commit to user JURNAL
CERITA MISTIK DALAM MAJALAH ANAK
(Studi Kualitatif pada Cerita-Cerita Misteri Majalah Bobo
Periode Maret 2015 - Maret 2016)
Oleh :
Al Muwafiqi Imaduddin
D1212007
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
commit to user
1
CERITA MISTIK DALAM MAJALAH ANAK
(Studi Kualitatif pada Cerita-Cerita Misteri Majalah Bobo
Periode Maret 2015 - Maret 2016)
Al Muwafiqi Imaduddin
Diah Kusumawati
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Short stories in the children's magazine be it pictorial or not, is a medium as a source of information and entertainment for children, including mystery stories. Mystery stories tend to be identical with the mystique will have a psychological impact of about fantasy about fear.
In this research describes how Bobo convey the message the Mystic story on mystery stories based on elements of the characters, plot, and setting, as expressed by Burhan (2012) and based on the wording, and visualization of the story. As for the proponents of theories that use IE Content Analysis Theory means sign that dissected using a study of the theory of fiction.
Methodology this research is a descriptive method using a qualitative approach. The object of this research is the mystery articles on Bobo. The sample in this research is the documentation articles mystery Bobo period March 2015 – March 2016.
The results of the research that has been done, that the majority of mystery stories presented Bobo is a mystical story that tends to accentuate the character of fear on every character in the stories. The selected words contain lots of mystical content such as ghosts, scary, peculiar smell tombs, and the figure of a mysterious figure-which is not explained in the story. Visuals that illustrate the fear of adding to the strong character of fear built into the story the mystery of Bobo.
Keywords: Messages in children's Magazines, short stories, mystery stories, and
commit to user
2 Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini,
seakan memberi fasilitas tersendiri dalam hal komunikasi. Media tradisional kini
perlahan tergeser dengan media-media modern yang menawarkan kecepatan dan
kemudahan dalam berkomunikasi. Media massa diyakini memiliki kekuatan yang
sangat dahsyat dalam mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.
Media massa mampu mengarahkan, membimbing, dan mempengaruhi kehidupan
di masa kini dan dimasa mendatang (Nurudin, 2009: 255).
Bagi anak-anak, teks cerita baik itu bergambar maupun tidak, adalah sumber
informasi dan hiburan tersendiri bagi mereka. Dimana pada saat membaca
cerita-cerita tersebut, seakan mereka memiliki imajinasi tanpa batas. Pengembangan
kognitif dan sosial anak mempengaruhi bagaimana mereka merespons emosional
gambar, suara, dan kisah-kisah mereka lihat dan dengar (Marie-Louise Mares and
Valerie Kretz, 2015: 37). Dalam Fitria Yulianti (2006) menunjukkan bahwa dari
sekian banyak cerita yang ada pada media massa, anak-anak cenderung menyukai
cerita corak komik, cerpen yang bergambar dengan tokoh manusia dengan isi
yang menyangkut kehidupan sehari-hari.
Cerpen sebagai salah satu media komunikasi dan sarana berfantasi
menggambarkan watak-watak dan karakter cerita dengan jelas. Salah satu majalah
yang memuat cerpen dengan berbagai macam tema dan judul adalah majalah
Bobo. Sebagai majalah yang popular dan mempunyai pembaca yang luas, majalah
Bobo mampu memberikan pengaruh bagi mayoritas pembacanya. Oleh karena itu,
majalah Bobo dipilih sebagai majalah anak yang akan diteliti pada penelitian ini.
Majalah Bobo kini lebih dikhususkan kepada anak usia sekolah dasar (Usia 6 – 12
tahun). Di dalam majalah tersebut memuat banyak rubrik yang penuh dengan
hiburan serta pengetahuan untuk anak. Tetapi dalam penelitian ini hanya
difokuskan pada rubrik cerpen saja. Salah satu cerpen yang menarik menurut
penulis dalam majalah Bobo adalah cerita misteri, karena cerpen dengan tema
misteri jarang ditemui di majalah anak selain majalah Bobo. Maka penelitian ini
commit to user
3
Penelitian tentang cerita misteri yang lebih condong pada konten mistik
dalam Majalah Bobo ini dianggap penting karena belum ada yang melakukan
penelitian tentang konten Mistik di majalah anak Bobo yang memiliki pembaca
terbesar untuk majalah anak-anak. Di mana konten ini akan memiliki dampak
psikologis ke anak mengingat adanya nilai-nilai mistik yang diselipkan di
dalamnya.
Pengertian dari mistik itu sendiri adalah pengetahuan yang tidak rasional
atau tidak dapat dipahami rasio, maksudnya hubungan sebab akibat yang terjadi
tidak dapat dipahami rasio (Ahmad Tafsir, 2004). Hal tersebut sudah lumrah
menjadi mitos masyarakat Indonesia. Cerita misteri pada majalah Bobo tersebut
bisa membuat anak-anak berfantasi tentang mistik dan akan menimbulkan
bayangan/anggapan yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang mereka pikirkan
serta informasi yang mereka dapatkan dari lingkungan mereka.
Melalui media ini, anak menerima informasi dan belajar tentang sikap dan
perilaku, baik melalui instruksi formal (misalnya: orangtua menyatakan apa yang
harus dikerjakan atau apa yang boleh dan tidak boleh, dsb), pengalaman langsung
atau melalui observasi terhadap tindakan orang lain. Dalam hal ini, anak seperti
kertas putih (atau mesin photocopy) yang haus belajar. Ia siap diisi oleh apa saja
dan akan menjiplak apa saja yang masuk ke dalam benaknya. Anak akan
menyerap tawaran dari media, karena ia belum memiliki kemampuan untuk
menentukan pilihan bagi dirinya sendiri. Itulah sebabnya, anak disebut sebagai
“khalayak yang rentan”. Apalagi, anak juga kerap tidak mampu membedakan
antara fantasi dan realita. Anak-anak tetaplah anak-anak. Otak mereka mempunyai
cara khusus dalam menganalisis sesuatu yang mereka jumpai, yang mungkin tidak
pernah terlintas di pikiran orang tua. Mereka sering mengejutkan kita dengan
pertanyaan tentang sesuatu hal khusus yang bahkan lepas dari perhatian kita,
sebagai orang tua maupun orang dewasa. Dari uraian di atas, penulis tertarik
untuk meneliti dan membahas cerita mistik pada cerita - cerita misteri yang
commit to user
4 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan, maka
rumusan masalah pokok pada penelitian kali ini adalah bagaimana majalah Bobo
menyampaikan pesan cerita mistik pada cerita–cerita misteri periode Maret 2015
– Maret 2016? Berdasarkan elemen-elemen cerita pendek yaitu tokoh, alur cerita,
latar, pilihan kata-kata, dan visualisasi.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana majalah
Bobo menyampaikan cerita misteri dengan melihat pada elemen-elemen yang
terdapat pada cerita pendek.
Kajian Pustaka
a. Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa yang lebih detail dikemukakan oleh ahli
komunikasi yakni Gerbner “komunikasi massa adalah produksi dan distribusi
yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta
paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto, 2004: 4).
1. Karakteristik dan Fungsi Komunikasi Massa
a) Komunikator Terlambangkan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita
sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media
massa, baik media cetak maupun elektronik.
b) Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka artinya komunikasi massa itu
ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok
orang tertentu.
c) Komunikasi Anonim dan Heterogen
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan
(anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap
muka. Di samping anonim, komunikasi massa adalah heterogen karena
commit to user
5
d) Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya
adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif
banayak dan tidak terbatas.
e) Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Himbauan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus.
Pada komunikasi massa yang penting adalah unsur isi. Dalam
komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan
sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang
akan digunakan.
f) Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Secara singkat komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan
menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa
maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak
langsung.
g) Stimulasi Alat Indra Terbatas
Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu
kelemahannya adalah stimulasi alat indra yang “terbatas”.
h) Umpan Balik Tertunda (delayed)
Komponen umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam
bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat
dilihat dari feedback yang disampaikan komunikan.
2. Media Massa
Media massa merupakan “kependekan” dari media komunikasi
massa. Pada hakekatnya media massa adalah media saling silang pesan
antar massa. Lebih jelasnya, media massa adalah alat yang digunakan
dalam menyampaikan pesan dari sumber kepada khalayak (penerimaan)
dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar,
commit to user
6
b. Majalah
Majalah adalah salah satu bentuk media cetak yang mempunyai
karakteristik lebih spesifik daripada surat kabar. Majalah memiliki kedalaman
isi yang jauh berbeda dengan surat kabar yang hanya menyajikan berita (Yuli
& Catur, 2006: 118). Menurut Junaedhi (1991: 54), dilihat dari isinya majalah
dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Majalah Umum
Majalah yang memuat karangan-karangan, pengetahuan umum,
komunikasi yang menghibur, gambar-gambar, olahraga, film dan seni.
2. Majalah Khusus
Majalah yang memuat karangan-karangan mengenai bidang-bidang
khusus seperti majalah keluarga, politik dan ekonomi.
Salah satu majalah anak di Indonesia adalah Majalah Bobo. Majalah Bobo
menyandang gelar sebagai media anak terbesar pertama di Indonesia menurut
Nielsen Research dan Top Brand Award.
c. Cerita Pendek (Cerpen)
1. Pengertian Cerpen
Cerpen, sesuai dengan namanya, adalah cerita yang pendek.
Panjang cerpen itu sendiri bervariasi. Ada cerpen yang pendek (short
short story), ada yang panjangnya cukupan (middle short story), serta ada
cerpen yang panjang (long short story) (Burhan, 2012:10).
Cerpen dibangun oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Seperti
unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut pandang. Karena
bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba
ringkas, tidak sampai pada detail-detail khusus yang “kurang penting”
yang lebih bersifat memperpanjang cerita (Burhan, 2012: 11).
2. Unsur-unsur Cerpen
a) Unsur Intrinsik
1) Tema
Tema adalah makna yang dikandung sebuah cerita. Eksistensi dan
commit to user
7
keseluruhan cerita, dan inilah yang menyebabkan kecilnya
kemungkinan pelukisan secara langsung tersebut (Burhan, 2012:
82-83).
2) Alur atau Plot
Menurut Staton dalam Burhan (2012: 113), alur atau plot
adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiat kejadian itu
hanya dihubungkan secara akibat, peristiwa yang satu disebabkan
atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Alur atau plot
memegang peranan penting dalam sebuah cerita rekaan.
3) Penokohan
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang
seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Jones dalam
Burhan, 2012: 165). Ada dua macam cara dalam memahami tokoh
atau perwatakan tokoh-tokoh yang ditampilkan yaitu:
- Secara analitik, yaitu pengarang langsung menceritakan
karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
- Secara dramatik, yaitu pengarang tidak menceritakan secara
langsung pewatakan tokoh-tokohnya.
4) Latar
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu,
menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan (Abrams dalam Burhan, 2012: 216).
5) Sudut Pandang
Sudut pandang dalam karya fiksi mempersoalkan tentang
siapa yang menceritakan atau dari posisi mana (siapa) peristiwa
dan tindakan itu dilihat.
b) Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur-unsur pembentuk cerpen
commit to user
8
cerpen tersebut adalah alat untuk membongkar isi dari cerpen itu
sendiri sehingga akan diperoleh data yang sesuai dengan tujuan
penelitian ini.
d. Cerita Misteri (Cermis)
Cerita misteri adalah salah satu jenis cerita atau cerpen. Misteri itu
sendiri adalah sesuatu yang masih belum jelas (masih menjadi teka-teki; masih
belum terbuka rahasianya) (kbbi.web.id/misteri). Dalam buku Writing
Mysteries (Sue Grafton) menyebutkan bahwa genre misteri itu memayungi
banyak subgenre seperti: traditional whodunit, the private eye, the classic
puzzle, the police procedural, action/adventure, thriller, espionage (cerita
mata-mata), pyschological dan romantic suspense, dan masih ada banyak
lagi.
Dari pengertian dan genre misteri yang begitu luas tersebut, pada
penelitian kali ini penulis fokus pada misteri dalam hal gaib/mistik. Mistik itu
sendiri adalah sebuah pengetahuan yang tidak rasional meskipun pada
kenyataanya dapat menimbulkan objek yang empiris.
e. Mistik / Mistisisme
Dahulu kata mistis dikaitkan dengan hal-hal misteri, namun sekarang
artinya diperluaskan mencakup manifestasi keagamaan yang dengan secara
kuat ditandai dengan subjektivitas individualistic dan dikuasai oleh mentalitas
yang tidak dapat melihat apa-apa yang ada diatas pandangan eksoterisme
(Yon Rizal S.Psi http://kuliahdis1.blogspot.co.id/2015/10/mistisisme.html).
Bagi orang tertentu, hantu justru dianggap sebagai tantangan hidup
(memedi), tetapi bagi orang tertentu hantu justru akan dapat mendatangkan
keuntungan. Bagi yang takut, jangankan meneliti mendengar saja
kadang-kadang telah berdiri bulu romanya. Dunia gaib, dunia hantu, dan dunia mistik
adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Ketiganya adalah ruh kejawen.
Ketiganya pula yang menjaid karakteristik orang Jawa, sehingga berbeda
commit to user
9
f. Rasa Takut
1. Pengertian rasa takut
Ketakutan biasa disebut dengan tanda peringatan terhadap hidup,
aba-aba agar berhenti, melihat atau mendengarkan (Mulia, 2009:31).
Menurut El-Quussy (2010: 115) takut adalah keadaan emosi yang wajar
dalam diri, biasa dirasakan orang dalam beberapa keadaan dan ia
biasanya melakukan tindakan yang menjauhkannya dari sumber bahaya
itu.
2. Ciri – ciri rasa takut
Secara spesifik, ciri-ciri orang yang merasa takut ditunjukkan oleh ha-hal
berikut, hal antara lain; nafas memburu, meningkatnya debar jantung,
muka pucat, mulut dan tenggorokan kering, berkeringat, meningkatnya
suhu tubuh, gagap bicara, nyeri pada perut, frekwensi buang air kecil dan
buang air besar meningkat, dan tekanan darah meninggi.
3. Faktor penyebab rasa takut
a. Cara berpikir
Dalam Why be Afraid (dalam Soelasmono 2011:36) psikolog
mengatakan bahwa rasa takut disebabkan karena cara kita berpikir
mengenai peristiwa-peristiwa yang kita saksikan atau yang kita alami
dan bergantung pada cara kita menanggapinya.
b. Sering mencemaskan masalah
Penyebab timbulnya rasa takut yang lain adalah karena kita sering
mencemaskan masalah. Masalah yang kecil cenderung kita pikirkan
segi negatifnya.
c. Pengaruh tetap
Maksudnya adalah keadaan emosional ini berpindah dari satu orang
kepada orang lain melalui pengaruh yang dilakukan terus menerus.
Pengaruh ini bisa didapatkan dari pengalaman kehidupan sehari-hari.
d. Pemikiran negatif
Rasa takut bukan hanya karena keadaan fisik atau tentang
commit to user
10
pikiran-pikiran kita yang selalu merasa khawatir tentang keadaan
mendatang dan lain sebagainya.
4. Rasa Takut Kepada Hantu
Dalam pandangan Freud (Dalam Endraswara 2004: 34) sejak
manusia primitif memang telah ada bekal rasa takut terhadap misteri. hal
– hal yang berhubungan dengan misteri binatang maupun tumbuhan
sering menyebabkan manusia takut. Takut adalah rasa. Hampir semua
manusia normal, memiliki rasa ini. Kondisi jiwa takut tetap wajar. Orang
Jawa sering menakut-nakuti, ”awas ana momok” kepada anak kecil.
Momok (hantu) juga diucapkan memedi (berasal dari kata wedi), artinya
takut.
Metodologi
Dalam penelitian ini penulis memakai metode analisis isi. Emzir
(2010:283) menjelaskan analisis isi sebagai suatu analisa mendalam yang bisa
dilakukan dengan kedua teknik, kuantatif maupun kualitatif terhadap pesan-pesan
dengan memakai metode ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi
kualitatif untuk menelaah makna yang lebih dalam dibalik konten teks cerita
misteri pada Majalah Bobo. Adapun teori-teori pendukung yang digunakan yaitu
Teori Analisis Isi Sarana Tanda yang dibedah menggunakan Teori Pengkajian
Fiksi.
Metodologi penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini adalah artikel-artikel misteri pada
Majalah Bobo. Sampel dalam penelitian ini adalah dokumentasi artikel-artikel
misteri Majalah Bobo periode Maret 2015 – Maret 2016.
Sajian dan Analisis Data
Pada bab ini akan diuraikan analisa data dari penyajian cerita-cerita misteri
Majalah Bobo periode Maret 2015 – Maret 2016. Peneliti akan melakukan analisis
dan interpretasi data yang telah dideskripsikan pada Bab ini yang merupakan data
sekunder hasil pengkodingan pada sembilan cerita misteri Majalah Bobo periode
commit to user
11
No Judul Raw data Preliminaly code Final
code 1 Kalung
Untuk
Zahra
“Kata dokter itu, Kakek ini sudah meninggal sejak satu setengah jam yang lalu. Kasihan sekali, tidak ketahuan kerena sepertinya sedang tertidur,” kata seorang ibu di dekat Alifia.
“Kakek…?” Alifia berdiri kaku. Alifia mendadak kedinginan.
Sebelum menuruni tangga penyeberangan, Alifia menengok sebentar. Di sana ada Kakek sedang melambai padanya. Alifia ingin tersenyum dan membalas lambaian Kakek. Namun tiba-tiba ia merasa dingin, dan segera memeluk Bapak. Siapa yang tadi
berbincang-bincang dengannya sambil memandangi buih di laut di sekitar kapal? Bukankah kata orang tadi, Kakek langsung tertidur sejak naik ke atas kapal ferry ini?
Sebelum menuruni tangga penyeberangan, Alifia menengok sebentar. Di sana ada Kakek sedang melambai padanya. Alifia ingin tersenyum
dan membalas lambaian Kakek.
- Berdiri kaku
- Mendadak
kedinginan
- Tiba-tiba
merasa dingin
- Kakek misterius
Ketakutan dengan sosok kakek yang misterius
2 Misteri
Bau
Nenek
“Wah, iya, Kak. Jangan-jangan gara-gara pakai parfum Nenek, Tante jadi kerasukan Nenek!”
“Ne…ne…nenek!” Vini terpekik, lalu jatuh
lemas.
- Kerasukan
Nenek
- Jatuh lemas
- Merinding
Ketakutan
bau
commit to user
12
Vini terbangun karena mencium bau khas yang ia kenal. Wangi kenanga kesukaan Nenek. Tiba-tiba ia merinding. Ia beranikan diri untuk mendekati asal bau wangi itu.
Jantung Vini berdetak kencang saat bau itu semakin tajam. Lalu tampak sesosok tumbuh dengan rambut digelung diatas kepala, memakai daster putih bunga-bunga. Vini tahu itu daster siapa. - Memberanikan diri - Jantung berdetak kencang saat bau semakin tajam
3 Peta
Menuju
Rumah
Ber-kabut
“Rumahmu menghilang!” omelku begitu ketemu Zefa esoknya, di sekolah. Dan… aku hanya bisa
melongo.
Aku marah. Namun jadi sangat penasaran. “Oke deh! Minggu besok aku ke rumahmu. Kali ini aku akan menuruti semua omonganmu!”
Tujuh. Hm, buat sebagian orang, angka tujuh memang misterius.
“Zefa, jangan-jangan kamu penyihir!” ujarku putus asa.
- Rumahmu
menghilang
- Melongo
- Penasaran
- Tujuh angka
misterius - Penyihir Penasaran dengan rumah yang menghilan g
4
Peneri-ma
Paket
Miste-rius
Mila tercekat pucat dan gemetaran.
Tidak mungkin! Bu RT Ning, kan, tidak bisa bangun dari tempat tidurnya? Mila kembali tercekat, .ada
rasa menyesal dan takut jadi satu. Jadi, siapa yang menerima paket itu kemarin?
- Pucat
- Gemetaran
- Penerima paket
misterius Ketakutan dengan penerima paket misterius
5 Misteri …semilir angin itu membawa bau yang membuat bulu
commit to user
13 Bau
Ke-menyan
kuduk Tika merinding. Bau kemenyan.
Tika jadi merinding mengingat kata-kata Yudha.
Hiiii… Bulu kuduk Tika meremang.
Sudah tiga hari ini perasaan Tika tidak tenang.
Semilir angin di sore yang masuk melalui jendela kamarnya itulah yang membuatnya gelisah. “Iya Bu…Tapi, kan, makam
yang terlihat dari dari rumah, bikin orang takut, Bu!”
“Pulang aja yuk, Yud… Aku takut. Mana jalannya sepi lagi,” Tika membujuk.
“Kalau tercium bau kemenyan, artinya ada hantu atau arwah sedang lewat di sekitar kita!”
“Nah, sekarang sudah terbuka, kan, misteri bau kemenyan yang kamu cium itu, Tik. Ternyata enggak ada hubungannya dengan kuburan, hantu, arwah dan semacamnya,” goda Yudha.
bau kemenyan
- Meremang
- Tidak tenang
- Gelisah - Makam membuat takut - Takut an dan ketakutan dengan bau kemenyan
6 Misteri
Bau
Daun
Pandan
“Bau daun pandan?” Tubuh Yogi merinding. Yogi teringat daun pandan yang dironce mamanya di rumah Nek Gimo tadi. Yogi merinding takut. Ia menarik selimutnya menutupi sekujur tubuhnya.
“Pa… Pa… Mama…” Yogi mengetuk pintu kamar sekeras-kerasnya.
Tubuhnya menggigil
- Merinding
- Menggigil
ketakutan
- Berkeringat
dingin
- Wajah pucat
Ketakutan
dengan
bau
commit to user
14 ketakutan.
Bau pandan pun tercium lagi. Yogi ketakutan dan berkeringat dingin.
Wajah Yogi pucat.
“Itu namanya musang pandan.” Papa memain-mainkan cahaya senter ke segala arah, menghilangkan ketegangan Yogi.
Yogi merinding takut. Ia menarik selimutnya menutupi sekujur tubuhnya.
7 Pesan
Rahasia
Oma
Gelangnya terbuat dari tali kulit yang dianyam. Anehnya, polanya tidak beraturan. Tidak seperti anyaman lain yang biasa dibuat Oma Grace.
Aku juga tak lupa pada cerita menegangkan Oma tentang mata-mata Rusia.
Mata-mata itu menggunakan pola
anyaman gelang untuk menyimpan pesan rahasia. Tunggu! Pola pada gelang!
“Lihat, ada tanda panah kecil di anyaman ini. Menunjuk ke bawah. Jadi, aku harus memegang gelang ini begini. Supaya, cara baca kodenya ke bawah, mengikuti arah panah. Gelang ini dianyam dengan pola yang tidak berulang. Ini pasti pesan rahasia Oma Grace.” “Aku tidak bercanda. Coba
perhatikan. Gelang ini terbagi atas tiga pola. Pada pola paling atas, anyaman tali merah ada
- Aneh
- Gelang dengan
pola yang tidak
biasanya
- Anyaman
gelang
menyimpan
rahasia
Teka-teki
anyaman
commit to user
15 di urutan 2-19-18. Huruf kedua adalah B, huruf ke -19 adalah S, hurus ke-18 adalah R. Perhatikan pola yang tengah. Tali merah ada di urutan 1-3-4-8-1-1-6-8-7-4. Dan pada pola paling bawah, tali merah di urutan 12-60-5. Jadi, menurut aku, pola pertama adalah nama Bank. Pola kedua adalah nomor rekening. Dan pola ketiga adalah nomer PIN,”jelasku.
8 Rumah
Jahil
Tiba-tiba, sebuah bayangan berkelebat kearahnya. Rambutnya panjang putih, matanya keluar, lidahnya terjulur keluar. Pascal lemas ketakutan. Ia
mulai berteriak ketakutan Sementara itu di dalam Rumah Jahil, sosok menakutkan itu tertawa terpingkal-pingkal. - Bayangan berkelebat - Lemas ketakutan - Berteriak ketakutan
- Sosok jahil
yang misterius Ketakutan dengan sosok jahil misterius
9 Rahasia
Kamar
dan
Lemari
Ukir
Kakek
Setiap Rio berlibur ke rumah
Kakek, ia selalu
penasaran pada sebuah kamar kosong disana. Di dalam kamar kosong itu, terdapat sebuah lemari ukir. Rio semakin penasaran, karena Kakek melarangnya masuk ke kamar itu.
“Memangnya ada apa, sih, Pa, di kamar Kakek itu? Lemari ukir itu isinya apa?
Betapa terkejutnya Rio. Ternyata, di dalam kamar itu terdapat berbagai macam buku. Rak-rak bukunya menjulang
- Penasaran
- Kamar kosong
rahasia
- Terkejut dengan
isi kamar yang
commit to user
16
tinggi dan penuh terisi buku-buku. Rio berdecak kagum melihat isi kamar tersebut.
Betapa terkejutnya Rio. Ternyata di dalam lemari ukir itu terdapat bermacam-macam buku kuno.
Kamu boleh membaca semua buku Kakek. Syaratnya, dikembalikan ke tempat
semula. Jangan
sembarang menaruh buku yang sudah kamu baca. Dan yang paling penting, jangan sampai buku itu rusak.
- Jangan sampai
buku itu rusak
Dari sembilan cerita misteri pada Majalah Bobo periode Maret 2015-Maret
2016, terdapat tujuh cerita yang mengarah pada ketakutan seorang anak terhadap
hal-hal yang misterius. Dua diantaranya adalah cerita misteri dengan subgenre
yang berbeda, yaitu tentang sebuah teka-teki dan sebuah rahasia. Hal itu
menunjukkan bahwa cerita-cerita misteri pada majalah bobo lebih condong pada
cerita mistik yang membahas tentang ketakutan, kegelisahan, kecemasan yang
melibatkan konten-konten mistik seperti hantu, bau khas yang menakutkan,
makam, dan sosok-sosok misterius yang tidak dijelaskan dalam cerita. Berikut
adalah analisis isi cerita misteri Majalah Bobo periode Maret 2015-Maret 2016:
1. Berdasarkan Penokohan
Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro 2002:165) penokohan adalah gambaran
yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Pengertian ini mengacu pada bagaimana cara pengarang memberikan
perwatakan pada tokoh-tokoh ceritanya. Dari uraian penokohan pada
masing-masing cerita tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap tokoh pada
mayoritas cerita mistik mempunyai kesamaan karakter inti yaitu rasa takut
yang berlebih. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan
commit to user
17
kepada pembaca (Kusmayadi, 2008). Dengan penekanan rasa takut pada
tokoh dalam cerita, bisa menimbulkan rasa yang sama bagi pembaca. Dari
situ dikhawatirkan akan tercipta karakter penakut pada diri anak-anak yang
sering membaca cerita tersebut.
2. Berdasarkan Alur Cerita
Alur cerita yang banyak digunakan untuk menulis cerita misteri tersebut
adalah alur campuran. Alur yang tidak urut pada sebuah cerita bisa membuat
pembaca penasaran pada inti cerita tersebut. Ada juga beberapa cerita yang
membiarkan ceritanya menggantung dengan misteri yang belum terpecahkan.
Seolah mengajak pembaca untuk berimajinasi secara liar serta menciptakan
perasaan takut bahwa sosok yang belum jelas pada cerita tersebut adalah
benar-benar hantu atau semacamnya.
3. Berdasarkan Latar
Latar yang digunakan sebagai setting cerita-cerita misteri pada Majalah Bobo
tersebut bukan selalu latar yang menunjukkan bahwa tempat itu
menyeramkan atau penuh misteri. Tetapi pada cerita dengan judul “misteri
bau kemenyan” memberikan setting yang bernuansa mistik dengan adanya
makam dan bau kemenyan, yang identik dengan hal-hal mistik. Dari semua
cerita cermis dalam penelitian ini, terdapat beberapa cerita selain dengan
judul tersebut yang mengangkat tema misteri dan setting tentang bau. Dalam
sebuah cerita dijelaskan (http://www.kompasiana.com/) bahwa makhluk halus
kerap pula menggunakan bau-bauan untuk menunjukkan keberadaannya
kepada kita. dari aroma ini biasanya merupakan jati diri si mahkluk halus
tersebut. bentuk bau-bauan ini yang lebih sering adalah aroma bunga kenanga
(kembang ijo, Jawa) meskipun ada juga yang terkadang bau rokok kemenyan.
Terkadang juga ada bau pandan wangi dan juga ada semacam bau
minyak-minyak arab. Bau-bauan ini cukup sebagai salah satu indikasi ada kehadiran
gaib di sekitar kita. Dari penjelasan tersebut, penulis menjadi tahu bahwa
maksud dari penulis cerita menggunakan judul yang berkaitan dengan bau,
commit to user
18 4. Berdasarkan Pilihan Kata
Kekuatan cerita tertulis adalah terdapat pada pemilihan kata itu sendiri. Teks
yang baik harus mengungkapkan gagasan-gagasan atau gambaran-gambaran
yang ada dalam kehidupan. Gagasan-gasasan atau gambaran-gambaran
tersebut dituangkan dalam bentuk bahasa yang berupa penceritaan, lazimnya
dalam bentuk drama dan prosa maupun untaian kata-kata, lazimnya dalam
bentuk puisi. Pengarang dalam menuangkan gagasan-gagasannya dapat
secara eksplisit maupun implisit dalam menunjukkan isi sebagai pesan yang
disampaikan dalam teks (Luxemburg, et.al., 1992: 86). Kata yang
menunjukkan kesan menakutkan adalah unsur yang penting untuk bisa
meyakinkan pembaca tentang hal yang menakutkan itu sendiri. Pengulangan
kata seperti kata ‘merinding, takut, menggigil’, memberikan penegasan
tentang rasa takut pada cerita-cerita tersebut.
5. Berdasarkan Visualisasi
Ilustrasi-ilustrasi tersebut sangat membantu pembaca untuk memperjelas
imajinasi mereka. Tanpa gambar atau ilustrasi mungkin pembaca yang
notabene anak-anak akan lebih liar dalam berimajenasi sesuai apa yang
mereka tahu dan bayangkan tentang cerita-cerita tersebut. Hasil dari berbagai
penelitian menunjukkan bahwa anak-anak muda (usia sekitar 3 – 7)
cenderung takut atau terganggu oleh visual mengerikan dari gambar atau
suara menakutkan, seperti yang sering ditemukan kandungan fantasi
(Marie-Louise Mares and Valerie Kretz, 2015: 37). Dalam hal ini, pembaca Majalah
Bobo pada umur 6-7 tahun masih termasuk dalam kategori anak yang
mempunyai fantasi lebih tentang rasa takut tersebut.
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana majalah Bobo
menyampaikan pesan cerita mistik pada cerita–cerita misteri periode Maret 2015
– Maret 2016. Terdapat sembilan cerita misteri pada Majalah Bobo periode Maret
2015 – Maret 2016. Tujuh dari sembilan cerita tersebut lebih condong kepada
cerita mistik yang membahas tentang ketakutan, kegelisahan, kecemasan yang
commit to user
19
makam, dan sosok-sosok misterius yang tidak dijelaskan dalam cerita. Sementara
dua cerita yang lain, merupakan cerita misteri dengan subgenre yang berbeda,
yaitu tentang sebuah teka-teki dan sebuah rahasia.
Berdasarkan penjabaran dan analisis yang dilakukan pada Majalah Bobo,
penulis dapat menyimpulkan bahwa unsur intrinsik cerpen yaitu, penokohan, alur
cerita/plot, dan latar, serta unsur pilihan kata dan visualisasi saling
berkesinambungan dalam menyampaikan pesan dari cerita misteri Majalah Bobo.
Dari kelima unsur tersebut, pesan secara efektif disampaikan melalui unsur
penokohan, pilihan kata, dan visualisasi cerita, karena alur cerita dan latar adalah
unsur yang membantu pembentukan karakter pada tokoh. Berdasarkan
penokohan, tokoh yang disajikan dalam cerita misteri tersebut mempunyai
persamaan karakter inti yaitu rasa takut yang berlebih untuk lebih menghidupkan
suasana mistik pada cerita. Pesan ketakutan disampaikan melalui tokoh-tokoh
utama pada cerita mistik.
Berdasarkan pilihan kata, cerita-cerita tersebut banyak memakai kata-kata
yang menunjukkan rasa takut seperti, merinding, takut menggigil, berkeringat
dingin, serta konten-konten mistik seperti hantu, bau khas yang menakutkan,
makam, dan sosok-sosok misterius yang tidak dijelaskan dalam cerita.
Berdasarkan visualisasi, gambar ilustrasi yang ada dalam cerita mewakili isi
dari cerita itu sendiri. ilustrasi tersebut mayoritas menggambarkan ekspresi
ketakutan dari tokoh utama dan kadang menggambarkan sosok misterius atau
menakutkan dalam cerita tersebut untuk menggiring pembaca untuk ikut
merasakan ketakutan ketika membaca cerita tersebut.
Pesan inti dari cerita mistik pada cerita-cerita misteri Majalah Bobo periode
Maret 2015 – Maret 2016 tersebut adalah ketakutan terhadap hal gaib dan sesuatu
yang belum jelas. Karakter yang dibangun melalui tokoh, pilihan kata yang
digunakan, serta visualisasi untuk melengkapi cerita tersbut menunjukkan rasa
takut dari anak terhadap hal mistik dan misterius.
Saran
1. Keterbatasan waktu dan biaya membuat peneliti tidak bisa melakukan
commit to user
20
selanjutnya yang mengambil tema tentang cerita mistik dalam majalah anak,
disarankan untuk melakukan proses wawancara terhadap redaksi Majalah Bobo
atau penulis cerita-cerita misteri pada Majalah Bobo untuk mengetahui proses
produksi cerpen pada Majalah Bobo.
2. Untuk penelitian yang mengambil tema ini juga disarankan untuk melakukan
analisis terhadap beberapa pembaca Majalah Bobo khususnya tentang cerita
misteri dengan metode wawancara untuk mendapatkan tambahan data yang
lebih akurat.
Daftar Pustaka
Ardianto, E.L. (2004). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Aziz El-Quussy, Abdul. (2010). Pokok-Pokok Kesehatan Jiwa Mental. Jakarta: Bulan Bintang
Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada
Cangara, Hafied. (2000). Pengertian Ilmu Komunikasi. Raja Grafindo.
Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan:Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Endraswara, Suwardi. (2004). Dunia Hantu Orang Jawa. Yogyakarta: Media Press indo.
Junaedhi, Kurniawan. (1991). Ensiklopedia Pers Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Luxemburg, Jan Van. et al. (1992). Pengantar Ilmu Sastra (Terj. Dick Hartoko). Jakarta: PT. Gramedia.
Mulia, Santosa, (2009). Menerjang Rasa Takut: Mengatasi Sumber Ketakutan Selamanya, Bandung: Pustaka Hidayah
Nurgiyantoro, Burhan. (2005). Teori pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soelasmono, Yudho. (2011). Mengubah Ketakutan Menjadi Keberanian. Surabaya: ST Book.
Marie-Louise Mares and Valerie Kretz. (2015). Media Effects on Children, USA: University of Wisconsin–Madison.
Rizal, Yon (2015, Oktober ). Mistisisme. Diakses pada Juli (2016), dari: http://kuliahdis1.blogspot.co.id/2015/10/mistisisme.html