• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KEBUGARAN JASMANI PESERTA REHABILITASI PENYALAHGUNA NAPZA DI RUMAH PALMA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KEBUGARAN JASMANI PESERTA REHABILITASI PENYALAHGUNA NAPZA DI RUMAH PALMA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KEBUGARAN JASMANI PESERTA REHABILITASI PENYALAHGUNA NAPZA DI RUMAH PALMA RUMAH SAKIT JIWA

PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

Aprilia Soma Dika 1005133

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

PROFIL KEBUGARAN JASMANI PESERTA REHABILITASI PENYALAHGUNA NAPZA DI RUMAH PALMA RUMAH SAKIT JIWA

PROVINSI JAWA BARAT

Oleh

Aprilia Soma Dika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar

Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan

© Aprilia Soma Dika 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, ataus ebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

APRILIA SOMA DIKA 1005133

PROFIL KEBUGARAN JASMANI PESERTA REHABILITASI PENYALAHGUNA NAPZA DI RRUMAH PALMA RUMAH SAKIT JIWA

PROVINSI JAWA BARAT

Disetujuidandisahkanoleh: Pembimbing I

Nur Indri Rahayu, S.Pd., M.Ed. NIP. 198110192003122001

Pembimbing II

dr. Imas Damayanti, M.Kes. NIP. 198007212006042001

Mengetahui,

Ketua Program StudiIlmuKeolahragaaan FPOK UPI

(4)

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PROFIL KEBUGARAN JASMANI PESERTA REHABILITASI PENYALAHGUNA NAPZA DI RUMAH PALMA RUMAH SAKIT JIWA

PROVINSI JAWA BARAT. Aprilia Soma Dika.

1005133

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya pecandu napza di Indonesia, selain itu pecandu napza masih menjadi penyumbang terhadap kasus penyakit HIV. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan, untuk memperoleh gambaran tingkat kebugaran jasmani peserta rehabilitasi penyalahguna napza di Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh peserta rehabilitasi napza di Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes PAR-Q dan Rock port (jalan cepat/jogging 1.6 km). Hasil penelitian diperoleh gambaran tingkat kebugaran jasmani pasien rehabilitasi penyalahguna napza di Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat sebanyak 1 orang atau 5% dari semua sampel dalam katagori kebugaran yang kurang sekali, sebanyak 5 orang atau 25% dari semua sampel dalam katagori kebugaran yang kurang, sebanyak 13 orang atau 65% dari semua sampel dalam katagori kebugaran yang cukup dan sebanyak 1 orang atau 5% dari semua sampel dalam katagori kebugaran yang baik. Dari hasil inilah peneliti memberikan saran agar terdapatnya program olahraga kesehatan dalam setiap fase rehabilitasi sebagai upaya untuk menpertahankan dan meningkatkan kebugaran jasmani pasien sehingga derajat kesehatan pasien menjadi sehat dinamis.

(5)

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAC

PROFILE PHYSICAL FITNESS REHABILITATION PARTICIPANTS USER NAPZA IN THE HOUSE PALMA MENTAL HOSPITAL WEST JAVA.

This study based by the problem of increasing drug addict in Indonesia, as well as the drug addict is a contributor to HIV cases. The purpose of this research using the method descriptions, to obtain a level of physical fitness of the participa nts in the rehabilitation of Napza abuse in Palma House, Mental Hospital of West Java Province. Population and examples which used in this research is all of the nafza rehabilitation participants in Palma House, Mental Hospital of West Java Province. The instrument which used in this research are with PAR-Q test and Rock port (fast walk/jogging 1.6 km). The result showed a description of physical fitness level of the patient's rehabilitation of napza users in Palma Homes, Mental Hospital West Java Province by 1 person or 5 % from all of the example in fitness category is not optimal, 5 persons or 25 % from all of the example in fitness category is not optimal, 13 persons or 65% from all of the example in fitness category which enough, and 1 person or 5% from from all of the example in fitness category is well.

(6)

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Indentifikasi Masalah Penelitian ... 4

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 7

A.Kajian Pustaka... 7

1. Profil Anatomical Fitness Penyalahguna Napza ... 7

2. Profil Physiological Fitness Penyalahguna Napza ... 11

3. Rumah Palma ... 12

B. Kerangka Pemikiran... 14

BAB III METODE PENELITIAN ... 16

A.Lokasi Penelitian... 16

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

C.Langkah-Langkah Penelitian ... 16

D.Metode Penelitian ... 17

E. Definisi Operasional ... 17

(7)

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G.Teknik Pengumpulan Data... 23

H.Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

A.Hasil Penelitian ... 26

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 28

1. Kriteria Kebugaran Jasmani Baik ... 29

2. Kriteria Kebugaran Jasmani Cukup ... 29

3. Kriteria Kebugaran Jasmani Kurang... 31

4. Kriteria Kebugaran Jasmani Kurang Sekali... 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 35

A.Simpulan ... 35

B. Saran... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 39

(8)

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kebugaran jasmani lebih merupakan terjemahan dari physiological

fitness.Secara fisiologis kemampuan fungsional jasmani terdiri dari kemampuan

anaerobik dan kemampuan aerobik. Kemampuan anaerobik terdiri dari

kemampuan anaerobik alaktasid dan kemampuan anaerobik laktasid. Kemampuan

anaerobik laktsid adalah kemampuan untuk mewujudkan gerak ledak (gerak

explosive) maksimal maupun sub maksimal, kemampuan anaerobik laktasid

adalah kemampuan untuk mewujudkan gerak ketahanan anaerobik (anaerobic

endurance/stamina/daya tahan anaerobik), sedangkan kemampuan aerobik adalah

kemampuan untuk mewujudkan gerak ketahanan umum seperti misalnya pada lari

maximal maupun sub maximal dengan durasi 8 menit atau lebih.

Giriwijoyo(2010, hlm.17): “kebugaran jasmani adalah derajat sehat

dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani dasar untuk dapat

melaksanakan tugas yng harus dilaksanakan. ”Untuk keberhasilan pelaksanaan

tugas ini perlu adanya kesesuaian antara syarat yang harus dipenuhi yaitu yang

bersifat anatomis dan fisiologis terhadap macam dan intensitas tugas fisik yang

harus dilaksanakan. Physical fitness selain ditrjemahkan sebagai kebugaran

jasmani sering diterjemahkan pula dengan istilah – istilah lain misalnya kesegaran

jasmani, kesanggupan jasmani, dan kesamaptaan jasmani. Secara harfiah arti

physical fitness ialah kecocokan fisik atau kesesuaian jasmani. Fit juga dapat

berarti sehat sehingga fitness dapat berarti kesehatan. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa kebugaran jasmani ialah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas

yang harus dilaksanakan oleh fisik atau jasmani itu. Artinya ada (diperlukan)

syarat – syarat fisik tertentu untuk dapat melaksanakan tugas fisik itu. Syarat –

syarat fisik kebugaran jasmani besrifat anatomis (structural) yaitu kesesuaian

struktur anatomis jasmani terhadap tugas fisik yang harus dilaksanakan.

Anatomical fitness berhubungan dengan masalah – masalah yang bersifat

(9)

2

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ukuran berbagai bagian badan terhadap tugas fisik yang harus dilaksanakan,

fisiologis (fungsional) yaitu kesesuaian fungsi fisiologis jasmani terhadap tugas

fisik yang harus dilaksanakan. Physiological fitness berhubungan dengan masalah

– masalah yang bersifat fisiologis, yaitu tingkat kemampuan menyesuaikan fungsi alat - alat tubuhnya terhadap lingkungan seperti suhu, kelembaban, ketinggian,

sifat medan, dan atau tugas fisik sebagai bentuk kegiatan dan beban (intensitas)

kerja jasmaniah secara fisiologis, yaitu; alat – alat tubuh berfungsi dalam batas –

batas normal, efisien, tidak terjadi kelelahan yang berlebihan atau yang bersifat

kumulatif, dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok

harinya.

Orang yang lemah tetapi sehat (statis) dengan melatih fisiknya melalui

olahraga akan menjadi orang yang lebih sehat (dinamis). Sebaliknya orang yang

cacat jasmaniahnya misalnya kehilangan satu tungkai atau lengannya tidak

mungkin dapat diperbaiki dengan fisik (melalui olahraga), kecuali dengan

menggunakan porthese, tetapi fungsi jasmaninya masih selalu dapat diperbaiki

sehingga prestasi kerja/produktivitasnya masih selalu dapat ditingkatkan.

Salah satu contoh orang yang lemah tetapi sehat (statis) adalah para

penyalahguna napza. Napza merupakan kepanjangan dari narkotika psikotropika

dan zat adiktif lainnya. Narkotika adalah zat penghilang rasa sakit dan

menenangkan syaraf atau dapat membuat tidur. Jenis jenis nya antaralain opium

(alias opiate, opioda, atau candu) olahannya morfin (bubuk putih) heroin, ganja

(alias mariyuana, gele,kankung, bang,cimeng, oyen, labang, hash, ikat, rumput)

dll, kokain bentuk lainnya adalah crack (Kristal), dan methadone (narkotika

sintetis/ morfin). Psikotropika tidak termasuk narkotika dan alkohol, efek nya

menekan syaraf pusat, kegiatan syaraf dan fungsi tubuh menurun, dapat

mempengaruhi perasaan, fikiran, dan perilaku. Penggunaanya untuk obat

penenang dan obat tidur. Jenisnya; mogadon, rohylpanol, seatin (pil BK), valium,

dan dumolid. Jenis jenis psikotropika terkenal antaralain adalah ectasy, dan shabu-

shabu.

Penyalahguna napza merupakan kaum yang beresiko tinggi terhadap

(10)

3

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebugaran jasmaninya karena mereka lebih rentan dan memiliki resiko tinggi

terhadap penyakit dibandingkan dengan orang normal (bukan penyalahguna

napza). Di Indonesia jumlah total pengidap kasus HIV sampai dengan Juni 2013

adalah 43,667 jiwa. Provinsi Jawa Barat menduduki tingkat ke -4 tertinggi

dibawah Papua, Jawa Timur, dan DKI Jakarta yaitu sebanyak 8,161jiwa pengidap

HIV dan 4.131 jiwa menderita AIDS. Di kota Bandung jumlah penderita HIV

AIDS mencapai 3.017 orang. Kasie media elektronik deputi bidang pencegahan

BNN, menyebutkan, “jumlah penyalahgunaan narkoba di Indonesia mengalami

peningkatan dari waktu ke waktu. Hasil penelitian tahun 2008 jumlah

penyalahguna narkoba mencapai 3,3 juta orang. Kemudian tahun 2011 menjadi

3,8 juta orang, dan di tahun 2013 mencapai lebih dari 4 juta orang”.

Rumah Palma yang terletak di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

terdapat 20 orang peserta rehabilitasi penyalahguna napza. Pada saat peneliti

melakukan observasi, peneliti melihat kondisi lingkungan sekitar Rumah Palma

dan gaya hidup peserta rehabilitasi penyalahguna napza. Rumah Sakit Jiwa yang

terletak di Cimahi merupakan Rumah Sakit Jiwa milik pemerintah Provinsi Jawa

Barat, berdiri sejak tahun 1955 dan terletak di Desa Jambudipa, Kecamatan

Cisarua 8 km dari Kota Cimahi. Lokasi yang tenang di kaki gunung Burangrang

dengan ketinggian 1400 meter dari permukaan laut berhawa sejuk, merupakan

lokasi yang tenang dan nyaman untuk perawatan narkoba. Disinilah lokasi Rumah

Palma. Rumah Palma adalah unit pemulihan pecandu narkoba Rumah Sakit Jiwa

Cimahi yang berfungsi memberikan terapi dan rehabilitasi melelui program dan

tenaga yang professional dibidangnya dalam upaya memulihkan para pecandu

agar dapat kembali hidup normal bersama keluarga dan masyarakat. Rumah

Palma berdiri pada tanggal 17 Agustus 2005. Rumah PalmaTherapeutic

Communityterdiri dari empat bagian, yaitu: rumah detoksifikasi/stabilisasi, rumah

primary/dasar, rumah re entry/ menengah, rumah aftercare/ lanjutan. Dimana

pada setiap rumah diawasi oleh beberapa orang staff/ petugas.

Beberapa orang peserta rehabilitasi napza di rumah palma mengidap HIV.

(11)

4

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyalahguna napza ini harus lebih pro aktif dalam menjaga dan meningkatkan

kebugaran jasmaninya. Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, peneliti

menemukan berbagaimacam permasalahan seperti pola hidup para peserta

rehabilitasi, ketidaksesuaian kode etik dengan kenyataan di lapangan, dan perilaku

hidup aktif yang sangat minim. Kenapa dikatakan begitu, karena pada saat peneliti

melakukan observasi ke Rumah Palma ini terlihat aktifitas peserta rehabilitsi yang

sedang duduk – duduk di halaman depan sambil menghisap rokok, tidak hanya itu

mereka juga merokok di ruangan kamar tempat mereka tidur dengan kondisi

jendela kamar sebagai ventilasi tertutup rapat. Sehingga peneliti tertarik untuk

meneliti profil tingkat kebugaran jasmani penyalahguna napza di Rumah Palma

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.

B. Identifikasi Masalah

1. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia terus meningkat hingga mencapai 4

juta jiwa.

2. Penyalahguna narkoba di dominasi oleh para remaja dan usia prodiktif

yang notabenenya mereka merupakan aset bangsa.

3. Penyalahguna narkoba itu memiliki resiko tinggi (rentan) terhadap HIV

seharusnya mereka lebih pro aktif dalam meningkatkan kebugaran jasmani

nya, tapi kenyataannya gaya hidup mereka tidak aktif termasuk yang

berada di panti rehabilitasi.

4. Belum ada penelitian untuk mengetahui profil kebugaran jasmani

penderita napza yang sedang di rehabilitasi.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat

merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :

Bagaimana gambaran tingkat kebugaran jasmani penyalahguna napza di

(12)

5

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian

Setelah penulis merumuskan masalah penelitian,selanjutnya menentukan

tujuan yang ingin dicapai pada penelitian, yaitu :

Memperoleh gambaran tingkat kebugaran jasmani peserta rehabilitasi

penyalah guna napza di Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis dapat digunakan sebagai sumbangan keilmuan dalam

memberikan informasi mengenai gambaran tingkat kebugaran jasmani

peserta rehabilitasi penyalahguna napza.

2. Dapat digunakan sebagai pengetahuan tentang gambaran keadaan dan

acuan untuk pihak panti rehabilitasi dalam memperketat kebijakan

lembaga tersebut guna meningkatkan kualitas dan kuantitas panti

rehabilitasi yang sesuai standar.

3. Secara praktik dapat dijadikan sebagai bahan tambahan dan referensi

keilmuan khususnya untuk program studi Ilmu Keolahragaan tentang

kebugaran jasmani penyalahguna napza.

4. Dari segi isu serta aksi sosial penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai

dasar pengembangan penelitian yang menarik untuk strata jenjang

pendidikan yang lebih tinggi, dengan mengacu pada gambaran hasil

penelitian ini.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti memaparkan urutan dalam

penyusunannya. Adapun urutan dari masing – masing bab akan dijelaskan sebagai

berikut :

1. Pada BAB I tentang pendahuluan, pendahuluan berisikan tentang

pemaparan : latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan

masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat / signifikansi penelitian,

(13)

6

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pada BAB II tentang kajian puskata, kajian pustaka berisikan tentang

pemaparan teori teori dalam bidang yang dikaji: napza, jenis narkotika dan

precursor narkotika, konsep kebugaran jasmani, komponen kebugaran

jasmani, tes kebugaran jasmani

3. Pada BAB III tentang metode penelitian, akan dipaparkan secara rinci

tentang lokasi dan subjek populasi/ sampel penelitian, langkah-langkah

penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,

teknik pengumpulan data, teknik penolahan data dan analisis data.

4. Pada BAB IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan, menjabarkan

hasil pengolahan data dan analisis data yang diperoleh dari hasil

penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

5. Pada BAB V merupakan tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan

(14)

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian Mengenai Profil Kebugaran JasmaniPesrta Rehabilitasi

Penyalahguna napza di Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat,

dilaksanakan pada:

1. Tempat : Jl. Kolonel Masturi Km. 7 Cimahi.

2. Waktu : Rabu, 05 Maret 2014.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan sumber data, dan

pada umumnya disebut populasi atau sampel penelitian. Populasi adalah keseluruhan

elemen penelitian. Populasi penelitian ini adalah peserta rehabilitasi napza Rumah

Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.

Sampel penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik pengetesan

kebugaran jasmani dengan PAR-Q dan tes kebugaran jantung – paru dengan jalan

cepat/jogging 1,6 Km cara Rockport. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti

mengambil sampel penelitian adalah peserta rehabilitasi napza di Rumah Palma

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.

C. Langkah – langkah Penelitian

Agar suatu penelitian berjalan dengan mudah maka perlu dibuat

langkah-langkah penelitian. Hal ini dilakukan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang

sudah ditetapkan dan tujuan serta hasil dari penelitian dapat tercapai sesuai dengan

yang diharapkan.

(15)

17

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Menentukan populasi, populasi yang digunakan adalah populasi peserta

rehabilitasi penyalahguna napza di Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Jawa Barat.

2. Menentukan sampel, sampel yang dipilih sebanyak 20 orang.

3. Melakukan pengetesan yaitu tes kesehatan dan tes kebugaran jasmani dengan

menggunakan metode PAR-Q dan Rockport yang dikemas dalam kartu menuju

bugar.

4. Mengumpulkan data dari hasil tes kebugaran jasmani.

5. Melakukan pengolahan data dan analisis data yang diperoleh dari hasil

pengetesan dengan menggunakan uji statistik.

6. Setelah data diolahdan di analisis kemudian data tersebut dibuat kesimpulan.

D. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 2): “metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. ”Berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif.

Lebih jauh mengenai definisi metode deskriptif ini disampaikan oleh Sudjana

(1989:64) yang dikutip dalam Ani Suryani (2009, hlm. 45) bahwa: “penelitian

deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah – masalah

aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan”. Selanjutnya Sukardi

(2003, hlm. 162), menjelaskan bahwa: “penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha untuk menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai

dengan apa adanya (keadaan sebenarnya).”

E. DefinisiOperasional

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran yang dilakukan dalam

penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang digunakan agar pembahasan

yang diharapkan dapat mengarah pada penelitian yang efektif. Istilah-istilah tersebut

(16)

18

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Anatomical Fitness

Anatomical fitness menurut Nurhasan (2000, hlm. 81) adalah hal yang sukar

dapat dikembangkan oleh karena untuk pengembangannya harus dimulai sejak masa

pertumbuhan anak-anak, sehingga akan memerlukan banyak waktu dan hasilnya pun

sangat minim sekali, karena dalam Anatomical Fitness ini dipengaruhi oleh faktor

herediter.

2. Physiological Fitness

Physiological fitness menurut Nurhasan (2000, hlm. 81) adalah kemampuan

tubuh untuk menyesuaikan fungsi fisiologisnya terhadap keadaan lingkungan dan atas

terhadap tugas fisik yang memerlukan kerja otak secara; a) cukup efisien, b) tidak

mengalami kelelahan yang berlebihan, c) telah memperoleh pemulihan yang

sempurna sebelum datangnya tugas-tugas pada esok harinya.

3. Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani menurut Giriwijoyo (2003, hlm. 25) adalah kemampuan

jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani

tertentu dan/atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang

efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang

tugas yang sama pada esok harinya.

Nurhasan (2008, hlm. 81) menjelaskan bahwa “kebugaran jasmani merupakan

bagian dari total fitness. Dalam total fitness terdapat beberapa komponen yaitu, 1)

Anatomical Fitness, 2) Physiological Fitness, 3) Physicological Fitness.

F. InstrumenPenelitian

Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel pada penelitian ini

adalah dengan menggunakan tes PAR-Q dan Rock port yang di kemas dalam kartu

(17)

19

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

[image:17.612.135.507.133.689.2]
(18)

20

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

(19)

21

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

(20)

22

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

(21)

23

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memudahkan proses penelitian ini, selanjutnya menyusun teknik

pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Menentukan populasi.

Populasi menurut Sugiyono (2013, hlm. 80) “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi merupakan sumber data yang

penting, karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidakakan berarti serta

tidak mungkin terlaksana.

2. Menentukan sampel.

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk dapat

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdapat

beberapa teknik sampling. Pada penelitian ini semua anggota populasi akan

dijadikan sampel, sehingga teknik sampling yang sesuai dengan penelitian ini

adalah teknik sampling jenuh. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013,

hlm. 65) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Hal ini sering dilakukan bila jumlah

populasi relatif kecil kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin

membuat generalasi dengan kesalahan yang sangat kecil, dimana semua

anggota populasi dijadikan sampel.

3. Melakukan tes Rock port

Tes kebugaran jasmani rock port adalah test untuk mengukur tingkat

kebugaran jasmani seseorang dengan berjalan cepat atau jogging dengan jarak

(22)

24

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pengumpulan data

Mengambil data yang di peroleh dari hasil pengetesan dan

dikumpulkan untuk dapat diproses selanjutnya.

5. Pengolahan dan analisis data

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 147) “Kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data terkumpul, dengan cara mengelompokan

data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan

variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.

6. Kesimpulan

Menyimpulkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

Gambar 3.1

Teknik Pengumpulan Data Populasi

Sampel

Tes Rock port

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

[image:22.612.246.390.347.665.2]
(23)

25

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Analisis data

Analisis data atau pengolahan data merupakan salah satu langkah yang sangat

penting dalam melakukan suatu penelitian. Kesalahan dalam analisis dapat

berpengaruh terhadap pengambilan sebuah kesimpulan. Terutama apabila

menggunakan generalisasi kesimpulan untuk masalah yang akan diteliti. Suatu

kesimpulan akan diperoleh dari pengolahan data tersebut.

Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Memasukan data, setelah melakukan pengetesan dari para sampel sebagai sumber

data, maka data yang diperoleh dimasukan ke dalam sebuah table.

2. Mengkategorikan data yang diperoleh yang berupa hasil vo2max masing-masing

sampel sesuai dengan parameter yang sudah ditetapkan pada sumber.

3. Menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan. Untuk dapat mengetahui hasil

pengolahan data sehingga dapat menggambarkan masalah yang diungkap, yaitu

profil kebugaran jasmani peserta rehabilitasi penyalahguna napza di Rumah

Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, maka penulis menggunakan teknik

penghitungan data dengan spss versi 17 analisis statistika deskriptif dengan

(24)

35

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti

lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

Tingkat kebugaran jasmani peserta rehablitasi penyalahguna napza di

Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat tahun 2014 di dominasi

dalam kategori cukup dari total sampel yang diteliti. Lebih lanjut terdapat hasil

prosentase kebugaran jasmani yang lebih rendah dalam kategori yang kurang,

kurang sekali dan dalam kategori baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, di Rumah Palma

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat mengenai profil kebugaran jasmani peserta

rehabilitasi penyalahguna napza yang telah dijabarkan pada bab IV Sebagai upaya

untuk mengembangkan hasil penelitian ini, penulis megajukan saran sebagai

berikut :

1. Diharapkan ada pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat

kebugaran jasmani peserta rehabilitasi penyalahguna napza untuk strara jenjang

pendidkan yang lebih tinggi dengan mengacu pada gambaran hasil penelitian ini.

2. Diharapkan agar pihak rehabilitasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan

rehabilitasi sesuai standar yang berkualitas, tidak hanya tercantum dalam tata

tertib namun dapat terealisasikan di lapangan, sehingga tidak ada lagi kejadian-

kejadian gaya hidup yang kurang mobile seperti yang penulis lihat pada saat

melakukan penelitian di lapangan.

3. Diharapkan agar pihak rehabilitasi dapat menyediakan program tambahan

yang dapat mendukung kegiatan untuk meningkatkan kebugaran jasmani peserta

rehabilitasi penyalahguna napza, misalnya dengan secara rutin mengadakan

kegiatan olahraga kesehatan yang didampingi oleh ahli atau instruktur yang ahli di

(25)

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Primer :

Adhik karam Uliyand dari. (2009). Pengaruh Latihan Fisik Terprogram Terhadap

Perubahan Nilai Konsumsi Oksigen Maksimal (Vo2max) Pada Siswi

Sekolah Bola Voli Tugu Muda Semarang Usia 11-13 Tahun. Skirpsi.

Semarang: Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran. Universitas

Diponogoro

Depdikbud (1996). Ketahuilah Tingkat Kebugaran Jasmani Anda. Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2012). Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu, Penyalahguna, Dan

Korban Penyalahgunaan Narkotika Yang Dalam Proses Atau Yang Telah

Diputus Oleh Pengadilan. Bandung: Dinkes Kota Bandung.

Depatremen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Modul Dan Kurikulum

Pelatihan Program Terapi Rumatan Metadon. Jakarta: Dinas Kesehatan.

Dinas Kesehatan Kota Bandung (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 2415/MENKES/PER/XII/2011. Bandung: Dinkes Kota

Bandung.

Giriwijoyo, S., Komariah, L., Tine Kartinah, Neng.(2007). Ilmu Kesehatan

Olahraga. Edisi Satu. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan.

Giriwijoyo, S., Zafar Sidik, D., (2010). Ilmu Faal Olahraga. Edisi Delapan.

(26)

37

Aprilia Soma Dika, 2014

Profil Kebugaran Jasmani Peserta Rehabilitasi Penyalahguna Napza D i Rumah Palma Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

421/MENKES/SK/III/2010 (2010). Tentang Standa Pelayanan Terapi

Dan Rehabilitasi Gangguan Penggunaan Napza. Bandung: Rumah Palma.

Komisi Penanggulangan Aids. (2008). Pedoman Prosedur Pelaksanaan

Penanggulangan Hiv/Aids pada Pengguna Napza Suntik di Puskesmas.

Jakarta: Departemen Kesehatan.

Koasaih, Engkos. (1984). Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta:

Akademik Persindo.

Nurhasan.(2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK

UPI.

Peraturan Daerah ProvinsiJawa Barat Nomor 12 Tahun 2012 (2012). Tentang

Pencegahan Dan Penanggulangan Human Immunode ficiency Virus (HIV)

Dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Bandung: Dinas

Kesehatan Kota Bandung.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, (2007). Pedoman

Klinis Penata laksanaan Ketergantungan OPIOID dengan

BUPRENORFIN. Jakarta: Dinas Kesehatan.

Salasa, Rendi. (2006). Profil Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Jasmani Anak

Dari Keluarga Pra-Sejahtera Pada SMP Negeri Satu Atap 1 Cikedung

Kabuaten Indramayu. Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sugiyono. (2010). Metoda Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

(2009). Dokumen Bidang Pengendalian Penyakit. Bandung: Dinas

(27)

38

Universitas Pendidikan Indonesia (2013). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung:

UPI.

Utari, Agustini (2007). Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tingkat

Kesegaran Jasmani Pada Anak Usia 12-14 Tahun. Tesis. Semarang:

Program Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran

Universitas Diponogoro.

Sumber internet :

Ditjen PP dan PL Kemenks RI.(2013). Jumlah Kasus HIV AIDS. [Online].

Gambar

Gambar 3.1 Format TesKebugaranJasmani Rockport
Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

Dihasilkan sebuah rancangan dan cetak biru ( blue print ) sistem pengukuran kinerja (SPK) Jurusan Teknik Mesin yang dapat memberikan informasi kepada stakeholder dan pengambil

Bima di Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima. Metode penelitian ini menggunakanmetode penelitian deskriptif kualitatif yang memaparkan data berupa kata-kata atau

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah

musik kintung berbasis kreativitas di Dapur Theater Kalimantan Selatan untuk. meningkatkan kreativitas peserta didik dalam rangka menciptakan

Blind docking dilakukan terhadap reseptor human tyrosinase dengan senyawa asam alfa-siano-4-hidroksisinamat dan asam kojat yang sudah diketahui aktivitasnya sebagai

[r]

[r]