• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTEK INDUSTRI TERHADAP PRESTASI UJI KOMPETENSI SISWA SMKN 12 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTEK INDUSTRI TERHADAP PRESTASI UJI KOMPETENSI SISWA SMKN 12 BANDUNG."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTEK INDUSTRI TERHADAP PRESTASI UJI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI 12 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

Diki Ismail Permana

E.0551.0807839

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Kontribusi Pengalaman Praktek

Industri Terhadap Prestasi Uji

Kompetensi di SMKN 12 Bandung

Oleh

Diki Ismail Permana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Diki Ismail Permana 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DIKI ISMAIL PERMANA E.0551.0807839

KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTIK DI INDUSTRI TERHADAP PRESTASI UJI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI 12 BANDUNG

TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

PEBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Inu Hardi K, ST., M.Pd NIP. 19580206 198403 1002

Pembimbing II

Drs. Yayat, M.Pd NIP. 19680501 199302 1001

Diketahui oleh,

KETUA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Dr. Wahid Munawar, M. Pd.

(4)

KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTEK INDUSTRI TERHADAP PRESTASI UJI KOMPETENSI SISWA SMKN 12 BANDUNG

Abstrak

Diki Ismail Permana 0807839

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi

pengalaman praktik industri terhadap prestasi uji kompetensi pada siswa kelas XII

PPU SMKN 12 Bandung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian expost facto

dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif korelasional. Subjek

penelitian adalah siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung. Sampel diambil

sebanyak 80 siswa dengan menggunakan diagram harry king secara proportional

random sampling dari jumlah populasi 92 siswa yang tersebar di tiga kelas.

Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan angket dan lembar rekap

nilai. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa pengalaman praktek industri

dan prestasi uji kompetensi siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung termasuk

kategori sedang. Berdasarkan hasil uji hipotesis chi-kuadrat (χ2) dengan menggunakan tabel kontingensi 2x2 (koreki Yattes) diperoleh, bahwa pengalaman

praktek industri tidak berkontribusi terhadap prestasi uji kompetensi.

(5)

THE CONTRIBUTION OF INDUSTRY PRACTICE EXPERIENCE TO

ACHIEVEMENT OF COMPETENCE TEST IN SMKN 12 BANDUNG

Abstrack

Diki Ismail Permana 0807839

The main objective of this study is to determine the contribution of industry

practice experience to achievement of competency test on XII PPU class in

SMKN 12 Bandung. This research is a kind of ex-post facto research using

correlational descriptive analysis approach. The subjects were students of class

XII PPU SMKN 12 Bandung. Samples were taken by 80 students using Harry

King diagrams with proportional random sampling from 92 students population

spread across three classes. Data collection is done by using a questionnaire and a

recap sheet value. Descriptive analysis suggests that the industry practices

experience and achievement of competency test on class XII PPU SMKN 12

Bandung in medium category. Based on the results of chi-kuadrat (χ2) hypothesis test using 2x2 contingency tables (Yattes correction) is obtained, that the industry

practices experience do not contribute to the achievement of competency test.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur dan segala puji bagi Allah SWT; yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Sholawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta

keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “Kontribusi Pengalaman Praktek Industri Terhadap Prestasi Uji Kompetensi Siswa SMKN 12 Bandung”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan

Teknik Mesin FPTK UPI.

Dengan diselesaikannya skripsi, penulis berharap dapat bermanfaat bagi

pembaca dan semua pihak. Penulis telah berusaha mengerjakan skripsi dengan

seoptimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan dan

keterbatasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Bandung, Juni 2013

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyampaikan rasa terimakasih serta penghargaan kepada :

1. Ibu, Ayah dan keluarga tercinta yang terus berjuang, bekerja keras,

memberikan motivasi, nasihat dan doa sehingga penulis selalu diberikan

kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. Wahid Munawar, M.Pd selaku Ketua Juruan Pendidikan Teknik

Mesin

3. Bapak Dr. Inu Hardi K, ST., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

banyak memberikan bantuan, arahan dan koreksi dalam penyelesaian skripsi

ini.

4. Bapak Drs. Yayat, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan masukan, dorongan, arahan dan koreksi

dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.

6. Bapak Drs. Asep Syafarudin selaku wakasek bidang kurikulum SMKN 12

Bandung.

7. Bapak Drs. Tedi Rosadi selaku wakasek hubungan industri SMKN12 Bandung

8. Guru dan staf di SMKN 12 Bandung khususnya jurusan Permesinan Pesawat

Udara.

9. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2008 konsentrasi

Produksi dan Perancangan.

10.Raisa Andriana yang menjadi penyemangat penulis.

11.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas

bantuan dan kerjasamanya, semoga Allah SWT, membalas segala amal

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

LEMBARAN PENGESAHAN ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ...1

1.2Identifikasi Masalah ...5

1.3Pembatasan Masalah ...5

1.4Perumusan Masalah ...6

1.5Tujuan Penelitian ...6

1.6Manfaat Penelitian ...6

1.7Definisi Operasional...7

1.8Sistematika Penulisan ...7

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1Praktek Industri ...9

2.1.1Pengertian Praktek Industri ...9

2.1.2Tujuan Praktek Industri ...10

2.1.3Fungsi Praktek Industri ...10

2.1.4Kegiatan yang Dilaksanakan Selama Prakerin ...11

(9)

2.1.7Kualifikasi Tempat Prakerin ...12

2.1.8Pengalaman Praktek Industri ...13

2.2 Prestasi Belajar ...16

2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 16

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Proses Hasil Belajar Siswa di Sekolah ... 18

2.2.3 Hasil Belajar Dalam Praktek Indusri... 19

2.3 Uji Kompetensi ... 20

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 27

3.2Variabel Penelitian dan Paradigma Penelitian ... 27

3.2.1 Variabel Penelitian ... 27

3.2.2 Paradigma Penelitian ... 28

3.3 Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1 Populasi Penelitian ... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Pengalaman Praktek Industri... 45

4.1.2 Prestasi Uji Kompetensi ... 48

4.2 Pengujian Hipotesis ... 51

4.3 Pembahasan ... 54

(10)

4.3.3 Kontribusi Pengalaman Praktek Industri Terhadap Prestasi Uji

kompetensi ... 57

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 KeterbatasanPenelitian ... 59

5.3 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 28

Gambar 3.2 Nomogram Harry King ... 30

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktek Industri ... 46

Gambar 4.2 Diagram Kecenderungan Skor Pengalaman Praktek Industri ... 47

Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Uji Kompetensi ... 49

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Siswa Kelas III SMKN 12 Bandung yang Mengikuti Prakerin dan

Uji Kompetensi ... 3

Tabel 2.1 Kualifikasi Tempat Prakerin SMKN 12 Bandung Tahun 2011/2012 ... 13

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara SMKN 12 Bandung ... 29

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara SMKN 12 Bandung ... 31

Tabel 3.3 Pembobotan Skala Guttman ... 34

Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen Pengalaman Praktik Industri ... 36

Tabel 3.5 Tingkat Reliabilitas ... 37

Tabel 3.6 Kontingensi Bi x Ki ... 39

Tabel 3.7 Kriteria Derajat Asosiasi ... 41

Tabel 3.8 Koreksi Yattes ... 42

Tabel 4.1 Tempat Prakerin Siswa PPU kelas XII SMKN 12 Bandung ... 43

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 44

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktik Industri ... 45

Tabel 4.4 Distribusi Kecendrungan Pengalaman Praktik Industri ... 47

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Uji Kompetensi ... 48

Tabel 4.6 Distribusi Kecendrungan Prestasi Uji Kompetensi ... 50

Tabel 4.7 Kontingensi 3x3 ... 52

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 (Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian)

1.1 Kisi-Kisi Angket Pengalaman Praktek Industri ... 62

1.2 Angket Pengalaman Praktek Industri ... 64

Lampiran 2 (Data Penelitian)

2.1 Skor Mentah Angket Pengalaman Praktek Industri ... 68

2.2 Hasil Skor Angket Pengalaman Praktek Industri ... 71

2.3 Nilai Uji Kompetensi ... 72

Lampiran 3 (Validitas dan Reliabilitas)

3.1 Perhitungan Angket Variabel Pengalaman Praktek Industri ... 73

3.2 Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Pengalaman Prakerin... 75

Lampiran 4 (Tabel Statistika)

4.1 Tabel Distribusi t-student ... 76

4.2 Tabel Distribusi Chi-kuadrat ... 77

Lampiran 5 (Surat-surat)

5.1 Lembar Bimbingan ... 78

5.2 Surat Keputusan ... 84

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

dinamis.Perkembangan dan perubahan terjadi sejalan dengan perubahan budaya

kehidupan.Perubahan dalam arti menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Mutu

pendidikan berkaitan erat dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang dipengaruhi

oleh banyak faktor, antara lain kurikulum, tenaga kependidikan, proses pembelajaran,

sarana dan prasarana, lingkungan sekolah dan manajemen sekolah itu sendiri.

Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga formal yang

bertujuan untuk menciptakan lulusan-lulusan yang siap untuk bekerja di dunia

industri maupun dunia usaha. Para siswa mengikuti pembelajaran normatif, adaftif

dan produktif di sekolah selama 3 tahun, yaitu dikelas X, XI, dan XII. Selain

mengikuti pembelajaran di sekolah, dalam upaya untuk menciptakan lulusan yang

kompeten dan siap kerja di dunia industri, maka siswa kelas XII diwajibkan untuk

mengikuti Praktek Industri (Prakerin).

Praktek Industri merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian

professional yang memadukan secara sistematik dan singkron antara program

pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui

kegiatan bekerja langsung di dunia kerja secara terarah untuk mencapai suatu tingkat

keahlian professional tertentu. Pelaksanaan Praktek Industri menjadi salah satu

bentuk penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan sesuai dengan ketentuan

pada Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Praktek Industri dan sesuai

dengan Kurikulum SMK (Dikmenjur : 2008) yang menyebutkan :

(15)

2

merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan , seperti day release, block release, dan sebagainya.

Prakerin merupakan praktek kerja Industri yang dilaksanakan oleh siswa kelas

XII di dunia industri. Di SMK Negeri 12 Bandung. Praktek Kerja Industri (prakerin)

dilaksanakan oleh siswa kelas XI dan XII selama 4 bulan. Salah satu tujuan prakerin

adalah untuk mengenalkan dan memberi pengalaman kepada siswa tentang dunia

kerja sebenarnya, yang akan mereka hadapi setelah menyelesaikan studi di SMK.

Siswa langsung terjun ke lapangan di bawah pengawasan dari pihak perusahaan/

industri.

Setelah para siswa melaksanakan prakerin di dunia industri, diharapkan

adanya peningkatan kemampuan (skill) individual siswa, memiliki motivasi kerja

yang tinggi, disiplin dan sikap yang professional sesuai dengan tuntutan dunia

industri. Selama masa prakerin berlangsung, siswa akan mendapat

pengalaman-pengalaman kerja dilapangan yang tidak mereka dapatkan di sekolah. Menurut

Nolker, H (2005:11), kegiatan belajar dapat dilakukan dimana saja, seperti diruang

kelas, laboraturium, bengkel dan pabrik. Dengan demikian belajar dapat dilakukan di

sekolah maupun di luar sekolah.

Berkaitan dengan belajar yang dilakukan di luar sekolah, Nolker, H (2005:11)

mengatakan bahwa pengalaman yang diperoleh siswa di luar sekolah, disamping

akan membantu proses belajar mengajar, juga dapat digunakan untuk menguji

keterampilan dan pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah. Adapun, menurut

Chalpin (2006 : 179) pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang

diperoleh dari praktek atau dari luar usaha belajar. Selain itu belajar langsung didunia

kerja akan lebih menguntungkan, karena disamping siswa menerapkan pengetahuan

dan keterampilan yang didapat di sekolah, siswa juga dapat mengenal keadaan yang

sesungguhnya di dunia kerja. Oleh karena itu apabila pengalaman yang di alami oleh

siswa selama praktek kerja itu baik, maka secara langsung dapat menambah keahlian

(16)

3

Pengalaman di dunia kerja sangat dibutuhkan oleh peserta didik, khususnya

pada saat mulai bekerja setelah lulus. Para siswa sebagai lulusan harus siap kerja serta

menguasai kompetensi-kompetensi standar yang ada di industri. Hasil Penugasan

berupa kompetensi yang dialami oleh siswa itu dapat dievaluasi, salah satunya

melalui pelaksanaan uji kompetensi. Uji kompetensi adalah suatu proses

pengumpulan bukti-bukti penilaian apakah suatu kompetensi telah tercapai atau tidak.

Pengujian kompetensi juga dimaksudkan untuk mengkonfirmasi, apakah siswa sudah

dapat melaksanakan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai dengan standar

kompetensi yang telah ditetapkan atau belum.

Untuk mencapai hasil uji kompetensi yang optimal, para pelaksana harus

mengacu pada pedoman atau aturan yang berlaku yang menyangkut proses

pelaksanaan pengujian berbasis kompetensi dengan aturan go dan no go. Ketentuan

yang berlaku di SMKN 12 Bandung, siswa dinyatakan lulus, apabila telah lulus ujian

nasional dan uji kompetensi.

Tabel 1.1. Jumlah Siswa Kelas XII SMKN 12 Bandung yang Mengikuti Prakerin dan

Uji Kompetensi Tahun Pelajaran 2009/2010, 2010/2011, 2011/2012

(Sumber : Arsip Wakasek Hubin SMKN 12 Bandung)

Namun, pada kenyataannya, masih ada siswa yang tidak lulus uji kompetensi,

meskipun mereka sudah melaksanakan prakerin dan dinyatakan lulus, hal ini dapat

dilihat pada Tabel 1.1 atas. Berdasarkan data Tabel 1.1, persentase jumlah siswa yang

lulus uji kompetensi pada tahun 2009/2010 adalah 96,68%, 2010/2011 adalah 94,67%

(17)

4

dan tahun pelajaran 2011/2012 adalah 95,53%. Sementara, harapannya siswa kelas

XIIlulus dalam uji prakerin maupun uji kompetensi.

Umaran (2008 : 4) menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan prestasi uji

kompetensi siswa kelas XII SMKN 12 Bandung belum optimal, diantaranya

kurangnya tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran

yang diujikan dalam uji kompetensi, kurangnya motivasi belajar siswa, fasilitas/alat

praktek kurang optimal digunakan, kurangnya instruktur/guru yang komponen, proses

pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah belum optimal, serta penguasaan

kompetensi pada saat prakerin belum optimal. Adanya faktor prakerin sebagai

penyebab belum optimalnya prestasi uji kompetensi tidak lepas dari faktor-faktor

yang menyebabkan pelaksanaan prakerin di SMKN 12 Bandung belum optimal

diantaranya teori yang masih kurang menunjang sehingga bekal teori untuk

melaksanakan prakerin belum optimal, kompetensi adaptif dan profuktif yang belum

sesuai dengan standarisasi perusahaan, siswa yang masih kurang teliti memilih

tempat prakerin, pembimbing yang belum intensif mengontrol siswa yang

melaksanakan prakerin dan penempatan siswa yang belum sesuai dengan program

keahlian mereka disekolah.

Faktor-faktor penghambat tersebut, menyebabkan tidak adanya kesesuaian

antara jumlah siswa yang lulus uji prakerin dengan jumlah siswa yang lulus uji

kompetensi. Berdasarkan uraian mengenai prakerin dan uji kompetensi di atas,

penulis merasa perlu untuk mengadakan suatu penelitian mengenai kontribusi

pengalaman prakerin terhadap prestasi uji kompetensi yang dilaksanakan oleh siswa

kelas XII SMKN 12 Bandung, dengan judul “Kontribusi Pengalaman Praktek

(18)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah untuk memperjelas permasalahan yang

kemungkinan timbul untuk diteliti dan juga identifikasi masalah ini berguna untuk

menentukan suatu objek permasalahan pada situasi tertentu. Identifikasi masalah

diperoleh antara lain mencakup sebagai berikut:

1. Kurikulum SMK yang di rasa belum sesuai dengan tuntutan SMK.

2. Pengalaman yang di dapat oleh siswa pada saat prakerin belum dapat

meningkatkan kompetensi siswa sesuai keahliannya.

3. Adanya kesenjangan antara jumlah siswa yang lulus dalam prakerin dengan

jumlah siswa yang lulus dalam uji kompetensi.

4. Proses pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pendidik belum mengacu pada

pada pedoman atau aturan yang berlaku yang menyangkut proses pelaksanaan

pengujian berbasis kompetensi dengan aturan go dan no go.

5. Faktor-faktor penghambat prakerin siswa yang masih belum dibenahi oleh pihak

sekolah yang dapat mengakibatkan pengalaman prakerin yang di dapat oleh siswa

tidak optimal.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka bidang kajian yang diteliti dalam penelitian

ini dibatasi. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan praktek industri hanya meliputi pelaksanaan selama di lapangan pada

saat praktek industri pada siswa kelas XII semester satu.

2. Prestasi uji kompetensi siswa kelas XII kelas Permesinan Pesawat Udara.

3. Pengalaman praktek industri pada industri permesinan di tingkat SMK pada

(19)

6

1.4 Perumusan Masalah

Penulis perlu merumuskan masalah dalam penelitian ini supaya penulisannya

lebih terarah. Perumusan masalah itu sendiri menurut Arikunto, S (2006:30): “perumusan masalah merupakan langkah suatu problematika penelitian dan merupakan bagian pokok dari kegiatan penelitian”. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini

dirumuskan:

1. Bagaimana pengalaman prakerin siswa SMKN 12 Bandung ?

2. Bagaimana prestasi uji kompetensi siswa SMKN 12 Bandung ?

3. Bagaimanakah kontribusi pengalaman prakerin terhadapprestasi uji kompetensi

siswa SMKN 12 Bandung ?

1.5 Tujuan Penelitian

Agar penelitian lebih terarah dan hasil yang diperoleh lebih optimal maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kualitas pengalaman kerja prakerin pada siswaSMKN 12

Bandung.

2. Untuk mengetahui kualitas prestasi uji kompetensi siswa SMKN 12 Bandung.

3. Untuk mengetahui kontribusi antara pengalaman prakerin dengan prestasi uji

kompetensi siswa SMKN 12 Bandung.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, diantaranya adalah :

1. Bagi pihak SMKN 12 Bandung, dapat menjadi acuan dalam perencanaan dan

(20)

7

2. Bagi pihak industri, sebagai acuan untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa

selama kerja praktek, dengan cara memberikan bekal ilmu pengetahuan dan

teknologi, khususnya siswa kelas XII SMKN 12 Bandung.

1.7 Definisi Operasional

1. Pengalaman Praktek Industri

Pengalaman praktek industri adalah semua pengetahuan yang di dapat dan

kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama melaksanakan prakerin di

suatu industri dalam kurun waktu tertentu yang di ukur oleh suatu angket.

2. Uji Kompetensi

Uji kompetensi adalah suatu penilaian untuk mengukur tingkat

penguasaan atau kemampuan siswa dalam bidang permesinan dengan standar

yang berlaku atau standar kompetensi yang telah ditetapkan.

1.8 Sistematika Penelitian

Penelitian ini disajikan dalam bab-bab yang disusun berdasarkan sistematika

penulisan sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan : berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan

sistematika penulisan.

2 Bab II Tinjauan Teori : mengemukakan landasan teoritis yang mendukung dan

relevan dengan permasalahan penelitian, berikut anggapan dasar penelitian dan

hipotesis penelitian.

3 Bab XII Metodologi Penelitian : berisi metode penelitian, paradigma penelitian, data

dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan instrumen data,

(21)

8

4 Bab IV Hasil dan pembahasan penelitian : berisi uraian dan pembahasan hasil

penelitian yang diperoleh meliputi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil

penelitian.

5 Bab V Kesimpulan dan saran : berisi penjelasan kesimpulan dari penelitian dan saran

(22)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah metode Deskriptif Analisis

Korelasional. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada tanpa

mempersoalkan keadaan sebelum dan sesudahnya, baik fenomena yang bersifat alami

ataupun rekayasa manusia. Studi hubungan (associational study), disebut juga studi

korelasional (correlational study), meneliti hubungan antara dua hal, dua variabel

atau lebih. Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa

Penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.

Walaupun demikian ada peneliti lain seperti di antaranya Nazir dalam Sukardi

(2008:166) mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi,

karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam

konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.

3.2 Variabel Penelitian dan Paradigma Penelitian

3.2.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat.Variabel bebas (variabel X) adalah perlakuan yang sengaja dimanipulasi untuk

diketahui intensitasnya atau pengaruhnya terhadap vaiabel terikat.Sedangkan,

(23)

28

atau respon dari variabel bebas. Berdasarkan penjelasan di atas, yang dimaksud

dengan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (variabel X) yaitu pengalaman praktek industri

b. Variabel terikat (variabel Y) yaitu prestasi uji kompetensi

3.2.2 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:42) paradigma penelitian dapat diartikan sebagai

berikut :

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagi pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang seklaigus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistic yang digunakan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka paradigma penelitiannya sebagai berikut :

(24)

29

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Sugiyono (2010:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai

populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu

populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas XII SMKN 12 Bandung kompetensi keahlian

Permesinan Pesawat Udara yang berjumlah 92 orang.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara

SMKN 12 Bandung

Kompetensi Keahlian Kelas Jumlah Siwa

Permesinan Pesawat

Sumber: wakasek Hubin SMKN 12 Bandung

3.3.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:116) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. “Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

(25)

30

digunakan untuk penentuan jumlah sampel dari suatu populasi menggunakan

Nomogram Harry King. Sugiyono (2010;85) menuturkan “Dalam Nomogram Harry

King tersebut, jumlah populasi maksimum 2000, dengan taraf kesalahan yang

bervariasi, mulai 0,3 sampai 15%, dan faktor pengali disesuaikan dengan taraf

kesalahan yang ditentukan”.

(26)

31

Anggota populasi dalam penelitian ini adalah 92 orang siswa dari 3 kelas.

Berdasarkan Nomogram Harry King di atas, dikehendaki kepercayaan sampel

terhadap populasi 95% atau tingkat kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang diambil

0,73 x 92 x 1,195 = 80 orang. Jadi banyaknya sampel yang akan diambil dalam

penelitian ini adalah sebanyak 80 orang.

Dari Tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa terdapat 3 populasi kelas. Langkah

selanjutnya adalah menentukan sampel siswa.Dalam penarikan sampel angkatan

dilakukan secara random dan proporsional. Adapun rumus yang digunakan untuk

mengetahui sampel yang diambil secara proporsional random sampling yang

menggunakan perhitungan sebagai berikut:

ni = x n (Riduwan, 2008 : 49)

Keterangan:

ni = Jumlah sampel proporsional

n = Jumlah sampel seluruhnya

NI = Jumlah populasi proposional

N = Jumlah populasi seluruhnya

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara

SMKN 12 Bandung

Kelas Populasi Sampel

PPU 1 30 (30/92 x 80) = 26

PPU 2 29 (29/92 x 80) = 25

PPU 3 33 (33/92 x 80) = 29

(27)

32

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

3.4.1 Data dan Sumber Data

a. Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang

dipakai untuk suatu keperluan. Arikunto, S (2006 : 92). Data yang terdapat dalam

penelitian ini terdiri :

a. Data tentang pengalaman praktek kerja industri siswa kelas XII SMKN 12

Bandung kompetensi keahlian Permesinan Pesawat Udara.

b. Data tentang prestasi uji kompetensi siswa kelas XII SMKN 12 Bandung

kompetensi keahlian Permesinan Pesawat Udara.

b. Sumber Data

Menurut Arikunto, S (2010:172), yang dimaksud dengan dengan sumber data

dalam penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh”. Berdasarkan kutipan

tersebut, maka sumber data untuk pengalaman praktek industri adalah siswa-siswa

kelas XII PPU 1, XII PPU 2, dan XII PPU 3SMKN 12 Bandung tahun ajaran

2012/2013. Sedangkan sumber data untuk prestasi uji kompetensi diperoleh dari

dokumen-dokumen yang sudah dikumpulkan oleh pihak hubin SMKN 12 Bandung.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

metode dokumentasi dan metode kuesioner.

a. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang bersumber

pada hal-hal atau benda-benda yang tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto S, 2002:

(28)

33

b. Metode Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Jenis Angket yang digunakan dalam penelitian ini

adalah jenis angket tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan

jawaban sehingga pengisi hanya memberikan tanda pada jawaban yang dipilihnya

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

3.4.3 Instrumen Penelitian

Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar, akurat, karena

keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung kepada kebenaran dan ketepatan

data.Sementara, kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung pada alat

pengumpul data yang digunakan dan sumber datanya. Sesuai dengan metode

pengumpul data, maka instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

dan lembar nilai.

a.Angket

Penggunaan angket sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini,

dilandasi oleh kenyataan yang dihadapi peneliti, seperti apa yang dikemukakan oleh

Hajar, I (1996:181), bahwa :

Angket merupakan suatu daftar pertanyaan/pernyataan tentang topic tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual maupun kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti keyakinan, minat perilaku, ataupun kejadian-kerjadian yang telah dialami seseorang.Dalam mendapat informasi dengan angket ini peneliti tidak perlu bertemu langsung dengan subjek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan/pernyataan tertulis untuk mendapatkan respon.

Berdasarkan landasan di atas, maka instrumen yang digunakan dalam

penelitianini adalah angket yang digunakan untuk menunjang data tentang

pengalaman praktek industri.Angket disusun dengan mengacu pada skala Guttman

(29)

34

respon terhadap pernyataan dengan memberikan salah satu jawaban dari dua

alternatif jawaban yang diberikan. Pembobotan skala Guttman ini terdiri dari dua

tingkatan penilaian, seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3. Pembobotan Skala Guttman

Arah Pertanyaan Bobot Penilaian

Ya Tidak

Pertimbangan dari penggunaan angket model skala Guttman ini, menurut Nasir, Moh

(1999;89) menyatakan bahwa “skala Guttman sangat baik untuk meyakinkan peneliti

tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti”. b. Rekap nilai

Instrumen penelitian yang digunakan untuk menunjang data variabel Y

mengenai prestasi uji kompetensi yaitu dengan dokumen data-data hasil prestasi uji

kompetensi.Dengan demikian, Alat untuk mengumpulkan data-data hasil prestasi uji

kompetensi adalah berupa rekap nilai uji kompetensi yang telah dihimpun oleh pihak

hubin SMKN 12 Bandung.

3.4.4 Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen dilakukan karena angket dalam penelitian ini belum

merupakan alat ukur yang standar, dan belum teruji keterandalannya.Pada uji coba

angket ini, yang di uji cobakan adalah mengenai validitas dan reliabilitasnya. Hal ini

(30)

35

a. Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan

kesahihan suatu instrumen (Arikunto, S. 2006 : 130). Untuk menguji validitas dari

tiap item angket, maka dilakukan uji validitas dari tiap item angket dengan cara

analisa butir.Untuk menguji tingkat validitas angket ini digunakan rumus korelasi

product moment yang dikemukakan oleh Pearson :

rxy =

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ } ∑ ∑ } (Arikunto,S. 2006:69)

dimana:

r = koefisien korelasi

X = jumlah skor tiap item yang diperoleh responden uji coba

Y = jumlah skor tiap item yang diperoleh responden uji coba

XY = jumlah skor X dan Y

N = jumlah responden

Selanjutnya, dilakukan uji t dalam rangka untuk mengetahui dari nilai korelasi yang

didapat. Adapun rumus yang digunakan adalah :

(Arikunto,S, 2006: 165)

dimana :

t = uji signifikasi korelasi

r = koefisien korelasi yang telah dihitung

n = jumlah responden

Setelah didapat thitung, selanjutnya nilai thitung tersebut dikonsultasikan dengan

ttabel. Apabila dari hasil perhitungan thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen tersebut valid. Sebaliknya, apabila dari hasil

perhitungan thitung lebih kecil dari ttabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen

(31)

36

instrument dikatakan valid apabila thitung>ttabel, pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil uji

validitas instrument dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4. Uji Validitas Instrumen Pengalaman Praktek Industri

Variabel Aspek yang

Berdasarkan Tabel 3.4 ternyata ada dua butir soal yang gugur, yaitu pada nomor

(32)

37

b. Uji Reliabilitas

Definisi reliabilitas menurut Sugiyono (2010 : 172) adalah ketepatan atau

keajegan alat ukur tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya, artinya kapan pun

alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Untuk mencari

reliabilitas ada beberapa teknik yang diperguanakan.Salah satu teknik itu adalah

menggunakan rumus Kuder-Richadson. Arikunto, S (2006: 164) mengemukakan

bahwa “Rumus Kuder Richadson digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen

dengan skor 1 atau 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Rumus tersebut adalah :

(Arikunto,S. 2006: 165)

Dimana:

r11 = Reliabilitas instrument

n = banyaknya butir pertanyaan/item

Xt = rata – rata skor total St2 = variansi skor total

Sebagai pedoman kriteria penafsiran r11 menurut Arikunto adalah dengan cara

membandingkan nilai r11hitungdengan nilai rkoefisien korelasi pada tabel berikut ini :

Tabel 3.5.Tingkat Reliabilitas

KOEFISIEN KORELASI (r11) PENAFSIRAN

0,800 – 1,00 Sangat Tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup

0,200 – 0,399 Rendah

(33)

38

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan (lampiran 2), didapatkan nilai r11

sebesar 0,374. Dengan demikian menurut Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa kriteria

tentang pengalaman praktek industri memiliki reliabilitas yang tergolong rendah.

3.5 Teknik Analisis Data

Berdasarkan hipotesis yang akan di uji, tujuan penelitian, jenis data, dan

variabel penelitian, penulis melakukan pengolahan data dengan analisis statistik non

parametrik. Hasil dari analisis data ini merupakan bahan untuk menarik kesimpulan.

Adapuan langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data adalah :

a. Mengecek kelengkapan angket yang telah diisi oleh responden.

b. Memberikan skor pada lembar jawaban angket.

c. Menjumlahkan skor dari tiap item variabel.

d. Mengolah data dengan uji statistik.

3.5.1 Tabel Distribusi Frekuensi

Dalam membuat tabel distribusi frekuensi, penulis mengikuti aturan Sturgers,

yaitu sebagai berikut :

a. Menentukan rentang skor (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

b. Menentukan banyaknya kelas interval

BK = 1 + 3,3 log N

Keterangan : BK = banyaknya kelas interval

N = jumlah data

c. Menentukan panjang kelas interval (P)

d. Membuat tabel distribusi frekuensi.

(34)

39

√∑

3.5.2 Uji Prasyarat Analisis

Mengingat data yang diperoleh merupakan data nominal, maka uji prasyarat

analisis tidak dilakukan. Oleh karena itu, alur penelitian ini menggunakan analisis

statistik non-parametrik.

3.5.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji independen chi-kuadrat (χ2). Pengujian χ2 hanya dapat membahas (menguji) paling banyak dua variabel (atribut, kriteria atau faktor). Variabel I dan II berasal dari sumber data yang sama. Selain

hubungan antar variabel, nilai χ2 juga dapat menjelaskan pengaruh atau kontribusi antarvariabel, sesuai dengan fenomena yang diukur atau dasarnya sampel.

(35)

40

Banyaknya pengamatan untuk tiap sel-sel matrik dinyatakan dengan fij,

sehingga pengamatan total yang dilakukan adalah N = Σfij = f11 + f12 + …. + fij.

Hipotesis yang diuji berdasarkan data seperti dalam tabel tersebut adalah :

Ho ; Kedua variabel bebas statistik (independen).

Ha : Tidak bebas statistik (dependen)

Pengujian dilakukan dengan pendekatan eksak dengan memprediksi frekuensi

teoritik atau banyak gejala yang diharapkan pada tiap sel matriks, yang dinyatakan

Dengan derajat kebebasan : dk = (B-1) (K-1).

Kriteria pengujian : tolak Ho jika χh2> χ2tabel .

Selanjutnya bila diinginkan informasi derajat hubungan antar kedua variabel,

dihitung koefisien kontingensi C melalui rumus :

(Siregar, S. 2004 : 186)

Nilai C digunakan untuk menilai derajat asosiasi antar variabel yang diukur, dengan

cara membandingkannya dengan koefisien kontingensi maksimum matriks B × K,

(36)

41

(Siregar, S. 2004 : 187)

m = jumlah baris atau kolom yang paling sedikit.

Kemudian hitung derajat asosiasi sampel dengan rumus :

(Siregar, S 2004 : 187)

Secara umum kriteria r adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7. Kriteria Derajat Asosiasi

Kriteria Derajat Asosiasi PENAFSIRAN

0,80< r <1 Sangat Tinggi

0,60< r < 0,80 Tinggi

0,40< r < 0,60 Cukup

0,20< r < 0,40 Rendah

0,00 < r < 0,20 Sangat Rendah

r = 1 Derajat asosiasi sempurna

R = 0 Tidak berasosiasi

(sumber : Siregar,S. 2004 : 187)

Persyaratan perhitungan yang harus dipenuhi pada tabel kontingensi ini telah

dibahas oleh Siregar, S (2004; 296), yaitu

Frekuensi observasi yang diharapkan di bawah Ho, untuk tiap sel tidak boleh

(37)

42

Tabel 3.8. Koreksi Yattes

Var I Var II

K1 K2 Σ

B1

B2

a

c

b

d

ΣB1

ΣB2

Σ ΣK1 ΣK2 N

(Siregar, S. 2004 : 189)

Dengan demikian perhitungan χ2

untuk tabel koreksi Yattes menggunakan

rumus sebagai berikut :

| |

∑ ∑ ∑ ∑

(Siregar, S. 2004:189)

Koefisien asosiasi untuk tabel koreksi Yattesdapat dihitung dengan rumus koefisien Φ, yaitu :

(38)

65

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Kontribusi Pengalaman Praktek

Industri Terhadap Prestasi Uji Kompetensi”, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengalaman Praktek Industri siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung

termasuk ke dalam kategori sedang.

2. Prestasi Uji Kompetensi siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung termasuk

ke dalam kategori sedang.

3. Pengalaman praktek industri tidak berkontribusi terhadap prestasi uji

kompetensi siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung.

5.2 KeterbatasanPenelitian

1. Penelitian pengalaman praktek industri hanya diteliti dengan angket,

sehingga kejujuran responden adalah kunci pokok dalam kebenaran keadaan

diri responden.

2. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII SMKN 12 Bandung, sehingga

penelitian ini tidak dapat dijadikan dasar pengembangan pengalaman praktek

industri pada SMK lain.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,

peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu:

1. Bagi SMKN 12 Bandung, hendaknya secara berkala meninjau kegiatan atau

rincian tugas yang dilakukan siswa selama prakerin.

2. Bagi Siswa, hendaknya ketika memilih industri untuk tempat praktek industri

sesuai dengan kompetensi keahliannya masing-masing atau pemilihan

(39)

63

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, D. (2008). Praktik Kerja Industri Mencetak Siswa SMK Siap Kerja. Diakses dari dari http://daffa-akhtar.blog.plasa.com/ pada tanggal 15 februari 2013.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

As’ad, Mohammad. (1998). Psikologi Industri. Yogyakarta : Andi offset

Bidulang, D. (2000). Studi Tentang Implementasi Kurikulum Pendekatan

Kompetensi pada Pelatihan Pamong Belajar SKB di BPKP Sulawesi Utara (Tesis). Bandung : PPS UPI

Chalpin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan Kartini Kartono). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Garis-Garis Besar Program

Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) Kurikulum SMK. Jakarta : Depdikbud

Depdiknas. (2006). UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 15. Jakarta : Depdiknas

Dikmenjur. (2008). Kurikulum SMK. Jakarta : Dikmenjur

Djamarah, S. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Jakarta : Rineka Cipta

Hajar, I. (1999). Dasar-Dasar Metode Penelitian Kuantitaif Dalam Pendidikan. Jakarta : Rajawali

Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hasan, A dkk. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

(40)

63

Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes Nontes. Yogyakarta : Mitra Cendikia

Mulyasa, E. (2007). Menjadi GuruProfesional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nasir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia

Nasution, S. (1986). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Nolker, H. (2005). Pendidikan Kejuruan : Pengajaran, Kurikulum, Perencanaan. Jakarta : Gramedia.

Nolker H. dan Schoenfeldt E. (1983). Pendidikan Kejuruan. Jakarta : Gramedia.

Riduwan dan Sunarto. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Siregar, S. (2004). Statistika Terapan. Jakarta : Grasindo

Slameto. (1999). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

SK Menteri Perindustrian. 1986. Jenis-jenis Industri Berdasarkan Jumlah Modal

dan Tenaga Kerja [online]. Tersedia : http://cetak.bankapos.com diakses

tanggal 24 mei 2013

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Sumanto, W. (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gunung jati

Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Garfindo

Tim Penyusun (2008). Pelaksanaan Prakerin. Jakarta : Direktorat PSMK

Tim Penyusun UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan buku,

Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung : Universitas Pendidikan

Indonesia

Umaran. (2008). “Kontirbusi Prestasi Prakerin Terhadap Uji Kompetensi Siswa

Gambar

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian  .....................................................................
Tabel 1.1. Jumlah Siswa Kelas XII SMKN 12 Bandung yang Mengikuti Prakerin dan
Gambar 3.1. Paradigma Penelitian
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Jember melalui Dinas Pertanian melakukan kegiatan untuk mendukung peningkatan produksi singkong ini dengan memberikan bantuan benih unggul

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) bentuk-bentuk diksi; (2) bentuk-bentuk majas; (3) bentuk-bentuk citraan atau imaji; (4) analisis stilistika dalam

Data Access Layer – Layer ini memiliki tanggung jawab operasional ke database Domain Layer– Layer ini berisi implementasi class- class yang merupakan gambaran domain

Sedangkan pada kelas kontrol bahan ajar yang digunakan merupakan buku pegangan siswa yang diperoleh dari perpustakaan sekolah yang pada akhir pembelajaran akan

Membuat kue kering dengan tepung singkong, lanjut Sri, tidak sama dengan kue kering dari tepung terigu, terutama dalam hal komposisi bahan baku yang digunakan.. Jika pada

Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi

Khususnya kebijakan divide, pada lingkungan keuangan merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting (bersama dengan kebijakan investasi dan juga kebijakan pendanaan),