MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
Oleh : Anggi Iskandar
1105834
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN
Oleh Anggi Iskandar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Anggi Iskandar 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ANGGI ISKANDAR (1105834). Model Pembelajaran Discovery Learning
Menggunakan Modul Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Kuningan.
ABSTRAK
Model pembelajaran discovery learning dapat mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja dengan inisiatif sendiri, sehingga situsasi pembelajaran menjadi lebih aktif. Selain itu, pengetahuan yang diperoleh dari metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer sehingga menumbuhkan rasa senang pada siswa dalam proses belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi serta peningkatan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran discovery learning menggunakan modul. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, yaitu pada kompetensi dasar menerapkan prinsip dasar pengolahan dan membuat produk hasil perkebunan tanaman rempah dan bahan penyegar, dengan materi pembelajaran terfokus pada tanaman rempah dan pengolahannya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TPHP 2 SMK Negeri 1 Kuningan berjumlah 35 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning menggunakan modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mencapai nilai KKM, yaitu dari aspek kognitif sebanyak 26 siswa, aspek afektif sebanyak 29 siswa, dan aspek psikomotor sebanyak 30 siswa.
vi
Anggi Iskandar, 2015
MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN ANGGI ISKANDAR (1105834). The Use of Modules in the Discovery Learning Model to Improve Students’ Learning Outcomes at SMK Negeri 1 Kuningan.
ABSTRACT
The discovery learning model can encourage students to thing and work on their own initiative, so that it will develop a more active stimulated learning situation. In addition, the knowledge gained from this method is very personal and powerfull because is strengthens the understanding, memory, and transfer that foster a sense of fun to the students in the learning process. The aim of this study
is to investigate the implementation and improvement of students’ learning
outcomes by using modules in discovery learning model. The method used in this study in the Classroom Action Research which focuses on the basic competence of applying the basic principles of processing and making products of spices plantation and fresheners, in which the learning materials are focused on herbal plants and its processing. The subject where thirty-five students of class XI TPHP 2 at SMKN 1 Kuningan. The research instruments used tests and observation. The study result revealed that the implementation of discovery learning models using
modules can improve students’ learning outcomes in reaching the minimum
mastery criteria (KKM). These improvements include twenty-six students’ cognitive aspect, twenty-nine students’ affective aspect, and thirty students’ psychomotor aspect.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Rumusan Masalah Penelitian ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5
A. Model Pembelajaran Discovery Learning... 5
B. Modul ... 11
C. Hasil Belajar ... 19
D. Tinjauan Kompetensi Pengolahan Rempah-rempah ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 22
B. Metode Penelitian ... 22
C. Prosedur Penelitian ... 24
D. Definisi Operasional ... 29
E. Instrumen Penelitian ... 29
viii
Anggi Iskandar, 2015
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 72
A. Simpulan ... 72
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Silabus Mata Pelajaran Produksi Hasil Perkebunan
(Paket Keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian) ... 21
Tabel 3.1. Kategori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Siswa terhadap Materi ... 31
Tabel 3.2. Kategori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Siswa terhadap Praktikum ... 33
Tabel 3.3. Kriteria Normalized Gain ... 33
Tabel 4.1. Data Hasil pre test dan post test Siklus I ... 42
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi pre test, post tes, dan N-Gain Siklus I ... 43
Tabel 4.3. Hasil Penilaian Afektif Siswa Siklus I ... 45
Tabel 4.4. Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus I ... 47
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Penilaian Psikomotor Siklus I ... 48
Tabel 4.6. Data Hasil pre test dan post test Siklus II ... 52
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi pre test, post tes, dan N-Gain Siklus II ... 53
Tabel 4.8. Hasil Penilaian Afektif Siswa Siklus II ... 54
Tabel 4.9. Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus II ... 56
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Penilaian Psikomotor Siklus II ... 57
Tabel 4.11. Data Hasil pre test dan post test Siklus III ... 61
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi pre test, post tes, dan N-Gain Siklus III ... 62
Tabel 4.13. Hasil Penilaian Afektif Siswa Siklus III ... 64
Tabel 4.14. Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus III ... 66
x
Anggi Iskandar, 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Langkah Operasional Implementasi Discovery Learning
(Syah, 2004) ... 8 Gambar 2.2. Aplikasi Modul pada Pembelajaran Discovery Learning ... 18 Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1. Rata-rata Nilai Pre test dan Post Test pada Siklus I, II, dan III ... 68 Diagram 4.2 Rata-rata N-Gain Siklus I, II, dan III ... 69 Diagram 4.3 Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus I, II, III
yang mencapai nilai KKM pada Model Pembelajaran
xii
Anggi Iskandar, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Produksi Hasil Perkebunan
SMK Negeri 1 Kuningan ... 75
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 83
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 93
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 103
Lampiran 5. Modul Penelitian ... 118
Lampiran 6. Hasil Validasi Modul Ahli Media ... 119
Lampiran 7. Hasil Validasi Modul Ahli Materi I ... 123
Lampiran 8. Hasil Validasi Modul Ahli Materi II ... 126
Lampiran 9. Hasil Validasi Modul Ahli Bahasa ... 129
Lampiran 10. Hasil Validasi Soal Pre Test dan Post Test Siklus I ... 132
Lampiran 11. Hasil Validasi Soal Pre Test dan Post Test Siklus II ... 133
Lampiran 12. Hasil Validasi Soal Pre Test dan Post Test Siklus III ... 134
Lampiran 13. Hasil Observasi Guru Siklus I ... 135
Lampiran 14. Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 137
Lampiran 15. Hasil Observasi Guru Siklus II ... 139
Lampiran 16. Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 141
Lampiran 17. Hasil Observasi Guru Siklus III ... 143
Lampiran 18. Hasil Observasi Siswa Siklus III ... 145
Lampiran 19. SK Pembimbing I ... 147
Lampiran 20. SK Pembimbing II ... 148
Lampiran 21. Surat Izin Penelitian ... 149
Lampiran 22. Surat Selesai Penelitian ... 150
Lampiran 23. Kartu Bimbingan Skripsi ... 151
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Menerapkan prinsip dasar pengolahan hasil perkebunan tanaman rempah
dan bahan penyegar merupakan salah satu kompetensi dasar yang diharapkan
mampu dikuasai oleh siswa-siswi SMK Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
(TPHP), yakni pada mata pelajaran Produksi Hasil Perkebunan. Adapun
pokok bahasan pada kompetensi dasar tersebut yaitu karakteristik
rempah-rempah seperti lada, cengkeh, jahe, kopi, teh, dan kakao yang meliputi prinsip
dasar pengolahan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan, jenis dan
prinsip kerja alat pengolahan, alur proses pengolahan, proses pengolahan,
serta pengendalian mutu dan pengemasannya.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti saat melaksanakan Program
Latihan Profesi (PLP) di SMK Negeri 1 Kuningan pada jurusan TPHP kelas
XI, terdapat adanya beberapa masalah yang perlu untuk dikaji dan diperbaiki.
Hal pertama yaitu kurangnya kemandirian siswa dalam proses belajar,
sehingga materi pembelajaran harus diterangkan terlebih dahulu oleh guru.
Dengan kata lain, siswa masih tergantung kepada peran serta guru dalam
proses belajar. Hal kedua yaitu kurang optimalnya proses pembelajaran
dengan metode ceramah pada mata pelajaran Produksi Hasil Perkebunan
karena metode ini kurang intraktif serta menjadikan siswa cenderung bosan
dan kurang antusias dalam proses belajar. Hal ketiga yaitu keberadaan sumber
belajar siswa pada mata pelajaran Produksi Hasil Perkebunan masih terbatas,
yaitu belum tersedianya modul pembelajaran pada kompetensi dasar
menerapkan prinsip dasar pengolahan hasil perkebunan tanaman rempah dan
bahan penyegar. Ketiga hal tersebut berdampak pada kurang optimalnya hasil
belajar yang diperoleh siswa kelas XI pada jurusan TPHP di SMK Negeri 1
Kuningan. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil belajar siswa yang mencapai
2
Anggi Iskandar, 2015
Berkenaan dengan hal tersebut, perlu digunakan cara belajar yang
berbeda guna menjadikan siswa lebih aktif, kritis, serta mandiri dalam proses
belajar. Salah satu alternatifnya yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran yang bersifat penemuan (discovery) sehingga siswa tidak
banyak tergantung kepada guru. Dengan kata lain, pembelajaran yang ada
dirubah dari teacher center menjadi student center dan peran guru dalam
proses belajar ini adalah pembimbing dan fasilitator. Pada penelitian ini,
penulis terdorong untuk menerapkan model pembelajaran discovery learning,
yaitu suatu strategi pembelajaran yang memusatkan pada peluang belajar aktif
dan mandiri secara langsung kepada siswa. Hal ini pun didasari oleh
kesesuaian karakteristik mata pelajaran Produksi Hasil Perkebunan yang
sebagian besar materi pembelajarannya bersifat penemuan (discovery) dan
sesuai untuk diterapkan pada siswa kelas XI TPHP yang sebagian besar siswa
nya kurang kritis dan mandiri dalam proses belajar. Namun sangat disadari
untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, terdapat faktor yang
mempengaruhi keefektifan penggunaan model discovery learning, yakni
model pembelajaran ini membutuhkan adanya sumber belajar yang dapat
menunjang serta membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang optimal. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengaplikasikan modul
sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran discovery learning.
Penggunaan modul ini dipilih karena modul dapat memenuhi lima kategori
kapabilitas siswa dalam proses belajar, yaitu informasi verbal, keterampilan
intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik (Sungkono,
2003). Selain itu, Nasution (2008) mengemukakan bahwa melalui modul
pembelajaran yang disusun dengan baik dapat memberikan banyak
keuntungan bagi siswa dalam proses belajar, diantaranya adanya feedback,
penguasaan tuntas, fleksibilitas, lebih termotivasi dan terdapat tujuan yang
jelas sehingga siswa lebih terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan
segera. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti terdorong untuk meneliti masalah
tersebut dengan judul “Model pembelajaran discovery earning menggunakan
3
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, muncul beberapa masalah yang
memperkuat alasan mengapa permasalahan tersebut perlu dikaji, yaitu :
1. Hasil belajar siswa yang mencapai nilai KKM masih tergolong rendah,
yaitu sebanyak 17%.
2. Proses pembelajaran masih berpusat kepada guru (teacher center).
3. Belum adanya modul pada mata pelajaran Produksi Hasil Perkebunan.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, maka peneliti membatasi
permasalahan menjadi sebagai berikut :
1. Materi penelitian terfokus pada kompetensi dasar menerapkan prinsip
dasar pengolahan hasil perkebunan tanaman rempah dan bahan penyegar
dan membuat produk hasil perkebunan tanaman rempah dan bahan
penyegar, dengan materi penelitian terfokus pada tanaman rempah, yang
meliputi pengertian dan klasifikasi bahan rempah, jenis bahan rempah,
serta prinsip, pengolahan, dan standar mutu produk bahan rempah.
2. Penilaian siswa pada penelitian ini mencakup penilaian kognitif (pre test
dan post test), penilaian afektif (penilaian sikap pada setiap siklus), dan
penilaian psikomotorik (penilaian praktikum pada setiap siklus).
3. Nilai kognitif, afektif, dan psikomotor pada siklus III merupakan hasil
belajar siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, penulis
merumuskan masalah menjadi sebagai berikut :
1. Bagaimanakah implementasi pembelajaran discovery learning
menggunakan modul pada siswa kelas XI TPHP 2 di SMK Negeri 1
4
Anggi Iskandar, 2015
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TPHP 2 di SMK
Negeri 1 Kuningan menggunakan model pembelajaran discovery learning
menggunakan modul?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah diuraikan, adapun tujuan dari
penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui implemetasi pembelajaran discovery learning
menggunakan modul di SMK Negeri 1 Kuningan, yaitu pada siswa kelas
XI TPHP 2.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa di
SMK Negeri 1 Kuningan pada siswa kelas XI TPHP 2 setelah
dilakukannya pembelajaran dengan model discovery learning
menggunakan modul berdasarkan penilaian kognitif, afektif, dan
psikomotor.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini, yaitu :
1. Bagi peneliti
Diharapkan dapat menjadi sarana mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
selama perkuliahan, serta sebagai langkah persiapan dalam karier peneliti
kelak jika dikemudian hari ditugaskan menjadi seorang pendidik.
2. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat memberikan informasi, saran serta masukan kepada para
pendidik dalam tujuan pengembangan proses pembelajaran di SMK
Negeri 1 Kuningan.
3. Bagi Siswa
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuhan siswa menjadi lebih aktif,
lebih kritis, dan lebih mandiri dalam proses belajar dikelas, serta
menjadikan modul pembelajaran ini sebagai sumber belajar yang praktis,
menarik dan bermutu dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini yaitu dilaksanakan di SMK Negeri 1
Kuningan yang beralamat di Jl. Raya Sukamulya-Cigugur, Kuningan, yang
dilaksanakan pada bulan Agustus 2015. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas XI TPHP 2 sebanyak 35 orang.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan
Kelas. Menurut Trianto (2010), penelitian tindakan kelas adalah suatu
kegiatan penelitian yang mencermati sebuah kegiatan pembelajaran yang
diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas,
yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran
dikelas tersebut. Dalam pelaksanan penelitian tindakan kelas ini peneliti
mengaplikasikan model pembelajaran discovery learning menggunakan modul
dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian diawali dengan penyusunan modul terlebih dahulu yang
kemudian dilakukan validasi oleh ahli. Setelah itu, penelitian dilanjutkan
dengan mengaplikasikan modul pada pembelajaran model discovery learning
berdasarkan tahapan pelaksanan penelitian tindakan kelas. Rancangan
penelitian tindakan kelas yang digunakan mengacu pada model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggar, yaitu dalam satu siklus
penelitian terdiri atas empat komponen yang meliputi: (1) Perencanaan, (2)
Aksi/tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Setelah satu siklus selesai dan
diimplementasikan, yakni setelah dilakukan refleksi, kemudian dilakukan
perencanaaan ulang dalam bentuk siklus tersendiri.
Adapun alur penelitian tindakan kelas yang dilakusanakan yaitu sebagai
23
Anggi Iskandar, 2015
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (Modifikasi: Wiriaatmadja, 2010)
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
Revisi
Produksi Masal
Perencanaan
Pembuatan Modul Validasi Modul oleh :
1.Ahli Media 2.Ahli Materi I 3.Ahli Materi II 4.Ahli Bahasa
SIKLUS I
SIKLUS II
24
C. Prosedur Penelitian
Secara umum, tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana semaksimal mungkin
supaya penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat berjalan dengan
optimal dan sesuai dengan target yang ingin dicapai, yaitu untuk
meningkatan pada hasil belajar siswa. Perencanaan tersebut meliputi:
(a) Perencanaan Siklus I
Perencanaan siklus I merupakan perencanaan yang sangat
penting karena pada tahap ini banyak dilakukan pembuatan
komponen utama penelitian. Tahap ini dimulai dengan pembuatan
modul produksi hasil perkebunan tanaman rempah dan membuat
lembar validasi modul, yang kemudian divalidasi oleh ahli media, ahli
materi I, ahli materi II, dan ahli bahasa. Setelah divalidasi, modul
kemudian direvisi sesuai dengan saran ataupun masukan dari ahli
tersebut. Setelah direvisi dan dianggap layak untuk diaplikasikan pada
pembelajaran discovery learning, modul diproduksi secara masal.
Selanjutnya, pada tahap ini pun dilakukan pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I, II, dan III. RPP
siklus I membahas materi klasifikasi bahan rempah, RPP siklus II
membahas materi jenis bahan rempah, dan RPP siklus III membahas
materi prinsip, pengolahan dan standar mutu pengolahan bahan
rempah. Ketiga RPP ini dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran
supaya RPP yang dibuat sesuai dengan target pelaksanaan penelitian
yang ingin dicapai. Pada tahap ini juga peneliti menyusun instrumen
penelitian yaitu diantaranya lembar observasi guru dan siswa, soal pre
test dan post test siklus I, II, dan III, penyusunan lembar validasi soal
pre test dan post test, penyusunan lembar penilaian praktikum siklus
25
Anggi Iskandar, 2015
fasilitas maupun sarana pendukung yang diperlukan selama proses
pembelajaran siklus I, termasuk persiapan bahan untuk praktikum
klasifikasi bahan rempah.
(b) Perencanaan Siklus II
Perencanan siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi selama
pembelajaran siklus I. Perencanaan siklus II diantaranya
mempersiapkan Rencana Pelaksaaan Pembelajaran (RPP) siklus II
dengan materi jenis bahan rempah dengan menyesuaikan hasil
refleksi maupun target-target yang ingin dicapai untuk siklus II.
Selain itu, peneliti juga mempersiapkan instrumen penelitian untuk
siklus II seperti lembar observasi guru dan siswa, mempersiapkan soal
pre test dan post test serta lembar validasinya, dan mempersiapkan
lembar penilaian sikap dan praktikum untuk siklus II. Pada tahap ini
juga peneliti mempersiapkan contoh rempah-rempah untuk
melakukan praktikum mendeskripsikan rempah-rempah.
(c) Perencanaan Siklus III
Perencanaan siklus III dilakukan berdasarkan refleksi siklus II yaitu
diantaranya mempersiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus III dengan materi prinsip, pengolahan, dan standar mutu
produk bahan rempah, mempersiapkan lembar observasi guru dan
siswa, mempersiapkan soal pre test dan pos test beserta lembar
validasinya, mempersipkan lembar penilaian praktikum siklus II,
mempersiapkan lembar penilaian sikap siswa untuk siklus III, serta
mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum pembuatan simplisia
dan sari kunyit asam.
2) Pelaksanaan
Tahap ini merupakan implementasi dari tahap perencanaan setiap
siklus. Dalam pembelajaran discovery learning ini tentunya peneliti
memperhatikan langkah pelaksanaan discovery yaitu tahap
stimulasi/pemberian rangsangan (Stimulation), pernyataan/identifikasi
26
pengolahan data (Data Processing), pembuktian (Verification), dan
menarik kesimpulan/generalisasi (Generalization). Adapun tahap
pelaksanaan penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
(a) Pelaksanaan Siklus I
Pada tahap pelaksanaan siklus I, peneliti mengaplikasikan model
pembelajaran discovery learning dengan menggunaan modul yang
telah disusun dan divalidasi sebelumnya. Pada siklus I pembelajaran
dimulai dengan memberikan soal pre test kepada siswa. Setelah itu,
siswa dibentuk secara acak menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok
mendapatkan 3 buah modul yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Dalam hal ini siswa diinstruksikan untuk membaca modul dengan
materi klasifikasi bahan rempah, kemudian siswa diinstruksikan
mengisi soal-soal pada materi ke-1. Setelah itu, siswa dibimbing
melakukan praktikum sederhana yaitu mengklasifikasikan bahan
rempah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Setelah itu siswa dan
peneliti membahasnya secara bersama-sama. Pada akhir siklus
pembelajaran, dilakukan evaluasi dengan memberikan soal post test
kepada siswa. Pada pelaksanaan siklus I, semua aktifitas peneliti
dinilai oleh observer, yang terdiri dari penilaian observasi guru dan
penilaian observasi siswa. Selain itu, peneliti juga menilai aktifitas
siswa selama pembelajaran, yaitu dengan menilai sikap siswa dan
menilai proses praktikum yang dilaksanakan.
(b) Pelaksanaan Siklus II
Pelakasaan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan siklus I,
namun dengan materi yang berbeda, yaitu tentang jenis-jenis bahan
rempah. Pada tahap ini dilakukan praktikum sederhana yaitu
mendeskrisikan jenis rempah-rempah yang telah dipersiapkan. Sama
halnya dengan siklus I, pada akhir siklus dilakukan evaluasi dengan
memberikan soal post test kepada siswa. Sebelum mengakhiri
27
Anggi Iskandar, 2015
simplisia dan sari kunyit asam. Adapun penilain pada siklus II yaitu
penilaian observasi guru dan siswa, penilaian sikap dan penilaian
praktikum.
(c) Pelaksanaan Siklus III.
Pelaksanaan siklus III hampir sama dengan pelaksanaan siklus I dan
II. Materi yang dibahas pada pertemuan ini yaitu prinsip, proses
pengolahan, dan standar mutu bahan rempah. Pada siklus ini juga
dilakukan praktikum pembuatan produk olahan rempah-rempah,
yaitu membuat simplisia dan sari kunyit asam. Pembagian produk
praktikum ini dilakukan berdasarkan pengundian yang dilakukan
setelah pembelajaran siklus III. Pada akhir pelaksanaan praktikum,
siswa menyimpulkan hasil pengisian modul dan hasil praktikum
yang telah dilakukan. Setelah praktikum dilaksanakan, pembelajaran
dilanjutkan dengan pelaksanaan post test. Penilaian pada siklus III
ini terdiri dari penilaian observasi guru dan siswa, penilaian sikap
siswa, dan penilaian praktikum.
3) Pengamatan
Dalam pelaksanaannya, tahap pengamatan dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan, yaitu dilakukan oleh observer dengan cara
menilai/mencatat proses tindakan yang dilakukan oleh peneliti dan siswa
dalam proses pembelajaran discovery learning dengan menggunakan
modul. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan dan merekam data
yang diperlukan oleh peneliti dalam penyusunan penelitian ini. Setiap
akhir tindakan, peneliti dengan observer melakukan diskusi mengenai
hal-hal yang harus diperbaiki, ditingkatkan, ditambah, dikurangi, atau bahkan
dihilangkan untuk tindakan/siklus selanjutnya. Pengamatan siklus I, II, dan
III terdiri dari lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar
penilaian sikap, dan lembar penilaian praktikum.
4) Refleksi
Setelah tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, tahap
28
penelitian tindakan kelas yang dilakukan, yaitu dengan menganalisis
ataupun menginstrospeksi jalannya penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti, apakah sudah sesuai dengan langkah discovery learning atau
belum, apakah hasil belajar siswa semakin meningkat atau tidak, dan
seberapa besar peningkatan hasil belajar yang terjadi pada siswa selama
proses pembelajaran. Dengan kata lain, tahap ini menjadi tahapan
introspeksi diri untuk lebih baik lagi pada pelaksanaan siklus selanjutnya,
guna tercapainya target utama penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar
siswa.
Adapun tahap refleksi pada penelitian tindakan kelas ini yaitu
sebagai berikut :
(a) Refleksi Siklus I
Tahap ini menjadi sangat penting karena menentukan dalam
kebehasilan siklus selanjutnya. Pada tahap ini peneliti dan observer
membahas hal-hal yang dianggap perlu untuk
diperbaiki/ditingkatkan untuk pembelajaran siklus II baik dari segi
cara pembelajaran ataupun aspek lain seperti perbaikan Perencanaan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), perbaikan soal untuk pre test dan
post test, ataupun hal lainnya supaya hasil belajar siswa dapat
meningkat untuk siklus selanjutnya.
(b) Refleksi Siklus II
Refleksi pada siklus II dilakukan guna memperbaiki
kekurangan-kekurangan pada siklus II dan berupaya untuk meningkatkan hal-hal
yang ingin dicapai untuk siklus III, yaitu diantaranya perbaikan
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen soal pre
test dan post test, dan lain-lain.
(c) Refleksi Siklus III
Tahap ini merupakan tahap terakhir pada penelitian tindakan kelas
ini. Refleksi pada siklus III dilakukan guna mengetahui apakah
29
Anggi Iskandar, 2015
D. Definisi Operasional
1. Discovery Learning menggunakan modul
Model pembelajaran discovery learning menggunakan modul adalah
pembelajaran yang memfokuskan siswa pada penemuan hal-hal baru
secara mandiri yang belum diketahui sebelumnya, yaitu dengan
menggunakan bahan ajar modul.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar pada penelitian ini dilihat dari nilai kognitif, nilai afektif,
dan nilai psikomotor siswa pada siklus III.
E. Instrumen Penelitian dan Validasi Instrumen 1. Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengukur aspek kognitif siswa dalam
proses pembelajaran tiap siklusnya. Tes yang digunakan yaitu essay
sebanyak 5 soal, yang dilakukan sebelum pembelajaran (pre test) dan
setelah pembelajaran (post test). Soal yang diujikan sesuai dengan materi
pembelajaran tiap siklusnya. Sebelum digunakan dalam pembelajaran, soal
pre test dan post test tersebut divalidasi terlebih dahulu oleh guru mata
pelajaran, supaya soal tersebut sesuai dan layak untuk digunakan.
2. Observasi
a. Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa
Lembar observasi guru dan siswa merupakan instrumen penting
dalam pelaksanaan pembelajaran setiap siklusnya. Dengan lembar
observasi guru dan siswa, peneliti dapat mengetahui sejauh mana
langkah pembelajaran terlaksana. Adapun observer dalam penelitian
ini dilakukan oleh guru mata pelajaran sebagai observer kegiatan guru
dan guru laboratorium sebagai observer kegiatan siswa. Sebelum
lembar observasi digunakan dalam siklus pembelajaran, peneliti
mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada guru mata pelajaran untuk
menentukan poin apa saja yang harus tertera pada lembar observasi ini
30
b. Lembar Validasi Modul
Lembar validasi modul yang peneliti gunakan yaitu berdasarkan
BSNP tahun 2008. Adapun lembar validasi modul yang peneliti
gunakan yaitu lembar validasi ahli media, lembar validasi ahli materi I.
lembar validasi ahli materi II, dan lembar validasi ahli bahasa.
c. Lembar Penilaian Sikap (Afektif)
Lembar penilaian afektif atau sikap siswa yang peneliti gunakan
mengacu pada Permendikbud No. 66 Tahun 2013. Lembar penilaian
ini terdiri dari 4 aspek penilaian yaitu aspek disiplin, peduli, responsif,
dan proaktif dengan teknik penilaian menggunakan skala 1-4. Format
Penilaian sikap ini juga merupakan aturan baku yang dipakai di SMK
Negeri 1 Kuningan.
d. Lembar Penilaian Praktikum (Psikomotor)
Lembar penilaian psikomotor atau praktikum siswa dibuat
berdasarkan langkah praktikum dan aspek penting dalam pelaksanaan
praktikum. Sebelum lembar penilaian psikomotor ini digunakan
dilapangan, peneliti melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing
dan guru mata pelajaran mengenai aspek apa saja yang harus dinilai
supaya instrumen ini sesuai dengan pelaksanaan praktikum dan target
yang ingin dicapai. Lembar penilaian praktikum ini juga merupakan
modifikasi dari lembar praktikum yang dipakai di jurusan TPHP SMK
Negeri 1 Kuningan.
F. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Teknik Analisis Data Hasil Tes
a. Analisis Tes Tertulis (pre test dan post test)
Hasil tes tertulis dihitung dengan menggunakan rumus
31
Anggi Iskandar, 2015
Nilai = � �� ��
� � � x 100
Kemudian, nilai seluruh siswa yang diperoleh dirata-ratakan
menggunakan rumus (Sukardi, 2008), yaitu :
x = � �
�� �� �� �� �
Rata-rata nilai siswa yang telah diperoleh dikonversikan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.1. Kategori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Siswa terhadap Materi Pembelajaran
Setelah nilai tersebut didapat, data dikelompokan dalam tabel
distribusi frekuensi, yaitu dengan langkah-langkah (Utsman, 2012)
sebagai berikut:
1) Mencari range (R), yaitu penyebaran/jangkauan, dengan
rumus :
2) Menentukan kelas/kelompok, yaitu dengan menggunakan
rumus:
K = 1 + 3,3 Log N
Keterangan: K : kelompok N : banyak data
3) Menghitung lebar kelas (interval kelas) yang disimbolkan
32 2. Teknik Analisis Data Hasil Observasi
a. Analisis Penilaian Sikap
Menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013, penilaian sikap dihitung
dengan menggunakan rentang 1-4 dengan kriteria sebagai berikut:
Penilaian Kriteria
4 Jika empat indikator yang diamati terlihat
3 Jika tiga indikator yang diamati terlihat
2 Jika dua indikator yang diamati terlihat
1 Jika satu indikator yang diamati terlihat
Nilai Akhir (NA) pada penilaian sikap ditentukan menggunakan modus, yaitu nilai yang banyak muncul pada aspek yang diamati dalam penilaian sikap. b. Analisis Penilaian Praktikum
Hasil penilaian praktikum dihitung dengan menggunakan rumus
(Sukardi, 2008), yaitu :
Nilai = � �� ��
� � � x 100
Kemudian, nilai seluruh siswa yang diperoleh dirata-ratakan
menggunakan rumus (Sukardi, 2008), yaitu :
x = � �
�� �� �� �� �
Rata-rata nilai siswa yang telah diperoleh kemudian dikonversikan
33
Anggi Iskandar, 2015
Tabel 3.2. Kategori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Siswa terhadap Praktikum
c. Analisis Keterlaksanan Observasi Guru dan Siswa
Keterlaksanaan observasi guru dan siswapada siklus I, II, dan III
dinilai menggunakan kriteria “Ya” dan “Tidak”. Setelah itu, jumlah
keterlakasanaan tersebut dideskripsikan dan dianalisis faktor penyebabnya
pada bab IV.
d. Analisis Hasil Validasi Modul
Hasil validasi modul yang terdiri dari ahli media, ahli materi I, ahli
materi II, dan ahli bahasa dinilai menggunakan kriteria Sangat Baik (SB),
Baik (B), Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK) pada setiap aspek
penilaiannya. Setelah itu, hasil penilaian tersebut dideskripsikan pada bab
IV.
e. Analisis Hasil Belajar Siswa
Efektifitas peningkatan Hasil belajar dapat diketahui dengan
menggunakan teknik Normalized Gain, yaitu dengan rumus :
N-Gain
=
� −�� � − �
Skala nilai yang digunakan pada data N-Gain terdapat pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Kriteria Normalized Gain
Skor N-Gain Kriteria N-Gain
0,70 < N-Gain Tinggi
0,30 < N-Gain ≤ 0,70 Sedang
N-Gain ≤ 0,30 Rendah
34
Setelah diperoleh data hasil tes tertulis (pre test dan post test),
langkah selanjutnya yaitu menganalisis peningkatan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa dihitung berdasarkan persentase hasil
belajar siswa, yang kemudian hasil analisis tersebut dideskripsikan.
Adapun rumus untuk menghitung persentasi hasil belajar siswa
(Nurhasan, 2008) adalah :
Persentase Hasil Belajar = � � �� ��
72
Anggi Iskandar, 2015
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Implementasi pembelajaran discovery learning menggunakan modul di
SMK Negeri 1 Kuningan terlaksana sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran penelitian tindakan kelas dengan menggunakan modul
yang sesuai berdasarkan hasil validasi para ahli.
2. Hasil pembelajaran discovery learning dengan menggunakan modul
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TPHP 2 di SMK
Negeri 1 Kuningan, yaitu dari aspek kognitif 26 dari 35 siswa
mencapai nilai KKM, aspek afektif 29 dari 35 siswa mencapai nilai
KKM, dan aspek psikomotor 30 dari 35 siswa mencapai nilai KKM.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil kajian mengenai penerapan model pembelajaran
discovery learning menggunakan modul untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, peneliti mengemukakan implikasi dan rekomendasi yaitu :
1. Model pembelajaran ini dapat diaplikasikan pada mata pelajaran
produktif TPHP lainnya yang mempunyai karakteristik pembelajaran
discovery, salah satunya pada mata pelajaran Dasar Pengendalian
Mutu.
2. Peneliti merekomendasikan kepada para praktisi pendidikan ataupun
calon peserta PLP mendatang untuk menggunakan model
pembelajaran ini pada proses pembelajaran guna meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
3. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran discovery learning menggunakan modul terhadap
motivasi belajar siswa, mengingat penelitian ini belum dilakukan di
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
BSNP. (2008). Aspek Kelayakan Modul. Jakarta: BSNP.
Djamarah, dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik. O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kemmis, S. and McTaggart, R. (1998). The Action Research Planner (3rded).
Nurhasan. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar.
Qorri’ah. (2011). Penggunaan Metode Guided Discovery Learning untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung (Skripsi). UIN Syarif Hidayatullah.
Sardiman, A.M. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Sudjana, N dan Rivai, A. (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sukardi. (2008). Metodelogi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sungkono. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.
Suyitno, A. (2004). Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Syah, M. (2004). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya.
Trianto. (2010). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
74
Anggi Iskandar, 2015
Utsman, F.R. (2012). Panduan Statistik Pendidikan. Yogyakarta: DIVA Press.