• Tidak ada hasil yang ditemukan

MONITORING PERANGKAT KERAS JARINGAN BERBASIS CACTI MENGGUNAKAN VOICE ALERT DAN WAKE ON LAN (STUDI KASUS JARINGAN PRODGI TEKNIK INFORMATIKA UPN “VETERAN” JATIM).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MONITORING PERANGKAT KERAS JARINGAN BERBASIS CACTI MENGGUNAKAN VOICE ALERT DAN WAKE ON LAN (STUDI KASUS JARINGAN PRODGI TEKNIK INFORMATIKA UPN “VETERAN” JATIM)."

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

MONITORING PERANGKAT KERAS J ARINGAN

BERBASIS CACTI MENGGUNAKAN VOICE ALERT

DAN WAKE ON LAN (STUDI KASUS J ARINGAN PRODGI

TEKNIK INFORMATIKA UPN “VETERAN” J ATIM)

TUGAS AKHIR

Oleh :

ISRA ANANDA DWITAMA

0834010091

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

MONITORING PERANGKAT KERAS J ARINGAN

BERBASIS CACTI MENGGUNAKAN VOICE ALERT

DAN WAKE ON LAN (STUDI KASUS J ARINGAN PRODGI

TEKNIK INFORMATIKA UPN “VETERAN” J ATIM)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

ISRA ANANDA DWITAMA

0834010091

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MONITORING PERANGKAT KERAS J ARINGAN

BERBASIS CACTI MENGGUNAKAN VOICE ALERT

DAN WAKE ON LAN (STUDI KASUS J ARINGAN PRODGI

TEKNIK INFORMATIKA UPN “VETERAN” J ATIM)

Disusun oleh :

ISRA ANANDA DWITAMA

0834010091

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang I Tahun Akademik 2012 / 2013

Menyetujui, Pembimbing

Hudan Studiawan, S.Kom, M.Kom NPT. 3 8705 11 03411

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(4)

TUGAS AKHIR

MONITORING PERANGKAT KERAS J ARINGAN

BERBASIS CACTI MENGGUNAKAN VOICE ALERT

DAN WAKE ON LAN (STUDI KASUS J ARINGAN PRODGI

TEKNIK INFORMATIKA UPN “VETERAN” J ATIM)

Disusun Oleh :

ISRA ANANDA DWITAMA 0834010091

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 5 Oktober 2012

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(5)

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PANITIA UJ IAN SKRIPSI / KOMPREHENSIF

J l. Raya R ungkut Madya Gunung Anyar Telp. (031) 8706369 (Hunting). Fax. (031) 8706372 Sur abaya 60294

KETERANGAN REVISI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut : Nama : Isra Ananda Dwitama

NPM : 0834010091

Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi*) pra rencana (design) / skripsi ujian lisan gelombang I , TA 2012/2013 dengan judul:

“MONITORING PERANGKAT KERAS J ARINGAN BERBASIS CACTI MENGGUNAKAN VOICE ALERT DAN WAKE ON LAN (STUDI KASUS J ARINGAN PRODGI TEKNIK INFORMATIKA UPN “VETERAN” J ATIM)”

Surabaya, 24 Oktober 2012 Dosen Penguji yang memeriksa revisi

1) Dr. Ir. Ni Ketut Sari, M.T

NIP. 19650731 199203 2001

{ }

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Dengan selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih sebagai perwujudan rasa syukur atas terselesaikannya tugas akhir ini dengan lancar. Ucapan terima kasih ini saya tujukan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Hudan Studiawan, S.Kom, M.Kom selaku dosen pembimbing pada Tugas Akhir ini, yang telah banyak memberikan petunjuk, masukan, bimbingan, dorongan serta kritik yang bermanfaat sejak awal hingga terselesainya Tugas Akhir ini.

5. Terimakasih buat Bapakku serta Ibukku tercinta yang telah memberi semangat,dorongan dan do’a yang tiada henti-hentinya. Buat Adik-adikku tersayang yang telah menjadi motivasi sehingga dapat terselesaikannya tugas akhir ini.

(7)

7. Terima kasih buat seseorang yang selalu mendoakan saya. Kata-katamu begitu indah.

8. Serta orang-orang yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya. Terimakasih atas bantuannya semoga Allah SWT yang membalas semua kebaikan dan bantuan tersebut

Surabaya, Oktober 2012

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah terucap ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga, dan pikiran yang dimiliki, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Monitoring Perangkat Keras J aringan Berbasis Cacti Menggunakan Voice Alert Dan Wake on LAN (Studi Kasus: J aringan Komputer Pr ogdi Teknik Infor matika UPN “Veteran” J awa Timur)”.

Tugas Akhir ini disusun guna diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.

Dalam penyusunan Tugas akhir ini, Penulis berusaha untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama menjalani perkuliahan dengan tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai pihak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut.

Surabaya, Oktober 2012

(9)

DAFTAR ISI

2.1 Profil Progdi Teknik Informatika ... 8

2.2 Pengantar Jaringan Komputer dan Internet... 9

2.3 Topologi Jaringan... 10

2.4.2 Open System Interconnection (OSI) 7 Model... 16

2.4.3 Transmission Control Protocol (TCP)/IP Model... 19

2.5 Hardware... 21

2.6 Cacti... 24

2.7 Plugin Architecture (PIA) ... 24

2.8 PING (Packet InterNet Groper) ... 25

2.8.1 TCP (Transmission Control Protocol)... 25

2.8.2 UDP (User Datagram Protocol)... 26

2.9 Monitoring Jaringan... 26

2.10 Wake on LAN (WoL) ... 27

2.11 Hypertext Preprocessor (PHP)... 28

(10)

2.13 SSH (Secure Shell) ... 31

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 33

3.1 Analisis Kebutuhan Sistem ... 33

3.1.1 Kebutuhan Fungsional... 33

3.1.2 Kebutuhan Non-Fungsional... 34

3.2 Perancangan Sistem Cacti ... 34

3.2.1 Flowchart ... 35

3.2.1.1 Flowchart Gambaran Cacti Sebagai Administrator ... 35

3.2.1.2 Flowchart Gambaran Cacti Sebagai Guest ... 36

3.2.1.3 Flowchart Add Device... 37

3.2.1.4 Flowchart Add Graph... 38

3.2.2.5Halaman Monitoring Status ... 42

3.3 Perancangan Sistem Power Management ... 43

3.3.1 Flowchart Sistem Power Management ... 44

3.3.1.1Flowchart Gambaran Umum Sistem Power Management 44

3.3.1.2Flowchart Menambahkan MAC Address ... 45

3.3.1.3Flowchart Wake Up Perangkat ... 46

3.3.2 Desain Antarmuka Sistem Power Management ... 47

3.3.2.1Desain Antarmuka Halaman Awal ... 47

3.3.2.2Desain Antarmuka Halaman Kelola Perangkat ... 48

3.3.2.3Desain Anatrmuka Wake Manual ... 49

3.3.2.4Desain Antarmuka Shutdown by Remote... 49

3.4 Struktur Tabel ... 50

BAB IV IMPLEMENTASI... 52

4.1 Spesifikasi Sistem ... 52

4.2 Implementasi Database ... 53

4.2.1 Tabel user_auth (User Authentication) ... 55

4.2.2 Tabel host ... 56

4.2.3 Tabel plugin_config ... 57

4.3 Instalasi dan Konfigurasi Sistem ... 58

4.4 Implementasi Sistem Cacti ... 58

4.4.1 Halaman Console atau Halaman Utama ... 59

4.4.2 Halaman Devices ... 60

4.4.3 Halaman Konfigurasi Device ... 60

4.4.4 Halaman Create Graph ... 61

4.4.5 Halaman Plugin Management ... 62

4.4.6 Halaman Settings ... 63

4.4.7 Halaman User Management ... 64

4.4.8 Halaman Graph ... 65

4.4.9 Halaman Monitor ... 66

(11)

4.5.1 Halaman Awal ... 67

4.5.2 Halaman Kelola Device, Input MAC Address, Wake Up... 68

4.5.3 Halaman Wake Up Manual ... 72

4.5.4 Halaman Shutdown ... 73

BAB V UJ I COBA DAN EVALUASI ... 74

5.1. Uji Coba Sistem ... 74

5.2. Pengujian Sistem Monitoring Perangkat Jaringan ... 74

5.2.1 Uji Coba Menambahkan Perangkat Baru ... 75

5.2.2 Uji Coba Menambahkan Grafik Pada Perangkat ... 76

5.2.3 Uji Coba Memonitor Perangkat ... 77

5.4.1 Perhitungan Pemakaian Memori Poller... 84

(12)

MONITORING PERANGKAT KERAS J ARINGAN BERBASIS CACTI

MENGGUNAKAN VOICE ALERT DAN WAKE ON LAN (STUDI KASUS J ARINGAN PROGDI TEKNIK INFORMATIKA UPN “VETERAN” J AWA TIMUR)

DOSEN PEMBIMBING I : HUDAN STUDIAWAN, S.Kom, M.Kom PENYUSUN : ISRA ANANDA DWITAMA

ABSTRAK

Pesatnya perkembangan komputer pada umumnya dan jaringan komputer pada khususnya, yang memicu tingkat kesulitan dalam penanganan dan pengawasan jaringan komputer itu sendiri. Jaringan pada Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur masih dilakukan dengan manual dan belum memiliki sistem yang memadai.

Untuk menunjang semakin maju dan rumitnya jaringan komputer itu, maka dibuatlah Sistem Monitoring Berbasis Cacti Yang Dilengkapi Dengan Wake

on LAN, dimana akan mempermudah dalam pengawasan kondisi jaringan dan

melakukan remote terhadap perangkat-perangkat yang mendukung dibangunkan secara remote dan juga dimatikan secara remote. Penerapan sistem serupa telah banyak juga dilakukan pada jaringan komputer-jaringan komputer di tempat lainnya yang berskala kecil hingga besar.

Dengan adanya sistem Monitor ini, jaringan komputer progdi Teknik Informatika dapat dipantau secara real time dan terpusat tanpa harus turun ke lapangan secara langsung. Misalnya dalam pemantauan jaringan yang up dan

down, serta dalam mengelola catu daya tiap perangkat yang mendukung.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jaringan komputer bukanlah sesuatu yang baru saat ini. Hampir di setiap perusahaan terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam perusahaan tersebut. Internet yang mulai populer saat ini adalah suatu jaringan komputer raksasa yang merupakan jaringan komputer yang terhubung dan dapat saling berinteraksi. Hal ini dapat terjadi karena adanya perkembangan teknologi jaringan yang sangat pesat, sehingga dalam beberapa tahun saja jumlah pengguna jaringan komputer yang tergabung dalam Internet berlipat ganda (Kips, 2009).

(14)

Oleh karena itu, monitoring jaringan khususnya untuk memonitor status up atau down tiap perangkat sangat diperlukan untuk menyanggah alasan di atas untuk memudahkan mengawasi status tiap-tiap perangkat dan jika terjadi masalah dapat segera diketahui mana perangkat yang bermasalah yang menimbulkan crash pada jaringan. Karena monitoring jaringan dirancang untuk memudahkan dalam proses tersebut, sehingga bisa dipantau langsung dari aplikasi yang telah dibuat menggunakan tools Cacti pada layar monitor komputer. Sistem monitoring jaringan ini sendiri juga berisikan status informasi dari perangkat jaringan sesuai yang diinginkan, seperti, tingkat kesehatan perangkat, beban pada perangkat dan lain-lain.

Selain itu diperlukan sebuah sistem remote yang dapat digunakan untuk membangunkan perangkat yang mendukung wake on LAN dan dapat mematikan perangkat dari jarak jauh. Sistem ini dibangun untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan perangkat yang ada, dan tentunya sangat efisien dalam kondisi perangkat yang ditangani dalam jumlah banyak dan tempatnya tersebar.

1.2 Perumusan Masalah

Beberapa masalah yang akan diselesaikan pada Tugas Akhir ini adalah:

a. Bagaimana membangun sistem monitoring jaringan berbasis Cacti yang memberi kemudahan dalam pemantauan tiap perangkat jaringan dilengkapi dengan plugin voice alert?

b. Bagaimana membuat sistem wake on LAN yang dapat membangunkan perangkat yang mendukung wake on LAN dan sistem shutdown secara

(15)

1.3 Batasan Masalah

Untuk menfokuskan penelitian, maka dibuat batasan masalah dari perumusan masalah di atas, diantaranya sebagai berikut:

a. Tools yang digunakan untuk membangun sistem monitoring jaringan ini

adalah Cacti versi 0.8.8a dengan plugin Monitor versi 1.3-1.

b. Sistem Monitoring ini hanya menggunakan metode UPD ping, tidak berkaitan dengan metode SNMP.

c. Voice Alert hanya berfungsi sebagai automatic alert ketika ada perangkat

yang statusnya down.

d. Sistem monitoring mempunyai delay time 5 menit hingga 10 menit ketika terjadi perubahan status perangkat, tergantung kondisi poller.

e. Poller hanya diatur pada interval 5 menit yang merupakan interval poller default.

f. Sistem ini hanya digunakan pada jaringan Progdi Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

g. Wake on LAN hanya diterapkan pada perangkat yang mendukung terhadap

Wake on LAN.

h. Grafik yang ditampilkan hanya template grafik yang disediakan oleh Local

Linux Machine pada template host, tidak berkaitan dengan grafik

bandwidth, dan lain-lain yang diluar template yang disediakan.

i. Sistem yang dibuat tidak berhubungan dengan pembatasan bandwidth.

1.4 Tujuan Penelitian

(16)

a. Membangun sistem yang membantu memonitor jaringan untuk memantau status up atau down dengan pemberitahuan secara otomatis menggunakan

plugin Voice Alert.

b. Agar pemantauan jaringan dapat dilakukan dari satu titik atau terpusat. c. Dengan adanya Wake on LAN, dapat menghidupkan perangkat yang

mendukung terhadap Wake on LAN dengan kondisi terhubung dengan LAN dan catu daya perangkat tidak mati.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

a. Memudahkan administrator melakukan tugasnya untuk memonitor perangkat jaringan. Sehingga tidak perlu lagi melakukan pengecekan per perangkat.

b. Menghemat waktu dan tenaga saat memantau seluruh perangkat jaringan progdi Teknik Informatika karena sistem monitoring bersifat terpusat.

1.6 Metode Penelitian

(17)

a. Studi Literatur

Dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi secara riset keperpustakaan dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

b. Analisis Data

Melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada mengenai bagaimana membuat suatu sistem monitoring perangkat keras jaringan berbasis Cacti.

c. Perancangan Sistem

Melakukan pembuatan kerangka sistem yang akan dijadikan acuan dalam pembangunan sistem secara utuh. Hal ini meliputi alur kerja sistem. d. Pembuatan Program

Pembuatan program dilakukan dengan penginstalan semua tools yang diperlukan sehingga sistem dapat berjalan semestinya sesuai rancangan.

e. Uji Coba Sistem

Uji coba sistem dilakukan setelah sistem dibangun. Fungsi dari ujicoba sistem adalah untuk menemukan kesalahan-kesalahan dari sistem yang mungkin terjadi sehingga dapat diperbaiki.

f. Metode Evaluasi

(18)

g. Penyusunan Laporan

Segala hal yang telah dikerjakan dari awal hingga akhir dalam pembangunan sistem ini dituliskan ke dalam laporan sebagai tahap akhir. Dimana ketika orang membaca laporan yang dibuat bisa paham apa yang terjadi pada sistem yang dibuat. Laporan harus dikerjakan secara sekuensial dan tahap demi tahap.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan Tugas Akhir, sistematika pembahasan diatur dan disusun dalam enam bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari subbab-subbab. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka diuraikan secara singkat mengenai materi dari bab-bab dalam penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan pembuatan Tugas Akhir ini.

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai konsep dan teori pembelajaran yang menjadi landasan pembuatan Tugas Akhir.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

(19)

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini berisi hasil implementasi dari perancangan yang telah dibuat sebelumnya yang meliputi: implementasi basis data, implementasi proses latar dan implementasi form-form antarmuka aplikasi.

BAB V UJ I COBA DAN EVALUASI

Bab ini menjelaskan tentang cara penggunaan sistem, yaitu menerapkan hasil rancang dengan menggunakan data yang dibutuhkan dan pengujian akan dilakukan untuk memastikan apakah program yang dibuat sesuai dengan yang di kehendaki atau belum.

BAB VI PENUTUP

Bab ini akan dibahas tentang saran dan kesimpulan dari penggunaan program aplikasi dan saran pengembangan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

(20)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Pr ofil Pr ogdi Teknik Infor matika UPN “Veteran” J awa Timur

Teknik Informatika UPN Jawa Timur merupakan salah satu jurusan termuda yang ada di Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur. Pada progdi Teknik Informatika terdapat juga dua subjurusan, yaitu Teknik Informatika dan Sistem Informasi.

Teknik Informatika memiliki laboraturium-laboraturium komputer, jaringan, bahasa pemrograman, dan lain-lain sebagai fasilitas yang mendukung dalam pengajaran mahasiswa Teknik Informatika. Progdi Teknik Informatika memiliki infrastruktur jaringan komputer yang akan menjadi studi kasus Tugas Akhir ini. Berikut adalah bentuk topologi dari jaringan komputer yang ada pada progdi Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur.

(21)

2.2 Pengantar J aringan Komputer dan Internet

Teknologi jaringan telepon sangat pesat perkembangannya, sudah mampu menjangkau seluruh pelosok dunia dan didukung dengan penemuan alat elektronik lainnya. Dengan kecepatan perkembangan teknologi tersebut, teknologi-teknologi tersebut menjadi terkait. Organisasi-organisasi yang memiliki kantor yang tersebar berjauhan jaraknya dapat dengan mudah memeriksa keadaan kemajuan kinerjanya dengan cukup menakan tombol saja (Dunia hanya diujung jari telunjuk) (Sugeng, 2010).

Industri komputer memang relatif lebih muda dibanding dengan dengan industri lainnya. Tetapi dalam kurun waktu dua dasawarsa sistem komputer yang semula memerlukan ruang ekstra besar, sekarang hanya menempati ruang kecil bahkan dengan kemampuan jauh lebih dari terdahulu.

Penggabungan teknologi komputer dan komunikasi sangat berpengaruh terhadap bentuk organisasi sistem komputer. Model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas komputasi telah diganti dengan beberapa komputer yang terpisah-pisah (tidak terpusat) tetapi saling terhubung dalam melaksanakan tugasnya, sistem tersebut yang disebut Jaringan Komputer. Selanjutnya Jaringan Komputer diartikan sebagai himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Dua buah atau beberapa komputer dikatakan terhubung bila sejumlah komputer tersebut dapat saling tukar informasi.

(22)

diciptakan penggabungan yang membuat kebutuhan komunikasi antar komputer dapat dipenuhi. Oleh karena itu timbul tidak kompatibel antar perangkat keras sehingga diperlukan mesin gateway untuk keperluan penerjemah guna menyampaikan packet yang dikirim atau diterima.

2.3 Topologi J aringan

Topologi jaringan adalah bentuk perancangan baik secara fisik maupun secara logic yang digunakan untuk membangun hubungan antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link dan station (Erawan, 2011).

2.3.1 Topologi Bus

Topologi bus banyak digunakan diawal penggunaan jaringan komputer dan bisa dikatakan topologi paling sederhana apabila dibandingkan dengan topologi lainnya. Pada topologi bus, komputer dalam jaringan dihubungkan antara satu dengan yang lainnya dengan membentuk seperti barisan melalui satu kabel.

Gambar 2.2 Topologi Bus

Keunggulan topologi bus adalah pengembangan jaringan atau penambahan

(23)

lain. Sedangkan kelemahan topologi bus ini apabila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.

2.3.2 Topologi Star

Topologi star merupakan topologi jaringan dimana masing-masing

workstation dihubungkan secara langsung ke server atau hub. Pada topologi ini,

koneksi yang terganggu antara suatu node dan hub tidak akan mempengaruhi jaringan. Jika hub terganggu (rusak) maka semua node yang dihubungkan ke hub tersebut tidak dapat saling berkomunikasi.

Gambar 2.3 Topologi Star Keuntungan topologi star yaitu:

a. Fleksibilitas tinggi

b. Penambahan atau perubahan komputer sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain, yaitu dengan cara menarik kabel menuju

hub

c. Kontrol terpusat sehingga mudah dalam pengelolaan jaringan.

(24)

mempengaruhi jaringan secara keseluruhan. Hanya kabel yang putus tidak dapat digunakan.

e. Jumlah pengguna komputer lebih banyak daripada topologi bus Kelemahan menggunakan topologi star yaitu:

a. Boros kabel

b. Jika hub rusak maka jaringan yang berada dalam satu hub akan rusak

2.3.3 Topologi Ring

Pada topologi ring, setiap komputer terhubung ke komputer selanjutnya, dengan komputer terhubung ke komputer yang pertama.

Gambar 2.4 Topologi Ring

(25)

token kembali ke komputer pengirim (asal pengirim pesan). Komputer penerima

akan membalas pesan ke asal pengirim pesan tadi mengindikasikan bahwa pesan telah diterima.

Keuntungan dari penggunaan topologo ring antara lain:

a. Tidak ada komputer yang memonopoli jaringan, karena setiap komputer mempunyai hak akses yang sama terhadap token.

b. Data mengalir searah sehingga terjadinya collision dapat dihindarkan. Topologi ring mempunyai kekurangan sebagai berikut:

a. Apabila ada satu komputer dalam topologi ring gagal berfungsi, maka akan memengaruhi keseluruhan jaringan.

b. Sulit untuk mengatasi kerusakan di jaringan yang menggunakan topologi

ring.

c. Menambah atau mengurangi komputer akan mengacaukan jaringan. d. Sulit untuk mengkonfigurasi ulang.

2.3.4 Topologi Hirarchy

Topologi hirarchy merupakan topologi yang terdiri dari komputer induk (root), yang dihubungkan dengan node lain secara bertingkat. Tingkat yang lebih tinggi bekerja sebagai pengatur kerja dari tingkat dibawahnya.

2.3.5 Topologi Mesh

(26)

jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links).

Gambar 2.5 Topolgi Mesh

Dengan demikian maksimal banyaknya koneksi antar perangkat pada jaringan bertopologi mesh ini dapat dihitung yaitu sebanyak n(n-1)/2. Selain itu karena setiap perangkat dapat terhubung dengan perangkat lainnya yang ada dalam jaringan maka setiap perangkat harus memiliki sebanyak n-1 Port

Input/Output (I/O Ports).

Keuntungan dari topologi mesh: a. Fault tolerance.

b. Terjaminnya kapasitas channel komunikasi, karena memiliki hubungan yang berlebih.

c. Relatif lebih mudah untuk dilakukan troubleshooting. Kerugian dari topologi mesh:

a. Sulit melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi ulang saat jumlah komputer dan peralatan-peralatan yang terhubung semakin meningkat jumlahnya.

(27)

2.3.6 Topologi Hybrid

Topologi Hybrid adalah topologi dengan penggabungan beberapa topologi. Misalkan gabungan dari topologi ring dan topologi star, atau gabungan antara topologi tree dan topologi star, atau malahan gabungan ketiga topologi tersebut (ring, star, tree). Dimana sebenarnya penggabungan ini adalah hasil penggabungan fisik jaringan itu sendiri.

2.4 Protocol

Protocol adalah serangkaian aturan yang mengatur operasi unit-unit

fungsional agar komunikasi bisa terlaksana. Sebuah protocol menjelaskan syntax,

semantics, dan sinkronisasi komunikasi yang di implementasi pada hardware atau

software, ataupun keduanya. Adapun pembahasan jenis-jenis protokol bisa dilihat

pada subbab di bawah ini (Tanenbaum, 2003).

2.4.1 Internet Pr otocol (IP)

Internet protocol (IP) adalah suatu metode atau protocol yang mengatur

bagaimana suatu data dikirim dari satu komputer ke komputer lain dalam satu jaringan komputer. Setiap perangkat keras (host) yang berada dalam jaringan internet setidaknya memiliki satu alamat ip address bersifat unik dan membedakan dengan host lain. Pengalamatan IP terbagi dalam 5 kelas yaitu:

A. Kelas A

(28)

mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

B. Kelas B

Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan dengan skala menengah hingga besar. Oktet pertama kelas B bernilai 128-191.

C. Kelas C

Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Nilai dari oktet pertama kelas C bernilai 192-223. “eksperimental” atau percobaan yang dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Nilai oktet ini dimulai dari 240-255.

2.4.2 Open System Interconnection (OSI) 7 Model

(29)

aplikasi atau program lainnya yang terletak pada komputer yang lain pada satu jaringan meskipun pengirim atau penerima memiliki media jaringan yang berbeda (Tanenbaum, p27, 2003). Pada model referensi OSI ada tujuh layer yang tiap

layernya mengilustrasikan fungsi-fungsi jaringan. Ketujuh layer tersebut adalah:

A. Application Layer

Layer ini adalah layer paling dekat dengan pengguna, layer ini

menyediakan sebuah layanan jaringan kepada pengguna aplikasi. Layer ini berbeda dengan layer lainnya yang dapat menyediakan layanan kepada layer lainnya. Contohnya: Program mengolah data, E-Mail, FTP, dan lain-lain.

B. Presentation Layer

Layer ini mengelola informasi yang disediakan oleh layer aplikasi supaya

informasi yang dikirimkan dapat terbaca oleh layer aplikasi pada sistem lain. Jika diperlukan layer ini menerjemahkan beberapa data format yang berbeda, kompresi dan enkripsi.

C. Session Layer

Sesuai dengan namanya, layer ini berfungsi untuk menyelenggarakan, mengatur dan memutuskan sesi komunikasi. Session layer ini menyediakan servis kepada presentation layer. Layer ini juga mengsinkronisasi dialog antara dua host

presentation layer dan mengatur pertukaran data.

D. Transport Layer

Layer ini berfungsi sebagai pemecah informasi menjadi paket-paket data

(30)

application, presentation dan session layer di bawah berhubungan dengan cara

pengiriman data. Transport layer juga berfungsi menyediakan servis metode pengiriman data untuk melindungi layer di atasnya dari implementasi detail layer dibawahnya.

E. Network Layer

Network Layer menyediakan transfer informasi diantara ujung sistem

melewati beberapa jaringan komunikasi berurutan. Layer ini juga dapat melakukan pemilihan jalur terbaik dalam komunikasi jaringan yang terpisah secara geografis (Path Selection).

F. Data Link Layer

Data Link Layer berfungsi menghasilkan alamat fisik (Physical

Addressing), pesan-pesan kesalahan (Error Notification) dan pemesanan

pengiriman data (Flow Control).

G. Physical Layer

Physical Layer ini berkaitan dengan karakteristik tinggi tegangan, periode

perubahan tegangan, Bandwidth, jarak maksimum komunikasi dan konektor. Membagi sebuah jaringan kedalam 7 buah layer memiliki keuntungan sebagai berikut:

a. Memecah jaringan ke bagian yang lebih kecil atau sederhana.

b. Standarisasi komponen-komponen jaringan yang dikembangkan oleh beberapa perusahaan yang berbeda.

(31)

d. Mencegah perubahan pada satu layer yang dapat mengganggu kinerja

layer lain

e. Memecah model komunikasi jaringan ke bentuk yang lebih sederhana untuk memudahkan dipelajari.

Gambar 2.6 Tujuh Layer OSI

2.4.3 Transmission Control Protocol (TCP)/IP Model

TCP/IP termasuk dalam deretan protokol komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan host-host pada jaringan internet. TCP/IP menggunakan banyak protokol di dalamnya, adapun protokol utamanya adalah TCP dan IP. TCP/IP dibangun pada sistem operasi UNIX dan digunakan oleh internet untuk memancarkan data keluar dari jaringan sendiri ke jaringan di atasnya (Sugeng, 2010)

(32)

host dan 16-bit nomor local pada host tersebut, yang disebut juga port. Port

dibawah 1024 disebut juga well known ports dan disediakan untuk layanan

standard. Beberapa contoh port yang disediakan beserta layanannya (Tanenbaum,

2003).

Tabel 2.1 Tabel Port

Semua koneksi TCP bersifat Full-Duplex dan Point-to-Point. Full Duplex berarti semua lalu lintas data berjalan dua arah secara bersamaan. Point-to-Point adalah setiap koneksi harus benar-benar memiliki dua end point. Sehingga dapat disimpulkan TCP tidak mendukung multicasting atau broadcasting.

Proses pembuatan koneksi TCP disebut juga dengan

“Three-way-Handshake”. Tujuan metode ini adalah agar dapat melakukan sinkronisasi

terhadap nomor urut dan nomor acknowledgement yang dikirimkan oleh kedua pihak. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Host pertama (yang ingin membuat koneksi) akan mengirimkan sebuah

(33)

b. Host kedua akan meresponnya dengan mengirimkan segmen dengan acknowledgement dan juga SYN kepada host pertama.

c. Host pertama selanjutnya akan mulai saling bertukar data dengan host

kedua.

TCP menggunakan proses Three-way Handshake ini kembali untuk mengakhiri koneksi yang dibuat. Hal ini menjamin dua host yang sedang terkoneksi tersebut telah menyelesaikan proses transmisi data dan semua data yang ditransmisikan telah diterima dengan baik.

2.5 Hardware

Berikut adalah hardware-hardware umum yang digunakan dalam sebuah jaringan komputer:

A. Switch

Switch pada awalnya merupakan perangkat bridge dengan banyak port

(multiport), meskipun memiliki fungsionalitas yang jauh berbeda, dan tetap sebagai perangkat lapisan 2. Umumnya switch memiliki 12 atau 24 port, namun banyak di antaranya yang bersifat modular dan dapat memiliki beberapa ratus

port.

(34)

melebihi kapasitas jalur komunikasi yang ada. Dalam kasus ini, frame-frame harus menunggu di dalam buffer hingga bandwidth jalur komunikasi tersedia kembali.

Gambar 2.7 Switch

B. Router

Router berperan sebagai “garis pembatas” di antara domain-domain yang

berbeda. Router dapat membaca dan mengambil keputusan berdasarkan informasi pada header lapisan 3, seperti header-header TCP/IP dan Internetwork Packet

Exchange (IPX). Dengan demikian, router merupakan sebuah perangkat jaringan

lapisan 3 (Tittel, 2004).

Fungsi router adalah memeriksa setiap paket yang datang kepadanya dan menentukan apakah paket tersebut ditujukan ke jaringan IP atau IPX lokalnya, atau sebuah jaringan diluar wilayah router. Apabila tujuan paket berada di jaringan luar, maka router dapat menemukan jalur dan meneruskan paket ke jaringan tersebut. Jika tidak, paket akan dihapus atau dibuang.

(35)

C. Server

Server merupakan bagian dari sebuah jaringan komputer yang tidak dapat

dipisahkan. Seperti namanya, server bertugas untuk mengelola file, printer, layanan email hingga menangani keamanan jaringan. Server jaringan umumnya mendapat perlakuan khusus, karena server bekerja non-stop atau 24 jam dalam sehari (Wahyono, 2004).

Server memiliki spesifikasi hardware yang khusus daripada hardware

komputer biasa. Hal ini dikarenakan server bekerja sangat berat dan tanpa berhenti. Secara umum fungsi dan kegunaan dari server adalah sebagai berikut:

a. File server dan print server, untuk berbagi pakai file dan printer secara bersama dalam satu jaringan.

b. E-mail server, misalnya untuk menjalankan sistem Microsoft Exchange.

c. Firewall atau sistem keamanan lainnya.

d. Layanan web internet, misalnya untuk sistem informasi manajemen online. e. Database server, misalnya untuk penyimpanan dan pengelolaan data usaha

perusahaan.

(36)

2.6 Cacti

Cacti merupakan solusi penggrafikan jaringan berbasis web lengkap yang diperkuat oleh fungsionalitas RRDTool. Cacti dapat menyediakan semua informasi yang diperlukan untuk membuat grafik yang disimpan dalam database MySQL. Cacti merupakan aplikasi open-source dan gratis. Cacti kaya akan fitur-fitur layaknya seperti aplikasi sejenis yang berbayar, dikarenakan Cacti juga dilengkapi dengan plugin-plugin tambahan yang berguna. Untuk menyediakan Grafik, Data Source, dan metode penyimpanan Round Robin Archives dalam

database yang diambil dari data yang telah dikumpulkan oleh Cacti. Ada juga

dukungan SNMP (Simple Network Management Protocol) pada Cacti yang digunakan untuk membuat grafik traffic dengan MRTG (Multi Router Traffic

Grapher) (Syamsudin, 2009)(Cacti, 2012).

2.7 Plugin Architecture (PIA)

(37)

2.8 PING (Packet InterNet Groper)

Pada Cacti fasilitas ping merupakan config default untuk mengetahui suatu

device dalam keadaan up atau down. Ping adalah suatu program yang digunakan

untuk menguji kemampuan yang dapat dicapai oleh suatu tujuan, dengan mengirimkan sebuah ICMP echo request dan kemudian menunggu tanggapan dari tujuan tersebut. Isitilah PING ini digunakan sebagai suatu kata kerja dari “Ping

host X to see if is it up!”. Selain mode ICMP, Cacti juga menyediakan ping

dengan mode TCP ping dan UDP ping (Widodo, 1996).

2.8.1 TCP (Transmission Control Protocol)

Pengertian TCP sendiri adalah merupakan suatu protokol lapisan

Transport conncetion-oriented yang menyediakan pengantaran aliran data

terangkai dan reiabel. TCP adalah merupakan protokol yang connection-oriented dan stram-oriented serta sebagai kebalikan dari UDP (Widodo, 1996).

TCP merupakan protokol yang paling umum digunakan pada dunia internet, karena kelebihan TCP yaitu adanya koreksi kesalahan. Dengan menggunakan protokol TCP, maka proses pengiriman akan terjamin. Hal ini disebabkan adanya bagian untuk sebuah metode yang disebut flow control. Flow

control menentukan kapan data harus dikirim kembali, dan kapan menghentikan

(38)

2.8.2 UDP (User Datagram Protocol)

Pengertian UDP sendiri adalah merupakan suatu protokol lapisan

Transport yang menyediakan layanan pengantaran datagram connectionless

dengan usaha terbaik (Widodo, 1996).

Hal ini berarti bahwa suatu paket yang dikirim melalui jaringan hingga sampai ke komputer lain tanpa membuat suatu koneksi. UDP tidak pernah digunakan untuk mengirim data penting seperti halaman web, informasi database, dan sebagainya. UDP biasanya digunakan untuk streaming audio dan video, karena kelebihan UDP yaitu menawarkan kecepatan transfer. UDP dapat lebih cepat daripada TCP karena pada protokol UDP tidak ada bentuk kontrol aliran dan koreksi kesalahan. Artinya UDP tidak mementingkan bagaimana keadaan koneksi, jadi jika terjadi pengiriman data maka tidak dijamin berhasil sampai atau tidaknya data tersebut. Pada UDP juga tidak ada pemecahan data, oleh karena itu tidak dapat melakukan pengiriman data dengan ukuran yang besar.

2.9 Sistem Monitoring J ar ingan

Sistem monitoring merupakan tujuan utama pada Tugas Akhir ini. Pada

plugin monitoring pada sistem Cacti ini juga terdapat voice alert otomatis ketika

perangkat yang dimonitor down.

Banyak hal dalam jaringan yang bisa dimonitoring, salah satu diantaranya

load traffic jaringan yang lewat pada sebuah router atau interface komputer, load

memory, memory usage, dan masih banyak lagi. Monitoring dapat dilakukan

(39)

memberikan feedback informasi yang diminta oleh SNMP server. Selain aspek-aspek di atas, kondisi perangkat juga harus di-monitoring, misalnya status up atau

down dari sebuah perangkat jaringan. Bahkan memonitor status up atau down

suatu perangkat merupakan hal utama dan mendasar dalam monitoring jaringan. Untuk jenis monitoring seperti ini cukup dilakukan dengan utilitas ping. (Fawaidus, 2012).

2.10 Wake on LAN (WoL)

Wake on LAN adalah teknologi ethernet standar yang memungkinkan komputer dapat dihidupkan oleh pesan jaringan (network message). Pesan biasanya dikirim oleh program sederhana yang dijalankan pada komputer lain pada jaringan area lokal (LAN). Istilah lainnya adalah Remote Wake Up (RWU). Kemudian jika anda terhubung ke sebuah jaringan Wifi, wake on LAN standar tidak dapat diterapkan. Namun disebut Wake on Wireless LAN (WoWLAN). Paket pesan tersebut terkirim pada layer data link atau layer ke dia pada OSI. Ketika komputer yang dituju menerima paket, kemudia network adapter memeriksa paket apakah sudah benar. Jika paket pesan valid, network adapter akan menghidupkan komputer dari hibernasi, standby ataupun booting dari awal (Sebayang, 2010).

Hampir seluruh motherboard masa kini sudah terintegrasi fitur WOL. Fitur tersebut rata-rata secara default sudah diaktifkan pada pengaturan BIOS pada tiap

motherboard. Wake on LAN tidak bergantung jenis sistem operasi yang

(40)

Windows XP, sedangkan komputer yang ingin anda hidupkan menggunakan Linux/MAC). Namun dengan catatan komputer yang ingin anda hidupkan harus terhubung dengan listrik, dalam keadaan soft shutdown dan fitur wake on LAN telah aktif.

2.11 Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP merupakan sebuah bahasa script (scripting language) open source,

server side untuk pemrograman website dinamis yang terintegrasikan kedalam

HTML yang cocok unuk hampir semua web server (biasanya Apache web server) (Converse, p1, 2004). Sebagian besar sintaks dalam PHP mirip dengan Perl, C, ataupun C++ selain itu PHP juga memiliki fungsi-fungsi spesifik yang digunakan. Tujuan digunakannua bahasa ini adalah untuk memnugkinkan pembuatan web dinamis dengan cepat (Erawan, 2011).

PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdroft yang merupakan seorang

programmer C dan digunakan pertama kali untuk menghitung jumlah pengunjung

di dalam website pribadinya. Kemudian ia membuat Personal Home Page Tools versi 1.0 pada tahun 1995. Kemudian pada tahun 1996 ia kembali membuat PHP dengan versi 2.0 dengan penambahan kemampuan dapat mengakses basis data dan dapat teritegrasi dengan kode HTML. Pada tahun 1998 keluarlah PHP versi 3.0 dan versi 4.0 keluar pada mei 2000 dan sampai saat ini PHP yang dikenal sudah tersedia dengan versi 5.0.

(41)

browser dan ditampilkan kepada pengguna. Program PHP dapat berdiri sendiri

atau dapat juga disisipkan di antara kode HTML. Kode program yang ditulis dengan PHP diapit dengan tag khas yaitu <?php dan ?>. Tag khas dari php tersebut digunakan untuk menandai block program dari PHP sehingga dapat dibedakan seandainya program PHP dibuat dengan cara disisipkan di antara kode HTML. Walaupun disisipkan di dalam kode HTML, file yang dihasilkan tidak lagi menggunakan extension file .html / .htm melainkan menggunakan extension file .php.

PHP dapat juga diintegrasikan dengan sistem basis data pada umumnya, sehingga data-data yang digunakan dapat disimpan di dalam sebuah basis data. Sistem basis data yang mendukung antara lain:

a. Oracle b. MySQL c. PostgreSQL d. Sybase

PHP dapat berjalan di berbagai sistem operasi baik dengan platform windows ataupun UNIX dan turunannya. PHP merupakan perangkat lunak yang open source dan gratis, bisa didapat di situs resminya http://www.php.net. Keunggulan lainnya adalah PHP dapat berkomunikasi dengan layanan protocol seperti Internet Message Acces Protocol (IMAP), SNMP, Network News Transfer

(42)

2.12 MySQL

MySQL merupakan software sistem manajemen database (Database

management system - DBMS) yang sangat populer di kalangan pemrograman,

terutama dilingkungan Linux dengan menggunakan script PHP dan Perl. Software

database ini kini telah tersedia juga dengan platform sistem operasi Windows

(Betha Sidik, 2003).

MySQL merupakan database yang paling populer digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelola datanya.

Kepopuleran MySQL memungkinkan karena kemudahannya untuk digunakan,cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan-perusahaan skala menengah hingga kecil. MySQL merupakan database yang digunakan oleh situs-situs terkemuka di internet untuk menyimpan datanya.

Software database MySQL kini dilepas sebagai software manajemen

database yang opensource, sebelumnya merupakan software database yang

shareware. Shareware adalah suatu software yang dapat didistribusikan secara

bebas untuk keperluan penggunaan secara pribadi, tetapi jika digunakan secara komersial maka pemakai harus mempunyai lisensi dari pembuatnya. Software

opensource menjadikan software dapat didistribusikan secara bebas dan dapat

dipergunakan untuk keperluan pribadi ataupun komersial, termasuk di dalamnya

source code dari software tersebut.

Database MySQL tersedia secara cuma-cuma dan boleh digunakan setiap

(43)

lisensi komersial non GPL. Saat ini diperkirakan lebih dari 3 juta pemakai di seluruh dunia, dengan lebih dari setengah juta server yang memasangnya, termasuk di dalamnya Yahoo!, MP3.com, Motorolla, NASA, Silicon Graphic, HP, Xerox, Cisco, dan Texas Instruments.

Database MySQL, merupakan database yang menjanjikan sabagai alternatif pilihan database yang dapat digunakan untuk sistem database personal atau sebuah organisasi. Oracle sebagai database besar telah membuat kit (modul) untuk memudahkan proses migrasi dari MySQL ke Oracle, hal ini dapat menunjukkan bahwa oralce telah memperhitungkan database MySQL sebagai database alternatif masa depan. Demikian juga dengan pengguna dari database MySQL, menunjukkan makin banyaknya perusahaan besar menggunakan.

2.13SSH (Secure Shell)

Pada awalnya SSH dikembangkan oleh Tatu Yl nen di Helsinki University

of Technology. SSH memberikan alternatif yang secure terhadap remote session

tradisional dan file transfer protocol seperti telnet dan relogin. Protokol SSH

mendukung otentikasi terhadap remote host, yang dengan demikian meminimalkan ancaman pemalsuan identitas client lewat IP address spoofing maupun manipulasi DNS. Selain itu SSH mendukung beberapa protokol enkripsi

secret key untuk membantu memastikan privasi dari keseluruhan komunikasi,

yang dimulai dengan username dan password awal (Wicaksono & Katon, 2009). Algoritma enkripsi yang didukung oleh SSH di antaranya

TripleDES(Pengembangan dari DES oleh IBM), BlowFish (BRUCE

(44)

(The Rivest-Shamir-Adelman). Dengan berbagai metode enkripsi yang didukung

oleh SSH, Algoritma yang digunakan dapat diganti secara cepat jika salah satu algoritma yang diterapkan mengalami gangguan. SSH menyediakan suatu virtual

private connection pada lapisan aplikasi, mencakup interactive logon protocol

(45)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Kebutuhan Sistem

Sebelum proses pembuatan sistem dilakukan, tahapan yang terlebih dahulu dilakukan adalah analisis kebutuhan sistem yang terbagi menjadi dua bagian yaitu kebutuhan sistem yang bersifat fungsional dan kebutuhan sistem yang bersifat

non-fungsional. Analisis ini diperlukan untuk menentukan tujuan yang hendak

dicapai.

3.1.1 Kebutuhan Fungsional

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan beberapa kebutuhan fungsional yang ada pada sistem dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan, hasilnya sebagai berikut:

a. Sistem menyediakan fitur untuk penambahan daftar host yang akan dimonitor.

b. Sistem dapat mendeteksi jika terjadi masalah konektifitas pada perangkat. c. Sistem dapat memberikan detail IP address, Status, Last Time Failed,

Average, Availability, dan lain-lain dari masing-masing perangkat

d. Sistem dapat menampilkan Ping Latency host dalam bentuk grafik.

e. Plugin Monitoring pada sistem dapat memberitahu jika ada perangkat

(46)

f. Pada sistem ditambahkan fitur Wake on LAN (WoL) yang gunanya untuk membangunkan perangkat jaringan melalui LAN. Wake on LAN diterapkan pada perangkat yang mendukung fungsi wake on LAN.

g. Pada sistem juga ditambahkan fitur shutdown by remote yang gunanya untuk mematikan perangkat secara remote atau jarak jauh.

3.1.2 Kebutuhan Non-Fungsional

Adapun dari hasil analisis untuk kebutuhan non-fungsional didapat sebagai berikut:

a. Sistem utama (Cacti Monitoring) dibangun menggunakan tools yang telah ada dan dikonfigurasi sedemikian rupa agar berjalan dengan baik.

b. Sistem Wake on LAN dan shutdown by remote akan dikembangkan dengan web based application (PHP).

c. Sistem dapat diakses baik dari browser pada komputer.

3.2 Perancangan Sistem Cacti

(47)

3.2.1 Flowchart (diagr am alur)

Pada flowchart yang akan dipaparkan berikut merupakan gambaran alur sistem secara umum. Dimana gambaran interaksi antara administrator dan guest dengan sistem Cacti tersebut.

3.2.1.1Flowchart Gambaran Umum Cacti Sebagai Administrator

Flowchart gambaran umum sebagai administrator ini menjabarkan alur

kerja yang dilakukan pada Cacti dari awal hingga akhir sebagai administrator.

(48)

Pada Gambar 3.1 dijelaskan tentang gambaran umum alur sistem Cacti ini jika melakukan login sebagai administrator. Sebagai administrator dapat mengakses keseluruhan menu yang ada pada sistem Cacti. Tetapi pada flowchart dijelaskan 5 buah menu penting yang terlibat secara aktif dalam proses monitoring ini, yaitu devices management, graphs management, lihat monitoring, lihat grafik dan konfigurasi sistem Cacti.

3.2.1.2Flowchart Gambaran Umum Cacti Sebagai Guest

Flowchart gambaran umum sebagai guest ini menjabarkan alur kerja yang

dilakukan pada Cacti dari awal hingga akhir sebagai guest.

Start

(49)

3.2.1.3Flowchart Add Device

Flowchart add device ini menjelaskan alur kerja pada saat ingin

mendaftarkan perangkat baru pada sistem Cacti.

Gambar 3.3 Flowchart Add Device

Gambar 3.3 menjabarkan alur diagram dalam melakukan pendaftaran perangkat baru. Dimana langkah pertama yang dilakukan adalah login sebagai

administrator. Lalu pilih menu devices, setelah itu pada menu tersebut pilih add

device. Kemudian akan tampil halaman baru dimana berisikan kolom-kolom

(50)

3.2.1.4Flowchart Add Graph

Flowchart add graph berikut akan menjelaskan alur kerja ketika ingin

membuat grafik baru dari perangkat yang telah didaftarkan pada sistem Cacti sebelumnya.

Gambar 3.4 Flowchart Add New Graph

Gambar 3.4 menjabarkan langkah-langkah untuk membuat grafik baru pada suatu device yang telah terdaftar. Langkah pertama yang dilakukan adalah

login sebagai administrator. Setelah itu masuk ke menu graph management.

Setelah itu add new graph, lalu pilih device yang akan dibuatkan grafiknya. Jika

device telah tersedia lalu pilih template Unix - Ping Latency karena memonitoring

(51)

3.2.2 Desain Antar Muka Cacti

Untuk mempermudah memahami bagaimana sistem yang akan digunakan diperlukan adanya sebuah rancangan antarmuka berupa prototype. Antarmuka yang dimiliki sistem Cacti ini sangat simpel dan mudah dimengerti oleh orang awam yang menggunakannya. Oleh karena itu pada subbab ini akan dijabarkan rancangan antarmuka sistem tersebut halaman demi halaman. Berikut adalah penjabaran dari gambaran antarmukanya.

3.2.2.1Halaman Console / Home

Halaman console / home merupakan halaman utama yang tampil setelah melakukan login sebagai administrator. Halaman ini tidak tampil pada user guest karena halaman console juga tersambung dengan menu-menu konfigurasi pada sistem Cacti.

Gambar 3.5 Desain Halaman Console

(52)

bisa dipilih, yaitu console, graph dan monitor. Dimana console merupakan halaman utama, graph akan menampilkan grafik-grafik dari setiap device, dan monitor akan menampilkan tampilan grid device beserta statusnya. Lalu disebelah kiri terdapat pilihan menu yang digunakan untuk mengakses segala menu-menu konfigurasi dalam sistem Cacti.

3.2.2.2Halaman Add Device

Sebagai langkah awal untuk memonitoring perangkat, diharuskan melakukan pendaftaran device pada sistem yang akan disimpan ke dalam

database Cacti. Berikut merupakan penjabaran gambaran dari halaman add device

tersebut.

Gambar 3.6 Desain Halaman Add Device

Pada Gambar 3.6 merupakan gambaran prototype dari halaman add

(53)

device yang akan dimonitor dengan lengkah agar sistem bisa mengenali device

dengan baik, dan pada pojok kanan bawah terdapat tombol save.

3.2.2.3Halaman New Graph

Setelah pendaftaran perangkat baru telah selesai, maka dapat dibuatkan grafiknya. Buat grafik untuk suatu device bisa dilakukan dengan mengakses menu

new graph. Gunanya dibuatkan grafik ini untuk memudahkan melihat tampilan

beban delay ping dalam bentuk grafik diagram.

Gambar 3.7 Desain New Graph

(54)

3.2.2.4Halaman View Graph

Setelah grafik berhasil dibuat, dapat dilihat dengan meletakkannya pada

graph tree. Graph tree gunanya untuk pengelompokan grafik yang bisa diatur

sesuai yang diinginkan. Untuk penjabaran gambaran dari desain view graph ini bisa dilihat pada Gambar 3.8 berikut.

. Gambar 3.8 Desain View Graph

Pada Gambar 3.8 merupakan penjabaran desain dari view graph. Fitur ini bisa diakses dengan memilih tab menu graphs pada bagian atas halaman console. Pada halaman ini berisi daftar tree graph yang terletak pada bagian kiri dan pada kolom utamanya berisikan grafik yang telah dibuat sebelumnya.

3.2.2.5Halaman Monitoring Status

(55)

dan ping. Dari halaman ini pula akan muncul Voice alert yang merupakan peringatan otomatis jika terdapat perangkat yang down.

Untuk penjabaran desain halaman monitoring status bisa dilihat pada Gambar 3.8 berikut ini.

Gambar 3.9 Desain Halaman Monitoring Status

Gambar 3.9 merupakan penjabaran desain halaman monitoring status yang berisikan voice alert. Halaman ini muncul setelah plugin monitor berhasil disimpan. Pada halaman tersebut daftar perangkat atau device tertata berbentuk

grid dan di dalamnya terdapat informasi yang diperlukan. Indikator status utama

yaitu berupa kotak berwarna merah, hijau dan biru. Merah menunjukan perangkat lagi down, hijau menunjukkan perangkat up, dan biru menunjukkan perangkat sedang proses recovery.

3.3 Perancangan Sistem Power Management - Wake on LAN

(56)

penjabaran. Perancangan sistem Wake on LAN ini dilakukan dari nol. Dimulai dengan alur kerja hingga perancangan antar muka.

3.3.1 Flowchart (diagr am alur) Sistem Power Management - Wake on LAN

Pada rancangan diagram alur ini akan dijelaskan alur kerja dari awal hingga akhir pada sistem Wake on LAN ini. Berbeda dengan Cacti yang berupa penjabaran, rancangan sistem Wake on LAN ini akan digunakan untuk acuan dalam membangun sistem Wake on LAN. Pada subbab-subbab berikut akan dijelaskan rancangan diagram alur kerjanya.

3.3.1.1Flowchart Gambaran Umum Sistem Power Management

Flowchart ini akan menjelaskan alur kerja sistem secara umum dari awal

hingga akhir.

(57)

Gambar 3.10 menjelaskan alur kerja sistem power management secara umum yang diawali dengan login sebagai verifikasi keamanan oleh user, setelah itu akan masuk ke halaman awal yang terdapat menu wake manual dan menu kelola device. Menu wake manual digunakan untuk membangunkan perangkat secara manual yaitu dengan mengisikan MAC address ketika ingin membangunkan perangkat. Sedangkan menu kelola device dapat digunakan untuk mengisikan MAC address, melakukan wake, dan juga shutdown pada perangkat yang terdaftar pada Cacti, sehingga jika ingin membangunkan perangkat tersebut hanya tinggal menekan tombol Wake yang juga terdapat pada halaman ini.

3.3.1.2Flowchart Menambahkan MAC Address

Flowchart ini akan menjelaskan alur kerja sistem ketika akan

menambahkan MAC address pada perangkat yang ingin dibangunkan.

(58)

Gambar 3.11 menjelaskan alur kerja pada saat ingin menginputkan MAC

address pada perangkat yang terdaftar pada sistem Cacti. Alur ini diawali dengan

memilih menu kelola device, lalu klik link update pada baris perangkat yang akan diisikan MAC addressnya. Setelah itu muncul form baru untuk mengisikan MAC

address dan juga tombol simpan untuk menyimpan ke dalam database.

3.3.1.3Flowchart Wake Up Perangkat

Flowchart ini akan menjelaskan alur kerja dalam membangunkan

perangkat yang dalam keadaan mati.

Gambar 3.12 Flowchart Wake Up by Wake on LAN

(59)

langsung, hanya perlu masuk ke dalam menu kelola device, dan klik tombol Wake pada baris device yang akan dibangunkan.

3.3.2 Desain Antar Muka Sistem Power Management

Desain antar muka merupakan hal yang penting karena antar muka /

interface merupakan identitas dari sistem itu sendiri. Desain antar muka ini juga

menentukan menarikkah dan mudahkan sistem ini digunakan oleh semua kalangan (user). Desain antar muka power management ini dibuat sesimpel mungkin agar penggunaan sistem ini tidak rumit dan berat.

3.3.2.1Desain Antar muka Halaman Awal

Desain prototype antarmuka dari halaman awal akan digunakan sebagai acuan pembuatan halaman home dari sistem power management ini. Halaman ini dibuat simpel karena isi dari sistem power management ini sendiri tidaklah rumit dan juga agar sistem ini ringan saat diakses.

(60)

Pada gambar 3.13 dapat dilihat rancangan desain halaman awal dibuat sesimpel mungkin dengan sedikit menu karena sistem ini tidak membutuhkan banyak menu. Hal ini tentunya akan mudah dimengerti orang awam yang menggunakannya.

3.3.2.2Desain Antar Muka Halaman Kelola Perangkat

Desain antarmuka selanjutnya adalah desain prototype dari halaman kelola

device. Halaman ini menjadi halaman yang penting karena pada halaman ini inti

dari sistem power management.

Gambar 3.14 Antarmuka Halaman Kelola Device Power Management Gambar 3.14 dapat dilihat desain halaman ini dibuat terdapat dua buah tabel yang masing-masing menampung daftar perangkat yang mati dan yang hidup. Pada tiap tabel juga terdapat link yang digunakan untuk mengisikan MAC

address perangkat dan juga tombol untuk membangunkan dan mematikan

(61)

3.3.2.3Desain Antar muka Wake Manual

Desain antarmuka halaman wake manual merupakan halaman yang paling simpel. Halaman ini merupakan halaman tambahan jika ingin membangunkan perangkat secara manual.

Gambar 3.15 Antarmuka Halaman Wake Manual

Pada Gambar 3.15 dapat dilihat desian antarmuka yang sangat sederhana. Hanya terdapat sebuah kolom inputan yang digunakan untuk menginputkan MAC

address perangkat yang akan dibangunkan dan juga terdapat sebuah tombol untuk

membangunkan perangkat yang telah diinputkan MAC addressnya terlebih dahulu. Pada bagian footernya terdapat link untuk kembali ke halaman awal ataupun kembali ke sistem Cacti.

3.3.2.4Desain Antar Muka Shutdown by Remote

(62)

Gambar 3.16 Desain Antar Muka Shutdown by Remote

Gambar 3.16 merupakan desain antar muka untuk melakukan shutdown pada perangkat yang diinginkan. Pada halaman tersebut terdapat kolom-kolom identitas perangkat, dan juga username dan password perangkat yang akan dimatikan sebagai alasan keamanan.

3.4 Struktur Tabel

Pada subbab struktur tabel kali ini akan dijabarkan tabel-tabel yang terlibat secara aktif pada jalannya sistem monitoring berbasis Cacti ini, antara lain tabel user_auth yang digunakan untuk menampung data user, tabel host yang digunakan untuk menampung data perangkat dan tabel plugin_config yang digunakan untuk menampung data plugin yang terpasang pada Cacti. Adapun penjelasan tabel-tabel sebagai berikut:

A. Tabel user_auth

(63)

akses. Isi data pada kolom password pada tabel ini terenkripsi untuk kemanan sistem.

B. Tabel host

Pada tabel ini yang bertindak sebagai primary key adalah kolom id. Tabel ini gunanya untuk menampung data host yang terdaftar pada sistem yang akan dimonitor, seperti nama host, alamat host, status host, dan lain-lain.

C. Tabel plugin_config

(64)

BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem. Tahapan ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan, selanjutnya akan diimplementasikan pada area studi kasus yang telah ditentukan. Setelah implementasi dilakukan, maka dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat agar dapat melihat kekurangan-kekurangan pada sistem tersebut.

4.1 Spesifikasi Sistem

Adapun dalam melakukan perancangan dan pengimplementasian terhadap sistem monitoring berbasis Cacti ini menggunakan komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Processor Intel Core i3 @2,2 Ghz

b. Memory (RAM) 2 GB DDR3

c. VGA nVidia Gforce GT520M @1 GB

d. Harddisk 500 GB

e. Dual Sistem Operasi Windows 7 dan Linux Ubuntu 10.04

f. Cacti versi 0.8.8a

g. Plugin Monitoring versi 1.3-1

h. Apache web server @Linux i. Microsoft Office Visio 2003

(65)

4.2 Implementasi Database

Dalam proses perancangan sistem monitoring berbasis Cacti ini, pada tahap awal adalah pengimporan database yang telah disediakan Cacti menggunakan MySQL. Pada database yang disediakan oleh Cacti, terdapat 52 tabel di dalamnya. Tetapi tidak semua tabel akan terpakai dalam pengerjaan sistem monitoring berbasis Cacti ini. Penampakan database Cacti bisa dilihat pada Gambar 4.1.

(66)

Gambar 4.1 Database Cacti (lanjutan)

Dari semua tabel database pada Gambar 4.1, tidak semua digunakan dalam perancangan sistem monitoring berbasis Cacti ini. Misalnya kumpulan tabel yang memiliki nama snmp tidak akan digunakan karena perancangan monitoring tidak menggunakan metode snmp. Selain itu, kebanyakan tabel

database tersebut fungsinya sebagai referensi suatu template pada Cacti.

Tabel-tabel referensi tersebut sudah terisi variabel-variabel oleh Cacti sendiri yang akan dijadikan refenrensi suatu template. Sedangkan template itu sendiri tidak akan digunakan dalam perancangan sistem ini. Sehingga tidak diperlukan lagi mengisi atau mengelola tabel-tabel tersebut.

(67)

4.2.1 Tabel user_auth (user authentication)

Tabel user_auth ini menampung informasi user yang akan digunakan untuk mendapatkan hak akses login ke dalam Cacti. Ketika dilakukan pengimportan database Cacti, tabel ini sudah terisi data user sebagai

administrator dan guest. Tabel user_auth dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Tabel user_auth (user authentication)

Pada Gambar 4.2 dapat dilihat terdapat banyak atribut yang menyimpan informasi user yang akan digunakan untuk mendapatkan hak akses sesuai ketentuan masing-masing. Atribut yang diperlukan untuk melakukan login hanyalah username yang berisikan nama user untuk melakukan login dan

password digunakan sebagai pengamanan terhadap hak akses. Atribut lainnya

(68)

4.2.2 Tabel host

Tabel host ini menyimpan segala sesuatu informasi dan konfigurasi dari

host yang didaftarkan pada sistem, misalnya: server, client, dan lain-lain. Tabel

host dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Tabel host

Dapat dilihat pada Gambar 4.3 terdapat banyak atribut. Tetapi hanya beberapa atribut yang diperlukan saja yang akan digunakan dalam sistem

(69)

menampung alamat host agar dapat dilakukan ping pada host tersebut. Selain ada atribut status yang berisikan status yang menjadi acuan penting dari host tersebut apakah statusnya up atau down. Ada juga tabel status_fail_date yang akan mencatat kapan host yang bersangkutan terakhir terjadi down, min_time yang menampung value ping minimum, max_time yang menampung value ping

maximum, availability yang menampung presentase ketersedian host (kondisi up)

selama host tersebut dimonitoring, serta tabel lainnya.

4.2.3 Tabel plugin_config

Tabel plugin_config berisikan informasi plugin yang terpasang pada Cacti. Tabel ini pastinya berisikan informasi plugin Monitoring yang telah dipasang yang digunakan saat ini. Tabel plugin_config dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Tabel plugin_config

Pada Gambar 4.4 dapat dilihat atribut-atribut yang menyimpan informasi

plugin yang terinstall pada Cacti. Atribut id berisikan nomor urut plugin yang

(70)

alamat web dari developer plugin yang bersangkutan. Serta yang terakhir adalah atribut version yang menampung versi release dari plugin yang bersangkutan.

4.3 Instalasi dan Konfigurasi Sistem

Berikut uraian mengenai instalasi tools yang diperlukan beserta Cacti itu sendiri, dimulai dari tahapan instalasi dan konfigurasi aplikasi Network

Monitoring ini. Pada tahapan instalasi dan konfigurasi ini dilakukan pada sistem

operasi Linux Ubuntu. Adapun tahap-tahap instalasi sebagai berikut: 1. Melakukan instalasi Apache Web Server.

2. Melakukan instalasi PHP5. 3. Melakukan instalasi MySQL. 4. Melakukan instalasi phpMyAdmin. 5. Melakukan instalasi SNMP.

6. Melakukan instalasi RRDTool. 7. Melakukan instalasi Cacti.

8. Melakukan instalasi plugin Monitor. 9. Melakukan instalasi Wake on LAN. 10. Melakukan instalasi SSH.

4.4 Implementasi Sistem Cacti

(71)

4.4.1 Halaman Console atau Halaman Utama

Pada halaman yang disebut halaman console pada cacti ini, merupakan halaman utama setelah melakukan login sebagai administrator. Halaman ini tidak tersedia pada user guest. Screenshot dari halaman console tersebut bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.5 Tampilan Halaman Console

(72)

4.4.2 Halaman Devices

Halaman devices merupakan tempat untuk melakukan konfigurasi pada perangkat atau device. Gambar dari halaman ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.6 Halaman Devices

Pada Gambar 4.6 yang merupakan screenshot dari halaman devices dapat dilihat daftar dari perangkat-perangkat yang telah didaftarkan pada sistem Cacti. Pada halaman ini dapat dilakukan penambahan perangkat. Setelah perangkat ditambahkan, maka akan muncul secara otomatis pada halaman ini. Juga ditampilkan status, hostname atau alamat device, current ping, average ping dan

availability dari tiap perangkat. Pada halaman ini sudah bisa dilakukan monitor

terhadap perangkat yang up atau down. Tetapi pada halaman ini tidak tersedia

voice alert. Oleh karena itu perlu diinstal sebuah plugin yang bernama Monitor

untuk memudahkan untuk pemantauan dan sudah dilengkapi voice alert.

4.4.3 Halaman Konfigurasi Device

Gambar

Gambar 2.6 Tujuh Layer OSI
Tabel 2.1 Tabel Port
Gambar 2.9 Server
Gambar 3.1 Flowchart Gambaran Umum Sistem Cacti Sebagai Administrator
+7

Referensi

Dokumen terkait