• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

2.2. Landasan Teori

2.2.2 Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama ke dalam gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur (Keraf, 2007). Menurut Keraf (1980: 84-99), terdapat beberapa metode pengembangan paragraf adalah sebagai berikut.

A.Klimaks dan antiklimaks

Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan menggunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya. Pengembangan paragraf antiklimaks

adalah penulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah hingga yang paling tinggi.

B.Sudut Pandangan

Sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan akan sesuatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil sautu posisi tertentu.

C.Perbandingan dan Pertentangan

Pola perbandingan dan pertentangan adalah pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaaan antara dua orang, obyek atau gagasan bertolak dari segi-segi tertentu.

D.Analogi

Bila perbandingan dan pertentangan memberi sejumlah perbedaan, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi. E.Contoh

Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga dapat dengan mudah dipahami pembaca.

F. Proses

Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan untuk menciptakan dan menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa.

G.Sebab-akibat

Perkembangan sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat sebagai dasar. Sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya, tetapi dapat juga terbalik.

H.Umum-khusus dan Khusus-umum

Kedua cara ini merupakan cara yang paling umum dalam mengembangkan paragraf. Dalam hal pertama, gagasan ditempatkan pada awal paragraf, sedangkan perinciannya terdapat pada kalimat selanjutnya. Demikian pula sebaliknya, variasi dalam kedua jenis paragraf tersebut adalah pengggabungan, yaitu gagasan utama terdapat pada awal paragraf dan diakhir diulang lagi.

I. Klasifikasi

Klasifikasi merupakan proses untuk mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, klasifikasi bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok, dan kedua memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain.

J. Definisi Luas

Definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sesuah istilah atau hal.

Sementara itu, Suyitno (2012) mempunyai pendapat yang sama mengenai pengembangan paragraf berikut ini.

A. Secara alamiah

Pengembangan paragraf secara alamiah didasarkan pada urutan ruang dan waktu. Susunan logis ini terdapat dua macam urutan, yaitu urutan ruang (spasial) yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dan sebagainya. Urutan selanjutnya adalah urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.

B.Klimaks dan Antiklimaks

Pikiran utama dimulai dari sebuah gagasan yang dianggap paling rendah kedudukannya lalu berangsur-angsur menuju gagasan lain yang semakin tinggi kedudukannya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola klimaks dan antiklimaks.

(12)Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke zaman seiring dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya (Keraf, 2007).

Pikiran utama paragraf di atas adalah bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Pikiran utama itu dirinci dengan tiga gagasan yaitu (1) traktor yang dijalankan dengan uap, (2) traktor yang memakai roda rantai, dan (3) traktor buatan Ford dari Jepang.

C. Umum-Khusus

Pengembangan ini paling banyak dilakukan dalam sebuah paragraf. Jenis paragraf ini memaparkan gagasan utama yang bersifat umum atau luas ke bagian-bagian yang lebih khusus atau sempit. Gagasan utama biasanya diletakkan di awal paragraf lalu diikuti oleh perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini disebut paragraf deduktif. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola umum-khusus.

(13)Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya ‘’persaingan bahasa’’, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannta sebagai bahasa nasional. D.Khusus-Umum

Jenis paragraf ini memaparkan gagasan utama yang bersifat khusus atau sempit ke bagian-bagian yang lebih umum atau luas. Pola ini dikembangkan dengan memaparkan hal-hal khusus dan ditutup dengan hal yang bersifat umum. Gagasan utama biasanya terletak di akhir paragraf dan didahului oleh perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini disebut paragraf induktif.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola khusus-umum.

(14)Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi antarbangsa kadang-kadang pidato resmi dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian juga, pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antarpemerintah dan masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia.

E.Perbandingan dan Pertentangan

Salah satu cara untuk mengembangkan paragraf adalah dengan membandingkan atau mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini, persamaan atau perbedaan menjadi fokus tulisan. Hal yang dibandingkan atau dipertentangkan adalah dua hal yang tingkatnya sama dan kedua hal itu memiliki perbedaan dan persamaan. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola perbandingan dan pertentangan.

(15)Ratu Elisabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota paling mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, dan ke upacara resmi misalnya parlemen.

F. Analogi

Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini berguna untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal itu. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola analogi.

(16)Perkembangan teknologi sungguh menakjubkan. Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam cerita wayang. Kereta-kereta tanpa kuda, tanpa sapi, dan tanpa kerbau. Jakarta - Surabaya telah dapat ditempuh dalam sehari. Deretan gerbong yang panjang penuh barang dan orang, hanya ditarik dengan kekuatan air semata. Jaringan jalan kereta api telah membelah-belah pulau. Asap yang mewarnai tanah air dengan garis hitam, semakin pudar untuk hilang ke dalam ketiadaan. Dunia rasanya tidak berjarak lagi, telah dihilangkan dengan kawat. Kekuatan bukan lagi monopoli gajah dan badak, tetapi telah diganti dengan benda-benda kecil buatan manusia.

G.Contoh-contoh

Pengembangan paragraf dengan pola contoh digunakan untuk memberikan bukti atau penjelasan kepada pembaca dalam menjelaskan sebuah generalisasi yang terlalu umum, agar pembaca dapat dengan mudah menerimanya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola contoh.

(17)Dalam rangka mengatasi ketinggalan desa, baik dalam bidang pembangunan ataupun dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha yang dilakukan pemerintah. ABRI masuk desa (AMD) sudah lama kita kenal. Hasilnya pun lumayan, misalnya perbaikan jalan, pembuatan jembatan, pamugaran kampung. Contoh lain KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pula dinikmati oleh desa yang bersangkutan, misalnya: peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain-lain. Akhir-akhir ini surat kabar juga diusahakan masuk desa

walaupun hasilnya belum kelihatan. Barangkali perlu dipikirkan program selanjutnya, misalnya bahasa nasional (bahasa Indonesia) masuk desa.

H. Sebab-Akibat

Dalam pola ini sebab berfungsi sebagai gagasan utama/pikiran utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun, susunan tersebut bisa juga terbalik. Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola sebab-akibat.

(18)Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diijinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima dilokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

I. Definisi Luas

Untuk memberikan penjelasan terhadap sesuatu, harus berupa kalimat-kalimat bahkan beberapa paragraf. Penulis dapat mengemukakan hal yang berupa definisi formal, definisi dengan contoh dan keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari suatu kata. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola definisi luas.

(19)Pompa memberikan (hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja dengan kontinue tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagaian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama sistem pompa ini ialah pipa pemasukan, katub limbah, katub pengantar, katub udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena adanya

perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirka air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya. Desain katub limbah pemasukan dibuat sedemikan rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.

J. Klasifikasi

Dalam pengembangan paragraf, kadang kita mengelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola klasifikasi.

(20)Dalam karang-mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan ialah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

2.2.3 Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD)

Menurut UU No.14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat (10) dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melakukan tugas keprofesionalan. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru menjelaskan bahwa kompetensi yang di perlukan oleh guru terbagi atas empat kategori, yaitu kompetensi pedagogik (akademik), kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial (kemasyarakatan).

Menurut Mulyasa (2013) kompetensi pedagogik (akademik) adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Kompetensi sosial (kemasyarakatan) adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik dan masyarakat. Keempat macam kompetensi ini dijadikan landasan dalam rangka mengembangkan sistem pendidikan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, keempat kompetensi tersebut dapat dipandang sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan guru.

Menguasai mata pelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru SD terutama guru kelas. Mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SD, merupakan mata pelajaran wajib diajarkan. Salah satunya adalah pengetahuan tentang mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembelajarannya, salah satu komponen pembelajaran

bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis masuk dalam kompetensi profesional. Kemampuan profesional merujuk pada kemampuan guru untuk menguasai materi pembelajaran. Guru harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai subjek yang diajarkan, mampu mengikuti kode etik profesional dan menjaga serta mengembangkan kemampuan profesionalnya. Oleh sebab itu, guru harus memiliki kompetensi dan bekal wawasan yang baik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terlebih tentang menulis.

2.2.4 Kerangka Berpikir

Peneliti memperoleh data yang berupa karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Jumlah karangan sebanyak 20 karangan. Berdasarkan karangan-karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, peneliti merumuskan dua rumusan masalah, yaitu (1) Unsur-unsur paragraf apa saja yang terdapat dalam karangan karya guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur? dan (2) Pola pengembangan paragraf apa saja yang terdapat dalam karangan karya guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

Selanjutnya, peneliti mengklasifikasikan data karangan lalu menganalisis. Penganalisisan karangan ini didasarkan atas dua rumusan masalah, yaitu peneliti menggunakan teori unsur-unsur paragraf menurut Wiyanto (2011) dan Keraf (1980) serta teori menggunakan pola pengembangan paragraf menurut Suyitno (2012) dan Tarigan (2008). Setelah

memperoleh hasil analisis data, lalu peneliti dapat menarik simpulan. Berikut ini kerangka berpikir yang peneliti susun.

Bagan 1. Kerangka Berpikir

KARANGAN GURU-GURU SD KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR

Rumusan masalah

1.Pola pengembangan paragraf apa sajakah yang cenderung digunakan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimatan Timur?

2. Unsur paragraf apa sajakah yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

Klasifikasi

20 karangan yang terdiri dari karangan narasi, deskripsi, persuasi, argumentasi, dan eskposisi (Keraf, 2007)

Analisis Teori pola pengembangan

paragraf menurut Suyitno (2012) adalah secara alamiah (spasial dan kronologi), klimaks dan antiklimaks, umum-khusus, khusus-umum, perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi. Teori pola pengembangan paragraf menurut Keraf (1980) adalah klimaks-antiklimaks, sudut

pandangan, perbandingan-pertentangan, analogi, contoh, proses, sebab-akibat, umum-khusus dan khusus-umum, klasifikasi, definisi luas.

Teori unsur menurut Wiyanto (2011) adalah paragraf dengan empat unsur, paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur. Teori unsur menurut Tarigan (2008).

Hasil Analisis Unsur-unsur paragraf dan Pola pengembangan paragraf

41

Dokumen terkait