• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang menjadi subjek dalam penelitian ini agar lebih memperhatikan dan menguasai berbagai materi yang ingin diajarkan kepada anak didiknya seperti unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf.

2. Bagi guru Bahasa Indonesia, guru harus mampu menjadi teladan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam memberikan pengajaran mengenai kompetensi menulis hendaknya guru lebih banyak memberikan latihan menulis kepada siswa khususnya menulis paragraf. Latihan kompetensi menulis ini diharapkan dapat meningkatkan pola pengembangan paragraf yang lebih variatif.

3. Bagi penelitian berikutnya, peneliti berharap ada peneliti lain yang mengembangkan penelitian sejenis. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan paragraf, yaitu pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

___________.1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Melton Putra.

Gitasari, Anggun. 2008. “Pola Pengembangan Paragraf Deduktif Berdasarkan Grafik pada Siswa Kelas XII SMA Institut Pembangunan Indonesia 1, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009”. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Hasbullah, 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Hening, Caecilia Nurista Syahdu, 2015. “Pola Pengembangan Paragraf dan

Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Narasi Karya Guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada

Tahun 2014”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikkan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ___________.2004. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

___________.1980. Eksposisi dan Deskripsi. Ende: Nusa Indah.

Moleong. Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, H.E. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasir, Moh. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Galia Indah.

Nasucha, Yakub. Dkk. 2009. Bahasa Indonesia: untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.

___________.2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya. Yogyakarta: Andi Offset.

Republik Indonesia. 2003. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.

___________.2005. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.

Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Soewandi, A. M. Slamet, dkk. 2000. Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah (Berdasarkan Pendekatan Komunikatif). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujanto. 1988. Keterampilan Membaca, Menulis, dan Berbicara untuk Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Sukmadinata, N. S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suyitno, Imam. 2012. Menulis Makalah dan Artikel. Bandung: Refika Aditama. Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa.

The Liang Gie. 1995. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty bekerja sama dengan Balai Bimbingan.

_______.2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Tribun Kaltim. 2015. Pendidikan Mahakam Ulu Terus Berbenah. http://bppd.kaltimprov.go.id/berita-819-pendidikan-mahakam-ulu-terus-berbenah.html.

Tribun Kaltim. 2015. Disdik dan LMPM Latih Guru Mahulu Profesional.

http://bppd.kaltimprov.go.id/berita-629-disdik-dan-lmpm-latih-guru-mahulu-profesional-html

Verawati, Hewigis Risa. 2011. “Pola Pengembangan Paragraf dan Struktur Paragraf pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening,

Dukun, Magelang Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Gramedia.

Widyamartaya, A. 1993. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius. Wiyanto, Asul. 2011. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran ini adalah lampiran data penelitian yang berupa karangan. Jumlah karangan sebanyak 20 karangan. Berikut ini adalah daftar nama guru.

No Nama Judul

1 Antonius Anyeq Lingkungan

2 Antonius Bunsu Lingkungan

3 Albertus Hajang Lingkungan

4 Donatus Dia Jagalah Kebersihan

5 Eka Saptha Bahaya Banjir

6 Havui Larah, S.Pd Buanglah Sampah pada Tempatnya

7 Jumsaber Oang Lingkungan

8 Laan Lenjau Lingkungan

9 Leris Uluk, S.Pd, SD Lingkungan

10 Marta Hibau Lingkungan Rumahku

11 Martha Tukau Luhau Lingkungan

12 Monika H. Lingkungan

13 Muhamad Nasir Lingkungan

14 Natalia Hong Lingkungan

15 P. Jaang Ajat Lingkungan

16 Teofilus Ledok Lingkungan

17 Theresia Hipui Lingkungan

19 Luhung Huvat Menciptakan Lingkungan Sehat 20 Ester MS Libe Akibat Banjir

124 PADA KARANGAN GURU-GURU SD KABUPATEN MAHAKAM ULU,

KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

DEWI WULANSARI 121224037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016

125 Lampiran 2. Analisis Data dan Triangulasi

TABEL ANALISIS DATA DAN TRIANGULASI

UNSUR-UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

Kode Data Data Unsur-unsur Paragraf Pola Pengembangan Paragraf Pendapat Alasan Triangulator 1 Triangulator 2 S TS S TS K.N 1

a (1) Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sudah tak akan asing lagi, bahkan seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota bagaimana tidak? (2) Seperti masih banyak sampah yang berserakan di lingkungan terlebih di sungai terlihat

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = Kalimat utama. Kalimat (2) = kalimat penjelas.

126 hitam pekat warna air adanya

pencermaran simbah.

b (1) Bukan hanya itu lingkungan kotor pun terdapat di pemukiman padat, padat pabrik, padat pariwisata, hingga kontrakan sekali bagaimana tidak? (2) Seharusnya warga sadar akan kebersihan lingkungan dengan membiasakan hidup bersih seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan rumah rutin dan membiasakan anak hidup dengan kebersihan, bukan dengan

membiarkannya dengan bermain di lingkungan yang penuh dengan kotoran.

Transisi di kalimat (1) = Bukan hanya itu lingkungan kotor pun terdapat di pemukiman padat,

Kalimat (1), (2) = kalimat penjelas.

Umum-Khusus.

c (1) Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor, sumber penyakit dapat

Transisi di kalimat (1) : Penyakit tak datang dengan

127 berkembangnya sumber penyakit pun

terdapat pada pemupukan sampah, limbah pabrik, hingga ada pada air yang tergenang. (2) Air yang

tergenang kenapa dapat merangsang serangga nyamuk untuk dapat berkembang biak dengan cepat.

melainkan lingkungan yang kotor, Kalimat (1), (2) = kalimat penjelas. K.N 3

a (1) Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan sehat, kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. (2) Jangan membuang sampah

sembarang, seperti kekali atau sungai, atau kedalam parit.

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) = kalimat penjelas.

Khusus-Umum.

b (1) Apabila kita membuang sampah kedalam sungai atau kali akan membuat polusi, sehingga ikan-ikan akan mati, dan terjadi pendangkalan terhadap kali tersebut. (2) Demikian

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) = kalimat penjelas.

128 kedalam parit, akan menyebabkan

banjir, sebab pada saat musim hujan tiba saluran-saluran air akan

tersumbat dan terjadilah banjir. c (1) Membuang sampah sembarangan

juga akan menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti: diare, demam berdarah, tipus, dan lain-lain. (2) Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan buanglah sampah pada tempatnya.

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) = kalimat penjelas. Sebab-Akibat dan Contoh. K.N 4

a (1)Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana-mana. (2)Kebersihan sangatlah penting untuk dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari ancaman-ancaman penyakit yang datang. (3)Ada beberapa cara

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) dan (3) = kalimat penjelas. Umum-Khusus dan Definisi luas.

129 mendapatkan kebersihan.

b (1) Yang pertama adalah menjaga kebersihan diri sendiri. (2) Menjaga kebersihan diri sendiri seperti mandi 2 kali sehari, memotong kuku dan menggosok gigi akan membuat tubuh kita selalu bersih. (3) Sehingga jika kebersihan telah didapat, maka tubuh kita akan menjadi sehat dan tidak akan mudah terserang oleh penyakit.

Tidak ada transisi. Kalimat (1), (2), dan (3) = kalimat penjelas.

Umum-Khusus.

c (1) Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting untuk dilakukan. (2) Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi sarang bagi penyakit untuk tumbuh dan

berkembang. (3) Ada beberapa cara

Transisi berada di kalimat (1) = Selain menjaga kebersihan tubuh, Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) dan (3) = kalimat penjelas. Umum -Khusus dan Contoh.

130 kebersihan lingkungan kita seperti,

mengubur barang-barang bekas, menguras bak mandi dan menutup semua sumber air sehingga nyamuk tidak bisa berkembang baik di sana. d (1) Demikian cara hidup bersih dan bermanfaat yang bisa kita dapatkan. (2) Oleh karena itu, marilah kita semua menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan agar kita menjadi sehat dan terhindar dari penyakit yang mengancam. Transisi berada di kalimat (1) = Demikian Kalimat (1) dan (2) = kalimat penjelas. Sebab-Akibat. K.N 5

a (1) Aku mempunyai seorang teman yang bernama Baim. (2) Baim memiliki kebiasaan buruk yang dilakukannya. (3) Seringkali Baim membuang sampah di sembarangan tempat. (4) Ketika membuang

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2), (3), dan (4) = kalimat penjelas. Umum-Khusus.

131 sampah di selokan depan rumahnya.

(5) Kebiasaan buruk ini sudah diperingati.

kalimat penegas.

b (1) Suatu hari terjadi musim hujan yang berkepanjangan.(2) Akibat ulah Baim, maka di kampungnya

mengalami Banjir Bandang. (3) Keadaan ini berlangsung cukup parah sehingga ketinggian Banjir hampir melewati atap rumahnya.

Transisi berupa kalimat yaitu kalimat (1). Kalimat (2) = kalimat utama. Kalimat (3) = kalimat penjelas. Sebab-Akibat.

c (1) Akibat dari kejadian tersebut, banyak hal buruk yang menimpanya. (2) Diantaranya adalah seluruh harta bendanya rusak akibat banjir, kegiatan lainnya lumpuh total. (3) Belum lagi penyakit yang dideritanya akibat dari pasca banjir. (4) Baim harus terbaring lemas di rumah sakit

Transisi berada di kalimat (1) = Akibat Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2), (3), dan (4) = kalimat penjelas. Sebab-Akibat.

132 demam berdarah.

K.N 6

a (1) Membuang sampah di sembarang tempat akan berakibat tidak baik bagi kesehat tubuh dan lingkungan

sampah sebaiknya di buang di tempat pembuangan sampah agar tidak menimbulkan banyak masalah pada lingkungan. (2) Sampah yang dibuang tidak pada tempatnya akan menyebabkan terserangnya berbagai penyakit.

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) = kalimat penjelas. Umum-Khusus dan Sebab-Akibat.

b (1) Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan terhindar dari berbagai macam penyakit, sampah harus di buang pada tempatnya. (2) Kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih dan sehat bebas dari sampah masyarakat harus disiplin dalam menangani sampah agar tidak

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) = kalimat penjelas.

133 c (1) Kebersihan lingkungan harus di

jaga bersama dengan kesadaran masyarakat akan hidup sehat dan nyaman tanpa polusi udara yang tercemar. (2) Mencerminkan kebersihan adalah sebagian dari iman.

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) = kalimat penjelas. Khusus-Umum. K.N 7

a (1)Dalam bermasyarakat kita sering dihadapkan pada suatu permasalahan alam yang terjadi dilingkungan sekitar kita. (2) Permasalahan - permasalahan tersebut timbul karena ulah manusia yang tidak mampu berterima kasih atas nikmat yang telah alam ini berikan. (3) Manusia pada dasarnya tidak pernah puas dengan apa yang sudah ada, setelah dinikmati/menggunakan maka pada

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) dan (3) = kalimat penjelas. Umum-Khusus.

134 mempertimbangan dampaknya

kedepan, bahkan manusia tidak pernah sadar bahwa hal yang dilakukan berdampak sangat fatal bagi manusia.

b (1) Dari sekian banyak kegiatan manusia yang sering merusak lingkungan dan alam. (2)

Pembuangan sampah tidak pada tempatnya merupakan salah satu hal terburuk yang dilakukan. (3) Jelas sekali manusia begitu paham bahwa jika membuang sampah sembarangan terutama didaerah aliran sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir.

Tidak ada transisi. Kalimat (2) = kalimat utama. Kalimat (3) = kalimat penjelas.

Sebab-Akibat.

c (1) Semakin sering manusia membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya maka semakin banyak sampah yang akan

Tidak ada transisi. Kalimat (1) dan (2) = kalimat penjelas.

135 air tersumbat. (2) Jika hal tersebut

dibiarkan terus-menerus maka seluruh komponen hidup yang ada didalam air akan mati akibat air yang sudah tercemar.

d (1) Hal terburuk yang terjadi akibat tersumbatnya air karena sampah ialah ketika hujan turun maka akan

menyebabkan terjadinya banjir. (2) Tentu saja dengan adanya banjir sangat berdampak buruk bagi manusia, misalnya rumah terendam banjir, lingkungan menjadi kotor serta berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

Tidak ada transisi. Kalimat (1) dan (2) = kalimat penjelas.

Sebab-Akibat.

e (1) Banjir biasanya sangat identik dengan timbulnya berbagai penyakit yang menyerang tubuh manusia dan akibat dari penyakit-penyakit tersebut

Tidak ada transisi. Kalimat (1) dan (2) = kalimat penjelas.

Sebab-Akibat dan Contoh.

136 sakit. (2) Penyakit yang sering timbul

dikala banjir yaitu DBD, malaria, penyakit gatal-gatal, diare, muntaber cacar dan masih banyak penyakit lainnya.

K.N 8

a (1) Dimana-mana kita sering melihat tulisan, baik dipinggir jalan maupun di sekolah, dikantor, bahkan dirumah kita sekalipun, ada tulisan yang membuat kita sadar dan harus kita pikirkan akibat perbuatan tersebut yaitu dilarang membuang sampah sembarangan. (2) Karena jika kita membuang sampah sembarangan, maka semua- kita akan terkena dampaknya yaitu banjir akan melanda kita karena sampah membuat selokan-selokan air tersumbat, sehingga air hujan tidak

Tidak ada transisi. Kalimat (2) = kalimat utama.

137 air meluap-hingga meluap dengan

ketinggian yang tidak diduga oleh-masyarakat.

b (1) Dengan adanya banjir, warga terpaksa mengungsi keatas atap- rumah untuk menyelamatkan diri bersama kucingnya. (2) Musibah yang tidak disangkah-sangkah seperti ini, kalau dilihat sepeleh tetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar. (3) Seperti barang-barang yang tidak sempat

diselamatkan, atau peliharaan, tentu membuat kita merasa resah dan kecewa. Transisi di kalimat (1) = Dengan adanya banjir, Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) dan (3) = kalimat penjelas. Sebab-Akibat dan Contoh.

c (1)Dampak banjir dapat membawa wabah penyakit, seperti diare atau penyakit malaria, karena akibat genangan air dapat membuat

Transisi di kalimat (1): Dampak banjir dapat membawa wabah Sebab-Akibat dan Contoh.

138 membuat rasa udara tidak sedap dan

segar. (2)Jadi semoga kita tidak kena musibah banjir, diharapkan pada semua warga sadar akan akibat atau dampak membuang sampah sembarangan. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) = kalimat penjelas. K.N 10

a (1) Lingkungan tempat tinggal kita merupakan hal yang tidak terlepas dari masyarakat banyak atau khalayak ramai, dimana kesadaran masing-masing anggota rumah berbeda antara yang satu dengan yang lain. (2) Supaya tercapai lingkungan rumah yang sehat perlu ditamankan rasa cinta lingkungan kepada anak sejak masih balita dan selanjutnya masa anak-anak. (3) Apabila anak sudah tertanam rasa cinta lingkungan, pasti mudah

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2), (3), (4), dan (5) = kalimat penjelas. Umum-Khusus.

139 tinggi, termasuk yang paling mudah

kita ajari kepada anak bagaimana supaya rumah tetap bersih? yaitu salah satu membuang sampah pada tempatnya, sampah harus dipilah pilah yaitu sampah organik dan organik. (4) Sampah organik bisa kita olah menjadi hal yang berguna untuk lingkungan rumah. (5) Sampah organik diolah manjadi pupuk; digunakan untuk tanaman disekitar rumah supaya lingkungan rumah tetap hijau.

b (1) Sampah tidak berguna atau tidak berfungsi ditaman didalam tanah, supaya tidak mencemari lingkungan. (2) Lingkungan yang tercemar menyebabkan timbulnya berbagai penyakit salah satu akibat,

Tidak ada transisi. Kalimat (2) = kalimat utama.

140 berakibat parit/Got meluap sehingga

terjadi penumpukan sampah

disungai, sungaipun menjadi dangkal sehingga waktu musim hujan air sungai tidak bisa tertampung dengan semana mestinya.

c (1) Akibat semua itu banjir melanda perkampungan dan rumahpun menjadi bulan-bulan air tergenang. (2) Semuanya ini menyebabkan penyakit salah satunya diare dll.

Transisi di kalimat (1). Kalimat (2) = kalimat utama. Sebab-Akibat dan Contoh. K.N 11

b (1) Sekarang kisah desaku yang nyaman, aman dan indah itu telah menjadi dongeng sebelum tidur oleh ayahku tercinta, ayah selalu

menceritakan kepada anak-anak dan cucu-cucunya bahwa dulu,

kehidupan masyarakat sangat lah mudah baik dalam hal bercocok

Tidak ada transisi. Kalimat (1) dan (2) = kalimat penjelas.

141 karena lingkungan hidup seperti air

dan hutan di sekitar kampung sangatlah teduh dan nyaman. (2) Karena semua warga kampung sangat aktif dalam menjaga

kebersihan kampung dan kelestarian hutannya yang sangat hijau, rimbun dan teduh tempat segala hewan-hewan berteduh.

c (1) Namun sekarang kurang lebih lima tahun terakhir ini telah datang orang-orang tidak kami kenal sebelumnya untuk mengambil dan merusak semua kekayan alam yang kami miliki tanah, hutan, emas, batu bara, batu koral, pasir, dan kayu. (2) Kayu yang kami miliki di ambil dengan cara membuka perusahaan yang berujung pada pembabatan dan

Tidak ada transisi. Kalimat (1), (2), dan (3) = kalimat penjelas.

142 besar-besaran namun ujungnya selalu

masyarakat pedesaan yang

disalahkan dan ini lah buktinya yang kira rasakan sekarang kabut asap yang tebal menutupi alam, jagat raya ini dengan kejam seperti kejamnya para pengusaha kaya. (3) Tidak hanya itu banjirpun sering datang melanda sehingga segala macam penyakit pun datang tiba-tiba ha..ha..ha..ha dengan kejam merengut jiwa-jiwa tak berdosa. K.N

12

a (1) Kala itu disuatu desa, mentari belum bangun dari Peraduannya. Ayam-ayam jagopun belum melakukan tugasnya. (2) Namun, Lukman telah keluar dari rumahnya. (3) Hembusan angin pagi yang dingin berusaha membekukannya. (4)

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2), (3), dan (4) = kalimat penjelas. Pertentangan.

143 memegang sebuah ember hendak

menimba air.

b (1) Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju ke sungai,

langkahnya terhenti oleh suatu pemandangan yang tidak

mengenakkan. (2) Dilihat Pak Hadi yang dengan seenaknya saja

membuang sampah ke sungai. (3) Tanpa rasa berdosa dan bersalah pak Hadi berlalu dari pandangannya. (4) Lukman ingin sekali menegur pak Hadi, namun Pak Hadi berlalu begitu cepat. (5) Lukman kembali

melanjutkan langkah kakinya menuju sungai untuk mengambil air. (6) Usai mengambil air Lukman pun kembali ke rumah.

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2), (3), (4), (5), dam (6) = kalimat penjelas. Kronologi.

144 turun dengan derasnya, yang disertai

angin kencang. (2) Hujan langsung sangat lama, air sungaipun mulai menguap. (3) Rumah Lukman yang terletak tidak jauh dari pinggir sungai, lama-kelamaan tenggelam oleh luapan air sungai. (4) Lukman sangat sedih dengan musibah yang menimpanya dan warga yang ada di desanya. (5) Dalam sekejap saja desanya desanya tergenang oleh Luapan air sungai, bak pulau ditengah malam. beberapa saat Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2), (3), (4), dan (5) = kalimat penjelas.

d (1) Lukman duduk termenung diatas atap rumahnya. (2) Melepaskan pandangannya ke sekeliling, hatinya sedih. (3) Dalam hatinya

menggerutu, kapankah manusia mempunyai kesadaran agar tidak

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2), (3), dan (4) = kalimat penjelas. Kronologi.

145 (4) Inilah salah satu akibat yang

sering terjadi jika kita sering

membuang sampah ke sungai, yang mengakibatkan tersumbatnya aliran sungai sehingga menyebabkan banjir. e (1) Setelah beberapa lama terdiam

diatas atap rumahnya, Lukman pun kembali ke tempat pengungsian dengan menggunakan sampannya. (2) Disana ada banyak warga yang telah mengungsi menyelamatkan diri dari luapan air sungai itu. (3) Tiba-tiba tubuh Lukman menjadi dangat dingin dan lemas, matanya

berkunang-kunang dan tak lama setelah itu ia pun tak sadarkan diri. (4) Warga yang melihat kejadian ini segera berlarian kea rah Lukman dan segera membawanya ke Rumah Sakit

Transisi di kalimat (1) = Setelah beberapa lama Kalimat (1), (2), (3), dan (4) = kalimat penjelas. Kronologi.

146 K.N

13

a (1) Di Indonesia sering kita mendengar dari televisi, koran dan radio. (2) Tentang bencana banjir yang melanda di perkampungan bahkan di perkotaan yang struktur daratan lendah.

Tidak ada transisi. Kalimat (2) = kalimat utama.

Khusus-Umum.

b (1)Banjir terjadi diakibatkan oleh sampah-sampah warga yang tertampung di sungai atau pun di kali-kali perkotaan. (2) Banyaknya sampah yang tertampung hingga musim hujan air sulit mengalir dengan sempurna, hingga air dalam pahit pun meluas/meluap hingga terjadi bencana banjir yang banyak membuat warga harus menanggung resiko yait rumah tergenang,

penyakit diare pun bermunculan.

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) = kalimat penjelas. Sebab-Akibat dan Contoh.

147 berpartisipasi dalam menjaga

lingkungan dan membersihan parit-parit di lingkungan perumahan. (2) Membuang sampah pada tempatnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerintah member dan mengajak masyarakat mengolah limbah sampah menjadi keasi yang dapat di manfaatkan. kalimat utama. Kalimat (2) = kalimat penjelas. K.N 14

a (1) Dahulu hutan kami sangat lestari dan indah. (2) Di sanalah terdapat ribuan jenis tumbuhan dan binatang yang saling hidup berdampingan. (3) Selain menjadi tempat tinggal para tumbuhan dan binatang, hutan juga merupakan sumber utama bagi kehidupan manusia. (4) Hutanlah yang menyediakan sumber makanan bagi kita. (5) Binatang dan tumbuhan

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2), (3), (4), dan (5) = kalimat penjelas. Umum-Khusus.

148 makanan yang tidak terbatas bagi

kita.

b (1) Namun, kini hutan telah kehilangan kelestariannya, mereka telah hancur bahkan hilang dengan beralih fungsi menjadi perkebunan dan pemukiman penduduk. (2) Hal ini disebabkan oleh manusia-manusia yang rakus. (3) Mereka dengan keinginan yang tidak bisa di bending, menebang pohon dan membunuh binatang-binatang demi kepentingan pribadi-pribadi dan kantong-kantong mereka sendiri.

Dokumen terkait