• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA FOTO FEATURE JURNALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA FOTO FEATURE JURNALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA FOTO FEATURE JURNALISTIK DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X Semester II

SMA Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Betta Anugrah Setiani

NIM 0902524

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Halaman Hak Cipta

PENGGUNAAN MEDIA FOTO FEATURE JURNALISTIK DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X Semester II SMA

Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Betta Anugrah Setiani NIM 0902524

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Betta Anugrah Setiani2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA FOTO FEATURE JURNALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X Semester II

SMA Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Betta Anugrah Setiani 0902524

Penelitian ini dilatarbelakangi masalah kemampuan menulis karangan argumentasi yang dimiliki siswa terbilang rendah, baik dari segi minat menulis, maupun kualitas tulisan. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, peneliti mengacu pada rumusan masalah: 1) Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandung dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan media foto feature di kelas eksperimen; 2) Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandung dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan media buku teks di kelas kontrol; 3) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandung di kelas eksperimen dengan di kelas kontrol. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan hal-hala dalam penelitian yang tercantum dalam rumusan masalah tersebut.

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media foto jurnalistik. Jenis foto jurnalistik pertama kali dipopulerkan oleh Prof. Clifton Edo di AS tahun 1976. Adapun media yang digunakan kali ini yakni media foto feature jurnalistik yang berisi rekaman (potret) peristiwa tentang hari kemerdekaan RI. Selanjutnya media digunakan dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi untuk merangsang ide gagasan siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dengan desain penelitian pretest-postest control group. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yakni dengan uji ttest.

Penerapan media foto feature secara umum dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Rata-rata siswa dapat mengembangkan gagasan ke dalam rangkaian diksi yang baik, kalimat yang cukup efektif, berisi argumen yang berdasar dan cukup kuat, dan menghasilkan karangan dengan utuh.

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

1.6.1 Manfaat teoretis ... 8

1.6.2 Manfaat praktis ... 8

1.7 Anggapan Dasar ... 9

1.8 Hipotesis ... 10

(6)

BAB 2 MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DAN MEDIA FOTO

FEATURE JURNALISTIK

2.1 Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa ... 11

2.1.1 Pengertian Menulis ... 11

2.1.2 Fungsi dan Manfaat Menulis ... 12

2.1.3 Tujuan Menulis ... 14

2.2 Karangan Argumentasi ... 15

2.2.1 Pengertian Karangan ... 15

2.2.2 Jenis-jenis Karangan ... 16

2.2.3 Pengertian Karangan Argumentasi... 17

2.2.4 Ciri-ciri Karangan Argumentasi ... 18

2.2.5 Jenis-jenis Karangan Argumentasi ... 19

2.2.6 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menulis Karangan Argumentasi ... 19

2.2.7 Langkah-langkah Menulis Karangan Argumentasi ... 20

2.3 Karakteristik Belajar Siswa ... 21

2.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar ... 22

2.5 Kompetensi Menulis Karangan Argumentasi dalam KTSP untuk Sekolah Menengah Atas ... 23

2.6 Media Pembelajaran ... 24

2.6.1 Pengertian Media Pembelajaran... 24

2.6.2 Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 25

(7)

2.6.4 Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 28

2.6.5 Manfaat Media Pembelajaran ... 28

2.7 Media Foto Feature Jurnalistik ... 29

2.7.1 Pengertian Foto Jurnalistik ... 29

2.7.2 Sejarah Foto Jurnalistik ... 35

2.7.3 Pengertian Foto Feature ... 37

2.7.4 Pengertian Media Foto Feature Jurnalistik ... 37

2.7.5 Keunggulan Media Foto Feature Jurnalistik ... 38

2.7.6 Kelemahan Media Foto Feature Jurnalistik ... 38

2.8 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Media Foto Feature Jurnalistik ... 38

2.8.1 Langkah-langkah Pemanfaatan Foto Feature Jurnalistik ... 39

2.8.2 Penggunaan Media Foto Feature Jurnalistik dalam Pembelajaran ... 39

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 41

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

3.2.1 Populasi ... 42

3.2.2 Sampel ... 42

3.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 43

3.4 Teknik Penelitian ... 44

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.4.2 Teknik Pengolahan Data ... 47

(8)

3.5.1 Instrumen Perlakuan ... 54

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data ... 55

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian ... 61

4.1.1 Deskripsi Pengolahan Data... 63

4.1.2 Deskripsi Data Kelas Eksperimen ... 64

4.1.3 Deskripsi Data Kelas Kontrol ... 66

4.2 Analisis Data ... 68

4.2.1 Analisis Data Karangan Argumentasi Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 68

4.2.2 Analisis Data Karangan Argumentasi Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 79

4.3Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 90

4.4Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 102

4.5Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 117

4.6Uji Hipotesis ... 119

4.7Pengolahan Data dan Pembahasan Hasil Angket ... 122

(9)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 132 5.2 Saran ... 134

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitan

Menulis merupakan keterampilan berbahasa produktif yang paling sedikit digunakan di antara empat keterampilan yang kita miliki; mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Azies dan Alwasilah, 1996: 128). Salah satu dari keempat keterampilan tersebut yakni keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Tarigan (2008: 3) bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Keterampilan menulis khususnya menulis karangan argumentasi harus dikuasai siswa, karena bagian yang tidak dapat dipisahkan dari empat keterampilan berbahasa (menulis, membaca, menyimak dan berbicara), serta bagian yang utuh dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pembelajaran bahasa yang mengacu pada KTSP pada dasarnya memiliki dua sasaran. Pertama, memberi kompetensi kepada siswa untuk menulis karangan nonfiksi. Kedua, pengajaran berbahasa bertujuan memberikan kompetensi kepada siswa agar mampu menguasai salah satu keterampilan berbahasa yakni menulis baik berupa tulisan harian, karangan, esai, karya ilmiah maupun makalah.

Di samping itu, aktivitas menulis memiliki keistimewaan tersendiri karena peserta didik dapat mengungkapkan gagasan atau isi hatinya lewat tulisan. DePotter (2009: 11) mengungkapkan bahwa mudah, kuat, percaya diri dan memuaskan-itulah rasa yang seharusnya kita rasakan sebagai penulis.

(11)

Dalam konteks keterampilan menulis, Tarigan (2008: 9) menjelaskan pokok-pokok sebagai berikut.

Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menuntut gagasan yang tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik. Selanjutnya menuntut penelitian yang terperinci, observasi yang saksama, pembedaan yang tepat dalam pemilihan judul, bentuk dan gaya.

Maka dari itu, untuk mendukung pembelajaran menulis yang membutuhkan berbagai pendukung seperti yang telah dijelaskan di atas, pembelajaran menulis memerlukan sebuah upaya yang dapat dijadikan media agar siswa mendapatkan pengalaman dan pengamatan terhadap objek tulisan. Adapun media yang digunakan dalam mendukung kegiatan pembelajaran bernama media pembelajaran (Arsyad, 2011: 2).

Media pembelajaran merupakan salah satu aspek yang memegang peranan

penting dalam usaha memperlancar tercapainya tujuan pembelajaran. Secara sederhana media berarti alat bantu. Penggunaan media terutama dalam pembelajaran sangat besar pengaruhnya terhadap pembelajaran. Ini sesuai dengan pendapat Yunus yang menyatakan bahwa media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman; orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dibandingkan dengan orang yang melihat dan mendengar (Arsyad, 2011: 16).

(12)

Pada pembelajaran bahasa Indonesia peranan media pembelajaran dapat membantu dalam mencapai tujuan utama pembelajaran bahasa, yaitu untuk meningkatkan empat keterampilan berbahasa: (1) keterampilan mendengar (listening skills), (2) keterampilan berbicara (speaking skills), (3) keterampilan membaca (reading skills), dan (4) keterampilan menulis (writting skills). Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan serta tidak dapat dipisahkan antara keterampilan yang satu dan yang lainnya karena setiap keterampilan berbahasa tersebut berhubungan dengan proses berpikir yang mendasari bahasa sebagai alat komunikasi.

Sebagian faktor yang memengaruhi keterhambatan proses menulis ialah minat dan intensitas peserta didik dalam aktivitas membaca sebab membaca erat kaitannya dengan menulis. Kendala lain yang kerap mereka alami di antaranya rasa malas, tidak percaya diri, dan kurangnya rangsangan selalu menjadi pemicu menurunnya mot ivasi dan kreasi peserta didik dalam kegiatan menulis. Selain itu, sebuah kegiatan pembelajaran menulis menemukan pula beberapa faktor yang menghambat kelancaran kegiatan belajar mengajarnya (KBM) di kelas. Selanjutnya, Tarigan (2008: 6) mengungkapkan bahwa penyebab kurangnya kemampuan siswa dalam menulis adalah sebagai berikut:

1) sikap sebagian besar masyarakat terhadap bahasa Indonesia belum menggembirakan, mereka tidak malu memakai bahasa yang salah;

2) kesibukkan guru bahasa Indonesia di luar jam kerjanya menyebabkan mereka tidak sempat lagi memikirkan bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran mengarang yang lebih menarik dan efektif;

3) metode dan teknik pembelajaran mengarang kurang bervariasi serta mungkin sekali hasil karangan siswa yang ada pun tidak sampai dikoreksi;

4) bagi siswa sendiri pelajaran mengarang dirasakan sebagai beban belaka dan kurang menarik;

5) latihan mengarang sangat kurang dilakukan oleh siswa.

(13)

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar (Ali, 2002: 89). Selanjutnya Ali (2002: 89) menjelaskan bahwa bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkrit. Media foto feature jurnalistik dipilih penulis karena media foto feature ini dinilai penulis sebagai media yang menarik dan efektif. Hal tersebut

mengingat di dalam media massa, foto diolah menjadi sebuah berita untuk memberi ide, gagasan, atau tindakan kepada orang lain untuk melakukan perubahan. Foto jurnalistik menghubungkan manusia di seluruh dunia dengan bahasa gambarnya yang sesuai dengan fakta sehingga foto jurnalistik menjadi alat terbaik untuk melaporkan sebuah peristiwa yang dialami umat manusia secara ringkas dan efektif.

Kekuatan utama pada sebuah foto feature disampaikan oleh Wijaya (2011: 60) sebagai berikut.

Kekuatannya adalah kesan yang ditimbulkannya. Ia menancap di benak karena memengaruhi emosi dan lebih memberi ruang kepada pembaca untuk memaknai foto jurnalistik secara konotatif. Pada foto feature, gagasan memungkinkan untuk diselipkan fotografer dalam karyanya. Itulah sebabnya foto-foto jenis ini membuat masyarakat lebih kritis dan cerdas.

Dapat dikatakan bahwa penggunaan media foto feature jurnalistik ini mampu dijadikan bahan rujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis, khususnya menulis karangan argumentasi sekaligus menjadi media yang digunakan oleh para pengajar dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran dapat lebih bermakna, menarik, inovatif dan memberikan hasil yang lebih optimal.

(14)

dapat semakin terampil mengungkapkan gagasan lewat tulisan dengan jenis argumentatif.

Penelitian dengan menggunakan media foto jurnalistik pernah dilakukan oleh Hapsari (2012). Namun jenis foto yang digunakan adalah foto esai jurnalistik. Judul penelitian tersebut ialah Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi Menggunakan Media Foto Esai Jurnalistik. Adapun hasil

penelitian tersebut adalah hasil pembelajaran menulis karangan eksposisi menggunakan media foto esai jurnalistik mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan respons yang diperoleh dari jurnal siswa bahwa siswa menyukai media pembelajaran foto esai jurnalistik yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis eksposisi. Hasil skor siswa pada siklus pertama rata-rata nilai 38,75. Siklus kedua nilai rata-rata siswa 52,03. Kemudian, pada siklus terakhir nilai rata-rata siswa mencapai peningkatan hingga 62,42. Melihat hasil yang ditemukan pada penelitian ini, pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan media foto esai jurnalistik dapat membantu meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

Di samping itu, penelitian yang dilakukan oleh Rizni Apriliantri dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Media Foto dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008.

Adapun simpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa penggunaan media foto dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa.

Penelitian selanjutnya oleh Inta Lugina Imanti berjudul Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Foto Seri (Kuasi Eksperimen di

Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008). Simpulan dari

penelitian tersebut menyatakan bahwa penggunaan media foto seri dalam dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X.

(15)

meningkatkan kemampuan menulis siswa. berbagai media dapat kita pilih dan kita gunakan sebagai alat pengajaran. Adapun media yang dipilih oleh peneliti untuk kepentingan penelitian ini adalah berupa foto feature. Diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami, mencerna, dan menerima materi pelajaran yang disampaikan. Dengan penggunaan media tersebut, akan adanya rangsangan dan motivasi siswa untuk menyimak materi pelajaran secara sungguh-sungguh dan fokus.

Oleh karena itu, untuk mengetahui keberhasilan penggunaan media foto feature, maka peneliti bermaksud mengangkat permasalahan tersebut melalui

sebuah penelitian yang berjudul Penggunaan Media Foto Feature Jurnalistik dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi (Penelitian Kuasi

Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013).

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi permasalahan dalam menulis karangan argumentasi, yaitu sebagai berikut.

1) Minat siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi masih kurang. 2) Media pembelajaran yang digunakan guru masih kurang bervariasi sehingga

membuat siswa kurang termotivasi dalam pelaksanaan pembelajaran.

3) Siswa masih merasa kesulitan dalam menuangkan ide dalam bentuk tulisan, dan mengembangkan tulisan berupa karangan argumentasi.

4) Metode dan strategi pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional sehingga kurangnya rangsangan yang dapat menginspirasi siswa.

5) Penggunaan media dan strategi dalam pembelajaran menulis perlu dimaksimalkan agar siswa dapat terinspirasi melalui fenomena-fenomema yang terjadi di sekitarnya.

(16)

Penelitian dalam meningkatkan kemampuan menulis sangatlah umum. Maka, agar penelitian dapat terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian, dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Masalah yang akan dibahas dengan memfokuskan perhatian pada penggunaan media foto jurnalistik berjenis

feature” untuk merangsang peserta didik menghasilkan karangan dengan jenis argumentasi yang bertemakan “Menyambut Hari Kemerdekaan”, pada peserta didik kelas X Semester II SMA Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana kemampuan siswa di kelas eksperimen dalam menulis karangan argumentasi sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan penerapan media foto feature jurnalistik?

2. Bagaimana kemampuan siswa di kelas kontrol dalam menulis karangan argumentasi sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan penerapan media buku teks?

3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan dalam menulis karangan argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan media foto feature jurnalistik dengan yang menggunakan buku teks?

1.5Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan hal-hal sebagai berikut.

1. Keefektifan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan penerapan media foto feature jurnalistik.

(17)

3. Ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1 Bandung sebelum dan sesudah diberi perlakuan yang menggunakan media foto feature dengan yang menggunakan media buku teks.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi dua segi yakni segi akademisi dan segi praktis sebagai berikut.

1.6.1 Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan taraf signifikansi dari media foto feature jurnalistik dalam pembelajaran menulis puisi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi di tingkat menengah. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk melakukan

penelitian selanjutnya khususnya dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

1.6.2 Manfaat Praktis

Secara praktisnya, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, antara lain

a. Bagi pembelajar, penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik agar siswa dapat berantusias dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi.

b. Bagi pendidik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada di lapangan.

c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dan mengetahui efektivitas dari media foto feature jurnalistik dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

(18)

Dalam suatu penelitian, anggapan dasar memegang peranan penting sebab anggapan dasar merupakan landasan bagi proses pemecahan masalah yang dihadapi atau masalah yang akan dibahas.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka yang dijadikan anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);

2. menulis karangan argumentasi merupakan bagian dari pembelajaran bahasa dan sastra umumnya dan pembelajaran bahasa khususnya;

3. gagasan, ide, usulan, dan imajinasi dapat muncul dari sebuah media visual;

4. gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya (KBBI, 2008: 128). Maka dalam sebuah gambar berisi sekumpulan informasi, pesan, dan peristiwa yang terjadi;

5. media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran;

6. media foto feature jurnalistik merupakan salah satu media yang memiliki ciri, di antaranya (1) Segar; (2) Asli atau benar-benar terjadi, bukan rekayasa; (3) Penting; (4) Menarik; (5) Menyentuh sisi human interest. Media ini memiliki dasar teoretis yang kuat dan diharapkan dapat meningkatkan efektivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

1.8Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H¹ : terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas X-2

(19)

Hº: tidak terdapat perbedaan kemampuan karangan argumentasi siswa kelas X-2 setelah menggunakan media foto feature.

Hipotesis penelitian ini dapat ditulis dalam bentuk statistik sebagai berikut

1.9 Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya salah pengertian tentang konsep-konsep dalam

penelitian ini, penulis menguraikan definisi operasional sebagai berikut.

1) Media foto feature adalah sebuah media pembelajaran berupa foto atau gambar. Dalam penggunaannya dapat dijadikan sumber inspirasi, motivasi dan informasi bagi siswa dalam menulis karangan argumentasi. Karena sifatnya yang segar, tidak mudah basi, mengandung human interest, dan memiliki pesan mendalam, media foto feature ini dapat mempermudah siswa dalam membuat karangan argumentasi. Hal ini sejalan dengan pengertian argumentasi yang merupakan pemaparan tentang sebuah kebenaran yang terjadi.

2) Pembelajaran menulis karangan argumentasi adalah suatu proses atau cara menuangkan gagasan atau ide ke dalam bentuk tulisan bersifat argumentatif dengan pilihan kata yang menegaskan atau meyakinkan pembaca, ilmiah, sesuai kaidah tata bahasa dan menjelaskan fakta peristiwa yang terjadi dalam tampilan media foto-foto dengan terperinci berdasarkan pengamatan dan pendapat terhadap sebuah fakta tersebut.

(20)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Adapun desain penelitian ini menggunakan The Randomized Pretes-postes Control Design. Metode ini membagi penelitian menjadi dua, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Adapun sebuah metode penelitian bertujuan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran atas suatu gejala setelah mendapatkan perlakuaan (Kosasih dan Wawan, 2012: 195).

Desain Metode Penelitian Eksperimen

(Sugiyono, 2012:112) Keterangan

E :KelompokEksperimen K :KelompokKontrol

O1 :TesAwalKelasEksperimen O2 :TesAkhirKelasEksperimen

X1: Perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran dengan menggunakan media foto feature

O3 :TesAwalKelasKontrol

Kelompok TesAwal Perlakuan TesAkhir

E O1 X1 O2

(21)

Dalam desain ini, kedua kelompok diberi tes awal dengan tes yang sama (O1, O3). Kemudian, kelompok E, sebagai kelas Eksperimen, diberi perlakuan khusus yaitu Penerapan Media Foto Feature dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi (X). Sementara itu, kelompok K, sebagai kelas kontrol, tidak diberi perlakuan khusus, tetapi pembelajaran tetap dilakukan secara optimal sebagaimana pembelajaran biasa dengan menggunakan buku teks. Setelah itu, kedua kelompok diberi tes yang sama sebagai tes akhir (O2,O4). Hasil dari keduanya kemudian dibandingkan atau diuji perbedaannya. Perbedaan yang signifikan antara kedua hasil tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini menitikberatkan kepada pemanfaatan media foto feature pada pembelajaran menulis karangan argumentasi. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2012/2013, sebanyak dua kelas. Satu kelas untuk kelas eksperimen, dan satu kelas lagi untuk kelas kontrol yang dipilih secara acak.

3.2.1 Populasi

Berdasarkan pertimbangan kesesuaian materi yang akan diteliti populasi yang yang dijadikan objek penelitian ini adalah siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Alasan penulis memilih SMA Negeri 1 Bandung sebagai populasi penelitian karena SMA Negeri 1 Bandung menduduki cluster pertama pada tahun ajaran 2012/2013 yang ditetapkan pada tanggal 2 Juli

2012. Maka dari itu, penulis merasa tertantang untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Diperkuat lagi dengan motto dari SMA Negeri 1 Bandung, yaitu

“(BERSATU) Berprestasi, Santun, Agamis, Tertib, dan Unggul”. Adapun populasi data kelas X SMA Negeri 1 Bandung sebanyak 10 kelas, meliputi kelas X-1, X-2, X-3, X-4, X-5, X-6, X-7, X-8, X-9, dan X-10.

(22)

Sampel dalam penelitian akan ditujukan pada siswa-siswa yang menduduki dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang akan dipilih secara acak. Pemilihan sampel dilakukan secara acak atau random karena anggota populasi dianggap homogen yakni semua populasi memiliki strata yang sama sebagai siswa kelas X. Maka, pemilihan sampel dilakukan tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 120).

Tahapan yang dilakukan dalam menarik sampel adalah:

1) Membentuk kerangka sampel dan kemudian memberi nomor urut seluruh unsur yang ada dalam kerangka sampel:

2) Memilih unsur yang akan dijadikan sampel dengan cara undian, memilih acak atau menggunakan tabel angka acak.

Sampel yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah satu kelas eksperimen yaitu kelas X-3 dan satu kelas kontrol dari kelas X-2, dengan sebaran sebagai berikut.

Tabel 3.1

Sampel Penelitian

Sampel Jumlah Jumlah

Keseluruhan Laki-laki Perempuan

Kelas Eksperimen 13 20 33

Kelas Kontrol 10 23 33

Jumlah 23 43 66

3.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dengan penggunaan diagram, prosedur pelaksanaan penelitian akan terlihat lebih sederhana. Berikut proses pelaksanaan penelitian,

PERSIAPAN (Instrumen, Bahan ajar)

(23)

3.4 Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan nontes. Berikut akan dijelaskan lebih rinci.

1) Teknik Tes

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pretes (tes awal) dan postes(tes akhir). Pretes dilakukan pada awal proses belajar mengajar tanpa menggunakan media foto feature. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks berita para siswa sebelum diberi perlakukan. Postes dilakukan setelah para siswa diberikan perlakuan dengan media. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi setelah diberi perlakuan.

Perbandingan antara pretes dan postes akan mengantarkan pada suatu kesimpulan apakah suatu model yang diterapkan dalam proses pembelajaran efektif atau tidak. Tes yang diberikan adalah tes tertulis yang menggunakan soal uraian.

Adapun beberapa aspek yang dinilai dalam tes menulis karangan argumentasi antara lain: (1) judul, (2) struktur penulisan karangan argumentasi, (3) kebahasaan, (4) isi argumentasi, (5) kepaduan paragraf. 2) Teknik Nontes

(24)

sampel penelitian. Tujuannya untuk memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan kondisi awal siswa dan tugas kepenulisan argumentasi.

Angket yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai pengalaman siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media foto feature tujuannya untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertanyaan-pertanyaan dalam angket adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Pertanyaan Angket Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Pertanyaan Alternatif

(25)
(26)

No Pertanyaan Alternatif

Jawaban

Frekuensi (fo)

(27)

4. Apakah dengan

3.4.2 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data akan dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data selesai. Data yang dimaksud adalah data yang terkumpul dari hasil menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media foto feature. Data yang telah diperoleh akan dianalisis dan digunakan untuk menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Pengolahan data bertujuan data mentah menjadi data yang lebih spesifik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian adalah sebagai berikut.

1) Menganalisis hasil pretes dan postes siswa. 2) Mendeskripsikan hasil pretes dan postes siswa.

(28)

4) Menentukan skor tes awal dan tes akhir, kemudian diolah menjadi nilai dengan rumus:

Nilai =

5) Hasil tes awal dan akhir tersebut akan dirata-ratakan dari tiga penilai. Nilai akhir = p1+p2+p3

3 6) Uji reliabilitas antarpenimbang.

Uji reliabilitas antarpenimbang ini digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antarpenguji. Penghitungan realibilitas instrumen ini terdiri atas beberapa langkah, yaitu:

a. Menghitung jumlah kuadrat siswa

b. Menghitung kuadrat penguji

c. Menghitung jumlah kuadrat total

d. Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan

Setelah data dihitung, data dimasukkan ke dalam tabel ANAVA (Analisys Of Varians)

SSt∑dt2 =

SSkk∑d2kk = SStot∑x2t -SSt∑dt2 SSp∑d2p =

(29)

Tabel 3.3

Tabel ANAVA (Analisys Of Varians)

Variansi SS Dk Varians

Siswa SSt∑dt2 N-1 (Vt)

Penguji SSp∑d2p K-1 -

Kekeliruan SSkk∑d2kk (N-1) (K-1)

Reliabilitas antarpenimbang dihitung dengan rumus:

Keterangan:

r

11 = reliabilitas yang dicari

Vt = varian dari tes

Vkk = varian dari kekeliruan

Setelah itu, hasil penghitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.4

Tabel Guilford

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Korelasi reliabilitas sangat tinggi 0,60 – 0,80 Korelasi reliabilitas tinggi

0,40 -0,60 Korelasi reliabilitas sedang 0,20 – 0,40 Korelasi reliabilitas rendah 0,00 – 0,20 Korelasi reliabilitas sangat rendah

(Arikunto, 2010:245)

(30)

7) Menguji normalitas data dengan menggunakan rumus chi kuadrat

Untuk mengetahui data yang berasal dari skor pretes dan postes berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Adapun caranya adalah menggunakan Chi Kuadrat (X2) dengan rumus sebagai berikut.

a. Mencari nilai mean dengan rumus:

b. Menghitung standar deviasi (simpangan baku) dengan rumus:

c. Menentukan daftar frekuensi observasi dan ekspektasi:

a) Rentang skor (R) = skor terbesar - skor terkecil b) Banyak kelas (K) = 1+3,3 log N

N = jumlah subjek c) Panjang kelas (P) =

d) Z untuk batas kelas = batas kelas - nilai rata-rata standar deviasi e) Ei (frekuensi diharapkan) = Luas i x∑f

f) Oi (frekuensi pengamatan) Menghitung X2 dengan rumus:

Keterangan:

= frekuensi observasi atau pengamatan = frekuensi ekspektasi (yang diharapkan)

(31)

g) Menentukan derajat kebebasan (dk) Dk = k – 3

K = banyaknya interval

h) Menentukan nilai X2 hitung dengan X2tabel dengan bantuan tabel X2

dengan tingkat kepercayaan 95% (@=0,05).

i) Menentukan kriteria uji normalitas menggunakan ketentuan sebagai berikut.

jika X2hitung < X2tabel maka data tersebut berdistribusi normal.

jika X2hitung > X2tabel maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

8) Melakukan uji homogenitas varian rata-rata tes awal dan tes akhir dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

Fhitung = nilai yang dicari Vb = varian terbesar Vk = varian terkecil

Data yang dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel. Jika thitung < ttabel maka H1 ditolak atau H0 diterima, dan begitu pula sebaliknya apabila thitung > ttabel maka H1 diterima atau H0 ditolak.

9) Menguji signifikansi rata-rata pretes dan postes

Uji yang digunakan adalah perhitungan pertambahan (gain) yaitu pretes dan postes dengan rumus:

(32)

Keterangan:

M = nilai hasil rata-rata per kelas N = banyaknya subjek

x = deviasi setiap nilai x2 dan x1 y = deviasi setiap nilai y2 dan y1

Kemudian, hasil perhitungan tersebut dimasukkan ke dalam rumus t-test:

Menentukan dengan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan derajat kebebasan yang telah dicari sebelumnya.( α = 0,05)

db = (Nx + Ny – 2) = 31 + 31 – 2 = 60 Taraf signifikansi

sehingga diperoleh t tabel = 2,004 (interpolasi)

10) Langkah selanjutnya, mencari X2tabel dengan rumus: dk = N – 1

Keterangan

dk = derajat kebebasan N = jumlah subjek

Untuk dapat menerima atau menolak hipotesis harga chi kuadrat tersebut harus dibandingkan dengan chi kuadrat tabel dengan dk dan taraf kesalahan tertentu. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila chi kuadrat hitung lebih kecil dari tabel, Ho diterima dan apabila lebih besar atau sama dengan harga tabel Ho ditolak (Sugyono, 2007: 109).

11) Uji hipotesis dengan menggunakan signifikansi perbedaan dua variabel. Langkah-langkah sebagai berikut.

(33)

Keterangan: T = uji t

Md = perbedaan mean data pretes dan postes

Σ X²d = jumlah kuadrat deviasi

N = jumlah data N-1 = derajat kebebasan

12) Menghitung hasil pengamatan berupa angket (kuisioner)

Pengolahan dan penganalisisan angket dimulai dengan menghitung dan mempresentasekannya sesuai rumus berikut.

13) Pengolahan Angket

Angket dalam penelitian ini digunakan sebagai data pendukung penelitian.

Angket yang berisi lima pertanyaan pada masing-masing kelas dan bersifat

campuran ini disebarkan kepada kelas X-2 dan X-3 yang masing-masing

berjumlah 38 dan 40 orang. Hasil angket dihitung persentasenya dengan ketentuan

rumus berikut.

N= jumlah jawaban x 100% atau

jumlah responden

Keterangan:

N = persentase hasil angket

Jumlah jawaban = keseluruhan jawaban yang dipilih responden tiap

satu pertanyaan.

Jumlah responden = jumlah responden keseluruhan

Adapun kriteria yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

75%-100% = Sangat Baik

P = fo X 100% N

(34)

50%-74% = Cukup

25%-49% = Sedang

0%-24% = Kurang

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur kejadian yang terjadi selama proses penelitian. Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen perlakuan dan instrumen pengumpulan data. Lebih lanjut penjelasan mengenai instrumen dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut.

3.5.1 Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan adalah alat yang digunakan untuk memberikan perlakuan dalam penelitian. Instrumen perlakuan dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP merupakan acuan peneliti dalam proses belajar mengajar. Proses belajar yang ideal adalah proses pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.

Dengan menyusun RPP, diharapkan kegiatan belajar rmengajar dapat lebih optimal. Mengingat, rencana pembelajaran adalah rancangan pembelajaran yang digunakan dalam menyajikan suatu bahan pembelajaran dengan memperhatikan tujuan, pemilihan bahan, metode, teknik, dan alat evaluasi.

A. Kelas Eksperimen

1) Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah setelah RPP dibuat adalah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai rencana yang telah dibuat. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi mengadakan pretes, menyajikan materi pembelajaran karangan argumentasi dengan menggunakan media foto feature dan mengadakan postes. Berikut adalah perinciannya.

a. Kegiatan Awal (Mengadakan Pretes)

(35)

mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis karangan argumentasi dan sebagai data awal yang dijadikan acuan untuk melanjutkan penelitian.

b. Menyajikan Materi (Memberikan Perlakuan)

Setelah melakukan tes awal, selanjutnya peneliti memberikan materi yang berkaitan dengan menulis karangan argumentasi. Penyajian materi ini disesuaikan dengan langkah-langkah penggunaan media foto feature. Pemberian perlakuan media foto feature hanya dilakukan di kelas eksperimen, sedangkan di kelas kontrol tidak diberikan perlakuan dengan media tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan dari hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media foto feature dan tidak menggunakan media foto feature atau untuk mengetahui taraf signifikansi media pembelajaran kelompok

media foto feature dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. c. Mengadakan Tes Akhir (Postes)

Tes akhir atau postes dilakukan untuk mengetahui hasil dari pemberian perlakuan. Tes ini dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes akhir bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan yang signifikan kemampuan siswa yang diberikan perlakuan media foto feature dan siswa yang tidak diberikan perlakuan media foto feature.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bentuk tes yang digunakan yaitu berupa tes subjektif kemampuan menulis karangan deskripsi. Format tes tersebut adalah sebagai berikut.

A. Kelas Eksperimen 1) Pretes

Buatlah karangan argumentasi dengan ketentuan di bawah ini:

 Ketentuan jumlah kata 150-300 kata.

 Tema karangan “Menyambut Hari Kemerdekaan”

(36)

Buatlah karangan argumentasi dengan ketentuan di bawah ini:

 Ketentuan jumlah kata 150-300 kata.

 Tema karangan “Menyambut Hari Kemerdekaan” dengan

memerhatikan gagasan dalam peristiwa yang tampak dalam salah satu atau ketiga foto di depan.

B. Kelas Kontrol 3) Pretes

Buatlah karangan argumentasi dengan ketentuan di bawah ini:

 Ketentuan jumlah kata 150-300 kata.

 Tema karangan “Menyambut Hari Kemerdekaan”

4) Postes

Buatlah karangan argumentasi dengan ketentuan di bawah ini:

 Ketentuan jumlah kata 150-300 kata.

 Tema karangan “Menyambut Hari Kemerdekaan”

Beberapa aspek yang dinilai dalam tes menulis karangan argumentasi antara lain: (1) diksi (pemilihan kata), (2) ejaan dan tanda baca, (3) kalimat efektif, (4) kohesi dan koherensi paragraf, (5) kesesuaian judul dengan isi, (6) isi argumentasi, (7) kekuatan menyusun argumentasi, (8) kelengkapan aspek formal karangan.

Hasil kerja siswa berupa teks karangan akan dinilai berdasarkan pada aspek penilaian tes keterampilan menulis karangan argumentasi sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Aspek Penilaian Tes Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi

Penilaian Subjektif

No. Aspek yang

Dinilai Skor Bobot Kriteria Skor

(37)

Aspek Kebahasaan

dituliskan sesuai dengan foto

seperti kemerdekaan, pedalaman,

kemiskinan, bendera merah

putih, kekeringan, anak kecil,

Indonesia, bangsa, negara. Diksi

baik, dan mudah dipahami.

8

Tidak ada kesalahan ejaan dan

tanda baca. 8 efektif sehingga makna yang disampaikan di setiap kalimat jelas.

12

3

ada beberapa kalimat kurang efektif sehingga makna yang disampaikan kurang jelas atau bertele-tele.

9

2 sebagian kalimat yang

(38)

sehingga makna yang

disampaikan kurang jelas atau bertele-tele.

tidak ada pengulangan ide pokok dan tidak kalimat yang menyimpang dari ide pokok.

12

3

tidak ada pengulangan ide pokok namun penggunaan kalimat masih ada yang menyimpang dari ide pokok.

9

2

ada sedikit pengulangan ide pokok serta penggunaan kalimat masih ada yang menyimpang dari ide pokok.

6

1

(39)

2 Hanya memuat dua atau satu

isi sesuai dengan objek yang diamati, sesuai dengan judul, , dan cukup jelas.

12

3

isi cukup sesuai dengan objek yang diamati, cukup sesuai dengan judul, , dan cukup jelas.

9

2

isi kurang sesuai dengan objek yang diamati, sesuai dengan judul, dan kurang jelas.

6

1

isi tidak sesuai dengan objek yang diamati, tidak sesuai dengan judul, dan tidak jelas.

3

7. Isi gagasan

dalam tulisan 4

3

gagasan ditulis sangat sesuai dengan foto yang diamati dan sangat meyakinkan pembaca.

12

3

gagasan ditulis sesuai dengan foto yang diamati dan

meyakinkan pembaca.

9

2

gagasan ditulis cukup sesuai dengan foto yang diamati dan cukup meyakinkan pembaca.

6

1

gagasan ditulis tidak sesuai dengan foto yang diamati dan tidak meyakinkan pembaca.

(40)

8. Kekuatan sangat sesuai dengan foto yang diamati dan kuat.

12

3

kualitas pengolahan argumen sesuai dengan foto yang diamati.

9

2

kualitas pengolahan argumen cukup sesuai dengan foto yang diamati.

6

1

kualitas pengolahan argumen kurang sesuai dengan foto yang diamati.

3

Jumlah 22 220

(Sumber: diadaptasi dari Basuki, 1997:38―40 dan Zainurrahman, 2011: 51)

Keterangan:

Untuk mendapat hasil yang sesuai dengan kategori penilaian tes penulisan teks berita, maka cara penghitungannya adalah dengan menjumlahkan seluruh poin yang didapatkan dari setiap aspek dibagi empat, gambaran rumus penghitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi

(41)

5 Sangat kurang <40

Keterangan :

Sangat Baik (SB) : Nilai 5

Baik (B) : Nilai 4

Cukup (C) : Nilai 3

Kurang (K) : Nilai 2

(42)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis data yang telah dilakukan, serta berdasarkan rumusan masalah, dan hipotesis pada bab pendahuluan diperoleh simpulan sebagai berikut.

1) Kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas eksperimen yaitu kelas X-3 SMA Negeri 1 Bandung sebelum mendapatkan perlakuan menggunakan media foto feature memiliki rata-rata sebesar 53,67. Pada data prates diperoleh nilai tertinggi sebesar 61 dan nilai terendah sebesar 41. Adapun kemampuan menulis karangan argumentasi siswa pada kelas kontrol yaitu kelas X-2 SMA Negeri 1 Bandung rata-rata sebesar 51,48. Pada data pretes diperoleh nilai tertinggi sebesar 60 dan nilai terendah sebesar 40. Hal tersebut didasarkan pada data yang diperoleh dari hasil penilaian karangan siswa.

(43)

3)Proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media foto feature terbukti efektif dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

4)

Penerapan media foto feature sebagai salah satu jenis media pembelajaran dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pengembangan gagasan siswa. Seperti pemilihan diksi yang mulai menggunakan kaidah ilmiah, penggunaan kalimat efektif dalam menyusun sebuah paragraf, gagasan atau argumentasi yang sesuai dengan apa yang ingin mereka tuliskan berdasarkan pengalaman mengamati peristiwa dalam foto, dan menyampaikan argumentasi atau pendapat dalam bentuk tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca akan pandangan penulis tentang sesuatu.

5) Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan hipotesis awal, yaitu thitung lebih besar dari ttabel berarti hipotesis tersebut terbukti, namun apabila thitung lebih kecildari ttabel berarti hipotesis tersebut tidak terbukti. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan berdasarkan data nilai pretes dan postes kelas eksperimen diperoleh nilai thitung sebesar 2,77 dan ttabel sebesar 2,004 dengan db = 3 dan taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti bahwa (2,77 > 2,004) atau thitung lebih besar dari ttabel.

6) Hipotesis yang penulis buat terbukti bahwa terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media foto feature jurnalistik.

(44)

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis memiliki beberapa saran yang diharapkan menjadi input positif untuk kepentingan akademik dunia pendidikan. Saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut.

1) Guru Bahasa dan Sastra Indonesia dapat memanfaatkan media foto feature sebagai salah satu alternatif media pembelajaran dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Berdasarkan penelitian ini, media foto feature mampu memberikan peningkatan yang cukup signifikan dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi.

2) Dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya guru dapat memilih dan menggunakan media yang tepat agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif, kontekstual, komunikatif dan menyenangkan. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Adi Abdul Somad, dkk. (2007). Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

Ali, Muhammad. (2002). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Alwasilah, A. Chaedar & Senny Suzanna A. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Apriliantri, Rizni. (2008). Penggunaan Media Foto dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran

2007/2008. Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS

UPI : Tidak Diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Artikel Argumentasi dari Wikipedia Bahasa Indonesia.

Beetlestone, Florence. (2012). Creative Learning: Strategi Pembelajaran untuk melesatkan Kreativitas Siswa. Bandung: Nusa Media.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (____). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA. ________:_______.

DePorter, B. (2009). Quantum Writer: Menulis dengan Mudah, Fun, dan Hasil Memuaskan. Bandung: Kaifa

DePorter, B. (2007). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Hapsari, Ni Ketut AW. (2012). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi Menggunakan Media Foto Esai Jurnalistik: Penelitian Tindakan

Kelas pada Kemampuan Siswa kelas C SMA Angkasa, Lanud Husein

(46)

Imanti, Inta Lugina. (2008). Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Foto Seri (Kuasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 9 Bandung

Tahun Ajaran 2007/2008). Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Indrawati, dkk. (2009). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Keraf, Gorys. (1994). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Kosasih, E. (2002). Kompetensi Ketatabahasaan Cermat Berbahasa Indonesia.

Bandung: CV. Yrama Widya.

Kosasih, E. dan Wawan Hermawan. (2012). Bahasa Indonesia Berbasis Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal. Bandung: CV. Tursina.

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama K. (2009). Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mustofa, A. dan Muhammad T. (2012). Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan

Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Semi, M. Atar. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Penerbit Angkasa.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Sukino. (2012). Menulis itu Mudah, Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal. Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS.

Syamsudin dan Vismaia. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H.G. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Angkasa

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

(47)

Wijaya, Taufik. (2011). Foto Jurnalistik: dalam dimensi utuh. Klaten: CV Sahabat.

Zainurrahman. (2011). Menulis dari Teori hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme). Bandung: Alfabeta.

Gambar

gambar. Dalam penggunaannya dapat dijadikan sumber inspirasi, motivasi dan
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
Tabel 3.2 Pertanyaan Angket Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 3.3 Tabel ANAVA (Analisys Of Varians)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas

“ wanita pekerja seks adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling rendah di beberapa Kecamatan Dairi yaitu 1,77 di Kecamatan Siempat Nempu Hulu Desa Sungai Raya.. Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling

Yang berhak mengajar pada semester bersangkutan adalah dosen yang tidak sedang dalam tugas belajar (studi lanjut) atau dosen yang sedang tugas belajar

Taking into account that the customs activity is also recognised as a key to effectively fulfilling the duties entrusted to other state bodies such as those in the area of

Sistem pengendalian jarak jauh tersebut sangat efisien digunakan untuk mengatasi gangguan pada jaringan distribusi listrik tegangan menengah 20 kV yang menggunakan jaringan

Perusahaan khususnya pihak manajemen selalu dihadapkan pada perencanaan pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai macam alternative yang harus dipilih .Dalam penggambilan