• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN LIRIK LAGU BOYBAND CEKAT - CEKOT (Studi Semiologi Terhadap Lirik Lagu Boyband Cekat - Cekot Karya Project Pop).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKNAAN LIRIK LAGU BOYBAND CEKAT - CEKOT (Studi Semiologi Terhadap Lirik Lagu Boyband Cekat - Cekot Karya Project Pop)."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Andi Pr atama Ar diansyah NPM. 0843010031

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN ‘’ J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA

(2)

ANDI PRATAMA ARDIANSYAH

NPM. 0843010031

Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Telah Disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama,

ZAINAL ABIDIN A S.Sos, MSi, MEd

NIP. 1963 0907 199103 2001

Mengetahui,

D E K A N,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

Disusun Oleh :

ANDI PRATAMA ARDIANSYAH 0843010031

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional ‘’Veteran’’ Jawa Timur Pada Tanggal 13 Juni 2012

Menyetujui

Tim Penguji : Pembimbing Utama 1. Ketua

Zainal Abidin A S.Sos, M.Si, M.Ed Dr a. Sumar djijati, M.Si NPT. 3 7305 99 0170 1 NIP. 19620323 199309 2001 2. Sekretaris

Dr s. Kusnar to. M.Si

NIP. 19580801 198402 1001 3. Anggota

Zaina l Abidin A S.Sos, M.Si, M.Ed NPT. 3 7305 99 0170 1

Mengetahui, DEKAN

(4)

LAGU BOYBAND CEKAT – CEKOT ( Studi semiologi tentang pemaknaan lirik lagu ‘’Boyband cekat – cekot’’ yang di populerkan oleh Project pop )

Tujuan dilakukan nya penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang terkandung di dalam lirik lagu boyband cekat – cekot yang di ciptakan sekaligus di populerkan oleh Group musik asal Bandung yaitu Project pop. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode semiologi milik Ferdinand de Saussure yang menggabungkan antara Signifier sebagai penanda dan Signified sebagai petanda lalu menghasilkan Signification. Selain itu di dalam metode Saussure juga menggunakan form (bentuk),

content (isi), langue (bahasa), parole (ujaran), Synchronic (sinkronik) dan Diachronic (diakronik), Syntagmatic (sintagmatik) dan Associative (paradigmatic) untuk menganalisis data tersebut sehingga dapat di ketahui makna yang sesungguhnya.

Landasan teori yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi Musik sebagai media komunikasi, Lagu dan lirik, Kritik sosial, Semiotoka dalam ilmu komunikasi, Makna dan Pemaknaan dan Semiologi De Saussure.

Dari hasil penelitian dapat di ketahui bahwa lirik lagu ‘’boyband cekat – cekot ‘’ merupakan lagu yang menggambarkan tentang singgungan umum tentang perjalanan singkat boyband yang cepat sekali terkenal dan di gandrungi oleh anak muda jaman sekarang. Makna yang terkandung dalam lirik lagu boyband cekat – cekot ini adalah tentang perasaan iri hati terhadap boyband yang sedang menjadi fenomena di Tanah air. Boyband telah menjadi fenomena di industri musik Indonesia, bak jamur di musim hujan

boyband – boyband di Indonesia tumbuh dengan pesat, ironis nya penampilan mereka tidak di dukung dengan kemampuan yang seharus nya mereka miliki serta kebanyakan gaya / style dan penampilan boyband – boyband di Indonesia hanya meniru boyband dari korea sehingga project pop menyebut mereka ini sekumpulan laki – laki yang memusingkan atau menyebalkan. Di dalam lagu tersebut project pop mengutarakan diri nya ingin seperti boyband

yang cepat terkenal hanya dengan modal tampang keren dan suara yang pas - pas an. Akan tetapi hal itu bukan makna yang sebenar nya, karena hanya bentuk sindiran yang di tujukan kepada boyband Indonesia.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan

karunia-Nya kepada peneliti sehingga skripsi dengan judul “Pemaknaan Lir ik Lagu

Boyband Cekat - Cekot (Studi Semiologi Ter hadap Lir ik Lagu “Boyband

Cekat - Cekot” Kar ya Pr oject Pop) dapat terselesaikan dengan baik.

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Zainal Abidin

Achmad,S.Sos,M.Si,M.Ed selaku Dosen Pembimbing Utama yang selalu

meluruskan kesalahan – kesalahan Peneliti. Abi, begitulah sapaan nya. Beliau

benar – benar bisa menjadi seorang Bapak dan Sahabat bagi setiap anak

bimbingan nya. Beliau tidak pernah lelah dalam memberikan Bimbingan dan

selalu ada ketika kita Membutuhkan. Peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Kedua Orang Tua tercinta yang telah membesarkan Peneliti dengan

kasih sayang yang tiada batasnya.

2. Ibu Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Syaifuddin Zuhri, Msi. Sekertaris Program Studi Ilmu

(6)

5. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih untuk

segala ilmunya.

6. My Lovely Lifia Ananda Pratama, thanks untuk segala supportnya.

7. Biggest Thanks to Nizwan Amin, Yopie,Mochammad Irmansyah alias

mas Pman, Maulana, Agung Bendoel, Joko, Windy, Nanik, Dyaksa,

Dedy Mble, Panji Ses dan semua kawan – kawan seperjuangan di

kampus...makasih banget supportnya...ayo kita goyang Giriloka saat

wisuda nanti.

8. Samuel, Sigit dan Galuh Oke yang selalu memberi motivasi dan

menghibur peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Ratih Dwi, Irfan Iskandar, Evan Rheza, dan teman – teman

seperjuangan UPN Televisi.

10.Windrey, Laras, Bagus, Gopal, Kiky Bonek, Ahong, Repo, Fifi,

Danton, Riri, Umi, Jojo, Icha, Rossy, Karina, Arya, Arista, Maryssa,

Mega, Cayzia, Januarty Punel, Dewi, Eko Mandala dan semua adek –

adekku UPN Televisi...lanjutkan perjuangan kita.

11.Kawan – kawan seperjuangan di media komunikasi AK UPN Radio,

XPHOSE, Kinne Komunikasi dan Himpunan Mahasiswa Komunikasi

(Himakom).

12.Kawan – kawan Black Communicator (mas dey dedik, om johan, mas

ook, gallery smartfren) yang telah memberikan semangat dan

(7)

vi

Peneliti menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak

kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan

yang peneliti miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

umumnya dan peneliti pada khususnya.

Surabaya, 20 Februari 2012

(8)

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI………. . ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI……… iii

KATA PENGANTAR……….……… iv

DAFTAR ISI……….……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN………. .. x

ABSTRAKSI……… xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….……….. 1

1.2 Rumusan Masalah………..………... 15

1.3 Tujuan Penelitian………..… 15

1.4 Kegunaan Penelitian………. 16

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori………... 17

2.1.1 Musik Sebagai Media Komunikasi……… 17

2.1.2 Lagu dan Lirik Lagu……….……….. 18

2.1.3 Kritik Sosial..………..………. 23

(9)

viii

2.1.6 Kecemburuan.……… 29

2.1.7 Kecemburuan Sosial……….……. 31

2.1.8 Pengertian Boyband……….……… 33

2.1.9 Semiotika Dalam Ilmu Komunikasi……….……… 35

2.1.10 Makna dan Pemaknaan……… 38

2.1.11 Teori Semiologi Sausurre……… 39

2.1.12 Signifier Dan Signified……… 47

2.1.13 Langue dan Parole………. 51

2.2 Kerangka Berpikir……… 52

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian………..……….. 54

3.2 Kerangka Konseptual………. 56

3.2.1 Unit Analisis……….. 56

3.2.2 Korpus Penelitian………..……… 56

3.3 Teknik Pengumpulan Data……….. 58

3.3.1 Jenis Data……… 58

(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek……… 61

4.1.1 Profil project pop………. 61

4.2 Penyajian dan Pemaknaan Data……… 64

4.2.1 Penyajian Data………. 64

4.2.2 Pemaknaan Lirik lagu boyband cekat – cekot……….. 65

4.3 Analisis Data……… 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 103

5.2 Saran………. 104

DAFTAR PUSTAKA………... 105

(11)

1

1.1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna, tanda -

tanda adalah basis dari seluruh komunikasi (Littlejohn dalam Sobur,

2004:15). Manusia dengan perantara tanda – tanda, dapat melakukan

komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal yang bisa dikomunikasikan di

dunia ini, termasuk juga melalui sebuah media dalam menyampaikan

pesan nya, salah satu nya adalah musik dan lagu.

Musik merupakan hasil dari budaya manusia diantara banyak budaya

manusia yang lain yang menarik, karena musik memegang peranan yang

sangat banyak di berbagai bidang. Musik menjadi sarana pemenuhan

kebutuhan manusia dalam hasrat mengenai seni dan berkreasi. Jika dilihat

dari sudut pandang sosial, musik hingga menjadi sebuah lagu bisa disebut

sebagai cermin tatanan sosial yang ada dalam masyarakat saat lagu itu

diciptakan. Selain itu, musik yang dibuat menjadi sebuah lagu bisa

mempangaruhi pendengarnya dalam melakukan sesuatu.

Hal ini disebabkan karena saat ini musik dalam bentuk lagu

disampaikan melalui beragam media komunikasi elektronik, seperti

(12)

dinikmati kapan saja oleh penikmatnya. Selain itu, musik juga bisa

dinikmati secara langsung melalui sarana pergelaran dan konser musik.

Musik saat ini bisa menjadi suatu pesan melalui lirik lagu yang

disampaikan penciptanya untuk mempengaruhi masyarakat. Dalam hal ini

lirik lagu bisa mewakili perasaan pendengarnya, bisa juga menjadi ajang

penyampaian perasaan. Karena lirik lagu seperti bahasa dapat menjadi

media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang beredar di

masyarakat. Bisa juga lirik lagu mencerminkan isu – isu sosial yang

terjadi saat ini.

Musik sendiri menurut kamus Bahasa Indonesia memiliki makna

bunyi-bunyian yang ditata enak dan rapi. Dari definisi diatas diketahui

bahwa musik dapat menciptakan sebuah lagu. Sebuah lagu yang di

nyanyikan biasanya terdiri dari tiga komponen yang saling melengkapi

dan saling bergantung. Komponen tersebut antara lain paduan alat music

atau instrument, suara atau Vokal dan yang terakhir lirik lagunya.

Instrument dan kekuatan vokal sebagai tubuh sedangkan lirik lagu adalah

jiwa atau nyawa adalah penggambaran musik itu sendiri.

Musik dalam sebuah lagu adalah sekumpulan lirik yang diberi

instrument akor dan melodi, meskipun terlihat sederhana namun proses

pembuatan sebuah lagu di butuhkan keahlian, baik itu keahlian

memainkan alat music, keahlian menulis lirik lagu hingga keahlian dalam

(13)

menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas

social yang beredar di masyarakat. Lirik lagu dapat di jadikan sebagai

sarana sosialisasi dan pelestarian terhadap sikap atau nilai. Oleh karena

itu ketika sebuah lirik lagu di perdengarkan kepada khalayak juga

mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya keyakinan,

nilai-nilai bahkan prasangka tertentu (Setianingsih, 2003:7-8)

Lirik merupakan sebuah media komunikasi verbal yang memiliki

makna pesan di dalamnya, sebuah lirik lagu bila tepat memilihnya biasa

memliki nilai yang sama dengan ribuan kata atau peristiwa, juga secara

individu mampu untuk memikat perhatian.

Lirik sebuah lagu merupakan kunci utama meski tidak dipungkiri

sentuhan musik tidak kalah pentingnya untuk menghidupkan lagu

tersebut secara keseluruhan. Untuk menyampaikan sebuah pesan, tidak

hanya tulisan yang dijadikan acuan sebagai tanda untuk berinteraksi

dalam menyikapi pesan tersebut, tapi makna yang terkandung di dalam

pesan tersebut yang bisa menjadi pembelajaran supaya tidak melakukan

hal-hal yang negatif dan bisa berubah melakukan hal-hal yang positif.

Dapat dikatakan musik yang di dalam nya terdapat lirik sebuah lagu

adalah sebuah proses komunikasi, hal ini seperti diungkapkan Tubbs and

Moss dalam Human Communication: Proses komunikasi itu sebenarnya

mencakup pengiriman pesan dari system saraf kepada system saraf orang

(14)

dengan yang ada dalam benak pengirim. Pesan verbal melakukan hal

tersebut melalui kata kata, sudah jelas merupakan symbol verbal (Tubs

dan Moss:66)

Musik juga merupakan bagian dari komunikasi, seperti yang

dikemukakan oleh William I.Gorden menyatakan bahwa Komunikasi itu

mempunyai empat fungsi. Keempat fungsi tersebut meliputi komunikasi

sosial, Komunikasi ekspresif, komunikasi ritual dan Instrumental yang

tidak saling meniadakan (mutually ekslusive).

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi itu sangat penting untuk membangun

konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk

memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan antara

lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan

dengan orang lain (Mulyana 2005:5)

Erat kaitan nya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi

ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian maupun kelompok.

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain,

namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument

untuk menyampaikan perasaan perasaan (emosi). Perasaan tersebut

dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Emosi juga dapat kita

salurkan lewat bentuk bentuk seni seperti novel, puisi, musik tarian atau

lukisan. Harus di akui musik juga dapat mengekspresikan perasaan,

(15)

Musik juga memainkan peran dalam evolusi manusia, di balik

perilaku dan tindakan manusia terdapat pikiran dan perkembangan diri

dipengaruhi oleh musik. Pemakaian bahasa pada sebuah karya seni musik

berbeda dengan pemakaian bahasa sehari hari atau dalam kegiatan lain.

Musik berkaitan dengan dengan setting sosial kemasyarakatan tempat dia

berada, sehingga mengandung makna yang tersembunyi dan berbeda di

dalam nya.

Dunia musik di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

pesat dan tidak pernah surut, hal ini di tandai dengan banyak nya sebuah

hasil karya musik yang di lahirkan dari para pencipta musik atau musisi

karya seni. Bagi para penikmat musik ini adalah sebuah konsumsi publik

secara psikologis merupakan kebutuhan hiburan atau untuk

entertainment, bahkan bisa merupakan semangat kehidupan, sedangkan

bagi para pencipta music ini adalah ungkapan yang berkaitan dengan

komunikasi ekspresif artinya harus di akui bahwa musik juga dapat

mengekspresikan perasaan, kesadaran dan bahkan pandangan hidup

(ideology) manusia. Meskipun musik dekat dengan dunia entertainment,

tidak berarti musik menutup ranah kajian terhadap fenomena-fenomena

lain, karena lirik lagu sendiri sering tampil dengan tema yang cukup

beraneka ragam mulai dari masalah percintaan, perang, keindahan alam,

pengalaman, seni budaya, olah raga, mode, diskriminasi wanita,

seksualitas sampai adat istiadat dan hal hal yang serealistis sekalipun

(16)

Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik

keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.

Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia, masuk pula

berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan

musik- musik negeri India yang banyak diperkenalkan melalui

film-filmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing

dengan musik Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik melayu

yang kemudian menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah

berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan

R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan

Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis

musik ini sering disebut musik etnis.

Setelah beberapa tahun sempat dilanda virus band pop melayu, kali

ini giliran demam boyband yang sedang melanda mayoritas pendengar

musik di Indonesia terutama kaum remaja baik wanita maupun pria.

Boyband telah menjadi fenomena baru musik Indonesia. Layak nya jamur

yang tumbuh di musim Hujan, Boyband pun tumbuh subur di tengah

kejenuhan masyarakat akan musik Melayu.

Mendengar kata boyband, tentulah yang terlintas di pikiran kita

adalah sekumpulan cowok yang tergabung dalam suatu grup, memiliki

suara merdu, serta memiliki tampang menarik. Namun bila dicari

pengertiannya secara harafiah, Boyband adalah sejenis kelompok musik

(17)

laki-laki muda. Biasanya, anggota boyband selain menyanyi juga menari

dalam pertunjukan mereka. Mereka biasanya dibentuk oleh seorang

manajer atau produser rekaman dengan cara mengadakan audisi, di mana

para peserti diuji penampilan, kemampuan menyanyi, serta kemampuan

berdansanya. Sebagai tambahan, mereka biasanya tidak memainkan alat

musik sendiri. Menilik sejarah boyband, kelompok musik ini diawali dari

sosok seseorang bernama Maurice Starr yang dianggap sebagai pelopor.

Melalui boyband-nya yang bernama New Edition dan New Kids on the

Block yang muncul sejak tahun 1983, mereka mampu menyedot banyak

penggemar, terutama kaum wanita. Sejak kehadiran dua boyband

legendaries ini, mulailah bermunculan boyband - boyband lain yang juga

menjadi fenomena hingga sekarang. Beberapa diantaranya adalah

Westlife, Take That, Backstreet Boys, Boys II Men, dan masih banyak

lagi.

Di era 1990-an publik dibuat histeris saat Backstreet Boys, Boyz II

Men dan 'N Sync hadir. Tentu yang banyak berteriak secara histeris

adalah mereka kalangan dari kaum hawa.

Mereka dibilang sangat sukses membawa konsep boyband. Sebut

saja Backstreet Boys yang berhasil menjual 100 juta kopi albumnya

sepanjang tahun 1993 hingga saat ini. Disusul, Boyz II Men dan 'N Sync

yang menjual albumnya 60 dan 50 juta kopi. Nilai itu begitu fantastik di

(18)

Produser besar Maurice Starr memperkenalkan konsep boyband

untuk pertama kali pada tahun 1983 bersama Mary Alford yang

menggelar audisi di Boston, Amerika Serikat yang diikuti oleh hampir

500 remaja laki-laki dari semua kalangan.

Dari audisi tersebut terbentuklah New Kids on the Block atau yang

biasa disingkat NKOTB yang kemudian diresmikan pada tahun 1986.

NKOTB beranggotakan Donnie Wahlberg, Jordan Knight, Jonathan

Knight, Danny Wood dan Joe McIntyre. Namun belakangan Donnie

Wohlberg digantikan oleh Jaime Kelley.

NKOTB menelurkan 8 album, yang di antaranya 'New Kids On The

Block' (1986), 'Hangin' Tough' (1988), 'Merry, Merry Christmas' (1989),

'Step By Step' (1990), 'No More Games/The Remix Album' (1991), dan

'Face The Music' (1994), 'The Block' (2008). Di penghujung tahun 90-an

muncullah Westlife. Boyband yang beranggotakan Nicky Byrne, Kian

Egan, Mark Feehily, dan Shane Filan itu disebut-sebut sebagai puncak

dari popularitas boyband di dunia pada waktu itu.

Di Indonesia, boyband sebenar nya sudah sejak lama bermunculan di

masyarakat, di era tahun 90-an sebut saja cool colours, lalu ada Indra

Bekti yang tergabung dalam Fajar Baru Indonesia (FBI), boyband ME.

Namun di penghujung tahun 2000-an boyband sudah tidak banyak, musik

Indonesia saat itu dikuasai group band dan penyanyi solo. Hingga yang

(19)

membuka trend boyband di tahun 2011, hingga terbentuklah

boyband-boyband yang lain seperti Dragon Boyz, HITZ, S9B , XOIX dan masih

banyak lagi yang lain nya.

Kemunculan boyband di Indonesia, tidak lepas dari pengaruh

boyband dari korea. Mengapa.? Karena saat ini Indonesia tengah dilanda

Korean Wave, maka nya beberapa boyband yang baru terbentuk mengaku

terinspirasi dari style K-pop. Sebut saja SHINee adalah boyband Korea

Selatan yang beraliran R&B kontemporer. Dibentuk SM Entertainment

pada tahun 2008, SHINee terdiri dari Onew, Jonghyun, Key, Minho, dan

Taemin. Penampilan pertama mereka pada 25 Mei 2008 dalam acara

Popular Songs di SBS. Mereka membawakan singel promosi, 'Nunan

Neom Yeppeo'.

SHINee pernah menggelar konser gratis di Senayan 12 Oktober 2010

di acara 'Korean-Indonesian Friendship Festival' di Tennis Indoor

Senayan. Beberapa musisi Indonesia juga dilibatkan. Seperti pertunjukan

dari padepokan Bagong Kusudiarjo, Gita Gutawa dan The Dance

Company.

Dan seperti biasa fenomena ini dimanfaatkan oleh beberapa orang

untuk mengeruk keuntungan. Para produser mulai berlomba untuk

mengorbitkan boyband – boyband baru dengan tujuan utama mencari

rupiah dan mengesampingkan kualitas. Bahkan tidak jarang boyband baru

(20)

“kebodohan” masyarakat Indonesia yang seleranya gampang berubah.

(http://dunia-ganas.blogspot.com/2011/08/fnomena-boyband)

Kalangan masyarakat menanggapi kehadiran boyband-boyband ini

dengan berbagai reaksi. Ada yang dengan sukacita menyambut

kemunculan cowok-cowok bertampang keren dan cool ini, namun ada

pula yang mencela dengan keras kehadiran mereka. Meski begitu,

bagaimanapun ragam tanggapan yang diberikan oleh masyarakat,

kehadiran boyband di Indonesia mampu merebut tempat di hati para

pecinta musik tanah air. Sekalipun ada yang mencela, justru itu

menjadikan hits mereka semakin booming, dan semakin naik daun

merajai musik-musik tanah air. Bahkan sering kita lihat remaja putri

sampai menagis tersedu-sedu hanya karena tidak bisa melihat boyband

idola nya ketika tampil secara langsung.

Hal ini sangat menyedihkan karena menandakan bahwa remaja

Indonesia mungkin sudah kehabisan sosok berkualitas yang bisa

dijadikan idola. Bayangkan saja, remaja Indonesia kini mayoritas

mengidolakan boyband sedangkan rata – rata boyband di Indonesia bisa

dikatakan memiliki kualitas pas–pasan dibidang tarik suara. Jarang kita

lihat boyband benar – benar menyanyi secara langsung diacara televisi,

kebanyakan dari mereka hanya melakukan gerakan bibir atau lipsing.

Padahal boyband seharusnya memiliki keunggulan bisa menyanyi dan

(21)

dipandang. Lagu yang mereka bawakan rata-rata adalah lagu standar yang

biasanya tidak memiliki makna mendalam dan terkesan hanya “menjual”

reff. Jadi jangan terkejut jika boyband hanya memiliki satu lagu saja

kemudian menghilang setelah pendengarnya bosan.

Kehadiran boyband yang kini menjamur di Indonesia ternyata

menyita perhatian Project Pop. Group Musik asal Kota Bandung ini

memang terkenal dengan lirik lagunya yang jenaka. Seperti Dangdut is

the music of my country, Pacarku Bukan Superstar dan lain - lain.

Project pop merupakan band komedi kreatif yang lahir dari “rahim”

Padhyangan, kelompok yang dibentuk pada 4 desember 1982 dan

berangggotakan mahasiswa – mahasiswa dari Fakultas Sastra Universitas

Padjadjaran dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Katholik

Parahyangan. Kata Padhayangan sendiri merupakan singkatan dari

Padjadjaran dan parahyangan. Mereka mendirikian kelompok ini dengan

tujuan untuk menyalurkan bakat dan ide-ide gila para anggotanya dalam

bidang seni. (http://id.m.wikipedia.org/wiki/project_pop)

Untuk tetap mempertahankan eksistensinya di dunia hiburan.

Padhayangan merubah nama nya menjadi P-Project dan melakukan

regenerasi dengan membentuk adik-adik mereka dalam sebuah kelompok

Project Pop dengan personel Gumilar Nurochman (gugum), Wahyu Rudi

Astadi (odie), Mochammad Fachroni (oon), Kartika Rachel Panggabean

(22)

Mutasi (hilman). Project pop ini diberi keleluasaan untuk berkreasi

sendiri.

Kini mereka sudah tidak lagi menggunakan lagu lagu pendahulu nya,

akan tetapi mereka menggunakan lagu - lagu nya sendiri. Terbukti lagu –

lagu mereka sempat menjadi hits di belantika musik Indonesia. Dan

Project pop pun berhasil membuat bebarapa album yang sangat sukses di

pasaran, seperti ‘Lumpia vs bakpia’,’Tu wag ga pat’,’Bli dong plis’,

‘popok’,’pop circus’,’six-A-six’ dan yang terakhir ’You Got Project pop’.

Project Pop yang beranggotakan Yosi, Gugum, Udjo, Tika, Oddie,

dan Oon memang sangat responsif terhadap perkembangan yang terjadi

saat ini, apalagi terhadap kehadiran Boyband yang telah menjadi

fenomena baru musik indonesia. Dari obrolan tentang fenomena itulah

mereka akhirnya menuangkan kedalam sebuah lagu yang bernuansa

ceria., mereka membuat single yang bertemakan trend tersebut dengan

judul Boyband Cekat – Cekot. Dalam lagu ini, seakan projet pop

mewakili para musisi lain yang tidak suka dengan kehadiran boyband

yang dianggap telah menghadirkan industri musik instan yang cepat

berkembang dan di kenal masyarakat hanya dengan modal tampang keren

dan suara pas pas an tanpa di imbangi dengan kemampuan serta kualitas

yang seharus nya mereka miliki.

Ketika lirik lagu mulai di arasemen dan diperdengarkan kepada

(23)

tersebar luas nya keyakinan, bahkan prasangka tertentu. Pesan yang

disampaikan pencipta lagu tentu tidak akan berasal dari diri si pencipta

lagu, artinya bahwa pesan tersebut bersumber dari pola pikirnya yang

terbentuk dari hasil interaksi nya dengan lingkungan sosial di sekitar nya.

Kalangan masyarakat pun memberikan komentar yang beragam

tentang lagu Boyband cekat-cekot tersebut. Sebagian besar dari mereka

menganggap bahwa lagu ini merupakan suatu sindiran kepada boyband –

boyband yang sedang ngehits di industri musik Indonesia saat ini.

Peneliti menemukan suatu permasalahan tersebut dalam situs

www.kaskus.com , di dalam situs tersebut terdapat beberapa member

yang memposting perihal lagu Boyband Cekat – cekot. Seperti : member

Ber r y.Yougur t , dia membuat postingan dengan Judul ‘’ [hot] pr oject

pop bikin lagu nyindir boyband indonesia‘’ , kemudian Daamzone ,

dia membuat Postingan dengan judul [ba r u nyadar ] kalo lyr icnya

pr oject pop kontr a ma sm*sh, yang anti sm*sh masuk , Kemudian ada

dari mr .thedar kstar , dia memposting dengan judul lagu pr oject pop

yang menyindir boy band, siapa ye yg kena ... [ngakak] , kemudian

ada babytor aja yang memposting single bar u project pop yang nyindir

sm*sh (http//www.kaskus.us/file://localhost/H:/search_result.php.htm)

Di setiap postingan tersebut, ada berbagai macam komentar dari

member kaskus yang lain. Tentu saja ada yang suka dan ada yang tidak

(24)

Melihat esensi nya seperti itu maka sebenar nya penampilan sebuah

lirik lagu tidak hanya menyajikan suatu kata – kata sederhana yang hanya

saling melengkapi. Efektifitas nya tidak terletak pada teks yang lekat

bersama lirik lagu itu sendiri, melainkan tergantung pada persepsi

masyarakat ke objek tertentu. Persepsi di kalangan masyarakat yang di

bentuk oleh lirik lagu tersebut dapat memberikan sebuah dukungan dan

sebalik nya dapat pula memberikan cemoohan serta antisipasi terhadap

subjek ataupun objek tertentu.

Di setiap kata mengandung makna, makna itu ada yang sudah jelas

ada juga makna nya yg masih kabur. Setiap kata mengandung lebih dari

satu makna. Dapat saja sebuah kata mengacu pada sesuatu yang berbeda

sesuai dengan lingkungan pemakai nya. Hubungan makna tampak pula

jika kata akan di rangkaikan satu dengan yang lain sehingga akan terlihat

makna dalam pemakaian bahasa. Disinilah kedudukan lirik sangat

berperan karena mempunyai banyak makna sehingga musik tidak hanya

bunyi bunyian belaka.

Oleh karena itu Peneliti menaruh perhatian pada lirik lagu ‘’Boyband

cekat – cekot’’ Penelitian tentang sistem tanda, salah satunya pencipta

lagu memberi makna lewat lagu tersebut, dan seperti apa dalam

merefleksikan fenomena ke dalam tanda komunikasi berupa lirik lagu.

Untuk menganalisis tanda komunikasi berupa lirik lagu tersebut, maka

(25)

Ferdinand de Saussure. Dalam metode Saussure, dikembangkan sebuah

model relasi yang disebut signifier dan signified, yaitu cara

pengkombinasian tanda berdasarkan aturan main tertentu hingga

menghasilkan suatu ungkapan dan interpretasi mengenai lirik lagu

Boyband cekat – cekot.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan

sebuah studi semiologi untuk mengetahui makna dalam lirik lagu

Boyband cekat-cekot” karya Project Pop.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana pemaknaan lirik dalam lagu “Boyband cekat-cekot” karya

Project pop.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah pemaknaan

lirik lagu dalam lagu “Boyband cekat-cekot” karya Project pop.

(26)

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis, yaitu untuk menambah literatur penelitian

kualitatif ilmu komunikasi khususnya mengenai analisis dengan

metode semiologi.

2. Kegunaan Praktis, yaitu membantu pembaca dalam memahami

makna tentang pemaknaan lirik lagu yang ada dalam lagu

Boyband cekat-cekot” karya Project pop.

(27)

17

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teor i

2.1.1. Musik Sebagai Media Komunikasi

Musik dan lagu merupakan salah satu budaya manusia yang

menarik diantara budaya – budaya manusia yang lain. Dari sisi

psikologis humanistis, musik atau lagu bisa menjadi sarana untuk

memenuhi kebutuhan manusia dalam hasrat seni dan kreasi. Dari sisi

sosial, lagu bisa disebut sebagai cermin dari tatanan sosial yang ada

dalam masyarakat saat lagu tersebut diciptakan. Dari sisi ekonomi, lagu

merupakan sebuah komoditi yang sangat menguntungkan. (Rahmat,

1993:19)

Pada dasarnya musik dan lagu juga merupakan kegiatan

komunikasi, karena didalamnya terdapat proses penyampaian pesan dari

si pencipta lagu kepada khalayak perdengarnya. Pesan yang terkandung

dalam sebuah lagu merupakan representasi dari pikiran atau perasaan

dari si pencipta lagu sebagai orang yang mengirim pesan. Pesan yang

disampaikan biasanya dari frame of reference dan field of experience

seseorang yang terbentuk dari hasil interaksinya dengan lingkungan

(28)

2.1.2. Lagu dan Lir ik lagu

Peranan dan kedudukan lagu adalah penting dalam rangka

sosialisasi ide dan gagasan dalam tradisi dan kebudayaan. Sehubungan

dengan hal tersebut, seorang ahli psikologi Indonesia, menyatakan

bahwa musik, lagu dan senandung adalah bagian yang ridak terpisahkan

dari seluruh hidup manusia., sejak dari lahir sampai akhir hayat, secara

universal di hampir semua lapisan sosial di berbagai kebudayaan.

Manusia mengenal musk dan lagu menurut caranya masing – masing.

Sementara Perry (dalam Savitri 1991:3) juga menyebutkan bahwa

sebagai bagian dari kemanusiaan sendiri, musik dan lagu hadir dan

disukai manusia secara kodrati. Para ahli menyebutkan inherent merit

yang memperkaya khasanah dan memperindah kebudayaan manusia.

Di Indonesia sendiri lirik berkembang pada paruhan pertama

dasawarsa 1950-an setelah merebut kemerdekaan. Waktu itu masih

dilakukan yang dinamakan “musikalisasi syair” yaitu menggarap

komposisi – komposisi lagu terhadap puisi – puisi yang terlebih dahulu

diciptakan penyair terpandang (Rachmawati, 2002:42)

Usaha dilakukan kembali pada paruh dasawarsa 1970-an. Saat

mulai legitimasi bahwa syair dan lagu tersebut sebagai lirik lagu,

musikalisasi itu telah terjadi kembali. Salah satu contoh adalah Bimbo

yang sering melakukan kerjasama dengan penyair terkenal di antaranya

Taufik Ismail, Ramadhan K.H dan Wing Kardjo. Upaya yang dilakukan

(29)

Bandung, yang kemudian mencoba untuk memusikalisasi puisi – puisi

karya Gunawan Mohammad, Abdul Hadi W.M, Supardi Joko Darmon,

dan bahkan puisi karya pelukis Jeihan.

Musikalisasi syair yang dilakukan oleh para komponis lagu tahun

1950-an itu salah satunya disebabkan oleh keadaan niaga musik yang

ridak bisa menunggu lama. Pada saat itu pada komponis diharapkan

mampu menciptakan sebuah lagu yang diibaratkan sepetri kue, dapat

dibeli dengan harga murah dan dapat dinikmati selagi hangat, ini

menyebabkan pula keterbatasan para pencipta lagu untuk

mempersembahkan sebuah karya murni dan melodis.

Selain itu masih terdapat persoalan teknis, seperti persewaan studio

yang mahal semakin memaksa mereka menciptakan karya yang asal

jadi. Seringkali mereka hanya mengadaptasi kata – kata dari lagu pop

Amerika mengenai cinta yang dicerna oleh komponis Indonesia.

Padahal lirik Amerika sendiri mendapat kecaman antara lain dikatakan

bahwa lirik lagu Amerika tidak jelas, dumb, vulgar, cheap, degrading,

uninspired. (Rosidi, 1995:8)

Lirik lagu pada perkembangannya akhirnya mulai meninggalkan

kebiasaan mengadaptasi lirik lagu luar negeri, walaupun tidak benar –

benar meninggalkannya. Para lirikus Indonesia sudah mulai

menciptakan lirik – lirik lagu populer berdasarkan fenomena sosial

yang sedang terjadi di sekitarnya, walaupun sebagian besar masih

(30)

Pada masa ini oleh masyarakat, musik populer diberi arti : musik

yang mudah diterima oleh kebanyakan orang untuk karenanya

masyarakat banyak yang menyukainya (Sumaryo dalam Setyaningsih,

2002:26). Beberapa jenis musik yang didasarkan pada manfaat agar

diketahui lebih dalam adalah :

1. Musik Klasik : ada sedikit pergeseran makna, seperti terjadi

pula pada nama ataupun istilah lain. Ada tiga taksiran

mengenai musik klasik yang sering digunakan.

a. Pertama : Musik klasik adalah jenis musik terkenal yang

dibuat atau diciptakan jauh di masa lalu, tetapi disukai,

dimainkan dan diminati oleh orang sepanjang masa

sampai sekarang.

b. Kedua : Musik klasik adalah jenis musik yang lahir atau

diciptakan oleh komponis – komponis masa lalu, yaitu

masa sekitar tahun 1750 – 1800

c. Ketiga : Musik klasik adalah jenis musik yang dibuat

oada masa sekarang, tetapi mengambil gaya, corak,

ataupun teknik yang terdapat pada masa musik klasik dari

pengertian pertama dan kedua.

2. Musik Jazz : Jenis musik yang dianggap lahir di New Orleans,

Amerika Serikat, pada awal abad ini. Merupakan perpaduan

(31)

dengan irama bangsa negro asal Afrika Barat, di perkebunan –

perkebunan, New South Orleans.

3. Musik Keroncong : Jenis musik dimana dalam musik ini

dipergunakan peralatan dan pernadaan musik Barat, yang

dimainkan dan dinyanyikan dengan gaya musik tradisi kita

yang sudah ada sebelumnya. Misal : permainan alat penumbuk

padi, kentongan, angklung dan lain – lain.

4. Musik populer : Jenis musik yang selalu memasukkan unsur –

unsur ataupun cara – cara baru yang sedang disukai, atau

diharapkan akan disukai oleh pendengar dewasa ini.

Tujuannya adalah memperoleh ledakan popularitas sebesar

mungkin dan secepat mungkin. Walaupun dua atau tiga tahun

kemudian tak ada lagi yang bisa mendengarnya. Musik

populer merupakan suatu bidang yang mempunyai

perkembangan tersendiri. Sifat – sifat perkembangannya itu

kadang – kadang menuju ke arah perkembangan artistik

musikal, tapi masih mendapat simpati dari masyarakat banyak.

Meski disebut musik populer, dari pemain – pemainnya tetap

diminta syarat musikalitasnya. Makin tinggi nilai musikalitasnya, makin

baik. Pemain musik populer tidak begitu merasa ‘tegang’ seperti

pemain musik seriosa. Yang dimaksud ‘tegang’ disini adalah suatu rasa

(32)

konsentrasi penuh agar dapat memainkan musik sebaik – baiknya.

(Sumaryo dalam Rachmawati, 2000:29)

Band musik populer, disingkat musik pop, bentukny berganti –

ganti menurut jamannya. Kalau dalam tahun 1930-an yang dinamakan

band populer itu berbentuk jazz atau musik hawaian, pada masa

sekarang band yang paling populer sebagian besar alat – alatnya terdiri

dari gitar elekrtrik, lengkap dengan pengeras suaranya. (Rachmawati,

2000:30)

Meskipun bentuk band populer berganti – ganti, prinsip

permainannya tidak banyak berubah. Pemain yang penting dalam band

- band populer harus kuat dalam improvisasi. Dalam arti,

menghidangkan sebuah improvisasi bebas dalam batas – batas pola

tertentu. Pola – polanya tetap sama, yaitu perkembangan kord dan

melodi asli dalam lagu tersebut.

Pemain band populer sekarang pada umumnya terdiri dari paling

sedikit tiga orang pemain, yaitu seorang pemain gitar melodi, seorang

lagi pemain gitar bass, dan seorang pemain drum. Pemain – pemain ini

bisa ditambah lagi dengan pemain instrumen lain misalnya pemain gitar

yang memetik iringan harmoninya, pemain piano atau keyboard,

tergantung kebutuhan.

(33)

Dari beberapa ciri diatas, maka grup musik “Project Pop” termasuk

Group yang memiliki ciri – ciri musik populer, karena melihat karakter

lagu lagu nya yang mudah diterima dan banyak disukai oleh

masyarakat.

2.1.3. Kr itik Sosial

Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam

masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap

jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat. Dalam

konteks inilah kritik sosial merupakan salah saru variabel penting

dakam memelihara sistem sosial. Berbagai tindakan sosial atau

individual yang menyimpang dari orde sosial maupun orde nilai moral

dalam masyarakat dapat dicegah dengan mengfungsikan kritik sosial.

Dalam kata lain, kritik sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana

dalam konservasi dan reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat.

(Mes’oed, 1999:47)

Cara berpikir yang demikian sering dipakai kaum fungsionalis

dalam menempatkan kritik sosial dalam proses politik. Kritik sosial

menurut mereka bersumber dan merupakan bagian dari sistem itu

sendiri. Kritik sosial di luar sistem dianggap sesuatu yang tabu dan

tidak dapat diterima, bahkan dianggap sebagai tindakan subversif, sebab

menggoncangkan sistem. Dalam perspektif demikian, kritik sosial harus

dilakukan sesuai dengan norma – norma atau aturan – aturan main

(34)

Kritik sosial juga dapat berarti sebuah inovasi sosial. Dalam arti

bahwa kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan baru – sembari

menilai gagasan – gagasan lama – untuk suatu perubahan sosial. Kritik

sosial dalam kerangka yang demikian berfungsi untuk membongkar

berbagai sikap konservatif, status quo dan vested interest dalam

masyarakat untuk perubahan sosial.

Kritik sosial dalam pengertian yang terakhir ini sering muncul

ketika masyarakat atau sejumlah orang atau kelompok sosial dalam

masyarakat menginginkan sesuatu yang baru, suasana yang lebih baik

dan lebih maju, atau secara politis, suasana yang lebih demokratis dan

terbuka.

Kritik sosial dalam disampaikan melalui berbagai wahana, mulai

dari cara yang paling tradisional, seperti pepe (berjemur diri), ungkapan

– ungkapan sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi

sosial, melalui berbagai pertunjukan sosial dan kesenian dalam

komunikasi publik, seni sastra dan melalui media massa (Mes’oed,

1999:49)

2.1.4. Budaya Kr itik di Indonesia

Budaya kritik merupakan ‘’barang mahal’’, karena kritik ibarat

suatu hal yang tabu, sehingga jika mau selamat jangan mengkritik. Ada

tidak nya budaya kritik di Indonesia, harus coba disimak dari cara

(35)

Edward C.Smith yang mengutip uraian ‘’Army Handbook’’ dalam

buku buku sejarah pembredelan pers di Indonesia (1983) mengutarakan

bahwa :

‘’ Cara berpikir orang Indonesia bergantung pada usaha

mempertahankan tata kosmis. Orang Indonesia berusaha mencapai

keserasian dalam hubungan manusia dengan Yang Maha Kuasa,,dengan

kekuatan alam dan dengan sesame manusia dengan kewajiban untuk

bergotong royong, memupuk toleransi dan Harmoni (Ali, 1999:83)

Kritik merupakan bagian esensial dari masyarakat meskipun teori –

teori sosiologi cenderung mengabaikan nya. Yang mungkin

membedakan masyarakat yang satu dengan masyarakat lain hanyalah

cara pernyataan nya. Karena dominasi budaya jawa yang sangat kuat,

masyarakat Indonesia cenderung menggunakan kritik yang tersirat yang

di sampaikan secara tidak langsung, missal nya melalui symbol –simbol

dan sebagai nya (Masoed ,1999 :39)

Eufinisme (penghalusan kata) yang sedang berlangsung di

masyarakat tidak dapat dihindarkan. Kecenderungan menghaluskan

kata seringkali dilakukan setiap orang untuk mengungkapkan

kekurangan orang lain agar tidak mengganggu perasaan dan membuka

kelemahan pikiran untuk merubah tindakan.(Ali, 1999:300)

Eufinisme kritik dapat menghilangkan esensi kritik itu sendiri,

Sebab jika kritik terlampau diperlukan (eufinisme )tidak mustahil akan

(36)

akan berhasil dicapai, lantaran sasaran(objek) kritik tidak merasa

mendapat input padanya (Ali, 1999:300)

2.1.5. Kr itik Sosial Sebagai Alat Komunikasi Efektif

Komunikasi dengan mempergunakan bahasa adalah bersifat umum

dan universal (Sobur, 2002:140). Bahasa dapat bersifat produktif,

terbuka, kreaktif, karena pesan – pesan verbal merupakan gagasan baru.

Kritik sosial tidak lepas dari suatu proses keterbukaan. Keterbukaan

dan kritik, ibarat dua sisi dari sekeping mata uang yang sama.

Keduanya memiliki makna ekstensi, potensi dan aktualisasi yang sama,

kendati dalam warna atau perwajahan yang berbeda. Sehingga

keduanya sering digunakan sebagai barometer ‘kemanusiaan manusia’.

Oleh karena itu, keterbukaan dan kritik bukan saja harus diciptakan

dalam kehidupan individual dan sosial manusia tetapi juga harus

dipertahankan, diamankan dan dikembangkan dalam diri setiap

manusia. (Ali, 1999:194)

Keterbukaan dan kritik berfungsi saling melengkapi dan

mendukung, tanpa keterbukaan tidak ada kritik, tanpa kritik maka

keterbukaan hanya kiasan dan pemanis bibir semata. Keterbukaan perlu

ada, karena manusia membutuhkan peluang untuk mengaktualisasikan

kemanusiaannya. Sebaliknya, kritik pun perlu diciptakan demi

(37)

Astrid Susanto dalam Mas’oed (1999:72) memberi penegasan

bahwa peningkatan unsur rasional dan pengurangan unsur irrasional

dalam kritik sosial akan meningkatkan bobot kritik sosial itu sehingga

lebih mungkin diterima oleh masyarakat sebab gejala sosial yang

dikritik dengan akal sehat itu akan lebih mudah pula diterima oleh akal

sehat.

Kritik sosial dapat digunakan sebagai moment actie komunikasi

yang efisien dan efektif, sebagimana saran J.S Bois tentang “bagaimana

berkomunikasi secara efektif”. Dalam kaitan ini J.S Bois menyarankan

7 langkah yang perlu dilakukan :

1. Menerima kehadiran atau keberadaan orang lain sebagaimana

adanya baik suka maupun tidak.

2. Tumbuhkan penampilan diri dengan orang lain sehingga semua

pihak dapat mengemukaan pikiran, perasaan, harapan serta

ketakutannya secara bebas.

3. Jelaskan apa sesungguhnya dimaksudkan dan dikehendaki oleh

komunikator dalam berkomunikasi dengan sasarannya

(komunikan).

4. Kontak pribadi antara komunikator dengan kawan / lawan bicara,

harus mengarah kepada pembentukan persahabatan.

5. Jangan mengevaluasi secara amat kritis pandangan objektif orang

(38)

kebajikan dengan perkataan lain, jangan menganggap diri sendiri

sebagai norma kebenaran dan kebajikan.

6. Pandanglah seluruh proses komunikasi sebagai proses kerja sama

yang dinamis, dengan memberikan peluang bagi diri sendiri dan

orang lain untuk mengenali diri secara utuh dan menyeluruh.

7. Gunakan ukuran kebenaran dan kepuasan orang lain sebagai

standarisasi kebenaran dan kepuasan diri sendiri dan sebaliknya.

Tetapi sama sekali jangan pergunakan ukuran kebenaran serta

kepuasan kemanusiaan itu secara sepihak. Artinya, jangan sesekali

mengutamakan kepentingan diri sendiri dengan mengabaikan

kepentingan orang lain.

Atas dasar kertimbangan itu pula, maka ktitik sosial harus

disesuaikan dengan setting sosial, budaya, dan politik dari masyarakat

sekitarnya. Dalam proses komunikasi yang efektif, pesan yang

disampaikan harus jelas tujuannya, kritik sebagai “salah satu fungsi

manajemen keterbukaan”, harus diwarnai oleh tujuan dan cara yang

terbuka dan jelas pula. Artinya, siapapun yang melancarkan kritik harus

terbuka dan jelas (clear) dapat menguraikan tujuannya melakukan

kritik. (Ali, 1999:197)

Kritik tidak mengenal prinsip kritik untuk kritik, sehingga kritik

harus dilakukan dengan cara tertentu. Cara tersebut yang tetap konsisten

dengan tujuan yang ingin dicapai, sehingga tercapai feedback yang

(39)

meningkat karena banyak orang yang menerimanya untuk diterapkan

dengan kegiatan operasional anggota masyarakat melalui proses

pembentukan pendapat umum, dapat merupakan suatu usul bahkan

desakan kepada masyarakat untuk memperhatikan apa yang termuat di

dalam kritik sosial yang rasional itu. (Mas’oed, 1999:72)

2.1.6. Kecembur uan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kecemburuan berasalan

dari kata Cemburu yang memiliki arti kurang senang , curiga , iri hati,

kurang percaya terhadap sesuatu.

Menurut Smith (Dalam Thompson 2006) Kecemburuan merupakan

suatu pemikiran yang meliputi perasaan dendam dan sakit hati yang

akan menimbulkan persaingan untuk mendapatkan perhatian.

Iri hati dan dengki hati adalah dua dari beberapa sifat buruk

manusia yang juga disebut sebagai penyakit batin. Kedua sifat buruk

atau penyakit batin tersebut sebenarnya memiliki pengertian yang tidak

sama namun bisa disebut bersumber dari penyebab yang sama. Iri hati

adalah suatu sifat yang tidak senang akan anugerah, rezeki atau

kesuksesan yang didapat oleh orang lain, dan cenderung berusaha untuk

menyainginya. Sedangkan dengki adalah sikap tidak senang melihat

orang lain bahagia atau mendapat nikmat atau kesuksesan dan berusaha

(40)

Rasa iri dan dengki baru tumbuh apabila orang lain menerima

kenikmatan, kesuksesan atau kebahagiaan. Biasanya jika seseorang

mendapatkan nikmat, kesuksesan atau kebahagiaan, maka akan ada dua

sikap reaksi yang akan timbul pada manusia lainnya. 1) Ia benci

terhadap nikmat yang diterima orang lain dan senang bila nikmat itu

hilang daripadanya. Sikap reaksi inilah yang disebut perpaduan antara

dengki dan iri hati. 2) Ia tidak menginginkan nikmat itu hilang dari

orang lain, tapi ia berusaha keras bagaimana mendapatkan nikmat

semacam itu. Sikap reaksi kedua ini dinamakan keinginan. Dari kedua

sikap reaksi manusia tersebut sikap iri dan dengki yang bisa

membahayakan atau membawa bencana bagi orang lain. Sebagian

manusia cenderung tidak mampu mengelakkan diri dari sifat iri dan

dengki ini. Sifat buruk ini bisa terjadi pada setiap manusia dalam

berbagai hal, yakni antara lain iri dan dengki kepada tetangga yang

punya mobil baru, iri dan dengki kepada rekan yang baru naik jabatan,

iri dan dengki kepada seseorang di kantor atau di sekolah yang lebih

trampil atau pintar, dan lain sebagainya.

Iri hati adalah perasaan tidak senang yang timbul oleh karena

sesuatu hal yang dimiliki oleh orang lain. Dan perasaan ini biasanya

terjadi oleh karena “perasaan kehilangan atau kekurangan” yang timbul

oleh karena melihat apa yang dimiliki orang lain itu.

Meskipun demikian, iri hati tidak selalu “ingin memiliki yang dimiliki

(41)

dimiliki orang lain, tetapi perasaan tidak senang itu sudah muncul

sebagai reaksi atas realita bahwa orang lain itu memiliki sesuatu yang

menyebabkan ia merasa kehilangan atau kekurangan.

Barangkali kebutuhan akan “superiority” adalah akar dari kebanyakan

masalah iri hati. Bandingkan dengan teori Alfred Adler, “Striving for

Superiority” (Superiority and Social Interest, Evanston, Illinois:

Northwestern University Press, 1964) dimana ‘will to power’ sebagai

kebutuhan manusia yang primer dirasakan terhambat (mungkin cuma

perasaannya sendiri) oleh realita adanya sesuatu yang dimiliki orang

lain. Mungkin ia merasa perhatian dari lingkungan tidak lagi pada

dirinya, mungkin pula ia merasa kehilangan role sebagai orang yang

terpenting, dsb.

2.1.7. Kecembur uan Sosial

Manusia tidak dapat hidup sendiri didunia ini, oleh karena itu manusia

disebut sebagai makhluk social. Walaupun terkadang memang ada

beberapa saat atau hal yang harus dilakukan oleh manusia secara

individual. Tapi pada dasarnya dalam suatu kehidupan atau

bermasyarakat seseorang pasti akan membutuhkan bantuan dari orang

lain. Sebab, mustahil dalam semasa hidupnya seseorang tidak pernah

meminta bantuan dari orang lain. Namun kenyataannya ada beberapa

(42)

iri, dengki, benci, saling berprasangka, cemburu social, dll, yang semua

itu merupakan penyakit hati yang dimiliki oleh setiap manusia.

Misalnya cemburu social. Cemburu social tidak hanya terjadi dalam

suatu lingkup keluarga, dalam berteman atau dalam berpacaran. Dalam

berteman atau berpacaran rasa cemburu yang timbul dikerenakan

kurangnya komunikasi, mulai pudarnya rasa perhatian, berkurannya

waktu untuk bersama, atau takut kehilangan sosok seorang teman

karena ia memiliki teman-teman yang baru. Tapi ada yang lebih serius,

yaitu dalam kehidupan bermasyarakat. Cemburu social adalah sebuah

perasaan dalam hati tentang keraguan dan ketidaksenangan terhadap

sesuatu tanpa alasan yang jelas (cityofenjie.multiply.com). Cemburu

social dapat terjadi dikerenakan berawal dari rasa iri seseorang kepada

orang lain karena status social mereka lebih tinggi daripada dirinya,

sehingga timbul rasa cemburu. Cemburu social merupakan sesuatu yang

harus diwaspadai sebab akibatnya cukup serius, karena hal tersebut

dapat merusak kehangatan yang sudah terjalin antar warga masyarakat.

Bagaimana tidak, andai saja dalam suatu lingkungan masyarakat ada

seorang warga yang iri terhadap warga lainnya (tetangganya), maka

apapun yang tetangganya tersebut lakukan akan ia pandang dari sisi

negatifnya saja, dan ia pasti tidak mau disalahkan karena ia merasa

bahwa dirinya lah yang paling benar dan bahayanya lagi kadang ia

menghasut orang lain untuk ikut-ikutan benci terhadap tetangganya itu.

(43)

lingkungan masyarakat, sehingga nantinya terbentuk dua kubu yang

saling bermusuhan.

Dalam kehidupan bermasyarakat bersosialisasi atau menjalin

komunikasi itu penting, agar tidak timbul prasangka-prasangka yang

merugikan dan tidak berlanjut menjadi kecemburuan social. Cara

terbaik jika dalam bermasyarakat kita menemukan atau bahkan menjadi

korban kasus seperti ini adalah dengan tidak menerima sepenuhnya

prasangka-prasangka yang sedang beredar, tidak mendendam dan yang

terpenting adalah kita harus bersabar. Sebab tuhan tahu yang

sebenarnya. Dan agar kita terhindar dari sifat ini, mulailah untuk

berpikiran positif

2.1.8. Penger tian Boyband

Boyband adalah sejenis kelompok musik pop atau R&B yang

terdiri dari tiga anggota atau lebih, semuanya penyanyi laki-laki muda.

Biasanya anggota boyband selain menyanyi juga menari dalam

pertunjukan mereka. Mereka biasanya dibentuk oleh seorang manajer

atau produser rekaman dengan cara mengadakan audisi, di mana para

peserti diuji penampilannya, kemampuan menyanyinya, dan

kemampuan berdansanya. Mereka biasanya tidak memainkan alat

(44)

Seja r ah Singkat Tentang Boyband

Kehadiran istilah boyband di dunia di awali pada era 1990-an

publik dibuat histeris saat Backstreet Boys, Boyz II Men dan 'N Sync

hadir. Tentu yang banyak 'teriak' adalah kaum hawa. Mereka dibilang

sangat sukses membawa konsep boyband. Sebut saja Backstreet Boys

yang berhasil menjual 100 juta kopi albumnya sepanjang tahun 1993

hingga saat ini. Disusul, Boyz II Men dan 'N Sync yang menjual

albumnya 60 dan 50 juta kopi. Nilai itu begitu fantastik di zamannya,

bahkan sampai saat ini.

Munculnya boyband tidak terlepas dari musisi sekaligus produser

besar Maurice Starr. Starr memperkenalkan konsep boyband untuk

pertama kali pada tahun 1984. Ia bersama Mary Alford yang menggelar

audisi di Boston, Amerika Serikat yang diikuti oleh hampir 500 remaja

laki-laki. Dari audisi tersebut terbentuklah New Kids on the Block atau

yang biasa disingkat NKOTB yang kemudian diresmikan pada tahun

1986. NKOTB beranggotakan Donnie Wahlberg, Jordan Knight,

Jonathan Knight, Danny Wood dan Joe McIntyre. Namun belakangan

Donnie Wohlberg digantikan oleh Jaime Kelley.

NKOTB menelurkan 8 album, yang di antaranya 'New Kids On The

Block' (1986), 'Hangin' Tough' (1988), 'Merry, Merry Christmas'

(1989), 'Step By Step' (1990), 'No More Games/The Remix Album'

(45)

beranggotakan Nicky Byrne, Kian Egan, Mark Feehily, dan Shane Filan

itu disebut-sebut sebagai puncak dari popularitas boyband di dunia.

2.1.9. Semiotika Dalam Ilmu Komunikasi

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji

tanda. Tanda – tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya

berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah – tengah manusia dan

bersama – sama manusia. Semiotika pada dasarnya hendak mempelajari

bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal – hal (things).

Memaknai berarti bahwa objek – objek tidak hanya membawa

informasi, dalam hal mana obyek – obyek itu hendak berkomunikasi,

tetapi juga mengkanstitusikan sistem terstruktur dari tanda. (Sobur,

2003 :15)

Kata “semiotika” sendiri berasal dari bahasa Yunani, yang berarti

“tanda” atau berarti “penaksir tanda”. “tanda” pada masa itu masih

bermakna suatu hal yang memnunjuk pada hal lain. Contohnya, asap

menandai api. Semiotika modern mempunyai tokoh yakni Ferdinand de

Saussure dimana melalui tokoh tersebut muncullah cikal bakal

linguistik umum.Saussure memberikan tekanan pada teori tanda dan

pemahamannya dalam konteks tertentu.

Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan makna

(46)

Menurut Littlejohn (1996:64) dalam Sobur (2001:15) tanda – tanda

(signs) adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan tanda –

tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Semiotika

adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda –

tanda adalah perangkat yang dipakai dalam upaya berusaha mencari

jalan di dunia ini, di tengah – tengah manusia dan bersama – sama

manusia.

Semiotika seperti kata Lecthe (2001:191) adalah teori tentang tanda

dan penandaan. Lebih jelasnya lagi, semiologi adalah suatu disiplin

yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana

(signs) tanda – tanda dan berdasarkan sign system (code) (Segres,

2004:4). Hjelmslev (dalam Christomy, 2001:7) mendefinisikan tanda

sebagai “suatu keterhubungan antara wahana ekspresi (expression plan)

dan wahana isi (content plan). Charles Morris menyebut semiosis

sebagai suatu prases tanda, yaitu proses ketika sesuatu merupakan tanda

bagi beberapa organisme.

Dari beberapa contoh definisi diatas maka semiotika atau semiosis

adalah ilmu atau proses yang berhubungan dengan tanda.

Pada dasarnya semiosis dapat dipandang sebagai proses tanda yang

diberikan dalam istilah semiotika sebagai suatu hubungan antara lima

(47)

S adalah semiotic relation (hubungan semiotik); s untuk sign

(tanda); i tuntuk interpreter (penafsir); e untuk effect atau pengaruh

(misalnya suatu disposisi dalam i akan bereaktsi dengan cara tertentu

terhadap r pada kondisi – kondisi tertentu c karena s); r untuk refference

(rujukan); dan c untuk context (konteks) atau conditions (kondisi).

Saat ini dikenal dua jenis semiotika yaitu semiotika komunikasi dan

semiotika signifikasi.

1. Semiotika komunikasi yang dikembangkan oleh Charles

Sanders Pierce lebih menekankan pada teori tentang produksi

tanda yang salah satu diantaranya mengansumsikan adanya

enam faktor dalam komunikasi yaitu pengirim, penerima kode

(sistem tanda), pesan, saluran komunikasi dan acuan.

2. Semiologi signifikasi yang dikembangkan oleh Ferdinand de

Saussure memberikan tekanan pada teori tanda dan

pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Suatu tanda

menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan makna (meaning)

adalah hubungan antara objek atau ide dan suatu tanda.

(48)

2.1.10. Makna dan Pemaknaan

Brown dalam Sobur (2001:255-256) mendefinisikan makna sebagai

kecenderungan (disposisi) total yang menggunakan atau bereaksi

terhadap suatu bentuk bahasa. Terdapat banyak bentuk bahasa. Terdapat

banyak komponen dalam makna yang dibangkitan suatu kata atau

kalimat. Namun kita terlebih dahulu harus membedakan pemaknaan

secara lebih tajam tentang istilah – istilah yang nyaris berimpit antara

apa yang disebut (1) terjemah (translation), (2) tafsir atau interpretasi,

(3) ekstraplorasi dan makna atau meaning.

Membuat terjemah adalah upaya untuk mengemukakan materi atau

substansi yang sama dengan media yang berbeda, media tersebut

mungkin berupa bahasa yang satu ke bahasa yang lain, dari verbal ke

gambar dan sebagainya. Pada penafsiran, kita tetap berpegang pada

materi yang ada, dicari latar belakangnya, konteksnya, agar dapat

dikemukakan konsep atau gagasannya lebih luas. Ekstrapolasi lebih

menekankan pada kemampuan daya pikir manusia untuk mengungkap

hal dibalik yang tersajikan. Materi yang tersajikan dilihat tidak lebih

dari tanda – tanda atau indikator pada sesuatu yang lebih jauh lagi.

Memberikan makna merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan

mempunyai kesejajaran dengan ekstrapolasi. Pemaknaan lebih

menuntut kemampuan integratif manusia, indrawinya, daya pikirnya

dan akal budinya. Materi yang tersajikan seperti juga ekstrapolasi,

(49)

dalam artian empirik logik. Sedangkan pada pemaknaan dapat pula

menjangkau yang etik maupun trasendental.

Semantik adalah ilmu mengenai makna kata – kata, suatu definisi

yang menurut S.I Hayakawa dalam Mulyana (2001:257) tidaklah buruk

bisa orang – orang tidak menganggap bahwa pencarian makna kata

mulai dan berakhir dengan melihatnya dalam kamus. Makna dalam

kamus tentu saja lebih bersifat kebahasaan (linguistik), yang punya

banyak dimensi, simbol merujuk pada objek di dunia nyata,

pemahaman adalah perasaan subyektif kita mengenai simbol itu dan

referen adalah objek yang sebenarnya eksis di dunia nyata.

Makna dapat pula digolongkan ke dalam makna konotatif. Makna

denotatif adalah makna yang sebenarnya (faktual) seperti kita temukan

dalam kamus. Karena itu makna denonatif lebih bersifat publik. Namun

banyak juga kata yang bermakna konotatif, lebih bersifat pribadi, yakni

makna diluar rujukan objektifnya. Dengan kata lain, makna konotatif

lebih bersifat subjektif dari makna denotatif.

2.1.11. Teor i Semiologi Fer dinand De Saussur e

Semiologi adalah ilmu tanda. Istilah tersebut berasal dari Yunani,

Semeion yang berarti “tanda”. Tanda terdapat dimana – mana. Kata

adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera

(50)

tanda dalam teks, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada

dalam tanda teks yang berperan membimbing pembacanya agar bisa

menangkap pesan yang terkandung di dalamnya. (Komaruddin Hidayat

dalam Sobur, 201:106)

Pokok kajian Saussure tentang bahasa berbeda jauh dengan

pendekatan para filolog abad ke 19. Bukannya mengkaji linguistik

secara historis – berdasarkan garis diakronik, yaitu kajian yang melihat

perubahan pada bahasa dalam satu kurun waktu tertentu – Saussure

justru mengembangkan linguistik sinkronik. Dia mempresentasikan

analisis bahasa secara umum, sebuah kajian tentang prasyarakat

keberadaan dari sembarang bahasa. Saussure mendefinisikan tanda

linguistik sebagai estitas dua sisi (dyad). Sisi pertama disebut dengan

petanda (signifier). Penanda adalah aspek material dari sebuah tanda,

sebagaimana kita menangkap bunyi saat orang berbicara. Bunyi ini

muncul dari getaran pita suara (yang tentu saja bersifat material).

Wilayah perhatian Saussure hanya meliputi tanda linguistik. Dalam hal

ini dia mengikuti tradisi teorisasi tanda – tanda “konvensional”. Sisi

kedua dari tanda yaitu sisi yang diwakili secara material oleh penanda

adalah apa yang disebut Saussure sebagai penanda (signified). Penanda

(51)

Kesatuan antara penanda dan petanda membawa Saussure untuk

menawarkan diagram berikut :

Sign

Composed of

Signification

Signifier Signified External

(physical plus (mental concept) reality of meaning Existence

of the sign) Gambar 2.1. Diagram Semiologi Saussure (1990:44)

Saussure menyebut signifier sebagai bunyi atau coretan bermakna

(konsep material), artinya apa yang dapat dikatakan, ditulis dan dibaca.

Signified adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep aspek

mental dari bahasa. Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep

mental tersebut dinamakan signification.dengan kata lain signification

adalah upaya dalam memberi makna terhadap dunia (Fiske, 1990:44)

Strukturalisme memasukkan gejala, kegiatan atau hasil kehidupan

(termasuk lirik lagu) ke dalam suatu kemasyarakatan atau sistem makna

yang terdiri dari struktur yang mandiri dan tentu dalam antar hubungan.

Pengkajian kerja bahasa berdasarkan strukturalisme dinamik merupakan

pengkajian semiotik. Artinya kerja bahasa dipertimbangkan sebagai

Referensi

Dokumen terkait

Melalui model pembelajaran Problem Base Learning  dan kecakapan abad 21, peserta didik dapat memahami prinsip dasar menggambar latar, selanjutnya membuat gambar latar serta

Hasil observasi awal pada tanggal 15 Oktober 2014 masyarakat Dumai belum banyak yang mengetahui songket Melayu Riau di Kota Dumai memiliki warna yang berbeda dengan

Untuk mengetahui signifikan adanya perbedaan pengaruh heel raises exercise dengan core stability exercise terhadap keseimbangan mahasiswa fisioterapi Universitas

Penelitian dengan berjudul efektivitas penggunaan media kartu baca terhadap kemampuan membaca pada anak kelompok A TK Uswatun Hasanah Kecamatan Pataruman Kota

1). Kurangnya komunikasi dan tanggungjawab karyawan perusahaan, terutama pada bagian pengangkutan dan kurir terhadap dokumen / barang yang dikirim, sehingga terjadi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara religiusitas dengan penerimaan diri pada narapidana di rumah tahanan Negara klas II B Purbalingga.. Alat pengumpul data

Redaksi jmal kinetika Mdguupk& lenma Kasin atcs p&tisipasinya naskah dai pcnulis. l,6giri6d aftlkel s6ta korespodensi dapol

Setiap siswa mempunyai karakter tersendiri dari siswa lainnya sehingga perlu adanya motivasi dalam pembelajaran dengan penggunaan metode-metode yang menjadikan anak