• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN MUSEUM SIMALUNGUN SEBAGAI MEDIA PEWARISAN NILAI BUDAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN MUSEUM SIMALUNGUN SEBAGAI MEDIA PEWARISAN NILAI BUDAYA."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN MUSEUM SIMALUNGUN SEBAGAI MEDIA PEWARISAN NILAI BUDAYA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Eva Srihartati Nim: 308322024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Eva Srihartati, NIM 308322024. Peranan Museum Simalungun Sebagi Media Pewarisan Nilai Budaya. Skripsi, Jurusan Pendidikan Antropologi,Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2014.

Peranan museum Simalungun sangat penting sebagai sarana pewarisan nilai budaya. Kerena melalui museum Simalungun,generasi muda dapat melihat,mengetahui dan mengenal kebudayaannya. Peninggalan – peninggalan sejarah yang ada di museum Simalungun mempunyai nilai budaya yang tinggi.

Kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan di museum Simalungun dan benda- benda bersejarah yang tersimpan di museum Simalungun menjadi salah satu media untuk mewariskan budaya simalungun kepada generasi muda. Sehingga sering dilaksanakan berbagai kegiatan di museum Simalungun seperti pertunjukan memainkan alat musik tradisional, pertunjukan menari ( manortor ),pertunjukan mandihar dan pertunjukan lainnya.Tujuan penelittian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan museum Simalungun sebagai media pewarisan nilai Budaya. Dan bagaimana perkembangan museum Simalungun.

Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Museum Simalungun,jln,Sudirman no 10 pematang Siantar,Kecamatan Siantar selatan. Tehnik yang di gunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi,wawancara dan studi dokumen. Tehnik wawancara yaitu dengan mewawancarai beberapa informan yang sedang berkunjung ke museum simalungun pematang siantar.Hasil penelitian ini adalah Museum Simalungun mempunyai peran yang sangat penting untuk mewariskan nilai budaya kepada generasi muda khususnya generasi muda suku Simalungun. Di museum Simalungun tersimpan berbagai benda-benda peninggalan sejarah yang mempunyai nilai budaya yang tinggi. Dan Museum Simalungun sering melaksanakan kegiatan kebudayaan untuk menujukan kepada masyarakat luas dan kepada Masyarakat Simalungun pada khususnya tentang pentingnya pewrisan nilai budaya.Jadi,Museum Simalungun mempunyai peran penting sebagaiMedia pewarisan Nilai Budaya.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala cinta,

berkat dan kasih karunia-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Peranan Museum Simalungun

Sebagai Media Pewarisan Nilai Budaya ”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Antropologi Jurusan Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak terlepas dari berbagai

kesulitan – kesulin dalam menyelesaikannya. Namun berkat bantuan Tuhan Yesus

dan bantuan dari semua pihak serta dengan usaha yang maksimal sesuai

kemampuan penulis. Akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si, selaku Rektor UNIMED

2. Bapak Dr. Restu M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNIMED

3. Bapak Dra. Puspitawati, M. Si, selaku Ketua Program Studi Antropologi

UNIMED

4. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M. Si Sebagai Dosen Pembimbing Skripsi

5. Ibu Dra. Nurjanah sebagai pembimbing akademik

6. Drs. Tumpal Simarmata sebagi penguji

(7)

8. Seluruh dosen dan civitas akademik program studi pendidikan Antropologi

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas ilmu,kenangan,

pengalaman dan motivasi selama ini.

9. Kepada orangtua saya yang tercinta bapak B. Saragih dan ibu saya R. br.

Purba yang memberikan saya kasih sayang dan dukungan sepenuhnya

dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada bapak Djomen Purba sebagai kepala Museum Simalungun tempat

penulis meneliti.

11.Kepada ibu Ana sebagai pengurus Museum tempat penulis meneliti.

12.Buat semua teman – teman yang membantu saya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

13.Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari segi isi maupun tata

bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2014 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah... 3

1.3Pembatasan Masalah ... 4

1.4Perumusan Masalah ... 4

1.5Tujuan Penelitian ... 4

1.6Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 6

2.1.1 Pengertian Museum ... 6

2.1.2 Pengertian Budaya ... 7

2.1.3 Unsur Pokok Kebudayaan ... 9

2.2 Kerangka Teori ... 10

2.2.1 Peranan ... 10

2.3 Kerangka Konsep ... 13

(9)

Halaman

3.2 Lokasi Penelitian ... 16

3.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ... 16

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 16

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Museum Simalungun Pematang Siantar ... 19

4.1.1. Keadaan Geografis ... 19

4.1.2. Isi Museum Simalungun Pematang Siantar ... 23

4.2. Latar Belakang Dibangunnya Museum Simalungun ... 27

4.2.1. Sejarah Dibangunnya Museum Simalungun ... 29

4.2.2. Rencana Membangun Museum ... 31

4.3. Proses Pembangunan Museum ... 32

4.3.1. Tahap Penentuan Lokasi ... 34

4.3.2. Penetapan Pengurus Museum ... 35

4.3.3. Tahap Pembangunan dan Penetapan Bentuk Museum Simalungun ... 37

4.3.4. Tahap Peresmian dan Pembukaan Museum Simalungun .... 40

4.4. Perkembangan Museum Simalungun Sebagai Pewarisan Nilai Budaya ... 41

4.4.1. Perkembangan Museum Simalungun ... 44

(10)

4.6. Harapan Masyarakat Dari Museum Simalungun ... 51

4.6.1. Harapan Pengunjung Dari Museum Simalungun ... 52

4.6.2. Harapan Masyarakat Simalungun Dari Museum

Simalungun Sebagai Saran Pewarisan Nilai Budaya ... 53

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 60

5.2. Saran ... 61

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Pelestarian budayabangsa bukan suatu obsesi yang akan menghantarkan

kembali masyarakat pada suatu koridor sejarah masa lalu atau menemukan

masalah silam itu, melainkan usaha untuk menemukan identitas dirinya sendiri.

Bangsa Indonesia lahir bukan dari serpihan kebudayaan lain, tetapi dari suatu

muara budaya yang kaya. Keyakinan historis ini secara psikologi tidak hanya akan

memberi kebanggaan, tetapi juga kesetiaan untuk memelihara dan merekayasa

nilai – nilai luhur dan tradisi besar bangsanya.

Museum sebagai salah satu wujud pelestarian budaya mempunyai suatu

komitmen dengan masyarakat yakni melayani masyarakat dalam

pengembangannya terutama dalam aspek non fisik, pelayanan museum sebagai

wadah pelestarian budaya, dalam pengembangannya museum berfungsi sebagai

pelestarian warisan sejarah alam dan budaya; media pewarisan nilai budaya;

sarana pendidikan; pusat inspirasi; pusat informasi; media pengenalan budaya

antar suku dan bangsa.

Dalam pelayanan sebagai wadah pelestarian budaya, museum dapat

difungsikan menjadi media pewarisan budaya.Museum merupakan suatu

wawadah untuk memadukan secara serasi dan harmonis akan pentingnya nilai

dalam kelangsungan dan kelanggengan suatu kebudayaan dan memberitahukan

kepada masyarakat bahwa museum adalah warisan. Nilai-nilai yang terkandung

dalam kehidupan suatu masyarakat berupa nilai moral, agama, estetika, sejarah

(12)

2

dan biologis yang dapat mengingatkan dengan adanya museum keadaan bebda –

benda purba kala yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tersisi akan terjaga

dengan baik.

Museum Simalungun diresmikan pada tanggal 30 April 1940 oleh Pemko

Pematangsiantar dan di dukung oleh Raja – Raja Simalungun, Pemuka Adat dan

masyarakat.Museum Simalungun banyak menyimpan benda – benda budaya yang

berkaitan dengan kehidupan masyarakatnya.Di museum ini ditemukan Warisan

megalitik yang sangat berharga pada masa itu adalah patung (batu) Silapalapa

yang berasal dari daerah Partuanon Hutabayu Marubun.Selain itu juga di dapati

koleksi berupa pustaha Lak-lak, Patung-patung batu peninggalan megalitik,

peralatan dapur, peralatan makan, peralatan tenun, peerhiasan emas dan perak,

koin dan uang dan lain sebagainya.

Koleksi – koleksi Museum Simalungun tentunya menyimpan lembaran

peristiwa sejarah yang sangat penting bagi bangsa Simalungun. Museum

Simalungun dan koleksinya menyatakan kepedulian raja-raja marpitu terhadap

generasi yang akan datang untuk tidak melupakan sejarah Simalungun.

Museum Simalungun yang mnyimpan berbagai koleksi benda – benda

budaya dan adat – istiadat serta kesenian sekalugus pusat kegiatan seniman –

seniman Simalungun.Berbagai kegiatan diharapkan proses transisi kebudayaan

diharapkan berbagai kegiatan yang dilakukan di museum ini berlangsung secara

(13)

3

global, di khawatirkan dapat mengakibatkan erosi kebudayaan pada generasi

muda Simalungun sedikit demi sedikit akan dapat diatasi.

Bertitik tolak dari uraian dan pemikiran diatas, penulis tertarik untuk

melakukan studi penelitian ilmiah dengan menetapkan judul: “Peranan Museum Simalungun Sebagai Media Pewarisan Nilai Budaya”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi identifikasi masalah

adalah:

1. Latar belakang di bangunnya museum Simalungun di kota

Pematangsiantar.

2. Perkembangan Museum Simalungun Sebagai Media Pewarisan Nilai

Budaya.

3. Bentuk atau keunikan peninggalan sejarah yang di simpan di Museum

Siamalungun.

4. Bagaimana Peranan Pemko Siantar dalam mengembangkan Museum

Simalungun sebagai media pewarisan nilai budaya.

5. Bagaimana reaksi masyarakat terhadap museum Simalungun sebagai

(14)

4

1.3.Pembatasan Masalah

Untukmenghindari topik penelitian terlalu meluas maka peneliti

membatasi permasalahannya yaitu: “Museum Simalungun Sebagai Media

Pewarisan Nilai Budaya”.

1.4.Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan maslah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa latar belakang dibangunnya Museum Simalungun di kota

Pematangsiantar

2. Bagaimana perkembangan Museum Simalungun Sebagai Media Pewarisan

Nilai Budaya

3. Bagaimana bentuk atau keunikan peninggalan sejarah yang disimpan di

Museum Simalungun di Kota Pematangsiantar

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang di bangunnya Museum

Simalungun di Kota Pematangsiantar.

2. Untuk mengetahui perkembangan Museum Simalungun Sebagai

Media Pewarisan Nilai Budaya.

3. Untuk mengetahui bentuk atau keunikan peninggalan sejarah yang

(15)

5

1.6.Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian ini, diharapkan akan memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Untuk memperkaya informasi bagi perkembangan sejarah Indonesia,

khususnya sejarah local baik pada tenaga pendidik, mahasiswa utamanya

dan siswa sekolah.

2. Untuk memperkaya informasi masyarakat, khususnya untuk masyarakat

Simalungun tentang bagaimana Museum Simalungun menjadi salah satu

Media Pewarisan Nilai Budaya.

3. Sebagai bahan pengetahuan dan kemampuan bagi peneliti dalam

(16)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis Tentang

Peranan Museum Sebagai Media Pewarisan Nilai Budaya pada masyarakat

Simalungun,maka dapat di ambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai

berikut :

1. Museum Simalungun merupakan tempat untuk menyimpan benda –

benda peninggalan sejarah yang mempunyai nilai budaya yang tinggi.

Museum Simalungun juga mengadakan kegitan - kegiatan kebudayaan

yang menunjukkkan kepada masyarakat luas dan masyarakat

Simalungun pada khususnya. Benda – benda peninggalan sejarah dan

kegiatan yang dilakukan di Museum Simalungun Pematang Siantar

merupakan salah satu Sarana Pewarisan Nilai Budaya.

2. Museum Simalungun Pematang Siantar sudah berkembang dengan

baik di lihat dari segi bangunan dan penataan benda- benda bersejarah

yang ada di dalam Museum Simalungun. Dan Museum ini semakin

berkembang sesuai dengan peranannya sebai Media Pewarisan nilai

Budaya dengan melaksanakan kegiatan- kegiatan kebudayaan seperti

pertunjukan tari,pertunjukan memainkan alat musik tradisional,

pertunjukan bertenun dan lain – lain.

(17)

61

3. Di dalam Museum Simalungun terdapat berbagai keunikan yaitu ada

pustaha lak-lak yaitu tulisan yang terbuat dari kulit kayu yang berisi

tentang ramalan dan obat-obatan tradisional, alat –alat bertenun untuk

membuat pakayan dan kain pada masyarakat Simalungun pada zaman

dahulu,dan lain-lain. Keunikan yang lain adalah Museum Simalungun

di dirikan dengan kokoh tanpa menggunkan 1 paku pun.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis ,maka penulis

ingin menyampaikan beberapa saran tentang Peranan Museum

Simalungun sebagai Media Pewarisan Nilai Budaya,Yaitu

1. Hendaknya pemerintah,Dinas Pariwisata dan Yayasan Museum

Simalungun bekerjasama untuk mengembangkan Museum simalungun

dengan mengadakan kegiatan – kegiatan kebudayaan di dalam

museum untuk meningkatkan minat masyrakat untuk mengunjungi

museum simalungun.

2. Hendaknya Yayasan Simalungun meingkatkan pelayanan terhadap

Museum supaya orang yang datang berkunjung ke Museum

Simalungun merasa tertarik untuk mengunjungi Museum Simalungun.

3. Hendaknya pemerintah juga memberikan bantuan dan kepada Yayasan

Museum Simalungun agar Museum dapat mengadakan berbagai

kegiatan kebudayaan di Museum. dan diharapkan supaya ada

perencanaan di bangun gedung di dekat Museum sebagai Tempat

(18)

62

supaya pertunjukan tidak lagi di lakukan di dalam atau di halaman

Museum

4. Hendaknya Yayasan Museum menyurati sekolah – sekolah untuk

datang berkunjung ke Museum Simalungun untuk menginformasikan

kepada siswa – siwswanya untuk datang berkunjung ke Museum

Simalungun baik pada waktu jam pelajaran bahasa daerah ataupun di

luar mata pelajaran.

5. Hendaknya Yayasan Museum Simalungun menginformasikan tentang

museum Simalungun dan Kegitan – kegiatan yang dilaksanakan di

Museum Simalungun kepada masyarakat luas melalui media massa

(19)

63

Daftar Pustaka

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta. Djambata

Sutarga. 1982. Museografi dan Museologi. Jakarta, Direk Permuseuman

Soekmono. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta : Rajawali

Pers.

Bangun P. 1977. Monografi Museum Daerah, Jakarta, Perpustakaan Dimenum

Soemardjan. 1988. Masyarakat dan Kebudayaaan. Jakarta. Djambatan

Sidi Gazallba. 1976. Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu. Jakarta. Pustaka

Antara Soekanto, Soerjono.1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali

Pers.

Hardjana.2002. Museum – museum pemerintah DKI Jakarta. Jakarta Widia Cita

Utama.

Saaragih .Maria. 2010 Skripsi Peranan museum sebagai salah satu media

pembelajaran sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Medan.

Sujono,Ariono.dkk.1985 Kamus Anropologi. Jakarta . Akademi Pressindo

Wiranata,Gede 2002. Antropologi Budaya. Bandung. PT. Citra Adia Bakti.

Joesoef,Daod .2009. Museorgafi Majallah Ilmu vol III No. 4

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian keseluruhan yang telah dikemukakan mulai dari proses analisis hingga implementasi system dapat diambil kesimpulan yaitu Aplikasi Monitoring Bimbingan

Hasil pengamatan lapang menunjukkan bahwa ragam spesies vegetasi alam yang tumbuh di perkebunan jambu mente pada tanaman muda (umur 3- 8 tahun) dan tanaman berproduksi (umur

Operasi Dan Laba Bersih dalam Meprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Achmad Murtin, SH., M.Si selaku Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Lubuklinggau, ibu Diana Ruffini, ST selaku Kepala Bidang Perizinan

Menurut Gonzales (2008) terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan karir siswa SMA antara lain kegiatan yang memiliki tujuan

(2) ada pengaruh kompetensi guru terhadap terhadap pencapaian mutu sekolah Dasar di Demak sebesar 59,4 % dengan nilai korelasi 0,771, (3) kompetensi pedagogik

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 ˚C) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat, gangguan elektrolit

Hal ini dapat menunjukkan perbandingan hasil belajar yang tentunya sangat berbeda, perbedaan ini tentunya dipengaruhi oleh ranah apa yang berperan dalam hal menjawab soal,