PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS)
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 1 SD NEGERI KLIWONAN 3 MASARAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI
Oleh: IGA MAWARNI
A 510 100 237
PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK(SAS)
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 1 SD NEGERI KLIWONAN 3 MASARAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
Iga Mawarni, A 510 100 237, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014, 78 halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan dengan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas I SD N 3 Kliwonan yang berjumlah 15 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif yang melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis permulaan yang dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan siswa yang telah mencapai nilai di atas KKM ≥70 pada setiap siklusnya. Sebelum dilaksanakan tindakan (prasiklus) nilai rata –rata kelas 58,66 dengan persentase ketuntasan sebesar 40%, siklus I pertemuan pertama nilai rata-rata kelas 65,33 sebesar 60% dan pertemuan kedua nilai rata-rata kelas 73 dengan persentase ketuntasan sebesar 73,33%, siklus II pertemuan pertama nilai rata-rata kelas 77,66 dengan persentase sebesar 80% dan pertemuan kedua nilai rata-rata kelas 85,66 dengan persentase sebesar 93,33%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode struktural analitik sintetik (SAS) dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas I SD N 3 Kliwonan.
A. PENDAHULUAN
Belajar merupakan proses perubahan perilaku dari proses yang tidak
mengetahui apa-apa sehingga mengenal sesuatu seperti huruf, kata dan
kalimat. Belajar adalah perubahan perilaku berkat pengalaman dan banyak
melakukan latihan. Perubahan tingkah laku yang dimaksud baik yang
menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap. Pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia di sekolah dasar mencakup aspek membaca, menulis,
mendengar dan menyimak, berbicara dan apresiasi sastra. Semua aspek
berbahasa diatas bertujuan untuk mengembangkan bahasa lisan dan tulisan.
Tarigan (1986 : 22) menyebutkan bahwa “ Pengajaran keterampilan
berbahasa sesuai dengan namanya bertujuan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan berbahasa siswa”, terampil berbahasa dan menulis dalam
bahasa Indonesia yang baik, benar dan baku. Bahasa merupakan alat
komunikasi dan alat penghubung yang sangat ampuh. Dengan menggunakan
bahasa, manusia sebagai makhluk sosial dapat saling berhubungan antara satu
dengan yang lainnya secara efektif dan komunikatif. Dalam proses kegiatan
belajar mengajar pengguna bahasa sebagai bahasa pengantar sangat
diperlukan karena dapat menjelaskan materi yang akan disampaikan oleh
guru baik dalam pelajaran menulis, berbicara, menyimak dan membaca
sehingga hubungan antara guru dengan siswa bisa berjalan dengan efektif
baik antara guru dengan siswa , siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai
tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Dimyati dan Mudjiono
terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh
sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Berdasarkan penelitian yang diadakan oleh penulis tentang masalah
rendahnya kemampuan menulis permulaan siswa-siswi kelas 1 SDN 03
Kliwonan kecamatan Masaran kabupaten Sragen. Dilihat dari hasil
pengamatan menulis permulaan kelas 1 di SDN 03 Kliwonan masih banyak
dari siswa-siswi di kelas tersebut yang belum bisa menulis secara baik, benar
dan baku, bahkan sekedar maju kedepan kelaspun ada siswa yang tidak
berani. Kurangnya keberhasilan pembelajaran ini, disebabkan oleh
kemampuan menggunakan berbagai strategi, metode, pengolahan kelas, alat
peraga yang digunakan, sarana-prasarana teknik pembelajaran yang masih
kurang. Selama ini guru sangat banyak menggunakan metode ceramah dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga penggunaan metode yang sesuai serta alat
peraga yang cocok jarang digunakan. Hal ini menyebabkan hasil belajar
siswa-siswi SDN 03 Kliwonan tergolong rendah. Menyadari kelemahan
metode yang digunakan, alat peraga serta penyampaian yang kurang tepat
sehingga penulis berusaha untuk meningkatkan kemampuan siswa-siswi
dalam menulis permulaan dalam metode Struktural Analitik Sintetik (SAS).
Dalam menghadapi masalah ini penulis berusaha mencari pemecahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran ini. Perbaikan yang dirancangkan untuk
meningkatkan kemampuan menulis permulaan dengan melakukan kegiatan
tindakan kelas tersebut akan membawa hasil yang lebih baik, sehingga
B. METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SD N 3 Kliwonan yang berlokasi di desa
Dalangan kecamatan Masaran kabupaten Sragen. Waktu penelitian dimulai
dari bulan Januari 2014 sampai Februari 2014. Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjeknya siswa kelas I SD N 3
Kliwonan yang berjumlah 15 siswa dan guru kelas I.
Pada penelitian ini, jenis data ada dua yaitu 1) data kuantitatif berupa
nilai kemampuan menulis permulaan dan persentase ketuntasan siswa
mencapai KKM, 2) data kualitatif berupa daftar nama siswa, pedoman
observasi, proses pembelajaran, dan hasil wawancara dengan guru kelas I.
Peneliti menggunakan prosedur penelitian melalui 4 tahap yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi (Suharsini
Arikunto dkk, 2006: 74).
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, tes,
dan dokumentasi. Wawancara digunakan untuk mengetahui teknik
pembelajaran guru pada saat proses pembelajaran menulis permulaan sebelum
pelaksanaan tindakan kelas. Margono (dalam Rubiyanto, 2009: 75)
mendefinisikan observasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian. Observasi ini
digunakan untuk mengamati tindak mengajar guru dalam melaksanakan
tindakan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dan
kegiatan siswa pada saat pembelajaran menulis. Tes yang dilakukan dalam
tindakan. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, daftar
nama siswa kelas I, dan foto pelaksanaan tindakan penelitian.
Untuk menjamin kemantaban dan kebenaran yang dikumpulkan dalam
penelitian maka peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi yang
digunakan adalah triangulasi sumber. Sedangkan pengujian validitas
instrumen, peneliti menggunakan validitas isi.
Indikator pencapaian dalam penelitian ini adalah apabila persentase
ketuntasan siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM )
≥70 sebesar 80%.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian
Pada tindakan siklus I ada empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahap perencanaan,
peneliti merancang pembelajaran dengan menggunakan metode SAS,
menyusun RPP, mempersiapkan media pembelajaran dan sumber belajar,
menyusun lembar observasi, dan menyusun alat evaluasi pembelajaran.
Pada tahap tindakan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode SAS. Tahap selanjutnya adalah pengamatan yang
dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran selama tindakan. Setelah
didapatkan hasil pengamatan lalu peneliti melakukan refleksi terhadap
diperbaiki pada siklus selanjutnya. Kemudian peneliti merencanakan
tindakan siklus II yang tahapannya sama dengan siklus I.
Adapun tingkat keberhasilan sebelum tindakan (prasiklus) sampai siklus II
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel
Nilai Kemampuan Menulis Permulaan Prasiklus sampai Siklus II No
. Nama
Nilai Pra
siklus
Siklus I Siklus II
1 2 1 2
1. Fauzan Agusta Khoirudin 40 60 65 65 70 2. Febrian Saputra 60 70 80 85 95 3. Fitria Nur Janah 70 70 75 80 90 4. Jaefa Rangga Muda
Praditiya
50 60 70 80 90
5. Marsella Tri Maharani 40 50 55 60 65 6. Raihan Dandi Orlando 50 60 60 70 80 7. Yosi Arya Maulana 70 70 75 80 90 8. Yudistira Youfa Saputra 70 70 80 85 100 9. Zhardin Fadiendra Pratama 40 50 60 65 70 10. Riska Febri Kusumawati 50 60 70 70 80 11. Asih Sri Rahayu 70 70 80 85 90 12. Nabila Tri Utami 80 80 90 95 100 13. Reno Jezzida Costa 70 70 85 90 100 14. Erick Syarif Yudhistira 60 70 80 80 85 15. Dwi Prasetyo Aji 60 70 70 75 80 Rata-rata 58,66 65,33 73 77,66 85,66 Persentase Ketuntasan 40% 60% 73,33% 80% 93,33%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa adanya peningkatan
kemampuan menulis dari sebelum tindakan (prasiklus) sampai dengan siklus
II. Peningkatan yang terjadi dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas dan
persentase ketuntasan siswa. Nilai rata-rata kelas dari sebelum tindakan
[image:8.595.114.526.234.588.2]pertemuan kedua 73. Dari siklus I pertemuan kedua ke siklus II pertemuan
pertama dari 73 menjadi 77,66 dan pertemuan kedua menjadi 85,66.
Sedangkan dilihat dari persentase ketuntasan siswa yang memperoleh
nilai di atas KKM sebagai berikut : sebelum dilaksanakan tindakan (prasiklus)
siswa yang mencapai KKM hanya 6 siswa atau sebesar 40%, akan tetapi
setelah dilaksanakaannya tindakan dalam proses pembelajaran menggunakan
metode SAS maka persentase ketuntasan meningkat. Pada siklus I pertemuan
pertama siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 9 siswa atau
sebesar 60%, siklus I pertemuan kedua sebanyak 11 siswa atau 73,33%, siklus
II pertemuan pertama sebanyak 12 siswa atau 80%, dan siklus II pertemuan
kedua sebanyak 14 siswa atau sebesar 93,33%. Peningkatan tersebut
menunjukkan keberhasilan penggunaan metode SAS untuk meningkatkan
kemampuan menulis permulaan. Peningkatan nilai rata-rata kelas dan
persentase ketuntasan siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembelajaran menulis permulaan pada mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas I SD N 3 Kliwonan sebelum tindakan (prasiklus) belum
terlihat adanya interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Prasiklus Siklus I (1) Siklus I (2) Siklus II (1) Siklus II (2)
Nilai Rata-Rata Kelas
belajar. Interaksi yang terjadi hanya satu arah artinya guru hanya
mendiktekan kalimat atau bacaan di depan kelas dan siswa menulis dibuku
tugas. Siswa tidak diberikan keleluasaan untuk menuangkan ide yang
didapat untuk menuliskannya kedalam sebuah kata atau kalimatmya
sendiri. Pembelajaran seharusnya dijadikan sebagai proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar (Hasbullah, 2009: 306).
Dalam proses pembelajaran menulis permulaan masih bersifat
konvensional karena guru belum menemukan alternatif metode
pembelajaran yang tepat. Guru juga tidak menggunakan media apapun
dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa kurang minat
pada pembelajaran menulis permulaan sehingga berpengaruh terhadap
nilai kemampuan menulis permulaan. Sebenarnya siswa akan mampu
menulis dengan baik apabila guru terampil dalam menggunakan berbagai
metode pengajaran dan menuntut latihan yang cukup. (Henry Guntur
Tarigan, 2008 : 9).
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti menggunakan metode SAS
yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan
pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas I. Sebagaimana
penelitian Sigit Ardiyanto (2010) yang menerapkan metode SAS dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan.
Peneliti melakukan wawancara dan observasi sebelum
kemampuan menulis permulaan prasiklus. Setelah itu, peneliti
melaksanakan tindakan yang terdiri dari 2 siklus. Dalam penelitian ini,
peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar mata pelajaran bahasa
Indonesia sedangkan guru kelas I sebagai observer yang mengamati proses
pembelajaran selama tindakan.
Dilihat dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I sampai siklus II
dapat diketahui bahwa metode SAS dapat meningkatkan kemampuan
menulis permulaan yang didukung dengan keunggulan-keunggulan
metode SAS yaitu siswa akan mampu untuk berpikir analitis dengan cara
membiasakanya ke arah pendekatan bahasa adalah sebuah struktur,
struktur terorganisasi (kalimat, kata, suku kata dan huruf), menyajiakan
bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan bahasa siswa yang
selaras dengan situasi lingkungannya. (Subana, - : 20). Selain itu metode
SAS merupakan sebuah metode dalam pengajaran menulis yang menganut
prinsip menemukan sendiri, jadi siswa memiliki sifat melik (ingin tahu)
yang besar terhadap pembelajaran menulis (Supriyadi, 1996: 334-335).
Hal ini mengakibatkan siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran menulis permulaan dengan menggunakan jika dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru.
3. SIMPULAN
Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam 2 siklus
permulaan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan metode SAS dapat meningkatkan kemampuan menulis
permulaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I SD N 3
Kliwonan tahun 2013/2014. Peningkatan kemampuan menulis permulaan
terlihat dari ketercapaiannya 80% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai
diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥70. Sebelum tindakan kelas
(prasiklus) siswa yang mencapai KKM hanya sebesar 40%, siklus I
pertemuan pertama sebesar 60%, siklus I pertemuan kedua sebesar 66,7%,
siklus II pertemuan pertama sebesar 86,6% dan siklus II pertemuan kedua
sebesar 93,33%. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan
tentang penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dalam
kemampuan menulis permulaan pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dimyati, Moedjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Hasbullah. 2009. Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD
FKIP-UMS
Subana, Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia
Supriyadi, 1996. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta. Depdikbud: UniversitasTerbuka.http://isnaesturita.wordpress.com/2013/02/27/mmp-membaca-dan-menulis-permulaan/.Diakses Rabu 27 November 2013 pukul 20.00