• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 1 KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 1 KENDARI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 300

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 1 KENDARI

Dian Amba1), Karsadi2), Alberth2)

1Alumni Pendidikan IPS, PPs Universitas Halu Oleo

2Dosen PPs Universitas Halu Oleo email: Dian_amba80@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Strategi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; 2) Faktor-faktor apa saja yang menghambat pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; 3) Upaya apa saja yang dilakukan pihak sekolah dan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam mengatasi hambatan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data Menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Kendari sudah baik, meskipun dalam beberapa aspek masih mengalami hambatan.

Hambatan yang paling mendasar dalam strategi pembelajaran PPKn tersebut antara lain ; Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Siswa, Fasilitas, Waktu, Guru. Hal ini antara lain kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran yang berbasis IT masih belum maksimal. Untuk mengatasi hambatan terhadap Pembelajaran PPKn Di SMP Negeri 1 Kendari terus meningkatkan diri kompetensi, terutama kompetensi pedagogik dan profesional. Khusus kompetensi pedagogik yang sangat dibutuhkan oleh guru PPKn tersebut berkaitan dengan penguasaan dan pemahaman mengenai model dan metode pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran.

Kata Kunci: Strategi, Pembelajaran, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Abstract: This study aims to find out: 1) Learning strategies for Pancasila and Citizenship Education; 2) What factors hinder the learning of Pancasila and Citizenship Education; 3) What efforts have been made by the school and teachers of Pancasila and Citizenship Education in overcoming barriers to learning Pancasila and Citizenship Education. This type of research is descriptive research with a qualitative approach. Data collection techniques using observation, interviews and documentation. While data analysis uses three stages, namely data reduction, data presentation, and verification. The results of this study indicate that the PPKn learning strategy in SMP Negeri 1 Kendari has been good, although in some aspects there are still obstacles. The most basic obstacles in the PPKn learning strategy include; Learning Objectives, Learning Materials, Students, Facilities, Time, Teacher. This includes the ability of teachers to use IT-based learning media is still not optimal. To overcome the obstacles to Learning PPKn in SMP Negeri 1 Kendari continue to improve self-competence, especially pedagogical and professional competencies. Especially the pedagogic competencies that are needed by the PPKn teachers are related to mastery and understanding of the learning models and methods and the use of learning media.

Keywords: Strategy, Learning, Pancasila and Citizenship Education

Pendahuluan

Seorang pendidik (guru) mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran guna menentukan dan mengarahkan segala kegiatan belajar mengajar.

(2)

Page | 301

Kegiatan belajar mengajar tersebut diarahkan dan diupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan, bukan sekedar formalitas saja akan tetapi harus diikuti dengan kemampuan pendidik itu sendiri sesuai tugas-tugasnya.

Strategi dan mutu pendidikan dasar selalu dituntut untuk menjadi lebih baik karena perubahan zaman yang terjadi baik secara nasional maupun global.Strategi pendidikan dasar di Indonesia terbukti belum mampu menghasilkan secara optimal Sumber Daya Manusia yang mampu bersaing. Salah satu penyebabnya adalah strategi tenaga pendidik yang kurang sadar akan pentingnya pembaharuan metode dan strategi mengajar. Adanya sebuah paradigma yang berkembang di masyarakat bahwa proses belajar itu identik dengan buku dan menulis, secara tidak langsung telah mematikan kreatifitas tenaga pendidik kita selama ini untuk mengeksplorasi sistem pengajaran yang dinamis dan efektif sehingga, banyak keluhan yang disampaikan berbagai pihak bahwa sistem pengajaran di Sekolah yang lebih menekankan sistem komunikasi satu arah (ceramah) dalam kelas adalah sistem pengajaran yang terlalu membosankan dan monoton. Salah satu penyebab kurangnya kiat guru untuk membangun sebuah hubungan interaktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar adalah kurangnya pengetahuan guru tentang pengembangan dan kegunaan media pembelajaran alternatif.

Strategi pembelajaran merupakan faktor yang menentukan peningkatan mutu pendidikan. Strategi pembelajaran dilihat pada intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis antara perilaku pembelajaran guru, perilaku dan dampak belajar siswa, materi, media, dan iklim pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, peningkatan strategi pembelajaran harus diperhatikan dengan seksama karena merupakan salah satu faktor penunjang peningkatan mutu pendidikan.

Pentingnya pendidikan dalam pengembangan strategi pembelajaran manusia maka dibutuhkan upaya yang lebih serius dalam menciptakan model pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan strategi pendidikan adalah memperbaiki proses pembelajaran secara efektif, mempertinggi hasil belajar yang berstartegi yang akhirnya dapat meningkatkan strategi pendidikan. Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 Pendidikan Nasional mempunyai fungsi dan tujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Permendikbud 24 Tahun 2016 mata pelajaran PPKn kurikulum 2013 edisi revisi 2016 bahwa Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) di SMP/MTS merupakan standar yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum disetiap satuan pendidikan. Menurut Taniredja (2013 : 13) menjelaskan bahwa Pendidikanan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaandengan hubungan antar warga negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat, fenomena tersebut mengakibatkan adanya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan manusia, salah satudiantarannya bidang pendidikan.Untuk mencetak sumber daya manusia

(3)

Page | 302

(SDM) yang berstrategi diperlukan adanya peningkatan mutu pendidikan.Dalam hal ini keberhasilan pendidik tak lepas dari peran sekolah dan perangkatnya. Sekolah merupakan tempat pengembangan kurikulum formal, yang meliputi : 1. Tujuan pelajaran umum dan khusus, 2. Bahan pelajaran yang tersusun sistematis, 3. Metode dan strategi pembelajaran, 4. Model pembelajaran serta 5. Sistem evaluasi untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, Rosenberg 2001:28.

Kenyataan di SMP Negeri 1 Kendari menunjukkan bahwa guru masih dominan dan siswa resisten, guru lebih aktif dalam proses pembelajaran dan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran (pasif). Paradigma lama masih melekat karena kebiasaan yang susah dirubah, paradigma mengajar masih tetap dipertahankan dan belum berubah menjadi paradigma membelajarkan siswa. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah.

Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti bahwa di SMP Negeri 1 Kendari perlu melakukan perubahan strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih kreatif, termotivasi, dan membangun kemandirian menuju sekolah yang mampu bertahan dalam perkembangan jaman.

Dalam pembelajaran perlu digunakan cara baru untuk merubah paradigma yang memungkinkan kebiasaan siswa bersifat pasif berubah menjadi aktif. Salah satu cara baru dalam proses belajar mengajar yakni strategi pembelajaran dan cara mengajar guru yang dapat mendorong siswa berkreasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Salah satu cara yang dapat di gunakan adalah dengan belajar kelompok yang interaktif dan aktif dengan memanfaatkan fasilitas yang dimiliki sekolah seperti pembelajaran berbantuan komputer dan teknologi IT lainnya.

Bertolak dari pemikiran-pemikiran inilah nampaknya menarik untuk diadakan penelitian dengan judul Strategi Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Kendari. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana strategi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Kendari?, 2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat strategi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Kendari?, 3. Upaya apa saja yang dilakukan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta pihak sekolah dalam mengatasi hambatan pada pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Kendari?

Metode Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di SMPN 1 Kendari, yang beralamat di Jalan Samratulangi Nomor 111, Kendari Barat, Kemaraya, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara 93121. Alasan peneliti mengambil lokasi ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran PPKn.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala atau peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang, dengan kata lain penelitian deskripsi mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah- masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

(4)

Page | 303

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Berdasarkan pendapat diatas, penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih memperhatikan fenomena yang terjadi. Atas dasar itulah penulis memilih metode ini, karena peneliti dapat mengetahui permasalahan di kelas dan diuraikan secara deskriptif hasil penelitian yang akan dicapai disertai dengan data-data yang memperkuat temuan yang ada.

Subyek dalam penelitian ini adalah subyek yang terlibat langsung serta memahami dan dapat memberikan informasi (gambaran) tentang strategi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Kendari yaitu Kepala Sekolah, Kaur Kurikulum, guru Pendidikan Pancasila te rdan Siswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan guru tentang strategi pembelajaran PPKn dengan menggunakan strategi pembelajaran yang dikembangkan.

Observasi ini digunakan untuk melihat strategi pembelajaran dan perubahan siswa dalam belajar, dari segi motivasi belajarnya apakah meningkat atau malah sebaliknya.

Dokumentasi digunakan untuk mempelajari dokumen seperti daftar nama siswa dan jumlah siswa, silabus dan rencana pembelajaran, laporan tugas siswa, bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran dan lain-lain.

Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Hubermen (1984) yaitu teknik deskriptif kualitatif, langkahnya meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Dalam penelitian ini pengujian keabsahan/validitas data, peneliti menekankan pada uji kredibilitas. Pengujian kredibilitas data penelitian kulitatif dapat dilakukan antara lain : Perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, tringulasi, analisis kasus Negatif, menggunakan bahasa referensi, mengadakan member check.

Hasil Penelitian

Strategi Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Guna memperoleh gambaran data tentang strategi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran (PPKn) di SMP Negeri 1 Kendari, maka dapat disajikan deskripsi hasil wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai berikut: PPKn adalah suatu yang mata pelajaran yang dirancang untuk membentuk warga negara yang lebih baik (a good citizen) dan mempersiapkannya untuk masa depan. Kewarganegaraan merupakan materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam, baik dari segiagama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Keberhasilan suatu pelajaran dapat dilihat dari Model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan faktor yang menentukan peningkatan mutu pendidikan. Strategi pembelajaran dilihat pada intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis antara perilaku pembelajaran guru, perilaku dan dampak belajar siswa, materi, media, dan iklim pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, peningkatan strategi pembelajaran harus diperhatikan dengan seksama karena merupakan salah satu faktor penunjang peningkatan mutu pendidikan. strategi Pembelajaran yang digunakan adalah Strategi pembelajaran yang sering digunakan pada pembelajaran PPKn yaitu ceramah dan diskusi.

Strategi belajar dapat dilihat dari :

1. Sisi media belajar model dapat dilihat dari seberapa efektif media belajar digunakan oleh guru untuk meningkatkan intensitas belajar siswa.

(5)

Page | 304

2. Dari sudut fasilitas belajar, model pembelajaran dapat tercipta situasi belajar yang aman dan nyaman.

3. Dari aspek materi, model pembelajaran dapat dilihat dari kesesuaiannya dengan tujuan yang harus dikuasai siswa.

Strategi yang akan diperlukan untuk mencapai pembelajaran adalah : Melakukan perbaikan pembelajaran secara terus menerus berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas atau catatan pengalaman kelas; mencoba menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang relevan; para guru perlu dirangsang untuk membangun sikap positif terhadap belajar, yang bermuara pada peningkatan model proses dan hasil belajar peserta didik. Sesuai dengan kondisi yang diharapkan guru mempunyai peran penting dalam terjadinya belajar yang berkaitan dengan tugas guru sebagai fasilitator belajar dari pada sebagai pengajar, dan tidak merupakan sumber informasi satu-satunya. Guru dapat mengundang pakar bidang tertentu sebagai nara sumber. Sebagai fasilitator belajar, seyogyanya guru memfokuskan diri pada upaya menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya pembelajaran.

Menyediakan sumber belajar yang dapat dieksplorasi peserta didik, memberi tugas yang menantang, menunjukkan kedisiplinan, kegigihan, dan ketertarikan dalam memperdalam satu konsep, namun pengamatan di lapangan belum semua guru memenuhi kriteria pembelajaran yang bermodel. untuk meningkatkan mutu di SMPN 1 Kendari ada beberapa program atau komponen yang dapat berpengaruh terhadap pendidikan Nasional dan Internasional diantaranya : 1. Terwujudnya Lulusan yang cerdas, kompetitif, cinta tanah air, beriman, dan bertaqwa. 2. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, dan efisien. 3.

Terwujudnya lingkungan sekolah yang nyaman, aman, rindang,asri, bersih. 4. Terwujudnya budaya mutu sekolah. 5. Terwujudnya penggalangan biaya pendidikan yang memadai. 6.

Terwujudnya standar sarana dan prasarana pendidikan yang relevan dan mutakhir. 7.

Terlaksananya program persiapan Olimpiade. 8.Terwujudnya program pembelajaran dengan model-model dan strategi pembelajaran yang variatif dengan berbasis pembelajaran CTL, saintifik pemecahan masalah, dan sebagainya. 9. Terwujudnya prestasi siswa menjuarai setiap lomba akademik dan non-akademik setiap tahunnya.

Faktor-Faktor Yang Menghambat strategi Pembelajaran PPKn

Hasil pengamatan yang di lakukan peneliti serta hasil wawancara dengan beberapa narasumber penelitian menemukan beberapa hambatan yang dihadapi oleh Guru Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SMP Negeri 1 Kendari diantaranya :

1. Metode Pembelajaran, metode ceramah yang digunakan menyebabkan pembelajaran lebih berfokus pada guru sehingga siswa menjadi pasif, Siswa kurang antusias mengikuti proses pembelajaran, bahkan ada beberapa siswa yang mengantuk. Hasilnya siswa kurang fokus terhadap proses pembelajaran.

2. Pemilihan Strategi Pembelajaran, bahwa ketika dalam menerapkan strategi lain misalnya diskusi, guru PPKn mengalami kesulitan dalam mengatur waktu. Karena diskusi memakan waktu yang lama, yang ditarget 2 jam pelajaran selesai, harus diteruskan di hari berikutnya. Melihat bahwa diterapkan metode lain selain ceramah kurang efektif, maka guru PPKn kelas IX memilih untuk menggunakan metode ceramah terus menerus tanpa mencoba menggunakan metode lain selain diskusi dan ceramah. Hal tersebut membuat guru PPKn mengalami hambatan dalam memilih metode pembelajaran yang

(6)

Page | 305

menarik dan cocok untuk di terapkan dari kelas ke kelas yang lain. Pemakaian Media Pembelajaran.

3. Kesulitan dalam memakai media pembelajaran, membuat ketertarikan siswa akan pembelajaran menjadi kurang. Guru PPKn kelas VIII mengaku bahwa dalam penyediaan media pembelajaran oleh sekolah terutama LCD Proyektor masih terbatas. Sehingga dalam pemakaian media pembelajaran masih jarang dilakukan, Pemakaian media pembelajaran memiliki ketertarikan tersendiri bagi siswa sehingga siswa menjadi tertarik untuk megikuti pelajaran PPKn apabila media pembelajaran di sekolah kurang terpenuhi maka akan membuat ketertariakan siswa terhadap pelajaran PPKn menjadi kurang menarik.

4. Pengelolaan Kelas Yang belum Kondusif, Secara umum, salah satu tugas guru adalah memberikan pengajaran kepada siswa. Siswa harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, di samping mengembangkan pribadinya. Dalam mengemban tugasnya, guru PPKn menghadapi beberapa hambatan antara lain dalam persiapan mengajar (guru tidak mengacu pada RPP dan silabus, guru tidak sempat membuat RPP dan silabus secara keseluruhan, hal yang mendasari hambatan dalam persiapan pembelajaran adalah waktu yang terbatas yang tidak memingkinkan guru menyusun RPP dan silabus), hambatan yang selanjutnya adalah mengenai materi, hambatan dalam memilih metode pembelajaran, hambatan dalam memakai media pembelajaran, dan pengelolaan kelas yang belum kondusif. Pada kegiatan inti, kegiatan pelaksanaan pembelajaran yakni, bagaimana tujuan-tujuan/indikator-indikator yang telah ditetapkan dapat direalisasikan. Pembelajaran dapat disebut efektif jika semua peserta didik terlibat secara aktif, baik mental maupun sosial. Pada kegiatan akhir, untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran dilakukan refleksi, yang bertujuan untuk mengulangi secara singkat tentang apa yang sudah dipelajari hari itu. Setelah refleksi, guru melakukan pos test yang berguna untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang sudah dan belum dikuasai oleh sisiwa, untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah ditetapkan, untuk mengetahui siswa yang perlu mengikuti remedial dan pengayaan, sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan strategipembelajaran dan proses pembelajaran yang dilaksanakan, baik perencanaan maupun evaluasi. Ada beberapa langkah untuk mengefektifkan metode ceramah, sehingga tidak terkesan membosankan dan kaku, langkah-langkah tersebut ialah : a. Guru harus mengetahui dengan jelas dan merumuskan sekhusus-khususnya menbgenai tujuan pembicaraan atau hal yang akan dipelajari. b. Bahan ceramah disusun agar dapat dimengerti dengan jelas, menarik perhatian siswa, dan memperlihatkan kepada siswa bahwa bahan pelajaran yang siswa peroleh berguna bagi kehidupan mereka. c. Menjelaskan inti dari bahan pembelajaran, kemudian menyusul bagian utama yaitu menguraikan, lalu bagian terakhir adalah menyimpulkan.

5. Hambatan Dalam Memusatkan Konsentrasi, dalam pembelajaran, konsentrasi sangat dibutuhkan. Dalam hal ini, ada beberapa siswa yang mengaku bahwa sering susah memusatkan konsentrasi dan perhatian.

6. Sulit memahami materi, siswa mengaku mempunyai hambatan dalam menghafal khususnya pasal-pasal dalam UUD 1945 yang terkait dalam materi Kedudukan UUD 1945 Dalam Sistem Hukum Nasional.

(7)

Page | 306

7. Cara belajar siswa, cara belajar yang kurang baik, sering menjadi hambatan yang ditemui oleh siswa.Kesulitan dalam belajar menjadi hambatan yang memungkinkan siswa untuk mencapai hasil yang tidak maksimal.

8. Metode, media dan sumber pembelajaran, siswa mengaku merasa bosan dengan cara mengajar guru, media yang digunakan dan sumber pembelajaran yang tidak variatif.

Siswa kelas VIII mengatakan, mengenai metode pembelajaran guru PPKn hanya menggunakan metode pembelajaran ceramah. Hal tersebut membuat siswa cepat bosan.

Media juga tidak ada, hanya memakai papan tulis. Sumber hanya buku paket yang selalu digunakan guru.

Dari hasil penelitian, siswa SMPN 1 Kendari mengalami beberapa hambatan dalam pembelajaran PPKn. Hambatan tersebut antara lain, hambatan dalam memusatkan konsentrasi, hambatan yang disebabkan karena keadaan ruang kelas, hambatan yang disebabkan karena cara belajar, kurangnya motivasi dan minat dalam pembelajaran, materi sulit dipahami, hambatan yang disebabkan karena media, metode dan sumber pembelajaran.

Pembahasan

Berdasarkan pengamatan di lapangan dan hasil wawancara dengan beberapa narasumber penelitian menemukan beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Kendari dalam mengatasi hambatan pada pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMPN 1 Kendari yaitu persiapan Guru dalam Proses Pembelajaran PPKn, salah satu peran guru PPKn sebagai pengajar adalah membuat panduan atau arah rencana mengajar berupa Silabus maupun RPP. Persiapan yang paling utama dilakukan guru adalah dengan menyusun Silabus dan RPP yang akan digunakan selama satu tahun dalam proses pembelajaran PPKn. Dari hasil wawancara dan observasi kemudian dilakukan cross check dengan dokumentasi Silabus dan RPP yang dimiliki oleh masing-masing guru diketahui bahwa pada dasarnya silabus dan RPP tersebut sudah mengintegrasikan lima rujukan, yaitu:

a. Kesesuaian; b. Daya tarik; c. efektivitas; d. efesien dan e. produktivitas pembelajaran di dalam penyusunannya. Dengan menyertakan lima rujukan tersebut diharapkan tercapai melalui masing-masing KD. Serta dari Silabus dan RPP yang dimiliki guru, dapat diketahui bahwa ketika mengajar guru sudah menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan SK-KD yang juga sudah sesuai dengan silabus dan RPP yang disusun.

Peran Guru PPKn, adalah sebagai fasilitator, pendidik, dan teladan bagi peserta didik atau siswanya. Peran guru sebagai pembimbing adalah guru berusaha membimbing peserta didik atau siswanya untuk mempersiapkan dirinya ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas. Guru membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk bersikap positif sehingga dapat menunjang proses pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.

Peran guru yang lain sebagai pendidik adalah guru berusaha menjadi teladan bagi peserta didik atau siswanya dengan tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan tapi juga menanamkan nilai-nilai yang akan membuat peserta didik atau siswa menjadi manusia yang memiliki karakter baik.

Metode Pembelajaran, Metode Pembelajaran diperlukan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik atau siswa dapat mencapai kompetisi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran ini berperan penting dalam meningkatkan daya ingat, daya tangkap, dan daya

(8)

Page | 307

tarik dalam menerima materi dari guru. Mengingat begitu banyaknya materi yang ada dalam mata pelajaran PPKn diperlukan strategi-strategi dalam proses pembelajaran PPKn.

Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi tentunya tidak lepas dari peran Teknologi Informasi (TI) dalam memudahkan manusia mengolah data maupun mencari sumber informasi.Apalagi di era modernisasi ini internet menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat lagi dipisahkan dengan pekerjaan manusia. Begitupula dalam proses pembelajaran, internet dewasa ini menjadi suatu media penting bagi guru maupun peserta didik atau siswa sebagai sumber informasi.

Karakter peserta didik, Dalam proses penananaman nilai-nilai karakter di SMPN 1 Kendari melalui proses pembelajaran PPKn yang merupakan salah satu ujung tombak pendidikan karakter. Tentunya melalui proses tersebut diharapkan terbentuk suatu karakter yang diharapkan sebagai dasar peserta didik atau siswa berperilaku dalam kehidupan sehari-hari diberbagai lingkungan sosial. Karakter siswa yang ingin dicapai adalah karakter good citizen yaitu warga negara yang tahu akan hak dan kewajibannya. Sehingga akan muncul penghargaan atas dirinya sendiri dan orang lain. Salah satu karakter yang berusaha ditekankan misalnya kepedulian dan kepemimpinan. Sementara untuk membentuk karakter seseorang apalagi banyak orang memanglah bukan hal mudah dan tidak bisa pula dalam waktu yang singkat. Hal ini menyebabkan sulitnya mengukur tingkat keberhasilan guru dalam membentuk karakterpada peserta didik atau siswa agar karakter yang diharapkan oleh guru dapat tertanam dalam diri peserta didik atau siswanya dapat terwujud.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Strategi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMPN 1 Kendari sudah berjalan baik namun masih terdapat hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran PPKn.

b. Faktor-faktor yang menghambat strategi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMPN 1 Kendari yaitu persiapan pembelajaran (khususnya dalam menyiapkan perangkat pembelajaran, termasuk RPP) dan evaluasi pembelajaran, yang masih terfokus pada evaluasi kognitif (pengetahuan saja).

c. Upaya yang dilakukan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta pihak sekolah dalam mengatasi hambatan pada pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMPN 1 Kendari antara lain ; meningkatkan model guru PPKn melalui penataran, lokakarya, pelatihan, dan lain-lain. Selain itu, peningkatan kuantitas dan model sarana dan prasarana pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan media pembelajaran berbasis IT.

Daftar Pustaka

Depdiknas. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Rosenberg, Marc. J. (2001). E-Learning : Strategies For Delivering Knowledge In The Digital Age. USA : McGraw-Hill Companies

(9)

Page | 308

Taniredja, Tukiran dkk. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung:

Alfabeta.

Permendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisa, menunjukkan bahwa kehidupan sosial budaya (dalam sistem kekerabatan) masyarakat Dusun Karangpadang, Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten

Setelah mencicipi semua sampel, anda boleh mengulang sesering yang anda perlukan.. Minumlah dahulu sebelum menguji sampel

Strafbaar feit adalah suatu pelanggaran norma (gangguan terhadap gangguan hukum) yang dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja telah dilakukan oleh suatu pelaku,

Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara minat terhadap jurusan dan motivasi berprestasi pada siswa kelas XII SMA BOPKRI Dua

Untuk menghasilkan natrium laktat sebanyak 228,3105 kg/jam, maka dari hasil perhitungan mundur diperoleh bahwa molase yang diperlukan adalah 126,1410 kg/jam sebagai

Pada merek ditemukan nilai- nilai yang bersifat tidak berwujud (Intangible), emosional, keyakinan, harapan, serta sarat dengan persepsi pelanggan. Merek yang

Pada rasio pasar sendiri akan digunakan ratio Earning Per Share. (EPS), untuk rasio profitibilitas akan menggunakan dua rasio yaitu Return

Informasi penyumbatan aliran akibat aliran separasi 3D akan dipaparkan oleh nilai koefisien axial total iso pressure losses yang semakin besar. Pada kontur tersebut menggunakan