• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI KAWASAN EKOWISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI DI KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI KAWASAN EKOWISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI DI KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI KAWASAN EKOWISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI

SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI DI KABUPATEN BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Geografi

Oleh : UPI SUPRIATNA

NIM : 1006956

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta untuk Mahasiswa S2

==================================================================

THE DEVELOPMENT OF GEOGRAPHY LEARNING DEVICE OF

ECOTOURISM AREA AT KAMPUNG BATU MALAKASARI

AS GEOGRAPHY LEARNING SOURCE IN KABUPATEN

BANDUNG

Oleh Upi Supriatna

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2004

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana

Program Studi Pendidikan Geografi

© Upi Supriatna 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Prof. Dr. H.Darsiharjo, M.S. NIP. 196209211986031001

Pembimbing II

Dr. Ahmad Yani, M.Si. NIP. 196708121997021001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

i

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI KAWASAN EKOWISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI

SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI DI KABUPATEN BANDUNG

Oleh : Upi Supriatna

Pembimbing I : Prof. Dr. Darsiharjo, M.S. Pembimbing II : Dr. Ahmad Yani, M. Si.

Dalam proses pembelajaran geografi, peranan lingkungan sebagai sumber belajar sangat penting, salah satu peranannya adalah untuk menghindari verbalisme dalam pembelajaran. Untuk menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar geografi, tentunya harus disusun suatu perangkat pembelajaran yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar dan kemudian mengembangkan perangkat pembelajaran untuk kegiatan di kawasan tersebut. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu berupa bahan ajar cetak lembar kerja siswa dan pendukungnya yaitu pedoman kegiatan untuk guru dan gambaran umum lokasi. Lembar kerja siswa dan pendukungnya tersebut diukur kelayakannya berdasarkan syarat didaktis, kontruksi dan teknis. Untuk mengukur validitas perangkat pembelajaran tersebut digunakan metode delphy yaitu dengan empat orang pakar/ahli validator (expert judgement). Berdasarkan hasil validasi, aspek didaktik, konstruksi dan teknik, perangkat pembelajaran kegiatan lapangan di Kampung Batu Malakasari berupa lembar kerja siswa (LKS) mendapat skor 4,56 (sangat baik), pedoman kegiatan untuk guru mendapat skor 4,60 (sangat baik) dan gambaran umum lokasi mendapatkan skor 4,54 (sangat baik). Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah layak untuk diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran geografi yang akan dilakukan di lokasi tersebut.

(5)

ii

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF GEOGRAPHY LEARNING DEVICE OF ECOTOURISM AREA AT KAMPUNG BATU MALAKASARI AS GEOGRAPHY LEARNING SOURCE IN KABUPATEN BANDUNG

By: Upi Supriatna

Supervisor I : Prof. Dr. Darsiharjo, M.S Supervisor II : Dr. Ahmad Yani, M.Si

In the process of studying Geography, environment is important as a learning source to avoid the verbalism in learning process. To develop environment as a learning source we need learning device support. Based on that, the purpose of this study was to develop learning device with environment as a learning source. This research pick ecotourism area at Kampung Batu Malakasari as geographic learning source and to develop the learning device in that area. The learning device which developed in this study produced a practical worksheets which equipped with guidelines for teachers, and location overview. These worksheets and its support measured the validity based on didactical, constructional and technical specification. To measure the validity of learning device researcher used delphy method by asking four experts judgement. The worksheets of learning device of the research in Kampung Batu Malakasari had scored 4.56 (excellent), teacher’s guideline scored 4.60 (excellent), and location overview scored 4.54 (excellent). Thus the learning device for the activity in Kampung Batu Malakasari is adequate to be implemented in Geography learning in that location.

(6)

vi

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Geografi ... 11

B. Pendidikan dan Pembelajaran Geografi ... 13

C. Sumber Belajar Geografi ... 28

D. Pengembangan dan Pemanfaatan Kawasan Ekowisata sebagai Sumber Belajar Geografi ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 50

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 51

C. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari ... 52

D. Teknik Pengumpulan Data ... 60

(7)

vii

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian ... 69

1. Lokasi Kampung Batu Malakasari ... 69

2. Sejarah Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari ... 70

B. Pemanfaatan Kawasan Kampung Batu Malakasari oleh Pengelola... 72

C. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi di Kawasan Kampung Batu Malakasari ... 79

1. Kebutuhan Pembelajaran Geografi ... 79

2. Relevansi Keberadaan Wahana di Kampung Batu Malakasari dengan Kurikulum Geografi ... 80

3. Pengembangan Desain Perangkat Pembelajaran Geografi di Kawasan Kampung Batu Malakasari ... 88

D. Pembahasan dan Validasi Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi ... 93

1. Validasi pertama terhadap desain awal ... 93

2. Hasil Validasi dan Revisi Perangkat Pembelajaran di Kawasan Kampung Batu Malaksari... 94

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 101

B. Rekomendasi ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(8)

viii

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1Situasi Belajar Geografi melalui Model Pengajaran Stimulus-Respon ... 36 4.1Keberadaan Wahana dan Objek Material Geografi ... 82 4.2Relevansi SKKD Mata pelajaran Geografi Kelas X dengan

Keberadaan Wahana di Kampung Batu Malakasari ... 83 4.3Relevansi SKKD Mata pelajaran Geografi Kelas XI-IPS dengan

Keberadaan Wahana di Kampung Batu Malakasari ... 84 4.4Relevansi SKKD Mata pelajaran Geografi Kelas XII-IPS dengan

Keberadaan Wahana di Kampung Batu Malakasari ... 85 4.5Validasi Perangkat Pembelajaran Tahap I ... 95 4.6Hasil Validasi Pakar (expert judgement) terhadap

Lembar Kerja Siswa Tahap II ... 97 4.7Hasil Validasi Pakar (expert judgement) terhadap Pedoman

Kegiatan Lapangan untuk Guru Tahap II... 98 4.8Hasil Validasi Pakar (expert judgement) terhadap

(9)

ix

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Bagan Alur Pengembangan Perangkat Pembelajaran di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai Sumber

Belajar Geografi ... 59

4.1 Peta Lokasi Penelitian ... 71

4.2 Bale Teatrikal di Kampung Batu Malakasari ... 73

4.3 Danau dan bukit batu di Kampung Batu Malakasari ... 74

4.4 Sawah di Kampung Batu Malakasari ... 75

4.5 Kebun di Kampung Batu Malakasari ... 76

4.6 Green House di Kampung Batu Malakasari ... 76

4.7 Peternakan di Kampung Batu Malakasari ... 77

4.8 Kolam ikan di Kampung Batu Malakasari ... 78

4.9 Rumah adat di Kampung Batu Malakasari ... 79

4.10 Flying Fox di Kampung Batu Malakasari ... 80

4.11 Peta Alur Kegiatan Pembelajaran Untuk Kelas X ... 91

4.12 Peta Alur Kegiatan Pembelajaran Untuk Kelas XI - IPS ... 92

(10)

x

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat permohonan izin observasi/penelitian dari pihak Universitas

Pendidikan Indonesia ... 108 2. Surat izin melakukan observasi/penelitian dari pihak pengelola

kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari Baleendah

Kabupaten Bandung ...108 3. Dokumen konsep kegiatan yang dilakukan oleh pengelola

Kampung Batu Malakasari ...108 4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD)

Mata Pelajaran Geografi jenjang sekolah menengah atas ... 5. Kisi-kisi penilaian oleh pakar (expert judgement) ... 6. Butir penilaian oleh pakar (expert judgement)... 7. Desain awal draf perangkat pembelajaran di Kampung Batu

Malakasari ...  Lembar kerja siswa ...  Pedoman untuk guru ...  Grand desain ... 8. Draf perangkat pembelajaran di Kampung Batu Malakasari

(11)

xi

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(12)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam dinamika kehidupan

suatu bangsa. Dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan agen pembangunan dan perubahan. Tanpa pendidikan, tidak akan ada pembangunan, yang berarti tidak akan ada perubahan (Suryadi, 2009:10). Hanya melalui pendidikan dapat dilahirkan perubahan sikap mental dan cara berpikir yang kreatif pada diri seseorang untuk membangun bangsanya. Begitu pentingnya pendidikan bagi suatu bangsa, menjadikan pendidikan merupakan sektor strategis bagi suatu bangsa untuk kini dan masa yang akan datang.

Pendidikan secara formal, dalam prosesnya sangat ditentukan oleh kualitas guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas. Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat pengetahuan dan keterampilan mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan dapat memberikan bantuan kepada peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Peranan pembimbing sangat penting sebab guru tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga mengajarkan nilai-nilai luhur kehidupan kepada peserta didik. Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah mengubah sikap dan tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik. Guru sebagai administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas.

Guru sebagai tenaga profesional seperti yang dimaksudkan dalam pasal 4,

UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru yang profesional tentu memiliki

(13)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompetensi dalam bidangnya. Disamping memiliki kompetensi profesional yang berarti menguasai bidang yang diampunya, guru dituntut memiliki kompetensi pedagogik yaitu menguasai metode pembelajaran baik penguasaan kurikulum, merancang proses pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, mengadakan evaluasi dan analisa pembelajaran serta melaksanakan program tindak lanjut.

Selain kedua kompetensi diatas guru dituntut juga memiliki kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial. Kompetensi kepribadian guru dituntut memiliki kepribadian yang baik, jujur, berwibawa, tanggungjawab dan menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi sosial menunjukkan bahwa guru adalah bagian dari masyarakat, baik di lingkungan kerjanya atau tempat tinggalnya.

Guru merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan, tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Guru geografi dapat dinilai profesional ketika dia melakukan pengembangan wawasan dan ilmu kegeografian, mampu menelaah secara kritis permasalahan yang ada, serta kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Berdasarkan pada buku petunjuk teknis pengembangan silabus dari BSNP dicantumkan tentang karakteristik pelajaran geografi. Berdasarkan struktur keilmuannya geografi adalah disiplin ilmu yang mengkaji tentang fenomena di permukaan bumi (geosfer). Jika diibaratkan, geografi sebagai pohon ilmu; akar-akarnya adalah atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer, sedang yang menjadi cabang-cabangnya adalah geografi fisik dan geografi manusia. Sedangkan ruang lingkup materi geografi mempelajari tentang lokasi, hubungan

keruangan, karakter wilayah dan perubahan permukaan bumi. Untuk mencapai kompetensi belajar tersebut perlu dikembangkan melalui strategi, pendekatan,

(14)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sifatnya verbalisme. Disinilah kemampuan untuk memilih dan menentukan sumber belajar yang sesuai sangat penting dimiliki oleh guru geografi.

Berkaitan dengan karakteristik itulah guru geografi dituntut untuk benar-benar kompeten dalam bidangnya. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 maka kompetensi guru geografi terdiri dari ;

1. Menguasai hakikat struktur keilmuan, ruang lingkup, dan objek geografi.

2. Membedakan pendekatan-pendekatan geografi. 3. Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam 4. Menunjukkan manfaat mata pelajaran geografi

Dari beberapa kompetensi yang sudah ditetapkan tersebut masih perlu ditambahkan dan dikembangkan lagi beberapa kompetensi guru geografi antara lain bahwa seorang guru geografi harus mempunyai kemampuan memanfaatkan berbagai sumber belajar.

Berkaitan dengan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran dan kaitannya dengan pemanfaatan sumber belajar, menurut Mulyasa (2009:161) guru yang kreatif, profesional dan menyenangkan harus memiliki berbagai konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran, antara lain dengan mengembangkan kecerdasan emosional (emotional quotion), mengembangkan kreatifitas (creativity quotion) dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, membangkitkan nafsu belajar, memecahkan masalah, mendayagunakan sumber belajar dan melibatkan masyarakat dalam pembelajaran.

Dalam kenyataannya dewasa ini geografi dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang kurang menarik karena terkesan hanya merupakan materi hafalan dan penyajiannya yang monoton, sehingga berpengaruh pada kurangnya minat dan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya berpengaruh pada

pencapaian prestasi yang kurang maksimal.

(15)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(1) Pelajaran geografi sering terjebak dalam aspek kognitif tingkat rendah yaitu menghafal nama-nama tempat, sungai dan gunung atau sejumlah fakta yang lainnya. (2) Ilmu geografi seringkali dikaitkan dengan ilmu yang hanya pembuatan peta. (3) Geografi hanya menggambarkan tentang perjalanan-perjalanan manusia di permukaan bumi. (4) Proses pembelajaran ilmu geografi cenderung bersifat verbal, kurang melibatkan fakta-fakta aktual, tidak

menggunakan media kongkrit dan teknologi mutahir. (5) Kurang aplikabel dalam memecahkan masalah-masalah yang berkembang saat ini.

Selanjutnya menurut Sumaatmadja (2001:79) pengajaran geografi pada hakikatnya adalah untuk memahami sebaran gejala di permukaan bumi dan untuk memberikan citra mengenai gejala tersebut, tidak dapat hanya diceramahkan, ditanya-jawabkan, dan didiskusikan, melainkan harus ditunjukan dan diperagakan. Mengingat daya jangkau dan pandangan kita terbatas, penunjukan serta peragaan itu dilakukan dalam bentuk model permukaan bumi itu sendiri berupa peta, atlas, dan globe. Setiap guru geografi harus dapat menggunakan berbagai sumber belajar yang lebih melatih peserta didik untuk lebih aktif dan memiliki kecerdasan ruang.

Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap peserta didik dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Guru hanya merupakan salah satu (bukan satu-satunya) sumber belajar bagi peserta didik. Selain guru, masih banyak lagi sumber-sumber belajar yang lain.

Sumber belajar menurut Sanjaya (2010:174) adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam proses penyusunan perencanaan progam pembelajaran, guru perlu menetapkan sumber apa yang dapat digunakan oleh peserta didik agar mereka dapat mencapai tujuan yang ditentukan.

(16)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Fungsi sumber belajar bagi kegiatan pembelajaran yaitu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendayagunaan sumber belajar dapat membantu kelancaran proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik secara optimal.

2. Sumber belajar bagi peserta didik yaitu memotivasi dan memberikan pemahaman yang komprehensip tentang materi pembelajaran serta

mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna bagi kehidupannya. Selain itu menambah wawasan peserta didik tentang keanekaragaman sumber belajar yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar.

3. Fungsi sumber belajar bagi guru yaitu membantu dalam menjelaskan materi pembelajaran, efisiensi waktu dan tenaga serta mendayagunakan sumber-sumber yang menunjang, baik yang berada dilingkungan sekolah maupun di luar. Oleh sebab itu lingkungan disekitarnya harus dioptimalkan sebagai sumber belajar dalam pengajaran dan lebih dari itu dijadikan sumber belajar bagi peserta didik.

Berdasarkan pada fungsi sumber belajar tersebut maka pendayagunaan lingkungan sangat penting untuk proses pembelajaran. Menurut Hamalik (2004 : 194-195) dalam teorinya “Kembali ke Alam” menunjukan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik. Menurutnya lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting.

Ilmu geografi dengan objek materialnya yang berupa fenomena geosfer (atmosfer, hidrosfer, litosfer, biosfer dan antroposfer) memiliki pendekatan kelingkungan untuk menganalisisnya. Sehingga menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar dalam proses pembelajaran geografi adalah hal yang sangat perlu dilakukan oleh seorang guru geografi. Guru geografi diharapkan mampu untuk

(17)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lingkungan yang dijadikan sumber belajar geografi akan memberikan pengalaman bagi peserta didik dalam memahami fenomena yang terjadi di permukaan bumi (geosfer). Membawa langsung peserta didik ke suatu lingkungan yang dijadikan sumber belajar geografi akan memberikan pengalaman terhadap peserta didik dalam aktivitas belajar-mengajar geografi yang lebih bermakna. Dalam konsep “Kerucut Pengalaman” yang dikemukakan oleh Edgar

Dale dalam Sanjaya (2010 : 166). Menjelaskan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui suatu aktivitas belajar yang dilakukan secara langsung agar pembelajaran itu semakin bermakna.

Guru geografi dapat memanfatkan dan mendesain lingkungan tertentu menjadi sumber belajar dengan menyesuaikannya dengan materi yang ada dalam kurikulum sekolah. Menurut Ningrum (2009:105) terdapat tiga klasifikasi lingkungan yang berkaitan dengan manusia, yaitu sebagai berikut :

1. Lingkungan Alam atau Bentang Alam, yaitu kondisi alamiah yang ditujukan dengan sedikitnya campur tangan manusia atau bahkan belum terdapat, intervensi manusia.

2. Lingkungan Sosial, yaitu lingkungan dimana manusia berada yang membentuk suatu kelompok atau masyarakat. Dalam lingkungan sosial tersebut ditandai dengan terjadinya interaksi antar manusia, baik sebagai individu, dan anggota masyarakat maupun antar masyarakat.

3. Lingkungan Budaya, yaitu segala kondisi yang ada disekitar manusia baik berupa benda maupun bukan benda, yang dihasilkan oleh manusia bagi kehidupannya.

Klasifikasi tersebut masih sangat umum dan perlu lebih spesifik, sehingga langkah selanjutnya adalah bagaimana seorang guru geografi mampu untuk memilih berbagai kondisi lingkungan yang disesuaikan dengan materi sesuai

(18)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kab. Bandung Barat) memiliki potensi ekowisata yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar geografi ekowisata terutama untuk sekolah menengah atas (SMA) karena geografi merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri.

Ekowisata atau sering juga ditulis atau disebut dengan ecotourism, wisata ekologi dan sebagainya. Ekowisata atau ecotourism menjadi suatu bentuk wisata berwawasan lingkungan yang dari hari ke hari semakin mendapat perhatian dan

menjadi pilihan terbaik untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan, ekowisata lebih menekankan pada pemanfaatan sumber-sumber lokal untuk konservasi, pendidikan atau pembelajaran, dan pemberdayaan masyarakat setempat dalam upaya peningkatan ekonomi lokal.

Definisi ekowisata yang pertama diperkenalkan oleh organisasi The

Ecotourism Society (1990) dalam Fandeli dan Mukhlison (2000:2) sebagai

berikut: Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Semula ekowisata dilakukan oleh wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata tetap utuh dan lestari, disamping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga.

Berkembangnya ekowisata juga dikarenakan ekowisata tidak hanya mengutamakan keuntungan ekonomi, melainkan juga menjaga keseimbangan, kelangsungan, dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya alam untuk masa kini dan mendatang. Sarana dan prasarana yang dibangun untuk mengembangkan ekowisata harus memberikan nilai-nilai berwawasan lingkungan dan menggunakan bahan-bahan di sekitar obyek walau terlihat sederhana. Keaslian dapat dipertahankan, karena masyarakat sekitar kawasan mampu mengelola dan mempertahankan kelestarian alam dengan sendirinya tanpa mengada-ada. Keaslian alam dan lingkungan masyarakat tersebut menjadi nilai jual ekowisata.

(19)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

stakeholder pendidikan. Kawasan ekowisata dengan karakter yang dimilikinya

merupakan sarana yang baik untuk dijadikan sebagai sumber belajar geografi. Salah satu kawasan ekowisata yang berpotensi untuk menjadi sumber belajar geografi adalah “Kampung Batu Malakasari“ yang berada di Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Lokasi ini pada awalnya adalah lokasi penambangan batu alam (andesit) secara tradisional oleh masyarakat. Bentuk

permukaan wilayah bekas tambang galian C pada umumnya tidak teratur dan sebagian besar dapat berupa morfologi terjal. Mengacu kepada perubahan tersebut perlu dilakukan upaya reklamasi dan rehabilitasi lahan, yang diharapkan menghasilkan nilai tambah bagi lingkungan dan menciptakan keadaan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.

Reklamasi dan rehabilitasi lahan merupakan upaya penataan kembali daerah bekas tambang agar bisa menjadi daerah yang bermanfaat dan berdayaguna. Reklamasi tidak berarti akan mengembalikan kondisi tersebut sama dengan kondisi awal, namun dapat juga berubah sesuai dengan penetapan tata guna lahan wilayah tersebut, seperti kemungkinan menjadi kawasan ekowisata.

Pada tahun 2002 reklamasi lahan bekas tambang batuan andesit di Desa Malakasari dimulai oleh manajemen “Kampung Batu Malakasari”. Keberadaan bekas galian sengaja dibiarkan sehingga membentuk danau yang mampu menampung puluhan ribu kubik air dengan bukit batu yang mengelilingi danau tersebut. Kemudian ditambah dengan wahana lain yang memiliki nilai edukatif.

Kawasan ekowisata “Kampung Batu Malakasari” memiliki komitmen dalam bidang pendidikan dan pelestarian budaya sunda, hal ini terlihat dari motto kawasan tersebut yaitu “belajar sambil berwisata untuk meningkatkan keterampilan siswa”. Pada tahun 2009 kawasan ini mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Barat sebagai suatu

(20)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keberadaan “Kampung Batu Malakasari” sebagai model alternatif penyelenggaraan pendidikan seperti rekomendasi Dinas Pendidikan Jawa Barat sejalan dengan pendapat Hamalik (2004 : 194) dalam teorinya “Kembali ke Alam” menunjukan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik. Menurut Hamalik (2004: 195) lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku

individu dan merupakan faktor belajar yang penting. Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber belajar, termasuk kawasan ekowisata. Kawasan wisata yang mengusung konsep ekowisata dengan

karakternya memiliki sifat-sifat sebagai sumber belajar. Keberadaan kawasan ekowisata “Kampung Batu Malakasari” yang

merehabilitasi bekas galian C menjadi lahan yang memberikan nilai guna secara ekonomi dan memiliki misi mengenai pendidikan terhadap masyarakat, menjadi daya tarik untuk dikaji menjadi sumber belajar dalam studi geografi terutama dalam penyusunan bagaimana proses pembelajaran (pengembangan site plan) di kawasan ekowisata “Kampung Batu Malaksari” jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Berangkat dari hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai Sumber Belajar Geografi di Kabupaten Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Daerah yang telah mengalami kerusakan akibat aktivitas penambangan galian C, ternyata dapat direhabilitasi menjadi kawasan yang ramah lingkungan dalam bentuk kawasan ekowisata yaitu “Kampung Batu Malakasari”. Dalam rehabilitasi tersebut terdapat berbagai aktivitas perbaikan lingkungan termasuk

(21)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

upaya memperbaiki dan melestarikan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut dan latar belakang sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Pemanfaatan dan Pengembangan Perangkat Pembelajaran di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai salah satu Sumber Belajar Geografi di Kabupaten Bandung”.

Masalah pokok tersebut dapat dijabarkan menjadi pernyataan masalah

yang lebih spesifik, sebagai berikut :

1. Bagaimanakah keadaan di kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari Kabupaten Bandung untuk dijadikan sebagai salah satu sumber belajar geografi?

2. Bagaimanakah pemanfaatan kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi?

3. Bagaimanakah pengembangan perangkat pembelajaran geografi di kawasan Kampung Batu Malakasari sebagai salah satu sumber belajar geografi?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi potensi kawasan ekowisata di “Kampung Batu Malakasari” yang pada awalnya merupakan bekas galian C berupa penggalian batu alam (batuan andesit), sebagai sumber belajar geografi sesuai standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).

2. Untuk mendeskripsikan pemanfaatan berbagai wahana yang ada di kawasan ekowisata “Kampung Batu Malakasari” yang selama ini dilakukan oleh pengelola.

3. Untuk mengembangankan perangkat pembelajaran geografi di kawasan ekowisata “Kampung Batu Malakasari” sebagai salah satu sumber belajar geografi.

(22)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara praktis, penelitian ini akan menggali dan mengkaji mengenai potensi kawasan bekas penambangan batu andesit (galian C) yang berada di Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung menjadi suatu kawasan ekowisata dengan tujuan pendidikan lingkungan hidup dan pelestarian budaya Sunda, yang kemudian peneliti mengembangkannya menjadi salah satu sumber belajar geografi. Temuan dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Para akademisi atau komunitas akademik, khususnya dalam bidang pendidikan geografi, sebagai bahan masukan dalam hal pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar geografi dan menginspirasi penelitian selanjutnya berkaitan dengan tema tersebut.

2. Guru, sebagai pedoman dalam membuat pengembangan perangkat pembelajaran geografi dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar geografi.

(23)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengembangkan perangkat pembelajaran geografi di Kampung Batu

Malakasari, maka metode yang digunakan adalah pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development). Kegiatan penelitian ini merupakan suatu upaya untuk mengembangkan produk pendidikan dalam rangka mengatasi masalah/meningkatkan proses dan hasil pendidikan.

Pendekatan penelitian ini merujuk kepada teori Brog dan Gall dalam bukunya “Applying Educational Research: A Practical Guide for Teachers” yang

mendefinisikan sebagai “a process used to develop and validate educational products. Menurut Borg and Gall (1979 : 626) bahwa metode Research and

Development mempunyai sepuluh langkah sebagai berikut : 1. research and

informatiom collecting (pengkajian dan pengumpulan informasi), 2. planning

(perencanaan), 3. develop preliminary form of product (pengembangan pendahuluan bentuk produk), 4. Preliminary field testing (uji coba pendahuluan di lapangan), 5. Main product revision (penyempurnaan produk berdasarkan data uji coba pendahuluan), 6. main field testing (uji coba utama lapangan), 7.

operational product revision (perbaikan produk berdasarkan data uji coba utama),

8. operational field testing (uji coba lapangan secara riil), 9. final product revision (penyempurnaan produk akhir) dan 10. dissemination and distribution (diseminasi dan implementasi).

Menurut Sukmadinata (2011:167), secara garis besar ada tiga langkah penelitian dan pengembangan. Pertama, studi pendahuluan, pada tahapan ini

kegiatan yang dilakukan adalah mengkaji teori dan mengamati (observasi) produk atau kegiatan yang telah ada. Kedua, melakukan pengembangan produk atau program kegiatan baru, fungsi utama pengembangan adalah menguji coba produk

(24)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan memperbaiki bagian-bagian yang masih mengandung kelemahan. Ketiga, pengujian atau memvalidasi suatu produk atau program kegiatan baru. Kegiatan pengujian dilakukan melalui beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas dan sampel yang lebih luas, fungsi utama pengujian adalah menilai efektifitas produk secara internal maupun eksternal. Pengujian produk dilakukan melalui pengujian ahli (expert judgement). Sedangkan menurut tim di Puslitjaknov Balitbang

Depdiknas (2008:8) mengatakan bahwa metoda penelitian dan pengembangan memuat tiga (3) komponen utama yaitu: (1) pengembangan, (2) Prosedur pengembangan, dan (3) Uji coba produk.

Untuk kebutuhan penelitian ini, peneliti perlu memodifikasi langkah-langkah dari proses tersebut, mengingat tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran geografi untuk dilaksanakan pada suatu kawasan wisata tertentu yaitu di Kampung Batu Malakasari kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, maka peneliti menggunakan penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi atau disederhanakan, seperti yang dikemukakan Sukmadinata (2011:187) bahwa untuk peneliti dari program S2 atau penyusunan tesis, kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dihentikan sampai draf final, tanpa pengujian akhir. Peneliti melakukan tiga fase dalam pelaksanaan penelitian ini, yaitu : (1) studi pendahuluan, (2) penyusunan draf pengembangan Kampung Batu Malakasari, (3) uji ahli atau expert judgement dan perbaikan draf pengembangan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dan pengembangan perangkat pembelajaran geografi dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar ini, dilakukan di kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari dengan luas 50.000m2 yang berada di

Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Seluruh fasilitas dan informasi geografis yang berada di kawasan Kampung Batu Malakasari dibagi menjadi

(25)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subjek penelitiannya adalah pengelola kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari, peserta didik, guru geografi, pakar atau praktisi dalam bidang pembelajaran geografi.

C. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi di

Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari

Berikut ini adalah langkah-langkah penelitian pengembangan perangkat

pembelajaran Geografi untuk kegiatan pembelajaran di kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai salah satu sumber belajar Geografi di Kabupaten Bandung.

1. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penyusunan draf perangkat pembelajaran di Kampung Batu Malaksari. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam studi pendahuluan ini adalah:

a. Studi literatur, yaitu mengkaji sumber-sumber dan dokumen yang berkaitan dengan teori-teori pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar geografi, hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penyusunan perangkat pembelajaran geografi yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dan melakukan kajian terhadap kurikulum geografi pada satuan pendidikan sekolah menengah atas. Analisa yang dilakukan adalah berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) geografi dari kelas X, XI-IPS dan XII-IPS.

b. Studi Lapangan, yaitu survei awal ke kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari di Beleendah Kabupaten Bandung. Survei awal dilakukan untuk

melihat dan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan konsep kegiatan yang telah dilakukan oleh pihak pengelola. Mengobservasi keberadaan

(26)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber belajar geografi. Pada saat observasi peneliti melakukan studi dokumentasi dari pihak pengelola berupa konsep yang sedang berjalan selama ini di kawasan tersebut, wawancara pihak manajemen berkaitan konsep yang selama ini lakukan, target pemasaran untuk jenjang sekolah. Berdasarkan studi lapangan, akan menemukan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan jika kawasan tersebut dijadikan sebagai sumber belajar geografi dan hasil

evaluasinya juga akan dijadikan masukan (input) pertama dalam pengembangan perangkat pembelajaran kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi.

2. Perencanaan pengembangan draf perangkat pembelajaran di Kampung

batu Makalasari sebagai sumber belajar geografi

Setelah melakukan studi lapangan berkaitan dengan keberadaan wahana dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh pihak pengelola dan mendapatkan gambaran berkaitan keberadaan wahana yang berpotensi untuk mengembangkan kawasan tersebut sebagai sumber belajar geografi, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pemanfaatan dan pengembangan perangkat pembelajaran di kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi.

Perencanaan ini merupakan hasil analisis studi pendahuluan, berdasarkan kajian dari berbagai literatur, kajian kurikulum (SKKD) geografi untuk satuan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) dan pengamatan mengenai potensi keberadaan kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari untuk dijadikan sebagai sumber belajar geografi.

Hal penting dalam perencanaan ini adalah menentukan wahana yang ada di Kampung Batu Malakasari dengan kesesuaian dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar (SKKD) geografi untuk satuan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) yang selanjutnya menghasilkan produk pembelajaran di kawasan

(27)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebutuhan-kebutuhan ketika implementasinya, baik waktu, dana, sarana prasarana dan media serta sumber daya manusia yang akan terlibat dalam pengembangan produk pembelajaran di kawasan Kampung Batu Malakasari tersebut.

3. Pembuatan draf pengembangan perangkat pembelajaran di kawasan

ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi

Pembuatan pengembangan perangkat pembelajaran di kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi diimplementasikan menjadi tiga (3) produk yaitu lembar kerja siswa (LKS), pedoman kegiatan lapangan untuk guru dan grand desain pengembangan. Ketiga produk pembelajaran tersebut pada proses pengembangannya sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan arahan dari hasil penilaian pakar (expert judgement).

Grand design pengembangan Kampung Batu Malakasari sebagai sumber

belajar geografi berisikan mengenai latar belakang pemilihan Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi, tujuan dan manfaat, sejarah singkat Kampung Batu Malakasari, ruang lingkup kegiatan pembelajaran yang dapat dilaksanakan disana, fasilitas dan fungsinya masing-masing, prosedur melaksanakan kegiatan, peralatan dan media yang diperlukan serta tahapan/rencana induk pengembangan Kampung Batu Malakasari sehingga menjadi salah satu sumber belajar geografi.

Pedoman kegiatan lapangan untuk guru disusun untuk mendukung proses pembelajaran di Kampung Batu Malakasari, berisikan tata tertib peserta, peralatan yang harus dibawa, jadwal kegiatan, peta alur kegiatan, materi yang harus disampaikan dan sistem penilaian untuk mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta didik. Pedoman kegiatan untuk guru disusun menurut jenjang kelas yaitu untuk guru kelas X, XI-IPS dan XII-IPS.

(28)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(SMA) yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu lembar kerja siswa (LKS) kelas X, kelas XI-IPS dan kelas XII-IPS. Tugas/soal yang ada pada LKS tentunya akan berbeda sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap jenjang tersebut.

4. Validasi draf pengembangan perangkat pembelajaran di kawasan

ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi

Validasi merupakan kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk yaitu draf perangkat pembelajaran kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi, secara rasional akan lebih efektif dan lebih efisien atau tidak. Dikatakan secara rasional kerena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta hasil uji lapangan. Menurut Sugiyono (2006:414) validasi desain pada kegiatan pengembangan desain kurikulum ini harus dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.

Menurut Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Balitbang Depdiknas (2008:12) juga menjelaskan tentang validasi bahwa ”Uji Ahli atau validasi dilakukan dengan responden para ahli perancangan atau produk. Kegiatan ini dilakukan untuk perbaikan. Proses validasi ini disebut dengan Expert

Judgement atau Teknik Delphi.

Dalam kegiatan pengembangan kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi ini mengunakan Expert Judgement atau pertimbangan ahli yang dilakukan melalui Teknik Delphi. Adapun yang dimaksud teknik Delphi menurut Tim Puslitjaknov Balitbang Depdiknas adalah suatu cara untuk mendapatkan konsensus diantara para pakar melalui pendekatan intuitif, adapun langkah-langkah penerapan teknik Delphi dalam uji ahli pada penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut:

a. Problem identification and specification. Peneliti mengidentifikasi isu dan

(29)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyelesaian. Dalam penelitian ini adalah perlunya pengembangan lingkungan sebagai sumber belajar geografi.

b. Personal identification and selection. Berdasarkan bidang permasalahan dan

isu yang telah teridentifikasi, peneliti menentukan dan memilih orang-orng ahli, menaruh perhatian, dan tertarik bidang tersebut, yang memungkinkan ketercapaian tujuan. Peneliti menentukan kawasan ekowisata Kampung Batu

Malakasari sebagai tempat penelitian untuk pengembangan sumber belajar geografi.

c. Questionaire Design. Peneliti menyusun perangkat pembelajaran dan

membuat instrumen untuk memvalidasinya. Instrumen untuk menguji perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti disusun untuk menilai kelayakan perangkat pembelajaran tersebut digunakan dilapangan.

d. Sending questioner and analysis responded for first round. Peneliti

mengirimkan kuesioner pada putaran pertama kepada ahli (expert), selanjutnya merevisi hasil penilaian validasi ahli (expert judgement).

e. Development of subsequent questionaires. Hasil revisi pada putaran pertama

dikembangkan dan diperbaiki, dilanjutkan pada putaran kedua, dan di dapatkan perangkat pembelajaran yang layak untuk diimplementasikan di lapangan atau di kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari.

f. Organization of Group Meetings. Peneliti mengundang guru geografi untuk

melakukan diskusi, untuk mengekspos perangkat yang telah disusun. Dalam tahap ini peneliti melakukan diskusi grup (focus group discussion) dengan sesama praktisi/guru mata pelajaran geografi dengan tujuan mendapatkan masukan terhadap perangkat yang dibuat. Disinilah argumentasi dan debat biasa terjadi untuk mencapai konsensus dalam memberikan tanggapan tentang rancangan suatu produk atau instrumen peneliti. Dengan face-to-face contact,

peneliti mendapatkan respon secara langsung. Keputusan akhir tentang hasil jejak pendapat dikatakan baik apabila dicapai minimal 70 % konsensus.

g. Prepare final report. Peneliti perlu membuat laporan tentang persiapan, proses

(30)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini tidak diujicoba di lapangan, karena dalam penyusunan perangkat telah melibatkan peserta didik, dan bertujuan hanya sampai mendapatkan perangkat pembelajaran yang layak untuk dilaksanakan di Kampung Batu Malakasari, dalam penelitian ini tidak pengukur efektifitas perangkat pembelajaran geografi untuk materi tertentu atau pengaruhnya terhadap peningkatan prestasi.

Draf pengembangan perangkat pembelajaran geografi di kawasan

ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai salah satu sumber belajar geografi yang telah dirancang dan dikerjakan oleh peneliti dikonsultasikan kepada pakar dibidang masing-masing. Setiap unsur yang memvalidasi diminta untuk menilai draf tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.

Validasi desain dapat dilakukan dalam tanya jawab dan diskusi panel secara langsung dan secara tidak langsung melalui pendapat tertulis (angket/ pedoman wawancara/kuosioner) dari masing-masing unsur yang dimintai pendapatnya, atas saran dan pendapat para ahli itu peneliti merevisi draf perangkat pembelajaran di pemanfaatan dan pengembangan kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi, lalu dikonsultasikan kembali kepada para ahli yang telah kami sebutkan diatas secara berulang-ulang sampai draf ini dianggap layak untuk diimplementasikan dilapangan. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mendapatkan produk desain yang lebih akurat dan relevan dengan kebutuhan peserta didik.

5. Perbaikan Desain

Setelah desain pengembangan perangkat pembelajaran geografi di kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi divalidasi melalui tanya jawab dan diskusi dengan para pakar dan para ahli atau berupa tanggapan-tanggapan tertulis melalui kuesioner dari setiap para unsur yang

(31)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibidangnya masing-masing) oleh peneliti sendiri. Perbaikan mungkin dari segi draf desainnya, mungkin menyangkut konten/isi, mungkin dari sudut standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) nya, atau segi-segi penggunaan bahasa dan peristilahan lainnya yang kurang sesuai. Dalam hal ini terdapat kriteria untuk menilai perangkat pembelajaran tersebut. Sehingga menjadi draf telah siap untuk diimplementasikan di kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari.

Pada tahap ini, peneliti menggunakan Teknik Delphi, yaitu dengan validasi ahli/pakar (expert judgement) dengan alasan waktu yang sangat terbatas dan beberapa faktor kondisi yang tidak mungkin peneliti lakukan.

Dalam pertemuan ini ada temuan-temuan atau masukan untuk dijadikan bahan dalam merevisi perangkat yang sedang dikembangkan tersebut. Untuk lebih sempurnanya desain yang sedang dikembangkan ini, peneliti juga meminta pendapat para pakar kurikulum dan ahli pendidikan khususnya untuk memberikan masukan atau sarannya yang terahir dari hasil temuan dan diskusi pada diskusi panel tersebut. Hasil penyempurnaan ini merupakan produk pendidikan yang peneliti kembangkan yaitu “perangkat pembelajaran di kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi”. Bentuk dari pemanfaatan dan pengembangannya adalah dalam bentuk perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan di kawasan Kampung Batu Malakasari.

Perangkat pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan adalah berupa bahan ajar cetak yaitu berupa lembar kerja siswa (LKS), yang dilengkapi dengan pedoman pelaksanaan kegiatan untuk guru dan grand desain perencanaan pengembangan lokasi. Karena penelitian ini bukan penelitian yang bersifat kuantitatif, ketiga produk/bahan ajar hasil penelitian tersebut tidak mutlak, akan

tetapi disesuaikan dengan perkembangan hasil berkonsultasi dengan para pakar (expert) atau dapat juga ada perubahan istilah/penamaan yang digunakan untuk

bahan ajar lapangan tersebut.

(32)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perencanaan lokasi) itulah yang merupakan hasil dari pengembangan yang peneliti hasilkan dalam penelitian ini. Sistematika langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran yang akan dilakukan di Kampung Batu Malakasari, dapat digambarkan seperti gambar alur 3.1, berikut ini.

Studi pendahuluan

Draf desain bahan ajar di Kampung Batu Makalasari : Analisis SK-KD Geografi Analisis kegiatan yang

telah dilakukan pengelola Analisis kesesuaian

SK-KD dan wahana yang ada Menyusun draf bahan ajar

(33)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Bagan Alur Pengembangan Perangkat Pembelajaran di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai Sumber Belajar Geografi

Sumber : Penelitian, 2013

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari Baleendah Kabupaten Bandung. Berdasarkan permasalahan yang diteliti, data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber sesuai dengan pertanyaan penelitian yang berhubungan potensi kawasan tersebut

untuk pembelajaran geografi.

Jenis data yang dibutuhkan dalam membuat pengembangan perangkat pembelajaran geografi di kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari sebagai salah satu sumber belajar geografi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada Tahap I, dalam Studi Pendahuluan, peneliti mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kondisi kawasan, wahana, fasilitas yang ada, dan bentuk kegiatan yang selama ini berlangsung, karakteristik dan segmen pengunjung, lalu mengkaji relevansinya dengan kurikulum geografi pada jenjang sekolah menengah atas. Selain dari pada itu, dikaji pula data hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan proses pengembangan desain pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. 2. Pada tahap II, dalam perencanan dan penyusunan desain pemanfaatan dan

pengembangan kawasan Kampung Batu Malaksari sebagai sumber belajar geografi, data yang dibutuhkan pada tahap ini, antara lain adalah :

(34)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Data analisis relevansi antara potensi kawasan Kampung Batu Malaksari dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) mata pelajaran geografi pada jenjang sekolah menengah atas (SMA).

c. Data tentang pengemasan pengembangan perangkat pembelajaran di kawasan Kampung Batu Malaksari sebagai sumber belajar geografi, dengan produk yang dihasilkan berupa grand desain pengembangan,

pedoman kegiatan lapangan untuk guru dan lembar kerja siswa.

d. Data tentang rancangan evaluasi terhadap produk pengembangan yaitu berupa grand desain pengembangan, pedoman kegiatan lapangan untuk guru dan lembar kerja siswa.

e. Data validasi terhadap desain pengembangan perangkat pembelajaran geografi di kawasan Kampung Batu Malaksari sebagai sumber belajar geografi, dengan produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan berupa grand desain pengembangan, pedoman kegiatan lapangan untuk guru dan lembar kerja siswa.

3. Pada Tahap III, adalah ujicoba ahli (expert judgement) terhadap pengembangan perangkat pembelajaran di kawasan Kampung Batu Malaksari sehingga menjadi salah satu sumber belajar geografi. Perangkat pembelajaran geografi yang dihasilkan berupa grand desain pengembangan, pedoman kegiatan lapangan untuk guru dan lembar kerja siswa.

Data penelitian ini dikumpulkan atau diperoleh terutama oleh pengembang perangkat itu sendiri dengan terjun langsung ke lapangan, dalam hal ini peneliti bertindak sebagai instrumen utama. Adapun teknik pengumpulan data atau informasi untuk keperluan pembahasan pengembangan desain perangkat pembelajaran di kawasan Kampung Batu Malaksari sebagai sumber belajar geografi, adalah melalui aktivitas-aktivitas sebagai berikut:

1. Studi Dokumentasi

(35)

dokumen-Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dokumen, baik tertulis, gambar, maupun dokumen elektronik”. Dokumen-dokumen yang dihimpun, dipilih dan dikaji sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.

Dalam penelitian ini studi dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari dan mengkaji dokumen-dokumen yang berkaitan dengan: (a) rencana pengembangan potensi kawasan Kampung Batu Malakasari sebagai sumber belajar geografi (b) dokumen kegiatan lapangan yang telah dilakukan oleh pihak

pengelola kawasan tersebut, (c) dokumen kegiatan lapangan yang telah ada dari sekolah yang lain yang biasa membuat membuat kegiatan lapangan untuk tingkat sekolah menengah atas, (d) dokumen kurikulum geografi berupa standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD), (e) studi dokumentasi terhadap visi, misi dan tujuan kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari serta dokumen lain yang relevan dan berhubungan dengan penelitian ini.

Analisis dokumen dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang akan digunakan dalam mendesain perangkat pembelajaran di kawasan Kampung Batu Malaksari sebagai sumber belajar geografi.

2. Wawancara

Berdasarkan pendapat Sukmadinata (2011:217) wawancara banyak digunakan dalam penelitian kualitatif, malah boleh dikatakan sebagai teknik pengumpulan data utama. Wawancara merupakan percakapan melalui proses tanya jawab secara lisan dan tatap muka yang diarahkan pada fokus masalah dalam penelitian. Menurut Lincoln dan Guba (Moleong, 2006:186) maksud mengadakan wawancara antara lain :

(36)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manusia (trianggulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka wawancara disini dimaksudkan untuk menggali data atau informasi yang bersifat klasifikasi, pandangan, atau pendapat untuk mengungkap makna yang terkandung dari masalah yang diteliti dan bertujuan juga untuk membuat suatu kontruksi ” sekarang dan disini” mengenai orang, peristiwa, aktivitas, motivasi, perasaan dan lain sebagainya.

Interview atau wawancara ini dilakukan dan digunakan oleh peneliti sendiri, wawancara ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang potensi kawasan

Kampung Batu Malaksari sebagai sumber belajar geografi.

Peneliti melakukan wawancara secara bebas dan tidak terlalu formal serta tidak terikat pada ruang dan waktu dan tidak berstruktur artinya dari segi pertanyaannya tidak berstruktur secara kaku akan tetapi difokuskan kepada permasalahan penelitian untuk memperjelas masalah yang diteliti khususnya tentang potensi kawasan Kampung Batu Malaksari sebagai sumber belajar geografi yang sedang didesain.

Pihak yang di wawancarai oleh peneliti adalah manajer operasional Kampung Batu Malakasari yaitu Ir. Bambang Suteja. Dari beliau didapatkan informasi berkaitan dengan konsep kegiatan yang ditawarkan terhadap pengunjung yang selama ini dilakukan oleh pihak pengelola berkaitan dengan keberadaan wahana yang ada di kawasan tersebut, target pemasaran atau segmen pemasaran yang menjadi pengunjung utama, kapasitas kawasan dan pengembangan kawasan untuk masa yang akan datang.

3. Kuesioner

(37)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi tentang sesuatu yang diketahui seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sumber data dalam bentuk tertulis. Kuesioner ini berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

Pengisian kuesioner dilakukan responden langsung didepan peneliti, hal ini dilakukan agar pertanyaan yang kurang dimengerti responden bisa dijelaskan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa pengisian kuesioner dilakukan bersamaan dengan wawancara dengan tujuan saling melangkapi agar memperoleh

data yang labih akurat dan mendalam.

Kuesioner yang dibuat oleh peneliti adalah berupa lembar validasi untuk penilaian ahli (expert judgement). Kuesioner berisi tentang penilaian terhadap pengembangan perangkat pembelajaran geografi yang akan dilaksanakan di kawasan ekowisata Kampung Batu Malakasari. Para pakar harus menilai kelayakan terhadap lembar kerja siswa, pedoman untuk guru dan grand desain. Hasil penilaian dari pakar merupakan penentu dapat atau tidaknya perangkat pembelajaran tersebut diimplementasikan di kawasan Kampung Batu Malaksari.

4. Observasi

Menurut Sukmadinata (2011:220) observasi atau pengamatan merupakan “suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”. Sebelum mengumpulkan data/informasi yang dibutuhkan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi terutama ketika pada tahapan studi pendahuluan terhadap pembelajaran yang berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar geografi. Observasi sangat berguna pula bagi peneliti untuk menyesuaikan dengan situasi lapangan tempat penelitian, memprediksi orang-orang yang akan diminta informasi dan mempersiapkan kiat-kiat untuk mempermudah mendapatkan data/informasi yang diperlukan. Guba dan Lincoln dalam (Moleong,

(38)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung. Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik, atau setelah melihat baru percaya?.

b. Teknik pengamatan juga mememungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya;

c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data;

d. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit;

e. Dapat memperkecil atau menghilangkan keraguan pada data yang diperoleh dengan jalan memanfaatkan pengamatan;

f. Dapat mengungkapkan suatu kasus tertentu yang mungkin saja tidak dapat dilakukan dengan teknik lain.

Kegiatan observasi langsung dilakukan peneliti sesuai dengan kebutuhan data yang akan dikumpulkan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran geografi di kawasan Kampung Batu Malaksari sebagai sumber belajar geografi. Kegiatan observasi dalam penelitian ini berkenaan dengan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh pihak pengelola, potensi wahana yang ada untuk pembelajaran geografi, fasilitas penunjang kegiatan, hambatan yang mungkin ada, alur kegiatan pembelajaran dan penghitungan alokasi waktu pada setiap wahana yang ada.

E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

1. Analisis data

Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengurutan dan pengorganisasian data. Pengurutan dan pengorganisasian data dalam penelitian

(39)

Upi Supriatna, 2013

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Batu Malakasari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah data tersebut juga dianalisis dan diidentifikasi, data-data yang berkaitan dengan sekolah dan kebutuhan pendidikan siswa tersebut diatas, akan dijadikan bahan /materi untuk mendesain perangkat pembalajaran di kawasan Kampung Batu Malaksari sebagai sumber belajar geografi.

Sesuai dengan instrumen yang digunakan, data yang diperoleh dan akan diolah dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok. Pertama, analisis dan pengolahan data yang berkaitan dengan studi evaluatif terhadap kegiatan yang

selama ini dilakukan oleh pihak pengelola terhadap wahana yang berada di kawasan Kampung Batu Malaksari. Kedua, analisis dan pengolahan data yang berkaitan dengan kegiatan pembuatan desain pengembangan perangkat pembelajaran di kawasan Kampung Batu Malaksari sebagai sumber belajar geografi, dengan produknya yaitu bahan ajar cetak berupa lembar kerja siswa (LKS) untuk peserta didik, pedoman kegiatan lapangan untuk guru dan grand desain. Ketiga, analisis dan pengolahan data yang berkaitan dengan penilaian/evaluasi produk pemanfaatan dan pengembangan kawasan Kampung Batu Malaksari sebagai sumber belajar geografi, baik terhadap lembar kerja siswa, pedoman kegiatan lapangan untuk guru dan grand desain.

LKS (student worksheet) adalah lembaran duplikat yang dibagikan guru pada tiap peserta didik di suatu kelas untuk melakukan kegiatan (aktivitas mengajar). Jadi LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang berisikan petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

Lembar kerja siswa (LKS), pedoman untuk guru dan grand desain yang disusun harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar menjadi bahan ajar yang aplikatif dengan kualitas yang baik. Menurut Darmodjo dan Kaligis (1992 :

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Kemasan plastik polietilen dan botol kaca merupakan kemasan yang paling baik untuk penyimpanan benih koro pedang putih selama enam bulan karena menghasilkan

Sahabat MQ/ Sejumlah lembaga swadaya masyarakat/ LSM dari luar negeri/ dan pemerintah/ berupaya menekan pabrik rokok di tanah air/ sehingga produksi terhambat//

Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan spesimen uji untuk melakukan 3 jenis pengujian, yaitu pengujian distorsi dimensi menggunakan kayu bangkirai dan kayu karet

Variabel Dependen: -Manajemen laba Manajerial, Kepemilikan institusioanal, Proporsi dewan komisaris independen dan komite audit secara bersama- sama tidak mempengaruhi

Sahabat MQ/ Ketua Umum Golkar/ Aburizal Bakrie dihimbau agar lebih pintar merangkul pihak-pihak yang kalah/ dalam Munas lalu di Pekanbaru/ Riau// Hal tersebut bertujuan/

Program Statistical Package for Social Science (SPSS) merupakan sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan dalam hal analisa statistik, dengan menggunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Urusan Perencanaan dan Rekrut SDM Universitas Telkom, untuk karyawan Tenaga Penunjang Akademik (TPA) belum memiliki nilai relatif

Test ini dilakukan untuk mengetahui jenis keterampilan khusus mahasiswa calon student exchange di luar akademik yang dimiliki.. Apapun jenis keterampilan khusus yang