• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sell: Enzyme alpha amylase; enzim alpha amilase [Jun. 30, 2009 0:05:36]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sell: Enzyme alpha amylase; enzim alpha amilase [Jun. 30, 2009 0:05:36]"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Bio-etanol Soekaeni Beri Fakta Nyata

KOMPAS/AGUSTINUS HANDOKO / Kompas Images Soekaeni

Minggu, 13 Juli 2008 | 12:20 WITA

KETIKA banyak pihak masih berwacana dan bereksperimen mengenai bahan bakar nabati untuk konsumsi masyarakat umum, Soekaeni sudah selangkah lebih maju. Pensiunan pegawai sebuah badan usaha milik negara itu sudah memproduksinya secara massal. Pemilik kendaraan bermotor dan ibu rumah tangga kini memiliki alternatif bahan bakar yang baru.

Saya terusik ketika pada tahun 2004-2005, investor asing berencana menjadikan 750.000 hektar lahan di Lampung sebagai perkebunan singkong. Mau apa mereka dengan perkebunan singkong seluas itu, sementara di rumah saya singkong hanya bisa menjadi getuk,” ujar Soekaeni.

Getuk adalah makanan pedesaan Jawa yang berasal dari parutan singkong yang dikukus. Setelah secara intensif mengikuti perkembangan berita mengenai rencana investasi pada perkebunan singkong itu, Soekaeni baru tahu bahwa investor itu akan menggunakan singkong sebagai bahan dasar membuat bahan bakar nabati.

Tahun 2002, ketika masih bekerja di sebuah BUMN, Soekaeni sudah mulai mengembangkan perkebunan singkong di Kampung Warung Ceuri, Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Di lahan 7 hektar, ia mengembangkan perkebunan singkong dengan pola intensif.

”Saya memilih menggunakan pupuk organik karena pupuk pabrik ternyata membuat tanah bantat dan makin tak subur,” katanya. Pupuk itu dibuat sendiri dengan formula yang dirahasiakan, tetapi sama sekali tak menggunakan bahan kimia.

(2)

Karena tingginya produktivitas singkong itu, Soekaeni sering diundang ke berbagai pameran produk dan teknologi pertanian. ”Namun, dari pameran-pameran itu saya tak mendapat apa-apa. Selalu orang lain yang untung,” katanya.

Setelah pensiun pada tahun 2005, Soekaeni membulatkan tekad untuk menekuni pengolahan singkong menjadi bahan bakar terbarukan. ”Saat itu, saya sama sekali tidak tahu caranya. Saya kemudian mengumpulkan semua pemberitaan mengenai bio-etanol. Dari situ saya baru tahu, supaya tak hanya menjadi getuk, ternyata parutan singkong harus ditambah enzim alpha amilase,” kata sarjana ekonomi tersebut.

Bekal dari kliping berita ternyata belum memenuhi keingintahuan Soekaeni untuk membuat etanol dari singkong. Dia lalu memberanikan diri bertanya kepada seorang pakar dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dari pakar itu, Soekaeni mengerti bagaimana cara membuat singkong menjadi bahan bakar.

Proses perubahan bentuk dari singkong padat menjadi cairan etanol ternyata rumit. Namun, Soekaeni yang tak memiliki dasar pengetahuan ilmu kimia itu cepat tanggap. ”Itu karena saya memiliki keinginan besar untuk belajar,” katanya. Dari hasil uji coba selama 6 bulan, Soekaeni berhasil membuat singkong padat menjadi etanol.

Pertama-tama, singkong diparut dan direbus dalam campuran enzim alpha amilase. Setelah direbus, campuran itu difermentasi dengan cara diberi ragi selama tiga hari. Bahan itu diuapkan untuk memisahkan parutan singkong dan cairan rebusan yang bercampur dengan enzim.

Soekaeni mendapat kesulitan dalam proses penguapan atau destilasi.

”Yang saya uapkan itu masih campuran antara air dan alkohol,” katanya. Titik didih air dan alkohol berbeda. Air mendidih pada 100 derajat Celsius, sementara alkohol sudah mendidih pada 70-80 derajat Celsius. ”Uap pada suhu 70-80 derajat Celsius adalah uap alkohol, jadi bisa saya pisahkan,” ujarnya.

Berdasarkan uji coba itu, Soekaeni kemudian mendirikan pabrik yang total asetnya sekitar Rp 1 miliar dari bekal menabung dan uang pesangonnya. Kini, pabrik pengolahan singkong menjadi etanol milik Soekaeni itu sudah menghasilkan 200 liter etanol per hari. Beberapa bulan ke depan, produksinya akan dinaikkan menjadi 1.000 liter karena sekarang sedang dilakukan

pengembangan pabrik.

Etanol hasil produksi Soekaeni dengan kadar 90 persen sampai 95 persen dijual dengan harga Rp 8.500 per liter, bisa digunakan untuk pengganti minyak tanah. Adapun etanol kadar 95 persen hingga 100 persen dijual Rp 10.000 untuk campuran premium. Kok mahal? Memang benar, tetapi daur pembakarannya jauh lebih panjang daripada minyak tanah dan pertamax.

(3)

pertamax kini Rp 10.300 per liter, harga 10 liter pertamaks sudah Rp 103.000. Sementara itu, campuran 9:1 premium dan etanol hanya Rp 70.000.

Jika tak dongkol dimanfaatkan oleh broker-broker pameran, Soekaeni tak akan belajar bagaimana membuat singkong menjadi etanol. Ceritanya, ketika varietas singkong yang dikembangkannya terbukti unggul dibandingkan dengan varietas lainnya, banyak orang sangat tertarik. Soekaeni kemudian diundang untuk memamerkan singkong varietas unggul itu di beberapa kota.

”Janjinya, kalau ada investor yang tertarik membuka perkebunan singkong, saya akan menjadi pemasok bibitnya. Namun, selama dua tahun berpameran dan bertemu banyak calon investor, tak ada hasilnya sama sekali. Bibit saya dipakai, tetapi saya tak bisa jadi pemasok,” kata Soekaeni menggambarkan kekecewaannya.

Berangkat dari rasa kecewa karena terus-menerus dimanfaatkan, Soekaeni akhirnya berupaya sendiri memanfaatkan singkong varietas unggul yang dikembangkannya. Singkong varietas unggul yang dikembangkannya sebenarnya sudah terserap habis ke pabrik pembuatan tapioka dan pabrik ceriping singkong. Namun, Soekaeni tak puas dengan pencapaian itu, dan dia menjatuhkan pilihan pada pembuatan bio-etanol. (Kompas/aha)

BIODATA

Nama: Soekaeni

Tempat, tanggal lahir: Semarang, 6 September 1950 Istri: Sri Hartati (almarhum)

Anak: 1. Daniel Andang Widiananta (34) 2. Ester Widi Andandangsari (31) 3. Elly Kurnia Andangratri (29) 4. Ruth Laurita Andanglestari (28)

Pendidikan:

1.SD Masehi Poncol, lulus tahun 1962 2. SMP Masehi Poncol, lulus tahun 1965 3. SMAN 3 Semarang, lulus tahun 1968

4. Pendidikan Telkom selama dua tahun, lulus tahun 1975 5. Universitas Terbuka di Medan, lulus tahun 2003

Pekerjaan:

(4)

Sell

: Enzyme alpha amylase; enzim alpha amilase [Jun. 30,

2009 0:05:36]

We offer you imported Enzyme alpha amylase for bio-ethanol processing.

note: Send your inquiry to our email below

Best Regards,

Christo Okulian

CV. Aura Medika

Bio trade division

Pondok Ungu Permai Blok P 15 no 10, Bekasi Utara

0812-954-7042

021-94-27-3364

christo.bte@ gmail.com

Price: update

Payment Method: Telegraphic Transfer (T/T), Cashier Order

Alfa-amilase

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

(5)

Struktur 3D alfa-amilase.

Apha-amilase (α-amilase) adalah salah satu enzim yang berperan dalam proses degradasi pati, sejenis makromolekulkarbohidrat.[1] Struktur molekuler dari enzim ini adalah

α-1,4-glukanohidrolase.[2] Bersama dengan enzim pendegradasi pati lain, pululanase, α-amilase

termasuk ke dalam golongan enzim kelas 13 glikosil hidrolase (E.C.3.2.1.1).[2][3] Alpha-amilase

ini memiliki beberapa sisi aktif yang dapat mengikat 4 hingga 10 molekul substrat sekaligus.[1]

[

sunting

] Mekanisme kerja

Alpha-amilase pada umumnya aktif bekerja pada kisaran suhu 25 0C hingga 95 0C.[1]

Penambahan ion kalsium dan klorida dapat meningkatkan aktivitas kerja dan menjaga kestabilan enzim ini.[4] Alfa-amilase akan memotong ikatan glikosidik α-1,4 pada molekul pati (karbohidrat)

sehingga terbentuk molekul-molekul karbohidrat yang lebih pendek.[5] Hasil dari pemotongan

enzim ini antara lain maltosa, maltotriosa, dan glukosa.[1]

KELAYAKAN USAHA BIOETANOL UBI KAYU DAN

MOLASES

DI KECAMATAN CICURUG SUKABUMI

(Kasus : PT. Panca Jaya Raharja) Oleh :

FRANSISKA EKA DAMAYATI A14105543

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

RINGKASAN

(6)

di bawah bimbingan RITA NURMALINA.

Sektor industri dan transportasi merupakan sektor yang menggunakan

energi untuk menjalankan aktivitasnya. Seiring berjalannya waktu, kedua sektor ini terus mengalami perkembangan. Di sisi lain, perkembangan sektor industri dan transportasi memberikan dampak yang negatif atau buruk bagi lingkungan. Sisa pembakaran dari kedua aktivitas tersebut telah membuat sebagian lingkungan menjadi tercemar oleh polutan yang dihasilkan. Polutan ini timbul karena proses pembakaran yang tidak sempurna. Keberadaan polutan semakin hari terus terakumulasi di atmosfer sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia. Bapedalda Jawa Barat menemukan bahwa konsentrasi hidrokarbon di

atmosfer mencapai 4,57 ppm (baku mutu PP 41/1999 : 0,24 ppm), NOx mencapai 0,076 ppm (baku mutu : 0,05 ppm) dan debu mencapai 172 mg/m3 (baku mutu : 150 mg/m3). Global warming (pemanasan global) merupakan salah satu

konsekuensi yang terjadi akibat pembakaran yang kurang sempurna dari aktivitas transportasi. Hal ini dapat diketahui dengan terhentinya pendinginan udara di belahan bumi bagian Utara sehingga suhu di bumi menjadi meningkat. Fenomena ini menyebabkan sebagian es di kutub Utara dan kutub Selatan mencair sehingga menenggelamkan beberapa daratan.

Pemanasan global (global warming) merupakan masalah yang harus

ditanggapi dan diselesaikan karena terkait dengan keberlangsungan hidup generasi berikutnya. Dengan mengetahui begitu besar dampak yang timbul maka salah satu upaya yang dapat dilakukan supaya pencemaran udara dapat ditekan adalah penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan.

Bioetanol merupakan inovasi baru dalam mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor. Pemerintah melalui PP Nomor 5 Tahun 2006 tentang penggunaan bahan bakar nabati, turut ambil bagian dalam usaha mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor. Hal ini memberikan respon yang positif dari masyarakat yang terlihat dengan adanya peningkatan konsumsi bioetanol sebesar 40.000 kilo liter pada tahun 2007. Hal ini akan meningkat seiring dengan

menipisnya cadangan bahan bakar minyak (BBM) dan dapat menjadi peluang usaha baru yang dapat dikembangkan.

PT Panca Jaya Raharja adalah salah satu perusahaan agribisnis yang peka terhadap kondisi ini. Melihat begitu besar peluang usaha bioetanol maka hal ini mendorong PT PJR untuk mengembangkan usaha bioetanol. Bioetanol yang akan dihasilkan direncanakan berasal dari ubi kayu dan molases (tetes tebu). Rencana pengembangan usaha bioetanol memerlukan perencanaan yang matang karena pengembangan usaha bioetanol membutuhkan modal yang relatif besar sehingga memerlukan suatu analisis kelayakan usaha.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan aspek pasar, teknis, manajemen, sosial dan lingkungan dari usaha bioetanol ubi kayu dan molases. (2) Menganalisis kelayakan aspek finansial dari usaha bioetanol ubi kayu dan molases. (3) Menganalisis kepekaan dari kelayakan finansial berdasarkan anilisis switching value dari usaha bioetanol ubi kayu dan molases.

(7)

Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Pay Back Period (PbP) dan analisis switching value.

Berdasarkan analisis aspek pasar, bahwa permintaan dan potensi pasar dari bioetanol di PT PJR dalam kondisi yang baik dan menguntungkan bagi usaha bioetanol. Hal ini dikarenakan jumlah permintaan akan bioetanol melebihi kapasitas produksi yang ada. Berdasarkan analisis aspek teknis, bahwa letak atau lokasi dari usaha ini sangat strategis karena didukung dengan sarana dan prasarana yang menunjang, terutama sarana transportasi yang memadai. Selain itu,

ketersediaan bahan baku yang melimpah dan tenaga kerja yang memadai. PT PJR memiliki struktur organisasi yang sederhana sehingga membantu dalam

pengorganisasian tugas, wewenang dan tanggung jawab. Berdasarkan analisis aspek sosial dan lingkungan, bahwa usaha ini telah membawa dampak yang positif bagi lingkungan masyarakat, terutama dalam penyerapan tenaga kerja yang masih menganggur.

Berdasarkan hasil analisis aspek finansial dapat diketahui bahwa usaha

bioetanol ubi kayu dan molasses layak untuk dijalankan. Pada usaha bioetanol ubi kayu diperoleh nilai NPV sebesar Rp 1.361.603.236,32; IRR sebesar 29 persen; Net B/C sebesar 1,89 serta Pay back Period sebesar 3,22 tahun. Pada usaha bioetanol molasses diperoleh nilai NPV sebesar Rp 2.789.625.504,77; IRR sebesar 79 persen; Net B/C sebesar 4,46 serta Pay Back Period sebesar 1,26 tahun. Jika dilakukan perbandingan maka uasaha bioetanol molasses akan lebih layak untuk direkomendasi dalam pengembangan usaha karena nilai yang diperoleh pada usaha tersebut lebih besar dibanding uasaha bioetanol ubi kayu. Analisis switching value dilakukan dengan menganalisis perubahan dua

variabel, yaitu kenaikan harga bahan baku dan penurunan volume produksi. Pada usaha bioetanol ubi kayu layak untuk dilaksanakan sampai kenaikan harga ubi kayu sebesar 53,54 persen serta penurunan produki sebesar 20,88 persen. Pada usaha bioetanol molasses layak untuk dilaksanakan sampai kenaikan harga molases sebesar 64,54 persen serta penurunan volume produksi sebesar 33,56 persen. Dari hasil analisis switching value dapat diketahui bahwa usaha bioetanol ubi kayu lebih peka terhadap variabel perubahan dibandingkan dengan usaha bioetanol molases..

KELAYAKAN USAHA BIOETANOL UBI KAYU DAN MOLASES DI KECAMATAN CICURUG SUKABUMI

(Kasus : PT Panca Jaya Raharja) Oleh

FRANSISKA EKA DAMAYATI A14105543

Skripsi

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(8)

Judul Skripsi : Kelayakan Usaha Bioetanol Ubi Kayu dan Molases di Kecamatan Cicurug (Kasus : PT Panca Jaya Raharja)

Nama : Fransiska Eka Damayati NRP : A14105543

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS NIP. 131 685 542

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131124019

Tanggal lulus : PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN SKRIPSI SAYA YANG BERJUDUL KELAYAKAN USAHA BIOETANOL UBI KAYU DAN MOLASES DI

KECAMATAN CICURUG (KASUS : PT PANCA JAYA RAHARJA) BENAR – BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, November 2008

FRANSISKA EKA DAMAYATI A14105543

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 16 Juli 1984 dari pasangan

Leonardo Sumarto dan Martina Sukaryani. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Penulis mengawali pendidikannya di Taman Kanak – kanak Xaverius

Pringsewu pada tahun 1988. Pendidikan sekolah dasar di SD Xaverius Pringsewu pada tahun 1990 sampai dengan tahun 1996. Pendidikan tingkat menengah pertama dilalui di SLTP Xaverius Pringsewu pada tahun 1996 sampai dengan tahun 1999. Pendidikan menengah umum diselesaikan pada tahun 2002 di SMU Xaverius Pringsewu. Pada tahun 2002 penulis diterima di Program Studi

Teknologi Industri Pakan, Jurusan Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan studi di program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis selama kuliah menjadi tenaga pengajar (les privat) bidang studi

matematika. Selain itu, penulis aktif pada kelompok Paduan Suara St. Raphael BMV Bogor.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

(9)

Skripsi yang berjudul “Kelayakan Usaha Bioetanol Ubi Kayu dan Molases di Kecamatan Cicurug (Kasus : PT Panca Jaya Raharja)” berisikan mengenai kriteria yang mendukung layak atau tidaknya proyek untuk dilaksanakan. Skripsi ini memuat serangkaian aspek – aspek penunjang kelayakan, seperti aspek pasar, teknis, manajemen, sosial dan finansial.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bogor, November 2008 Penulis

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Esa karena

segala rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang sudah memberikan dukungan moril maupun materil, dorongan semangat, bimbingan, sumbangan pemikiran dan lain – lain. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi.

2. Ir. Popong Nurhayati, MM sebagai dosen penguji utama yang telah memberi masukan dan saran.

3. Tintin Sarianti, SP MM sebagai dosen penguji dari Komisi Pendidikan yang telah memberi masukan dan saran.

4. Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen evaluator pada saat kolokium yang telah memberi masukan dan arahan dalam penulisan proposal penelitian. 5. Bapak Soekaeni, SE yang telah memberikan informasi mengenai kondisi di lapangan.

6. Siti Ade Fatimah selaku pembahas pada saat seminar hasil penelitian yang telah memberi saran dan kritik dalam penyempurnaan hasil penelitian. 7. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi dan doa.

8. Teman – teman TIP : Cici, Nova, Nde, Wawan, Jam’an, Yoga dan Mas Zayin yang selalu memberi motivasi dalam penulisan skripsi ini.

9. Teman – teman seperjuangan di Ekstensi MAB : Ubay, Arif, Restu, Heda, Maria, Mba Wilis, Eva, Frida.

10. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis

Metrohm menawarkan peralatan untuk

analisis bioetanol

(10)

The pH value is an important quality criterion for bioethanol. Nilai pH merupakan kriteria kualitas yang penting untuk bioetanol.

Aquatrode PlusAquatrode Plus

Segelas elektroda pH dikombinasikan dengan tanah-bersama diafragma dianjurkan untuk mengukur pH dalam pelarut organik .

Karena konduktivitas rendah diharapkan sampel, elektroda harus terlindung dengan baik untuk menekan pengaruh elektrostatik.

Plus Aquatrode adalah sebuah elektroda yang dapat digunakan untuk etanol pengukuran.

Dengan diafragma tanah-bersama terpisah, Plus Aquatrode cocok untuk mengukur pH bioetanol.

PH meter digunakan untuk pengukuran harus memiliki GLP fungsi-fungsi berikut, antara lain: kalibrasi tiga-titik dengan pengakuan buffer otomatis; kompensasi temperatur; kalibrasi data monitoring; pencatatan nilai otomatis diukur; dan memori dengan hasil identifikasi.

(11)

Kandungan klorida dalam bahan bakar bioetanol adalah subyek ASTM D 512.

Pengukuran dapat dilakukan dengan titrasi mercurimetric atau argentometric atau titrasi langsung dengan elektroda Cl-sensitif. penentuan Argentometric (dengan perak nitrat) adalah metode pilihan karena keuntungan lingkungan dan presisi sangat tinggi.

Volume didefinisikan sampel adalah pipetted ke dalam sel titrasi, diperlakukan dengan 5ml dari 2M asam nitrat dan kemudian dititrasi terhadap 0.01M solusi perak nitrat.

Sebuah metode yang telah terbukti untuk penentuan sulfat adalah titrasi potensiometri dengan membawa nitrat menggunakan elektroda Pb-sensitif.

PH sampel disesuaikan dengan pH 3-5 dengan asam perklorat dan sulfat yang kemudian diendapkan dengan larutan timbal nitrat.

Elektroda Pb-selektif mendeteksi kelebihan ion pertama memimpin pada titik ekivalen.

Beragam aplikasi potensiometri bioetanol membutuhkan Titrator fleksibel, seperti Titrando Metrohm.

penentuan dapat dilakukan dengan reproduktibilitas baik karena rentang elektroda spesifikasi tinggi yang disediakan oleh Metrohm.

Untuk pengukuran pH, elektroda Aquatrode Plus (6.0257.000) dianjurkan, tetapi untuk titrasi keasaman elektroda (6.0229.100) juga terlindung Solvotrode non-air digunakan.

Untuk penentuan klorida, rendah pemeliharaan-Silver Titrode (6.0431.100) digunakan dan untuk penentuan sulfat, ion Pb-selektif elektroda selektif digunakan.

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.laboratorytalk.com/news/mea/ mea842.html&ei=h9BqTOvTB4HcvQOx5fGFAQ&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=7& ved=0CEgQ7gEwBg&prev=/search%3Fq%3DBioethanol%2BEquipment%26hl%3Did

%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DJyl%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official

Etanol pengukuran pH menggunakan

Aquatrode Plus

Metrohm mengatakan perusahaan Aquatrode Plus adalah elektroda yang paling cocok untuk pengukuran pH etanol menurut ASTM D 6423

(12)

A combined pH glass electrode with ground-joint diaphragm is recommended for measuring the pH in organic solvents . Segelas elektroda pH dikombinasikan dengan tanah-bersama diafragma dianjurkan untuk mengukur pH dalam pelarut organik .

Because of the expected low conductivity of the sample, the electrode should be particularly well shielded in order to suppress electrostatic influences. Karena konduktivitas rendah diharapkan sampel, elektroda harus terlindung dengan baik untuk menekan pengaruh elektrostatik.

After preliminary tests with different electrodes, the Aquatrode Plus appears to be the best electrode for ethanol measurements says Metrohm. Setelah tes awal dengan elektroda yang berbeda, Plus Aquatrode tampaknya menjadi elektroda terbaik untuk etanol pengukuran mengatakan Metrohm.

With separable ground-joint diaphragm, the Aquatrode Plus is particularly suitable for measuring the pH of biofuels. Dengan diafragma tanah-bersama terpisah, Plus Aquatrode sangat cocok untuk mengukur pH biofuel.

Ethanol samples were titrated according to the ASTM D 6423 norm. Etanol sampel yang dititrasi sesuai dengan norma ASTM D 6423.

Bioethanol is an alternative fuel that has similar properties to petrol. Bioetanol adalah sebuah bahan bakar alternatif yang memiliki sifat yang mirip dengan bensin.

However, it is obtained not from fossil oil but from starch plants and sugar plants. Namun, tidak diperoleh dari minyak fosil tetapi dari pati tanaman dan tanaman gula.

Starch plants such as wheat, rye and maize as well as sugar cane and sugar beet are the most commonly used raw materials for the production of ethanol. Pati tanaman seperti gandum, rye dan jagung serta tebu dan bit gula adalah bahan baku yang paling sering digunakan untuk produksi etanol.

Sugar plants are fermented directly whereas in the case of corn, maize and potato the starch is first converted into sugar by means of enzymatic processes. Gula tanaman yang difermentasi secara langsung sedangkan dalam kasus jagung, jagung dan kentang pati diubah terlebih dahulu menjadi gula melalui proses enzimatik.

The development of suitable enzymatic processes will also allow wood, energy plants and straw to be fermented. Pengembangan proses enzimatik cocok juga akan memungkinkan kayu, energi tanaman dan jerami untuk difermentasi.

Intensive research is currently going on into these new approaches. penelitian intensif saat ini terjadi dalam pendekatan-pendekatan baru.

(13)

The idea behind the Renewable Transport Fuels Obligation (RTFO) is to reduce climate change emissions from transport - which produced more than a quarter of overall greenhouse gases in the UK - by using renewable fuels instead of fossil fuels. Ide di belakang Terbarukan Transport Fuels Obligation (RTFO) adalah untuk mengurangi emisi perubahan iklim dari transportasi - yang memproduksi lebih dari seperempat keseluruhan gas rumah kaca di Inggris - dengan menggunakan bahan bakar terbarukan sebagai pengganti bahan bakar fosil.

These renewable fuels have been added to fuel sold around the country. Terbarukan bahan bakar ini telah ditambahkan ke bahan bakar yang dijual di seluruh negeri.

The obligation extends to 3.75% biofuels content in 2009 and by 2010 the target will rise to 5%. Kewajiban meluas dengan 3,75% biofuel konten pada tahun 2009 dan pada tahun 2010

menargetkan akan meningkat menjadi 5%.

The move is aimed at making transport fuels increasingly environmentally friendly without changing how the vehicle engine works. Langkah ini bertujuan untuk membuat bahan bakar transportasi yang semakin ramah lingkungan tanpa mengubah cara kerja mesin kendaraan.

According to general opinion standard petrol engines run well with up to 10% addition of ethanol to petrol (E10). Menurut pendapat umum mesin bensin standar berjalan dengan baik dengan penambahan hingga 10% etanol ke bensin (E10).

Higher ratios of ethanol require modifications to the engine. Tinggi rasio etanol memerlukan modifikasi mesin.

Bioethanol is also used in the production of ETBE. Bioetanol juga digunakan dalam produksi ETBE.

ETBE (ethyl tertiary butyl ether) is a petrol mixture component that, in compliance with currently valid standards, can be added with up to a 15% ratio. ETBE (etil tersier butil eter) adalah komponen yang campuran bensin, sesuai dengan standar yang berlaku saat ini, dapat ditambahkan dengan rasio hingga 15%.

Furthermore, the fuel E85 (85% ethanol, 15% petrol) is continuously gaining in importance. Selanjutnya, bahan bakar E85 (ethanol 85%, 15% bensin) terus mendapatkan penting.

This requires ethanol engines or so-called flexible fuel vehicles (FFVs), that can run on any petrol/ethanol mixture. Hal ini memerlukan mesin etanol atau disebut kendaraan bahan bakar fleksibel (FFVs), yang dapat berjalan di setiap bensin / campuran etanol.

Such vehicles are growing in importance on the North American, Brazilian and Swedish markets. kendaraan tersebut semakin penting di Amerika Utara, pasar Brasil dan Swedia.

(14)

Etanol

Ethanol (ethyl alcohol), also known as grain alcohol, is the same 'alcohol' found in all alcoholic drinks. Bioethanol is simply ethanol that has been produced using biological materials (biomass) for feedstocks. Etanol (etil alkohol), juga dikenal sebagai alkohol butir, adalah sama 'alkohol' ditemukan di semua minuman beralkohol. Bioetanol hanya etanol yang telah diproduksi menggunakan bahan biologi (biomassa) untuk bahan baku. Since it relies on sunlight and photosynthesis to contribute to the growth of that biomass (plants, grasses, corn, wheat, etc), bioethanol is a renewable fuel. Karena mengandalkan sinar matahari dan fotosintesis untuk memberikan kontribusi pada pertumbuhan yang biomassa (tanaman, rumput, jagung, gandum, dll), bioetanol merupakan bahan bakar terbarukan.

Categories Kategori

 ElectricityListrik

 Solar EnergyEnergi Matahari  BiodieselBiodiesel

 EthanolEtanol  HydrogenHidrogen

 Liquid Petroleum GasLiquid Petroleum Gas  MethanolMethanol

 Natural GasGas Alam  BiobutanolBiobutanol  BiogasBiogas

 HDRDHDRD  ULSDULSD  DMFDMF  DMEDME

 Synthetic FuelsSynthetic Fuels

photo: Nate Brelsford foto: Nate Brelsford

(15)

Bioethanol is liquid, clear, colorless, biodegradable, low toxicity Bioetanol adalah cairan, yang jelas, tidak berwarna, biodegradable, toksisitas rendah

Production Produksi

Bioethanol is made when biomass is converted to sugars, which are then fermented into ethanol. Bioetanol dibuat ketika biomassa diubah menjadi gula, yang kemudian difermentasi menjadi etanol. The process of hydrolysis seperates most of the water from ethanol, leaving an end product that is generally about 95% ethanol and 5% water. Proses hidrolisis sebagian besar memisahkan air dari etanol, meninggalkan suatu produk akhir yang umumnya etanol sekitar 95% dan 5% air.

CO 2 Emissions Emisi CO 2

Combustion of bioethanol does release CO 2 into the atmosphere. Pembakaran bioetanol tidak

melepaskan CO 2 ke atmosfir.

Fuel Blends Campuran bahan bakar

Bioethanol can be blended with conventional gasoline at any ratio, but the most common blend is E10 (10% ethanol, 90% gasoline, sometimes called Gasohol), which can be used in existing gasoline engines without modifications and without affecting vehicle warranty. Bioetanol dapat dicampur dengan bensin konvensional pada rasio, tapi yang paling umum adalah campuran E10 (etanol 10%, 90% bensin, kadang-kadang disebut Gasohol), yang dapat digunakan dalam mesin bensin yang ada tanpa modifikasi dan tanpa mempengaruhi garansi kendaraan. Higher blends, such as E85, require a Flexible fuel vehicle (FFV). campuran yang lebih tinggi, seperti E85, memerlukan bahan bakar kendaraan Fleksibel (FFV).

Infrastructure Infrastruktur

Bioethanol can use the existing road transport system for conventional fuels, but the corrosive capacity of bioethanol may prevent it from being able to use the pipeline system—a major drawback. Bioetanol dapat menggunakan sistem transportasi jalan yang ada untuk bahan bakar konvensional, tetapi kemampuan korosif bioetanol dapat mencegah dari yang mampu

menggunakan sistem pipa-sebuah kekurangan besar.

Compared to Gasoline Dibandingkan dengan Bensin

(16)

Advantages Keuntungan

Bioethanol is already compatible, in low blends, with existing gas engines. Bioetanol sudah kompatibel, dalam campuran rendah, dengan mesin gas yang ada.

Bioethanol is a high octane fuel with lower emissions. Bioetanol merupakan bahan bakar oktan tinggi dengan emisi rendah.

Disadvantages Kekurangan

Bioethanol can be corrosive to metals such as aluminum. Bioetanol dapat korosif terhadap logam seperti aluminium.

Bioethanol may require the use of too much arable land (to grow the required crops) and too much energy input during production to justify it. Bioetanol mungkin memerlukan penggunaan lahan terlalu banyak (untuk menumbuhkan tanaman yang dibutuhkan) dan terlalu banyak masukan energi selama produksi untuk membenarkan itu. As such, costs—financially, environmentally—are currently prohibitive (see below). Dengan demikian, biaya-finansial, lingkungan saat ini tidak terjangkau (lihat di bawah).

The Future Masa Depan

The future of bioethanol lies directly with precisely what composes the biomass used in the production process. Masa depan bioetanol terletak langsung dengan tepat apa yang menyusun biomassa yang digunakan dalam proses produksi. Many researchers believe its future is with cellulosic ethanol using biomass such as corn stover and switchgrass. Banyak peneliti percaya bahwa masa depan adalah dengan menggunakan cellulosic ethanol stover biomassa seperti jagung dan switchgrass.

(17)

Sensasi Brownies Singkong

Posted by depoklik on Aug 15th, 2010 // No Comment

when east meet west, ungkapan tersebut rasanya cukup mewakili petualang kuliner depoklik kali ini yaitu, brownies singkong dari Hannah Cake&Cookies .Rasanya lebih legit dan padat jika dibandingkan dengan brownies yang menggunakan tepung terigu. Pilihan rasanya pun

menggugah selera, seperti green tea, moccacino, kacang, dan pandan yang semuanya dicampur dengan bahan dasar singkong. Bila brownies pada umumnya menggunakan perpaduan selai coklat, maka brownies singkong Ibu Sri ini menggunakan selai strawberry, bluberry, bahkan belimbing. Plus, bisa bertahan delapan sampai sepuluh hari diluar lemari es.

Sri Mutiningsih, pemilik sekaligus koki di Hannah Cake&Cookies menambahkan bahwa bahan dasar singkong lebih menguntungkan bagi pembeli dan penjual. “Tepung singkong lebih irit dari segi berat timbangannya jadi kue yang saya buat dapat lebih mengembang, lebih ekonomis, tidak mengandung gluten sehingga baik untuk pencernaan, “jelas finalis Wanita Wirausaha Femina 2009 ini. Brownies singkong juga dapat bertahan lebih lama, yaitu delapan hingga sepuluh hari di luar lemari es.

Sekedar informasi, ternyata brownies singkong dari Depok ini sudah melanglang buana. Berbagai media cetak mulai dari koran hingga majalah telah memuat si brownies singkong ini. Bahkan media elektronik dari online hingga televisi juga tak ketinggalan mengejar kenikmatan si singkong saat berubah wujud menjadi brownies ini. Tak perlu heran juga, sebab brownies singkong sudah berkali-kali mengikuti pameran makanan seperti Market Plan UKMCSR FEUI 2006 dan menjadi pemenang Pangan Award 2009 kategori diversifikasi makanan. Hmm… sepertinya tak perlu diragukan lagi kualitasnya, ya?

Bila selama Ramadhan atau Idul Fitri, kudapan yang tersaji hanya itu-itu saja, coba sajikan brownies singkong di meja makan Anda sebagai alternatif hidangan hari raya Anda dan keluarga. Anda cukup memesan lewat telepon, email atau langsung datang saja ke kediaman Sri

(18)

Hannah Cake&Cookie

Jl. Citayam Raya – Gg. Bakti RT 002/02 No.57 Telp. 77216800, 30575161, 081310961612 E-mail : cassavabrownies@yahoo.co.id

Produk: brownies singkong, aneka cake, dan aneka kue-kue panggang (seperti nastar, putri salju) Harga : Rp 20.000 hingga kisaran Rp. 100.000

Windu Puspa Ningtyas

Foto: WPN

Diposkan oleh kebun aren di 15.080 komentar

Brownies Singkong, Tahan 12 Hari di Luar Kulkas

Brownies Singkong, Tahan 12 Hari di Luar Kulkas

Oleh : Samsul Hadi

Selama ini singkong hanya dipandang sebelah mata. Padahal dengan pengolahan yang baik, tepung singkong dapat menjadi pengganti bahan baku tepung terigu, yang harganya semakin mahal.

Ketika usaha jalan di tempat, melakukan inovasi produk mungkin lebih efektif untuk

mengatasinya, ketimbang mencari peluang bisnis baru. Dan, banyak pelaku usaha melakukan hal itu. Salah satu dari mereka yaitu Sri Murtiningsih, pembuat cake brownies.

(19)

Sejak itu atau tepatnya dua tahun lalu, ia beralih dari tepung terigu ke tepung singkong. “Dari segi biaya produksi, tidak terjadi pengurangan yang signifikan. Sebab, saya menggunakan bahan baku tambahan yang berkualitas nomor satu. Tapi, di luar itu semua adalah keunikannya,

mengingat hampir semua makanan terbuat dari tepung terigu. Sehingga hal ini memicu peningkatan permintaan hingga 20%. Selain itu, brownies dari tepung singkong rasanya lebih enak,” kata ibu dua anak ini, agak berpromosi.

Rasa inilah yang menjadi pembeda antara Hanah Cake, demikian label brownies singkong buatan Sri, dengan produk sejenis. “Dengan rasa seperti inilah pembeli yang semula sekadar mencicipi, keesokannya akan membeli tanpa ragu lagi. Pada rasa inilah terletak mutu produk saya, sehingga konsumen tidak perduli lagi dengan harganya. Meski untuk itu saya harus menekan harga serendah mungkin. Melalui rasa ini pulalah saya ingin menciptakan pasar, tidak lagi mengikuti pasar,” ujar Sri, yang saat ini juga sedang membuat cookies (lebaran) dari tepung singkong.

Perempuan yang sekarang ditugasi sebagai konsultan pembuatan makanan berbahan tepung singkong ini, membuat dua jenis brownies yaitu kukus dan panggang. Keduanya dibuat dalam tiga ukuran yakni 10 cm x 12 cm, 10 cm x 20 cm, dan 24 cm x 24 cm dengan kisaran harga Rp17 ribu–Rp65 ribu untuk setiap loyangnya. Setiap brownies memiliki topping yang berbeda-beda, tergantung permintaan konsumen, seperti keju parut, cokelat putih, cokelat blog, atau cokelat chips. “Khusus untuk topping keju parut, ada penambahan biaya sekitar Rp3 ribu/loyang,” jelas istri seorang guru SMP (Sekolah Menengah Pertama) ini.

Namun, karena modal tidak mencukupi, Sri belum memunyai gerai sehingga hanya menerima pesanan. “Selain itu, dengan cuma melayani pemesanan, saya bermaksud memberikan brownies yang fresh from the oven,” ujar Sri, yang mengalami peningkatan pemesan hingga empat kali lipat setiap menjelang lebaran. Untuk pemesanan, ia menyarankan dua atau tiga hari sebelumnya, meski ia mampu melayani pemesanan mendadak. Untuk tambahan pelayanan, ia juga

menyediakan jasa antar (delivery) di sekitar Jakarta–Bekasi dengan biaya minimal Rp10 ribu.

“Saya juga memilih memasarkan brownies saya melalui berbagai bazar atau pameran daripada menitipkan ke kantin-kantin. Sebab, hasilnya jelas-jelas sangat efektif yaitu mampu

menghabiskan 10–12 loyang ukuran kecil,” imbuh wanita Jawa kelahiran Jakarta hampir 38 tahun lalu itu. Di samping itu, ia juga berpromosi melalui internet. Kini Hanah Cake telah tersebar ke Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dan Surabaya.

Apa sih kelebihan tepung singkong dibandingkan tepung terigu? “Dilihat dari teksturnya, tepung singkong lebih padat sehingga dalam penggunaannya lebih irit. Misalnya, untuk membuat satu adonan kue dibutuhkan 200 gr tepung terigu. Sedangkan dengan tepung singkong hanya diperlukan 150 gr. Di samping itu, tepung singkong memunyai kadar air lebih sedikit sehingga brownies cepat matang saat dikukus, kadar gula lebih tinggi sehingga irit penggunaan gula, rasanya netral sehingga gampang menyerap penambah rasa apa pun, dan harganya lebih murah (tepung terigu dijual dengan harga Rp7 ribu–Rp10 ribu per kilogram, sedangkan tepung

(20)

Dilihat dari daya tahannya, ia melanjutkan, tepung singkong dapat disimpan hingga setahun sedangkan tepung terigu baru sebulan sudah kutuan. Setelah diolah menjadi brownies, brownies singkong mampu bertahan 12 hari di luar lemari es, sedangkan browines terigu hanya selama seminggu (di dalam kulkas, baik brownies singkong maupun brownies terigu mampu bertahan selama sebulan, red.).

Namun, dari segi ketersediaan, ia menambahkan, tepung singkong belum sebanyak tepung terigu. Maklum, pabrik pengolahannya baru ada tiga yaitu di Trenggalek (Jawa Timur), Lampung, dan Karawang (Jawa Barat). Selain itu, sebagian besar tepung singkong yang

dihasilkan lebih banyak digunakan untuk memenuhi pasokan berbagai industri makanan di luar Pulau Jawa. Tapi, Sri sendiri sampai sejauh ini tidak pernah kesulitan pasokan. Nah, selamat mencicipi.

Enam Keunggulan Tepung Singkong Dibandingkan Tepung Terigu: Teksturnya lebih padat sehingga dalam penggunaannya lebih irit. Kadar air lebih sedikit sehingga kue cepat matang saat dikukus.

Kadar gula lebih tinggi sehingga irit penggunaan gula atau bahan pemanis lain. Rasanya netral sehingga gampang menyerap penambah rasa apa pun.

Harganya lebih murah.

Setelah diolah menjadi kue, daya tahannya lebih lama daripada yang terbuat dari tepung terigu.

(sumber: Majalah Pengusaha – Peluang Usaha dan Solusinya) Diposkan oleh kebun aren di 14.550 komentar

(21)

Lezatnya Aneka Kue dari Bahan Singkong

Olahan singkong tak musti hanya menjadi makanan yang tidak menarik, baik secara estetika maupun rasa. Singkong bisa diolah menjadi aneka penganan yang menarik dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Di rumahnya di kawasan Pancoran, Depok, Jawa Barat, ubi kayu ini bisa diolah menjadi aneka macam penganan jenis cake, brownies, dan aneka cookies atau kue-kue kering yang kaya rasa dengan rupa yang cantik-cantik.

Bahkan kue-kue kering “biasa” seperti nastar, putri salju, brownies, dan kastengel bisa dibuat dari bahan singkong dan dinamakan nastar singkong belimbing, putri salju green tea singkong, brownies singkong keju, brownies singkong green tea, kastangel singkong, serta aneka rupa makanan lain.

Dan semuanya berbahan dasar 100 persen singkong. “Kalau di tempat lain, memang sudah ada yang mengelola brownies dan blondies dari singkong.

(22)

di sini semua terbuat dari singkong,” kata Sri yang pernah mendapatkan penghargaan Pangan Award dari Unit Kerja Mandiri (UKM) Departemen Perdagangan RI kategori diversifikasi pangan pada November 2009. Untuk menjadi kue-kue yang lezat dan menarik, singkong harus diolah terlebih dulu menjadi tepung singkong.

Tepung singkong dibuat dari singkong yang telah direbus dan dijemur, kemudian ditumbuk hingga menjadi tepung.

Barulah kemudian tepung singkong ini digunakan sebagai bahan dasar kue-kue, layaknya penggunaan tepung terigu pada pembuatan kue-kue umumnya.

“Bukan tepung tapioka loh, tapi tepung singkong,” tandas Sri yang juga pernah meraih penghargaan dari salah satu majalah perempuan sebagai fi - nalis Wanita Wirausaha 2009 ini.

Tepung tapioka berasal dari saripati singkong yang telah diparut dan diambil airnya untuk kemudian diendapkan.

Endapan inilah yang kemudian menjadi tepung tapioka. Penggunaan tepung tapioka atau yang sering disebut sebagai tepung sagu, atau sebagian masyarakat mengenalnya sebagai tepung kanji ini, sudah cukup dikenal dalam dunia pembuatan kue. Tapi penggunaan tepung singkong untuk pembuatan aneka kue masih belum familiar.

Tepung singkong pun masih cukup sulit didapat, sebab jenis tepung ini masih jarang dijual di pasaran.

Berbeda dengan tepung tapioka atau bahkan tepung terigu yang sudah biasa ditemui di pasar. “Untuk bahan baku membuat kue ini, saya memperoleh tepung singkongnya dari Trenggalek, Jawa Timur, dan Lampung.

Itu pun pesannya harus dari jauh-jauh hari. Telepon sana, telepon sini, kadang tidak ada juga,” kata Sri. Tepung singkong bisa didapat dengan harga 5.000 rupiah per kilogram (kg).

Dan ongkos kirimnya bisa mencapai 50.000 rupiah untuk satu karung tepung singkong ukuran 25 kg. Ditambahkan Pasta Menurut Sri, pembuatan kue dan brownies dengan menggunakan tepung singkong pada dasarnya sama dengan pembuatan brownies maupun aneka cookies dengan menggunakan tepung terigu.

Hanya saja, dalam prosesnya sedikit membutuhkan ketelatenan dan sedikit merepotkan. Misalnya harus memisahkan putih dan kuning telur ketika proses pengadukan berlangsung.

“Kalau brownies ataupun cake tepung terigu, ketika kita mengocok putih telur dan kuning telurnya bisa disatukan, kemudian dimasukkan tepung terigunya.

(23)

Setelah itu, baru dicampur dengan adonan kuning telur dan tepung terigunya.” Proses terpisah ini sengaja dilakukan mengingat kandungan air dalam tepung singkong lebih tinggi atau lebih banyak dibandingkan dengan kandungan air pada tepung terigu.

Jika tepung singkong dan putih telur tidak dipisahkan, maka akan menyebabkan kue menjadi tidak mekar saat dipanggang atau dikukus. “Kuenya jadi mimpes, tidak mekar.

Kalau dicampurkan terpisah dan pada menit-menit akhir sebelum dipanggang, maka hasilnya akan bagus. Mekar seperti kue dengan bahan baku tepung terigu,” jelasnya.

Lalu bagaimana rasa kue-kue dari tepung singkong buatan Sri? Sepintas mungkin tidak ditemukan bedanya dengan yang dibuat dari tepung terigu, sebab tampilan fisiknya memang serupa.

Namun jika mencicipi rasanya, beda antara bahan baku tepung terigu dan tepung singkong ini akan cukup terasa.

Nastar singkong belimbing terasa lebih kering. “Serat tepung singkong memang lebih kasar dibandingkan dengan tepung terigu. Jadi akan terasa berbeda di lidah,” kata Sri menyakinkan.

Membuat kue kering dengan tepung singkong, lanjut Sri, tidak sama dengan kue kering dari tepung terigu, terutama dalam hal komposisi bahan baku yang digunakan.

Jika pada kue-kue kering umumnya hanya menggunakan kuning telur saja, maka tidak dengan kue-kue kering dengan bahan dasar tepung singkong. Dalam setiap adonan kue-kue kering dengan tepung singkong harus disertakan putih telur dengan perbandingan minimal separonya.

“Misalnya kalau satu adonan membutuhkan tiga butir kuning telur, maka putih telurnya setidaknya adalah satu putih telur.

Lumayan juga kan bisa memanfaatkan putih telur daripada dibuang,” tambahnya. Sifat tepung singkong yang tinggi kandungan air ini membuat kue yang dihasilkan akan sangat mempur atau mudah sekali hancur ketika sudah matang. “Jadi dengan putih telur ini sifat kue lebih elastis.

Putih telur ini bisa menggantikan peran gulatin pada tepung terigu,” katanya. Agar kue-kue kering dari tepung singkong bisa renyah, Sri menambahkan tepung maizena dalam setiap adonan.

Sedangkan untuk mengurangi aroma langu dari tepung singkong, biasanya Sri menambahkan pasta aneka rasa. Harga kue-kue berbahan dasar singkong buatan Sri ini cukup terjangkau.

Jenis nastar, kastangel, dan kue-kue kering lainnya harganya antara 25.000 rupiah hingga 55.000 rupiah per toples. Untuk brownies maupun blondies berharga mulai dari 36.000 rupiah.

(24)

Sumber : http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=43157 Diposkan oleh kebun aren di 14.450 komentar

(25)

Legitnya Usaha Brownies Singkong

Para penikmat kue tentu sudah mengenal baik brownies. Itu, lo, cake coklat yang bantat atau kenyal, berasa manis dan legit. Makanan ini sempat menjadi santapan terkenal lantaran ada beragam model pengolahannya. Mulai dari brownies oven sampai kukus.

Biasanya, brownies memakai bahan baku tepung terigu. Tapi saat harga terigu terus naik seperti sekarang, mulai ada usaha menggunakan tepung singkong sebagai bahan baku utama. Bentuk dan rasanya memang sekilas tak berbeda. Sebagian orang bilang, rasanya beda tipis alias mirip banget dengan brownies terigu. Tapi, biaya pembuatannya jauh lebih irit.

Salah satu yang pengusaha yang telah mencoba peruntungan brownies singkong adalah Sri Murtiningsih. Sejak Januari lalu, ia membikin brownies berbahan singkong. Sebelumnya, Sri telah melakukan uji coba hampir selama tiga tahun sebelum mendapatkan formula yang pas. "Dulu, saya coba bikin kue itu hanya sekedar untuk pameran," ungkap pemilik Hanah Cake yang berlokasi di Pancoran Mas, Depok kepada KONTAN, Minggu (25/5), lalu.

Boleh dibilang, walau belum lama menggarap brownies dari tepung singkong, namun

permintaan pasar sungguh menjanjikan. Buktinya, Sri sering kewalahan memenuhi permintaan. "Mungkin karena bahannya dari singkong, orang jadi penasaran dan ingin mencoba rasanya," ungkapnya.

Sri membuat brownies dalam dua bentuk. Pertama, brownies mungil yang ia lego seharga Rp 1.300 per potong. Kedua, brownies dalam boks atau kotak seharga Rp 17.000 hingga Rp 68.000 per kotak. "Yang beli boks kebanyakan kalangan menengah ke atas," ungkapnya.

Setiap hari, Sri mampu menjual brownies singkongnya ke sejumlah toko di kawasan Depok dan Jakarta. Ada yang dijual dengan sistem "titip" lewat pendagang atau warung. "Saya biasa titip ke warung-warung dan koperasi mahasiswa UI," imbuhnya. Jenis brownies yang ia titipkan

biasanya berupa potongan-potongan kecil.

(26)

tertentu ramai sekali. Tapi, kadang, satu bulan penuh tak ada pesanan masuk.

Ingin membangun merek

Sri sebenarnya bukan pemain baru di bisnis kue. Sejak 1993, ia sudah bergelut di bisnis ini. Awalnya, ia hanya bermodal Rp 25.000 untuk membuat cake, brownies dan cookies. "Pertama kali itu, saya jual sendiri ke stasiun Depok," kenangnya.

Selanjutnya, usaha Sri terus berkembang, walau pernah jatuh bangun juga. "Kadang omset penjualan kecil, sering juga hasilnya lumayan besar. Tapi, menjelang kenaikan bahan bakar (BBM) kemarin, omset turun lagi," ungkapnya sembari mengelak menyebutkan nominal omset usaha saat ini.

Dalam sebulan, Sri bertutur bisa membuat 500 kue jenis brownies, cake, dan cookies. Itu masih ditambah pesanan dengan rata-rata satu hingga tiga pesanan per bulan. "Kalau pesanan tidak bisa dirata-rata jumlahnya," jelasnya. Dari usaha ini, setiap bulan, Sri bisa mengantungi keuntungan bersih lebih dari Rp 2 juta.

Jika brownies sudah menggunakan tepung singkong, untuk membuat Cake dan Cookies, Sri masih menggunakan terigu sebagai bahan baku. "Perlahan, saya akan terus uji coba agar bisa diganti dengan tepung singkong semuanya," ungkap wanita berjilbab ini.

Bagi Sri, langkah memakai bahan baku tepung singkong ini antara lain untuk menekan ongkos produksi yang semakin mahal. "Tepung singkong di pasaran Rp 5.000 per kilogram, sedangkan terigu minimal Rp 8.000 per kilogram," jelasnya.

Sri melihat peluang dengan menggarap serius brownies dari singkong ini. Namun saat ini, ia masih ingin memantapkan formula sekaligus memperkenalkan secara luas produk ini ke masyarakat. "Saya promosi dengan ikut bazar, pameran dan menyebarkan brosur. Semoga itu bisa meningkatkan pesanan," ungkap Sri.

Sri bilang, ingin membangun merek sebagai pioner pembuat kue berbahan tepung singkong. Ia yakin, bisnis ini masih cerah lantaran belum banyak pesaing. Sayang, Sri masih terbentur dengan permodalan.

Sri bilang, sebagai pelaku usaha kecil, ia harus pintar-pintar menyiasati keadaan. Ia berharap ada pihak yang peduli mengangkat usaha yang cukup prospektif ini. "Semoga pemerintah peduli. Syukur-syukur ada yang mau menanamkan investasi dengan menjadi bapak angkat usaha ini," harapnya. (PURWADI)

---Hanah Cake

Jl Citayam Raya, Gg. Bhakti RT 002 RW 02, No. 57 Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat Telepon (021) 30522110

Sumber :

(27)

Diposkan oleh kebun aren di 09.410 komentar

Jumat, 18 Juni 2010

Ristono, dari Varietas Singkong Gajah untuk Alternatif BBM

Ristono, dari Varietas Singkong Gajah untuk

Alternatif BBM

Oleh : Oscar Rinto Pangendongan - Samarinda

Bayangkan jika minyak bumi, gas alam, dan batu bara sebagai sumber bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini digunakan habis. Manusia bakal tak bisa berbuat apa-apa? Itulah yang menjadi dasar Ristono melakukan penelitian tentang bahan bakar alternatif di Kaltim.

SUDAH banyak penelitian yang dilakukan para ahli untuk menemukan sumber bahan bakar alternatif. Dari sekian banyak peneliti, Prof Ristono menjadi salah satu ahli yang konsen dalam pencarian sumberdaya alam (SDA) yang dapat digunakan menjadi BBM. Apalagi setelah pelaksanaan konferensi lingkungan dunia di Bali dan pertemuan pemimpin dunia yang dikenal dengan G7 di Hokaido, yang membahas tentang bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi dan batu bara. Maka, pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah, ini menjadikan singkong sebagai tanaman penyelamat energi dunia karena dapat diubah menjadi etanol atau alkohol. Senyawa kimia yang umumnya dikenal sebagai bahan pembuat minuman keras (beralkohol). Sisi positifnya, senyawa ini dapat digunakan sebagai bahan bakar.

Hal inilah yang membuat Ristono, sejak tahun 2006, hanya berkonsentrasi meneliti jenis tanaman singkong (ubi kayu) sebagai sumber energi alternatif. Meskipun sejak tahun 1992, ia telah mengumpulkan benih singkong di Kaltim, tetapi saat itu belum melakukan penelitian kegunaan singkong sebagai bahan bakar alternatif. Saat itu, dirinya hanya konsen melakukan penelitian tentang singkong sebagai bahan perekat briket batu bara, bioetanol pengganti alkohol, serta ketahanan pangan dan energi.

Perburuan benih singkong pun dilakukannya dengan mendatangi desa bekas lokasi transmigrasi, seperti Rantau Pulung, Marang Kayu, Manggar, Anggana, Sepaku, serta di Pasir. Pengamatan pertumbuhan benih serta pembesaran umbi dilakukan sejak umur 4 bulan hingga 9 bulan.

(28)

“Dari hasil penanaman, hasilnya sangat memuaskan. Berat umbi singkong rata-rata saat berumur 4 bulan hingga 9 bulan berkisar antara 15 hingga 46 kilogram. Sedangkan berat umbi singkong biasa pada umur 4 bulan hingga 9 bulan, umumnya hanya 2 hingga 5 kilogram,” jelas alumni Universitas Tokyo, Jepang ini.

Upaya memanfaatkan hasil pengamatan bersama Borneo Environmental Community (BEC) ternyata tak semulus yang dibayangkan. Banyak kendala dalam pengembangan singkong gajah.

“Modal yang diperlukan cukup besar, khususnya untuk pembukaan dan penyiapan lahan, serta pembelian bibit, pupuk, pemeliharaan, dan pasca panen. Per hektarenya diperlukan dana Rp 10 juta hingga Rp 20 juta,” papar Ristono.

Namun tantangan itu tak membuatnya menyerah. Bersama Bambang Pranghutomo, Faisal Ahmad, dan Puji Astuti, bekerjasama dengan Pemkot Balikpapan menggelar seminar bertopik Peluang Bisnis Bioetanol di Kalimantan Timur. Kesempatan bagi BEC untuk memamerkan singkong gajah sebagai bahan baku yang cocok dikembangkan di Kaltim. Pada waktu itu varietas unggul dalam produksi di atas 100 ton per hektare.

Seminar ini berujung pada antusiasme masyarakat yang cukup besar dengan meminta BEC untuk menyebarkan bibit dan teknologi ke masyarakat luas. Tak hanya diminta secara perorangan, namun banyak juga organisasi yang meminta mereka memberikan seminar maupun berdiskusi.

“Kata orang, kesempatan tidak datang dua kali,” tutur Ristono yang menjabat sebagai ketua umum BEC.

Kini, BEC memiliki banyak koleksi singkong unggulan yang diberi nama oleh BEC sebagai Singkong Gajah. Keunggulan varietas ini terletak pada berat umbi, kemudahan penanaman, bisa langsung dikonsumsi sebagai bahan makanan pengganti beras dengan rasa ketan, dan umur panen yang hanya memakan waktu 6 hingga 9 bulan. Benih singkong gajah kini telah tersebar dan dikembangkan oleh BEC di 8 kabupaten kota di Kaltim, seperti Samarinda, Balikpapan, Penajam Paser Utara, Paser, Kutai Kartanegara, Tarakan, Malinau, dan Nunukan.

“Jika ada kabupaten kota lainnya yang mau bekerjasama dengan kami, tentu kami siap

membantu menjelaskan dari proses penanaman hingga pemanenan,” terang pria yang kini telah berusia 59 tahun ini.

Singkong Jadi Etanol

Singkong sebagai bahan baku nabati (BBN) dapat diolah menjadi bioetanol pengganti premium. Pati yang terdapat di dalam singkong merupakan senyawa karbohidrat yang dapat diubah menjadi glukosa dengan bantuan cendawan Aspergillus sp. Setelah menjadi gula baru diubah menjadi etanol melalui proses difermentasi.

(29)

Setelah itu, gaplek dimasukkan ke dalam tangki berkapasitas 120 liter sebanyak 25 kilogram. Selanjutnya ditambahkan air hingga mencapai volume 100 liter dan dipanaskan hingga suhu mencapai 100 derajat celsius dan diaduk selama 30 menit sampai mengental.

Bubur gaplek kemudian dimasukkan kedalam tangki skarifikasi (proses penguraian pati menjadai glukosa), kemudian dimasukkan cendawan Aspergillus sp sebagai pengurai setelah bubur dalam keadaan dingin. Tiap 100 liter bubur pati diperlukan 10 liter larutan cendawan Aspergillus sp atau 10 persen dari bubur.

Setelah dua jam air akan terpisah dari endapan gula kemudian difermentasi. Tangki fermentasi ditutup rapat umtuk mencegah kontaminasi. Proses fermentasi secara anaerob (tidak

membutuhkan udara) pada suhu 28 derajat hingga 32 derajat.

Setelah 2 – 3 hari larutan pati berubah menjadi 3 lapisan, yaitu, lapisan terbawah berupa endapan protein, lapisan tengah air dan lapisan teratas etanol. Hasil fermentasi disebut bir yang

mengandung 6 – 12 % etanol. Bir kemudian disedot dan dipisahkan dari endapan protein dengan disaring.

Bir kemudian disuling (destilasi) untuk memisahkan etanol dari air pada suhu 78 derajat celsius. Dari penyulingan dihasilkan etanol 95 persen. Untuk dapat larut dalam bensin diperlukan etanol 99 persen (etanol kering) sehingga dilakukan destilasi absorbent dengan cara etanol kering dipanaskan pada suhu 100 derajat selsius dan dihasilkan 10 liter etanol kering. (*)

Sumber : http://lemlit.unmul.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=77:ristono-dari-varietas-singkong-gajah-untuk-alternatif-bbm&catid=1:latest-news

Diposkan oleh kebun aren di 14.290 komentar

Selasa, 15 Juni 2010

Membuat Racun Rumput (menjadi) Murah

SERI PENGALAMAN PETANI NUNUKAN

Membuat Racun Rumput (menjadi) Murah

Oleh : Dian Kusumanto

Beberapa waktu yang lalu penulis pernah menyajikan beberapa pengalaman petani untuk

(30)

Gus Bensol 11, disebut demikian karena bahan untuk meramu racun rumput ini terdiri dari : G

(garam, U (Urea), S (Sabun Colek), Ben (Bensin) dan Sol (Solar). Kemudian angka 11, artinya semua bahan dengan perbandingan 1 (Kg) : 1 (Kg) : 1 (Wadah) : 1 (Liter) : 1 (Liter). Racun rumput yang bersifat kontak ini dibuat petani jika sudah kepepet karena tidak punya uang cukup untuk membeli herbisida atau pada saat stok herbisida kosong tetapi rumput sudah tiba saatnya harus dibasmi. Penulis mendapatkan resep ini dari Pak Mo di Jalan Sungai Lemo Sedadap Nunukan Selatan.

Alur G 12, terbuat dari Al (Air Laut) 12 liter, Ur (Urea) 2 kg dan G (salah satu nama Herbisida

kontak) sebanyak 1 liter. Semua bahan dicampur dan kemudian dimasak hingga mendidih. Resep ini sebenarnya untuk menghemat herbisida yang harganya sangat mahal, untuk diperbanyak dari 1 liter menjadi 12 liter agar biaya dalam pembasmian rumput ini menjadi murah bagi petaninya. Sebenarnya resep ini diperoleh dan dipraktekkan oleh Pak Mustafa, petani Jagung di Sei Jepun Nunukan Selatan, pada saat bekerja di kebun Kelapa Sawit di Lahat Dato Sabah Malaysia. Sepulangnya dari ‘makan gaji’ di Malaysia Pak Mustafa selalu

mempraktekkannya untuk lahan Jagungnya di Sei Jepun seluas sekitar 4 hektar.

Hervit Top 13, berbahan Her (herbisida) 1 liter, Vit (Vitsin) 250 gram atau satu kantong dan

Top (Toak Pahit) sebanyak 3 liter. Semua bahan dicampur dan bisa digunakan langsung

sebagaimana biasanya. Resep ini dicatat dari temuan Pak Asri Aziz seorang PPL Sebatik Barat dari beberapa petani binaannya yang sudah terbiasa digunakan petani. Menurut petani

sebenarnya dulu resepnya hanya menggunakan Vitsin dan Toak Pahit saja, namun kemudian petani ingin lebih menguatkan efeknya dengan menambahkan herbisida.

Pada saat penulis mengikuti Pekan Daerah KTNA di Kota Tenggarong, sempat bertemu beberapa petani dari Bengalon Kutai Timur Kalimantan Timur, yaitu Pak Saifuddin, Pak Gioto dan Pak Ismail. Dari Bengalon Kutai Timur ini sudah biasa menggunakan resep untuk

memperbanyak racun rumput, khususnya yang bersifat sistemik (yaitu R..). Resep dari

Bengalon ini berbahan Ragi, Urea, Air Hujan dan Herbisida dengan perbandingan Ragi Tape (1 kantong), Urea (1 kg), Herbisida (R) 1 liter dan Air Hujan sampai dengan 5 liter. Semua bahan dicampur dan diaduk sampai merata kemudian diperam dalam wadah yang kedap sinar dan disimpan selama 1 minggu.

Racun rumput ini agar mudah mengingat bahan pembuatnya maka disebut sebagai

Heragur AH5

, maksudnya Her (herbisida), Rag (Ragi Tape), Ur (Urea) dan AH (Air Hujan) serta 5 maksudnya menjadi 5 liter.

(31)

Penggunaan racun rumput oplosan ini adalah sebanyak 200 ml untuk satu tangki Sprayer 16 literan. Biasa digunakan sebagai racun rumput kontak untuk sawah. Kelemahan racun rumput ini adalah jika digunakan dengan Sprayer berbahan logam akan mudah korosi atau berkarat.

Agar memudahkan mengingat maka penulis member nama resep ini dengan Arkosur H 515, maksudnya Arko (Air Kakao), S (Sabun Colek), Ur (Urea), H (Herbisida) dan 515 (5 liter herbisida dibandingkan 15 liter air kakao).

Resep-resep ini adalah karya dari petani yang cukup kreatif untuk mengatasi keterbatasannya tetapi terus berusaha tani dengan biaya yang lebih hemat . Ini adalah bukti dari kearifan local para petani menghadapi keadaan semakin mahal dan langkanya racun rumput di pasaran. Harapannya agar resep-resep ini dapat menjadi referensi bagi petani yang lain. Meskipun ini bukan anjuran teknologi yang paten dan diakui oleh Pemerintah, tetapi silakan saja dicoba untuk kalangan petani sendiri dan kalau perlu dikembangkan dengan resep-resep yang lainnya.

Bagaimana menurut Anda? Adakah resep dan pengalaman yang lain di sekitar Anda? Diposkan oleh kebun aren di 18.460 komentar

(32)

PERKEBUNAN SINGKONG SATU HEKTAR

200 Ton

(majalah Trubus)

Pensiun dini dari sebuah bank, berpendidikan sarjana, dan datang dari keluarga berada, Yordan Bangsaratoe memilih menjadi pekebun singkong, bahan baku bioetanol. Beragam cibiran seperti orang gila, tak menyurutkan niatnya. Kini dari kebun singkong ia menuai laba bersih Rp40-juta per ha, jauh lebih besar ketimbang gaji sebagai karyawan bank. Rahasianya? Ia menggenjot produksi hingga 120 ton/ha; pekebun lain rata-rata cuma 20-30 ton per ha.

Usianya 38 tahun ketika bank tempatnya bekerja selama 9 tahun itu dilikuidasi. Namanya

tercatat dalam deretan karyawan yang harus 'pensiun dini'. Sarjana Ekonomi alumnus Universitas Lampung itu sempat gamang. Untuk apa uang pesangon itu? Ia akhirnya memutuskan menanam singkong, komoditas yang banyak diusahakan di Lampung. Yordan tertantang lantaran banyak petani singkong di bumi Ruwai Jurai itu miskin.

Setelah bertemu peneliti, berselancar di dunia maya, dan membaca pustaka, Yordan menyambung bibit singkong. Ia menjadikan singkong kasetsart sebagai batang bawah dan singkong karet sebagai batang atas. Kasetsart dipilih sebagai batang bawah karena unggul. 'Potensi hasilnya mencapai 30 ton/hektar,' kata Yordan.

Soal singkong karet? Varietas yang tidak menghasilkan ubi itu berdaun rimbun. Yordan

(33)

Penyambungan itu ia lakukan sendiri untuk menghasilkan 4.400-4.500 bibit. Itu cukup untuk penanaman di lahan 1 ha.

Ayah 2 anak itu menyiapkan bibit pada musim kemarau. Sambungan antara singkong kasetsart dan singkong karet diikat dengan plastik. Ia rutin mengontrol pertumbuhan bibit di persemaian selama sebulan. Jika terjadi penyumbatan alias bottleneck, dipastikan sambungan tidak

sempurna, jadi tidak layak dijadikan bibit. Bila kulit batang dan gabus berwarna putih dan tumbuh mata tunas, maka penyambungan itu berhasil.

Pupuk

Sebulan pascapenyambungan, ia memindahtanamkan bibit ke lahan setelah memotong bagian akar. Yordan membudidayakan anggota famili Euphorbiaceae itu berjarak tanam 1,5 m x 1,5 m sehingga populasi 4.400-4.500 batang per ha. Itu cukup memberikan ruang bagi singkong untuk tumbuh maksimal. Bandingkan dengan jarak tanam pekebun lain 1 m x 1 m-total populasi lebih dari 9.000 tanaman-sehingga tampak rapat. Dampaknya, produksi justru rendah.

Menurut Yordan, jarak tanam lebar bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan produksi singkong. 'Komposisi pupuk kunci utamanya, bukan banyaknya pupuk,' kata pria kelahiran 11 Desember 1960 itu. Yordan menaburkan 5 ton pupuk kandang per ha di lahan yang sudah diolah. Empat hari usai tanam, ia menambahkan 0,5 gram pupuk NPK di sekeliling batang. Total pupuk NPK yang diberikan 200 kg.

Ia kembali memberikan total 300 kg NPK ketika kerabat karet itu berumur 3 bulan. Yordan memanen singkong berumur 10 bulan. Produktivitas ubikayu yang dibudidayakan di Madukoro, Lampung Utara, itu mencapai 30 kg per tanaman atau sekitar 120 ton per hektar. Saat ini, ia mengebunkan 17 ha. Dengan begitu ia mampu memanen 80 ton singkong per hari. Dengan kadar pati 30%, hanya perlu 4 kg singkong untuk menghasilkan 1 liter bioetanol; varietas lain, 6 kg.

Yang juga menerapkan sistem budidaya intesif adalah Tjutju Juniar Sholiha, pekebun singkong di Sukabumi, Jawa Barat. Ia berpegang pada komposisi pupuk untuk memaksimalkan singkong varietas darul hidayah. 'Bila tidak dipupuk, bobot umbi paling 15-20 kg. Tapi dengan

pemupukan intensif, produksi menjulang 20-40 kg per tanaman,' katanya. Rendam

Sebelum menanam, Tjutju merendam bibit sepanjang 10-15 cm dalam pupuk organik cair selama 3 jam. Bukan cuma sebagian, tetapi seluruh permukaan bibit terendam dalam pupuk. Tujuannya untuk mempercepat pertumbuhan tunas. Ia menanam bibit-tanpa daun-berjarak 2,5 m x 1 m sehingga total populasi 5.000 tanaman. Alumnus Fakultas Biologi Universitas Nasional itu langsung memberikan 1 kg kompos per tanaman sekaligus menyiramkan pupuk organik cair. Hanya dalam waktu 2 pekan, bibit memunculkan tunas muda.

(34)

Oleh karena itu, penanaman sebaiknya saat musim hujan. Dengan budidaya seperti itu Manihot utillisima berproduksi maksimal, 200 ton per hektar atau rata-rata 40 kg per tanaman. Bahkan ia pernah memanen 100 kg umbi dari 1 tanaman. Hasil penelitian Institut Pertanian Bogor,

singkong darul hidayah yang dikembangkan Tjutju berkadar pati 32%.

Yordan dan Tjutju mantap berkebun singkong lantaran pasar terbuka lebar. Produsen bioetanol dan tapioka menyerap singkong produksi mereka. Dengan harga Rp520 per kg, Yordan meraup omzet Rp62-juta per ha. Padahal, biaya produksi hanya Rp130 per kg sehingga laba bersih Yordan Rp46-juta per ha. Saat ini ia mengelola 10 ha lahan. Tingginya produksi singkong mereka menjadi incaran Korea, China, Taiwan, dan Kamboja. 'Karena produksi bibit masih terbatas, saya baru akan memasok Kamboja,' kata Tjutju.

(Lani Marliani/Peliput: Faiz Yajri)

Foto : dari beberapa sumber

Kamis, 25 Maret 2010

(35)

Penulis dan Singkong Gajah yang berumur 11 bulan di Belakang Kompleks BLK Sei Fatimah Nunukan, Kaltim. Singkong Gajah adalah Singkong yang telah berkembang di Kalimantan Timur sejak lama, amun kemudian dipopulerkan kembali dengan nama 'Singkong Gajah' oleh Prof. Ristono dari Borneo Environment Community yang berkantor pusat di Samarinda. Penulis

adalah anggota BEC untuk wilayah Kalimantan Timur bagian Utara.

Batang Singkong Gajah lebih besar dari lengan Penulis. Singkong Gajah berbeda dengan Singkong biasa, batang pohon Singkong Gajah mengalami percabangan sebagaimana Singkong

(36)

Batang Singkong Gajah berwarna coklat agak kehitam-hitaman, tangkai dan tulang daun berwarna merah, batang mengalami percabangan hingga 5 tingkat (kali) percabangan sehingga

bentuk pohon Singkong Gajah seperti Singkong Tahunan (Singkong Karet atau Singkong Gendruwo). Namun rasa umbinya Singkong Gajah enak, tidak pahit seperti Singkong Gendruwo

(37)

Gambar di atas ini adalah Singkong Gajah yang lainnya, agak berbeda dengan yang di atasnya tadi. Batang pohon Singkong Gajah yang ini coklat agak kemerah-merahan dengan tangkai dan

tulang daun berwana putih kehijauan. Menurut Bapak Subandi, (Kabid Tanaman Pangan Dipertanak Nunukan), jika Singkong bertangkai dan tulang daun putih biasanya bersifat genjah,

artinya pada umur muda sudah mulai berisi umbinya, sehingga bisa dipanen lebih muda. Sedangkan Singkong yang bertangkai dan tulang daun warna merah, biasanya umurnya agak dalam, artinya singkong ini baru berisi pada umur yang agak tua, maka pemanenan lebih lama.

Bapak Drs. Asmuni inilah yang mendatangkan dan mempopulerkan Singkong Gajah di Nunukan dan Tarakan. Di Nunukan Singkong Gajah ditanam di belakang BLK (Balai Latihan Kerja) yang

berdekatan dengan kebun SMK Negeri Nunukan yaitu di Jalan Sungai Fatimah di Nunukan. Bapak Asmuni adalah mantan Kepala BLK sekarang beliau sudah menduduki jabatan baru yaitu

(38)

mengembangkan Singkong Gajah di Sebuku. Rencana pengembangan Singkong Gajah ini sudah masuk pada Rencana Kegiatan Tahun 2011 yang akan datang.

Penjemuran Chips Singkong yang sudah mengalami 'fermentasi' dengan Stater Bio Mocaf.

Perendaman Chip Singkong basah dalam bak hitam. Ini skala ujicoba yang dilakukan oleh Penulis di Sanggar Riset Aren Research Centre milik AREN FOUNDATION yang berpusat di

(39)

Tepung Mocaf hasil penggilingan Pabrik Tepung Mocaf binaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Nunukan. Pabrik Tepung Mocaf ini merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur. Tepung

Mocaf produksi Nunukan ini laris manis di pasaran lokal kota Nunukan dengan harga Rp 5.000 per kg. Yang berminat memesan Tepung ini bisa menghubungi Dinas Pertanian atau langsung

kepada Divisi Pemasaran Tepung Mocaf, yaitu Saudara Nanang dengan HP. 081254005645.

Penulis dan Tepung Mocaf produksi pertama kali dari Nunukan. Tepung ini sempat ada yang dilelang oleh Gubernur Kaltim Bapak Awang Farouk Ishak (AFI) dengan harga Rp 1 juta satu kilogram saja. Lelang kedua oleh Bupati Nunukan H. Abdul Hafied Ahmad laku Rp 500 ribu sekilogram saja. Yang mahal mungkin tanda tangan yang ada di bungkus tepung mocaf tadi, kalau tepungnya sudah laku laris manis di Nunukan dengan harga Rp 5.000 per kg, lebih murah

dibandingkan dengan harga tepung Terigu yang mencapai Rp 9.000 per kg.

Tepung Mocaf ini berwarna putih bersih seperti tepung terigu, tidak ada lagi aroma singkong atau ubi. Menurut para pembuat kue, tepung ini sama dengan tepung terigu, persis tiada beda. Ini

sangat menguntungkan bagi mereka karena harganya lebih murah, hampir separuhnya.

(40)

FOB Price: FOB Harga: Get Latest PriceDapatkan Harga

Terbaru

Port: Port: Ningbo Port Ningbo Port Minimum Order Quantity: Minimum Order

Quantity: 1 Set/Sets 1 Set / Sets Payment Terms: Syarat Pembayaran: L/C,T/T L / C, T / T

Ms. Frank zhMs Frank zhOffline

Send a Message to this Supplier Kirim Pesan ke ini Supplier Supplier Details Supplier Details

Wenzhou Longqiang Light Industry Machinery Co., Ltd.Wenzhou Longqiang Industri Ringan Machinery Co, Ltd

[ Zhejiang, China (Mainland) ] [Zhejiang, Cina (Daratan)] Business Type: Jenis Usaha:

Manufacturer Pabrikan

Tentang Ubi Kayu

About Cassava Tentang Ubi Kayu

Manihot esculenta Crantz (CASSAVA) Manihot

esculenta Crantz (SINGKONG)

 Species: Manihot utilissima, Manihot Aaipi Spesies:

Manihot utilissima, Manihot Aaipi

 Common name: Cassada, Cassava Plant, Manioc,

Yuca, Tapioca, Mandioca, Shushu, Muk Shue,

Cassave, Maniok, Tapioka, Imanoka, Maniba, Kasaba, Katela Boodin Common name: Cassada, Tanaman Ubi Kayu, Ubi kayu, Yuca, Tapioca, Mandioca, Shushu, Muk Shue, Cassave, Maniok, Tapioka, Imanoka, Maniba, Kasaba, Katela Boodin

 Family: Euphorbiacea (Spurge Family) Keluarga:

Euphorbiacea (Keluarga Spurge)

Short History Sejarah Singkat

Cassava is a food crop in the form of clump that is sometimes called Tapioca. Singkong merupakan tanaman pangan berupa perdu yang kadang-kadang disebut Tapioka. Tapioca is a starch found in the roots (tubers) of the plant. Tapioka adalah pati yang ditemukan di dalam akar (umbi) tanaman. Different parts of the plant such as the root, leaves, and sometimes the whole plant, are used in herbal remedies. bagian-bagian yang berbeda dari tanaman seperti akar, daun, dan kadang-kadang seluruh pabrik, digunakan sebagai obat herbal.

(41)

spread to nations which are famous for their agricultural industry and has entered Indonesia in the year 1852. Budidaya Ubi Kayu pohon telah menyebar ke negara-negara yang terkenal untuk industri pertanian mereka dan telah masuk ke Indonesia pada tahun 1852.

Advantages of Cassava Keuntungan Ubi Kayu

Opportunities for the development of the cassava business are wide open, because the

requirement of product and the immeasurable numbers of end product obtained from cassava are huge, such as Tapioca, Chips, Pellet, Flour, with local market needs from food & beverage (Crisply, Syrup), textile, construction materials (Gypsum & Ceramic), Paper, and livestock industry. Peluang untuk pengembangan usaha ubi kayu yang terbuka lebar, karena kebutuhan produk dan jumlah beragam produk akhir yang diperoleh dari singkong yang besar, seperti Tapioka, Chips, Pelet, Tepung, dengan kebutuhan pasar lokal dari makanan & minuman

(singkat , Syrup), tekstil, bahan bangunan (Gypsum & Keramik), Kertas, dan industri peternakan. Whereas for the export market are required by the European countries, Japan, Korea, China, United States, Germany, to be use as raw materials for pharmaceutical products, industrial raw material of glue, paper, feed mill and construction. Sedangkan untuk pasar ekspor yang

diperlukan oleh negara-negara Eropa, Jepang, Korea, Cina, Amerika Serikat, Jerman, untuk digunakan sebagai bahan baku untuk produk farmasi, bahan baku industri lem, kertas, pabrik pakan dan konstruksi.

Potentials of Cassava Plant Potensi Tanaman Ubi Kayu

(42)

United Nation, have since early 1980 published some reports concerning potentials of cassava or manioc, especially in developing countries such as in Indonesia that possessed huge infrastructure for plantation activities. UNIDO (Organisasi Pembangunan Industri PBB) atau Badan

Pengembangan Industri The Nation Serikat, telah sejak awal 1980 menerbitkan beberapa laporan tentang potensi singkong atau ubi kayu, terutama di negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki infrastruktur yang sangat besar untuk kegiatan perkebunan. The report was made due to increasing demand during that period for cassava products in the form of dried cassava, cassava flour, and especially tapioca. Laporan itu dilakukan karena meningkatnya permintaan selama periode untuk produk ubi kayu dalam bentuk gaplek, tepung singkong, dan terutama tapioka.

Out of total world product 122,134,000 Tons per year, Indonesia was noted as the third largest producer of manioc (13,300,000 Tons) Dari total produk dunia 122.134.000 ton per tahun, Indonesia tercatat sebagai produsen ubi kayu terbesar ketiga (13.300.000 ton)

Largest State Producer of CASSAVA Negara terbesar Produser SINGKONG

Country Negara Result (Tons) Hasil (Ton)

1

1 BRAZIL BRAZIL 24,554,000 Ton 24.554.000 Ton

2

2 THAILAND THAILAND 13,500,000 Ton 13.500.000 Ton

Gambar

Gambar  di atas ini adalah Singkong Gajah yang lainnya, agak berbeda dengan yang di atasnya

Referensi

Dokumen terkait

Keong emas merupakan hewan yang mampu memakan segala jenis tanaman apapun, dengan melakukan penelitian ini di harapkan keong emas Pomacea canaliculata mampu

Memiliki badan berwarna cokelat gelap, panjang pangkal sirip lemak sama panjang pangkal sirip dubur yaitu dengan kisaran 2,8-3,3 cm, sungut hidung mencapai

DSL akan mengkoneksikan dan membawa sinyal digital untuk komunikasi data dan bekerja dengan menggunakan modem khusus (disebut modem DSL) untuk membaca (encode) data tersebut

Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga dengan memberikan andil positif terhadap angka inflasi antara lain adalah: minyak goreng naik 5,77 peren dengan andil 0,06

Pada beberapa penelitian yang lain menunjukkan perbedaan kadar zinc serum pada penderita preeklampsia berat dan wanita hamil normal namun secara statistik perbedaan

Katekin dibuat dalam bentuk serbuk instan dengan dua variasi yaitu sediaan serbuk effervescent dan serbuk instan dengan pelarut terpisah yang direkonstitusi segera

VOLUME EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA PERIODE 1984- 2014” untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan

Penelitian yang dilakukan Abdullah, dkk (2002 : 15) menyebutkan indikator-indikator utama yang dianggap menentukan daya saing daerah adalah (1) Perekonomian daerah, (2)