• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK AKTIVITAS JASMANI (SEPAKBOLA DAN BOXING) TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ORANG DENGAN HIV POSITIF DI RUMAH CEMARA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK AKTIVITAS JASMANI (SEPAKBOLA DAN BOXING) TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ORANG DENGAN HIV POSITIF DI RUMAH CEMARA BANDUNG."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

oleh

NADIA EKA PUTRI NIM 1102865

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh NADIA EKA PUTRI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

© Nadia Eka Putri 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)

NADIA EKA PUTRI

DAMPAK AKTIVITAS JASMANI (SEPAKBOLA DAN BOXING) TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ORANG DENGAN HIV POSITIF DI

RUMAH CEMARA BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing

Pembimbing I

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd. NIP. 196509091991021001

Pembimbing II

dr. Ikbal Gentar Alam, M.Kes. NIP. 197610152008011000

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

DAMPAK AKTIVITAS JASMANI (SEPAKBOLA DAN BOXING) TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ORANG DENGAN HIV POSITIF DI

RUMAH CEMARA BANDUNG

Pembimbing I : Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd. Pembimbing II : dr. Ikbal Gentar Alam, M.Kes.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri orang dengan HIV positif di Rumah Cemara Bandung. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kausal komparatif atau ex post facto. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampelnya dibagi kedalam dua kelompok yaitu orang dengan HIV positif yang mengikuti kegiatan sepakbola dengan jumlah 5 orang dan orang dengan HIV positif yang mengikuti kegiatan boxing dengan jumlah 5 orang. Instrumen yang digunakan berupa angket dengan menggunakan Skala Likert, observasi, dan wawancara. Berdasarkan uji validitas angket yang valid sebanyak 28 butir dari 50 butir pernyataan. Uji reliabilitas diperoleh hasil 0.722021 dan masuk dalam kriteria reliabel. Pengolahan dan analisis data diperoleh skor orang dengan HIV positif yang mengikuti kegiatan sepakbola sebesar 514 dari skor maksimal 700 setelah dipersentase hasilnya adalah 73,43% dan skor orang dengan HIV positif yang mengikuti kegiatan boxing sebesar 521 dari skor maksimal 700 setelah dipersentase hasilnya adalah 74,43%. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) dapat berdampak terhadap kepercayaan diri orang dengan HIV positif di Rumah Cemara Bandung.

(5)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

THE IMPACT OF PHYSICAL ACTIVITY (FOOTBALL AND BOXING) ON THE CONFIDENCE OF PEOPLE WITH HIV POSITIVE AT RUMAH

CEMARA BANDUNG

Supervisor: Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd.

Supervisor II: dr. Ikbal Gentar Alam, M. Kes.

This research aimed to determine the impact of physical activity (football and boxing) on the confidence of people with HIV at Rumah Cemara Bandung. The research was conducted using a causal comparative research methods or ex post facto. The samples in this research used purposive sampling technique. The sample was divided into two groups: HIV-positive people who took part in football with the number 5 people and HIV-positive people who took part in boxing with the number 5 people. The instrument used a questionnaire using Likert Scale, observation, and interviews. Based on a validity test, the valid questionnaire were 28 items of the 50 item statements. The result of reliability test was 0.722021 and included in the criteria reliable. Processing and analysis of data obtained score of HIV-positive people who followed football activities amounted to 514 out of a maximum score of 700 after being percentage the result of the score was 73.43% and HIV-positive people who followed boxing activities amounted to 521 from a maximum score of 700 after being percentage result was 74, 43%. Thus the researchers concluded that physical activities (football and boxing) had an impact on the confidence of people with HIV at Rumah Cemara Bandung.

(6)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

A. Kajian Tentang Aktivitas Jasmani ………..

1. Aktivitas Jasmani …...………...

2. Spektrum Aktivitas Jasmani ………..…………...

3. Sepakbola ……….………

4. Boxing ………..

B. Kajian Tentang Kepercayaan Diri ………..

(7)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sumber Rasa Tidak Percaya Diri ……….……

3. Pengembangan Kepercayaan Diri ………...…….

4. Faktor Kepercayaan Diri Menurun ………...

5. Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri ……….

6. Karakteristik Kepercayaan Diri……….

7. Aspek-Aspek Kepercayaan Diri ………...

C. Kajian Tentang HIV Positif ………...……….

1. Pengertian HIV dan AIDS ……….…………...

2. Faktor Resiko HIV ……….………..

1. Pengertian Teori Atribusi ………

2. Komponen dan Karakteristik Atribusi ………

3. Atribusi Keberhasilan dan Kegagalan ……….

4. Implementasi Teori Atribusi dalam Pembelajaran ………..

F. Keterkaitan Antara Boxing dan Sepakbola dapat

Mengembangkan Kepercayaan Diri ………...………

BAB III METODE PENELITIAN ………..

1. Instrumen Untuk Mengukur Kepercayaan Diri Orang

(8)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Observasi ………...………...

3. Wawancara ………...

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………..…..

1. Uji Validitas Instrumen ………...

2. Uji Reliabilitas Instrumen ………...

G. Prosedur Penelitian ………...………..

H. Teknik Analisis Data ………..

1. Menghitung Rata-Rata ………..

2. Menghitung Persentase ……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….

A. Pengolahan dan Analisis Data ……….………...

1. Hasil Angket Kepercayaan Diri pada Orang dengan HIV

Positif yang Mengikuti Kegiatan Sepakbola dan Boxing di

Rumah Cemara Bandung ………...…..

2. Hasil Observasi Kepercayaan Diri pada Orang dengan HIV

Positif yang Mengikuti Kegiatan Sepakbola dan Boxing di

Rumah Cemara Bandung ………...….…….

3. Hasil Wawancara Tentang Kepercayaan Diri pada Orang

dengan HIV Positif yang Mengikuti Kegiatan Sepakbola

dan Boxing di Rumah Cemara Bandung ….……….

B. Pembahasan Temuan Penelitian ……….………

(9)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal penting untuk setiap manusia, tanpa pendidikan

manusia tidak akan bisa membaca, menulis, dan membuka cakrawala dunia.

Secara umum proses pendidikan terjadi dalam 3 lingkungan yang biasa disebut

dengan tripusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut UU

No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, tercantum pengertian

pendidikan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional tersebut juga menyatakan

bahwa pada intinya pendidikan memiliki tujuan untuk membentuk karakter

seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Pendidikan akan meningkatkan kualitas hidup manusia melalui

peningkatan kualitas aspek kehidupannya yang meliputi aspek finansial, sosial,

keluarga, kesehatan, dan spiritual.

Salah satu aspek kehidupan manusia yang akan peneliti angkat adalah tentang

aspek kesehatan manusia yang berkaitan dengan rasa percaya dirinya ditinjau dari

pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan

seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara

sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh

pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan

keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang

(10)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pancasila. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan melalui

aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan

aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Aktivitas jasmani adalah bagian dari

pendidikan jasmani, sedangkan jasmani itu sendiri melekat pada diri manusia,

maka pendidikan jasmani terkait dengan eksistensi manusia.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu

berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk suatu kelompok. Berkelompok

dalam kehidupan manusia memiliki tujuan bahkan bertujuan yaitu meningkatkan

kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Didalam kelompoknya manusia selalu

menginginkan sebuah pengakuan atas keberadaan dirinya, apabila pengakuan itu

ada maka akan timbul kepercayaan diri. Menurut Lauster (2012, hlm. 4),

pengertian kepercayaan diri:

Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

Penjelasan dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri

merupakan suatu sikap atau perasaan yakin pada kemampuan diri sendiri karena

sikap positif yang dimiliki oleh seseorang untuk menyelesaikan segala tantangan

hidup tanpa rasa takut dan mampu menyelesaikannya sendiri tidak

membandingkan dengan kemampuan orang lain. Ciri-ciri orang yang mempunyai

kepercayaan diri dapat dilihat dari cara memperkenalkan diri ke lingkungan baru

dan kemampuan berbicara dengan orang banyak. Hal ini tidak akan sulit untuk

orang yang sehat jasmani dan rohani karena tidak ada ketakutan dalam dirinya

apakah akan diterima oleh lingkungan baru atau tidak.

Gejala yang muncul pada seseorang yang memiliki kepercayaan diri tinggi

adalah mengerjakan apa yang ia pikir benar walaupun orang lain mengkritisi atau

mengolok-oloknya, bersedia mengambil resiko dan mengerahkan usaha yang

(11)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar dari kesalahannya tersebut, menunggu sampai orang lain memuji

pencapaian dirinya, menerima pujian dengan positif misalnya dengan berkata,

“Terima kasih. Saya memang telah bekerja keras untuk berhenti memakai

narkoba. Saya senang Anda menyadarinya.” Perbedaan sangat terlihat pada

seseorang yang memiliki kepercayaan diri rendah adalah menyesuaikan perilaku

berdasarkan harapan orang lain terhadap dirinya, bertahan di “zona aman” karena

takut akan kegagalan dan takut mencoba hal atau tantangan baru, berusaha

menutup-nutupi kesalahan dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut sebelum

orang lain mengetahuinya, sering membangga-banggakan kelebihan diri di

hadapan orang lain, menolak pujian dengan berkata, “Oh, hal itu bukan apa-apa. Pada dasarnya, semua orang bisa kok mengerjakannya asal niat yang kuat.”

Kondisi ini sangat berbeda pada orang dengan HIV. HIV (Human

Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh

manusia. Sel darah putih berfungsi mempertahankan diri dari kuman, virus, dan

penyakit yang masuk kedalam tubuh dengan menghasilkan zat-zat tertentu yang

disebut antibodi untuk melumpuhkan kuman, virus, dan penyakit tersebut. Setiap

penyakit akan menghasilkan antibodi yang khas untuk penyakit tersebut, bahkan

pada beberapa penyakit tertentu sel darah putih akan menghasilkan antibodi yang

bisa melindungi tubuh seumur hidup. HIV ini menyerang sel darah putih yang

merupakan bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh. Akibatnya sel darah

putih berkurang dan lama-kelamaan sistem kekebalan tubuh melemah. Orang

yang diketahui darahnya telah mengandung HIV disebut sebagai HIV positif

(HIV+), sedangkan orang yang tidak mempunyai virus HIV dalam tubuhnya

disebut sebagai HIV negatif (HIV-). Keadaan HIV+ dan HIV- ini sering disebut

status HIV seseorang. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) muncul

setelah virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia lima hingga

sepuluh tahun atau lebih. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan satu atau

lebih penyakit dapat timbul karena lemahnya sistem kekebalan tubuh tersebut,

beberapa penyakit bisa menjadi lebih parah daripada biasanya.

Saat ini sudah ada obat yang dapat menekan jumlah HIV, virus penyebab

(12)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkurang di dalam tubuh yang disebut antiretroviral atau ARV. ARV tidak dapat

memberantas HIV dari seluruh tubuh, jadi tidak dapat menyembuhkan kita dari

infeksi HIV.

Apabila seseorang tertular HIV (atau menjadi HIV positif) bukan berarti

langsung jatuh sakit. Seseorang bisa hidup dengan HIV di dalam tubuhnya

bertahun-tahun lamanya tanpa merasa sakit atau mengalami gangguan kesehatan

yang berat. Lamanya masa sehat ini sangat dipengaruhi oleh keinginan yang kuat

dari kita sendiri dan bagaimana kita menjaga kesehatan dengan pola hidup yang

sehat (Green, 2006).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang terkena HIV

positif dapat melakukan aktivitas jasmani tanpa merasakan sakit atau gangguan

kesehatan yang berat sedangkan orang yang dinyatakan AIDS positif tidak bisa

melakukan aktivitas jasmani seperti orang yang terkena HIV positif. Apabila

seseorang terkena HIV positif tidak langsung menjadi AIDS positif tergantung

dari pola hidupnya, dan ARV dapat membantu untuk menekan virus HIV yang

ada di dalam tubuh. ARV tidak dapat menyembuhkan HIV tetapi dapat menekan

virus HIV di dalam tubuh sehingga berkurang.

Orang dengan HIV positif tidak memiliki rasa percaya diri karena mereka

merasa memiliki harapan hidup yang pendek, berpenyakit tidak lumrah, lemahnya

dukungan keluarga serta kerabat dekat, dan stigma dari masyarakat yang

“dilekatkan” pada mereka. Stigma yang mengatakan bahwa mereka kelompok

pendosa, bersalah, penerima kutukan hingga azab karena mereka telah melakukan

hal yang seronok dan kotor seperti berhubungan intim dengan orang yang telah

terinfeksi HIV tanpa menggunakan kondom dan memakai jarum suntik bersama

ketika menggunakan narkoba. Mereka juga dianggap sebagai biang penyebar

virus HIV. Stigma ini bisa dimaklumi karena persepsi sempit masyarakat terhadap

penyakit HIV itu sendiri, masyarakat belum teredukasi dengan baik apa itu HIV

dan bagaimana penyakit ini dapat menular. HIV bukanlah penyakit menular

seperti penyakit kulit, flu, atau kusta tetapi masyarakat menyangkanya demikian.

AIDS pertama kali dijumpai di Indonesia pada bulan April 1987 (Maryunani,

(13)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di Bali meninggal di RSUP Denpasar. Tahun 1988 seorang pria warga negara

Indonesia asal Manado meninggal di Bali dengan indikasi AIDS. Banyak

masyarakat yang menganggap datangnya penyakit yang sangat mematikan dan

sulit diobati seperti AIDS adalah peringatan dan bahkan adalah hukuman dari

Tuhan akibat dosa-dosa yang diperbuat manusia. Penularan utama dari penyakit

HIV/AIDS adalah melalui hubungan seksual dengan pengidap HIV, sehingga sulit

untuk melakukan pencegahannya.

Menurut Irawan (1994, hlm. 61) di Indonesia beberapa penderita HIV positif

diperlakukan sebagai buronan seperti wanita pekerja seks dan pecandu narkoba

didesak untuk meninggalkan lingkungannya, ketakutan ini karena virus HIV

dianggap sebagai penyakit yang bisa menular melalui kontak pergaulan biasa.

Ketakutan masyarakat membuat orang dengan HIV positif cenderung

menyembunyikan keadaannya. Irawan menambahkan bahwa pada tahun 1988,

ketika catatan resmi menunjukkan adanya kasus HIV di Indonesia, ternyata

semuanya “menghilang”. Pada tahun 1993, seorang wanita dengan HIV positif di

Ujungpandang juga pernah dikabarkan melarikan diri entah kemana. Pemberitaan

pada media massa juga sering bersifat sensasional. Ada berita yang mengatakan

bahwa dua orang wanita dengan HIV positif “berhasil ditemukan”, seolah-olah mereka buronan yang dikejar-kejar. Media massa cenderung memperbesar

masalah ini melalui cara peliputan dan pemberitaan yang senasional sehingga

menambah ketidak tahuan masyarakat atau membentuk anggapan salah kaprah

tentang virus HIV.

Apabila keadaan ini tidak dibenahi dengan serius maka orang dengan HIV

positif akan cenderung menarik diri dari lingkungan masyarakat karena penyakit

yang dideritanya tidak lumrah dan berbahaya, hidupnya akan semakin terpuruk

akibat stigma yang dilekatkan pada diri orang dengan HIV positif yang

mengakibatkan tidak ada dukungan untuk kesembuhannya. Dengan demikian,

kepercayaan diri orang dengan HIV positif tidak akan berkembang dengan baik.

Akibatnya, mayoritas orang dengan HIV positif menunjukkan tingkat

(14)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada peningkatan penyebaran virus HIV yang semakin cepat dan meluas serta

mengganggu kenyamanan masyarakat yang hidup dengan HIV negatif.

Kepercayaan diri pada diri manusia adalah modal dalam mengarungi

kehidupan. Rendahnya kepercayaan diri akan berdampak pada hilangnya harapan

hidup. Selain itu dengan penelitian ini, ingin diungkapkan dampak keikutsertaan

penderita HIV positif dalam mengembangkan kepercayaan dirinya. Sejalan

dengan penelitian membahas tentang “Dampak Aktivitas Jasmani (Sepakbola dan

Boxing) Terhadap Pengembangan Kepercayaan Diri Pada Orang Dengan HIV

Positif Di Rumah Cemara Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan pengenalan masalah atau inventarisir

masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan hal-hal yang akan diteliti. Seperti

yang telah diketahui bahwa orang dengan HIV positif masih dipandang sebelah

mata oleh masyarakat karena penyakit yang tidak lumrah dan penyebab virus

tersebut masuk kedalam tubuh diakibatkan melakukan hal seronok seperti

berhubungan intim dengan orang yang telah terkena virus HIV dan memakai

jarum suntik yang terinveksi virus HIV. Selain itu stigma masyarakat yang salah

kaprah tentang virus HIV sehingga membuat penderita HIV positif semakin tidak

dihargai keberadaannya.

Dari beberapa hal diatas tentunya sangat mempengaruhi kepercayaan diri

orang dengan HIV positif. Dengan begitu, Rumah Cemara mempunyai tugas yang

tidak kalah pentingnya guna mengembangkan kepercayaan diri orang dengan HIV

positif melalui aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing). Aktivitas jasmani yang

dipilih adalah sepak bola dan boxing dengan cara bertanding bersama komunitas

yang tidak terkena virus HIV. Rumah Cemara mengajak bertanding sepakbola dan

boxing kepada komunitas non HIV tanpa memberitahu bahwa mereka terkena

virus HIV, seusai pertandingan diadakan makan bersama antara orang yang

terkena virus HIV dengan yang tidak terkena virus HIV, ketika acara makan

bersama selesai pihak Rumah Cemara memberikan sebuah video bahwa

(15)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui pesan dari video tersebut tersampaikan atau sebaliknya dapat dilihat

ketika komunitas non HIV diberikan informasi untuk bertanding kembali bersedia

datang atau tidak.

Frekuensi latihan sepakbola dan boxing dilakukan secara rutin dengan

intensitas latihan yang disesuaikan dengan kondisi orang dengan HIV positif

tersebut. Peserta yang mengikuti sepakbola dan boxing merupakan orang-orang

yang terkena virus HIV. Kegiatan yang diikuti adalah Homeless World Cup dan

kejuaraan tinju nasional.

Menurut Lauster (dalam Ghufro & Risnawati, 2010) mendefinisikan

kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan

salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri

seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai

kehendak, gembira, optimis, dan toleran. Lauster mengemukakan aspek-aspek

kepercayaan diri sebagai berikut:

1. Percaya pada kemampuan diri sendiri

Keyakinan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya.

Sehingga ia mampu sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.

2. Optimis

Sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam

menghadapi segala hal tentang diri dan kemampuannya.

3. Objektif

Orang yang memandang permasalahan sesuai dengan kebenaran yang

semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau diri sendiri.

4. Bertanggung Jawab

Kesediaan orang untuk menanggung segala yang telah menjadi

konsekuensinya.

5. Rasional dan Realistis

Analisis terhadap suatu masalah, sesuatu hal, dan suatu kejadian dengan

menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan

(16)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepercayaan diri dapat dikenali melalui instrumen angket tertutup. Angket

tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk

sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang

sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau

tanda checklist (v).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah yang

dikemukakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. HIV positif merupakan penyakit yang dapat menurunkan sistem kekebalan

tubuh manusia sehingga masyarakat membuat stigma negatif terhadap orang

dengan HIV positif.

2. Terjadinya penurunan tingkat kepercayaan diri orang dengan HIV positif

disebabkan oleh stigma yang dilekatkan masyarakat pada orang dengan HIV

positif.

3. Aktivitas jasmani memberikan manfaat secara fisik dan psikis yang dapat

menimbulkan peningkatan kemampuan dan kepercayaan diri melalui

sepakbola dan boxing.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap

kepercayaan diri orang dengan HIV positif di Rumah Cemara Bandung?

2. Bagaimana aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) mempengaruhi

kepercayaan diri para penderita HIV positif?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti melalui penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah terdapat dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing)

terhadap kepercayaan diri orang dengan HIV positif di Rumah Cemara

(17)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengetahui bagaimana aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing)

mempengaruhi kepercayaan diri para penderita HIV positif.

E. Manfaat Penelitian

Proses dan hasil penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat

teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis memberikan masukan dan sumbangan informasi tentang

orang dengan HIV positif.

b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang HIV

positif.

c. Mengetahui hasil penelitian di lapangan secara nyata.

2. Manfaat Praktis

a. Secara praktis hasil dari penelitian pendidikan ini bisa dijadikan pedoman

untuk mengembangkan kepercayaan diri orang dengan HIV positif melalui

aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing).

b. Untuk melatih dan mengembangkan keterampilan peneliti untuk

melakukan penelitian pendidikan lebih lanjut.

F. Batasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Masalah pokok berkenaan dengan dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan

boxing) terhadap pengembangan kepercayaan diri pada orang dengan HIV

positif di Rumah Cemara Bandung.

2. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang dengan HIV

positif di Rumah Cemara Bandung.

3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang dengan HIV positif

yang menggunakan narkoba jenis jarum suntik di Rumah Cemara Bandung.

4. Variabel Independen yaitu variabel yang mengikat atau yang mempengaruhi.

(18)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi. Dalam hal ini

variabelnya yaitu kepercayaan diri pada orang dengan HIV positif.

G. Definisi Operasional

Menurut Kerlinger (1973) teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu

sama lainnya yang mengandung suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena.

1. Aktivitas Jasmani

Menurut Lutan (2001, hlm. 7) aktivitas jasmani adalah aneka gerakan tubuh

yang dihasilkan oleh otot kerangka, dan gerak itu menghasilkan pengeluaran

energi.

2. Sepak Bola

Menurut Sucipto (2000, hlm. 7) sepakbola merupakan permainan beregu,

masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga

gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan

tungkai, kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan lengannya

didaerah tendangan hukumannya. Dalam perkembangannya permainan ini dapat

dimainkan diluar lapangan (outdoor) dan didalam ruangan tertutup (indoor).

3. Boxing

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) boxing atau tinju adalah

kepalan tangan (untuk memukul) (http://kbbi.web.id/tinju, diakses 20 Mei 2015).

Menurut Johana (2010, hlm. 93) tinju termasuk olahraga keras dengan sasaran

utamanya adalah kepala dan pukulan yang mendapat nilai adalah pukulan bersih

tanpa diblock, yang dilontarkan dengan disertai berat badan tanpa melakukan

pelanggaran.

4. Kepercayaan Diri

Menurut Lauster (dalam Ghufro & Risnawati, 2010) mendefinisikan

(19)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri

seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai

kehendak, gembira, optimis, dan toleran.

5. HIV

Menurut Yatim (1997, hlm. 1-25) HIV merupakan singkatan dari Human

Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel

sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positif T-sel dan makrofag– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau

(20)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Cemara Bandung yang beralamat di

Jalan Gegerkalong Girang No. 52 Kota Bandung, Jawa Barat. Rumah Cemara (RC)

adalah sebuah organisasi berbasis komunitas, merupakan tempat berbagi informasi,

pengalaman, kekuatan, serta harapan bagi orang yang hidup dengan HIV positif dan

pecandu NAPZA agar mereka dapat meningkatkan kualitas hidupnya melalui

pendekatan dukungan sebaya. Hingga saat ini, Rumah Cemara merupakan jejaring

ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dan Pecandu NAPZA terbesar di Jawa Barat,

serta telah mendukung lebih dari 6.000 ODHA dengan latar belakang pecandu

NAPZA, waria, gay, wanita pekerja seks, hingga ibu rumah tangga dan anak kecil.

Didirikan pada tahun 2003 oleh lima orang mantan pecandu, Rumah Cemara

memiliki 45 staf, 70% pria dan 30% wanita dengan rentang umur 20-35 tahun.

Hampir seluruh staf adalah mantan pecandu, 85% adalah HIV positif.

Hingga Desember 2009, Rumah Cemara telah menyediakan perawatan kepada

200 pecandu NAPZA melalui program rehabilitasi narkoba di Pusat Perawatan

Rumah Cemara. Keanggotaan program HIV/AIDS Rumah Cemara termasuk 5.972

orang dengan HIV/AIDS dan pecandu NAPZA, 1.276 orang terdampak oleh

HIV/AIDS di bawah 61 kelompok dukungan sebaya, termasuk 3 lokasi kantor di

Bandung, Sukabumi, dan Cianjur. Melalui program pengurangan dampak buruk,

Rumah Cemara telah mendistribusikan lebih dari 35.558 jarum suntik steril dan

38.375 kondom, serta menjangkau kurang lebih 2.240 pengguna NAPZA suntik,

3.256 narapidana, 214 wanita pekerja seksual, dan 959 klien dari pekerja seksual.

Adapun visi dan misi Rumah Cemara adalah memimpikan Indonesia tanpa

diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS dan orang yang menggunakan

(21)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hidup yang lebih baik bagi orang dengan HIV/AIDS dan pengguna narkoba di

Indonesia.

Beberapa tujuan didirikannya Rumah Cemara adalah:

1. Mengurangi tingkat resiko kecanduan narkoba.

2. Menyediakan perawatan, dukungan psiko-sosial, dan pengobatan bagi orang

dengan HIV/AIDS.

3. Mencegah infeksi HIV di kalangan populasi beresiko.

4. Melibatkan masyarakat umum dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan

menghapus diskriminasi kepada orang dengan HIV/AIDS dan pengguna narkoba.

Cara kerja pada setiap bidang tidak terlalu monoton, tapi lebih bersifat fleksibel.

Dengan kata lain, para staff saling bantu untuk menyelesaikan pekerjaan. Di lokasi

penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai “Dampak

Aktivitas Jasmani (Sepakbola dan Boxing) Terhadap Pengembangan Kepercayaan Diri Pada Orang Dengan HIV Positif Di Rumah Cemara Bandung”.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian diharapkan bisa menjadi pedoman bagi peneliti dalam

melaksanakan setiap langkah-langkah penelitian yang akan diambil agar proses

penelitian berjalan sesuai dengan prosedur yang benar dalam rangka melakukan

penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Nasution (dalam

Koswara, 2013, hlm. 42) desain penelitian merupakan dan menganalisis data sesuai

dengan tujuan penelitian.

Untuk menentukan suatu desain penelitian biasanya disesuaikan dengan metode

yang akan digunakan. Metode yang digunakan adalah metode ex post facto. Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Post Test Only Group Design

with Non Equivalent. Desain penelitian ini memiliki dua kelompok, dimana

(22)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini peneliti membandingkan kelompok orang dengan HIV

positif yang diberikan program sepakbola dengan kelompok orang dengan HIV

positif yang diberikan program boxing terhadap kepercayaan diri. Berdasarkan

bentuk desain dasar penelitian Post Test Only Group Design with Non Equivalent,

dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelompok Variabel Independen Variabel Dependen

I X1

(Kelompok Program Sepakbola)

O

(Kepercayaan Diri)

II X2

(Kelompok Program Boxing)

O

(Kepercayaan Diri)

Gambar 3.1

Desain Penelitian

Keterangan:

X1 : Kelompok Orang dengan HIV Positif yang mengikuti Program Sepakbola

X2 : Kelompok Orang dengan HIV Positif yang mengikuti Program Boxing

O : Kepercayaan Diri Orang dengan HIV Positif

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam suatu penelitian adalah kumpulan suatu individu atau objek yang

sifatnya umum. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 117) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki

(23)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Arikunto (2010, hlm. 173) populasi adalah keseluruhan subyek

penelitian. Dari beberapa pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah orang dengan HIV positif yang terdiri dari

pengguna narkoba jenis jarum suntik yang mengikuti kegitan sepakbola dan boxing

berjumlah 12 orang. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa jumlah populasi kurang

dari 100, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh bagian

dari populasi itu sendiri, yaitu orang dengan HIV positif. Hal ini sesuai dengan

ketentuan pengambilan sampel menurut Arikunto (2008, hlm. 16) apabila populasi

kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2014, hlm. 118) sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Lebih lanjut Arikunto (2010,

hlm. 174) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti. Berdasarkan definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa sampel adalah

sebagian dari jumlah populasi yang akan diteliti.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.

Sugiyono (2014, hlm. 124) mengemukakan bahwa purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampelnya adalah orang dengan

HIV positif yang menggunakan narkoba jenis jarum suntik mengikuti kegiatan

sepakbola dan boxing. Jadi penarikan sampel secara purposif merupakan cara

penarikan sampel yang dilakukan memiliki subyek berdasarkan kriteria spesifik yang

ditetapkan peneliti. Jadi pengambilan subjek bukan didasarkan atas strata, random

atau daerah tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti mempertimbangkan pengambilan sampel

(24)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Orang dengan HIV positif pengguna narkoba jenis jarum suntik yang mengikuti

kegiatan sepakbola dan boxing minimal 1 tahun atau lebih karena pembentukan

sikap seseorang dapat terbentuk dari aktivitas sama yang berulang-ulang dalam

waktu yang sama.

2) Orang dengan HIV positif pengguna narkoba jenis jarum suntik yang mengikuti

kegiatan tidak berpindah-pindah dari kegiatan satu ke kegiatan lain jadi harus

menetap.

3) Orang dengan HIV positif yang berumur 25-35 tahun.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini pengguna narkoba jenis jarum suntik

berjumlah 10 orang yaitu 5 orang yang mengikuti kegiatan sepakbola dan 5 orang

yang mengikuti kegiatan boxing.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan sebuah

penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar dapat

memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang hendak

diselesaikan. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 2) metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Mengenai bentuk dan jenis metode penelitian yang digunakan dalam sebuah

penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah

penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif ex post

facto dengan pendekatan komparatif. Menurut Sukmadinata (2005, hlm. 54)

penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang

ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung

pada saat ini atau saat yang lampau. Menurut Mohammad Ali (dalam Sugiyono,

(25)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian deksriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan klasifikasi dan analisis/pengolahan data serta membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Menurut Sukmadinata (dalam Riduwan, 2008, hlm. 8) menyatakan bahwa:

Penelitian ex post facto (ex post facto research) yaitu untuk meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Selanjutnya dikatakan bahwa penelitian ex post facto dilakukan terhadap program, kegiatan yang telah berlangsung atau telah terjadi. Penelitian ex post facto tidak ada pengontrolan variabel dan biasanya tidak ada pre tes.

Sedangkan penelitian komparatif menurut Sugiono (2012, hlm. 92) penelitian

yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau sampel yang

berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Selain itu variabel adalah objek penelitian

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010, hlm. 161).

Sedangkan bahwa variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Arikunto, 2010, hlm. 161).

Adapun variabel yang mempengaruhi (independen) dalam penelitian ini adalah

kegiatan sepakbola dan boxing, variabel yang dipengaruhi (dependen) adalah

kepercayaan diri. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan metode penelitian ex post facto untuk menggambarkan

masing-masing variabel yang akan diteliti secara empiris. Permasalahan yang dikaji

dalam penelitian ini yaitu “Dampak Aktivitas Jasmani (Sepakbola dan Boxing)

Terhadap Pengembangan Kepercayaan Diri Pada Orang Dengan HIV Positif Di Rumah Cemara Bandung”. Persoalan pertama yang harus diketahui yaitu gambaran tentang kegiatan sepakbola dan boxing, gambaran kebugaran jasmani dan gambaran

perilaku sosial. Apabila telah diperoleh hasil gambaran dari masing-masing variabel,

(26)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yakni apakah kegiatan ekstrakurikuler pencak silat berdampak terhadap kebugaran

jasmani dan perilaku sosial siswa.

E. Instrumen Penelitian

Dalam sebuah penelitian tentunya dibutuhkan sebuah alat ukur untuk memperoleh

data yang diperlukan dalam penelitian. Alat ukur tersebut disebut instrumen

penelitian. Menurut Silalahi (2010, hlm. 280) instrumen penelitian merupakan alat

bantu bagi peneliti untuk mengumpulkan data.

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis

dan dipermudah olehnya (Arikunto, dalam Riduwan, 2011, hlm. 24). Mengenai

instrumen ini Arikunto (2010, hlm. 193) menerangkan sebagai berikut:

Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi adalah juga mengadakan pengukuran.

Oleh karena itu alat atau instrumen dalam penelitian mutlak harus ada sebagai

bahan untuk memecahkan masalah penelitian yang hendak diukur. Secara garis besar

mengenai alat evaluasi Arikunto (2010, hlm. 193) menyatakan bahwa:

Alat evaluasi dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes. Adapun pengertian tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

1. Instrumen untuk Mengukur Kepercayaan Diri Orang Dengan HIV Positif

Setelah mengetahui tes yang digunakan dalam penelitian, maka untuk mengetahui

instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Mengenai angket atau kuesioner Arikunto (2010, hlm. 194) kuesioner

(27)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Sepaham dengan Riduwan (2011, hlm. 25) angket (Quesitionnaire) adalah daftar

pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons

(responden) sesuai dengan permintaan pengguna.

Kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung pada sudut

pandang dari cara menjawab. Sudut pandang tersebut dibedakan menjadi dua macam

yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Pengertian dari kedua sudut pandang

tersebut menurut Arikunto (2010, hlm. 195) adalah:

1) Kuesioner terbuka adalah memberi kesempatan kepada responden untuk

menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2) Kuesioner tertutup adalah jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal

memilih.

Adapun pendapat menurut Riduwan (2011, hlm. 26-27) mengenai angket yang

dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan angket tertutup.

a) Angket terbuka (angket tidak terstruktur) ialah angket yang disajikan dalam

bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan

kehendak dan keadaannya.

b) Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk

sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang

sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau

tanda checklist (v).

Sesuai dengan uraian diatas mengenai angket atau kuesioner maka peneliti akan

menggunakan kuesioner tertutup agar memudahkan responden untuk menjawab

kuesioner. Kesimpulan yang didapat berdasarkan uraian diatas, angket atau kuesioner

adalah sejumlah pertanyaan yang ditulis oleh peneliti kemudian harus dijawab oleh

korespoden yang dipilih agar mendapatkan jawaban atau hasil penelitian yang

diinginkan. Jenis angket yang digunakan oleh peneliti adalah jenis angket tertutup,

maksudnya angket yang disusun pertanyaan disertai jawaban pada kolom yang telah

(28)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada kolom yang telah disediakan. Dengan demikian hasil jawaban dari koresponden

tidak berupa uraian atau penjelasan tetapi hanya berupa poin-poinnya saja yang

dipilih oleh koresponden.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono

(2009, hlm. 134) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Angket yang digunakan ini dengan alternatif respon atau jawaban pernyataan satu

sampai lima. Kelima alternatif jawaban tersebut diurutkan dari kemungkinan sesuai

tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah (SS) Sangat Setuju, (S)

Setuju, (KS) Kurang Setuju, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak Setuju.

Dalam mengidentifikasi perilaku sosial seseorang dalam menjawab setiap

pernyataan dari setiap butir soal yang disajikan, terlebih dahulu diketahui secara tepat

(valid) dan dapat dipercaya (reliabel) dari alat pengumpul datanya. Oleh karena itu,

kecermatan penilaian dalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan

tergantung kepada tingkat ketepatan, kepercayaan, dan keobyektifan.

Kisi-kisi dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Lauster yang berkaitan

dengan kepercayaan diri adalah:

Menurut Lauster (2012, hlm. 4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau

keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak

terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan

tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain,

memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri

sendiri.

Menurut Lauster dalam Ghufron (2010, hlm. 35) ada beberapa aspek dari

kepercayaan diri sebagai berikut:

a. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya

bahwa dia bersungguh-sungguh akan apa yang dilakukanya.

b. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam

(29)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala

sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi

atau menurut dirinya sendiri.

d. Bertanggung jawab yaitu seseorang yang bersedia untuk menanggung segala

sesuatu yang menjadi konsekuensinya.

e. Rasional dan realistis yaitu analisa tehadap suatu masalah, suatu hal, suatu

kejadian dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal sesuai dengan

kenyataan.

Dari teori yang dipaparkan diatas, maka peneliti menyimpulkan dan

mengembangkan komponen berdasarkan batasan dari variabel penelitian, selanjutnya

ditentukan ciri umum dan indikator tersebut. Kriteria masing-masing variabel

penelitian dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Angket Kepercayaan Diri

Menurut Sugiyono (2012, hlm 135) menjelaskan bahwa:

Variabel Indikator Sub-Indikator Nomor Soal

+ -

a. Rasional dan realistis ketika

menghadapi permasalahan 9 19, 27

b. Rasional dan realistis dalam

(30)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.

Data yang telah terkumpul melalui angket, kemudian penulis olah kedalam

bentuk kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor jawaban dari pertanyaan yang

telah dijawab oleh responden, dimana pemberian skor tersebut didasarkan pada

ketentuan (Sugiyono, 2009, hlm. 135).

Tabel 3.2

Skor Untuk Soal Positif-Negatif

Positif Jawaban Negatif

5 Sangat Setuju (SS) 1

4 Setuju (S) 2

3 Kurang Setuju (KS) 3

2 Tidak Setuju (TS) 4

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5

2. Observasi

Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti

dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju.

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.

Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan

(31)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat

diobservasi dengan jelas. Marshall (1955) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi partisipatif, dalam observasi

ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang

digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti

ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka

dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih

lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang

tampak. Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya

terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti

tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang

tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.

3. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri

sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan

pribadi. Esterberg (2002) menyatakan bahwa, “interviewing is at the heart of social

research. If you look through almost any sociological journal, you will find that much

social research is based on interview, either standardized or more in-depth”.

Interview merupakan hatinya penelitian sosial. Bila anda lihat jurnal dalam ilmu

sosial, maka akan anda temui semua penelitian sosial didasarkan pada interview, baik

yang standar maupun yang dalam.

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara terstruktur (structured

(32)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh

karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan

instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif

jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden

diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara

terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara

sebagai pengumpul data.

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrument sebagai

pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat

bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu

pelaksanaan wawancara menjadi lancar.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Untuk menggunakan instrumen dalam penelitian sangat diperlukan instrumen

yang mempunyai validitas yang tinggi agar instrumen tersebut dapat mengukur apa

yang hendak diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid, dalam hal ini alat ukur tersebut adalah

angket. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 173) valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen

yang ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut:

1) Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban.

2) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden.

3) Setiap skor butir pernyataan dikorelasikan dengan skor total dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment (Arikunto, 2010, hlm. 213)

(33)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r

xy =

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

r

xy = Koefisien korelasi antara variabel dengan variabel N = Banyak subjek / responden

X = Jumlah skor butir Y = Jumlah skor total

1) Perhitungan dilakukan dengan bantuan microsoft excel.

2) Setelah dihasilkan nilai korelasi (rhitung), maka untuk mengetahui

masing-masing butir soal valid atau tidak valid akan dilakukan perbandingan antara

rhitung dengan rtabel, dimana rtabel yang diperoleh berdasarkan, Tabel Harga

dari r Product-Moment (Arikunto, 2010, hlm. 402) dengan jumlah sampel (n)=25

dan besarnya df dapat dihitung 25-2=23. Dengan df=23 dan alpha=0,05 didapat

rtabel=0,413 (lihat rtabel pada df=23). Apabila rtabel lebih besar atau sama dengan

rhitung maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid, sebaliknya apabila rtabel

lebih kecil atau tidak sama dengan rhitung maka dapat dinyatakan butir soal

tersebut tidak valid. Berikut hasil perhitungan validitas instrumen penelitian.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Angket Kepercayaan Diri

Pernyataan Korelasi Pearson Product (rhitung)

Angka Kritis (rtabe l)

Keterangan

P1 0.541 0.413 VALID

P2 0.385 0.413 TIDAK VALID

P3 0.453 0.413 VALID

(34)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(35)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

P31 0.161 0.413 TIDAK VALID

P32 0.14 0.413 TIDAK VALID

P33 0.12 0.413 TIDAK VALID

P34 0.423 0.413 VALID

P35 0.431 0.413 VALID

P36 0.631 0.413 VALID

P37 0.718 0.413 VALID

P38 0.2 0.413 TIDAK VALID

P39 0.648 0.413 VALID

P40 0.765 0.413 VALID

P41 0.45 0.413 VALID

P42 0.109 0.413 TIDAK VALID

P43 0.304 0.413 TIDAK VALID

P44 0.2 0.413 TIDAK VALID

P45 0.503 0.413 VALID

P46 0.81 0.413 VALID

Pernyataan Korelasi Pearson Product (rhitung)

Angka Kritis (rtabe l)

Keterangan

P47 0.62 0.413 VALID

P48 0.45 0.413 VALID

P49 0.732 0.413 VALID

P50 0.313 0.413 TIDAK VALID

Sesuai dengan hasil perhitungan pada tabel 3.3 diatas dengan ketentuan

rtabel 0,413 diketahui bahwa jumlah butir soal yang valid adalah 28 butir soal,

sedangkan butir soal yang tidak valid berjumlah 22 butir soal. Selanjutnya butir soal

(36)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji Reabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi

hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur

menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat

diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Pengujian

instrumen ini dilakukan dengan metode belah dua (split half method). Berikut

langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan reliabilitas angket tersebut:

1) Membagi butir soal menjadi dua bagian soal bernomor ganjil dan genap.

2) Skor dari butir-butir pernyataan bernomor ganjil dikelompokkan menjadi variabel

X dan skor dari butir-butir soal yang bernomor genap menjadi variable Y.

3) Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal valid yang bernomor ganjil dengan

genap, dengan menggunakan formula correlation person product moment dalam

microsoft excel.

4) Setelah koefisien korelasi diperoleh, kemudian disesuaikan dengan table

interpretasi nilai.

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai (Arikunto, 2010, hlm. 319) Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup Tinggi Agak Rendah Rendah

Sangat Rendah (Tidak Berkorelasi) Hasil uji reliabilitas akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Kepercayaan Diri

(37)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ganjil Genap

Ganjil 1

Genap 0.722021 1

Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0.722021, nilai

tersebut menunjukan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang cukup

tinggi.

G. Prosedur Penelitian

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 308) teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti

tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada penelitian ini, alat penelitiannya

berupa kuesioner yang berupa angket tertutup yang akan diberikan kepada

koresponden untuk dijawab. Adapun langkah-langkah pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu diambil dari orang dengan HIV

positif di Rumah Cemara Bandung yang mengikuti kegiatan sepakbola dan

boxing.

2. Menentukan sampel yang diambil dari orang dengan HIV positif pengguna

narkoba jenis jarum suntik yang mengikuti kegiatan sepakbola dan boxing

minimal selama 1 tahun atau lebih.

3. Kemudian melakukan tes pengukuran dengan menggunakan angket terhadap dua

kelompok tersebut.

4. Setelah mendapatkan hasil pengetesan dari kedua kelompok, langkah selanjutnya

(38)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Langkah terakhir menentukan kesimpulan yang didasarkan dari hasil pengolahan

dan analisis data tersebut

Populasi

Sampel

Kelompok A

Orang dengan HIV positif yang mengikuti sepakbola

Kelompok B

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kepada mahasiswa yang namanya tersebut di atas agar melapor ke Division Engineering tempat pelaksanaan Riset Tugas Akhir agar dapat membantu segala sesuatunya yang berkaitan

[r]

Puskesmas Talun Kenas merupakan salah satu Puskesmas PONED yang diintervensi oleh program EMAS yang memiliki tingkat rujukan cukup tinggi pada tahun 2012 yaitu 113 orang dari 640

Analisis pengaruh komitmen organisasi dan keterlibatan kerja terhadap hubungan antara etika kerja islam dengan sikap perubahan Organisasi.. Jurnal Akuntasi dan

Judul : Analisis Logam Timbal (Pb) dan Timah (Sn) Pada Minuman Beralkohol Dengan Menggunakan Alat Spektrofotometer Serapan Atom. Kategori :

Pengertian ilmiah dari heat exchanger adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mentransfer energi panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida, antara permukaan padat dengan

Exchanger ) Type Shell and Tube di PLTA Renun”, tugas

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan model pembelajaran berbasis teknologi informasi dalam bentuk tutorial untuk meningkatkan penguasaan