• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL (Studi Kasus Pada SDIT Luqmanul Hakim Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL (Studi Kasus Pada SDIT Luqmanul Hakim Bandung)."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK

FULL DAY SCHOOL

(Studi Kasus Pada SDIT Luqmanul Hakim Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Departemen Administrasi Pendidikan FIP - UPI

Oleh:

ANNISA RESTU PURWANTI

1105044

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK

FULL DAY SCHOOL

(Studi Kasus Pada SDIT Luqmanul Hakim Bandung)

Oleh

Annisa Restu Purwanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Annisa Restu Purwanti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Manajemen Pembinaan Peserta Didik Full Day School” (Studi kasus pada SDIT Luqmanul Hakim Bandung). Latar belakang peneliti mengambil judul tersebut didasarkan pada fenomena-fenomena yang terjadi pada penurunan moral dan akhlak remaja di Indonesia. Manajemen peserta didik menduduki posisi strategis karena sentral layanan pendidikan tertuju kepada peserta didik. Dalam proses pendidikan, upaya yang dilakukan dalam pengembangan peserta didik secara optimal adalah dengan pembinaan peserta didik. Pembinaan peserta didik perlu direncanakan secara komprehensif dan sistematik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Peneliti mengambil fokus penelitian sebagai berikut : (1) bagaimana perencanaan pembinaan peserta didik, (2) bagaimana pelaksanaan pembinaan peserta didik, (3) bagaimana evaluasi pembinaan peserta didik, (4) faktor penunjang keberhasilan pembinaan peserta didik, dan (5) faktor penghambat dan solusi pembinaan peserta didik di SDIT Luqmanul Hakim Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, studi dokumentasi dan triangulasi. Sumber data yang digunakan yaitu Kepala Sekolah, Wakasek Kesiswaan, Guru Pembina dan Komite/Orang Tua Peserta Didik. Hasil penelitian ini, 1) perencanaan pembinaan peserta didik didasarkan pada analisis dan visi misi sekolah dengan menerapkan prinsip multiple intelligence. Prioritas pengembangan program mengacu pada mengakhlakan alqur’an. Unsur yang terlibat adalah kepala sekolah, wakasek kesiswaan dan wakasek kurikulum. 2) Proses pelaksanaan pembinaan peserta didik dimulai dari orientasi peserta didik dengan pengelompokan yang mementingkan pemerataan kelas. Materi pembinaan memiliki kesesuaian dengan Permendiknas no 39 tahun 2008. Metode pembinaan melalui keteladanan, pembiasaan, pembinaan disiplin, pemantauan serta motivasi melalui reward dan punishment. 3) Evaluasi pembinaan peserta didik dilakukan selama proses pembinaan berlangsung. Pada tingkatan kelas dilakukan evaluasi setiap hari oleh wali kelas. Selanjutnya setiap 2 pekan sekali dilaksanakan evaluasi per kelas pada rapat evaluasi pekanan. Sekolah memiliki keterbukaan dengan stakeholder. 4) Faktor penunjang keberhasilan pembinaan peserta didik adalah dengan adanya koordinasi yang positif di lingkungan sekolah dan keluarga terkait pembinaan, pembinaan guru yang secara kontinyu dilaksanakan, kerjasama yang baik dengan internal maupun eksternal. 5) Faktor penghambat pembinaan peserta didik berasal dari komitmen guru, konsistensi sekolah, peserta didik itu sendiri dan koordinasi orang tua. Kesimpulan penelitian ini menunjukan manajemen pembinaan peserta didik di SDIT Luqmanul Hakim berjalan dengan baik, efektif, dan cukup lancar.

(5)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

ABSTRACT

This research is entitled “The Management of Students’ Coaching in a Full Day School” (A case study in Bandung SDIT Luqmanul Hakim). This study is based on some phenomena happened on youths’ moral degradation in Indonesia. Students’ coaching plays an important role since the central educational services focus on students. In educational process, the optimal effort is the students’ coaching itself. The students’ coaching needs to be planned comprehensively and systematically according to the students’ needs. The researcher’s focus in this reserach are: (1) how the students’ coaching is planned, (2) how the students’ coaching is conducted, (3) how the students’ coaching is evaluated, (4) what are the supporting factors of the success of the students’ coaching, and (5) what are the inhibiting factors of the success of the students’ coaching and the solution of the students’ coaching in Bandung SDIT Luqmanul Hakim. The method used in this study is qualitative equipped with descriptive method. The data collections used are interview, observation, documentation and triangulation. The data sources are the principal, the vice principal of students, the teacher coaches, and committee/ parents. The results of the study are: 1) The sudents’ coaching was planned based on the analysis of the school’s vision and mission which implements multiple intelligence principle. The development priority program is based on alquran. The elements involved were principal, the vice principal of students, and the vice principal of curriculum. 2) The students’ coaching was started from student orientation time by grouping which prioritizes class equalization. The coaching material fits the Permendiknas no. 39 2008. The coaching method usedwass through exemplary, habituation, discipline, monitoring and motivation through rewards and punishment. 3) The students’ coaching evaluation was conducted during the coaching process. At grade level, the evaluation is conducted every day by the teacher. Then, once two weeks, each class is evaluated on weekly evaluation meeting. The school is open with stakeholder. 4) factors supporting the success of the coaching is the positive coordination which appeared in the school environment and family relating to the coaching, the teachers’ coaching which was conducted continuously, a good cooperation shown by both internal and external side. 5) the inhibiting factors of the success of the students’ coaching came from the teachers’ commitment, school’s consistency, the students themselves, and the parents’ coordination. Finally, the conclusion of the research shows that the management of students’ coaching in SDIT Luqmanul Hakim goes well, effective, and fairly smooth.

(6)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Asumsi Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 12

1. Konsep Pendidikan Karakter ... 12

2. Konsep Pembinaan Peserta Didik ... 19

3. Manajemen Pembinaan Peserta Didik ... 26

4. Konsep Full Day School ... 35

5. Teori Belajar Peserta Didik ... 38

B. Kerangka Pemikiran ... 44

C. Hasil Penelitian terdahulu ... 46

(7)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

1. Lokasi Penelitian ... 48

2. Sumber data ... 48

B. Desain Penelitian ... 50

C. Pengumpulan Data ... 51

1. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 51

2. Teknik Pengumpulan Data ... 52

D. Analisis Data ... 61

E. Keabsahan Data ... 63

1. Keterpercayaan (Credibility) ... 63

2. Keteralihan (transferability) ... 64

3. Kebergantungan (dependability) ... 64

4. Kepastian (confirmability) ... 64

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 65

B. Temuan Penelitian ... 74

1. Perencanaan Pembinaan Peserta Didik ... 74

2. Pelaksanaan Pembinaan Peserta Didik ... 79

3. Evaluasi Pembinaan Peserta Didik ... 85

4. Faktor Penunjang Pembinaan Peserta Didik ... 87

5. Faktor Penghambat Pembinaan Peserta Didik ... 89

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 91

1. Perencanaan Pembinaan Peserta Didik ... 91

2. Pelaksanaan Pembinaan Peserta Didik ... 98

3. Evaluasi Pembinaan Peserta Didik ...109

4. Faktor Penunjang Pembinaan Peserta Didik ...111

5. Faktor Penghambat Pembinaan Peserta Didik ...114

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ...117

B. Implikasi ...120

(8)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR PUSTAKA ...122

LAMPIRAN I ...126

LAMPIRAN II ...127

LAMPIRAN III ...128

LAMPIRAN IV ...129

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kelas ... 70

Tabel 4.2 Data Pendidik SDIT Luqmanul Hakim ... 70

Tabel 4.3 Data Tenaga Kependidikan ... 71

Tabel 4.4 Daftar Prestasi Siswa T.A 2012-2014 ... 72

Tabel 4.5 Data Ekstrakurikuler dan Instruktur SDIT Luqmanul Hakim 78 Tabel 4.6 Format Rekapan Hasil Tes Kesiapan Masuk SD ... 81

Tabel 4.7 Kegiatan Belajar Siswa ... 83

(9)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Karakter yang Baik ... 14

Gambar 2.2 Model Pembinaan Peserta Didik ... 20

Gambar 2.3 Administrasi Pendidikan Sebagai Suatu Sistem ... 27

Gambar 2.4 Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ... 29

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran ... 44

Gambar 3.1 Social Setting ... 49

Gambar 3.2 Desain Penelitian ... 50

Gambar 3.3 Macam-macam Teknik Pengumpulan Data ... 52

Gambar 3.4 Tiga Pokok dalam Observasi ... 53

Gambar 3.5 Macam-macam Teknik Observasi ... 54

Gambar 3.6 Triangulasi Sumber ... 59

Gambar 3.7 Triangulasi Teknik ... 60

Gambar 3.8 Triangulasi waktu ... 60

Gambar 3.9 Komponen dalam Analisis Data ... 62

(10)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi

DAFTAR LAMPIRAN

A. LAMPIRAN I ... 126

1. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Penyusun Skripsi

2. Surat Permohonan ijin Mengadakan Penelitian kepada Kepala Badan Kesatuan bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung

3. Surat Rekomendasi Penelitian Dari Badan Kesatuan bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung

4. Surat Izin Melakukan Penelitian di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung

5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 6. Surat Perbaikan Judul Skripsi

7. Catatan Bimbingan Skripsi

B. LAMPIRAN II ... 127

1. Kisi-kisi Instrumen penelitian 2. Pedoman Wawancara

3. Data Temuan

4. Pedoman Dokumentasi

C. LAMPIRAN III ... 128

(11)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xii

2. Hasil Observasi

3. Hasil Studi Dokumentasi

D. LAMPIRAN IV ... 129

1. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan 2. Foto Dokumentasi

(12)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan berada dibaris terdepan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan menjadi Insan Kamil. Dalam pasal 3 UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Peserta didik merupakan pilar-pilar bangsa yang akan memimpin bangsa di masa yang akan datang. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan, sudah sepatutnya peserta didik dapat bertransformasi menjadi penerus bangsa melalui pendidikan. Proses pendidikan harus mampu memberikan keseimbangan antara perkembangan afektif, kognitif dan psikomotorik peserta didik. Dalam prinsipnya, ada 4 pilar filosofi pengembangan pendidikan yang diungkapkan UNESCO untuk diterapkan dalam menjalankan proses pendidikan. 4 pilar pendidikan tersebut yakni belajar mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together) dan belajar menjadi seseorang (Learning to

Be).

Sekolah merupakan salah satu jalur pendidikan yang bertanggungjawab memberikan pendidikan harus mampu memberikan bekal bagi peserta didik sebagai upaya preventif terhadap peserta didik agar mampu beradaptasi dan mampu menjawab tantangan di masa yang akan datang. Perubahan budaya dan lingkungan semakin hari semakin kompleks akibat pengaruh globalisasi dan teknologi informasi akan berpengaruh negatif jika peserta didik tidak dibentengi oleh hal-hal yang baik. Seperti yang diungkapkan Shochib (2010) :

(13)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki kemampuan untuk mengantisipasi, mengakomodasi, dan mewarnainya. Karena anomali era global secara maknawi semakin meningkatkan untuk digandrungi oleh anak remaja. (hlm. 11)

Permasalahan remaja saat ini sangat kompleks dan menghawatirkan. Fenomena-fenomena yang terjadi di Indonesia kondisinya sangat memprihatinkan. Hal ini mencerminkan penurunan moral dan akhlak remaja Indonesia. Remaja terjerumus dalam lingkaran narkoba, seks bebas, pornografi, dan budaya kekerasan. Suryanis (2014) mengungkapkan data menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), “pengguna narkoba tahun 2013 sudah mencapai 3,8 juta. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 3,6 juta. 22% diantaranya adalah kalangan pelajar dan mahasiswa yang umumnya berusia 11-24 tahun". Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak menurut Tim Skandal Bijaks (2014), “Di Jakarta saja sepanjang 1 Januari–15 November 2014 tercatat 769 tawuran antar pelajar. Angka ini semakin bertambah dibanding pada

tahun 2013 yang ditemukan 112 kasus tawuran dan 98 kasus di tahun 2012”.

Belum lagi kasus video porno yang menghadirkan resiko kehamilan diluar nikah, gangguan kesehatan reproduksi hingga tertular HIV/AIDS. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menunjukan saat ini Indonesia sudah menduduki peringkat pertama dalam aktivitas negatif mengakses situs pornografi di dunia maya yang mana setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Dalam Suara Pembaruan (2013), seorang klinis sekaligus aktivis

AIDS, Baby Jim Aditya menyatakan bahwa ‘Berdasarkan riset, sebanyak 68

(14)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah dasar di Bukit Tinggi beredar di jejaring video Youtube. Video berdurasi 1 menit 52 detik ini menayangkan adegan seorang siswi yang tengah dipukuli rekan-rekannya, lelaki dan perempuan. Fenomena kasus-kasus yang terjadi diatas telah mencoreng nama pendidikan dimana para siswa yang sedang menjalankan pendidikan berbuat seperti orang yang tidak berpendidikan. Rivai (2009, hlm. 29) berpendapat mengenai permasalahan yang terjadi di Indonesia bahwa

Fenomena pergaulan bebas di kalangan remaja (pelajar) yang diantaranya menjerumuskan pelajar pada seks bebas, terlibat narkotika, perilaku sarkasme/ kekerasan (tawuran, perpeloncoan), dan berbagai tindakan kriminal lainnya (pencurian, pemerkosaan, pembunuhan) yang sering kita dapatkan diberitanya dalam tayangan berita kriminal di media massa (TV dan koran khususnya) merupakan sebuah keadaan yang menunjukan tidak relevannya sistem pendidikan selama ini diselenggarakkan dengan upaya membentuk manusia Indonesia yang berkepribadian dan berakhlak mulia sebagaimana dicita-citakan dalam tujuan nasional (pasal 2 UU no 20/2003)

Seperti yang diungkapkan Depiyanti (2012) mengenai penyebab dari terjadinya peremasalahan di Indonesia sebagai berikut,

Banyak faktor yang menyebabkan gagalnya pendidikan diantaranya kebijakan pemerintah mengenai sistem pendidikan, kurikulum pendidikan, anggaran pendidikan, kepribadian guru, metode pengajaran yang tidak tepat, peran orang tua yang kurang, lingkungan belajar yang tidak kondusif dan model pembelajaran yang tidak tepat dan lain sebagainya (hlm. 221). Dari pernyataan diatas, ada banyak faktor penyebab gagalnya pendidikan dalam membentuk sumber daya manusia sesuai tujuan pendidikan, baik itu yang berasal dari internal maupun eksternal lingkungan pendidikan. Sependapat dengan yang dikemukakan Nata (2010, hlm. 199-202) menyebutkan faktor-faktor yang bisa menyebabkan timbulnya krisis akhlak atau moral dikalangan para remaja diantaranya sebagai berikut:

(1) longgarnya pegangan terhadap agama;

(2) Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh keluarga, sekolah dan masyarakat;

(15)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka, salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas akhlak atau moral sumber daya manusia adalah dengan munculnya gagasan pendidikan karakter didalam proses pendidikan. Karakter yang diungkapkan Lickona (2012, hlm 82)

yakni “memiliki tiga bagian yang saling berhubungan: pengetahuan moral,

perasaan moral, dan perilaku moral. ‘Karakter yang baik terdiri dari mengetahui

hal yang baik, menginginkan yang baik, dan melakukan yang baik’- kebiasaan

dalam hati, dan kebiasaan dalam tindakan”. Menurut seorang praktisi pendidikan, Suyanto dalam Setyawan (2014) menyatakan bahwa

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan Pendidikan Karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah untuk memberikan keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Pendidikan utama yang paling pertama berada di tangan keluarga sebagai pondasi pembentukan karakter anak. Peran orang tua dalam institusi yang bernama keluarga menjadi dasar pendidikan karakter usia anak-anak di lingkungan pertama pertumbuhan anak. Selanjutnya lingkungan kedua yang bertanggung jawab dalam pendidikan karakter adalah institusi pendidikan yaitu sekolah. Namun, di era sekarang mobilitas masyarakat sangat tinggi sehingga banyak orang tua yang sibuk bekerja diluar rumah dari pagi hingga larut tidak bisa mengawasi pendidikan anak secara maksimal. Sehingga pada akhirnya orang tua mempercayakan pendidikan pada sekolah formal.

(16)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Usia sekolah dasar memiliki keingintahuan yang sangat besar dan cenderung meniru (imitasi). Lingkungan sekitar akan menjadi objek inspirasi seorang anak untuk berperilaku. Komisioner Komisi Perlindungan Anak

Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan, “Anak sebagai pelaku krimininalitas lebih

banyak dipengaruhi faktor lingkungan yang tidak bersahabat, pengaruh media

atau perlakuan teman sekelilingnya”. Atas dasar tersebut, sekolah harus mampu

menciptakan lingkungan yang kondusif serta memberikan pembinaan dan pembiasaan yang baik dengan pengaturan pendidikan karakter yang memadai sesuai dengan yang diharapkan kepada peserta didik.

Manajemen pendidikan berkaitan dengan seluruh pengaturan dalam memanfaatkan sumber daya pendidikan agar terselenggara secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam sistem persekolahan, manajemen pendidikan mikro di sekolah diatur oleh manajemen sekolah. Salah satu lingkup manajemen sekolah yang memiliki peranan penting dalam melayani siswa secara langsung adalah manajemen peserta didik. Manajemen peserta didik merupakan keseluruhan proses pengaturan terhadap peserta didik mulai dari masuk sekolah sampai mereka lulus sekolah bahkan sampai alumni. Tujuan khusus manajemen peserta didik menurut Prihatin (2011, hlm. 9) adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotorik peserta didik 2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat

dan minat peserta didik

3. Menyalurkan aspirasi, harapan, dan memenuhi kebutuhan peserta didik 4. Dengan terpenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai

kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita

(17)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembinaan peserta didik, menangkal kenakalan anak/ remaja (Juvenile

Delinquency) dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika, ganja, morfin,

alkohol dan sebagainya”. Pembinaan peserta didik perlu direncanakan secara konprehensif dan sistemtik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pencapaian tujuan pendidikan dilakukan melalui aktivitas-aktivitas yang diwujudkan dalam bentuk program yang merupakan keterpaduan kebijakan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah.

Saat ini, model sekolah Full day school dianggap sebagai solusi terbaik mengantisipasi dampak buruk pengaruh globalisasi. Full day school mengedepankan kemuliaan akhlak dan prestasi akademik. Aktivitas siswa akan lebih banyak di sekolah melakukan hal yang bermanfaat di sekolah dibanding diluar rumah yang cenderung berbahaya. Sehingga aktivitas keseharian siswa selalu dibina dan selalu dibimbing. Sistem pendidikan full day school memberikan dasar yang kuat untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan/

Intelegence Quotient (IQ), Emosional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ)

dengan berbagai inovasi yang efektif dan aktual. Keunggulan apa saja yang membedakan Full day school dalam pembinaan peserta didik dengan pembinaan peserta didik di sekolah pada umumnya, hal ini tentu didasarkan pada penerapan kurikulum dan tujuan pendidikan di sekolah.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada 16 April 2014 dengan narasumber kepala sekolah SDIT Luqmanul Hakim Bandung, Wenty Supriyatni, S.Pd menyatakan “pendidikan full day school dilaksanakan berdasarkan keterpaduan kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum yayasan”. Sekolah memiliki program-program unggulan yang dilaksanakan diluar kurikulum pendidikan nasional untuk mengembangkan kepribadian siswa yang

(18)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis terdorong untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pembinaan peserta didik Full day School dengan judul penelitian “Manajemen Pembinaan Peserta Didik Full Day School

(Studi kasus pada SDIT Luqmanul Hakim)”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah kemukakan, pada penelitian ini fokus penelitian ditujukan pada manajemen pembinaan peserta didik Full Day

School. Aspek- aspek yang menjadi rumusan masalah penelitian adalah:

1. Bagaimanakah perencanaan pembinaan peserta didik di SDIT Luqmanul Hakim Bandung?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembinaan peserta didik di SDIT Luqmanul Hakim Bandung ?

3. Bagaimanakah evaluasi pembinaan peserta didik di SDIT Luqmanul Hakim Bandung ?

4. Apa faktor penunjang keberhasilan pembinaan peserta didik di SDIT Luqmanul Hakim Bandung?

5. Apa faktor penghambat dan bagaimana solusi pembinaan peserta didik di SDIT Luqmanul Hakim Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran Manajemen pembinaan siswa di sekolah dengan model Full Day School

Secara khusus penelitian ini bertujuan memberikan informasi yang berkaitan dengan :

(19)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Faktor penunjang keberhasilan pembinaan peserta didik di SDIT Luqmanul Hakim Bandung

5. Faktor penghambat dan solusi pembinaan peserta didik di SDIT Luqmanul Hakim Bandung

D. Manfaat Penelitian

Gambaran mengenai penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan praksis model full day school terutama dalam manajemen pembinaan peserta didik full day school

1. Dari Segi Teori

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pada pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan dalam lingkup Manajemen Peserta didik, khususnya manajemen pembinaan peserta didik pada model full day school

2. Dari Segi Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap model full

day school dalam menerapkan kebijakan yang sesuai dengan tujuan

pendidikan pada pembinaan peserta didik 3. Dari Segi Praktik

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan referensi dalam pengelolaan pembinaan peserta didik terhadap model full

day school

4. Dari Segi Isu serta Aksi Sosial

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi mengenai pembinaan peserta didik pada model full day school agar dapat menghasilkan lulusan yang kualitas sesuai dengan pendidikan terpadu

E. Asumsi Penelitian

(20)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prostulat ini ialah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya tidak diragukan

lagi”. Adapun anggapan dasar yang melandasi penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sekolah sebagai agen perubahan memberikan peranan untuk terwujudnya perubahan nilai-nilai sikap, pola pikir, perilaku intelektual, keterampilan dan wawasan para siswa sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Perubahan dapat terjadi dalam bentuk perubahan yang direncanakan, yaitu sebagai hasil usaha atau rekayasa khusus oleh para pemimpin, baik oleh faktor internal organisasi maupun akibat dorongan perkembangan lingkungan (planned changes) (Wahjosumidjo, 2003, hlm. 166).

b. Komponen pendidikan yang secara langsung berhubungan dalam menangani peserta didik antara lain, yaitu kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah sebagai pemimpin merupakan komponen yang secara langsung berhubungan dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah (Sri Minarti, 2011, hlm. 154)

c. Pembinaan

Pembinaan mengarahkan pembangunan pendidikan yang diarahkan kepada pengembangan sumber daya manusia yang bermutu tinggi, guna memenuhi kebutuhan dan menghadapi tantangan kehidupan di masa depan. Sumber daya manusia yang bersifat potensi diaktualisasikan hingga optimal dan seluruh aspek kepribadian dikembangkan secara terpadu. d. Full day school

Full day school memberikan pelayanan yang maksimal dalam

perkembangan peserta didik serta mampu meminimalkan pengaruh negatif dari arus derasnya globalisasi dan informasi

e. Pengelolaan peserta didik

(21)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan atau pembinan peserta didik secara terstruktur dan terkoordinasi dengan baik. (Sri Minarti, 2011, hlm. 204)

F. Struktur Organisasi Skripsi

1. Judul

Judul skripsi ini adalah Manajemen Pembinaan Peserta Didik Full Day

School (Studi kasus pada SDIT Luqmanul Hakim Bandung)

2. Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing : 1) Pembimbing I : Dr. H. Aceng Muhtaram Mirfani, M.Pd

NIP. 19570616 198601 1 001 2) Pembimbing II: Dr. Nani Hartini, M. Pd

NIP. 19780331 20012 1 001

3) Dan diketahui oleh Dr. H. Aceng Muhtaram Mirfani, M.Pd selaku Ketua Departemen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

3. Pernyataan tentang Keaslian Karya Ilmiah

Pernyataan penulis dengan sebenar-benarnya bahwa Skripsi ini merupakan Karya Tulis Ilmiah asli karya sendiri yang merupakan hasil pemikiran penulis dengan bimbingan oleh dosen pembimbing

4. Ucapan Terima Kasih

Bentuk apresiasi setinggi-tingginya dan ungkapan rasa syukur kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini

5. Abstrak

Uraian singkat dari keseluruhan isi penelitian yang didalamnya memuat: informasi umum mengenai penelitian yang dilakukan, tujuan penelitian, alasan dilaksanakannya penelitian, metode penelitian yang digunakan, dan temuan penelitian.

(22)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memuat penyajian kerangka isi skripsi menurut bab, subbab, dan topiknya secara berurutan berdasarkan posisi halamannya untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau sub judul bagian yang ingin dibaca

7. Daftar Tabel

Memuat penyajian informasi mengenai tabel-tabel yang secara keseluruhan terdapat didalam skripsi secara berurutan

8. Daftar Gambar

Memuat penyajian gambar secara berurutan, mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar terakhir yang tercantum dalam skripsi

9. Daftar Lampiran

Memuat penyajian lampiran secara berurutan mulai dari lampiran pertama sampai dengan lampiran terakhir secara keseluruhan yang terdapat didalam skripsi

10.BAB I Pendahuluan

Berisi uraian tentang pendahuluan skripsi yang memuat tentang : latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi

11.BAB II Kajian Pustaka/ Landasan Teoretis

Berisi konsep-konsep, teori-teori, hasil penelitian terdahulu yang relevan, yang merupakan landasan penelitian secara teoritik serta posisi teroritis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti

12.BAB III Metode Penelitian

Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian serta komponen-komponen penelitiannya. Dalam hal ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif

(23)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memuat temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

14.BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi

Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian

15.Daftar Pustaka

Berisi daftar rujukan/ referensi baik berupa buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi

16.Lampiran

(24)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sumber Data Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian ini adalah satuan pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar berbasis pendidikan Terpadu. Untuk lebih menfokuskan pada permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian sebagaimana yang tertuang dalam fokus masalah, maka lokasi atau tempat penelitian dipilih berdasarkan tingkat keunggulan sekolah yang memiliki akreditasi ‘A’. Dalam hal ini tempat penelitian yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Luqmanul Hakim yang bertempat di Jl. Cingised Kav. D13-D15 Cisaranten Endah Kec. Arcamanik Bandung 40295.

2. Sumber data

(25)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Social Setting

(Sumber: Satori dan Komariah, 2012, hlm 23)

Diartikan gambar tersebut, bahwa melakukan penelitian kualitatif adalah mengembangkan pertanyaan dasar tentang apa dan bagaimana kejadian itu terjadi, siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut, kapan terjadinya, dan dimana tempat kejadiannya.

Penentuan sumber data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara

purposive sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu sesuai

dengan kebutuhan yang dianggap representatif. Snowball sampling yaitu cara pengambilan sample dengan dilakukan teknik secara berantai, yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar sesuai dengan kebutuhan data dalam penelitian. Satori dan Komariah (2012, hlm. 52) menguraikan bahwa “penentuan sampel dalam penelitian kualitatif sangat tepat jika didasarkan pada tujuan atau masalah penelitian, yang menggunakan perimbangan-pertimbangan dari peneliti itu sendiri, dalam rangka memperoleh ketepatan dan kecukupan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan atau masalah yang dikaji”.

Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini mengenai keseluruhan informasi manajemen peserta didik yang terkait pada pembinaan full day school. Berdasarkan hal tersebut, maka yang menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah semua orang yang terkait dalam pembinaan peserta didik, meliputi kepada sekolah, wakil kepala sekolah kesiswaan, guru pembina, dan komite/ orang tua peserta didik. Sementara itu, terkait durasi pengumpulan data dilaksanakan antara 13 Mei-10 Juli 2015

Fenomena Sosial

tempat

pelaku kejadian

(26)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

(27)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Desain Penelitian

Sebagaimana yang telah disampaikan dalam kerangka pemikiran, desain penelitian ini dibuat berdasarkan pada fokus kajian yang ingin diteliti oleh peneliti. Dalam hal ini, permasalahan penurunan akhlak dan moral generasi penerus bangsa yang dilihat dari fenomena-fenomena kasus yang terjadi dalam dunia pendidikan. Padahal pendidikan merupakan proses pembentukan manusia yang insan kamil, berkarakter dan berbudi luhur. Maka dari itu, diperlukan sebuah manajemen pembinaan peserta didik yang baik di sekolah sebagai bentuk upaya preventif terhadap krisis moral bangsa. Dengan melihat permasalahan tersebut, kemudian peneliti memformulasikan dan memfokuskan permasalahan tersebut yang seterusnya peneliti melakukan observasi, wawancara, studi dokumentasi di lapangan dengan berdasarkan hasil kajian teoritis dan data grand tour observasi sebelumnya. Selanjutnya setelah data diperoleh, maka data diklasifikasikan dan dianalisis dengan membandingkan antara teori dengan empiri. Hasil pengolahan data tersebut dijadikan sebagai temuan penelitian yang selanjutnya dapat ditarik kesimpulan untuk dijadikan bahan rekomendasi bagi pihak-pihak terkait.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur yang sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan.

1. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian. Metode penelitian pendidikan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014, hlm. 6) dapat diartikan sebagai “cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”.

(28)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menurut Syaodih (2007, hlm 54) adalah “suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau”. Penelitian ini mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi dan mendeskripsikan apa adanya

Penelitian kualitatif (Satori dan Komariah, 2012, hlm. 25) adalah “suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan situasi sosial dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah”. Dengan demikian pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kegiatan atau perilaku subjek yang diteliti, baik persepsinya maupun pendapatnya serta aspek-aspek lain yang relevan sehingga memungkinkan mendapatkan data yang lebih mendalam

Dengan menggunakan metode penelitian deskripsi dan pendekatan kualitatif penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan manajemen pembinaan peserta didik full day school.

2. Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal strategis dalam penelitian, hal itu karena tujuan utama dari sebuah penelitian adalah untuk memperoleh data. Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui setting dari berbagai sumber dan berbagai cara. Ketepatan dalam pemilihan teknik pengumpulan data akan berpengaruh terhadap data yang dihasilkan. Adapun beberapa macam teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif digambarkan sebagai berikut :

Macam-macam teknik pengumpulan

data

Observasi

Wawancara

Dokumentasi

(29)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3 Macam-macam Teknik Pengumpulan Data

(Sumber: Sugiyono, 2014, hlm. 309)

a. Observasi

Salah satu cara untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan teknik observasi. Satori dan Komariah (2012, hlm. 104) mengemukakan pengertian observasi penelitian kualitatif adalah “pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks, dan makna dalam upaya mengumpulkan data penelitian”. Observasi atau pengamatan menurut Satori dan Komariah (2012, hlm. 104) merupakan “teknik pengumpulan data yang paling utama dalam penelitian kualitatif. Observasi berbeda dengan interviu, cakupan observasi lebih luas dibanding dengan interviu, observasi tidak terbatas hanya pada manusia saja, benda-benda yang sekecil apapun dalam bentuk apapun dapat diamati melalui observasi langsung dilapangan.

Dalam konteks penelitian kualitatif, observasi tidak untuk “menguji” kebenaran tetapi untuk mengetahui kebenaran yang berhubungan dengan aspek/ kategori sebagai aspek studi yang dikembangkan peneliti. Marshall, 1995 (Satori dan Komariah, 2012, hlm. 110) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached

to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Selanjutnya, Nasution (2003, hlm 57) dalam Satori dan Komariah (2012, hlm. 110) menyatakan bahwa “dalam tiap pengamatan harus selalu kita kaitkan dua hal, yakni informasi (misalnya apa yang terjadi) dan konteks (hal-hal yang berkaitan di sekitarnya)”. Jadi, segala sesuatu yang terjadi dalam dimensi waktu dan tempat tertentu kemudian dimaknai dalam kaitan informasi dan konteksnya. menggambarkan tiga pokok yang ada dalam observasi

.

Informasi Konteks

(30)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.4 Tiga Pokok dalam Observasi. (Nasution, 2003, hlm. 57)

(Sumber: Satori dan komariah, 2012, hlm. 110)

Macam-macam teknik observasi digambarkan seperti sebagai berikut:

Gambar 3.5 Macam-macam Teknik Observasi

(Sumber: Satori dan Komariah, 2012, hlm 116)

1) Observasi Partisipatif dan Non Partisipatif

Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan keakraban yang lebih dekat dan mendalam melalui keterlibatan yang intensif dengan orang (sumber data) di lingkungan alamiahnya. Seperti yang dikatakan Bogdan (Maloeng, 2007, hlm. 164) bahwa observasi partisipan adalah “penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan suubjek dalam lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berjalan tanpa gangguan”. Penelitian seperti ini biasanya menggunakan berbagai metode (Satori dan Komariah, 2012, hlm. 117) interviu informal,

OBSERVASI Observasi Terus terang dan tersamar

observasi Partisipatif Observasi

Tak terstruktur

External participation Pasive participation Moderate/ balance participant

(31)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi langsung, partisipasi dalam kehidupan satu kelompok, diskusi kelompok, analisis dokumen pribadi yang dihasilkan dalam kelompok,

self-analysis, dan sejaraha hidup. Ada 4 kategori peran partisipan yang

terjadi dilapangan penelitian kualitatif seperti yang diungkapkan Junker (1980, hlm. 131-132) dalam Satori dan komariah (2012, hlm 118), yaitu :

a) Peran serta lengkap. Pengamatan dalam hal ini menjadi anggota penuh dari kelompok teramati. Ia akan memperoleh informasi apappun yang dibutuhkan, termasuk yang dirahasiakan

b) Peran serta sebagai pengamat. Peneliti berperan sebagai pengamat (fly on the wall). Kalaupun ia menjadi anggota, ia hanya berpura-pura saja, tidak melebur secara fisik maupun psikis dalam arti yang sesungguhnya

c) Pengamat sebagai pemeran serta. Pengamat yang secara terbuka oleh umum bahkan mungkin ia atau mereka disponsori oleh subjek. Karena itu, segala macam informasi akan mudah diperolehnya d) Pengamatan penuh. Kondisi ini biasanya kedudukan antara

pengamat denga teramati dipisah oleh satu dinding pemisah yang hanya meneruskan informasi satu arah saja. Subjek tidak merasa sedang diamati.

Semetara, observasi non partisipan sama hal seperti pengamatan biasa, dimana observasi ini dilakukan oleh si peneliti yang mengamati perilaku dari jauh tanpa ada interaksi dengan subjek yang sedang diteliti. 2) Observasi Terus Terang atau Tersamar

Peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahi sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Pada observasi tertutup, observer mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh subjeknya. Peneliti tidak terus terang atau tersamar pada narasumber perihal kegiatan penelitiannya. Biasanya pengamatan ini dilakukan di tempat-tempat umum

(32)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maksud dari observasi tidak berstruktur adalah bahwa instrumen observasi tidak dipersiapkan secara sistematis dari awal karena peneliti belum tahu pasti apa yang akan terjadi, jenis data apa yang akan berkembang, dan dengan cara apa data baru itu paling sesuai untuk dieksplorasi.

Adapun tahapan dalam melaksanakan observasi dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yang disandur dari Spradley (1980) dalam Satori dan Komariah (2012, hlm. 120) yaitu “1) observasi deskripsi, 2) observasi terfokus, 3) observasi terseleksi”. Berikut dijelaskan lebih lanjut mengenai tahapan observasi :

a) Observasi Deskriptif, merupakan tahapan awal untuk datang ke lapangan dengan kegiatan mengamati secara menyeluruh situasi objek yang diteliti. Peneliti melakukan penjelajahan umum dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasakan.Adapun data yang dihasilkan masih belum tertata karena pencarian masih gambaran secara umum dari fokus kajian yang ingin diteliti.

b) Observasi Reduksi/Terfokus, merupakan kegiatan observasi tahapan kedua yaitu dengan melakukan pengamatan pada aspek kajian tertentu. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis subkategori sehingga dapat menemukan fokus.

c) Observasi Terseleksi, merupakan langkah peneliti untuk mengobservasi situasi sosial yang lebih terfokus. Data yang dihasilkan dari tahapan ini akan lebih terperinci karena peneliti melakukan analisis komponensial terhadap subkategori dan menemukan karakteristik, kontras-kontras/perbedaan dan kesamaan antar kategori serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain.

b. Wawancara

(33)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Ditegaskan pula oleh Esterbeg (2002) dalam Satori dan Komariah (2012, hlm. 130) bahwa “wawancara merupakan suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan komunikasi langsung secara mendalam antara peneliti dengan sumber data mengenai penggalian data.

Ada beberapa macam teknik wawancara yang dipakai dalam penelitian kualitatif, seperti yang disadur dalam Satori dan Komariah (2012, hlm. 130) yang menyebutkan bahwa ada dua tipe wawancara, yaitu wawancara mendalam dan wawancara bertahap. Wawancara mendalam dilakukan dalam observasi partisipatif. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam melalui partisipan tentang situasi dan fenomena yang terjadi dalam konteks observasi partisipatif. Sementara, wawancara bertahap yaitu kegiatan wawancara yang secara sengaja dilaksanakan secara terjadwal oleh peneliti untuk secara langsung melakukan wawancara dengan para informan dengan tidak sedang dalam proses observasi partisipasif. Sifat wawancaranya tetap mendalam tetapi dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan pokok.

Berg (2007) dalam Satori dan Komariah (2012, hlm. 133) menyebutkan ada tiga jenis wawancara, yaitu “1) wawancara terstandar (standardized

interview), wawancara semi standar (semistandarized interview), dan

wawancara tidak terstandar (unstandartd interview)”. Berikut dijelaskan tiga jenis wawancara yakni:

(34)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif pilihan jawabannya telah disediakan

2) Wawancara Tidak Terstandar (unstandartd interview) atau disebut juga wawancara terstruktur (Unstructured Interview), yaitu wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya sehingga memungkinkan memperoleh keterangan yang terperinci dan mendalam mengenai pandangan informan

3) Wawancara Semi Standar (Semistandarized interview) atau disebut juga wawancara bebas terpimpin (controlled interview), yaitu wawancara yang hanya menggunakan pedoman inti pokok pertanyaan yang akan diajukan. Interviewer membuat garis besar pokok-pokok pembicaraan, namun dalam pelaksanaannya interviewer mengajukan pertanyaan secara bebas berdasarkan situasi yang terjadi. jenis wawancara ini termasuk kedalam in-depth interview karena pelaksanaannya lebih bebas sehingga memungkinkan informan mampu lebih terbuka

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara semistruktur yang dilakukan tanya jawab dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah kesiswaan, guru pembina, dan orang tua siswa. Diharapkan dengan wawancara jenis ini mampu melengkapi data yang dibutuhkan mengenai manajemen pembinaan peserta didik dan informasi dapat tergali lebih rinci serta mendalam

Dalam melakukan proses wawancara, peneliti merujuk pada langkah-langkah wawancara yang dikemukakan oleh Satori dan Komariah (2012, hlm. 141-142) sebagai berikut:

a) Membuat kisi-kisi untuk mengembangkan kategori/ subkategori yang akan memeberikan gambaran siapa orang yang tepat mengungkapkannya;

b) Menetapkan informan kunci (gatekeepers)

(35)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d) Menghubungi dan melakukan perjanjian wawancara e) Mengawali atau membuka alur wawancara;

f) Melangsungkan alur wawancara dan mencatat pokok – pokoknya atau merekam pembicaraan;

g) Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya; h) Menuangkan hasil wawancara kedalam catatan lapangan;

i) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. c. Studi Dokumentasi

Satori dan Komariah (2012, hlm. 149) mengemukakan pengertian studi dokumentasi yaitu “mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian”. Studi dokumentasi dilakukan sebagai pelengkap dari observasi dan wawancara. Dengan adanya studi dokumentasi maka hasil observasi dan wawancara akan lebih kredibel/ dapat dipercaya. Hal ini karena didukung oleh adanya dokumen-dokumen sebagai bukti yang dapat berbentuk gambar, tulisan dan karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang ada secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dokumen resmi seperti surat keputusan, surat instruksi dan dokumen tidak resmi misalnya seperti nota dan surat pribadi yang dapat memberikan informasi pendukung terhadap suatu peristiwa

d. Triangulasi/ Gabungan

Triangulasi adalah suatu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Adapun beberapa triangulasi yang terdiri dari sumber/informan, triangulasi dari teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu (Satori dan Komariah, 2012, hlm. 170).

1) Triangulasi sumber merupakan praktik triangulasi sebagai cara meningkatkan kepercayaan penelitian dengan mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama lain. Peneliti melakukan ekspolarasi untuk mengecek kebenaran data dari berbagai sumber yang ada. Teknik triangulasi sumber tergambar seperti berikut:

A

B

(36)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Informan

Treatment waktu Pagi Sore

e Siang

Gambar 3.6 Triangulasi Sumber

(sumber: Sugiyono, 2014, hlm. 331)

2) Triangulasi teknik yaitu menguji kredibilitas data dengan mengecek data kepada sumber dengan teknik yang berbeda. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan studi dokumentasi pada sumber yang sama secara serempak. Triangulasi teknik tergambar seperti berikut :

Gambar 3.7 Triangulasi Teknik

(Sumber: Sugiyono, 2014, hlm. 331)

3) Triangulasi waktu, yaitu aktivitas triangulasi yang menguji kredibilitas dengan cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda. Peneliti dapat melakukan wawancara dan observasi dimulai pada pagi hari, bisa mengulangnya di siang hari dan mengeceknya di sore hari. Triangulasi waktu tergambar seperti berikut :

Wawancara mendalam

Wawancara mendalam

Observasi partisipatif

Studi dokumentasi

(37)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.8 Triangulasi Waktu

(Sumber : Satori dan Komariah, 2012, hlm. 171)

Mathinson (1988) dalam Sugiyono (2014, hlm. 332) mengemukakan bahwa ‘the value of triangulation lies in providing evidence – whether

convergent, inconsistent, or contradictory’. Yaitu bahwa nilai dari teknik

triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh tersebut meluas, tidak konsisten atau kontradiksi. Sehingga dengan triangulasi, data yang diperoleh akan lebih pasti kejelasannya dan kebenarannya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data lebih menekankan pada teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik

D. Analisis Data

Dalam hal analisis data kualitatif, Satori dan Aan Komariah. (2012, hlm. 335) menyatakan bahwa

Analisis data adalah hasil proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara menrorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mmudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam penelitian kualitatif seperti yang dikemukakan Sugiyono (2010, hlm. 147), teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif adalah tahap memasuki lapangan dengan grand tour dan minitour question, analisis datanya dengan analisis domain. Tahap kedua adalah menentukan fokus, teknik pengumpulan data

minitour question, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya

(38)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

analisis data dengan analisis komponensial. Setelah komponensial dilanjutkan dengan analisis tema. Selanjutnya menurut Janice McDrury (Collaborative Group Analysis of Data, 1999) dalam Moleong (2012, hlm 248) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

1) Membaca/ mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data,

2) Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data

3) Menuliskan ‘model’ yang ditemukan 4) Koding yang telah dilakukan

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman, dimana proses analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014, hlm. 337) mengemukakan bahwa ‘aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, hingga datanya sudah jenuh’. Adapun langkah-langkah analisis data dalam model Miles dan Huberman terdiri dari data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Model interaktif dalam analisis data tergambar seperti berikut :

Gambar 3.9 Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

(Sumber: Sugiyono, 2014, hlm. 338)

a. Data Reduction (Reduksi data)

Data

collection Data Display

Data

reduction Conclusion: drawing/

(39)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data pada langkah reduksi data yaitu merangkum, memilih hal -hal yang pokok, memfokuskan pada -hal--hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Sehingga hal ini memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

b. Data Display (Penyajian data)

Penyajian data merupakan langkah yang dilakukan setelah mereduksi data. Hasil reduksi data kemudian di organisasikan dan disusun dalam pola hubungan untuk mudah dipahami dan memudahkan dalam merencanakan kerja selanjutnya. Display data dapat berupa teks yang naratif, grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.

c. Conclusion: Drawing/ Verifying

Dari model diatas, langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Apabila pada langkah penyajian data yang didapat merupakan data yang sudah mantap, maka selanjutnya dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel. Namum karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara terkadang kesimpulan awal masih belum kredibel sehingga peneliti harus mengulang lagi ke lapangan untuk kembali mengumpulkan data dan bukti-bukti yang valid.

E. Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemetiksaan. Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability)

1. Keterpercayaan (Credibility)

(40)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti”. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 368), ”uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data analisis penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjang pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check”. Dijelaskan uji kredibilitas dilakukan dengan cara:

a. Perpanjang pengamatan, yaitu peneliti kembali kelapangan untuk memeriksa kebenaran data yang telah ditemukan;

b. Meningkatkan ketekunan, yaitu melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan untuk memeriksa kebenaran suatu data yang telah ditemukan;

c. Triangulasi;

d. Analisis kasus negatif yaitu menelusuri kebenaran data yang berbeda dan bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan;

e. Menggunakan bahan referensi, yaitu menggunakan bahan pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Bahan pendukung yang digunakan yaitu alat rekaman, kamera untuk memotret dan dokumen yang otentik;

f. Mengadakan member check, yaitu melakukan pengecekan kepada pemberi data terkait kesesuain antara interpretasi peneliti dengan informasi yang telah diberikan pemberi data.

2. Keteralihan (transferability)

Keteralihan (transferability) merupakan validitas eksternal nonkualitatif. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil atau pada setting sosial yang berbeda dengan karakteristik yang hampir sama (Satori dan Komariah, 2012, hlm. 165).

(41)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kebergantungan (dependability) merupakan substitusi istilah realibilitas dalam penelitian yang nonkualitatif. Satori dan Komariah (2012, hlm. 166) mengungkapkan “kebergantungan disebut juga audit kebergantungan menunjukan bahwa penelitian memiliki sifat ketaatan dengan menunjukan konsistensi dan stabilitas data atau temuan yang dapat direflikasi”. Jadi, jika peneliti telah melakukan dua atau beberapa kali pengulangan data dalam suatu kondisi yang sama daan hasilnya secara esensial sama, maka reabilitasnya tercapai

4. Kepastian (confirmability)

(42)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 117

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan berikut : “manajemen pembinaan peserta didik di SDIT Luqmanul Hakim berjalan dengan baik karena selalu diadakannya evaluasi pekanan sehingga terkontrol setiap aktivitas pendidik dan peserta didik pada setiap pekanannya. Manajemen pembinaan peserta didik di SDIT Luqmanul Hakim berjalan efektif dengan adanya capaian dari jaminan kualitas yang diberikan sekolah dalam pembinaan peserta didik di sekolah. Manajemen pembinaan peserta didik di SDIT Luqmanul Hakim berjalan cukup lancar meski pada pelaksanaannya ada kendala yang dihadapi tetapi sejauh ini dapat diatasi oleh sekolah”. Rincian kesimpulan berdasarkan fokus penelitian dijabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembinaan peserta didik didasarkan pada analisis perkiraan kelampauan, saat ini dan masa yang akan datang. Dasar kegiatan perencanaan sekolah berasal dari visi misi sekolah dengan pemograman khas yang dikembangkan mengacu pada mengakhlak alqur’an. Pemograman kegiatan pembinaan peserta didik menerapkan prinsip multiple intelligence. Proses perencanaan pembinaan peserta didik dimulai dari kegiatan PPDB hingga pada akhirnya menjadi keputusan bersama bersama guru-guru dalam rapat kerja. Perencanaan dibuat oleh wakasek kurikulum, wakasek kesiswaan dan kepala sekolah. Rencana yang dibuat secara umum dapat teraktualisasikan meskipun mengalami penyesuaian-penyesuaian seperti tanggal dan konsep acara yang berbeda dari yang direncanakan sebelumnya disesuaikan dengan kondisi pada saat itu. Adapun rencana yang masih belum teraktualisasi adalah penerapan komunikasi bahasa arab dan asing baik pada pembiasaan sehari-hari maupun pada penamaan sarana prasarana. 2. Pelaksanaan pembinaan peserta didik dimulai dari masuknya peserta

(43)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perencanaan dan perbedaan karena mementingkan pemerataan seluruh kelas sehingga heterogenitasnya tinggi. Pelaksanaan pembinaan berjalan cukup lancar dengan dilakukannya pembagian tugas adanya koordinasi dari setiap elemen sekolah serta dukungan dari orang tua meskipun penghambat juga muncul dari situ, namun sebagian besar pelaksanaan pembinaan dapat berjalan secara efektif didukung dengan para pendidik yang memiliki komitmen dalam membina peserta didik. Metode pembinaan yang digunakan disesuaikan dengan kondisi penerapan pembinaan karakter peserta didik seperti keteladanan, pembiasaan, kedisiplinan, pemantauan serta reward dan punishment. Pembinaan disiplin dibangun dengan konsep kebebasan terbimbing yang ditindak lanjuti secara bertahap. Materi pembinaan yang dilaksanakan di sekolah memiliki kesesuaian berdasarkan Permendiknas nomor 39 tahun 2008 yang mengatur tentang pembinaan kesiswaan. Dalam prosesnya, pemimpin sekolah sangat perperan penting dalam berlangsungnya pelaksanaan pembinaan peserta didik. Kepala sekolah dibantu dengan wakasek kesiswaan dan wakasek kurikulum selalu memantau dan memsupervisi pelaksanaan pembinaan di sekolah.

(44)

Annisa Restu Purwanti, 2015

MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan home visit. Sekolah memiliki dua rapor, yaitu rapor dinas dan rapor yayasan

4. Faktor penunjang keberhasilan pembinaan peserta didik adalah dengan adanya koordinasi yang positif di lingkungan sekolah dan keluarga terkait pembinaan. Sekolah dalam mengkoordinasikan pembinaan di rumah adalah dengan adanya orientasi orang tua pada setiap awal semester. Sekolah memiliki konselor yang memberikan pelayanan konseling sebagai sarana konsultasi dalam mendiskusikan perkembangan peserta didik. Pembinaan guru yang secara kontinyu dilaksanakan sebagai bentuk pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki sekolah. Adapun koordinasi ekternal yakni adanya jalinan dengan gugus dan JSIT dalam bentuk partisipasi aktif sekolah mengikuti kegiatan-kegiatan eksternal. Dampak perubahan perilaku peserta didik dapat dirasakan oleh guru maupun orang tua dari waktu ke waktu berubah pada hal yang positif, menuju pada kesesuaian jaminan kualitas sekolah LH. Cara mengoptimalkan pembinaan dengan konsisten melakukan pembinaan pada pembiasaan sehari-hari disekolah pada setiap kesempatan, setiap pembelajaran, oleh setiap guru. Begitupun di rumah, integrasi antara pembinaan di sekolah dan pembinaan di lingkungan keluarga salah satunya dengan mengoptimalkan komunikasi sekolah dengan orang tua dirumah melalui buku penghubung maupun media lainnya

Gambar

Gambar 3.1 Social Setting
Gambar 3.3 Macam-macam Teknik Pengumpulan Data
Gambar 3.5 Macam-macam Teknik Observasi
Gambar 3.6 Triangulasi Sumber
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bank dengan 30% ≤ AL/NCD < 100% diasumsikan memiliki kemampuan menyalurkan kredit sesuai dengan alat likuid yang dimiliki dan kondisi optimal (penyaluran 100%) saat

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Bhuwana dan Sudiksa (2013) juga menyatakan bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat

Grosir adalah orang atau pengusaha yang membuka usaha dagang dengan membeli dan menjual kembali barang dagangan kepada pengecer, pedagang besar lainnya, perusahaan

Jasindo Lintastama harus membuat suatu jaringan yang handal, aman dan efisien oleh karena itu jaringan WAN (Wide Area Network) adalah kumpulan dari LAN atau

Dari hasil analisis psikologi tokoh pada bagian sebelumnya, dapat dianalisis pesan moral yang ter- kandung dalam cerpen Filosofi Kopi karangan Dewi Lestari karena

The Service Center Management System is composed of thee subsystems: Integrated Data Management System, Integrated Cashflow and Reporting System, and Integrated Customer

Dilihat dari definisinya SPPIP Merupakan produk turunan dari penataan ruang (RTRW), serta hasil review produk perencanaan jangka menengah (Renstrada, RPJMD, dll); SSK merupakan

City Branding adalah suatu pemasaran Kota yang dilakukan oleh Kota Ambon dengan pendekatan strategi branding hexagon untuk mempromosikan Kota Ambon dengan