KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTEK INDUSTRI TERHADAP PRESTASI UJI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI 12 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh
Diki Ismail Permana
E.0551.0807839
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Kontribusi Pengalaman Praktek
Industri Terhadap Prestasi Uji
Kompetensi di SMKN 12 Bandung
Oleh
Diki Ismail Permana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Diki Ismail Permana 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
DIKI ISMAIL PERMANA E.0551.0807839
KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTIK DI INDUSTRI TERHADAP PRESTASI UJI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI 12 BANDUNG
TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
PEBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Inu Hardi K, ST., M.Pd NIP. 19580206 198403 1002
Pembimbing II
Drs. Yayat, M.Pd NIP. 19680501 199302 1001
Diketahui oleh,
KETUA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Dr. Wahid Munawar, M. Pd.
KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTEK INDUSTRI TERHADAP PRESTASI UJI KOMPETENSI SISWA SMKN 12 BANDUNG
Abstrak
Diki Ismail Permana 0807839
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi
pengalaman praktik industri terhadap prestasi uji kompetensi pada siswa kelas XII
PPU SMKN 12 Bandung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian expost facto
dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif korelasional. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung. Sampel diambil
sebanyak 80 siswa dengan menggunakan diagram harry king secara proportional
random sampling dari jumlah populasi 92 siswa yang tersebar di tiga kelas.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan angket dan lembar rekap
nilai. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa pengalaman praktek industri
dan prestasi uji kompetensi siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung termasuk
kategori sedang. Berdasarkan hasil uji hipotesis chi-kuadrat (χ2) dengan menggunakan tabel kontingensi 2x2 (koreki Yattes) diperoleh, bahwa pengalaman
praktek industri tidak berkontribusi terhadap prestasi uji kompetensi.
THE CONTRIBUTION OF INDUSTRY PRACTICE EXPERIENCE TO
ACHIEVEMENT OF COMPETENCE TEST IN SMKN 12 BANDUNG
Abstrack
Diki Ismail Permana 0807839
The main objective of this study is to determine the contribution of industry
practice experience to achievement of competency test on XII PPU class in
SMKN 12 Bandung. This research is a kind of ex-post facto research using
correlational descriptive analysis approach. The subjects were students of class
XII PPU SMKN 12 Bandung. Samples were taken by 80 students using Harry
King diagrams with proportional random sampling from 92 students population
spread across three classes. Data collection is done by using a questionnaire and a
recap sheet value. Descriptive analysis suggests that the industry practices
experience and achievement of competency test on class XII PPU SMKN 12
Bandung in medium category. Based on the results of chi-kuadrat (χ2) hypothesis test using 2x2 contingency tables (Yattes correction) is obtained, that the industry
practices experience do not contribute to the achievement of competency test.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur dan segala puji bagi Allah SWT; yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Sholawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini berjudul “Kontribusi Pengalaman Praktek Industri Terhadap Prestasi Uji Kompetensi Siswa SMKN 12 Bandung”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan
Teknik Mesin FPTK UPI.
Dengan diselesaikannya skripsi, penulis berharap dapat bermanfaat bagi
pembaca dan semua pihak. Penulis telah berusaha mengerjakan skripsi dengan
seoptimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Bandung, Juni 2013
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis menyampaikan rasa terimakasih serta penghargaan kepada :
1. Ibu, Ayah dan keluarga tercinta yang terus berjuang, bekerja keras,
memberikan motivasi, nasihat dan doa sehingga penulis selalu diberikan
kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Dr. Wahid Munawar, M.Pd selaku Ketua Juruan Pendidikan Teknik
Mesin
3. Bapak Dr. Inu Hardi K, ST., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
banyak memberikan bantuan, arahan dan koreksi dalam penyelesaian skripsi
ini.
4. Bapak Drs. Yayat, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan masukan, dorongan, arahan dan koreksi
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.
6. Bapak Drs. Asep Syafarudin selaku wakasek bidang kurikulum SMKN 12
Bandung.
7. Bapak Drs. Tedi Rosadi selaku wakasek hubungan industri SMKN12 Bandung
8. Guru dan staf di SMKN 12 Bandung khususnya jurusan Permesinan Pesawat
Udara.
9. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2008 konsentrasi
Produksi dan Perancangan.
10.Raisa Andriana yang menjadi penyemangat penulis.
11.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas
bantuan dan kerjasamanya, semoga Allah SWT, membalas segala amal
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
LEMBARAN PENGESAHAN ...iii
KATA PENGANTAR ...iv
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR GAMBAR ...ix
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ...1
1.2Identifikasi Masalah ...5
1.3Pembatasan Masalah ...5
1.4Perumusan Masalah ...6
1.5Tujuan Penelitian ...6
1.6Manfaat Penelitian ...6
1.7Definisi Operasional...7
1.8Sistematika Penulisan ...7
BAB II. LANDASAN TEORI 2.1Praktek Industri ...9
2.1.1Pengertian Praktek Industri ...9
2.1.2Tujuan Praktek Industri ...10
2.1.3Fungsi Praktek Industri ...10
2.1.4Kegiatan yang Dilaksanakan Selama Prakerin ...11
2.1.7Kualifikasi Tempat Prakerin ...12
2.1.8Pengalaman Praktek Industri ...13
2.2 Prestasi Belajar ...16
2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 16
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Proses Hasil Belajar Siswa di Sekolah ... 18
2.2.3 Hasil Belajar Dalam Praktek Indusri... 19
2.3 Uji Kompetensi ... 20
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 27
3.2Variabel Penelitian dan Paradigma Penelitian ... 27
3.2.1 Variabel Penelitian ... 27
3.2.2 Paradigma Penelitian ... 28
3.3 Populasi dan Sampel ... 29
3.3.1 Populasi Penelitian ... 29
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 43
4.1.1 Pengalaman Praktek Industri... 45
4.1.2 Prestasi Uji Kompetensi ... 48
4.2 Pengujian Hipotesis ... 51
4.3 Pembahasan ... 54
4.3.3 Kontribusi Pengalaman Praktek Industri Terhadap Prestasi Uji
kompetensi ... 57
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 59
5.2 KeterbatasanPenelitian ... 59
5.3 Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 28
Gambar 3.2 Nomogram Harry King ... 30
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktek Industri ... 46
Gambar 4.2 Diagram Kecenderungan Skor Pengalaman Praktek Industri ... 47
Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Uji Kompetensi ... 49
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Siswa Kelas III SMKN 12 Bandung yang Mengikuti Prakerin dan
Uji Kompetensi ... 3
Tabel 2.1 Kualifikasi Tempat Prakerin SMKN 12 Bandung Tahun 2011/2012 ... 13
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara SMKN 12 Bandung ... 29
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara SMKN 12 Bandung ... 31
Tabel 3.3 Pembobotan Skala Guttman ... 34
Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen Pengalaman Praktik Industri ... 36
Tabel 3.5 Tingkat Reliabilitas ... 37
Tabel 3.6 Kontingensi Bi x Ki ... 39
Tabel 3.7 Kriteria Derajat Asosiasi ... 41
Tabel 3.8 Koreksi Yattes ... 42
Tabel 4.1 Tempat Prakerin Siswa PPU kelas XII SMKN 12 Bandung ... 43
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 44
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktik Industri ... 45
Tabel 4.4 Distribusi Kecendrungan Pengalaman Praktik Industri ... 47
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Uji Kompetensi ... 48
Tabel 4.6 Distribusi Kecendrungan Prestasi Uji Kompetensi ... 50
Tabel 4.7 Kontingensi 3x3 ... 52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 (Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian)
1.1 Kisi-Kisi Angket Pengalaman Praktek Industri ... 62
1.2 Angket Pengalaman Praktek Industri ... 64
Lampiran 2 (Data Penelitian)
2.1 Skor Mentah Angket Pengalaman Praktek Industri ... 68
2.2 Hasil Skor Angket Pengalaman Praktek Industri ... 71
2.3 Nilai Uji Kompetensi ... 72
Lampiran 3 (Validitas dan Reliabilitas)
3.1 Perhitungan Angket Variabel Pengalaman Praktek Industri ... 73
3.2 Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Pengalaman Prakerin... 75
Lampiran 4 (Tabel Statistika)
4.1 Tabel Distribusi t-student ... 76
4.2 Tabel Distribusi Chi-kuadrat ... 77
Lampiran 5 (Surat-surat)
5.1 Lembar Bimbingan ... 78
5.2 Surat Keputusan ... 84
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis.Perkembangan dan perubahan terjadi sejalan dengan perubahan budaya
kehidupan.Perubahan dalam arti menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Mutu
pendidikan berkaitan erat dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang dipengaruhi
oleh banyak faktor, antara lain kurikulum, tenaga kependidikan, proses pembelajaran,
sarana dan prasarana, lingkungan sekolah dan manajemen sekolah itu sendiri.
Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga formal yang
bertujuan untuk menciptakan lulusan-lulusan yang siap untuk bekerja di dunia
industri maupun dunia usaha. Para siswa mengikuti pembelajaran normatif, adaftif
dan produktif di sekolah selama 3 tahun, yaitu dikelas X, XI, dan XII. Selain
mengikuti pembelajaran di sekolah, dalam upaya untuk menciptakan lulusan yang
kompeten dan siap kerja di dunia industri, maka siswa kelas XII diwajibkan untuk
mengikuti Praktek Industri (Prakerin).
Praktek Industri merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian
professional yang memadukan secara sistematik dan singkron antara program
pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
kegiatan bekerja langsung di dunia kerja secara terarah untuk mencapai suatu tingkat
keahlian professional tertentu. Pelaksanaan Praktek Industri menjadi salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan sesuai dengan ketentuan
pada Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Praktek Industri dan sesuai
dengan Kurikulum SMK (Dikmenjur : 2008) yang menyebutkan :
2
merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan , seperti day release, block release, dan sebagainya.
Prakerin merupakan praktek kerja Industri yang dilaksanakan oleh siswa kelas
XII di dunia industri. Di SMK Negeri 12 Bandung. Praktek Kerja Industri (prakerin)
dilaksanakan oleh siswa kelas XI dan XII selama 4 bulan. Salah satu tujuan prakerin
adalah untuk mengenalkan dan memberi pengalaman kepada siswa tentang dunia
kerja sebenarnya, yang akan mereka hadapi setelah menyelesaikan studi di SMK.
Siswa langsung terjun ke lapangan di bawah pengawasan dari pihak perusahaan/
industri.
Setelah para siswa melaksanakan prakerin di dunia industri, diharapkan
adanya peningkatan kemampuan (skill) individual siswa, memiliki motivasi kerja
yang tinggi, disiplin dan sikap yang professional sesuai dengan tuntutan dunia
industri. Selama masa prakerin berlangsung, siswa akan mendapat
pengalaman-pengalaman kerja dilapangan yang tidak mereka dapatkan di sekolah. Menurut
Nolker, H (2005:11), kegiatan belajar dapat dilakukan dimana saja, seperti diruang
kelas, laboraturium, bengkel dan pabrik. Dengan demikian belajar dapat dilakukan di
sekolah maupun di luar sekolah.
Berkaitan dengan belajar yang dilakukan di luar sekolah, Nolker, H (2005:11)
mengatakan bahwa pengalaman yang diperoleh siswa di luar sekolah, disamping
akan membantu proses belajar mengajar, juga dapat digunakan untuk menguji
keterampilan dan pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah. Adapun, menurut
Chalpin (2006 : 179) pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari praktek atau dari luar usaha belajar. Selain itu belajar langsung didunia
kerja akan lebih menguntungkan, karena disamping siswa menerapkan pengetahuan
dan keterampilan yang didapat di sekolah, siswa juga dapat mengenal keadaan yang
sesungguhnya di dunia kerja. Oleh karena itu apabila pengalaman yang di alami oleh
siswa selama praktek kerja itu baik, maka secara langsung dapat menambah keahlian
3
Pengalaman di dunia kerja sangat dibutuhkan oleh peserta didik, khususnya
pada saat mulai bekerja setelah lulus. Para siswa sebagai lulusan harus siap kerja serta
menguasai kompetensi-kompetensi standar yang ada di industri. Hasil Penugasan
berupa kompetensi yang dialami oleh siswa itu dapat dievaluasi, salah satunya
melalui pelaksanaan uji kompetensi. Uji kompetensi adalah suatu proses
pengumpulan bukti-bukti penilaian apakah suatu kompetensi telah tercapai atau tidak.
Pengujian kompetensi juga dimaksudkan untuk mengkonfirmasi, apakah siswa sudah
dapat melaksanakan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai dengan standar
kompetensi yang telah ditetapkan atau belum.
Untuk mencapai hasil uji kompetensi yang optimal, para pelaksana harus
mengacu pada pedoman atau aturan yang berlaku yang menyangkut proses
pelaksanaan pengujian berbasis kompetensi dengan aturan go dan no go. Ketentuan
yang berlaku di SMKN 12 Bandung, siswa dinyatakan lulus, apabila telah lulus ujian
nasional dan uji kompetensi.
Tabel 1.1. Jumlah Siswa Kelas XII SMKN 12 Bandung yang Mengikuti Prakerin dan
Uji Kompetensi Tahun Pelajaran 2009/2010, 2010/2011, 2011/2012
(Sumber : Arsip Wakasek Hubin SMKN 12 Bandung)
Namun, pada kenyataannya, masih ada siswa yang tidak lulus uji kompetensi,
meskipun mereka sudah melaksanakan prakerin dan dinyatakan lulus, hal ini dapat
dilihat pada Tabel 1.1 atas. Berdasarkan data Tabel 1.1, persentase jumlah siswa yang
lulus uji kompetensi pada tahun 2009/2010 adalah 96,68%, 2010/2011 adalah 94,67%
4
dan tahun pelajaran 2011/2012 adalah 95,53%. Sementara, harapannya siswa kelas
XIIlulus dalam uji prakerin maupun uji kompetensi.
Umaran (2008 : 4) menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan prestasi uji
kompetensi siswa kelas XII SMKN 12 Bandung belum optimal, diantaranya
kurangnya tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran
yang diujikan dalam uji kompetensi, kurangnya motivasi belajar siswa, fasilitas/alat
praktek kurang optimal digunakan, kurangnya instruktur/guru yang komponen, proses
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah belum optimal, serta penguasaan
kompetensi pada saat prakerin belum optimal. Adanya faktor prakerin sebagai
penyebab belum optimalnya prestasi uji kompetensi tidak lepas dari faktor-faktor
yang menyebabkan pelaksanaan prakerin di SMKN 12 Bandung belum optimal
diantaranya teori yang masih kurang menunjang sehingga bekal teori untuk
melaksanakan prakerin belum optimal, kompetensi adaptif dan profuktif yang belum
sesuai dengan standarisasi perusahaan, siswa yang masih kurang teliti memilih
tempat prakerin, pembimbing yang belum intensif mengontrol siswa yang
melaksanakan prakerin dan penempatan siswa yang belum sesuai dengan program
keahlian mereka disekolah.
Faktor-faktor penghambat tersebut, menyebabkan tidak adanya kesesuaian
antara jumlah siswa yang lulus uji prakerin dengan jumlah siswa yang lulus uji
kompetensi. Berdasarkan uraian mengenai prakerin dan uji kompetensi di atas,
penulis merasa perlu untuk mengadakan suatu penelitian mengenai kontribusi
pengalaman prakerin terhadap prestasi uji kompetensi yang dilaksanakan oleh siswa
kelas XII SMKN 12 Bandung, dengan judul “Kontribusi Pengalaman Praktek
5
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah untuk memperjelas permasalahan yang
kemungkinan timbul untuk diteliti dan juga identifikasi masalah ini berguna untuk
menentukan suatu objek permasalahan pada situasi tertentu. Identifikasi masalah
diperoleh antara lain mencakup sebagai berikut:
1. Kurikulum SMK yang di rasa belum sesuai dengan tuntutan SMK.
2. Pengalaman yang di dapat oleh siswa pada saat prakerin belum dapat
meningkatkan kompetensi siswa sesuai keahliannya.
3. Adanya kesenjangan antara jumlah siswa yang lulus dalam prakerin dengan
jumlah siswa yang lulus dalam uji kompetensi.
4. Proses pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pendidik belum mengacu pada
pada pedoman atau aturan yang berlaku yang menyangkut proses pelaksanaan
pengujian berbasis kompetensi dengan aturan go dan no go.
5. Faktor-faktor penghambat prakerin siswa yang masih belum dibenahi oleh pihak
sekolah yang dapat mengakibatkan pengalaman prakerin yang di dapat oleh siswa
tidak optimal.
1.3 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka bidang kajian yang diteliti dalam penelitian
ini dibatasi. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan praktek industri hanya meliputi pelaksanaan selama di lapangan pada
saat praktek industri pada siswa kelas XII semester satu.
2. Prestasi uji kompetensi siswa kelas XII kelas Permesinan Pesawat Udara.
3. Pengalaman praktek industri pada industri permesinan di tingkat SMK pada
6
1.4 Perumusan Masalah
Penulis perlu merumuskan masalah dalam penelitian ini supaya penulisannya
lebih terarah. Perumusan masalah itu sendiri menurut Arikunto, S (2006:30): “perumusan masalah merupakan langkah suatu problematika penelitian dan merupakan bagian pokok dari kegiatan penelitian”. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan:
1. Bagaimana pengalaman prakerin siswa SMKN 12 Bandung ?
2. Bagaimana prestasi uji kompetensi siswa SMKN 12 Bandung ?
3. Bagaimanakah kontribusi pengalaman prakerin terhadapprestasi uji kompetensi
siswa SMKN 12 Bandung ?
1.5 Tujuan Penelitian
Agar penelitian lebih terarah dan hasil yang diperoleh lebih optimal maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kualitas pengalaman kerja prakerin pada siswaSMKN 12
Bandung.
2. Untuk mengetahui kualitas prestasi uji kompetensi siswa SMKN 12 Bandung.
3. Untuk mengetahui kontribusi antara pengalaman prakerin dengan prestasi uji
kompetensi siswa SMKN 12 Bandung.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, diantaranya adalah :
1. Bagi pihak SMKN 12 Bandung, dapat menjadi acuan dalam perencanaan dan
7
2. Bagi pihak industri, sebagai acuan untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa
selama kerja praktek, dengan cara memberikan bekal ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya siswa kelas XII SMKN 12 Bandung.
1.7 Definisi Operasional
1. Pengalaman Praktek Industri
Pengalaman praktek industri adalah semua pengetahuan yang di dapat dan
kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama melaksanakan prakerin di
suatu industri dalam kurun waktu tertentu yang di ukur oleh suatu angket.
2. Uji Kompetensi
Uji kompetensi adalah suatu penilaian untuk mengukur tingkat
penguasaan atau kemampuan siswa dalam bidang permesinan dengan standar
yang berlaku atau standar kompetensi yang telah ditetapkan.
1.8 Sistematika Penelitian
Penelitian ini disajikan dalam bab-bab yang disusun berdasarkan sistematika
penulisan sebagai berikut :
1. Bab I Pendahuluan : berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan
sistematika penulisan.
2 Bab II Tinjauan Teori : mengemukakan landasan teoritis yang mendukung dan
relevan dengan permasalahan penelitian, berikut anggapan dasar penelitian dan
hipotesis penelitian.
3 Bab XII Metodologi Penelitian : berisi metode penelitian, paradigma penelitian, data
dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan instrumen data,
8
4 Bab IV Hasil dan pembahasan penelitian : berisi uraian dan pembahasan hasil
penelitian yang diperoleh meliputi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil
penelitian.
5 Bab V Kesimpulan dan saran : berisi penjelasan kesimpulan dari penelitian dan saran
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah metode Deskriptif Analisis
Korelasional. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada tanpa
mempersoalkan keadaan sebelum dan sesudahnya, baik fenomena yang bersifat alami
ataupun rekayasa manusia. Studi hubungan (associational study), disebut juga studi
korelasional (correlational study), meneliti hubungan antara dua hal, dua variabel
atau lebih. Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa
Penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
Walaupun demikian ada peneliti lain seperti di antaranya Nazir dalam Sukardi
(2008:166) mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi,
karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam
konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
3.2 Variabel Penelitian dan Paradigma Penelitian
3.2.1 Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.Variabel bebas (variabel X) adalah perlakuan yang sengaja dimanipulasi untuk
diketahui intensitasnya atau pengaruhnya terhadap vaiabel terikat.Sedangkan,
28
atau respon dari variabel bebas. Berdasarkan penjelasan di atas, yang dimaksud
dengan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas (variabel X) yaitu pengalaman praktek industri
b. Variabel terikat (variabel Y) yaitu prestasi uji kompetensi
3.2.2 Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:42) paradigma penelitian dapat diartikan sebagai
berikut :
Paradigma penelitian dapat diartikan sebagi pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang seklaigus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistic yang digunakan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka paradigma penelitiannya sebagai berikut :
29
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Sugiyono (2010:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai
populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu
populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XII SMKN 12 Bandung kompetensi keahlian
Permesinan Pesawat Udara yang berjumlah 92 orang.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara
SMKN 12 Bandung
Kompetensi Keahlian Kelas Jumlah Siwa
Permesinan Pesawat
Sumber: wakasek Hubin SMKN 12 Bandung
3.3.2 Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:116) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. “Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
30
digunakan untuk penentuan jumlah sampel dari suatu populasi menggunakan
Nomogram Harry King. Sugiyono (2010;85) menuturkan “Dalam Nomogram Harry
King tersebut, jumlah populasi maksimum 2000, dengan taraf kesalahan yang
bervariasi, mulai 0,3 sampai 15%, dan faktor pengali disesuaikan dengan taraf
kesalahan yang ditentukan”.
31
Anggota populasi dalam penelitian ini adalah 92 orang siswa dari 3 kelas.
Berdasarkan Nomogram Harry King di atas, dikehendaki kepercayaan sampel
terhadap populasi 95% atau tingkat kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang diambil
0,73 x 92 x 1,195 = 80 orang. Jadi banyaknya sampel yang akan diambil dalam
penelitian ini adalah sebanyak 80 orang.
Dari Tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa terdapat 3 populasi kelas. Langkah
selanjutnya adalah menentukan sampel siswa.Dalam penarikan sampel angkatan
dilakukan secara random dan proporsional. Adapun rumus yang digunakan untuk
mengetahui sampel yang diambil secara proporsional random sampling yang
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
ni = x n (Riduwan, 2008 : 49)
Keterangan:
ni = Jumlah sampel proporsional
n = Jumlah sampel seluruhnya
NI = Jumlah populasi proposional
N = Jumlah populasi seluruhnya
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara
SMKN 12 Bandung
Kelas Populasi Sampel
PPU 1 30 (30/92 x 80) = 26
PPU 2 29 (29/92 x 80) = 25
PPU 3 33 (33/92 x 80) = 29
32
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.4.1 Data dan Sumber Data
a. Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang
dipakai untuk suatu keperluan. Arikunto, S (2006 : 92). Data yang terdapat dalam
penelitian ini terdiri :
a. Data tentang pengalaman praktek kerja industri siswa kelas XII SMKN 12
Bandung kompetensi keahlian Permesinan Pesawat Udara.
b. Data tentang prestasi uji kompetensi siswa kelas XII SMKN 12 Bandung
kompetensi keahlian Permesinan Pesawat Udara.
b. Sumber Data
Menurut Arikunto, S (2010:172), yang dimaksud dengan dengan sumber data
dalam penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh”. Berdasarkan kutipan
tersebut, maka sumber data untuk pengalaman praktek industri adalah siswa-siswa
kelas XII PPU 1, XII PPU 2, dan XII PPU 3SMKN 12 Bandung tahun ajaran
2012/2013. Sedangkan sumber data untuk prestasi uji kompetensi diperoleh dari
dokumen-dokumen yang sudah dikumpulkan oleh pihak hubin SMKN 12 Bandung.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode dokumentasi dan metode kuesioner.
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang bersumber
pada hal-hal atau benda-benda yang tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto S, 2002:
33
b. Metode Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Jenis Angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis angket tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan
jawaban sehingga pengisi hanya memberikan tanda pada jawaban yang dipilihnya
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
3.4.3 Instrumen Penelitian
Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar, akurat, karena
keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung kepada kebenaran dan ketepatan
data.Sementara, kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung pada alat
pengumpul data yang digunakan dan sumber datanya. Sesuai dengan metode
pengumpul data, maka instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
dan lembar nilai.
a.Angket
Penggunaan angket sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini,
dilandasi oleh kenyataan yang dihadapi peneliti, seperti apa yang dikemukakan oleh
Hajar, I (1996:181), bahwa :
Angket merupakan suatu daftar pertanyaan/pernyataan tentang topic tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual maupun kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti keyakinan, minat perilaku, ataupun kejadian-kerjadian yang telah dialami seseorang.Dalam mendapat informasi dengan angket ini peneliti tidak perlu bertemu langsung dengan subjek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan/pernyataan tertulis untuk mendapatkan respon.
Berdasarkan landasan di atas, maka instrumen yang digunakan dalam
penelitianini adalah angket yang digunakan untuk menunjang data tentang
pengalaman praktek industri.Angket disusun dengan mengacu pada skala Guttman
34
respon terhadap pernyataan dengan memberikan salah satu jawaban dari dua
alternatif jawaban yang diberikan. Pembobotan skala Guttman ini terdiri dari dua
tingkatan penilaian, seperti terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.3. Pembobotan Skala Guttman
Arah Pertanyaan Bobot Penilaian
Ya Tidak
Pertimbangan dari penggunaan angket model skala Guttman ini, menurut Nasir, Moh
(1999;89) menyatakan bahwa “skala Guttman sangat baik untuk meyakinkan peneliti
tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti”. b. Rekap nilai
Instrumen penelitian yang digunakan untuk menunjang data variabel Y
mengenai prestasi uji kompetensi yaitu dengan dokumen data-data hasil prestasi uji
kompetensi.Dengan demikian, Alat untuk mengumpulkan data-data hasil prestasi uji
kompetensi adalah berupa rekap nilai uji kompetensi yang telah dihimpun oleh pihak
hubin SMKN 12 Bandung.
3.4.4 Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen dilakukan karena angket dalam penelitian ini belum
merupakan alat ukur yang standar, dan belum teruji keterandalannya.Pada uji coba
angket ini, yang di uji cobakan adalah mengenai validitas dan reliabilitasnya. Hal ini
35
a. Uji Validitas
Validitas adalah pengukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan
kesahihan suatu instrumen (Arikunto, S. 2006 : 130). Untuk menguji validitas dari
tiap item angket, maka dilakukan uji validitas dari tiap item angket dengan cara
analisa butir.Untuk menguji tingkat validitas angket ini digunakan rumus korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson :
rxy =
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ } ∑ ∑ } (Arikunto,S. 2006:69)
dimana:
r = koefisien korelasi
∑X = jumlah skor tiap item yang diperoleh responden uji coba
∑Y = jumlah skor tiap item yang diperoleh responden uji coba
∑XY = jumlah skor X dan Y
N = jumlah responden
Selanjutnya, dilakukan uji t dalam rangka untuk mengetahui dari nilai korelasi yang
didapat. Adapun rumus yang digunakan adalah :
(Arikunto,S, 2006: 165)
dimana :
t = uji signifikasi korelasi
r = koefisien korelasi yang telah dihitung
n = jumlah responden
Setelah didapat thitung, selanjutnya nilai thitung tersebut dikonsultasikan dengan
ttabel. Apabila dari hasil perhitungan thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut valid. Sebaliknya, apabila dari hasil
perhitungan thitung lebih kecil dari ttabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen
36
instrument dikatakan valid apabila thitung>ttabel, pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil uji
validitas instrument dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4. Uji Validitas Instrumen Pengalaman Praktek Industri
Variabel Aspek yang
Berdasarkan Tabel 3.4 ternyata ada dua butir soal yang gugur, yaitu pada nomor
37
b. Uji Reliabilitas
Definisi reliabilitas menurut Sugiyono (2010 : 172) adalah ketepatan atau
keajegan alat ukur tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya, artinya kapan pun
alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Untuk mencari
reliabilitas ada beberapa teknik yang diperguanakan.Salah satu teknik itu adalah
menggunakan rumus Kuder-Richadson. Arikunto, S (2006: 164) mengemukakan
bahwa “Rumus Kuder Richadson digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen
dengan skor 1 atau 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Rumus tersebut adalah :
(Arikunto,S. 2006: 165)
Dimana:
r11 = Reliabilitas instrument
n = banyaknya butir pertanyaan/item
Xt = rata – rata skor total St2 = variansi skor total
Sebagai pedoman kriteria penafsiran r11 menurut Arikunto adalah dengan cara
membandingkan nilai r11hitungdengan nilai rkoefisien korelasi pada tabel berikut ini :
Tabel 3.5.Tingkat Reliabilitas
KOEFISIEN KORELASI (r11) PENAFSIRAN
0,800 – 1,00 Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
38
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan (lampiran 2), didapatkan nilai r11
sebesar 0,374. Dengan demikian menurut Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa kriteria
tentang pengalaman praktek industri memiliki reliabilitas yang tergolong rendah.
3.5 Teknik Analisis Data
Berdasarkan hipotesis yang akan di uji, tujuan penelitian, jenis data, dan
variabel penelitian, penulis melakukan pengolahan data dengan analisis statistik non
parametrik. Hasil dari analisis data ini merupakan bahan untuk menarik kesimpulan.
Adapuan langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data adalah :
a. Mengecek kelengkapan angket yang telah diisi oleh responden.
b. Memberikan skor pada lembar jawaban angket.
c. Menjumlahkan skor dari tiap item variabel.
d. Mengolah data dengan uji statistik.
3.5.1 Tabel Distribusi Frekuensi
Dalam membuat tabel distribusi frekuensi, penulis mengikuti aturan Sturgers,
yaitu sebagai berikut :
a. Menentukan rentang skor (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil
b. Menentukan banyaknya kelas interval
BK = 1 + 3,3 log N
Keterangan : BK = banyaknya kelas interval
N = jumlah data
c. Menentukan panjang kelas interval (P)
d. Membuat tabel distribusi frekuensi.
39
∑ ∑
√∑
3.5.2 Uji Prasyarat Analisis
Mengingat data yang diperoleh merupakan data nominal, maka uji prasyarat
analisis tidak dilakukan. Oleh karena itu, alur penelitian ini menggunakan analisis
statistik non-parametrik.
3.5.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji independen chi-kuadrat (χ2). Pengujian χ2 hanya dapat membahas (menguji) paling banyak dua variabel (atribut, kriteria atau faktor). Variabel I dan II berasal dari sumber data yang sama. Selain
hubungan antar variabel, nilai χ2 juga dapat menjelaskan pengaruh atau kontribusi antarvariabel, sesuai dengan fenomena yang diukur atau dasarnya sampel.
40
Banyaknya pengamatan untuk tiap sel-sel matrik dinyatakan dengan fij,
sehingga pengamatan total yang dilakukan adalah N = Σfij = f11 + f12 + …. + fij.
Hipotesis yang diuji berdasarkan data seperti dalam tabel tersebut adalah :
Ho ; Kedua variabel bebas statistik (independen).
Ha : Tidak bebas statistik (dependen)
Pengujian dilakukan dengan pendekatan eksak dengan memprediksi frekuensi
teoritik atau banyak gejala yang diharapkan pada tiap sel matriks, yang dinyatakan
Dengan derajat kebebasan : dk = (B-1) (K-1).
Kriteria pengujian : tolak Ho jika χh2> χ2tabel .
Selanjutnya bila diinginkan informasi derajat hubungan antar kedua variabel,
dihitung koefisien kontingensi C melalui rumus :
√
(Siregar, S. 2004 : 186)Nilai C digunakan untuk menilai derajat asosiasi antar variabel yang diukur, dengan
cara membandingkannya dengan koefisien kontingensi maksimum matriks B × K,
41
√
(Siregar, S. 2004 : 187)m = jumlah baris atau kolom yang paling sedikit.
Kemudian hitung derajat asosiasi sampel dengan rumus :
(Siregar, S 2004 : 187)
Secara umum kriteria r adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7. Kriteria Derajat Asosiasi
Kriteria Derajat Asosiasi PENAFSIRAN
0,80< r <1 Sangat Tinggi
0,60< r < 0,80 Tinggi
0,40< r < 0,60 Cukup
0,20< r < 0,40 Rendah
0,00 < r < 0,20 Sangat Rendah
r = 1 Derajat asosiasi sempurna
R = 0 Tidak berasosiasi
(sumber : Siregar,S. 2004 : 187)
Persyaratan perhitungan yang harus dipenuhi pada tabel kontingensi ini telah
dibahas oleh Siregar, S (2004; 296), yaitu
Frekuensi observasi yang diharapkan di bawah Ho, untuk tiap sel tidak boleh
42
Tabel 3.8. Koreksi Yattes
Var I Var II
K1 K2 Σ
B1
B2
a
c
b
d
ΣB1
ΣB2
Σ ΣK1 ΣK2 N
(Siregar, S. 2004 : 189)
Dengan demikian perhitungan χ2
untuk tabel koreksi Yattes menggunakan
rumus sebagai berikut :
| |
∑ ∑ ∑ ∑
(Siregar, S. 2004:189)
Koefisien asosiasi untuk tabel koreksi Yattesdapat dihitung dengan rumus koefisien Φ, yaitu :
65
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Kontribusi Pengalaman Praktek
Industri Terhadap Prestasi Uji Kompetensi”, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengalaman Praktek Industri siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung
termasuk ke dalam kategori sedang.
2. Prestasi Uji Kompetensi siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung termasuk
ke dalam kategori sedang.
3. Pengalaman praktek industri tidak berkontribusi terhadap prestasi uji
kompetensi siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung.
5.2 KeterbatasanPenelitian
1. Penelitian pengalaman praktek industri hanya diteliti dengan angket,
sehingga kejujuran responden adalah kunci pokok dalam kebenaran keadaan
diri responden.
2. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII SMKN 12 Bandung, sehingga
penelitian ini tidak dapat dijadikan dasar pengembangan pengalaman praktek
industri pada SMK lain.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,
peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu:
1. Bagi SMKN 12 Bandung, hendaknya secara berkala meninjau kegiatan atau
rincian tugas yang dilakukan siswa selama prakerin.
2. Bagi Siswa, hendaknya ketika memilih industri untuk tempat praktek industri
sesuai dengan kompetensi keahliannya masing-masing atau pemilihan
63
DAFTAR PUSTAKA
Akhtar, D. (2008). Praktik Kerja Industri Mencetak Siswa SMK Siap Kerja. Diakses dari dari http://daffa-akhtar.blog.plasa.com/ pada tanggal 15 februari 2013.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
As’ad, Mohammad. (1998). Psikologi Industri. Yogyakarta : Andi offset
Bidulang, D. (2000). Studi Tentang Implementasi Kurikulum Pendekatan
Kompetensi pada Pelatihan Pamong Belajar SKB di BPKP Sulawesi Utara (Tesis). Bandung : PPS UPI
Chalpin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan Kartini Kartono). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Garis-Garis Besar Program
Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) Kurikulum SMK. Jakarta : Depdikbud
Depdiknas. (2006). UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 15. Jakarta : Depdiknas
Dikmenjur. (2008). Kurikulum SMK. Jakarta : Dikmenjur
Djamarah, S. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Jakarta : Rineka Cipta
Hajar, I. (1999). Dasar-Dasar Metode Penelitian Kuantitaif Dalam Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Hasan, A dkk. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
63
Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes Nontes. Yogyakarta : Mitra Cendikia
Mulyasa, E. (2007). Menjadi GuruProfesional. Bandung : Remaja Rosdakarya
Nasir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia
Nasution, S. (1986). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Nolker, H. (2005). Pendidikan Kejuruan : Pengajaran, Kurikulum, Perencanaan. Jakarta : Gramedia.
Nolker H. dan Schoenfeldt E. (1983). Pendidikan Kejuruan. Jakarta : Gramedia.
Riduwan dan Sunarto. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Siregar, S. (2004). Statistika Terapan. Jakarta : Grasindo
Slameto. (1999). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
SK Menteri Perindustrian. 1986. Jenis-jenis Industri Berdasarkan Jumlah Modal
dan Tenaga Kerja [online]. Tersedia : http://cetak.bankapos.com diakses
tanggal 24 mei 2013
Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta
Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
Sumanto, W. (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gunung jati
Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Garfindo
Tim Penyusun (2008). Pelaksanaan Prakerin. Jakarta : Direktorat PSMK
Tim Penyusun UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan buku,
Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia
Umaran. (2008). “Kontirbusi Prestasi Prakerin Terhadap Uji Kompetensi Siswa