• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPAN GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN MODEL PEMBELAJARAN Kesiapan Guru Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Dalam Mengimplementasikan Model Pembelajaran Inquiry Di SMP Negeri 3 Colomadu Kabupaten KARANGANY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESIAPAN GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN MODEL PEMBELAJARAN Kesiapan Guru Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Dalam Mengimplementasikan Model Pembelajaran Inquiry Di SMP Negeri 3 Colomadu Kabupaten KARANGANY"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPAN GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN MODEL PEMBELAJARAN

INQUIRY DI SMP NNEGERI 3 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh:

SUPRAPTI A 220100032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

KESIAPAN GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN MODEL PEMBELAJARAN

INQUIRY DI SMP NEGERI 3 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh: Suprapti A220100032 FKIP PPKn UMS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai kesiapan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam mengimplementasikan model pembelajaran Inquiry di SMP Negeri 3 Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan sumber data kepala sekolah, guru PPKn, dan siswa kelas VII. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model alir, untuk merangkai data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Guru PPKn kelas VII SMP Negeri 3 Colomadu telah memiliki kesiapan yang baik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kesiapan yang dimaksud meliputi pemahaman konsep mengenai penerapan model pembelajaran Inquiry, memiliki kesiapan kepribadian, kesiapan dalam merencanakan proses pembelajaran, menguasai bahan pelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan mampu mengevaluasi siswa. Hal tersebut dapat diamati dalam proses pembelajaran yang tersusun atau dikemas secara rapi, baik serta lancar sesuai dengan tahap-tahapnya yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. 2) Pelaksanaan proses pembelajaran PPKn terdapat adanya kendala. Pendidik tidak menyususun RPP dikarenakan belum diadakan rapat MGMP dari masing-masing guru PPKn se-Kabupaten Karang- anyar. Banyak siswa yang pasif dalam proses pembelajaran. Evaluasi belum dilaksanakan secara maksimal, karena terbatasnya waktu guna melakukan penilaian.

Kata kunci: Kesiapan Guru, PPKn, dan Model Inquiry

Surakarta, 23 Februari 2014 Penulis

(5)

1

PENDAHULUAN

Perubahan dan pengembangan kurikulum tidak hanya sekedar mengubah

materi saja, akan tetapi ada hal yang lebih penting, yaitu merubah perilaku

guru-guru agar dapat berkiprah dalam merespon perubahan itu. Kurikulum 2013 sudah

mulai diterapkan di sekolah maupun madrasah, meskipun belum rata pada

masing-masing jenjang pendidikan. Setiap pengembangan kurikulum tentu

membawa karakteristik tersendiri atau terjadi perubahan secara komprehensif

mengenai materi, guru, sarana, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kurikulum

termasuk model pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat mendorong

peserta didik atau siswa mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,

bernalar, atau dengan kata lain menjadikan anak lebih aktif. Salah satu model

pembelajarn yang sesuai dengan acuan kurikulum 2013 yaitu Inquiry. Menurut

Sanjaya (2010:196), stratergi pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian

kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis

untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

diper-tanyakan. Pelaksanaan dalam model Inquiry, yaitu siswa bertanggung jawab

untuk memberi ide atau pemikiran dan pertanyaan untuk eksplorasi, mengajukan

hipotesis guna diuji, mengumpulkan dan mengorganisir data yang dipakai untuk

menguji hipotesis, sampai pada pengambilan kesimpulan yang masih tentatif.

Penerapan model sangat ditentukan oleh keterampilan seorang pendidik dalam

proses pembelajaran agar dapat mencapai hasil yang maksimal, tidak terkecuali

guru PPKn.

Guru sebagai pendidik harus memiliki kesiapan mengajar secara matang,

agar dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan lancar, akan tetapi banyak

ditemukan permasalahan diantaranya mengenai kelemahan guru saat mengajar.

Sering kali guru tidak menggunakan RPP sebagai pedoman dalam melaksanakan

proses pembelajaran. Pendidik tidak mempersiapkan alat bantu mengajar guna

membantu guru dalam menjelaskan materi, sehingga siswa tidak mengetahui

secara nyata melalui benda-benda konkrit. Kurangnya kesiapan guru dalam

mengimplementasikan suatu model pembelajaran yang baru, sebab banyak

(6)

2

kebiasaan. Guru terbiasa menggunakan model pembelajaran ceramah karena

dianggap lebih efektif, akan tetapi jika berlebihan menjadikan proses

pem-belajaran yang membosankan. Siswa yang lebih tanggap dari sisi visual akan

mengalami kesulitan mencerna pelajaran, selain itu sukar mengontrol sejauhmana

perolehan belajar anak dan menjadikan murid pasif. Guru sebagai pelaksana

utama dalam kegiatan belajar harus memahami konsep mengajar, misalnya dalam

menerapakan model pembelajaran, sebab hal tersebut merupakan kunci

terlak-sanannya proses pembelajaran agar mencapai tujuan. Sesuai dengan acuan

kuriku-lum 2013 guru perlu menerapkan model pembelajaran yang dapat mendorong

siswa lebih aktif dalam belajar salah satunya dengan menggunakan metode

Inquiry. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di

atas, peneliti tertarik karena dipandang cukup penting untuk melakukan penelitian

tentang “Kesiapan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam

Mengimplementasikan Model Pembelajaran Inquiry”. Penulis merumuskan

permasalahan yaitu:

1. Bagaimana kesiapan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam

mengimplementasikan model pembelajaran Inquiry?

2. Apa sajakah kendala yang dihadapi oleh guru Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaran dalam mengimplementasikan model pembelajaran Inquiry?

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kesiapan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

dalam mengimplementasikan model pembelajaran Inquiry.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan dalam mengimplementasikan model pembelajaran Inquiry.

LANDASAN TEORI

Pengembangan kurikulum 2013 membawa perubahan secara komprehensif

dalam dunia pendidikan baik terhadap cara mengajar guru maupun model

pembelajaran. Penerapan kurikulum 2013 perlu adanya kesiapan, terutama guru

sebagai pengajar. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang

(7)

3

terhadap situasi (Slameto dalam Kusmardani, 2011:24). Kesiapan mengajar

meli-puti merencanakan program pembelajaran, melaksanakan kegiatan pem-belajaran,

menguasai bahan pelajaran, dan mengevaluasi siswa (Sudjana dalam Petty,

2012:30). Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi

suatu strategi pembelajaran (Sanjaya, 2010:52). PPKn adalah mata pelajaran yang

digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur

dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat

diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik

sebagai individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang

Maha Esa (Daryono dkk., 2002:261). Implementasi kurikulum 2013 guru PPKn

salah satunya, dituntut untuk memiliki kesiapan mengajar termasuk menerapkan

model pembelajaran. Model pembelajaran harus merujuk pada partisipasi murid

secara aktif baik fisik, mental, intelektual maupun emosional, sehingga

diharap-kan adiharap-kan menghasildiharap-kan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan

afek-tif melalui penguatan sikap, keterampilan, serta pengetahuan. Model yang sesuai

dengan acuan kurikulum 2013 salah satu diantaranya, yaitu model pembelajaran

Inquiry. Model pembelajaran Inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran

yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya,

2010:196).

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian ini di SMP Negeri 3 Colomadu. Tahap-tahap penelitian

ini dilakukan selama empat bulan, yaitu sejak bulan Desember 2013 sampai

dengan Maret 2014. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Sumber data penelitian

ini adalah kepala sekolah, guru PPKn, dan siswa kelas VII. Pengumpulan data

dalam penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk mengetahui keabsahan data dalam

penelitian ini dengan triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan

data. Instrumen penelitian ini adalah pedoman wawancara. Analisis data dalam

(8)

4

data model alir yaitu berupa data reduction, data display, dan conclusion

drawing-/verification. Prosedur penelitian terdiri dari tahap pra lapangan, tahap kegiatan

la-pangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan (Moleong,

2004:127-148).

HASIL PENELITIAN

Guru PPKn kelas VII SMP Negeri 3 Colomadu telah memiliki kesiapan

yang baik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan

indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Indikator yang dimaksud meliputi

kesiapan guru dalam pemahaman konsep mengenai penerapan model

pembe-lajaran Inquiry, memiliki kesiapan kepribadian, kesiapan dalam merencanakan

proses pembelajaran, menguasai bahan pelajaran, melaksanakan kegiatan

pembe-lajaran, dan mampu mengevaluasi siswa. Hal tersebut dapat diamati dalam proses

pembelajaran yang tersusun atau dikemas secara rapi, baik serta lancar sesuai

dengan tahap-tahapnya yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

Pelaksanaan proses pembelajaran PPKn juga terdapat adanya kendala. Kendala

yang dimaksud diantaranya dalam perencanaan proses pembelajaran belum

dituangkan dalam bentuk RPP. Pendidik tidak menyususun RPP dikarenakan

belum diadakan rapat MGMP dari masing-masing guru PPKn se-Kabupaten

Karanganyar. Penyusunan RPP dibuat bersama-sama oleh guru PPKn Kabupaten

Karanganyar. Selain belum adanya RPP dalam proses pembelajaran juga ditemui

kendala mengenai kurangnya keaktifan siswa, sehingga kegiatan belajar terkesan

pasif. Selanjutnya dalam proses evaluasi guru belum melaksanakan secara

maksi-mal, sebab terbatasnya waktu guna melakukan penilaian.

KESIMPULAN

Guru PPKn kelas VII SMP Negeri 3 Colomadu telah memiliki kesiapan

mengajar meliputi paham terhadap konsep yang akan diterapkan, melakukan

perencanaan pembelajaran, memiliki kesiapan kepribadian, menguasai bahan

(9)

5

Pelaksanaan proses pembelajaran PPKn terdapat adanya kendala antara lain

pendidik belum menyususun RPP, dikarenakan belum diadakan rapat MGMP dari

masing-masing guru PPKn sekabupaten Karanganyar. Banyak siswa yang pasif

dalam proses pembelajaran. Evaluasi belum dilaksanakan secara maksimal karena

terbatasnya waktu guna melakukan penilaian.

SARAN

Sebagai salah satu upaya untuk ikut mengembangkan pemikiran dalam

rangka meningkatkan meningkatkan kualitas pada proses pembelajaran, maka

penulis perlu menyampaikan beberapa saran yaitu ditujukan kepada kepala

sekolah, guru, siswa, dan peneliti berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Daryono dkk. 2011. Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Rineka Cipta.

Kusmardani, Yuanita. 2011. “Kesiapan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menghadapi Sertifikasi Guru pada SMA Negeri I Jatisrono Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi S-I. Surakarta: Falkultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Marlinda, Petty. 2012. “Pemahaman dan Kesiapan Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Studi Kasus pada Guru di Sekolah SMA Muhammadiyah 4

Kartasura)”. Skripsi S-I. Surakarta: Falkultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Moleong, J. Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui implementasi strategi pembelajaran aktif pada guru-guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri sekecamatan

Ibu Ruliana Kuswartinah S.Pd, selaku guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VIII A SMP Negeri 1 Surakarta, sudah memberikan berbagai macam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru matematika kelas VII di SMP Negeri 1 Mojolaban telah siap dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada pembelajaran

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Strategi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; 2) Faktor-faktor apa saja yang menghambat

Dari pembahasan diatas mengenai “Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SD” dapat peneliti simpulkan bahwasanya penerapan nilai-nilai pancasila

Menguasai pengetahuan yang mendukung kompetensi Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang meliputi : ilmu kewarganegaraan, politik, hukum, ekonomi, kenegaraan, sejarah

Hambatan dalam mengimplementasikan Pendidikan Politik melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegararaan di SMP Negeri 2 Yogyakarta meliputi: a hambatan sarana dan

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Kreativitas guru PPKn dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn”