DAMPAK PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN
PENJAS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN
PERKEMBANGAN SOSIAL
(Studi Eksperimen Terhadap Siswa SDN I Langensari Kecamatan Lembang)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Olahraga
Oleh.
Aceng Ma’mun
NIM. 1004792
SEKOLAH PASCASARJANA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Dampak Pendekatan Bermain Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Kebugaran Jasmani Dan Perkembangan Sosial ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
Aceng Mamun (2012) : Dampak Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Kebugaran Jasmani dan Perkembangan Sosial (Studi Eksperimen Terhadap Siswa SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat) Tesis. SPs. UPI.
Latar belakang penelitian, rendahnya kebugaran jasmani dan perkembangan sosial disebabkan guru kurang memahami pertumbuhan dan perkembangan siswa, faktor lainnya adalah jumlah siswa yang banyak, sementara sarana dan prasarana terbatas sehingga partisipasi siswa menjadi tidak optimal, tetapi faktor-faktor tersebut janganlah menjadi penghambat untuk meningkatkan kualitas program penjas, tetapi kualitas program penjas ditentukan juga oleh perencanaan dan kreativitas guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pendekatan bermain dan tradisional dalam pembelajaran pendidikan jasmani terhadap kebugaran jasmani dan perkembangan sosial
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Desain penelitian ini adalah The Matching –Only Pre-test and Post-test Control Group Design. Sampel penelitian siswa kelas V SDN I Langensari dan SDN Citrasari Kecamatan Lembang yang berjumlah 66 orang, 34 orang untuk pendekatan bermain `dan 32 orang untuk kelompok kontrol yang diambil dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Instrument yang digunakan adalah tes kebugaran jasmani dan tes perkembangan sosial melalui pemberian angket. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS serie 17, dengan alat uji yang digunakan: uji normalitas dengan Shapiro-Wilk, uji homogenitas dengan Lavene stastistic, uji paired samples test dan independent samples test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Terdapat pengaruh yang signifikan dari pendekatan bermain terhadap kebugaran jasmani dengan nilai probabilitas (sig.) 0,000 < 0,05. 2). Terdapat pengaruh yang signifikan dari pendekatan bermain terhadap perkembangan sosial dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,009< 0,05.
Aceng Mamun (2012): The Impact of Games Approach in the Teaching Learning of Physical Education Using Games on Physical Health and Social Development (An Experimental Study of Students of SDN I Langensari, Lembang Sub-District, Bandung Barat Regency). Thesis. Bandung. School of Postgraduate Studies Bandung.
The background of the research was the low physical health and social
development of students due to teachers’ lack of understanding on students’
growth and development. Another contributing factor was the large number of students with limited infrastructure, resulting in a less than optimal participation of the students. But those factors should not be a hindrance to improve the quality
of physical education program; in fact, the quality is also determined by teachers’
planning and creativity.
The research aimed to find the impact of games and traditional approaches in the teaching learning of physical education on physical health and social development.
The research employed experimental method. It was designed The Matching
–Only Pre-test and Post-test Control Group with pre-test and post-test. The samples for the research were 66 students of the fifth grade of SDN I Langensari and SDN Citrasari of Lembang Subdistrict), with 34 for experimental group treated with the games approach and 32 for the control group. The samples were taken using Cluster Random Sampling. The instruments used were tests on physical health and social development through questionnaire distribution. The data were analyzed using SPSS series 17, using the following test instruments: Saphiro-Wilk normality test, Levene Statistic for homogeneity test, paired samples test and independent samples test.
The results show that: 1) There was a significant impact of the games approach on physical health with the probability value of 0.000<0.05; 2) There was a significant impact of the games approach on social development with the probability value of 0.009<0.05.
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAKSI………..………... i
KATA PENGANTAR………..………... iii
PERNYATAAN... viii
DAFTAR ISI ………..………..….... ix
DAFTAR TABEL……….…………... xii
DAFTAR GAMBAR……….………….... xiii
DAFTAR GRAFIK………..……….………... xiv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9
C.Tujuan Penelitian ... 10
D.Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESISPENELITIAN ... 12
A. KAJIAN PUSTAKA... 12
1. Hakikat Pendidikan Jasmani... 13
2. Pengertian Pendidikan Jasmani ………... 15
3. Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar ………... 18
4. Tujuan Pendidikan Jasmani... 23
a. Kebugaran Jasmani... 25
1). Pengertian Kebugaran Jasmani... 25
2). Unsur-Unsur Kebugaran Jasmani... 27
3). Pentingnya Kebugaran Jasmani... 29
4). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani.... 33
b. Perkembangan Sosial... 35
1). Pengertian Perkembangan Sosial... 35
3). Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar……….... 42
5. Hakekat Pendekatan Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani.... 46
a. Definisi Pendekatan Pembelajaran... 46
b. Macam Pendekatan Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani... 47
6. Pendekatan Bermain... 56
a. Pengertian Pendekatan Bermain... 56
b. Manfaat Pendekatan Bermain Dalam Pendidikan Jasmani... 60
c. Jenis Permainan Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga... 63
d. Teori Bermain... 64
e. Asas-Asas Didaktik Dalam Permainan... 68
f. Pembelajaran Pendekatan Bermain Dalam Pendididikan Jasmani di Sekolah Dasar... 69
1) Permainan Sepak bola... 70
2). Permainan Bola Voli... 77
3). Permainan Bola Basket... 82
4). Permainan Rounders... 87
B. KERANGKA PEMIKIRAN... 91
C. HIPOTESIS PENELITIAN... 97
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 98
A. Metode Penelitian... 98
B. Desain Penelitian... 98
C. Populasi dan Sampel Penelitian... 100
D. Lokasi dan Waktu Penelitian... 101
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 101
F. Instrumen Penelitian... 103
G. Proses Pengembangan Instrumen... 104
H. Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 109
I. Teknik Pengumpulan Data... 110
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN ... 113
A. Hasil Pengolahan... 113
1. Deskripsi Data... 113
2. Hasil Uji Normalitas... 116
3. Hasil Uji Homogenitas... 119
4. Uji Hipotesis Penelitian I... 122
5. Uji Hipotesisi Penelitian 2... 113
6. Independent Sampel-T-Test... 125
B. Pembahasan ... 127
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 132
A. Kesimpulan... 132
B. Saran... 132
DAFTAR PUSTAKA... 134 LAMPIRAN – LAMPIRAN ...
1. Lampiran A. Instrument ... 2. Lampiran B. Data Mentah ... 3. Lampiran C. Rekapitulasi Data... 4. Lampiran D. Hasil Pengolahan Data ... 5. Lampiran E. Izin Penelitian dan Pembimbing... 6. Lampiran F. Photo Penelitian ... 7. Lampiran G. Riwayat Hidup...
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Macam Pendekatan dalam Pendidikan Jasmani... 47
2.2 Tahapan Pendekatan Bermain... 60
2.3 Permainan Memukul ... 90
2.4 Permainan Lempar Tangkap Mengelilingi Lapangan... 90
2.5 Permainan Memberhentikan Pemain ... 90
2.6 Permainan Jangan Berdua... 91
2.7 Kerangka Pemikiran... 96
3.1 Desain Eksperimen Pre test and Post-test... 99
DAFTAR GRAFIK
Grafik
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Tingkat Kerumitan Taktik Dalam Permainan Sepakbola... 72
2.2 Tingkat Kompleksitas Taktik dalam Pembelajaran Bola Voli... 80
2.3 Masalah Taktis, Gerak, dan Keterampilan-Keterampilan Dalam Bola Basket………... 85
2.4 Kerangka Kerja untuk Pembelajaran Invansion Games ... 86
2.5 Tingkat Pembelajaran Permainan Rounders... 89
3.1 Kisi-Kisi Angket Perkembangan Sosial... 105
3.2 Program Pembelajaran... 106
4.1 Deskripsi Data Kebugaran Jasmani ... 113
4.2 Deskripsi Data Perkembangan Sosial... 115
4.3 Uji Normalitas Kebugaran Jasmani... 117
4.4 Uji Normalitas Perkembangan Sosial... 118
4.5 Uji Homogenitas Kebugaran Jasmani... 119
4.6 Uji Homogenitas Perkembangan Sosial... 120
4.7 Paired Sample t-testKebugaran Jasmani………... 122
4.8 Paired Sample t-test Perkembangan Sosial………... 123
4.9 Independent Sample t-testKebugaran Jasmani………. 125
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa
untuk membantu individu ke arah kemandirian dalam arti bisa bertanggung jawab
secara pribadi maupun sosial. Proses pendidikan memerlukan waktu yang panjang
bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun, sehingga diperlukan pengorbanan
dan kesabaran.
Proses pendidikan atau pembinaan sumber daya manusia orientasinya tidak
lepas dari menciptakan generasi yang mandiri yang meliputi tiga aspek seperti
dijelaskan Giriwijoyo (2007) yaitu aspek jasmani, aspek rohani dan aspek sosial.
Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah mempunyai
tujuan yang mulia seperti dijelaskan di atas. Penjelasan tersebut dikemukakan
oleh Disman, (1990). Pate dan Trost, (1998) dalam Hanif, dkk (2009:60) yaitu :
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan jasmani yang mulia tersebut bisa disampaikan dalam
proses pembelajaran, tetapi tidak serta merta tujuan tersebut dapat dicapai dengan
mulus. Banyak kritik yang disampaikan oleh para ahli pendidikan jasmani,
misalnya dalam penjas tidak terjadi proses ajar, sebagaimana dikemukakan Crum
tidak berlangsung proses ajar. Sebagai akibat dari pengajaran yang tidak
mengindahkan kaidah-kaidah pedagogis.‟ Kritik yang dilontarkan Crum tentu
sangat beralasan karena dalam proses pembelajaran penjas di Indonesia pada
umumnya masih ditemukan banyak kendala, seperti yang dikemukakan Supandi,
dkk (1990) dalam Suherman (2009:60) yaitu jumlah siswa yang banyak,
sementara sarana dan prasarana terbatas, sehingga partisipasi siswa menjadi tidak
optimal, di samping itu karena proses pembelajaran selama ini kurang
mempertimbangkan karakteristik siswa secara keseluruhan seperti kurangnya
pemanfaatan aspek bermain.‟ Faktor-faktor tersebut di atas, yang menyebabkan
rendahnya kebugaran siswa. Untuk dapat mengatasi persoalan tersebut menurut
Graham (1992), dalam Suherman (2009) adalah untuk meningkatkan kualitas
program penjas ditentukan oleh perencanaan dan kreativitas gurunya. Selain itu
penting juga memahami karakteristik siswa dijelaskan Saputra (2001:4) yaitu
“Siswa sekolah dasar memiliki kekhasan dalam bersikap yang diungkapkannya
melalui bermain.”
Rendahnya kebugaran jasmani siswa berdasarkan hasil tes yang dilakukan
oleh peneliti pada siswa kelas 5B pada tanggal 8 Maret tahun pelajaran
2011-2012. Dari jumlah siswa 31 orang, diketahui para siswa mempunyai katagori
kebugaran baik hanya berjumlah 3 orang atau 10 %, katagori sedang 7 orang atau
23 %, katagori kurang berjumlah 15 orang atau 48 %, dan katagori kurang sekali
6 orang atau 19 %.
Rendahnya kebugaran jasmani sebagai akibat dari kualitas pembelajaran
3
(1995, 2004, SDI 2005-2007) dalam Suherman A. (2008:1) adalah ... tidak bisa
tutup mata bahwa kenyataan status kebugaran jasmani pelajar dan masyarakat
Indonesia masih tetap rendah dan bahkan cenderung menurun.‟ Hal itu, terlebih
berdasarkan hasil penelitian Toho dan Maksum (2005:53) bahwa tingkat
kebugaran pelajar, hasilnya 10,71 % masuk katagori kurang sekali, 45, 97 %
masuk katagori kurang, 37,66 % masuk katagori sedang, dan 5,66 % masuk
katagori baik. Sementara itu, yang masuk katagori baik sekali 0 %.” Melihat
kenyataan seperti itu diperoleh informasi bahwa hasil pembelajaran penjas di
sekolah secara umum hanya mampu memberikan efek kebugaran jasmani kurang
lebih 15 % saja (Puskur, 2007)
Kenyataan seperti ini tentu sangat memprihatinkan, padahal sesungguhnya
menurut Dauer and Pangrazy (1992) dalam Mahendra (2008:20) bahwa
“pembelajaran penjas bisa memberikan sumbangan dalam meningkatkan
kebugaran jasmani dan kesehatan. Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik
yang kaya, serta meningkatkan pengertian siswa dalam pinsip-prinsip gerak serta
bagaimana menerapkannya dalam praktek‟
Dari permasalahan tersebut, maka peran guru dalam pembelajaran penjas
sangat penting, salah satunya bagaimana memilih pendekatan pembelajaran yang
cocok untuk membangkitkan partisipasi dan semangat belajar para siswa.
Salah satu model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik
siswa sekolah dasar, adalah pendekatan bermain, hal tersebut dikemukakan oleh
Untuk membina dan meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak siswa sekolah dasar, maka guru pendidikan jasmani perlu merancang bentuk-bentuk yang menarik bagi siswa usia sekolah dasar. Pendekatan bermain, menjadi kata kuncinya, karena siswa sekolah dasar memiliki karakteristik belajar sambil bermain.
Terdapat beberapa penelitian dalam pendidikan jasmani yang berkaitan
dengan pendekatan bermain yang memberikan pengaruh positif terhadap hasil
belajar penjas antara lain yaitu :
1. Saehudin Udin (2011) mahasiswa pasca Sarjana UPI yang melakukan
penelitian tentang pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan self esteem siswa.
2. Yogi Akin (2010) dengan permainan outbound berpengaruh positif dalam
meningkatkan kemampuan perpikir kritis.
3. Jason Stratton Davis (2011) Games and Student: Creating Innovative
Professionals. Kesimpulan penelitian menunjukan pendekatan bermain
memberikan pengaruh yang besar terhadap proses belajar siswa.
4. Utama. A.M. Bandi (2011). Kesimpulan penelitian melalui pendekatan
bermain yang dikelola secara baik akan membentuk suatu tingkah laku
yang menetap dan diakui oleh orang lain sebagai karakter pribadi
seseorang.
5. Fredikus Suharjana (2011). Pengembangan pembelajaran senam melalui
pendekatan bermain di sekolah dasar berpengaruh positif terhadap pola
gerak dominan.
6. Fry J.M, et al (2010) Kesimpulan Penelitian : Ditemukan bahwa
5
memiliki dampak positif dengan menambahkan nilai pada pengalaman
mereka dalam pendidikan jasmani, melalui proses dan hasil yang
dipandang berbeda dengan pendidikan jasmani mereka sebelumnya.
7. Hasil penelitian Malathi Balakrishnan, et.al (2011) Studi ini meneliti efek
pendekatan bermain pada hasil belajar kognitif siswa dengan kesimpulan
studi ini menyarankan pentingnya pendekatan bermain untuk
meningkatkan pemahaman taktis siswa sekolah dasar dan pengambilan
keputusan dalam permainan bola tangan.
8. Griffin et al, (1995);. Lawton, (1989) dalam Kirk, D., MacPhail, A.
(2002) Pendekatan bermain lebih menyenangkan dibandingkan dengan
pendekatan teknik, sehingga mereka mungkin lebih sangat termotivasi
untuk berpartisipasi.
Dari beberapa penelitian di atas, pendekatan bermain terbukti memberikan
manfaat seperti bisa meningkatkan self esteem, berpikir kritis, pemahaman taktis,
membentuk karakter pribadi, peningkatan proses belajar siswa, penambahan nilai
pada pengalaman dalam pendidikan jasmani, menyenangkan dan siswa lebih
termotivasi untuk berpartisipasi dalam penjas.
Temuan tersebut mendorong penulis untuk meneliti lebih dalam tentang
dampak pendekatan bermain terhadap kebugaran jasmani dan perkembangan
sosial, karena penelitian di atas belum ada yang berkaitan langsung dengan
penelitian ini. Masalah yang terkait dengan program kebugaran jasmani dan
perkembangan sosial dalam lingkup Penjasorkes memang sangat komplek dan
masalah ini akan serius lagi. Dengan demikian untuk menghindari agar masalah
tersebut tidak semakin merugikan, maka diperlukan usaha bersama baik oleh guru
sebagai pihak yang terlibat langsung di lapangan, maupun melalui perangkat
kebijakan oleh pimpinan.
Pentingnya penelitian ini dilakukan karena kebugaran jasmani memegang
peranan yang cukup dominan dalam mendukung hasil belajar secara
keseluruhan sebagaimana dijelaskan oleh Suherman (2008:1) bahwa “Dengan
status kebugaran jasmani yang memadai, seseorang pelajar dapat lebih konsentrasi
dalam belajarnya.” Hal serupa dijelaskan oleh Richard. et.al (2007) bahwa
“There is, however, some persuasive evidence to suggest that physical activity
can improve children’s concentration and arousal, which might indirectly benefit
academic performance.” Ada beberapa bukti meyakinkan bahwa aktivitas
jasmani dapat meningkatkan konsentrasi dan semangat, yang secara tidak
langsung dapat bermanfaat terhadap prestasi akademik.
Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang
memiliki kebugaran jasmani akan mampu berkonsentarsi lebih baik dan juga
memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga akan berpengaruh positif
terhadap kinerja akademik.
Lebih jauh Anonymous (2010:5) dalam penelitiannya menjelaskan “... that
physical activity may improve academic achievement in both children and adults.”
Hal yang sama dijelaskan Renstrom & Roux 1988 dalam Giriwijoyo, dkk.
(2007:93) yaitu “Terdapat bukti-bukti kuat bahwa remaja yang terlibat dalam
7
Perkembangan sosial penting diteliti karena merupakan tujuan pembelajan
pendidikan jasmani yang dikemas dalam aktivitas permainan, hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Sutresna (2002:55) yaitu :
Melalui pengelolaan pengajaran yang efektif yang berupaya untuk mencapai pengajaran secara optimal dan membangkitkan dampak pengiring sebanyak mungkin, maka sasaran pendidikan jasmani dapat dicapai. Dengan demikian di samping keterampilan fisik, pendidikan jasmani juga mampu mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerjasama, disiplin dll.
Keterampilan sosial dalam pembelajaran pendidikan jasmani tidak
dipandang sebagai dampak pengiring belaka, melainkan dapat dibina
secara sengaja dan terarah sehingga menjadi bagian dari skenario dalam proses
belajar-mengajar, hal ini dijelaskan Lutan (2001:64) yaitu : “Perkembangan
kecerdasaan, emosi, sosial dan moral, tidak dipandang sebagai dampak
pengiring belaka, melainkan dapat dibina secara sengaja dan terarah
sehingga menjadi bagian dari skenario dalam proses belajar-mengajar.”
Apabila skenario pembelajaran memfasilitasi atau memberikan peluang
terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat
memperlihatkan perilakunya dengan baik, hal ini dikemukakan Abduljabar
(2011:72) yaitu : “Diantara anak-anak yang berpartisifasi dalam kegiatan
pendidikan jasmani dan olahraga akan memperlihatkan perilaku yang baik.”
Kedudukan penjas dan olahraga dalam kontek pendidikan sangat strategis
bisa mengembangkan keseluruhan aspek siswa, hal tersebut dijelaskan Lutan
(2001:19) bahwa “Pendidikan jasmani dan olahraga tidak untuk mencapai
sebagai wahana membentuk kepribadian dan watak yang baik.”
Perkembangan keterampilan sosial penting diteliti karena dalam permainan
mempunyai dimensi pendidikan seperti dijelaskan Desmita (2010:142) yaitu
“.Anak belajar memahami orang lain dan peran-peran yang akan dimainkan
dikemudian hari setelah tumbuh menjadi dewasa.”
Bahkan hasil studi yang dilakukan Sinikka Kahila (1995:199) dalam
Saputra (2005:51) dijelaskan bahwa :
Prosocial behavior can be learned by practice in situations specially designed for that purpose and that concrete interactive relations are essential preconditions for learning social skills, such as giving psychological support, caring about other people, taking others into consideration, giving concrete assistance like verbal and physical help, advice and corrections.
Maksudnya, perilaku prososial dapat diajarkan melalui latihan dalam
situasi dengan rancangan khusus untuk tujuan tertentu dan hubungan interaktif
yang konkret merupakan prakondisi dalam belajar keterampilan sosial, seperti
memberi dukungan psikologis, memberi perhatian pada orang lain, memberi
pertimbangan pada orang lain, memberi pertolongan yang konkret secara
lisan dan perbuatan, memberi saran dan koreksian.
Keterampilan sosial sangat penting dimiliki oleh para siswa karena bisa
membentuk sikap lebih dewasa, tidak tergantung pada orang lain, dan bisa
memecahkan permasalahan diri sendiri maupun orang lain dalam kehidupannya,
tetapi apabila anak tidak dapat mencapai keterampilan sosialnya secara matang,
maka yang timbul adalah sikap-sikap yang kurang sesuai dengan dimensi
9
bersifat minder; (2) senang mendominasi orang lain; (3) bersifat egois/selfish; (4)
senang mengisolasi diri/menyendiri; (5) kurang memiliki perasaan tenggang rasa;
dan (6) kurang mempedulikan norma dalam berperilaku.”
Materi permainan dijadikan media untuk menyampaikan pembelajaran
karena bisa menimbulkan motivasi dan kesenangan para siswa sehingga akan
mempengaruhi terhadap kebugaran jasmani dan perkembangan sosial sebagai
tujuan pembelajaran.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari keterangan-keterangan di atas, mendorong penulis untuk
meneliti sejauh mana pendekatan bermain berdampak positif terhadap kebugaran
jasmani dan perkembangan sosial.
Kebugaran dan keterampilan sosial sangat penting diteliti karena harus dimiliki
siswa dalam kehidupannya, hal tersebut sesuai dengan pendapat Mahendra
(2008:22) bahwa seseorang yang mempunyai perkembangan sosial yang baik
“Bisa melatih pengendalian diri, membina ketekunan dan motivasi diri. Seseorang
yang mempunyai sikap tersebut bisa mengatasi masalah dengan kerugian sekecil
mungkin.” sedangkan konsep lainnya tentang pentingnya perkembangan sosial
dijelaskan Birch & Ladd, 1997; Wentzel, 1991b dalam Michelle Hsiu, et.al
(2010:1) yaitu „Most researchers believe that young children with good peer
relationships have an easier time adjusting to the school environment and have
better academic performance.’ Sebagian besar peneliti percaya bahwa anak muda
dengan hubungan teman sebaya yang harmonis memiliki waktu lebih mudah
akademik yang lebih baik.
Hubungan dengan masalah kebugaran, pendekatan bermain bisa
meningkatkan motivasi, kegembiraan, dan partisipasi dalam aktivitas fisik
sehingga bisa meningkatkan frekuensi dan intensitas lebih tinggi dalam aktivitas
gerak seperti dijelaskan Giriwijoyo (2007:29) bahwa “Olahraga kesehatan justru
melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal
dalam keadaan gerak (sehat dinamis).”
Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka disusun rumusan
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Apakah pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kebugaran jasmani siswa sekolah dasar ?
2. Apakah pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan sosial siswa sekolah
dasar ?
C. Tujuan Penelitian
Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebugaran jasmani siswa
sekolah dasar.
2. Untuk mengetahui pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan sosial
11
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat umumnya bagi insan dalam
dunia pendidikan, dan khususnya bagi penulis. Manfaat penelitian dibedakan
menjadi dua yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat secara teoritis diharapkan dapat menambah pemahaman dan
keilmuan dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga. Adapun manfaat praktis
dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru, melalui pendekatan bermain, belajar akan lebih efektif dalam
suasana yang menyenangkan, anak akan lebih tertarik untuk mengikuti
pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan lebih baik dan partisipasi
akan meningkat sehingga pendekatan ini penting dilaksanakan karena
dapat membantu penanaman pengalaman kebiasaan hidup aktif bagi siswa.
2. Bagi lembaga pendidikan, melalui pendekatan bermain bisa meningkatkan
kualitas pembelajaran penjas di sekolah, sehingga berdampak pada
kualitas lulusan apakah secara jasmani maupun sosial.
3. Sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani pada
tingkat sekolah dasar bahwa masalah kebugaran dan perkembangan sosial
penting dikembangkan untuk menciptakan generasi penerus yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Metode eksperimen dilakukan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat seperti
dikemukakan Riyanto dalam Zuriah (2006:57) yaitu :
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistimatis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan eksperimen peneliti memanipulasi suatu stimulan treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut.
Dengan demikian metode eksperimen adalah suatu metode untuk
mengetahui suatu hasil dari suatu perlakuan yang diuji cobakan, sehingga masalah
yang terkandung dalam penelitian dapat terungkap. Pelaksanaan penelitian ini
dilakukan dalam 2 bulan, dengan jumlah pertemuan 3 kali perminggu, sesuai
pernyataan Rink (1993:264) yaitu “Participates in health-enhancing physical
activity at least three times a week” setiap perlakuan berlangsung selama 70
menit.
B. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian eksperimental perlu suatu desain penelitian yang
tepat, sesuai dengan kebutuhan variabel-variabel yang tekandung dalam desain
99
The Matching –Only Pre-test and Post-test Control Group Design ”
dalam Fraenkel and Wallen (1993:253) yang digambarkan sebagai berikut :
O M X1 O
O M X2 O
Gambar 3.1
Desain Eksperimen The Matching –Only Pre-test and Post-test Control Group Design
Keterangan gambar :
X1 = Treatmen kelompok pendekatan bermain X2 = Kelompok kontrol pendekatan tradisional
= Tes terdiri dari perkembangan sosialdan kebugaran jasmani M = Matching
Secara skematis, langkah-langkah penelitian dijelaskan Gay (1996:91-98)
yang diadaptasi Sutresna (2002:125) yang tersusun dalam gambar tersebut :
Gambar. 3.2
Langkah-Langkah Penelitian Penelusuran
Permasalahan real di lapangan, sehingga memunculkan beragam masalah penelitian.
Penelusuran beragam data empiric dan teoritik sebagai landasan kerangka berpikir berlaitan dengan masalah penelitian.
Perumusan hipotesis dengan mengacu pada kerangka berpikir dan kajian empirik serta teoritik.
Penentuan metode penelitian berkenaan dengan : sampel, instrumen, desain, dan prosedur penelitian
Analisis dan interpretasi data (Data analysisi)
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah objek penelitian atau yang dijadikan sumber data dari suatu
penelitian. Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, sebab
populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan penelitian,
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SDN I Langensari dan Citrasari
dengan jumlah populasi 850 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah wakil populasi yang diteliti. Arikunto (2006: 131)
menjelaskan pengertian sampel sebagai berikut: “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Sesuai dengan penjelasan tersebut penulis memilih
dan menentukan sebagian populasi untuk dijadikan sampel penelitian, penentuan
sampel dimaksudkan untuk mengurangi subjek yang terlalu banyak jumlahnya.
Mengenai banyaknya sampel eksperimen yang diambil untuk penelitian ini
adalah kelas VB SDN I Langensari dengan jumlah 34 orang putra dan putri
sedangkan kelompok kontrol diambil dari SDN Citrasari dengan kelas yang sama
yaitu kelas VB dengan jumlah siswa 32 orang serta rentang usia antara 10 – 12
tahun. Teknik penarikan sampling menggunakan cluster random sampling, hal ini
dijelaskan Yatim Riyanto dalam Zuriah (2006:136) yaitu : „Cluster random
sampling digunakan apabila sampel merupakan suatu kelompok (cluster) yang
101
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada kelas VB SDN I Langensari
Kecamatan Lembang, tempat penulis bekerja sedangkan kelompok kontrol
dilakukan di SDN Citrasari Kecamatan Lembang, merupakan sekolah tetangga
dan penentuan lokasi ini diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut
pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan siswa sebagai subjek penelitian
atau menyangkut personel yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September dan Nopember tahun
2012 serta penelitian dilaksanakan tiga kali dalam seminggu, setiap hari Senin,
Rabu, dan Sabtu.
Kendala dalam waktu pembelajaran yang tadinya hanya satu kali pertemuan
dalam seminggu akan tetapi tuntutan penelitian harus tiga kali dalam seminggu,
maka upaya peneliti adalah meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas,
pada kelas eksperimen dan kontrol, hal ini disiasati dengan cara pendistribusian
waktu pembelajaran, tanpa mengganggu mata pelajaran yang lain karena hanya
menggeser jadwal mata pelajaran yang terpakai oleh pelajaran penjas.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk menghindari penafsiran yang keliru dan memberikan penjelasan
istilah-istilah dalam penelitian ini, penulis menganggap perlu untuk memberikan
penjelasan tentang istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Model Pendekatan Bermain
Pendekatan bermain dalam penelitian ini sama dengan pendekatan taktik
The Ministry of Education has adopted the terminology Games Concept Approach to teaching games. This approach is akin to the Tactical Games approach presented by Griffin, Mitchell, and Oslin (1997) in the United States. The theoretical basis to this approach is similar to that of the Teaching Games for Understanding (TGfU) approach in the United Kingdom (Thorpe, Bunker, & Almond, 1986). However, to be consistent with international recognition, the term Teaching Games for Understanding was used in this chapter rather than Games Concept Approach.
Kementerian Pendidikan telah mengadopsi terminologi Games Concept
Approach untuk pengajaran permainan. Pendekatan ini serupa dengan pendekatan
Tactical Games yang dikemukakan oleh Griffin, Mitchell, dan Oslin (1997) di United
States. Dasar teori dari pendekatan ini sama dengan pendekatan Teaching Games for
Understanding (TGfU) di United Kingdom (Thorpe, Bunker, & Almond, 1986).
Dengan demikian, agar sesuai dengan pemahaman internasional, terminologi
Teaching Games for Understanding digunakan menggantikan Games Concept
Approach.
2. Kebugaran Jasmani
Definisi operasional kebugaran jasmani dalam dokumen Depdiknas (2003:1)
tentang Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI), dijelaskan bahwa :
Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. Disadari atau tidak sebenarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia karena kesegaran jasmani senyawa dengan hidup manusia.
Konsep ini ditetapkan menjadi instrumen yang berlaku di Indonesia mulai
tahun 1984, dan kelompok umur yang berlaku untuk norma klasifikasi pada
103
3. Perkembangan Sosial
Definisi perkembangan sosial dijelaskan Yusuf (2007:27) bahwa
“Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan
sosial.” Kematangan dalam hubungan sosial yang menjadi definisi operasional
dari penelitian ini yaitu aspek disiplin dan kerjasama Aspek ini dijelaskan
Sutresna (2002:55) yaitu : “Pendidikan Jasmani juga mampu mengembangkan
keterampilan sosial, seperti kerjasama, disiplin dll.” Aspek lainnya dijelaskan
oleh Baileya, et.al (2009:9) bahwa : “It is claimed that purposeful engagement in
PESS has the potential to engender positive social behaviours (such as
cooperation, personal responsibility and empathy...” Pendapat tersebut
mengandung makna bahwa proses pembelajaran penjas dan olahraga di sekolah
memungkinkan tumbuhnya perilaku sosial yang positif seperti kerjasama,
tanggung jawab, dan empati.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran
jasmani siswa SD adalah tes kebugaran jasmani yang diterbitkan oleh Depdiknas.
Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Indonesia (2003:3) untuk umur 10 – 12
tahun putera dan putri yang terdiri dari :
1. Lari 40 meter
2. Gantung siku tekuk
3. Baring duduk 30 detik
4. Loncat tegak
Untuk pengumpulan data tentang perkembangan sosial melalui pemberian
angket Skala Likert (Rummated Rating) dalam Nurhasan (2001), aspek yang
digunakan dalam komponen perkembangan sosial meliputi aspek, disiplin,
kerjasama, tanggung jawab, dan empati.
G. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen pembuatan angket meliputi aspek disiplin,
kerjasama, tanggung jawab, dan empati. Untuk penilaian pengukuran
perkembangan sikap sosial menggunakan skala likert (Summated Rating Scales)
seperti dijelaskan Nurhasan (2001:114) yaitu :
Untuk mengukur sikap skala yang sering digunakan adalah skala Likert. Skala ini
terdiri atas pemyataan terhadap suatu objek dengan pola respons terentang dalam lima altematif
pilihan jawaban yaitu:
(l) sangat setuju,
(2) setuju,
(3) tiada pendapat,
(4) tidak setuju,dan
(5) sangat tidak setuju.
Skala Likert terdiri atas sejumlah pernyataan-pernyataan tentang suatu objek,
dan pernyataan itu cenderung mengekspresikan sikap yang menyenangkan dan
sebagian lagi pemyataan itu tidak menyenangkan. Pemberian skor pada setiap katagori
pernyataan yang direspon oleh responden disesuaikan dengan alternatif pilihan
105
a. Untuk pernyataan yang positif, pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yaitu
: 5,4,3,2,1. Jadi untuk alternatif pilihan sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi
skor 4, tiada pendapat diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju
diberi skor 1.
b. Untuk pernyataan yang negatif, pemberian bobot skor pada setiap alternatif pilihan
jawaban, dengan urutan yaitu: 1,2,3, 4,5 untuk alternatif pilihan jawaban sangat
setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, tiada pendapat diberi skor 3, tidak setuju
diberi skor 4 dan sangat tidak setuju diberi skor 5.
Pengembangan instrumen angket dari Disiplin, kerjasama, tanggungjawab, dan
empati seperti dijelaskan bawah ini :
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Angket Perkembangan Sosial
Variabel penelitian
Sub
variable Deskriptor Penyebaran soal Perkembangan
Sosial. Sutresna (2002)
Disiplin Memperhatikan peraturan sekolah
3,10,47,81,12,26,84,66,27,86,106,11
Menyiapkan peralatan sekolah 1,9,25,46,114,116,120,123, Mengerjakan tugas 65,68,78,2,115,118,125,132
Kerjasama Partisipasi dalam PBM 4,6,28,31,48,67,70,79,83,8,85,29,96,7 Kerjasama keseharian 49,69,80,82,98,64,30,14,32,95,71,15,
117,119,121,124,126,128,130,127,129
Penanaman tanggung jawab dalam belajar
37,42,55,75,90,102,109,43,111, 38,56,113,76, 44,107,39, Penanaman tanggung jawab
dalam kebersihan
103,92,45,57,40,59
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Angket Perkembangan Sosial (Lanjutan)
Variabel penelitian
Sub variable
Deskriptor Penyebaran soal
Empati Membantu teman 16,18,33,51,72,88,94,105,11 2,110, Merasakan penderitaan orang
lain
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Permainan sepak bola 6 pertemuan Permainan bola voli 4 pertemuan
Permainan bola basket 2 pertemuan
1. Mempraktikkan
107
Tabel 3.2
Program Pembelajaran (Lanjutan)
Pertemuan Cabang Olahraga Materi dan Tujuan Waktu Pelaksanaan 1 Tes Awal Tes TKJI dan Angket 24 September 2012
29 September 2012 2 Sepakbola Mempertahankan penguasaan
bola. Mengoper dan menerima bola yang menggelundung dengan kaki bagian dalam
1 Oktober 2012
3 Sepakbola Mempertahankan penguasaan bola. Mengoper dan menerima bola yang menggelundung dengan kaki bagian luar
3 Oktober 2012
4 Sepakbola Mencetak gol. Shooting (menembak). Tiga prinsip shooting yang baik.
a. Melihat sasaran.
b. Tendangan ke arah sasaran. c. Tendangan rendah
6 Oktober 2012
5 Sepakbola Mencetak gol.
Menggunakan pemain target untuk menciptakan ke sempatan menembak
8 Oktober 2012
6 Sepakbola Memulai permainan.
Menggunakan lemparan ke dalam dengan cepat untuk bergerak menyerang ke depan.
10 Oktober 2012
7 Sepakbola Memulai permainan.
Serangan dari tendangan penjuru.
13 Oktober 2012
8 Bola Voli Memulai permainan. Keterampilan bergerak ke arah bola, bereaksi secara cepat. Passing bawah tepat ke posisi pengumpan
15 Oktober 2012
Tabel 3.2
Program Pembelajaran (Lanjutan)
Pertemuan Cabang Olahraga Materi dan Tujuan Waktu Pelaksanaan 11 Bola Voli Persiapan menyerang. Persiapan
dan umpan passing atas. Passing bawah tepat ke pengumpan. Pengumpan segera bergerak ke bawah bola dan mengumpan ke pemukul dengan passing atas.
22 Oktober 2012
12 Bola Basket Mempertahankan penguasaan bola. Memegang bola dalam posisi siap untuk mengoper bola, atau menembak (triple threat); 'tipuan bola; mengoper bola; dan penerimaan operan. Teknik dasar ches pass
24 Oktober 2012
13 Bola Basket Mempertahankan penguasaan bola. Memegang bola dalam posisi siap untuk mengoper bola, atau menembak (triple threat); 'tipuan bola; mengoper bola; dan penerimaan operan. Teknik dasar ches pass
27 Oktober 2012
14 Rounders Membuat skor. Lempar tangkap bola melambung. Lari mencapai base Permainan lempar tangkap mengelilingi lapangan
29 Oktober 2012
15 Rounders Membuat skor. Lempar tangkap bola menyusur tanah. Lari mencapai base. Permainan lempar tangkap mengelilingi lapangan
31 Oktober 2012
16 Rounders Membuat skor, Memukul bola pada batting tie. Lari mencapai base. Permainan memukul bola dengan alat bantu
5 Nopember 2012
17 Rounders Membuat skor dan mencegah skor. Melempar sejauh-jauhnya dengan sasaran. Lari secepat-cepatnya
7 Nopember 2012
109
H. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya
diukur. Jenis validitas yang ingin diketahui dalam angket ini adalah validitas
konstruksi dan isi. Validitas konstruksi dilakukan melalui analisis rasional atau
melalui judgement experts. Tujuannya untuk mengetahui kesesuaian item-item tes
yang dibuat mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Setelah pengujian
konstruksi dari para ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di lapangan
selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrument.
Uji validitas butir memiliki tujuan untuk mengetahui apakah item-item tes
yang digunakan baik atau tidak. Cara pengujiannya dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Teknis analisis yang
digunakan untuk menguji validitas butir adalah korelasi Product Moment dari
Pearson. Kaidah pengujiannya adalah item dinyatakan valid jika indeks koefisien
korelasi yang diperoleh > 0,3. Sebaliknya jika < 0,3 maka dinyatakan tidak valid
sehingga harus diperbaiki atau dibuang.
Untuk mencari validitas dan reliabilitas tes kebugaran sudah ada tes baku
atau standar yang diterbitkan Depdiknas.
Uji coba instrument atau angket dilakukan pada siswa kelas V SDN 3
Kecamatan Lembang pada tanggal 24 September 2012, hasil uji validitas terdapat
I. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini ada dua teknik, yaitu tes kebugaran jasmani
dan teknik angket. Indikator-indikator atau sub variabel merupakan
penjabaran dari variabel perkembangan sosial merupakan materi pokok yang
diramu menjadi sejumlah pernyataan di dalam angket.
Tes kebugaran yang digunakan adalah tes yang sudah terstandar yaitu
TKJI yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai instrumen pengumpul data
dalam penelitian ini.
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilaksanakan dengan menggunakan program
Statistical Product and Service Solution (SPSS) Serie 17. Dalam penelitian ini
penulis mengambil dua tahap analisis statistik penelitian. Adapun langkah-langkah
yang ditempuh yaitu deskripsi data melalui rekapitulasi dan tabulasi data, dari cara
tersebut dilanjutkan kepada uji normalitas data, uji homogenitas data, dan uji dua
rata-rata dengan uji-t. Untuk uji-t disajikan dua pengujian, yaitu paired sample
t-test dan independent sample t-test. Paired sample t-test dilakukan untuk
mengetahui perbedaan hasil tes awal dan tes akhir pada masing-masing kelompok.
Independent sample t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata selisih
antara kelompok pendekatan bermain/permainan dengan kelompok pendekatan
111
1. Tahapan analisis statistik untuk membandingkan pendekatan permainan dan
kelompok control. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh
informasi mengenai distribusi kenormalan data. Selain itu, uji normalitas data
juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis
statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau
non-parametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisa
menggunakan deskripsi explore data pada menu SPSS Serie 17.
Uji normalitas dari output yang dihasilkan program SPSS 17 terdapat lima
uji analisis normalitas data, yaitu kolmogorov smirnov, Shapiro-wilk, QQ Plots,
Detrended normal QQ Plots, dan Spread V.S Level Plot. Ke lima uji analisis ini
sebenarnya saling mendukung satu sama lainnya. Untuk uji normalitas, penulis
mengacu pada analisis Shapiro-Wilk. Penulis memiliki anggapan bahwa untuk
jumlah sampel lebih atau di atas 30 orang atau termasuk pada kategori kelompok
sampel besar, maka pengujian dengan Shapiro-Wilk sangat relevan. Dengan
pengujian Shapiro-Wilk, untuk jumlah sampel di atas 30 orang atau sampel besar
memiliki derajat yang tinggi.
b. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji
homogenitas data adalah untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari
sampel atau populasi yang homogen atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan
Karena syarat dari uji satistik parametrik, data penelitian harus berdistribusi
normal dan homogen.
Uji homogenitas data menggunakan program software SPSS Serie 17
adalah sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive
explore data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan
homogenitas data. Untuk uji homogenitas data mengacu pada penghitungan
Lavene Statistik hasil output dari SPSS.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang
diperoleh. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis
dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan
homogenitas data. Dalam uji hipotesis ini penulis membandingkan hasil tes
kebugaran kelompok pendekatan permainan dan kelompok kontrol. Pengujian
dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari model
permainan terhadap kebugaran jasmani dan perkembangan sosial.
Uji hipotesis untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok sampel,
digunakan analisis dengan independent sampel t-test. Output yang dihasilkan
setelah pengolahan, diperoleh dua uji, yaitu uji-f (Varians) dan uji-t (Uji kesamaan
dua rata-rata). Tahapan analisis statistik untuk melihat perbedaan secara signifikan
kelompok permainan dengan kelompok kontrol. Analisis statistik yang digunakan
pada tahapan ini adalah menggunakan komparasi sampel dengan teknik anova
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah penulis
lakukan, maka dapat diambil kesimpulan dari hasil penelitian ini. Hal tersebut
berdasarkan fakta dan data yang ada yang penulis peroleh. Adapun
kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas memberikan dampak
yang singnifikan terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa.
2. Pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap perkembangan sosial siswa sekolah dasar.
B. Saran
1. Bagi guru penjas
Pendekatan bermain merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran
pendidikan jasmani yang harus terus dikembangan di sekolah karena
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa di sekolah
atau sesuai dengan prinsip Development approach practice dan
Instructionally appropriate practices.
2. Bagi sekolah
Masukan bagi lembaga pendidikan untuk lebih meningkatkan kualitas
menambah waktu belajar seperti kegiatan ekstrakurikuler, dan memperluas
lapangan penjas.
3. Peneliti lain yang berminat melaksanakan penelitian selanjutnya,
hendaknya menggunakan berbagai variasi, misalnya populasi yang
berbeda dan lebih luas apakah dari segi usia dan tingkat pendidikan juga
penelitian lanjutan supaya memasukan instrumen observasi untuk
merekam JWAB karena dalam penelitian ini belum secara khusus
mengupas permasalahan ini sehingga hasil penelitian lanjutan lebih baik
lagi. Dengan keterbatasan yang ada penelitian ini bisa dijadikan bahan
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah dan Manaji (1994). Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan. Dirjrn Dikti. Depdikbud.
Abduljabar Bambang (2011) Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. RIZKI Press. Bandung.
Abduljabar Bambang (2011) Pedagogi Olahraga. Konsep dan Pendekatan Pengajaran. Jurusan pendidikan Olahraga. FPOK. UPI
Adisasmita (1989). Prinsip-Prinsip Pendidikan Jasmani. Hakekat, Filsafat Dan Peranan Pendidikan Jasmani dalam Masyarakat. Depdikbud. Dirjen Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan. Jakarta.
Adisapoetra, dkk. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga. Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga.
Ahmad Djauzak (1995/1996) Metodik Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Sekolah Dasar. Dirjen Dikdasmen. Direktorat Dikdas. Proyek Peningkatan Mutu SD, TK, dan SLB Jakarta.
Anderson. (2012). Games Approach Help Tennis Players Transfer Skills Learned In Practice To Matches. Tersedia :
http://www.humankinetik.com/hk_print-preview?CurrentLA-En&p
Angga, Ade (1996). Teknik Dasar dan Kombinasi Permainan Bola Voli. FPOK IKIP. Bandung.
Anonymous. (2010). Physical Activity and Academic Achievement. Artikel of Physical Education, Recreation & Dance. Reston: Sep 2010. Vol. 81, Iss. 7; pg. 5, 2 pgs. Tersedia :
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=14&did=2137650311&SrchMode =1&sid=2&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=P QD&TS=1300227098&clientId=83698
Anwar (2010) Penjas Diusulkan Masuk Mata Kuliah di Kampus. Asisten Deputi Lembaga Keolahragaan pada Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Republik Indonesia . Tersedia:
Arikunto (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit. Rineka Education and Sport Pedagogy Special Interest Group. Tersedia :
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=12&did=1796465301&SrchMode =1&sid=8&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=P QD&TS=1310634466&clientId=83698
Bucher Charles and Thaxton Nolan (1981) Physical Education and Sport. Change and Challenge. The C.V. Mosby Company.
Butler, Joy (1996). Teacher Responses to Teaching Games for Understanding. Journal of Physical Education, Recreation & Dance 67. 9 (Nov/Dec 1996): 17-20. Turn on hit highlighting for speaking browsers. Hide highlighting. Tersedia :
http://search.proquest.com.ezproxy.ugm.ac.id/docview/215767671/135B8 9E41414DCFAA8C/3?accountid=13771
Chun LI, dan Alberto CRUZ (2008). Pre-Service Pe Teachers' Occupational Socialization Experiences On Teaching Games For Understanding. Hongkong Instute of Education
Curtner, at.al (1996) Using Games Invention With Elementary Children . Journal of Physical Education, Recreation & Dance 67. 3 (Mar 1996): 33. Turn on hit highlighting for speaking browsers. Hide highlighting. Tersedia : http://search.proquest.com.ezproxy.ugm.ac.id/docview/215770200/135B8 9E41414DCFAA8C/4?accountid=13771
David C. Nieman. (1990). Fitness and Sports Medicine: An Introduction. Bull Publishing Company Palo Alto, California
David Kirk and MacPhail. (2002).Teaching Games for Understanding and Situated Learning:Rethinking the Bunker-Thorpe Model. Loughborough University
136
Dyson Ben. L Linda. Griffin, and Hastie Peter (2004). Sport Education, Tactical Games, and Cooperative Leraning: Theoretical and Pedagogical Considerations. Tersedia:
http://www.questia.com/google Scholar.qst?docId=
Federicus, Suharjana (2011). Pengembangan Pembelajaran Senam Melalui Bermain di Sekolah Dasar. Universitas Negeri Yogyakarta. (UNY). Jurnal Pendidikan Indonesia
Fraenkel and Norman E. Wallen. (1993). How To Design And Evaluate Research In Education. Secon Edition. McGraw-Hill. Inc
Fry J.M, et al (2010). Children's Perspectives on Conceptual Games Teaching: A Value – Adding Experience. Journal National Institute of Education,
Nanyang Tecnological University, PESS Singapore, Departement of Kinesiology, University of Nes Hampshire, Durham, NH, United States. Tersedia:
http://education.vnu.edu.vn.8080/jspui/bitstream/12345678/4449/1/Teacher Education10865.pdf
Ginsburg Kenneth R.. (2007). The Importance of Play in Promoting Healthy Child Development and Maintraining Strong Parent-Child Bonds. Tersedia:
http://pediatrics.aappublication.org/content/119/1/182.full.pdf+html
Giriwijoyo (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Untuk Kesehatan dan Untuk Prestasi Olahraga. FPOK UPI.
Giriwijoyo, dkk. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Jurusan PKO. FPOK. UPI.
Gordon Dryden dan Jeannette. (2002). The Learning Revolution: To Change the Way the World Learns. New Zealand: The Learning Web.
Gregory J. Welk, at.al (2010). The Association of Health-Related Fitness With Indicators of Academic Performance in Texas Schools. Research Quartely for Exercise and Sport; Sep 2010;81, 3;ProQues Education Journals. Tersedia :
http://proquest.umi.com/pqdweb?index.
Harvey Stephen and Hans Van Der Mars. (2010). Teaching and Assessing Racquet Games Using "Play Practice" Part 1: Designing the Right Games. . Journal of Physical Education, Recreation & Dance. Reston: Apr 2010. Vol. 81, Iss. Tersedia :
http://search.proquest.com.ezproxy.ugm.ac.id/docview/215770200/135B8 9E41414DCFAA8C/4?accountid=13771
Hoedaya (2005) Empati Dalam Kehidupan Bermasyarakat : Tinjauan Potensi Pendidikan Jasmani Dalam Pendidikan Watak. FPOK. UPI.
Hopper (2002) Teaching Games for Understanding: The Importance of Student Emphasis Over Content Emphasis. Tersedia :
http://search.proquest.com.ezproxy.ugm.ac.id/docview/215763091/135B8 9E41414DCFAA8C/2?accountid=13771
Husdarta (2009) Manajemen Pendidikan Jasmani. Penerbit. Alfabeta. Bandung
Husdarta dan Saputra (1999/2000) Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud. Dirjen Dikdasmen. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III
Husdarta dan Kusmaedi Nurlan (2010). Pertumbuhan dan perkembangan Peserta Didik.( Olahraga dan Kesehatan). Alfabeta.
Indroasyoko (2010) Pengaruh Gaya Hidup Aktif, Kebugaran Jasmani, dan Aspek Psikologis Terhadap Produktivitas Kerja Mahasiswa Politeknik Manufaktur Negeri Bandung. Tesis. UPI.
James Mandigo, et.all (2007) What is Teaching Games for Understanding ? A Canadian Perspective. Tersedia :
http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF-8&sourceid=navclient&gfns=1&q=What+is+teching+games+for+understa nding+%3F+A+Canidian+perspective
Jason Stratton Davis (2011) Games and Students : Creating Innovative Proffesionals. Durban Univerity of Technology, South Aprica: American Journal of Business Education.
Juliantine Tite, Subroto Toto, Yudiana Yunyun (2012) Belajar dan Pembelajaran Penjas. FPOK. UPI.
138
LAJEANA D. HOWIE, at. all (2009).. Participation in Activities Outside of School Hours in Relation to Problem Behavior and Social Skills in Middle Childhood. Tersedia :
http//onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j1746-1561. 2000900475.x/abstract.
Lutan Rusli dan Cholik Toho (1996/1997) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud. Dirjen Dikti. Bagian Proyek Penembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. (Primary School Teacher Development Project) IBRD:Loan 3496-IND
Lutan Rusli (2001). Olahraga dan Etika Fair Play. Dirjen Pemberdayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga. Dirjen Olahraga. Depdiknas.
Lutan Rusli. Hartoto. Tomoliyus (2001) Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Pembinaan Disepanjang Hayat. Dirjen Olahraga. Depdiknas.
Lutan Rusli (2001) Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Pusat Penerbitan Universitas terbuka.
Lutan Rusli (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani: Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Dirjen Olahraga. Depdiknas.
Mahendra. (2008). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bahan Ajar Pada
Malathi Balakrishnan., et.al (2011). Effect of Teaching Games for Understanding Approach on Students' Cognitive Learning Outcome. World Academy of Science, Engineering and Technology 77 Malaysia. Tersedia :
http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF-8&sourceid=navclient&gfns=1&q=effect+of+Teaching+games+for++unders
Marcoen. (1999) Psychology for Physical Educator. Capter 12. Social Development. Human Kinetics . 38
Marhaendro (2008). Acuan Pembelajaran Permainan SoftBall Model TGFU. Universitas Negeri Jogja. Tersedia:
Metzler (2000) Instructional Models for Physical Education. Copyright. 2000 by Allyn & Bacon. A Pearson Education Company Needham Heights, Massachustts 02194
Michelle Hsiu, Chen Liu, Grace Goc Karp, Debby Davis (2010) Teaching Learning-Related Social Skill in Kindergarten Physical Education. Tersedia :
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=12&did=1796465301&SrchMode =1&sid=8&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=P QD&TS=1310634466&clientId=83698.
Mikdar (2006:4). Hidup Sehat : Nilai Inti Berolahraga. Dirjen Dikti. Direktorat Ketenagaan. Depdiknas.
Muchtar Remmy (1992). Olahraga Pilihan Sepak Bola. Depdikbud. Dirjen Dikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Mutohir dan Maksum (2007) Sport Development Index. (Konsep, Metodologi dan Aplikasi) Alternatif Baru Mengukur Kemajuan Pembangunan Bidang Keolahragaan. Penerbit PT. Index . Jakarta
Nugraha Eka (2010). Aktivitas Permainan Net. FPOK. UPI.
Naskah Akademik Penjas Orkes (2007). Depdiknas. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum
Nurhasan (2001). Tes dan Pengukuran. FPOK UPI
Nuryadi (2010) Permainan Sepak Bola. Jurusan Pendor. FPOK. UPI
Paul Webb, et.al (2002). Teaching Games for Understanding (TGfU) in Primary and Secondary Physical Education. Fakultas of Education. University of Wollongong, NSW.2522 Australia. Tersedia:
http://ro.uow.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1075&context=edupapers &sei-redir=1&referer=
Pearson Phill dan Webb Paul (2008). Developing Effective Questioning In Teaching Games for Understanding (TGfU). A Paper Presented at the 1st Asia Pacific Sport in Education Conference, Adelaide, 2008. Faculty of Education, University of Wollongong, NSW 2522 Australia. Tersedia : http://caef.flinders.edu.au/assets/files/Pearson_Effective_questioning_in_T GFU.pdf
140
Richard Light dan Ms Christina Curry (2002). Implementing Pedagogical Innovation in Physical Education: A Case Study On the Implementation of TGfU Pedagogy in a NSW Secondary School. Tersedia:
http://www.barker.nsw.edu.au/subsite.asp?ss=105&id=4&pg=9
Rink E. Judith (1993) Teaching Physical Education for Learning. University of South Carolina. Mosby .
Rusman. (2011) Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Seri Manajemen Bermutu. PT RajaGrafindo Persada
Saehudin Udin. (2011).Pengaruh Pembelajaran Penjas Dengan Menggunakan Pendekatan Bermain dan Kompetitif Terhadap Pengembangan Self-Esteem Siswa SMA Negeri I Bandung. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana UPI.
Saifuddin (2011) Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi Ke 2. Penerbit Pustaka Pelajar. Jogyakarta.
Saputra Yudha (2001) Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Depdiknas. Jakarta
Saputra Yudha (2005) Filsafat Olahraga. FPOK. UPI.
Siedentop Daryl (1991). Developing Teaching Skills in Physical Education. Copyright@ by Mayfield Publishing Company.
Sodikun (1992) Olahraga Pilihan Bola Basket. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Soemitro (1992) Permainan Kecil. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Standar Isi Satuan Pendidik Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Jakarta. 2006. Tersedia :
http://litbang.kemdikbud.go.id/content/Standar%20Isi%20SD%281%29.pdf
Steven Tan (2005). Implementing Teaching Games for Understanding: Stories of Change. Teaching Games for Understanding. Theory, Research, and Practice. Human Kinetics.
Subroto Toto (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar. FPOK. UPI.
Sudarno, ( 1992). Pendidikan Kesegaran Jasmani. Depdikbud, Dirjen Dikti. PPTG.
Suherman Adang (2008). Pendidikan Kebugaran. Bahan Ajar PLPG Penjas SMA/SMK. Tim Penyusun Naskah Penjas FPOK UPI.
Suherman Adang (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Penertbit CV. Bintang WarliArtika. Bandung
Suherman Adang (2011). Realitas Kurikulum Pendidikan Jasmani: Upaya Menuju Kurikulum Berbasis Penelitian. Rizki Press. Bandung.
Suherman Adang (2012). Kontribusi Unik dan Peranan Strategis Pendidikan Jasmani dan Olahraga Dalam menunjang Keberhasilan Pendidikan Secara Keseluruhan. Seminar Menyongsong Kurikulum 2012. Prodi POR. UPI
Sukadiyanto (2008). Peran Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Di Perguruan Tinggi. Pendidikan Kepelatihan FIK UNY. Tersedia :
http//isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/27308304318.pdf
Sukatamsi (2001) Permainan Sepakbola. Universitas Terbuka. Jakarta
Sukintaka, dkk (1979). Permainan dan Metodik Buku I Untuk SGO. Depdikbud. Remadja Karya Offset. Bandung
Sukintaka ( 1992 ) Teori Bermain Untuk D.2 PGSD Penjaskes. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Supandi (1992) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Sutresna Nina (2002) Pembelajaran Bola Basket Mini Siswa Kelas Unggulan (Studi Eksperimental di SDN Soka 34 Bandung Jawa Barat. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.
Sutresna Nina (2011) Sosiologi Olahraga. Jurusan PKO. FPOK. UPI
Suwarno, dkk. (1981). Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM. Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP-Surabaya. CV. Penerbit Rajawali, Jakarta
Tan Steven, et.al (2002) Implementating the Games Consept Approach in Singapore Schools: A Preliminary Report. Tersedia: