• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN PERKEMBANGAN SOSIAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN PERKEMBANGAN SOSIAL."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN

PENJAS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN

PERKEMBANGAN SOSIAL

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa SDN I Langensari Kecamatan Lembang)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh.

Aceng Ma’mun

NIM. 1004792

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)
(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Dampak Pendekatan Bermain Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Kebugaran Jasmani Dan Perkembangan Sosial ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan

(4)

ABSTRAK

Aceng Mamun (2012) : Dampak Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Kebugaran Jasmani dan Perkembangan Sosial (Studi Eksperimen Terhadap Siswa SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat) Tesis. SPs. UPI.

Latar belakang penelitian, rendahnya kebugaran jasmani dan perkembangan sosial disebabkan guru kurang memahami pertumbuhan dan perkembangan siswa, faktor lainnya adalah jumlah siswa yang banyak, sementara sarana dan prasarana terbatas sehingga partisipasi siswa menjadi tidak optimal, tetapi faktor-faktor tersebut janganlah menjadi penghambat untuk meningkatkan kualitas program penjas, tetapi kualitas program penjas ditentukan juga oleh perencanaan dan kreativitas guru.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pendekatan bermain dan tradisional dalam pembelajaran pendidikan jasmani terhadap kebugaran jasmani dan perkembangan sosial

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Desain penelitian ini adalah The Matching –Only Pre-test and Post-test Control Group Design. Sampel penelitian siswa kelas V SDN I Langensari dan SDN Citrasari Kecamatan Lembang yang berjumlah 66 orang, 34 orang untuk pendekatan bermain `dan 32 orang untuk kelompok kontrol yang diambil dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Instrument yang digunakan adalah tes kebugaran jasmani dan tes perkembangan sosial melalui pemberian angket. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS serie 17, dengan alat uji yang digunakan: uji normalitas dengan Shapiro-Wilk, uji homogenitas dengan Lavene stastistic, uji paired samples test dan independent samples test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Terdapat pengaruh yang signifikan dari pendekatan bermain terhadap kebugaran jasmani dengan nilai probabilitas (sig.) 0,000 < 0,05. 2). Terdapat pengaruh yang signifikan dari pendekatan bermain terhadap perkembangan sosial dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,009< 0,05.

(5)

Aceng Mamun (2012): The Impact of Games Approach in the Teaching Learning of Physical Education Using Games on Physical Health and Social Development (An Experimental Study of Students of SDN I Langensari, Lembang Sub-District, Bandung Barat Regency). Thesis. Bandung. School of Postgraduate Studies Bandung.

The background of the research was the low physical health and social

development of students due to teachers’ lack of understanding on students’

growth and development. Another contributing factor was the large number of students with limited infrastructure, resulting in a less than optimal participation of the students. But those factors should not be a hindrance to improve the quality

of physical education program; in fact, the quality is also determined by teachers’

planning and creativity.

The research aimed to find the impact of games and traditional approaches in the teaching learning of physical education on physical health and social development.

The research employed experimental method. It was designed The Matching

–Only Pre-test and Post-test Control Group with pre-test and post-test. The samples for the research were 66 students of the fifth grade of SDN I Langensari and SDN Citrasari of Lembang Subdistrict), with 34 for experimental group treated with the games approach and 32 for the control group. The samples were taken using Cluster Random Sampling. The instruments used were tests on physical health and social development through questionnaire distribution. The data were analyzed using SPSS series 17, using the following test instruments: Saphiro-Wilk normality test, Levene Statistic for homogeneity test, paired samples test and independent samples test.

The results show that: 1) There was a significant impact of the games approach on physical health with the probability value of 0.000<0.05; 2) There was a significant impact of the games approach on social development with the probability value of 0.009<0.05.

(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAKSI………..………... i

KATA PENGANTAR………..………... iii

PERNYATAAN... viii

DAFTAR ISI ………..………..….... ix

DAFTAR TABEL……….…………... xii

DAFTAR GAMBAR……….………….... xiii

DAFTAR GRAFIK………..……….………... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9

C.Tujuan Penelitian ... 10

D.Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESISPENELITIAN ... 12

A. KAJIAN PUSTAKA... 12

1. Hakikat Pendidikan Jasmani... 13

2. Pengertian Pendidikan Jasmani ………... 15

3. Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar ………... 18

4. Tujuan Pendidikan Jasmani... 23

a. Kebugaran Jasmani... 25

1). Pengertian Kebugaran Jasmani... 25

2). Unsur-Unsur Kebugaran Jasmani... 27

3). Pentingnya Kebugaran Jasmani... 29

4). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani.... 33

b. Perkembangan Sosial... 35

1). Pengertian Perkembangan Sosial... 35

(7)

3). Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar……….... 42

5. Hakekat Pendekatan Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani.... 46

a. Definisi Pendekatan Pembelajaran... 46

b. Macam Pendekatan Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani... 47

6. Pendekatan Bermain... 56

a. Pengertian Pendekatan Bermain... 56

b. Manfaat Pendekatan Bermain Dalam Pendidikan Jasmani... 60

c. Jenis Permainan Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga... 63

d. Teori Bermain... 64

e. Asas-Asas Didaktik Dalam Permainan... 68

f. Pembelajaran Pendekatan Bermain Dalam Pendididikan Jasmani di Sekolah Dasar... 69

1) Permainan Sepak bola... 70

2). Permainan Bola Voli... 77

3). Permainan Bola Basket... 82

4). Permainan Rounders... 87

B. KERANGKA PEMIKIRAN... 91

C. HIPOTESIS PENELITIAN... 97

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 98

A. Metode Penelitian... 98

B. Desain Penelitian... 98

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 100

D. Lokasi dan Waktu Penelitian... 101

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 101

F. Instrumen Penelitian... 103

G. Proses Pengembangan Instrumen... 104

H. Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 109

I. Teknik Pengumpulan Data... 110

(8)

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN ... 113

A. Hasil Pengolahan... 113

1. Deskripsi Data... 113

2. Hasil Uji Normalitas... 116

3. Hasil Uji Homogenitas... 119

4. Uji Hipotesis Penelitian I... 122

5. Uji Hipotesisi Penelitian 2... 113

6. Independent Sampel-T-Test... 125

B. Pembahasan ... 127

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 132

A. Kesimpulan... 132

B. Saran... 132

DAFTAR PUSTAKA... 134 LAMPIRAN – LAMPIRAN ...

1. Lampiran A. Instrument ... 2. Lampiran B. Data Mentah ... 3. Lampiran C. Rekapitulasi Data... 4. Lampiran D. Hasil Pengolahan Data ... 5. Lampiran E. Izin Penelitian dan Pembimbing... 6. Lampiran F. Photo Penelitian ... 7. Lampiran G. Riwayat Hidup...

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Macam Pendekatan dalam Pendidikan Jasmani... 47

2.2 Tahapan Pendekatan Bermain... 60

2.3 Permainan Memukul ... 90

2.4 Permainan Lempar Tangkap Mengelilingi Lapangan... 90

2.5 Permainan Memberhentikan Pemain ... 90

2.6 Permainan Jangan Berdua... 91

2.7 Kerangka Pemikiran... 96

3.1 Desain Eksperimen Pre test and Post-test... 99

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Tingkat Kerumitan Taktik Dalam Permainan Sepakbola... 72

2.2 Tingkat Kompleksitas Taktik dalam Pembelajaran Bola Voli... 80

2.3 Masalah Taktis, Gerak, dan Keterampilan-Keterampilan Dalam Bola Basket………... 85

2.4 Kerangka Kerja untuk Pembelajaran Invansion Games ... 86

2.5 Tingkat Pembelajaran Permainan Rounders... 89

3.1 Kisi-Kisi Angket Perkembangan Sosial... 105

3.2 Program Pembelajaran... 106

4.1 Deskripsi Data Kebugaran Jasmani ... 113

4.2 Deskripsi Data Perkembangan Sosial... 115

4.3 Uji Normalitas Kebugaran Jasmani... 117

4.4 Uji Normalitas Perkembangan Sosial... 118

4.5 Uji Homogenitas Kebugaran Jasmani... 119

4.6 Uji Homogenitas Perkembangan Sosial... 120

4.7 Paired Sample t-testKebugaran Jasmani………... 122

4.8 Paired Sample t-test Perkembangan Sosial………... 123

4.9 Independent Sample t-testKebugaran Jasmani………. 125

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa

untuk membantu individu ke arah kemandirian dalam arti bisa bertanggung jawab

secara pribadi maupun sosial. Proses pendidikan memerlukan waktu yang panjang

bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun, sehingga diperlukan pengorbanan

dan kesabaran.

Proses pendidikan atau pembinaan sumber daya manusia orientasinya tidak

lepas dari menciptakan generasi yang mandiri yang meliputi tiga aspek seperti

dijelaskan Giriwijoyo (2007) yaitu aspek jasmani, aspek rohani dan aspek sosial.

Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah mempunyai

tujuan yang mulia seperti dijelaskan di atas. Penjelasan tersebut dikemukakan

oleh Disman, (1990). Pate dan Trost, (1998) dalam Hanif, dkk (2009:60) yaitu :

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan jasmani yang mulia tersebut bisa disampaikan dalam

proses pembelajaran, tetapi tidak serta merta tujuan tersebut dapat dicapai dengan

mulus. Banyak kritik yang disampaikan oleh para ahli pendidikan jasmani,

misalnya dalam penjas tidak terjadi proses ajar, sebagaimana dikemukakan Crum

(13)

tidak berlangsung proses ajar. Sebagai akibat dari pengajaran yang tidak

mengindahkan kaidah-kaidah pedagogis.‟ Kritik yang dilontarkan Crum tentu

sangat beralasan karena dalam proses pembelajaran penjas di Indonesia pada

umumnya masih ditemukan banyak kendala, seperti yang dikemukakan Supandi,

dkk (1990) dalam Suherman (2009:60) yaitu jumlah siswa yang banyak,

sementara sarana dan prasarana terbatas, sehingga partisipasi siswa menjadi tidak

optimal, di samping itu karena proses pembelajaran selama ini kurang

mempertimbangkan karakteristik siswa secara keseluruhan seperti kurangnya

pemanfaatan aspek bermain.‟ Faktor-faktor tersebut di atas, yang menyebabkan

rendahnya kebugaran siswa. Untuk dapat mengatasi persoalan tersebut menurut

Graham (1992), dalam Suherman (2009) adalah untuk meningkatkan kualitas

program penjas ditentukan oleh perencanaan dan kreativitas gurunya. Selain itu

penting juga memahami karakteristik siswa dijelaskan Saputra (2001:4) yaitu

“Siswa sekolah dasar memiliki kekhasan dalam bersikap yang diungkapkannya

melalui bermain.”

Rendahnya kebugaran jasmani siswa berdasarkan hasil tes yang dilakukan

oleh peneliti pada siswa kelas 5B pada tanggal 8 Maret tahun pelajaran

2011-2012. Dari jumlah siswa 31 orang, diketahui para siswa mempunyai katagori

kebugaran baik hanya berjumlah 3 orang atau 10 %, katagori sedang 7 orang atau

23 %, katagori kurang berjumlah 15 orang atau 48 %, dan katagori kurang sekali

6 orang atau 19 %.

Rendahnya kebugaran jasmani sebagai akibat dari kualitas pembelajaran

(14)

3

(1995, 2004, SDI 2005-2007) dalam Suherman A. (2008:1) adalah ... tidak bisa

tutup mata bahwa kenyataan status kebugaran jasmani pelajar dan masyarakat

Indonesia masih tetap rendah dan bahkan cenderung menurun.‟ Hal itu, terlebih

berdasarkan hasil penelitian Toho dan Maksum (2005:53) bahwa tingkat

kebugaran pelajar, hasilnya 10,71 % masuk katagori kurang sekali, 45, 97 %

masuk katagori kurang, 37,66 % masuk katagori sedang, dan 5,66 % masuk

katagori baik. Sementara itu, yang masuk katagori baik sekali 0 %.” Melihat

kenyataan seperti itu diperoleh informasi bahwa hasil pembelajaran penjas di

sekolah secara umum hanya mampu memberikan efek kebugaran jasmani kurang

lebih 15 % saja (Puskur, 2007)

Kenyataan seperti ini tentu sangat memprihatinkan, padahal sesungguhnya

menurut Dauer and Pangrazy (1992) dalam Mahendra (2008:20) bahwa

“pembelajaran penjas bisa memberikan sumbangan dalam meningkatkan

kebugaran jasmani dan kesehatan. Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik

yang kaya, serta meningkatkan pengertian siswa dalam pinsip-prinsip gerak serta

bagaimana menerapkannya dalam praktek‟

Dari permasalahan tersebut, maka peran guru dalam pembelajaran penjas

sangat penting, salah satunya bagaimana memilih pendekatan pembelajaran yang

cocok untuk membangkitkan partisipasi dan semangat belajar para siswa.

Salah satu model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

siswa sekolah dasar, adalah pendekatan bermain, hal tersebut dikemukakan oleh

(15)

Untuk membina dan meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak siswa sekolah dasar, maka guru pendidikan jasmani perlu merancang bentuk-bentuk yang menarik bagi siswa usia sekolah dasar. Pendekatan bermain, menjadi kata kuncinya, karena siswa sekolah dasar memiliki karakteristik belajar sambil bermain.

Terdapat beberapa penelitian dalam pendidikan jasmani yang berkaitan

dengan pendekatan bermain yang memberikan pengaruh positif terhadap hasil

belajar penjas antara lain yaitu :

1. Saehudin Udin (2011) mahasiswa pasca Sarjana UPI yang melakukan

penelitian tentang pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas

berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan self esteem siswa.

2. Yogi Akin (2010) dengan permainan outbound berpengaruh positif dalam

meningkatkan kemampuan perpikir kritis.

3. Jason Stratton Davis (2011) Games and Student: Creating Innovative

Professionals. Kesimpulan penelitian menunjukan pendekatan bermain

memberikan pengaruh yang besar terhadap proses belajar siswa.

4. Utama. A.M. Bandi (2011). Kesimpulan penelitian melalui pendekatan

bermain yang dikelola secara baik akan membentuk suatu tingkah laku

yang menetap dan diakui oleh orang lain sebagai karakter pribadi

seseorang.

5. Fredikus Suharjana (2011). Pengembangan pembelajaran senam melalui

pendekatan bermain di sekolah dasar berpengaruh positif terhadap pola

gerak dominan.

6. Fry J.M, et al (2010) Kesimpulan Penelitian : Ditemukan bahwa

(16)

5

memiliki dampak positif dengan menambahkan nilai pada pengalaman

mereka dalam pendidikan jasmani, melalui proses dan hasil yang

dipandang berbeda dengan pendidikan jasmani mereka sebelumnya.

7. Hasil penelitian Malathi Balakrishnan, et.al (2011) Studi ini meneliti efek

pendekatan bermain pada hasil belajar kognitif siswa dengan kesimpulan

studi ini menyarankan pentingnya pendekatan bermain untuk

meningkatkan pemahaman taktis siswa sekolah dasar dan pengambilan

keputusan dalam permainan bola tangan.

8. Griffin et al, (1995);. Lawton, (1989) dalam Kirk, D., MacPhail, A.

(2002) Pendekatan bermain lebih menyenangkan dibandingkan dengan

pendekatan teknik, sehingga mereka mungkin lebih sangat termotivasi

untuk berpartisipasi.

Dari beberapa penelitian di atas, pendekatan bermain terbukti memberikan

manfaat seperti bisa meningkatkan self esteem, berpikir kritis, pemahaman taktis,

membentuk karakter pribadi, peningkatan proses belajar siswa, penambahan nilai

pada pengalaman dalam pendidikan jasmani, menyenangkan dan siswa lebih

termotivasi untuk berpartisipasi dalam penjas.

Temuan tersebut mendorong penulis untuk meneliti lebih dalam tentang

dampak pendekatan bermain terhadap kebugaran jasmani dan perkembangan

sosial, karena penelitian di atas belum ada yang berkaitan langsung dengan

penelitian ini. Masalah yang terkait dengan program kebugaran jasmani dan

perkembangan sosial dalam lingkup Penjasorkes memang sangat komplek dan

(17)

masalah ini akan serius lagi. Dengan demikian untuk menghindari agar masalah

tersebut tidak semakin merugikan, maka diperlukan usaha bersama baik oleh guru

sebagai pihak yang terlibat langsung di lapangan, maupun melalui perangkat

kebijakan oleh pimpinan.

Pentingnya penelitian ini dilakukan karena kebugaran jasmani memegang

peranan yang cukup dominan dalam mendukung hasil belajar secara

keseluruhan sebagaimana dijelaskan oleh Suherman (2008:1) bahwa “Dengan

status kebugaran jasmani yang memadai, seseorang pelajar dapat lebih konsentrasi

dalam belajarnya.” Hal serupa dijelaskan oleh Richard. et.al (2007) bahwa

“There is, however, some persuasive evidence to suggest that physical activity

can improve children’s concentration and arousal, which might indirectly benefit

academic performance.” Ada beberapa bukti meyakinkan bahwa aktivitas

jasmani dapat meningkatkan konsentrasi dan semangat, yang secara tidak

langsung dapat bermanfaat terhadap prestasi akademik.

Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang

memiliki kebugaran jasmani akan mampu berkonsentarsi lebih baik dan juga

memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga akan berpengaruh positif

terhadap kinerja akademik.

Lebih jauh Anonymous (2010:5) dalam penelitiannya menjelaskan “... that

physical activity may improve academic achievement in both children and adults.”

Hal yang sama dijelaskan Renstrom & Roux 1988 dalam Giriwijoyo, dkk.

(2007:93) yaitu “Terdapat bukti-bukti kuat bahwa remaja yang terlibat dalam

(18)

7

Perkembangan sosial penting diteliti karena merupakan tujuan pembelajan

pendidikan jasmani yang dikemas dalam aktivitas permainan, hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Sutresna (2002:55) yaitu :

Melalui pengelolaan pengajaran yang efektif yang berupaya untuk mencapai pengajaran secara optimal dan membangkitkan dampak pengiring sebanyak mungkin, maka sasaran pendidikan jasmani dapat dicapai. Dengan demikian di samping keterampilan fisik, pendidikan jasmani juga mampu mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerjasama, disiplin dll.

Keterampilan sosial dalam pembelajaran pendidikan jasmani tidak

dipandang sebagai dampak pengiring belaka, melainkan dapat dibina

secara sengaja dan terarah sehingga menjadi bagian dari skenario dalam proses

belajar-mengajar, hal ini dijelaskan Lutan (2001:64) yaitu : “Perkembangan

kecerdasaan, emosi, sosial dan moral, tidak dipandang sebagai dampak

pengiring belaka, melainkan dapat dibina secara sengaja dan terarah

sehingga menjadi bagian dari skenario dalam proses belajar-mengajar.”

Apabila skenario pembelajaran memfasilitasi atau memberikan peluang

terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat

memperlihatkan perilakunya dengan baik, hal ini dikemukakan Abduljabar

(2011:72) yaitu : “Diantara anak-anak yang berpartisifasi dalam kegiatan

pendidikan jasmani dan olahraga akan memperlihatkan perilaku yang baik.”

Kedudukan penjas dan olahraga dalam kontek pendidikan sangat strategis

bisa mengembangkan keseluruhan aspek siswa, hal tersebut dijelaskan Lutan

(2001:19) bahwa “Pendidikan jasmani dan olahraga tidak untuk mencapai

(19)

sebagai wahana membentuk kepribadian dan watak yang baik.”

Perkembangan keterampilan sosial penting diteliti karena dalam permainan

mempunyai dimensi pendidikan seperti dijelaskan Desmita (2010:142) yaitu

“.Anak belajar memahami orang lain dan peran-peran yang akan dimainkan

dikemudian hari setelah tumbuh menjadi dewasa.”

Bahkan hasil studi yang dilakukan Sinikka Kahila (1995:199) dalam

Saputra (2005:51) dijelaskan bahwa :

Prosocial behavior can be learned by practice in situations specially designed for that purpose and that concrete interactive relations are essential preconditions for learning social skills, such as giving psychological support, caring about other people, taking others into consideration, giving concrete assistance like verbal and physical help, advice and corrections.

Maksudnya, perilaku prososial dapat diajarkan melalui latihan dalam

situasi dengan rancangan khusus untuk tujuan tertentu dan hubungan interaktif

yang konkret merupakan prakondisi dalam belajar keterampilan sosial, seperti

memberi dukungan psikologis, memberi perhatian pada orang lain, memberi

pertimbangan pada orang lain, memberi pertolongan yang konkret secara

lisan dan perbuatan, memberi saran dan koreksian.

Keterampilan sosial sangat penting dimiliki oleh para siswa karena bisa

membentuk sikap lebih dewasa, tidak tergantung pada orang lain, dan bisa

memecahkan permasalahan diri sendiri maupun orang lain dalam kehidupannya,

tetapi apabila anak tidak dapat mencapai keterampilan sosialnya secara matang,

maka yang timbul adalah sikap-sikap yang kurang sesuai dengan dimensi

(20)

9

bersifat minder; (2) senang mendominasi orang lain; (3) bersifat egois/selfish; (4)

senang mengisolasi diri/menyendiri; (5) kurang memiliki perasaan tenggang rasa;

dan (6) kurang mempedulikan norma dalam berperilaku.”

Materi permainan dijadikan media untuk menyampaikan pembelajaran

karena bisa menimbulkan motivasi dan kesenangan para siswa sehingga akan

mempengaruhi terhadap kebugaran jasmani dan perkembangan sosial sebagai

tujuan pembelajaran.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari keterangan-keterangan di atas, mendorong penulis untuk

meneliti sejauh mana pendekatan bermain berdampak positif terhadap kebugaran

jasmani dan perkembangan sosial.

Kebugaran dan keterampilan sosial sangat penting diteliti karena harus dimiliki

siswa dalam kehidupannya, hal tersebut sesuai dengan pendapat Mahendra

(2008:22) bahwa seseorang yang mempunyai perkembangan sosial yang baik

“Bisa melatih pengendalian diri, membina ketekunan dan motivasi diri. Seseorang

yang mempunyai sikap tersebut bisa mengatasi masalah dengan kerugian sekecil

mungkin.” sedangkan konsep lainnya tentang pentingnya perkembangan sosial

dijelaskan Birch & Ladd, 1997; Wentzel, 1991b dalam Michelle Hsiu, et.al

(2010:1) yaitu „Most researchers believe that young children with good peer

relationships have an easier time adjusting to the school environment and have

better academic performance.’ Sebagian besar peneliti percaya bahwa anak muda

dengan hubungan teman sebaya yang harmonis memiliki waktu lebih mudah

(21)

akademik yang lebih baik.

Hubungan dengan masalah kebugaran, pendekatan bermain bisa

meningkatkan motivasi, kegembiraan, dan partisipasi dalam aktivitas fisik

sehingga bisa meningkatkan frekuensi dan intensitas lebih tinggi dalam aktivitas

gerak seperti dijelaskan Giriwijoyo (2007:29) bahwa “Olahraga kesehatan justru

melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal

dalam keadaan gerak (sehat dinamis).”

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka disusun rumusan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kebugaran jasmani siswa sekolah dasar ?

2. Apakah pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan sosial siswa sekolah

dasar ?

C. Tujuan Penelitian

Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebugaran jasmani siswa

sekolah dasar.

2. Untuk mengetahui pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan sosial

(22)

11

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat umumnya bagi insan dalam

dunia pendidikan, dan khususnya bagi penulis. Manfaat penelitian dibedakan

menjadi dua yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.

Manfaat secara teoritis diharapkan dapat menambah pemahaman dan

keilmuan dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga. Adapun manfaat praktis

dari penelitian ini adalah :

1. Bagi guru, melalui pendekatan bermain, belajar akan lebih efektif dalam

suasana yang menyenangkan, anak akan lebih tertarik untuk mengikuti

pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan lebih baik dan partisipasi

akan meningkat sehingga pendekatan ini penting dilaksanakan karena

dapat membantu penanaman pengalaman kebiasaan hidup aktif bagi siswa.

2. Bagi lembaga pendidikan, melalui pendekatan bermain bisa meningkatkan

kualitas pembelajaran penjas di sekolah, sehingga berdampak pada

kualitas lulusan apakah secara jasmani maupun sosial.

3. Sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani pada

tingkat sekolah dasar bahwa masalah kebugaran dan perkembangan sosial

penting dikembangkan untuk menciptakan generasi penerus yang

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Metode eksperimen dilakukan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat seperti

dikemukakan Riyanto dalam Zuriah (2006:57) yaitu :

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistimatis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan eksperimen peneliti memanipulasi suatu stimulan treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut.

Dengan demikian metode eksperimen adalah suatu metode untuk

mengetahui suatu hasil dari suatu perlakuan yang diuji cobakan, sehingga masalah

yang terkandung dalam penelitian dapat terungkap. Pelaksanaan penelitian ini

dilakukan dalam 2 bulan, dengan jumlah pertemuan 3 kali perminggu, sesuai

pernyataan Rink (1993:264) yaitu “Participates in health-enhancing physical

activity at least three times a week” setiap perlakuan berlangsung selama 70

menit.

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian eksperimental perlu suatu desain penelitian yang

tepat, sesuai dengan kebutuhan variabel-variabel yang tekandung dalam desain

(24)

99

The Matching –Only Pre-test and Post-test Control Group Design

dalam Fraenkel and Wallen (1993:253) yang digambarkan sebagai berikut :

O M X1 O

O M X2 O

Gambar 3.1

Desain Eksperimen The Matching –Only Pre-test and Post-test Control Group Design

Keterangan gambar :

X1 = Treatmen kelompok pendekatan bermain X2 = Kelompok kontrol pendekatan tradisional

 = Tes terdiri dari perkembangan sosialdan kebugaran jasmani M = Matching

Secara skematis, langkah-langkah penelitian dijelaskan Gay (1996:91-98)

yang diadaptasi Sutresna (2002:125) yang tersusun dalam gambar tersebut :

Gambar. 3.2

Langkah-Langkah Penelitian Penelusuran

Permasalahan real di lapangan, sehingga memunculkan beragam masalah penelitian.

Penelusuran beragam data empiric dan teoritik sebagai landasan kerangka berpikir berlaitan dengan masalah penelitian.

Perumusan hipotesis dengan mengacu pada kerangka berpikir dan kajian empirik serta teoritik.

Penentuan metode penelitian berkenaan dengan : sampel, instrumen, desain, dan prosedur penelitian

Analisis dan interpretasi data (Data analysisi)

(25)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah objek penelitian atau yang dijadikan sumber data dari suatu

penelitian. Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, sebab

populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan penelitian,

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SDN I Langensari dan Citrasari

dengan jumlah populasi 850 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah wakil populasi yang diteliti. Arikunto (2006: 131)

menjelaskan pengertian sampel sebagai berikut: “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Sesuai dengan penjelasan tersebut penulis memilih

dan menentukan sebagian populasi untuk dijadikan sampel penelitian, penentuan

sampel dimaksudkan untuk mengurangi subjek yang terlalu banyak jumlahnya.

Mengenai banyaknya sampel eksperimen yang diambil untuk penelitian ini

adalah kelas VB SDN I Langensari dengan jumlah 34 orang putra dan putri

sedangkan kelompok kontrol diambil dari SDN Citrasari dengan kelas yang sama

yaitu kelas VB dengan jumlah siswa 32 orang serta rentang usia antara 10 – 12

tahun. Teknik penarikan sampling menggunakan cluster random sampling, hal ini

dijelaskan Yatim Riyanto dalam Zuriah (2006:136) yaitu : „Cluster random

sampling digunakan apabila sampel merupakan suatu kelompok (cluster) yang

(26)

101

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada kelas VB SDN I Langensari

Kecamatan Lembang, tempat penulis bekerja sedangkan kelompok kontrol

dilakukan di SDN Citrasari Kecamatan Lembang, merupakan sekolah tetangga

dan penentuan lokasi ini diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut

pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan siswa sebagai subjek penelitian

atau menyangkut personel yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September dan Nopember tahun

2012 serta penelitian dilaksanakan tiga kali dalam seminggu, setiap hari Senin,

Rabu, dan Sabtu.

Kendala dalam waktu pembelajaran yang tadinya hanya satu kali pertemuan

dalam seminggu akan tetapi tuntutan penelitian harus tiga kali dalam seminggu,

maka upaya peneliti adalah meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas,

pada kelas eksperimen dan kontrol, hal ini disiasati dengan cara pendistribusian

waktu pembelajaran, tanpa mengganggu mata pelajaran yang lain karena hanya

menggeser jadwal mata pelajaran yang terpakai oleh pelajaran penjas.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk menghindari penafsiran yang keliru dan memberikan penjelasan

istilah-istilah dalam penelitian ini, penulis menganggap perlu untuk memberikan

penjelasan tentang istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Model Pendekatan Bermain

Pendekatan bermain dalam penelitian ini sama dengan pendekatan taktik

(27)

The Ministry of Education has adopted the terminology Games Concept Approach to teaching games. This approach is akin to the Tactical Games approach presented by Griffin, Mitchell, and Oslin (1997) in the United States. The theoretical basis to this approach is similar to that of the Teaching Games for Understanding (TGfU) approach in the United Kingdom (Thorpe, Bunker, & Almond, 1986). However, to be consistent with international recognition, the term Teaching Games for Understanding was used in this chapter rather than Games Concept Approach.

Kementerian Pendidikan telah mengadopsi terminologi Games Concept

Approach untuk pengajaran permainan. Pendekatan ini serupa dengan pendekatan

Tactical Games yang dikemukakan oleh Griffin, Mitchell, dan Oslin (1997) di United

States. Dasar teori dari pendekatan ini sama dengan pendekatan Teaching Games for

Understanding (TGfU) di United Kingdom (Thorpe, Bunker, & Almond, 1986).

Dengan demikian, agar sesuai dengan pemahaman internasional, terminologi

Teaching Games for Understanding digunakan menggantikan Games Concept

Approach.

2. Kebugaran Jasmani

Definisi operasional kebugaran jasmani dalam dokumen Depdiknas (2003:1)

tentang Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI), dijelaskan bahwa :

Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. Disadari atau tidak sebenarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia karena kesegaran jasmani senyawa dengan hidup manusia.

Konsep ini ditetapkan menjadi instrumen yang berlaku di Indonesia mulai

tahun 1984, dan kelompok umur yang berlaku untuk norma klasifikasi pada

(28)

103

3. Perkembangan Sosial

Definisi perkembangan sosial dijelaskan Yusuf (2007:27) bahwa

“Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan

sosial.” Kematangan dalam hubungan sosial yang menjadi definisi operasional

dari penelitian ini yaitu aspek disiplin dan kerjasama Aspek ini dijelaskan

Sutresna (2002:55) yaitu : “Pendidikan Jasmani juga mampu mengembangkan

keterampilan sosial, seperti kerjasama, disiplin dll.” Aspek lainnya dijelaskan

oleh Baileya, et.al (2009:9) bahwa : “It is claimed that purposeful engagement in

PESS has the potential to engender positive social behaviours (such as

cooperation, personal responsibility and empathy...” Pendapat tersebut

mengandung makna bahwa proses pembelajaran penjas dan olahraga di sekolah

memungkinkan tumbuhnya perilaku sosial yang positif seperti kerjasama,

tanggung jawab, dan empati.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran

jasmani siswa SD adalah tes kebugaran jasmani yang diterbitkan oleh Depdiknas.

Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Indonesia (2003:3) untuk umur 10 – 12

tahun putera dan putri yang terdiri dari :

1. Lari 40 meter

2. Gantung siku tekuk

3. Baring duduk 30 detik

4. Loncat tegak

(29)

Untuk pengumpulan data tentang perkembangan sosial melalui pemberian

angket Skala Likert (Rummated Rating) dalam Nurhasan (2001), aspek yang

digunakan dalam komponen perkembangan sosial meliputi aspek, disiplin,

kerjasama, tanggung jawab, dan empati.

G. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen pembuatan angket meliputi aspek disiplin,

kerjasama, tanggung jawab, dan empati. Untuk penilaian pengukuran

perkembangan sikap sosial menggunakan skala likert (Summated Rating Scales)

seperti dijelaskan Nurhasan (2001:114) yaitu :

Untuk mengukur sikap skala yang sering digunakan adalah skala Likert. Skala ini

terdiri atas pemyataan terhadap suatu objek dengan pola respons terentang dalam lima altematif

pilihan jawaban yaitu:

(l) sangat setuju,

(2) setuju,

(3) tiada pendapat,

(4) tidak setuju,dan

(5) sangat tidak setuju.

Skala Likert terdiri atas sejumlah pernyataan-pernyataan tentang suatu objek,

dan pernyataan itu cenderung mengekspresikan sikap yang menyenangkan dan

sebagian lagi pemyataan itu tidak menyenangkan. Pemberian skor pada setiap katagori

pernyataan yang direspon oleh responden disesuaikan dengan alternatif pilihan

(30)

105

a. Untuk pernyataan yang positif, pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yaitu

: 5,4,3,2,1. Jadi untuk alternatif pilihan sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi

skor 4, tiada pendapat diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju

diberi skor 1.

b. Untuk pernyataan yang negatif, pemberian bobot skor pada setiap alternatif pilihan

jawaban, dengan urutan yaitu: 1,2,3, 4,5 untuk alternatif pilihan jawaban sangat

setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, tiada pendapat diberi skor 3, tidak setuju

diberi skor 4 dan sangat tidak setuju diberi skor 5.

Pengembangan instrumen angket dari Disiplin, kerjasama, tanggungjawab, dan

empati seperti dijelaskan bawah ini :

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Angket Perkembangan Sosial

Variabel penelitian

Sub

variable Deskriptor Penyebaran soal Perkembangan

Sosial. Sutresna (2002)

Disiplin Memperhatikan peraturan sekolah

3,10,47,81,12,26,84,66,27,86,106,11

Menyiapkan peralatan sekolah 1,9,25,46,114,116,120,123, Mengerjakan tugas 65,68,78,2,115,118,125,132

Kerjasama Partisipasi dalam PBM 4,6,28,31,48,67,70,79,83,8,85,29,96,7 Kerjasama keseharian 49,69,80,82,98,64,30,14,32,95,71,15,

117,119,121,124,126,128,130,127,129

Penanaman tanggung jawab dalam belajar

37,42,55,75,90,102,109,43,111, 38,56,113,76, 44,107,39, Penanaman tanggung jawab

dalam kebersihan

103,92,45,57,40,59

(31)

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Angket Perkembangan Sosial (Lanjutan)

Variabel penelitian

Sub variable

Deskriptor Penyebaran soal

Empati Membantu teman 16,18,33,51,72,88,94,105,11 2,110, Merasakan penderitaan orang

lain

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Permainan sepak bola 6 pertemuan Permainan bola voli 4 pertemuan

Permainan bola basket 2 pertemuan

1. Mempraktikkan

(32)

107

Tabel 3.2

Program Pembelajaran (Lanjutan)

Pertemuan Cabang Olahraga Materi dan Tujuan Waktu Pelaksanaan 1 Tes Awal Tes TKJI dan Angket 24 September 2012

29 September 2012 2 Sepakbola Mempertahankan penguasaan

bola. Mengoper dan menerima bola yang menggelundung dengan kaki bagian dalam

1 Oktober 2012

3 Sepakbola Mempertahankan penguasaan bola. Mengoper dan menerima bola yang menggelundung dengan kaki bagian luar

3 Oktober 2012

4 Sepakbola Mencetak gol. Shooting (menembak). Tiga prinsip shooting yang baik.

a. Melihat sasaran.

b. Tendangan ke arah sasaran. c. Tendangan rendah

6 Oktober 2012

5 Sepakbola Mencetak gol.

Menggunakan pemain target untuk menciptakan ke sempatan menembak

8 Oktober 2012

6 Sepakbola Memulai permainan.

Menggunakan lemparan ke dalam dengan cepat untuk bergerak menyerang ke depan.

10 Oktober 2012

7 Sepakbola Memulai permainan.

Serangan dari tendangan penjuru.

13 Oktober 2012

8 Bola Voli Memulai permainan. Keterampilan bergerak ke arah bola, bereaksi secara cepat. Passing bawah tepat ke posisi pengumpan

15 Oktober 2012

(33)

Tabel 3.2

Program Pembelajaran (Lanjutan)

Pertemuan Cabang Olahraga Materi dan Tujuan Waktu Pelaksanaan 11 Bola Voli Persiapan menyerang. Persiapan

dan umpan passing atas. Passing bawah tepat ke pengumpan. Pengumpan segera bergerak ke bawah bola dan mengumpan ke pemukul dengan passing atas.

22 Oktober 2012

12 Bola Basket Mempertahankan penguasaan bola. Memegang bola dalam posisi siap untuk mengoper bola, atau menembak (triple threat); 'tipuan bola; mengoper bola; dan penerimaan operan. Teknik dasar ches pass

24 Oktober 2012

13 Bola Basket Mempertahankan penguasaan bola. Memegang bola dalam posisi siap untuk mengoper bola, atau menembak (triple threat); 'tipuan bola; mengoper bola; dan penerimaan operan. Teknik dasar ches pass

27 Oktober 2012

14 Rounders Membuat skor. Lempar tangkap bola melambung. Lari mencapai base Permainan lempar tangkap mengelilingi lapangan

29 Oktober 2012

15 Rounders Membuat skor. Lempar tangkap bola menyusur tanah. Lari mencapai base. Permainan lempar tangkap mengelilingi lapangan

31 Oktober 2012

16 Rounders Membuat skor, Memukul bola pada batting tie. Lari mencapai base. Permainan memukul bola dengan alat bantu

5 Nopember 2012

17 Rounders Membuat skor dan mencegah skor. Melempar sejauh-jauhnya dengan sasaran. Lari secepat-cepatnya

7 Nopember 2012

(34)

109

H. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap

konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya

diukur. Jenis validitas yang ingin diketahui dalam angket ini adalah validitas

konstruksi dan isi. Validitas konstruksi dilakukan melalui analisis rasional atau

melalui judgement experts. Tujuannya untuk mengetahui kesesuaian item-item tes

yang dibuat mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Setelah pengujian

konstruksi dari para ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di lapangan

selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrument.

Uji validitas butir memiliki tujuan untuk mengetahui apakah item-item tes

yang digunakan baik atau tidak. Cara pengujiannya dilakukan dengan cara

mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Teknis analisis yang

digunakan untuk menguji validitas butir adalah korelasi Product Moment dari

Pearson. Kaidah pengujiannya adalah item dinyatakan valid jika indeks koefisien

korelasi yang diperoleh > 0,3. Sebaliknya jika < 0,3 maka dinyatakan tidak valid

sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

Untuk mencari validitas dan reliabilitas tes kebugaran sudah ada tes baku

atau standar yang diterbitkan Depdiknas.

Uji coba instrument atau angket dilakukan pada siswa kelas V SDN 3

Kecamatan Lembang pada tanggal 24 September 2012, hasil uji validitas terdapat

(35)

I. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini ada dua teknik, yaitu tes kebugaran jasmani

dan teknik angket. Indikator-indikator atau sub variabel merupakan

penjabaran dari variabel perkembangan sosial merupakan materi pokok yang

diramu menjadi sejumlah pernyataan di dalam angket.

Tes kebugaran yang digunakan adalah tes yang sudah terstandar yaitu

TKJI yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai instrumen pengumpul data

dalam penelitian ini.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilaksanakan dengan menggunakan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) Serie 17. Dalam penelitian ini

penulis mengambil dua tahap analisis statistik penelitian. Adapun langkah-langkah

yang ditempuh yaitu deskripsi data melalui rekapitulasi dan tabulasi data, dari cara

tersebut dilanjutkan kepada uji normalitas data, uji homogenitas data, dan uji dua

rata-rata dengan uji-t. Untuk uji-t disajikan dua pengujian, yaitu paired sample

t-test dan independent sample t-test. Paired sample t-test dilakukan untuk

mengetahui perbedaan hasil tes awal dan tes akhir pada masing-masing kelompok.

Independent sample t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata selisih

antara kelompok pendekatan bermain/permainan dengan kelompok pendekatan

(36)

111

1. Tahapan analisis statistik untuk membandingkan pendekatan permainan dan

kelompok control. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh

informasi mengenai distribusi kenormalan data. Selain itu, uji normalitas data

juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis

statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau

non-parametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisa

menggunakan deskripsi explore data pada menu SPSS Serie 17.

Uji normalitas dari output yang dihasilkan program SPSS 17 terdapat lima

uji analisis normalitas data, yaitu kolmogorov smirnov, Shapiro-wilk, QQ Plots,

Detrended normal QQ Plots, dan Spread V.S Level Plot. Ke lima uji analisis ini

sebenarnya saling mendukung satu sama lainnya. Untuk uji normalitas, penulis

mengacu pada analisis Shapiro-Wilk. Penulis memiliki anggapan bahwa untuk

jumlah sampel lebih atau di atas 30 orang atau termasuk pada kategori kelompok

sampel besar, maka pengujian dengan Shapiro-Wilk sangat relevan. Dengan

pengujian Shapiro-Wilk, untuk jumlah sampel di atas 30 orang atau sampel besar

memiliki derajat yang tinggi.

b. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji

homogenitas data adalah untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari

sampel atau populasi yang homogen atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan

(37)

Karena syarat dari uji satistik parametrik, data penelitian harus berdistribusi

normal dan homogen.

Uji homogenitas data menggunakan program software SPSS Serie 17

adalah sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive

explore data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan

homogenitas data. Untuk uji homogenitas data mengacu pada penghitungan

Lavene Statistik hasil output dari SPSS.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang

diperoleh. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis

dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan

homogenitas data. Dalam uji hipotesis ini penulis membandingkan hasil tes

kebugaran kelompok pendekatan permainan dan kelompok kontrol. Pengujian

dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari model

permainan terhadap kebugaran jasmani dan perkembangan sosial.

Uji hipotesis untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok sampel,

digunakan analisis dengan independent sampel t-test. Output yang dihasilkan

setelah pengolahan, diperoleh dua uji, yaitu uji-f (Varians) dan uji-t (Uji kesamaan

dua rata-rata). Tahapan analisis statistik untuk melihat perbedaan secara signifikan

kelompok permainan dengan kelompok kontrol. Analisis statistik yang digunakan

pada tahapan ini adalah menggunakan komparasi sampel dengan teknik anova

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah penulis

lakukan, maka dapat diambil kesimpulan dari hasil penelitian ini. Hal tersebut

berdasarkan fakta dan data yang ada yang penulis peroleh. Adapun

kesimpulannya adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas memberikan dampak

yang singnifikan terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa.

2. Pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap perkembangan sosial siswa sekolah dasar.

B. Saran

1. Bagi guru penjas

Pendekatan bermain merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran

pendidikan jasmani yang harus terus dikembangan di sekolah karena

sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa di sekolah

atau sesuai dengan prinsip Development approach practice dan

Instructionally appropriate practices.

2. Bagi sekolah

Masukan bagi lembaga pendidikan untuk lebih meningkatkan kualitas

(39)

menambah waktu belajar seperti kegiatan ekstrakurikuler, dan memperluas

lapangan penjas.

3. Peneliti lain yang berminat melaksanakan penelitian selanjutnya,

hendaknya menggunakan berbagai variasi, misalnya populasi yang

berbeda dan lebih luas apakah dari segi usia dan tingkat pendidikan juga

penelitian lanjutan supaya memasukan instrumen observasi untuk

merekam JWAB karena dalam penelitian ini belum secara khusus

mengupas permasalahan ini sehingga hasil penelitian lanjutan lebih baik

lagi. Dengan keterbatasan yang ada penelitian ini bisa dijadikan bahan

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah dan Manaji (1994). Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan. Dirjrn Dikti. Depdikbud.

Abduljabar Bambang (2011) Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. RIZKI Press. Bandung.

Abduljabar Bambang (2011) Pedagogi Olahraga. Konsep dan Pendekatan Pengajaran. Jurusan pendidikan Olahraga. FPOK. UPI

Adisasmita (1989). Prinsip-Prinsip Pendidikan Jasmani. Hakekat, Filsafat Dan Peranan Pendidikan Jasmani dalam Masyarakat. Depdikbud. Dirjen Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan. Jakarta.

Adisapoetra, dkk. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga. Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga.

Ahmad Djauzak (1995/1996) Metodik Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Sekolah Dasar. Dirjen Dikdasmen. Direktorat Dikdas. Proyek Peningkatan Mutu SD, TK, dan SLB Jakarta.

Anderson. (2012). Games Approach Help Tennis Players Transfer Skills Learned In Practice To Matches. Tersedia :

http://www.humankinetik.com/hk_print-preview?CurrentLA-En&p

Angga, Ade (1996). Teknik Dasar dan Kombinasi Permainan Bola Voli. FPOK IKIP. Bandung.

Anonymous. (2010). Physical Activity and Academic Achievement. Artikel of Physical Education, Recreation & Dance. Reston: Sep 2010. Vol. 81, Iss. 7; pg. 5, 2 pgs. Tersedia :

http://proquest.umi.com/pqdweb?index=14&did=2137650311&SrchMode =1&sid=2&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=P QD&TS=1300227098&clientId=83698

Anwar (2010) Penjas Diusulkan Masuk Mata Kuliah di Kampus. Asisten Deputi Lembaga Keolahragaan pada Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Republik Indonesia . Tersedia:

(41)

Arikunto (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit. Rineka Education and Sport Pedagogy Special Interest Group. Tersedia :

http://proquest.umi.com/pqdweb?index=12&did=1796465301&SrchMode =1&sid=8&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=P QD&TS=1310634466&clientId=83698

Bucher Charles and Thaxton Nolan (1981) Physical Education and Sport. Change and Challenge. The C.V. Mosby Company.

Butler, Joy (1996). Teacher Responses to Teaching Games for Understanding. Journal of Physical Education, Recreation & Dance 67. 9 (Nov/Dec 1996): 17-20. Turn on hit highlighting for speaking browsers. Hide highlighting. Tersedia :

http://search.proquest.com.ezproxy.ugm.ac.id/docview/215767671/135B8 9E41414DCFAA8C/3?accountid=13771

Chun LI, dan Alberto CRUZ (2008). Pre-Service Pe Teachers' Occupational Socialization Experiences On Teaching Games For Understanding. Hongkong Instute of Education

Curtner, at.al (1996) Using Games Invention With Elementary Children . Journal of Physical Education, Recreation & Dance 67. 3 (Mar 1996): 33. Turn on hit highlighting for speaking browsers. Hide highlighting. Tersedia : http://search.proquest.com.ezproxy.ugm.ac.id/docview/215770200/135B8 9E41414DCFAA8C/4?accountid=13771

David C. Nieman. (1990). Fitness and Sports Medicine: An Introduction. Bull Publishing Company Palo Alto, California

David Kirk and MacPhail. (2002).Teaching Games for Understanding and Situated Learning:Rethinking the Bunker-Thorpe Model. Loughborough University

(42)

136

Dyson Ben. L Linda. Griffin, and Hastie Peter (2004). Sport Education, Tactical Games, and Cooperative Leraning: Theoretical and Pedagogical Considerations. Tersedia:

http://www.questia.com/google Scholar.qst?docId=

Federicus, Suharjana (2011). Pengembangan Pembelajaran Senam Melalui Bermain di Sekolah Dasar. Universitas Negeri Yogyakarta. (UNY). Jurnal Pendidikan Indonesia

Fraenkel and Norman E. Wallen. (1993). How To Design And Evaluate Research In Education. Secon Edition. McGraw-Hill. Inc

Fry J.M, et al (2010). Children's Perspectives on Conceptual Games Teaching: A Value – Adding Experience. Journal National Institute of Education,

Nanyang Tecnological University, PESS Singapore, Departement of Kinesiology, University of Nes Hampshire, Durham, NH, United States. Tersedia:

http://education.vnu.edu.vn.8080/jspui/bitstream/12345678/4449/1/Teacher Education10865.pdf

Ginsburg Kenneth R.. (2007). The Importance of Play in Promoting Healthy Child Development and Maintraining Strong Parent-Child Bonds. Tersedia:

http://pediatrics.aappublication.org/content/119/1/182.full.pdf+html

Giriwijoyo (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Untuk Kesehatan dan Untuk Prestasi Olahraga. FPOK UPI.

Giriwijoyo, dkk. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Jurusan PKO. FPOK. UPI.

Gordon Dryden dan Jeannette. (2002). The Learning Revolution: To Change the Way the World Learns. New Zealand: The Learning Web.

Gregory J. Welk, at.al (2010). The Association of Health-Related Fitness With Indicators of Academic Performance in Texas Schools. Research Quartely for Exercise and Sport; Sep 2010;81, 3;ProQues Education Journals. Tersedia :

http://proquest.umi.com/pqdweb?index.

(43)

Harvey Stephen and Hans Van Der Mars. (2010). Teaching and Assessing Racquet Games Using "Play Practice" Part 1: Designing the Right Games. . Journal of Physical Education, Recreation & Dance. Reston: Apr 2010. Vol. 81, Iss. Tersedia :

http://search.proquest.com.ezproxy.ugm.ac.id/docview/215770200/135B8 9E41414DCFAA8C/4?accountid=13771

Hoedaya (2005) Empati Dalam Kehidupan Bermasyarakat : Tinjauan Potensi Pendidikan Jasmani Dalam Pendidikan Watak. FPOK. UPI.

Hopper (2002) Teaching Games for Understanding: The Importance of Student Emphasis Over Content Emphasis. Tersedia :

http://search.proquest.com.ezproxy.ugm.ac.id/docview/215763091/135B8 9E41414DCFAA8C/2?accountid=13771

Husdarta (2009) Manajemen Pendidikan Jasmani. Penerbit. Alfabeta. Bandung

Husdarta dan Saputra (1999/2000) Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud. Dirjen Dikdasmen. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III

Husdarta dan Kusmaedi Nurlan (2010). Pertumbuhan dan perkembangan Peserta Didik.( Olahraga dan Kesehatan). Alfabeta.

Indroasyoko (2010) Pengaruh Gaya Hidup Aktif, Kebugaran Jasmani, dan Aspek Psikologis Terhadap Produktivitas Kerja Mahasiswa Politeknik Manufaktur Negeri Bandung. Tesis. UPI.

James Mandigo, et.all (2007) What is Teaching Games for Understanding ? A Canadian Perspective. Tersedia :

http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF-8&sourceid=navclient&gfns=1&q=What+is+teching+games+for+understa nding+%3F+A+Canidian+perspective

Jason Stratton Davis (2011) Games and Students : Creating Innovative Proffesionals. Durban Univerity of Technology, South Aprica: American Journal of Business Education.

Juliantine Tite, Subroto Toto, Yudiana Yunyun (2012) Belajar dan Pembelajaran Penjas. FPOK. UPI.

(44)

138

LAJEANA D. HOWIE, at. all (2009).. Participation in Activities Outside of School Hours in Relation to Problem Behavior and Social Skills in Middle Childhood. Tersedia :

http//onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j1746-1561. 2000900475.x/abstract.

Lutan Rusli dan Cholik Toho (1996/1997) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud. Dirjen Dikti. Bagian Proyek Penembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. (Primary School Teacher Development Project) IBRD:Loan 3496-IND

Lutan Rusli (2001). Olahraga dan Etika Fair Play. Dirjen Pemberdayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga. Dirjen Olahraga. Depdiknas.

Lutan Rusli. Hartoto. Tomoliyus (2001) Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Pembinaan Disepanjang Hayat. Dirjen Olahraga. Depdiknas.

Lutan Rusli (2001) Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Pusat Penerbitan Universitas terbuka.

Lutan Rusli (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani: Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Dirjen Olahraga. Depdiknas.

Mahendra. (2008). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bahan Ajar Pada

Malathi Balakrishnan., et.al (2011). Effect of Teaching Games for Understanding Approach on Students' Cognitive Learning Outcome. World Academy of Science, Engineering and Technology 77 Malaysia. Tersedia :

http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF-8&sourceid=navclient&gfns=1&q=effect+of+Teaching+games+for++unders

Marcoen. (1999) Psychology for Physical Educator. Capter 12. Social Development. Human Kinetics . 38

Marhaendro (2008). Acuan Pembelajaran Permainan SoftBall Model TGFU. Universitas Negeri Jogja. Tersedia:

(45)

Metzler (2000) Instructional Models for Physical Education. Copyright. 2000 by Allyn & Bacon. A Pearson Education Company Needham Heights, Massachustts 02194

Michelle Hsiu, Chen Liu, Grace Goc Karp, Debby Davis (2010) Teaching Learning-Related Social Skill in Kindergarten Physical Education. Tersedia :

http://proquest.umi.com/pqdweb?index=12&did=1796465301&SrchMode =1&sid=8&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=P QD&TS=1310634466&clientId=83698.

Mikdar (2006:4). Hidup Sehat : Nilai Inti Berolahraga. Dirjen Dikti. Direktorat Ketenagaan. Depdiknas.

Muchtar Remmy (1992). Olahraga Pilihan Sepak Bola. Depdikbud. Dirjen Dikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Mutohir dan Maksum (2007) Sport Development Index. (Konsep, Metodologi dan Aplikasi) Alternatif Baru Mengukur Kemajuan Pembangunan Bidang Keolahragaan. Penerbit PT. Index . Jakarta

Nugraha Eka (2010). Aktivitas Permainan Net. FPOK. UPI.

Naskah Akademik Penjas Orkes (2007). Depdiknas. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum

Nurhasan (2001). Tes dan Pengukuran. FPOK UPI

Nuryadi (2010) Permainan Sepak Bola. Jurusan Pendor. FPOK. UPI

Paul Webb, et.al (2002). Teaching Games for Understanding (TGfU) in Primary and Secondary Physical Education. Fakultas of Education. University of Wollongong, NSW.2522 Australia. Tersedia:

http://ro.uow.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1075&context=edupapers &sei-redir=1&referer=

Pearson Phill dan Webb Paul (2008). Developing Effective Questioning In Teaching Games for Understanding (TGfU). A Paper Presented at the 1st Asia Pacific Sport in Education Conference, Adelaide, 2008. Faculty of Education, University of Wollongong, NSW 2522 Australia. Tersedia : http://caef.flinders.edu.au/assets/files/Pearson_Effective_questioning_in_T GFU.pdf

(46)

140

Richard Light dan Ms Christina Curry (2002). Implementing Pedagogical Innovation in Physical Education: A Case Study On the Implementation of TGfU Pedagogy in a NSW Secondary School. Tersedia:

http://www.barker.nsw.edu.au/subsite.asp?ss=105&id=4&pg=9

Rink E. Judith (1993) Teaching Physical Education for Learning. University of South Carolina. Mosby .

Rusman. (2011) Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Seri Manajemen Bermutu. PT RajaGrafindo Persada

Saehudin Udin. (2011).Pengaruh Pembelajaran Penjas Dengan Menggunakan Pendekatan Bermain dan Kompetitif Terhadap Pengembangan Self-Esteem Siswa SMA Negeri I Bandung. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana UPI.

Saifuddin (2011) Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi Ke 2. Penerbit Pustaka Pelajar. Jogyakarta.

Saputra Yudha (2001) Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Depdiknas. Jakarta

Saputra Yudha (2005) Filsafat Olahraga. FPOK. UPI.

Siedentop Daryl (1991). Developing Teaching Skills in Physical Education. Copyright@ by Mayfield Publishing Company.

Sodikun (1992) Olahraga Pilihan Bola Basket. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Soemitro (1992) Permainan Kecil. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Standar Isi Satuan Pendidik Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Jakarta. 2006. Tersedia :

http://litbang.kemdikbud.go.id/content/Standar%20Isi%20SD%281%29.pdf

Steven Tan (2005). Implementing Teaching Games for Understanding: Stories of Change. Teaching Games for Understanding. Theory, Research, and Practice. Human Kinetics.

Subroto Toto (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar. FPOK. UPI.

(47)

Sudarno, ( 1992). Pendidikan Kesegaran Jasmani. Depdikbud, Dirjen Dikti. PPTG.

Suherman Adang (2008). Pendidikan Kebugaran. Bahan Ajar PLPG Penjas SMA/SMK. Tim Penyusun Naskah Penjas FPOK UPI.

Suherman Adang (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Penertbit CV. Bintang WarliArtika. Bandung

Suherman Adang (2011). Realitas Kurikulum Pendidikan Jasmani: Upaya Menuju Kurikulum Berbasis Penelitian. Rizki Press. Bandung.

Suherman Adang (2012). Kontribusi Unik dan Peranan Strategis Pendidikan Jasmani dan Olahraga Dalam menunjang Keberhasilan Pendidikan Secara Keseluruhan. Seminar Menyongsong Kurikulum 2012. Prodi POR. UPI

Sukadiyanto (2008). Peran Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Di Perguruan Tinggi. Pendidikan Kepelatihan FIK UNY. Tersedia :

http//isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/27308304318.pdf

Sukatamsi (2001) Permainan Sepakbola. Universitas Terbuka. Jakarta

Sukintaka, dkk (1979). Permainan dan Metodik Buku I Untuk SGO. Depdikbud. Remadja Karya Offset. Bandung

Sukintaka ( 1992 ) Teori Bermain Untuk D.2 PGSD Penjaskes. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Supandi (1992) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Sutresna Nina (2002) Pembelajaran Bola Basket Mini Siswa Kelas Unggulan (Studi Eksperimental di SDN Soka 34 Bandung Jawa Barat. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Sutresna Nina (2011) Sosiologi Olahraga. Jurusan PKO. FPOK. UPI

Suwarno, dkk. (1981). Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM. Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP-Surabaya. CV. Penerbit Rajawali, Jakarta

Tan Steven, et.al (2002) Implementating the Games Consept Approach in Singapore Schools: A Preliminary Report. Tersedia:

Gambar

Gambar
Grafik
Tabel  2.1 Tingkat Kerumitan Taktik Dalam  Permainan Sepakbola..........................
Gambar 3.1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Peningkatan Jalan Rimba - Tembus Pasir Putih , dimana perusahaan saudara termasuk

• Memiliki banyak ruang terbuka hijau dan tempat parkir yang dekat dengan bangunan. • Antara massa bangunan satu dengan bangunan lain terdapat ruang terbuka pemisah yang

Karena wali kota adalah wajah kota, kita harapkan lebatnya &#34;jambang&#34; Mas Eddy tercermin pada terpeliharanya hutan kota, tertatanya jalur hijau, dan

diakses tanggal 3 Januari 2016 pukul 10.30 WIB). (http://www.lapas-jadi-pusat-peredaran-narkoba.htm diakses

Dari hasil perhitungan tebal perkerasan dengan menggunakan Metode Analisa Komponen didapat hasil bahwa selisih tebal perkerasan antara material yang digunakan dengan material

Melalui program pengenalan bahasa inggris untuk anakanak dengan menggunakan Multmedia Builder 4.8 ini diharapkan dapat menarik minat anakanak untuk belajar bahasa inggris,

Dalam hal ini, molekul adsorbat yang teradsorpsi akan didesorpsi dengan menambahkan zat-zat kimia (pelarut) yang sifatnya lebih kuat berinteraksi dengan

Kas CV. Surat Pesanan CV. Surat Pengiriman CV. Kartu Stock Barang CV. Kartu Hutang Piutang CV. Tanda Terima CV. Serah Terima Tagihan CV. Bukti Penerimaan Kas CV. TPS. 1.14