SKRIPSI
Oleh:
Andi Pr atama Ar diansyah NPM. 0843010031
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN ‘’ J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA
ANDI PRATAMA ARDIANSYAH
NPM. 0843010031
Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Telah Disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing Utama,
ZAINAL ABIDIN A S.Sos, MSi, MEd
NIP. 1963 0907 199103 2001
Mengetahui,
D E K A N,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Disusun Oleh :
ANDI PRATAMA ARDIANSYAH 0843010031
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional ‘’Veteran’’ Jawa Timur Pada Tanggal 13 Juni 2012
Menyetujui
Tim Penguji : Pembimbing Utama 1. Ketua
Zainal Abidin A S.Sos, M.Si, M.Ed Dr a. Sumar djijati, M.Si NPT. 3 7305 99 0170 1 NIP. 19620323 199309 2001 2. Sekretaris
Dr s. Kusnar to. M.Si
NIP. 19580801 198402 1001 3. Anggota
Zaina l Abidin A S.Sos, M.Si, M.Ed NPT. 3 7305 99 0170 1
Mengetahui, DEKAN
LAGU BOYBAND CEKAT – CEKOT ( Studi semiologi tentang pemaknaan lirik lagu ‘’Boyband cekat – cekot’’ yang di populerkan oleh Project pop )
Tujuan dilakukan nya penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang terkandung di dalam lirik lagu boyband cekat – cekot yang di ciptakan sekaligus di populerkan oleh Group musik asal Bandung yaitu Project pop. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode semiologi milik Ferdinand de Saussure yang menggabungkan antara Signifier sebagai penanda dan Signified sebagai petanda lalu menghasilkan Signification. Selain itu di dalam metode Saussure juga menggunakan form (bentuk),
content (isi), langue (bahasa), parole (ujaran), Synchronic (sinkronik) dan Diachronic (diakronik), Syntagmatic (sintagmatik) dan Associative (paradigmatic) untuk menganalisis data tersebut sehingga dapat di ketahui makna yang sesungguhnya.
Landasan teori yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi Musik sebagai media komunikasi, Lagu dan lirik, Kritik sosial, Semiotoka dalam ilmu komunikasi, Makna dan Pemaknaan dan Semiologi De Saussure.
Dari hasil penelitian dapat di ketahui bahwa lirik lagu ‘’boyband cekat – cekot ‘’ merupakan lagu yang menggambarkan tentang singgungan umum tentang perjalanan singkat boyband yang cepat sekali terkenal dan di gandrungi oleh anak muda jaman sekarang. Makna yang terkandung dalam lirik lagu boyband cekat – cekot ini adalah tentang perasaan iri hati terhadap boyband yang sedang menjadi fenomena di Tanah air. Boyband telah menjadi fenomena di industri musik Indonesia, bak jamur di musim hujan
boyband – boyband di Indonesia tumbuh dengan pesat, ironis nya penampilan mereka tidak di dukung dengan kemampuan yang seharus nya mereka miliki serta kebanyakan gaya / style dan penampilan boyband – boyband di Indonesia hanya meniru boyband dari korea sehingga project pop menyebut mereka ini sekumpulan laki – laki yang memusingkan atau menyebalkan. Di dalam lagu tersebut project pop mengutarakan diri nya ingin seperti boyband
yang cepat terkenal hanya dengan modal tampang keren dan suara yang pas - pas an. Akan tetapi hal itu bukan makna yang sebenar nya, karena hanya bentuk sindiran yang di tujukan kepada boyband Indonesia.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan
karunia-Nya kepada peneliti sehingga skripsi dengan judul “Pemaknaan Lir ik Lagu
Boyband Cekat - Cekot (Studi Semiologi Ter hadap Lir ik Lagu “Boyband
Cekat - Cekot” Kar ya Pr oject Pop) dapat terselesaikan dengan baik.
Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Zainal Abidin
Achmad,S.Sos,M.Si,M.Ed selaku Dosen Pembimbing Utama yang selalu
meluruskan kesalahan – kesalahan Peneliti. Abi, begitulah sapaan nya. Beliau
benar – benar bisa menjadi seorang Bapak dan Sahabat bagi setiap anak
bimbingan nya. Beliau tidak pernah lelah dalam memberikan Bimbingan dan
selalu ada ketika kita Membutuhkan. Peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Kedua Orang Tua tercinta yang telah membesarkan Peneliti dengan
kasih sayang yang tiada batasnya.
2. Ibu Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Syaifuddin Zuhri, Msi. Sekertaris Program Studi Ilmu
5. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih untuk
segala ilmunya.
6. My Lovely Lifia Ananda Pratama, thanks untuk segala supportnya.
7. Biggest Thanks to Nizwan Amin, Yopie,Mochammad Irmansyah alias
mas Pman, Maulana, Agung Bendoel, Joko, Windy, Nanik, Dyaksa,
Dedy Mble, Panji Ses dan semua kawan – kawan seperjuangan di
kampus...makasih banget supportnya...ayo kita goyang Giriloka saat
wisuda nanti.
8. Samuel, Sigit dan Galuh Oke yang selalu memberi motivasi dan
menghibur peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Ratih Dwi, Irfan Iskandar, Evan Rheza, dan teman – teman
seperjuangan UPN Televisi.
10.Windrey, Laras, Bagus, Gopal, Kiky Bonek, Ahong, Repo, Fifi,
Danton, Riri, Umi, Jojo, Icha, Rossy, Karina, Arya, Arista, Maryssa,
Mega, Cayzia, Januarty Punel, Dewi, Eko Mandala dan semua adek –
adekku UPN Televisi...lanjutkan perjuangan kita.
11.Kawan – kawan seperjuangan di media komunikasi AK UPN Radio,
XPHOSE, Kinne Komunikasi dan Himpunan Mahasiswa Komunikasi
(Himakom).
12.Kawan – kawan Black Communicator (mas dey dedik, om johan, mas
ook, gallery smartfren) yang telah memberikan semangat dan
vi
Peneliti menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan
yang peneliti miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
umumnya dan peneliti pada khususnya.
Surabaya, 20 Februari 2012
HALAMAN JUDUL……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI………. . ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI……… iii
KATA PENGANTAR……….……… iv
DAFTAR ISI……….……….. vii
DAFTAR LAMPIRAN………. .. x
ABSTRAKSI……… xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….……….. 1
1.2 Rumusan Masalah………..………... 15
1.3 Tujuan Penelitian………..… 15
1.4 Kegunaan Penelitian………. 16
BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori………... 17
2.1.1 Musik Sebagai Media Komunikasi……… 17
2.1.2 Lagu dan Lirik Lagu……….……….. 18
2.1.3 Kritik Sosial..………..………. 23
viii
2.1.6 Kecemburuan.……… 29
2.1.7 Kecemburuan Sosial……….……. 31
2.1.8 Pengertian Boyband……….……… 33
2.1.9 Semiotika Dalam Ilmu Komunikasi……….……… 35
2.1.10 Makna dan Pemaknaan……… 38
2.1.11 Teori Semiologi Sausurre……… 39
2.1.12 Signifier Dan Signified……… 47
2.1.13 Langue dan Parole………. 51
2.2 Kerangka Berpikir……… 52
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian………..……….. 54
3.2 Kerangka Konseptual………. 56
3.2.1 Unit Analisis……….. 56
3.2.2 Korpus Penelitian………..……… 56
3.3 Teknik Pengumpulan Data……….. 58
3.3.1 Jenis Data……… 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek……… 61
4.1.1 Profil project pop………. 61
4.2 Penyajian dan Pemaknaan Data……… 64
4.2.1 Penyajian Data………. 64
4.2.2 Pemaknaan Lirik lagu boyband cekat – cekot……….. 65
4.3 Analisis Data……… 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 103
5.2 Saran………. 104
DAFTAR PUSTAKA………... 105
1
1.1. Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna, tanda -
tanda adalah basis dari seluruh komunikasi (Littlejohn dalam Sobur,
2004:15). Manusia dengan perantara tanda – tanda, dapat melakukan
komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal yang bisa dikomunikasikan di
dunia ini, termasuk juga melalui sebuah media dalam menyampaikan
pesan nya, salah satu nya adalah musik dan lagu.
Musik merupakan hasil dari budaya manusia diantara banyak budaya
manusia yang lain yang menarik, karena musik memegang peranan yang
sangat banyak di berbagai bidang. Musik menjadi sarana pemenuhan
kebutuhan manusia dalam hasrat mengenai seni dan berkreasi. Jika dilihat
dari sudut pandang sosial, musik hingga menjadi sebuah lagu bisa disebut
sebagai cermin tatanan sosial yang ada dalam masyarakat saat lagu itu
diciptakan. Selain itu, musik yang dibuat menjadi sebuah lagu bisa
mempangaruhi pendengarnya dalam melakukan sesuatu.
Hal ini disebabkan karena saat ini musik dalam bentuk lagu
disampaikan melalui beragam media komunikasi elektronik, seperti
dinikmati kapan saja oleh penikmatnya. Selain itu, musik juga bisa
dinikmati secara langsung melalui sarana pergelaran dan konser musik.
Musik saat ini bisa menjadi suatu pesan melalui lirik lagu yang
disampaikan penciptanya untuk mempengaruhi masyarakat. Dalam hal ini
lirik lagu bisa mewakili perasaan pendengarnya, bisa juga menjadi ajang
penyampaian perasaan. Karena lirik lagu seperti bahasa dapat menjadi
media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang beredar di
masyarakat. Bisa juga lirik lagu mencerminkan isu – isu sosial yang
terjadi saat ini.
Musik sendiri menurut kamus Bahasa Indonesia memiliki makna
bunyi-bunyian yang ditata enak dan rapi. Dari definisi diatas diketahui
bahwa musik dapat menciptakan sebuah lagu. Sebuah lagu yang di
nyanyikan biasanya terdiri dari tiga komponen yang saling melengkapi
dan saling bergantung. Komponen tersebut antara lain paduan alat music
atau instrument, suara atau Vokal dan yang terakhir lirik lagunya.
Instrument dan kekuatan vokal sebagai tubuh sedangkan lirik lagu adalah
jiwa atau nyawa adalah penggambaran musik itu sendiri.
Musik dalam sebuah lagu adalah sekumpulan lirik yang diberi
instrument akor dan melodi, meskipun terlihat sederhana namun proses
pembuatan sebuah lagu di butuhkan keahlian, baik itu keahlian
memainkan alat music, keahlian menulis lirik lagu hingga keahlian dalam
menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas
social yang beredar di masyarakat. Lirik lagu dapat di jadikan sebagai
sarana sosialisasi dan pelestarian terhadap sikap atau nilai. Oleh karena
itu ketika sebuah lirik lagu di perdengarkan kepada khalayak juga
mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya keyakinan,
nilai-nilai bahkan prasangka tertentu (Setianingsih, 2003:7-8)
Lirik merupakan sebuah media komunikasi verbal yang memiliki
makna pesan di dalamnya, sebuah lirik lagu bila tepat memilihnya biasa
memliki nilai yang sama dengan ribuan kata atau peristiwa, juga secara
individu mampu untuk memikat perhatian.
Lirik sebuah lagu merupakan kunci utama meski tidak dipungkiri
sentuhan musik tidak kalah pentingnya untuk menghidupkan lagu
tersebut secara keseluruhan. Untuk menyampaikan sebuah pesan, tidak
hanya tulisan yang dijadikan acuan sebagai tanda untuk berinteraksi
dalam menyikapi pesan tersebut, tapi makna yang terkandung di dalam
pesan tersebut yang bisa menjadi pembelajaran supaya tidak melakukan
hal-hal yang negatif dan bisa berubah melakukan hal-hal yang positif.
Dapat dikatakan musik yang di dalam nya terdapat lirik sebuah lagu
adalah sebuah proses komunikasi, hal ini seperti diungkapkan Tubbs and
Moss dalam Human Communication: Proses komunikasi itu sebenarnya
mencakup pengiriman pesan dari system saraf kepada system saraf orang
dengan yang ada dalam benak pengirim. Pesan verbal melakukan hal
tersebut melalui kata kata, sudah jelas merupakan symbol verbal (Tubs
dan Moss:66)
Musik juga merupakan bagian dari komunikasi, seperti yang
dikemukakan oleh William I.Gorden menyatakan bahwa Komunikasi itu
mempunyai empat fungsi. Keempat fungsi tersebut meliputi komunikasi
sosial, Komunikasi ekspresif, komunikasi ritual dan Instrumental yang
tidak saling meniadakan (mutually ekslusive).
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi itu sangat penting untuk membangun
konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan antara
lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan
dengan orang lain (Mulyana 2005:5)
Erat kaitan nya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi
ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian maupun kelompok.
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain,
namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument
untuk menyampaikan perasaan perasaan (emosi). Perasaan tersebut
dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Emosi juga dapat kita
salurkan lewat bentuk bentuk seni seperti novel, puisi, musik tarian atau
lukisan. Harus di akui musik juga dapat mengekspresikan perasaan,
Musik juga memainkan peran dalam evolusi manusia, di balik
perilaku dan tindakan manusia terdapat pikiran dan perkembangan diri
dipengaruhi oleh musik. Pemakaian bahasa pada sebuah karya seni musik
berbeda dengan pemakaian bahasa sehari hari atau dalam kegiatan lain.
Musik berkaitan dengan dengan setting sosial kemasyarakatan tempat dia
berada, sehingga mengandung makna yang tersembunyi dan berbeda di
dalam nya.
Dunia musik di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup
pesat dan tidak pernah surut, hal ini di tandai dengan banyak nya sebuah
hasil karya musik yang di lahirkan dari para pencipta musik atau musisi
karya seni. Bagi para penikmat musik ini adalah sebuah konsumsi publik
secara psikologis merupakan kebutuhan hiburan atau untuk
entertainment, bahkan bisa merupakan semangat kehidupan, sedangkan
bagi para pencipta music ini adalah ungkapan yang berkaitan dengan
komunikasi ekspresif artinya harus di akui bahwa musik juga dapat
mengekspresikan perasaan, kesadaran dan bahkan pandangan hidup
(ideology) manusia. Meskipun musik dekat dengan dunia entertainment,
tidak berarti musik menutup ranah kajian terhadap fenomena-fenomena
lain, karena lirik lagu sendiri sering tampil dengan tema yang cukup
beraneka ragam mulai dari masalah percintaan, perang, keindahan alam,
pengalaman, seni budaya, olah raga, mode, diskriminasi wanita,
seksualitas sampai adat istiadat dan hal hal yang serealistis sekalipun
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik
keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia, masuk pula
berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan
musik- musik negeri India yang banyak diperkenalkan melalui
film-filmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing
dengan musik Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik melayu
yang kemudian menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah
berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan
R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan
Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis
musik ini sering disebut musik etnis.
Setelah beberapa tahun sempat dilanda virus band pop melayu, kali
ini giliran demam boyband yang sedang melanda mayoritas pendengar
musik di Indonesia terutama kaum remaja baik wanita maupun pria.
Boyband telah menjadi fenomena baru musik Indonesia. Layak nya jamur
yang tumbuh di musim Hujan, Boyband pun tumbuh subur di tengah
kejenuhan masyarakat akan musik Melayu.
Mendengar kata boyband, tentulah yang terlintas di pikiran kita
adalah sekumpulan cowok yang tergabung dalam suatu grup, memiliki
suara merdu, serta memiliki tampang menarik. Namun bila dicari
pengertiannya secara harafiah, Boyband adalah sejenis kelompok musik
laki-laki muda. Biasanya, anggota boyband selain menyanyi juga menari
dalam pertunjukan mereka. Mereka biasanya dibentuk oleh seorang
manajer atau produser rekaman dengan cara mengadakan audisi, di mana
para peserti diuji penampilan, kemampuan menyanyi, serta kemampuan
berdansanya. Sebagai tambahan, mereka biasanya tidak memainkan alat
musik sendiri. Menilik sejarah boyband, kelompok musik ini diawali dari
sosok seseorang bernama Maurice Starr yang dianggap sebagai pelopor.
Melalui boyband-nya yang bernama New Edition dan New Kids on the
Block yang muncul sejak tahun 1983, mereka mampu menyedot banyak
penggemar, terutama kaum wanita. Sejak kehadiran dua boyband
legendaries ini, mulailah bermunculan boyband - boyband lain yang juga
menjadi fenomena hingga sekarang. Beberapa diantaranya adalah
Westlife, Take That, Backstreet Boys, Boys II Men, dan masih banyak
lagi.
Di era 1990-an publik dibuat histeris saat Backstreet Boys, Boyz II
Men dan 'N Sync hadir. Tentu yang banyak berteriak secara histeris
adalah mereka kalangan dari kaum hawa.
Mereka dibilang sangat sukses membawa konsep boyband. Sebut
saja Backstreet Boys yang berhasil menjual 100 juta kopi albumnya
sepanjang tahun 1993 hingga saat ini. Disusul, Boyz II Men dan 'N Sync
yang menjual albumnya 60 dan 50 juta kopi. Nilai itu begitu fantastik di
Produser besar Maurice Starr memperkenalkan konsep boyband
untuk pertama kali pada tahun 1983 bersama Mary Alford yang
menggelar audisi di Boston, Amerika Serikat yang diikuti oleh hampir
500 remaja laki-laki dari semua kalangan.
Dari audisi tersebut terbentuklah New Kids on the Block atau yang
biasa disingkat NKOTB yang kemudian diresmikan pada tahun 1986.
NKOTB beranggotakan Donnie Wahlberg, Jordan Knight, Jonathan
Knight, Danny Wood dan Joe McIntyre. Namun belakangan Donnie
Wohlberg digantikan oleh Jaime Kelley.
NKOTB menelurkan 8 album, yang di antaranya 'New Kids On The
Block' (1986), 'Hangin' Tough' (1988), 'Merry, Merry Christmas' (1989),
'Step By Step' (1990), 'No More Games/The Remix Album' (1991), dan
'Face The Music' (1994), 'The Block' (2008). Di penghujung tahun 90-an
muncullah Westlife. Boyband yang beranggotakan Nicky Byrne, Kian
Egan, Mark Feehily, dan Shane Filan itu disebut-sebut sebagai puncak
dari popularitas boyband di dunia pada waktu itu.
Di Indonesia, boyband sebenar nya sudah sejak lama bermunculan di
masyarakat, di era tahun 90-an sebut saja cool colours, lalu ada Indra
Bekti yang tergabung dalam Fajar Baru Indonesia (FBI), boyband ME.
Namun di penghujung tahun 2000-an boyband sudah tidak banyak, musik
Indonesia saat itu dikuasai group band dan penyanyi solo. Hingga yang
membuka trend boyband di tahun 2011, hingga terbentuklah
boyband-boyband yang lain seperti Dragon Boyz, HITZ, S9B , XOIX dan masih
banyak lagi yang lain nya.
Kemunculan boyband di Indonesia, tidak lepas dari pengaruh
boyband dari korea. Mengapa.? Karena saat ini Indonesia tengah dilanda
Korean Wave, maka nya beberapa boyband yang baru terbentuk mengaku
terinspirasi dari style K-pop. Sebut saja SHINee adalah boyband Korea
Selatan yang beraliran R&B kontemporer. Dibentuk SM Entertainment
pada tahun 2008, SHINee terdiri dari Onew, Jonghyun, Key, Minho, dan
Taemin. Penampilan pertama mereka pada 25 Mei 2008 dalam acara
Popular Songs di SBS. Mereka membawakan singel promosi, 'Nunan
Neom Yeppeo'.
SHINee pernah menggelar konser gratis di Senayan 12 Oktober 2010
di acara 'Korean-Indonesian Friendship Festival' di Tennis Indoor
Senayan. Beberapa musisi Indonesia juga dilibatkan. Seperti pertunjukan
dari padepokan Bagong Kusudiarjo, Gita Gutawa dan The Dance
Company.
Dan seperti biasa fenomena ini dimanfaatkan oleh beberapa orang
untuk mengeruk keuntungan. Para produser mulai berlomba untuk
mengorbitkan boyband – boyband baru dengan tujuan utama mencari
rupiah dan mengesampingkan kualitas. Bahkan tidak jarang boyband baru
“kebodohan” masyarakat Indonesia yang seleranya gampang berubah.
(http://dunia-ganas.blogspot.com/2011/08/fnomena-boyband)
Kalangan masyarakat menanggapi kehadiran boyband-boyband ini
dengan berbagai reaksi. Ada yang dengan sukacita menyambut
kemunculan cowok-cowok bertampang keren dan cool ini, namun ada
pula yang mencela dengan keras kehadiran mereka. Meski begitu,
bagaimanapun ragam tanggapan yang diberikan oleh masyarakat,
kehadiran boyband di Indonesia mampu merebut tempat di hati para
pecinta musik tanah air. Sekalipun ada yang mencela, justru itu
menjadikan hits mereka semakin booming, dan semakin naik daun
merajai musik-musik tanah air. Bahkan sering kita lihat remaja putri
sampai menagis tersedu-sedu hanya karena tidak bisa melihat boyband
idola nya ketika tampil secara langsung.
Hal ini sangat menyedihkan karena menandakan bahwa remaja
Indonesia mungkin sudah kehabisan sosok berkualitas yang bisa
dijadikan idola. Bayangkan saja, remaja Indonesia kini mayoritas
mengidolakan boyband sedangkan rata – rata boyband di Indonesia bisa
dikatakan memiliki kualitas pas–pasan dibidang tarik suara. Jarang kita
lihat boyband benar – benar menyanyi secara langsung diacara televisi,
kebanyakan dari mereka hanya melakukan gerakan bibir atau lipsing.
Padahal boyband seharusnya memiliki keunggulan bisa menyanyi dan
dipandang. Lagu yang mereka bawakan rata-rata adalah lagu standar yang
biasanya tidak memiliki makna mendalam dan terkesan hanya “menjual”
reff. Jadi jangan terkejut jika boyband hanya memiliki satu lagu saja
kemudian menghilang setelah pendengarnya bosan.
Kehadiran boyband yang kini menjamur di Indonesia ternyata
menyita perhatian Project Pop. Group Musik asal Kota Bandung ini
memang terkenal dengan lirik lagunya yang jenaka. Seperti Dangdut is
the music of my country, Pacarku Bukan Superstar dan lain - lain.
Project pop merupakan band komedi kreatif yang lahir dari “rahim”
Padhyangan, kelompok yang dibentuk pada 4 desember 1982 dan
berangggotakan mahasiswa – mahasiswa dari Fakultas Sastra Universitas
Padjadjaran dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Katholik
Parahyangan. Kata Padhayangan sendiri merupakan singkatan dari
Padjadjaran dan parahyangan. Mereka mendirikian kelompok ini dengan
tujuan untuk menyalurkan bakat dan ide-ide gila para anggotanya dalam
bidang seni. (http://id.m.wikipedia.org/wiki/project_pop)
Untuk tetap mempertahankan eksistensinya di dunia hiburan.
Padhayangan merubah nama nya menjadi P-Project dan melakukan
regenerasi dengan membentuk adik-adik mereka dalam sebuah kelompok
Project Pop dengan personel Gumilar Nurochman (gugum), Wahyu Rudi
Astadi (odie), Mochammad Fachroni (oon), Kartika Rachel Panggabean
Mutasi (hilman). Project pop ini diberi keleluasaan untuk berkreasi
sendiri.
Kini mereka sudah tidak lagi menggunakan lagu lagu pendahulu nya,
akan tetapi mereka menggunakan lagu - lagu nya sendiri. Terbukti lagu –
lagu mereka sempat menjadi hits di belantika musik Indonesia. Dan
Project pop pun berhasil membuat bebarapa album yang sangat sukses di
pasaran, seperti ‘Lumpia vs bakpia’,’Tu wag ga pat’,’Bli dong plis’,
‘popok’,’pop circus’,’six-A-six’ dan yang terakhir ’You Got Project pop’.
Project Pop yang beranggotakan Yosi, Gugum, Udjo, Tika, Oddie,
dan Oon memang sangat responsif terhadap perkembangan yang terjadi
saat ini, apalagi terhadap kehadiran Boyband yang telah menjadi
fenomena baru musik indonesia. Dari obrolan tentang fenomena itulah
mereka akhirnya menuangkan kedalam sebuah lagu yang bernuansa
ceria., mereka membuat single yang bertemakan trend tersebut dengan
judul Boyband Cekat – Cekot. Dalam lagu ini, seakan projet pop
mewakili para musisi lain yang tidak suka dengan kehadiran boyband
yang dianggap telah menghadirkan industri musik instan yang cepat
berkembang dan di kenal masyarakat hanya dengan modal tampang keren
dan suara pas pas an tanpa di imbangi dengan kemampuan serta kualitas
yang seharus nya mereka miliki.
Ketika lirik lagu mulai di arasemen dan diperdengarkan kepada
tersebar luas nya keyakinan, bahkan prasangka tertentu. Pesan yang
disampaikan pencipta lagu tentu tidak akan berasal dari diri si pencipta
lagu, artinya bahwa pesan tersebut bersumber dari pola pikirnya yang
terbentuk dari hasil interaksi nya dengan lingkungan sosial di sekitar nya.
Kalangan masyarakat pun memberikan komentar yang beragam
tentang lagu Boyband cekat-cekot tersebut. Sebagian besar dari mereka
menganggap bahwa lagu ini merupakan suatu sindiran kepada boyband –
boyband yang sedang ngehits di industri musik Indonesia saat ini.
Peneliti menemukan suatu permasalahan tersebut dalam situs
www.kaskus.com , di dalam situs tersebut terdapat beberapa member
yang memposting perihal lagu Boyband Cekat – cekot. Seperti : member
Ber r y.Yougur t , dia membuat postingan dengan Judul ‘’ [hot] pr oject
pop bikin lagu nyindir boyband indonesia‘’ , kemudian Daamzone ,
dia membuat Postingan dengan judul [ba r u nyadar ] kalo lyr icnya
pr oject pop kontr a ma sm*sh, yang anti sm*sh masuk , Kemudian ada
dari mr .thedar kstar , dia memposting dengan judul lagu pr oject pop
yang menyindir boy band, siapa ye yg kena ... [ngakak] , kemudian
ada babytor aja yang memposting single bar u project pop yang nyindir
sm*sh (http//www.kaskus.us/file://localhost/H:/search_result.php.htm)
Di setiap postingan tersebut, ada berbagai macam komentar dari
member kaskus yang lain. Tentu saja ada yang suka dan ada yang tidak
Melihat esensi nya seperti itu maka sebenar nya penampilan sebuah
lirik lagu tidak hanya menyajikan suatu kata – kata sederhana yang hanya
saling melengkapi. Efektifitas nya tidak terletak pada teks yang lekat
bersama lirik lagu itu sendiri, melainkan tergantung pada persepsi
masyarakat ke objek tertentu. Persepsi di kalangan masyarakat yang di
bentuk oleh lirik lagu tersebut dapat memberikan sebuah dukungan dan
sebalik nya dapat pula memberikan cemoohan serta antisipasi terhadap
subjek ataupun objek tertentu.
Di setiap kata mengandung makna, makna itu ada yang sudah jelas
ada juga makna nya yg masih kabur. Setiap kata mengandung lebih dari
satu makna. Dapat saja sebuah kata mengacu pada sesuatu yang berbeda
sesuai dengan lingkungan pemakai nya. Hubungan makna tampak pula
jika kata akan di rangkaikan satu dengan yang lain sehingga akan terlihat
makna dalam pemakaian bahasa. Disinilah kedudukan lirik sangat
berperan karena mempunyai banyak makna sehingga musik tidak hanya
bunyi bunyian belaka.
Oleh karena itu Peneliti menaruh perhatian pada lirik lagu ‘’Boyband
cekat – cekot’’ Penelitian tentang sistem tanda, salah satunya pencipta
lagu memberi makna lewat lagu tersebut, dan seperti apa dalam
merefleksikan fenomena ke dalam tanda komunikasi berupa lirik lagu.
Untuk menganalisis tanda komunikasi berupa lirik lagu tersebut, maka
Ferdinand de Saussure. Dalam metode Saussure, dikembangkan sebuah
model relasi yang disebut signifier dan signified, yaitu cara
pengkombinasian tanda berdasarkan aturan main tertentu hingga
menghasilkan suatu ungkapan dan interpretasi mengenai lirik lagu
Boyband cekat – cekot.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan
sebuah studi semiologi untuk mengetahui makna dalam lirik lagu
“Boyband cekat-cekot” karya Project Pop.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana pemaknaan lirik dalam lagu “Boyband cekat-cekot” karya
Project pop.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah pemaknaan
lirik lagu dalam lagu “Boyband cekat-cekot” karya Project pop.
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis, yaitu untuk menambah literatur penelitian
kualitatif ilmu komunikasi khususnya mengenai analisis dengan
metode semiologi.
2. Kegunaan Praktis, yaitu membantu pembaca dalam memahami
makna tentang pemaknaan lirik lagu yang ada dalam lagu
“Boyband cekat-cekot” karya Project pop.
17
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teor i
2.1.1. Musik Sebagai Media Komunikasi
Musik dan lagu merupakan salah satu budaya manusia yang
menarik diantara budaya – budaya manusia yang lain. Dari sisi
psikologis humanistis, musik atau lagu bisa menjadi sarana untuk
memenuhi kebutuhan manusia dalam hasrat seni dan kreasi. Dari sisi
sosial, lagu bisa disebut sebagai cermin dari tatanan sosial yang ada
dalam masyarakat saat lagu tersebut diciptakan. Dari sisi ekonomi, lagu
merupakan sebuah komoditi yang sangat menguntungkan. (Rahmat,
1993:19)
Pada dasarnya musik dan lagu juga merupakan kegiatan
komunikasi, karena didalamnya terdapat proses penyampaian pesan dari
si pencipta lagu kepada khalayak perdengarnya. Pesan yang terkandung
dalam sebuah lagu merupakan representasi dari pikiran atau perasaan
dari si pencipta lagu sebagai orang yang mengirim pesan. Pesan yang
disampaikan biasanya dari frame of reference dan field of experience
seseorang yang terbentuk dari hasil interaksinya dengan lingkungan
2.1.2. Lagu dan Lir ik lagu
Peranan dan kedudukan lagu adalah penting dalam rangka
sosialisasi ide dan gagasan dalam tradisi dan kebudayaan. Sehubungan
dengan hal tersebut, seorang ahli psikologi Indonesia, menyatakan
bahwa musik, lagu dan senandung adalah bagian yang ridak terpisahkan
dari seluruh hidup manusia., sejak dari lahir sampai akhir hayat, secara
universal di hampir semua lapisan sosial di berbagai kebudayaan.
Manusia mengenal musk dan lagu menurut caranya masing – masing.
Sementara Perry (dalam Savitri 1991:3) juga menyebutkan bahwa
sebagai bagian dari kemanusiaan sendiri, musik dan lagu hadir dan
disukai manusia secara kodrati. Para ahli menyebutkan inherent merit
yang memperkaya khasanah dan memperindah kebudayaan manusia.
Di Indonesia sendiri lirik berkembang pada paruhan pertama
dasawarsa 1950-an setelah merebut kemerdekaan. Waktu itu masih
dilakukan yang dinamakan “musikalisasi syair” yaitu menggarap
komposisi – komposisi lagu terhadap puisi – puisi yang terlebih dahulu
diciptakan penyair terpandang (Rachmawati, 2002:42)
Usaha dilakukan kembali pada paruh dasawarsa 1970-an. Saat
mulai legitimasi bahwa syair dan lagu tersebut sebagai lirik lagu,
musikalisasi itu telah terjadi kembali. Salah satu contoh adalah Bimbo
yang sering melakukan kerjasama dengan penyair terkenal di antaranya
Taufik Ismail, Ramadhan K.H dan Wing Kardjo. Upaya yang dilakukan
Bandung, yang kemudian mencoba untuk memusikalisasi puisi – puisi
karya Gunawan Mohammad, Abdul Hadi W.M, Supardi Joko Darmon,
dan bahkan puisi karya pelukis Jeihan.
Musikalisasi syair yang dilakukan oleh para komponis lagu tahun
1950-an itu salah satunya disebabkan oleh keadaan niaga musik yang
ridak bisa menunggu lama. Pada saat itu pada komponis diharapkan
mampu menciptakan sebuah lagu yang diibaratkan sepetri kue, dapat
dibeli dengan harga murah dan dapat dinikmati selagi hangat, ini
menyebabkan pula keterbatasan para pencipta lagu untuk
mempersembahkan sebuah karya murni dan melodis.
Selain itu masih terdapat persoalan teknis, seperti persewaan studio
yang mahal semakin memaksa mereka menciptakan karya yang asal
jadi. Seringkali mereka hanya mengadaptasi kata – kata dari lagu pop
Amerika mengenai cinta yang dicerna oleh komponis Indonesia.
Padahal lirik Amerika sendiri mendapat kecaman antara lain dikatakan
bahwa lirik lagu Amerika tidak jelas, dumb, vulgar, cheap, degrading,
uninspired. (Rosidi, 1995:8)
Lirik lagu pada perkembangannya akhirnya mulai meninggalkan
kebiasaan mengadaptasi lirik lagu luar negeri, walaupun tidak benar –
benar meninggalkannya. Para lirikus Indonesia sudah mulai
menciptakan lirik – lirik lagu populer berdasarkan fenomena sosial
yang sedang terjadi di sekitarnya, walaupun sebagian besar masih
Pada masa ini oleh masyarakat, musik populer diberi arti : musik
yang mudah diterima oleh kebanyakan orang untuk karenanya
masyarakat banyak yang menyukainya (Sumaryo dalam Setyaningsih,
2002:26). Beberapa jenis musik yang didasarkan pada manfaat agar
diketahui lebih dalam adalah :
1. Musik Klasik : ada sedikit pergeseran makna, seperti terjadi
pula pada nama ataupun istilah lain. Ada tiga taksiran
mengenai musik klasik yang sering digunakan.
a. Pertama : Musik klasik adalah jenis musik terkenal yang
dibuat atau diciptakan jauh di masa lalu, tetapi disukai,
dimainkan dan diminati oleh orang sepanjang masa
sampai sekarang.
b. Kedua : Musik klasik adalah jenis musik yang lahir atau
diciptakan oleh komponis – komponis masa lalu, yaitu
masa sekitar tahun 1750 – 1800
c. Ketiga : Musik klasik adalah jenis musik yang dibuat
oada masa sekarang, tetapi mengambil gaya, corak,
ataupun teknik yang terdapat pada masa musik klasik dari
pengertian pertama dan kedua.
2. Musik Jazz : Jenis musik yang dianggap lahir di New Orleans,
Amerika Serikat, pada awal abad ini. Merupakan perpaduan
dengan irama bangsa negro asal Afrika Barat, di perkebunan –
perkebunan, New South Orleans.
3. Musik Keroncong : Jenis musik dimana dalam musik ini
dipergunakan peralatan dan pernadaan musik Barat, yang
dimainkan dan dinyanyikan dengan gaya musik tradisi kita
yang sudah ada sebelumnya. Misal : permainan alat penumbuk
padi, kentongan, angklung dan lain – lain.
4. Musik populer : Jenis musik yang selalu memasukkan unsur –
unsur ataupun cara – cara baru yang sedang disukai, atau
diharapkan akan disukai oleh pendengar dewasa ini.
Tujuannya adalah memperoleh ledakan popularitas sebesar
mungkin dan secepat mungkin. Walaupun dua atau tiga tahun
kemudian tak ada lagi yang bisa mendengarnya. Musik
populer merupakan suatu bidang yang mempunyai
perkembangan tersendiri. Sifat – sifat perkembangannya itu
kadang – kadang menuju ke arah perkembangan artistik
musikal, tapi masih mendapat simpati dari masyarakat banyak.
Meski disebut musik populer, dari pemain – pemainnya tetap
diminta syarat musikalitasnya. Makin tinggi nilai musikalitasnya, makin
baik. Pemain musik populer tidak begitu merasa ‘tegang’ seperti
pemain musik seriosa. Yang dimaksud ‘tegang’ disini adalah suatu rasa
konsentrasi penuh agar dapat memainkan musik sebaik – baiknya.
(Sumaryo dalam Rachmawati, 2000:29)
Band musik populer, disingkat musik pop, bentukny berganti –
ganti menurut jamannya. Kalau dalam tahun 1930-an yang dinamakan
band populer itu berbentuk jazz atau musik hawaian, pada masa
sekarang band yang paling populer sebagian besar alat – alatnya terdiri
dari gitar elekrtrik, lengkap dengan pengeras suaranya. (Rachmawati,
2000:30)
Meskipun bentuk band populer berganti – ganti, prinsip
permainannya tidak banyak berubah. Pemain yang penting dalam band
- band populer harus kuat dalam improvisasi. Dalam arti,
menghidangkan sebuah improvisasi bebas dalam batas – batas pola
tertentu. Pola – polanya tetap sama, yaitu perkembangan kord dan
melodi asli dalam lagu tersebut.
Pemain band populer sekarang pada umumnya terdiri dari paling
sedikit tiga orang pemain, yaitu seorang pemain gitar melodi, seorang
lagi pemain gitar bass, dan seorang pemain drum. Pemain – pemain ini
bisa ditambah lagi dengan pemain instrumen lain misalnya pemain gitar
yang memetik iringan harmoninya, pemain piano atau keyboard,
tergantung kebutuhan.
Dari beberapa ciri diatas, maka grup musik “Project Pop” termasuk
Group yang memiliki ciri – ciri musik populer, karena melihat karakter
lagu lagu nya yang mudah diterima dan banyak disukai oleh
masyarakat.
2.1.3. Kr itik Sosial
Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam
masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap
jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat. Dalam
konteks inilah kritik sosial merupakan salah saru variabel penting
dakam memelihara sistem sosial. Berbagai tindakan sosial atau
individual yang menyimpang dari orde sosial maupun orde nilai moral
dalam masyarakat dapat dicegah dengan mengfungsikan kritik sosial.
Dalam kata lain, kritik sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana
dalam konservasi dan reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat.
(Mes’oed, 1999:47)
Cara berpikir yang demikian sering dipakai kaum fungsionalis
dalam menempatkan kritik sosial dalam proses politik. Kritik sosial
menurut mereka bersumber dan merupakan bagian dari sistem itu
sendiri. Kritik sosial di luar sistem dianggap sesuatu yang tabu dan
tidak dapat diterima, bahkan dianggap sebagai tindakan subversif, sebab
menggoncangkan sistem. Dalam perspektif demikian, kritik sosial harus
dilakukan sesuai dengan norma – norma atau aturan – aturan main
Kritik sosial juga dapat berarti sebuah inovasi sosial. Dalam arti
bahwa kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan baru – sembari
menilai gagasan – gagasan lama – untuk suatu perubahan sosial. Kritik
sosial dalam kerangka yang demikian berfungsi untuk membongkar
berbagai sikap konservatif, status quo dan vested interest dalam
masyarakat untuk perubahan sosial.
Kritik sosial dalam pengertian yang terakhir ini sering muncul
ketika masyarakat atau sejumlah orang atau kelompok sosial dalam
masyarakat menginginkan sesuatu yang baru, suasana yang lebih baik
dan lebih maju, atau secara politis, suasana yang lebih demokratis dan
terbuka.
Kritik sosial dalam disampaikan melalui berbagai wahana, mulai
dari cara yang paling tradisional, seperti pepe (berjemur diri), ungkapan
– ungkapan sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi
sosial, melalui berbagai pertunjukan sosial dan kesenian dalam
komunikasi publik, seni sastra dan melalui media massa (Mes’oed,
1999:49)
2.1.4. Budaya Kr itik di Indonesia
Budaya kritik merupakan ‘’barang mahal’’, karena kritik ibarat
suatu hal yang tabu, sehingga jika mau selamat jangan mengkritik. Ada
tidak nya budaya kritik di Indonesia, harus coba disimak dari cara
Edward C.Smith yang mengutip uraian ‘’Army Handbook’’ dalam
buku buku sejarah pembredelan pers di Indonesia (1983) mengutarakan
bahwa :
‘’ Cara berpikir orang Indonesia bergantung pada usaha
mempertahankan tata kosmis. Orang Indonesia berusaha mencapai
keserasian dalam hubungan manusia dengan Yang Maha Kuasa,,dengan
kekuatan alam dan dengan sesame manusia dengan kewajiban untuk
bergotong royong, memupuk toleransi dan Harmoni (Ali, 1999:83)
Kritik merupakan bagian esensial dari masyarakat meskipun teori –
teori sosiologi cenderung mengabaikan nya. Yang mungkin
membedakan masyarakat yang satu dengan masyarakat lain hanyalah
cara pernyataan nya. Karena dominasi budaya jawa yang sangat kuat,
masyarakat Indonesia cenderung menggunakan kritik yang tersirat yang
di sampaikan secara tidak langsung, missal nya melalui symbol –simbol
dan sebagai nya (Masoed ,1999 :39)
Eufinisme (penghalusan kata) yang sedang berlangsung di
masyarakat tidak dapat dihindarkan. Kecenderungan menghaluskan
kata seringkali dilakukan setiap orang untuk mengungkapkan
kekurangan orang lain agar tidak mengganggu perasaan dan membuka
kelemahan pikiran untuk merubah tindakan.(Ali, 1999:300)
Eufinisme kritik dapat menghilangkan esensi kritik itu sendiri,
Sebab jika kritik terlampau diperlukan (eufinisme )tidak mustahil akan
akan berhasil dicapai, lantaran sasaran(objek) kritik tidak merasa
mendapat input padanya (Ali, 1999:300)
2.1.5. Kr itik Sosial Sebagai Alat Komunikasi Efektif
Komunikasi dengan mempergunakan bahasa adalah bersifat umum
dan universal (Sobur, 2002:140). Bahasa dapat bersifat produktif,
terbuka, kreaktif, karena pesan – pesan verbal merupakan gagasan baru.
Kritik sosial tidak lepas dari suatu proses keterbukaan. Keterbukaan
dan kritik, ibarat dua sisi dari sekeping mata uang yang sama.
Keduanya memiliki makna ekstensi, potensi dan aktualisasi yang sama,
kendati dalam warna atau perwajahan yang berbeda. Sehingga
keduanya sering digunakan sebagai barometer ‘kemanusiaan manusia’.
Oleh karena itu, keterbukaan dan kritik bukan saja harus diciptakan
dalam kehidupan individual dan sosial manusia tetapi juga harus
dipertahankan, diamankan dan dikembangkan dalam diri setiap
manusia. (Ali, 1999:194)
Keterbukaan dan kritik berfungsi saling melengkapi dan
mendukung, tanpa keterbukaan tidak ada kritik, tanpa kritik maka
keterbukaan hanya kiasan dan pemanis bibir semata. Keterbukaan perlu
ada, karena manusia membutuhkan peluang untuk mengaktualisasikan
kemanusiaannya. Sebaliknya, kritik pun perlu diciptakan demi
Astrid Susanto dalam Mas’oed (1999:72) memberi penegasan
bahwa peningkatan unsur rasional dan pengurangan unsur irrasional
dalam kritik sosial akan meningkatkan bobot kritik sosial itu sehingga
lebih mungkin diterima oleh masyarakat sebab gejala sosial yang
dikritik dengan akal sehat itu akan lebih mudah pula diterima oleh akal
sehat.
Kritik sosial dapat digunakan sebagai moment actie komunikasi
yang efisien dan efektif, sebagimana saran J.S Bois tentang “bagaimana
berkomunikasi secara efektif”. Dalam kaitan ini J.S Bois menyarankan
7 langkah yang perlu dilakukan :
1. Menerima kehadiran atau keberadaan orang lain sebagaimana
adanya baik suka maupun tidak.
2. Tumbuhkan penampilan diri dengan orang lain sehingga semua
pihak dapat mengemukaan pikiran, perasaan, harapan serta
ketakutannya secara bebas.
3. Jelaskan apa sesungguhnya dimaksudkan dan dikehendaki oleh
komunikator dalam berkomunikasi dengan sasarannya
(komunikan).
4. Kontak pribadi antara komunikator dengan kawan / lawan bicara,
harus mengarah kepada pembentukan persahabatan.
5. Jangan mengevaluasi secara amat kritis pandangan objektif orang
kebajikan dengan perkataan lain, jangan menganggap diri sendiri
sebagai norma kebenaran dan kebajikan.
6. Pandanglah seluruh proses komunikasi sebagai proses kerja sama
yang dinamis, dengan memberikan peluang bagi diri sendiri dan
orang lain untuk mengenali diri secara utuh dan menyeluruh.
7. Gunakan ukuran kebenaran dan kepuasan orang lain sebagai
standarisasi kebenaran dan kepuasan diri sendiri dan sebaliknya.
Tetapi sama sekali jangan pergunakan ukuran kebenaran serta
kepuasan kemanusiaan itu secara sepihak. Artinya, jangan sesekali
mengutamakan kepentingan diri sendiri dengan mengabaikan
kepentingan orang lain.
Atas dasar kertimbangan itu pula, maka ktitik sosial harus
disesuaikan dengan setting sosial, budaya, dan politik dari masyarakat
sekitarnya. Dalam proses komunikasi yang efektif, pesan yang
disampaikan harus jelas tujuannya, kritik sebagai “salah satu fungsi
manajemen keterbukaan”, harus diwarnai oleh tujuan dan cara yang
terbuka dan jelas pula. Artinya, siapapun yang melancarkan kritik harus
terbuka dan jelas (clear) dapat menguraikan tujuannya melakukan
kritik. (Ali, 1999:197)
Kritik tidak mengenal prinsip kritik untuk kritik, sehingga kritik
harus dilakukan dengan cara tertentu. Cara tersebut yang tetap konsisten
dengan tujuan yang ingin dicapai, sehingga tercapai feedback yang
meningkat karena banyak orang yang menerimanya untuk diterapkan
dengan kegiatan operasional anggota masyarakat melalui proses
pembentukan pendapat umum, dapat merupakan suatu usul bahkan
desakan kepada masyarakat untuk memperhatikan apa yang termuat di
dalam kritik sosial yang rasional itu. (Mas’oed, 1999:72)
2.1.6. Kecembur uan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kecemburuan berasalan
dari kata Cemburu yang memiliki arti kurang senang , curiga , iri hati,
kurang percaya terhadap sesuatu.
Menurut Smith (Dalam Thompson 2006) Kecemburuan merupakan
suatu pemikiran yang meliputi perasaan dendam dan sakit hati yang
akan menimbulkan persaingan untuk mendapatkan perhatian.
Iri hati dan dengki hati adalah dua dari beberapa sifat buruk
manusia yang juga disebut sebagai penyakit batin. Kedua sifat buruk
atau penyakit batin tersebut sebenarnya memiliki pengertian yang tidak
sama namun bisa disebut bersumber dari penyebab yang sama. Iri hati
adalah suatu sifat yang tidak senang akan anugerah, rezeki atau
kesuksesan yang didapat oleh orang lain, dan cenderung berusaha untuk
menyainginya. Sedangkan dengki adalah sikap tidak senang melihat
orang lain bahagia atau mendapat nikmat atau kesuksesan dan berusaha
Rasa iri dan dengki baru tumbuh apabila orang lain menerima
kenikmatan, kesuksesan atau kebahagiaan. Biasanya jika seseorang
mendapatkan nikmat, kesuksesan atau kebahagiaan, maka akan ada dua
sikap reaksi yang akan timbul pada manusia lainnya. 1) Ia benci
terhadap nikmat yang diterima orang lain dan senang bila nikmat itu
hilang daripadanya. Sikap reaksi inilah yang disebut perpaduan antara
dengki dan iri hati. 2) Ia tidak menginginkan nikmat itu hilang dari
orang lain, tapi ia berusaha keras bagaimana mendapatkan nikmat
semacam itu. Sikap reaksi kedua ini dinamakan keinginan. Dari kedua
sikap reaksi manusia tersebut sikap iri dan dengki yang bisa
membahayakan atau membawa bencana bagi orang lain. Sebagian
manusia cenderung tidak mampu mengelakkan diri dari sifat iri dan
dengki ini. Sifat buruk ini bisa terjadi pada setiap manusia dalam
berbagai hal, yakni antara lain iri dan dengki kepada tetangga yang
punya mobil baru, iri dan dengki kepada rekan yang baru naik jabatan,
iri dan dengki kepada seseorang di kantor atau di sekolah yang lebih
trampil atau pintar, dan lain sebagainya.
Iri hati adalah perasaan tidak senang yang timbul oleh karena
sesuatu hal yang dimiliki oleh orang lain. Dan perasaan ini biasanya
terjadi oleh karena “perasaan kehilangan atau kekurangan” yang timbul
oleh karena melihat apa yang dimiliki orang lain itu.
Meskipun demikian, iri hati tidak selalu “ingin memiliki yang dimiliki
dimiliki orang lain, tetapi perasaan tidak senang itu sudah muncul
sebagai reaksi atas realita bahwa orang lain itu memiliki sesuatu yang
menyebabkan ia merasa kehilangan atau kekurangan.
Barangkali kebutuhan akan “superiority” adalah akar dari kebanyakan
masalah iri hati. Bandingkan dengan teori Alfred Adler, “Striving for
Superiority” (Superiority and Social Interest, Evanston, Illinois:
Northwestern University Press, 1964) dimana ‘will to power’ sebagai
kebutuhan manusia yang primer dirasakan terhambat (mungkin cuma
perasaannya sendiri) oleh realita adanya sesuatu yang dimiliki orang
lain. Mungkin ia merasa perhatian dari lingkungan tidak lagi pada
dirinya, mungkin pula ia merasa kehilangan role sebagai orang yang
terpenting, dsb.
2.1.7. Kecembur uan Sosial
Manusia tidak dapat hidup sendiri didunia ini, oleh karena itu manusia
disebut sebagai makhluk social. Walaupun terkadang memang ada
beberapa saat atau hal yang harus dilakukan oleh manusia secara
individual. Tapi pada dasarnya dalam suatu kehidupan atau
bermasyarakat seseorang pasti akan membutuhkan bantuan dari orang
lain. Sebab, mustahil dalam semasa hidupnya seseorang tidak pernah
meminta bantuan dari orang lain. Namun kenyataannya ada beberapa
iri, dengki, benci, saling berprasangka, cemburu social, dll, yang semua
itu merupakan penyakit hati yang dimiliki oleh setiap manusia.
Misalnya cemburu social. Cemburu social tidak hanya terjadi dalam
suatu lingkup keluarga, dalam berteman atau dalam berpacaran. Dalam
berteman atau berpacaran rasa cemburu yang timbul dikerenakan
kurangnya komunikasi, mulai pudarnya rasa perhatian, berkurannya
waktu untuk bersama, atau takut kehilangan sosok seorang teman
karena ia memiliki teman-teman yang baru. Tapi ada yang lebih serius,
yaitu dalam kehidupan bermasyarakat. Cemburu social adalah sebuah
perasaan dalam hati tentang keraguan dan ketidaksenangan terhadap
sesuatu tanpa alasan yang jelas (cityofenjie.multiply.com). Cemburu
social dapat terjadi dikerenakan berawal dari rasa iri seseorang kepada
orang lain karena status social mereka lebih tinggi daripada dirinya,
sehingga timbul rasa cemburu. Cemburu social merupakan sesuatu yang
harus diwaspadai sebab akibatnya cukup serius, karena hal tersebut
dapat merusak kehangatan yang sudah terjalin antar warga masyarakat.
Bagaimana tidak, andai saja dalam suatu lingkungan masyarakat ada
seorang warga yang iri terhadap warga lainnya (tetangganya), maka
apapun yang tetangganya tersebut lakukan akan ia pandang dari sisi
negatifnya saja, dan ia pasti tidak mau disalahkan karena ia merasa
bahwa dirinya lah yang paling benar dan bahayanya lagi kadang ia
menghasut orang lain untuk ikut-ikutan benci terhadap tetangganya itu.
lingkungan masyarakat, sehingga nantinya terbentuk dua kubu yang
saling bermusuhan.
Dalam kehidupan bermasyarakat bersosialisasi atau menjalin
komunikasi itu penting, agar tidak timbul prasangka-prasangka yang
merugikan dan tidak berlanjut menjadi kecemburuan social. Cara
terbaik jika dalam bermasyarakat kita menemukan atau bahkan menjadi
korban kasus seperti ini adalah dengan tidak menerima sepenuhnya
prasangka-prasangka yang sedang beredar, tidak mendendam dan yang
terpenting adalah kita harus bersabar. Sebab tuhan tahu yang
sebenarnya. Dan agar kita terhindar dari sifat ini, mulailah untuk
berpikiran positif
2.1.8. Penger tian Boyband
Boyband adalah sejenis kelompok musik pop atau R&B yang
terdiri dari tiga anggota atau lebih, semuanya penyanyi laki-laki muda.
Biasanya anggota boyband selain menyanyi juga menari dalam
pertunjukan mereka. Mereka biasanya dibentuk oleh seorang manajer
atau produser rekaman dengan cara mengadakan audisi, di mana para
peserti diuji penampilannya, kemampuan menyanyinya, dan
kemampuan berdansanya. Mereka biasanya tidak memainkan alat
Seja r ah Singkat Tentang Boyband
Kehadiran istilah boyband di dunia di awali pada era 1990-an
publik dibuat histeris saat Backstreet Boys, Boyz II Men dan 'N Sync
hadir. Tentu yang banyak 'teriak' adalah kaum hawa. Mereka dibilang
sangat sukses membawa konsep boyband. Sebut saja Backstreet Boys
yang berhasil menjual 100 juta kopi albumnya sepanjang tahun 1993
hingga saat ini. Disusul, Boyz II Men dan 'N Sync yang menjual
albumnya 60 dan 50 juta kopi. Nilai itu begitu fantastik di zamannya,
bahkan sampai saat ini.
Munculnya boyband tidak terlepas dari musisi sekaligus produser
besar Maurice Starr. Starr memperkenalkan konsep boyband untuk
pertama kali pada tahun 1984. Ia bersama Mary Alford yang menggelar
audisi di Boston, Amerika Serikat yang diikuti oleh hampir 500 remaja
laki-laki. Dari audisi tersebut terbentuklah New Kids on the Block atau
yang biasa disingkat NKOTB yang kemudian diresmikan pada tahun
1986. NKOTB beranggotakan Donnie Wahlberg, Jordan Knight,
Jonathan Knight, Danny Wood dan Joe McIntyre. Namun belakangan
Donnie Wohlberg digantikan oleh Jaime Kelley.
NKOTB menelurkan 8 album, yang di antaranya 'New Kids On The
Block' (1986), 'Hangin' Tough' (1988), 'Merry, Merry Christmas'
(1989), 'Step By Step' (1990), 'No More Games/The Remix Album'
beranggotakan Nicky Byrne, Kian Egan, Mark Feehily, dan Shane Filan
itu disebut-sebut sebagai puncak dari popularitas boyband di dunia.
2.1.9. Semiotika Dalam Ilmu Komunikasi
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji
tanda. Tanda – tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya
berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah – tengah manusia dan
bersama – sama manusia. Semiotika pada dasarnya hendak mempelajari
bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal – hal (things).
Memaknai berarti bahwa objek – objek tidak hanya membawa
informasi, dalam hal mana obyek – obyek itu hendak berkomunikasi,
tetapi juga mengkanstitusikan sistem terstruktur dari tanda. (Sobur,
2003 :15)
Kata “semiotika” sendiri berasal dari bahasa Yunani, yang berarti
“tanda” atau berarti “penaksir tanda”. “tanda” pada masa itu masih
bermakna suatu hal yang memnunjuk pada hal lain. Contohnya, asap
menandai api. Semiotika modern mempunyai tokoh yakni Ferdinand de
Saussure dimana melalui tokoh tersebut muncullah cikal bakal
linguistik umum.Saussure memberikan tekanan pada teori tanda dan
pemahamannya dalam konteks tertentu.
Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan makna
Menurut Littlejohn (1996:64) dalam Sobur (2001:15) tanda – tanda
(signs) adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan tanda –
tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Semiotika
adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda –
tanda adalah perangkat yang dipakai dalam upaya berusaha mencari
jalan di dunia ini, di tengah – tengah manusia dan bersama – sama
manusia.
Semiotika seperti kata Lecthe (2001:191) adalah teori tentang tanda
dan penandaan. Lebih jelasnya lagi, semiologi adalah suatu disiplin
yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana
(signs) tanda – tanda dan berdasarkan sign system (code) (Segres,
2004:4). Hjelmslev (dalam Christomy, 2001:7) mendefinisikan tanda
sebagai “suatu keterhubungan antara wahana ekspresi (expression plan)
dan wahana isi (content plan). Charles Morris menyebut semiosis
sebagai suatu prases tanda, yaitu proses ketika sesuatu merupakan tanda
bagi beberapa organisme.
Dari beberapa contoh definisi diatas maka semiotika atau semiosis
adalah ilmu atau proses yang berhubungan dengan tanda.
Pada dasarnya semiosis dapat dipandang sebagai proses tanda yang
diberikan dalam istilah semiotika sebagai suatu hubungan antara lima
S adalah semiotic relation (hubungan semiotik); s untuk sign
(tanda); i tuntuk interpreter (penafsir); e untuk effect atau pengaruh
(misalnya suatu disposisi dalam i akan bereaktsi dengan cara tertentu
terhadap r pada kondisi – kondisi tertentu c karena s); r untuk refference
(rujukan); dan c untuk context (konteks) atau conditions (kondisi).
Saat ini dikenal dua jenis semiotika yaitu semiotika komunikasi dan
semiotika signifikasi.
1. Semiotika komunikasi yang dikembangkan oleh Charles
Sanders Pierce lebih menekankan pada teori tentang produksi
tanda yang salah satu diantaranya mengansumsikan adanya
enam faktor dalam komunikasi yaitu pengirim, penerima kode
(sistem tanda), pesan, saluran komunikasi dan acuan.
2. Semiologi signifikasi yang dikembangkan oleh Ferdinand de
Saussure memberikan tekanan pada teori tanda dan
pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Suatu tanda
menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan makna (meaning)
adalah hubungan antara objek atau ide dan suatu tanda.
2.1.10. Makna dan Pemaknaan
Brown dalam Sobur (2001:255-256) mendefinisikan makna sebagai
kecenderungan (disposisi) total yang menggunakan atau bereaksi
terhadap suatu bentuk bahasa. Terdapat banyak bentuk bahasa. Terdapat
banyak komponen dalam makna yang dibangkitan suatu kata atau
kalimat. Namun kita terlebih dahulu harus membedakan pemaknaan
secara lebih tajam tentang istilah – istilah yang nyaris berimpit antara
apa yang disebut (1) terjemah (translation), (2) tafsir atau interpretasi,
(3) ekstraplorasi dan makna atau meaning.
Membuat terjemah adalah upaya untuk mengemukakan materi atau
substansi yang sama dengan media yang berbeda, media tersebut
mungkin berupa bahasa yang satu ke bahasa yang lain, dari verbal ke
gambar dan sebagainya. Pada penafsiran, kita tetap berpegang pada
materi yang ada, dicari latar belakangnya, konteksnya, agar dapat
dikemukakan konsep atau gagasannya lebih luas. Ekstrapolasi lebih
menekankan pada kemampuan daya pikir manusia untuk mengungkap
hal dibalik yang tersajikan. Materi yang tersajikan dilihat tidak lebih
dari tanda – tanda atau indikator pada sesuatu yang lebih jauh lagi.
Memberikan makna merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan
mempunyai kesejajaran dengan ekstrapolasi. Pemaknaan lebih
menuntut kemampuan integratif manusia, indrawinya, daya pikirnya
dan akal budinya. Materi yang tersajikan seperti juga ekstrapolasi,
dalam artian empirik logik. Sedangkan pada pemaknaan dapat pula
menjangkau yang etik maupun trasendental.
Semantik adalah ilmu mengenai makna kata – kata, suatu definisi
yang menurut S.I Hayakawa dalam Mulyana (2001:257) tidaklah buruk
bisa orang – orang tidak menganggap bahwa pencarian makna kata
mulai dan berakhir dengan melihatnya dalam kamus. Makna dalam
kamus tentu saja lebih bersifat kebahasaan (linguistik), yang punya
banyak dimensi, simbol merujuk pada objek di dunia nyata,
pemahaman adalah perasaan subyektif kita mengenai simbol itu dan
referen adalah objek yang sebenarnya eksis di dunia nyata.
Makna dapat pula digolongkan ke dalam makna konotatif. Makna
denotatif adalah makna yang sebenarnya (faktual) seperti kita temukan
dalam kamus. Karena itu makna denonatif lebih bersifat publik. Namun
banyak juga kata yang bermakna konotatif, lebih bersifat pribadi, yakni
makna diluar rujukan objektifnya. Dengan kata lain, makna konotatif
lebih bersifat subjektif dari makna denotatif.
2.1.11. Teor i Semiologi Fer dinand De Saussur e
Semiologi adalah ilmu tanda. Istilah tersebut berasal dari Yunani,
Semeion yang berarti “tanda”. Tanda terdapat dimana – mana. Kata
adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera
tanda dalam teks, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada
dalam tanda teks yang berperan membimbing pembacanya agar bisa
menangkap pesan yang terkandung di dalamnya. (Komaruddin Hidayat
dalam Sobur, 201:106)
Pokok kajian Saussure tentang bahasa berbeda jauh dengan
pendekatan para filolog abad ke 19. Bukannya mengkaji linguistik
secara historis – berdasarkan garis diakronik, yaitu kajian yang melihat
perubahan pada bahasa dalam satu kurun waktu tertentu – Saussure
justru mengembangkan linguistik sinkronik. Dia mempresentasikan
analisis bahasa secara umum, sebuah kajian tentang prasyarakat
keberadaan dari sembarang bahasa. Saussure mendefinisikan tanda
linguistik sebagai estitas dua sisi (dyad). Sisi pertama disebut dengan
petanda (signifier). Penanda adalah aspek material dari sebuah tanda,
sebagaimana kita menangkap bunyi saat orang berbicara. Bunyi ini
muncul dari getaran pita suara (yang tentu saja bersifat material).
Wilayah perhatian Saussure hanya meliputi tanda linguistik. Dalam hal
ini dia mengikuti tradisi teorisasi tanda – tanda “konvensional”. Sisi
kedua dari tanda yaitu sisi yang diwakili secara material oleh penanda
adalah apa yang disebut Saussure sebagai penanda (signified). Penanda
Kesatuan antara penanda dan petanda membawa Saussure untuk
menawarkan diagram berikut :
Sign
Composed of
Signification
Signifier Signified External
(physical plus (mental concept) reality of meaning Existence
of the sign) Gambar 2.1. Diagram Semiologi Saussure (1990:44)
Saussure menyebut signifier sebagai bunyi atau coretan bermakna
(konsep material), artinya apa yang dapat dikatakan, ditulis dan dibaca.
Signified adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep aspek
mental dari bahasa. Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep
mental tersebut dinamakan signification.dengan kata lain signification
adalah upaya dalam memberi makna terhadap dunia (Fiske, 1990:44)
Strukturalisme memasukkan gejala, kegiatan atau hasil kehidupan
(termasuk lirik lagu) ke dalam suatu kemasyarakatan atau sistem makna
yang terdiri dari struktur yang mandiri dan tentu dalam antar hubungan.
Pengkajian kerja bahasa berdasarkan strukturalisme dinamik merupakan
pengkajian semiotik. Artinya kerja bahasa dipertimbangkan sebagai