• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPONS MASYARAKAT TERHADAP BANJIR CILEUNCANG DI JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RESPONS MASYARAKAT TERHADAP BANJIR CILEUNCANG DI JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA BANDUNG."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

RESPONS MASYARAKAT TERHADAP BANJIR CILEUNCANG DI JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA BANDUNG

Skripsi

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan ,jurusan pendidikan geografi

NAMA : ANDRI FIRMANSYAH NIM : 0800996

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

RESPONS MASYARAKAT TERHADAP BANJIR CILEUNCANG DI JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA BANDUNG

Oleh Andri Firmansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Andri Firmansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Andri Firmansyah NIM 0800996

RESPONS MASYARAKAT TERHADAP BANJIR CILEUNCANG DI JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, MT. 19640603 198903 1 001

Pembimbing II

Drs. H. Wahyu Eridiana, M.Si. 19550505 198601 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

(4)

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Banjir cileuncang mestinya tidak terjadi di Kota Bandung. Bila melihat sifat alami air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Namun pada kenyataan yang terjadi saat ini, setiap kali turun hujan dengan intensitas yang cukup tinggi, maka terjadi banjir cileuncang dibeberapa ruas jalan di Kota Bandung sehingga menimbulkan berbagai masalah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya banjir cileuncang di sekitar perempatan Terusan Pasirkoja dan mengidentifikasi respons masyarakat terhadap banjir cileuncang di sekitar perempatan Terusan Pasirkoja.

Sampel wilayah dalam penelitian ini adalah Perempatan Terusan Pasirkoja, yang masuk dalam wilayah administratif Kel. Babakan, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung. Sampel diambil berdasarkan teknik purposive sampling atau sampel pertimbangan. Sampel manusia dalam penelitian ini adalah masyarakat yang terkena dampak langsung banjir cileuncang di sekitar perempatan Terusan Pasirkoja, yaitu masyarakat RW 05 Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. Teknik analisis data yang digunakan yaitu rumus perhituangan untuk hujan maksimum wilayah Bandung, perhitungan untuk debit maksimum, dan perhitungan volume air (m³). Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua kaitannya dengan respons masyarakat terhadap banjir cileuncang adalah dengan menggunakan rumus persentase.

(5)

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Flood cileuncang should not happen in Bandung . When you look at the nature of the water that flows from a high place to a low place. But the fact is happening now , every time it rains with intensity high enough , then the cileuncang flooding several roads in the city of Bandung , giving rise to various problems . The purpose of this study is to identify the dominant factors that cause cileuncang flooding araund the Terusan Pasirkoja intersection and identify community response to cileuncang flooding around the Terusan Pasirkoja intersection.

The sample in this research area is the intersection of Terusan Pasirkoja, which is included in the administrative sub-district Babakan, district Babakan Ciparay, Bandung City. Samples were taken by purposive sampling or sample considerations. Human samples in this study were people who were directly affected by cileuncang floods around the Terusan Pasirkoja intersection, namely RW 05 Sub-district Babakan , District Babakan Ciparay , Bandung . Data analysis technique used is the formula for the maximum rainfall in Bandung, the calculation for the maximum water debit , and the calculation of the volume of water ( m³ ) . As for answering the second formulation of the problem related with the public response to cileuncang flood is to use a percentage formula .

The results showed that at the time of discharge of rain water in the channel is 21.87 m³ / sec while the channel capacity is 17.04 m³ / sec so that the channel can not accommodate the water flow during rain, causing flooding. Based on the 70% response action or scene of most of the village people no attempt to flood minimalize cileuncang, and 30% or less than half of the village scene of people no attempt to flood minimalize cileuncang. Recommendations from the research is, drainage conditions should be improved so that a wider dimension in order to accommodate the flow of water when it rains, people should be more responsive to cileuncang floods that occurred in their neighborhood.

(6)

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(7)

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Banjir Cileuncang...13

1. Pengertian Banjir Cileuncang...13

2. Faktor-Faktor Penyebab Banjir Cileuncang...14

3. Dampak yang Ditimbulkan Banjir Cileuncang...14

4. Upaya untuk Mengurangi Banjir Cileuncang...16

E. Drainase Perkotaan...17

H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data...32

1. Teknik Pengolahan Data...32

2. Teknik Analisis Data...33

(8)

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A.Kondisi Fisik Daerah Penelitian...36

1. Lokasi...36

B. Deskripsi Banjir Cileuncang di Sekitar Perempatan Terusan Pasirkoja, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung...46

1. Dimensi Salura Drainase...46

2. Karakteristik Hujan...46

3. Karakteristik Banjir...46

4. Persampahan...47

C.Analisis Debit Penyebab Banjir...48

1. Perhitungan Intensitas Hujan Maksimum...48

2. Perhitungan Debit Maksimum...49

3. Perhitungan Volume Air...50

D.Analisis Penyebab Banjir Cileuncang...52

E. Kondisi Sosial Daerah Penelitian...56

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk...56

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin...57

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian...59

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan...60

F. Karakteristik dan Identitas Responden...62

1. Usia Responden...62

2. Tingkat Pendidikan Responden...62

3. Mata Pencaharian Responden...63

G.Hasil dan Pembahasan Faktor-Faktor Dominan yang Menyebabkan Banjir Cileuncang di Perempatan Terusan Pasirkoja, Jalan Soekarno-Hatta Kota Bandung...64

1. Saluran Drainase...64

2. Karakteristik Hujan...65

(9)

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengetahuan Banjir Cileuncang...66

2. Dampak Banjir Cileuncang...68

3. Sikap dan Tindakan Terhadap Banjir Cileuncang...74

I. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan Geografi di Sekolah...80

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan...82

B.Rekomendasi...83 DAFTAR PUSTAKA

(10)

1

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Banjir merupakan kata yang sangat populer di Indonesia khususnya pada musim hujan, mengingat beberapa wilayah di Indonesia mengalami bencana banjir. Dibandingkan bencana lain, banjir menempati urutan pertama bencana yang paling sering menimpa wilayah Indonesia. Menurut Agung Laksono selama tahun 2012 terdapat 4.291 kasus banjir, kemudian puting beliung 1.998 kasus dan longsor 1.815 kasus. Peristiwa banjir setiap tahun berulang, namun permasalahan tersebut sampai saat ini belum terselesaikan.

Penyebab banjir secara umum disebabkan oleh tiga faktor yaitu luapan sungai, luapan saluran drainase, dan surface run off. Sedangkan untuk wilayah perkotaan banjir pada umumnya disebabkan oleh dua faktor yaitu luapan saluran drainase dan run off.

(11)

2

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut T. Bachtiar (Ketua Masyarakat Geografi Indonesia), banjir cileuncang mestinya tidak terjadi di Kota Bandung. Bila melihat sifat alami air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Air yang jatuh dipermukaan jalan akan segera mengalir ke pinggir jalan lalu masuk ke saluran drainase yang ada disepanjang pinggir jalan tersebut. Dengan cara itulah tidak akan ada air yang tergenang di jalan.

Namun pada kenyataan yang terjadi saat ini, setiap kali turun hujan dengan intensitas yang cukup tinggi, maka terjadi banjir cileuncang dibeberapa ruas jalan di Kota Bandung. Tentunya banjir cileuncang ini menimbulkan berbagai masalah, diantaranya kemacetan lalu lintas, kerugian ekonomi, masalah kesehatan dan sebagainya. Pada saat terjadi banjir cileuncang laju kendaraan akan terhambat, meraka menunggu genangan air surut. Hal ini menyebabkan kemacetan yang cukup panjang diberbagai ruas jalan. Selain itu genangan air juga mengacaukan pengaturan rambu lalu lintas di banyak persimpangan jalan, membuat kemacetan yang ada sulit untuk diuraikan. Polusi udara semakin menambah komplit masalah yang ada sebab banjir ciluncang menimbulkan bau tidak sedap akibat tercampur dengan sampah.

(12)

3

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

angkutan kota menjadi lebih lama dari biasanya karena menghindari macet dan jalan yang banjir sehingga mengurangi jatah waktu untuk beroperasi. Kemudian kemacetan yang di akibatkan banjir cileuncang menambah konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dari kendaraan tersebut, sebab ketika macet kendaraan memerlukan banyak energi untuk mulai bergerak dari kondisi diam. Dalam hal ini energi didapat dari bahan bakar minyak (BBM).

Selain kemacetan dan kerugian ekonomi banjir cileuncang juga menimbulkan masalah kesehatan, air yang menggenang selama beberapa jam yang tercampur dengan sampah akan menjadikan daerah sekitar menjadi kotor. Tempat yang kotor biasanya menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit.

Masalah yang ditimbulkan banjir cileuncang tidak berhenti setelah genangan air surut. Genangan air membuat aspal menjadi cepat rusak dan menyebabkan jalan menjadi cepat berlubang. Tentunya kondisi ini menjadi ketidaknyamanan yang sering kali sangat menjengkelkan bagi warga Kota Bandung ataupun pengguna jalan.

(13)

4

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cileuncang seperti di Jalan Ir. Djuanda (Dago), Jalan RE. Martadinata (Riau) dan Jalan Dr. Djunjunan (Pasteur). Juga dengan genangan air yang terus meninggi. Dulu tinggi cileuncang semata kaki kini tingginya bisa mencapai lutut orang dewasa. (Lia Noer Hambali, 2010). Tentu saja semakin banyak titik cileuncang, makin tidak nyaman warga. Ketika banjir cileuncang selalu terjadi, masyarakat tentu bertanya-tanya apa yang menjadi menyebab terjadinya banjir tersebut.

Dalam koran Pikiran Rakyat (8 Januari 2009) T. Bachtiar menyebutkan penyebab utama banjir cileuncang adalah buruknya sistem drainase kota. Dimensi saluran drainase yang ada tidak mampu menampung volume curahan air.

Berbeda dengan pendapat T. Bachtiar, Ayi Vivananda (Wakil Walikota Bandung) berpendapat banjir cileuncang tidak hanya disebabkan oleh infrastruktur yang buruk. Infrastruktur drainase Kota Bandung relatif siap namun pemanfaatannya kurang optimal karena terhambat sampah dan memang Kota Bandung sendiri memiliki intensitas hujan yang tinggi. (Artikel Harian Pikiran Rakyat 12 Februari 2012).

(14)

5

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jalan Soekarno Hatta merupakan salah satu jalan arteri primer di Kota Bandung dan dirancang untuk melayani lalu lintas regional. Namun dengan munculnya masalah yang ditimbulkan oleh banjir cileuncang saat ini jalan Soekarno-Hatta kurang memberikan pelayanan yang optimal bagi pengguna jalan.

Untuk mengatasi banjir cileuncang perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan banjir cileuncang dan bagaimana respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di daerah tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti “Respons Masyarakat Terhadap Banjir Cileuncang di Jalan

Soekarno-Hatta Kota Bandung”.

B.Rumusan Masalah

1. Faktor-faktor dominan apa yang menyebabkan terjadinya banjir cileuncang di perempatan Terusan Pasirkoja, Jalan Soekarno-Hatta Kota Bandung ?

2. Bagaimana respons masyarakat terhadap banjir cileuncang di sekitar perempatan Terusan Pasirkoja, Jalan Soekarno-Hatta Kota Bandung ?

(15)

6

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk menganalisis faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya banjir cileuncang di perempatan Terusan Pasirkoja, Jalan Soekarno-Hatta Kota Bandung.

2. Untuk mengidentifikasi respons masyarakat terhadap banjir cileuncang di sekitar perempatan Terusan Pasirkoja, Jalan Soekarno-Hatta Kota Bandung. D.Manfaat Penelitian

1. Sebagai pengayaan pengetahuan ilmu geografi bagi peneliti.

2. Sebagai sumber data bagi peneliti lain yang terkait dengan permasalahan banjir.

(16)

25

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Tika (2005 : 6) adalah “metode yang lebih

mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkap fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interprestasi dan analisis”, sedangkan jika mengacu pada pelaksanaannya, metode

penelitian yang digunakan adalah metode survey. Menurut Tika ( 2005: 9) survey adalah “suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah

besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan”.

B.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Jalan Soekarno Hatta Kota Bandung. Jalan yang memiliki panjang 18,46 km ini terletak di antara 6056‟24”LS sampai 6057‟36”LS dan 107033‟42”BT sampai 1070 43‟18”BT. Jalan ini memanjang dari sebelah barat Kota Bandung yaitu Bunderan Elang ke sebelah timur Kota Bandung yaitu Bunderan Cibiru.

(17)

26

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti. Menurut Sumaatmadja (1988:112), populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti atas semua kasus individu dan gejala yang ada di daerah penelitian. Populasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu,

a. Populasi Wilayah

Populasi wilayah dalam penelitian ini meliputi seluruh daerah yang dilewati oleh jalan Soekarno-Hatta, yaitu Bunderan Elang, Terusan Pasirkoja, Kopo, Leuwi Panjang, M.Toha, Batununggal, Buah Batu, Kiaracondong, Riung Bandung, Gedebage, dan Cibiru.

b. Populasi Manusia

Populasi manusia dalam penelitian ini meliputi pengguna jalan dan masyarakat yang bertempat tinggal disekitar Jalan Soekarno-Hatta. 2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Menurut Sumaatmaja (1988:112) sampel adalah bagian dari populasi (cuplikan atau contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu,

a. Sampel Wilayah

(18)

27

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(19)

28

Andri Firmansyah, 2014

(20)

29

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Peta Dampak Banjir Cileuncang

b. Sampel Manusia

Sampel manusia dalam penelitian ini adalah masyarakat yang terkena dampak langsung banjir cileuncang di sekitar perempatan terusan pasirkoja, yaitu masyarakat RW 05 Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. Ukuran sampel yang akan diambil dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Dixon dan B. Leach dalam Tika (2005:25) formulanya adalah :

 Menentukan persentase karakteristik

P =

x 100 %

P =

x 100 % P = 28,38 %

 Menentukan variabilitas

V =

V = V = 45,08

 Menentukan jumlah sampel

(21)

30

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n =

n = 78,06 (dibulatkan menjadi 80 sampel)

Keterangan : n = jumlah sampel

z = tingkat kepercayaan 95% dilihat dalam tabel z hasilnya 1,96 v = variabel yang diperoleh dari rumus varia

D.Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006), variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian ada dua macam yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel ini ditentukan berdasarkan masalah yang dibahas dalam penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Penelitian

(22)

31

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Definisi Operasional

1. Respon masyarakat terhadap banjir yaitu tanggapan masyarakat terhadap banjir cileuncang, berupa tanggapan positif dan negatif.

2. Masyarakat disekitar wilayah banjir yaitu orang-orang yang bertempat tinggal di wilayah yang sering dilanda banjir. Masyarakat yang dimaksud yaitu masyarakat RW 05 Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung.

3. Cileuncang adalah istilah bahasa sunda untuk menggambarkan banjir yang terjadi di jalanan. Banjir cileuncang disebabkan oleh luapan saluran drainase dan run off.

4. Menurut Dinas Perhubungan dan Bina Marga (2009), Jalan Soekarno Hatta merupakan jalan terpanjang di Kota Bandung yaitu 18,46 km. Dimulai dari sebelah timur Bunderan Cibiru dan sebelah barat Bunderan Elang. Jalan Soekarno Hatta juga berstatus sebagai jalan nasional dan berfungsi sebagai jalan arteri primer. Hal tersebut menunjukkan jalan Soekarno Hatta adalah salah satu ruas jalan terpenting di Kota Bandung.

(23)

32

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peta Kota Bandung

Alat yang digunakan dalam Penelitian

Alat Kegunaan

GPS Untuk menentukan koordinat daerah penelitian kita Kamera Digital Untuk mengambil gambar dari objek yang kita amati Laptop Untuk mengolah data penelitian kita

Sofware Map Info 10,5 Untuk membuat peta kajian dalam penelitian kita Meteran & Mistar Untuk mengukur dimensi saluran drainase &

ketinggian banjir

Stopwatch Untuk mengetahui berapa lama durasi hujan, mengetahui kecepatan aliran air &lama genangan Pedoman Observasi Sebagai pedoman penelitian kita tentang hal-hal apa

saja yang akan kita amati di lapangan

Pedoman Wawancara Sebagai pedoman penelitian kita tentang hal-hal apa saja yang akan kita tanyakan kepada responden

G.Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer

(24)

33

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengamatan secara langsung ke objek penelitian di lapangan sesuai dengan pedoman observasi.

b. Wawancara

Melakukan wawacara kepada masyarakat untuk memperoleh informasi secara langsung dari sumbernya.

c. Pemotretan

Melakuakan pemotretan terhadap objek yang diamati di lapangan.

2. Data Sekunder a. Dokumentasi

Mengumpulkan data-data yang terkait dengan tema penelitian kita dari instansi atau stakeholder tekait.

b. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan buku, jurnal, skripsi, tesis dan artikel yang terkait dengan tema penelitian.

H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Untuk mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dilapangan, maka diperlukan teknik pengolahan dan analisis data.

(25)

34

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasan (2004:24) mengungkapkan “pengolahan data adalah suatu proses

dalam memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu.

a. Seleksi data, penyeleksian data yang telah terkumpul bertujuan untuk mengetahui data mana yang lengkap dan tidak lengkap dan data-data mana yang dapat diolah atau yang tidak dapat diolah.

b. Klasifikasi data, setelah data tersebut diseleksi, selanjutnya data-data tersebut diklasifikasi dengan cara mengelompokannya berdasarkan kategori tertentu.

c. Tabulasi data, pada langkah ini data yang sudah diklasifikasikan kemudian ditabulasi ke dalam bentuk tabel agar dapat diketahui frekunsi tiap-tiap alternatif jawaban dari masing-masing pertanyaan, sehingga mempermudah dalam menganalisis dan menafsirkannya.

2. Teknik Analisis Data

Patton (dalam Hasan, 2004:29) menjelaskan „analisis data adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar‟. Salah satu tujuan analisis data adalah memecahkan

masalah-masalah penelitian dan untuk menyusun data agar mudah dipahami. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini harus disesuaikan dengan tujuan penelitian.

(26)

35

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model-model, seperti model matematika, model statistik, dan ekonometrik”. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk angaka-angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu urain. Teknik analisis data yang digunakan ada dua macam cara yaitu teknik analisis data untuk menjawab rusmusan masalah yang pertama kaitannya dengan fakto-faktor dominan penyebab banjir cileuncang yaitu

a. Rumus perhituangan untuk hujan maksimum wilayah Bandung yaitu I (t.p) = 384,9 . t^-0,5 . e^-0,015 – (1,7992 . ln(p) + 3,127)

b. Rumus perhitungan untuk debit maksimum yaitu Q = C . I . A

Dimana C yaitu koefisien limpasan, I yaitu intensitas hujan maksimum dan A yaitu catchment area.

c. Rumus perhitungan volume air (m³) yaitu

Q . t . 60

Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah yang kedua kaitannya dengan respon masyarakat terhadap banjir cileuncang adalah dengan menggunakan rumus persentase, dimana setiap jawaban atau respon masyarakat nantinya mempunyai jumlah persentasenya dari setiap indikator angket yang ditanyakan dengan menggunakan rumus formula persentase berikut,

x 100%

Keterangan :

(27)

36

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f = frekuensi jawaban

n = jumlah seluruh responden % = bilangan konstan

Hasil persentase yang diperoleh untuk mempermudah penafsirkan data. Kriteria persentase tersebut yang digunakan tercantum dalam tabel 3.2 berikut

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Skor Persentase Penelitian

Frekuensi Kriteria

0 Tidak ada

1-24 % Sebagian kecil 25-49 % Kurang dari setengahnya

50 % Setengahnya

51-74 % Sebagian besar 75-99 % Hampir seluruhnya

(28)

37

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

INPUT DATA INPUT DATA

ANALISIS DATA ANALISIS DATA (PERSENTASE)

INPUT DATA ANALISIS DATA

(MAP INFO 10,5)

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BANJIR CILEUNCANG

KESIMPULAN

(29)

82

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penelitian mengenai respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di perempatan Terusan Pasirkoja, Kota Bandung yang telah dibahas sebelumnya, akan ditutup dengan kesimpulan dan dengan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat berguna bagi seluruh pihak yang terkait.

A.Kesimpulan

Permasalahan banjir cileuncang harus segera diatasi oleh semua pihak, baik itu pemerintah dan masyarakatnya. Dalam mengatasi permasalahan banjir cileuncang harus diketahui terlebih dahulu faktor fisik yang menyebabkan banjir itu sendiri dan selanjutnya faktor sosialnya. Faktor fisik dalam hal ini yaitu faktor-faktor dominan yang menyebabkan banjir cileuncang dan faktor-faktor sosial yaitu respon atau tanggapan masyarakat terhadap banjir.

Setelah melakukan proses pengamatan, perhitungan dan analisis data, maka hasil penelitian yang menjawab tujuan penelitian yang pertama yaitu faktor-faktor dominan yang menyebabkan banjir cileuncang adalah kondisi saluran drainase, karakteristik hujan dan persampahan.

(30)

83

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seluruhnya masyarakat kelurahan babakan mengetahui tentang banjir cileuncang (respon positif), kemudian berdasarkan respons dari dampak banjir cileuncang terhadap masyarakat Kelurahan Babakan 100% atau seluruhnya masyarakat Kelurahan Babakan merasakan dampak dari banjir cileuncang, baik itu dari dampak terhadap psikologis, kesehatan dan ekonomi (respon negatif). Berdasarkan respons sikap dan tindakan, 80% sikap masyarakat Kelurahan Babakan terhadap usaha untuk meminimalisir banjir cileuncang (positif) sebab sebagian besar masyarakat Kelurahan Babakan peduli terhadap upaya untuk meminimalisir banjir cileuncang kemudian 70% atau sebagian besar masyarakat kelurahan babakan tidak ada usaha untuk meminimalir banjir cileuncang, dan 30% atau kurang dari setengahnya masyarakat kelurahan babakan ada usaha untuk meminimalir banjir cileuncang, karena lebih banyak yang tidak melakukan usaha untuk meminimalisirr banjir cileuncang maka respon tindakannya yaitu (respon negatif). Masyarakat yang tidak melakukan usaha untuk meminimalisir banjir cileuncang beranggapan kalau banjir cileuncang merupakan tanggung jawab pemerintah.

B.Rekomendasi

(31)

84

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor dominan yang menyebabkan banjir cileuncang yaitu diantarnya kondisi saluran drainase yang dirasa harus diperbaiki dimensinya agar lebih luas, supaya ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi saluran drainase mampu menampung debit air. Perilaku masyarakat kelurahan babakan dalam hal membuang sampah hendaknya tidak dibuang ke saluran drainase, karena hal tersebut menjadikan fungsi saluran drainase menjadi kurang optimal.

2. Berdasarkan hasil penelitian, respons masyarakat terhadap banjir cileuncang kaitanya dengan respons tindakan, seharusnya masyarakat kelurahan babakan lebih berpartisipasi dalam hal usaha untuk meminimalisir banjir cileuncang karena banjir cileuncang tidak sepenuhnya tanggung jawab pemerintah tetapi juga tanggung jawab kita bersama.

(32)

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Bachtiar.T (26 November 2009). Seharusnya Bandung Bebas Banjir Cileuncang. Pikiran Rakyat [Surat Kabar Online].

http://klipingut.wordpress.com/2009/11/26/seharusnya-bandung-bebas-banjir-%E2%80%9Dcileuncang%E2%80%9D/ (16 Januari 2013)

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geo Fisika. (2000-2009). Data Hujan Menitan, Bulanan Rata-Rata. Bandung: Stasiun Cemara.

Bakosurtanal. (2001). Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Bandung Skala 1:25.000. Bogor.

Bakosurtanal. (1973). Peta Geologi Lembar Bandung Skala 1:100.000. Bogor.

Bappeda. Peta Bandung Raya Skala 1:10.000. Bandung

Cita Citarum. (2009). Cileuncang Terus Menerjang. [Online].

Tersedia di : http://www.citarum.org/?q=node/361 (21 Oktober 2012)

Direktorat Jendral Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum. Penataan Ruang Kawasan Rawan Banjir. Jakarta

Tersedia di : http://penataanruang.pu.go.id/ta/Lapak05/P2/2/Bab6.pdf (18 Februari 2014)

Hasan, I. (2004). Analisis data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta. Bumi Aksara

Kelurahan Babakan. (2011). Data Monografi Kelurahan Babakan. Bandung

(33)

Andri Firmansyah, 2014

Respon masyarakat terhadap banjir cileuncang di jalan Soekarno-Hatta di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tersedia di http://news.detik.com/read/2012/12/26/143205/2126975/4291-bencana-banjir-di-indonesia-selam-tahun-2012 (16 Januari 2013)

Mahdani, Asri. (2011). Respon Penduduk Terhadap Rencana Pengaktifan Kembali Kereta Api Bandung-Ciwidey. Skripsi Sarjana pada Jurusan Pendidikan Geografi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Unversitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Mengenal Istilah Banjir Ciluncang. 2010. [Online]

Tersedia di : http://egg-animation.blogspot.com/2010/02/mengenal-istilah-banjir-cileuncang.html (21 Oktober 2012)

Mutakin, Awan. (2002). Studi Masyarakat Indonesia. (Edisi ke Tiga). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Rohmat, Dede, Iwan Setiawan. Penentuan Konstanta Probabilitas dan Durasi Hujan Untuk Formulasi Pola Intensitas Hujan Di Jawa Barat. Bandung.

Sumaatmadja, N. (1997). Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta : Bumi Aksara

Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta. C.V Andi Offset

Tika, M.P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Gambar

Gambar 3.1 Peta Dampak Banjir Cileuncang
Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam Penelitian
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Skor Persentase Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan ini yaitu penelitian Status Gizi berdasarkan kecukupan energi (kalori) dan kecukupan protein pada anak remaja. Remaja adalah generasi muda yang

Saya yakini itu benar, sehingga penulisan penelitian berjudul “Analisis Tindak Kekerasan Pada Perilaku Kolektif Dalam Gerakan Sosial Mahasiswa” (Studi Kasus pada Kegiatan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Sosiologi. © Luthfi Muzayyin Kamil 2014

Tabel 4.23 Pernyataan: Apabila saya menolak ajakan teman untuk.. membolos, saya dikucilkan/dibully

teman sebaya berpengaruh terhadap timbulnya perilaku mencontek dengan nilai korelasi hanya 0,252, berpengaruh terhadap timbulnya perilaku membolos dengan nilai

Untuk memotivasi orang tua dan memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra –putrinya sejak dini / dibentuklah pendidikan anak usia dini ( PAUD ) // saat ini 15.249 anak usia

[r]

Simpulan: Ketuban pecah dini, infeksi saat hamil, sosial ekonomi, gawat janin, berat lahir bayi dan skor apgar bukan merupakan faktor yang berpengaruh