Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
TEKNIK ELEKTRONIKA
(Suatu Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas X Teknik Audio Video 3 SMK Negeri 4 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Teknik Elektro
Oleh : Sri Lestari Harja
NIM. 0905914
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
LEMBAR PENGESAHAN
SRI LESTARI HARJA NIM. 0905014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Dr. Hj. Budi Mulyanti, M. Si. NIP. 19630109 199402 2 001
Pembimbing II,
Ir. Arjuni Budi Pantjawati, M. T. NIP. 19640607 1995122 1 002
Mengetahui,
Ketua Departemen
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Sri Lestari Harja (NIM. 0905914). “PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK
ELEKTRONIKA”
Penelitian tindakan kelas ini membahas tentang penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD kepada siswa kelas X Teknik Audio Video (TAV) 3 SMKN 4 Bandung, tujuannya untuk mengetahui apakah model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan karena hasil belajar siswa tergolong rendah karena pada ujian akhir semester ganjil tahun 2013 hanya tiga orang siswa yang lulus mata pelajaran Teknik Elektronika. Penelitian ini dilaksanakan tiga siklus dengan kriteria keberhasilan PTK siswa harus mencapai nilai rata-rata kelas ≥ 80 untuk nilai kognitif, sedangkan untuk afektif dan psikomotor masing-masing siswa harus mencapai kategori positif dan terampil. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah untuk hasil belajar ranah kognitif berupa soal pilihan ganda, ranah afektif dan psikomotor berupa lembar observasi. Peneliti juga menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara dan angket untuk diberikan pada guru mata pelajaran dan siswa untuk observasi awal. Catatan lapangan yang dibuat oleh observer yang dalam hal ini adalah guru mata pelajaran juga dijadikan acuan untuk menganalisis data pada saat proses pembelajaran. Hasil penelitian pada siklus I terdapat beberapa masalah yaitu siswa belum dapat beradaptasi dengan model pembelajaran STAD, siswa tampak tidak terlalu serius dalam proses pembelajaran, kondisi kelas kurang kondusif karena siswa tidak tertib pada saat proses belajar dan keaktifan siswa kurang dalam proses belajar kelompok. Solusi atas permasalahan tersebut adalah mobilitas guru diperlebar dan pengarahan pada tiap kelompok, ketegasan guru ditingkatkan dan reward untuk kelompok terbaik pada akhir pembelajaran. Siklus II masih ada permasalahan dan permasalahan tersebut adalah ketertiban siswa pada saat proses pembelajaran masih kurang dan keaktifan siswa dalam kelompokpun masih kurang walau sudah meningkat tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang aktif. Solusi atas permasalahan yang terjadi pada siklus II teratasi dengan cara mobilitas guru lebih diperlebar dan perarahan lebih intensif dan merata pada tiap kelompok, reward kembali diberikan pada akhir pembelajaran, ketegasan guru dalam menertibkan siswa lebih ditingkatkan. Pada siklus III kriteria keberhasilan PTK tercapai sehingga PTK dihentikan.
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 6
1. Tipologi Pembelajaran Kooperatif ... 6
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 7
3. Prosedur Pembelajaran ... 8
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions(STAD) ... 10
C. Hasil Belajar ... 12
1. Pengertian Hasil Belajar ... 12
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Penelitian yang Relevan ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23
A. Metode Penelitian ... 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
C. Prosedur Penelitian ... 25
D. Instrumen Penelitian ... 30
E. Pengujian Instrumen Penelitian ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Pra Penelitian Tindakan Kelas ... 38
B. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 40
1. Siklus I ... 40
a. Perencanaan siklus I ... 40
b. Tindakan siklus I ... 41
c. Pengamatan siklus I ... 44
d. Refleksi siklus I ... 49
2. Siklus II ... 50
a. Perencanaa siklus II ... 50
b. Tindakan siklus II ... 52
c. Pengamatan siklus II ... 54
d. Refleksi siklus II ... 59
3. Siklus III ... 60
a. Perencanaan siklus III ... 60
b. Tindakan siklus III ... 62
c. Pengamatan siklus III ... 64
d. Refleksi siklus III ... 69
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 74
A. Simpulan ... 74
B. Saran... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
LAMPIRAN ... 78
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Kriteria Validitas Soal ... 31
3.2 Kriteria Reliabilitas Soal... 33
3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 34
3.4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 35
3.5 Klasifikasi nilai rata-rata gain ternormalisasi ... 36
3.6 Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk Aspek Afektif ... 37
3.7 Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk Aspek Psikomotor ... 37
4.1 Nilai Siswa Pra Siklus Kelas X TAV 3 ... 39
4.2 Penghargaan kelompok siklus I ... 44
4.3 Nilai ranah kognitif siklus I ... 45
4.4 Nilai ranah afektif siklus I ... 46
4.5 Nilai ranah psikomotor siklus I... 47
4.6 Data aktivitas guru pada siklus I ... 48
4.7 Data aktivitas siswa pada siklus I ... 49
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.9 Perbandingan nilai ranah kognitif siklus I dan siklus II ... 55
4.10 Perbandingan nilai ranah afektif silus I dan siklus II ... 56
4.11 Perbandingan nilai ranah psikomotor siklus I dan siklus II ... 57
4.12 Perbandingan data aktivitas guru siklus I dan siklus II ... 58
4.13 Perbandingan data aktivitas siswa siklus I dan siklus II ... 59
4.14 Penghargaan kelompok siklus III ... 63
4.15 Perbandingan nilai ranah kognitif siklus II dan siklus III ... 65
4.16 Perbandingan nilai ranah afektif silus II dan siklus III ... 66
4.17 Perbandingan nilai ranah psikomotor siklus II dan siklus III ... 67
4.18 Perbandingan data aktivitas guru siklus II dan siklus III ... 68
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Diagram Alir Penelitian Tindakan Kelas ... 29
4.1 Diagram perkembangan hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif dan
psikomotor dari siklus ke siklus. ... 70
4.2 Diagram kenaikan aktivitas guru pada setiap siklus ... 72
4.3 Diagram peningkatan keaktifan siswa kelas X TAV 3 pada setiap
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Perangkat Pembelajaran... 78
B. Instrumen Penelitian ... 113
C. Uji Instrumen penelitian ... 154
D. Hasil Penelitian ... 166
E. Dokumentasi ... 198
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknik Elektronika merupakan salah satu mata pelajaran kompetensi
kejuruan yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk program
keahlian Teknik Audio dan Video (TAV). Mata Pelajaran Teknik Elektronika
pada Kurikulum 2013 merupakan perubahan dari Mata Pelajaran Penerapan Dasar
Listrik dan Elektronika pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2010.
Kurikulum 2013 dilaksanakan pada semester awal tahun 2014 ini. Menurut
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Indonesia (2013, hlm. 7) menyatakan
bahwa
Tujuan kurikulum 2013 untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Teknik Elektronika merupakan mata pelajaran dasar tentang keelektronikaan yang
memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran kompetensi kejuruan yang harus
ditempuh pada tahap selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut, siswa dituntut untuk
dapat menuntaskan mata pelajaran ini sebagai dasar dalam mempelajari materi
pada mata pelajaran kompetensi kejuruan selanjutnya.
Kemampuan siswa dalam menuntaskan mata pelajaran merupakan
indikator keberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar. Menurut M.
Dalyono (2009) hasil belajar suatu individu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal (faktor yang ada pada diri individu sendiri) dan faktor eksternal
(faktor diluar individu itu sendiri). Salah satu faktor eksternal adalah pengajaran.
Pengajaran yang dimaksud adalah cara mengajar guru atau instruktur, termasuk
pula penerapan model pembelajaran yang dipilih oleh Guru atau Instruktur. Guru
2
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
Peneliti melaksanakan observasi awal berupa wawancara dengan guru
Mata Pelajaran Teknik Elektronika dan penyebaran angket pada siswa Kelas X
TAV 3. Hasil wawancara menunjukkan bahwa model pembelajaran yang
diterapkan pada KBM masih menggunakan model pembelajaran konvensional.
Model pembelajaran konvensional cenderung berpusat pada guru (teacher
centered). Sumber belajarpun masih berpusat pada guru, siswa lebih banyak
diperintahkan untuk menulis materi pelajaran yang ada di papan tulis atau yang
ditampilkan berupa Power Point. Kegiatan belajar kelompok sangat jarang
dilaksanakan karena guru lebih banyak melakukan metode ceramah pada saat
proses KBM. Kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran yaitu siswa
kurang aktif dalam bertanya, suasana kelas sering tidak kondusif, siswa ribut dan
banyak yang melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan proses
belajar.
Hasil penyebaran angket pada siswa ditemukan beberapa data diantaranya
bahwa 27,59% siswa bersemangat, 58,62% siswa tidak bersemangat dan 13,79%
yang menyatakan kadang-kadang bersemangat melaksanakan proses KBM.
6,896% siswa suka bertanya, 51,72% tidak suka bertanya dan 41,379%
menyatakan kadang-kadang bertanya pada guru pada saat KBM. 72,41% siswa
menyukai belajar berkelompok, 10,34% tidak menyukai belajar berkelompok dan
17,24% menyatakan biasa saja. 65,51% siswa suka bertanya pada teman yang
lebih mengerti, 34,48% siswa yang kadang-kadang bertanya pada teman yang
lebih mengerti dan tidak ada yang menjawab tidak suka bertanya pada teman yang
lebih mengerti.
Selain dari wawancara pada guru dan penyebaran angket pada siswa,
peneliti juga mengambil data nilai siswa pada Ujian Akhir Semester di semester 1.
Hanya 19,05 % siswa yang dapat menuntaskan mata pelajaran Teknik Elektronika
3
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu 80,95 % siswa harus mengikuti remedial karena nilai yang didapat masih
dibawah standar KKM.
Model pembelajaran kooperatif menjadi salah satu alternatif solusi untuk
permasalahan-permasalahan tersebut. Model pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan belajar berkelompok dan
siswa dapat berdiskusi dengan teman sebayanya. Model pembelajaran ini juga
cocok untuk Kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk bersikap aktif dalam
proses belajar. Model pembelajaran kooperatif ada beberapa tipe, salah satunya
adalah tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Menurut Slavin
(2008) tipe STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru yang baru menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan uraian diatas, perlu dilaksanakan tindakan yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik elektronika di kelas
X Audio Video 3 SMKN 4 Bandung berupa tindakan kelas dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk memberikan kesempatan pada
siswa dalam mengemukakan gagasan-gagasan terhadap pemecahan suatu masalah
dalam kelompoknya masing-masing. Maka dari itu, peneliti mengambil judul
penelitian skripsi “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK
ELEKTRONIKA”
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, penulis
mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa memperoleh nilai ujian teori di bawah standar KKM.
2. Siswa kurang aktif pada saat proses KBM.
4
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah,
serta untuk memperjelas masalah yang akan diteliti, maka objek permasalahan
dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah hasil belajar siswa pada ranah
kogitif, afektif dan psikomotor selama dan setelah diterapkan model pembelajaran
Kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)?
C. Batasan Masalah
Peneliti membatasi pokok permasalahan agar penelitian tidak terlalu luas,
maka batasan masalahnya sebagai berikut:
1. Siswa SMK yang diteliti adalah siswa kelas X Teknik Audio Video 3
Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 4 Bandung.
2. Mata Pelajaran Teknik Elektronika dengan pokok bahasan yang menjadi bahan
ajar pada penelitian ini adalah Alat Ukur Elektronika dengan sub pokok
bahasan pengenalan multimeter pada siklus I, voltmeter pada siklus II dan
ohmmeter pada siklus III.
3. Aspek kemampuan yang diukur untuk ranah kognitif adalah pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4) dengan dimensi
pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural. Untuk ranah afektif dan
psikomotor masing-masing adalah sikap dan keterampilan siswa pada proses
pembelajaran.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada setiap siklus.
2. Mengetahui hasil belajar siswa pada ranah afektif saat diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada setiap siklus.
3. Mengetahui hasil belajar siswa pada ranah psikomotor saat diterapkan model
5
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil jika tujuan penelitian tindakan kelas ini
tercapai, antara lain:
1. Bagi siswa, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Bagi guru, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menjadi alternatif
model pembelajaran yang menyenangkan dan menambah minat siswa dalam
belajar.
3. Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dikaji lebih lanjut untuk menghasilkan
model pembelajaran alternatif yang lebih bermutu.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi pada penilitian ini, disajikan dalam bab-bab yang
disusun sebagai berikut ini:
Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistem organisasi.
Bab II Tinjauan Pustaka, berisi landasan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, hasil belajar dan penelitian yang relevan.
Bab III Metodologi Penelitian, berisi metode penelitian, desain penelitian,
setting penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi uraian setting dan proses
penelitian pada tiap siklus serta keseluruhan hasil penelitian.
Bab V Simpulan dan Saran, berisi penjelasan tentang kesimpulan dari
hasil penelitian dan saran yang bisa diajukan sebagai tindak lanjut dari
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian mixed
methods. Metode penelitian tersebut merupakan metode penelitian yang
menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Penelitian yang dilaksanakan
menggunakan mixed methods dengan pendekatan tidakan kelas (action research).
Trianto (2011, hlm. 13) mengemukakan secara luas bahwa “penelitian tindakan
diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan
tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subjek yang
diteliti dan diamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya.” Karena penelitian tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki proses belajar dan hasil
belajar peserta didik maka penelitian tindakan berkembang menjadi Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Kelas disini tidak terpaku pada empat dinding penyekat
atau ruangan kelas tetapi lebih pada adanya aktivitas belajar dua orang atau lebih
peserta didik.
Menurut Trianto (2011) secara umum pola dasar penelitian tindakan kelas
meliputi empat tahapan, yaitu:
Tahap 1: Perencanaan tindakan
Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra PTK,
rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis
tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua
langkah secara rinci. Segala keperluan pelaksaan PTK, mulai dari
materi/baham ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik
mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/evaluasi, disiapkan
dengan matang pada tahap perencanaan ini.
24
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang telah
dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas adalah realisasi dari
segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan
sebelumnya.
Tahap 3: Pengamatan terhadap tindakan
Pelaksanaan Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahapan ini berisi
tentang pelaksaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta
dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan
dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikempabngkan oleh
peneliti. Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa
jenis instrumen ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data.
Dalam tahap observasi ini peneliti dapat dibantu oleh pengamat lain
(sejawat atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini,
PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja
pengamat luar tidak boleh terlibat lebih dalam dan mengintervensi
terhadap pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti.
Tahap 4: Refleksi terhadap tindakan
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat
saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan
dan dicari eksplanasinya, dianalisis dan disintesis. Dalam proses
pengkajian data ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai
kolaborator, seperti halnya pada saat observasi. Keterlibatan
kolaborator sekedar untuk membantu peneliti untuk dapat lebih tajam
melakukan refleksi dan evaluasi. Dalam proses refleksi ini, segala
pengalaman, pengetahuan dan teori instruksional yang dikuasai dan
relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi
25
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mantap dan sahih. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat
penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas X Semester 1 yang mengikuti mata
pelajaran Penerapan Dasar Listrik dan Elektronika di SMK Negeri 4 Bandung jl.
Kliningan No. 6 Buah Batu Bandung 40264.
Waktu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti, mengikuti
jadwal mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah. hal tersebut dimaksudkan
agar tidak terjadi tumpang tindih materi yang diterima oleh peserta didik.
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan peneliti terdiri dari tiga siklus.
Siklus ke satu dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2014. Siklus ke dua
dilaksanakan pada tanggal 04 Februari 2014. Siklus ke tiga dilaksanakan pada
tanggal 08 Februari 2014.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas meliputi empat tahap. Tahapan-tahapan
tersebut adalah planning (perencanaan), acting (pelaksanaan tindakan),
observation (observasi), reflection (refleksi). Keempat tahapan tersebut dinamakan satu siklus. Penelitian tindakan kelas dapat terdiri dari beberapa siklus,
tergantung dari apakah ada tanda-tanda pemecahan masalah atau peningkatan
mutu yang terjadi setelah diadakan tindakan. Apabila pada siklus satu,
peningkatan mutu atau pemecahan masalah belum memenuhi kriteria penelitian
dilanjutkan ke siklus dua dan begitu seterusnya.
Aspek yang diamati pada penelitian tindakan kelas yang peneliti
laksanakan adalah hasil belajar. Hasil belajar yang peneliti amati meliputi tiga
ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Tindakan yang
diberikan pada subjek penelitian adalah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Teknik Elektronika pokok bahasan
26
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Teknik Elektronika
pada penelitian tindakan kelas ini. Kolaborasi dilaksanakan mulai dari pada tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Tugas guru mata
pelajaran Teknik Elektronika hanya membantu peneliti dalam penelitian tindakan
kelas ini, tidak terlibat terlalu dalam dan mengintervensi tindakan yang dilakukan
oleh peneliti. Guru mata pelajaran berperan penting saat perencanaan yaitu
merencanakan materi dan instrumen penelitian. Saat diadakan tindakan dan
observasi guru mata pelajaran membantu melaksanakan observasi aktifitas guru
dan aktifitas siswa dan membuat catatan lapangan untuk mempertajam refleksi
dan evaluasi pada tahap selanjutnya.
Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan adalah sebagi
berikut:
1. Observasi awal
Wawancara guru Mata Pelajaran Teknik Elektronika.
Penyebaran angket kepada siswa kelas X TAV 3.
Pengambilan data nilai kognitif siswa pada ujian akhir semester di
Melaksanakan skenario pembelajaran berdasarkan pada RPP dengan
menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD.
Mengambil data berupa nilai aspek afektif dan psikomotor saat proses KBM.
27
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru mengamati aktivitas guru dan siswa.
Post test dilaksanakan pada akhir proses KBM untuk memperoleh data nilai aspek kognitif.
4. Observasi siklus 1
Lembar observasi aktivitas guru dan siswa diisi oleh guru selama proses KBM berlangsung.
Guru juga membuat catatan lapangan.
Seluruh hasil observasi akan dievaluasi sehingga dapat menjadi acuan perbaikan untuk siklus berikutnya
Mencari alternatif solusi dari permasalahan yang ada pada siklus 1.
6. Perencanaan siklus 2
Menentukan materi ajar.
Membuat RPP dengan beberapa perbaikan.
Membuat media pembelajaran.
Membuat instrumen penelitian dengan beberapa perbaikan.
7. Tindakan siklus 2
Melaksanakan skenario pembelajaran berdasarkan pada RPP yang sudah mengalami perbaikan dengan tetap menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Mengambil data berupa nilai aspek afektif dan psikomotor saat proses KBM.
Guru membantu peneliti dalam pengambilan data nilai afektif dan psikomotor.
28
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Post test dilaksanakan pada akhir proses KBM untuk memperoleh data nilai aspek kognitif.
8. Observasi siklus 2
Lembar observasi aktivitas guru dan siswa diisi oleh guru selama proses KBM berlangsung.
Guru juga membuat catatan lapangan.
Seluruh hasil observasi akan dievaluasi sehingga dapat menjadi acuan perbaikan untuk siklus berikutnya.
9. Refleksi siklus 2
Evaluasi seluruh hasil observasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada tahap sebelumnya.
Mengkaji seluruh hasil observasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada tahapan sebelumnya.
Mencari alternatif solusi dari permasalahan yang ada pada siklus 2.
10. Perencanaan siklus 3 Menentukan materi ajar.
Membuat RPP dengan beberapa perbaikan.
Membuat media pembelajaran.
Membuat instrumen penelitian dengan beberapa perbaikan.
11. Tindakan siklus 3
Melaksanakan skenario pembelajaran berdasarkan pada RPP yang sudah mengalami perbaikan dengan tetap menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Mengambil data berupa nilai aspek afektif dan psikomotor saat proses KBM.
29
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru mengamati aktivitas guru dan siswa.
Post test dilaksanakan pada akhir proses KBM untuk memperoleh data nilai aspek kognitif.
12. Observasi siklus 3
Lembar observasi aktivitas guru dan siswa diisi oleh guru selama proses KBM berlangsung.
Guru juga membuat catatan lapangan.
Seluruh hasil observasi akan dievaluasi sehingga dapat menjadi acuan perbaikan untuk siklus berikutnya.
Mencari alternatif solusi dari permasalahan yang ada pada siklus 1.
Uraian tersebut dapat lebih mudah dilihat melalui diagram alur penelitian
tindakan kelas pada gambar 3.1.
30
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1. Diagram alir Penelitian Tindakan Kelas
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dibutuhkan dalam penelitian ini untuk mengukur
variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu
hasil belajar, maka instrumen penelitian yang akan digunakan peneliti adalah:
1. Instrumen pengambilan data hasil belajar
Hasil belajar pada penelitian tindakan ini meliputi tiga ranah yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor. Instrumen untuk ranah kognitif berupa soal
pilihan ganda. Instrumen hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotor
masing-masing berupa lembar observasi. Lembar observasi ranah afektif
mengukur sikap siswa saat proses belajar dan mengacu pada indikator
pembelajaran. Lembar observasi psikomotor mengukur keterampilan siswa pada
saat proses belajar dengan mengacu pada indikator pembelajaran.
2. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktifitas guru, aktivitas
siswa secara keseluruhan selama kegiatan belajar mengajar baik di kelas maupun
di luar kelas.
3. Pedoman wawancara dan angket
Pedoman wawancara untuk mengumpulkan data lisan dari sumber data
lisan atau subjek penelitian secara langsung subjek yang dimaksud pada penelitian
31
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendapatkan data mengenai sikap, pendapat atau wawasan. Wawancara
dilakukan secara bebas dan terstruktur.
Angket untuk mengumpulkan data tertulis dari siswa yang menjadi subjek
penelitian. Angket digunakan untuk mendapat data mengenai sikap, pendapat atau
wawasan.
4. Studi dokumentasi
Instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian-kejadian
masa lalu yang telah didokumentasikan. Data-data tersebut berupa catatan
lapangan dan foto-foto pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
E. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji validitas instrumen penelitian
Suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat evaluasi tersebut mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Scarvia B. Anderson dan
kawan-kawan dalam Arikunto (2009, hlm. 65) mengemukakan bahwa “A test is valid if it measures what it purpose to measure”, bila diartikan dalam bahasa indonesia Scarvia B. Anderson mengemukakan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes
tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas instrumen ini
merupakan pengujian validitas setiap butir soal yang diteskan.
Uji validitas dilakukan pada instrumen yang berbentuk soal pilihan ganda
yang digunakan untuk memperoleh data hasil pre test dan post test pada penelitian
tindakan kelas ini. Untuk mengetahui tingkat validitas dari butir soal, digunakan
rumus korelasi product moment (Arikunto, 2009, hlm. 72) :
r =
√{ Σ 2−ΣΣ −2Σ}{ ΣΣ2− Σ 2} (3.1)Keterangan :
rXY : koefisien korelasi X terhadap Y
X : skor tiap siswa pada satu item soal
32
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n : jumlah siswa
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai
validitas ditunjukkan oleh tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,81 – 1,00
(Sumber: Ridwan, 2007, hlm. 98)
Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi
untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan
menggunakan uji t, yaitu sebagai berikut (S. Syafaruddin, 2004, hlm. 61) :
thitung = rXY √ −
√ − 2 (3.2)
dimana: thitung = hasil perhitungan uji signifikan
rXY = koefisien korelasi
2. Uji reliabilitas instrumen penelitian
Suatu alat evaluasi dikatakan reliabel apabila hasil evaluasi tersebut tidak
berubah ketika digunakan untuk subjek yang sama. Setelah dilakukan pengujian
validitas semua instrumen, maka butir-butir soal yang valid dihitung koefisien
reliabilitasnya. Seperti halnya uji validitas, uji reliabilitas ini dilakukan pada
instrumen yang berbentuk soal pilihan ganda yang digunakan untuk memperoleh
33
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini tentunya untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan pada penelitian
ini bersifat konsisten atau tidak.
Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat ajeg atau konsisten
memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Reliabilitas tes dalam penelitian
ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson nomor 20 (K-R.20)
sebagai berikut (Arikunto, 2009, hlm. 100) :
r = k−k S2−ΣS2 (3.3)
Keterangan :
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi siswa yang menjawab soal dengan benar
q : proporsi siswa yang menjawab soal dengan salah (q = 1-p)
k : banyaknya soal
S : simpangan baku
Harga varians dapat dicari dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2009,
hlm. 97):
Selanjutnya harga r11 dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikan 5%.
Apabila r11>rtabel, maka instrument dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila
r11<rtabel, instrument dinyatakan tidak reliabel.
Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh
tabel 3.2.
Tabel 3.2
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
34
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
(Sumber: Ridwan, 2007, hlm. 98)
3. Uji tingkat kesukaran
Untuk mengetahui tiap butir soal pada instrumen penelitian ini mudah atau
sukar, maka dilakukan uji tingkat kesukaran. Analisis tingkat kesukaran
dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar. Untuk
menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan (Arifin, 2009,
hlm. 272) :
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sesuai dengan Tabel 3.3.
Tabel 3.3
(Sumber: Arifin, 2009, hlm. 272)
4. Uji daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan
rendah) (Arikunto, 2009, hlm. 211). Sehingga uji daya pembeda ini dilakukan
untuk mengetahui kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan setiap
siswa. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan indeks
diskriminasi. Untuk mengetahui daya pembeda soal perlu dilakukan
35
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai
yang terendah.
b. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
c. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada
tiap butir soal.
d. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(Arikunto, 2009, hlm. 213) :
D = BJ −BJ (3.6)
Keterangan :
D : daya pembeda
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA : banyaknya peserta tes kelompok atas
JB : banyaknya peserta tes kelompok bawah
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 – 0,20 (Sumber: Arikunto, 2009, hlm. 218)
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Data hasil belajar ranah kognitif berupa pre test dan post test. Pre test
diambil dari nilai pra siklus untuk siklus satu, nilai siklus satu untuk
siklus dua dan nilai siklus dua untuk siklus tiga. Post test dilaksanakan
36
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
STAD. Data hasil belajar psikomotor dan afektif diambil saat KBM
berlangsung.
2. Data observasi berupa aktivitas guru serta aktivitas peserta didik saat
proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning
tipe STAD diobservasi oleh guru mata pelajaran Teknik Elektronika.
3. Lembar wawancara terstruktur diisi oleh siswa tentang minat, pendapat
dan keseriusan belajar setelah melakukan pembelajaran menggunakan
model cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran Teknik
Elektronika pokok bahasan alat ukur elektronika.
G. Analisis Data
1. Penilaian pre test dan post test
Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only,
yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal salah atau
butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan
menghitung jumlah jawaban yang benar. Skor yang diperoleh tersebut kemudian
dirubah menjadi nilai dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai siswa = k i wa
k ak i u � (3. 7)
2. Gain (G)
Gain adalah selisih skor antara skor post test dan pre test. Secara sistematis dituliskan sebagai berikut (Hake, 1999):
��� = �� � − � � � (3. 8)
Gain tersebut dijadikan sebagai data peningkatan hasil belajar siswa.
adapun hasil belajar siswa ini dikatakan meningkat apabila terjadi perubahan yang
positif sebelum dan sesudah pembelajaran.
37
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah Gain setiap siswa diketahui, langkah selanjutnya adalah
menghitung nilai rata-rata gain ternormalisasi dengan menggunakan rumus
berikut (Hake, 1999, hlm. 1).
< � > =% < � >% < � >
Klasifikasi nilai rata-rata gain ternormalisasi ditunjukkan oleh Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Klasifikasi nilai rata-rata gain ternormalisasi
Nilai < � > Kriteria Nilai Rata-Rata Gain Ternormalisasi
< � > ≥ ,7 Tinggi
,7 < < � > ≥ , Sedang
< � > < , Rendah
(Hake, 1999, hlm. 1)
4. Penilaian aspek psikomotor dan afektif
Aspek afektif mengukur terhadap sikap siswa selama tahapan dalam
pembelajaran sedang berlangsung. sedangkan, aspek psikomotor mengukur
terhadap kinerja yang dilakukan selama kegiatan belajar berlangsung. Penilaian
aspek ini didasarkan pada lembar observasi yang kriterianya sudah ditentukan.
Adapun ketentuan penilaian kedua aspek ini didasarkan pada penilaian Indeks
Prestasi Sampel (IPS).
Menurut Wayan dan Sumartana dalam Panggabean (1989, hlm. 29) Indeks
Prestasi Sampel (IPS) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata untuk
keseluruhan aspek penilaian dengan skor maksimal yang mungkin dicapai dalam
tes.
��� = ���� × (3.10) Keterangan:
IPS : Indeks Prestasi Sampel
38
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SMI : Skor maksimal Ideal
Kategori tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk aspek afektif dan
psikomotor dapat dilihat pada tabel 3. 6 dan 3. 7.
Tabel 3. 6
Kategori tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk aspek afektif
No. Kategori Prestasi kelas Interpretasi
1. 0,00≤IPS<30,00 Sangat Negatif
2. 30,00≤IPS<55,00 Negatif
3. 55,00≤IPS<75,00 Netral
4. 75,00≤IPS<90,00 Positif
5. 90,00≤IPS<100,00 Sangat Positif
(Sumber: Wayan, Sumartana dan Luhut P. Panggabean, 1989, hlm. 29)
Tabel 3. 7
Kategori tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk aspek psikomotor
No. Kategori Prestasi kelas Interpretasi
1. 0,00≤IPS<30,00 Sangat kurang terampil
2. 30,00≤IPS<55,00 Kurang terampil
3. 55,00≤IPS<75,00 Cukup terampil
4. 75,00≤IPS<90,00 Terampil
5. 90,00≤IPS<100,00 Sangat terampil
(Sumber: Wayan, Sumartana dan Luhut P. Panggabean, 1989, hlm. 29)
5. Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan kelas
Kriteria Penelitian Tindakan Kelas dikatakan berhasil jika hasil belajar
siswa pada aspek kognitif nilai rata-rata seluruh siswa mencapai nilai ≥ 80, aspek
afektif mencapai kategori positif dan aspek psikomotor mencapai kategori
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas berupa hasil belajar siswa pada
ketiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TAV 3 pada pokok
bahasan Alat Ukur Elektronika. Kriteria keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas
dicapai pada siklus ke III. Hasil belajar siswa yang dicapai pada saat penelitian
tindakan kelas ini berhasil adalah sebagai berikut:
1. siklus I terdapat beberapa masalah yaitu siswa belum dapat beradaptasi dengan
model pembelajaran STAD, siswa tampak tidak terlalu serius dalam proses
pembelajaran, kondisi kelas kurang kondusif karena siswa tidak tertib pada saat
proses belajar dan keaktifan siswa kurang dalam proses belajar kelompok.
Solusi atas permasalahan tersebut adalah mobilitas guru diperlebar dan
pengarahan pada tiap kelompok, ketegasan guru ditingkatkan dan reward untuk
kelompok terbaik pada akhir pembelajaran.
2. Siklus II masih ada permasalahan dan permasalahan tersebut adalah ketertiban
siswa pada saat proses pembelajaran masih kurang dan keaktifan siswa dalam
kelompokpun masih kurang walau sudah meningkat tetapi masih ada beberapa
siswa yang kurang aktif. Solusi atas permasalahan yang terjadi pada siklus II
teratasi dengan cara mobilitas guru lebih diperlebar dan perarahan lebih
intensif dan merata pada tiap kelompok, reward kembali diberikan pada akhir
pembelajaran, ketegasan guru dalam menertibkan siswa lebih ditingkatkan.
3. Siklus III kriteria keberhasilan PTK tercapai dengan hasil penelitian sebagai
75
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Rata-rata nilai kognitif yang dicapai siswa kelas X TAV 3 adalah 87,353
dengan kelulusan 100%.
b. Indeks prestasi yang dicapai untuk ranah afektif adalah 15 siswa bersikap “Positif” dan 5 siswa bersikap “Sangat Positif”.
c. Indeks prestasi yang dicapai untuk ranah kognitif adalah 10 siswa berkemampuan “Terampil” dan 10 siswa berkemampuan “Sangat Terampil”.
B. Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran
yang ingin peneliti sampaikan kepada seluruh pihak, diantaranya:
1. Untuk pengajar, peneliti menyarankan untuk lebih bervariatif dalam
menggunakan model pembelajaran, salah satunya model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
2. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk diterapkan pada subjek dan kajian yang berbeda,
sehingga dapat digunakan sebagai model pembelajaran yang lebih baik dan
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. (2013). Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arifin, Z. (2009). EVALUASI PEMBELAJARAN Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:PT. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT. Bumi Aksara.
Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.
Jihad, A. dan Haris, A. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
M., Surya. (1992). Pengaruh Faktor-Faktor Non Intelektual Terhadap Berprestasi Penting. Bandung: UPI.
Nurkancana, W dan Sumartana, P. P. N. (1982). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing.
Panggabean. L. P. (1989). Kontribusi Relatif Sikap Siswa pada Bimbingan Karir terhadap Prestasi Belajar Fisika. Tesis Sps UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Ridwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Siregar, Syafaruddin. (2004). Statistika Terapan. Bandung: JPTM FPTK UPI.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.
Slavin, R. E. (2008). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek (Penerjemah Nurulita). Bandung: Nusa Media
Slavin, R. E. (2011). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid 2 (Penerjemah Marianto Samosir). Jakarta: Indeks
Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Taniredja, T. Dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.
77
Sri Lestari Harja, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Trianto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas [Classroom Action Research]. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.