• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN MAMA DI SURABAYA ( Study Kasus pada Konsumen Rumah Makan Mama di Dukuh-Kupang ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN MAMA DI SURABAYA ( Study Kasus pada Konsumen Rumah Makan Mama di Dukuh-Kupang )."

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor -Faktor yang Mempengar uhi Kepuasan Konsumen pada Rumah Makan Mama di Sur abaya

( Study Kasus pada Konsumen Rumah Maka n Mama di Dukuh-Kupang )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian per syar atan memper oleh

gelar sar jana Imu Administr asi Bisnis pada FISIP

UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh : Qur r otul Aini

0842010036

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDY ILMU ADM INISTRASI BISNIS

(2)

Judul Penelitian : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI

PRESTASI KERJA KARYAWAN BAGIAN CETAK

OFFSET PADA PT GUDANG GARAM DIREKTORAT

GRAFIKA DI SIDOARJO

Nama Mahasiswa : Qurrotul Aini

NPM : 0842010036

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Telah Diuji dan Diseminarkan pada tanggal : Jum’at 11 April 2011

Menyetujui,

Pembimbing Utama TIM PENGUJ I

Dra. Lia Nir awati, M. Si 1. Dr a. Siti Ning Farida, M. Si

NIP : 196009241993032001 NIP : 196407291990032

(3)

Judul Penelitian : FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN

KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN MAMA DI

SURABAYA

Nama Mahasiswa : Qurrotul Aini

NPM : 0842010036

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur”

Telah disetujui untuk mengikuti Seminar Proposal

Menyetujui,

Pembimbing Utama Tim Penguji :

1. Dra. Lia Nir awati, M.Si 196009241993032001

Dra. Siti Ning Farida M.Si 2. Dra. Ety Dwi Susanti, M.Si

196407291990032001 196805011994032001

3. Susi Hariyawati, S.Sos, M,Si

196402151991032001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Dra. Lia Nir awati M.Si

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi dengan judul ” Fak tor -Faktor yang Mempengar uhi Kepuasan Konsumen pada Rumah Makan Mama di Sur abaya ” ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar serta tidak akan terwujud dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Ning Farida, Dra, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, koreksi serta dorongan hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Hj. Suparwati, Dra, M.Si. selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Lia Nirawati, Dra, M.Si. selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Siti Ning Farida, Dra, M.Si. selaku sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

5. Kedua orang tua dan saudara penulis yang memberikan dukungan baik moril maupun materil.

6. Saudara Fadillah Bibi selaku pemilik Rumah Makan Mama beserta segenap karyawan Rumah Makan Mama yang telah banyak membantu memberikan informasi dan kemudahan penulis di dalam melakukan penelitian.

7. Teman-teman dan semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Surabaya, Maret 2012

(6)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN MAMA

DI SURABAYA

( Study Kasus pada Konsumen Rumah Makan Mama di Dukuh-Kupang )

Oleh : Qur r otul Aini

0842010036

ABSTRAKSI

Restoran atau Rumah Makan merupakan salah satu usaha di bidang jasa, dimana bisnis ini kini membanjiri pasar, baik dalam jumlah maupun jenis makanan dan minuman serta hiburan yang ditawarkan, sehingga para pengusaha saling bersaing baik dalam meningkatkan kualitas produk yang dalam hal ini variasi menu makanan dan minuman, harga, fasilitas maupun pelayanan. Begitupun dengan apa yang dialami Restoran Rumah Makan Mama di Surabaya. Rumah Makan Mama haus selalu memperhatikan keinginan dan harapan konsumen, sehingga kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli produk di Rumah Makan Mama di Surabaya. Adapun variabel terikat (Y) adalah kepuasan konsumen dan variabel bebas (X) terdiri dari Menu, Harga, Fasilitas dan Pelayanan.

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah konsumen yang berkunjung dan membeli produk pada Rumah Makan Mama di Surabaya. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 responden dengan teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan pengumpulan datanya melalui penyebaran kuesioner, teknik analisis yang digunalkan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda.

Berdasarkan hasil analisis terbukti bahwa secara simultan maupun parsial variabel Menu (X1), Harga (X2), Fasilitas (X3), dan Pelayanan (X4) berpengaruh

secara signifikan terhadap Kepuasan Konsumen (Y) pada Rumah Makan Mama di Surabaya. Hal ini terbukti dengan Fhitung > Ftabel, sehingga secara simultan

berpengaruh. Secara parsial dapat dibuktikan dengan thitung > ttabel untuk variabel

Menu (X1), thitung > ttabel untuk variabel Harga (X2), thitung > ttabel untuk variabel

Fasilitas (X3), dan thitung > ttabel untuk variabel Pelayanan (X4).

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN J UDUL...i

HALAMAN PERSETUJ UAN...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAKSI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 8

2.1 Landasan Teori...8

2.1.1 Manajemen Pemasaran ... 8

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran...8

(8)

2.1.1.3 Tujuan Pemasaran ... 11

2.1.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 18

2.1.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen... 19

2.1.4 Keputusan Pembelian ... 22

2.1.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian ...22

2.1.6.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga ... 34

2.1.7 Fasilitas... 35

(9)

2.1.8.1 Pengertian Pelayanan ... 37

2.1.8.2 Tujuan Pelayanan ... 38

2.1.8.3 Kebijakan Pelayanan ... 39

2.1.9 Kepuasan Konsumen... 42

2.1.9.1 Pengertian Konsumen ... 42

2.1.9.2 Strategi Kepuasan Konsumen ... 43

2.1.9.3 Pengukuran Kepuasan Konsumen ... 44

2.1.10 Memaksimalkan Kepuasan Konsumen ... 46

2.1.11 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Jasa ... 47

2.2 Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 50

2.2.1 Kerangka Berpikir ... 50

2.2.2 Hipotesis ... 53

BAB III METODE PENELITIAN ... 54

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 54

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 58

3.2.1 Populasi ... 58

(10)

3.4.1 Teknik Analisis Data ... 61

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 73

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 73

4.1.2 Lokasi Perusahaan ... 74

4.1.3 Stuktur Organisasi ... 74

4.2 Deskripsi Data Penelitian ... 76

4.2.1 Analisis Deskriptif Data Responden ... 77

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Berdasarkan Kuesioner ... 79

(11)

4.6 Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ... 95

4.6.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 95

4.6.2 Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi ... 97

4.6.3 Uji f ... 98

4.6.4 Uji t ... 100

4.7 Pembahasan ... 106

4.7.1 Pembahasan Secara Simultan ... 106

4.7.2 Pembahasan Secara Parsial ... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 110

5.1 Kesimpulan ... 110

5.2 Saran ... 111 DAFTAR PUSTAKA

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat memberikan

kepuasan kepada konsumennya, antara lain dengan cara mengetahui

kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsep ini sering disebut konsep

pemasaran yang menitikberatkan pada kebutuhan konsumen dengan

sebaik-baiknya sehingga barang atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan yang

diinginkan oleh konsumen.

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses

dalam persaingan adalah berusaha untuk menciptakan dan mempertahankan

pelanggan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka setiap perusahaan harus

berupaya menghasilkan barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu

memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya. Melalui pemahaman

perilaku konsumen, perusahaan dapat menyusun strategi yang tepat dalam

rangka memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli para pesaingnya.

Usaha untuk mempertahankan pelanggan bukanlah hal yang mudah,

sebab diperkirakan untuk mempertahankan satu pelanggan saja biayanya lebih

mahal daripada mendapatkan satu pelanggan. Mempertahankan pelanggan

(13)

mencerminkan kehandalan perusahaan tersebut dalam menjaga kualitas

produk yang dihasilkan perusahaan baik barang atau jasa.

Salah satu usaha yang sekarang ini banyak diminati masyarakat yaitu

usaha di bidang jasa, khususnya jasa waralaba yang salah satu bidang

usahanya yaitu Restoran atau Rumah Makan. Citra Restoran atau Rumah

Makan yang sudah terbentuk di mata masyarakat sebagai tempat yang enak

dan santai untuk menikmati menu atau hidangan yang tersedia, hal ini

membuat Restoran atau Rumah Makan menjadi tempat yang menyenangkan

di dalam memuaskan kebutuhan untuk dapat menikmati hiburan sekaligus

menikmati menu atau hidangan yang tersedia dengan suasana yang santai dan

nyaman yang ditawarkan kepada konsumen, dimana mereka dapat

menghabiskan waktu berkumpul bersama keluarga, teman atau relasi dalam

suasana yang informal.

Restoran atau Rumah Makan merupakan salah satu usaha di bidang

jasa, dimana bisnis ini kini membanjiri pasar, baik dalam jumlah maupun

jenis makanan dan minuman serta hiburan yang ditawarkan, sehingga para

pengusaha saling bersaing baik dalam meningkatkan kualitas produk yang

dalam hal ini variasi menu makanan dan minuman, harga, fasilitas maupun

pelayanan. Karena dengan menu yang bervariasi dengan harga yang

terjangkau serta penyediaan fasilitas dan pelayanan yang baik diharapkan

dapat memberikan suatu kepuasan pada konsumen. Dengan tercapainya

kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen maka tujuan perusahaan dalam

(14)

Kepuasan konsumen adalah keadaan konsumen baik yang merasa

puas maupun belum puas setelah tercapai keinginan dan harapan terhadap

menu, harga, fasilitas dan pelayanan yang disediakan. Konsumen akan merasa

puas apabila keinginan dan harapan yang diterima terpenuhi, sebaliknya

konsumen akan merasa belum puas apabila keinginan dan harapan yang

diterima belum terpenuhi. Jadi, rumah makan yang ingin unggul dalam

menciptakan kepuasan konsumen harus dapat memperhatikan faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

Menu makanan dan minuman yang disediakan harus dapat

menimbulkan selera konsumen. Menyediakan berbagai macam menu

makanan dan minuman yang dapat menimbulkan selera konsumen.

Di dalam menentukan harga harus selektif. Hal ini bertujuan untuk

menarik minat konsumen untuk menikmati makanan dan minuman yang

ditawarkan dengan harga terjangkau tanpa mengurangi cita rasa maupun mutu

produk yang dihasilkan, sehingga diharapkan dapat memenuhi keinginan dan

kebutuhan konsumen dan dapat mencapai kepuasan yang diinginkan.

Fasilitas harus berorientasi pada kebutuhan konsumen dan selera

konsumen untuk menggunakan jasa yang ditawarkan, maka penyediaan

fasilitas harus diperhatikan, dimana penyediaan fasilitas disesuaikan dengan

kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen sehingga dapat mendorong

konsumen untuk selalu melakukan pembelian. Dengan demikian perusahaan

dapat menambah pelanggan baru yang pada akhirnya dapat meningkatkan

(15)

mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Dalam usaha untuk memberikan

keamanan dan kenyamanan kepada konsumennya.

Pelayanan merupakan layanan yang bersifat langsung dimana pihak

perusahaan dapat memberikan layanan secara langsung kepada konsumen,

sehingga mempermudah konsumen untuk melakukan pembelian. Apabila

pelayanan yang diberikan baik maka konsumen akan merasa terpenuhi

kebutuhan dan keinginan sesuai dengan harapan konsumen. Dalam usaha

memuaskan konsumennya, rumah makan harus dapat memberikan pelayanan

yang cepat dan tanggap agar konsumen merasa diperhatikan dan tidak

menunggu lama hidangan yang di pesan.

Meskipun perusahaan telah berusaha untuk memberikan kepuasan

secara optimal kepada konsumennya, akan tetapi tingkat kepuasan

masing-masing konsumen berbeda, sehingga untuk mengetahui seberapa jauh produk

yang dihasilkan oleh perusahaan dapat diterima oleh konsumen itu sulit untuk

mengetahuinya.

Pada awal berdiri sekitar tahun 2009 Rumah Makan Mama banyak

dikunjungi konsumen yang berada di sekitar Dukuh Kupang Timur Surabaya

khususnya para Mahasiwa Universitas Wijaya Kusuma (UWK) karena tempat

rumah makan tersebut sangat dekat dengan kampus UWK. Dengan waktu

buka mulai pukul 10.00 hingga pukul 21.00, setiap hari rata-rata jumlah

pengunjungnya mencapai 60 orang. Namun di dalam perjalanan usahanya

pihak Rumah Makan Mama di hadapkan pada kendala atau permasalahan

(16)

2010, hal ini di sebabkan karena banyak usaha-usaha sejenis, maka dari itu

Rumah Makan Mama mengambil tindakan dan langkah-langkah perbaikan

yang tepat untuk dapat mempertahankan usahanya bahkan menambah jumlah

pelanggannya, yaitu dengan cara memberikan menu makanan yang berciri

khas masakan Mataram, meningkatkan kebersihan di lingkungan rumah

makan, meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga standart harga.

Setelah dilakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan, maka dari 60

orang pelanggan rata-rata yang datang setiap hari di perkirakan yang datang

lebih dari satu kali setiap bulan rata-rata 25 orang pelanggan. Dari 25 orang

pelanggan yang datang lebih dari satu kali setiap bulan bisa dijadikan dasar

sebagai rasa kepuasan seseorang yang sebagian besar pelanggan puas karena

menu, harga, fasilitas dan pelayanan yang disediakan di Rumah Makan

Mama.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut ini akan diteliti lebih

lanjut mengalami permasalahan yang dihadapi oleh Rumah Makan Mama di

Surabaya dengan judul penelitian ”Faktor-Faktor yang Mempengar uhi

Kepuasan Konsumen pada Rumah Makan Mama di Sur abaya”.

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

(17)

1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan menu, harga, fasilitas dan

pelayanan terhadap kepuasan konsumen secara pada Rumah Makan Mama

di Surabaya?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial menu, harga, fasilitas dan

pelayanan terhadap kepuasan konsumen secara pada Rumah Makan Mama

di Surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh menu, harga, fasilitas dan

pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Mama di

Surabaya.

2. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh menu, harga, fasilitas dan

pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Mama di

Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian di Rumah Makan Mama antara lain sebagai

berikut:

1. Secara Pr aktis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian sebagai

masukan bagi divisi pemasaran dalam menjalankan tugasnya, sehingga

(18)

penambah wawasan perbaikan dan kesempurnaan dalam perkembangan

dibidang usahanya.

2. Secara Teoritis

Kegiatan penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk lebih mengenal

dunia bisnis secara nyata dan untuk menambah pengetahuan tentang

strategi pemasaran yang belum pernah didapat di bangku perkuliahan

serta sebagai pembanding antara teori matakuliah yang diterima dengan

(19)

BAB 11

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen Pemasaran

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Pemasaran perusahaan harus dapat juga memberikan kepuasan konsumen agar

mencapai pandangan yang baik terhadap perusahaan. Dimana hal ini

merupakan kunci sukses keberhasilan suatu perusahaan.

Alasan paling mendasar untuk mempelajari pemasaran adalah bahwa

pemasaran memainkan peranan besar di dalam pertumbuhan dan

perkembangan perekonomian. Pemasaran memberikan kesempatan bagi

konsumen untuk memilih produk yang disukainya.

Dalam hal ini yang terpenting adalah bahwa perusahaan harus dapat

memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya

berjalan terus.

Para ahli ekonomi umumnya memberikan pengertian yang berbeda

antara yang satu dengan yang lain mengenai pemasaran. Ada beberapa ahli

yang mengemukakan pendapatnya tentang pemasaran yaitu:

a. Menurut Kotler dan Amstrong ( 2001: 7 ), pemasaran adalah suatu

(20)

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

pembuatan dan pertukaran produk dari pihak lain.

b. Menurut Swastha ( 1983 : 5 ), pemasaran adalah keseluruhan sistem

dari kegiatan usaha yang ditunjuk untuk merencanakan, menentukan

harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang

dapat memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli

potensial.

Dari kedua definisi tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pemasaran adalah suatu usaha atau kegiatan manusia yang dirancang

untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan sesuatu yang bernilai dan berwujud barang atau jasa yang

bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

2.1.1.2Pengertian Manajemen Pemasaran

Tugas manajemen pemasaran tidak hanya menawarkan barang yang

sesuai dengan keinginan dan menetapkan harga yang efektif, komunikasi dan

distribusi untuk memberi informasi yang mempengaruhi dan melayani

pasarnya. Tetapi lebih luas dari itu tugas manajemen pemasaran adalah

merencanakan dan mengawasi seluruh kegiatan pemasaran agar dapat tercapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Kotler ( 1997 : 14 ), manajemen pemasaran adalah

penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program

(21)

pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar

tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang

efektif untuk memberitahu,mendorong serta melayani pasar.

Menurut Fuad ( 2001 : 124 ), manajemen pemasaran adalah suatu

analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian dari program-program

yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan

pertukaran yang bermanfaat dengan pembeli untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Alma ( 2004 : 130 ), manajemen pemasaran

adalah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan

pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan.

Sehubungan dengan itu, maka manajemen pemasaran adalah

mempersiapkan rencana dan melaksanakan rencana umum tersebut bagi

perusahaan serta mengadakan evaluasi dan menganalisa rencana tersebut

dalam operasinya.

Jadi manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses

manajemen pemasaran yang meliputi penganalisaan, perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan.

Kegiatan ini bertujuan untuk menimbulkan pertukaran yang diinginkan bagi

kedua belah pihak. Maka penentuan produk, harga, promosi dan distribusi

(22)

2.1.1.3Tujuan Pemasaran

Berbicara tentang tujuan pemasaran yang dilakukan perusahaan, maka

akan terdapat banyak sekali tujuan pemasaran yang ingin dicapai perusahaan

dan tiap-tiap perusahaan akan mempunyai tujuan yang berbeda antara yang

satu dengan lainnya. Ada perusahaan yang mempunyai tujuan agar dapat

bertahan hidup di pasarnya, menaikkan market share, mengembalikan

investasi yang telah ditanamkan menjadi pemimpin pasar, melayani

kepentingan masyarakat dan lain sebagainya.

Menurut Kotler ( 1997 : 26 ), memberikan alternatif tujuan pemasaran

yaitu memaksimalkan konsumsi dan memaksimalkan mutu hidup. Untuk

perusahaan jasa makanan dan minuman tujuan pemasarannya adalah

memaksimalkan kepuasan konsumen melalui menu, harga, fasilitas dan

pelayanan, sehingga jumlah konsumen akan meningkat.

2.1.1.4Strategi Pemasaran

Meskipun beberapa perusahaan mempunyai tujuan yang sama tetapi

strategi yang ditempuh berbeda-beda. Pada pokoknya strategi adalah suatu

rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Pemilihan

strategi pemasaran yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan usaha

pemasaran produk, terutama dalam iklim usaha yang ketat saat ini.

Menurut Kotler ( 1997 : 110 ), strategi pemasaran terdiri dari

prinsip-prinsip yang kuat dengan manajemen pemasaran bertahap untuk mencapai

(23)

Prinsip-prinsip tersebut melalui keputusan-keputusan dasar pengeluaran

pemasaran, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran.

Maka dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah suatu

rencana yang menunjukkan bagaimana seorang manajer dapat merencanakan

dan melaksanakan tindakan-tindakan yang akan membantu mencapai

sasaran-sasaran penjualan, bagian pasar dan laba untuk suatu produk.

Terdapat empat tipe dasar dari strategi pemasaran, yaitu:

a. Merancang Primary Demand (permintaan terhadap bentuk atau

kelas produk) dengan meningkatkan jumlah pemakai, misalnya

dengan mengurangi harga, menunjukkan manfaat produk yang

ditawarkan dan lain-lain.

b. Merancang Primary Demand dengan meningkatkan derajat

pembelian, misalnya dengan menawarkan manfaat-manfaat baru,

menghasilkan produk-produk pelengkap dan lain-lain.

c. Merancang Selective (permintaan terhadap merk produk penjualan

tertentu) dengan mempertahankan langganan yang sudah ada,

misalnya dengan cara selalu memberikan kepuasan kepada

konsumen.

d. Merangsang sumber daya dengan menarik konsumen baru yang

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a) Bersaing secara langsung atau frontal (head to head

(24)

b) Meluncurkan produk yang berbeda dengan pesaing

(differentiation positioning)

2.1.2 Pemasaran J asa

2.1.2.1 Pengertian J asa

Menurut Stanton ( 1996 : 220 ), jasa adalah kegiatan yang dapat

diidentifikasi secara tersendiri yang pada hakekatnya bersifat tidak teraba

merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak hanya terikat pada penjualan

produk atau jasa lain.

Sedangkan menurut Valerie A. Zeitham dan Mary Jo Bitner ( 2003: 3),

menyatakan bahwa jasa adalah suatu kegiatan ekonomi meskipun outputnya

bukan produk dikonsumsikan bersama dengan waktu produksi dan

memberikan nilai tambah (seoerti kenikmatan, hiburan dan santai) bersifat

tidak berwujud.

Jadi dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa

merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau organisasi untuk

mencapai tujuan tertentu.

2.1.2.2Ciri-ciri J asa

Jasa memiliki empat karakteristik menurut Alma ( 2002 : 204 ), yang

harus dipertimbangkan di dalam menyusun program pemasaran, yaitu:

1. Tidak berwujud

Jasa yang tidak berwujud karena tidak dapat dilihat, didengar, dirasakan

(25)

keyakinan yang teguh pada pemberi jasa, sedangkan pemberi jasa dapat

melakukan hal-hal tertentu untuk meningkatkan kepercayaan kliennya.

2. Tidak dapat dipisahkan

Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah itu mesin atau

manusia juga harus dapat diciptakan dan digunakan habis pada saat

bersamaan. Ditinjau dari sudut pemasaran, ciri tidak terpisahkan ini berarti

penjualan langsung merupakan satu-satunya distribusi, serta bahwa jaa

penjualan tidak dapat dijual dalam banyak pasar.

3. Heterogenitas (berubah-ubah)

Bidang jasa sesungguhnya mudah berubah-ubah, karena jasa ini

tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan dan dimana disajikan. Para

pemberi jasa sangat menyadari sifat jasa yang mudah berubah ini,

sehingga mereka sering bertanya-tanya dahulu sebelum menetukan siapa

pemilik jasa yang terpilih.

4. Daya tahan

Jasa tidak dapat disimpan, daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi

masalah bila permintaan selalu ada dan mantap, karena menghasilkan jasa

itu sebenarnya dapat dan mudah disusun terlebih dahulu, tetapi kalau

permintaan berubah-ubah naik turun, maka masalah yang sulit akan segera

(26)

2.1.2.3Macam-macam J asa

menurut Alma ( 2004 : 247 ), macam-macam jasa dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Personalized Service (selera pelayanan)

Jasa ini sangat bersifat personal, yang tidak dapat dipisahkan dari orang

yang menghasilkan jasa tersebut, pelayanan pada saat ini langsung

ditangani oleh produsennya. Pemakaian perantara dalam hal ini tidak

praktis. Personalized service digolongkan lagi ke dalam tiga golongan,

yaitu:

a. Personal Service (pelayanan pribadi)

Yang dimaksud adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan

perorangan. Misalnya: jasa tukang cukur, salon kecantikan dan jasa

foto.

b. Marketing Professional Service (pemasaran jasa pelayanan)

Merupakan pelayanan jasa yang dalam pemasaran biasanya menunggu

konsumen yang datang, jika pemasarannya dapat memuaskan

konsumen tersebut akan kembali lagi dilain waktu. Misalnya: jasa

dokter spesialis.

c. Marketing Business Service (pemasaran bisnis pelayanan)

Pada jenis jasa ini sistem pemasarannya tidak langsung, dalam arti

perusahaan jasa tersebut lebih senang diundang oleh

langganan-langganan baru untuk memberikan jasa-jasanya. Misalnya: biro

(27)

2. Financial Service, terdiri dari :

a. Banking Service (jasa bank)

b. Insurance Service (jasa asuransi)

c. Invesment Service (lembaga penanaman modal)

3. Public Utility and Transportation service (kepentingan umum jasa

transportasi).

Perusahaan public utility mempunyai monopoli secara ilmiah, misalnya:

perusahaan listrik, para pemakainya terdiri dari konsumen lokal,

perkantoran, perdagangan, industri dan pemerintah. Sedangkan

trasportation service ialah meliputi: jasa angkutan darat, laut dan

angkutan darat.

2.1.2.4 Sifat-sifat Khusus Pemasaran J asa

Menurut Alma ( 2004 : 251 ), pemasaran jasa mempunyai beberapa

sifat khusus yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menyesuaikan dengan selera konsumen

Merupakan gejala buyer’s market dimana pembeli (konsumen) berkuasa

memperlihatkan suasana pasar jasa pada saat ini, dalam hal ini perusahaan

diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan memperlihatkan selera

(28)

2. Keberhasilan jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan penduduk

Yang dimaksudkan adalah bahwa semakin tinggi penghasilan seseorang

maka makin banyak presentase yang dibelanjakan oleh konsumen dalam

memenuhi kebutuhannya yang berarti permintaan jasa makin meningkat.

3. Pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan dan fungsi penyimpanan

Pada dasarnya jasa tidak dapat disimpan karena jasa tersebut diproduksi

bersamaan dengan waktu jasa tersebut dikonsumsikan.

4. Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud (pelengkap)

Yang dimaksudkan adalah bahwa jasa tersebut sifatnya tidak berwujud,

oleh sebab itu konsumen akan memperlihatkan pelayanan perusahaan

sebagai tanda bahwa jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut

mempunyai mutu yang baik. Dalam hal ini pengusaha jasa mempunyai

tugas utama untuk mengelola benda berwujud tersebut agar memberikan

jasa yang memuaskan sehingga konsumen merasa yakin bahwa jasa yang

ditawarkan perusahaan tersebut adalah jasa yang nomor satu.

5. Saluran distribusi pemasaran jasa tidak begitu penting

Yang dimaksudkan adalah bahwa dalam pemasaran jasa perantara tidak

digunakan, tetapi ada beberapa saham, obligasi, jasa angkutan dan

sebagainya melalui biro-biro penyaluran.

6. Adanya masalah dalam pemasaran dan harga jasa

Banyaknya perusahaan jasa yang mengalami kesulitan dalam

pemasarannya, hal ini disebabkan karena adanya:

(29)

b. Belum adanya kesadaran masyarakat akan keuntungan yang

ditimbulkan oleh pemakaian jasa tersebut.

c. Masalah harga yang sangat banyak ditentukan oleh orang atau

lembaga yang menghasilkan jasa tersebut.

2.1.3 Perilaku Konsumen

2.1.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Istilah perilaku erat hubungannya dengan obyek yang studinya di

arahkan pada permasalahan manusia. Dalam bidang studi pemasaran, konsep

perilaku konsumen secara terus menerus dikembangkan dengan berbagai

pendekatan. Menurut J. Setiadi Nugroho ( 2003: 3 ), perilaku konsumen

adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi

dan menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang

mendahului dan menyesali tindakan ini.

Perilaku konsumen adalah dinamis itu berarti bahwa perilaku seorang

konsumen, grup konsumen ataupun masyarakat luas selalu berubah dan

bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku

konsumen biasanya terbatas untuk jangka waktu tertentu, produk dan individu

atau grup tertentu.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen

adalah studi tentang bagaimana individu mengambil keputusan untuk

membelanjakan dagangan mereka baik berupa uang, tenaga dan waktu ke

(30)

dibeli, dimana membeli, bagaimana cara membelinya dan sering pembelian

tersebut dilakukan.

2.1.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengar uhi Perilaku Konsumen

Menurut J. Setiadi Nugroho ( 2003 : 11 ), keputusan pembelian dari

pembeli sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Faktor – faktor kebudayaan

a. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor tertentu yang paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk – makhluk lainnya

bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya

dipelajari.

b. Sub budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya yang lebih kecil, yang

memberikan indentifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para

anggotanya.

c. Kelas sosial

Kelas sosial adalah kelompok – kelompok yang relatif homogen dan

bertahan lama dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarki dan

(31)

2. Faktor – faktor sosial

a. Kelompok referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap

atau perilaku seseorang.

b. Keluarga

Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli

yang pertama adalah keluarga orientasi yang merupakan orang tua

seseorang dan yang kedua adalah keluarga prokreasi, yaitu pasangan

hidup anak- anak. Seorang keluarga merupakan organisasi pembeli

dan konsumen yanag paling penting dalam suatu masyarakat dan telah

diteliti secara intensif.

c. Peran dan Status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya.

Keluarga, klub dan organisasi. Posisi seseorang dalam setiap

kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.

3. Faktor – faktor pribadi

a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Konsumsi seseorang juga di bentuk oleh tahapan siklus hidup

keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasikan

tahapan – tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang – orang

dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi pada saat

(32)

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok – kelompok

pekerja yang memiliki di atas rata – rata terhadap produk dan jasa

tertentu.

c. Keadaan ekonomi

Yang dimaksud keadaan ekonomi seseorang adalah pendapatan

anggaran yang dibelanjakan, tabungan dan harta, kemampuan untuk

meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan

oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup

menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi

dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik

kelas sosial seseeorang.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang

memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

4. Faktor – faktor Psikologis

a. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu

keadaan fisiologis tertentu. Sedangkan kebutuhan – kebutuhan lain

bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan

(33)

b. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk

menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

c. Proses belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman.

d. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskrptif yang dimiliki seseorang

terhadap sesuatu.

2.1.4 Keputusan Pembelian

2.1.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian diambil oleh pembeli atau konsumen itu

sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Menurut Sciffman

dan Manuk ( 1994 ) yang dikutip oleh Ujang Sumarwan ( 2002 : 289 ),

mendefinisikan suatu keputusan pembelian adalah suatu tindakan dari dua

atau lebih pilihan alternatif sebagaimana perilaku konsumen berusaha

memahami bagaimana konsumen mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi, dan menghabiskan produk barang atau jasa.

Menurut Fandy Tjiptono ( 1997 : 20 ), yang memberikan peranan di

(34)

1. Pengambilan Inisiatif ( initiator )

Adalah seorang yang pertama – tama menyarankan atau memikirkan

gagasan membeli produk atau jasa tertentu.

2. Orang yang mempengaruhi ( Intiuences )

Adalah orang yang pandangan atau nasehatnya diperhitungkan dalam

membuat suatu keputusan akhir.

3. Pembuatan keputusan ( Decides )

Adalah orang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau

keseluruhan keputusan membeli, apakah jadi membeli, apa yang dibeli,

bagaimana membeli atau dimana membeli.

4. Pembeli ( Buyer )

Adalah seorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai ( User )

Adalah seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai

produk atau jasa yang sudah di beli.

Jadi, untuk memahami pembuatan keputusan konsumen, terlebih

dahulu harus dipahami sifat – sifat keterlibatan konsumen terhadap produk.

Berarti pemasar berusaha mengidentifikasikan hal – hal yang menyebabkan

seseorang merasa harus terlibat atau tidak dalam pembelian suatu produk.

2.1.4.1Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan pembelian yang spesifik terdiri dari

urutan kejadian berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi,

(35)

Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap – tiap

tahap dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap – tahap tersebut. Pendirian

orang lain, faktor situasi tidak diantisipasi dan resiko yang dirasakan dapat

mempengaruhi keputusan pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca

pembelian konsumen dan tingkat pasca pembelian di pihak perusahaan.

Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian, pelanggan yang tidak

puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan

kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut pada teman – teman mereka.

Karena itu perusahaan harus berusaha memastikan kepuasan konsumen pada

semua tingkat dalam proses pembelian. ( Ujang Sumarwan, 2004 : 16 )

Secara rinci tahap – tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan masalah

Proses pembelian diawali saat pembeli menyadari adanya masalah

kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi

sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat

disebabkan oleh rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang

yaitu rasa lapar, dahaga, meningkat suatu tingkat tertentu dan berubah

menjadi dorongan.

2. Pencarian informasi

Seseorang konsumen yang mulai timbul misalnya akan terdorong untuk

mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu

keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang – sedang saja yang

(36)

informasi terbanyak dari suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber

yang didominasi pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling efektif

justru berasal dari sumber – sumber pribadi. Setiap sumber informasi

melaksanakan suatu fungsi yang agak berbeda dalam mempengaruhi

keputusan membeli. Informasi komersial umumnya melaksanakan fungsi

memberitahu, sedangkan sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi

atau evaluasi.

3. Evaluasi alternatif

Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pemilihan merk

untuk membuat keputusan akhir. Ternyata tidak ada proses evaluasi yang

sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh

konsumen pada seluruh situasi membeli. Kebanyakan model dari proses

evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang

konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama

berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan membeli

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi tehadap merk –

merk yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga

membentuk tujuan membeli untuk merk yang paling disukai. Walaupun

demikian, dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan

membeli. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap

orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung

(37)

a. Intensitas sikap negative orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan

konsumen

b. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut.

Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain akan semakin dekat

hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar

kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembelian.

5. Perilaku pasca pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan, konsumen

akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan – tindakan sesudah

pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.

Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suaru produk dibeli,

tetapi akan terus berlangsung hingga periode setelah pembelian.

6. Kepuasan pasca pembelian

Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin mendeteksi

adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak menginginkan produk cacat

tersebut, yang lain akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin

melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk.

7. Tindakan – tindakan sesudah pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan

mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas,

maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk

(38)

akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka mungkin akan

mengurangi akibat ketidak cocoknya dengan meninggalkan atau

mengembalikan produk tersebut atau mereka mungkin berusaha

mengurangi ketidak cocoknya dengan mencari informasi yang mungkin

menginformasikan produk tersebut sebagai produk bernilai rendah.

2.1.4.2 Perilaku Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen berbeda – beda, bergantung pada

jenis keputusan pembelian. Pembelian yang rumit dan mahal mungkin

melibatkan lebih banyak pertimbangan pembeli dan peserta. Philip Kotler

(2000 : 202 ),membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen

berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merk. Ke

empat jenis tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perilaku pembeli yang rumit

Perilaku pembeli yang rumit terdiri dari tiga langkah proses, yaitu :

a. Pembelian mengembangkan meyakinkan tentang produk tersebut

b. Ia membangun sikap tentang produk tersebut

c. Ia membuat pilihan pembelian yang cermat

Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka

sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaan –

perbedaan besar diantara merk. Perilaku pembelian yang rumit itu lazim

terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, berisiko, dan sangat

mengespersikan diri.

(39)

Kadang – kadang konsumen sangat terlibat dalam sebuah pembelian

namun melihat sedikit perbedaan dinatara berbagai merk. Keterlibatan

yang tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang

dilakukan, dan berisiko. Dalam kasus itu, pembeli akan berkeliling untuk

mempelajari apa yang tersedia namun akan membeli dengan cukup cepat,

barangkali pembeli sangat peka terhadap harga yang baik atau terhadap

kenyamanan berbelanja.

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Banyak produk dibeli dengan kondisi rendahnya keterlibatan konsumen

dan tidak adanya perbedaan merk yang signifikan. Perilaku konsumen

dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah tidak melalui urutan

umum keyakinan, sikap dan perilaku. Konsumen tidak secara luas mencari

informasi tentang merk, mngevaluasi karakteristik merk dan memutuskan

merk apa yang dibeli. Sebaliknya, konsumen menjadi penerima informasi

pasif melalui menonton televisi atau melihat iklan di media cetak.

Pengulangan iklan menciptakan keakraban merk dari pada keyakinan

merk.

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang

rendah namun perbedaan merk yang signifikan. Dalam situasi itu

(40)

2.1.5 Menu

3. Menu dapat berarti sebagai hidangan yang disajikan pada waktu tertentu,

misalnya makan pagi.

Menurut Sofyan, Assauri ( 1999 : 35 ), besarnya pasar untuk barang

konsumsi tersebut akan berubah apabila terjadi perubahan cita rasa konsumen.

Rasa merupakan salah satu faktor penentu seseorang dalam

mengkonsumsi makanan, karena menyangkut masalah kenikmatan yang

dirasakan konsumen dalam menikmati suatu masakan, jika konsumen merasa

puas maka selanjutnya memperlihatkan peluang untuk membeli kembali.

Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu serba enak

tentang makanan yang bersangkutan kepada orang lain.

Pendapat lain tentang menu adalah dari Margattan ( 2000 : 42 ), tujuan

perusahaan yang bergerak dibidang rumah makan adalah untuk menghasilkan

produk berupa makanan dan minuman yang berkualitas, bercita rasa tinggi,

eksklusif ( unik ), bersih, higienis dan memenuhi selera pelanggan. Yang

dimaksud tujuan pendirian rumah makan adalah tercapainya kepuasan

konsumen atau pelanggan dan mereka melakukan pembelian ulang secara

(41)

Menu erat kaitannya dengan rasa. Rasa merupakan hal yang sangat

penting dalam penilaian terhadap suatu makanan dan minuman. Kenikmatan

yang dirasakan oleh konsumen dalam menikmati makanan dan minuman akan

membuat konsumen umtuk memutuskan melakukan pembelian ulang.

Rasa adalah suatu sifat yang komplek dan tidak dapat diraba tetapi dapat

memuaskan keinginan dan kebutuhan pembeli, pada umumnya rasa

mempunyai sifat yang relatif, artinya rasa mempunyai nilai kepuasan yang

berbeda-beda tergantung anggapan dari pelanggan, tidak sangsi lagi bahwa

kita telah melakukan sikap positif atau negatif terhadap suatu produk. Sikap

ini dilakukan berdasarkan rasa yang sesuai terhadap produk itu sendiri dan

proses belajar baik dari pengalaman atau dari orang lain, ada suatu

kecenderungan untuk menganggap bahwa dengan mempunyai rasa dari suatu

produk merupakan faktor-faktor yang tepat untuk meramalkan perilaku

konsumen yang akan datang.

2.1.6 Harga

2.1.6.1 Pengertian Harga

Harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran,

karena harga terkait langsung nantinya dengan pendapatan yang diterima oleh

perusahaan. Harga juga memberikan persepsi tertentu dalam hal kualitas.

Menurut Swastha ( 1983 : 241 ), harga adalah jumlah uang (kemungkinan

ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

(42)

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong ( 2001 : 43 ), harga adalah

sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atatu jasa atau jumlah dari

nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau

menggunakan produk atau jasa tersebut.

Dengan adanya faktor diatas menyebabkan produsen harus

memperhatikan dan memperhitungkan pengaruh tersebut di dalam penetapan

kebijaksanaan harga yang akan ditempuh sehingga dapat memenuhi harapan

produsen untuk dapat bersaing dan mempengaruhi konsumen.

2.1.6.2 Sasaran Penetapan Harga

Penetapan harga mempunyai beberapa sasaran diantaranya :

1. Mempertahankan pasar

2. Memaksimalkan pendapatan dan laba

3. Kepemimpinan mutu produk

4. Mempertahankan pelanggan yang menguntungkan

5. Menarik pelanggan baru dengan mutu pelayanan

Menurut Stanton ( 1984 : 307 ), konsumen sangat tergantung pada harga

sebagai indikator kualitas sebuah produk, terutama pada waktu mereka harus

membuat keputusan membeli sedangkan informasi yang dimiliki tidak

(43)

2.1.6.3 Tujuan Penetapan Har ga

Anggaran tujuan dari penetapan harga menurut Swastha ( 2000 : 148 ),

antara lain:

1. Memperoleh laba maksimum

Hal ini dapat dicapai dengan cara perusahaan menetapkan harga dengan

memperhatikan total hasil penerimaan penjualan dengan total biaya.

Dengan begitu diharapkan perusahaan akan memperoleh laba.

2. Mendapatkan pangsa pasar tertentu

Hal ini dilakukan oleh perusahaan dengan harapan jika pangsa pasar

bertambah besar, maka tingkat keuntungan yang diperoleh pada masa

yang akan datang dapat meningkat. Karena itu perusahaan perlu

melakukan penetrasi pasar dengan jalan menetapkan harga relatif lebih

rendah dari harga pasar.

3. Mengurangi persaingan

Hal ini dicapai melalui kebijaksanaan harga, dimana penjual menawarkan

produk atau jasa dengan harga yang sama dengan penjualan yang lain.

4. Mendapatkan pengambilan investasi yang ditargetkan harga yang dicapai

dalam penjualan digunakan untuk mengembalikan investasi secara

bertahap dan hal ini dimungkinkan jika perusahaan memperoleh laba

(44)

2.1.6.4 Metode Penetapan Harga

Dalam menentukan harga suatu produk dikenal ada beberapa metode yang

dapat digunakan. Menurut Swastha ( 1983 : 133 ), ada empat metode yaitu :

1. Harga yang didasarkan pada biaya dalam bentuk :

a. Cost- plus pricing method

Dalam metode ini, harga awal per unit ditentukan dengan menghitung

seluruh biaya per unit, ditambah dengan jumlah tertentu untuk menutup

laba yang dikehendaki pada unit tersebut (disebut margin).

b. Mark- up pricing method

Biasanya metode ini digunakan oleh para pedagang yang dalam

menetukan harga jual suatu produk dilakukan dengan menambah

harga beli dengan sejumlah mark-up

2. Analisa break even

Yaitu penentuan harga jual dengan mempertimbangkan angka permintaan

pasar dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.

3. Analisa Marginal

Yaitu metode dengan harga yang ditentukan atas dasar keseimbangan

antara penawaran dan permintaan.

4. Penentuan harga tidak berdasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang

menentukan biaya perusahaan. Perusahaan dapat menentukan sama

dengan tingkat harga pasar agar dapat ikut bersaing atau dapat juga

ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam

(45)

2.1.6.5 Faktor-Faktor Yang Mempengar uhi Harga

Menurut Rambat Lupiyoadi ( 2001 : 55 ), faktor-faktor yang

mempengaruhi harga, antara lain:

1. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.

Apabila keadaan perekonomian tidak stabil akan mengakibatkan kenaikan

harga-harga apalagi saat ini terjadi krisis moneter, dimana terjadi kenaikan

nilai dollar yang mengakibatkan harga barang-barang maupun jasa

mengalami kenaikan.

2. Elastisitas permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penetapan harga adalah sifat

permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penetapan harga, tetapi

juga mempengaruhi volume penjualan.

Elastisitas permintaan ada dua macam, yaitu:

a. In elastis

Jika permintaan ini bersifat in elastis, maka perubahan harga akan

mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada jumlah penjualannya.

b. Elastis

Apabila permintaan bersifat elastis, maka perubahan harga akan

menyebabkan terjadinya perubahan jumlah penjualan dalam

(46)

3. Stuktur biaya

Biaya merupakan dasar dari penentuan harga, sebab suatu tingkat harga

yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian dan

sebaliknya apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya akan

menghasilkan keuntungan.

4. Tujuan perusahaan

Penetapan harga suatu barang sering berkaitan dengan tujuan yang ingin

dicapai perusahaan. Setiap perusahaan tidak selalu memiliki tujuan yang

sama dengan perusahaan lain.

Tujuan-tujuan yang ingin dicapai antara lain:

a. Laba yang maksimum

b. Volume penjualan atau jumlah penjualan tertentu

c. Kembalinya modal dalam jangka waktu tertentu

d. Penguasaan pasar.

5. Persaingan

Suatu perusahaan harus mengamati pesaing-pesaingnya agar dapat

menentukan biaya-biaya, harga dan keuntungan perusahaan itu sendiri.

2.1.7 Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan

perusahaan untuk masa yang akan datang, dimana fasilitas adalah sarana dan

prasarana yang disediakan untuk dipakai atau dipergunakan serta dinikmati

(47)

tingkat kepuasan yang tinggi dalam diri konsumen, sehingga dapat

mendorong konsumen untuk selalu berhubungan dan melakukan pembelian

produk barang atau jasa tiap kali konsumen membutuhkannya.

Arti fasilitas adalah kemudahan atau sarana yang memudahkan dalam

melakukan tugas atau pekerjaan untuk mencapai tingkat kepuasan yang

maksimal. Hal ini sangat menentukan sekali dalam masa-masa selanjutnya,

sebab dapat menimbulkan kesan yang baik dalam diri konsumen, dengan

demikian dapat mendorong mereka untuk selalu berhubungan dan melakukan

pembelian terhadap barang atau jasa.

Menurut Effendi ( 1997 : 34 ), fasilitas adalah merupakan bagian dari

suatu produk atau jasa yang ditawarkan dan dijual kepada konsumen yang

merupakan hak seorang konsumen produk atau jasa tersebut.

Sedangkan menurut Kotler ( 1997 : 210 ), fasilitas secara umum

adalah segala sesuatu yang sengaja disediakan untuk dipakai atau

dipergunakan serta dinikmati oleh konsumen. Fasilitas merupakan segala

sesuatu yang sengaja disediakan untuk dipakai atau dipergunakan serta

dinikmati oleh konsumen baik ada biaya tambahan atau tidak, agar konsumen

itu mendapatkan kemudahan, keamanan dan kenyamanan.

Jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas adalah

segala sesuatu yang sengaja untuk dapat dinikmati dengan memberikan

kemudahan-kemudahan dan kenyamanan sehingga menimbulkan kepuasan

kepada konsumen.

(48)

2.1.8 Pelayanan

2.1.8.1 Pengertian Pelayanan

Menurut Kotler ( 1997 : 34 ), menyatakan bahwa pelayanan

merupakan jasa yang bermanfaat dan dapat memuaskan konsumen, maka dari

itu mutu pelayanan harus diperhatikan agar konsumen tidak kecewa dan

beralih pada perusahaan lain.

Menurut Effendi ( 1997 : 232 ), pengertian pelayanan dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu :

1. Non technical service

Yaitu service yang digunakan dalam hubungannya dengan pengiriman

barang, informasi-informasi pada penjualan eceran, jumlah permintaan

pemeliharaan dan sebagainya.

2. Technical service

Yaitu service yang digunakan dalam hubungannya dengan planning dalam

aktivitas-aktivitas dimana penggunaan dari pada produk itu diatur

(pengambilan produk) sehingga dengan demikian konsumen merasa aman

dalam menggunakan produk tersebut.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan

merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk melayani konsumen

dengan mencari barang-barang atau jasa-jasa yang dibutuhkan sehingga

(49)

2.1.8.2 Tujuan Pelayanan

Pelayanan merupakan hal yang sangat menentukan sekali dalam

perkembangan perusahaan untuk masa-masa yang akan datang sebab dengan

pelayanan yang baik dapat menimbulkan suatu tingkat kepuasan yang tinggi

dalam diri konsumen sehingga dengan demikian dapat mendorong mereka

untuk selalu berhubungan dan melakukan pembelian terhadaap barang atau

jasa setiap kali mereka membutuhkannya.

Dengan membuat kesan yang baik, maka perusahaan tersebut dapat

mempengaruhi atau merangsang pembeli atau konsumen untuk melakukan

pembelian kepada perusahaan tersebut. Perusahaan berusaha mempertahankan

pelanggan yang sudah ada dan perusahaan juga dapat menambah pelanggan

baru yang pada akhirnya dapat meningkatkan pembelian terhadap produk jasa

yang ditawarkan

Menurut Moenir ( 1996 : 47 ), kelancaran layanan, hak, tergantung

pada kesadaran para petugas terhadap kewajiban yang dibebankan, misalnya :

sistem prosedur dan metode yang memadai; pengorganisasian tugas pelayanan

yang tuntas; pendapatan petugas atau pegawai yang cukup untuk kebutuhan

hidup minimal; kemampuan dan keterampilan pegawai dan sarana kerja yang

memadai. Pelayanan secara umum adalah :

1. Kemudahan dalam penguasaan kepentingan

2. Mendapatkan pelayanan yang wajar

3. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih-pilih

(50)

Para konsumen tidak hanya menginginkan pelayanan tertentu tetapi

juga menginginkan pelayanan tersebut dalam jumlah dan kualitas yang

memadai. Apabila para pelanggan diharuskan berdiri dalam antrian panjang

atau menghadapi karyawan dan karyawati yang kurang ramah, para pelanggan

mungkin enggan menggunakan jasa perusahaan yang bersangkutan dan akan

beralih ke perusahaan yang lain, sehingga ada ketidakpuasan dalam diri

konsumen atas perusahaan tersebut. Seperti halnya fasilitas, pelayanan juga

menentukan dalam perkembangan perusahaan untuk masa-masa yang akan

datang sebab dengan pelayanan yang baik dapat menimbulkan suatu tingkat

kepuasan yang tinggi dalam diri konsumen. Dengan demikian agar

mendorong konsumen untuk berhubungan dan melakukan pembelian terhadap

barang atau jasa setiap kali mereka membutuhkannya.

2.1.8.3 Kebijakan Pelayanan

Untuk dapat terlaksananya pelayanan yang baik, sehingga betul-betul

dapat memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen, maka dalam

pelaksanaan pelayanan tersebut harus disertai dengan garis

kebijaksanaan-kebikasanaan dari perusahaan sehingga kebijaksanaan tersebut nantinya akan

dilaksanakan oleh para karyawan berdasarkan ketentuan yang ada.

Menurut Effendi ( 1997 : 234 ), kebijaksanaan pelayanan adalah

(51)

1. Responsibillity for service (tanggung jawab terhadap pelayanan)

Persoalan pertama yang menjadi penting dalam suatu kebijaksanaan

adalah pengakuan tanggung jawab produk terhadap kejadian-kejadian

yang timbul bentuknya pada penjualan. Untuk dapat terlaksananya

kebijaksanaan dalam pelaksanaannya harus melalui kebijaksanaan yang

aktif dan efektif dengan perusahaan lain yang menanamkan pelayanan

kepada pemilik barang.

2. Reduction of service requirement (penurunan syarat-syarat pelayanan)

Produk yang sempurna dapat dikatakan tidak ada atau sukar untuk dicapai

karena disebabkan antara lain biaya yang tidak cocok atau pun merupakan

kebijaksanaan (barang dalam waktu tertentu akan rusak) yang dimaksud

disini, dengan keadaan Reduction of service adalah produk yang

bersangkutan mempunyai syarat-syarat antara lain meliputi : design yang

baik dengan layanan yang baik pula. Hal ini akan lebih baik bila sejak

awal sudah diperhatikan sehingga lebih memudahkan dalam pemecahan

terhadap problem yang mungkin.

3. Adequncy of service (pelayanan yang cukup)

Yang dimaksud disini adalah persoalan yang melekat pada produk,

sehingga menimbulkan ketidaksenangan, gangguan dan kejengkelan

karena produk yang bersangkutan mempunyai kelemahan-kelemahan yang

seharusnya dapat dihindari oleh perusahaan. Sedangkan konsumen

menginginkan barang tersebut disamping bentuk yang menarik, peralatan

(52)

terjamin yaitu dengan adequncy of service yang sudah tentu dengan

mempertimbangkan ongkos yang layak.

4. Definiteness in arrangement (kepastian dalam penyusunan)

Suatu kebijakan pelayanan yang efektif harus mempertimbangkan

batasan-batasan lingkungan antara pembeli dan penjual. Bahkan dalam

beberapa persoalan selalu mengadakan penelitian. Bila biaya disediakan

untuk bentuk pelayanan tertentu, maka pembeli harus diberitahu dan

setiap usaha perusahaan dapat menimbulkan kesenangan, kebaikan pada

konsumen dengan biaya tertentu terhadap pembeli potensial. Penjual dapat

mengambil bagian dengan mengadakan perlindungan terhadap permintaan

yang tidak beralasan dalam penyalahgunaan keistimewaan pelayanan. Jadi

disini produsen menyediakan pelayanan demi untuk memberikan

penjelasan yang baik akan barang dan jasa yang dijual sehingga konsumen

tidak merasa tertipu dan terlepas dari pemilihan yang keliru terhadap

barang atau jasa.

5. Definiteness of policy (kebijaksanaan yang pasti)

Yang dimaksud disini adalah kebijaksanaan yang menampilkan dengan

jelas pelayanan yang diberikan dalam hal-hal tertentu, jumlah maupun

syarat-syarat tertentu.

6. Non varying price policy (kebijaksanaan terhadap harga tetap)

Kebijaksanaan ini biasanya dipakai pada diskriminasi harga, dalam hal ini

harus diusahakan agar tidak semua barang dijadikan diskriminasi harga,

(53)

produk yang bermacam-macam yang sebetulnya hanya beberapa macam

saja. Jadi perusahaan harus mengurangi diskriminasi harga produknya.

7. Policy based upon adequated record (kebijaksanaan berdasarkan

pencatatan yang memadai)

Apabila perusahaan bertindak rasional dalam pelayanan, maka

kebijaksanaan yang didasarkan pada pengalaman dan sebab-sebab dari

luar serta pencatatan yang cukup sangatlah penting. Jadi disini perusahaan

mengadakan analisa terhadap suatu permasalahan berdasarkan

pengalaman dan keadaan diluar.

Dari beberapa uraian yang telah dikemukakan diatas, jelaslah bahwa

pelayanan memegang peranan penting di dalam usaha memberikan kepuasan

kepada konsumen sehingga dapat memperlancar penjualan.

2.1.9 Kepuasan Konsumen

2.1.9.1 Pengertian Kepuasan Konsumen

Setelah melakukan suatu pembelian produk atau jasa maka konsumen

akan memperoleh suatu kepuasan atau justru ketidakpuasan. Seseorang

merasa puas bila produk atau jasa dipandang menawarkan manfaat yang nyata

dan serasi dengan keinginan dan kebutuhan. Kepuasan sendiri bersifat relatif,

maksudnya setiap orang berbeda tingkat kepuasannya.

Pengertian kepuasan konsumen menurut tjiptono ( 1997 : 24 ), adalah

(54)

sekurang-kurangnya memberikan hasil atau melampaui harapan konsumen, sedangkan

ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan.

Menurut Zeithalm dan Bitner ( 2003 : 75 ), menyatakan bahwa

kepuasan konsumen adalah pemenuhan (menyediakan dan menyenangkan)

terhadap tanggapan konsumen tentang produk maupun keistimewaan

pelayanan.

Sedangkan menurut pendapat Kotler ( 2001 : 36 ), kepuasan konsumen

diartikan sebagai fungsi daripada jauh dekatnya produk menurut harapan,

konsumen dan pandangan prestasi.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa jika produk atau

jasa dapat memenuhi harapan konsumen dengan prestasi yang diberikan,

maka konsumen akan merasa puas. Sebaliknya jika harapan jauh dari prestasi

yang diharapkan, konsumen akan merasa tidak puas.

2.1.9.2 Str ategi Kepuasan Konsumen

Upaya perbaikan atau penyempurnaan kepuasan dapat dilakukan

dengan berbagai strategi kepuasan konsumen yang merupakan strategi

panjang yang membutuhkan komitmen perusahaan. Ada berbagai strategi

yang dapat dilakukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan konsumen

(55)

1. Relationship marketing

Dalam strategi ini hubungan transaksi antara penyedia jasa dan pelanggan

berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai dan diharapkan

dapat terjadi bisnis ulangan.

2. Strategi superior customer service

Perusahaan menawarkan pelayanan yang lebih unggul daripada pesaing.

Dengan demikian berarti perusahaan akan membebankan harga lebih

tinggi kepada konsumen, tapi ada konsumen yang rela asal mendapatkan

pelayanan yang memuaskan.

3. Strategi unconditional guarantees

Berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang

pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan kualitas

jasa dan kinerja perusahaan serta meningkatkan motivasi karyawan untuk

bekerja lebih baik.

4. Strategi penanganan keluhan yang efektif

Penanganan keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah

seorang konsumen yang tidak puas.

2.1.9.3 Pengukur an Kepuasan Konsumen

Untuk mengukur dan memantau konsumen ada empat metode yang

(56)

1. Complaint and suggestion system (sistem keluhan dan saran)

Banyak perusahaan yang berhubungan dengan konsumen membuka kotak

saran dan menerima keluhan-keluhan yang dialami oleh konsumen. Ada

juga perusahaan yang memberi amplop yang telah ditulis alamat

perusahaan yang digunakan menyampaikan saran, keluhan serta kritik

setelah mereka sampai ditempat tujuan. Saran-saran tersebut dapat juga

disampaikan melalui kartu komentar, customer hotline. Informasi ini dapat

memberikan ide-ide dan masukan kepada perusahaan yang

memungkinkan perusahaan mengantisipasi dan cepat tanggap terhadap

kritik dan saran tertentu.

2. Customer satisfaction surveys (survei kepuasan konsumen)

Tingkat keluhan yang disampaikan oleh konsumen tidak bisa disimpulkan

secara umum untuk mengukur kepuasan konsumen pada umumnya.

Umumnya penelitian mengenai kepuasan konsumen dilakukan melalui

survei, melalui pos, telepon atau wawancara pribadi. Atau ada perusahaan

mengirimkan angket ke orang-orang tertentu.

3. Ghost shopping (pembeli bayangan)

Dalam hal ini perusahaan menyuruh orang-orang tertentu sebagai pembeli

ke perusahaan lain atau ke perusahaannya sendiri. Pembeli bayangan ini

melaporkan keunggulan dan kelemahan pelayanan yang melayaninya, ia

juga melaporkan segala sesuatu yang bermanfaat sebagai bahan

mengambil keputusan oleh manajemen. Bukan saja orang-orang lain yang

Gambar

Gambar 1. Kerangka berpikir ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Tabel 3.1 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
Gambar 3.1 : Kurva F
tabel    t  tabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pha se Mulai Mendaftarkan diri Mencatat data anggota dan setoran simpanan pokok Warga Data anggota Melakukan transaksi penyetoran simpanan Simpanan Mencatat data anggota dan

Globalisasi dalam berbagai aspek sosial ekonomi pada kenyaraannya telah menjadi ancaman serius bagi usaha membangun ketahanan pangan jangka

Seluruh data/dokumen dimaksud dapat ditunjukkan pada saat pembuktian untuk diteliti kebenaran dan keabsahannya dan 1 (satu) eksemplar salinan (copyan) dari

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh antara budaya organisasi terhadap disiplin kerja pada anggota kepolisian sektor Purwokerto Utara

Dari hasil analisis dan interprestasi atas temuan data terkait penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas keputusan investasi untuk meningkatkan kinerja

Sedangkan dalam buku “ Het Staatsrecht van Indonesia “ ia mengatakan bahwa negara adalah suatu organisasi artinya sekelompok orang-orang yang dengan bekerja

Namun, pertanyaannya adalah, perlukah pendidikan karakter itu diformalkan dalam satu mata pelajaran Character Building, bukankah sudah ada pelajaran Agama dan Pendidikan

The researcher also found out the factors that influence the five difficulties are: students’ factors: students’ likeness toward English lesson is not high, most of students