• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN METODE ROBERT, SOBEL, PREWITT, DAN CANNY UNTUK DETEKSI TEPI OBJEK PADA APLIKASI PENGENALAN BENTUK BANGUN DATAR BERBASIS CITRA DIGITAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN METODE ROBERT, SOBEL, PREWITT, DAN CANNY UNTUK DETEKSI TEPI OBJEK PADA APLIKASI PENGENALAN BENTUK BANGUN DATAR BERBASIS CITRA DIGITAL."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN METODE ROBERT, SOBEL, PREWITT, DAN CANNY

UNTUK DETEKSI TEPI OBJ EK PADA APLIKASI PENGENALAN

BENTUK BANGUN DATAR BERBASIS CITRA DIGITAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Disusun oleh :

DAVID WAHYU SUGIANTORO NPM. 0934010200

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR SURABAYA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PERBANDINGAN METODE ROBERT, SOBEL, PREWITT, DAN CANNY UNTUK DETEKSI TEPI OBJ EK PADA APLIKASI PENGENALAN BENTUK BANGUN DATAR

BERBASIS CITRA DIGITAL Disusun Oleh :

DAVID WAHYU SUGIANTORO NPM. 0934010200

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negar a Lisan Gelombang III Tahun Akademik 2012/2013

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Fetty Tri Anggraeny,S.Kom,M.Kom Wahyu S.J . Saputr a,S.Kom,M.Kom

NPT. 382020602081 NIP. 3861010029612

Mengetahui,

Ketua J urusan Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri UPN ”Veteran” J awa Timur

(3)

SKRIPSI

PERBANDINGAN METODE ROBERT, SOBEL, PREWITT, DAN CANNY UNTUK DETEKSI TEPI OBJ EK PADA APLIKASI PENGENALAN BENTUK BANGUN DATAR

BERBASIS CITRA DIGITAL Disusun Oleh :

DAVID WAHYU SUGIANTORO NPM. 0934010200

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 29 November 2013

Pembimbing : Tim Penguji :

1. 1.

Fetty Tri Anggraeny,S.Kom,M.Kom I.Gede Susrama, S.T, M.Kom

NPT. 382020602081 NPT. 370060602111

2. 2.

Wahyu S.J . Saputra,S.Kom,M.Kom I.Made Suartana, S.Kom, M.Kom

NIP. 3861010029612 NIP. 3578251604550001

3.

Henni Endah Wahanani, S.T, M.Kom NPT. 376091303481

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

(4)

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA

TIMUR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PANITIA UJ IAN SKRIPSI / KOMPREHENSIF

KETERANGAN REVISI Mahasiswa di bawah ini :

Nama : David Wahyu Sugiantoro NPM : 0934010200

Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design)/ skripsi ujian lisan gelombang III, TA 2012/2013 dengan judul:

“PERBANDINGAN METODE ROBERT, SOBEL, PREWITT, DAN CANNY

UNTUK DETEKSI TEPI OBJ EK PADA APLIKASI PENGENALAN BENTUK BANGUN DATAR BERBASIS CITRA DIGITAL”

Surabaya, 29 November 2013 Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:

1) I.Gede Susrama, S.T, M.Kom NPT. 370060602111

2) I.Made Suartana, S.Kom, M.Kom NIP. 3578251604550001

3) Henni Endah Wahanani, S.T, M.Kom NPT. 376091303481

Mengetahui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Fetty Tri Anggraeny,S.Kom,M.Kom Wahyu S.J. Saputra,S.Kom,M.Kom NPT. 382020602081 NIP. 3861010029612

{

}

{

}

(5)

v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin terucap ke hadirat Allah SWT atas segala

limpahan Kekuatan-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan

keberuntungan yang dimiliki peneliti, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “Per bandingan Metode Rober t, Sobel, Pr ewitt, Dan Canny Untuk Deteksi Tepi

Objek Pada Aplikasi Pengenala n Bentuk Bangun Data r Ber ba sis Citr a Digital” tepat

waktu.

Skripsi dengan beban 4 SKS ini disusun guna diajukan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.

Melalui Skripsi ini peneliti merasa mendapatkan kesempatan emas untuk memperdalam

ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan, terutama berkenaan tentang

pengolahan citra digital. Namun, penyusun menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca

untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut.

Surabaya, 13 November 2013

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga tersusunlah Tugas Akhir ini dengan judul “Perbandingan Metode Robert, Sobel, Pr ewitt, Dan Canny Untuk Deteksi Tepi Objek Pada Aplikasi Pengenalan Bentuk Bangun Datar Berbasis Citra Digital”. Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri UPN “VETERAN” Jawa Timur.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis menyadari telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, bagi segi moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang saya tunjukan kepada:

1. Allah SWT., karena berkat Rahmat dan berkahNya kami dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Skripsi ini hingga selesai.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor UPN “VETERAN” Jawa Timur.

3. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “VETERAN” Jawa Timur.

4. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. selaku ketua Jurusan Teknik Informatika UPN “VETERAN” Jawa Timur.

(7)

6. Ibu Fetty Tri Anggraeny, S.kom M.kom, selaku dosen pembimbing pertama yang telah mengarahkan dan meberian motivasi dalam menyusun skripsi ini hingga selesai.

7. Bapak Wahyu S.J. Saputra, S.kom M.kom, selaku dosen pembimbing kedua yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan serta saran yang membangun dalam menyusun skripsi ini hingga selesai.

8. Kedua orang tua tercinta yang selalu senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan dan selalu mendoakanku selama ini .

9. Thanks to My Girlfriend Fitria Kurnia N, S.Sos yang selalu mendukung,

menemani serta menyemangati saya dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. 10.Saya ucapakan terimah kasih kepada sahabat-sahabatku Ganggang Irianto,

S.Kom, Rully Gita, S.Kom, Rahman Taufik, S.Kom, Suhartiningsih dan Grub INFORMATIC DHE yang sudah memberi semangat dan dukunganya sehingga Tugas Akhir ini selesai.

11.Saya ucapkan terima kasih kepada Ganggang Irianto, S.Kom yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir Ini.

12.Saya ucapakan terimah kasih kepada sahabat-sahabatku yang ada di UKM CAPOEIRA khususnya cristin yang biasa saya panggil bee, yang sudah memberi dukunganya sehingga Tugas Akhir ini selesai.

13.Tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu.

(8)

viii

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Image ... 7

2.1.1 Analog Image ... 7

2.1.2 Digital Image ... 7

2.2 Pengolahan Citra Digital ... 8

(9)

2.4 Grayscale ... 11

2.7.3 Metode Prewitt ... 23

2.7.4 Metode Canny ... 24

2.14 Pengertian Bangun Datar ... 32

2.14.1 Jenis-Jenis Bangun Datar ... 32

2.14.2 Sifat-Sifat Bangun Datar ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

3.1 Analisa Sistem ... 34

(10)

x

3.3 Perancangan Proses ... 37

3.3.1 Grayscale ... 37

3.3.2 Metode Roberts ... 38

3.3.3 Metode Sobel ... 41

3.3.4 Metode Prewitt ... 43

3.3.5 Metode Canny ... 46

3.3.6 Dilasi ... 49

3.3.7 Filling Holes ... 49

3.3.8 Boundaries ... 51

3.3.9 Regionprops ... 51

3.4 Perancangan Tampilan Antar Muka ... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Ruang Lingkup Hardware dan Software ... 56

4.2 Implementasi Data ... 57

4.3 Implementasi Antarmuka ... 57

4.4 Implementasi Proses ... 59

4.4.1 Proses Open File ... 59

4.4.2 Proses Deteksi Roberts ... 59

4.4.3 Proses Deteksi Sobel ... 60

4.4.4 Proses Deteksi Prewitt ... 61

4.4.5 Proses Deteksi Canny ... 62

4.4.6 Proses Shape Recognition ... 63

4.4.7 Proses Exit ... 63

4.4.8 Proses Reset ... 64

(11)

4.5.1 Sekenario Uji Coba ... 65

4.5.2 Proses Uji Coba ... 65

4.6 Evaluasi ... 68

4.6.1 Hasil Ujicoba Metode Robert Shape Recognition Lingkaran (circle) ... 69

4.6.2 Hasil Ujicoba Metode Robert Shape Recognition Oval (ellipse) ... 70

4.6.3 Hasil Ujicoba Metode Robert Shape Recognition Persegi Panjang (rectangular) ... 70

4.6.4 Hasil Ujicoba Metode Robert Shape Recognition Persegi (square) ... 71

4.6.5 Hasil Ujicoba Metode Robert Shape Recognition Segitiga (triangel) ... 72

4.6.6 Hasil Ujicoba Metode Sobel Shape Recognition Lingkaran (circle) ... 72

4.6.7 Hasil Ujicoba Metode Sobel Shape Recognition Oval (ellipse) ... 73

4.6.8 Hasil Ujicoba Metode Sobel Shape Recognition Persegi Panjang (rectangular) ... 73

4.6.9 Hasil Ujicoba Metode Sobel Shape Recognition Persegi (square) ... 74

4.6.10 Hasil Ujicoba Metode Sobel Shape Recognition Segitiga (triangel) ... 75

4.6.11 Hasil Ujicoba Metode Prewitt Shape Recognition Lingkaran (circle) .... 75

4.6.12 Hasil Ujicoba Metode Prewitt Shape Recognition Oval (ellipse) ... 76

4.6.13 Hasil Ujicoba Metode Prewitt Shape Recognition Persegi Panjang (rectangular) ... 76

4.6.14 Hasil Ujicoba Metode Prewitt Shape Recognition Persegi (square) ... 77

4.6.15 Hasil Ujicoba Metode Prewitt Shape Recognition Segitiga (triangel) .... 77

4.6.16 Hasil Ujicoba Metode Canny Shape Recognition Lingkaran (circle) ... 78

4.6.17 Hasil Ujicoba Metode Canny Shape Recognition Oval (ellipse) ... 79

4.6.18 Hasil Ujicoba Metode Canny Shape Recognition Persegi Panjang (rectangular) ... 79

4.6.19 Hasil Ujicoba Metode Canny Shape Recognition Persegi (square) ... 80

(12)

xii

4.7 Tabel Evaluasi Keseluruhan ... 81

BAB V KESIMPUL AN DAN SARAN ... 84

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(13)

J udul : Per ba ndingan Metode Rober t, Sobel, Pr ewitt, Dan Canny Untuk Deteksi Tepi Objek Pada Aplikasi Pengenalan Bentuk Ba ngun Data r Ber basis Citr a Digital

Penyusun : David Wahyu S.

Pembimbing I : Fetty Tr i Anggr aeny,S.Kom,M.Kom

Pembimbing II : Wahyu S.J . Saputr a ,S.Kom,M.Kom

ABSTRAK

Deteksi tepi merupakan langkah pertama untuk melengkapi informasi di dalam citra, dimana tepi mencirikan batas-batas objek dan karena itu tepi berguna untuk proses segmentasi dan identifikasi objek dalam citra. Ada banyak metode dalam deteksi tepi, namun dalam hal ini metode yang diambil yaitu metode Roberts, metode Sobel, metode Prewitt, dan metode Canny untuk deteksi tepi objek pada citra.

Dalam penelitian ini akan membahas empat metode tersebut untuk meningkatkan penampakan garis batas suatu objek dalam citra. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan hasil deteksi tepi menggunakan keempat metode tersebut pada aplikasi pengenalan bentuk bangun datar.

Pada hasil ujicoba yang dilakukan, dari keempat metode deteksi tepi tersebut didapat metode yang memiliki nilai paling tinggi tingkat accuracy pada penelitian kali ini yaitu metode sobel dengan nilai accuracy 79%.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi, terutama di bidang dunia digital, membawa perubahan cukup besar. Salah satunya dengan adanya digitalisasi data citra. Citra merupakan istilah lain dari gambar, mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh data berbentuk teks. Peningkatan kualitas citra bertujuan menghasilkan citra dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan citra semula. Langkah pertama dalam peningkatan kualitas citra yaitu ekstraksi ciri. Ekstraksi ciri yaitu kemampuan mendeteksi keberadaan tepi (edge) dari objek di dalam citra. Langkah selanjutnya dalam analisis citra adalah segmentasi, yaitu mereduksi citra menjadi objek atau region. Langkah terakhir dari analisis citra adalah klasifikasi, yaitu memetakan segmen-segmen yang berbeda ke dalam kelas objek yang berbeda pula.

(15)

2

dengan dua arah yang berbeda (vertikal dan horizontal). Dalam deteksi tepi pun terdapat banyak metode diantaranya metode Roberts, Sobel, Prewitt dan Metode Turunan Kedua.

Aplikasi pengenalan bentuk bangun datar adalah aplikasi yang dibangun untuk mengenali suatu bentuk bangun datar diantaranya adalah persegi, persegi panjang, lingkaran, segitiga, dan oval. Aplikasi pengenalan bentuk bangun datar di ambil dari suatu objek dengan lingkup dua dimensi berjenis image .JPEG 320x320 piksel tanpa background. Aplikasi pengenalan bentuk bangun datar tersebut menggunakan berbagai metode deteksi tepi, deteksi tepi yang digunakan terdiri dari metode Roberts, Sobel, Prewitt, dan metode turunan kedua. Dengan banyaknya metode tersebut maka dalam tugas akhir ini akan diketahui metode mana yang paling baik untuk diterapkan pada aplikasi pengenalan bentuk bangun datar tersebut.

Pada tugas akhir ini, penulis ingin membandingkan antara metode Roberts, metode Sobel, metode Prewitt, dan metode Canny untuk deteksi tepi objek pada aplikasi pengenalan bentuk bangun datar berbasis citra digital.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah, yaitu :

a. Bagaimana hasil penerapan deteksi tepi metode Roberts, sobel,

prewitt, dan canny?

(16)

3

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah yang dibuat agar dalam pengerjaan tugas akhir ini dapat berjalan degan baik adalah sebagai berikut :

a. Metode yang dibahas hanya empat metode deteksi tepi yaitu Roberts,

sobel, prewitt, dan canny.

b. Citra yang dibahas adalah citra hasil pengambilan dari internet yang sudah diubah dalam bentuk citra digital dan beresolusi VGA (320 x 320 pixel).

c. Pembahasan hanya pada identifikasi jenis bentuk bangun datar Lingkaran, Oval, Persegi panjang, Persegi, dan Segitiga.

d. Citra yang dideteksi adalah citra hasil pengambilan dari depan (tampak depan) dengan background putih.

1.4 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah membandingan metode roberts, sobel, prewitt, dan canny untuk deteksi tepi objek pada aplikasi pengenalan bentuk bangun datar berbasis citra digital.

1.5 Manfaat

Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah :

(17)

4

b. Dapat dipergunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk pendeteksian tepi.

1.6 Metodologi Penelitian

Beberapa metode dan teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan dan pengolahan data skripsi ini antara lain :

1 Library Research

Pada tahap ini, penulis mempelajari dan membaca buku diktat, referensi, buletin perpustakaan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

2 Documentation

Penulis melakukan pencatatan terhadap aktifitas yang berhubungan dangan pengamatannya, apabila diperlukan pencatatan.

3 Perancangan dan Pembuatan Sistem

(18)

5

4 Pengujian dan Evaluasi Perangkat Lunak

Tahap ini dulakukan pengujian pada perangkat lunak yang telah dibuat, pengevaluasian hasil yang diperoleh serta perbaikan program (revisi), jika hasil belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

5 Pembuatan Naskah Skripsi

Pada tahap ini dilakukan pendokumentasian dari semua tahap agar dcatat dipelajari untuk pengembangan lebih lanjut. Memaparkan dasar-dasar teori dan metode yang terlibat di dalamnya, diantaranya desain perangkat lunak dan implementasinya, hasil pengujian sistem termasuk juga perbaikan.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan tugas akhir, sistematika pembahasan diatur dan disusun dalam enam bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka diuraikan secara singkat mengenai materi dari bab-bab dalam penulisan tugas akhir ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan pembuatan tugas akhir ini.

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

(19)

6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang analisa dan perancangan sistem dalam pembuatan Tugas Akhir yang digunakan untuk mengolah sumber data yang dibutuhkan sistem anatara lain: Flowchart.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas tentang kerja dari sistem secara keseluruhan. Pada bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba dari program yang dibuat. Uji coba dapat dilakukan pada akhir dari tahap-tahap analisa sistem, desain sistem dan tahap penerapan sistem atau implementasi. Sasaran dari ujicoba program adalah untuk menemukan kesalahn-kesalahan dari program yang mungkin terjadi sehingga dapat diperbaiki.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk pengembangan sistem.

DAFTAR PUSTAKA

(20)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Image

Data masukan yang diproses adalah suatu image. Image merupakan sebuah representasi khusus dari suatu obyek, baik obyek dua dimensi maupun tiga dimensi, dimana representasi tersebut dinyatakan dalam bentuk dua dimensi. Image dapat berbentuk nyata, maya, ataupun dalam bentuk optik. Selain itu, image juga dapat berupa rekaman, seperti video image, digital image, atau sebuah gambar ([6] Haralick dan Shapiro, 1992, p1). Image dapat dikategorikan sebagai :

2.1.1 Analog Image

Menurut ( [ 1 2 ] Shapiro dan Stockman 2001, p29), analog

image adalah image 2D F(x,y) yang memiliki ketelitian tidak terbatas

dalam parameter spasial x dan y dan ketelitian tak terbatas pada intensitas tiap titik spasial (x,y).

2.1.2 Digital Image

Menurut ([12] Shapiro dan Stockman 2001, p29), digital image adalah image 2D I[r,c] yang direpresentasikan oleh array diskrit 2D dari intensitas sampel, dimana masing-masing titik direpresentasikan dengan ketelitian terbatas. Digital image juga didefinisikan sebagai representasi dari gambar dua dimensi sebagai himpunan terbatas dari nilai

(21)

8

disimpan dalam komputer sebagai gambar raster, yaitu array dua dimensi dari integer. Nilai ini kadang disimpan dalam bentuk terkompresi.

Digital image dapat diperoleh dari berbagai macam alat dan teknik

pengambil gambar, seperti kamera digital, scanner, radar, dan sebagainya. Dapat pula disintesis dari data seperti fungsi matematika dan lain lain.

Pixel adalah sampel dari intensitas image yang terkuantisasi ke dalam

nilai integer. Sementara Image merupakan array dua dimensi dari

pixel-pixel tersebut. Image inilah yang akan menjadi input awal dalam Computer

Vision.

Beberapa bentuk digital image yang sering digunakan dalam Computer

Vision ([12] Shapiro dan Stockman, 2001, p30):

Binary image, yaitu digital image dengan nilai pixel 1 atau 0.

Gray scale image, yaitu digital image monochrom dengan satu nilai

intensitas tiap pixel.

Multispectral image, adalah image 2D yang memiliki vektor nilai pada

tiap pixel, jika image berwarna maka vektornya memiliki 3 elemen.

Labeled image, adalah digital image dimana nilai pixel adalah simbol

dari alfabet terbatas. ([2] Anonim, 1996)

2.2 Pengolahan Citr a Digital

(22)

9

1. Memperbaiki kualitas suatu gambar, sehingga dapat lebih mudah diinterpretasi oleh mata manusia.

2. Mengolah informasi yang terdapat pada suatu gambar untuk keperluan pengenalan objek secara otomatis.

Bidang aplikasi kedua yang sangat erat hubungannya bertujuan mengenali suatu objek dengan cara mengekstrak informasi penting yang terdapat pada suatu citra. Bila pengenalan pola dihubungkan dengan pengolahan citra, diharapkan akan terbentuk suatu sistem yang dapat memproses citra masukan sehingga citra tersebut dapat dikenali polanya. Proses ini disebut pengenalan citra. Proses pengenalan citra ini sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengolahan citra dan pengenalan pola menjadi bagian dari proses pengenalan citra. Kedua aplikasi ini akan saling melengkapi untuk mendapatkan ciri khas dari suatu citra yang hendak dikenali ([3] Ardiantoro, 2010).

2.3 Computer Vision

Terminologi lain yang berkaitan erat dengan pengolahan citra adalah

Computer Vision atau Machine Vision. Pada hakikatnya, Computer Vision mencoba

(23)

10

Computer vision merupakan proses otomatis yang mengintegrasikan

sejumlah besar proses untuk persepsi visual, seperti akuisisi citra, pengolahan citra, klasifikasi, pengenalan (recognition) dan membuat keputusan. Computer vision terdiri dari teknik-teknik untuk mengestimasi ciri-ciri objek di dalam citra, pengukuran ciri yang berkaitan dengan geometri objek dan menginterpretasi informasi geometri tersebut. Proses – proses di dalam computer vision dapat di golongkan menjadi tiga aktivitas

1. Memperoleh atau mengakuisisi citra digital.

2. Melakukan teknik komputasi untuk memperoses atau memodifikasi data citra (operasi - operasi pengolahan citra).

3. Menganalisis dan menginterpretasi citra dan menggunakan hasil pemrosesan untuk tujuan tertentu, misalnya memandu robot, mengontrol peralatan, memantau proses manufaktur dan lain sebagainya.

pengklasifikasian proses - proses di dalam computer vision dalam hirarkhi sebagai berikut :

Gambar 2.1. Pengklasifikasian proses - proses di dalam computer vision

(24)

11

Dari penjelasan Gambar 2.1, dapat kita lihat bahwa pengolahan citra dan pengenalan pola merupakan bagian dari computer vision. Pengolahan citra merupakan proses awal (preprocessing) pada computer vision, sedangkan pengenalan pola merupakan proses untuk menginterpretasi citra.

Teknik-teknik di dalam pengenalan pola memainkan peranan penting dalam computer vision untuk mengenali objek. Jika dihubungkan dengan grafika komputer, maka computer vision merupakan kebalikannya. ([1] Agung Priyo, 2005)

2.4 Grayscale

(25)

12

2.5 Tepi

Yang dimaksud dengan tepi (edge) adalah perubahan nilai intensitas derajat keabuan yang mendadak (besar) dalam jarak yang singkat Gambar 2.2. Perbedaan intensitas inilah yang menampakkan rincian pada gambar. Tepi biasanya terdapat pada batas antara dua daerah berbeda pada suatu citra. Tepi dapat diorientasikan dengan suatu arah, dan arah ini berbeda-beda pada bergantung pada perubahan intensitas. ([16] Rinaldi Munir, 2010)

Gambar 2.2 Model tepi satu matra ([16] Rinaldi Munir, 2010,)

2.6 Gui / Guide Matlab

(26)

13

mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan bahasa pemrogram lainnya, diantaranya:

a) GUIDE Matlab banyak digunakan dan cocok untuk aplikasi-aplikasi berorientasi sains, sehingga banyak peneliti dan mahasiswa menggunakan GUIDE Matlab untuk menyelesaikan riset atau tugas akhirnya.

b) GUIDE Matlab mempunyai fungsi built-in yang siap digunakan dan pemakai tidak perlu repot membuatnya sendiri.

c) Ukuran file, baik FIG-file maupun M-file, yang dihasilkan relatif kecil. d) Kemampuan grafisnya cukup andal dan tidak kalah dibandingkan dengan

bahasa pemrograman lainnya.

• Memulai GUIDE MATLAB

a) Melalui command matlab dengan mengetikkan: >> guide

b) Klik tombol Start Matlab dan pilihlah MATLAB, lalu pilih GUIDE (GUI

Bulder) GUIDE Quick Start memiliki dua buah pilihan, yaitu Create New

GUI dan Open Existing GUI. Create New GUI digunakan jika kita

memang belum pernah membuat aplikasi GUI Matlab atau jika kita memang ingin membuat sebuah figure baru, sedangkan Open Existing GUI digunakan jika kita sudah memiliki file figure matlab atau akan memodifikasi file figure yang telah kita simpan. Pada pilihan Create New

GUI terdapat menu GUIDE templates yang memiliki beberapa tipe dasar

(27)

14

dan merupakan kondisi default dari GUIDE dan diplih jika kita memang akan membuat sebuah aplikasi dengan komponen yang layout-nya tidak terdapat pada GUI template yang lain. Setelah kita memilih Blank GUI

templates, maka akan muncul tampilan Menu Utama GUIDE.

• Tampilan GUIDE

Komponen palet pada GUIDE Matlab terdiri dari beberapa uicontrol (kontrol user interface), seperti pada bahasa pemrograman visual lainnya, yaitu: pushbutton, togglebutton, radiobutton, chexkboxes, edit text, static

text, slider, frames, listboxes, popup menu, dan axes. Kita dapat

meletakkan semua kontrol pada layout editor dan selanjutnya hanya tinggal mengaturnya melalui property inspector.

• Komponen GUIDE

Semua kontrol pada GUIDE dapat dimunculkan pada layout/figure dengan cara mendrag kiri kontrol yang diinginkan ke figure. Adapun penjelasan fungsi masing-masing kontrol adalah sebagai berikut:

• Pushbutton

Pushbutton merupakan jenis kontrol berupa tombol tekan yang

akan menghasilkan tindakan jika diklik, misanya tombol OK, Cancel, Hitung, Hapus, dan sebagainya. Untuk menampilkan tulisan pada

pushbutton kita dapat mengaturnya melalui property inspector dengan

mengklik objek pushbutton pada figure, lalu mengklik toolbar property

(28)

15

Selanjutnya isilah tab string dengan label yang diinginkan, misalnya Hitung.

• Toggle Button

Toggle button memiliki fungsi yang sama dengan pushbutton.

Perbedaanya adalah saat pushbutton ditekan, maka tombol akan kembali pada posisi semula jika tombol mouse dilepas, sedangkan pada toggle

button, tombol tidak akan kembali ke posisi semula, kecuali kita

menekannya kembali.

• Radio Button

Radio button digunakan untuk memilih atau menandai satu pilihan

dari beberapa pilihan yang ada. Misalnya, sewaktu kita membuat aplikasi operasi Matematika (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian).

• Edit Text dan Static Text

Edit text digunakan untuk memasukkan atau memodifikasi suatu

text yang diinputkan dari keyboard, sedangkan static text hanya berguna untuk menampilkan text/tulisan, sehingga kita tidak bisa memodifikasi/mengedit text tersebut kecuali memalui property inspector.

• Fr ames

Frames merupakan kotak tertutup yang dapat digunakan untuk

(29)

16

• Checkboxes

Kontrol checkboxes berguna jika kita menyediakan beberapa pilihan mandiri atau tidak bergantung dengan pilihan-pilihan lainnya. Contoh aplikasi penggunaan checkboxes adalah ketika kita diminta untuk memilih hobi. Karena hobi bisa lebih dari satu, maka kita dapat mengklik

checkboxes lebih dari satu kali.

• Slider

Slider berguna jika kita menginginkan inputan nilai tidak

menggunakan keyboarad, tatapi hanya dengan cara menggeser slider secara vertical maupun horizontal ke nilai yang kita inginkan. Dengan menggunakan slider, kita lebih fleksibel dalam melakukan pemasukan nilai data karena kita dapat mengatur sendiri nilai max, nilai min, serta

sliderstep.

• Popup Menu

Popop menu berguna menampilkan daftar pilihan yang

didefinisikan pada String Propoerty ketika mengklik tanda panah pada aplikasi dan memiliki fungsi yang sama seperti radio button. Ketika tida dibukak, popup menu hanya menampilkan satu item yang menjadi pilihan pertama pada String Property. Popupmenu sangat bermanfaat ketika kita ingin memberi sebuah pilihan tanpa jarak, tidak seperti radiobutton.

• Axes

Axes berguna untuk menampilkan sebuah grafik atau gambar

(30)

17

deprogram agar pemakai dapat berinteraksi dengan axes dan obyek grafik yang ditampilkan melalui axes.

2.6.1 Membuat GUI dengan MATLAB

MATLAB mengimplementasikan GUI sebagai sebuah figure yang berisi barbagai style obyek UIControl. Selanjutnya kita harus memprogram masing-masing obyek agar dapat bekerja ketika diaktifkan oleh pemakai GUI. Langkah dasar yang harus dikerjakan dalam membuat GUI adalah :

a) Mengatur layout komponen GUI

Setelah kita membuka GUIDE Matlab dan telah menentukan template GUI, langkah selanjutnya adalah adalah mendesai figure dengan menggunakan komponen palet sesuai dengan kebutuhan, seperti pushbutton, radiobutton, chexkboxes,

edit text, static text, slider, frames, popup menu, axes, dan

(31)

18

b) Mempr ogram Komponen GUI

M-file yang telah dibuat pada langkah sebelumnya, akan otomatis terbuka dan kita harus menulis programnya agar komponen kontrol dapat bekerja secara simultan. Untuk membuat program dalam m-file kita cukup memperhatikan fungsi-fungsi matlab bertanda callback dimana perintah disispkan. Dari langah-langkah dasar diatas, secara sederhana sebenarnya GUI Matlab dibentuk oleh dua buah file, yaitu fig-file dan m-file. Matlab

User’s Guide, The Math Works inc, 1989.

2.7 Deteksi Tepi

Deteksi tepi merupakan sebuah proses di mana proses tersebut berfungsi untuk mendeteksi garis tepi yang membatasi dua wilayah citra. Saat ini telah banyak operator – operator yang dapat digunakan dalam pembuatan deteksi tepi, contohnya adalah operator Roberts , prewitt, sobel, serta operator turunan seperti

laplacian. Deteksi tepi itu sendiri bertujuan untuk menandai bagian yang menjadi

detail citra, dan memperbaiki serta mengubah citra.

(32)

19

dilakukan dengan penapis lolos-tinggi. ([16] Rinaldi Munir, 2010)

Manfaat yang bisa diperoleh dari deteksi tepi dalam berbagai bidang, misalnya yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran adalah untuk menentukan stadium kanker, mendeteksi tepi citra USG janin, mendeteksi karies pada gigi, sehingga bentuk citra yang dihasilkan dapat terlihat lebih jelas. Di bidang lainnya, deteksi tepi digunakan untuk aplikasi pengenalan plat kendaraan, aplikasi pengenalan sidik jari, dan untuk membedakan uang asli dengan uang palsu. ([8] Lia Amelia, 2012)

Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk mendeteksi tepi, antara lain:

Operator gradien pertama (differential gradient)

mendeteksi tepi di dalam citra, yaitu operator gradien selisih-terpusat, operator Sobel, operator Prewitt, operator Roberts, operator

Canny.

Operator turunan kedua (Laplacian)

Operator Laplace mendeteksi lokasi tepi khususnya pada citra tepi yang curam. Pada tepi yang curam, turunan keduanya mempunyai persilangan nol, yaitu titik di mana terdapat pergantian tanda nilai turunan kedua, sedangkan pada tepi yang landai tidak terdapat persilangan nol. Contohnya adalah operator Laplacian Gaussian, operator

(33)

20

Operator kompas (compass operator)

Digunakan untuk mendeteksi semua tepi dari berbagai arah di dalam citra. Operator kompas yang dipakai untuk deteksi tepi menampilkan tepi dari 8 macam arah mata angin yaitu Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat, Barat Daya, dan Barat Laut.

Contoh beberapa gradien pertama yang dapat digunakan untuk turunan pertama menghasilkan tepi yang lebih tebal, sedangkan turunan kedua menghasilkan tepi yang lebih tipis. Ada tiga macam tepi yang terdapat di dalam citra digital. Ketiganya adalah:

1. Tepi curam

Tepi dengan perubahan intensitas yang tajam. Arah tepi berkisar 90°. 2. Tepi landai

Disebut juga tepi lebar, yaitu tepi dengan sudut arah yang kecil. Tepi landau dapat dianggap terdiri dari sejumlah tepi-tepi lokal yang lokasinya berdekatan.

3. Tepi yang mengandung derau (noise)

Umumnya tepi yang terdapat pada aplikasi computer vision mengandung derau. Operasi peningkatan kualitas citra (image enhancement) dapat dilakukan terlebih dahulu sebelum pendeteksian tepi. ([16] Rinaldi Munir, 2010)

2.7.1 Metode Roberts

(34)

21

differensial pada arah vertikal, dengan ditambahkan proses konversi

biner setelah dilakukan differensial. Teknik konversi biner yang disarankan adalah konversi biner dengan meratakan distribusi warna hitam d a n p u t i h . Operator Robert ini juga disamakan dengan teknik DPCM (Differential Pulse Code Modulation). Operator Robert Cross merupakan salah satu operator yang menggunakan jendela matrik 2x2, operator ini melakukan perhitungan dengan mengambil arah diagonal untuk melakukan perhitungan nilai gradiennya.

Rx= Ry=

Gambar 2.3 Operator Roberts ([9] Eko Prasetyo, 2011, hal 215) Sebenarnya operator sedehana ini hanya memeriksa sebuah piksel tambahan pada satu arah gradient tetapi karena yang diperiksa adalah piksel dalam arah diagonal, maka secara keseluruhan piksel-piksel yang terlibat membentuk jendela matrik 2x2. B entuk jendela yang demikian lebih menekankan pemeriksaan pada kedua arah diagonal, dari pada arah horizontal atau arah vertikal. Dari susunan nilai-nilai pembobotan pada jendela juga terlihat bahwa perhitungan terhadap

gradient juga merupakan gabungan dari posisi mendatar dan posisi

vertikal dengan perhitungan sebagai berikut:

(35)

22

Hasil = (Rx+Ry)

([9] Eko Prasetyo, 2011, hal 215). 2.7.2 Metode Sobel

Proses yang digunakan oleh operator sobel merupakan proses dari sebuah konvolusi yang telah di tetapkan terhadap citra yang terdeteksi. Dalam operator sobel digunakan matrik konvolusi 3 X 3 dan susunan piksel-pikselnya di sekitar pixel (x, y) seperti bagan berikut:

Gambar 2.4 Konvolusi

Operator sobel merupakan pengembangan Operator robert dengan menggunakan filter HPF yang diberi satu angka nol penyangga. Operator ini mengambil prinsip dari fungsi laplacian dan gaussian yang dikenal sebagai fungsi untuk membangkitkan HPF. Kelebihan dari Operator sobel ini adalah kemampuan untuk mengurangi noise sebelum melakukan perhitungan deteksi tepi. Dengan nilai C konstanta bernilai dua, sehingga terbentuk matrik operator sobel dapat di gambarkan seperti di bawah ini:

P1 P2 P3

P8 (x,y) P4

(36)

23

Sx= Sy=

Gambar 2.5 Operator Sobel ([9] Eko Prasetyo, 2011, hal 215) Biasanya operator sobel menempatkan penekanan atau pembobotan pada piksel-piksel yang lebih dekat dengan titik pusat jendela, sehingga pengaruh piksel-piksel tetangga akan berbeda sesuai dengan letaknya terhadap titik di mana gradient dihitung. Dari susunan nilai-nilai pembobotan pada jendela juga terlihat bahwa perhitungan terhadap

gradient juga merupakan gabungan dari posisi mendatar dan posisi

vertikal dengan perhitungan sebagai berikut:

Sx=((x,y).0)+(P1.-1)+(P2.-2)+(P3.1)+(P8.0)+(P4.0)+(P7.1)+(P6.2)+(P5.1) Sy=((x,y).0)+(P1.-1)+(P2.0)+(P3.1)+(P8.-2)+(P4.2)+(P7.1)+(P6.0)+(P5.1) Hasil = (Sx+Sy)

([9] Eko Prasetyo, 2011, hal 215)

2.7.3 Metode Prewit

Metode prewitt pengembangan dari gradient operator dengan menggunakan 2 mask (horizontal dan vertikal) ukuran 3x3. Pada operator ini kekuatan gradient ditinjau dari sudut pandang horizontal dan vertikal (memperhatikan titik disekitar pada posisi horizontal dan vertikal). Selain itu metode Prewitt merupakan pengembangan metode Sobel dengan

(37)

24

menggunakan filter HPF (High Pass Filter) yang diberi satu angka nol penyangga. Metode ini mengambil prinsip dari fungsi laplacian yang dikenal sebagai fungsi untuk membangkitkan HPF. Kernel fillter yang digunakan dalam metode Prewitt ini adalah:

Px= Py=

Gambar 2.6 Operator Prewitt ([9] Eko Prasetyo, 2011, hal 215) Dari susunan nilai-nilai pembobotan pada jendela juga terlihat bahwa perhitungan terhadap gradient juga merupakan gabungan dari posisi mendatar dan posisi vertikal dengan perhitungan sebagai berikut: Px=((x,y).0)+(P1.-1)+(P2.-1)+(P3.1)+(P8.0)+(P4.0)+(P7.1)+(P6.1)+(P5.1) Py=((x,y).0)+(P1.-1)+(P2.0)+(P3.1)+(P8.-1)+(P4.1)+(P7.1)+(P6.0)+(P5.1) Hasil = (Px+Py)

([9] Eko Prasetyo, 2011, hal 215)

2.7.4 Metode Canny

(38)

25

a. Mendeteksi dengan baik (kriteria deteksi)

Kemampuan untuk meletakkan dan menandai semua tepi yang ada sesuai dengan pemilihan parameter-parameter konvolusi yang dilakukan. Sekaligus juga memberikan fleksibilitas yang sangat tinggi dalam hal menentukan tingkat deteksi ketebalan tepi sesuai yang diinginkan.

b. Melokalisasi dengan baik (kriteria lokalisasi)

Dengan Canny dimungkinkan dihasilkan jarak yang minimum antara tepi yang dideteksi dengan tepi yang asli.

c. Respon yang jelas (kriteria respon)

Hanya ada satu respon untuk tiap tepi. Sehingga mudah dideteksi dan tidak menimbulkan kerancuan pada pengolahan citra selanjutnya. Pemilihan parameter deteksi tepi Canny sangat mempengaruhi hasil dari tepian yang dihasilkan. Beberapa parameter tersebut antara lain : ([7] Dhani Thaqim, 2012)

1. Nilai Standart Deviasi Gaussian 2. Nilai Ambang

2.8 Dilasi

Dilasi merupakan proses penggabungan titik-titik latar (0) menjadi bagian dari objek (1), berdasarkan structuring element S yang digunakan. ([5] Dougherty, 2009). Cara dilasi adalah untuk setiap titik pada A, lakukan hal berikut:

(39)

26

• beri angka 1 untuk semua titik (x,y) yang terkena / tertimpa oleh struktur S pada posisi tersebut

S = {(0,0),(0,1),(1,0)} ={poros,(+0,+1),(+1,+0)}

A = {(0,0),(0,1),(0,2),(1,0),(1,1),(1,2),(2,0),(2,1),(2,2)}

e= imdilate(c,d);

Gambar 2.7 Contoh Dilasi

2.9 Filling Holes

Pada proses ini akan di filling holes. Filling Holes merupakan proses untuk pengisian lubang, pengisian lubang adalah fungsi imfill dengan optional argument “holes” yang digunakan. ([5] Dougherty, 2009).

(40)

27

Gambar 2.8 Contoh Filling Holes 2.10 Boundaries

Menutupi batas luar objek dan batas – batas lubang di dalam objek, agar menjadi suatu citra biner yang utuh dan bisa ditentukan nilai-nilai propertinya.

Boundaries mempunyai ketentuan di mana piksel 1 adalah sebuah obyek dan

piksel 0 merupakan latar belakang. Contoh potongan source code boundaries adalah sebagai berikut :

[B,L]=bwboundar ies(i,' noholes');

2.11 Regionpr ops

(41)

28

Gambar 2.9 Properti Regionprops ([4] Yofianto Evan, 2010)

BoundingBox, eccentricity, extent, dan extrema yang digunakan dalam

tugas akhir ini merupakan sebagian dari property yang dihasilkan fungsi

regionprops.

2.11.1 BoundingBox

Persegi panjang kecil yang mengandung daerah, 1-by-Q * 2 vektor, di mana Q adalah jumlah ukuran gambar: ndims (L), ndims (BW), atau

numel (CC.ImageSize). BoundingBox adalah [ul_corner width], di mana:

ul_corner adalah dalam bentuk [xyz ...] dan menentukan sudut kiri

kotak bounding.

width adalah dalam bentuk [x_width y_width ...] dan menentukan

lebar kotak di sepanjang setiap dimensi. 2.11.2 Eccentricity

(42)

29

jarak fokus dari elips dan panjang sumbu utama. Nilainya antara 0 dan 1. (terdegenerasi kasus 0 dan 1, elips yang eksentrisitasnya adalah 0 sebenarnya lingkaran, sementara elips yang eksentrisitasnya adalah 1 adalah segmen garis.) Properti ini hanya didukung untuk masukan matriks label 2-D.

2.11.3 Extent

Skalar yang menentukan rasio piksel di dalam keseluruhan kotak. Dihitung dari area dibagi dengan luas kotak. Properti ini hanya didukung untuk masukan matriks label 2-D.

2.11.4 Extrema

8 dari 2 matriks yang menentukan titik ekstrem di wilayah tersebut. Setiap baris dari matriks berisi x dan y-koordinat salah satu poin. Format vektor adalah [kiri atas kanan atas kanan atas kanan bawah kanan bawah kiri bawah kiri bawah kiri-atas]. Properti ini hanya didukung untuk masukan matriks label 2-D.

Angka ini menggambarkan ekstrem dari dua daerah yang berbeda. Di wilayah di sebelah kiri, masing – masing titik ekstrem berbeda. Di wilayah di sebelah kanan, titik ekstrem tertentu (misalnya, kiri atas dan kiri-atas) adalah identik.

2.12 Pr eccion dan Recall

(43)

30

yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja dari sistem / metode yang digunakan. Precision adalah tingkat ketepatan antara informasi yang diminta oleh pengguna dengan jawaban yang diberikan oleh sistem. Sedangkan recall adalah tingkat keberhasilan sistem dalam menemukan kembali sebuah informasi. ([10] Arumsari, 2013)

Sedangkan di “dunia lain” seperti dunia statistika dikenal juga istilah accuray. Accuracy didefinisikan sebagai tingkat kedekatan antara nilai prediksi dengan nilai aktual.

Dari uji program dilakukan proses perhitungan precision dan recall serta

accuracy untuk mengetahui berapa hasil akurat dari aplikasi yang telah dibuat.

Maka dari itu digunakan rumus sebagai berikut:

Gambar 2.10 Properti Regionprops ([10] Arumsari, 2013)

2.13 Flowchat

(44)

31

simbol, dimana masing-masing simbol merepresentasikan suatu kegiatan tertentu. Flowchart diawali dengan penerimaan input, pemrosesan input, dan diakhiri dengan penampilan output. ([15] Cybernur, 2010).

Input Output

Proses

Gambar 2.11 siklus I-P-O

Penerimaan input, pemrosesan input, dan penampilan output merupakan kegiatan utama yang membentuk siklus dari semua kegiatan yang dilakukan oleh komputer. Siklus ini disebut dengan siklus I-P-O (Input-Proses-Output).

Berikut ini merupakan simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan diagram alir (flowchart):

(45)

32

2.14 Pengertian Bentuk Bangun Datar

Bangun – bangun geometri baik dalam kelompok bangun datar maupun bangun ruang merupakan sebuah konsep abstrak. Artinya bangun-bangun tersebut bukan merupakan sebuah benda konkret yang dapat dilihat maupun dipegang. Demikian pula dengan konsep bangun geometri, bangun-bangun tersebut merupakan suatu sifat, sedangkan yang konkret, yang biasa dilihat maupun dipegang, adalah benda-benda yang memiliki sifat bangun geometri. Misalnya persegi panjang, konsep persggi panjang merupakan sebuah konsep abstrak yang diidentifiaksikan melalui sebuah karakteristik.

Dari uraian di atas maka bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal. Dengan demikian pengertian bangun datar adalah abstrak. ([11] faizalnizbah, 2013)

2.14.1.Jenis – jenis Bangun Datar

(46)

33

Gambar 2.13 Bangun Datar([11] faizalnizbah, 2013) 2.14.2.Sifat-sifat bangun datar

o

Layang-layang = terbagi atas 2 digonal yang berbeda ukurannya.

o

Persegi = semua sisi-sisinya sama panjang, semua sudut sama

besar, kedua diagonal berpotongan tegak lurus dan sama panjang.

o

Persegi panjang = sisi yang behadapan sama panjang, semua sudut

sama besar.

o

Belah ketupat = semua sisi-sisinya sama panjang, sudut yang berhadapan sama besar, kedua diagonalnya tidak sama panjang dan berpotongan tegak lurus.

o

Jajar genjang = sisi yang berhadapan sama panjang, sudut yang berhadapan sama besar.

(47)

34

1

http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Buku/Pengolahan%20Citra%20Digital/Ba b-1_Pengantar%20Pengolahan%20Citra.pdf. (diakses 2 Februari 2013)

2

Lia Amelia, Perbandingan Metode Roberts dan Sobel Dalam Mendeteksi Tepi Suatu Citra Digital, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012 repository.upi.edu

3

http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1080:pen golahan-citra-&catid=13:rpl&Itemid=14 (diakses 2 Februari 2013)

4

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=4659 (Agung Priyo, diakses tgl 1 Februari 2013)

5

Murinto, Analisis Perbandingan Histogram Equalization Dan Model Logarithmic Image Processing (LIP) Untuk Image Enchanment, Univ. Ahmad Dahlan Yogyakarta, Juli 2008

6

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=4659 (Agung Priyo, diakses tgl 1 Februari 2013)

7

Janson Wiguna, Perancangan Program Pintu Otomatis Menggunakan Web-Cam Dengan Metode Normalized Sum-Squared Differences (NSSD), univ. Bina Nusantara, Jakarta, 2007

8

http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Buku/Pengolahan%20Citra%20Digital/Ba b-8_Pendeteksian%20Tepi.pdf (diakses 3 Februari 2013)

9 10

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/industrial-technology/2010/ Artikel _50405669.pdf (Septian Dwi Cahyo, 3 Februari 2013)

11 OPccgWRfjj8_bc94Rr0KAQ&sig2=6qB5-Qb3XN2nTpoGMtP85w (diakses 3 Februari 2013)

12

Lia Amelia, Perbandingan Metode Roberts dan Sobel Dalam Mendeteksi Tepi Suatu Citra Digital, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012 repository.upi.edu

13

Dewi Agushinta, Alina Diyanti, PerbandinganKinerja Metode DEteksi Tepi Pada Citra Wajah, Univ. Gunadarma

14

http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Buku/Pengolahan%20Citra%20Digital/B ab-8_Pendeteksian%20Tepi.pdf (diakses 3 Februari 2013)

15

http://lecturer.eepis-its.edu/~riyanto/citra-bab8.pdf (diakses 3 februari 2013)

16

http://lecturer.eepis-its.edu/~riyanto/citra-bab8.pdf

17

Asep Kurnaivi Wardana, Sistem Informasi Transaksi & Keuangan Pada UD. Agus Snack, Praktek Kerja Lapang, Hal 20, Univ. Pembangunan Nasional, 2012

(48)

35

http://kuliahinformatika.wordpress.com/2010/02/13/buku-ta-region-properties/ (29 sep 2013 18.22) =evan yofianto

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses pembuatan program pengenalan bentuk bangun datar dengan menggunakan empat metode yaitu : Metode Roberts, Sobel, Prewitt, dan Canny. Proses perancangan program dalam sub-bab ini akan dibagi menjadi beberapa tahap anatara lain : analisis, gambaran program secara umum, perancangan proses.

3.1 Analisa Sistem

(50)

35

dideteksi tepi dengan keempat metode yaitu Roberts, Sobel, Prewitt, dan Canny. Setelah proses deteksi tepi selanjutnya proses dilasi yaitu proses penebalan piksel pada batasan citra biner yang berguna untuk mempertebal garis yang dihasilkan oleh proses Edge Detection. Setelah proses dilasi dilanjutkan ke proses pengisian lubang citra biner (filling holes). Outputan dari filling holes akan masuk ke proses

boundaries yaitu proses mencari konsentrasi citra biner agar dapat melakukan

pengenalan bentuk bangun datar (shape recognition).

3.2 Gambaran Pr ogram secara Umum

Secara garis besar untuk melakukan pengenalan bentuk bangun datar akan melalui bebarapa proses yaitu meliputi :

A. Citra masukan berupa citra berwarna

B. Baca inputan citra yang akan diproses menjadi : a) Grayscale

b) Deteksi Tepi Robert, Sobel, Prewitt, dan Canny

c) Dilasi

d) Filling Holes

e) Boundaries

f) Shape recognition

(51)

36

(52)

37

C. Output

Melakukan pengenalan bentuk bangun datar setelah proses grayscale,

edge detection, dilasi, filling holes, boundaries dan yang terakhir Shape

recognition. Citra keluaran akan berupa tulisan jenis bangun datar. Pada

implementasinya program ini melakukan pengambilan gambar sample dengan

browsing di internet. Gambar sample yang diperoleh ini akan ditransfer ke

komputer dengan format file JPEG.

3.3 Perancangan pr oses

Untuk mengetahui proses-proses yang dilakukan maka akan dijelaskan sebagai berikut :

3.3.1 Grayscale

Grayscale merupakan proses pengolahan citra dengan cara

mengubah nilai-nilai piksel awal citra menjadi sebuah citra keabuan.

(53)

38

Pada Gambar 3.2 adalah masukan citra berwarna yang kemudian akan diproses menjadi citra grayscale. Dalam grayscale mempunyai nilai ambang batas yaitu 0-255 yang ditentukan dengan menghitung nilai rata-rata antara nilai minimum dan maksimum dari gambar yang telah di ubah menjadi warna abu-abu. Jika nilai dari grayscale lebih besar dari nilai ambang batas maka bagian piksel gambar di ubah menjadi warna terang (putih), jika nilai dari grayscale lebih besar dari nilai ambang batas maka bagian piksel gambar di ubah menjadi warna gelap (hitam). Di dalam MATLAB untuk menggubah piksel RGB ( Red, Green, Blue) menjadi skala keabu – abuan dengan menggunakan fungsi rgb2gray.

For I = 0 to height

Variabel gray berfungsi untuk menampung hasil konversi citra RGB ke citra abu – abu.

3.3.2 Metode Roberts

(54)

39

digunakan matrik konvolusi 2 X 2 dan susunan piksel-pikselnya di sekitar pixel (x, y).

Gambar 3.3 Konvolusi

Dalam teknik deteksi tepi, tepi merupakan piksel yang memiliki nilai gradien yang tinggi. Untuk menghitung gradien ini, setiap gambar masukkan diubah menjadi gambar dua dimensi dengan menggunakan dua matriks dua dimensi Roberts yang berukuran 2 x 2.

Gambar 3.4 Operator Roberts

Gx merupakan matriks Roberts dari gradien yang dihitung dari sumbu x dan Gy merupakan matriks dari gradien yang dihitung dari sumbu y seperti yang terlihat pada Gambar 3.4. Untuk menghitung

gradien dari gambar secara keseluruhan, yang perlu dilakukan hanya

tinggal menambahkan nilai dari gradien pada sumbu x (Gx) dan nilai dari

gradien pada sumbu y (Gy).

(x,y) P1

(55)

40

Gambar 3.5 Flowcahrt Roberts

Setelah proses grayscale langkah selanjutnya adalah deteksi tepi dengan metode Roberts seperti yang disajikan pada Gambar 3.5. Berikut ini adalah potongan baris program untuk deteksi tepi roberts.

c=edge(gray,'roberts');

(56)

41

3.3.3 Metode Sobel

Proses yang digunakan oleh operator Sobel merupakan proses dari sebuah konvolusi yang telah di tetapkan terhadap citra yang terdeteksi seperti yang terlihat pada Gambar 3.6. Dalam operator sobel digunakan masukkan diubah menjadi gambar dua dimensi dengan menggunakan dua matriks dua dimensi Sobel yang berukuran 3 x 3.

(57)

42

Sx merupakan matriks Sobel dari gradien yang dihitung dari sumbu x dan Sy merupakan matriks dari gradien yang dihitung dari sumbu y seperti yang terlihat pada Gambar 3.7 Untuk menghitung gradien dari gambar secara keseluruhan, yang perlu dilakukan hanya tinggal menambahkan nilai dari gradien pada sumbu x (Sx) dan nilai dari gradien pada sumbu y (Sy).

(58)

43

Deteksi sobel merupakan salah satu pengembangan dari teknik

edge detection sebelumnya. Kelebihan dari deteksi sobel ini adalah

kemampuan untuk mengurangi noise sebelum melakukan perhitungan deteksi tepi. Pada Gambar 3.8 dalam perhitungan deteksi sobel menggunakan matriks 3x3 dan dilakukan dengan dua perhitungan yaitu secara vertical dan horizontal. deteksi sobel adalah deteksi yang paling banyak digunakan sebagai pelacak tepi karena kesederhanaan dan keampuhannya. Berikut ini adalah potongan baris program untuk deteksi tepi Sobel.

c=edge(gray,'sobel');

Variabel c berfungsi untuk menampung hasil konversi citra abu – abu menjadi citra hitam putih. Citra yang dikonversi ialah citra abu – abu yang ditampung dalam variabel gray kemudian akan dilakukan deteksi tepi

sobel.

3.3.4 Metode Prewitt

(59)

44

P1 P2 P3

P8 (x,y) P4

P7 P6 P5

Gambar 3.9 Konvolusi

Dalam teknik deteksi tepi, tepi merupakan piksel yang memiliki nilai gradien yang tinggi. Untuk menghitung gradien ini, setiap gambar masukkan diubah menjadi gambar dua dimensi dengan menggunakan dua matriks dua dimensi Prewitt yang berukuran 3 x 3 seperti yang terlihat pada Gambar 3.10.

Px= Py=

Gambar 3.10 Operator Prewitt

Sx merupakan matriks Prewitt dari gradien yang dihitung dari sumbu x dan Sy merupakan matriks dari gradien yang dihitung dari sumbu y seperti yang terlihat pada Gambar 3.10. Untuk menghitung gradien dari gambar secara keseluruhan, yang perlu dilakukan hanya tinggal

-1 -1 1

0 0 0

1 1 1

-1 0 1

-1 0 1

(60)

45

menambahkan nilai dari gradien pada sumbu x (Px) dan nilai dari gradien pada sumbu y (Py).

\

Gambar 3.11 Flowchart Prewitt

(61)

46

nilainya secara default. Pada Gambar 3.11 adalah proses dari deteksi tepi

prewitt. Berikut adalah potongan baris program metode prewitt.

c=edge(gray,’prewitt’);

3.3.5 Metode Canny

Pada proses ini akan dideteksi tepi secara canny. Adapun cara pendeteksian secara canny yaitu pada langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyaring dan membuang noise pada gambar asli sebelum mencoba untuk menetapkan dan mendeteksi tepian. Untuk menghilangkan noise kita dapat memakai Gaussian filter, tapi ini juga digunakan secara eksklusif dalam algoritma canny. Setelah menghaluskan gambar dan menyingkirkan noise, langkah selanjutnya adalah menemukan tepi dengan menggunakan gradient dari gambar tersebut. Operator sobel membuat sebuah ukuran gradient ruang 2-D pada gambar tersebut. Lalu, kira-kira besarnya gradient pada setiap poin dapat dicari. Operator sobel menggunakan sepasang matrik 3×3 konvolusi, satu matrik untuk mengkalkulasi gradient di x (kolom) dan yang satu untuk mengkalkulasi

gradient di y (baris). Gambar 3.12 adalah rumus untuk menghitung

gradient :

|G| = |Gx| + |Gy|

(62)

47

Pada langkah ketiga menemukan arah tepian itu mudah jika kita sudah menemukan gradient x dan y nya. Tapi, akan terjadi kesalahan jika penjumlahan X = 0. Jadi pada sintak harus ada handlingnya jika terjadi hal seperti tadi. Ketika, gradient x=0 itu juga berarti arah tepiannya x adalah 90 dejarat atau 0 derajat, tergantung juga dari arah y. Tapi jika gradient Y=0,maka arah tepiannya=0 derajat. Gambar 3.13 adalah rumus untuk mencari arah tepian adalah :

theta = invtan (Gy / Gx)

Gambar 3.13 Rumus mencari arah tepian

Pada langkah keempat setelah arah tepian ditemukan, langkah selanjutnya adalah merelasikan arah tepiannya ke arah yang dapat ditrace pada sebuah gambar. Jika pada sebuah gambar mempunyai pixel 5×5 :

x x x x x x x x x x x x a x x x x x x x x x x x x

Gambar 3.14 contoh piksel 5 x 5

(63)

48

terdekat. Pada langkah kelima setelah arah tepian diketahui, penindihan nonmaksimum diaplikasikan. Penindihan ini digunakan untuk mentrace sepanjang tepian dalam arah tepiaannya dan menindih pixel yang bernilai (= 0) yang tidak ada hubungannya dengan tepi. Hal ini akan menimbulkan garis kecil pada gambar keluaran. Pada akhirnya akan menghasilkan sebuah gambar yang sudah dieliminasi, kita membutuhkan sebuah

gradient jika ingin mengetehui garis tepi. Sehingga setiap pixel yang ada

terhubung sartu sama lain.

(64)

49

Setelah didapatkan citra yang sudah dikonversi kemudian diberi fungsi operator dengan metode deteksi yang diinginkan. Pada Gambar 3.15 ini terlihat pendeteksian tepi menggunakan deteksi tepi canny. Berikut adalah potongan baris program deteksi tepi canny.

c=edge(gray,'canny'); 3.3.6 Dilasi

Dilasi merupakan proses pengolahan citra dengan cara menebalkan

piksel pada batasan citra binernya. Pengertian penebalan ini dikontrol oleh bentuk strel yang digunakan. Kelebihan dari dilasi ini adalah sangat berguna ketika diterapkan dalam obyek-obyek yang terputus dikarenakan hasil pengambilan citra yang terganggu oleh noise.

Gambar 3.16 Contoh Dilasi

Pada Gambar 3.16 adalah contoh gambar proses dari dilasi. Setelah memproses metode deteksi tepi kemudian akan diproses dilasi. Proses ini menyambung garis pada objek. Berikut adalah algoritma dilasi.

For s = 0 to titik pusat

For I = 0 to x

(65)

50

Imdilate = s,(I,+1),(j,+1)) Push on new imdilate

End

End

3.3.7 Filling Holes

Proses filling holes merupakan proses untuk pengisian lubang , pengisian lubang adalah fungsi imfill dengan optional argument “holes” yang digunakan.

Gambar 3.17 Contoh Filling Holes

Pada Gambar 3.17 adalah contoh gambar dari proses filling holes. Proses filling holes dilakukan setelah citra melalui proses dilasi. Berikut adalah potongan algoritma filling holes.

For background = 0 to x

For boundary = 0 to y

Imfill = x=0 y=1

Push on imfill

End

(66)

51

3.3.8 Boundaries

Boundaries merupakan proses pengolahan citra dengan cara

menutupi batas luar objek dan batas – batas lubang di dalam objek, agar menjadi suatu citra biner yang utuh dan dapat ditentukan nilai – nilai propertinya. Proses boundaries tersebut dilakukan setelah proses filling

holes. Berikut adalah potongan baris program boundaries.

[B,L]=bwboundaries(j,'noholes');

3.3.9 Regionpr ops

Regionprops adalah sebuah fungsi yang dimiliki MATLAB untuk

mengukur sekumpulan property-property dari setiap region.

(67)

52

Pada Gambar 3.18 terlihat fungsi dari regionprops. Fungsi

regionprops adalah untuk pengenalan bentuk bangun datar dengan cara

nilai yang ada pada boundaries dimasukan pada property-property yang di pakai yaitu boundingbox, extend, eccentricity, dan extrema. Adapun cara untuk mencari nilai-nilai property tersebut sebagai berikut:

1. Boundingbox = max_corner – min_corner dimana max dan min

corner didapat dari image.

2. Extend = jumlah piksel area objek / luas objek, luas objek di dapat

dari X x Y dari property boundingbox.

3. Eccentricity = semua piksel objek – titik pusat citra(centroid).

4. Extrema = mencari 8 titik di extrema, di extrema mempunyai min

R (min_row) dan min C (min_column).

STATS=regionprops(L,'all');

(68)

53

Gambar 3.19 source code Regionprops

Seperti yang terlihat di Gambar 3.19. Property yang digunakan adalah BoundingBox, Extent, Eccentricity, dan Extrema.

3.4 Perancangan Tampilan Antar muka

Pada perancangan antar muka yang akan dibuat sedemikian rupa yang nantinya merupakan suatu halaman untuk berinteraksi bagi pemakai/ pengguna program dan diharapkan dapat memahami jalan kerja program dengan mudah. Dalam membuat program deteksi tepi akan dirancang tampilan GUI maka akan menghasilkan 2 file yaitu namafile.fig dimana GUI disimpan dan namafile.m dimana eksekusi program terkumpul. Masing-masing fig-file ini menghasilkan

m-file dengan nama yang sama.

Table 3.1 berisi objek-objek yang dibutuhkan dalam perancangan tampilan/ antarmuka pada pembuatan program pengenalan bentuk bangun datar.

Tabel 3.1 Tabel perancangan program pengenalan bentuk bangun datar.

Fig-file Komponen Nama Fungsi

Coba1 Text1 Pengenalan bentuk... Judul

Pushbutton1 Open file Membuka file

Axes1 - Menampilkan Citra

Axes2 - Menampilkan Citra

Text2 Grayscale Menampilkan Tulisan

Text3 Citra asli Menampilkan Tulisan

Pushbutton6 Exit Keluar

(69)

54

deteksi Robert

Pushbutton2 Deteksi Sobel Menjalankan Program

deteksi sobel

Pushbutton5 Deteksi Prewitt Menjalankan Program

deteksi prewitt

Pushbutton3 Deteksi Canny Menjalankan Program

deteksi canny

Axes3 - Menampilkan Citra

Axes4 - Menampilkan Citra

Axes5 - Menampilkan Citra

Axes9 - Menampilkan Citra

Axes10 - Menampilkan Citra

Axes11 - Menampilkan Citra

Axes14 - Menampilkan Citra

Axes15 - Menampilkan Citra

Axes16 - Menampilkan Citra

Axes19 - Menampilkan Citra

Axes20 - Menampilkan Citra

Axes21 - Menampilkan Citra

Text4 Deteksi Tepi Robert Menampilkan Tulisan

Text5 Dilasi Menampilkan Tulisan

Text6 Filling Holes Menampilkan Tulisan

Text10 Deteksi Tepi Sobel Menampilkan Tulisan

Text11 Dilasi Menampilkan Tulisan

Text12 Filling Holes Menampilkan Tulisan

Text16 Deteksi Tepi Prewitt Menampilkan Tulisan

Text17 Dilasi Menampilkan Tulisan

Text18 Filling Holes Menampilkan Tulisan

Text21 Deteksi Tepi Canny Menampilkan Tulisan

Text22 Dilasi Menampilkan Tulisan

Text23 Filling Holes Menampilkan Tulisan

Text26 Hasil Menampilkan Tulisan

Text30 Hasil Menampilkan Tulisan

Text31 Hasil Menampilkan Tulisan

Text32 Hasil Menampilkan Tulisan

Edit8 - Menampilkan Tulisan

Edit9 - Menampilkan Tulisan

Edit10 - Menampilkan Tulisan

Edit11 - Menampilkan Tulisan

Pushbutton7 Reset Menjalankan Program Reset

(70)

55

Pada Gambar 3.20 adalah rancangan tampilan awal antarmuka di mana di dalamnya ada isi dari tabel 3.1.

(71)
(72)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dijelaskan mengenai implementasi, hasil uji coba dan evaluasi dari rancangan program yang telah dibuat pada bab III. Bagian implementasi kali ini meliputi : lingkungan implementasi, implementasi data, implementasi antarmuka dan implementasi proses.

4.1. Ruang Lingkup Hardware dan Softwar e

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada implementasi aplikasi ini.

a. Ruang Lingkup Hardware :

Komputer dengan processor Intel (R) Core(TM)2Duo CPU T5870 2,0GHz

• RAM (2GB DDR2)

• Monitor 14.0 HD LED LCD

• Hard Disk 160 GigaByte b. Ruang Lingkup Software :

Sistem OperasiWindows 7.

• Matlab 7.9

(73)

57

4.2 Implementasi Data

Seperti yang telah dijelaskan secara konseptual pada Bab 3, maka data yang akan diimplementasikan pada aplikasi ini berupa gambar-gambar bangun datar yang telah diambil dari internet yang nantinya akan diproses melalui beberapa tahapan. Dimana output berupa tampilan nama bentuk bangun yang terdeteksi.

4.3. Implementasi Antar muka

Pada implementasi antarmuka ini merupakan interaksi antara pemakai (user) dengan sistem. Halaman form utama ini merupakan tampilan awal saat program dijalankan. Pada form utama ini terdapat program secara keseluruhan beserta dengan prosedur-prosedur programnya. Pada masing – masing menu memiliki fungsi yang berbeda – beda pada program ini. Berikut penjelasan dari setiap form pada menu utama ini :

(74)

58

Adapun tampilan dari form utama ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Tampilan Form Awal

Pada tampilan Gambar 4.1 terdapat 6 kolom yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Kolom pertama dengan nama citra asli berfungsi untuk menampilkan image yang akan diproses. Kolom kedua dengan nama Grayscale berfungsi untuk merubah citra asli menjadi warna keabu-abuan. Kolom ketiga adalah kolom dengan nama empat deteksi yaitu Roberts, Sobel, Prewitt dan,

Canny yaitu sebuah kolom yang menampilkan hasil deteksi tepi. Selanjutnya pada

(75)

59

akibat noise. Selanjutnya pada kolom keenam Hasil sebuah kolom yang berfungsi untuk menampilkan hasil pengenalan bentuk bangun datar yang terdeteksi.

4.4. Implementasi Pr oses

Bagian implementasi proses ini menjelaskan mengenai implementasi proses-proses sesuai dengan konsep yang telah dibuat pada bab 3. Seperti yang telah digambarkan dalam flowchart.

4.4.1. Pr oses Open File

Pada proses open file ini, yaitu merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk menampilkan inputan berupa gambar. Gambar yang dapat dibuka hanya gambar yang berformat jpg, bmp, jpg, tif. Seperti yang tampak pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Source code proses open file image

4.4.2 Pr oses Deteksi Robert

Gambar

Gambar 2.4 Konvolusi
Gambar 2.7 Contoh Dilasi
Gambar 2.9 Properti Regionprops ([4] Yofianto Evan, 2010)
Gambar 2.10 Properti Regionprops ([10] Arumsari, 2013)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada kegiatan KKN-PPM Universitas Muhammadiyah Semarang pada tanggal 9 Februari 2018 hingga 27 Februari 2018 di Desa Jambu, dapat disimpulkan bahwa KKN ini

Laporan akhir Rancang Bangun Simulasi Alat Pengujian Kinerja dan Pembersih Rongga Injektor pada Engine D6E Excavator Volvo Seri EC210B bertujuan untuk media peraga dan saran

a. Jenis penelitian ini diperuntukkan bagi dosen baru dengan kepangkatan asisten ahli. Selain untuk kepentingan akademik, adanya penelitian ini juga dimaksudkan

“Data-data ini kita peroleh setelah lakukan klarifikasi dan pemutakhiran data,” ujar Ketua KIP Kota Banda Aceh, Munawarsyah pada rapat pleno terbu- ka tentang Rekapitulasi

Jika dilihat dari pengendalian urain di atas maka dapat dipahami bahwa persediaan meliputi penghitungan fisik yang harus dilakukan setiap tahun, karena dengan cara

Lanjutan Pemeliharaan Periodik Jalan Cilangkap - Warungjeruk (DAK) NAMA PERUSAHAAN NPWP ALAMAT HARGA PENAWARAN TERKOREKSI (Rp) Pemenang CV... Lanjutan Peningkatan

Adapun faktor-faktor yang dapat menghambat efektivitas penerimaan pajak bumi bangunan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru adalah kurang mengertinya wajib

Bagi perusahaan meskipun hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan dan ada perbedaan namun mengalami penurunan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah