PERBANDINGAN PENGARUH LETAK GEOGRAFIS TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN, PEDESAAN DAN DAERAH TRANSISI DI KABUPATEN
BOGOR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam penulisan skripsi
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh :
BANYU NUGRAHA NIM. 1005162
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
LEMBAR PENGESAHAN
BANYU NUGRAHA 1005162
PERBANDINGAN PENGARUH LETAK GEOGRAFIS TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN, PEDESAAN DAN DAERAH TRANSISI DI KABUPATEN
BOGOR
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing II
Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd. NIP. 197508102001121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI
Drs. Sumardiyanto, M.Pd. NIP. 196212221987031002
Pembimbing I
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perbandingan Pengaruh
Letak Geografis Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Dasar Di
Perkotaan, Pedesaan Dan Daerah Transisi Di Kabupaten Bogor” ini beserta
seluruh isinya benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika
keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Mei 2015
Yang membuat pernyataan,
PERBANDINGAN PENGARUH LETAK GEOGRAFIS TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN, PEDESAAN DAN DAERAH TRANSISI DI KABUPATEN
BOGOR
Oleh
Banyu Nugraha
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar
Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan
© Banyu Nugraha 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
ABSTRAK
PERBANDINGAN PENGARUH LETAK GEOGRAFIS TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN, PEDESAAN DAN DAERAH TRANSISI DI KABUPATEN
BOGOR
Banyu Nugraha 1005162
Drs. Sumardiyanto, M.Pd.1 Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd.2
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal diantaranya, kurangnya tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar sesuai harapan, selain itu penelitian ini juga ingin mengetahui perbedaan kebugaran jasmani siswa sekolah dasar dari tiga tempat yang berbeda. Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kebugaran jasmani antara siswa sekolah dasar yang berasal dari perkotaan, pedesaan, dan daerah transisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif. Populasi berjumlah 114 orang dan yang dijadikan sampel berjumlah 63 orang dari tiap-tiap sekolah yang dijadikan objek penelitian. Sampel penelitian ditentukan dengan cara acak(undi) sehingga didapatkan sampel dengan rincian 21 orang dari SDN Pasirbuncir, 21 orang dari SDN Cinagara 1, dan 21 orang dari SDN Cinagara 2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen Tes Kebugaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun yaitu Tes Lari 40 meter, Tes Gantung Sikuk Tekuk, Tes baring Duduk 30 detik, Tes Loncat Tegak, dan Tes Lari 600 meter. Hasil dari penelitian berdasarkan dk (2.60), maka harga Ftabel = 3,15 untuk
signifikansi 0,05. Harga Fhitung = 0,00048 ternyata lebih kecil dari Ftabel = 3,15.
Karena harga Fhitung lebih kecil dari harga Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan kebugaran jasmani siswa sekolah dasar di perkotaan, pedesaan dan daerah transisi. Berdasarkan letak daerah masing-masing yaitu perkotaan, pedesaan, dan transisi tidak mempengaruhi kebugaran jasmani secara signifikan.
Banyu Nugraha, 2015
ABSTRACT
COMPARISON OF THE INFLUENCE OF GEOGRAPHICAL LOCATION ON THE LEVEL OF PHYSICAL FITNESS OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN URBAN, RURAL AND THE TRANSITIONAL AREAS IN
THE DISTRICT OF BOGOR
Banyu Nugraha 1005162
Drs. Sumardiyanto, M.Pd.1 Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd.2
This research is motivated by several things including, lack of physical fitness level of primary school students as expected, in addition, this study also wanted to know the difference in physical fitness of elementary school students from three different places. So the purpose of this research is to know the difference between the physical fitness of elementary school students who come from urban, rural, and the transition area. The method used in this research is a comparative descriptive method. A population of 114 people and the sample amounted to 63 people from each school, as object of study. The research sample is determined by means of random (dice) to obtain samples with details 21 people from SDN Pasirbuncir, 21 people from SDN Cinagara 1, and 21 people from SDN Cinagara 2. The instrument used in this study is an instrument Indonesian Physical Fitness Test for children aged 10-12 years is 40 meters Run Tests, Hanging Elbow Bend Tests, Lying Sitting 30 seconds Tests, Skip Upright Tests, and 600 meters Run Test. The results of study by dk (2.60), then the price Ftable = 3.15 to 0.05. Prices
Fcount = 0.00048 is smaller than Ftable = 3.15. Because the price of Fcount smaller
than Ftable, then Ho accepted and Ha rejected. This means there is no difference in
physical fitness of elementary school students in urban, rural and transition area. Based on the location of each area is urban, rural, and the transition did not significantly affect physical fitness.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul : “Perbandingan Pengaruh Letak Geografis Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Dasar Di Perkotaan, Pedesaan Dan Daerah Transisi Di Kabupaten Bogor”.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana sains di program studi Ilmu Keolahragaan Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
dan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk
penulisan lebih lanjut. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan pihak-pihak lainnya.
Bandung, Mei 2015
Banyu Nugraha, 2015
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan perasaan tulus dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Epi Supriatna dan Ibu Cicilia Indah
Supriatni serta kakak dan adik tercinta Cilvie Citra Velma Regina, Widi Setra Wiguna dan Agam Raga Laksana yang selalu memberikan do’a dan semangat yang tidak terbatas kepada penulis.
2. Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. selaku dekan Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan.
3. Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D. selaku ketua jurusan Pendidikan Kesehatan dan
Rekreasi.
4. Drs. Sumardiyanto, M.Pd. selaku ketua program studi Ilmu Keolahragaan
sekaligus pembimbing I yang telah membimbing serta memberikan
saran-saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang telah membimbing,
memberikan saran-saran dan pengarahan kepada penulis, sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
6. Mustika Fitri, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing dan memberikan dukungan serta kemudahan kepada penulis
selama perkuliahan,
7. Seluruh dosen dan asisten dosen di lingkungan jurusan Pendidikan Kesehatan
dan Rekreasi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis
selama masa perkuliahan.
8. Eggi Gunawan selaku staff program studi Ilmu Keolahragaan yang telah
memberikan banyak bantuan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
9. Seluruh staff akademik Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang
telah banyak memberikan bantuan selama penulis aktif sebagai mahasiswa.
10.Seluruh keluarga besar yang telah memberikan banyak dukungan sehingga
11.Ani Sundari, S.Ip yang selalu memberikan semangat, dukungan, do’a dan
berbagi dalam segala hal kepada penulis sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan.
12.Sahabat-sahabat terbaik penulis Rangga Rizki Rakasiwi Amd.Kom, Riswi
Rizki Rakasiwi, Dolly Maraganti Harahap Amd.Kom, Sony Anwar, Andri
Febriana, dan Arif Rahmat yang selalu memberikan semangat, dukungan yang
tidak terbatas dan selalu berbagi dalam segala hal.
13.Sahabat-sahabat penulis Rizki Khaerul A. S.Si, Finaldhi P. S.Si, Nushahan
Najmi S.Si, M. Zakiy Muflih S.Si, Dea Radea S.Si, Dian M.Z S.Si, Ilman A.
Syahda S.Si, Asep Hermawan, Reza Hermansyah, Afrian D.F, Teddy
Gunawan, Jajang Nurjaman yang selalu memberikan semangat dan dukungan
yang tidak terbatas.
14.Teman-teman KKN Desa Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota
Tasikmalaya Elwin, Rio, Deden, Maria, Astri, Ajeng, Lizna, Nindy, Ai, dan
Dina yang telah memberikan banyak pengalaman yang berharga.
15.Rekan-rekan seperjuangan Ilmu Keolahragaan 2010 yang selalu kompak
selama masa perkuliahan dan selalu memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis.
16.Seluruh guru dan staff SDN Pasirbuncir, SDN Cinagara 1 dan SDN Cinagara
2 yang telah banyak memberikan bantuan selama penulis melakukan
penelitian.
17.Semua pihak yang telah memberikan bantuan maupun dorongan kepada
penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
karunia-Nya untuk membalas semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyusun skripsi ini, amin.
.
Bandung, Mei 2015
Banyu Nugraha, 2015
ABSTRAK
PERBANDINGAN PENGARUH LETAK GEOGRAFIS TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN, PEDESAAN DAN DAERAH TRANSISI DI KABUPATEN
BOGOR
Banyu Nugraha 1005162
Drs. Sumardiyanto, M.Pd.1 Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd.2
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal diantaranya, kurangnya tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar sesuai harapan, selain itu penelitian ini juga ingin mengetahui perbedaan kebugaran jasmani siswa sekolah dasar dari tiga tempat yang berbeda. Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kebugaran jasmani antara siswa sekolah dasar yang berasal dari perkotaan, pedesaan, dan daerah transisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif. Populasi berjumlah 114 orang dan yang dijadikan sampel berjumlah 63 orang dari tiap-tiap sekolah yang dijadikan objek penelitian. Sampel penelitian ditentukan dengan cara acak(undi) sehingga didapatkan sampel dengan rincian 21 orang dari SDN Pasirbuncir, 21 orang dari SDN Cinagara 1, dan 21 orang dari SDN Cinagara 2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen Tes Kebugaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun yaitu Tes Lari 40 meter, Tes Gantung Sikuk Tekuk, Tes baring Duduk 30 detik, Tes Loncat Tegak, dan Tes Lari 600 meter. Hasil dari penelitian berdasarkan dk (2.60), maka harga Ftabel = 3,15 untuk
signifikansi 0,05. Harga Fhitung = 0,00048 ternyata lebih kecil dari Ftabel = 3,15.
Karena harga Fhitung lebih kecil dari harga Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan kebugaran jasmani siswa sekolah dasar di perkotaan, pedesaan dan daerah transisi. Berdasarkan letak daerah masing-masing yaitu perkotaan, pedesaan, dan transisi tidak mempengaruhi kebugaran jasmani secara signifikan.
ABSTRACT
COMPARISON OF THE INFLUENCE OF GEOGRAPHICAL LOCATION ON THE LEVEL OF PHYSICAL FITNESS OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN URBAN, RURAL AND THE TRANSITIONAL AREAS IN
THE DISTRICT OF BOGOR
Banyu Nugraha 1005162
Drs. Sumardiyanto, M.Pd.1 Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd.2
This research is motivated by several things including, lack of physical fitness level of primary school students as expected, in addition, this study also wanted to know the difference in physical fitness of elementary school students from three different places. So the purpose of this research is to know the difference between the physical fitness of elementary school students who come from urban, rural, and the transition area. The method used in this research is a comparative descriptive method. A population of 114 people and the sample amounted to 63 people from each school, as object of study. The research sample is determined by means of random (dice) to obtain samples with details 21 people from SDN Pasirbuncir, 21 people from SDN Cinagara 1, and 21 people from SDN Cinagara 2. The instrument used in this study is an instrument Indonesian Physical Fitness Test for children aged 10-12 years is 40 meters Run Tests, Hanging Elbow Bend Tests, Lying Sitting 30 seconds Tests, Skip Upright Tests, and 600 meters Run Test. The results of study by dk (2.60), then the price Ftable = 3.15 to 0.05. Prices
Fcount = 0.00048 is smaller than Ftable = 3.15. Because the price of Fcount smaller
than Ftable, then Ho accepted and Ha rejected. This means there is no difference in
physical fitness of elementary school students in urban, rural and transition area. Based on the location of each area is urban, rural, and the transition did not significantly affect physical fitness.
Banyu Nugraha, 2015
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH... ii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL...viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Masalah... Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Masalah Penelitian... Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat Masalah Penelitian... Error! Bookmark not defined.
E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
A. Kebugaran Jasmani ... Error! Bookmark not defined.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kebugaran Jasmani ... Error! Bookmark not defined.
C. Komponen Kebugaran Jasmani ... Error! Bookmark not defined.
D. Pendidikan Sekolah Dasar ... Error! Bookmark not defined.
E. Letak Geografis Kota, Desa Dan Daerah Transisi ... Error! Bookmark not defined.
F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.
G. Posisi Teoritis Peneliti ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Desain Penelitian... Error! Bookmark not defined.
B. Partisipan... Error! Bookmark not defined.
C. Populasi Dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
1. Populasi ... Error! Bookmark not defined.
2. Sampel ... Error! Bookmark not defined.
D. Instrument Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Tes Lari Cepat 40 Meter... Error! Bookmark not defined.
2. Tes Gantung Siku Tekuk... Error! Bookmark not defined.
3. Tes Baring Duduk 30 Detik ... Error! Bookmark not defined.
4. Tes Loncat Tegak ... Error! Bookmark not defined.
5. Tes Lari 600 Meter ... Error! Bookmark not defined.
E. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Temuan... Error! Bookmark not defined.
1. Deskripsi Hasil Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.
2. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
B. Pembahasan... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
B. Saran... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
Banyu Nugraha, 2015
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rancangan Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Lari Cepat 40 MeterError! Bookmark not defined. Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Gantung Siku TekukError! Bookmark not defined.
Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Baring Duduk 30 DetikError! Bookmark not defined.
Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Loncak Tegak ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Lari 600 Meter ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.7 Pedoman Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.1 Pedoman Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Hasil TKJI Sekolah Dasar Pedesaan... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3 Hasil TKJI Sekolah Dasar Daerah TransisiError! Bookmark not defined.
Tabel 4.4 Hasil TKJI Sekolah Dasar Perkotaan... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku Dan VariansError! Bookmark not defined.
Banyu Nugraha, 2015
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Desain Penelitian... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.2 Langkah-langkah penelitian ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.3 Posisi Start Lari 40 Meter ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.4 Sikap Permulaan Gantung Siku TekukError! Bookmark not defined.
Gambar 3.5 Sikap Bergantung Siku Tekuk ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.6 Sikap Permulaan Baring Duduk... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.7 Gerakan Baring Menuju Sikap DudukError! Bookmark not defined.
Gambar 3.8 Sikap Duduk Dengan Kedua Siku Menyentuh Paha ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Hasil Tes Kebugaran Jasmani Indonesia SDN Pedesaan ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 2 Hasil Tes Kebugaran Jasmani Indonesia SDN Daerah Transisi . Error! Bookmark not defined.
Lampiran 3 Hasil Tes Kebugaran Jasmani Indonesia SDN Perkotaan ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 4 Uji Normalitas Liliefors SDN PedesaanError! Bookmark not defined.
Lampiran 5 Uji Normalitas Lilefors SDN PerkotaanError! Bookmark not defined.
Lampiran 6 Uji Normalitas Liliefors SDN Daerah TransisiError! Bookmark not defined.
Lampiran 7 Uji Homogenitas Kebugaran Jasmani Error! Bookmark not defined. Lampiran 8 Daftar Statistik Induk Anova Satu JalurError! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sudah mengenal aktivitas fisik sejak dahulu kala seperti berlari,
berenang, berburu, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukan bahwa manusia pada
saat itu tidak terlepas olahraga. Olahraga pada dasarnya adalah bergerak, bergerak
untuk melakukan aktivitas sehari-hari demi memenuhi kebutuhannya. Oleh karena
itu olahraga sudah menjadi suatu kebutuhan bagi manusia. Dalam berolahraga
tiap-tiap individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, ada yang bertujuan
untuk prestasi, rekreasi, maupun pendidikan. Hal ini sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia bab VI pasal 17 Nomor 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional yang menjelaskan bahwa “ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi”. Artinya olahraga sebagai sarana untuk menaungi aktifitas fisik atau jasmani baik itu untuk
kepentingan pendidikan, rekreasi maupun prestasi.
Olahraga telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Terbukti dengan
antusiasme masyarakat untuk terlibat dalam hal keolahragaan, karena masyarakat
saat ini sudah sadar akan kepentingan kesehatan jasmani dan program pemerintah
yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan akses untuk berolahraga.
Untuk meningkatkan potensi dan membudayakan keterlibatan masyarakat dalam
setiap kegiatan atau aktivitas yang bersifat fisik bisa berbentuk permainan,
perlombaaan atau kegiatan jasmani yang intensif dengan berlandaskan
pendidikan, rekreasi, prestasi dan kesehatan. Menurut WHO (dalam Mutohir,
2007. hlm.14) mengemukakan bahwa “Olahraga menggunakan istilah physical
activity yaitu segala bentuk aktivitas gerak yang dilakukan setiap hari, termasuk bekerja, rekreasi, latihan dan aktivitas olahraga”. Berdasarkan pendapat ini dapat dikatakan bahwa olahraga merupakan aktivitas yang dapat dilakukan oleh
siapapun.
Dalam beberapa tahun terakhir seiring berkembangnya zaman modern
tujuan manusia untuk berolahraga menjadi berbeda-beda sesuai dengan
2
Banyu Nugraha, 2015
sarana rekreasi karena bisa dilakukan oleh siapapun itu, tidak mengenal batasan
usia, jenis kelamin, pangkat dan sebagainya. Salah satu tujuan utama manusia
untuk berolahraga yaitu dengan mencari pengalaman aktivitas jasmani untuk
mengurangi kejenuhan yang dialami oleh tubuh. Setiap orang memiliki rutinitas
masing-masing yang beragam dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Dikarenakan
keberagamannya itulah yang membuat kebugaran jasmani sangat menentukan
kesanggupan seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat
menyesuaikan diri pada tiap pembebanan fisik yang layak.
Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk
melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebanan fisik yang diberikan
kepadanya dari segala kegiatan yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti. Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti disini
mempunyai arti dimana bila seseorang melakukan suatu kegiatan / aktivitas fisik,
masih mempunyai cukup tenaga untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan lainnya
yang mendadak. Kebugaran jasmani berhubungan dengan organ-organ tubuh
seseorang untuk melaksanakan tugas-tugasnya setiap hari dengan baik tanpa
mengalami kelelahan dan masih mempunyai sisa-sisa tenaga dan kekuatan untuk
menghadapi keadaan darurat yang tiba-tiba dan dapat memanfaatkan waktu
luangnya. Menurut Giriwijoyo (2007. hlm. 43) menyatakan bahwa :
Kebugaran jasmani adalah kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan atau keadaan lingkungan yang harus di atasi dengan cepat dan efisien tanpa rasa lelah yang berlebihan dan telah pulih dengan sempurna sebelum melakukan aktivitas yang sama keesokan harinya.
Secara umum pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
menjalankan pekerjaan sehari-hari dengan mudah tanpa merasakan kelelahan dan
masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.
Kebugaran jasmani merupakan salah satu komponen dalam hidup manusia
yang sangat diperlukan, agar segala sesuatu aktivitas sehari-hari dapat berjalan
dengan baik. Kebugaran jasmani dapat diperoleh dengan cara melakukan aktivitas
jasmani secara teratur, terukur, dan terprogram. Kebugaran jasmani yang baik
3
secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti. Dengan memiliki kebugaran jasmani yang baik, maka
seseorang diharapkan akan mampu bekerja secara optimal, produktif dan efisien
dan belajar menjadi lebih bersemangat.
Kebugaran jasmani erat kaitannya dengan kegiatan manusia dalam
melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk
mendukung aktivitas sehari-hari seseorang agar pekerjaan atau akrivitas tersebut
optimal. Pekerjaan atau aktivitas pun dapat mempengaruhi kebugaran jasmani
seseorang. Kebugaran jasmani yang tinggi merupakan modal essensial untuk
menyelesaikan kegiatan secara bergairah, efektif, dan efisien, sehingga berakibat
pada kualitas sumber daya manusia yang sangat diharapkan ada pada diri individu
sebagai bagian dari masyarakat yang aktif dalam melakukan pembangunan.
Pada dewasa ini baru disadari betapa pentingnya aktivitas pendidikan
jasmani dan olahraga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
kebugaran jasmani. Dalam kehidupan modern ini manusia dikelilingi oleh
perangkat-perangkat teknologi yang diciptakan agar hidup serba mudah dan
praktis tanpa memerlukan kerja dan gerak yang lebih banyak. Melihat
perkembangan zaman kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan
akan kegiatan yang dinamakan olahraga. Olahraga berperan penting dalam
mewujudkan kehidupan manusia yang sehat jasmani dan rohani, disamping itu
olahraga bisa dijadikan sebagai alat untuk memupuk perpaduan antara manusia
dengan cara silaturahmi. Pada saat ini olahraga sudah menjadi budaya meliputi
aspek ekonomi, pendidikan dan sosial yang tidak hanya berfungsi semata-mata
sebagai permainan dan pengisi waktu luang.
Sekolah merupakan lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi, segala
kegiatannya sudah direncanakan dan diatur dengan kurikulum. Sehingga sekolah
sebagai tempat untuk belajar agar tujuan hidup dan cita-cita dapat tercapai. Hal ini
berlaku pula pada pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Kebugaran
jasmani dilingkungan sekolah perlu dibina dan ditingkatkan untuk tercapai proses
4
Banyu Nugraha, 2015
maka tugas sekolah dapat dilaksanakan dengan baik pula, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Beltasar (2012. hlm. 29) menyebutkan bahwa :
Seorang siswa yang memiliki tubuh yang bugar akan mampu menjalani aktivitas fisik sehari-hari tanpa ada keluhan dan kelelahan yang berarti. Sebaliknya tingkat kebugaran jasmani yang rendah merupakan kendala dalam pelaksanaan pekerjaan, oleh karena tuntutan pekerjaan yang meminta aktivitas jasmani tidak dapat terpenuhi, dan ini sudah tentu berpengaruh dengan tingkat produktivitasnya.
Sekolah Dasar (SD) menjadi salah satu usaha pemerintah melalui pendidikan
formal dalam rangka mewujudkan peningkatan kebugaran jasmani anak usia dini.
Berdasarkan hal tersebut maka pendidikan jasmani dilingkungan sekolah dasar
harus benar-benar mendapat perhatian yang intensif. Hal ini perlu dilakukan
karena status kebugaran jasmani yang baik pada siswa sekolah dasar merupakan
modal awal pencapaian status kebugaran jasmani selanjutnya, selain itu siswa
sekolah dasar juga masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.
Kebugaran jasmani yang baik akan berpengaruh pada kegiatan belajar
siswa, karena siswa akan bertambah semangat dalam mengikuti proses
pembelajaran dan selalu siap dalam menerima materi yang diberikan oleh guru.
Tingkat kebugaran jasmani seseorang akan berpengaruh terhadap kesiapan atau
kemampuan fisik maupun pikiran untuk menerima beban kerja (aktifitas belajar)
yang merupakan kewajiban siswa setiap harinya. Pemantauan perkembangan
kebugaran jasmani juga sangat penting untuk dilakukan, karena hasil pemantauan
ini dapat dipakai sebagai alat evaluasi bagi siswa untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses pembelajaran jasmani dan sebagai dasar penilaian
keberhasilan proses pembelajaran jasmani oleh seorang guru pendidikan jasmani
di sekolah.
Kebugaran jasmani yang tinggi diperlukan oleh setiap orang, termasuk anak
usia sekolah mulai taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat
pertama dan atas bahkan perguruan tinggi karena dengan memiliki kebugaran
jasmani yang tinggi maka seseorang mampu melakukan aktivitas sehari-hari
dengan waktu yang lama dibandingkan dengan orang yang memiliki kebugaran
jasmani yang lebih rendah. Kebugaran jasmani hendaknya diterapkan sejak anak
5
Mendikbud 413/U/1987 (dalam Harsuki, 2003. hlm. 47) dikemukakan bahwa “pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan yang bertujuan meningkatkan individu secara organi, neuromuskuler, intelektual dan emosional melalui aktivitas fisik”.
Sekolah dasar pada saat ini telah banyak dijumpai di berbagai penjuru
wilayah. Tidak hanya di kota, pembangunan sekolah dasar terus dilakukan
pemerintah hingga pelosok desa bahkan daerah yang sulit untuk dijangkau seperti
daerah pelosok atau pedesaan. Hal tersebut dilakukan agar proses pendidikan
dapat berjalan dengan lancar dan siswa usia sekolah dasar tidak lagi merasa
kelelahan dalam mengikuti proses pembelajaran karena jauhnya sekolah dari
tempat tinggal mereka. Berdasarkan urutan tersebut peneliti ingin mengetahui
apakah dengan perbedaan keadaan wilayah, tingkat kebugaran jasmani merekapun
berbeda, karena dengan perbedaan letak wilayah maka karakteristik anakpun
menjadi berbeda.
Siswa sekolah dasar di daerah perkotaan pola makan dan kandungan gizi
lebih diperhatikan, namun mereka cenderung kurang bergerak karena keterbatasan
waktu dan tempat. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
membawa dampak yang kurang baik bagi anak-anak di daerah perkotaan, mereka
lebih akrab dengan teknologi canggih, aneka permainan modern telah
menggantikan permainan-permainan tradisional yang sebenarnya lebih melibatkan
fisik, hal ini dapat menyebabkan anak kurang gerak (hipokinetik) dan dapat
menimbulkan menurunnya tingkat kebugaran jasmani. Hal tersebut tentunya tidak
berlaku bagi mereka yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau ikut dalam klub
olahraga di luar kegiatan sekolah.
Hal tersebut berbeda dengan keadaan anak-anak di daerah pedesaan.
Mereka lebih bebas bergerak karena luasnya ruang dan keadaan alam yang
mendukung. Dalam bermain mereka masih menggunakan permainan-permainan
tradisional karena tidak adanya biaya untuk membeli alat-alat permainan modern,
anak-anak pedesaan juga masih familiar dengan rutinitas sehari-hari yang
berhubungan dengan aktivitas fisik seperti jalan kaki untuk berangkat sekolah,
6
Banyu Nugraha, 2015
Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas dalam penelitian ini penulis ingin
mengadakan suatu penelitian, yaitu dengan membandingkan tingkat kebugaran
jasmani anak-anak sekolah dasar yang berada di daerah perkotaan dengan tingkat
kebugaran jasmani anak-anak sekolah dasar di daerah pedesaan serta anak-anak
sekolah dasar di daerah transisi di Kabupaten Bogor. Penulis juga ingin
mengetahui apakah perbedaan letak wilayah tersebut mengakibatkan tingkat
kebugaran jasmani mereka juga berbeda karena idealnya mereka memiliki tingkat
kebugaran jasmani yang sama, selain mereka dari jenjang usia yang sama di
sekolah mereka juga telah diajarkan pendidikan jasmani sebagai salah satu usaha
untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa tersebut. Sehingga penulis
mengangkat judul sesuai penjelasan tersebut yaitu “Perbandingan pengaruh letak
geografis terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar di perkotaan,
pedesaan dan daerah transisi di kabupaten bogor”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah pada penelitian ini, agar terarah pada
sasaran penelitian maka penelitian ini perlu dirumuskan permasalahannya.
Adapun rumusan masalah pada permasalahan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar yang berada di
daerah perkotaan.
2. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar yang berada di
daerah pedesaan.
3. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar yang berada di
daerah transisi.
4. Adakah perbedaan kebugaran jasmani antara siswa sekolah dasar di
perkotaan, di pedesaan dan di daerah transisi di Kabupaten Bogor.
C. Tujuan Masalah Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini
7
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah
dasar yang berada di daerah perkotaan.
2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah
dasar yang berada di daerah pedesaan.
3. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah
dasar yang berada di daerah transisi.
4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani
antara siswa sekolah dasar di perkotaan, di pedesaan dan di daerah transisi
di Kabupaten Bogor.
D. Manfaat Masalah Penelitian
Dengan mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar yang
berada di perkotaan, di pedesaan dan di daerah transisi di Kabupaten Bogor maka
dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritik
Dapat menunjukan bukti secara ilmiah tingkat kebugaran jasmani siswa
sekolah dasar di perkotaan, di pedesaan dan di daerah transisi di
Kabupaten Bogor, sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan
program pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan baik untuk
pembelajaran maupun prestasi cabang olahraga.
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa, dapat mengetahui tingkat kebugaran jasmaninya dan akan
mendorong untuk melakukan aktivitas yang dapat membawa pada
kehidupan yang lebih baik.
b. Bagi guru, sebagai sarana untuk mengevaluasi ketuntasan tugas
mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
c. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan program-program sekolah kedepannya.
d. Bagi pembaca, sebagai informasi bahwa kebugaran jasmani siswa
8
Banyu Nugraha, 2015
e. Bagi peneliti, dapat dijadikan bahan kajian bagi penelitian selanjutnya
sehingga hasilnya lebih mendalam dan memberikan sumbangan
perkembangan pengetahuan bagi orang lain.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memaparkan urutan dalam
penyusunannya. Adapun urutan dari masing-masing bab akan penulis jelaskan
sebagai berikut :
1. Pada Bab I tentang pendahuluan akan dipaparkan mengenai :
a. Latar Belakang.
b. Perumusan Masalah.
c. Tujuan Penelitian.
d. Manfaat Penelitian.
e. Struktur Organisasi Skripsi.
2. Bab II tentang kajian pustaka
3. Bab III tentang metode penelitian akan dipaparkan secara rinci mengenai
komponen yang terdapat dalam metode penelitian diantaranya :
a. Desain Penelitian.
b. Partisipan.
c. Populasi dan Sampel.
d. Instrument Penelitian.
e. Prosedur Penelitian.
f. Analisis Data.
4. Bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan akan dipaparkan
pengolahan data dan pembahasan atau analisis temuan.
5. Bab V tentang kesimpulan dan saran akan dipaparkan kesimpulan dari
29
X1
X2
X3
Y
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Suatu penelitian membutuhkan sebuah desain penelitian untuk dijadikan
acuan dalam langkah-langkah penelitian. Desain penelitian merupakan gambaran
umum penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti untuk mencapai tujuan
tertentu. Desain penelitian menunjukan adanya format penulisan yang disusun
secara sistematis dan operasional meliputi langkah-langkah dan tahapan yang
harus dijalani oleh peneliti. Langkah-langkah dalam penelitian ini diantaranya.
1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.
2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran.
3. Menganalisis data.
4. Menetapkan kesimpulan.
Untuk lebih jelasnya desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
X1 : letak geografis perkotaan
X2 : letak geografis pedesaan
X3 : letak geografis daerah transisi
30
Banyu Nugraha, 2015
Populasi
Sampel
Siswa SDN Transisi
Siswa SDN Pedesaan Siswa SDN Perkotaan
Adapun langkah-langkah penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 3.2 Langkah-langkah penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif komparatif. Artinya, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes
sebagai pengumpul data terhadap sampel dari populasi tertentu, dan selanjutnya
dideskripsikan secara lebih lanjut dengan menggunakan model-model statistic
untuk memberikan penegasan pada teori yang telah dibangun sebelumnya.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada. Metode yang Tes kebugaran jasmani
Pengolahan data analisis
31
peneliti lakukan yaitu ingin membandingkan kebugaran jasmani anak sekolah
dasar di tiga sekolah berbeda berdasarkan letak geografisnya yakni di perkotaan,
pedesaan dan daerah transisi.
B. Partisipan
Dalam penelitian ini partisipan yang diambil yaitu anak laki-laki dan
perempuan antara usia 9-12 tahun. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas 5 sekolah dasar di tiga tempat, yaitu siswa kelas 5 SDN
Cinagara 1, siswa kelas 5 SDN Cinagara 2, dan siswa kelas 5 SDN Pasirbuncir
berjumlah 63 orang. Selain sampel penelitian, peneliti dibantu oleh guru
pendidikan jasmani dari tiap sekolah dan pendamping peneliti untuk membantu
pada saat proses penelitian berlangsung.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan suatu kelompok yang akan digenerelasikan apabila
telah dilakukan suatu penelitiaan pada sebagian populasi tersebut atau seluruh
dari populasi tersebut. Arikunto (2010. hlm. 173) mengemukakan bahwa
populasi adalah : “Keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa didik sebanyak 114 orang dari tiga sekolah dasar di
Kabupaten Bogor.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian kecil yang mewakili atau keseluruhan
populasi yang ada. Sampel menurut Arikunto (2010. hlm. 174)
mengemukakan bahwa : “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
akan diteliti”. Terdapat banyak penarikan sampel contohnya random
sampling, stratifield random sampling, cluster sampling, purposive sampling,
total sampling, sampling jenuh, dan lainnya. Sampel yang digunakan biasanya
tergantung kepada jenis penelitian dan sasaran yang diinginkan oleh peneliti.
Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel dengan cara purposive
sampling yaitu sampel yang bertujuan dilakukan dengan cara mengambil
32
Banyu Nugraha, 2015
adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa
pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga
tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Peneliti bisa menentukan
sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus
dipenuhi. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau
karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok sampel, diantaranya :
a. Sehat jasmani dan rohani
b. Telah mengikuti pelajaran pendidikan kesehatan jsamani
c. Berdomisili di Kabupaten Bogor dan dekat dengan sekolah yang dijadikan
subjek penelitian
d. Siswa kelas 5 sekolah dasar
e. Usia diantara 9 sampai 12 tahun
f. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan
Penentuan karakteristik sampel dilakukan dengan cara acak (undi)
masing-masing berjumlah 21 orang. Jadi sampel dalam penelitian ini terdiri dari 21
orang dari SDN Pasirbuncir, 21 orang dari SDN Cinagara 1 dan 21 orang dari
SDN Cinagara 2 sehingga keseluruhan sampel berjumlah 63 orang.
D. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan harus sesuai dengan pertanyaan penelitian,
artinya instrumen yang digunakan harus dapat mengukur sesuatu yang ingin
diukur. Tentang hal tersebut oleh Arikunto (2010. hlm. 192) mengemukakan
bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode”.
Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan seperti angket, pedoman
wawancara, pedoman observasi dan yang lainnya. Dalam penelitian ini, instrumen
utama yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa tes kebugaran jasmani.
Pengertian tes adalah “serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2010, hlm.
193).
Berdasarkan pendapat di atas, maka instrumen dalam penelitian ini
33
dan Cholil, 2007, hlm. 104-118). Untuk lebih jelasnya peneliti buat tabel
rancangan instrumen penelitian tentang variabel penelitian, sumber data, metode
dan instrumen penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Rancangan Instrumen Penelitian
Adapun cara penilaian yang dilakukan dalam pengetesan ini sesuai dengan yang
dikemukakan Nurhasan dan Cholil, (2007. hlm. 104-118) adalah sebagai berikut :
1. Tes Lari Cepat 40 Meter
Tujuan : Untuk mengukur kecepatan lari seseorang.
Alat / fasilitas : Peluit. Stopwatch. Bendera start dan tiang pancang. Lintasan
lurus, rata dan tidak licin, jarak antara garis start dan finish 40
meter.
Pelaksanaan : Subjek berdiri di belakang garis start dengan sikap berdiri,
aba-aba “ya” subjek berlari ke depan secepat mungkin menempuh jarak
40 meter. Pada saat subjek menyentuh/melewati garis finish
stopwatch dihentikan.
Kesempatan lari diulang bilamana : Pelari mencuri start, pelari terganggu oleh
pelari lainnya. No Variabel
Penelitian Sumber Data Metode Instrumen
1 Kebugaran Jasmani
Sekolah Dasar
Perkotaan
Tes
Kebugaran
1. Lari Cepat 40
meter
2. Gantung Siku
Tekuk
3. Baring Duduk 30
detik
4. Loncat Tegak
5. Lari 600 meter 2 Kebugaran
Jasmani
Sekolah Dasar
Pedesaan
Tes
Kebugaran
3 Kebugaran Jasmani
Sekolah Dasar
Daerah Transisi
Tes
[image:31.596.108.517.199.415.2]34
Banyu Nugraha, 2015
Skor : Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak 40 meter. Waktu dicatat sampai sepersepuluh
detik.
Gambar 3.3 Posisi Start Lari 40 Meter
Penilaian jarak tempuh berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin.
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Lari Cepat 40 Meter
Nilai 10 – 12 Tahun
Putera Puteri
5 sd –6.3” sd –6.7”
4 6.4” –6.9” 6.8” –7.5”
3 7.0” –7.7” 7.6” –8.3”
2 7.8” –8.8” 8.4” –9.6”
1 8.9” – dst. 9.7” – dst.
2. Tes Gantung Siku Tekuk
Tujuan : Mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu.
Alat / fasilitas : Formulir pencatat hasil. Stopwatch. Lantai yang rata dan bersih.
Palang tunggal yang tinggi rendahnya dapat diatur sehingga subjek
[image:32.596.170.459.167.327.2] [image:32.596.105.519.434.586.2]35
Pelaksanaan : Subjek bergantung pada palang tunggal,sehingga kepala, badan
dan tungkai lurus. Kedua lengan dibuka selebar bahu dan keduanya
lurus. Kemudian subjek mengangkat tubuhnya, dengan
membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau
melewati palang tunggal, kemudian pertahankan posisi tersebut
selama mungkin.
[image:33.596.244.383.532.716.2]36
Banyu Nugraha, 2015
Gambar 3.5 Sikap Bergantung Siku Tekuk
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Gantung Siku Tekuk
Nilai 10 – 12 Tahun
Putera Puteri
5 51” ke atas 40” ke atas
4 31” –50” 20” –29”
3 15” –30” 8”–19”
2 5” –14” 2” –7”
1 0 –4” 0 –1”
3. Tes Baring Duduk 30 Detik
Tujuan : Mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.
Alat / fasilitas : Lantai / lapangan rumput yang bersih. Stopwatch. Formulir
pencatat hasil dan alat tulis.
Pelaksanaan : Subjek berbaring di atas lantai/rumput. Kedua lutut ditekuk + 900.
Kedua tangan dilipat dan diletakkan di belakang kepala dengan jari
tangan saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai. Salah
seorang teman subjek membantu memegang dan menekan kedua
pergelangan kaki, agar kaki subjek tidak terangkat. Pada aba-aba
“ya” subjek mengambil sikap duduk, sehingga kedua sikunya
menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap semula. Lakukan
gerakan itu berulang-ulang cepat tanpa istirahat dalam waktu 30
detik.
Skor : Jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar selama 30
detik. Setiap gerakan baring duduk yang tidak benar diberi angka 0
(nol).
Gerakan itu gagal bilamana kedua lengan lepas sehingga jari-jarinya tidak terjalin,
kedua tungkai ditekuk dengan sudut lebih dari 900, kedua siku tidak menyentuh
[image:34.596.108.520.170.331.2] [image:34.596.102.518.174.329.2]37
Gambar 3.6 Sikap Permulaan Baring Duduk
Gambar 3.7 Gerakan Baring Menuju Sikap Duduk
[image:35.596.173.452.85.246.2] [image:35.596.182.447.305.459.2] [image:35.596.176.450.524.706.2]38
Banyu Nugraha, 2015
Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Baring Duduk 30 Detik
Nilai 10-12 Tahun
Putera Puteri
5 23 ke atas 20 ke atas
4 18 – 22 14 – 19
3 12 – 17 7 – 13
2 4 – 11 2 – 6
1 0 – 3 0 – 1
4. Tes Loncat Tegak
Tujuan : Mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai.
Alat / fasilitas : Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas. Papan
berwarna gelap berukuran 30 x 150 cm berskala satuan ukuran
sentimeter yang digantung pada dinding dengan ketinggian jarak
antara lantai dengan angka 0 (nol) pada papan skala ukuran 150cm.
Serbuk kapur dan penghapus. Formulir pencatat hasil dan alat tulis.
Pelaksanaan : Subjek berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki, papan dinding
berada di samping tangan kiri atau kanannya. Kemudian tangan
yang berada dekat dinding diangkat lurus ke atas, telapak tangan
ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas
raihan jarinya. Kedua tangan lurus berada disamping badan
kemudian subjek mengambil sikap awalan dengan
membengkokkan kedua lutut dan kedua tangan diayun ke belakang,
kemudian subjek meloncat setinggi mungkin sambil menepuk
papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding,
sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Tanda
ini menampilkan tinggi raihan loncatan subjek tersebut. Subjek
diberi kesempatan melakukan sebanyak tiga kali loncatan.
Skor : Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan tersebut,
[image:36.596.107.518.117.272.2]39
cara hasil raihan tertinggi dari salah satu loncatan tersebut
dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan.
Gambar 3.9 Papan Loncat Tegak
[image:37.596.257.363.128.334.2] [image:37.596.264.359.393.604.2]40
Banyu Nugraha, 2015
Gambar 3.11 Sikap Awalan Loncat Tegak
[image:38.596.253.379.88.302.2] [image:38.596.252.366.407.613.2]41
Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Loncak Tegak
Nilai 10-12 Tahun
Putera Puteri
5 46 ke atas 42 ke atas
4 38 – 45 34 – 41
3 31 – 37 28 – 33
2 24 – 30 21 – 27
1 0 – 23 0 – 20
5. Tes Lari 600 Meter
Tujuan : Mengukur daya tahan (cardio respiratory endurance)
Alat / fasilitas : Lapangan yang rata atau lintasan yang telah diketahui panjangnya
mudah untuk menentukan jarak 600 meter. Bendera dan tiang
pancang. Peluit. Stopwatch. Nomor dada. Formulir pencatat hasil
dan alat tulis. Tanda garis untuk start dan finish.
Pelaksanaan : Subjek berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba “siap” subjek
mengambil sikap start berdiri untuk siap lari. Pada aba-aba “ya”
subjek lari menuju garis finish, dengan menempuh jarak 600 meter.
Bila ada subjek yang mencuri start, maka subjek tersebut dapat
mengulangi tes tersebut.
Skor : Hasil yang dicatat sebagai skor lari 600 meter adalah waktu yang
dicapai dalam menempuh jarak 600 meter. Hasil dicatat sampai
[image:39.596.108.520.121.277.2]42
Banyu Nugraha, 2015
Gambar 3.13 Posisi Start Lari 600 Meter
Gambar 3.14 Posisi Melewati Finish
Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Lari 600 Meter
Nilai 10-12 Tahun
Putera Puteri
5 sd –2’.09” sd –2’.32”
4 2’.10” –3’.30” 2’.33” –2’.54”
3 2’.31” –2’.45” 2’.55” –3’.28”
2 2’.46” –3’.44” 3’.29” –4’.22”
[image:40.596.184.441.96.271.2] [image:40.596.185.425.305.459.2] [image:40.596.108.517.522.676.2]43
Adapun hasil akhir dari kelima tes tersebut jumlahnya akan dicocokan
dengan norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia, seperti yang dikemukakan oleh
Nurhasan dan Cholil, (2007. hlm. 118) yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.7 Pedoman Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)
No Jumlah Nilai Klasifikasi
1 22 – 25 Baik Sekali ( B S )
2 18 – 21 Baik ( B )
3 14 – 17 Sedang (S )
4 10 – 13 Kurang ( K )
5 5 – 9 Kurang Sekali ( K S )
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap analisis data. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
a. Penyusunan tes kebugaran jasmani.
b. Tahap penjajakan yaitu dengan memulai observasi awal mengenai
informasi tentang sekolah-sekolah dasar yang akan diteliti.
c. Tahap pengajuan izin penelitian dengan membuat surat perizinan
penelitian pada instansi terkait.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menyebarkan alat pengumpulan
data berupa tes kebugaran jasmani siswa didik. Untuk mengetahui dan
mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Dalam mencari data yang objektif peneliti melakukan observasi
[image:41.596.105.521.165.297.2]44
Banyu Nugraha, 2015
faktual, cermat dan teliti serta terinci mengenai kegiatan lapangan,
manusia, dan situasi sosialnya.
Pelaksanaan observasi bertujuan untuk memperoleh informasi yang
berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan disekelilingnya, sehingga
peneliti memperoleh makna dari informasi yang dikumpulkan mengenai
kebugaran jasmani siswa tersebut.
b. Tes Kebugaran Jasmani
Tes kebugaran jasmani adalah suatu teknik penelitian dengan
menggunakan instrumen yang telah diuji validitas dan reabilitasnya untuk
mengukur kebugaran jasmani individu atau kelompok. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan tes kebugaran jasmani indonesia untuk anak
sekolah dasar.
c. Studi Literatur
Pengumpulan data dengan mencari sumber yang menunjang penelitian
dengan mencari bukti-bukti para ahli melalui sumber tertulis untuk
dijadikan landasan dalam penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan
Nasution S. (1995. hlm. 65) bahwa “setiap penelitian memerlukan bahan
yang bersumber dari literatur dan bahan ini meliputi buku, makalah,
pamplet dan bahan dokumenter lainnya”.
F. Analisis Data
Setelah data diperoleh melalui tes, maka langkah berikutnya adalah
menganalisis data. Penghitungannya menggunakan analisis of varian atau biasa
disebut anova dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel:
∑
Keterangan :
: Skor rata-rata yang dicari atau mean
∑ : Jumlah
45
2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok sampel :
√∑
Keterangan :
: Simpangan baku
: Jumlah sampel
: Skor yang dicapai
: Skor rata-rata yang dicari atau mean
3. Uji Normalitas
Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan liliefors. Sebelum
dilakukan analisis komparatif, maka terlebih dahulu dilakukan penghitungan
normalitas dari setiap butir tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistrubusi normal atau sebaliknya. Rumus yang digunakan yaitu
dengan uji kenormalan secara non parametrik atau disebut uji liliefors.
Pengujian hipotesis nol dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pengamatan X1,X2,…Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,…Zn dengan
mempergunakan rumus :
b. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung pula F (Z1) = P (Z < Z1).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,…Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1), maka:
d. Hitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Hitung harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sebutlah harga terbesar ini (Lo).
f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka dibandingkan Lo
ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji
liliefors dengan taraf nyata α = 0.05. kriterianya adalah tolak hipotesis
46
Banyu Nugraha, 2015
data pengamatan melebihi L dari daftar nilai kritis uji liliefors dalam
hal ini hipotesis diterima.
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas variansi yang sederhana karena cukup membandingkan
variansi terbesar dengan variansi terkecil
. Hasil F
hitung (max) dibandingkan dengan F (max) tabel dengan kriteria sebagai
berikut :
Terima H0 jika F (max) hitung < F (max) tabel
Tolak H0 jika F (max) hitung > F (max) tabel
H0 menyatakan variansi homogen sedangkan H1 menyatakan variansi tidak
homogen.
5. Uji Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji anova satu
jalur, adapun pendekatan statistika yang digunakan menurut Riduwan (2014.
hlm. 217) maka digunakan rumus:
a. Menghitung jumlah Kuadrat Antar Grup (JKA)
b. Menghitung derajat bebas Antar Grup
dbA = A-1
c. Menghitung Kuadrat Rerata Antar Grup (KRA)
KRA =
d. Menghitung jumlah Kuadrat Dalam Antar Grup (JKD)
e. Menghitung derajat bebas Dalam Grup
dbD = N-A
f. Menghitung Kuadrat Rerata Dalam Antar Grup (KRD)
KRD =
g. Tentukan taraf signifikansinya, misalnya α = 0,05 atau α = 0,01
h. Mencari Fhitung dan Ftabel
Fhitung =
Ftabel = F (1-α) (dbA,dbD)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa, “Tidak terdapat perbedaan kebugaran jasmani yang signifikan antara siswa sekolah dasar di perkotaan, pedesaan dan daerah transisi di Kabupaten Bogor”.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi siswa sekiranya dapat meningkatkan kebugaran jasmaninya karena
akan sangat membantu dalam proses belajar serta dalam pencapaian
prestasi, baik prestasi akademik maupun prestasi non akademik.
2. Bagi lembaga sekolah khususnya guru pendidikan jasmani agar dalam
proses belajar mengajar lebih menekankan atau mendorong aktivitas fisik
siswa yang selanjutnya dapat meningkatkan kebugaran jasmani serta
prestasi akademik.
3. Bagi peneliti terhadap penelitian yang akan dilakukan selanjutnya perlu
dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak agar
Banyu Nugraha, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH LETAK GEOGRAFIS TERHAD AP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISIWA SEKOLAH D ASAR D I PERKOTAAN, PED ESAAN D AN D AERAH TRANSISI D I KABUPATEN
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Statistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Beltasar, T. F. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Berdasarkan Ilmu Faal. Eidos.
Crain, W. C. (2004). Theories Of Development. Prentice-Hall.
Daldjoeni. (2003). Geografi Desa Dan Kota. Bandung: Pt. Alumni.
Depdiknas. (2002). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Depkes. (2002). Pedoman Kesehatan Olahraga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Djamal, I. Z. (2004). Tantangan Lingkungan & Lansekap Kota. Jakarta.
Djoko, P. I. (2004). Pedoman Praktis Berolahraga Untuk Kebugaran Dan Kesehatan. Yogyakarta: Andi Ofset.
Erminawati. (2009). Kebugaran Dan Kesehatan. Jakarta: Ricardo.
Fuad, I. (2008). Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung: Rineka Cipta Press.
Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Olahraga. Jakarta: Tambak Kusuma.
Harsuki. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini : Kajian Para Pakar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
59
Menpora. (2005). Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Kementrian Pemuda Dan Olahraga.
Mutohir, T. C., & Maksum, A. (2007). Sport Development Index. Jakarta: Pt. Indeks.
Nasution, S. (1995). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Nurhasan. (2005). Aktivitas Kebugaran. Jakarta: Depdiknas.
Nurhasan, & Cholil. (2007). Modul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Riduwan, M. (2014). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rusli, L. (2002). Menuju Sehat Dan Bugar. Jakarta: Depdiknas.
Santoso, S. (2012). Panduan Lengkap Spss Versi 20. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Santrock, J. W. (2003). Adolescene Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2004). Educational Psychology: 2nd Edition. Mcgraw-Hill Company.
Sugiyanto. (Tesis). Efektivitas Supervisi Pengajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar. Bandung: Pps-Upi.
Sugiyanto. (2009). Kajian Tubuh Pengetahuan (Body Of Knowledge) Ilmu Keolahragaan. Jakarta: Uneversitas Negeri Jakarta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori Dan Praktek. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Suhartono, S. (2008). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
60