• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur."

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Wulansari, Dewi. 2016. Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupetan Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. SKRIPSI. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.

Penelitian ini mengkaji unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif karena data penelitian ini berupa kata-kata dan bukan angka. Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Objek dalam penelitian ini adalah kelengkapan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Data penelitian berupa paragraf yang di dalamnya terdapat 59 paragraf dari 20 karangan. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan paragraf berdasarkan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang digunakan oleh guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pengembangan paragraf yang digunakan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah pola (1) Umum khusus, (2) Khusus Umum, (3) Sebab Akibat, (4) Akibat Sebab, (5) Kronologi, (6) Contoh, (7) Pertentangan, (8) Perbandingan, dan (9) Definisi Luas. Sementara itu, unsur-unsur paragraf yang muncul adalah kalimat utama dan kalimat penjelas.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran. Pertama, Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang menjadi subjek dalam penelitian ini agar lebih memperhatikan dan menguasai berbagai materi yang ingin diajarkan kepada anak didiknya seperti unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf. Kedua, bagi guru Bahasa Indonesia, guru harus mampu menjadi teladan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam memberikan pengajaran mengenai kompetensi menulis hendaknya guru lebih banyak memberikan latihan menulis kepada siswa khususnya menulis paragraf. Latihan kompetensi menulis ini diharapkan dapat meningkatkan pola pengembangan paragraf yang lebih variatif. Ketiga, bagi penelitian berikutnya, peneliti berharap ada peneliti lain yang mengembangkan penelitian sejenis. Penelitian ini dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan paragraf, yaitu pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf.

(2)

ABSTRACT

Wulansari, Dewi. 2016. Paragraph Elements and Development Patterns in Writings by Teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. THESIS. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.

This research reviewed paragraph elements and development patterns in writings by teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. This research aimed to describe the paragraph elements and development patterns found in the teachers’ writings.

The research was categorized as a descriptive qualitative research since the research data were words instead of numbers. The data sources were writings by teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. The research objects were paragraph elements and development patterns comprehensiveness in the teachers’ writings. The research data consisted of 59 paragraphs out of 20 writings. The data analysis was conducted by grouping the paragraphs based on the paragraph elements and development patterns applied by the teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

The results showed that the paragraph development patterns used were (1) General-Specific, (2) Specific-General, (3) Cause-Effect, (4) Effect-Cause, (5) Chronology, (6) Examples, (7) Contradictory, (8) Comparison, and (9) Broad Definition. Meanwhile, the paragraph elements found were topic and supporting sentences.

Based on the research result, several suggestions were addressed. Firstly, the teachers in SD Kabupaten Mahakan Ulu, Kalimantan Timur becoming the research subjects should master and give more attention to materials going to give to their pupils, like paragraph and development patterns. Secondly, Indonesian teachers should be good examples of applying good and correct Indonesian. In teaching writing competence, the teachers should give extra writing exercises to pupils, especially writing paragraphs. The writing exercise competence was hoped to improve varied paragraph development patterns. Thirdly, other scholars were expected to follow up similar research. This research could be consideration and reference for next scholars conducting researches related to paragraph: paragraph elements and development patterns.

(3)

i

UNSUR-UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN

PARAGRAF PADA KARANGAN GURU-GURU SD

KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh: Dewi Wulansari NIM: 121224037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv MOTO

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,

kamu akan menerimanya.

(Matius 21 : 22)

Learn from yesterday,

Live for today,

And hope for tomorrow.

(Albert Einstein)

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.

Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa memberi berkat-Nya.

2. Ayah dan Ibu tercinta, Yohanes Leonardus Subroto dan Elisabeth Suratinah

yang tak pernah lelah berjuang demi memberi dorongan moral maupun materiil

sampai saat ini dengan penuh cinta kasih.

3. Kakakku tersayang, Valentinus Fery Wijayanto, S.T., dan Rossalia Wahyu

Wijayati, S.Pd., yang selalu memberi semangat dan doa.

4. Sahabatku Payung Mahakam Ulu, Maria Magdalena Damar Isti

Nugrahaeni, Netty Putri Perdani, Brigitta Swaselia Kasita, Herningdyah

Cahyaning Ratri, dan Septian Purnomo Aji yang saling memberi semangat

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

Wulansari, Dewi. 2016. Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupetan Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. SKRIPSI. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.

Penelitian ini mengkaji unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif karena data penelitian ini berupa kata-kata dan bukan angka. Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Objek dalam penelitian ini adalah kelengkapan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Data penelitian berupa paragraf yang di dalamnya terdapat 59 paragraf dari 20 karangan. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan paragraf berdasarkan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang digunakan oleh guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pengembangan paragraf yang digunakan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah pola (1) Umum khusus, (2) Khusus Umum, (3) Sebab Akibat, (4) Akibat Sebab, (5) Kronologi, (6) Contoh, (7) Pertentangan, (8) Perbandingan, dan (9) Definisi Luas. Sementara itu, unsur-unsur paragraf yang muncul adalah kalimat utama dan kalimat penjelas.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran. Pertama, Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang menjadi subjek dalam penelitian ini agar lebih memperhatikan dan menguasai berbagai materi yang ingin diajarkan kepada anak didiknya seperti unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf. Kedua, bagi guru Bahasa Indonesia, guru harus mampu menjadi teladan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam memberikan pengajaran mengenai kompetensi menulis hendaknya guru lebih banyak memberikan latihan menulis kepada siswa khususnya menulis paragraf. Latihan kompetensi menulis ini diharapkan dapat meningkatkan pola pengembangan paragraf yang lebih variatif. Ketiga, bagi penelitian berikutnya, peneliti berharap ada peneliti lain yang mengembangkan penelitian sejenis. Penelitian ini dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan paragraf, yaitu pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf.

(11)

ix ABSTRACT

Wulansari, Dewi. 2016. Paragraph Elements and Development Patterns in Writings by Teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. THESIS. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.

This research reviewed paragraph elements and development patterns in writings by teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. This research aimed to describe the paragraph elements and development patterns found in the teachers’ writings.

The research was categorized as a descriptive qualitative research since the research data were words instead of numbers. The data sources were writings by teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. The research objects were paragraph elements and development patterns comprehensiveness in the teachers’ writings. The research data consisted of 59 paragraphs out of 20 writings. The data analysis was conducted by grouping the paragraphs based on the paragraph elements and development patterns applied by the teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

The results showed that the paragraph development patterns used were (1) General-Specific, (2) Specific-General, (3) Cause-Effect, (4) Effect-Cause, (5) Chronology, (6) Examples, (7) Contradictory, (8) Comparison, and (9) Broad Definition. Meanwhile, the paragraph elements found were topic and supporting sentences.

Based on the research result, several suggestions were addressed. Firstly, the teachers in SD Kabupaten Mahakan Ulu, Kalimantan Timur becoming the research subjects should master and give more attention to materials going to give to their pupils, like paragraph and development patterns. Secondly, Indonesian teachers should be good examples of applying good and correct Indonesian. In teaching writing competence, the teachers should give extra writing exercises to pupils, especially writing paragraphs. The writing exercise competence was hoped to improve varied paragraph development patterns. Thirdly, other scholars were expected to follow up similar research. This research could be consideration and reference for next scholars conducting researches related to paragraph: paragraph elements and development patterns.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ini dengan baik. Sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skirpsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

4. Dr. B. Widharyanto, M.P.d., selaku dosen pembimbing pertama yang dengan perhatian dan kesabaran, membimbing, memotivasi, dan memberi berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari awal hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(13)

xi

6. Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku triangulator yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing, memberikan dukungan, bantuan, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah sampai selesai.

8. Bapak Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan kuliah di PBSI sampai penyusunan skripsi ini.

9. Kedua orang tua, Bapak Yohanes Leonardus Subroto dan Ibu Elisabeth Suratinah yang telah memberi cinta, doa, dan dukungan baik secara moral maupun material bagi penulis selama menjalani masa kuliah sampai selesai ini.

10. Kakakku, Valentinus Fery Wijayanto, S.T., dan Rossalia Wahyu Wijayati, S.Pd., yang sudah memberikan dukungan, doa, dan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Para sahabatku, Laurensia Erlina Apriliawati, Cicilia Wardani Pelawi, dan R.Aj.Diajeng Eva Surya Putrianti atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

12. Maria Magdalena Damar Isti Nugrahaeni, Netty Putri Perdani, Brigitta Swaselia Kasita, Herningdyah Cahyaning Ratri, dan Septian Purnomo Aji teman ‘sepayung’ dan seperjuangan yang sudah bersama-sama berjuang untuk menyelesaikan skirpsi ini.

13. Teman-teman terkasih, Yohacim Tito Setyo Budiharjo, Hendra Sigalingging, Wilvridus Yolesa Rosando, Yohanes Krista yang selalu menemani, memberikan semangat, doa, bimbingan, dan inspirasi kepada penulis untuk terus mengerjakan skripsi ini hingga selesai.

(14)
(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Batasan Istilah ... 6

(16)

xiv

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN ... 9

2.1 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 13

2.2.1 Paragraf ... 13

2.2.1.1 Ciri-ciri Paragraf ... 14

2.2.1.2 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf ... 15

2.2.1.3 Unsur-unsur Paragraf ... 17

2.2.1.4 Struktur Paragraf... 22

2.2.1.5 Paragraf menurut isinya ... 23

2.2.2 Pengembangan Paragraf ... 28

2.2.3 Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD) ... 36

2.2.4 Kerangka Berpikir ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Data dan Sumber Data ... 42

3.3 Objek Penelitian ... 43

3.4 Instrumen Penelitian... 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.6 Teknik Analisis Data ... 45

3.7 Triangulasi... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Deskripsi Data ... 48

4.1.1 Unsur-unsur Paragraf ... 50

4.1.2 Pola Pengembangan Paragraf ... 51

4.2 Analisis Data ... 55

4.2.1 Unsur-unsur Paragraf ... 55

4.2.2 Pola Pengembangan Paragraf ... 66

4.3Pembahasan Hasil ... 86

(17)

xv

4.3.2 Pembahasan Pola Pengembangan Paragraf ... 88

BAB V PENUTUP ... 91

5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Implikasi ... 91

5.3 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 97

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

(19)

xvii

DAFTAR BAGAN

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian ... 94

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Mahakam Ulu di Kalimantan Timur merupakan daerah otonomi baru (DOB) yang masih terus berbenah dalam segala bidang termasuk bidang pendidikan. Misalnya, Kepala Sekolah merangkap menjadi guru bahasa Indonesia karena dari segi tenaga pengajar memang masih sangat kekurangan. Selama ini pun proses belajar mengajar di Kabupaten Mahakam Ulu dibantu guru PTT yang dengan segala keterbatasannya berbakti untuk mengajar (http://bppd.kaltimprov.go.id). Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan bagi guru-guru di Mahakam Ulu untuk memaksimalkan proses belajar mengajar dengan harapan kualitas pendidikan semakin baik.

(22)

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Tujuan dan fungsi ini merupakan tantangan bagi para pendidik (guru) sebagai modal dasar untuk mendidik para siswa. Para pendidik (guru) perlu terus mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan zaman guna meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Oleh karena itu, upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek para pendidik (guru) sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan.

Guru merupakan salah satu unsur terpenting dalam dunia pendidikan. Menurut Undang Undang No.20 Tahun 2003 dan Undang-Undang No.14 Tahun 2005 peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan pengevaluasi dari peserta didik. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah kualitas guru. Guru harus mempunyai standar kualitas tinggi seperti memiliki wawasan yang luas, terbuka terhadap hal baru, bertanggungjawab, berwibawa, mandiri, dan disiplin karena guru berperan penting di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

(23)

Indonesia yang baik dan benar sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan semakin banyak bermunculan bahasa-bahasa yang susah untuk dimengerti. Oleh karena itu, sebagai guru harus siap menghadapi segala tantangan yang terus berkembang khususnya dalam berbahasa Indonesia.

Penelitian ini mengamati bahasa Indonesia yang digunakan para guru. Dalam hal ini bahasa yang diamati yaitu bahasa tertulis, meneliti kemampuan mereka khususnya paragraf. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf pada karangan guru-guru SD di Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur. Peneliti melihat dalam karangan tersebut banyak paragraf yang tidak berpola. Paragraf-paragraf yang tidak berpola tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini Pertanyaan dan renungan bagi kita ‘’Apakah kita semua sudah sadar dengan kearipan lingkungan yang bersih dan sehat?? Apakah kita sudah bertanggung jawab dengan diri kita sendiri dan dengan orang lain?’’

(24)

Wiyanto (2004: 15) menyebut paragraf adalah sekelompok kalimat yang berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran seluruh tulisan. Buah pikiran itu diungkapkan dengan beberapa kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama mendukung sebuah unit pikiran. Menulis paragraf memerlukan gagasan-gagasan penunjang. Setiap gagasan penunjang dapat dituangkan dalam satu kalimat atau lebih. Ketepatan menyusun gagasan-gagasan penunjang menjadi suatu paragraf yang memiliki kesatuan dan kepaduan merupakan ketepatan pengembangan paragraf. Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama ke dalam gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur (Keraf, 2007). Dalam mengembangkan paragraf, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, diantaranya adalah: secara alamiah, klimaks dan anti-klimaks, umum-khusus dan umum-khusus-umum, perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi (Suyitno, 2012). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil topik penelitian dengan judul ‘’Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf

(25)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut.

a. Unsur-unsur paragraf apa sajakah yang terdapat dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

b. Pola pengembangan paragraf apa sajakah yang terdapat dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

1.3Tujuan

Selaras dengan rumusan masalah yang diangkat, tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan unsur-unsur paragraf yang terdapat dalam karangan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dalam menulis karangan.

b. Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang terdapat dalam karangan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dalam menulis karangan.

1.4Manfaat

(26)

a. Bagi Guru

Bagi Guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan informasi bahwa terdapat pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf yang bervariasi.

b. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat serta sebagai referensi yang berkaitan dengan paragraf, khususnya pada pola pengembangan dan unsur paragraf.

c. Bagi Peneliti lain

Hasil peneliti ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan paragraf, yaitu pola pengembangan dan unsur paragraf.

1.5Batasan istilah

Berikut ini adalah batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. a. Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang

merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan, 2008).

(27)

c. Unsur-unsur paragraf adalah alat bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis suatu paragraf (Tarigan, 2008).

d. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca (Gie, 2002). e. Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya

adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu (Keraf, 2007). f. Karangan deskripsi adalah sebuah bentuk tulisan yang bertalian

dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1981).

g. Karangan eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut (Keraf, 1981).

h. Karangan persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007).

(28)

1.6Sistematika Penyajian

(29)

9 BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anggun Gitasari (2009), Hedwigis Risa Verawati (2011), dan Caecilia Nurista Syahdu Hening (2014). Secara ringkas berikut uraian mengenai penelitian terdahulu itu.

(30)

Relevansi penelitian Anggun Gitasari dengan peneliti ini adalah tentang pola pengembangan paragraf dalam karangan. Perbedaannya adalah penelitian Anggun Gitasari tidak membicarakan jenis karangan pada umumnya, sedangkan penelitian ini membicarakan jenis karangan pada umumnya. Selain itu, penelitian Anggun Gitasari termasuk penelitian deskriptif kuantitatif, sedangkan penelitian ini termasuk deskriptif kualitatif. Penelitian Anggun Gitasari berfokus pada pola pengembangan paragraf deduktif berdasarkan grafik, sedangkan penelitian ini berfokus pada pola pengembangan paragraf pada karangan. Adapun perbedaan lain, yaitu sumber data penelitian. Penelitian Anggun Gitasari bersumber paragraf siswa kelas XII SMA Institut Indonesia 1 Yogyakarta, sedangkan penelitian ini bersumber karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

(31)

pertanyaan, pola pengembangan sebab-akibat, pola pengembangan contoh, dan pola pengembangan merinci. Empat struktur paragraf dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Empat struktur paragraf itu adalah (1) paragraf dengan dua unsur paragraf (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas, (3) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi), (4) paragraf dengan empat unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas, dan transisi).

Relevansi penelitian Hedwigis Risa Verawati dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pola pengembangan paragraf. Persamaan lain adalah kesamaan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Adapun perbedaan sumber data penelitian. Penelitian Hedwigis Risa Verawati bersumber paragraf siswa kelas V SD Negeri Kalibening, sedangkan penelitian ini bersumber karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

(32)

Keuskupan Manokwari, Papua. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Data penelitian berupa 43 paragraf dari 19 karangan. Analisis data dilakukan dengan langkah yaitu (1) peneliti mengumpulkan data dengan cara membaca dan mencermati karangan, (2) peneliti memberi kode untuk setiap tipe data, (3) peneliti mengelompokkan setiap data berdasarkan jenis-jenis pengembangan dan unsur-unsur paragraf, dan (4) peneliti mengidentifikasi setiap jenis pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf.

Relevansi penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening dengan penelitian ini adalah tentang pola pengembangan paragraf dan unsur- unsur paragraf, serta kesamaan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Adapun perbedaan sumber data penelitian. Penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening bersumber karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua, sedangkan penelitian ini bersumber karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

(33)

adalah guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dan sumber datanya adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

2.2 Landasan Teori

Teori yang digunakan adalah teori paragraf yang meliputi pengertian paragraf, ciri paragraf, syarat-syarat pembentukan paragraf, unsur-unsur paragraf, paragraf menurut isinya, dan pola pengembangan paragraf.

2.2.1 Paragraf

Terdapat beberapa definisi paragraf yang dikemukakan para ahli bahasa atau pakar bahasa. Menurut Gorys Keraf (2004) alinea atau paragraf adalah suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas. Menurut Tarigan (2008) paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

(34)

(1999: 16) Paragraf adalah kalimat yang berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Kalimat-kalimat itu disusun menurut aturan tertentu dengan makna yang diidukungnya, dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas (Nuristo, 1999: 16). Menurut Wiyanto (2004: 15) paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan.

Menurut Ramlan (1993: 1) paragraf adalah bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Widyamartaya (1993: 31) mendefinisikan paragraf adalah sekelompok kalimat utuh, lengkap yang memerlukan tambahan kalimat-kalimat lain yang meluaskan, menguraikan, dan menjelaskan gagasan tersebut.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat mengandung gagasan atau ide, yang berkaitan erat antara satu dengan lain. Dapat dikatakan bahwa kualitas paragraf yang berkaitan erat bergantung pada gagasan atau ide. Dengan kata lain, paragraf yang baik mencerminkan pola pikir dari penulisnya sendiri.

2.2.1.1 Ciri-ciri Paragraf

(35)

1)penulisan awal paragraf dilakukan dengan penulisan masuk beberapa ketukan.

2)satu paragraf, lebih-lebih paragraf karangan ilmiah (wacana teknis), terdiri atas beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf harus memadai. 3)salah satu kalimat merupakan kalimat topiknya, yaitu kalimat yang berisi

gagasan pokok, sedangkan kalimat-kalimat yang lain merupakan penjelasannya atau merupakan pengantar jika kalimat topik berada pada akhir paragraf.

4)pada paragraf dalam karangan teknis atau karangan ilmiah, isi pernyataan yang terungkap dalam kalimat-kalimat sesuai kenyataan, bahkan harus sesuai pula dengan pernyataan atau teori yang digunakan.

5)memiliki hubungan kebahasaan (kohesi) dan hubungan makna (koherensi) yang baik antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.

6)bahasa yang digunakan adalah bahasa ragam baku. Ciri-cirinya adalah pemakaian kata tidak menimbulkan salah tafsir, urutan katanya sesuai dengan kaidah yang berlaku, kecukupan fungsi kalimat terpenuhi, dan penulisan karangan serta kalimatnya baik penggunaan huruf maupun tanda baca sesuai dengan ejaan yang berlaku.

2.2.1.2 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf

(36)

persyaratan. Menurut Akhadiah dkk (1991: 148) ada beberapa persyaratan yang harus ada. Syarat-syarat pembetukan paragraf sebagai berikut.

A.Kesatuan

Dalam setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan utama. Paragraf berfungsi mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan pokok tersebut. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, apabila kalimat dalam paragraf tidak terlepas dari topiknya. Setiap kalimat terfokus pada topik, sehingga dapat relevan dengan topik.

B.Kepaduan

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah koherensi atau kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi harus dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. C.Kelengkapan

(37)

(1) Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih atau bersengketa.

Paragraf diatas merupakan paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan. Paragraf diatas sinonimnya yaitu kata berselisih dan bersengketa.

Pendapat Akhadiah dkk (1991: 148) selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Gorys Keraf (1980) bahwa paragraf yang efektif harus memenuhi tiga syarat yaitu (1) kesatuan yang merupakan semua kalimat membina paragraf untuk membentuk tema, (2) koherensi yang merupakan kekompakan kalimat yang satu dengan yang lain, dan (3) perkembangan alinea yang merupakan penyusunan gagasan yang membina paragraf.

2.2.1.3 Unsur-unsur Paragraf

(38)

unsur tersebut tidak harus hadir bersama-sama dalam satu paragraf. Berikut ini uraian keempat unsur paragraf.

A. Transisi

Transisi adalah ‘’perekat’’ atau penghubung antarparagraf. Transisi

menunjang kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap bergerak pada topik yang sama. Terdapat dua cara memunculkan transisi. Cara pertama yaitu implisit yang tidak dinyatakan dengan penanda transisi tertentu. Cara kedua yaitu eksplisit yang dinyatakan melalui penanda dalam bentuk kata, kalimat, dan paragraf.

a. Transisi berupa kata atau kelompok kata sebagai berikut.

Terdapat sepuluh transisi berupa kata yaitu penanda hubungan kelanjutan, penanda waktu, penanda klimaks, penanda perbandingan, penanda kontras, penanda hubungan jarak, penanda ilustrasi, penanda sebab-akibat, penanda syarat/pengandaian, dan penanda simpulan.

1)penanda hubungan kelanjutan: dan, serta, lagi, lagi pula, tambahan lagi, bahkan, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir.

2)penanda waktu: dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum, setelah, sesudah, sementara itu, sehari kemudian, dan tahun depan.

3)penanda klimaks: paling..., se...nya, dan ter-.

4)penanda perbandingan: seperti, ibarat, sama, dan bak. 5)penanda kontras: tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya.

(39)

8)penanda sebak-akibat: sebab, oleh sebab itu, oleh karena, dan akibatnya. 9)penanda syarat/pengandaian: jika, kalau, jikalau, andaikata, dan seandainya.

10) penanda simpulan: ringkasnya, kesimpulannya, garis besarnya, dan rangkuman.

b. Transisi berupa kalimat

Transisi yang berupa kalimat dikenal pula sebagai kalimat penuntun. Kalimat penuntun ini mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai transisi dan pengantar topik yang akan dijelaskan atau diperbincangkan. Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti kalimat topik, letaknya selalu mendahului kalimat topik.

c. Transisi berupa paragraf

Transisi yang berupa paragraf digunakan untuk ‘’membelokkan’’ antara satu pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain. Transisi menunjang kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap bergerak pada topik yang sama.

B.Kalimat Utama (Topik)

(40)

C.Kalimat Penjelas (Pengembang)

Kalimat penjelas (pengembang) adalah pendukung kalimat pokok. Kalimat penjelas menempati lebih dari setengah porsi suatu paragraf, karena kalimat penjelas berisi menjelaskan, merinci, membandingkan atau memberi contoh ide sentral dalam kalimat utama. Penyusunan kalimat penjelas tidak sembarangan. Kalimat penjelas harus berkaitan erat dengan kalimat utama dan disusun berdasarkan hal-hal yang sangat dekat dengan ide sentral dilanjutkan hal-hal pendukung lainnya. Dengan kata lain, kalimat penjelas merupakan kalimat yang menjelaskan kalimat utama (topik), sehingga menjadi paragraf yang padu.

D.Kalimat Penegas

Kalimat penegas mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai penegas atau penjelas kembali pernyataan atau ide yang diungkapkan dalam kalimat-kalimat sebelumnya. Kedua, sebagai daya tarik bagi pembaca atau sebagai selingan. Kalimat penegas, biasanya berada di akhir paragraf. Terkadang kalimat penegas ditulis bukan untuk memperjelas informasi atau menyimpulkan, melainkan hanya untuk variasi paragraf.

(41)

a. Paragraf dengan empat unsur

Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan empat unsur, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.

(2) Lagi pula, di asrama ini kita harus menjaga kebersihan. Kamar mandi kita bersihkan sedikitnya dua hari sekali. Halaman kita sapu bergiliran setiap pagi dan sore. Saluran air pembuangan kita kontrol setiap minggu. Demikian pula sampah harus kita perhatikan. Jangan sampai kita membuang sampah sembarangan. Semua sampah, baik sampah besar maupun kecil, kita buang di tempat sampah. Bila sudah terkumpul, kita bakar di tempat pembakaran sampah atau kita buang ke tempat pembuangan akhir. Bila perilaku hidup bersih itu kita lakukan, hidup kita di asrama nyaman dan sehat.

b. Paragraf dengan tiga unsur

i) Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur.

(3) Sebagai contoh, semua kendaraan bermotor memerlukan bahan bakar. Lokomotif kereta api memerlukan solar agar kuat menarik rangkaian gerbong. Mobil dan sepeda motor ‘’minum’’ bensin untuk melaju di jalan raya. Agar dapat menyeberangi lautan, kapal api harus diberi solar yang amat banyak. Demikian pula kapal terbang. Agar dapat mengudara ia harus dibekali bensol.

ii)Susunan paragraf terdiri atas kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur.

(42)

c. Paragraf dengan dua unsur

Susunan paragraf yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan dua unsur.

(5) Dia cukup pandai di sekolahnya. Dalam ulangan umum akhir semester ini, dia dapat menjawab betul empat puluh soal dari lima puluh soal Matematika yang diujikan. Hasil ulangan Kimia tidak mengecawakan karena dia menempati urutan ketiga terbaik di kelasnya. Yang agak mengecewakan adalah hasil ulangan Geografi. Dia hanya memperoleh nilai enam. Tetapi, rasa kecewa itu segera terobati karena dalam ulangan mata pelajaran Fisika dia mendapat nilai sembilan.

d. Paragraf hanya satu unsur

Susunan paragraf hanya mengandung kalimat penjelas sebagai unsur di dalamnya. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan satu unsur.

(6) Mendung bergayut, makin lama makin tebal. Warna kulitnya hitam pekat. Angin berembus kencang menggoyang pepohonan dan merontokkan dedaunan. Sementara itu, petir menyambar memenuhi angkasa. Geledek pun bergemuruh memekakkan telinga. Tak lama kemudian, hujan turun bagai dicurahkan dari langit bersamaan dengan tiupan angin kencang.

2.2.1.4 Struktur Paragraf

(43)

penegas atau kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Kemungkinan ketiga yakni hanya dua unsur dalam paragraf yakni kalimat topik-kalimat pengembang. Sementara itu, menyakut posisi unsur paragraf dalam paragraf. Posisi setiap unsur tidak harus dimulai dari transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Ada beberapa kemungkinan posisi unsur-unsur paragraf bisa berada. Hal ini bergantung pada topik yang dikembangkan pengarang.

2.2.1.5 Paragraf menurut isinya

Jenis-jenis paragraf merupakan hasil dari ide pokok sebuah karangan dan kemudian dikembangkan menjadi satu karya tulis. Terdapat lima jenis paragraf menurut isinya yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi.

a. Narasi

Narasi, menurut Keraf (2004) merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sementara itu, Gie (1995) berpendapat bahwa karangan narasi menyampaikan suatu peristiwa atau pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang perubahan gerak sesuatu dari pangkal awal sampai titik akhir.

(44)

atau menceritakan. Narasi mementingkan urutan dan biasanya tokoh yang diceritakan. Narasi tidak hanya terdapat pada karya fiksi, tetapi juga pada karya nonfiksi.

Secara garis besar, karangan narasi memiliki maksud untuk mengisahkan sebuah peristiwa. Karakteristisk-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Karangan narasi menyajikan serangkaian berita atau peristiwa.

b. Disajikan dalam bentuk urutan waktu serta kejadian yang menunjukan peristiwa awal sampai akhir.

c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian. d. Latar digambarkan secara hidup dan terperinci. e. Menunjukkan tindakan langsung pada tokoh. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf narasi.

(7) S menuturkan, siang itu tanggal 26 Mei 1985 ia sedang bersembyang di dalam bloknya. Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh. Puluhan orang berhamburan keluar lewat pintu gerbang Rutan Salemba. Laki-laki yang belum menerima vonis itu langsung ikut kabur (Nasucha, 2009).

b. Deskripsi

(45)

Secara garis besar, karangan deskripsi melibatkan panca indera dalam karangannya. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Melukiskan / menggambarkan suatu objek tertentu.

b. Bertujuan untuk menciptakan kesalan atau pengalaman pada diri pembaca. c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu.

d. Penulisannya dapat menggunakan cara/metode realistis (objektif), impresionistis (subyektif), atau sikap penulis.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf deskripsi.

(8) Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh tahun. Mungkin ia lebih tua, tapi pakaian dan lagak-lagaknya mengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidung bangur dan matanya berkilauan seperti mata seorang India. Tahi lalat di atas bibirnya dan rambutnya yang ikal berlomba-lomba menyempurnakan kecantikannya (Nasucha, 2009).

c. Eksposisi

(46)

Secara garis besar, karangan eksposisi memiliki maksud untuk memperluas wawasan dengan definisi, contoh, dll. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Menjelaskan informasi dan ada permasalahan

b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual) c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi/memaksakan kehendak d. Menunjukkan analisis/penafsiran secara objektif

e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf eksposisi.

(9) Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti mesin mobil. Tubuh manusia dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan-bahan bakarnya, yakni makanan yang ditelan menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan pada waktu sarapan akan dibakar dalam tubuh persis sebagaimana bensin dibakar dalam silinder mesin mobil (Nasucha, 2009).

d. Persuasi

(47)

orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf persuasi.

(10)Praktik pidato memang luar biasa manfaatnya. Pengalaman setiap kali praktik merupakan pengalaman batin yang sangat berharga. Semakin sering praktik, baik dalam berlatih maupun berpidato yang sesungguhnya, pengalaman batin itu semakin banyak. Dari pengelaman itu, pembicara dapat menemukan cara-cara berpidato yang efektif dan memikat. Semakin banyak daya pikat ditemukan dan sering diterapkan dalam praktik, semakin meningkat pula ketrampilan pembicara.

Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam obat kuat untuk membangun rasa percaya diri. Bila rasa percaya diri itu susah semakin besar, pembicara dapat tampil tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, untuk memperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato, Anda harus melaksanakan praktik berpidato MP (Nasucha, 2009).

e. Argumentasi

Menurut Gorys Keraf (2007: 3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.

Secara garis besar, karangan argumentasi memiliki maksud untuk memberi pendapat. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut. a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang

sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca.

(48)

c. Dalam karangan argumentasi, pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat, atau pandangan pembaca.

d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf argumentasi.

(11)Penebangan hutan harus segera dihentikan. Pohon-pohon di hutan harus dapat menyerap sisa-sisa pembakaran dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Jika hutan ditebang habis, maka tidak ada mesin yang bisa menyerap sisa-sisa pembakaran. Sisa-sisa pembakaran itu dapat meningkatkan pemanasan global itu akan melelehkan gunung es di kutub. Akibatnya, kota-kota di tepi pantai seperti Jakarta, Surabaya, Singapura, Bangkok, dan lain-lainnya (Nasucha, 2009).

2.2.2 Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama ke dalam gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur (Keraf, 2007). Menurut Keraf (1980: 84-99), terdapat beberapa metode pengembangan paragraf adalah sebagai berikut.

A.Klimaks dan antiklimaks

(49)

adalah penulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah hingga yang paling tinggi.

B.Sudut Pandangan

Sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan akan sesuatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil sautu posisi tertentu.

C.Perbandingan dan Pertentangan

Pola perbandingan dan pertentangan adalah pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaaan antara dua orang, obyek atau gagasan bertolak dari segi-segi tertentu.

D.Analogi

Bila perbandingan dan pertentangan memberi sejumlah perbedaan, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi. E.Contoh

Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga dapat dengan mudah dipahami pembaca.

F. Proses

(50)

G.Sebab-akibat

Perkembangan sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat sebagai dasar. Sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya, tetapi dapat juga terbalik.

H.Umum-khusus dan Khusus-umum

Kedua cara ini merupakan cara yang paling umum dalam mengembangkan paragraf. Dalam hal pertama, gagasan ditempatkan pada awal paragraf, sedangkan perinciannya terdapat pada kalimat selanjutnya. Demikian pula sebaliknya, variasi dalam kedua jenis paragraf tersebut adalah pengggabungan, yaitu gagasan utama terdapat pada awal paragraf dan diakhir diulang lagi.

I. Klasifikasi

Klasifikasi merupakan proses untuk mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, klasifikasi bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok, dan kedua memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain.

J. Definisi Luas

(51)

Sementara itu, Suyitno (2012) mempunyai pendapat yang sama mengenai pengembangan paragraf berikut ini.

A. Secara alamiah

Pengembangan paragraf secara alamiah didasarkan pada urutan ruang dan waktu. Susunan logis ini terdapat dua macam urutan, yaitu urutan ruang (spasial) yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dan sebagainya. Urutan selanjutnya adalah urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.

B.Klimaks dan Antiklimaks

Pikiran utama dimulai dari sebuah gagasan yang dianggap paling rendah kedudukannya lalu berangsur-angsur menuju gagasan lain yang semakin tinggi kedudukannya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola klimaks dan antiklimaks.

(52)

Pikiran utama paragraf di atas adalah bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Pikiran utama itu dirinci dengan tiga gagasan yaitu (1) traktor yang dijalankan dengan uap, (2) traktor yang memakai roda rantai, dan (3) traktor buatan Ford dari Jepang.

C. Umum-Khusus

Pengembangan ini paling banyak dilakukan dalam sebuah paragraf. Jenis paragraf ini memaparkan gagasan utama yang bersifat umum atau luas ke bagian-bagian yang lebih khusus atau sempit. Gagasan utama biasanya diletakkan di awal paragraf lalu diikuti oleh perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini disebut paragraf deduktif. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola umum-khusus.

(13)Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya ‘’persaingan bahasa’’, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannta sebagai bahasa nasional. D.Khusus-Umum

(53)

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola khusus-umum.

(14)Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi antarbangsa kadang-kadang pidato resmi dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian juga, pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antarpemerintah dan masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia.

E.Perbandingan dan Pertentangan

Salah satu cara untuk mengembangkan paragraf adalah dengan membandingkan atau mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini, persamaan atau perbedaan menjadi fokus tulisan. Hal yang dibandingkan atau dipertentangkan adalah dua hal yang tingkatnya sama dan kedua hal itu memiliki perbedaan dan persamaan. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola perbandingan dan pertentangan.

(54)

F. Analogi

Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini berguna untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal itu. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola analogi.

(16)Perkembangan teknologi sungguh menakjubkan. Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam cerita wayang. Kereta-kereta tanpa kuda, tanpa sapi, dan tanpa kerbau. Jakarta - Surabaya telah dapat ditempuh dalam sehari. Deretan gerbong yang panjang penuh barang dan orang, hanya ditarik dengan kekuatan air semata. Jaringan jalan kereta api telah membelah-belah pulau. Asap yang mewarnai tanah air dengan garis hitam, semakin pudar untuk hilang ke dalam ketiadaan. Dunia rasanya tidak berjarak lagi, telah dihilangkan dengan kawat. Kekuatan bukan lagi monopoli gajah dan badak, tetapi telah diganti dengan benda-benda kecil buatan manusia.

G.Contoh-contoh

Pengembangan paragraf dengan pola contoh digunakan untuk memberikan bukti atau penjelasan kepada pembaca dalam menjelaskan sebuah generalisasi yang terlalu umum, agar pembaca dapat dengan mudah menerimanya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola contoh.

(55)

walaupun hasilnya belum kelihatan. Barangkali perlu dipikirkan program selanjutnya, misalnya bahasa nasional (bahasa Indonesia) masuk desa.

H. Sebab-Akibat

Dalam pola ini sebab berfungsi sebagai gagasan utama/pikiran utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun, susunan tersebut bisa juga terbalik. Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola sebab-akibat.

(18)Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diijinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima dilokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

I. Definisi Luas

Untuk memberikan penjelasan terhadap sesuatu, harus berupa kalimat-kalimat bahkan beberapa paragraf. Penulis dapat mengemukakan hal yang berupa definisi formal, definisi dengan contoh dan keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari suatu kata. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola definisi luas.

(56)

perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirka air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya. Desain katub limbah pemasukan dibuat sedemikan rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.

J. Klasifikasi

Dalam pengembangan paragraf, kadang kita mengelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola klasifikasi.

(20)Dalam karang-mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan ialah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

2.2.3 Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD)

(57)

kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial (kemasyarakatan).

Menurut Mulyasa (2013) kompetensi pedagogik (akademik) adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Kompetensi sosial (kemasyarakatan) adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik dan masyarakat. Keempat macam kompetensi ini dijadikan landasan dalam rangka mengembangkan sistem pendidikan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, keempat kompetensi tersebut dapat dipandang sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan guru.

(58)

bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis masuk dalam kompetensi profesional. Kemampuan profesional merujuk pada kemampuan guru untuk menguasai materi pembelajaran. Guru harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai subjek yang diajarkan, mampu mengikuti kode etik profesional dan menjaga serta mengembangkan kemampuan profesionalnya. Oleh sebab itu, guru harus memiliki kompetensi dan bekal wawasan yang baik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terlebih tentang menulis.

2.2.4 Kerangka Berpikir

Peneliti memperoleh data yang berupa karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Jumlah karangan sebanyak 20 karangan. Berdasarkan karangan-karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, peneliti merumuskan dua rumusan masalah, yaitu (1) Unsur-unsur paragraf apa saja yang terdapat dalam karangan karya guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur? dan (2) Pola pengembangan paragraf apa saja yang terdapat dalam karangan karya guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

(59)
(60)

Bagan 1. Kerangka Berpikir

2. Unsur paragraf apa sajakah yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

Klasifikasi

20 karangan yang terdiri dari karangan narasi, deskripsi, persuasi, argumentasi, dan eskposisi (Keraf, 2007)

Teori unsur menurut Wiyanto (2011) adalah paragraf dengan empat unsur, paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur. Teori unsur menurut Tarigan (2008).

Hasil Analisis Unsur-unsur paragraf dan Pola pengembangan paragraf

(61)

41 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian berjudul Unsur-unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada Tahun 2015, termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggunakan kata-kata dan gambar (bukan angka-angka) sebagai datanya (Moleong, 2006: 11). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun fenomena rekayasa manusia (Sukmadinata, 2011). Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan sifat keadaan sementara objek yang diamati pada saat penelitian (Arikunto, 2006: 10).

(62)

3.2 Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Karangan tersebut berjumlah 20 buah. Adapun karangan yang meliputi karangan narasi, karangan deskripsi, karangan eksposisi, karangan persuasi, dan karangan argumentasi. Karangan tersebut diperoleh dari hasil Pelatihan dan Magang Guru-guru SD Mahakam Ulu yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juli sampai dengan 28 September 2015 di Hotel Museum Batik Jalan Dr. Sutomo 13 A Yogyakarta.

Tabel 1. Sumber Data

Eksposisi SDN 001 Laham

5 Eka Saptha Bahaya Banjir Narasi SDN 001 Ujoh Bilang

Persuasi SDN 005 Long Lunuk

(63)

3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini ada dua, yakni (1) unsur-unsur paragraf, dan (2) pola pengembangan paragraf. Kedua objek tersebut terdapat dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

9 Leris Uluk, S.Pd, SD

Lingkungan Narasi SDN 004 Datah Bilang

10 Marta Hibau Lingkungan Rumahku

Eksposisi SDN 003 Long Bangun Ilir

13 Muhamad Nasir Lingkungan Eksposisi SDN 002 Muara Hatah 14 Natalia Hong Lingkungan Narasi SDN 002 Datah Bilang

Kec. Long Hubung Kab. Mahakam Ulu 15 P. Jaang Ajat Lingkungan Eksposisi SDN 002 Long

Pahangai

16 Teofilus Ledok Lingkungan Persuasi SDN 001 Tiong Bu’u 17 Theresia Hipui Lingkungan Narasi SDN 007 Mamahak

Teboq 18 Theresia Novi

Partiwi B.

Lingkungan Narasi SDN 001 Long Hubung

19 Luhung Huvat Menciptakan Lingkungan Sehat

Eksposisi SDN 003 Long Juyoq

(64)

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Moleong (2006: 9), instrumen penelitian adalah alat bantu bagi peneliti dalam pengumpulan data. Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah peneliti sendiri. Ciri khas peneliti sebagai instrumen penelitian yakni peran serta peneliti tersebut. Dalam suatu penelitian, peneliti dapat mengamati secara langsung objek yang akan ditelitinya. Peneliti dapat berhubungan langsung dengan data dan mampu memahami serta menilai bentuk dari interaksi di lapangan. Maksudnya adalah, peneliti mampu melihat bagaimana kondisi di lapangan yang sebenarnya. Peneliti sendiri, melakukan pengamatan terhadap data yang berupa karangan kedua puluh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Menurut Moleong (2006: 168), kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor penelitiannya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

(65)

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Penelitian ini menggunakan studi dokumentasi karena karangan guru-guru SD Mahakam Ulu termasuk dalam dokumen yang berbentuk tulisan. Jenis data yang diambil berupa paragraf berdasarkan wujud yang ditulis oleh guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Dengan demikian tidak memandang paragraf memenuhi syarat atau tidak. Pengumpulan data dilakukan melalui empat tahap.

Secara rinci, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

a. Peneliti mengumpulkan karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

b. Peneliti membaca setiap karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

c. Peneliti mengidentifikasi unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf dalam karangan para guru.

d. Peneliti memberi kode data unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf dalam karangan para guru.

3.6 Teknik Analisis Data

(66)

pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Peneliti mengidentifikasi unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan

paragraf dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

b. Paragraf yang sudah ditandai dan diidentifikasi kemudian dicatat dalam pembahasan. Pembahasan meliputi kutipan jenis pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf.

c. Peneliti melakukan triangulasi data, setelah dianalisis data hasil penelitian akan dikonsultasikan kepada ahli untuk mendapatkan data penelitian yang valid dan sahih.

d. Peneliti melakukan penyajian data, setelah mendapatkan data yang valid, data hasil disajikan dalam bentuk deskripsi kata-kata dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.

3.7 Triangulasi

(67)

memeriksa derajat kepercayaan data. Pemanfaatan lain membantu mengurangi kemelencengan dalam analisis data.

(68)

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari tiga bagian, yaitu deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Bagian pertama mendeskripsikan data penelitian. Bagian kedua menjelaskan hasil temuan analisis data dari dua rumusan masalah yaitu (1) unsur-unsur paragraf yang digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dan (2) pola pengembangan paragraf yang digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Bagian ketiga pembahasan hasil-hasil temuan dari analisis data.

4.1 Deskripsi Data

(69)

Apabila dirinci, data yang berupa pola pengembangan paragraf dapat dirinci atas : (1) data pola Umum-Khusus, (2) data pola Khusus-Umum, (3) data pola Sebab- Akibat, (4) data pola Akibat-Sebab, (5) data pola Kronologi, (6) data pola Definisi Luas, (7) data pola Contoh, (8) data pola Pertentangan, dan (9) data pola Perbandingan. Pola Umum-Khusus sebanyak 17 data, Pola Khusus-Umum sebanyak 3 data, pola Sebab-Akibat sebanyak 23 data, pola Akibat-Sebab sebanyak 1 data, pola Kronologi sebanyak 10 data, pola Definisi Luas sebanyak 1 data, pola Contoh sebanyak 7 data, pola Pertentangan sebanyak 3 data, dan pola Perbandingan sebanyak 1 data. Selain itu, peneliti juga menemukan paragraf yang tidak berpola sebanyak 4 data dan paragraf yang memiliki dua pola pengembangan paragraf sebanyak 12 data. Karangan para guru bentuknya bervariasi yang terdiri beberapa jenis karangan yaitu karangan narasi berjumlah 9, karangan eksposisi berjumlah 6, dan karangan persuasi berjumlah 3. Karangan narasi ditemukan pada karangan 5, 7, 8, 11, 12, 14, 17, 18, dan 20. Karangan eksposisi ditemukan pada karangan 1, 4, 10, 13, 15, dan 20. Karangan persuasi ditemukan pada karangan 3, 6, dan 16. Peneliti tidak menemukan jenis karangan deskripsi dan argumentasi dalam 20 karangan guru-guru SD Mahakam Ulu Kalimantan Timur. Sesuai dengan tema, sebagian besar karangan berjudul ‘’Lingkungan’’. Karangan tersebut berisi akibat yang terjadi apabila tidak menjaga

Gambar

Tabel 1 : Sumber Data.....................................................................................
Tabel 1. Sumber Data
Grafik pada Siswa Kelas XII SMA Institut Pembangunan Indonesia 1, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009”
TABEL ANALISIS DATA DAN TRIANGULASI

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pendapat para ahli yang beraneka ragam, dapat disederhanakan bahwa wacana merupakan suatu unsur kebahasaan secara tertulis yang menduduki tataran paling

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa dan (2) jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksis pada karangan guru-guru SD Mahakam

Tiga struktur paragraf dalam karangan deskripsi siswa kelas IV SD Ngargosari yaitu (1) paragraf dengan dua unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur

Berdasarkan pendapat para ahli yang beraneka ragam, dapat disederhanakan bahwa wacana merupakan suatu unsur kebahasaan secara tertulis yang menduduki tataran paling

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa dan (2) jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksis pada karangan guru-guru SD Mahakam

Tiga struktur paragraf dalam karangan deskripsi siswa kelas IV SD Ngargosari yaitu (1) paragraf dengan dua unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur

sarana produksi agar menjadi lebih efisien dan efektif. Sedangkan KUD dibentuk untuk membantu kelompok tani dalam mendapatkan sarana produksi dan pemasaran

4 Penggunaan paragraf induktif (pikiran utama/pokok pikiran berada di bagian akhir paragraf) pada setiap wacana narasi yang disajikan 5 Penggunaan kalimat-kalimat sederhana