• Tidak ada hasil yang ditemukan

“KUALITAS PELAYANAN JASA PADA PRIMKOPAL JUANDA” (Studi Kasus Pada Para Pelanggan Dan Pihak Primkopal Juanda).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“KUALITAS PELAYANAN JASA PADA PRIMKOPAL JUANDA” (Studi Kasus Pada Para Pelanggan Dan Pihak Primkopal Juanda)."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Administrasi Bisnis Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

OLEH :

AYU NEVY MEGAWATI

NPM. 0842010050

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

(Studi Kasus Pada Para Pelanggan dan Pihak Pr imkopal J uanda)

Disusun Oleh

AYU NEVY MEGAWATI NPM. 0842010050

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dr a. Lia Nir awati, M.Si NIP . 196009241993032001

Mengetahui,

DEKAN

(3)

Disusun Oleh :

AYU NEVY MEGAWATI NPM. 0842010050

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Ilmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sita s Pembangunan Nasional ’’Veter an” J awa Timur Pada Tanggal : 30 Mar et 2012

Menyetujui

Pembimbing Utama Tim Penguji

1. Ketua

Dr a. Lia Nir awati, M.Si Dr a. Lia Nirawati, M.Si NIP. 196009241993032001 NIP. 196009241993032001

2. Sek r etar is

Dr a. Siti Ning Far ida, M,Si NIP. 196407291990032001

3. Anggota

Dr a. Sonja Andar ini, M.Si NIP. 196503261993092001

Mengetahui, DEKAN

(4)

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nyalah yang senantiasa

membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulis dapat meyelesaikan

laporan skripsi ini dengan judul “Kualitas Pelayanan J asa pada Pr imkopal

J uanda’’.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih atas

bantuan dan dukungan dalam penyusunan laporan Skripsi ini, terutama sekali

penulis ucapakan kepada Ibu Dra. Lia Nirawati, M.Si. selaku dosen pembimbing

yang telah banyak membantu, serta pengarahan didalam penulisan laporan Skripsi

ini dengan baik dan benar.

Keberhasilan dalam penulisan laporan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak, baik secara moril maupun materil dan atas segala bantuan tersebut

disampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Hj. Suparwati, Dra., M.Si. selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Lia Nirawati Dra., M.Si. selaku ketua program studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Siti Ning Farida, Dra., M.Si. selaku sekretaris program studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(5)

5. Pihak Primkopal Juanda yang telah banyak membantu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan

penulis juga mengucapakan banyak terima kasih semoga penulisan laporan

Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada saat ini maupun dikemudian hari.

Surabaya, Maret 2012

(6)

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAM PIRAN... viii

ABSTRAKSI………. ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA... 6

2.1 Landasan Teori... 6

2.1.1 Pemasaran... 6

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran... 6

2.1.1.2 Bauran pemasaran………... 7

2.1.2 Kualitas Pelayanan... 9

2.1.2.1 Pengertian Pelayanan... 9

2.1.2.2 Tujuan Pelayanan... 11

(7)

2.1.3.1 Pengertian Jasa... 19

2.1.3.2 Karakteristik Jasa... 19

2.1.3.3 Macam – Macam Jasa……… 20

2.1.4 Koperasi... 22

2.1.4.1 Pengertian Koperasi... 22

2.1.4.2 Pentingnya Koperasi………. 24

2.1.4.3 Tujuan Koperasi……… 24

2.1.4.4 Bentuk dan Jenis Koperasi……… 25

2.1.5 Perilaku konsumen... 27

2.1.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen………. 27

2.1.5.2 Faktor – Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen……….. 28

2.1.6 Kepuasan Pelanggan... 31

2.2 Kerangka Berpikir... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 35

3.1 Jenis Penelitian... 35

3.2 Fokus Penelitian dan Situs Penelitian... 36

3.2.1 Fokus Penelitian... 36

(8)

3.6 Keabsahan Data………. 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 47

4.1 Hasil Penelitian……….. 47

4.1.1 Gambaran Umum Sejarah Koperasi Indonesia……… 47

4.1.1.1 Sejarah Primkopal Juanda………. 50

4.1.2 Hasil Wawancara Kualitas Pelayanan jasa pada Primkopal Juanda……….. 52

4.1.2.1 Bukti Fisik………. 52

4.1.2.2 Reliabilitas………. 59

4.1.2.3 Daya Tanggap ……….. 66

4.1.2.4 Jaminan ……… 69

4.1.2.5 Empati………... 75

4.2 Pembahasan………... 80

4.2.1 Bukti fisik……….. 80

4.2.2 Reliabilitas………. 83

4.2.3 Daya Tanggap……… 84

4.2.4 Jaminan……….. 85

(9)

5.2 Saran……….. 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)
(11)
(12)

“KUALITAS PELAYANAN JASA PADA PRIMKOPAL JUANDA”

AYU NEVY MEGAWATI NPM. 0842010050

ABSTRAKSI

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan manusia yang diharapkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran dan merupakan media bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan produk yang diinginkan konsumen dengan baik sehingga dapat mnciptakan sebuah kepuasan konsumen.

Kualitas pelayanan merupakan suatu upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen meliputi bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap, jaminan dan empati yang masing-masing mempunyai peranan yang sama pentingnya.

Dalam penelitian ini mempunyai fokus penelitian yaitu bukti fisik yang meliputi (sarana dan prasarana, kerapian dan penampilan karyawan), reliabilitas yang meliputi (ketepatan waktu, akurasi pelayanan dan bebas kesalahan), daya tanggap, jaminan yang meliputi (kemampuan karyawan dalam menjaga kepercayaan pelanggan, keramahan karyawan) dan empati yang meliputi (perhatian personal, pemahaman kebutuhan pelanggan secara spesifik). Populasi dalam penelitian ini adalah kepala Primkopal Juanda, karyawan Primkopal Juanda, serta para konsumen Primkopal Juanda. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga proses kegiatan yaitu proses memasuki lokasi (Getting In, proses ketika Berada di Lokasi Penelitian (Getting Along), proses pengumpulan data. Jenis data yang digunakan adalah data primer, dimana pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah interaktif (Interactive Model of Analysis).

Hasil penelitian menunjukan bahwa fokus penelitian yaitu bukti fisik yang meliputi (sarana dan prasarana, kerapian dan penampilan karyawan), reliabilitas yang meliputi (ketepatan waktu, akurasi pelayanan dan bebas kesalahan), daya tanggap, jaminan yang meliputi (kemampuan karyawan dalam menjaga kepercayaan pelanggan, keramahan karyawan) dan empati yang meliputi (perhatian personal, pemahaman kebutuhan pelanggan secara spesifik) mendapatkan tanggapan yang cukup baik dari para responden.

(13)

QUALITY OF SERVICES TO PRIMKOPAL JUANDA

AYU NEVY MEGAWATI NPM. 0842010050

ABSTRAKSI

Marketing is one human activity that is expected to satisfy human needs and wants through exchange processes and the media for the company to achieve its intended purpose. In order to achieve that goal, each company must seek to produce and deliver products that consumers want well so can mnciptakan a consumer satisfaction.

Quality of service is an effort to fulfill the needs and desires of consumers and the precision of delivery in the match consumer expectations include physical evidence, reliability, responsiveness, assurance and empathy that each has an equally important role.

In this study had a focus of research is physical evidence includes (infrastructure, neatness and appearance of employees), including reliability (timeliness, accuracy and error-free service), responsiveness, assurance covering (the employee's ability to maintain customer trust, friendliness of employees) and that includes empathy (personal attention, understanding the needs of specific customers). The population in this study is the head Primkopal Juanda, Juanda Primkopal employees, and consumers Primkopal Juanda. Data collection techniques using three activities, namely the process of entering the premises (Getting In, the process by which Being Study Site (Getting Along), the data collection process. Type of data is primary data, where data collection using questionnaires. The analytical techniques used in this study is interactive (Interactive Model of Analysis).

The results showed that the focus of research is physical evidence includes (infrastructure, neatness and appearance of employees), including reliability (timeliness, accuracy and error-free service), responsiveness, assurance covering (the employee's ability to maintain customer trust, friendliness of employees) and that includes empathy (personal attention, understanding the needs of specific customers) get a pretty good response from the respondents.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Di masa sekarang ini pertumbuhan penduduk sangatlah pesat, dari

berbagai lapisan masyarakat. Dalam menyikapi hal ini penduduk memiliki

cara masing-masing untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan yang

dibutuhkan dalam kehidupannya. Masyarakat adalah konsumen atau

pelanggan yang membutuhkan barang yang disediakan oleh produsen atau

perusahaan penyedia barang, karena hal inilah para produsen atau penyedia

barang harus dapat menyiasati hal apa saja yang dapat memberikan kepuasan

bagi konsumen maupun pelanggan terlebih pada produsen atau penyedia

barang yang telah memiliki pelanggan tetap.

Persaingan yang semakin ketat, di mana semakin banyak perusahaan yang

terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan

setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan

sebagai salah satu tujuan. Berbagai jenis perusahaan telah berkembang pesat

di Indonesia tak terkecuali adalah koperasi.

Koperasi di Indonesia bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya

merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh

(15)

rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang

ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang

yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas,

terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan

mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.

Koperasi sendiri merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan

dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi

melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan asas kekeluargaan. Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 4

dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat,

berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh

perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta

mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi para pelajar. Maka

koperasi di indonesia ini dibentuk sebagai penggerak ekonomi rakyat,

sehingga koperasi sendiri banyak tersebar di indonesia dengan penawaran

yang berbeda-beda bagi setiap pelanggannya.

Koperasi tidak hanya didirikan oleh satu badan usaha saja, tetapi ada yang

terdiri dari beberapa badan usaha yang akhirnya menjadi penggerak bisnis

usaha kecil disekitar bukan hanya itu saja koperasi juga berada di

sekolah-sekolah sebagai pendidikan berorganisasi bagi pelajar. Dari berbagai jenis

(16)

bertujuan dapat membantu perekonomian anggota ataupun pelanggan yang

berlatar belakang TNI.

Untuk mendapatkan salah satu tujuan didirikan koperasi adalah dengan

terus meningkatkan kualitas pelayaanan untuk para anggotanya.

Implementasi kualitas jasa yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang

bergerak di bidang jasa seperti koperasi adalah dengan memberikan kualitas

pelayanan (service) yang terbaik bagi pelanggan dengan tujuan untuk

menciptakan kepuasan konsumen. Kualitas yang di berikan oleh koperasi,

akan menimbulkan persepsi pelanggan terhadap kualitas yang diberikan

kepada pelanggan tersebut. Sering kali terdapat perbedaan antara harapan

pelanggan dengan persepsi pelanggan terhadap kualitas yang diberikan oleh

perusahaan atau koperasi. Untuk mengetahui apakah perusahaan atau

koperasi telah memberikan kualitas jasa yang sesuai dengan harapan

pelanggan, maka perlu dilakukan evaluasi dari para pelanggan.

Kualitas pelayanan dalam suatu perusahaan jasa meliputi lima dimensi

dimana kelima dimensi tersebut menurut Parasuraman yang dikutip oleh

Fandy Djiptono meliputi Bukti fisik berwujud (tangible), Reliabilitas

(reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati

(emphaty).

Seperti halnya pada PRIMKOPAL(Primer Koperasi Angkatan Laut)

JUANDA yang berdiri tanggal 19 September 1979 sebagai suatu bagian dari

(17)

dan keluarganya, terletak di jalan Semeru No. 11 Lanudal Juanda Surabaya ini

menjalankan kualitas pelayanan untuk menciptakan kepuasan bagi para

pelanggannya dengan berbagai cara antara lain dengan membangun gedung

yang lebih besar, penerapan karyawan yang berpenampilan baik berkualitas

prima, memberikan kemudahan-kemudahan untuk para anggota dan membuka

berbagai layanan serta memberikan jaminan terhadap jasa yang digunakan.

Dengan berbagai kualitas pelayanan yang diberikan olah pihak Primkopal

Juanda pada saat ini diharapkan oleh pihak koperasi Primkopal Juanda

pelanggan merasakan kenyamanan dan kepuasan menggunakan jasa koperasi

ini. Dalam hal ini keadaan tersebut sudah berjalan dengan baik terbukti para

pelanggan pada tahun 2011 terus meningkatkan konsumsinya pada koperasi

Primkopal Juanda dari tahun sebelumnya. Selain itu sedikitnya

keluhan-keluhan yang dilayangkan oleh para pelanggan Primkopal Juanda.

Dari berbagai latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana

kualitas pelayanan yang di lakukan oleh Primkopal juanda dari pandangan

para karyawan dan pelanggan melalui lima dimensi kualitas pelayanan jasa

yaitu Bukti fisik (tangible), Reliabilitas (reliability), daya tanggap

(responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (emphaty). Maka penelitian

(18)

1.2Per umusan masalah

Bagimana kualitas pelayanan jasa pada Primkopal Juanda dilihat dari segi

lima dimensi kualitas pelayanan jasa yaitu bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap,

jaminan dan empati?

1.3Tujuan penelitian

Untuk mengetahui kualitas pelayanan jasa pada Primkopal Juanda dilihat dari

segi lima dimensi kualitas pelayanan jasa yaitu bukti fisik, reliabilitas, daya

tanggap, jaminan dan empati.

1.4Manfaat penelitian

1. Secara Teoritis

Diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan ilmiah. Perbendaharaan

dan referensi kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jatim, khususnya dibidang pemasaran yang berkaitan kualitas pelayanan

jasa dan dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk meninjau kembali apa

yang harus dilakukan dalam mengambil kebijakan dalam pemecahan

masalah yang berkaitan dengan kualitas pelayanan jasa pada Primkopal

(19)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Pemasar an

2.1.1.1 Penger tian Pemasaran

Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia.

Jumlah penduduk yang sangat besar ini membawa berbagai implikasi

penting salah satu adalah kebutuhan pangan yang sangat penting bagi

kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Selain bahan pangan, penduduk

juga mengkonsumsi barang non pangan maupun jasa. Dengan banyaknya

barang maupun jasa yang dikonsumsi oleh penduduk menjadikan

Indonesia sebagai pasar potensial bagi perusahaan-perusahaan

multinasional.

Saat ini banyak berbagai jenis barang dan jasa dengan ratusan merek

membanjiri pasar Indonesia. Persaingan merek setiap produk akan

semakin tajam dalam merebut konsumen. Bagi konsumen pasar

menyediakan berbagai pilihan produk yang banyak, dengan demikian

membuat konsumen bebas memilih produk dengan merek yang akan

dibelinya. Keputusan membeli ada pada diri konsumen. Konsumen akan

menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk dan merek tertentu.

Diantaranya adalah konsumen akan membeli produk yang sesuai

(20)

produk yang bermutu dan lebih baik dengan harga yang lebih murah.

Untuk itu para produsen harus memahami kebutuhan keinginan konsumen

dan mempelajari bagaimana konsumen berprilaku. Setelah produsen

memahami keinginan dan kebutuhan serta mengetahui bagaimana

konsumen berprilaku, produsen dapat merancang sistem pemasaran yang

baik sehingga barang dan jasa dapat digunakan.

Adapun definisi pemasaran menurut salah satu ahli yaitu Philip Kotler

dalam Angipora (2002 : 3) Pemasaran adalah kegiatan manusia yang

diharapkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui

proses pertukaran.

2.1.1.2 Baur an Pemasar an

Menurut Tjiptono (2005 : 30) merupakan seperangkap alat yang dapat

digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan

kepada pelanggan. Konsep bauran pemasaran di [populerkan pertama kali

beberapa dekade yang lalu oleh Jerome Mc. Carthy yang merumuskannya

menjadi 4P. Dalam perkembangannya sejumlah penelitian menunjukkan

bahwa penenrapan 4P terlampau terbatas/sempit untuk bisnis jasa maka

banyak pakar pemasaran untuk mendefinisikan ulang bauran pemasaran

sedemikian rupa sehingga lebih aplikatif untuk sektor jasa. 4P tradisonal

diperluas dan ditambahkan dengan 4 unsur lainnya yaitu people, proses,

physical evidence dan custumer service

Untuk mengetahui lebih lanjut konsep bauran pemasaran jasa dapat

(21)

1. Produk (Product)

Merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan seseorang atau

lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Keberadaan

produk dapat dikatakan sebagai titik sentral dari kegiatan marketing,

karena semua kegiatan dari unsur-unsur marketing mix lainnya berawal

dan berpatokan pada produk yang dihasilkan

2. Harga (price)

Merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk

mendapat suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang

belum terpuaskan. Didalam menentukan kebijakan harga dari suatu

produk yang dihasilkan tentu perlu memperhatikan dan

mempertimbangkan secara seksama unsur-unsur yang berkaitan

dengan bauran harga.

3. Distribusi atau Tempat (place)

Adalah menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen

untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan

tersedia lagi bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimana

pun konsumen berada.

4. Promosi

Merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan

tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan

(22)

5. People

Bagi sebagian besar pelayanan jasa orang merupakan unsur vital dalam

bauran pemasaran, karena sumber daya manusia berpengaruh langsung

terhadap output akhir yang diterima pelanggan.

6. Physical Evidence

Karakteristik intangible pada jasa atau dapat diartikan sebagai bukti

fisik dari karakteristik jasa.

7. Process

Merupakan factor penting bagi konsumen high-con-tact service yang

sering kali berperan sebagai co-producer jasa bersangkutan, misal

sebuah restoran mengharuskan para pelanggan mengambil

makanannya sendiri.

8. Customer service

Dalam sector jasa, layanan dapat diartikan sebagai kualitas jasa

(kualitas pelayanan) yang dipersepsikan oleh pelanggan.

2.1.2 Kualitas Pelayanan

2.1.2.1 Penger tian Pelayanan

Secara umum konsep pelayanan yang ada di Indonesia masih rumit

dan berbelit – belit, sebab setiap kegiatan pelayanan masih melalui

berbagai prosedur. Oleh karena itu diperlukan suatu pelaksanaan

pelayanan yang lebih baik dan bisa menginspirasi masyarakat, sehingga

(23)

Menurut Moenir (2001 : 163) dalam bukunya yang berjudul

Manajemen pelayanan umum di Indonesia, mendefinisikan kata pelayanan

berasal dari kata layan yang mengandung arti menolong, menyediakan

segala sesuatu yang diperlukan orang lain, sehingga dengan demikian

pelayanan dapat diartikan sebagai sarana atau alat untuk bisa terlaksana,

memberikan atau membantu mengadakan keperluan yang dibutuhkan

masyarakat. Jasa identik dengan pelayanan, karena dalam kenyataannya

memang sulit memberikan batasan yang jelas antara pelayanan dan jasa

tersebut. Pelayanan merupakan produk yang tidak kentara dan dapat

dilakukan oleh semua pihak terutama badan usaha maupun perusahaan

yang bergerak dibidang jasa.

Lebih lanjut Moenir (2001 : 6) menyatakan bahwa untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya, manusia berusaha baik melalui aktivitas sendiri

maupun secara tidak langsung melalui aktivitas orang lain. Aktivitas

adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indra, dan anggota

badan dengan atau tanpa alat bantu yang dilakukan seseorang untuk

mendapatkan sesuatu yang diinginkan baik dalam bentuk barang ataupun

jasa. Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang

ssecara langsung inilah yang disebut pelayanan. Disini pengertian

terbataspada kegiatan manajemen dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi sedangkan dalam arti luas tidak lain adalah proses menyangkut

segala usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka pencapaian

(24)

Dari definisi diatas maka dapat diartikan bahwa pelaksanaan tugas

pelayanan merupakan suatu cara untuk mempermudah orang lain dalam

membantu mengadakan atau memenuhi keperluannya agar konsumen

merasa puas dengan terpenuhi kebutuhannya.

Pelayanan diartikan melayani keperluan orang atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok

dan tata cara yang telah ditetapkan. Selanjutnya sesuai kepmenpan

No.63/KEP/M.PAN/7/2003, adalah segala kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang – undangan. Pemberian pelayanan pada dasarnya dapat dibiayai

melalui

2.1.2.2 Tujuan Pelayanan

Pelayanan merupakan hal yang sangat menentukan sekali dalam

perkembangan perusahaan untuk masa – masa yang akan datang sebab

dengan pelayanan yang baik dapat menimbulkan suatu tingkat kepuasan

yang tinggi dalam diri konsumen. Menurut Kotler (2002 : 226) Tujuan

Pelayanan adalah untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen yang

maksimal. Dengan menciptakan kesan yang baik maka dapat membuat

konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.

Menurut Moenir (2002 : 10) Tujuan Pelayanan adalah menyangkut

(25)

dan aturan dimana bersumber kepada kebutuhan orang banyak atau

masyarakat.

Menurut Sunarto (2006 : 4) Tujuan Pelayanan adalah memberikan

pelayanan yang bermutu tinggi kepada pelanggan. Dari pendapat para ahli

di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pelayanan adalahuntuk

mencapai tingkat kepuasan konsumen atau masyarakat sesuai dengan

norma dan aturan yang berlaku untuk memenuhu kebutuhan hidup orang

banyak.

2.1.2.3 Pr insip-pr insip Pelayanan

Menurut islami (2000:4) bahwa setiap aparat pelayanan harus

memahami beberapa prinsip pokok dalaam memberikan pelayanan kepada

konsumen

1. Aksebiilitas

Pelayanan harus dapat dijangkau oleh setiap pengguna pelayanan ,

tempat, jarak dan sistem pelayanan sedapat mungkin dekat dan mudah

dijangkau atau diakses oleh pengguna

2. Kontinitas

Yaitu jenis pelayanan harus secara terus menerus tersedia bagi

konsumen dengan kepastian dan kejelasan tertentu

3. Teknikalitas

Yaitu jenis pelayanan baik proses pelayanannya harus ditangani

(26)

4. Profitabilitas

Proses pelayanan pada akhirnya harus dapat dilaksanankan secara

efektif dan efisien serta memberikan keuntungan secara ekonomi.

Didalam keputusan MENPAN No. 63 tahun 2004 disebutkan bahwa

pelayanan harus memenuhi prinsip sebagai berikut:

1. Kesederhanaan

Prosedur tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah

dilaksananakan

2. Kejelasan

Kejelasan tentang administrasi, wewenang, dan biaya

3. Kepastian waktu

Pelaksanaan pelayanan dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang

telah ditentukan

4. Akurasi

Produk pelayanan diterima dengan benar, tepat dan sah

5. Keamanan

Proses dan produk pelayanan dapat memberikan rasa aman dan

kepastian.

6. Tanggung jawab

Penyelenggara pelayanan bertanggung jawab atas terselenggaraan

pelayanan tersebut.

(27)

Terjadinya sarana dan prasarana kerja peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi.

8. Kemudahan akses

Tempat dan lokasi serta sarana harus memadai, mudah dijangkau

oleh konsumen dan dapat memanfaatkan pelayanan tersebut

9. Kedisiplinan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah,

serta memberikan pelayanan dengan iklas

10.Kenyamanan

Lingkungan kenyamanan harus tertip, teratur, disediakan ruang

tunggu yang nyaman bersih dan rapi.

2.1.2.4 Kualitas Pelayanan

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan (Tjiptono, 2001). Sehingga definisi kualitas pelayanan

dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan

konsumen (Tjiptono, 2007).

Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara

membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata

mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka

harapkan / inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan.

(28)

yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan

memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka

kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya

jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka

kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.

Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan

atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,

yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan

apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk

fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada

konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut

dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada

umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan

yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering.

Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang

berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa

definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun

hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen sebagai

berikut:

1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan

pelanggan.

(29)

3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.

Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk

aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan

konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service

yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan,

hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap

dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen.

Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara

membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata

mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka

harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan.

Hubungan antara produsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari

waktu pembelian ke pelayanan purna jual, kekal abadi melampaui masa

kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen sebagai raja yang

harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut akan

memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus hidup.

2.1.2.5Konsep dan Dimensi Kualitas Pelayanan

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, salah satu faktor yang

menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan menurut John

Sviokla, adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan

kepada pelanggannya. Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang

(30)

(Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan

Berry dalam serangkaian penelitian mereka terhadap enam sektor jasa :

reparasi, peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan

telepon jarak jauh, perbangkan ritel, dan pialang sekuritas.

SERVQUAL dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama

yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima

(perceived service) dengan layanan yang sesungguhnya

diharapkan/diinginkan (expected service).

Harapan para pelanggan pada dasarnya sama dengan layanan seperti

apakah yang seharusnya diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan.

Harapan para pelanggan ini didasarkan pada informasi yang disampaikan

dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman dimasa lampau, dan

komunukasi eksternal (iklan dan berbagai bentuk promosi perusahaan

lainnya).

Faktor dalam perbaikan kualitas sehubungan dengan tercapainya

kepuasan konsumen terhadap jasa yang bersifat intangible (barang tidak

berwujud) pada awalnya terdiri dari sepuluh dimensi pokok (Parasuratman

(1985) dalam bukunya Fandy Ciptono (2005:273)) yaitu reabilitas, daya

tanggap, kompetensi, akses, kesopanan, komunikasi, kredibilitas,

keamanan, kemampuan memahami pelanggan, bukti fisik. Namun pada

penelitian berikutnya ternyadi penyempurnaan dan perangkuman dari

kesepuluh dimensi tersebut yaitu kompetensi, kesopanan, dan keamanan

(31)

memahami pelanggan menjadi empati. Maka dengan demikian terdapat

lima dimensi utama yaitu sebagai berikut:

1. Bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dlaam menunjukan

eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan

sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan

sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh

pemberi jasa.

2. Reliabilitas atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang

berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan

tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi

3. Daya Tanggap, yaitu suatu kemampuan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan

penyamapaian informasi yang jelas. Memberiarkan konsumen

menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan suatu

persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

4. Jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan

kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa

percaya pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa

komponen antara lain komunikasi (comunication), kredibilitas

(credibility), keamanan (security), kompetensi (competence), dan

(32)

5. Empati, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual

atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan

memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan.

2.1.3 J asa

2.1.3.1 Penger tian J asa

Menurut Stanton ( 1996 : 220 ), jasa adalah kegiatan yang dapat

diidentifikasi secara tersendiri yang pada hakekatnya bersifat tidak teraba

merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak hanya terikat pada penjualan

produk atau jasa lain.

Sedangkan menurut Valerie A. Zeitham dan Mary Jo Bitner ( 2003:

3), menyatakan bahwa jasa adalah suatu kegiatan ekonomi meskipun

outputnya bukan produk dikonsumsikan bersama dengan waktu produksi

dan memberikan nilai tambah (seoerti kenikmatan, hiburan dan santai)

bersifat tidak berwujud.

Jadi dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa

merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau organisasi untuk

mencapai tujuan tertentu.

2.1.3.2 Kar akter istik J asa

Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang

(produk fisik). Griffin (1996) diantaranya menyebutkan karakteristik

(33)

1. Intangibility ( tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,

didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini

adalah nilai tidak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk

kenikmatan, kepuasan, atau rasa aman.

2. Inseparability. Barang biasanya diproduksi,kemudian dijual, lalu

dokonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru

kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan.

3. Variability. Jasa bersifat sangat variabel karena nonstandardized

output, artinya nayak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung

pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

4. Perishability. Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak

dapat disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan,

maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.

2.1.3.3 Macam-macam J asa

Menurut Alma ( 2003 : 208 ), macam-macam jasa dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Personalized Service (selera pelayanan)

Jasa ini sangat bersifat personal, yang tidak dapat dipisahkan dari

orang yang menghasilkan jasa tersebut, pelayanan pada saat ini

langsung ditangani oleh produsennya. Pemakaian perantara dalam hal

ini tidak praktis. Personalized service digolongkan lagi ke dalam tiga

golongan, yaitu:

(34)

Yang dimaksud adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan

perorangan. Misalnya: jasa tukang cukur, salon kecantikan dan jasa

foto.

3. Marketing Professional Service (pemasaran jasa pelayanan)

Merupakan pelayanan jasa yang dalam pemasaran biasanya menunggu

konsumen yang datang, jika pemasarannya dapat memuaskan

konsumen tersebut akan kembali lagi dilain waktu. Misalnya: jasa

dokter spesialis.

4. Marketing Business Service (pemasaran bisnis pelayanan)

Pada jenis jasa ini sistem pemasarannya tidak langsung, dalam arti

perusahaan jasa tersebut lebih senang diundang oleh

langganan-langganan baru untuk memberikan jasa-jasanya. Misalnya: biro

konsultasi.

5. Financial Service, terdiri dari :

a. Banking Service (jasa bank)

b. Insurance Service (jasa asuransi)

c. Invesment Service (lembaga penanaman modal)

d. Public Utility and Transportation service (kepentingan umum jasa

transportasi).

e. Perusahaan public utility mempunyai monopoli secara ilmiah,

misalnya: perusahaan listrik, para pemakainya terdiri dari

(35)

pemerintah. Sedangkan trasportation service ialah meliputi: jasa

angkutan darat, laut dan angkutan darat.

2.1.4 Koper asi

2.1.4.1 Penger tian koper asi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau

badan hukum dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip

koperasi sehingga sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas

kekeluargaan. Koperasi juga merupakan organisasi bisnis yang dimiliki

dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi

melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan asas kekeluargaan.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1

tentang perkoperasian menyatakan bahwa koperasi adalah “badan usaha

yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi dan sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.

Koperasi merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan modal.

Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan

semata-mata dan bukan kepada kebendaan. Kerjasama dalam koperasi

didasarkan pada rasa persamaan derajat, dan kesadaran para anggotanya.

(36)

adalah milik bersama para anggota, pengurus maupun pengelola. Usaha

tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah

rapat anggota.

Koperasi sebagai badan usaha dapat melakukan kegiatan usahanya

sendiri dan dapat juga kerja sama dengan badan usaha lain, seperti

perusahaan swasta maupun perusahaan negara. Perbedaan antara koperasi

dan badan usaha lain, dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Dilihat dari segi organisasi

Koperasi adalah organisasi yang mempunyai kepentingan yang sama

bagi para anggotanya. Dalam melaksanakan usahanya, kekuatan

tertinggi pada koperasi terletak di tangan anggota, sedangkan dalam

badan usaha bukan koperasi, anggotanya terbatas kepada orang yang

memiliki modal, dan dalam melaksanakan kegiatannya kekuasaan

tertinggi berada pada pemilik modal usaha.

b. Dilihat dari segi tujuan usaha

Koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bagi para anggotanya

dengan melayani anggota seadil-adilnya, sedangkan badan usaha bukan

koperasi pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

c. Dilihat dari segi sikap hubungan usaha

Koperasi senantiasa mengadakan koordinasi atau kerja sama antara

koperasi satu dan koperasi lainnya, sedangkan badan usaha bukan

(37)

d. Dilihat dari segi pengelolahan usaha

Pengelolahan usaha koperasi dilakukan secara terbuka, sedangkan

badan usaha bukan koperasi pengelolahan usahanya dilakukan secara

tertutup.

2.1.4.2 Pentingnya Koperasi

Koperasi meningkatkan pada kesejahteraan anggotanya. Keuntugan

yang diperoleh dibagikan kepada anggotanya dalam bentuk SHU. Secara

lengkap pentingnya Koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat

dapat dilihat dalam tujuan, manfaat, prinsip, kelengkapan, jenis dan modal

koperasi.

2.1.4.3 Tujuan Koperasi

Tujuan utama Koperasi Indonesia adalah mengembangkan

kesejahteraan anggota, pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-orang, bukan perkumpulan

modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama kesejahteraan

anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba.

Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak menderita rugi.

Tujuan ini dicapai dengan karya dan jasa yang disumbangkan pada

masing-masing anggota.

“Keanggotaan Koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan

(38)

anggota ikut, secara aktif memperbaiki kehidupannya dan kehidupan

masyarakat melalui karya dan jasa yang disumbangkan. Dalam usahanya,

koperasi akan lebih menekankan pada pelayanan terhadap kepentingan

anggota, baik sebagai produsen maupun konsumen. Kegiatan koperasi

akan lebih banyak dilakukan kepada anggota dibandingkan dengan pihak

luar. Oleh karena itu, anggota dalam koperasi, bertindak sebagai pemilik

sekaligus pelanggan.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 tujuan

koperasi Indonesia adalah “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut

membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945”.

2.1.4.4 Bentuk dan J enis Koper sai

Bentuk dan Jenis Koperasi sesuai yang tercantum dalam pasal 15

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian, bentuk koperasi ada 2:

1. Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan orang seorang, dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20

(39)

2. Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan koperasi, dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3(tiga)

koperasi.

Tentang jenis koperasi ini terdapat dalam pasal 17 Bagian 6 UU No.12

tahun 1967, dilakukan dengan:

1. Lapangan usahanya

a. Koperasi konsumsi, yang berusaha untuk menyediakan barang

barang yang dibutuhkan para anggotanya, baik barang

keperluan sehari-hari maupun barang-barang kebutuhan

sekunder yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup para

anggotanya, dalam arti dapat dijangkau oleh daya belinya.

b. Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit, yang berusaha

untuk mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum

lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang

atau barang keperluan hidupnya, dengan jalan menggiatkan

tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang atau barang

dengan bunga yang serendah-rendahnya.

c. Koperasi produksi, yang berusaha untuk menggiatkan para

aggotanya dalam menghasilkan produk tertentu yang biasa

diproduksinya serta sekaligus mengkoordinir pemasarannya,

dengan demikian para produsen akan memperoleh kesamaan

(40)

d. Koperasi serba usaha, yang berusaha dalam beberapa macam

kegiatan ekonomi yang sesuai dengan kepentingan-kepentingan

para anggotanya.

2. Golongan masyarakat yang berkumpul mendirikannya:

a. Koperasi pegawai negeri, yang anggota-anggotanya terdiri dari

para pegawai negeri dalam suatu daerah kerja.

b. Koperasi di lingkungan Angkatan Bersenjata (PRIMKOPAD,

PRIMKOPAL, PRIKOPARADA, PRIMKOPOL), yang

merupakan wadah penampungan kegiatan-kegiatan kekaryaan

anggota angkatan untuk meningkatkan kesejahteraan para

anggota beserta keluarganya.

c. Koperasi wanita, koperasi guru, koperasi veteran, koperasi kaum

pensiunan dan sebagainya, yang masing-masing berusaha untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi (hidup) para anggotanya

dalam golongannya masing-masing.

2.1.5 Per ilaku Konsumen

2.1.5.1 Penger tian Per ilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen menurut Engel dalam Umar (2003 : 49)

bahwa sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan,

mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan penyusun tindakan tersebut.

Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa perilaku konsumen dapat dibagi

(41)

variabel-variabel yang termasuk kedalamnya adalah jumlah pembelian, waktu,

karena siapa, dengan dan bagaimana konsumen melakukan pembelian.

Yang kedua perilaku yang tidak tampak, variabel-variabelnya antara lain

adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan oleh

konsumen.

2.1.5.2 Faktor -faktor yang Mempengar uhi Per ilaku Konsumen

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut

Nugroho (2003 : 11-15).

1. Faktor-faktor Kebudayaan

a. Kebudayaan

Merupakan faktor penentu yang paling besar dari keinginan dan

perilaku seseorang. Bila makhluk-mahkluk lainnya bertindak

berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.

b. Sub-budaya

Merupakan bagian dari setiap kebudayaan dan sub-budaya yang

lebih kecil memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih

spesifik untuk para anggotanya.

c. Kelas Sosial

Adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan

lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hieraki dan

keanggotaannya mempunyai nilai, minat perilaku yang serupa.

2. Faktor-faktor Sosial

(42)

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap

sikap atau perilaku seseorang.

b. Peran dan Status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama

hidupnya keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap

kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.

c. Keluarga

Agar dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan

pembeli, yang pertama keluarga orientasi, yang merupakan orang tua

seseorang. Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan

beberapa aspek. Kedua keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup

anak-anak seseorang.

3. Faktor-faktor Pribadi

a. Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup

keluarga. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan

tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok

pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan

jasa tertentu.

(43)

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan

oleh kegiatan, minat dan pendapatan seseorang.

d. Keadaan Ekonomi

Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri

dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya.

4. Faktor-faktor Psikologis

a. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari

sesuatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa

tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat

psikogonik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis

tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau

kebutuhan diterima.

b. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk

menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang

dapat mimiliki persepsi yang berbeda dari obyek yang sama karena

adanya tiga proses persepsi:

1. Perhatian yang selektif

2. Gangguan yang selektif

3. Mengingat kembali yang selektif

(44)

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perubahan dalam

perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d. Kepercayaan dan sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki

seseorang terhadap sesuatu.

2.1.6 Kepuasan Pelanggan

Menurut Umar (2003 : 50) Kepuasan konsumen adalah tingkat

perasaan konsumen setelah membadingkan dengan harapannya. Jika

konsumen merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk tersebut

maka sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam

waktu yang lama.

Sedangkan menurut pendapat Kotler ( 2001 : 36 ), kepuasan

konsumen diartikan sebagai fungsi daripada jauh dekatnya produk

menurut harapan, konsumen dan pandangan prestasi.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa jika produk atau jasa

dapat memenuhi harapan konsumen dengan prestasi yang diberikan, maka

konsumen akan merasa puas. Sebaliknya jika harapan jauh dari prestasi

yang diharapkan, konsumen akan merasa tidak puas.

2.2 Ker angka Berfikir

Berdasarkan landasan teori diatas, penelitian ini merupakan satu macam

variabel atau variabel mandiri yaitu kualitas layanan di Primkopal Juanda

dengan mendeskripsikan berupa kata – kata tertulis atau lisan dari perilaku

(45)

bahwa kualitas pelayanan jasa Primkopal Juanda pada para pelanggan

sangat berpengaruh pada kepuasan pelanggan. Apabila pelayanan yang

diberikan kepada pelanggan tidak memuaskan atau kurang akan berpengaruh

terhadap ketidakpuasan para pelanggan di dalam menggunakan jasa

pelayanan Primkopal Juanda dan apabila kualitas pelayanan yang diberikan

kepada pelanggan memuaskan maka pelanggan juga akan merasakan

kepuasan di dalam menggunakan jasa Primkopal Juanda.

Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan pelanggan, maka

digunakan dimensi dari kualitas pelayanan tersebut. Berikut lima dimensi

dari kualitas pelayanan antara lain:

1. Bukti fisik yaitu kemampuan Primkopal Juanda dalam menunjukan

eksistensinya kepada pihak pelanggan. Penampilan dan kemampuan

sarana dan prasarana fisik Primkopal Juanda dan keadaan lingkungan

sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh

pemberi jasa, seperti gedung, ruang tunggu, display dan penampilan

serta kerapian karyawan.

2. Reliabilitas yaitu kemampuan Primkopal Juanda untuk memberikan

pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja

harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,

pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap

yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi

3. Daya tanggap yaitu suatu kemampuan untuk membantu dan

(46)

penyamapaian informasi yang jelas. Tidak membiarkan pelanggan

menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan suatu

persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

4. Jaminan yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan kemampuan para

pegawai Primkopal Juanda untuk menumbuhkan rasa percaya

pelanggan kepada Primkopal Juanda seperti komunikasi , kredibilitas,

keamanan, kompetensi, dan sopan santun.

5. Empati yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual

atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan pelanggan. Dimana Primkopal Juanda memiliki

pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan.

(47)

Gambar 2.1

Kerangka berfikir

Bukti Fisik

Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa Primkopal Juanda

Reliabilitas Daya tanggap Jaminan Empati

(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 J enis Penelitian

Penelitian ilmiah diperlukan suatu metode yang tepat, sesuai dengan

maksud dan tujuan penelitian dalam arti suatu metode yang digunakan

mampu menemukan data yang relevan dan kebenaran yang dapat

dipercaya, penelitian ini bersikap deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Sedangkan metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data yang berupa kata – kata yang tertulis atau lisan dari

orang – orang dan perilaku yang dapat diamati menurut Burhan dan

Taylor, pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut

secara nolistik (utuh), jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan

individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis tetapi perlu cara

pandang sebagai bagian dari suatu kebutuhan, pendekatan metode

kualitatif bertujuan untuk menyusun dan mengembangkan pemahaman

pendeskripsian kenyataan yang banyak seginya dan mengikuti kaidah –

kaidah komponen penelitian kualitatif ( Lexy. J. Moeleong, 2003 : 03).

Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mengungkapkan

dalam Lexy. J. Moeleong mendefinisikan penelitian kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam pengetahuan social secara fundamental bergantung

pada pengamatan manusia dalam kawasan sendiri yang berhubungan

(49)

Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna

(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan

teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan

fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk

memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan

pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran

landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif.

Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data,

dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang

digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari

data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir

dengan suatu “teori”. Sumber : wikipedia.org

Metode kualitatif tidak menggunaka populasi serta sampel yang

banyak, menggunakan sampel sedikit dan dipilih menurut tujuan

penelitian, penelitian kualitatif lebih banyak berupa study kasus dan multi

kasus. Sehingga dalam penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan

kualitas pelayanan pada Primkopal Juanda.

3.2 Fokus Penelitian dan Situs Penelitian

3.2.1 Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan rumusan

(50)

fokus penelitian dalam hal ini fokus penelitian dapat berkembang atau

berubah sesuai dengan perkembangan masalah penelitian dilapangan.

Dalam penelitian kualitatif digunakan variabel mandiri tanpa

membuat perbandingan atau menghubungkan antar variabel penelitian.

Variabel penelitian tersebut yaitu kualitas pelayanan yang diberikan oleh

Primkopal Juanda.

Dan tidak ada satu pun penelitian yang dapat dilakukan tanpa adanya

fokus. Adapun criteria dari penelitian ini adalah :

1. Bukti fisik

2. Reliabilitas

3. Daya tanggap

4. Jaminan

5. Empati

Dari lima dimensi kualitas pelayanan yang menjadi fokus penelitian ini

diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Bukti fisik yaitu kemampuan Primkopal Juanda dalam menunjukan

eksistensinya kepada pihak pelanggan. Penampilan dan kemampuan

sarana dan prasarana fisik Primkopal Juanda dan keadaan lingkungan

sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh

pemberi jasa, seperti :

a. Sarana dan prasarana

(51)

2. Reliabilitas yaitu kemampuan Primkopal Juanda untuk memberikan

pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja

harus sesuai dengan harapan pelanggan seperti :

a. Ketepatan waktu

b. Akurasi pelayanan dan bebas kesalahan

3. Daya tanggap yaitu suatu kemampuan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan

penyamapaian informasi yang jelas. Tidak membiarkan pelanggan

menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan suatu

persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

4. Jaminan yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan kemampuan para

karyawan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada

Primkopal Juanda.

a. Kemampuan karyawan dalam menjaga kepercayaan pelanggan

b. Keramahan karyawan

5. Empati yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual

atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan pelanggan. Dimana Primkopal Juanda memiliki

pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan.

a. Perhatian personal

(52)

3.2.2 Situs Penelitian dan Sumber Data

Situs penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti untuk

mendapatkan keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti guna

memperoleh data yang akurat atau mendekati kebenaran sesuai dengan

fokus penelitian ini yaitu kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik,

reliabilitas, daya tanggap, jaminan dan empaty. Adapun situs penelitian ini

adalah Primkopal Juanda yang beralamat jalan Semeru 11 Lanudal Juanda

Surabaya.

Dalam penelitian ini melalui situs penelitian di atas terdapat beberapa

sumber data yaitu:

1. Informan Penelitian

Informan kunci merupakan orang – orang yang sarat informasi yang

pengetahuannya luas dalam memahami fokus penelitian melalui

wawancara tentang kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik,

reliabilitas, daya tanggap, jaminan dan empati.

2. Tempat dan Peristiwa

Berbagai peristiwa atau kejadian yang berkaitan dengan masalah atau

fokus penelitian yaitu kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik,

reliabilitas, daya tanggap, jaminan dan empati.

3. Dokumen

Berbagai dokumen yang memiliki relevansi dengan fokus penelitian

yaitu kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik, reliabilitas, daya

(53)

3.3 Infor man Kunci (Key Person)

Menurut Burhan Bungin (2003 : 53) dalam penelitian kualitatif tidak

dipersoalkan jumlah sampel, jumlah sampel bisa sedikit, tetapi juga bisa

banyak tergantung dari tepat tidaknya pemilihan informan kunci. Teknik

penarikan sampel secara acak (seperti yang lazim digunakan dalam

penelitian kuantitatif), dengan sendirinya tidak relevan. Untuk memilih

sampel (dalam hal ini informan kunci atau) lebih tepat dilakukan secara

sengaja (purposive sampling). Informan kunci yang dipilih sesuai dengan

kriteria tertentu, yaitu pelanggan yang telah menggunakan jasa Primkopal

Juanda lebih dari satu kali yang berada di lokasi maupun tidak berada di

lokasi penelitian serta pihak Primkopal Juanda. Oleh sebab itu dalam

penelitian ini peneliti memilih informan kunci berdasar kriteria tertentu di

atas yang terdiri dari:

a. Kepala Primkopal Juanda

b. Karyawan Primkopal Juanda

c. Pelanggan TNI AL yang terdiri dari 3 tingkatan

1. Perwira

2. Bintara

3. Tamtama

d. Pelanggan Sipil yang terdiri dari 4 golongan

1. Golongan I

2. Golongan II

(54)

4. Golongan IV

3.4 Tek nik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian menurut Moleong (2002 : 96),

terdapat 3 (tiga) proses kegiatan yang dilakukan yaitu :

1. Proses memasuki lokasi (Getting In)

Agar proses pengumpulan data dari informan dapat berjalan secara

baik, penulis terlebih dahulu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan,

baik kelengkapan administratif maupun semua persoalan yang

berhubungan dengan setting dan subjek penelitian serta mencari relasi

awal. Dalam memasuki lokasi penelitian, penulis menempuh pendekatan

formal dan informal.

2. Ketika Berada di Lokasi Penelitian (Getting Along)

Ketika berada di lokasi penelitian, peneliti melakukan hubungan

pribadi dan membangun kepercayaan pada subyek peneliti (informan).

Hal ini merupakan kunci sukses untuk mencapai dan memperoleh akurasi

dan komprehensivitas data penelitian. Selain itu proses ini penulis

berusaha untuk memperoleh informasi dari informan yang lengkap di

lokasi penelitian.

3. Pengumpulan Data

Ada 3 (tiga) teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu

observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Ketiga teknik

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

(55)

Penelitian mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan

observasi untuk mengamati berbagai kegiatan dan kualitas pelayanan

yang ada pada Primkopal Juanda.

b. Wawancara mendalam

Wawancara jenis ini tidak dilaksanakan dengan struktur ketat, tetapi

dengan pertanyaan yang semakin memfokuskan pada permasalahan

sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam. Kelonggaran

semacam ini mampu menggali kejujuran informasi yang sebenarnya,

terutama yang berkenaan dengan fokus penelitian yaitu kualitas

pelayanan.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapat data sekunder yang

dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data – data yang bersumber

dari Primkopal Juanda.

3.5Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal dan

sepanjang proses berlangsung. Teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model analisis interaktif (Interactive Model of

Analysis) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman dalam buku

Haris Herdiansyah (2010 : 164), sebagai berikut :

(56)

Data yang dikumpulkan merupakan kata – kata dan bukan angka –

angka. Data tersebut dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi.

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lokasi penelitian berupa data dituangkan

dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terperinci. Laporan

lapangan oleh peneliti direduksi, dirangkum, dipilih hal – hal yang

pokok, difokuskan pada hal – hal yang penting kemudian dicari tema

dan polanya (melalui penyetingan, pemberian kode dan pentabelan).

Reduksi data ini dilkakukan terus menerus selama proses penelitian

ini berlangsung.

3. Penyajian Data

Penyajian data dimaksudkan agar memudahkan bagi peneliti untuk

melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari

penelitian, dengan kata lain merupakan pengorganisasian data ke

dalam bentuk tertentu sehingga kelihatan dengan sosok yang lebih

utuh.

4. Penarikan Kesimpulan atau verifikasi

Verifikasi data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan secara terus

menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. Sejak awal

memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti

berusaha untuk menganalisa dan mencari makna dari data yang

(57)

persamaan, hal – hal yang sering timbul yang dituangkan dalam

kesimpulan – kesimpulan. Dengan bertambahnya data melalui proses

verifikasi secara terus menerus, barulah ditarik kesimpulan yang

bersifat “grounded”. Dengan kata lain setiap kesimpulan yang dibuat

senantiasa dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung.

3.6 Keabsahan Data

Dalam setiap penelitian memerlukan standart untuk melihat derajat

kepercayaan atau kebenaran dari hasil penelitian, dalam penelitian kualitatif

standart tersebut dengan keabsahan data. Menurut Moleong (2002 : 327)

untuk menjamin keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan

teknik pemeriksaan didasarka atas sifat criteria yang digunakan yaitu :

1. Derajat Kepercayaan (kredibilitas)

Pada dasarnya penerapan criteria derajat kepercayaan menggantikan

konsep validitas dari non kualitatif. Kriteria ini berfungsi

untukmelakukan inquiri sedemikian rupa, sehingga tingkat kepercayaan

hasil – hasil penentuannya dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada

kenyataan ganda yang sedang diteliti. Beberapa cara yang dapat

dilakukan dalam hal ini adalah :

a. Memperpanjang masa observasi

Dengan memperpanjang waktu penelitian sehingga data dapat diedit

dan diadakan pengecekan kembali ke lapangan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Asuransi Jiwa Bumiputra Syariah Surakarta, dilihat dari lima dimensi kualitas jasa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan yaitu variabel reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik secara bersama-sama

lebih meningkatkan lagi penampilan dan kerapian karyawannya sehingga dengan penampilan yang lebih baik dapat menimbulkan kesan yang baik bagi para tamu.Saran yang

Bukti langsung atau tangibles yaitu meliputi fasilitas fisik, pegawai, perlengkapan dan sarana komunikasi. Fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi adalah

Untuk mengetahui pengaruh dimensi kualitas layanan jasa meliputi bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati secara simultan terhadap kepuasan

Atribut kualitas pelayanan meliputi: (1) Kebersihan ruangan; (2) Penampilan fisik dan kerapian karyawan; (3) Tidak adanya kesalahan dalam transaksi; (4) Ada berbagai pilihan

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial pada kualitas pelayanan meliputi bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap, jaminan dan empati terhadap

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas mengenai tangible Bukti Fisik yang meliputi bentuk perwujudan seperti penyediaan fasilitas fisik, kelengkapan peralatan dan penampilan kerapian