• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN LABA-LABA (ORDO ARANEAE) DI HUTAN MANGROVE LEUWEUNG SANCANG GARUT JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEANEKARAGAMAN LABA-LABA (ORDO ARANEAE) DI HUTAN MANGROVE LEUWEUNG SANCANG GARUT JAWA BARAT."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN LABA-LABA (ORDO ARANEAE) DI HUTAN MANGROVE LEUWEUNG SANCANG GARUT JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh :

LITA WITASARI 0900280

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo

Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung

Sancang Garut Jawa Barat

Oleh Lita Witasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Lita Witasari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LITA WITASARI

KEANEKARAGAMAN LABA-LABA (ORDO ARANEAE) DI HUTAN MANGROVE LEUWEUNG SANCANG GARUT JAWA BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Drs, Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc

NIP. 195512191980021001

Pembimbing II,

Dra. Ammi Syulasmi, M.S

NIP. 195408281986122001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. H. Riandi, M.Si

(4)

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove

Leuweung Sancang Garut Jawa Barat

Abstrak

Keanekaragaman Laba-Laba (Ordo Araneae) Hutan Mangrove telah diteliti pada bulan April 2013 di Leuweung Sancang Garut Jawa Barat. Dalam penelitian ini digunakan metode jelajah dengan jalur yang telah ditetapkan yaitu pada Zona Ekoton (A), Zona Mangrove Dalam (B) dan Zona Mangrove Luar (C). Selain metode jelajah, peneliti juga menggunakan metode pitfall trap yang diletakkan di sepanjang perbatasan antara hutan pantai dan hutan mangrove. Sebanyak 44 spesies laba-laba dari 15 familia dan 2 subordo yang berbeda ditemukan di Hutan Mangrove Leuweung Sancang. Walaupun memiliki struktur vegetasi yang berbeda pada ketiga zona, namun tidak menunjukkan adanya perbedaan faktor klimatik yang signifikan antara ketiga zona penelitian, hanya terdapat perbedaan pada faktor intensitas cahaya untuk Zona Ekoton (A) dan Zona Mangrove Luar (C), dimana Zona Ekoton (A) memiliki intensitas cahaya yang lebih tinggi dibandingkan Zona Mangrove Luar (C). Setelah dilakukan uji korelasi, ternyata terdapat hubungan yang kuat antara faktor klimatik terhadap keanekaragaman laba-laba. Hasil penelitian menunjukkan Zona Ekoton (A) memiliki nilai indeks Shannon Winner yang paling tinggi dibandingkan zona yang lainnya. Tingkat keanekaragaman secara keseluruhan di Hutan Mangrove Leuweung Sancang terbilang sedang, dengan nilai indeks 2.82753.

(5)

Spiders (Order Araneae) Diversity In Mangrove Forest of Leuweung

Sancang Garut West Java

Abstract

Diversity of Spiders mangrove has been studied at April 2013 in Mangrove Forest of Leuweung Sancang Garut West Java. The methods used in this study is Cruising Method with predefined paths that is Ecotone Zone (A), Inner Mangrove Zone (B) and Outer Mangrove Zone (C). In addition to Cruising Methods, Pitfall-Trap Method also used in this study. The trap is placed along the border between the Coastal Forest and the Mangrove Forest. A total of 44 species spiders from 15 family and 2 different suborder was found in Leuweung Sancang. Despite having different vegetation structure in all three zones, but the statistical results did not showed difference in climatic factors significantly between the three zones. After the correlation testing turns out, there is showed a strong relationship between climatic factors on diversity. The calculation results showed Ecotone zone (A) has the highest index Shanon-Winner value compared to other zones. Overall level of diversity in mangrove forest is moderate with indeks Shanon-Winner value 2.82753.

(6)

Lita Witasari, 2013

(7)

1) Segmentasi 9 C. Menentukan Keanekaragaman dan Kemerataan 27

(8)

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN 31 A. Jenis Penelitian 31 B. Desain Penelitian 31 C. Populasi dan Sampel 32 D. Lokasi dan Waktu Penelitian 32

E. Prosedur Penelitian 33 1. Survey 33 2.Pra Penelitian 33 3.Penelitian 34 F. Teknik Analisis Data 35 G. Alat dan Bahan 36 H. Alur Penelitian 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38

A. Hasil 38

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 2.1 Daftar subordo dan familia pada Ordo Araneae 19

3.1 Alat dan bahan yang digunakan 36

4.1 Rata-rata Kondisi Klimatik Zona A, Zona B dan Zona C 39 4.2 Jenis-jenis Laba-laba yang ditemukan di Hutan Mangrove Leuweung

Sancang 41

(10)

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu modifikasi pedipalpus jantan. Ta=Tarsus; Mt=Metatarsus; Ti=Tibia; Pt=Patella; Fe=Femur; Tr=Trochanter; Cx=Coxa; B=Bulb. 8 2.5 Sayatan melintang bagian prosoma. E=endosternite; Eso=Esophagus;

P=Pharynx; SEG=Supraesophageal ganglion; S=Sucking stomach (peru penghisap); SUB=Subesopagheal ganglion. 9

2.6 Segmentasi external pada ophistosoma Liphistius sp. (a)nampak lateral (b)nampak ventral. (c)Segmentasi internal bagian lateral pada

(11)
(12)

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Mangrove sebagai ekosistem didefinisikan sebagai mintakat (zona) antar pasang-surut (pasut) dan supra (atas)-pasut dari pantai berlumpur di teluk, danau (air payau) dan estuaria, yang didominasi oleh tanaman halofit berkayu yang memiliki adaptasi yang tinggi terhadap salinitas tinggi (Surtikanti, 2012). Hutan mangrove merupakan peralihan habitat lingkungan darat dan lingkungan laut, maka sifat-sifat yang dimiliki tidak persis seperti sifat-sifat yang dimiliki hutan hujan tropis di daratan (Wibisono, 2005). Ekosistem mangrove juga menjadi daerah yang subur, baik daratan maupun perairannya, karena selalu terjadi transportasi nutrien akibat adanya pasang surut (Gunarto, 2004). Fungsi biologis dari ekosistem mangrove ini kemudian mendukung kehidupan melalui rantai makanan dalam ekosistem yang dimulai dari pepohonan (Lovelock, 1999). Selain itu hutan mangrove juga berperan sebagai tempat peralihan dan penghubung antara lingkungan darat dan lingkungan perairan. Karena itu sifat-sifat biota yang hidup didalamnya mempunyai ciri-ciri khas yang merupakan pertemuan antara biota yang sepenuhnya hidup di darat dengan biota yang sepenuhnya hidup di laut (Wibisono, 2005).

(13)

2

(14)

3

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah pada penelitian yang akan dilakukan adalah “bagaimana keanekaragaman

laba-laba (Ordo Araneae) di hutan mangrove Leuweung Sancang?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Spesies dari ordo Araneae apa saja yang ada di hutan mangrove Leuweung Sancang?

2. Bagaimanakah keanekaragaman spesies dari ordo Araneae yang ditemukan?

3. Bagaimanakah kemerataan spesies dari ordo Araneae yang ditemukan? 4. Bagaimanakah preferensi habitat spesies dari ordo Araneae yang

ditemukan?

C. Batasan Masalah

1. Berdasarkan tinjauan keselamatan, maka penelitian dilakukan pada siang hari.

2. Spesies ordo Araneae yang diteliti adalah Spesies ordo Araneae yang terlihat pada wilayah jelajah.

3. Familia-familia dari ordo Araneae diidentifikasi sampai tingkat spesies. 4. Data penunjang berupa faktor klimatik yang diukur ialah seperti suhu,

kelembaban, kecepatan angin dan intensitas cahaya.

5. Preferensi habitat dalam penelitian ini merupakan habitat yang paling disukai oleh spesies laba-laba yang ditemukan di lokasi penelitian.

D. Tujuan Penelitian

(15)

4

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat umum tentang keanekaragaman laba-laba (ordo Araneae) di hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut. 2. Sebagai tinjauan penelitian selanjutnya terutama mengenai laba-laba. 3. Sebagai data dasar rekomendasi konservasi kepada pemerintah setempat. 4. Sebagai khasanah ilmu penhetahuan baru yang dapat dikembangkan dan

(16)

31

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1998).

B. Desain Penelitian

Penelitian diawali dengan melakukan pra penelitian yang disertai survey penelitian, dimana dalam survey penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kondisi lokasi penelitian. Survey penelitian ini dilakukan agar peneliti dapat memperkirakan tempat yang cukup representatif untuk melakukan penelitian. Pemetaan terhadap lokasi penelitian dan pengamatan profil lokasi penelitian untuk mengetahui karakteristik lokasi penelitian dilakukan saat survey penelitian tersebut. Sedangkan pra penelitian bertujuan agar peneliti bisa melakukan penelitian dengan tepat. Pada pra penelitian dilakukan pelusuran jalur penelitian dan pencuplikan sampel dalam skala kecil sebagai gambaran untuk penelitian sebenarnya. Tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan penelitian. Pencuplikan dilakukan pada saat penelitian dengan metode jelajah dimana peneliti menjelajahi lokasi penelitiannya untuk mencuplik sampel yang dibutuhkan. Selain metode jelajah peneliti juga menempatkan 40 unit pitfall trap yang diletakkan di sepanjang perbatasan antara hutan mangrove dan hutan pantai dengan jarak 25m untuk tiap jebakan.

(17)

32

C. Populasi dan Sampel

Populasi yang dijadikan objek penelitian adalah keseluruhan spesies dari anggota familia Araneae yang ada di hutan mangrove Leuweung Sancang. Sampel yang diamati adalah individu dari Araneae yang tercuplik pada lokasi penelitian.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan di Hutan Mangrove Leuweung Sancang antara Muara Cikolomberan sampai dengan Muara Cipalawah kecamatan Cibalong kabupaten Garut, Jawa Barat.

Gambar 3.1 Jalur penjelajahan di lokasi penelitian

Sumber : www.google-earth.com (2013)

(18)

33

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengawetan sampel dilakukan dirumah penduduk sedangkan identifikasi sampel dilakukan di lapangan (yang sudah diketahui spesiesnya) dan Laboratorium Ekologi Jurusan Pendidikan Biologi menggunakan buku identifikasi Spiders and Their Kin (1990), Forest Spider of South East Asia (2000) dan The Fauna of British India (1900).

2. Waktu Penelitian

Pencuplikan dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan dan dilakukan secara berkesinambungan selama waktu satu minggu, yaitu pada tanggal 16-21 April 2013 saat siang hari.

E. Prosedur penelitian

Adapun prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Survey

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam survey penelitian.

b. Mengamati rona lingkungan dan melakukan pemetaan kondisi Hutan Mangrove Leuweung Sancang Jawa Barat melalui survey di lokasi penelitian.

c. Melakukan wawancara dengan petugas maupun penduduk setempat mengenai kondisi cuaca lokasi penelitian.

d. Menentukan lokasi penelitian dan menentukan wilayah jelajah dan membuat batas daerah penelitian.

2. Pra Penelitian

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam Pra penelitian.

(19)

34

3. Penelitian

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian.

b. Mengukur parameter lingkungan seperti suhu, kelembaban, kecepatan angin dan intensitas cahaya.

c. Melakukan proses pencuplikan sampel penelitian dengan metode jelajah dan pitfall trap.

d. Memasukkan hewan sampel yang telah ditemukan ke dalam gelas jam dan diberi label.

e. Mengawetkan hewan sampel yang telah ditemukan dengan alkohol 70%.

f. Mencatat, menghitung, dan mendokumentasikan hewan sampel yang didapat.

g. Mengidentifikasi hewan sampel yang ditemukan.

Gambar 3.2 Skema penempatan Pitfall-Trap di lokasi penelitian

(20)

35

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Analisis Data

Spesies dari Araneae yang ditemukan dihitung dengan menggunakan rumus. Untuk mengetahui keanekaragaman Araneae yang diperoleh maka digunakan perhitungan sebagai berikut :

Untuk menghitung keanekaragaman dapat dihitung dengan Indeks Diversitas (keanekaragaman) Shannon-Wiener dalam Odum (1996).

H’ = -∑ ( Pi ). ( log .Pi )

Keterangan :

Pi = kelimpahan proporsional dari spesies ke-i

Sehingga Pi = Ni/N

Ni = Jumlah individu spesies ke-i

N = Jumlah individu keseluruhan spesies dalam komunitas

Kriteria:

H’ < 1,0 Keragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil

1,0 < H’< 3,322 Keragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi

ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang

H’ > 3,322 Keragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi,tahan terhadap tekanan ekologis

(21)

36

Semakin tinggi nilai kemerataan, maka penyebaran species merata dan tidak ditemukan dominasi spesies tertentu.

Sedangkan untuk analisis data secara statistik dilakukan uji Kruskal Wallis untuk melihat perbedaan klimatik pada ketiga zona, sedangkan uji Anova digunakan untuk menganalisis data keanekaragaman. Selain itu, dilakukan juga uji korelasi Pearson untuk data kondisi klimatik dan keanekaragaman menggunakan software IBM SPSS 2.1.

G. Alat dan Bahan

Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan

(22)

37

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

13 Pitfall trap - 60 unit 14 Roll meter Bison 30 meter 1 unit 15 Tabel identifikasi Spider and Their Kin

(1990) - 16 Thermo-Hygrometer Yenaco 1 unit

H. Alur Penelitian

Gambar 3.3 Alur penelitian Pengukuran faktor

(23)

56

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Penelitian tentang keanekaragaman laba-laba di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut menemukan sekitar 15 familia dan 44 spesies laba-laba baik laba-laba-laba-laba pembuat sarang maupun laba-laba-laba-laba terestrial. Dari jumlah keseluruhan 37 spesies diantaranya teridentifikasi sampai tingkat spesies, 4 sampai tingkat genus dan 3 spesies belum teridentifikasi. Spesies yang ditemukan berasal dari 15 familia yaitu Hexathelidae, Theraposidae,

Lycosidae, Araneidae, Pholcidae, Salticidae, Thomisidae, Tetragnatidae,

Therididae, Agelenidae, Pisauridae, Platoridae, Clubionidae dan Sparassidae.

Tercatat ada 24 spesies yang hanya ditemukan di Zona Ekoton (A) dan 1 spesies yang hanya ditemukan di Zona Mangrove Luar (C). Keanekaragaman laba-laba di lokasi penelitian dengan nilai indeks Shannon-Wiener 2.82753 terbilang sedang, dengan produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang dan tekanan ekologis sedang. Kemerataan spesies sedang dengan indeks Pileou sebesar 0.747196.

Dari penelitian ini juga tercatat spesies tanaman yang paling sering dimanfaatkan laba-laba untuk membuat sarang yaitu Rhizopora apiculata,

Soneratia alba dan Aegiceras corniculatum. Preferensi habitat laba-laba

ditentukan atas dasar kesesuaian vegetasi dengan bentuk sarang mereka.

B.Saran

Beberapa hal yang disarankan oleh penyusun:

1. Pada saat pencuplikan, selain dilakukan pada siang hari sebaiknya dilakukan juga pada malam hari karena kebanyakan laba-laba merupakan hewan nocturnal sehingga diduga ada spesies yang berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.

(24)

57

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Mengingat kelemahan dari penelitian ini, yaitu pada saat pengukuran faktor klimatik, perlu dipikirkan kembali bagaimana cara mengukur kondisi klimatik dengan perbedaan waktu yang relatif dekat atau perbedaan waktu pengukurannya tidak terlalu jauh

4. Pada saat pencuplikan perlu konsentrasi yang tinggi dan stabil karena sebagian besar spesies laba-laba yang hidup di hutan mangrove berukuran sangat kecil dan memiliki sarang yang tersembunyi.

5. Sebaiknya menggunakan buku identifkasi yang beragam untuk memperkuat hasil identifikasi.

6. Perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui persis gambaran kondisi keanekaragaman dan kemerataan laba-laba di Hutan Mangrove Leuweung Sancang.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Alfauzy, F.M. (2011). Distribusi, Kelimpahan dan Keanekaragaman Serangga di

Hutan Mangrove Leuweung Sancang Kecamatancibalong Kabupaten Garut.

Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. (Laporan Skripsi; tidak dipublikasikan).

Arief, A. (2003). Hutan Mangrove. Yogyakarta: Kanisius

Atkinson, R. (2009). Find a Spider Guide for The Spiders of Southern Queensland. [online]. Tersedia: http://findaspider.org.au [3 September 2013]

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat. (2007).

Informasi mengenai CA. Leuweung Sancang. [Online]. Tersedia:http://bbksda-jabar.dephut.go.id [23 Oktober 2012]

Begen, D.G. (2002). Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Sipnosis. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Chetia, P., dan Kalita, D.K. (2012). Diversity and Distribution of Spiders from

Gibbon Wildlife Sanctuary, Assam, India. Asian Journal of Conservation

Biology Vol.1 2012.

Churchill, T.B. (1998). Spiders as ecological indicators in the Australian tropics: family distribution patterns along rainfall and grazing gradients. Dalam

Proceedings of the 17th European Colloquium of Arachnology, Edinburgh 1997.

Debaker, D., Maelfait, J.P., Desender, K., Hendrick, F. dan De Vos, B. (2000). Regional Variation in Spider Diversity of Flemish Forest Stands. European

Arachnology 2000.

Deeleman-Reinhold, C.L. (2001). Forest Spider of South East Asia: With a

(26)

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Liocranidae, Gnaphosidae, Prodiodomidae and Trochanteriidae). Leiden;

Boston, Koln: Brill

Foelix, R.F. (1996). The Biology of Spiders (Second ed.). New York: Oxford University Press.

Gieseen, W., Wulffraat, S., Zieren, M., dan Scholten, L. (2006) Mangrove Guidebook for Southeast Asia. Thailand: FAO and Wetlands Internasional. Google Incorporation. (2013). Google Earth. [online]. Tersedia:

http://earth.google.com [2 Agustus 2013]

Green, J. (1999). Sampling Method And Time Determines Composition Of Spider

Collections. Australia: The University of Quensland.

Gunarto. (2004). Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian.

Hickman, C.P. (1970). Integrated Principles of Zoology (Fourth Ed). Saint Louis : The C.V. Musby Company.

Irawan, A. (2006). Kelimpahan dan Keanekaragaman Laba-laba (Arachnida:

Ordo Araneae) Pada Tiga Kawasan Vegetasi Gunung Burangrang, Kabupaten Bandung. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

(Laporan Skripsi; tidak dipublikasikan).

Irwanto (2006). Keanekaragaman Fauna Pada Habitat Mangrove. [Online] Tersedia: http://irwantomangrove.webs.com/fauna_mangrove.pdf [23 Oktober 2012]

(27)

Koh, J.K.H. (1991). Spiders of The Family Araneidae In Singapore Mangroves.

Raffles Bulletin of Zoology 1991.

Krebs, C.J. (1978) Ecology The Experimental Analysis of Distribution and

Abundance. Second Edition. New York: Harper & Row Publishers.

Levi, H.W. dan Levi, L.R. (1990) Spiders and Their Kin. New York: Golden Press.

Li, D. dan Rashid, Y.N. (2009). A Checklist of Spiders (Aracnida: Araneae) from Peninsular Malaysia Inclusive of Twenty New Record. The Raffles of

Zoology 2009.

Li, D., Song, D.X. dan Zhang, J.X. (2002). A Checklist of Spiders From Singapore (Arachnida: Araneae). The Raffles Bulletin of Zoology 2002.

Lovelock, C. (1999). Field guide to the Mangroves of Queensland (Second ed.). Queensland: Australian Institute of Marine Science.

McDonal, B. (2007). Effects of Vegetation Structure on Foliage Dwelling Spider

Assemblages in Native and Non-native Oklahoma Grassland Habitats.

Lawton: Cameron University.

Mckeown, K. C. (1938) Australian Spiders. Sydney: Halstead Press.

Merkens, Sabine (2000). Epigeic Spider Communities in Inland Dunes in The Lowland of Northern Germany. European Arachnology 2000.

Michael, P. (1984). Ecological Methods for Field and Laboratory Investigations. Europe: McGraw-Hill Education.

(28)

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nieuwenhuys, E.J. (2008). Spiders from Europe and Australia. [Online] Tersedia:http://xs4all.nl/~ednieuw/ [4 Januari 2013]

Noor, Y. R., Kazali, M. dan Suryadiputra, INN. (1999). Panduan Pengenalan

Mangrove Di Indonesia. Bogor: Direktur Jenderal PKA/Wetlands

International Indonesia Programme.

Nyffeler, M., Sterling, W.L. dan Dean, D. A. (1992). Impact of the Striped Lynx

Spider (Araneae: Oxyopidae) and Other Natural Enemies on the Cotton Fleahopper (Hemiptera: Miridae) in Texas Cotton. Texas: Departemen of

Entomology Texas A&M University.

Odum, E. P. (1996). Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Terjemahan T. Samingan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pamugkas, A.S. (2011) Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove di Kawasan

Cagar Alam Hutan Mangrove Leuweung Sancang Kec. Cibalong Kab. Garut. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. (Laporan

Skripsi; tidak dipublikasikan).

Pemerintah Kabupaten Garut Online Subdomain Pariwisata dan Budaya. (2005).

Objek Wisata Pantai Sayang Heulang [Online]. Tersedia: http://pariwisata.garutkab.go.id/index.php?mindex=daf_det_wisata&id_wisa ta=22 [26 Juli 2013]

Pocock, R.I. (1900). The Fauna of British India: Ceylon and Burma. London: Taylor and Francis

Pommeresche, Reiden (2000). Spider Species and Communities in Bog and Forest Habitats in Geitaknottate Natural Reserve, Western Norway. European

Arachnology 2000.

Riechert, S.E. dan T. Lockley. (1984). Spiders as biological control agents. Annual

(29)

http://www.annualreviews.org/doi/abs/10.1146/annurev.en.29.010184.00150 3?journa Code=ento [4 Desember 2012]

Sebastian, P.A., Murugesan, S., Mathew, M.J., Sudhikumar, A.V. dan Sunish, E. (2005). Spider in Mangalavanam, an Ecosensitive Mangrove Forest in Cochin, Kerala, India (Araneae). European Arachnology 2005.

Segsgaard, Lene (2002). Early Season Natural Biological Control of insect Pests in Riece by Spiders – and Some Factors in The Management of The Cropping System that May Affect This Control. European Arachnology 2000.

Snedaker, S.C. 1978. Mangroves: Their Value and Perpetuation. Nature and Resources.

Sorensen, L.L, Coddington, J.A. dan Scharff, N. (2002). Inventorying and Estimating Subcanopy Spider Diversity Using Semiquantitatif Sampling Methods in an Afromontane Forest. Environmental Entomology 31.

Surtikanti, H. K. (2012). Pesona Lingkungan Badan Air Indonesia. Bandung: Rizqi Press.

Topping, C.J. dan Lovei, L.G. (1997). Spider Density And Diversity In Relation To Disturbance In Agroecosystems In New Zealand, With A Comparison To England. New Zealand: Journal of Ecology.

Ubick, D., P. Paquin, P.E. Cushing, and V. Roth (eds). (2005). Spiders of North

America: an identification manual. American Arachnological Society.

Uetz, G.W. (1999). Guild Structure Of Spiders In Major Crops. Ohio: Department of Biological Sciences, University of Cincinnati.

(30)

Lita Witasari, 2013

Keanekaragaman Laba-laba (Ordo Araneae) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar

Tabel
Gambar 2.1 Struktur morfologi umum pada laba-laba
Gambar 3.1 Jalur penjelajahan di lokasi penelitian
Gambar 3.2 Skema penempatan Pitfall-Trap di lokasi penelitian Sumber: Dokumentasi Pribadi
+3

Referensi

Dokumen terkait

 Menyediakan produk jadi yang berkualitas tinggi  Harga yang bersaing dalam jumlah variasi yang. besar dari komponen – komponen

Asasi ( Commission on Human Rights ) dalam upaya untuk merumuskan hak-hak asasi yang diakui di. seluruh dunia sebagai standar prilaku manusia

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi dengan judul PENGARUH KEPRIBADIAN, KEMAMPUAN, DAN DUKUNGAN

diharapkan Bapak/Ibu/Saudara/i yang terpilih sebagai sukarelawan pada.. penelitian ini dapat mengisi lembar persetujuan turut serta dalam penelitian yang. telah disiapkan. Dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus campak banyak terjadi pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dan cakupan imunisasi kelurahan yang rendah, insiden

The observation result on the objects of study indicated several points related to application of eco-interior aspect involving room organization, material choices, lighting

Berbeda dengan penelitian ini, layanan penguasaan konten diberikan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa di mana tidak hanya keterampilan komunikasi saja

Register Merk/ Type Ukuran/ CC Bahan Tahun Pem- belian Keterangan Nomor Jumlah. Barang Kondisi Asal/usul