berkompeten. 23

3. Penghargaan Diri (self esteem)

3.1 Menerima diri sebagai orang yang cakap

Saya merasa banyak kabajikan

yang saya miliki. 24

3.2 Menerima diri sebagai orang yang penuh kebajikan

Saya merasa berharga.

25

3.3 Menerima diri sebagai orang yang berharga

Saya tidak mampu

menyelesaikan tugas-tugas kuliah dengansebaik-baiknya.

26

Saya membosankan. 27

(37)

58

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:37.595.163.433.290.408.2]

Instrumen pengumpulan data menggunakan skala kompetensi intrapersonal untuk mengukur tingkat kompetensi intrapersonal mahasiswa. Data yang ditampilkan adalah data rentang profil kompetensi intrapersonal mahasiswa. Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan instrumen kompetensi intrapersonal dengan pola Likert. Instrumen disusun menggunakan skala pengukuran dalam bentuk rating scale, dengan alternative respon skala antara 1 sampai 5 (lampiran 1).

Tabel 3.4

Penjabaran Jawaban Berskala 1-5

Skor Deskripsi

1 Sangat Tidak Sesuai

2 Sesuai

3 Kurang Sesuai

4 Sesuai

5 Sangat Sesuai

Instrumen kompetensi intrapersonal tersebut telah divalidasi secara kuantitatif dengan menggunakan software SPSS version 16.0 for windows. Selanjutnya, konsistensi dan keterandalan hasil ukur dari instrumen dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar α = 0,885 (Sangat Kuat).

Kategorisasi tingkat kompetensi intrapersonal menggunakan skor baku dengan rentang kategori sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kategorisasi Tingkat Kompetensi Intrapersonal

Rentang Kategorisasi

Z > 1 Tinggi

-1 ≤ Z ≤ 1 Sedang

Z < -1 Rendah

[image:37.595.146.477.631.699.2]
(38)

59

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5 merupakan kriteria tingkat kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014. Pengelompokan kategorisasi kompetensi intrapersonal mahasiswa lebih rinci dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6

Tabel Konversi Pengelompokan Tingkat Kompetensi Intrapersonal

Z skor Mean Skor Interpretasi Karakteristik

Z > 1 > 93 Tinggi Mahasiswa dengan kompetensi intrapersonal tinggi memiliki skor di atas 93 dengan kriteria: 1) mampu memahami dirinya dengan mengetahui kekuatan, kelemahan, dan mengetahui kebutuhan yang ingin dipenuhi, mampu menyadari perasaan yang sedang dialami dan menyadari motif dari perilaku yang dilakukan; 2) mampu mengarahkan dirinya dengan keyakinan akan kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri, mampu mengarahkan diri untuk meciptakan situasi dalam memenuhi kebutuhan diri, dan mampu mengarahkan diri untuk menyalurkan energinya dalam mengarahkan kehidupannya; 3) mampu menghargai dirinya dengan cara menerima diri sebagai orang yang cakap, orang yang penuh kebajikan, dan orang yang berharga.

(39)

60

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Z skor Mean Skor Interpretasi Karakteristik

Z < -1 < 84 Rendah Mahasiswa dengan kompetensi intrapersonal rendah memiliki skor di bawah 84, kriteria mahasiswa yang termasuk ke dalam kategori rendah adalah: 1) ketidakmampuan memahami dirinya sehingga tidak mengetahui kekutan dari dirinya, tidak mengetahui kelemahan dirinya, dan tidak mengetahui kebutuhan yang ingin dipenuhi, tidak tahu dengan perasaan yang sedang dialami, dan tidak tahu untuk menyadari motif dari perilaku yang dilakukan; 2) tidak mampu untuk mengarahkan dirinya sehingga tidak mengetahui kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri, tidak mampu untuk menciptakan situasi dalam memenuhi kebutuhan diri, dan tidak mampu untuk menyalurkan energinya dalam mengarahkan kehidupannya; 3) tidak mampu menghargai dirinya sendiri karena tidak mampu untuk menerima diri sebagai orang yang cakap, tidak mampu untuk menerima diri sebagai orang yang penuh kebajikan, dan tidak mampu untuk menerima diri sebagai orang yang berharga.

E. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan; (2) tahap pelaksanaan; dan (3) tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Studi literatur berupa buku-buku yang membahas tentang konseling spiritual teistik yang merupakan salah satu teknik dalam konseling islami, pastoral dan yahudi dan tentang kompetensi intrapersonal. b. Menentukan subjek penelitian. Dengan menggunakan teknik random

(40)

61

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menyusun kisi-kisi dan instrumen penelitian berupa kuesioner kompetensi intrapersonal untuk mengetahui profil kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang.

d. Penyusunn rancangan intervensi konseling spiritual teistik. e. Uji validasi rasional rancangan kompetensi intrapersonal. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan tes awal (pretest) untuk mengetahui profil kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang.

b. Pelaksanaan intervensi Konseling Spiritual Teistik dalam Meningkatkan Kompetensi Intrapersonal dengan langkah sebagai berikut.

1) Menetapkan jadwal pelaksanaan treatmen sesuai kesepakatan dengan sampel pada kelompok eksperimen dan pertimbangan pihak perguruan tinggi.

2) Mengkondisikan kelompok yang sudah ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, sehingga tahu dengan baik kegiatan yang akan diikuti oleh mahasiswa.

3) Melaksanakan Konseling Spiritual Teistik kepada kelompok eksperimen yang dirancang empat kali treatmen/perlakuan. Kelompok eksperimen dikondisikan sesuai dengan rancangan pelaksanaan program konseling spiritual teistik.

c. Pelaksanaan tes akhir (posttest) untuk mengetahui efektivitas konseling spiritual teistik pada kelompok eksperimen dan perlakuan konvensional pada kelompok kontrol.

3. Tahap Pengolahan dan Analisa data

a. Megolah skor tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) kompetensi intrapersonal.

(41)

62

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kondisi pretes dan kondisi posttes. Hipotesis dalam penelitian diuji menggunakan Uji Wilcoxon bertujuan untuk menguji tanda dan besarnya selisih antara pasangan-pasangan data.

Sundayana (2014: 129), langkah-langkah pengujian Wilcoxon yaitu: 1. Merumuskan hipotesis penelitian;

2. Menghitung nilai selisih dari setiap data pengamatan;

3. Menentukan nilai perubahan data setiap pengamatan (positif, negatif, atau nol);

4. Menentukan rank/peringkat pada hasil langkah ke-3, mulai dari data tekecil diberikan rank 1 sampai data terbesar;

5. Pisahkan nilai rank yang bertanda positif dan rank yang bertanda negatif, kemudian jumlahkan;

6. Menentukan nilai Statistik Wilcoxon yang diberi symbol dengan memilih jumlah rank terkecil;

7. Banyaknya data kurang dari 25 pasang, maka membandingkan nilai dengan nilai dengan kriteria: terima Ho jika

> ;

Rumusan hipotesis dijelaskan sebagai berikut.

Hipotesis penelitian : Konseling spiritual teistik efektif dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal mahsiswa

Hipotesis statistik : : > : < Keterangan :

H0 : Terdapat peningkatan kompetensi intrapersonal antara skor pretest dan skor posttes.

: Tidak terdapat peningkatan kompetensi intrapersonal antara skor pretes dan skor posttes.

(42)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian efektivitas konseling spiritual teistik dalam meningkatkan kompetenis intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014 adalah sebagai berikut.

1. Secara umum, gambaran kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014 berada pada kategori sedang sebanyak 314 orang mahasiswa. Mahasiswa yang termasuk ke dalam kategori tinggi sebanyak 47 orang, dan mahasiswa yang termasuk ke dalam kategori rendah sebanyak 53 orang mahasiswa.

2. Rancangan pelaksanaan konseling spiritual teisitik menggunakan intervensi (1) pemberian informasi tentang konsep-konsep spiritual (Teaching Spiritual Concepts); (2) pengungkapan pengalaman spiritual (Spiritual Self Diclosure); (3) doa klien (Client prayer); (4) dan

penggunaan literatur keagamaan (Religious bibliotherapy). Intervensi dapat meningkatkan pemahaman diri (self knowledge), pengarahan diri (self direction), dan penghargaan diri (self esteem) mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20113/2014.

3. Konseling spiritual teistik efektif dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014.

B. Rekomendasi

(43)

104

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. STKIP Singkawang

STKIP Singkawang sebagai penyelenggara pendidikan, seyogyanya memperhatikan perkembangan akademik maupun non-akademik mahasiswa. 1. Gambaran umum kompetensi intrapersonal mahasiswa yang berada pada

kategori sedang, tinggi, dan rendah menjadi dasar pertimbangan bagi pimpinan STKIP Singkawang untuk menyediakan fasilitas berupa Unit Pelaksanaan Teknis Layanan Bimbingan dan Konseling (UPT-LBK), karena mahasiswa memerlukan wadah yang mampu membantu mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai persoalannya.

2. Layanan konseling spiritual teistik dinilai efektif dalam menyelesaikan salah satu persoalan yang dialami mahasiswa yaitu meningkatkan kompetensi intrapersonal mahasiswa. Informasi tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam menyusun rancangan kurikulum akademik program studi BK.

b. Dosen BK

Bagi dosen BK, seyogyanya mengimplementasikan konseling spiritual teitistik dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal mahasiswa, dengan cara sebagai berikut.

1. Pemberian informasi tentang konsep-konsep spiritual (Teaching Spiritual Concepts) untuk memengaruhi mahasiswa agar mampu menghargai dirinya sebagai mahasiswa.

2. Pengungkapan pengalaman spiritual (Spiritual Self Diclosure) untuk memengaruhi mahasiswa agar mampu memahami dirinya sebagai mahasiswa.

(44)

105

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Penggunaan literatur keagamaan (Religious bibliotherapy) agar mampu mengarahkan dirinya sebagai mahasiswa.

c. Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan keterbatasan peneliti dalam penelitian, peneliti selanjutnya dapat menindaklanjuti penelitian konseling spiritual teisitik dalam beberapa hal berikut.

1. Hasil temuan penelitian, ditemukan informasi tentang konseling spiritual teisitik belum efektif meningkatkan empat indikator yaitu, indikator menyadari perasaan yang sedang dialami, menciptakan situasi untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, menerima diri sebagai orang yang cakap, dan menerima diri sebagai orang yang penuh kebajikan. Dengan demikian, direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk mengangkat tema-tema tentang kompetensi intrapersonal.

2. Penelitian terbatas pada metode penelitian kuasi eksperimen dengan intervensi konseling spiritual teistik. Peneliti selanjutnya dapat membandingkan keefektifan konseling spiritual teistik dengan Cognitif Behaviour Therapy (CBT), atau Rasional Emotif Therapy (RET), dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal.

(45)

106

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(46)

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaki, H. B. (2008). Konseling dan psikoterapi Islam, Yogyakarta: Al-Manar.

Alvanco, J. (2012). Komunikasi Intrapersonal dan interpersonal. http.johnson-alvonco.blogspot.com/2012/01/komunikasi-intrapersonal-interpersonal.html [23 Juli 2014].

Arifin, I. Z. (2009). Bimbingan Penyuluhan Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Burke, M. T., Chauvin C. J., Miranti, J. G. (2005). Religius and Spiritul Issues in Counseling. New York: Bruner-Rutledge Taylor & Francis Group

Corey, G. (2007). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (E.Koeswara, Trans). Bandung : PT Rafika Aditama.

Corey, G. (2009). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. USA: Thomson Higher Education.

Canadian Journal of counseling dan Pshycotherapy/ 1 Revue canadienne de konseling et de Psychotherapie ISSN 0826-3893 Vol. 45 No 1 © 2011 Pages 1-16

Curtis, R. C. G, Sprituality and Counseling Class A Teaching “ Model Recearch and Theory, Academic Journal Article From Counseling Values, vol 47 no 1 (Diakses 9 November 2013 di www.googleschoolar.com)

Chandler, K. C., Holden, M. J., Kolander, A. Cheryl (2001). Counseling For Spiritual Wellness: Theory and Practice”. Journal Of Counseling and Development. November/Desember 1992 Volume 17.

Cavanagh, M. E. (1982). “The Counseling Experience”. Monterey California: Brooks/Cole Publishing Company.

(47)

108

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Centi, P. J. (1995). Mengapa Rendah Diri . Yogyakarta : Kanisius

Darminto, E. (2007). Teori-Teori Konseling. Surabaya : Unesa University Press.

Dahlan, H. T. (2011). Disertasi: Model Konseling Singkat Berfokus Solusi (Solution Focused Counseling) Dalam Setting Kelompok Untuk Meningkatkan Daya Psikologis Siswa remaja. Disertasi pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarcana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Eliasa, E.I. (2010). Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk meningkatkan Kompetensi Intrapersonal dan Interpersonal Siswa (Studi Pengembangan di ki Kelas X SMA Darul Hikam Bandung Tahun Ajaran 2009/2010). Teisis Pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarcana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Emerson, B.L., & Hinkle, J.S. (1998). A Police Peer Councelor Uses Reality Therapy. Journal of Reality Therapy, Vol 8 (1), hal 2-5. (PsychLit). Encyclopedia, Britannica. What is Self-Direction?. [Online] Tersedia:

http:www.tash.orgmdnew-directions/.selfdirection.hm [23 September 2013]

Fraenkel, J.R & Wallen, N.E. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill inc.

Frager, R. (1999). Hati, Diri & Jiwa. Terjemah Oleh Hasmiyah Rauf. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

Gallozzi, C. (2009). Self-Relience. (the best place to find a helping hand is at the end of your own arm). http:www.idealibrary.com [23 September 2013].

Fuqon. (2011). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hawari, D. (2004). Al-quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.

Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.

(48)

109

Iip Istirahayu, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kartadinata, S. (2011). Menguak Tabir Bimbingan dan Konseling sebagai Upaya Pedagogis. Bandung: UPI PRESS

Lines, D. (2006) Spirituality in Counceling and psichothepay. London: SAGE Publication Ltd.

Logue, A.W. (1995). Self-Control. USA: Prentice Hall Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

Maesaroh, C. (2009). “Pendekatan Konseling Spiritual Untuk Meningkatkan Hikmah Ibadah Bagi Pemulihan Pecandu Napza” Jurnal Bimbingan dan Konseling, vol XII.No. 1 Mei 2010.

Mahajan, N.N. et.al (2009). Adjustment to infertility: the role of intrapersonal and interpersonal resources/vulnerabilities. Original Article Psychology and Counselling. Australia 3 Department of Gynaecology. Human Reproduction, Vol.24, No.4 pp. 906–912, 2009

Makhdlori, M. (2007). Keajaiban Membaca Alqur’an. Yogyakarta: DIVA Press.

Manktelow, J. & Carlson, A. (20

Gambar

Tabel
Tabel
Tabel 3.1 Desain Penelitian Kuasi Eksperimen
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Intrapersonal
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan yaitu penambahan suplemen ke dalam ransum berbasis pucuk tebu diamoniasi memberikan respons yang sama terhadap jumlah

Saya suka buang-buang waktu dengan mengobrol dengan rekan kerja pada saat sedang bekerja.. Saya sering protes karena kebijakan perusahaan tidak sesuai dengan yang

STUDI TENTANG MIGRASI TENAGA KERJA DAN PERANNYA BAGI PEMBANGUNAN DAERAH ASAL.. (Studi Empiris di

(2012) P enerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran sejarah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa (penelitian tindakan kelas di kelas x-2

Menurut tokoh masyarakat desa setempat, hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di areal tersebut adalah madu yang dipanen bulan Oktober dan November, asam yang

A sebelum dilakukan asuhan keperawatan yaitu mengalami sesak napas, terdapat retraksi dada, menggunakan otot bantu pernapasan, RR 24x/menit, SpO2 97%, dapat

Perlakuan pembuatan suplemen pakan ternak menggunakan gelatin sagu (98%) ditambahkan amonium sulfat (2%) dan mineral kobalt 0.2 ppm dan zink 35 ppm, memberikan respons

Bagi Peserta Lelang yang merupakan Badan Usaha dapat diwakilkan dengan ketentuan WAJIB membawa surat kuasa atau surat tugas dari pimpinan perusahaan (isi surat tugas memuat