• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETIDAKPADUAN PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 2 BANYUDONO Analisis Ketidakpaduan Paragraf Pada Karangan Siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Banyudono.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KETIDAKPADUAN PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 2 BANYUDONO Analisis Ketidakpaduan Paragraf Pada Karangan Siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Banyudono."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETIDAKPADUAN PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 2 BANYUDONO

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajad

Sarjana S-I

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Disusun oleh: RIKA SARI HASTUTI

A 310 100 031

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ANALISIS KETIDAKPADUAN PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 2 BANYUDONO

Rika Sari Hastuti PBSID-FKIP-UMS

Jl. A Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Kartasura 57102 Telp.(0271) 717417 Fax. (0271) 715448, email: rikaiheer@ yahoo.com

Abstarak

Tujuan penelitian ini ada dua. (1) Wujud ketidakpaduan paragraf pada karangan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Banudono. (2) kesulitan apa saja yang dihadapi oleh siswa ketika membuat paragraf yang padu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode simak dan metode catat. Analisis data dilakukan dengan metode baca markah. Hasil penelitian ini: (1) ketidakpaduan paragraf pada karangan siswa tersebut disebabkan tidak adanya kalimat transisi, dan urutan rincian paragraf yang tidak runtut. Dan pengulangan kata (2) kesulitan yang dihadapi siswa ketika membuat paragraf yaitu menentukan gagasan utama dalam sebuah paragraf dan kesulitan dalam mengembangkan kalimat utama menjadi kalimat-kalimat penjelas.

Kata kunci: Paragraf, ketidakpaduan, karangan

PENDAHULUAN

Setiap siswa dalam mengarang mempunyai kemampuan untuk

mengekspresikan pikiran, perasaan dan sikapnya.Kemampuan mengekspresikan

tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan seperti artikel, wacana, sketsa,

puisi maupun bentuk karangan. Melalui menulis, penulis akan memberikan

masukan berbagai informasi maupun pengetahuan kepada pembaca dari hasil

tulisannya. Isi yang terdapat dalam tulisan menceritakan hubungan yang

menyakut manusia dengan alam semesta maupun hubungan antar manusia.Bisa

juga berisi tentang kegiatan sehari–hari yang pernah dilakukan.

Kemampuan menulis sangat penting untuk dimiliki atau dikuasai oleh

(4)

tinggi.Berdasarkan kemampuan yang lain, kemampuan menulis menuntun siswa

untuk membangun pemahaman tentang tata cara menulis. Artinya, siswa sekolah

menengah pertama dituntut mampu menggunakan ejaan, kosakata, serta mampu

membuat kalimat yang efektif sesuai dengan tingkat kemampuan siswa SMP.

Penggunaan kalimat efektif dalam sebuah karya tulis masih mengalami

kerancuan.Hal ini menyebabkan pembaca sulit memahami isi tulisan.Sering

muncul permasalahan yang sangat mendasar, seperti kalimat topik dan kalimat

pendukung yang tidak berkaitan.Selain itu sebuah paragraf dan hubungan kalimat

yang tidak koheren.

Paragraf yang baik yaitu paragraf yang memiliki kepaduan antar teksnya,

baik kepaduan bentuk maupun kepaduan maknanya.Pertalian bentuk memegang

peran penting dalam pemahaman makna suatu tulisan.Kohesi adalah kepaduan

bentuk unsur–unsur internal didalam tulisan. Kalau koherensi atau pertalian

makna adalah kontinuitas makna dalam teks (Handayani dkk,2013:141-143).

Kemudian kalimat–kalimat pendukung yang tidak menambahkan gagasan baru

dalam paragraf, tetapi hanya menjelaskan gagasan yang sudah ada.Paragraf yang

memiliki lebih dari satu gagasan pokok bukan yang baik.Semua itu hanya sebagai

deretan kalimat yang tidak berhubungan.Penambahan gagasan baru seperti itu

dianggap penyimpangan.

Membentuk paragraf yang baik dan padu, sebaiknya penulis harus trampil

berbahasa selain itu juga harus menguasai teori kebahasaan.Keterampilan

berbahasa diperoleh lewat latihan menulis yang intensif dan kemampuan bahasa

lewat pembelajaran.Jadi agar trampil menulis perlu dipadukan antara teori dan

praktik. Seseorang yang sering menulis biasanya akan menentukan terlebih dahulu

topiknya. Selanjutnya kalimat topik itu akan dikembangkan oleh beberapa kalimat

penjelas sesuai dengan tingkat kemampuan siswa SMP.

Kegiatan menulis paragraf yang dilakukan siswa SMP khususnya kelas

VII bertujuan menulis paragraf yang padu dan saling berkaitan antara kalimat

yang satu dengan kalimat yang lainya.Rendahnya tulisan siswa tampak pada hasil

tulisan siswa ketika guru memberikan tugas menulis.Disamping itu, dikarenakan

(5)

Pengembangan paragraf yang dilakukan siswa banyak yang tidak

berdasarkan pada teori–teori.pengembangan paragraf yaitu berdasarkan gagasan

pokoknya.Kebanyakan pengembangan gagasan pokok tersebut tidak dilakukan

siswa dengan baik.Hal ini merupakan kasus tersendiri yang dapat memunculkan

permasalahan yang sangat mendasar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

menganalisisnya. Karena ketidakpaduan paragraf dalam bahasa indonesia menurut

peneliti layak mendapatkan perhatian. Saat ini banyak karangan siswa yang tidak

memiliki keterpaduan paragraf.Peneliti memilih karangan siswa sebagai objek

penelitian.Penelitian ini berjudul “Analisis Ketidakpaduan Paragraf pada

Karangan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono”.

METODE

Metode berarti cara yang digunakan seseorang peneliti di dalam usaha

memecahkan masalah yang diteliti. Metode penelitian adalah cara yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160).

Penelitian ini termasuk penelitian linguistik yang menekankan pada analisis

wacana karangan siswa.Wacana yang berisi kalimat-kalimat yang berkaitan dan

membentuk satu kesatuan informasi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.Artinya penelitian

ini bertujan mendeskripsikan objek yang diteliti berdasarkan faktor-faktor

linguistik.Dianalisis sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif karena data yang diperoleh

tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka secara statistik. Penelitian ini

hanya memaparkan gambaran mengenai objek dan hasil kajian dalam bentuk

narasi yang diuraikan.Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu bagaiman

wujud ketidakpaduan dalam karangan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono

(6)

Sumber data yang digunakan peneliti adalah sumber data primer dan

sumber data sekunder.Teknik pngumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode simak dan metode catat. Hal ini sesuai dengan pendapat mahsun (

2012:92) mengatakan metode simak digunakan untuk memperoleh data dengan

menyimak penggunaan bahasa, sedangkan metode catat adalah suatu teknik

dengan melakukan pencatatan dengan kartu data yang segera dilanjutkan dengan

klasifikasi.

Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi

teori.Trianggulasi teori adalah suatu teknik triangulasi dengan membandingkan

teori atau penjelasan yang satu atau yang lainnya.Berdasarkan trianggulasi teori,

peneliti melakukan pengkajian terhadap teori-teori yang telah dikumpulkan dan

membandingkan antar teori yang berkaitan dengan paragraf.

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasikan,

mengelompokan data. Pada tahap ini teknik analisis data pada penelitian ini

adalah baca markah. Menurut sudaryanto, (1993:95) Baca markah atau BM yang

dimaksud adalah pemarkah itu menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas

konstituen tertentu dan kemampuan membaca peranan pemarkah itu (marker)

berarti kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Wujud ketidakpaduan paragraf pada karangan siswa kelasVII SMP Negeri 2 Banyudono

Kepaduan paragraf yaitu Kalimat yang membangun paragraf biasanya

terdiri dari empat sampai delapan kalimat.Ramlan (dalam rohmadi 1993:1)

mengatakan pada umunya paragraf terdiri dari sejumlah kalimat.Jumlah empat

sampai delapan kalimat dalam sebuah paragraf memang tergolong ideal sebab

informasinya cukup lengkap.Dalam hal ini, jumlah empat sampai delapan

kalimat dalam sebuah paragraf dapat dijadikan parameter sebagai paragraf

(7)

Kalimat–kalimat dalam paragraf itu harus memiliki kepaduan yang

dibangun dari kalimat topik.Kepaduan antar kalimat dalam paragraf meliputi

dua macam yakni kepaduan makna dan kepaduan bentuk.Kepaduan makna

adalah kepaduan informasi yang disebut koherensi dan kepaduan dibidang

bentuk disebut kohesi (Rohmadi dkk, 2010: 45-46).

(1) Liburan kemarin, saya dapat kesempatan berkunjung kepantai parangtritis. Saya mengunjungi neneknya, saya menyempatkan diri mengunjungi daerah yang beberapa tahun lalu tertimpa bencanatsunami saya sangat tidak menyangka meskipun bencana itu sangat terjadi beberapa tahun yang lalu tetapi akibat yang ditimbulkannya sangat luar biasa.

(2) Pada bulan kemarin saya dan keluarga saya berkunjung ke surabaya. Sesampainya disana saya dan kedua adik saya rino dan arlan. Saya dan keluarga tiba (take off) di bandara sekitar pukul 09.30. Adik saya

arlan membeli sebuah buku yang berjudul petualangan hidup.

(3) Tujuan utama dalam perjalanan keluarga saya adalah berkunjung kerumah kakek saya tepatnya di desa tanjungharjo surabaya. Dengan menempuh jarak udara kira-kira 3 jam dari kota semarang nyampai dikota surabaya. Nama saya wahyu utami saya kelas 8 SMP N 2 Banyudono, saya berlibur ke surabaya mengunjungi nenek saya yang sedang sakit.

(4) Kami mencari oleh-oleh dikota surabaya sekitar pukul 14.00. surabaya ditempat nenek, saya disambut oleh saudara saya yaitu ana,risa dan anton. Mereka sudah lebih dulu tiba dirumah kakek. Saya merasa senang dapat menjenguk kakek yang sedang sakit saat liburan. (5) Saat setelah lebaran aku sekeluarga pergi kejogja yaitu kembiro

loka zoo. Berangkatnya terlalu siang dan jalanan macet sekali. Aku sampai sana terlalu sore aku dari rumah pukul 09.00 sampai sana pukul 15.00. pada saat dijalanan banya kempes saat keluar dari kabupaten klaten.

(6) Saat aku mau keluar sama ibuku aku mencari nenek aku yang tidak ikut mengelilingi kebun binatang. Teryata nenek aku sudah nunggu diparkiran. Sebelum aku keparkiran aku membeli sandalsama keluargaku lalu aku keparkiran untuk pulang.

(7) Pada suatu hari saya dengan bude saya pergi ke gunung lawu. Saya melewati waduk bayut. Waktu waduk bayut tidak ada airnya. Waduk bayut buat balapan saya melihat pemandangan yang sangat indah. Saya ke gunung lawu bersama adik saya, bude saya, dan paman saya. Saya ke gunung lawu naik mobil, terus pulang malam soalnya bawa mobil bak.

(8)

lawu pukul 17.08 kerena berhenti-berhenti terus. Saya pulang pukul 19.00 sampai dirumah pukul 22.00. waktu saya pulang salah jalan sampai rumah saya langsung mandi. Saya sangat sayang dengan adik saya/saudara saya.

(9) Pada suatu hari saya naik sepeda dengan adik saya. Pada saat itu saya

dengan adik saya berkeliling kampung dengan sepeda ontel saya. Saat itu hari sudah tenggah siang, saya dengan adik saya tetap bersepeda. Saya mengendarai sepeda itu dengan santainya dan adik saya. Pada saat itu saya suruh adik saya mengendarai di depan dan saya bonceng dibelakang. Samapai akhirnya sepeda itu oleng dan saya terkejut karena sepeda itu mau ajtuh ke sungai itu. Setelah itu saya mendorong sepeda itu ke jalan dan badan saya sakit dan gatal sekali. Pada waktu itu saya dan adiksaya langsung pergi pulang dan mandi karena badan terasa sangat gatal. Inilah pengalaman yang mengesankan dan tak kan terlupakan.

(10)Liburan kemarin, aku mendapat kesempatan berkunjung ke semarang.

Aku mengunjungi kakekku yang memang tinggal di sana. Aku menyempatkan diri mengunjungi daerah yang tahun lalu terkena bencana banjir.

(11)Pada suatu hari aku pergi barsama teman-teman ke sangiran untuk liburan sekolah. Pertama-tama aku dan teman-temanmenunggu bus di sekolah. Kemudian setelah menunggu beberapa menit busnya datang .akhirnya aku dan teman-teman segera bergegas naik ke bus. Sesudah itu kami pun berangkat sampaidisana aku dan teman-teman membeli karcis untuk melihat fosil-fosil manusia purba dan hewan-hewan purba.Pertama-tama menonton film kegiatan manusia dalam memburu hewanuntuk dimakan. Sesudah menonton film lalu pergi kemusium untuk melihat fosil-fosil manusia purba dan hewan purba. Kemudian setelah menonton fosil-fosil manusia purba lalu kembali pulang. Begitulah pengalamanku saat jalan-jalan ke sangiran.

(12)Disana aku dan sodaraku naik semua wahana disana. Waktu mau pulang tiba-tiba pakdhe saya sakit. Dan perjalanan pulang agak tersendat dan dijalan macet tapi untungnya saya sekeluarga selamat samapi rumah.

(13)Pada tanggal 12 Desember 2013 aku bersama keluargaku. Berwisata ke pantai parangtritis dengan bis sewaan yang disewa ayahku.

Berangkat jam 08.00, wisata pertamaku kepusat oleh-oleh aku disana membeli gethuk dan dodol lalu aku pergi ke pantai parangtritis disana aku menaiki ATV dan delman lalu aku masuk ke dalam bis aku membeli handseat dan musik boxes terbuat dari minuman lasegar sesudah itu pengalaman yang tidak aku lupakan. (14)Disana aku bersama teman-temandisana aku bertemu dengan orang

(9)

orang turis itu juga bisa bahasa indonesia.lalu aku malu sekali dengan teman-teman. Sesudah itu lalu aku pulang bersama-sama teman-teman aku dikasih foto orang turis.

(15) Pada hari minggu saya dirumah menonton televisi. Pada pagi hari jam 06.00 sampai 09.00 setelah selesai menonton TV saya bermain sepak bola sampai sore. Sesudah bermain bola saya jajan dan saya bermain sepeda sampai magrib

Data 1 diatas menunjukkan ketidakpaduan, karena bercerita tentang

pengalaman bermain ke pantai parangtritis.Namun dalam kalimat selanjutnya

siswa justru malah menceritakan tentang tempat neneknya yang pernah

terkena tsunami. Kalimat tersebut dinilai tidak padu karena antara kalimat

utama dan kalimat penjelas tidak berhubungan sama sekali. Seharusnya ada

kalimat lain yang menjadi kalimat transisi antara kalimat 1(kepantai

parangtritis) dengan kalimat selanjutnya. Misalnya “Setelah selesai menikmati

keindahan pantai parangtritis, saya mengunjungi rumah nenek”.

Liburan kemarin, saya dapat kesempatan berkunjung kepantai parangtritis.Setelah selesai menikmati keindahan pantai parangtritis, Saya mengunjungi nenekku,saya menyempatkan diri mengunjungi daerah yang beberapa tahun lalu tertimpa bencana tsunami saya sangat tidak menyangka meskipun bencana itu sangat terjadi beberapa tahun yang lalu tetapi akibat yang ditimbulkannya sangat luar biasa.

Data 2 diatas dinilai tidak padu, karena tidak memenuhi kreteria

kepaduan bentuk (kohesi).Hal itu dibuktikan dengan pengulangan kata-kata

tertentu yang sering digunakan.misalnya pada kata saya, keluarga saya dan

adik saya. Seharusnya kata saya itu bisa diganti dengan kata ganti

aku.padakeluarga saya dan adik saya bisa diganti dengan kata ganti

keluargaku dan adikku. Karena pemakaian kata ganti dalam paragraf berfungsi

untuk menjaga kepaduan antara kalimat-kalimat yang membina paragraf.

(10)

Data 3 diatas menunjukkan ketidakpaduan, karena bercerita tentang

perjalananya kerumah kakek di surabaya. Namun dalam kalimat selanjutnya

siswa malah memperkenalkan diri dan mengunjungi rumah nenek yang sedang

sakit.Padahal tujuan mereka adalah liburan bukan menjenguk nenek yang

sedang sakit. Kalimat tersebut dinilai tidak padu karena antara kalimat utama

dan kalimat penjelas tidak berhubungan sama sekali. Sudah keluar dari

gagasan utama. Seharusnya penyebutan nama dalam paragraf tersebut tidak

perlu.

Tujuan utama dalam perjalanan keluarga saya adalah menjenguk kakek yang sedang sakit tepatnya di desa tanjungharjo surabaya. Dengan menempuh jarak udara kira-kira 3 jam dari kota semarang nyampai dikota surabaya.

Data 4 diatas menunjukkan ketidakpaduan, karena kalimat utama dan

kalimat terakhir tersebut tidak padu.Kalimat terakhir tersebut tidak sesuai

dengan gagasan utamanya.Hal ini terlihat pada kalimat pertama yang

menceritakan sedang mencari oleh-oleh tetapi pada kalimat terakhir saya

merasa senang menjenguk kakek yang sedang sakit.

Pada saat liburan sekolah saya menjenguk kakek yang sedang sakit, dan saya membeli oleh-oleh buat kakekku. Setelah sampai disana kami disambut oleh saudaraku yaitu ana,risa dan anton. Mereka sudah lebih dulu tiba dirumah kakek.Saya merasa senang dapat menjenguk kakek yang sedang sakit saat liburan.

Data 5 diatas menunjukkan ketidakpaduan, hal ini disebabkan oleh

pengulangan kata aku pada kalimat ketiga dan tidak adanya kata transisi untuk

menghubungkan kalimat ketiga dan keempat. Kata transisi tertentu dan

susunan tertentu akan mengubah informasi atau gagasan yang disampaikan.

.Saat setelah lebaran aku sekeluarga pergi kejogja yaitu kembiro loka zoo. Aku dari rumah pukul 09.00 sampai disana pukul 15.00. akibatnya sampai sana terlalu sore. Selain itu juga disebabkan jalannya macet dan ban mobilnya kempes saat keluar dari kabupaten klaten.

Data 6 diatas dinilai tidak padu karena bentuk tidak memenuhi kreteria

kepaduan bentuk (kohesi).Hal itu dibuktian dengan pengulangan kata-kata

(11)

aku. Seharusnya aku tersebut tidak perlu diulang-ulang dalam sebuah paragraf

bisa diganti dengan kata ganti.Kata ganti tersebut berfungsi untuk menjaga

kepaduan antar kalimat-kalimat yang membina paragraf.

Seharusnya Saat aku mau keluar sama ibuku untuk mencari nenekku yang tidak ikut mengelilingi kebun binatang. Teryata nenekku sudah nunggu diparkiran. Sebelum keparkiran aku membeli sandal sama keluargaku lalu aku keparkiran untuk pulang.

Data 7 diatas menunjukkan paragraf yang tidakpadu.Karena

berceritapengalamanya ke gunung lawu.Tetapi yang diceritakan disini malah

waduk bayut nya.Paragraf tersebut tidak padu karena antara kalimat utama dan

kalimat penjelas tidak koheren.Seharusnya setelah kalimat utama

misalnya”untuk melihat keindahan pemandangan di gunung lawu”.

Pada suatu hari aku, adikkubeserta paman dan budeku pergi ke gunung lawu. Disana Saya melewati waduk bayut. Waktu waduk bayut tidak ada airnya.Waduk bayut buat balapan saya melihat pemandangan yang sangat indah.Saya ke gunung lawu naik mobil, terus pulang malam soalnya bawa mobil bak

Data 8 diatas tidak padu disebabkan oleh dua faktor yaitu, yang

pertama disebabkan oleh pengulangan kata saya dan faktor yang kedua

kalimat terakhir tidak ada hubunganya sama sekali dengan kalimat selanjutnya

atau tidak sesuai dengan gagasan utamanya. Seharusnya kata saya tersebut

tidak perlu diulang-ulang bisa diganti dengan kata ganti.

Misalnya Adikku fitri di depan sama budeku dan pamanku. Saya di belakang.Saya sangat ketakutan karena tempatnya seram sekali.Sudut tempatnya gelap sekali.kami berangkat pukul 16.30-sampai gunung lawu pukul 17.08 kerena berhenti-berhenti terus. Kami pulang pukul 19.00 sampai dirumah pukul 22.00.waktu saya pulang salah jalan sampai rumah saya langsung mandi. Setelah itu saya istirahat.

Data 9 diatas tersebut dinilai tidak padu karena tidak memenuhi

kreteria kepaduan suatu paragraf.Hal ini terlihat pada kata saya yang sering

digunakan pada setiap kalimat. Seharusnya kata saya tersebut tidak perlu

diulang-ulang hal ini akan menyebabkan paragaraf tersebut kurang padu.

(12)

Pada suatu hari saya naik sepeda dengan adikku.Pada saat itu saya dengan adikku berkeliling kampung dengan sepeda ontel saya.Saat itu hari sudah tenggah siang, aku dengan adikku tetap bersepeda.Saya mengendarai sepeda itu dengan santainya dan adikku. Pada saat itu saya suruh adikku mengendarai di depan dan aku bonceng dibelakang. Samapai akhirnya sepeda itu oleng dan saya terkejut karena sepeda itu mau ajtuh ke sungai itu. Setelah itu saya mendorong sepeda itu ke jalan dan badan saya sakit dan gatal sekali. Pada waktu itu saya dan adikku langsung pergi pulang dan mandi karena badan terasa sangat gatal. Inilah pengalaman yang mengesankan dan tak kan terlupakan.

Data 10 diatas menu jukkan ketidakpaduan karena bercerita tentang

pengalaman berkunjung kerumah nenek yang berada disemarang.Namun

dalam kalimat selanjutnya siswa justru malah menceritakan tentang daerah

yang terkena bencana banjir. Paragraf tersebut dinilai tidak padu karena

kalimat utama dan kalimat penjelas tidak hubunganya sama sekali. Seharusnya

ada kalimat lain yang menjadi kalimat transisi antara kalimat kedua (kerumah

nenek) dengan kalimat selanjutnya.

Liburan kemarin, aku mendapat kesempatan berkunjung ke semarang. Setelah selesai berkunjung kerumah nene, saya mengunjungi daerah yang terkena banjir tahun lalu. Aku mengunjungi kakekku yang memang tinggal di sana. Aku menyempatkan diri mengunjungi daerah yang tahun lalu terkena bencana banjir.

Data 11 diatas menunjukkan ketidakpaduan, karena dalam paragraf

tersebut banyak mengulang kata pertama-tama. Seharusnya ada kata transisi

yang menghubungakan dengan kalimat selanjutnya.

Misalnya”pada kalimat ini Sesudah itu kami pun berangkat sampai disana aku dan teman-teman membeli karcis untuk melihat fosil-fosil manusia purba dan hewan-hewan purba.Selanjutnya menonton film kegiatan manusia dalam memburu hewan untuk dimakan”.

Data 12 diatas menunjukkan ketidakpaduan, karena kalimat utama

dengan kalimat selanjutnya tidak berhubungan sama sekali. Seharusnya lebih

menceritakan pada saat ia bermain di wahana tersebut. Tetapi disini malah

tiba-tiba pakde sakit.Diantara kalimat tersebut harus ada kalimat transisi agar

paragraf tersebut tetap padu.

(13)

pulang agak tersendat dan dijalan macet tapi untungnya saya sekeluarga selamat sampai rumah.

Data 13 diatas dinilai tidak padu karena menceritakan liburan ke pantai

parangtritis tetapi malah membeli oleh-oleh.Jadi antara kalimat utama dan

kalimat penjelasnya tidak saling berhubungan atau menyimpang dari kalimat

utamanya.Seharusnya” kalimat penjelasnya itu menceritakan perjalanannya

menuju pantai parangtritis” baru kemudian membeli oleh-oleh.

Pada tanggal 12 Desember 2013 aku bersama keluargaku. Berwisata ke pantai parangtritis dengan bis sewaan yang disewa ayahku. Berangkat jam 08.00, disana aku melihat indahnya pemandangan di pantai, ombaknya begitu besar. Disana aku menaiki ATV dan delman lalu aku masuk ke dalam bis aku membeli handseat dan musik boxes terbuat dari minuman lasegar sesudah itu aku membeli oleh-oleh. Pengalaman yang tidak aku lupakan.

Data 14 diatas menunjukkan tidak padu karena ada beberapa kata atau

benda yang tidak menggunakan kata ganti.Kata ganti tersebut berfungsi untuk

membina suatu kepaduan dalam paragraf.Misalnya pada kata-kata

teman-teman, orang turis dan foto.

Seharusnya menjadi disana aku bersama teman-temanku disana aku bertemu dengan orang turis anehnya aku ditanyai dengan orang turis tadi tapi aku tidak bisa menjawabnya.lalu aku lari kencang sekali sampai aku kelelahan .aku dan teman-temanku bertemu lagi dengan orang turis itu tiba-tiba ia juga bisa bahasa indonesia.lalu aku malu sekali dengan teman-teman. Sesudah itu lalu aku pulang bersama-sama teman-teman aku dikasih fotonya.Jadi ada sebagian kata yang harus memakai kata ganti agar paragraf tersebut padu.

Data 15 Paragraf tersebut dinilai tidak padu karena menceritakan pada hari

minggu melakukan kegiatan dirumah yang sedang menonton televisi.Tetapi

pada kalimat penjelas atau kalimat berikutnya ada kata pada pagi hari.

Seharusnya setelah kalimat pertama dengan kalimat berikutnya harus ada kata

transisi untuk menghubungkan unsur-unsur dalam sebuah kalimat. Misalnya

“pada hari minggu saya dirumah menonton televisi darijam 06.00 sampai

(14)

Pada hari minggu saya dirumah menonton televise dari jam 06.00 sampai 09.00 setelah selesai menonton TV saya bermain sepak bola sampai sore. Sesudah bermain bola saya jajan dan saya bermain sepeda sampai magrib.

B. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam membuat paragraf yang padu

1. Kesulitan dalam menentukan gagasan utama

Kebanyakan dari mereka, kesulitan menentukan gagasan utama yang

sulit.Hal itu terlihat pada karangan yang telah dibuat siswa.Ada sebagian

siswa dalam membuat karangan tidak ada gagasan utama.Jadi cerita dalam

karangan tersebut dalam satu paragraf menceritakan lebih dari satu

kejadian yang dialaminya.Seharusnya dalam karangan itu harus memeiliki

satu pokok gagasan utama.

2. Kesulitan Siswa belum memahami bahwa dalam satu paragraf hanya

terdiri dari satu kalimat utama dan satu gagasan pokok.

3. Kesulitan siswa belum memahami dalam mengembangkan kalimat utama

ke dalam kalimat-kalimat penjelas. Sehingga dalam membuat sehingga

dalam membuat kalimat-kalimat penjelas sering menyimpang dari kalimat

utamannya atau gagasan pokok. Dalam membuat sebuah karangan agar

paragraf tetap padu, sebaikna dibuat kerangka karangan terlebih dahulu.

Sehingga ketidakpaduan paragraf dapat dihindari.

4. Kesulitan siswa yang dihadapi siswa yaitu kurangnya menguasai kosa

kata, atau kosa kata yang dimiliki kurang sehingga dalam membuat

(15)

SIMPULAN

Dari paparan di atas dapat disimpulkan sebgai berikut

1. Wujud ketidakpaduan pada karangan siswa disebabkan oleh pengulangan kata,

antara kalimat utama dan kalimat penjelas yang tidak saling berhubungan.

2. Berbagai kesulitan yang dihadapi siswa ketika membuat paragraf yang padu

antara lain kesulitan dalam menentukan gagasan utama, mereka kurang

menyadari bahwa dalam suatu paragraf itu hanya boleh terdiri dari satu

gagasan utama saja, kesulitan dalam mengembangkan kalimat utama menjadi

kalimat-kalimat penjelas dan penguasaan kosa kata yang kurang sehingga

kata-kata yang dipilih dalam membuat karangan kurang baik atau tidak saling

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Bangidu.2004. Penelitian Sastra, Pendekatan, teori, Metode, Teknik dan Kiat. Yogyakarata Unit.

Handayani, dkk.2013.Bahasa Indonesia Tulisan dan Penyajian Karya Tulis. Bandung: Kharisma Putra Utama Offset.

Mahsun.2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

……….2012.Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.

Nasucha, dkk.2009. Bahasa Indonesia untuk Karya tulis Ilmiah.Yogyakarta: Media perkasa

Referensi

Dokumen terkait

Artinya, dengan sistem yang sederhana dan jumlah aturan yang terbatas dapat menghasilkan jumlah kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana yang tidak

pengembangan paragraf yakni pola pengembangan paragraf sebab-akibat, pola pengembangan paragraf contoh, pola pengemangan paragraph proses, pola pengembangan paragraf

Atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “ Analisis Pola Pengembangan Paragraf dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VIII

Dari penelitian ini ternyata pengulangan seluruh banyak yang digunakan dalam karangan bahasa Indonesia.Bentuk penggunaan kata ulang dengan berbagai variasi yaitu

Karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura ditemukan pola kalimat yang sering kali muncul yaitu pola kalimat SP dan SPO sebanyak 10, dan kalimat tunggal sebanyak

Tiga struktur paragraf dalam karangan deskripsi siswa kelas IV SD Ngargosari yaitu (1) paragraf dengan dua unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur

Tiga struktur paragraf dalam karangan deskripsi siswa kelas IV SD Ngargosari yaitu (1) paragraf dengan dua unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur

menulis.Masalah utamanya adalah siswa sulit menentukan pilihan kata, menggabungkan kalimat dan menuangkan ide dalam tulisan narasi. Kesulitan ini menyebabkan rendahnya